PROPOSAL TESIS
Oleh:
FITRIA ROMADLONA
NIM : 2001018033
ii
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH
DAN DANA ALOKASI UMUM SERTA DANA BAGI HASIL
TERHADAP BELANJA MODAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PROPOSAL TESIS
Oleh:
FITRIA ROMADLONA
NIM : 2001018033
ii
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH
DAN DANA ALOKASI UMUM SERTA DANA BAGI HASIL
TERHADAP BELANJA MODAL DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
Diajukan oleh:
FITRIA ROMADLONA
NIM: 2001018033
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Adi Wijaya, S.E., M.Si Dr. Rahcmad Budi Suharto, SE.,SH., M. Si
NIP. 19600606 198803 1 001 NIP. 19801108 200501 1 001
Mengetahui,
Ketua Program
Magister Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Mulawarman
ii
KATA PENGANTAR
Saya panjatkan puji dan rasa syukur saya atas kehadirat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang maha pengasih lagi maha penyayang karena
atas segala limpahan berkat, rahmat, ridha dan karunia-Nya proposal
penelitian dengan judul “Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi
Umum serta Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal dan Dampaknya
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Kutai Kartanegara” yang
bertujuan untuk menyempurnakan studi akhir magister ekonomi dapat
terselesaikan sesuai dengan rencana waktu yang ditentukan.
Dalam menyelesaikan Proposal Tesis ini, saya mendapat bimbingan
dan arahan bantuan dari berbagai pihak, oleh karenanya penulis
mengharapkan saran dan masukan yang membangun untuk
menyempurnakan proposal tesis ini. Semoga proposal tesis ini dapat
diterima guna diambil manfaatnya dan diterapkan ilmunya untuk kita
semua. Akhir kata dalam kesempatan ini dengan kerendahan dan ketulusan
hati saya ucapkan terimakasih atas kerjasamanya yang baik kepada :
1. Kepada Bapak Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas
Mulawarman
2. Kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono selaku Wakil
Rektor Bidang Akademik Universitas Mulawarman.
3. Kepada Ibu Prof. Dr. Syarifah Hudayah, M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
4. Kepada Ibu Felisitas Defung, SE., MA., Ph.D selaku Wakil Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
5. Kepada Bapak Dr. H. Irwansyah, SE,, MM selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
6. Kepada Bapak Dr. Zainal Abidin, SE., MM selaku Wakil Dekan III
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman.
7. Kepada Bapak Dr. H. Adi Wijaya, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Selaku Pembimbing I yang telah bersedia membimbing
penulis memberikan arahan dan informasi sehingga proposal tesis ini
ii
selesai dengan baik, semoga selalu dalam lindungan-Nya diberikan
Kesehatan dan kelancaran atas semua aktivitas yang dijalankan.
8. Kepada Ibu Dr. Diana Lestari, SE., M.Si selaku Koordinator Prodi S2
Ilmu Ekonomi.
9. Kepada Bapak Dr. Rahcmad Budi Suharto, SE.,SH., M. Si selaku
Pembimbing II yang telah bersedia untuk membenahi penulisan
proposal tesis ini selesai dengan baik, semoga selalu dalam lindungan-
Nya diberikan Kesehatan dan kelancaran atas semua aktivitas yang
dijalankan.
10. Kepada Seluruh staff Tata Usaha dan Akademuk Fakultas Ekonomi
Magister Ilmu Ekonomi yang telah memberikan bantuan jasa layanan
terbaiknya dari masa perkuliahan hingga penyusunan proposal tesis ini
terselesaikan.
11. Kepada kedua orang tua dan Suami yang tiada hentinya untuk memberi
dukungan moril serta materil, kasih sayang, kesabaran, serta perhatian
dari proses studi ini.
12. Segenap sahabat seperjuangan yang saling membantu khususnya di
program S2 Magister Ilmu Ekonomi Angkatan 34 Universitas
Mulawarman.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
membantu jalannya proses pembuatan proposal ini.
Penulis sangat menyadari adanya kekurangan dan kelemahan dari
penulisan proposal tesis ini, penulis berharap adanya masukan baik berupa
kritik maupun saran untuk penyempurnaan tulisan ini ke depan. Apapun
masukan itu akan sangat berguna untuk perbaikan tulisan ini, diharapkan
tulisan ini menjadi karya yang bermanfaat khususnya bagi diri penulis dan
umumnya bagi para pembaca.
ii
Samarinda, April 2022
Penyusun
Fitria Romadlona
ii
DAFTAR ISI
ii
3.2. Definisi Operasional Variabel ............................................................................. 40
3.3. Jangkauan Penelitian ........................................................................................... 41
3.4. Sumber Data ......................................................................................................... 42
3.5. Rincian Data yang Diperlukan ............................................................................ 42
3.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 43
3.7. Metode Analisis Data .......................................................................................... 43
3.8. Uji Kesesuaian ..................................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 57
ii
DAFTAR TABEL
ii
DAFTAR GAMBAR
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk
Domestik Regional Bruto pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada
suatu daerah.
melalui besaran angka yang tercantum dalam tabel Produk Domestik Regional
Bruto. Produk Domestik Regional Bruto diartikan sebagai totalitas dari akumulasi
barang dan jasa yang dihasilkan daerah pada siklus perekonomiannya. (Kartika
dan Dwirandra, 2014). Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga konstan
membuka peluang kerja sama pada masyarakat (sebagai investor atau pekerja
Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km² dan luas perairan sekitar 4.097
2
Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dari tahun 2011-2020
menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga konstan
2020 mengalami kontraksi 4,4% menjadi Rp 120 triliun pada 2020 dibanding
89,15 triliun atau sekitar 59,81% dari PDRB pada 2020 dan perekonomian pada
calon Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara pada tahun 2020 ditopang oleh Sektor
juga dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu penentu selanjutnya adalah belanja
modal dan sumber dana yang mendukung tersedianya sarana dan prasarana
dalam rangka memperoleh atau menambah aset tetap dan/atau aset lainnya yang
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan) serta melebihi
batasan nilai minimum kapitalisasi dan Sumber dana bagi daerah otonomi
3
pendapatan yang sah. Dana perimbangan atau dana transfer terdiri dari dana
Perimbangan menyebutkan Dana Bagi Hasil ialah dana yang bersumber dari
Desentralisasi. Dana Bagi Hasil bersumber dari pajak meliputi penerimaan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 Wajib Pajak Orang Pribadi
Dalam Negeri (WPOPDN) serta Pajak Penghasilan Pasal 21 dan sumberdaya alam
Kehutanan, Mineral dan Batu Bara, Minyak Bumi dan Gas Bumi, Pengusahaan
pemerintah pusat mentransfer dana berupa dana alokasi umum dan dana bagi hasil
secara efektif dan efisien untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan
public di daerah yang disertai dengan pertanggung jawaban penggunaan dana dan
daerah, dan dana alokasi umum beserta dana bagi hasil yang di transfer
Dana Alokasi Umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal dan
Berdasarkan latar belakang apa yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
Kutai Kartanegara?
Kutai Kartanegara?
10. Apakah Dana Bagi Hasil secara tidak langsung berpengaruh terhadap
Kartanegara?
Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dari
Kartanegara.
Kartanegara.
10. Mengetahui dan menganalisis secara tidak langsung pengaruh Dana Bagi
Pertumbuhan Ekonomi.
ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
masukan dan perbandingan dalam penyusunan tesis ini baik secara langsung
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Alat Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian Penelitian Analsisis
1. Rahmah AR Pengaruh PAD, Variabel Analisis -Variabel PAD, DAU,
dan Basri DAU dan DBH Independen: Regresi dan DBH secara bersama-
Zein (2016) terhadap PAD (x1), Linier sama (simultan)
pertumbuhan DAU (x2), Berganda berpengaruh terhadap
ekonomi Di DBH (x3) pertumbuhan ekonomi di
Provinsi Aceh Variabel Aceh
Dependen: -Variabel PAD, DAU,
Pertumbuhan dan DBH secara masing-
ekonomi (y1) masing (parsial)
berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi di
Aceh
-Variabel PAD
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Aceh
-Variabel DAU
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Aceh
- Variabel DBH
berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan
ekonomi di Aceh
3. Nadiah Dwi Pengaruh PAD, PAD, DAU, Analisis PAD, DAK dan daerah
Ratno dan DAU, DAK, DAK, DBH, Regresi berpengaruh positif dan
Jacobus DBH, Luas Luas Wilayah, Berganda signifikan terhadap
Widiatmoko Wilayah Belanja Modal signifikan terhadap
(2019) terhadap dan Pengeluaran Modal, DAU
Belanja Modal Pertumbuhan dan DBH tidak
dan Dampaknya Ekonomi berpengaruh terhadap
pada Pengeluaran Modal,
Pertumbuhan Pengeluaran Modal
Ekonomi memiliki pengaruh
negatif yang signifikan
terhadap Pertumbuhan
Ekonomi. Pengujian
variabel kontrol
menunjukkan bahwa
hubungan antara Indeks
Pembangunan Manusia
tidak berpengaruh pada
Pertumbuhan Ekonomi,
sedangkan Investasi
Asing Langsung memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap yang
PAD, DAK dan daerah
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
signifikan terhadap
10
“Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum Dan Dana Bagi Hasil
untuk menguji dan memperoleh bukti empiris dari pengaruh pendapatan asli
daerah, dana alokasi umum dan dana bagi hasil terhadap pertumbuhan
ekonomi. Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pendapatan asli daerah, dana alokasi umum dan
pengaruh yang signifikan terhadap belanja modal, hal ini ditunjukkan dengan
pengaruh yang signifikan sebesar 0,001 < 0,05 nilai probabilitas. DAU
ditunjukkan dengan pengaruh yang signifikan sebesar 0,021 < 0,05 nilai
Modal dengan nilai signifikansi 0,381 > nilai probabilitas 0,05. DAK tidak
> nilai probabilitas 0,05. SILPA tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja
Modal dengan nilai sig 0,305 > nilai probabilitas 0,05. Sedangkan melalui Uji
F PAD, DBH, DAU, DAK, dan SILPA secara simultan memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap belanja modal dengan nilai sig 0,000 < nilai
berjudul “ Pengaruh PAD, DAU, DAK, DBH, Luas Wilayah terhadap Belanja
dengan objek Provinsi / Wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali pada tahun 2012-
Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum Terhadap Belanja Modal Serta
5. Maheni dan Maryono (2021) yang berjudul “Pengaruh PAD, DAU, DAK
terhadap belanja modal. DAU dan DAK tidak berpengaruh terhadap belanja
penduduk, dan dapat kita lihat dari output yang meningkat, perkembangan
teknologi, dan berbagai inovasi di bidang social. PDB digunakan untuk berbagai
tujuan tetapi yang terpenting adalah untuk mengukur kinerja perekonomian secara
keseluruhan. Jumlah ini akan sama dengan jumlah nilai nominal dari konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah untuk barang dan jasa serta ekspor netto.
penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode
tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. Produk
Domestik Regional Bruto pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau merupakan
jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi pada
suatu daerah.
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga
pada tahun berjalan, sedang Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga
konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung
15
menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
suatu daerah. Sementara itu, Produk Domestik Regional Bruto konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara rill dari tahun ke tahun atau
pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi oleh factor harga. Suatu Negara
kedua abad ke-18 dan permulaan abad ke-20 lazim digolongkan sebagai kaum
Klasik. Kaum Klasik itu sendiri di bedakan atas dua golongan yaitu Klasik dan
Adam Smith, David Ricardo, Robert Malthus, dan John Stuart Mill. Ahli-ahli
output, yang harus dilakukan adalah investasi barang modal dan sumber daya
Pandangan Adam Smith dalam bukunya yang berjudul An Inqury into the
bahwa apabila pembangunan sudah terjadi, maka proses tersebut akan terus
pandangan yang lebih pesimis tentang akhir dari proses pembangunan dalam
jangka panjang. Kedua ahli ekonomi klasik ini berpendapat bahwa dalam jangka
barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam, sera tingkat teknologi yang
pengembalian modal dari investasi yang dibuat adalah tinggi. Maka pengusaha
akan mendapat keuntungan yang besar. Ini akan menimbulkan investasi baru, dan
pertumbuhan ekonomi terwujud. Keadaan seperti ini tidak akan terus menerus
mencapai tingkat kemakmuran yang sangat rendah. Apabila keadaan ini dicapai,
(subsistence).
Akan tetapi apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang
terus bertambah akan menyebabkan pada suatu jumlah penduduk yang tertentu
produksi marginal telah sama dengan pendapatan perkapita. Pada keadaan ini
2. Teori Schumpeter
ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan
oleh pengusaha. Inovasi di sini berarti perbaikan teknologi dalam arti luas,
misalnya penemuan produk baru dan pembukaan pasar baru. Inovasi tersebut
panga pasar, mengembangkan sumber bahan mentan yang baru, serta pengadaan
19
kegiatan perekonomian.
3. Teori Harrod-Domar
sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori Harrod-Domar
penuh.
2. Perekonomian terdiri dari dua sektor yaitu sektor rumah tangga dan sektor
perusahaan.
pertambahan kemahiran dan kepakaran para tenaga kerja, bukan ditentukan oleh
3. Tidak ada perdagangan luar negeri atau aliran keluar masuk barang modal
Belanja modal telah diukur dan disajikan dalam rupiah pada laporan realisasi
memperoleh aset tetap dan aset lainnya yang penggunaan dan manfaatnya lebih
dari satu periode akuntansi. Belanja modal terdiri dari belanja modal tanah,
belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal bangunan dan gedung, belanja
modal jalan, irigasi dan jaringan, belanja aset tetap lainnya dan belanja aset
lainnya.
belanja modal tanah, belanja modal peralatan dan mesin, belanja modal bangunan
dan gedung, belanja modal jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja fisik lainnya.
Jumlah nilai belanja yang dikapitalisasi menjadi aset tetap dalah semua belanja
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (Erlina & Rasdianto,
2013). Pemerintah daerah harus mengalokasikan belanja modal lebih tinggi dari
belanja rutin yang relativ kurang produktif. Tetapi pada kenyataannya, masih
banyak daerah yang pengeluaran belanja modalnya lebih rendah dibanding dengan
Modal disesuaikan dengan kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana baik
Varian Belanja Modal adalah selisih dari anggaran Belanja Modal dengan
anggaran melebihi real cost saat anggaran itu disusun. Pada umumnya varian
22
2006:88).
penerimaan pajak yang berisi pajak daerah dan pos retribusi daerah, pos
penerimaan non pajak yang berisi hasil perusahaan milik daerah, pos penerimaan
investasi serta pengelolaan sumber daya alam. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
merupakan semua penerimaan daerah yang berasal dari sumber ekonomi asli
daerah.
penerimaan daerah dari hasil pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milk
Pendapatan Asli Daerah yang sah. Pengembangan dan pengalian potensi PAD
idealnya menjadi sumber utama pendapatan lokal, sumber dari pendapatan lain
saat ini masih banyak masalah yang di hadapi pemerintah daerah terkait dengan
4. Berkurangnya dana bantuan dari pusat (DNU dari pusat yang tidak
mencukupi)
ekonomi yang tinggi, dengan peningkatan nilai investasi yang tinggi setiap tahun,
akan memberikan kontribusi cukup besar terhadap pajak dan atau PDRB.
1. Pajak daerah
24
1997 pengertian Pajak Daerah adalah: iwaran wajib yang dilakukan ole
orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
a) Pajak hotel,
b) Pajak restoran,
c) Pajak hiburan,
d) Pajak reklame,
g) Pajak Parkir.
2. Retribusi daerah
meliputi:
mencakup:
negara/BUMN.
daerah selain yang disebut di atas. Jenis pendapatan ini meliputi objek
pendapatan berikut:
b) Jasa giro.
c) Pendapatan bunga.
f) Penerimaan kewangan dari selisih nilai tukar rupiah, mata uang asing.
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari penerimaan
kepada daerah.
pemerintah kepada pemerintah daerah yang bersumber dari pendaptan apbn, yang
25% dari penerimaan dalam negeri yang diterapkan dalam apbn. Dana Alokasi
Umum (DAU) ini merupakan seluruh alokasi umum daerah provinsi dan daerah
Dana Alokasi Umum (DAU) Pasal 1UU RI No.33 Tahun 2004 tentang
menyebutkan bahwa DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN
26% yang kemudian disalurkan kepada provinsi sebesar 10% dan kabupaten atau
kota sebesar 90% dari total DAU. Hal ini sesuai dengan PP No.55 Tahun 2005
Pasal 37 yaitu:
belum dapat dihitung secara kuantitatif, proporsi DAU antara provinsi dan
celah fiscal (fiscal gap) yaitu selisih antara kebutuhan fiskal (fiscal needs)
DAU = AD + CF
Keterangan:
29
AD = Alokasi Dasar
CF = Celah Fiskal
Sipil Daerah tahun sebelumnya (t-1) yang meliputi gaji pokok dan
PNS yang berlaku. Celah Fiskal (CF) merupakan selisih dari kebutuhan
fiskal dengan kapasitas fiscal (KbF –KpF). Dengan demikian, daerah yang
sementara kebutuhan
Pasal 1 ayat 20 UU No. 33 tahun 2004 menyatakan dana bagi hasil (DBH)
yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
dengan prinsip menurut sumbernya, dalam arti bahwa bagian daerah atas
berlaku untuk semua komponen DBH, kecuali DBH perikanan yang dibagi sama
rata ke seluruh kabupaten/kota. Selain itu, penyaluran DBH baik pajak maupun
berjalan.
30
DBH Sumber daya alam. DBH yang bersumber dari pajak terdiri atas penerimaan
pajak bumi dan bangunan, bea perolehan ha katas tanah dan bangunan dan pajak
penghasilan pasal 25 dan pasal 29 wajib pajak orang pribadi dalam negeri dan PPh
pasal 21. Alokasi DBH perpajakan ditetapkan dalam peraturan menteri keuangan.
DBH perpajakan yang menjadi dasar penerbitan DIPA untuk penyaluran triwulan
I, II dan III atau tahap I/II atas bagian pemerintah pusat yang disalurkan Kembali
ke daerah dan atas bagian daerah. Pada akhir tahun anggaran Menteri keuangan
DBH ini dilakukan berdasarkan prinsip by origin yam berarti daerah penghasil
mendapat porsi yang lebih bear dari daerah lain dalam provinsi tersebut.
bagian pemerataan dengan porsi tertentu sesuai dengan yang ditetapkan dalam UU
No.33/2004.
prinsip based on actual revenue. Secara lebih terperinci, terdapat 3 jenis DBH
pajak. Pertama, DBH Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). DBH PBB berasal dari
dikelola oleh daerah. Kedua. DBH Pajak Penghasilan (DBH PPl). DBH PPh
berasal dari penerimaan PPh yang dikelola oleh pemerintah pusat melalui
Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Penerimaan PPh tersehut meliputi PPh Pasal 21.
PPh Pasal 25 dan Pasal 29. Keriga, DBH Cukai Hasil Tembakau (DBH CHT).
DBH CHT adalah transfer dari pusat yang dialokasikan kepada provinsi penghasil
cukai dalam hal ini provinsi penghasil tembakau. Ketentuan lebih lanjut mengenai
Dana bagi hasil sumber daya alam dibagi dengan imbangan daeraqh penghasil
mendapatkan porsi lebih besar, dan daerah lain (dalam provinsi yang
berasal dari sumber ekonomi asli daerah (Halim, 2002) yaitu pajak dan retribusi
Modal, karena apabila Pendapatan Asli Daerah yang diperoleh dari saluran
masyarakat melalui pajak daerah, retribusi daerah dan lainlain meningkat maka
Belanja Modal sebagai fasilitas masyarakat juga akan meningkat selaras dengan
Hasil Penelitian yang dilakukan oleh Metta Maheni dan Maryono (2021)
Menurut Metta Maheni dan Maryono (2021) PAD berpengaruh positif dan
signifikan terhadap signifikan terhadap belanja modal. DAU dan DAK tidak
proporsi DAU terhadap peneriman daerah masih yang tertinggi dibanding dengan
penerimaan daerah yang lain, termasuk PAD (Adi, 2006, dalam Harianto dan Adi,
2007). Hal ini berarti bahwa daerah masih tergantung pada transfer yang diberikan
Harianto dan Adi (2007), Darwanto dan Yustikasari (2007), dan Solikin (2007)
dan Putro (2011) menunjukkan bahwa DAU sangat berpengaruh terhadap Belanja
Modal. Variabel DAU berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal hal ini
disebabkan karena adanya transfer DAU dari Pemerintah pusat maka Pemerintah
(Putro, 2011). Namun Moisio (2002 dalam Abdullah dan Halim, 2006)
pihak lain (seperti grant atau transfer). Oleh karena itu hipotesis DAU terhadap
Belanja Modal:
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
2017). Dana Bagi Hasil dapat digunakan sesuai kegiatanya dengan menerapkan
steward dengan tujuan memuaskan pemilik dengan kata lain yang dimaksud yaitu
Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Belanja
Modal.
terhadap Belanja Modal. Dana Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap Belanja
Modal. Hasil dari penelitian ini berpengaruh positif, yang menunjukkan bahwa
semakin tinggi variabel PAD, DAU, DAK, dan DBH maka alokasi Belanja Modal
pemerintah pusat, mereka juga menggunakan sumber dananya sendiri yaitu PAD.
kemungkinan untuk memiliki pendapatan perkapita yang lebih baik. Apabila suatu
daerah PADnya meningkat maka dana yang dimiliki pemerintah akan meningkat
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Edy Susanto dan Marhamah (2016)
di Jawa Timur.
Menurut Edy Susanto (2016) bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh
dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, untuk mengatasi ketimpangan fiscal ini
perimbangan dari pemerintah ini adalah dana alokasi umum (DAU) yang
umum (DAU). Setiap dana alokasi umum (DAU) yang diterima pemerintah
daerah akan ditunjukkan untuk belanja pemerintah daerah, salah satunya adalah
belanja modal. Hal ini tidak jauh berbeda dengan peran Pendapatan Asli Daerah
ekonomi karena nilai DAU pada umumnya lebih besar dari pada kontribusi PAD.
36
Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan
dan Smith (2008), kemiskinan yang terjadi akibat dari interaksi tingkat
pendapatan nasional rendah, dan laju pertumbuhan ekonominya lambat hal ini
daerah. Besaran Dana Bagi Hasil (DBH) yang dialokasikan pada anggaran belanja
daerah yang efektif dapat memacu pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan fiskal
tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Hal ini bertujuan
Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
jika pada suatu daerah Belanja Modal meningkat maka Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi.
yang dipakai sebagai landasan berfikir dalam suatu kegiatan penelitian, yang akan
pada suatu variabel dimana dalam teori terkandung penjelasan mengenai jenis dari
setiap variabel.
38
Pendapatan Asli
Daerah (X1)
Pertumbuhan
Dana Alokasi Belanja
Ekonomi
Umum (X2) Modal (Y1)
(Y2)
Dana Bagi
Hasil(X3)
dan Tujuan dari penelitian ini dan dikaitkan dengan pengamatan empiris
berikut :
Kartanegara.
40
BAB III
METODE PENELITIAN
pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil
variabel diukur sehingga peneliti dapat mengetahui baik atau buruk pengukuran
tersebut. Definisi operasional dari variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
Pajak yang berisi Pajak Daerah dan Pos Retribusi Daerah, Pos Penerimaan
Non Pajak yang berisi hasil perusahaan milik daerah, Pos Penerimaan
memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan) serta
atas harga konstan menurut lapangan usaha yang dinyatakan dalam persen.
waktu 10 (sepuluh) tahun, antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dengan
dibutuhkan tentang Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum, Dana Bagi
tahun 2011 sampai dengan tahun 2020 dan data Pertumbuhan Ekonomi di Badan
Agar dapat diperoleh sasaran dalam penulisan ini maka untuk dapat
2011-2020.
2011-2020.
4. Data jumlah Dana Bagi Hasil Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2011-
2020.
2020.
2011-2020.
sebagai berikut :
memperoleh data atau informasi yang diperlukan, baik data yang sudah
hubungan antara Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi
Pertumbuhan Ekonomi.
44
digunakan untuk menganalisis pola hubungan antar variable dengan tujuan untuk
2. Hanya sistem aliran kausal satu arah artinya tidak ada arah kausalitas yang
berbalik.
3. Variable terikat (endogen) minimal dalam skala ukur interval atau rasio.
(goodness fit).
sebagai berikut :
46
Pendapatan Asli
Daerah (X1)
ρ y2x1
ρ y1x1
2
Pertumbuhan
Dana Alokasi ρ y1x2 Belanja y2y1
Ekonomi
Umum (X2) Modal (Y1)
(Y2)
ρ y2x2
ρ y1x3
ρ y2x3
Dana Bagi Hasil
(X3)
Diagram jalur dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) model jalur sub
structural, yakni model jalur sub struktur 1 dan model jalur sub struktur 2.
Persamaan structural kedua model sub struktur penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Diagram model jalur sub struktur 1 dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
47
Pendapatan Asli
Daerah (X1) ρ y1x1
1
Gambar 3.2 Hubungan Kausal Empiris Antar Variabel Model Jalur Sub
Struktur -1
Pendapatan Asli
Daerah (X1) ρ y2x1
2
Belanja Modal
(Y1)
Gambar 3.3 Hubungan Kausal Empiris Antar Variabel Model Jalur Sub
Struktur -2
𝑌2 = ρ y2 x₁ + ρ y2 x₂ + ρ y2 x3 + ρ y2 y1 + e2
Dimana :
analisis regresi linier berganda, yaitu uji kesesuaian (goodness of fit) dan
Dalam penelitian ini menggunakan 4 (empat) uji asumsi klasik yaitu uji
heteroskedastisitas.
1) Uji Normalitas
karena data yang baik adalah data yang berdistribusi normal. Menurut
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
a. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) kurang dari 0,05 maka H dapat
b. Jika nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih dari 0,05 maka H dapat
2) Uji Multikolinieritas
a. Nilai R2 yang dihasilkan dalam suatu model regresi sangat tinggi atau
variabel independen terdapat korelasi yang cukup tinggi (di atas 0.95)
c. Melihat nilai tolerance dan variance inflation faktor (VIF). Nilai yang
Ghozali (2012) adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai
VIF ≥ 10.
3) Uji autokorelasi
autokorelasi ini adalah Uji Durbin Watson (DW). Uji Durbin Watson (DW)
dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai Durbin Watson (d) yang
didapat dari hasil SPSS dan nilai DW tabel. Nilai DW tabel dapat diperoleh
dengan melihat batas atas (du) dan batas bawah (dl), dan jumlah variabel
4) Uji Heteroskedastisitas
52
pengamatan yang lain (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik adalah
model regresi yang tidak terjadi heteroskedastisitas, atau dengan kata lain
dengan melihat grafik scatterplot atau nilai prediksi variabel terikat yaitu
SRESID dengan residual error yaitu ZPRED. Jika tidak ada pola tertentu
dan tidak menyebar di atas dan di bawah angka nol di sumbu y, maka tidak
a. Bila F hitung > F tabel atau profitabilitas < nilai signifikasi(Sig C 0,05), maka
variabel dependen.
53
b. Bila F hitung < F tabel atau profitabilitas > nilai signifikan (Sig < 0,05), maka
dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Di uji statistik t, nilai t hitung
a. Bila t hitung > t tabel atau profitabilitas < tingkat signifikansi (Sig < 0,05),
b. Bila t hitung < t tabel atau profitabilitas > tingkat signifikansi ( Sig > 0,05),
3. Koefisien Determinasi (R 2)
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan di
54
variabel bebas lebih dari dua dan digunakan untuk mengukur seberapa jauh
variable model jalur dalam penelitian ini menggunakan nilai beta variable yang
langsung maupun tidak langsung dalam kerangka path analysis, sedangkan bersifat
non kausalitas atau hubungan non korelasi yang terjadi antar variable eksogen
b. Indirect causal effect (pengaruh kausal tidak langsung) adalah pengaruh satu
c. Total causal effect (pegaruh kausal total) adalah jumlah dari pengaruh
Perhitungan pengaruh kausalitas antar variable model jalur dalam penelitian ini
sebagai berikut :
X1 Y1 ρy1 x1 ρy1 x1
X2 Y1 ρy1 x2 ρy1 x2
X3 Y1 ρy1 x3 ρy1 x3
Y1 Y2 ρy2 y1 ρy2 y1
versi 23.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, S., & Nazry, R. (2015). Analisis Varian Anggaran Pemerintah Daerah-
Penjelasan Empiris dari Perspektif Keagenan. Jurnal Samudera Ekonomi
dan Bisnis, 2(2), 272-283.
Budi, Santoso, 2013, Pengaruh Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana
Perimbangan Daerah terhadap Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran dan
Kemiskinan Pada 33 Provinsi Di Indonesia. Jurnal Keuangan dan Bisnis
Vol. 5, No. 2, Juli. Universitas Tri Sakti, Jakarta.
Dewi,Ni Wayan Nuryanti dan Made Kembar Sri Budhi. 2015. Pengaruh
Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Bagi Hasil Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Melalui Belanja Langsung Di Provinsi Bali. E-Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, 4 (11), 1391-1420.
Erlina., & Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual. Medan: Brama
Ardian
Ghozali, I. (2018) Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS 25.
9th edn. Semarang: Universitas Diponegoro.
Halim, A. (2009). Akuntansi Keuangan Daerah Cetakan Ketiga. Jakarta Selatan: Salemba
Empat.
Heliyanto, Firnandi dan N. Handayani. 2016. Pengaruh PAD, DAU, DAK dan
DBH Terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi : Vol.5(3), ISSN : 2460-0585.
Irvan, I Putu dan Ni Luh Karmini. 2019. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah,
Dana Perimbangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja
Modal sebagai Variabel Intervening. E-Jurnal Ekonomi Pembangunan
Universitas Udayana , Vol. 5, No. 3.
Jaya, I P.N Panji Kartika dan A.N.B Dwiandra. 2014. Pengaruh Pendapatan Asli
Daerah Pada Belanja Modal Dengan Pertumbuhan Ekonomi Sebagai
Variabel Pemoderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 7 (1),
79-92
Keputusan Presiden No 12, Tahun 2020, Tentang Penetapan Bencana Nonalam
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Sebagai Bencana
Nasional
Maheni, Metta & Maryono. 2021. Pengaruh PAD, DAU, DAK Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi dengan Belanja Modal sebagai Variabel
Intervening. ‘Proceeding SENDIU 2021’, Proceeding SENDIU, l(2), pp.
978–979.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55, Tahun 2005, Tentang Dana
Perimbangan
Retno, Nadiah Dwi dan Jacobus Widiatmoko. 2019. Pengaruh PAD, DAU, DAK,
DBH, Luad Wilayah terhadap Belanja Modal dan Dampaknya pada
Pertumbuhan Ekonomi. Dinamika Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, ,
Vol. 8, No. 1, Hal: 23 - 35
Sulaiman, Muz’an. 2020. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi
Umum Terhadap Belanja Modal Serta Dampaknya Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Barat.
Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan 2020
Susanto, Edy dan Marhamah. 2016. Jurnal STIE Semarang, Vol 8, No. 1, ISSN:
2252-826
Talutta, Dessyana Lourine dkk. 2021. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Perimbangan, dan SILPA terhadap Belanja Modal dan Dampaknya
kepada Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah Kota Kupang
Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmiah Wahana Bhakti Praja, Vol.
8, No. 1, ISSN 2614-0241
Widiasih, N.N dan Gayatri. 2017. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil Pada Belanja Modal Kabupaten/Kota di
Provinsi Bali. E- Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, Vol.18(3), ISSN
:2302-8556