Diajukan Oleh
Adetiya Sabrina M Nur
NIM: 195168001
Kepada
PROGAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
PROGAM MAGISTER TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2023
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Drs. Dwi Suhartanto,MCM., Ph.D.. Dr. Dian Imanina Burhany, S.E., M.Si.Ak
NIP.196110031988111001 NIP: 196912181994032001
I
KATA PENGANTAR
II
DAFTAR ISI
DAMPAK GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA COORPORATE
SUSTAINABILITY REPORTING DISCLOSURE DAN PENGARUHNYA
TERHADAP PROFITABILITAS SEKTOR MANUFAKTUR SYARIAH...........I
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
ABSTRAK..............................................................................................................V
DAFTAR TABEL..................................................................................................VI
DAFTAR GAMBAR............................................................................................VII
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................6
2.1.7 Profitabilitas.....................................................................................10
III
2.2 Model Penelitian......................................................................................11
BAB III..................................................................................................................14
METODE PENELITIAN.......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
IV
ABSTRAK
V
DAFTAR TABEL
Tabel 1......................................................................................................................2
Tabel 3.1 Model Input Variabel CSRD GRI 3.0................................................... 15
Tabel 3.2 variabel Operational ..............................................................................16
VI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Emisi Karbon Dioksida Historis Dari Pembakaran Bahan Bakar Fosil
Dunia Dan Proses Industri Dari 1758 Hingga 2020.................................................2
Gambar 2.1 Model Penelitian................................................................................11
VII
VIII
BAB I.
PENDAHULUAN
1
fokus dalam penelitian dibidang CSR . Fokus studi saat ini yaitu pada eksplorasi
terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Dan studi mengenai cara
mengukur CSR Disclosure (CSRD) ditinggalkan (Khlif & Souissi, 2010).
Sebagaimana grafik pada gambar 1.1 mengenai emisi akibat dari pembakaran fosil
dan dampak proses industri sebagai berikut
Gambar 1.1 Emisi Karbon Dioksida Historis Dari Pembakaran Bahan Bakar
Fosil Dunia Dan Proses Industri Dari 1758 Hingga 2020
(in billion metric tons)
2
CSR berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan berupa return on assets
(ROA) pada perusahaan (Fayad et al., 2017) dan perusahaan secara umum (Ho et
al., 2019; Janamrung & Issarawornrawanich, 2015; Mahrani & Soewarno, 2018;
Maqbool & Hurrah, 2020; Oware & Mallikarjunappa, 2019) Namun penelitian
lain menemukan pengaruh negatif CSR terhadap ROA (Fahad dan Busru, 2021).
Tarigan & Samuel; (2018) melakukan pengujian terhadap 45 perusahaan yang
rutin melakukan publikasi laporan keuangan hubungannya terhadap kinerja
keuangan dengan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel Economic,
dan berpengaruh negatif terhadap variabel lingkungan dan sosial (Tarigan &
Semuel, 2018). Ukuran kinerja keuangan lainnya yang penting bagi perusahaan
adalah non performing loan (NPL) atau pada perusahaan manufaktur syariah
dinamakan non performing finance (NPF). Penelitian Ho et al. (2019) menemukan
CSR berpengaruh negatif terhadap NPL yang berarti semakin tinggi
pengungkapan tanggung jawab sosial maka semakin rendah NPL.
Ada dua kelompok perusahaan sector manufaktur di bursa efek Indonesia,
yaitu manufaktur syariah dan non syariah. Meskipun sama jenis yakni manufaktur
yang terdaftar yakni Industri dasar & kimia, Aneka Industri dan Industri barang
konsumsi, namun ada aturan tambahan yang di tetapkan berdasarkan Fatwa
Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Disebutkan
didalam Keputusan DSN-MUI tentang Pasar Modal yaitu Keputusan Nomor
40/DSN-MUI/X/2003. Salah satu butir keputusan itu menyebutkan bahwa
perusahaan publik yang sahamnya masuk kriteria syariah harus memiliki jenis
usaha, produk barang atau jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Berdasarkan masalah
yang dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh corporate
governance terhadap CSRD, dan pengaruh CSRD terhadap profitabilitas.
Penelitian ini dilakukan pada sektor manufaktur kriteria syariah yang tercatat di
BEI selama periode 2016 hingga 2021.”
3
I.2 Rumusan Masalah & Pertanyaan Penelian
Dikarenakan fenomena di atas, maka pertanyaan penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Apakah corporate governance yang diproksi dengan variabel institutional
ownership berdampak pada CSRD perusahaan manufaktur kriteria
Syariah?
2. Apakah corporate governance yang diproksi dengan variabel independent
board of commissioners berdampak pada CSRD perusahaan manufaktur
kriteria Syariah?
3. Apakah corporate governance yang diproksi dengan variabel board of
directors size berdampak pada CSRD perusahaan manufaktur kriteia
Syariah?
4. Apakah CSRD berpengaruh terhadap capaian kinerja keuangan
perusahaan manufaktur kriteia Syariah?
4
1. Urgensi praktis adalah diharapkan menambah refrensi dan dukungan
empiris pengungkapan corporate governance yang dibangun dan
dikembangkan perusahaan pertambangan kriteria Syariah diharapkan
menjadi pendorong utama bagi manajemen dalam menjalankan CSRD.
Dengan demikian, penting dan menarik untuk dilakukan penelitian
tentang corporate governace sebagai faktor determinan CSRD dan
pengaruh CSRD terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur
kriteria Syariah di Bursa Efek Indonesia.
2. Urgensi teoritis adalah Sektor manufaktur kriteria syariah ditetapkan
berdasarkan Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Ulama Indonesia
(DSN-MUI). Keputusan DSN-MUI Nomor 40/DSN- MUI/X/2003
tentang Pasar Modal, yang menyebutkan bahwa perusahaan publik yang
sahamnya masuk kriteria syariah harus memiliki jenis usaha, produk
barang atau jasa yang diberikan dan akad serta cara pengelolaannya
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
3. Urgensi operational berupa hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan untuk meningkatkan tatakelola perusahaan yang dibangun
dan dikembangkan perusahaan pertambangan kriteria Syariah
diharapkan menjadi pendorong utama bagi manajemen dalam
menjalankan CSRD.
5
KAJIAN PUSTAKA
6
II.1.2Teori Legitimasi
Teori legitimasi adalah skema yang sering diperdebatkan untuk
menggambarkan fenomena sosial dan lingkungan sukarela pengungkapan dalam
komunikasi bisnis (Campbell et al., 2003). Legitimasi dapat diartikan sebuah
asumsi umum suatu kebijakan yang diambil perusahaan dianggap benar atau
sesuai dalam beberapa sistem nilai kebercayaan dan norma kebenaran yang
bentuk secara sosial (Sep et al., 2008). Demikian pula, (Bukhari et al., 2020)
(Palazzo & Scherer, 2006) mendefinisikan legitimasi sebagai: “Legitimasi dapat
dipahami sebagai konfirmasi norma, nilai, dan harapan sosial”. Dalam konsep
(Burlea-schiopoiu & Popa, 2013), Teori Legitimasi merupakan kerangka kerja
yang membantu organisme dalam implementasi dan penciptaan sosial dan
penerimaan sukarela lingkungan untuk mencapai kontrak sosial mereka yang
menjamin penerimaan mereka dan keberhasilan dalam sebuah lingkungan yang
sangat kompetitif. Teori Legitimasi yang dikembangkan oleh (Holbeche, 2020)
Lindblom (1993) Berfokus pada bagaimana bisnis beradaptasi dengan berbagai
tuntutan dan tekanan bertahan. Bisnis dalam sektor tertentu terikat oleh standar,
prinsip, dan kepercayaan dasar industri, beberapa di antaranya diimplementasikan
dalam undang-undang (Buhr, 2002).
Perusahaan memiliki insentif rasional untuk mengambil bagian dalam
praktik sosial industri mereka dan karenanya menjadi legal dengan memenuhi
standar dan peraturan sektor, serta sebagai motivasi penting untuk mencegah iklan
yang buruk, penarikan investor institusional dan denda yang timbul atas
ketidakpatuhan terhadap hukum yang berlaku. Jadi, bisnis cenderung
melakukannya karena terlibat dalam praktik sosial untuk menegakkan kredibilitas
moral mereka, untuk menghindari persepsi negatif dan untuk memastikan
berkelanjutan jangka panjang. Misalnya, perusahaan manufaktur syariah dapat
mengadopsi praktik keuangan berkelanjutan yang terlibat dengan perlindungan
lingkungan dan mengurangi jejak ekologis dari aktivitas perusahaan manufaktur
syariah; dan membentuk departemen ekologi khusus untuk menilai aktivitas
perusahaan manufaktur syariah di dalam dan di luar perusahaan(Bouteraa et al.,
2020). Meskipun kegiatan ini tidak secara eksplisit membantu pemegang saham,
7
mereka akan mempengaruhi persepsi yang menguntungkan perusahaan, yang akan
menghasilkan konsumen kepuasan dan meningkatkan penjualan produk pelayanan
keungan berkelanjutan.
8
agama (Islam dan Kristen). Penelitian Darus at al. (2017) pada 24 perusahaan
yang masuk kriteria Islamic Financial Institution (IFI) di Malaysia menyimpulan
bahwa Wakaf yang dilakukan perusahaan dipandang sebagai alternatif yang dapat
digunakan untuk membantu mengatasi masalah sosial di masyarakat.
II.1.4Ukuran Dewan Direksi
Burhany (2020) dewan direksi adalah seseorang atau lebih sebagai wakil
yang bertanggungjawab atas berjalannya perusahaan sesuai dengan tujuan utama
perusahaan (Burhany et al., 2020). Struktur dewan direksi perusahaan adalah
pemisahan peran ketua dewan dari peran kepala eksekutif perusahaan atau CEO.
(El-Bassiouny & El-Bassiouny, 2019). Burhany (2020) juga berpendapat bahwa
kepala eksekutif perusahaan adalah agen utama yang bertanggung jawab atas
perubahan strategis dalam organisasi. Serta berperan terhadap penting adanya
mekanisme tata kelola perusahaan yang efektif mendorong perubahan kinerja
keberlanjutan juga disorot oleh studi di negara berkembang, bahwa konflik
kepentingan dapat muncul dengan adanya dualitas CEO dan pemisahan peran
mereka dapat terjadi mengarah pada tingkat transparansi dan pengungkapan
perusahaan yang lebih tinggi. Temuan penelitiannya menunjukkan hubungan
negatif yang signifikan antara ukuran dewan direksi dengan tingkat pengungkapan
TJSL (Burhany et al., 2020).
II.1.5Direksi Independen
Direktur independen dalam Supriatna & ermond (2019) adalah direktur
yang mewakili jajaran direksi yang tidak dipekerjakan oleh perusahaan, dan tidak
terlibat langsung dengan perusahaan tersebut. Namun, direktur independen
mengawasi pelaksanaan operational (Supriatna & Ermond, 2019). Menurut
Burhany (2020) direktur independen adalah bagian dari tatakelola yang
dikategorikan yang tidak terlibat dari dalam perusahaan akan tetapi dari luar
perusahaan, ia berperan sebagai penawasan pengelolaan perusahaan. Independensi
direksi di ukur dengan melihat proporsi jumlah direksi independennya pada
perusahaan tersebut (Burhany et al., 2020).
9
II.1.6Komite Audit
Komite Audit adalah sub-panitia dari board of director yang terdiri atas
direktur independen dan komite audit.ia bertanggung jawab mengawasi pelaporan
diluar perusahaan; melaksanakan monitoring resiko dan melakasanakan
pengendalian; dan baik sebagai audit internal dan eksternal. Pembentukan komite
audit salah satunya untuk meningkatkan pengungkapan tanggung jawab sosial.
Bahkan, diharapkan komite audit sebagai kelompok perwakilan dalam direksi
dapat memantau pelaporan keuangan dan non keuangan dan sedapat mungkin
mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemangku kepentingan
(Taco & Ilat, 2016).
II.1.7Profitabilitas
Profitabilitas merupakan hasil akhir dari serangkaian kebijakan dan
keputusan manajemen, dimana kebijakan dan keputusan tersebut terkait dengan
sumber dan penggunaan dana dalam menjalankan operasi perusahaan yang
terangkum dalam neraca dan merupakan unsur-unsur dalam neraca . Burhany
(2020) Tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah untuk mencari keuntungan,
maka wajar jika profitabilitas menjadi perhatian utama para analis dan investor.
Tingkat profitabilitas yang konsisten akan mampu bertahan dalam bisnis dengan
memperoleh return yang memadai dibandingkan risiko (Freeman, R. E., &
McVea, 2001; Sep et al., 2008). ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan
dalam menggunakan asetnya untuk mendapatkan keuntungan, Return on Assets
(ROA) adalah indikator kinerja keuangan masih relevan digunakan karena lebih
sederhana, komprehensif dan dapat digunakan oleh semua perusahaan (Rusdiono,
2013). Perusahaan yang ukurannya lebih besar cenderung melakukan pengeluaran
TJSL yang lebih besar pula kemudian mengungkapkannya. Ini disebabkan karena
perusahaan yang berukuran besar memiliki aset yang besar pula untuk
dialokasikan pada aktivitas TJSL (Burhany et al., 2020). Perusahaan dengan
profitabilitas yang lebih besar dengan sendirinya memiliki keleluasaan dana untuk
disisihkan ke dalam aktivitas TJSL dan mengungkapkannya (Anggraini et al.,
2020).
10
Return On Assets adalah rasio profitabilitas untuk menilai kesanggupan
perusahaan dalam hal mendapatkan laba dari aktiva yang digunakan (Rostami, et
al., 2016) kegunaannya untuk menilai kompensasi yang sesuai berdasarkan aset
yang dimiliki (Seok, et al., 2020).Perhitungan ini diukur untuk menimbang
seberapa efisien manajemen mengelola perusahaannya (Adwan, et al.,
2020).Kemampuan perusahaan menghasilkanlaba bersih diukur dengan
perhitungan rasio profitabilitas dari hasil asset yang didapatkan, melalui rasio
profitabilitas yaitu Return On Assets (ROA) hasilnya untuk mengavaluasi
tingkatan dan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba bersih (Bali, et al.,
2020).
X3
Komite Audit
11
oleh Esa dan Ghazali (2012) berhubungan positif terhadap pengungkapan
keuangan berkelanjutan; Demikian juga dengan Harun et al. (2020); Lone dan
Khan (2016) yang menemukan hasil yang sama.
Direksi independen atau direktur non eksekutif juga diyakini merupakan
determinan pengungkapan TJSL karena berasal dari luar perusahaan sehingga
dapat bersikap lebih tegas dibandingkan direksi yang berasal dari dalam
perusahaan. Kamaliah (2020) menemukan direksi independen berpengaruh
langsung terhadap pengungkapan keberlanjutan (Kamaliah, 2020), Direktur
independen berfungsi sebagai pemantau perusahaan yang lebih baik atas nama
pemegang saham (Adams et al., 2010). Direktur independen juga merupakan
sumber daya tambahan bagi perusahaan yang dapat memberikan dampak positif
termasuk dalam hal keberlanjutan. Semakin banyak jumlah direksi independen,
semakin tinggi pengungkapan berkelanjutan. Dengan kata lain, terdapat pengaruh
positif direksi independen terhadap pengungkapan keberlanjutan (Chijoke-
Mgbame, 2019; El-Bassiouny dan El-Bassiouny, 2018; Lone dan Khan, 2016;
Khan, 2010).
Sementara itu Said et al. (2017) menemukan bahwa komite audit
berpengaruh positif terhadap Pengungkapan Keuangan berkelanjutan. Hal ini
disebabkan karena komite audit merupakan organ pengawas yang diharapkan
dapat mendorong perusahaan melakukan best practices termasuk pengungkapan
Keuangan Berkelanjutan. Temuan Mohhammadi et al (2020) bahwa keahlian
keuangan anggota komite audit berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan
keberlanjutan (Mohammadi et al., 2020).
Berdasarkan uraian di atas, dirumuskan hipotesis penelitian berikut ini:
H1: Dewan direksi berpengaruh positif terhadap Corporate Sosial Responsibility
Disclosure.
H2: Direktur independen pengaruh positif terhadap Corporate Sosial
Responsibility Disclosure
H3: Komite audit berpengaruh positif terhadap Corporate Sosial Responsibility
Disclosure.
12
II.3.2Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure Terhadap
Profitabilitas
Teori staheholder menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan tuntutan
stakeholder-nya salah satunya dalam bentuk CSR dan itu diyakini akan membawa
keunggulan kompetitif sehingga akan menghasilkan kinerja keuangan yang lebih
baik. Dengan melakukan dan mengungkapkan praktik keberlanjutan, reputasi
perusahaan akan meningkat yang berperan dalam menopang kinerja keuangan
yang unggul (Maqbool & Hurrah, 2020). Kurucz et al. (2008) mengidentifikasi
manfaat dari praktik keberlanjutan yaitu, pengurangan biaya, keunggulan
kompetitif, mengembangkan reputasi dan legitimasi, yang semuanya itu akan
meningkatkan laba perusahaan. Oleh karena itu, pengungkapan keberlanjutan
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan khususnya return on assets (ROA)
pada perusahaan (Fayad et al., 2017) dan pada perusahaan pada umumnya (Ho et
al., 2019; Janamrung & Issarawornrawanich, 2015; Maqbool & Hurrah, 2020).
Bukhori & Sopian (2017) menemukan Pengungkapan keuangan berkelanjutan
memiliki pengaruh positif signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan tersebut, dirumuskan hipotesis penelitian berikut ini:
H4: terdapat pengaruh Corporate Sosial Responsibility Disclosure dengan ROA
13
BAB III.
METODE PENELITIAN
III.1 Desain Penelitian
Penelitian yang akan di lakukan oleh penulis dengan penelitian kuantitatif
deskriptif, penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan kajian
empiris untuk mengumpulkan, menganalisa, dan menampilkan data dalam bentuk
numerik bukan naratif.
III.2 Definisi Operasional Variable
III.2.1 Variabel Determinan (X)
Variabel ini sebagai ukuran dewan direksi, direksi independen dan komite
audit. Kemudian cari rasio nilai minimum, maksimum, nilai rata-rata dan standar
deviasinya pada masing-masing variabel, data yang didapatkan berupa nilai
statistik berupa rasio.
III.2.2 Variabel Independen (Y)
Variabel Independen adalah Corporate Sosial Responsibility Disclosure.
Skor kinerja berkelanjutan tersebut akan berbentuk rasio, yaitu membandingkan
antara Berikut rumus dalam menghitung pengungkapan CSR dengan
menggunakan variabel dummy :
Skor 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Skor 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan.
Berikut rumus perhitungan pengungkapan CSR :
∑𝑋𝑖𝑗
CSRI =
𝑛𝑗
Keterangan :
CSRI = CSR Disclosure Index Perusahaan j tahun i Nj = Jumlah item untuk
perusahaan j, nj ≤ 79
Xij = Jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan j untuk tahun i
Sehingga, 0 ≤ CSRIj ≤ 1.
Peneliti menggunakan Global Reporting Initiative (GRI) versi 3.0 sebagai
dasar dalam menentukan pengungkapan CSR. GRI adalah suatu jaringan berbasis
organisasi yang mempromosikan keberlanjutan ekonomi. GRI mengeluarkan
14
standar utama dunia tentang pelaporan keberlanjutan (suistainability reporting),
Environmental Social Governance (ESG) Reporting, Triple Bottom Line (TBL)
Reporting, dan CSR Reporting.
Penelitian ini menggunakan 3 indikator standar GRI versi 3.0. Indikator-
indikator yang digunakan adalah Kinerja Ekonomi (Indikator I), Kinerja
Lingkungan (Indikator II), dan Masyarakat (Indikator III). Ketiga indikator
memiliki total maksimal skor sebesar 47:
Tabel 3.1 Model Input Variabel CSRD GRI 3.0
16
III.5 Teknik Analisis Data
III.5.1 Analisis Isi (Content Analysis)
Metode analisis isi (content analysis) dilakukan untuk menentukan GRI 3.0.
Langkah pertama adalah dengan membaca teks dalam laporan tahunan dan atau
laporan berkelanjutan tahun 2016-2021 manufaktur syariah dari halaman pertama
hingga halaman terakhir, kemudian memulai implementasi model dengan
menjawab poin-poin pernyataan seusai tabel 3.1 dilakukan dengan standar
penyesuaian terhadap masing-masing variabel vektor, yaitu setiap parameter
dianggap mempunyai bobot yang sama. Setelah seluruh parameter diperiksa
kemudian dilakukan perhitungan indeks penerapan kinerja berkelanjutan
bedasarkan formula berikut (Ashari, 2018; Syarief, 2020).
18
III.6.2 Logistik Regretion menggunakan Eviews
Dikarenkan diprediksi jumlah populasi data yang relatif sedikit maka akan
dilaksanaka analisis distribusi linier menggunakan alat analisis logistik regretion
menggunakan eviews, dengan tahapan pengujian sebagai berikut
19
DAFTAR PUSTAKA
Darmawan, Deni. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.Fajar,
Mukti. 2010. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di indonesia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hadi, Nor. 2011. Corporate Social Responsibility. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Harmanto. 2014. Manajemen Keuangan Berbasis Balanced Scorecard
Pendekatan Teori, Kasus, dan Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.
Hasan, Iqbal. 2001. Pokok-pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferentif). Edisi
Kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Jonker, Jan, Bartjan J.W. Pennink, dan Sari Wahyuni. 2011. Metodologi
Penelitian: Panduan untuk Master dan Ph. D di Bidamg Manajemen.
Jakarta: Salemba Empat.
Juliandi, A., Irfan, dan Saprinal Manurung. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis
Konsep dan Aplikasi. Medan: Umsu Press.
Kothari, C.R., 2004. Research Methodology Methods and Techniques (Second
Revised Edition). New Delhi: New Age International Publishers.
Lako, Andreas. 2011. Dokontruksi CSR & Reformasi Paradigma Bisnis &
Akuntamsi. Jakarta: Erlangga.
Mardiyanto, Handono. 2008. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Moeljono, Djokosantoso. 2005. Good Corporate Culture sebagai Inti Good
Corporate Governance. Jakarta: PT Gramedia.
Munawir, S. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.
Neolaka, Amos. 2014. Metode Penelitian dan Statistik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset.
Rusdianto, Ujang. 2013. CSR Communications A Framework for PR
Practitioners. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sarjono, Hartadi dan Winda Julianita. 2011. SPSS vs LISREL (Sebuah Pengantar,
Aplikasi untuk Riset). Jakarta: Salemba Empat.
20
Sarwono, Jonathan. 2013. Strategi Melakukan Riset. Yogyakarta: Andi Offset.
Sugiyono. 2008. Metode Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syamsuddin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali
Pers.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
Untung, Hendrik B. 2008. Corporate Social Responsibility. Jakarta: Sinar Grafika.
Wahyudi, Isa dan Busyra Azheri. 2008. Corporate Social Responsibility.
Malang:
Setara Press dan Inspire Indonesia.
Wibisono, Yusuf. 2007. Membedah Konsep & Aplikasi CSR. Gresik: Fascho
Publishing.
Jurnal
Batohir, Hafid dan Sugeng Praptoyo. “Kinerja Keuangan Berpengaruh terhadap
Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Perusahaan Otomotif (Studi pada
Perusahaan Otomotif yang Terdaftar d BEI Tahun 2009-2013)”. Jurnal Ilmu
dan Riset Akuntansi. Vol.4, No.6, 2015.
Dewi, Sukmawati Safitri dan Maswar Patuh Priyadi. “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan terhadap Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi. Vol.2, No.3, 2013.
Fitri, Riana A. “Pengaruh Corporate Social Responsibility dan Good Corporate
Governance terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2011- 2013 dan termasuk
dalam Peringkat CGPI yang diberikan oleh IICG untuk tahun 2011, 2012,
dan 2013)”. Jurnal Akuntansi Manajemen dan Ekonomi. Vol.5, No, 1, 2015.
Heize, D.C. “Financial Correlates of a Social Involvement Measure”. Akron
Business and Economics Review. Vol. 7, No. 1, 1976.
Hermawan, Marko S. dan Stephanie G. Mulyawan. “Profitability and Corporate
Social Responsibility: An Analysis of Indonesia’s Listed Company”. Asia
Pasific Journal of Accounting and Finance. Vol.3, No.1, Desember 2014.
21
Jensen, Michael C. dan William H. Meckling. “Theory of the Firm: Managerial
Behaviour, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics. Vol. 3, Issue 4, Oktober 1976.
Khan, A., Mohammad Badrul Muttakin, dan Javed Siddiqui. “Corporate
Governance and Corporate Social Responsibility Disclosures: Evidence
from An Emerging Economy”. Journal of Business Ethnics. Vol.114,
Issue.2, Mei 2013.
Nur, Marzully dan Denies Priantinah. “Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility di Indonesia
(Studi Empiris pada Perusahaan Berkategori High Profile yang Listing di
BEI)”. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Vol.1, No. 1, 2012.
Nuzula, Nila F. “Corporate Social Responsibility: Sebuah Keniscayaam Strategi
Bisnis di Indonesia”. Jurnal Ekonomi, Manajemen dan Bisnis Islam. Vol.5,
No. 1, 2009.
Oktariani, Ni Wayan dan Ni Putu Sri Harta Mimba. “Pengaruh Karakteristik
Perusahaan dan Tanggung Jawab Lingkungan pada Pengungkapan
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan”. E-Jurnal Akuntansi. Vol.6, No.3,
Maret 2014.
Purwanto, Agus. “Pengaruh Tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
terhadap Corporate Social Responsibility (Studi pada Seluruh Perusahaan
Non-Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2009)”.
Jurnal Akuntansi dan Auditing. Vol.8, No1, November 2011.
Rahayu, Wiwik, Darminto, dan Topowijono. “Pengaruh Pengungkapan Corporate
Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi pada
Perusahaan Sektor Pertambangan Periode 2012-2013 yang Terdaftar di
BEI)”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.17, No.2, 2014.
Ramdhaningsih, Amalia dan I Made Karya Utama. “Pengaruh Indikator Good
Corporate Governance dan Profitabilitas pada Pengungkapan Corporate
Social Responsibility”. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana. Vol.3,
No.3, 2013.
22
Safitri, Nanda F.W. “Analisa Pelaporan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility (CSR) berdasarkan Pedoman Global Reporting Initiatives
(GRI)”. Jurnal Akuntansi UNESA. Vol.2, No.1, 2013.
Santioso, Linda dan Erline Chandra. “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,
Leverage, Umur Perusahaan, dan Dewan Komisaris Independen dalam
Pengungkapan Corporate Social Responsibility”. Jurnal Bisnis dan
Akuntansi. Vol.14, No.1, April 2012.
Sari, Nuraini. “Analisis Pengungkapan Corporate Social Responsibility
berdasarkan Global Reporting Initiatives (GRI) (Studi Kasus Perusahaan
Tambang Batubara Bukit Asam Tbk. dan Timah Tbk.)”. Binus University
Journal. Vol.5, No.2, 2014.
Sha, Thio Lie. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Dewan Komisaris,
Profitabilitas, dan Leverage terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal
Akuntansi. Vol.XVIII, No.01, Januari 2014.
Setyarini, Yulia. “Pengaruh Mekanismme Good Corporate Governance terhadap
Corporate Social Responsibility (Studi pada Perusahaan yang terkait dengan
Sumber Daya Alam Langsung di Bursa Efek Indoensia pada tahun 2009)”.
Jurnal Kewirausahaan. Vol.5, No.2, Desember 2011.
Setyowati, Valerina K. “Pengaruh Pengungkapan GCG dan CSR terhadap Nilai
Perusahaan”. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.15, No.1, 2014.
Uadiale, Olayinka Marte dan emitope Olamide Fagbemi. “Corporate Social
Responsibility and Financial Performance in Developing Economies: The
Nigerian Experience”. Journal of Economics and Sustainanble
Development. Vol.3, No.4, 2012.
Worotikan, Evelyn Jessica, Topowijono, dan Sri Sulasmiyati. “Analisa Pengaruh
Ukuran Perusahaan, ROA, dan DER terhadap Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial Perusahaan (Studi pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa
yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013)”. Jurnal Administrasi Bisnis.
Vol.36, No.2, September 2015.
23
Yulia, Aida dan Afrianti. “Analisis Perbedaan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility pada Perusahaan High Profile dan Low Profile (Studi
Empiris Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)”. Jurnal Dinamika
Akuntansi dan Bisnis. Vol.1, No.1, Maret 2014.
Skripsi
Aini, Nike N. 2011. Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) (Studi
Empiris pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek).
Semarang: Universitas Diponegoro.
Bramantalla, Erlian Fitrah. 2016. Pengaruh Corporate Governance dan
Profitabilitas terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Nurkhin, Ahmad. 2009. Corporate Governance dan Profitabilitas; Pengaruhnya
terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia). Semarang:
Universitas Diponegoro.
Permanasari, Wein Ika. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan
Institusional, dan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro.
Internet
Satya, Yuansyah. 2012. “Perusahaan Tambang Diminta Terapkan CSR
Lingkungan-Rentan Pencemaran”, diakses pada 8 April 2017 dari
http://www.neraca.co.id/article/21817/rentan-pencemaran-perusahaan-
tambang-diminta-terapkan-csr-lingkungan.
Subsektor Pertambangan. https://www.sahamok.com/emiten/sektor-
pertambangan/, diakses pada 8 April 2017.
Sutianto, Feby D. 2012. “Ribuan Tambang di RI, Hanya 10 Yang Jalankan CSR”,
diakses pada 8 April 2012 dari http://finance.detik.com/berita-ekonomi-
bisnis/1965426/ribuan-perusahaan-tambang-di-ri-hanya-10-yang-jalankan-
csr.
24