Anda di halaman 1dari 91

PENGARUH RASIO DEBT TO EQUITY

RATIO,CURRENT RATIO, FIRM SIZE TERHADAP


KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2018-
2020

PROPOSAL

KONSENTRASI : KEUANGAN

Oleh:

JUSWANTI
STAMBUK: 312180045

YAYASAN PENDIDIKAN MANDAR


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI YAPMAN
MAJENE
2021

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah, rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH RASIO DEBT TO EQUITY
RATIO, CURRENT RATIO, FIRM SIZE TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PADA PERUSAHAAN PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN
2018-2020” sebagai syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yapman Majene.

Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa


dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Oleh
karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimahkasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak H. Askhari Tahir Lopa, ST.MT Selaku Ketua Yayasan Pendidikan


Mandar Majene.

2. Ibu Wahyuni, S.S.Pd.I, M.Pd Selaku Ketua STIE YAPMAN Majene

3. Bapak M. Ramli Sahur SE, MM Selaku Ketua Jurusan Manajemen STIE


YAPMAN Majene.

4. Bapak Dr. Maat Pono, SE, M.Si dan ibu Bahriani Selaku Dosen
Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan
arahan selama penyusunan skripsi.

5. Seluruh jajaran Dosen dan Staf STIE YAPMAN Majene


I1I
6. Kedua Orang tua beserta keluarga yang telah memberikan doa dan
dukungan selama proses pembuatan skripsi.

7. Teman-teman kampus yang selalu memberikan dukungan berupa


motivasi-motivasi yang membangun

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu memberikan dukungan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua
pihak khususnya dalam bidang manajemen keuangan Wassalam.

Majene, 1 Maret 2022

Penulis,

Juswanti

III
1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


KATA PENGANTAR.......................................................................
DAFTAR ISI .................................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 6
1. Tujuan Penelitian....................................................... 6
2. Manfaat Penelitian..................................................... 7
BAB II: LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis................................................................. 8
1. Teori ROA (Return On Assets).................................. 8
a. Pengertian ROA.................................................... 8
b. Fungsi ROA ..................................................... 12
2. Teori DER (Debt To Equity Ratio).............................. 14
a. Pengertian DER.................................................... 14
b. Fungsi DER ..................................................... 17
3. Teori CR (Current Ratio)............................................ 17
a. Pengertian CR ..................................................... 17
b. Fungsi CR ..................................................... 20
4. Teori Firm Size........................................................... 21
a. Pengertian Firm Size............................................ 21
b. Fungsi Firm Size................................................... 23
5. Penelitian Terdahulu.................................................. 24
B. Kerangka Pikir................................................................. 26
C. Hipotesis.......................................................................... 28
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................ 30
1. Tempat Penelitian ..................................................... 30
2. Waktu Penelitian........................................................ 30
B. Jenis Penelitian............................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data .................................................. 31
1. Jenis Data.................................................................. 31
2. Sumber Data.............................................................. 31
D. Populasi dan Sampel....................................................... 31
1. Populasi .................................................................... 31
2. Sampel .................................................................... 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................. 32
F. Teknik Analisis Data........................................................ 33

II
1. Pengaruh Statistik Deskriptif...................................... 33
2. Pengaruh Regresi Berganda...................................... 34
3. Pengaruh Uji T........................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... 37

III
1
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir............................................................ 28

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas

IV
1
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Sampel Penelitian ........................................................................ 32

Tabel 4.1 Hasil Olah Data DER

Tabel 4.2 Hasil Olah Data CR

Tabel 4.3 Hasil Olah Data Firm Size

Tabel 4.4 Hasil Olah Data ROA

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif

Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas

Tabel 4.8 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

Tabel 4.9 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.10 Model Summary

Tabel 4.11 Uji T

Tabel 4.12 Uji F

V
1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja keuangan merupakan salah satu hal terpenting dalam

sebuah dunia usaha terkait perusahaan, baik bagi internal maupun

eksternal. Dalam membahas sebuah penilaian tentang kinerja suatu

perusahaan maka, laporan tentang keuangan menjadi salah satu kunci

yang tidak dapat dilupakan.

Keuangan sebuah perusahaan menjadi tolak ukur bagaimana

suatu perusahaan dapat bertahan kedepannya. Seluruh data mengenai

keuangan akan dihadirkan dalam sebuah laporan kinerja. Mulai dari uang

masuk dan laporan uang keluar. Sehinggah seluruh pergerakan

keuangan dapat dipantau dengan jelas.

Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan property & real

estate karena perkembangan dunia pasar modal yang dilaksanakan oleh

Bursa Efek Indonesia dapat dikatakan cukup maju pesat di Indonesia,

Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia berkewajiban untuk

mempublikasikan laporan keungan setiap tahunnya yang berguna

sebagai sarana informasi investor dalam pengambilan.

1
2

keputusan investasi (Astuti Tri, 2019). Property adalah suatu

perusahaan ataupun perorangan yang mengembangkan dan

membangun suatu lahan (tanah) menjadi suatu produk property

beserta segala saran dan prasarana yang lengkap didalamnya

menjadi satu kesatuan, sektor property dan real estate merupakan

salah satu dari sekian banyak instrumen jenis industri yang banyak

dijadikan pilihan dalam berinvestor oleh para investor. Saat ini,

banyak investor memilih alternatif untuk berinvestasi disektor property

dan real estate yang merupakan investasi jangka panjang dalam

memiliki aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh perusahaan

sebagai jaminan. Oleh karena itu, perusahaan dibidang property dan

real estate memberikan return yang cukup besar apabila dijadikan

pilihan untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang. Di

indonesian, sektor property dan real estate mengalami pertumbuhan

yang tampaknya tak terhentikan selama beberapa dekade terakhir.

suatu keberhasilan pada sektor property dan real estate tentunya

tidak lepas dari kebijakan-kebijakan yang diambil oleh manajer pada

suatu perusahaan.

Dalam dunia persaingan, perusahaan dapat mempertahankan

dan meningkatkan kinerja agar dapat unggul dalam bersaing dengan

perusahaan lain. Laba yang diraih dari kegiatan yang dilakukan

merupakan cerminan kinerja sebuah perusahaan dalam menjalankan

usahanya. Sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba


3

menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan

menjalankan usahanya secara efisien, karena efisiensi baru dapat

diketahui dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva

atau modal yang menghasilkan laba tersebut dengan kata lain adalah

menghitungkan profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan salah

satu ukuran dalam melihat kinerja keuangan perusahaan, profitabilitas

perusahaan menjadi kriteria utama dalam menentukan kinerja

keuangan. Pada dunia bisnis profitabilitas memainkan peran penting

dalam struktur dan pengembangan perusahaan karena dapat

mengukur kinerja dan keberhasilan perusahaan. Pengukuran kinerja

perusahaan juga dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan.

Rasio keuangan dapat digunakan sebagai alat dalam melakukan

analisis kinerja keuangan perusahaan, salah satu rasio yang

digunakan sebagai pengukuran kinerja keuangan yaitu rasio

profitabilitas, dimana ROA merupakan salah satu cara yang

digunakan dalam pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini rasio

profitabilitas tersebut diproksikan dengan Return On Asset (ROA).

Apabila nilai ROA tinggi maka profitabilitas perusahaan meningkat,

sehingga dampaknya adalah penigkatan profitabilitas atau

keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham.

Rasio keuangan yang digunakan perusahaan untuk mengukur

kemampuan dalam memenuhi kewajiban jangka pedeknya pada

suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas, yang dimana didalamnya


4

terdapat Current Ratio (CR). Rasio lancar atau current ratio

merupakan rasio yang membandinkan antara aktiva lancar terhadap

hutang (kewajiban) perusahaan dan bertujuan menunjukkan

kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam membayar kewajiban

jangka pendeknya pada saat jatuh tempo (Van Home dan

Wachowicz:2005).

Current Ratio berpengaruh nyata terhadap keadaan keuangan,

kondisi ini mempengaruhi kinerja keuangan yang akan semakin baik

dan melihat harga saham yang meningkat dan akan berdampak pada

return saham yang juga meningkat.

Rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktivitas

perusahaan yang dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban

utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya

yaitu rasio solvabilitas, yang didalamnya menggunakan Debt To

Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa

bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk

membayar hutang. DER berguna untuk mengetahui seberapa besar

aktiva perusahaan dibiayai dari hutang (Kasmir, 2012:166).

Firm Size merupakan suatu ukuran yang menunjukkan besar

kecilnya suatu perusahaan, semakin besar total aktiva perusahaan

maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Menurut


5

kusuma (2005), ukuran perusahaan dapat diukur dari beberapa proksi

salah satunya adalah total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Berdasarkan penjelasan pengaruh tersebut diatas dapat

dijelaskan bahwa faktor-faktor tersebut memiliki peran tersendiri

dalam penelitiannya dan pengaruhnya DER, CR, dan Firm Size

terhadap kinerja keuangan perusahaan sehingga peneliti mengambil

judul “ Pengaruh Rasio Debt To Equity, Current Ratio, Firm Size

Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Property yang

Terdaftar Di BEI “.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka pokok

permasalahannya yang dibahas oleh penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Apakah Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Property di BEI Tahun 2018-2020?

2. Apakah Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Property di BEI Tahun 2018-2020?

3. Apakah Firm Size berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan pada

Perusahaan Property di BEI Tahun 2018-2020?


6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan

diatas, maka tujuan penilitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pangaruh Debt To Equity Ratio (DER)

terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Property di BEI

b. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap

Kinerja Keuangan pada Perusahaan Property di BEI

c. Untuk mengetahui Firm Size berpengaruh terhadap Kinerja

Keuangan pada Perusahaan Property di BEI

2. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

tambahan pengetahuan dan kontribusi bagi beberapa pihak terkait,

antara lain:

a. Bagi pihak Perusahaan Property di BEI dapat

menginpretasikan dan menjelasakan bagaimana kinerja

keuangan terhadap faktor-faktor yang melalui pengaruh DER,

CR, dan Firm Size.

b. Bagi Akademik dan peneliti selanjutnya sebagai informasi dan

referensi yang memiliki kaitan yang sama dalam bidang


7

manajemen keuangan dan diharapkan dapat memberikan ilmu

pengetahuan mengenai pengaruh DER, CR, dan Firm Size

terhadap Kinerja Keuangan pada perusahaan Property di BEI.


8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teoritis

1. Pengertian Kinerja Keuangan

a. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi dibidang

keuangan unsur-unsurnya berkaitan dengan pendapatan,

operasional secara menyeluruh, struktur hitung dan hasil

investasi. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu

gambaran mengenai kondisi perubahan yang meliputi posisi

keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan

yang tercermin dalam laporan keuangan.

Kinerja keuangan merupakan gambaran dari pencapaian

keberhasilan perusahaan dapat diartikan sebagai hasil yang

telah dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat

dijelaskan bahwa kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan–aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar (Fahmi, 2012 :

2).
9

Menurut (Agnes, 2005 : 6) kinerja keuangan adalah penilaian

kondisi keuangan yang menjadi prestasi perusahaan yang

memerlukan analisis dengan beberapa fakttor tolak ukur seperti

rasio dan indeks sehingga dua kata keuangan bisa terhubung

antara satu dengan yang lain.

b. Pengertian Return On Asset (ROA)

Return On Asset (ROA) adalah rasio profitabilitas yang

mengukur kemampuan perusahaan laba dari pengguna seluruh

perusahaan menghasilkan laba dari pengguna seluruh sumber

daya atau aset yang dimilikinya. Sebagai rasio profitabilitas,

ROA digunakan untuk menilai kualitas dan kinerja perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset yang

dimilikinya.

ROA dapat pula dipahami sebagai rasio yang digunakan

untuk mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan

pendapatan atau keuntungan dari sumber daya ekonomi atau

aset yang dimiliki dalam neracanya. Secara lebih sederhana,

ROA dapat didefinisikan sebagai hasil perbandingan antara laba

bersih setelah pajak dengan total aset yang dimiliki suatu

perusahaan.
10

Rasio ROA dinyatakan dalm presentase. Semakin tinggi

atau baik rasio ROA yang dimiliki perusahaan, menandakan

semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih. Demikian pula sebaliknya. Laba bersih yang

dimaksudkan dalam rasio keuangan ini adalah laba setelah

pajak atau didalam laporan keuangan sering juga disebut

sebagai laba tahu berjalan. sementara total aset yang

dimaksudkan adalah seluruh harta kekayaan yang dimiliki

perusahan baik yang bersumber dari modal sendiri (Assets)

maupu utang (debt).

Return On Asset atau dalam bahasa indonesia sering

disebut dengan Tingkat Pengambilan Aset adalah rasio

profitabilitas yang menunjukkan persentase keuntungan (laba

bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan

keseluruhan sumber daya atau presentase jumlah aset. Dengan

kata lain, Return On Asset atau sering disingkat dengan ROA

adalah rasio yang mengukur seberapa efisien suatu perusahaan

dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba selama

suatu periode. ROA dinyatakan dalam persentase (%).

Dapat dikatakan bahwa satu-satunya tujuan aset

perusahaan adalah menghasilkan pendapatan dan tentunya

juga menghasilkan keuntungan atau laba bagi perusahaan itu

sendiri. Rasio ROA atau Return On Asset ini dapat membantu


11

manajemen dan investor untuk melihat seberapa baik suatu

perusahaan mampu mengkonvensi investasinya pada aset

menjadi keuntungan atau laba (profit). Tingkat pengembalian

aset atau Return On Assets ini sebenarnya juga dapat dianggap

sebagai imbal hasil investasi (return on investment) bagi suatu

perusahaan karena pada umumnya aset modal (capital assets)

seringkali merupkan investasi terbesar bagi kebanyakan

perusahaan. Dengan kata lain, uang atau modal diinvestasikan

menjadi aset modal dan tingkat pengembaliannya atau imbal

hasilnya diukur dalam bentuk laba atau keuntungan (profit) yang

diperolehnya.

Tingkat pengembalian aset atau Return on Asset ini

berbeda-beda pada industri yang berbeda. Industri yang padat

modal seperti Industri Kereta Api, Industri Pertambangan dan

Industri Alat Elektronik berteknologi tinggi akan menghasilkan

tingkat pengembalian aset yang rendah, hal ini dikarenakan

industri-industri tersebut memerlukan aset-aset berharga mahal

untuk melakukan bisnisnya. Sedangkan industri yang bukan

padat modal seperti industri perangkat lunak atau industri jasa

akan mengahsilkan tingkat pengambilan aset atau rasio ROA

yang tinggi karena industri-industri tersebut tidak memerlukan

aset-aset yang berharga mahal. Oleh karena itu, Rasio ROA

(Return On Asset) ini lebih tepat digunakan untuk


12

membandingkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam

bidang yang sama untuk mebandingkan kinerja perusahaan dari

satu periode dengan periode berikutnya.

ROA (Return On Assets) atau tingkat pengambilan aset ini

dihitung dengan cara membagi laba bersih perusahaaan

(biasanya pendapatan tahunan) dengan total asetnya dan

ditampilkan dalam bentuk persentase (%). Ada dua cara umum

dalam mengitung ROA yaitu dengan menghitung total aset pada

tanggal tertentu atau dengan menghitung persentase total aset

(average total assets). Berikut ini adalah rumus ROA (Return on

Assets) atau Tingkat Pengembalian Aset.

Return On Assets (ROA) = Laba bersih / Total Aset (atau


Persentase Total Aset)

Rasio yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan

tersebut lebih efektif dalam mengelola asetnya untuk

menghasilakan jumlah laba bersih yang lebih besar. ROA akan

sangat bermanfaat apabila dibandingkan dengan perusahaan

yang bergerak diindustri yang sama, karena industri yang

berbeda akan menggunakan aset yang berbeda dalam

menjalankan operasionalnya. Misalnya, perusahaan

pertambangan harus mengunakan peralatan yang besar dan

mahal, sementara perusahaan perangkat lunak (software


13

house) hasnya menggunakan komputer dan server dalam

menjalankan bisnisnya.

c. Fungsi Return On Assets (ROA)

Dalam menjalankan kegiatan usahanya, setiap

perusahaan pastinya bertujuan untuk mendapatkan

keuntungan. Demikian pula para pemegang saham dan

investor. Sebab itu, perusahaan dan para pemodal memiliki

tujuan yang sama. Berkenaan dengan hal tersebut, setiap

informasi yang terkait dengan keuangan sangatlah penting baik

bagi manajemen maupun investor, termasuk nilai rasio ROA.

Informasi mengenai nilai rasio ROA bermanfaat bagi

manajemen perusahaan dalam menentukan arah kebijjakan dan

strategi perusahaan berkenaan dengan pengembangan dan

ekspansi bisnisnya. Sementara bagi pemodal baik pemegang

saham maupun calon investor, rasio ROA bermanfaat dalam

memberi gagasan tentang efektivitas perusahaan dalam

mengubah uang yang diinvestasikan menjadi laba bersih.

Sebab, ROA juga berkaitan dengan imbal hasil investasi yang

akan diterima para pemodal.

Rasio ROA sangatlah penting bagi pihak internal maupun

eksternal perusahaan. Rasio keuangan ini memiliki beragam

fungsi yang membantu mempermudah manajemen perusahaan


14

dalam melakukan evaluasi dan mengambil keputusan kebijakan

terkait perkembangan perusahaan. Adapun fungsi dari rasio

ROA adalah sebagai berikut:

1) Sebagai dasar untuk mempengaruhi efisiensi penggunaan

modal perusahaan, baik berkaitan dengan efisiensi produksi

maupun penjualan.

2) Sebagai dasar untuk membandingkan kinerja keuangan

antar-perusahaan dalam sektor industri yang sama dalam

menghasilkan laba bersih dari pemanfaatan aset yang

dimiliki masing-masing perusahaan. Dengan demikian,

dapat ditentukan rangking kinerja keuangan perusahaan

dalam suatu industri berdasarkan nilai rasio ROA-nya.

3) Sebagai ukuran tingkat efisiensi dan efektivitas setiap divisi

manajemen perusahaan, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan evaluasi bagi setiap divisi untuk

meningkatkan kinerja dan produktivitasnya.

4) Sebagai alat ukur tingkat profitabilitas setiap produk yang

diproduksi perusahaan. Dari sini, pihak manajemen

perusahaan dapat melakukan evaluasi terhadap produk

sehingga mampu menentukan produk-produk yang

menguntungkan dan tidak menguntungkan.


15

5) Sebagai dasar pengambilan keputusan perusahaan untuk

melakukan ekspansi bisnis. Semakin tinggi nilai rasio ROA

yang dimiliki perusahaan, maka peluang dan potensi

perusahaan untuk mengembangkan bisnisnya semakin

besar.

6) Sebagai salah satu indikator yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan investasi bagi investor. Perusahaan

yang memiliki rasio ROA yang tinggi atau besar sudah pasti

jauh lebih menarik bagi investor untuk menanamkan

modalnya diperusahaan tersebut.

2. Teori DER (Debt To Equity Ratio)

a. Pengertian DER

Debt to Equity Ratio (rasio utang terhadap modal) atau

yang biasa disingkat dengan DER adalah rasio hutang terhadap

ekuitas. Biasa juga disebut dengan rasio hutang modal. Debt to

Equity Ratio (DER) adalah sebuah rasio keuangan yang

membandigkan jumlah hutang dengan ekuitas. Ekuitas dan

jumlah yang digunakan untuk operasional perusahaan harus

berada dalam jumlah yang proporsional. Debt to Equity Ratio

juga dikenal sebagai rasio leverage atau rasio pengungkit. Yang

dimaksud dengan rasio pengungkit yaitu rasio yang digunakan


16

untuk melakukan pengukuran dari suatu investasi yang terdapat

diperusahaan. Debt to Equity Ratio merupakan rasio keuangan

yang utama dalam suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan Debt

to Equity Ratio digunakan untuk mengukur posisi keuangan

suatu perusahaan.

Saat berbicara mengenai Debt to Equity Ratio tentu anda

harus memahami cara perhitungan dimulai dengan mengetahui

rumus dari Debt to Equity Ratio yaitu:

Debt to Equity Ratio (DER) = Total Hutang /

Dari rumusan diatas memiliki catatan kewajiban-kewajiban


Ekuitas

yang harus dijalankan secara tunai kepada pihak pemberi utang

dalam jangka waktu tertentu. Jika dilihat dari jangka waktu

pelunasannya, kewajiban tersebut menjadi kewajiban, lainnya.

Sedangkan ekuitas disini adalah hak milik perusahaan atas aset

atau aset perusahaan yang merupakan kekayaaan bersih.

Ekuitas ini terdiri dari setoran pemilik perusahaan dan sisa laba

ditahan.

Pada kewajiban lancar atau utang lancar ini adalah

kewajiban berjangka pendek. Biasanya utang lancar ini

merupakan utang perusahaan yang terkait dengan operasional

perusahaan berjangka pendek. Contohnya seperti utang


17

terhadap pemasok, pembayaran gaji hingga utang pembelian

barang dalam memenuhi kebutuhan produksi.

Kewajiban jangka panjang adalalah jenis utang yang

berbahaya untuk suatu perusahaan dan akan dapat merugikan

perusahaan. Utang jangka panjang ini biasanya memiliki

nominal yang lebih besar dan memiliki bunga. Ketika kewajiban

lancar lebih besar dibandingkan kewajiban panjang, maka hal

tersebut adalah hal yang wajar.

DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk

terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang

semakin tinggi menandakan beban bunga perusahaan akan

semakin besar dan mengurangi keuntungan. Sehingga makin

besar utang (DER) cenderung menurunkan harga saham (Putri

2012). Selain itu, hal yang dapat mempengaruhi harga saham

yang beredar dipasar modal yaitu kinerja keuangan perusahaan

terkait diantaranya rasio profitabilitas, likuiditas, dan leverage /

Debt to Equity Ratio (DER) (Safitri Okky, 2015:2).

b. Fungsi Debt To Equity Ratio (DER)

Debt to equity ratio berfungsi untuk mengetahui jumlah

dana yan disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik

perusahaan, dengan kata lain rasio ini berguna untuk


18

mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan modal

uatang. ( kasmir. 2012:36 ).

c. Teori CR (Current Ratio)

1. Pengertian Current Ratio

Current Ratio (CR) merupakan perbandingan antara

aktiva lancar dengan utang lancar. Rasio ini menunjukkan

kesanggupan perusahaan dalam membayar utang jangka

pendek. Menurut Ang, rasio keuangan dapat dikelompokkan

menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkupnya yaitu rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio rentabilitas,

dan rasio pasar.

Menurut Munawir (2005:72), current ratio adalah raio

yang paling umum digunakkan untuk menganalisis

posisimodal kerja suatu perusahaan yaitu dengan

membandingkan antara jumlah aktiva lancar dengan utang

lancar. Rasio ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar

yang segera dapat dijadikan uang ada sekian kalinya utang

jangka pendek. Current ratio ini menunjukkan tigkat

keamanan (margin of safety) kreditor jangka pendek, atau

kemammpuan perusahaan untuk membayar utang –utang

tersebut.
19

Menurut Riyanto, likuiditas perusahaan merupakan

faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum

mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya return

saham yang akan dibayarkan. Salah satu rasio untuk

mengukur tingkat likuiditas menggunakan Current Ratio

(CR), yang merupakan ukuran yang paling umum terhadap

kesanggupan perusahaan membayar utangnya dalam

jangka pendek, sebab rasio tersebut menunjukkan seberapa

jauh tagihan para kreditur jangka pendek mampu dipenuhi

oleh aktiva yang secara cepat dapat berubah menjadi kas

segera (dalam jangka pendek).

Menurut sawir, CR yang rendah biasanya dianggap

menunjukkan terjadinya masalah dalam likuiditas, sebaliknya

Current Ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena

menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada

akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa investor akan memperoleh return

(hasil) yang lebih rendah jika kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin rendah.

Secara matematis Current Ratio (CR) dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Current Ratio = Current Assets / Current


Liabilities
20

Mamduh dan halim menjelaskan bahwa aktiva lancar

(current asset) meliputi kas, sekuritas, piutang usaha, dan

persediaan. Utang / kewajiban lancar (current liabilities)

terdiri atas utang usaha, wesel tagih jangka pendek, utang

jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan

beban-beban akrual lainnya. Current Ratio (CR) yang

semakin tinggi maka laba bersih yang dihasilkan perusahaan

semakin sedikit, karena rasio lancar yang tinggi

menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang tidak baik

terhadap profitabilitas perusahaan karena aktiva lancar

menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan

dengan aktiva tetap.

2. Fungsi Current Ratio ( CR )

Ketika kondisi perusahaan yang memiliki current ratio

yang baik maka dianggap sebagai perusahaan yang baik

dan bagus, namun jika current ratio (rasio lancar) terlalu

tinggi juga dianggap tidak baik. Ini sebagai mana dikatakan

oleh Samuel C. Weaver dan J. Fred Weston bahwa setiap

nilai ekstream dapat mengindikasikan adanya masalah.

Sebagai salah satu analisis dalam melihat dan mengukur

likuiditas, tingkat likuiditas atau current ratio suatu

perusahaan dapat dipertinggi dengan jalan sebagai berikut:


21

a) Dengan utang lancar (current liabilities) tertentu,

diusahakan untuk menambah aktiva lancar (current

assets).

b) Dengan aaktiva lancar tertentu, diusahakan untuk

mengurangi jumlah utang lancar.

c) Dengan mengurangi jumlah utang lancar bersama-sama

dengan mengurangi aktiva lancar.

Sebagai contoh, rasio lancar sebesar 8,00 dapat

mengindikasikan:

1) Penimbunan kas

2) Banyaknya piutang yang tidak tertagih

3) Penumpukan persediaan

4) Tidak efisensinya pemanfaatan “pembiayaan” gratis

dari pemasok

5) Rendahnya pinjaman jangka pendek

d. Teori Firm Size

1. Pengertian Firm Size

Firm Size (ukuran perusahaan) adalah suatu skala

dimana dapat diklarifikasikan besar kecilnya perusahaan


22

menurut berbagai cara antara lain dengan total aktiva,

penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan yang

lebih besar diperkirakan akan diberikan mengungkapan

informasi lebih banyak bila dibandingkan dengan

perusahaan yang sizenya (ukurannya) lebih kecil. (Esti,

2018). Menurut Riyanto (2001) ukuran perusahaan dapat

diartikan sebagai besar kecilnya perusahaan dilihat dari

besarnya nilai equity, nilai perusahaan, ataupu hasil nilai

total aktiva dari suatu perusahaan.

Menurut SAK definisi dari total aktiva adalah sumber

daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari

transaksi masa lalu dan diharapkan akan memberikan

manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa yang akan

datang. Perusahaan yang mempunyai total aktiva dengan

jumlah besar disebut sebagai perusahaan besar yang

mendapat perhatian lebih banyak dari investor, kreditur,

pemerintah maupun para analisis ekonomi dibandingkan

perusahaan kecil.

Menurut Christianti (2006) perusahaan dengan ukuran

yang lebih besar dan kompleks tidak mempunyai kendala

untuk mendapatkan dana eksternal (hutang). Dengan begitu,

perusahaan besar memiliki resistansi yang lebih tinggi

terhadap kemungkinan kebangkrutan dibandingkan


23

perusahaan kecil. Berarti semakin besar sebuah perusahaan

maka semakin besar manfaat yang diperoleh dari

penghematan pajak karena penerbitan hutang jangka

panjang.

Firm size (ukuran perusahaan) menunjukkan berapa

aset atau kekayaan yang dimiliki perusahaan. Ukuran

perusahaan ini diukur dengan menghitug total asset yang

ada pada masing-masing perusahaan (Fidyati 2003).

Ukuran perusahaan adalah peningkatan dari

kenyataan bahwa perusahaan besar akan memiliki

kapitalisasi pasar yang besar, nilai buku yang besar dan laba

yang tinggi, sedangkan pada perusahaan kecil akan memiliki

kapitalisasi pasar yang kecil, nilai buku yang kecil dan laba

yang rendah. Menurut Seng dan Su (2010) ukuran

perusahaan merupakan hal yang sangat penting dalam

merevaluasi aset mereka. Perusahaan besar lebih mungkin

untuk melakukan revaluasi aset. Sebagimana hasil yang

didapat dari penelitian oleh Seng dan Su (2010) menyatakan

kedua ukuran dalam firm size yaitu penjualan dan total aset

sangat signifikan untuk perusahaan yang melakukan dan

tidak melakukan revaluasi. Ukuran perusahaan diukur

dengan:
24

Firm Size = Ln Total Aktiva

2. Fungsi Firm Size

Firm size atau bisa disebut dengan ukuran perusahaan

digunakan untuk mengukur besarnya perusahaan, ukuran

aktiva tersebut diukur sebagai logaritma dari total aktiva.

Ukuran perusahaan atau firm size bisa diukur dengan

menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal dari

perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang

menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran

aktiva dari perusahaan tersebut.

Pada kenyataannya bahwa semakin besar suatu

perusahaan maka kecenderungan penggunaan data

eksternal juga semakin besar. Hal ini disebebkan karena

perusahaan yang besar memliki kebutuhan dana yang

besar, dan salah satu alternatif perusahaan kebutuhan dana

yang bersedia menggunakan pendanaan eksternal. Size

return mempunyai hubungan yang signifikan positif terhadap

kebijakan leverage.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya

suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah

penjualan, rata-rata total penjualan, dan rata-rata total


25

aktiva, (Ferry dan Jones dalam Sujianto, 2011). Sehingga

ukura perusahaan dapat dianggap sebagai ukuran atau

besarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

e. Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian (Husna, 1998 dalam Almadany, 2010)

bahwa ROA merupakan salah satu cara yang digunakan dalam

pengukuran tersebut. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas

tersebut diproksikan dengan Return On Asset (ROA) apabila

nilai ROA tinggi maka profitabilitas perusahaan meningkat,

sehingga dampaknya adalah peningkatan profitabilitas atau

keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham.

Menurut penelitian (Kasmir, 2012:166) bahwa Debt To

Equity Ratio (DER). DER mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban yang

ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau

ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. DER berguna

untuk mengetahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai

dari hutang.

Dengan demikian berdasarkan penelitian (Van Home dan

Wachowicz:2005). Bahwa Rasio lancar atau current ratio

merupakan rasio yang membandinkan antara aktiva lancar

terhadap hutang (kewajiban) perusahaan dan bertujuan


26

menunjukkan kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo.

Current Ratio berpengaruh nyata terhadap keadaan keuangan,

kondisi ini mempengaruhi kinerja keuangan yang akan semakin

baik dan melihat harg saham yang meningkat dan aka

berdampak pada return saham yang juga meningkat.

Berdasarkan penelitian (Esti, 2018). Firm Size adalah

suatu skala dimana dapat diklarifikasikan besar kecilnya

perusahaan menurut berbagai cara antara lain dengan total

aktiva, penjualan bersih, dan kapitalisasi pasar perusahaan

yang lebih besar diperkirakan akan diberikan mengungkapan

informasi lebih banyak bila dibandingkan dengan perusahaan

yang sizenya lebih kecil.

B. Kerangka Pikir

Dalam kerangka pikir yang perlu diketahui adalah pengaruh Kinerja

keuangan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah dunia

usaha terkait perusahaan, Mulai dari uang masuk dan laporan uang

keluar. Sehinggah seluruh pergerakan keuangan dapat dipantau

dengan jelas. Dengan adanya beberapa faktor yang mempengaruhi

kinerja keuangan adalah : DER, CR, dan Firm Size, (Husna, 1998
27

dalam Almadany, 2010, Kasmir, 2012:166, Van Home dan

Wachowicz:2005, Esti, 2018).

Rasio ROA atau Return On Asset ini dapat membantu manajemen

dan investor.ROA juga bermanfaat dalam memberi gagasan tentang

efektivitas perusahaan dalam mengubah uang yang diinvestasikan

menjadi laba bersih. DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk

terhadap kinerja perusahaan, karena tingkat utang yang semakin tinggi

menandakan beban bunga perusahaan akan semakin besar dan

mengurangi keuntungan. Sehingga makin besar utang (DER)

cenderung menurunkan harga saham (Putri 2012).

CR yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya

masalah dalam likuiditas, sebaliknya Current Ratio yang terlalu tinggi

juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana

menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi laba perusahaan.

Dan Firm Size atau ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai besar

kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai

perusahaan, ataupu hasil nilai total aktiva dari suatu perusahaan

(Riyanto 2010).

Berdasarkan penjelasan mengenai pengaruh antara variabel

independen seperti : rasio , DER, CR, dan Firm Size yang akan

digunakan dalam penelitian ini, terhadap variabel dependen keputusan

untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan untuk


28

mengetahui kinerja keuangan setiap perusahaan, perusahaan yang

termasuk dalam penelitian ini merupakan perusahaan Property yang

terdaftar di BEI, berikut dapat dilihat kerangka pikir dalam penelitian

ditunjukkan pada gambar 1 dibawah ini:

DER (X1)

KINERJA
X KEUANGAN
CR (X2)
(ROA)

(Y)

Firm Size (X3)

Gambar 1: Kerangka Pikir

Keterangan :

X1, X2, dan X3 : Variabel Independen

Y : Variabel Dependen
29

:Pengaruh variabel independen terhadap variabel

dependen

C. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang

masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya.

Dugaan jawaban tersebut merupakan kebenaran yang bersifat

sementara, akan diuji kebenarannya dengan data yang dikumpulkan

melalui penelitian. Dalam penelitian ini hipotesis yang akan diuji

adalah ada atau tidaknya hubungan yang ditimbulkan oleh variabel

independen (variabel X) yaitu Debt To Equity, Current Ratio, dan Firm

Size terhadap variabel dependen (variabel Y) yaitu kinerja keuangan

pada perusahaan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


30

Adapun Hipotesis ataupun pendugaan sementara yang diperoleh

dari judul, latar belakang, tinjauan pustaka terdiri antara lain:

1. Diduga Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pada Perusahaan Property Di BEI Tahun 2018-2020.

2. Diduga Current Ratio (CR) berpengaruh terhadap kinerja

keuangan pada Perusahaan Property Di BEI Tahun 2018-2020.

3. Diduga Firm Size berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada

Perusahaan Property Di BEI Tahun 2018-2020.

BAB III

Metode Penelitian

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan melalui bursa efek yang dimana

Perusahaan property tersebut terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

2. Waktu Penelitian
31

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 3 bulan dimulai pada

Desember sampai dengan Februari 2022.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain

penelitian hypothesis testing study (pengujian hipotesis), untuk menguji

pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan. Penelitian kuantitatif

menggunakan statistik untuk menganalisis data penelitian yang

berusaha mengkuantifikasikan data yang diperolehnya dalam suatu

angka atau bilangan (Wahyudin, 2015 :17).

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kuantitatif yaitu laporan keuangan perusahaaan property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.

2. Sumber Data

Sumber data keuangan yang digunakan adalah data linier,

yaitu berupa laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan di

Bursa Efek Indonesia data yang diperoleh langsung dari


32

Perusahaan Property Di BEI. Dalam penelitian ini, data juga dapat

diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu

www.idx.co.id.

3. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh seorang peneliti dengan tujuan untuk

dipelajari sehingga didapatkan informasi mengenai hal tersebut dan

ditariklah sebuah kesimpulan. Berkaitan dengan penelitian ini

variabel penelitian terbagi menjadi dua yang terdiri dari variabel

independen dan variabel dependen.

1. Variabel independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah Debt To Equity

Ratio, Current Ratio, dan Firm Size dengan rumus sebagai

berikut:

a. Debt to equity ratio

Digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara hutang

dengan modal sendiri.

Rumus :

Debt to equity ratio  Total Hutang / Ekuitas

b. Current ratio

Digunakan untuk menilai kesanggupan suatu perusahaan

untuk memenuhi current obligasinya.

Rumus :
33

Current ratio Aktiva lancar / Hutang lancar

c. Firm size

Digunakan dalam menentukan berapa besar kebijakan

keputusan pendanaan dalam memenuhi ukuran atau

besarnya aset perusahaan.

Rumus :

Firm size Ln (Total Assets)

2. Variabel dependen

Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja

keuangan yang merupakan rasio keuangan perusahaan yang

terkait dengan potensi keuntungan mengukur kekuatan

perusahaan membuahkan keuntungan atau juga laba pada

tingkat pendapatan, aset dan juga modal saham spesifik.

Suatu perusahaan dikatakan memiliki kinerja yang baik

apabila memenuhi persyaratan tertentu, terutama terkait dengan

kondisi keuangannya. Jika suatu perusahaan memiliki rasio

keuangan yang baik, maka kinerjanya dalam mengelola sumber

daya yang dimiliki untuk mencapai produktivitas tinggi dan

menghasilkan keuntungan bisa dikatakan baik. Banyak rasio

keuangan yang bisa digunakan untuk mengukur kinerja

keuangan perusahaan, salah satunya adalah Return On Assets

(ROA).
34

Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return On Assets

dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :

Rumus :

Return On Assets (ROA) Laba Bersih / Total Asset

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sukandarumidi (2010) yang dimaksud populasi

adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Dari laporan tersebut

diketahui bahwa populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian

yang dapat ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini adalah seluruh

laporan keuangan yang dikelola oleh Perusahaan Property Di BEI

pada Tahun 2018-2020.

Populasi juga adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitasdan karakteristik tertentu


35

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

2. Sampel

Menurut Sukandar Rumidi (2012), yang dimaksud sampel

adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama dari

obyek yang merupakan sumber data. Sampel dalam penelitian ini

adalah data laporan keuangan Perusahaan Property Di BEI selama

2018-2020 yang berupa data laporan kinerja keuangan Perusahaan

Property ini selama 3 tahun yang diberikan pada saat penelitian.

Sampel yang digunakan adalah seluruh populasi. Sampel

juga adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populsi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu (Sugiyono,

2016:120). Sampel yang dipilih dari populasi dalam penelitian ini

berdasarkan purposive sampling (kriteria yang dikehendaki).

Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) periode 2018-2020.

2. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap,

diaudit dan dipublikasikan berturut-turut selama periode

pengamatan.
36

3. Perusahaan yang memiliki nilai DER, CR, dan Frime Size.

Dari perusahaan Property & Real Estate yang terdaftar di BEI

dari tahun 2018 sampai dengan 2020 yakni sebanyak 62

perusahaan dan berdasarkan uraian kriteria penentuan sampel

diatas, maka diperoleh sampel yang berjumlah 12 perusahaan

sehingga sampel pengamatan menjadi 12 x 3 tahun = “36” sampel.

Tabel 1: Sampel Penelitian

No Nama Perusahaan Kode

PT Agung Podomoro
1 APLN
Land Tbk.
PT Bhakti Agung
2 BAPI
PropertindoTbk.
PT Bhuwanatala Indah
3 BIPP
Permai Tbk.

4 PT Duta Pertiwi Tbk. DUTI


PT Gading Development
5 GAMA
Tbk.
37

PT Gowa Makassar
6 Tourism Development GMTD
Tbk.

PT Jaya Real Property


7 JRPT
Tbk.

PT Modernland Realty
8 MDLN
Tbk.
PT Mega Manunggal
9 MMLP
Property Tbk.
PT Metropolitan Land
10 MTLA
Tbk.
PT Pollux properti
11 POLL
Indonesia Tbk.

12 PT Pakuwon Jati Tbk. PWON

E. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui tehnik pengumplan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan

(sugiyono, 2016:308)

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini, data yang

dikumpulkan yaitu dengan menggunakan metode dokumentasi.

Metode dokumentasi mencakup kegiatan mencari, mengumpulkan,


38

mencatat dan mengkaji data mengenai hal-hal atau variabel

tersebut. Tehnik pengumpulan data tersebut diperoleh dengan cara

menggunakan jurnal-jurnal atau penelitian–penelitian terdahulu,,

buku-buku, dan melihat serta mengambil data-data dari Bursa Efek

Indonesia (BEI).

F. Teknik Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan pengolahan data berupa

pengaruh statistik dengan menggunakan bantuan software Microsoft

Excel versi 2010 dan program Statistical Product and Solution (SPSS).

Pengujian akan dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi berganda. Dan pengujian

hipotesis.

1. Pengaruh Statistik Deskriptif

Pengaruh statistik deskriptif merupakan metode yang

digunakan untuk mendiskripsikan variabel-variabel dalam penelitian

ini serta melihat persebaran data. Pengaruh deskriptif juga

dimaksudkan untuk mendukung hasil dari pengaruh kuantitatif

terkait dengan faktor-faktor yang berhubugan dengan

permasalahan yang ada, tetapi tidak dimaksudkan untuk membuat

suatu kesimpulan umum dalam penelitian ini dengan menghitung

terlebih dahulu nilai persentase ROA, DER, CR, dan Firm Size

selanjutnya dilakukan pengolahan data dari hasil persentase


39

dengan menggunakan pengaruh regresi berganda dan pengaruh

hipotesis lainnya untuk lebih mengetahui secara jelas mengenai

pengaruh dari variabel independen dan dependen tersebut. Adapun

rumusnya antara lain:

a) ROA = Laba bersih setelah pajak / Total Aktiva

b) DER = Total utang / Ekuitas (aset)

c) CR = Current Asset / Current Liabilities

d) Firm Size = Ln (Total Aset)

2. Pengaruh Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi

pada analisis regresi liner berganda. Hasil regresi yang diperoleh

saat perhitungan dilakukan, agar dapat memberikan hasil yang

represntatif dan dapat diterapkan maka perlu dilakukan

pemeriksaan uji asumsi klasik. Dalam arti apakah ada

kemungkinan hasil estimasi regresi tersebut terlanggar (tidak

memenuhi) asumsi klasik yaitu: adanya gejala normalitas,

multikolineritas,heteroskedastisitas, maupun autokolorasi.

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas Menurut Ghozali (2005 : 110) “ uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Cara

yang dapat digunakan untuk menguji apakah variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal adalah


40

dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov terhadap model

yang diuji. Kriteria pengambilan keputusan adalah apabila nilai

signifikansi atau probabilitas > 0.05, maka residual memiliki

distribusi normal dan apabila nilai signifikansi atau probabilitas

< 0.05, maka residual tidak memiliki distribusi normal. Selain

itu, uji normalitas juga dapat dilakukan dengan melakukan

analisis grafik normal probability plot dan grafik histogram.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut

Ghozali (2005 : 110) sebagai berikut:

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan

pola mendekati bentuk bel, maka model regresi memenuhi

asumsi normalitas dan

2) Jika data menyebar jauh dari diagonal dan / atau tidak

mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak

menunjukkan asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di

antara variabel independen. Menurut Ghozali (2005: 92)


41

mulitikolinearitas dapat dideteksi dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas

adalah nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF >

10 .

c. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2005: 105) ”uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain”. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik

plot antara nilai prediksi variabel independen. Menurut

Universitas Sumatera Utara 32 Ghozali (2005: 95) dasar

analisis untuk menentukan ada atau tidaknya

heteroskedastisitas yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik- titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.


42

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar

diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2005 : 95) “uji autokorelasi bertujuan

menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi

antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.

3. Pengaruh Regresi Berganda

Dalam penelitian ini metode pengaruh data yang digunakan

adalah regresi linier berganda, untuk menghitung besarnya

pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian variabel

X terhadap kejadian lainnya variabel Y. Selain digunakan juga

pengujian hipotesis yang terdiri atas pengaruh koefisien uji t

statistik:

Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4

Keterangan :
43

Y = Kinerja Keuangan

a = Konstanta

b1,b2 = koefisien regresi

X1 = DER (Debt to Equity Ratio)

X2 = CR (Current Ratio)

X3 = Firm Size (Ukuran Perusahaan)

Pengujian Hipotesis melalui Uji signifikasi pengaruh parsial

(Uji f) Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel

independen yaitu pengaruh dari masing-masing variabel

independen dan variabel dependennya. Pengujian terhadap regresi

dilakukan dengan menggunakan Uji t pada derajat keyakinan

sebesar 95% atau a = 5%. Kemudian membandingkan probabilitas

tingkat kesalahan t hitung dengan tingkat signifikansi tertentu serta

membuat keputusan.

4. Pengaruh Uji T

Pengaruh data Uji t adalah suatu pengujian untuk melihat

apakah nilai tengah (nilai persentase) suatu distributive nilai

kelompok berbeda secara nyata (significant) dari nilai tengah dan

distribusi nilai kelompok lainnya. Uji t digunakan untuk mengetahui

variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen


44

yaitu pengaruh dari masing-masing variabel independen yang

terdiri atas X1, X2, X3, terhadap Y yang merupakan variabel

dependennya. Pengujian terhadap hasil regresi dilakukan dengan

menggunakan uji t pada derajat keyakinan sebesar 95%.

5. Pengaruh Uji F

Salah satu tehnik pengujian statistika yang terkenal adalah

uji koefisien regresi secara simultan serentak atau yang lebih akrab

disapa dengan uji f. Uji f bisa digunakan untuk membandingkan 2

atau lebih perlakuan kelompok atau objek atau data, yang masing-

masing perlakuannya dilakukan ulangan . uji f digunakan dalam

percobaan, group sampling dan sub group sampling. Uji f ini

dilakukan untuk melihat variabel independen secara serentak atau

bersamaan, berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

atau tidak. Uji f digunakan untuk menguji keberartian model regresi

yang digunakan.
45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN HIPOTESIS

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Debt To Equity

Ratio (DER). Current Ratio (CR), DAN Firm Size terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018-2020. Kemudian data

keuangan tersebut dianalisisikan dengan menggunakan program

Microsoft Exel, Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi

23 Pengujian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji


46

statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji regresi liner berganda, dan

pengujian hipotesis.

Pada bab ini, data yang diperoleh akan dianalisis berdasarkan

model serta metode yang telah ditetapakan pada babab sebelumnya

dan dilakukakn intepretasi dan hasil olahan data yang membuktikan

atau menolak hipotesis yang telah dibuat. Berikut hasil data variabel

independen dependen perusahaan property dan real astate pada

tahun 2018-2020.

Tabel Data Kebijakan Debt To Equity, Current Ratio, Firm Size

dan Return On Assets

a. DER (Debt To Equity Ratio)

Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

memenuhi semua total kewajibannya dengan menggunakan

modal sendiri. Pengukuran tingkat utang biasanya

menggunakan Debt to Equity Ratio, semakin tinggi rasio ini

maka semakin besar pula jumlah utang yang digunakan dalam

operasi perusahaan.

Menurut Agus Sartono (2010:121), Debt to Equity Ratio adalah

total utang dibagi total modal sendiri yaitu dengan


47

membandingkan total utang yang dimiliki perusahaan dengan

modal sendiri.

Rumus DER yaitu:

DER = Total Utang / Ekuitas

Tabel 4.1 Hasil Olah Data DER

DER
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 1,4234 1,2951 1,6764
2 BAPI 23,8721 0,3588 0,4608
3 BIPP 0,8240 0,9322 0,7619
4 DUTI 0,1602 0,3019 0,3314
5 GAMA 0,2675 0,2604 0,2908
6 GMTD 0,6397 0,6047 0,6879
7 JRPT 0,5749 0,5083 0,4580
8 MDLN 1,2296 1,2241 2,5188
9 MMLP 0,1475 0,2006 0,1672
10 MTLA 0,5104 0,5864 0,4551
11 POLL 1,3202 1,5305 3,7362
12 PWON 0,6339 0,4421 0,5035
48

b. CR (Current Ratio)

CR adalah salah satu dari rasio likuiditas. Menurut Hery

(2016:152), Current Ratio meruapakan rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan

menggunakan total aset lancar yang tersedia.

Sama halnya dengan Fahmi (2011:121), CR adalah ukuran

umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan

suatu perusahaan memenuhi kebutuhan utang ketika jatuh

tempo.

Tabel 4.2 Hasil Olah Data CR

CR
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 1,0557 1,6643 1,8959
2 BAPI 11,0859 19,5293 12,8060
3 BIPP 0,0016 1,6231 2,6103
4 DUTI 7,7361 3,8318 3,1963
5 GAMA 4,3776 3,4941 2,4420
6 GMTD 1,3713 1,6301 1,3924
7 JRPT 1,1275 1,1468 1,2910
8 MDLN 2,1946 1,9265 0,2569
9 MMLP 1,3422 1,2074 5,6982
10 MTLA 3,0775 1,6505 2,6347
11 POLL 0,8065 0,7739 1,9808
12 PWON 2,3125 2,8587 1,9808
49

c. Firm Size

Firm Size merupakan rata-rata total aktiva tahun

bersangkutan sampai beberapa tahun mendatang, (Brigham

dan Houston, 2011:119) semakin besar ukuran perusahaan,

maka semakin besar dana yang di butuhkan perusahaan

untuk memenuhi seluruh aktivitasnya. Semakin besar

perusahaan akan mempengaruhi keputusan struktur modal

perusahaan.

Tabel 4.3 Hasil Olah Data Firm Size

firm size
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 24,1109 24,1063 24,1374
2 BAPI 26,3328 27,1183 27,1630
3 BIPP 28,3553 28,4043 28,3855
4 DUTI 26,4983 30,2548 30,2523
5 GAMA 27,9456 27,9593 27,9710
6 GMTD 27,8564 27,7331 27,6182
7 JRPT 23,0785 23,1360 23,1640
8 MDLN 30,3541 30,4114 30,3290
9 MMLP 22,5301 22,6336 22,6292
10 MTLA 22,3707 25,0600 15,5959
11 POLL 29,2251 29,3948 29,5793
12 PWON 23,9428 23,9850 23,9988
50

d. ROA (Return On Assets)

ROA adalah rasio yang menunjukkan hasil (Return)

atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini

juga merupaka suatu ukuran tentang efektivitas manajemen

dalam mengelola investasinya. Semakin kecil (rendah) rasio ini,

semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya (Kasmir,

2014:202). Untuk menghitung rasio ROA menggunakan rumus

sebagai berikut:

ROA = Laba Bersih setelah Pajak / Total Aset (Aktiva)

Tabel 4.4 Hasil Olah Data ROA (Return On Assets)

ROA
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 0,1637 0,1246 0,1572
2 BAPI 0,0048 0,0246 0,0251
3 BIPP 0,0564 0,1531 0,2049
4 DUTI 0,0850 0,0848 0,0790
5 GAMA 0,0502 0,0520 0,0381
6 GMTD 0,1956 0,2489 0,2770
7 JRPT 0,1647 0,1241 0,1020
8 MDLN 0,0031 0,1218 0,1680
51

9 MMLP 0,0491 0,0089 0,0633


10 MTLA 0,2655 0,1500 0,1390
11 POLL 0,1885 0,0860 0,0591
12 PWON 0,1706 0,1518 0,1080

B. Hasil Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara


mendeskripsikan data variabel yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian. Tabel deskriptif statistik ini meliputi data (N), nilai minimum dan
maksimum, nilai rata-rata dan standar deviasi. Berikut ini adalah olahan
data deskriptif.

Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif

Descriptives

Statistic
Maksimi
Mean Minimum m Std. Deviation
ROA .1152 .00 .28 .07332
DER 14.416 .15 23.87 391.223
CR 32.206 .00 19.53 390.010
FIRM
SIZE 262.117 15.60 30.41 325.912
Sumber : Data oalhan dengan SPSS

Berdasarkan pada tabel 4.5 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Variabel independen yang pertama Debt To Equity Ratio (X1)

menjelaskan bahwa besarnya Debt To Equity Ratio selama periode

penelitian 2018-2020 memiliki nilai minimum 0.15 dan nilai maksimum

23.87. besarnya rata-rata (mean) sebesar 14.416 dengan standar

deviasi 391.223.

2. Variabel independen yang kedua Current Ratio (X2) menjelaskan

bahwa besarnya Current Ratio selama periode 2018-2020 memiliki

nilai minimum 0,00 dan nilai maksimum 19.53. besarnya rata-rata

(mean) sebesar 32.206 dengan standar deviasi 390.010.

3. Variabel independen yang ketiga Firm Size (X3) menjelaskan bahwa

besarnya Firm Size selama periode 2018-2020 memiliki nilai minimum

15.60 dan nilai maksimum 30.41. Besarnya rata-rata (mean) sebesar

262.117 dengan standar deviasi sebesar 325.912.

4. Variabel dependen yaitu kinerja keuangan Return On Assets (Y)

menjelaskan bahwa besarnya Return On Assets selama periode 2018-

2020 memilki nilai minimum 0.00 dan nilai maksimum 0.28. Besarnya
rata-rata (mean) sebesar 0.1152 dengan standar deviasi sebesar

0.07332.

C. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Tabel 4.6 Hasil Output SPSS Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
.06567758
Deviation
Most Extreme Absolute .100
Differences Positive .100
Negative -.067
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Sumber: Data olahan dengan SPSS


Sig > 0.05 = Asumsi Residual Berdistribusi Normal
Sig < 0.05 = Asumsi Residual Tidak Berdistribusi Normal

Berdasarkan uji normalitas dengan menggunakan uji One

Sampel Kolmorogov-Smirnov, terlihat bahwa nilai Kolmorogov-

Smirnov, untuk variabel residual sebesar 0.200 dan signifikan

pada 0.05. Hal ini dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut lebih

dari 0.05 maka distribusi data tersebut dapat dikatakan normal.

2. Uji Multikolineritas

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa
Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Sig Statistics
Model Coefficients t
ts .
Std. Tolera
B Beta VIF
Error nce
(Consta 2.11 .04
.200 .094
nt) 6 2
-.72 .47 1.09
DER -.002 .003 -.119 .915
2 6 3
1 -
.02 1.08
CR -.007 .003 -.379 2.29 .919
8 8
7
-.62 .53 1.00
LN -.002 .004 -.099 .995
3 7 5
a. Dependent Variable: ROA
Sumber : Data olahan dengan SPSS
Berdasarkan tabel 4.7 Nilai cut off yang umum dipakai untuk
menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0.10 atau
sama dengan nilai VIF > 10 . Karena nilai tolerance ketiga variabel
independen (DER, CR, Firm Size) lebih dari 0.10 dengan nilai VIF kurang dari
10 maka tidak terjadi multikolinearitas pada model.

3. Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Output SPSS

Gambar diatas memperlihatkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik

menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.
5. Uji Autokorelasi

Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Autokorhuielasi muncul karena observasi yang berurutan secara waktu

dan berkaitan satu sama lain. Biasanya terjadi pada data runtut waktu

(time series). Dalam uji autokorelasi alat analisis yang digunakan

adalah uji Durbin-Watson (uji DW). Untuk mengetahui terjadi atau

tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan

nilai statistic hitung Durbin-Watson pada perhitungan regresi dengan

statistik tabel Durbin-Watson.

Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Model Summary

Model Summaryb

Std. Error
R Adjusted
Model R of the Durbin-Watson
Square R Square
Estimate

1 .445a .198 .122 .06869 2.314

a. Predictors: (Constant), LN, CR, DER

b. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS


Pada tabel 4.8 menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2.314. nilai

ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan

signifikansi 5%, jumlah sampel (n) 36 dan jumlah variabel bebas 3

(k=3), maka ditabel Durbin-Watson akan didapat nilai batas bawah ( dI)

sebesar 1.2953 dan nilai batas atas (du) sebesar 1.6539. Sehingga

Du DW  4-Du atau 1.6539  2.314  2.3461, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada autokorelasi positif dan negatif.

D. Hasil Rgresi Linier Berganda

Berdasarkan uji asumsi klasik yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa data terditribusi normal, tidak terdapat multikoloneritas hal ini

dibuktikan dengan tidak adanya nilai VIF yang lebih dari 10, tidak terjadi

autokorelasi dilihat dari hasil uji Durbin-Watson, dan tidak terdapat

heterokedastisitas ditunjukkan oleh penyebaran titik diatas dan dibawah

angka 0 pada saumbu Y. Oleh karena itu, data yang telah ada memenuhi

syarat untuk menggunakan regresi linier. Secara umum, analisis regresi

pada dasarnya adalah suite studi mengenai ketergantungan variabel

dependen dengan satu atau lebih variabel independen, dengan tujuan

untuk mengestimasi dan atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai


rata-rata variabel dependen berdasar nilai variabel independen yang

diketahui.

Tabel 4.9 Analisis RegresiLinier Berganda

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .200 .094 2.116 .042
DER -.002 .003 -.119 -.722 .476
CR -.007 .003 -.379 -2.297 .028
LN -.002 .004 -.099 -.623 .537
a. Dependent Variable: ROA

Sumber : Output SPSS versi 23

Berdasarkan tabel 4.9 pada kolom Unstandardized Coefficients bagian

B diperoleh model persamaan regresi linier berganda yaitu:

Y= 0.200 – 0.002 (X1) – 0.007 (X2) – 0.002 (X3)

Diaman:

Y = Kinerja keuangan (ROA)

a = Konstanta

b1,b2,b3 = Parameter koefisien regresi


X1 = Debt To Equity Ratio

X2 = Current Ratio

X3 = Firm Size

Penjelasan dari nilai a, b1, b2, dan b3 pada Unstandardized Coefficients

tersebut dapat dijelasakan dibawah ini.

1. Nilai B Constant (a) = 0.200 =Konstanta

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada nilai

variabel bebas yaitu Debt to equity ratio, Current ratio, dan Frim

size maka nilai Return on assets perusahaan yang dilihat dari nilai

Y tetap sebesar 0.200.

2. Nilai b1 = -0.002 = Debt to equity ratio

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Debt to

equity ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan Return on assets

yang dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0.002 dengan

asumsi variabel lain dianggap tetap.

3. Nilai b2 = -0.007 = Current ratio

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Current

ratio sebesar 1 satuan, maka perubahan Return on assets yang


dilihat dari nilai Y akan berkurang sebesar 0.007 dengan asumsi

variabel lain dianggap tetap.

4. Nilai b3 = -0.002 = Firm size

Koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan Firm size

sebesar 1 satuan, maka perubahan Return on assets yang dilihat

dari nilai Y akan berkurang sebesar 0.002 dengan asumsi variabel

lain dianggap tetap.

E. Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini, hipotesis diuji dengan menggunakan analisis regresi

berganda yaitu Koefisien Determinasi / Regresi (R). Uji regresi digunakan

untuk mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel independen

yang diteliti terhadap pariasi naik turunnya variabel dependen. Koefisien

korelasi dikatakan kuat apabila data nilai R berada diantara 0.5 dengan

mendekati 1. Nilai R Square adalah 0 sampai dengan 1. Apabila nilai R

Square semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel

dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan

variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen semakin

terbatas. Dalam kenyataannya Adjusted R Square (Adj R2) bernilai positif.


Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program statistik, maka diperoleh

hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.12.

Tabel 4.10

Model Sumamary

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson

1 .445a .198 .122 .06869 2.414


a. Predictors: (Constant), LN, CR, DER
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : Output SPSS Versi 23

Pada tabel 4.10, dapat dilihat hasil analisis regresi secara

keseluruhan. Nilai R sebesar 0.445 menunjukkan bahwa korelasi atau

kerataan hubungan Return On Assets dengan Debt To Equity Ratio, Current

Ratio, Firm Size mempunyai hubungan yang cukup erat yaitu sebesar 4.5%.

Menurut Sugiyono (2006), jika angaka R berada diantara 0.40 dan 0.59 maka

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya cukup

erat.

Besarnya nilai Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis dengan

menggunakan SPSS diperoleh sebesar 0.122. dengan demikian besarnya

pengaruh yang diberikan oleh variabel Debt To Equity Ratio, Current Ratio,
Firm Size terhadap Return On Assets adalah sebesar 12.2%. Sedangkan

sisanya sebesar 87.8% dipengaruhi oleh faktor yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

Standar Error of Estimate (SEE) adalah 0.06869, semakin besar SEE

akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi variabel

dependen. Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan

menggunakan uji T dan uji F.

1. Uji Signifikan Parsial (t-tes)

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah secara persial variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji t

digunakan hipotesis seperti berikut ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya debt to equity ratio, current ratio, dan firm

size berpengaruh terhadap return on assets secara parsial pada

perusahaan Real estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Ha: b1,b2,b3  0, arttinya artinya debt to equity ratio, current ratio, dan

firm size tidak berpengaruh terhadap return on assets secara parsial

pada perusahaan Real estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.
Kriteria:

H0 ditolak dan Ha diterima jika t hitung  t table untuk  = 5%

Ha diterima dan H0 ditolak jika t hitung  t table untuk  = 5%

Tabel 4.11 Uji T

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .200 .094 2.116 .042
DER -.002 .003 -.119 -.722 .476
CR -.007 .003 -.379 -2.297 .028
LN -.002 .004 -.099 -.623 .537
a. Dependent Variable: ROA

Sumber: Output SPSS Versi 23

Sig < 0.05 = variabel independen (DER, CR, Firm Size) secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (ROA).
Sig > 0.05 = variabel independen (DER, CR, Firm Size) secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (ROA).
Tabel 4.11 menunjukkan hasil pengujian statistik t sehingga dapat

menjelaskan pengaruh variabel independen secara parsial.

a. Pengaruh Debt to equity ratio terhadap Return on assets

1. Variabel debt to equity ratio memiliki t hitung -0.722. dengan

menggunakan t tabel, diperoleh t tabel sebesar 2.03693. Hal ini


menunjukkan bahwa t hitung sebesar -0.772 lebih kecil dari t tabel

yang sebesar 2.03693 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, secara parsial debt to equity ratio memiliki pengaruh

secara negatif dan tidak signifikan terhadap return on assets pada

perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

2. Nilai signifikan sebesar 0.476. menunjukkan bahwa nilai sig. Untuk

uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0.05. Hal ini sesuai dengan

hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung

dengan t tabel yaitu debt to equity ratio secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap return on assets perusahaan real

estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada

tingkat kepercayaan 95%.

b. Pengaruh Current ratio terhadap Return on asssets

1. Variabel current ratio memiliki t hitung -2.297. dengan

menggunakan t tabel, diperoleh t tabel sebesar 2.03693. Hal ini

menunjukkan bahwa t hitung sebesar -2.297 lebih kecil dari t tabel

yang sebesar 2.03693 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Artinya, secara parsial current ratio memiliki pengaruh secara

negatif dan tidak signifikan terhadap return on assets pada

perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.
2. Nilai signifikan sebesar 0.028. menunjukkan bahwa nilai sig. Untuk

uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0.05. Hal ini sesuai dengan

hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung

dengan t tabel yaitu current ratio secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap return on assets perusahaan real estate &

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat

kepercayaan 95%.

c. Pengaruh Firm size terhadap Return on assets

1. Variabel firm size memiliki t hitung -0.623. dengan menggunakan t

tabel, diperoleh t tabel sebesar 2.03693. Hal ini menunjukkan

bahwa t hitung sebesar -0.623 lebih kecil dari t tabel yang sebesar

2.03693 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya, secara

parsial firm size memiliki pengaruh secara negatif dan tidak

signifikan terhadap return on assets pada perusahaan real estate &

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Nilai signifikan sebesar 0.537. menunjukkan bahwa nilai sig. Untuk

uji t individual (parsial) lebih kecil dari 0.05. Hal ini sesuai dengan

hasil pengujian statistik yang membandingkan antara t hitung

dengan t tabel yaitu firm size secara parsial tidak berpengaruh

signifikan terhadap return on assets perusahaan real estate &

property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tingkat

kepercayaan 95%.
2. Uji Signifikan Simultan (F-test)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara persial variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen. Dalam uji F

digunakan hipotesis seperti berikut ini.

H0: b1,b2,b3 = 0, artinya debt to equity ratio, current ratio, dan firm

size berpengaruh terhadap return on assets secara simultan pada

perusahaan Real estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Ha: b1,b2,b3  0, arttinya artinya debt to equity ratio, current ratio, dan

firm size tidak berpengaruh terhadap return on assets secara simultan

pada perusahaan Real estate & Property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

Kriteria:

H0 ditolak dan Ha diterima jika F hitung  F table untuk  = 5%

Ha diterima dan H0 ditolak jika F hitung  F table untuk  = 5%

Tabel 4.12 Uji F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .037 3 .012 2.627 .067b
Residual .151 32 .005
Total .188 35
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), LN, CR, DER
Sumber :Output SPSS versi 23

Sig < 0.05 = variabel independen (DER, CR, Firm Size) secara serentak
atau bersamaan, berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen
(ROA)
Sig > 0.05 = variabel independen (DER, CR, Firm Size) secara serentak
atau bersamaan tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen (ROA)

Hasil uji F yang ditampilkan dalam tabel 4.12 menunjukkan bahwa


nilai F hitung adalah 2.627 dengan tingkat signifikan 0.067 yang lebih
besar dari 0.05. Dengan menggunakan F tabel sebesar 4.14. Hal itu
menunjukkan bahwa F hitung sebesar 2.627 lebih kecil dari F tabel yang
sebesar 4.14 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel bebas
yaitu debt to equity ratio, current ratio, dan firm size berpengaruh
terhadap return on assets secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap return on assets pada tingkat kepercayaan 95%.

3. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan tidak

adanyapengaruh signifikan variabel-variabel debt to equity ratio, current

ratio, dan firms size terhadap return on assets pada tingkat kepercayaan

95%. Hal ini ditunjukkanoleh nilai F hitung sebesar 2.267 lebih kecil dari F
tabel sebesar 4.14. NilaiAdjusted R Square (Adj R2) sebesar 0.122

(12.2%). Angka ini bernilai positif. Hal ini berarti ada variasi atau

perubahan dalam return on assets dapat dijelaskan oleh debt to equity

ratio, current ratio, dan firms size sebesar 12.2%. Sedangkan

sisanyasebesar 87.8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian ini.

a. Pengaruh Debt toequity ratio terhadap Return On Assets

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa debt to equity ratio

tidak berpengaruh siginifikan terhadap return on assets pada tingkat

kepercayaan95%. Debt to equity ratio menunjukkan t hitung sebesar -

0.722 dengan nilai signifikansi 0.476, sedangkan t tabel adalah

2.03693 sehingga t hitung < t tabel (-0.722 <2.03693), maka debt to

equity ratio secara individual tidakberpengaruh signifikan terhadap

return on assets.

b. Pengaruh Current ratio terhadap Return On Assets

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa current ratio

berpengaruh signifikan terhadap financial leverage pada tingkat

kepercayaan 95%. Current ratio menunjukkan t hitung sebesar -2.297

dengan nilai signifikansi 0.028, sedangkan t tabel adalah 2.03693

sehingga t hitung < t tabel (-2.297 < 2.03693), maka current ratio

secara individual berpengaruh signifikan terhadap return on assets.


c. Pengaruh Firm Size terhadap Return On Assets

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa firm size tidak

berpengaruh signifikan terhadap return on assets pada tingkat

kepercayaan 95%. Firm size menunjukkan t hitung sebesar -0.623

dengan nilai signifikansi 0.537, sedangkan t tabel adalah 2.03693

sehingga t hitung < t tabel (-0.623 < 2.03693), maka firm size secara

individual tidak berpengaruh signifikan terhadap return on assets.

d. Pengaruh Debt To Equity Ratio, Current Ratio, dan Firm Size

terhadap Return On Assets

Dari hasil pengujian secara simultan diketahui debt to equity ratio,

current ratio, dan firm size berpengaruh signifikan terhadap return on

assets pada tingkat kepercayaan 95%. Uji F menunjukkan F hitung

sebesar 2.627 dengan nilai signifikansi 0.067 lebih kecil dari F table

yang sebesar 4.14. Maka debt to equity ratio, current ratio, dan firm

size secara bersamaan atau serentak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen return on assets.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Penelitian ini menguji apakah profitabilitas, firm size, &asset

tangibility memiliki pengaruh terhadap kebijakan leverage pada

perusahaan real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 62 perusahaan real

estate & property yang listing selama periode 2018-2020.

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, kesimpulan yang

dapatdiambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja keuangan pada perusahaan real estate & property

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Current ratio secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan real estate & property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Firm size secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Kinerja keuangan pada perusahaan real estate & property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


4. Debt to equity Ratio, Current ratio, dan Firm size Secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada perusahaan

real estate & property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

B . SARAN

Beberapa saran yang dapat dikemukakan peneliti berkaitan

dengan hasil penelitian ini antara lain:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan untuk dapat memperluas

sektor industri dalam penelitian seperti sektor jasa dan keuangan,

atau dapat juga dengan menggunakan tambahan variabel.

2. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan sebagai acuan bagi

` peneliti lain untuk mengembangkan maupun mengoreksi dan

melakukan perbaikan seperlunya.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:

1. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya

menganalisis perusahaan-perusahaan real estate & property yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan jumlah sampel yang listing

sebanyak 62 perusahaan.

2. Penelitian ini hanya menggunakan debt to equity ratio, current

ratio, dan firm size dalam mengukur pengaruh variabel kinerja


keuangan sementara masih banyak rasio-rasio keuangan lainnya dan

faktor-faktor yang dapat dipakai untuk memprediksi kinerja keuangan

perusahaan.

3. Periode pengamatan yang hanya tiga tahun (2018-2020)

menyebabkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini terbatas.


DAFTAR PUSTAKA

Apriliana (2019). Pengaruh Current Ratio (CR) Debt to Equity Ratio (DER)
terhadap Return Saham pada Perusahaan Dagang Ecer yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Abdul Halim dan Sarwoko, Manajemen
Keuangan (Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan). (yogyakarta: BPFE,
1994), hal 54.
Astuti Tri, (2018). Pengaruh Kebijakan Dividen, Leverage Keuangan dan
Profitabilitas Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property &
Real Estate yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-
2016. Skripsi ini tidak dipublikasikan.
Christina Mitha. (2017). Pengaruh Current Ratio dan Debt To Equity Ratio
(DER) terhadap Financial Distress pada Perusahaan Property dan real
estate di BEI. (Online).
Esti (2018). Pengaruh Negosiasi Debt Contract, Fixed Asset intensity,
Leverage, Firm Size terhadap Keputusan Perusahaan melakukan
Revaluasi Aset tetap pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2016. Skripsi ini tidak dipublikasikan.
Esfandiary Pane Muhammad. (2013). Pengaruh Profitabilitas, firm size, dan
Asset Tangibility terhadap Financial Leverage pada perusahaan Property
dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi ini
dipublikasikan.
Fahmi Irham, (2017). Analisis Kinerja Keuangan “Panduan Bagi Akademisi,
Manajer, dan Investor untuk menilai dan menganalisis bisnis dari aspek
keuangan.
Hardi Novian (2015). Pengaruh BOPO, CAR, LAR, dan Firm Size terhadap
Kinerja Keuangan Perbankan yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesi (BEI)
Periode 2010-2012.
Murni Sri, (2017). Pengaruh Current Ratio, DER dan ROA terhadap Return
Saham pada Perusahaan Otomotif dan Komponen Periode
Mutiara (2018). Pengaruh Current Ratio (CR),Debt to Equity Ratio (DER) dan
Net Profit Margin (NPM) terhadap Return On Invesment (ROI)
Perusahaan Telekomunikasi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2016.
(Van Home dan Wachowicz: 2005) dan (Kasmir, 2012:166). Jurnal
Current Ratio dan DER.

Ratna Prihantin. Analisis Pengaruh Inflasi Nilai Tukar, ROA, DER, dan CR
terhadap Return Saham (studi kasus saham industri Real Estate dan
Property yang terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2006).
(semarang: UNDIP, 2009), hal 8-9.
Sarifa Ummu Kalsum (2020). Pengaruh CAR, BOPO, dan NPL terhadap
ROA pada BANK BRI Kabupaten Manajemen. Skripsi tidak
dipublikasiakan.
Sawir, A. (2005). Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan.
Jakrta: PT Gramedia Pustaka Utama.
www.idx.co.id
LAMPIRAN
LAMPIRAN B
SAMPEL PENELITIAN

No Nama Perusahaan Kode

PT Agung Podomoro Land


1 APLN
Tbk.
PT Bhakti Agung
2 BAPI
PropertindoTbk.
PT Bhuwanatala Indah
3 BIPP
Permai Tbk.

4 PT Duta Pertiwi Tbk. DUTI


PT Gading Development
5 GAMA
Tbk.

PT Gowa Makassar Tourism


6 GMTD
Development Tbk.

7 PT Jaya Real Property Tbk. JRPT

8 PT Modernland Realty Tbk. MDLN

PT Mega Manunggal
9 MMLP
Property Tbk.

10 PT Metropolitan Land Tbk. MTLA

PT Pollux properti Indonesia


11 POLL
Tbk.

12 PT Pakuwon Jati Tbk. PWON


Lampiran C
Hasil Olahan Data Debt To Equity Ratio (DER)

DER
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 1,4234 1,2951 1,6764
2 BAPI 23,8721 0,3588 0,4608
3 BIPP 0,8240 0,9322 0,7619
4 DUTI 0,1602 0,3019 0,3314
5 GAMA 0,2675 0,2604 0,2908
6 GMTD 0,6397 0,6047 0,6879
7 JRPT 0,5749 0,5083 0,4580
8 MDLN 1,2296 1,2241 2,5188
9 MMLP 0,1475 0,2006 0,1672
10 MTLA 0,5104 0,5864 0,4551
11 POLL 1,3202 1,5305 3,7362
12 PWON 0,6339 0,4421 0,5035
Lalmpiran D

Hasil Olahan Data Current Ratio (CR)

CR
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 1,0557 1,6643 1,8959
2 BAPI 11,0859 19,5293 12,8060
3 BIPP 0,0016 1,6231 2,6103
4 DUTI 7,7361 3,8318 3,1963
5 GAMA 4,3776 3,4941 2,4420
6 GMTD 1,3713 1,6301 1,3924
7 JRPT 1,1275 1,1468 1,2910
8 MDLN 2,1946 1,9265 0,2569
9 MMLP 1,3422 1,2074 5,6982
10 MTLA 3,0775 1,6505 2,6347
11 POLL 0,8065 0,7739 1,9808
12 PWON 2,3125 2,8587 1,9808
Lampiran E

Hasil Olahan Data Firm Size

firm size
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 24,1109 24,1063 24,1374
2 BAPI 26,3328 27,1183 27,1630
3 BIPP 28,3553 28,4043 28,3855
4 DUTI 26,4983 30,2548 30,2523
5 GAMA 27,9456 27,9593 27,9710
6 GMTD 27,8564 27,7331 27,6182
7 JRPT 23,0785 23,1360 23,1640
8 MDLN 30,3541 30,4114 30,3290
9 MMLP 22,5301 22,6336 22,6292
10 MTLA 22,3707 25,0600 15,5959
11 POLL 29,2251 29,3948 29,5793
12 PWON 23,9428 23,9850 23,9988
Lampiran F

Hasil Olah Data ROA (Return On Assets)

ROA
NO KODE
2018 2019 2020
1 APLN 0,1637 0,1246 0,1572
2 BAPI 0,0048 0,0246 0,0251
3 BIPP 0,0564 0,1531 0,2049
4 DUTI 0,0850 0,0848 0,0790
5 GAMA 0,0502 0,0520 0,0381
6 GMTD 0,1956 0,2489 0,2770
7 JRPT 0,1647 0,1241 0,1020
8 MDLN 0,0031 0,1218 0,1680
9 MMLP 0,0491 0,0089 0,0633
10 MTLA 0,2655 0,1500 0,1390
11 POLL 0,1885 0,0860 0,0591
12 PWON 0,1706 0,1518 0,1080

Lampiran G

Hasil Uji Deskriptif

Descriptives

Statistic
Maksimi
Mean Minimum m Std. Deviation
ROA .1152 .00 .28 .07332
DER 14.416 .15 23.87 391.223
CR 32.206 .00 19.53 390.010
FIRM
SIZE 262.117 15.60 30.41 325.912
Lampiran H

Hasil Output SPSS Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardi
zed
Residual
N 36
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std.
.06567758
Deviation
Most Extreme Absolute .100
Differences Positive .100
Negative -.067
Test Statistic .100
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Lampiran I

Hasil Uji Multikoliniearitas

Coefficientsa

Standardi
Unstandardi
zed Collinearity
zed
Coefficien Statistics
Coefficients Sig
Model ts t
.

Std. Tolera
B Beta VIF
Error nce

(Consta 2.11 .04


.200 .094
nt) 6 2

-.72 .47 1.09


DER -.002 .003 -.119 .915
1 2 6 3
-
.02 1.08
CR -.007 .003 -.379 2.29 .919
8 8
7
-.62 .53 1.00
LN -.002 .004 -.099 .995
3 7 5
a. Dependent Variable: ROA
Lampiran J

Uji Heteroskedastisitas

Lampiran k

Uji Autokorelasi Model Summary

Model Summaryb

Std. Error
R Adjusted
Model R of the Durbin-Watson
Square R Square
Estimate

1 .445a .198 .122 .06869 2.314

a. Predictors: (Constant), LN, CR, DER

b. Dependent Variable: ROA


Lampiran L

Analisis RegresiLinier Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .200 .094 2.116 .042
DER -.002 .003 -.119 -.722 .476
CR -.007 .003 -.379 -2.297 .028
LN -.002 .004 -.099 -.623 .537
a. Dependent Variable: ROA

Lampiran M

Model Sumamary

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .445 .198 .122 .06869 2.414
a. Predictors: (Constant), LN, CR, DER
b. Dependent Variable: ROA
Lampiran N

Uji T

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant
.200 .094 2.116 .042
)
DER -.002 .003 -.119 -.722 .476
CR -.007 .003 -.379 -2.297 .028
LN -.002 .004 -.099 -.623 .537
a. Dependent Variable: ROA

Lampiran O

Uji F

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .037 3 .012 2.627 .067b
Residual .151 32 .005
Total .188 35
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), LN, CR, DER

Anda mungkin juga menyukai