Anda di halaman 1dari 42

PENGARUH PENGHIDARAN PAJAK DAN

CAPITAL INTENSITY TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2015-2017)

MINI RISET

Oleh

DELIA MAHARANI 171011200702


MEKKA ROSADI 171011200366
MUHAMMAD IKHSAN FEBRIYANTO 171011201113
ROSMALIA WINDARI 171011201800

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PAMULANG
KOTA TANGERANG SELATAN
2020
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena berkat rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Penelitian Mini riset ini dengan judul “Pengaruh Penghidaran Pajak

dan Capital Intensity Terhadap Nilai Perusahaan”.

Adapun tujuan dibuatnya penelitian ini diajukan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian dan sebagai latihan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan

Strata-1 (S1) dan memperoleh gelar sarjana di Fakultas Ekonomi

Universitas Pamulang.

Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam

membuat Mini Riset ini, tetapi dengan ketekunan penulis serta semangat,

arahan,dan bantuan dari berbagai pihak atu informasi sehingga penulis

mampu menyelesaikan Laporan mini riset ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua Orang Tua kami yang selalu memberi dukungan semangat dan

masukan.

2. Bapak Drs. H. Darsono selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang

telah memberikan fasilitas bagi penulis dapat menjalankan studi di

Universitas Pamulang.

3. Ibu Dr. Holiawati, S.E., M.Si.,CSRA selaku dosen pengampuh.

ii
4. Seluruh teman- teman kelas 06 SAKE 007.

5. Anggota kelompok 7 atas kerjasama team nya.

6. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu penulis.

Penulis menyadari penulisan mini riset ini jauh dari sempurna,

oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran dari pembaca untuk

meperbaiki Laporan Mini Riset ini.

Akhir kata penulis mengharapkan penyusunan mini riset ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak dan juga semoga Allah SWT

membalas semua pihak yang telah berjasa kepada penulis selama penulis

menempuh pendidikan dengan pahala yang berlipat ganda.

Pamulang, 24 Juni 2020

Kelompok 7

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... vii
BAB I ................................................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3
1.2 Tujuan Penelitian ...........................................................................................3
1.3 Manfaat Penelitian .........................................................................................4
1.4 Manfaat Teoritis .............................................................................................4
1.4.1 Manfaat Praktis ..............................................................................................4
1.5 Sistematika Penulisan Proposal ....................................................................5
TINJUAUAN PUSTAKA ................................................................................................6
2.1 Landasan Teori...............................................................................................6
2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory) ......................................................................6
2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory) ...............................................................7
2.1.3 Penghindaran Pajak ( tax avoidance ) .....................................................8
2.1.4 Capital intensity .......................................................................................11
2.1.5 Nilai Perusahaan.....................................................................................12
2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................14
2.3 Pengembangan Hipotesis .............................................................................20
2.3.1 Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan ...................20
2.3.2 Pengaruh Capital Intensity terhadap Nilai perusahaan .......................22
METODE PENELITIAN ..............................................................................................23
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................23
3.2 Lokasi Penelitian ..........................................................................................23
3.3 Variabel dan Pengukuran ............................................................................23
3.3.1 Variabel Independen (X)........................................................................24
iv
3.3.2 Variabel Dependen (Y)...........................................................................25
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................26
3.4.1 Populasi Penelitian .................................................................................26
3.4.2 Sampel Penelitian ...................................................................................27
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................27
3.5.1. Jenis dan Sumber Data ..........................................................................27
3.5.2. Metode Pengumpulan Data ...................................................................28
3.6 Metode Analisis Data ...................................................................................28
3.6.1 Statistik Deskriptif .................................................................................29
3.6.2 Uji Asumsi Klasik ...................................................................................29
3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda ..........................................................32
3.6.4 Uji Hipotesis ............................................................................................32

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 14

Tabel 3. 1 Operasionalisasi Variabel Penelitian .......................................................... 26

Tabel 3. 2 Ketentuan Durbin-Watson .......................................................................... 31

vi
DAFTAR GAMBAR

Tabel 2. 1 Kerangka konseptual ................................................................................... 21

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dengan tekn ologi yang semakin maju dan perkembagan ilmu pengetahuan

yang semakin pesat menyebabkan persaingan usahan di dunia bisnis semakin berat

dimana perusahaan akan berusaha menghasilkan laba yang maksimum guna

meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang meningkat dapat tercermin

dari peningkatan kekayaan pemilik atau pemegang sahamnya. Kekayaan pemegang

saham suatu perusahaan meningkat pula kemakmuran pemegang sahamnya. Untuk

dapat meningkatnya nilai perusahaan maka manajer diharapkan dapat mengelola

keuagan perusahan dengan baik. Karena Untuk mengukur nilai perusahaan dapat

ditunjukan dalam besarnya harga saham. Harga saham yang tinggi menggambarkan

nilai perusahaan yang tinggi.

Selain itu, tujuan perusahaan untuk memaksimalkan nilai perusahaan tidak

hanya memperhatikan para pemegang saham saja tetapi juga dengan cara kebijakan

perusahaan dalam mengambil keputusan terhadap intensitas modal. Intensitas

modal adalah jumlah modal perusahaan yang di investasikan pada aktiva tetap yang

biasanya diukur menggunakan Capital intensity ratio. Intensitas modal yang

optimal merupakan salah satu cara untuk meningkatkan harga pasar saham, karena

kebijakan pengelolaan intensitas modal adalah jumlah modal perusahaan yang

diinvestasikan pada aktiva tetap perusahaan.

Tanggung jawab sebuah perusahaan bukan hanya sebatas tanggungjawab

kepada investor atau kepada lingkungan saja, tetapi juga bertanggung jawab

1
kepada pemerintah dalam hal membayar pajak. Salah satu pemerintah

meningkatkan tax ratio adalah dengan kebijakan – kebijakan yang bisa mendorong

pengusaha dalam negeri berkembang. Seperti penyederhanaan perhitungan pajak

dalam peraturan pemerintah No.46 tahun 2013 yang berisi tentang penyederhanaan

perhitungan pajak.

Menghindari pajak merupakan gejala biasa, biasanya dilakukan dengan

menahan diri, yang mengurangi atau menekan konsumsinya dalam barang-barang

yang dikenakan pajak (Siti Kurnia, 2010:146). Masih menurut Siti Kurnia (2010)

warga negara dapat menghindari pajak, penghindaran pajak merupakan hal yang

dapat dibenarkan, karena bukan merupakan hal yang dapat merugikan negara.

Selanjutnya, suatu hal yang wajar apabila seseorang wajib pajak membayar

pajaknya tidak melebihi apa yang menjadi kewajibannya sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku dengan mengingat asumsi yang

dibuat pada waktu merencanakan undang-undang pajak tersebut bahwa wajib pajak

akan melaporkan semua penghasilannya dengan benar dan mengklaim semua

potongan-potongan yang diperkenankan oleh undang-undang perpajakan, sehingga

secara moral pun dianggap tidak salah, apabila pengurangan

beban pajak melalui penghindaran pajak tersebut dianggap masih batas ketentuan

perundang-undangan perpajakan yang berlaku (Ivan Christian, 2010).

Pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai perusahaan memiliki dua prespektif

yang berbeda, yaitu positif dan negatif. Menurut Desai dan Dharmapala (2006),

penghindaran pajak dalam prespektif teori tradisional dianggap aktivitas untuk

mentransfer kesejahteraan dari negara kepada pemegang saham. Dalam prespektif

2
agency theory, aktivitas penghindaran pajak dapat memfasilitasi kesempatan

manajerial untuk melakukan tindakan oportunisme dengan memanipulasi laba atau

menempatkan sumber daya yang tidak sesuai serta kurang transparan dalam

menjalankan operasional perusahaan sehingga penghindaran pajak berdampak

negatif terhadap nilai perusahaan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

memilih mini riset dengan judul “ Pengaruh Penghindaran Pajak Dan

Capital intensity Terhadap Nilai Perusahaan ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas , penulis merumuskan masalah

sebagai

Berikut :

1 Apakah penghindaran pajak berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

2 Apakah Capital intensity berpengaruh terhadap nilai perusahaan ?

3 Apakah pengaruh penghindaran pajak dan Capital intensity terhadap nilai

perusahaan ?

1.2 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai, tujuan

tersebut yaitu :

1. Untuk mendapatkan bukti empiris perihal pengaruh pengindaran pajak terhadap

nilai perusahaan.

3
2. Untuk mendapatkan bukti empiris perihal pengaruh Capital intensity terhadap

nilai perusahaan. Untuk mengetahui apakah ada penghindaran pajak dan

Capital intensity terhadap nilai perusahaan.

1.3 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang dikemukakan sebelumnya, maka

manfaat yang diambil sebagai berikut:

1.4 Manfaat Teoritis

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman yang berguna bagi

penulis dan juga untuk memperluas dan meningkatkan ilmu pengetahuan mengenai

penghindaran pajak dan Capital intensity terhadap nilai perusahaan.

1. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan agar dapat berguna untuk acuan penelitian lain yang

tertarik untuk mengembangkan dan menganalisa lebih jauh, studi mengenai

masalah yang tersaji dalam tulisan ini yakni pengaruh penghindaran pajak dan

Capital intensity terhadap nilai perusahaan.

2. Bagi Peneliti Selajutnya

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti lainnya sebagai bahan

tambahan pertimbangan dan pemikiran dalam penelitian lebih lanjut dalam bidang

yang sama yaitu pengaruh penghindaran pajak dan Capital intensity terhadap nilai

perusahaan.

1.4.1 Manfaat Praktis

4
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan mengenai

pemahaman penghindaraan pajak dan penggelapan pajak terhadap nilai perusahaan.

1.5 Sistematika Penulisan Proposal

Dalam penulisan ini, sistematika yang digunakan secara umum merujuk

pada pedoman penulisan proposal Universitas Pamulang. Sistematika penulisan

dalam proposal ini adalah sebagai berikut :

Bab I PENDAHULUAN

Bagian pendahuluan membahas secara kontekstual mengenai isu yang

diteliti. Pada bagian ini terdapat penjelasan mengenai fenomena, isu,

gambaran umum penelitian terdahulu dan fokus riset yang dilakukan

berkaitan dengan topik yang diteliti yang dituangkan dalam latar belakang.

Selanjutnya, pada bagian ini terdapat tujuan dari penelitian, manfaat

penelitian, sistematika penulisan

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai tinjauan pustaka yang melandasi

penelitian yaitu tentang penghindaran pajak, Capital intensity dan

pembahasan mengenai penelitian-penelitian terdahulu. Pengembangan

hipotesis serta kerangka pemikiran teoritis.

Bab III METODE PENELITIAN

Bagian ini menjelaskan metode yang digunakan dalam penelitian dengan

memberikan penjelasan mengenai variabel-variabel dalam penelitian,

populasi dan sampel, sumber dan metode pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

5
BAB II

TINJUAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Landasan teori menjabarkan teori-teori yang mendukung perumusan

hipotesis yang ada dalam penelitian. Landasan teori ini berisi argumentasi dan

penjabaran teori yang disusun oleh penulis sebagai tuntunan dalam memcahkan

masalah yang ada dalam penelitian.

2.1.1 Teori Agensi (Agency Theory)

Dalam teori keagenan menjelaskan tentang dua pelaku ekonomi yang saling

bertentangan yaitu prinsipal dan agen. Hubungan keagenan merupakan suatu

kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal) memerintah orang lain (agen)

untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi wewenang kepada

agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal (Ichsan, 2013). Jika prinsipal

dan agen memiliki tujuan yang sama maka agen akan mendukung dan

melaksanakan semua yang diperintahkan oleh prinsipal.Hubungan agensi terjadi

ketika salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agen) untuk melaksanakan

suatu jasa dan mendelegasi wewenang untuk membuat keputusan kepada agen

tersebut. Di dalam perusahaan, CEO merupakan agen dan pemegang saham

merupakan principal. Salah satu elemen dari teori agensi adalah bahwa prisipal dan

agen memiliki preferensi atau tujuan berbeda. Menurut Brigham dan Houston

(2006), manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusak haan, yaitu pemegang

saham, untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik

kepentingan yang dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Dalam hubungan

6
keagenan manajer sebagai pihak yang memiliki akses langsung terhadap informasi

perusahaan, memiliki asimetris informasi terhadap pihak eksternal perusahaan,

seperti kreditor dan investor. Dimana terdapat informasi yang tidak diungkapkan

oleh manajemen kepada pihak eksternal perusahaan termasuk investor.

Teori Keagensian menyatakan bahwa Pendelegasian wewenang yang dilakukan

pihak prinsipal kepada agen akan menuntut agen untuk memberikan kinerjanya

sebaik

mungkin agar dapat meningkatkan performa perusahaannya. Oleh karena itu,

manajemen berusaha untuk mengelola keuangan perusahaannya dengan baik

dan efisien. Salah satu langkah efisiensi yang dilakukan yaitu dengan

meminimalkan beban pajak, yang dianggap dapat mengurangi kemampuan

ekonomis perusahaan. Sehingga manajemen termotivasi untuk melakukan

penghindaran pajak agar dapat meminimalkan beban perusahaan.

2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory)

Teori signal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan untuk memberikan gambaran kepada investor mengenai prospek

perusahaan. Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang

dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan innvestasi pihak luar perusahaan.

Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis, karena

infomasi menyaji keterangan, catatan dan gambaran baik untuk keadaan dimasa

lalu, saat ini maupun keadaan dimasa yang akan datangbagi kelangsungan hidup

suatu perusahaan. Infomasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat di

perlukan oleh investor dipasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil

7
keputusan investasi. Menurut Jogiyanto (2000), informasi yang dipubliskan sebagai

suatu penguman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan

keputusan investasi. Jika penguman tersebut mengandung nilai nilai positif maka

diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh

pasar. Pada waktu informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima

informasi tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu menginprestasikan dan

menganalisis informasi sebagai sebuah sinyal baik (good news) atau sinyal buruk

(bad news). Jika informasi tersebut dianggap sebagai sinyal baik bagi investor,

maka terjadi perubahan dalam volume perdagangan saham.

Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat

menjadi sinyal baik bagi pihak luar perusahan yang dapat menjadi sinyal baik bagi

perusahan, terutama bagi investor adalah laporan tahunan. Informasi yang

diungkapkan dalam laporang tahunan dapat berupa informasi akuntansi yaitu

informasi yang berkaitan dengan laporan keungan dan informasi non akuntansi

yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan. Laporan tahunan

hendaknya memuat informasi yang relevan dan mengungkapkan informasi yang di

anggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun

luar perusahaan.

2.1.3 Penghindaran Pajak ( tax avoidance )

Menurut Zain (2003), penghindaran pajak adalah proses pengendalian

tindakan agar terhindar dari konsekuensi pengenaan pajak yang tidak di kehendaki.

Penghindaran pajak juga diartikan sebagai cara mengurangi pajak yang masih

dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat

8
dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajak. Menurut Desai dan Dharmapala

(2006), penghindaran pajak memiliki dua prespektif yang berbeda. Pertama,

prespektif teori tradisional, yang menyatakan bahwa aktivitas perencanaan

pajak dianggap aktivitas untuk mentransfer kesejahteraan dari negara kepada

pemegang saham. Kedua, dari prespektif agency theory, yang menyatakan bahwa

aktivitas perencanaan pajak dapat memfasilitasi kesempatan manajerial untuk

melakukan tindakan oportunisme dengan memanipulasi laba atau

menempatkan sumber daya yang tidak sesuai serta kurang transparan dalam

menjalankan operasional perusahaan sehingga perencanaan pajak berdampak

negatif terhadap nilai perusahaan (Desai & Dharmapala, 2006). Prasiwi (2015)

mengatakan bahwa hubungan positif penghindaran pajak terhadap nilai

perusahaan dapat dilihat dari aktivitas penghindaran pajak yang akan

menaikkan laba bersih setelah pajak. Informasi laba bersih yang tinggi akibat

aktivitas penghindaran pajak diharapkan mampu menjadi sinyal positif bagi

investor sehingga berdampak positif pada nilai perusahaan yang tercermin dari

kenaikan nilai saham di pasar modal

Chen, et al., (2014) berpendapat untuk alasan pertama, penghindaran pajak

memiliki pengaruh perubahan langsung dan tidak langsung terhadap arus kas saat

ini atau arus kas masa depan. Pengaruh langsung dari penghindaran pajak, yaitu

dapat meningkatkan arus kas melalui penghematan pajak tetapi berkaitan juga

dengan tingginya biaya agensi. Di sisi lain, pengaruh perubahan tidak langsung dari

agresivitas penghindaran pajak adalah akan mempersulit transaksi bisnis,

kurangnya transparansi informasi, dan nilai perusahaan yang rendah. Munculnya

9
faktor yang berpengaruh secara dominan tergantung pada spesifikasi lingkungan

operasi bisnis dan latar belakang kelembagaan. Chen, Hu, & Wang, (2014) juga

berpendapat bahwa perilaku penghindaran pajak berhubungan dengan tingginya

biaya agensi, yang diukur dengan rasio beban penjualan. Selain itu, ditemukan juga

bahwa perilaku penghindaran pajak hanya meningkatkan nilai perusahaan pada

beberapa perusahaan transparan.

CASH ETR = Pembayaran pajak/laba sebelum pajak

Ronen Palan (2008) menyebutkan suatu transaksi diindikasikan sebagai tax

avoidance apabila melakukan salah satu tindakan berikut:

1. Wajib pajak berusaha untuk membayar pajak lebih sedikit dari yang seharusnya

terutang dengan memanfaatkan kewajaran interpretasi hukum pajak;

2. Wajib pajak berusaha agar pajak dikenakan atas keuntungan yang

di declare dan bukan atas keuntungan yang sebenarnya diperoleh;

3. Wajib pajak mengusahakan penundaan pembayaran pajak.

Menurut James Kessler pengertian tax avoidance dibagi menjadi 2 jenis, yakni

penghindaran pajak yang diperbolehkan (acceptable tax avoidance) dan

penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan (unacceptable tax evasion).

Penghindaran pajak yang diperbolehkan (acceptable tax avoidance) memiliki

karakteristik sebagai berikut:

1. Memiliki tujuan usaha yang baik

2. Bukan semata-mata untuk menghindari pajak

3. Sesuai dengan spirit & intention of parliament

4. Tidak melakukan tranksaksi yang direkayasa

10
Sementara itu, penghindaran pajak yang tidak diperbolehkan (unacceptable tax

evasion) memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Tidak memiliki tujuan usaha yang baik

2. Semata-mata untuk menghindari pajak

3. Tidak sesuai dengan spirit & intention of parliament

4. Adanya transaksi yang direkayasa agar menimbulkan biaya-biaya atau kerugian

2.1.4 Capital intensity

Capital Intensity atau intesitas modal adalah jumlah modal perusahaan yang

diinvestasikan pada aktiva tetap perusahaan. Teori intensitas modal menjelaskan

pengaruh intensitas modal terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan dapat

diartikan sebagai ekpektasi nilai total perusahaan. Intensitas modal adalah

perbandingan antara penjualan dengan ekuitas (Setia Ningsih, 2011) intensitas

modal menunjukan bahwa perusahaan mampu memaksimalkan aktiva tetapnya

sehingga memiliki tingkat penjualan yang tinggi.

Capital Intensity Ratio adalah perputaran harta yaitu perputaran seluruh harta

perusahaan yang dihitung dari penjualan dibagi dengan harta. Ratio Intensitas

modal menunjukkan efesiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya

untuk menghasilkan penjualan.Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efesien

penggunaan aktiva.tersebut (Dewanata,2016).

(Dewanata,2016) yang mengungkapkan pendapat Waluyo Kearo (2009)

bahwa intensitas modal menggambarkan pendanaan jangka panjang yang

dipergunakan untuk memperoleh aktiva perusahaan.Sasaran intensitas modal bagi

manajer keuangan adalah untuk merancang dan merencanakan penggunaan data

11
semakin baik mungkin. Tujuan dari efesiensi yang dimaksud adalah

memaksimalkan nilai perusahaan. Intensitas modal juga mencerminkan sebagai

beberapa modal yang dibutuhkan untuk menghasilkan pendapatan.

Dalam melakukan investasi, perusahaan harus selalu mempertimbangkan

peluang atau prospek perusahaan dalam memperebutkan pasar. Intensitas modal di

devinisikan sebagai rasio total asset perata-rata seperti peralatan, mesin dan

berbagai property terhadap penjualan. Ratio ini menggambarkan beberapa besar

modal perusahaan yang diinvestasikan ke dalam asset tetap.

2.1.5 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan adalah pandangan investor terhadap perusahaan yang

dapat terlihat dari harga saham yang dibayar investor atau disebut nilai pasar

(Wijaya,2018). Menurut Fauziah (2019), mengungkapkan bahwa Tujuan

perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan

dengan memperhatikan aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.

Nilai perusahaan yang tinggi selalu menjadi keinginan bagi pemilik

perusahaan, karenan perusahaan yang memiliki tingkat nilai perusahaan yang tinggi

dianggap dapat mensejahterakan pemegang saham dan hal tersebut dapat menarik

investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan tersebut (Astuti dan

Fitria,2019). Suatu perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai yang baik jika kinerja

perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya, jika

harga sahamnya tinggi maka nilai perusahaan baik (Yuono dan widyawati,2016

dalam Fauziah,2019)

Terdapat beberapa indikator yang bisa dilakukan untuk mengukur nilai perusahaan:

12
1. Price Earning Ratio (PER)

Rasio ini menunjukan perbandingan antara harga pasar per lembar dengan earning

per lembar terhadap kenaikan pertumbuhan laba yang diharapkan. PER

menunjukan berapa banyak jumlah uang yang harus dikeluarkan oleh investor

untuk memperoleh satu earaning perusahaan. Ratio ini menunjukan bagaimana

pasar memberi harga atas kinerja perusahaan yang tercermin dari earning per

sharenya. Rumus untuk menghitung PER adalah (Tandelilin,2010:320):

PER =

2. Price to Book Value (PBV)

PBV (price to book value) merupakan perbandingan dari harga suatu saham dengan

nilai buku saham suatu perusahaan (Amrizal dan Rahmah,2017). Rasio ini

menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham perusahaan.

Selain itu price to book value (PBV) juga menunjukan kemampuan perusahaan

dalam menciptakan nilai perusahaan berdasarkan jumlah modal yang

diinvestasikan, sehingga semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi nilai

perusahaan.Rumus untuk menghitung price to book value (Widyaningsih,2018).

PBV =

3. 7RELQ¶V4

Selain menggunakan price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV), nilai

perusahaan dapat diukur menggunakan metode 7RELQ¶V 4 7RELQ¶V 4dihitung

dengan membandingkan rasio nilai pasar saham perusahaan dengan nilai buku

ekuitas perusahaan. Rasio ini umumnya lebih unggul daripada rasio lainnya karena

13
rasio ini lebih fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara relative terhadap

biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya. Rumus untuk menghitung 7RELQ¶V4

adalah ( Riadi,2017):

Q=

Keterangan:

Q = Nilai perusahaan

EMV = Nilai pasar ekuitas (closing price x jumlah saham beredar)

EBV = Nilai buku dari total aktiva (total asset – total kewajiban)

D = Nilai buku dari total hutang

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan penelitian yang menguraikan hubungan

antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian sebelumnya.

Berikut adalah rincian dari penelitian terdahulu:

Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti dan Kesenjangan


No Judul Penelitian Hasil
Tahun Penelitian

Pengaruh Hasilnya, Hasil Terdapat


Decco Soerzawa, Penghindaran Pajak penelitian ini perbedaan
Yusmaniarti, dan Terhadap Nilai Penghindaran variabel
1.
Chairul Suhendra, Perusahaan Dengan pajak tidak
2018 Leverage Sebagai berpengaruh
Variabel Moderasi negatif terhadap

14
nilai perusahaan
yang diukur
dengan rasio
Tobin’s Q.

Pengaruh Hasilnya, variable Terdapat


Penghindaran Pajak Penghindaran perbedaan
Dan Leverage Pajak dan variabel Leverage
Terhadap Nilai Leverage
Perusahaan Dengan berpengaruh
Transparansi signifikan
Anita Tarihoran, Perusahaan Sebagai terhadap Nilai
2.
2016 Variabel Moderasi Perusahaan pada
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2011
sampai 2014.

Pengaruh Tax Hasilnya, Tax Terdapat


Avoidance avoidance perbedaan
Terhadap Nilai berpengaruh variabel
3.
Perusahaan Dengan negative terhadap
Haqi Fadillah,
Kepemilikan nilai perusahaan.
2018
Institusional
Sebagai Variabel
Moderasi

Theresa Dina Pengaruh Hasilnya, tax Terdapat


Tarida, Andrian Penghindaran Pajak avoidance pada perbedaan
4.
Budi Prasetyo, Terhadap Nilai penelitian ini variabel
2018 Perusahaan Dan yang diukur

15
Biaya Agensi dengan proksi
Dengan BTD memiliki
Transparansi pengaruh
Informasi Sebagai signifikan dan
Variabel negatif atas nilai
Pemoderasi perusahaan.

Hasilnya, perilaku
penghindaran
Analisis Pengaruh pajak yang
Terdapat
Perilaku dilakukan
Stevanus Tri perbedaan
5. Penghindaran Pajak perusahaan
Anggoro, Aditya variabel Perilaku
Terhadap Nilai memberikan
Septiani, 2015 penghindaraan
Perusahaan Dengan pengaruh yang
Pajak peneliti
Transparansi signifikan
mengurangkan
Sebagai Variabel terhadap nilai
perilaku
Moderating perusahaan
dengan arah
positif.

Pengaruh Tata Seluruh atau Terdapat


Kelola Perusahaan, ketiga hipotesis perbedaan
Profitabilitas, Dan diterima. Pada variabel tata
Penghindaran Pajak hipotesis pertama, kelola
Terhadap Nilai hasil uji perusahaan, dan
Perusahaan menunjukkan profitabilitas
Aida Farah
bahwa tata kelola
6. Dinah, Darsono,
perusahaan
2017
berpengaruh
positif dan
signifikan. Hasil
uji hipotesis
kedua menjukkan
bahwa

16
profitabilitas
berpengaruh
positif dan
signifikan
terhadap nilai
perusahaan.
Hipotesis ketiga
yaitu,
penghindaran
pajak
berpengaruh
negatif terhadap
nilai perusahaan.

Pengaruh Hasilnya, Tax Terdapat


Penghindaran Pajak avoidance yang perbedaan
Dan Biaya Agensi diukur dengan variabel Biaya
Terhadap Nilai ETR_D tidak Agensi
Perusahaan memiliki
pengaruh yang
signifikan
Enggar terhadap nilai
Adityamurti, perusahaan.
7.
Imam Ghozali, Perusahaan
2017 dengan
melakukan
penghindaran
pajak yang lebih
besar cenderung
tidak memiliki
nilai perusahaan
yang tinggi.

17
Hasilnya, tata
Analisis Pengaruh kelola perusahaan
Tata Kelola dan penghindaran Terdapat
8. B Ivanno Eka P, Perusahaan Dan pajak perbedaan
Dul Muid, 2018 Penghindaran Pajak berpengaruh variabel Tata
Terhadap Nilai secara signifikan kelola Perusahaan
Perusahaan terhadap nilai
perusahaan.

No Nama Peneliti dan Judul Penelitian Hasil Kesenjangan


Tahun Penelitian

Pengaruh Corporate Hasilnya, Terdapat


Social Variabel Capital perbedaan
Responsibility, Intensity (CI) variabel
Sales Growth, Dan yang diproxykan Corporate Social
Capital Intensity dengaan Tobin’s Responsibility,
Terhadap Nilai Q berpengaruh Sales Growth.
PerusahaanManufa terhadap nilai
ktur Sub Sektor perusahaan
Aneka Industri manufaktur sub
Yang Terdaftar Di sektor aneka
Valencya Juan
9. Bursa Efek industri yang
Evita, 2019
Indonesia terdaftar di BEI
tahun 2013-2017.
Hal ini berarti
apabila nilai
capital intensity
turun maka nilai
perusahaan juga
turun, dan nilai
capital intensity
naik maka nilai

18
perusahaan juga
akan naik.

Analisis Pengaruh Hasilnya, vaiabel Terdapat


Corporate Social CSR dan Capital perbedaan
Responbility, Sales Intensity variabel
Growth, Capital berpengaruh Corporate Social
Intensity Terhadap terhadap Nilai Responbility,
Nilai Perusahaan Perusahaan, Sales Growth
Manufaktur Pada namun Sales pada peneliti
Sektor Perusahaan Growth tidak terdahulu
Food And memilikipengaruh
Beverage Yang terhadap nilai
Aryati Sita Terdaftar Di Bursa perusahaan yang
10.
Noviani, 2017 Efek Indonesia diproxykan
dengan
menggunakan
Tobin’s Q dan
PBV pada
perusahaan sub
sector Food and
Beverage yang
terdaftar di BEI
pada tahun 2013-
2017.

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep menurut (Sugiyono, 2014) adalah suatu hubungan yang

akan menghubungankan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian yaitu,

antara variabel independen dengan variabel dependen yang akan di amati atau di

ukur melalui penelitian yang akan di laksanakan. Kerangka konseptual akan

19
membantu akan membantu kita dalam mengendalikan atau menguji suatu

hubungan, serta meningkatkan pengetahuan kita terhadap suatu fenomena yang

diamati. Dari kerangka konseptual Hipotesis dapat dibangun untuk dapat melihat

apakah fotmula dari teori tersebut valid atau tidak ( Sugiyono 2014:60).

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, berikut ini adalah kerangka penelitian yang

digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2. 1

Kerangka Konseptual

H1
Penghindaran Pajak (X1)

Nilai Perusahaan
H2

Capital Intensity (X2)

2.3 Pengembangan Hipotesis

Menurut Sugiono (2017:64), Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian yang dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan

pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

dari pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah, belum jawaban yang empiris.

2.3.1 Pengaruh Penghindaran Pajak terhadap Nilai Perusahaan

Tax avoidance merupakan usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk

mengurangi beban pajak perusahaan. Chen dkk. (2013) bahwa tax avoidance

20
mengurangi nilai perusahaan akan tetapi pengaruhnya dapat diperkecil pada

perusahaan yang memiliki transparansi baik. Menurut Simartama (2014) aktivitas

tax avoidance jangka panjang tidak menambah nilai perusahaan. Budiman (2012),

menyatakan bahwa praktek penghindaran pajak yang dilakukan oleh Wajib Pajak

badan (perusahaan) sering kali dilakukan melalui kebijakan yang diambil oleh

pimpinan perusahaan. Dyreng, S.D., Hanlon, M., & Maydew, (2010) juga

menyimpulkan bahwa individu (Top Executive) dalam suatu perusahaan memiliki

pengaruh terhadap penghindaran pajak perusahaan.

Penghindaran pajak dilakukan dengan memperkecil laba dengan cara tidak

mengakui pendapatan saat ini tetapi realisasinya diakui dimasa yang akan datang

agar laba yang dilaporkan pada periode sekarang kecil. Selain itu penghindaran

pajak juga dapat dilakukan dengan mengakui biaya personal menjadi biaya

operasional perusahaan sehingga dapat mempengaruhi laba yang diperoleh karena

semakin tinggi laba perusahaan laba perusahaan dilaporkan, semakin tinggi juga

beban pajaknya.ketika perusahaan melakukan penghindaran pajak, maka

perusahaan aku berusaha untuk menekan laba yang diperoleh agar pajak yang

dibayarkan perusahaan juga dapat berkurang. Jumlah laba yang diperoleh

perusahaan juga berkaitan dengan nilai perusahaan tersebut. Karena, investor yang

akan menanamkan modalnya cenderung melihat laba bersih perusahaan yang

menggambarkan nilai perusahaan itu sendiri.

H1 : Diduga Penghindaraan Pajak berpengaruh Terhadap Nilai Perusahaan

21
2.3.2 Pengaruh Capital Intensity terhadap Nilai perusahaan

Capital Intensity adalah persentase dari setiap jenis modal yang digunakan

perusahaan. Jenis modal yang digunakan perusahaan terdiri dari hutang dan modal

saham. Capital Intensity menjelaskan pengaruh intensitas modal terhadap nilai

perusahaan. Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai ekspektasi nilai total

perusahaan. Intensitas modal adalah perbandingan antara hutang dengan ekuitas.

Intensitas modal adalah hasil atau akibat dari keputusan pendanaan, yang nantinya

perusahaan akan memilih apakah menggunakan hutang atau ekuitas untuk

mendanai operasi perusahaan. Capital Intensity adalah yang menjelaskan bahwa

kebijakan pendanaan perusahaan dalam menentukan bauran antara hutang dan

ekuitas bertujuan untuk memaksimumkan nilai perusahaan. Maka dari itu semakin

tinggi tingkat intensitas modal semakin tinggi juga tingkat nilai perusahaan. Karena

yang berdampak pada persepsi investor mengenai kondisi perusahaan dimana

ketika perusahaan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaan perusahaan,

maka akan dinilai investor kurang baik untuk jangka panjang sehingga capital

intensity yang menentukan kebijakan perusahaan sangat penting bagi perusahaan

karena menentukan persepsi investor terhadap nilai perusahaan. Dan bedasarkan

penelitian terdahulu menurut Cyrillius Matono (2013) yang meyatakan bahwa

Capital intensity berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Terkait dengan teori

keageanan perusahaan (Principal) memerintah manager (Agen) untuk mengambil

keputusan pendanaan operasi perusahaan apakah menggunakan hutang atau

ekuitas.

H2 : Diduga Capital intensity berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian

kuantitatif merupakan penelitian dengan data penelitian menggunakan angka-

angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2016:7). Penelitian ini

termasuk penelitian data sekunder. Penelitian ini diambil dari laporan keuangan

perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia (BEI).

3.2 Lokasi Penelitian

Sumber data penelitian ini menggunakan laporan keuangan. Penelitian

dilakukan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 5 tahun mulai tahun 2015 -

2017 dengan mengunduh laporan keuangan perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dipilihnya Bursa

Efek Indonesia (BEI) sebagai tempat penelitian karena Bursa Efek Indonesia (BEI)

merupakan bursa pertama di Indonesia, yang dianggap memiliki data yang lengkap

dan telah terorganisasi dengan baik. Pemilihan lokasi penelitian di Bursa Efek

Indonesia (BEI) melalui situs resminya www.idx.co.id yang didasarkan atas

pertimbangan objektif dan sesuai dengan tujuan penelitian.

3.3 Variabel dan Pengukuran

Untuk mengetahui variabel yang diteliti dalam penelitian ini

diklasifikasikan menjadi variabel dependen (variabel yang dipengaruhi), variabel

independen (variabel yang mempengaruhi) dan variabel moderasi (variabel yang

23
memperkuat atau memperlemah antara variabel satu dengan variabel lain). Variabel

dependen penelitian adalah nilai perusahaan, variabel independen adalah

penghindaran pajak dan firm size sedangkan variabel moderasi adalah profitabilitas.

3.3.1 Variabel Independen (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang tidak dapat dipengaruhi oleh

variabel lain, namun keberadaanya dapat mempengaruhi variabel lain atau dapat

disebut dengan variabel terikat (Y). Berikut definisi operasional serta pengukuran

dari variabel – variabel yang menjadi variabel bebas (X) dalam penelitian ini yaitu:

1. Penghindaran Pajak (X1)

Penghindaran pajak (tax avoidance) adalah usaha untuk mengurangi atau

bahkan menghilangkan hutang pajak yang harus dibayar dengan tidak melanggar

undang-undang perpajakan yang ada (Anggoro dan Septiani, 2015). Proksi BTD

atau book tax difference digunakan untuk mengukur penghindaran pajak. BTD

diperoleh dengan mengurangi laba sebelum pajak dengan laba bersih yang

kemudian dibagi dengan rata-rata aset, rumus tersebut didasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Jackson (2009).

BTD = (Taxable Income – Net Income)/Average Assets Penggelapan Pajak (X2).

2. Capital Intensity

Intensitas modal adalah jumlah modal perusahaan yang dapat diinvestasikan

dalam bentuk aset tetap. Pada penelitian ini, Intensitas modal biasanya

digunakan untuk mengukur proporsi aset tetap. Aset tetap yang dimiliki oleh

perusahaan biasanya digunakan perusahaan untuk memotong pajak akibat dari

penyusutan aset tetap perusahaan setiap tahunnya. Seluruh aset tetap selalu

24
mengalami penyusutan yang nantinya akan menjadi biaya penyusutan pada

laporan keuangan perusahaan, sehingga biaya penyusutan ini dapat mengurangi

penghasilan dalam perhitungan pajak perusahaan. Berikut adalah rumus

penghitungan capital intensity tersebut:

capital intensity = asset tetap bersih

total aset

3.3.2 Variabel Dependen (Y)

1. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan berperan sebagai variabel dependen dalam penelitian ini.

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh

variabel independen atau variabel bebas. Menurut Yuliani (2016) dalam Rahmawati

(2017), nilai perusahaan dapat menjadi tolak ukur bagi kemakmuran pemegang

saham suatu perusahaan. Perusahaan menjalankan usahanya dengan tujuan agar

dapat terus beroperasi dan meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang

sudah go-public tercermin dari harga saham yang terdapat di bursa. Salah satu

alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan

menggunakan rasio Tobin’s Q. Menurut Dewi (2014), Rasio ini dikembangkan oleh

James Tobin pada tahun 1967 dan dinilai dapat memberikan informasi yang paling

baik karena rasio ini dapat menjelaskan berbagai fenomena yang terjadi dalam

kegiatan perusahaan, menurut James Tobin (1967) berikut adalah rasio 7RELQ¶V4:

Tobins Q = MVE+D/BVE+D

Keterangan :

Q = Nilai perusahaan

25
EMV = Nilai pasar ekuitas (closing price x jumlah

saham beredar )

EBV = Nilai buku dari total aktiva (total

asset-total kewajiban)

D = Nilai buku dari total hutang

Tabel 3. 1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

No Variabel Proxy Skala


Penghindaran Pajak
PP = (Taxable Income – Net
(X1) Skala
1 Income)/Average Assets Penggelapan
rasio
Pajak

Capital Intensity Skala


2 Ci =
(X2) rasio

Nilai Perusahaan (Y) Skala


3
NP = rasio

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:80).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri

barang konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2013-2017. Pemilihan periode 5

tahun bertujuan untuk dapat membandingkan keadaan perusahaan selama lima

26
tahun tersebut dan dapat mendapatkan data terbaru sehingga memperoleh hasil

yang dapat menjelaskan permasalahan dalam penelitian ini.

3.4.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2016:81). Sampel dalam penelitian ini menggunakan

aturan-aturan tertentu yakni menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik

penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu yang sesuai dengan kebutuhan

penelitian. Adapun kriteria perusahaan yang dijadikan sampel penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang menyajikan

data laporan keuangan secara lengkap dan jelas serta terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) selama periode penelitian yaitu tahun 2013-2017.

2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di

BEI sebelum tahun 2013.

3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak

mengalami kerugian pada periode 2013-2017.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

3.5.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Menurut Suharto (2015:55) data sekunder merupakan data yang diperoleh secara

tidak langsung melalui media perantara diperoleh, dikumpulkan dan diolah pihak

lain. Data yang digunakan merupakan laporan keuangan yang diterbitkan di website

resmi Bursa Efek Idonesia melalui situs www.idx.co.id.

27
3.5.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah

sebagai berikut:

a. Riset Kepustakaan (Library Research)

Studi pustaka, menurut Nazir (2013, h. 93) teknik pengumpulan data dengan

mengadakan studi penelaah terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan,

dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.

Teknik ini digunakan untuk memperoleh dasar – dasar dan pendapat secara tertulis

yang dilakukan dengan cara mempelajari berbagai literatur meneliti jurnal dan

instrument lain diteliti.

b. Riset Internet (Online Research)

Pada tahap ini, penulis berusaha untuk memperoleh berbagai data dan

informasi tambahan dari situs – situs yang berhubungan dengan penelitian. Teknik

atau metode ini dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teori yang

kemudian digunakan sebagai literatur penunjang guna mendukung penelitian yang

dilakukan. Penulis mengumpulkan data dengan riset internet (online research).

3.6 Metode Analisis Data

Dengan analisis data, penulis dapat memberikan jawaban dari masalah yang

dibahas dalam penelitian. Berdasarkan tujuan dari penelitian ini, maka beberapa

metode analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

28
3.6.1 Statistik Deskriptif

Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Deskrptif

data diperoleh dari hasil penelitian yang dituangkan menjadi data induk, kemudian

data induk tersebut dengan melakukan perhitungan selanjutnya. Analisis ini

dimaksudkan untuk memperoleh gambaran data secara umum dari kecenderungan

data. Deskriptif data meliputi rata – rata, standar devisiasi, distribusi frekuensi dan

distribusi kecenderungan. Alat yang digunakan berupa teknik tabulasi dan

gambaran data secara visual dan grafik, sehingga akan memberikan gambaran yang

nyata bagaimana hubungan dan pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Peneliti

akan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan SPSS (Statistic

Product and Service Solution) versi 25. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji

kelayakan atas metode regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Syarat – syarat

yang harus dipenuhi agar sebuah data dikatakan layak adalah data tersebut harus

terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolonieritas,

heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengukur apakah didalam model regresi

variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal

atau mendekati normal. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan Uji

Statistik Kolmogorov – Smirnov. Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov merupakan

29
uji statistik non-parametik yang dapat pula digunakan untuk menguji apakah data

terdistribusi secara normal atau tidak.

Untuk lebih memberi keyakinan bahwa data terdistribusi secara sempurna,

selain Uji Statistik Kolmogorov – Smirnov didalam penelitian ini juga akan

menyajikan uji Normal Probability Plot (P – P Plot). Suatu variabel dikatakan

normal jika gambar distribusi dengan titik - titik data yang menyebar disekitar garis

diagonal, dan penyebaran titik – titik data searah mengikuti garis diagonal.

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Pengujian multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen), model

regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen

(Ghozali, 2013:95). Deteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model

regresi dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan tolerance.

Regresi bebas dari multikolonieritas jika nilai VIF < 10 dan nilai tolarence > 0,10

(Ghozali, 2013:96).

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi

ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap,

maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah homokedastisitas (Ghozali, 2013:125).

Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada

tidaknya pola tertentu pada grafik sceterplot. Jika ada pola tertentu maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jiak tidak ada pola jelas

30
serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak

terjadi heteroskedastisitas.

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pada periode t – 1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terjadi problem

autokorelasi. Salah satu cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan uji

Durbin – Watson. Uji Durbin – Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat

satu dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi linier.

Mekanisme pengujian Durbin – Watson dalam Ghozali (2013) adalah sebagai

berikut:

1) Hipotesis :

Ho : Tidak ada autokorelasi (r = 0)

H1 : Ada autokorelasi (r ≠ 0)

2) Menentukan d hitung Durbin – Watson

3) ukuran sampel tertentu ada banyaknya variabel independen, menentukan nilai batas

atas (du) dan batas bawah (dl) dalam tabel.

4) Mengambil keputusan dengan ketentuan kriteria pada tebel sebagai berikut :

Tabel 3. 2

Ketentuan Durbin - Watson

Ketentuan Nilai Durbin –


Kesimpulan
Watson DW

0 < DW < dl Ada Autokorelasi

31
dl < DW < du Tanpa Kesimpulan

Tidak Ada
du < DW < (4–du)
Autokorelasi

3.6.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis yang digunakan adalah model regresi linier berganda.

Menurut Sugiyono (2014:277) bahwa : “Analisis regresi linier berganda bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau

nilainya). Jadi analisis regresi linier berganda akan dilakukan bila variabel

independennya minimal 2”. Pada regresi berganda variabel independen (variabel

X) yang diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel dependen (variabel Y),

jumlahnya lebih dari satu. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah

penghindaran pajak (X1), penggelapan pajak (X2) sedangkan variabel dependen

adalah Nilai Perusahaan (Y) sehingga persamaan regresi bergandanya adalah :

Y = ’ + t 1X1 + t 2X2

Keterangan :

Y = Nilai Perusahaan

ɑ = Koefisien Konstanta

β1 , β2 = Koefisien Regresi

X1 = Penghindaran pajak

X2 = Capital Intensity

3.6.4 Uji Hipotesis

32
Hipotesis merupakan pernyataan yang mengacu pada populasi (Winara,

2019:60). Data kemudian digunakan untuk memeriksa kelayakan dari suatu

pernyataan. Maka uji hipotesis adalah suatu prosedur yang berdasarkan pada bukti

sampel dan teori probabilitas untuk menentukan apakah suatu hipotesis merupakan

pernyataan yang tepat.

3.6.4.1 Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Koefisen determinasi (R2) pada intinya digunakan untuk mengukur

seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan

satu (1). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel – variabel independen

dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu (1)

berarti variabel – variabel independen memberikan hamper semua informasi yang

dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar

penggunaan koefisen determinasi (R2) adalah bias terhadap jumlah variabel

independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan suatu variabel

independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Maka digunakan nilai

Adjusted R2 dapat naik turun apabila suatu variabel independen ditambahkan ke

dalam model.

3.6.4.2 Uji Signifikan Simultan (Uji Statistik F)

Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel–variabel

independen (X) secara simultan (bersamaan) mempunyai pengaruh terhadap

variabel dependen (Y) (Ghozali, 2013:177).

33
Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti

variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel

dependen dengan menggunakan tingkat signifikan sebesar 5 %. Jika nilai F hitung

> F tabel maka secara bersama – sama seluruh variabel independen mempengaruhi

variabel dependen. Selain itu, dapat juga dengan melihat nilai probabilitas lebih

kecil daripada 0,05 (untuk timgkat signifikan = 5 %), maka variabel independen

secara bersama – sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Sedangkan jika

nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka variabel indpenden secara bersama –

sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.6.4.3 Uji T (Partial )

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel – variabel

dependen (Ghozali : 2013). Uji keberartian koefisien (B1) dilakukan dengan

statistic-t. Hal ini digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari

variabel indpendennya. Adapun hipotesis dirumuskan sebagai berikut :

Ho : β = 0

H1 : β ≠ 0

Artinya jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 atau 5 % maka

hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan, artinya secara parsial

variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y) =

hipotesis diterima, sementara jika tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5

% maka hipotesis yang diajukan ditolak atau tidak berpengaruh signifikan terhadap

variabel dependen (Y) = hipotesis ditolak. Nilai t-hitung dapat dicari dengan rumus:

34
T hitung =

Jika t –hitung > t-tabel (ɑ, n-k-1), maka Ho ditolak; dan

Jika t – hitung < t-tabel (ɑ, n-k-1), maka Ho diterima

35

Anda mungkin juga menyukai