Proposal Penelitian
Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
Nama : JHONY ANDREA
Nim : 17230021
Segala puji dan syukur hanya bagi tuhan yang maha esa, oleh karena
anugerah nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
mendapatkan bimbingan dan arahan dari barbagai pihak. Pada kesempatan ini
1. Kepada kedua orangtua yang selalu memberikan semangat dan doa serta
2. Ibu Aminar Stradewi, SE, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
5. Seluruh dosen yang telah mengajar dan memberikan ilmu sehingga dapat
i
6. Serta semua pihak yang telah memberikan dukungan secara langsung
yang setimpal dari tuhan yang maha Esa. Akhirnya penulis berharap semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi pembaca bagi pembaca semua khususnya bagi
penulis sendiri.
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.2 Profibilitas......................................................................................13
Social Responsibility..........................................................
Responsibility.....................................................................
iii
2.5.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Good
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui pada era globalisasi saat ini dalam dunia
bisnis setiap perusahaan di tuntut untuk bersaing dalam persaingan yang ketat
investasi dipasar modal. Alat ukur yang dijadikan investor untuk mengukur
dan arus kas entitas. Laporan keuangan perusahaan agar dapat dipercaya oleh
auditor melalui opininya akan membuat data-data yang ada dalam laporan
sejenis atau kompetitor agar perusahaan dapat bertahan dan tidak tersingkir
dari persaingan bisnis yang ada. Hal ini berhubungan dengan salah satu
tujuan yang dimiliki oleh perusahaan dalam semua jenis usaha yaitu
1
Setiap perusahaan go public pasti akan melaporkan dan menerbitkan
agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku manajer (agen)
2
dengan pihak manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Auditor
mungkin. Maka dari itu, kepala manajemen selalu menjadi tudingan pertama
atas apapun yang terjadi pada perusahaan. Selain manajemen, auditor juga
auditor terhadap kondisi perusahaan apakah dapat bertahan hidup atau tidak
keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk
dengan jelas oleh Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam Kerangka Dasar
3
”Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
Going concern entitas yang diaudit harus dapat dipertahankan paling tidak
dua belas bulan setelah tanggal neraca. ISA 570 telah menjadi pedoman bagi
4
Opini atas kelayakan laporan keuangan suatu perusahaan diterbitkan oleh
auditor pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Oleh karena itu, auditor harus
banyak terjadi kesalahan opini yang dibuat oleh auditor menyangkut opini
perusahaan, hal ini harus sesuai dengan pemeriksaan auditor yang tidak
terlepas dari data laporan keuangan yang dilakukan selama periode tertentu.
sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi
utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang
muncul sehingga banyak auditor yang mengalami dilema antara moral dan
5
hipotesis self-fulfilling prophecy yang menyatakan bahwa apabila auditor
memberikan opini going concern, maka perusahaan akan menjadi lebih cepat
kreditor yang menarik dananya. Penyebab yang lain adalah tidak terdapatnya
opini audit going concern adalah hal yang tidak diharapkan oleh perusahaan
yang go public dimana yang seharusnya menerima opini audit going concern
Sekawan Intipratama Tbk. juga terdeteksi beberapa kasus yang kurang baik.
6
Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan harus melaksanakan pemeriksaan
terhadap perkara pidana atas transaksi semu saham yang diperbuat oleh SIAP.
Selain itu, SIAP juga terindikasi adanya perubahan standar penyajian laporan
Selain itu terdapat fakta fenomena lain dalam kasus Disuspen 7 Kali
& Nasib Tak Jelas, BEI Panggil Bakrie Telecom. Bursa Efek Indonesia
Sebelumnya, pada 17 Juni 2019, otoritas buursa telah meminta BTEL untuk
7
laporan keuangan perseroan pada 31 Desember 2018, Kantor Akuntan Publik
sebab saat ini kegiatan operasional BTEL telah terhenti. Dikatakan Nyoman,
pendapatan sejak tahun 2016. Nilai pendapatan usaha pada tahun 2016, 2017,
dan 2018 berturut-turut adalah sebesar Rp172 miliar, Rp7,87 miliar, dan
Rp8,53 miliar.
pada sektor telekomunikasi dengan merek Esia, tapi sejak 2016 perusahaan
dengan menganti layanan bisnis dari operator seluler berbasis code division
8
bahwa ada hubungan positif antara kualitas audit dengan penerimaan opini
audit going concern. KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan
kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil, KAP
yang besar masuk kategori Big-4 dan KAP yang kecil masuk kategori non
Big-4. Beberapa peneliti terdahulu terkait Kualitas Audit yaitu penelitian dari
al., (2020) dan Melistiari et al., (2021) maka terdapat pengaruh postitif
Opini going concern yang tidak di inginkan ini mengakibatkan jatuhnya harga
Fadli & Triyanto, (2020), Imani et al., (2017), Rahim, (2017) dan Nurharjanti,
Going Cocern.
kantor akuntan publik (KAP) dengan auditee yang sama. Semakin lama
dengan klien suatu KAP telah berlangsung bertahun- tahun klien dapat
9
dipandang sebagai sumber pendapatan yang sudah biasa berlangsung terus,
terdahulu terkait Audit tenure yaitu penelitian dari Hasanuddin et al., (2019),
Syahputra & Yahya, (2017), Oktaviani & Challen, (2020), Sari, Yustina
Triyani, (2018) dan Nurhayati et al., (2018) maka terdapat pengaruh Audit
penting dan menarik dilakukan karena mengingat bahwa opini audit going
concern suatu badan usaha merupakan salah satu hal yang mendasari para
investor dalam pengambilan keputusan investasi dan juga para kreditor dalam
perusahaan tersebut. Selain itu, opini audit going concern sering dihubungkan
menggunakan jurnal atau referensi terbaru pula yaitu jurnal atau artikel tahun
10
2. Apakah terdapat pengaruh Kondisi Keungan terhadap Opini Audit Going
Opini Audit Going Concern serta, studi ini diharapkan juga bahwa penelitian
ini akan berkontribusi dan mengembangkan teori evaluasi Opini Audit Going
Concern. Studi ini juga dapat digunakan sebagai informasi dan referensi
untuk membantu Anda menerapkan rencana audit yang lebih baik, dan Anda
11
Sistematika ini disusun untuk memudahkan penulisan dan
satu dengan yang lainnya sehingga menjadi kesatuan yaitu sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian bagi penulis atau penelitian
Dalam bab ini (tinjauan pustaka dan hipotesis) akan dibahas mengenai
yang dibahas, serta hipotesis apa yang akan dipakai dalam penelitian ini.
penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
12
BAB II
menjadi lebih sulit. Auditor berada pada posisi antara dilema moral dan etika,
yang merupakan bagian dari non keuangan pun bisa menjadi bahan
going concern ini merupakan masalah yang akan terus ada dan opini ini
13
Reputasi auditor sering digunakan sebagai proksi dari kualitas audit. Lensiana
dibandingkan pada auditor skala kecil. Auditor skala besar juga lebih
yang penting untuk pengguna laporan keuangan dan reputasi auditor. Kualitas
audit yang baik akan meyakinkan para pengguna laporan keuangan atas
keandalan dan relevansi dari laporn keuangan. Kualitas audit yang baik juga
a. Standar Umum
14
2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan
semestinya.
akan dilakukan.
yang diaudit.
c. Standar Pelaporan
15
2) Laporan auditor harus menunjukan jika ada ketidak
periode sebelumnya.
a. Independensi
b. b. Penugasan personel
c. Konsultasi
d. Supervisi
e. Pemekerjaan
16
f. Pengembangan profesional
g. Promosi
i. Inspeksi
dilihat dari laporan keuangan yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan
17
b. Cash Flow to Current Liabilities, cash flow to current
c. Cash flow to total assets, cash flow to total assets adalah total
d. Cash flow to total debt, cash flow to total debt adalah total arus
e. Cash to net sales, cash to net sales adalah cash on hand dan in
18
jangka pendek yang pada saat likuidasi membutuhkan dana
total aset.
perusahaan.
dijual.
19
q. Total debt/equity, adalah total debt dibagi dengan equity. Total
perusahaan mendapatkan opini audit going concern, dan jika sebaliknya laba
hubungan yang terjalin antara KAP dengan auditee yang sama. Perikatan
atau justru akan membuat KAP lebih memahami kondisi keuangan dan akan
20
menjadi pihak yang tidak terpengaruh terhadap audit tenure, karena auditor
terutama dalam masalah going concern atas suatu perusahaan adalah keadaan
yang sesungguhnya.
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan klien yang sama. Kecemasan akan
kehilangan fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi auditor
untuk menyatakan opini audit going concern, karena antara auditor dengan
lihat dari kesulitan auditor dalam memberikan opini going concern untuk
diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.13 Pasal 16 (1)
tahun 2017 yang menyatakan bahwa pihak yang Melaksanakan Kegiatan Jasa
historis tahunan dari AP yang sama paling lama untuk periode audit selama 3
21
Audit tenure adalah lama hubungan atau keterikatan antara auditor
Independensi salah satunya dapat diukur melalui audit tenure (Pratiwi & Lim,
2013).
usaha. Going concern juga merupakan asumsi dasar dalam menyusun suatu
panjang atau tidak akan dilikuidasi dalam jangka pendek. Suatu entitas
Berdasarkan SPAP (2011) opini audit going oncern adalah opini audit
22
kemamppuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya.
hidupnya dalam periode waktu yang pantas yang mana tidak lebih dari satu
yang mengharapkan sebuah usaha dapat berlanjut terus dalam waktu yang tak
terbatas; juga disebut continuity. Menurut Andini & Mulya, (2015), going
concern adalah dalil yang menyatakan bahwa suatu entitas akan menjalankan
terus operasinya dalam jangka waktu yang cukup lama untuk mewujudkan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas atau tidak diarahkan menuju arah
pada suatu perioda mempunyai sifat sementara, sebab masih merupakan suatu
usahanya dalam jangka waktu panjang dan tidak akan dilikuidasi dalam
23
hasil operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan
Yusriwarti & Mariyani, (2019). Going concern juga merupakan asumsi dasar
Opini audit going concern ini merupakan salah satu pendapat auditor dalam
adanya opini tersebut hal ini menjadi acuan untuk investor dalam memilih
sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui bisnis biasa, restrukturisasi
utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang
lain (PSA No. 30). Arens (1997) mengemukakan beberapa faktor yang
24
menimbulkan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup yaitu (1)
Kerugian usaha yang besar secara berulang atau kekurangan modal kerja, (2)
bencana yang tidak diasuransikan sepertin gempa bumi, banjir atau masalah
perburuan yang tidak biasa, (4) Perkara pengadilan, gugatan hukum atau
badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha
dan tidak akan dilikuidasi dalam jangka waktu pendek. Going concern
tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar
dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSAK NO.30) (Wahyuni, 2014).
25
Going Concern. Secara teoritis menunjukkan bahwa kualitas audit
yang mana adanya pengaruh positif dari kualitas audit terhadap Opini
mana adanya pengaruh positif dari kualitas audit terhadap Opini Audit
mana adanya pengaruh positif dari kualitas audit terhadap Opini Audit
26
Going Concern. Secara teoritis menunjukkan bahwa kualiatas audit
mana adanya pengaruh positif dari kualitas audit terhadap Opini Audit
terlebih setelah kasus Enron. KAP berafiliasi Big 4 akan lebih berhati-
Concern
27
keuangan maka peluang auditor memberikan opini going concern
kedepannya.
hal ini akan berpengaruh terhadap opini audit yang diberikan oleh
28
maka auditor akan cenderung tidak mengeluarkan opini audit going
concern.
yang tidak baik atau buruk, maka semakin besar kemungkinan seorang
29
2.5.3 Pengaruh Audit Tenure terhadap Opini Audit Going
Concern
yang mana adanya pengaruh positif dari Audit Tenure terhadap Opini
diberikan oleh KAP tersebut akan meningkat, dan hal inilah yang
yang mana adanya pengaruh positif dari Audit Tenure terhadap Opini
auditor segan atau lebih sulit untuk memberikan opini going concern
mana adanya pengaruh positif dari Audit Tenure terhadap Opini Audit
30
ketika dihadapkan dengan tanggung jawab menerbitkan opini audit
yang mana adanya pengaruh positif dari Audit Tenure terhadap Opini
yang mana adanya pengaruh negatif dari Audit Tenure terhadap Opini
antara auditor dan klien dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan
Kualitas Audit
31
H1
(+)
H3
(+)
Audit Tenure
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Keterangan :
Going Concern
Going Concern
Concern
32
BAB III
METODE PENELITIAN
33
tujuannya untuk menguji hipotesis yang telah ditentukan. Pengujian hipotesis
adalah praduga tidak mutlak bersifat sementara terhadap isu dalam penelitian
Penelitian ini bertujuan agar dapat menguji hipotesis kualitas audit, kondisi
keungan dan audit tenure sebagai variabel independen terhadap opini audit
Radjab & Jam’an (2017), data rasio ialah data yang menggabungkan
semua karakter yang dipunyai oleh data interval, data ordinal, serta
data nominal. Data rasio ialah data dengan berupa angka dalam bentul
bisa diterapkan ( -, + , :, x ).
data cross section dan time series yaitu data yang hanya terdiri dari
berupa data hasil penelitian yang telah diuji coba oleh orang lain
34
(Sugiyono 2017). Data sekunder ialah data yang didapatkan secara
dari pihak lain atau lewat dokumen yang ada, data di peroleh melalui
3.3.1 Populasi
karakteristik pada objek atau subjek tertentu yang dipilih peneliti agar
3.3.2 Sampel
35
mungkin bisa membahas semua yang ada pada populasi (Sugiyono
2017).
36
non partisipan, yaitu : menghimpun, mencatat, dan mengkaji laporan
(CSR).
(GCG).
Tabel 3.1
Defenisi Operasional Variabel
No Variabel Pengertian Pengukuran Sumber
1. Corporate Corporate Rumus yang digunakan untuk (Susilowati
Social Social Responsibility adalah membandingkan jumlah item & Zulfa,
Responsibilit mekanisme untuk suatu organisasi adalah sebagai berikut : 2018)
y (CSR) (Y) yang secara sukarela
CSRI =
∑ Xij
mengintegrasikan perhatian terhadap Nj
lingkungan dan sosial ke dalam
37
operasinya dan interaksinya dengan
para stakeholders, yang melebihi
tanggung jawab organisasi terhadap
hukum.
2. Ukuran Ukuran perusahaan adalah penilaian Ukuran perusahaan dapat diukur (Agus Dwi
Perusahaan oleh masyarakat terkait besar melalui komposisi dan jumlah Santoso,
(X1) kecilnya perusahaan saat beroperasi asset bersih yang dimiliki ataupun Supri
dan kemampuan perusahaan dalam tingkat penjualan yang terjadi di wahyu
melakukan produktivitas atau perusahaan. Utomo,
kegiatan usahanya. Rumus ukuran perusahaan adalah 2017)
Size= Ln (Total asset)
3. Profitabilitas Profitabilitas ialah aspek keuangan Untuk menghitung Return On (Karina
(X2) untuk mengukur efesiensi dan Asset dapat memakai rumus Ries
efektivitas dalam menghasilkan sebagai berikut: Jayanti,
keuntungan. 2018)
Laba bersih Setelah Pajak
1. ROA (Return of Assets) Return ROA = X100%
of Assets adalah rasio untuk Total Aset
mengukur keefektivitas kinerja
perusahaan dengan dasar
penghasilan dan total aktiva yang
dimiliki. Rumus untuk menghitung ROE
2. ROE (Return of Equity) Rasio adalah sebagai berikut:
ROE digunakan sebagai ROE= Laba bersih Setelah Pajak
X 100%
pengukuran atas pemasukan yang Modal Sendiri
diterima, yang diperoleh dari
modal yang sudah diinvestasikan
sebelumnya.
4 Good GCG ialah suatu sistem dan 1. Mengukur Kepemilikan (Karina
Corporate peraturan tentang hubungan antar institusional dengan Ries
Governance pihak dalam perusahaan, yaitu menggunakan indikator Jayanti,
(GCG) (X3) pemegang saham dan dewan persentase jumlah saham yang 2018)
komisaris, beserta peran dewan dimiliki oleh institusi dari (Oktabila,
direksi untuk mencapai tujuan seluruh modal saham yang 2019)
perusahaan. beredar. Dengan rumus
Indikator Good corporate governace sebagai berikut:
dalam penelitian ini adalah KpInst = Jumlah Saham
kepemilikan institusional, komite Institusional : Total Saham
audit, dan ukuran dewan komisaris yang Beredar
Kepemilikan. 2. komite audit diukur dengan
1. Kepemilikan Institusional adalah cara menghitung jumlah total
saham yang dimiliki oleh institusi anggota komite audit daam
atau lembaga seperti bank, suatu perusahaan yang terdapat
perusahaan investasi, perusahaan
dalam laporan tahunan
asuransi dan kepemilikan lainnya
38
dalam suatu perusahaan. perusahaan. Dengan rumus
Pemegang saham institusional sebagai berikut:
juga memiliki sumber daya, KOMA : SUM_KOMA
kemampuan, pengalaman, dan
3. Ukuran dewan komisaris
kesempatan untuk menganalisis
kinerja dan tindakan manajemen. diukur denagn menghitung
Kepemilikan institusional yang jumlah dari seluruh anggota
besar akan berdampak dan dewan komisaris di dalam
berpengaruh pada keputusan perusahaan yang terdapat
manajemen yang akan diambil. dalam laporan tahunan
2. Komite Audit adalah komite yang perusahaan, dengan rumus
membantu dewan pengawas atau
sebagai berikut:
komisaris dalam memastikan
sistem pengendalian internal UDK = ∑D_KOM
terlaksana dengan efektif dan
memantau efektivitas pelaksanaan
tugas auditor eksternal dan
internal, serta menjadi
penghubung komunikasi antara
dewan komisaris dengan auditor
eksternal.
3. Ukuran dewan komisaris menjadi
faktor selanjutnya dalam
pengungkapan CSR. Dewan
Komisaris adalah badan
perusahaan yang bertugas dan
bertanggung jawab secara
kolektif dalam mengawasi dan
memberikan nasihat kepada
dewan direksi serta memantau
perusahaan telah melaksanakan
GCG.
39
1. Common Effect Model (Pooled Least Squeres/PLS)
40
sebagai model efek acak yang disebut dengan error component
memilih model yang tepat untuk digunakan dalam analisis regresi data
panel. Dalam pengujian model ini kita dapat melakukan dua pengujian
diantaranya adalah :
1. Uji Chow
N −1
Chow=
NT −N −K
Dimana :
41
Ha : Model menggunakan pendekatan fixed effect model
effect. Ketika model yang dipakai adalah fixed effect maka perlu
2. Uji Haussman
Haussman lebih kecil dari nilai kritis, maka model yang tepat
42
Jika probabilitas < 0,05 maka tolak H0
normal bisa dilihat bila nilai Probabilty Jarque-Bera > tingkat alpha
Y = α+ β1X1+ β2X2+β3X3 e
Y = Variabel terikat (Financial Distress)
β0 = Konstanta
β1β2 β3= Koefisien Variabel
X1 = Kepemilikan Manajerial
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Leverage
e = Error / Residual
3.6.5 Uji Hipotesis
1. Uji T
43
independen. Dasar pengambilan keputusan dipakai dalam uji t
yaitu:
variabel Y.
variabel Y.
2. Uji F
44
Mansuri(2016) mengemukakan bahwa apabila dalam uji empiris
DAFTAR PUSTAKA
Afnan, Y., Hernawati, E., & Nugraheni, R. (2020). Pengaruh Kualitas Audit, Debt
Default, Audit Lag, Dan Disclosure Pada Opini Audit Going Concern.
Business Management, Economic, and Accounting National Seminar, 1(1),
1059–1076.
Agus Dwi Santoso, Supri wahyu Utomo, E. A. (2017). Pengaruh kepemilikan
saham publik, ukuran perusahaan dan profitabilitas terhadap corporate
social responsibility disclosure (studi pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di bei periode 2012-2015. September, 836–854.
Ajikusuma, V. (2016). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
45
Profitabilitas, Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. 31–48.
Andini, P., & Mulya, A. A. (2015). Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan, Proporsi Komisaris Independen, Ukuran Komite
Audit dan Debt Default Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris
pada Perusahan Manufaktur yang terdaftar pada BEI Periode 2010-2014).
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 4(2), 202–219.
Andyny, R. D. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan , Audit Tenure Dan Reputasi
Kap Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Barang Konsumsi Periode 2014-2015. Simki-Economic, 01(02), 12.
Arista, S. C. (2013). Pengaruh Kondisi Keuangan, Leverage, Cash Flow Dan
Kualitas Audit Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Sub Sektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2015-2018. In Africa’s potential for the ecological
intensification of agriculture (Vol. 53, Issue 9).
Ashadi, Y. R. (2009). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Go
Public.
Effendi, B. (2019). Kualitas Audit, Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan dan
Penerimaan Opini Audit Going Concern. Owner, 3(1), 9.
https://doi.org/10.33395/owner.v3i1.80
Egziabher, T. B. G., & Edwards, S. (2013). 済無 No Title No Title. Africa’s
Potential for the Ecological Intensification of Agriculture, 53(9), 1689–1699.
Enny Arita, rishendri M. (2019). PENGARUH PROFITABILITAS , LEVERAGE
DAN LIKUIDITAS TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (
CSR ) PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2014 – 2018. XIII(10), 13–21.
Ervina, S., & Purba, N. M. B. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Opini
Audit Going Concern Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 8(1).
https://doi.org/10.35794/emba.v8i1.28053
Fadli, A. F., & Triyanto, D. N. (2020). Pengaruh Kondisi Keuangan, Debt
Default , Opinion Shopping Terhadap Opini Audit Going Concern ( Studi
Pada Perusahaan Infrastruktur , Utilitas , dan Transportasi Subsektor
Transportasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2018 ).
7(1), 827–835.
Hasanuddin, A. B., Wawo, A., & Anwar, P. H. (2019). Pengaruh Company
Growth Dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern Dengan
Aduit Delay Sebagai Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bei 2014 - 2018. Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban, 5(2),
176–196.
Imani, G. K., Nazar, M. R., & Budiono, E. (2017). Pengaruh Debt Default, Audit
Lag, Kondisi Keuangan, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern. 11(2), 2017.
Jalil, M. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan dan Solvabilitas terhadap Opini
Audit Going Concern (Studi Kasus pada perusahaan Manufaktur yang
terdaftar di BEI). Jurnal Akuntnasi Dan Keuangan, 8(1), 52–62.
Karina Ries Jayanti, achmad H. (2018). PENGARUH GOOD CORPORATE
46
GOVERNANCE DAN PROFITABILITAS TERHADAP PENGUNGKAPAN
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY ( Studi pada Perusahaan Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2016 ).
59(1), administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Kesumojati, S. C. I., Widyastuti, T., & Darmansyah, D. (2017). Pengaruh Kualitas
Audit, Financial Distress, Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit
Going Concern. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi), 3(1),
62–76. https://doi.org/10.34204/jiafe.v3i1.434
Kusumawardhani, I. (2018). Pengaruh Kondisi Keuangan, Financial Distres,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.
Buletin Ekonomi, 16(1), 1–136.
Lensiana, & Wandestarido. (2015). Pengaruh Audit Tenure , Kualitas Audit dan
Profitabilitas terhadap Opini Audit Going Concern Perusahaan Jasa Pada
Bursa Efek Indonesia. 27–39.
Mansuri. (2016). Modul Praktikum Eviews. Modul Praktikum Eviews, 54.
Melania, S., Andini, R., & Arifati, R. (2019). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor,
Likuiditas, Profitabilitas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Opini
Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Melistiari, N. K. M., Suryandari, N. N. A., & Putra, G. B. B. (2021). Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Kondisi Keuangan, Kualitas Audit, Manajemen Laba
Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini …. Kumpulan Hasil
Riset …, 3(1), 1–10.
https://e-journal.unmas.ac.id/index.php/kharisma/article/view/1664
Minerva, L., Sumeisey, V. S., Stefani, S., Wijaya, S., & Lim, C. A. (2020).
Pengaruh Kualitas Audit, Debt Ratio, Ukuran Perusahaan dan Audit Lag
terhadap Opini Audit Going Concern. Owner, 4(1), 254.
https://doi.org/10.33395/owner.v4i1.180
Nainggolan, P. (2016). Analisis Pengaruh Audit Tenure, Ukuran Perusahaan,
Opini Audit Tahun Sebelumnya, Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini
Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal Lentera
Akuntansi, 2(2), 80–100.
Nurharjanti, N. N. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan, Non Keuangan, Dan
Kondisi Perekonomian Terhadap Opini Audit (Going Concern). The 9th
University Research Colloqium 2019.
Nurhayati, F., Astuti, D. S. P., & Fadjar, H. (2018). Pengaruh Opinion Shopping
dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern dengan Ukuran
Perusahaan sebagai Variabel Moderasi. Jurnal Akuntansi Dan Sistem
Teknologi Informasi, 14(1), 115–124.
Oktabila, E. N. (2019). Pengaruh kapitalisasi pasar dan good corporate
governance terhadap pengungkapan corporate social responsibility. 1(3),
ISSN : 2656-3649 online.
Oktaviani, & Challen, A. E. (2020). Pengaruh Kualitas Auditor , Audit Tenure
Dan Debt Default Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 83–90.
Paramitha, D. N. (2017). Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya, Karakteristik
Komite Audit Dan Audit Tenure Terhadap Opini Audit Going Concern. 1–24.
47
Pratiwi, L., & Lim, T. H. (2013). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Audit
Tenure Dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Opini Audit Going
Concern. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Radjab, E., & Jam’an, A. (2017). Metodologi Penelitian Bisnis. Lembaga
Perpustakaan dan Penerbitan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Rahim, S. (2017). Pengaruh Kondisi Keuangan Perusahaan, Kualitas Audit dan
Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal
Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 75.
https://doi.org/10.24843/jiab.2016.v11.i02.p02
Sari, Yustina Triyani, N. (2018). Pengaruh Audit Tenure, Debt Default, Kualitas
Audit Dan Opini Audit Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi, 7(1), 71–84. https://doi.org/10.46806/ja.v7i1.456
Sugiyono. (2017a). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.
Sugiyono. (2017b). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R Dan D.
Alfabeta.
Susilowati, F., & Zulfa, K. (2018). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN,
PROFITABILITAS, LEVERAGE, TIPE INDUSTRI, DAN UKURAN DEWAN
KOMISARIS TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
DISCLOSURE. 2(1), 15–25.
Syahputra, F., & Yahya, M. R. (2017). Pengaruh Audit Tenure, Audit Delay,
Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Opinion Shopping Terhadap
Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Ekonomi Akuntansi (JIMEKA), 2(3), 39–47.
Tandungan, D., & Mertha, I. M. (2016). Pengaruh Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Audit Tenure, dan Reputasi KAP terhadap Opini Audit Going
Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 16(1), 45–71.
Wahyuni, D. R. S. dan S. (2014). Pengaruh Kualitas Audit, Pertumbuhan
Perusahaan, Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going
Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Periode 2011-
2013. Kompartemen, XII(1), 69–80.
Wardhani, R. A., & Muid, D. (2017). PENGARUH AGRESIVITAS PAJAK ,
UKURAN PERUSAHAAN DAN PROFITABILITAS TERHADAP
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. 6, 1–10.
Widyawati, D. P. (2011). Pengaruh Kualitas Audit, Likuiditas, Profitabilitas Dan
Auditor Changes Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan
Manufaktur Dan Non Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007.
Winarno, W. W. (2017). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (5th
ed.). Unit Penerbit.
Yusran, I. A. R., Kristanti, F. T., Si, M., & Aminah, W. (2018). PENGARUH
INDIKATOR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP ( Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011- THE IMPACT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE
INDICATOR ON CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE
( Study of Manufa. 5(1), 621–627.
Yusriwarti, & Mariyani. (2019). Pengaruh Kondisi Keuangan Dan Kualitas Audit
Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang
48
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. ペインクリニック学会治療指針2,
126(1), 1–7.
49