Oleh :
Nama : Beti Siti Nuraeni
Npm : 4.18.4.087
i
KATA PENGANTAR
3. Kepada Mama dan Papa selaku orang tua kandung saya, yang telah
memberikan banyak dukungan tidak hanya dalam materi tapi juga dalam
segala hal.
Laporan penulisan seminar proposal ini ini dibuat dengan tujuan untuk
memenuhi Tugas Matakuliah di semester tujuh Program Studi D4 Manajemen
perusahaan Politeknik Pos Indonesia. Semoga dapat bermanfaat buat pembaca.
ii
ABSTRAK
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
ABSTRAK.......................................................................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................vi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................5
2.1.3 Produk..........................................................................................................6
2.1.5 Brand...........................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................15
iv
METODE PENELITIAN................................................................................................15
2.2.5 Populasi.....................................................................................................20
2.2.6 Sampel.......................................................................................................20
2.2.9 Observasi...................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26
DAFTAR TABEL
v
Tabel 1.1 Penjualan Skincare 2021 1................................................................................2
DAFTAR GAMBAR
vi
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Table 1.1 Penjualan skincare tahun 2021
3 N glow 98 paket
Dari latar belakang yang telah dijelaskan di atas, dengan demikian rumusan
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Brand image berpengaruh terhap meningkatkan minat beli
konsumen pada produk skincare ms glow?
2. Bagaimana hambatan yang dihadapi perusahaan dalam menarik konsumen
untuk meningkatkan minat beli?
3. Apakah banyak pengguna Ms Glow dikecamatan bayah?
3
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang pengaruh
brand image terhadap meningkatkan minat beli konsumen.
b. Bagi Masyarakat
c. Diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh brand image
terhadap meningkatkan minat beli konsumen pada produk Ms Glow.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
PENELITIAN
2.1.3 Produk
Pada ilmu pemasaran bauran produk (produk mix) merupakan salah satu
upaya dalam menetapkan strategi pemasaran produk itu sendiri. Disini
anggap saja anda berusaha meraih semua market share atas produk-produk
yang mampu diproduksi atau anda jual.
6
Menurut Kotler & Keller (2009, p,15) bauran produk disebut juga
sebagai pilihan yang ada pada suatu produk (product assortment) yang
merupakan suatu kumpulan semua produk dan barang ataupun jasa yang di
tawarkan untuk di jual oleh penjual tertentu, bauran produk terdiri dari
berbagai lini produk, bauran produk perusahaan mempunyai lebar, panjang,
kedalaman dan konsistensi tertentu.
Menurut Saladin (2003 : 71) bauran produk terdiri dari unsur-unsur
produk seperti variasi produk, kualitas, desin, ciri khas/fitur, merek,
kemasan, layanan, garansi, ukuran, retur, serta unsur produk lainnya.
2.1.5 Brand
7
2.1.6 Brand Image
8
kemasan, lokasi, identitas perusahaan yang memayunginya, slogan,
dan lain-lain.
2. Brand Personality
Dimensi kedua adalah brand personality atau personalitas merek.
Brand personality adalah karakter khas sebuah merek yang
membentuk kepribadian tertentu sebagaimana layaknya manusia,
sehingga khalayak konsumen dengan mudah membedakannya dengan
merek lain dalam kategori yang sama, misalnya karakter tegas, kaku,
berwibawa, ningrat, atau murah senyum, hangat, penyayang, berjiwa
sosial, atau dinamis, kreatif, independen, dan sebagainya.
3. Brand Association
Dimensi ketiga adalah brand association atau asosiasi merek. Brand
association adalah hal-hal spesifik yang pantas atau selalu dikaitkan
dengan suatu merek, bisa muncul dari penawaran unik suatu produk,
aktivitas yang berulang dan konsisten misalnya dalam hal
sponsorship atau kegiatan social responsibility, isu-isu yang sangat
kuat berkaitan dengan merek tersebut, ataupun person.
4. Brand Attitude & Behavior
Dimensi keempat adalah brand attitude atau sikap dan perilaku
merek.
9
Jadi brand attitude & behavior mencakup sikap dan perilaku
komunikasi, aktivitas dan atribut yang melekat pada merek saat
berhubungan dengan khalayak konsumen, termasuk perilaku
karyawan dan pemilik merek.
10
Suatu emosional relationship yang timbul antara sebuah merek
dengan konsumennya. Produk dengan merek yang disukai oleh
konsumen akan lebih mudah dijual dan produk dengan memiliki
persepsi kualitas yang tinggi akan memiliki reputasi yang baik.
4. Domain
Domain menyangkut seberapa besar scope dari suatu produk yang
mau menggunakan merek yang bersangkutan. Domain ini
mempunyai hubungan yang erat dengan scale of scope. Menurut
Kotler dan Keller, dialihbahasakan oleh Bob Sabran (2013 : 347),
citra merek dapat dilihat dari :
1. Keunggulan asosiasi merek merupakan salah satu faktor
pembentuk brand image, dimana produk tersebut unggul
dalam persaingan.
2. Kekuatan asosiasi merek ialah bagaimana informasi masuk
kedalam ingatan konsumen dan bagaimana proses bertahan
sebagai bagian dari citra merek. Hal itulah yang akan terus
menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan
konsumen. Dengan demikian merek tersebut akan cepat
dikenal dan akan tetap terjaga ditengah-tengah maraknya
persaingan. Membangun popularitas sebuah merek menjadi
merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun demikian,
popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk
brand image pada konsumen.
3. Keunikan asosiasi merek terhadap suatu merek mau tidak mau
harus terbagi dengan merek-merek lain. Oleh karena itu, harus
diciptakan keunggulan bersaing yang dapat dijadikan alasan
bagi konsumen untuk memilih suatu merek tertentu.
Minat beli menurut Kinnear dan Taylor (1995) (Thamrin, 2003: 142) adalah
merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap
11
mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan
membeli benar-benar dilaksanakan.
Menurut Howard (1994) ( Durianto dan Liana, 2004:44) adalah minat beli
merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk
membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada
periode tertentu.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh
eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif
adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal
ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya.
Menurut Kotler dan Keller (2012:503), dimensi minat beli adalah melalui
model stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahap-tahap
rangsangan
yang mungkin dilalui oleh konsumen terhadap suatu rangsangan tertentu
yang
diberikan oleh pemasar, yaitu sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention)
Dalam tahap ini masyarakat pernah mendengar mengenai perusahaan
atau produk yang dikeluarkan perusahaan. Jadi dalam tahap ini
masyarakat mengenal produk karena sudah mendengar atau melihat
promosi yang dilakukan perusahaan. Tahap ini juga ditandai dengan
perhatian pemirsa ketika melihat atau mendengar tentang promosi
tersebut pertama kalinya.
2. Minat (Interest)
Minat masyarakat timbul setelah mendapatkan dasar informasi yang
lebih terperinci mengenai perusahaan atau produk. Pada tahap ini
masyarakat tertarik pada produk yang ditawarkan karena promosi yang
dilakukan perusahaan berhasil diterima oleh konsumen.
3. Kehendak (Desire). Masyarakat mempelajari, memikirkan serta
berdiskusi yang menyebabkan keinginan dan hasrat untuk membeli
12
produk tersebut bertambah. Dalam tahapan ini masyarakat maju satu
tingkat dari sekadar tertarik akan produk. Tahap ini ditandai dengan
hasrat yang kuat dari masyarakat untuk membeli dan mencoba produk.
4. Tindakan (Action). Melakukan pengambilan keputusan yang positif atas
penawaran perusahaan. Pada tahap ini, masyarakat yang sudah melihat
atau mendengar tantang promosi tersebut dan telah melewati tahap
desire benar-benar mewujudkan hasratnya membeli produk. Berdasarkan
uraian dan penjelasan di atas dalam hubungannya dengan hierarki
tanggapan konsumen model AIDA, maka minat konsumen yang
dimaksud adalah respon konsumen yang melewati tahap kognitif, tahap
pengaruh (affective) dan tahap perilaku (behaviour), yaitu tahapan
tanggapan respon perhatian konsumen (attention), ketertarikan
konsumen (interest), kemudian membangkitkan keinginan (desire)
konsumen untuk membeli produk sampai dengan kegiatan pembelian
oleh konsumen (action). Menurut Rizky NST (2014) yang menjadi
indikator minat beli seorang calon konsumen adalah sebagai berikut:
1. Attention, yaitu perhatian calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan oleh produsen.
2. Interest, ketertarikan calon konsumen terhadap produk yang
ditawarkan
oleh produsen.
3. Desire, keinginan calon konsumen untuk memiliki produk yang
ditawarkan oleh produsen.
5. Action, yaitu calon konsumen melakukan pembelian terhadap produk
yang ditawarkan.
13
dalam hal lebih mengacu pada tujuan penelitian tersebut dijalankan.
Berdasarkan tinjauan yang sudah dipaparkan sebelumnya maka dapat
disimpulkan bahwa, apabila Brand Image (x) yang dilakukan perusahaan
untuk meyakinkan konsumen memilih suatu produk dan jika sudah yakin
dia akan berminat untuk membeli produk tersebut. Maka Brand image
tersebut akan memberi pengaruh dan konsumen akan melakukan
pembelian. Dan kemudian akan berpengaruh dalam meningkatkan minat
beli konsumen (y) Ms Glow Bayah. Berikut merupakan kerangka pemikiran
dari uraian diatas :
IH
14
BAB III
METODE PENELITIAN
Menurut Supriati (2012:38) Objek penelitian adalah variabel yang diteliti oleh
peneliti ditempat penelitian dilakukan.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek dalam sebuah penelitian adalah
brand image (citra merek) X, dan minat beli Y.
Subjek penelitian adalah segala sesuatu yang dapat berupa orang, barang, atau
lembaga (organisasi) yang utama memiliki sifat keadaannya terkait topik
penelitian. Sehingga bisa dikatakan subjek penelitian adalah sesuatu yang di
dalam dirinya terkandung atau melekat objek penelitian.
Menurut Arikunto (2010), pengertian subjek peneltiian adalah sebagai tempat
di mana data untuk variabel penelitian diperoleh dan ditentukan dalam kerangka
pemikiran.
Dalam penelitian ini yang menjadi subjek dalam sebuah penelitian adalah
Kecamatan Bayah, Banten.
3.2 Metode Penelitian
Pengertian Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki dan dilakukan
oleh peneliti dalam rangka untuk mengumpulkan informasi atau data serta
melakukan investigasi pada data yang telah didapatkan tersebut.
15
Dalam metode penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dimana
metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk untuk mendapatkan data
yang terjadi pada masa lampau atau saat ini tentang hubungan variabel. Teknik
pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara/kuisioner) yang tidak
mendalam, dan hasil penelitian cenderung untuk digeneralisasikan.
Lokasi penelitian adalah suatu tempat atau wilayah dimana kegiatan tersebut
dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi di
Kecamatan Bayah, Banten.
16
2013:3) tanggapan dengan
konsumen konsumen
akan suatu Tingkat Informasi Likert
merek 1.2 Mudah kemudahan mengenai
yang diingatnya diingat brand image
didasarkan bentuk produk Ms. Glow
atas baik yang
dan disampaikan
buruknya kepada
merek konsumen
yang
3. Reputasi 2.1 Kepercayaan Tingkat Brand image Likert
diingat kepercayaan
(Reputation) memiliki peran
konsumen. produk
penting
Citra
tentang produk
merek Ms. Glow
merupaka
2.2 Reputasi Tingkat Penilaian Likert
n
Merek reputasi tentang produk
keyakinan merek
skincare Ms
yang produk
dimata Glow yang
terbentuk
konsumen ditampilkan
dalam
kepada
benak
konsumen
konsumen
tentang 5. Afinitas 5.1 Kesesuaian Tingkat Brand Image Likert
(Affnity) merek kesesuaian produk Ms.
obyek dengan merek
Glow yang
produk harapan dengan yang
diharapkan diterima oleh
yang telah
konsumen
dirasakann
17
ya.. 3.2 Kebanggan Tingkat Konsumen Likert
kebanggaan merasa bangga
dan tidak
kecewa dengan
Brand Image
produk
skincare Ms.
Glow yang
konsumen beli
Berdasarkan tabel diatas, indicator dari variabel dependen dan independen diukur
dengan menggunakan skala Likert. Pengukuran dalam skala Likert menggunakan lima
tingkat preferensi jawaban yang masing-masing memiliki skor 5-1, sebagai berikut :
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
Skor Penilaian
4 Sangat setuju
3 Setuju
2 Tidak setuju
a. Data Primer
19
Data primer adalah data yang secara langsung dari sumber aslinya yaitu
penyebaran kuisioner, wawancara atau observasi langsung kepada objek
penelitian. Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh yaitu dengan
cara penyebaran kuisioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang pengumpulannya bukan dari peneliti
sendiri melainkan dari pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini yaitu
data dokumentasi perusahaan, bubu-buku referensi, studi studi kepustakaan
dan informasi lain yang berhubungan dengan penelitian.
a. Populasi
b. Sampel
20
teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, siapa saja yang
secara kebetulan atau incidental bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Karena jumlah populasi diketahui, maka perhitungan sampel dapat
menggunakan rumus Yamame. Adapun sampel yang dibutuhkan
dalam penelitian ini yaitu :
n= N
1+N(e)2
n= 400
1 + 400 (0,05)2
n = 400
n = jhmmfb
Keterangan :
n = Jumlah sampel yang diperlukan
N = Jumlah populasi
e = Tingkat kesalahan sampel (sampling error), biasanya 5%
Berdasarkan rumus tersebut, dapat diperoleh jumlah sampel sebesar
7826735
3.6.3 Observasi
22
3.6.5 Uji Realibilitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebaran data pada
sebuah kelompo data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal atau tidak.
23
mengandung multikolinieritas atau tidak, dapat didasarkam pada
asumsi berikut :
1. Apabila nilai VIF > 10 dan nilai Tolerance < 0,1, maka data dapat
dikatakan mengandung multikolinieritas.
2. Apabila nilai VIF < 10 dan nilai Tolerance > 0,1, maka dapat
dikatakan tidak mengandung multikolinieritas.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas ini dilakukan untuk dapat menguji apakah
model regresi memiliki keragaman error yang sama atau tidak.
Asumsi keragaman error yang sama inidisebut dengan
homoskedastisitas, sedangkan heteroskedastisitas yaitu terjadi ketika
keragaman nilai errornya tidak konstan atau berbeda. Untuk
mengetahui apakah pada data mengandung heteroskedastisitas atau
tidak, dapat didasarkan pada asumsi berikut :
1. Apabila dari hasil uji gletser ditemukan bahwa nilai signifikansi
dari variabel independen terhadap nilai absolut residual < taraf
signifikan yang ditentukan (0,05), maka data dapat dikatakan
mengandung heteroskedasitisitas .
2. Apabila dari hasil uji gletser ditemukan bahwa nilai signifikansi
dari variabel independen terhadap nilai absolut residual > taraf
signifikan yang ditentukan (0,05), maka data yang digunakan
dalam penelitian dapat dikatakan tidak mengandung
heteroskedasitisitas .
24
Y = b1X1 + b2X2 + E
Keterangan :
Y : Variabel terikat (minat beli)
X1 dan X2 : Variabel independen (brand image)
B1 dan b2 : Koefisien regresi atau nilai peingkatan ataupun
penurunan
E : nilai error (variabel penggangu) residual
terhadap variabel terikat, maka digunakan beberapa pengujian yaitu uji-t dan
uji-f.
1. Uji t (t-test)
1. Uji t (t-test)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara individual terhadap variabel dependen, apakah signifikan atau
tidak.
- H0 diterima jika thitung < ttabel maka tidak ada pengaruh yang
signifikan antara brand image terhadap minat beli.
- H1 ditolak jika thitung > ttabel atau thitung < -ttabel maka ada pengaruh
yang signifikan antara brand image terhadap minat beli.
2. Uji F (F-test)
Uji ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
25
serentak terhadap variabel dependen apakah berpengaruh secara
signifikan atau tidak. F-test digunakan untuk menguji pengaruh bersama-
sama antara
Brand Image terhadap Minat Beli.
- H0 diterima jika Fhitung < Ftabel maka tidak berpengaruh signifikan
antara brand image terhadap minat beli.
- H1 ditolak jika Fhitung > Ftabel maka terdapat pengaruh yang
signifikan antara brand image terhadap minat beli.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, P. & Keller, K.L. (2012), Manajemen Pemasaran Jilid I Edisi ke 12.
Jakarta: Erlangga.
Basu Swastha dan Ibnu Sukotjo, 1995, Pengantar Bisnis Modern, Edisi 3,
Penerbit Liberty
Stanton, William J., 2008, Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi 7, Erlangga, Jakarta
Fandy Tjiptono, 2008 .Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta : CV. Andi
Offset
K.L. Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi kedua belas. jilid 1. PT Index.
kelompok Gramedia. Jakarta Amstrong, Kottler., (1997), “Prinsip-Prinsip
Pemasaran”, Erlangga, Jakarta.
27