Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN OBSERVASI UMKM

INDUSTRI TEMPE

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran.

Dosen Pengampu : Syariefful Ikhwan, S.E.,M.M.

Disusun oleh:

Nurul Izzati

62201180010

UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak


Syariefful Ikhwan, S.E.,M.M. sebagai dosen pengampu mata kuliah Manajemen
Pemasaran.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada rekan-rekan


mahasiswa/i, serta semua pihak yang telah memberikan dukungannya bagi
terselesaikannya tugas ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Penulis menyadari betul bahwa baik isi maupun penyajian laporan ini masih
jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan
saran sebagai penyempurnaan tulisan ini. Semoga hasil penulisan makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi teman-teman mahasiswa dan semua pihak-pihak
yang memerlukan.

Brebes, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i
Kata Pengantar............................................................................................. ii
Daftar Isi...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 2
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 4
2.1 Manajemen Pemasaran.......................................................... 4
2.2 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)........................ 8
BAB III METODE....................................................................................... 12
3.1 Lokasi dan Observasi Wawancara......................................... 12
3.2 Metode Pengambilan Data..................................................... 12
BAB IV HASIL OBSERVASI..................................................................... 13
4.1 Lingkungan Pemasaran.......................................................... 13
4.1.1 Company....................................................................... 13
4.1.2 Customer....................................................................... 16
4.1.3 Competitor..................................................................... 18
4.1.4 Change........................................................................... 19
4.1.5 Connect.......................................................................... 22
4.2 Sembilan Elemen Pemasaran................................................. 23
4.2.1 Segmentasi (Segmentation)........................................... 23
4.2.2 Sasaran (Targeting)........................................................ 26
4.2.3 Posisi (Positioning)....................................................... 29
4.2.4 Diferensiasi (Differentiation)........................................ 32
4.2.5 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)............................. 34
4.2.6 Penjualan (Selling)........................................................ 40
4.2.7 Merek (Brand)............................................................... 41
4.2.8 Proses (Process)............................................................. 43

iii
4.2.9 Pelayanan (Service)....................................................... 44
4.3 Strategi Pemasaran................................................................. 46
4.3.1 Penetrasi Pasar............................................................... 46
4.3.2 Pengembangan Pasar..................................................... 47
4.3.3 Pengembangan Produk.................................................. 49
4.3.4 Diversifikasi Produk...................................................... 51
BAB V PENUTUP....................................................................................... 54
5.1 Kesimpulan............................................................................. 54
5.2 Saran....................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... iv

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan
kepuasan kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena
kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam
menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.

Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk


diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran
pemasaran. Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salah
satu pokok pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian
suatu produk. Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh
konsumen, maka dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak
kesempatan untuk menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-
sia.

Pemasaran merupakan salah satu ilmu ekonomi yang telah lama


berkembang, dan sampai pada saat sekarang ini pemasaran sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu perusahaan untuk bisa bertahan di dalam
pangsa pasar. oleh karena itu diperlukan strategi pemasaran yang dapat
memberikan pengaruh untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam
memasarkan produknya. Apabila strategi pemasaran yang dilaksanakan
perusahaan tersebut mampu memasarkan produknya dengan baik, hal ini akan
berpengaruh terhadap tujuan perusahaan.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam laporan observasi ini akan dibahas beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana lingkungan pemasaran pada UMKM Tempe Bu Dian?
2. Bagaimana Penerapan sembilan elemen pemasaran pada UMKM Tempe
Bu Dian?

1
3. Bagaimana strategi pemasaran yang digunakan pada UMKM Tempe Bu
Dian?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan dari dilakukannya penelitian pada UMKM “Produksi Tempe”
yaitu agar dapat mengidentifikasi masalah-masalah apa yang dialami dan
mengupayakan agar UMKM “Produksi Tempe” dapat berkembang dengan
mengaplikasikan teori 9 elemen dari manajemen pemasaran.

1.4. Manfaat Penelitian


Dengan disusunnya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak baik pihak akademik maupun instansi yang terkait.
Adapun manfaat dari laporan ini adalah :
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Menambah wawasan pelajar tentang dunia luar khususnya dalam
bidang usaha/industri rumah tangga, mulai dari jenis barang yang
dihasilkan, proses pembuatan, dan pemasarannya. Selain itu manfaat dari
kegiatan ini bertujuan untuk membuat pelajar lebih kreatif dan inovasi
dalam memberikan ide-ide dalam berwirausaha dan dalam observasi ini
pelajar diharapkan tidak hanya menguasai teori tetapi juga mengaplikasikan
ilmu yang dipelajari ketika terjun ke masyarakat.
1.4.2 Bagi Universitas
a. Laporan yang dibuat penulis dapat dijadikan referensi dalam
penyusunan laporan mahasiswa yang bersangkutan
b. Membantu pihak universitas untuk menambah koleksi buku di
perpustakaan
c. Memperlakukan tata tertib yang tegas bagi mahasiswa
d. Universitas dapat mengajak mahasiswa belajar secara langsung
dilapangan
1.4.3 Bagi UMKM
a. Dapat mempromosikan tempat usahanya kepada masyarakat luas

2
b. Menambah wawasan bagi pemilik untuk lebih mengembangkan tempat
usahanya
c. Menambah wawasan bagi pemilik mengenai manajemen pemasaran

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Pemasaran


2.1.1 Pengertian Manajemen Pemasaran
Definisi manajemen pemasaran adalah sebuah rangkaian proses
analisis, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian suatu
kegiatan pemasaran.
Tujuan manajemen pemasaran adalah untuk mencapai target
perusahaan secara efisien dan efektif.
Manajemen pemasaran juga dapat disebut sebagai alat untuk analisis,
perencanaan, penerapan, dan pengendalian suatu program dalam perusahaan
yang telah dirancang untuk menciptakan, membangun, serta
mempertahankan pertukaran agar dapat memberikan keuntungan.
Di mana keuntungan merupakan tujuan utama sebuah bisnis atau
perusahaan.
Pelaku manajemen pemasaran adalah seorang manajer pemasaran.
Manajer pemasaran akan mempelajari struktur pembiayaan, sumber
keuntungan, sumber daya, dan kompetensi.
Manajer pemasaran juga harus mempelajari diferensiasi produk dan
posisi kompetitif, tingkat integrasi vertikal, riwayat respon perkembangan
industri, dan berbagai faktor lainnya yang berkaitan dengan kompetitor.
Selain definisi yang telah disebutkan di atas, juga terdapat beberapa
pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli.
Berikut pengertian manajemen pemasaran menurut para ahli:
2.1.1.1 Philip Kotler (1980)
Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler adalah sebuah proses
menganalisa, merencanakan, melaksanakan, serta mengawasi program-
program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang
dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.
2.1.1.2 Dharmmesta dan Handoko (1982)

4
Menurut Dharmmesta dan Handoko, manajemen pemasaran
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya. Proses manajemen pemasaran
dimulai dari sebelum produksi hingga tidak berakhir di penjualan.
2.1.1.3 William J. Stanton
Pengertian manajemen pemasaran menurut William J. Stanton
adalah sebuah sistem keseluruhan kegiatan bisnis yang bertujuan untuk
merencanakan, menentukan harga, promosi, serta distribusi barang atau
jasa yang dapat memuaskan konsumen.
2.1.2 Konsep manajemen Pemasaran
Konsep manajemen pemasaran merupakan sebuah falsafah bisnis
yang di mana memuaskan kebutuhan konsumen ialah syarat ekonomi dan
sosial untuk kelangsungan perusahaan. Tujuan konsep manajemen
pemasaran adalah untuk memberikan kepuasan kepada konsumen terhadap
apa yang diinginkan dan diharapkan. Dengan begitu, maka kegiatan
pemasaran harus diarahkan ke tujuan tersebut.
Berikut 3 elemen penting yang termasuk dalam konsep manajemen
pemasaran, yaitu:
2.1.2.1 Orientasi pada Konsumen (Market Oriented)
Konsep pemasaran yang terbaik adalah dengan menjadikan
konsumen sebagai prioritas utama. Maka, dalam strategi marketing selalu
memprioritaskan konsumen.
Dapat dikatakan bahwa dalam pemasaran konsumen biasanya
dianggap seperti raja. Sedangkan produsen merupakan pelayan yang
memberikan kebutuhan kepada raja.
Pelayanan yang dilakukan oleh produsen kepada konsumen adalah
seperti memberikan berbagai penawaran yang menarik, produk yang
terbaik, serta cara melayani konsumen itu sendiri.
2.1.2.2 Perencanaan Kegiatan Pemasaran
Perencanaan kegiatan pemasaran ini merupakan bentuk
penyusunan berbagai kegiatan pemasaran secara menyeluruh.Aktivitas
pemasaran mulai dari strategi, implementasi, analisis, pengawasan, serta

5
kegiatan lain yang berhubungan dengan pemasaran harus disusun secara
detil. Dengan demikian maka proses menganalisa dan mengawasi hasil
pemasaran dapat dilangsungkan dengan baik. Sehingga, nantinya akan
memudahkan dalam melakukan evaluasi serta tindakan perbaikan
terhadap kegiatan pemasaran.
2.1.2.3 Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen tentu saja telah menjadi bagian yang paling
penting dalam pemasaran. Kepuasan konsumen tidak hanya diukur
berdasarkan kualitas dari produk saja. Namun, kepuasan konsumen juga
diukur berdasarkan strategi yang dilakukan.
2.1.3 Fungsi Manajemen Pemasaran
Setiap perusahaan ataupun bisnis harus menjalankan manajemen
pemasaran dengan baik untuk mencapai tujuan. Berikut dirangkumkan
fungsi-fungsi dari manajemen pemasaran, yaitu:
2.1.3.1 Fungsi Pertukaran
Fungsi pertukaran dalam manajemen pemasaran dibagi menjadi
dua. Dua fungsi tersebut adalah fungsi pembelian dan fungsi penjualan.
Fungsi pembelian berarti manajemen pemasaran berfungsi sebagai proses
timbal balik dari aktivitas penjualan. Maka, untuk memahami kegiatan
yang dapat menarik konsumen untuk membeli diperlukan strategi yang
khusus. Sedangkan fungsi penjualan termasuk dalam mempertemukan
penjual dan pembeli yang dilakukan secara langsung ataupun melalui
perantara.
2.1.3.2 Fungsi Fisis
Fungsi fisis yang dimaksudkan adalah terpusat pada penggunaan
waktu, lokasi, serta bentuk yang perlu dipertimbangkan pada suatu
produk ketika suatu produk akan diangkut, diproses, dan disimpan
sampai akhirnya jatuh ke tangan konsumen. Apabila hal tersebut tidak
dipertimbangkan serta direncanakan dengan baik maka perusahaan bisa
saja mengalami kerugian yang besar karena penanganan produk yang
tidak sesuai standar.
2.1.3.3 Fungsi Penyediaan Sarana

6
Fungsi penyediaan sarana berkaitan dengan segala kegiatan yang
mampu melancarkan operasional pemasaran. Fungsi penyediaan sarana
dalam manajemen pemasaran meliputi segala proses pengumpulan,
komunikasi, penyortiran sesuai standar, serta pembiayaan.
2.1.4 Tujuan Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran memiliki beberapa tujuan yang penting bagi
perusahaan. Berikut 6 tujuan manajamen pemasaran, yaitu:
2.1.4.1 Membangun Permintaan
Penjualan hanya bisa terjadi jika terdapat permintaan dari
konsumen. Oleh karena itu, penting untuk membangun permintaan.
Dalam membangun permintaan dibutuhkan berbagai usaha pemasaran
untuk menimbulkan ketertarikan serta rasa konsumen terhadap suatu
produk.
2.1.4.2 Membangun Kepuasan Konsumen
Dalam mencapai target perusahaan tidak hanya didapatkan dari
permintaan dari konsumen saja. Membangun kepuasan konsumen juga
berkontribusi dalam pencapaian target perusahaan. Membangun
kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan cara memahami kebutuhan
atau keinginan konsumen, dan mengetahui bagaimana caranya agar
produk yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan
konsumen tersebut.
2.1.4.3 Memperoleh Market Share
Manajemen pemasaran juga bertujuan untuk mendapatkan
perkembangan positif dari market share produk. Tentunya setiap
perusahaan berharap terjadinya peningkatan dan perluasan market share
atau penjualan. Namun, terkadang terdapat beberapa perusahaan yang
hanya memiliki target untuk mempertahankan market share yang telah
diperoleh.
2.1.4.4 Mendapat Keuntungan
Pada akhirnya target semua perusahaan adalah untuk mendapatkan
keuntungan. Setiap perusahaan tentunya telah menetapkan nominal
keuntungan yang berbeda-beda dalam mengukur tingkat keberhasilannya.

7
Mendapatkan keuntungan tersebut telah menjadi salah satu tujuan dari
manajemen pemasaran. Manajemen berupaya agar perusahaan dapat
menjual dengan margin yang optimal sehingga tingkat penjualan dapat
menjadi maksimal.
2.1.4.5 Mendapatkan Pencitraan Sesuai Harapan
Tak dapat dipungkiri, reputasi ataupun pencitraan perusahaan
sangatlah penting. Oleh karena itu, selain mendapatkan keuntungan yang
diharapkan maka manajemen pemasaran juga bertujuan untuk
mendapatkan pencitraan sesuai harapan. Citra yang baik terhadap produk
perusahaan dapat memberikan dampak yang sangat positif bagi
perusahaan. Dampak positif dapat berasal dari sisi konsumen, mitra
investor, serta tenaga kerja.
2.1.4.6 Menjaga Kelangsungan Usaha
Tentunya setiap perusahaan ingin perusahaannya dapat berlangsung
dan bertahan dengan baik. pemasaran merupakan kunci utama
perusahaan dalam mencapai target penjualan, kepuasan, serta
keuntungan.
2.2 UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah)
2.2.1 Pengertian UMKM
UMKM adalah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun
badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai usaha mikro.
Seperti diatur dalam peraturan perundang-undangan No. 20 tahun
2008, sesuai pengertian UMKM tersebut maka kriteria UMKM dibedakan
secara masing-masing meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha
menengah. Lebih dalam tentang UMKM akan dibahas secara lengkap pada
artikel ini.
2.2.2 Kriteria UMKM
Beberapa ahli pernah menjelaskan tentang definisi UMKM,
diantaranya adalah:
2.2.2.1 Rudjito

8
Menurut Rudjito, pengertian UMKM adalah usaha yang punya
peranan penting dalam perekonomian negara Indonesia, baik dari sisi
lapangan kerja yang tercipta maupun dari sisi jumlah usahanya.
2.2.2.2 Ina Primiana
Menurut Ina Primiana, pengertian UMKM adalah pengembangan
empat kegiatan ekonomi utama yang menjadi motor penggerak
pembangunan Indonesia, yaitu;
a. Industri manufaktur
b. Agribisnis
c. Bisnis kelautan
d. Sumber daya manusia

Selain itu, Ina Primiana juga mengatakan bahwa UMKM dapat


diartikan sebagai pengembangan kawasan andalan untuk mempercepat
pemulihan perekonomian untuk mewadahi program prioritas dan
pengembangan berbagai sektor dan potensi. Sedangkan usaha kecil
merupakan peningkatan berbagai upaya pemberdayaan masyarakat.
2.2.2.3 M. Kwartono
Menurut M. Kwartono, pengertian UMKM adalah kegiatan
ekonomi rakyat yang punya kekayaan bersih maksimal Rp 200.000.000,-
dimana tana dan bangunan tempat usaha tidak diperhitungkan. Atau
mereka yang punya omset penjualan tahunan paling banyak
Rp1.000.000.000,- dan milik warga negara Indonesia.
2.2.3 Kriteria UMKM
Untuk mengetahui jenis usaha apa yang sedang dijalankan perlu
memperhatikan kriteria-kriterianya terlebih dahulu. Hal ini penitng
digunakan untuk pengurusan surat ijin usaha kedepannya dan juga
menentukan besaran pajak yang akan dibebankan kepada pemilik UMKM.
Berikut masih-masing pengertian UMKM dan kriterianya:
2.2.3.1 Usaha Mikro
Pengertian usaha mikro diartikan sebagai usaha ekonomi
produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha sesuai dengan
kriteria usaha mikro.

9
Usaha yang termasuk kriteria usaha mikro adalah usaha yang
memiliki kekayaan bersih mencapai Rp 50.000.000,- dan tidak
termasuk bangunan dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan usaha
mikro setiap tahunnnya paling banyak Rp 300.000.000,-

2.2.3.2 Usaha Kecil


Usaha kecil merupakan suatu usaha ekonomi produktif yang
independen atau berdiri sendiri baik yang dimiliki perorangan atau
kelompok dan bukan sebagai badan usaha cabang dari perusahaan
utama. Dikuasai dan dimiliki serta menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah.
Usaha yang masuk kriteria usaha kecil adalah usaha yang
memiliki kekayaan bersih Rp 50.000.000,- dengan maksimal yang
dibutuhkannya mencapai Rp 500.000.000,-. Hasil penjualan bisnis
setiap tahunnya antara Rp 300.000.000,- sampai paling banyak Rp
2,5.000.000.000,-.
2.2.3.3 Usaha Menengah
Pengertian usaha menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif
dan bukan merupakan cabang atau anak usaha dari perusahaan pusat serta
menjadi bagian secara langsung maupun tak langsung terhadap usaha kecil
atau usaha besar dengan total kekayan bersihnya sesuai yang sudah diatur
dengan peraturan perundang-undangan.
Usaha menengah sering dikategorikan sebagai bisnis besar dengan
kriteria kekayaan bersih yang dimiliki pemilik usaha mencapai lebih dari
Rp500.000.000,- hingga Rp10.000.000.000,- dan tidak termasuk bangunan
dan tanah tempat usaha. Hasil penjualan tahunannya mencapai Rp2,5 .
000.000,- milyar sampai Rp50.000.000.000,-.
2.2.4 Klasifikasi UMKM
Berdasarkan perkembangannya, UKM di Indonesia dapat dibedakan
dalam 4 kriteria, diantaranya:
a. Livelihood Activities, yaitu UKM yang dimanfaatkan sebagai
kesempatan kerja untuk mencari nafkah, yang lebih umum dikenal
sebagai sektor informal. Misalnya adalah pedagang kaki lima.

10
b. Micro Enterprise, yaitu UKM yang punya sifat pengrajin namun belum
punya sifat kewirausahaan.
c. Small Dynamic Enterprise, yaitu UKM yang telah memiliki jiwa
entrepreneurship dan mampu menerima pekerjaan subkontrak dan
ekspor
d. Fast Moving Enterprise, yaitu UKM yang punya jiwa kewirausahaan
dan akan bertransformasi menjadi sebuah Usaha Besar (UB).
2.2.5 Ciri-Ciri UMKM
a. Jenis komoditi/ barang yang ada pada usahanya tidak tetap, atau bisa
berganti sewaktu-waktu
b. Tempat menjalankan usahanya bisa berpindah sewaktu-waktu
c. Usahanya belum menerapkan administrasi, bahkan keuangan pribadi
dan keuangan usaha masih disatukan
d. Sumber daya manusia (SDM) di dalamnya belum punya jiwa wirausaha
yang mumpuni
e. Biasanya tingkat pendidikan SDM nya masih rendah
f. Biasanya pelaku UMKM belum memiliki akses perbankan, namun
sebagian telah memiliki akses ke lembaga keuangan non bank
g. Pada umumnya belum punya surat ijin usaha atau legalitas, termasuk
NPWP

11
BAB III
METODE

3.1 Lokasi dan Observasi Wawancara


Observasi dilakukan di UMKM produksi tempe milik Ibu Dian Safitri di
Desa Ciampel, Kecamatan Kersan, Kabupaten Brebes pada tanggal 3 April
2019 pukul 16.00 WIB.
3.2 Metode Pengambilan Data
Wawancara dilakukan dengan sifat terbuka antara pengelola usaha tempe
dengan observer, penulis telah mempersiapkan beberapa pertanyaan yang akan
ditanyakan kepada pemilik usaha tempe tersebut. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan sebenarnya dan apa yang telah diketahui penulis dan apa
yang telah dijelaskan pemilik usaha permen tape tersebut.
3.2.1 Observasi
Dalam observasi dan wawancara ini dapat digunakan penulis untuk
mengetahui bagaimana cara untuk melakukan usaha atau berwirausaha.
Selain itu juga dapat mengetahui strategi mengelola dalam usaha tempe
tersebut.
3.2.2 Catatan Lapangan
Dalam observasi ini catatan lapangan yaitu berupa hasil wawancara
antara penulis dengan pemilik usaha tempe seputar strategi pemasaran yang
diterapkan.
3.2.3 Dokumentasi
Dokumentasi dalam observasi dan wawancara ini adalah berupa
pengambilan sampel foto dalam proses produksi tempe.

12
BAB IV
HASIL OBSERVASI

4.1 Lingkungan Pemasaran


4.1.1 Perusahaan (Company)
4.1.1.1 Teori
Pengertian perusahaan menurut UU No 3 Tahun 1982 tentang
Wajib Daftar Perusahaan Pasal 1 huruf b adalah setiap bentuk usaha yang
tetap dan terus menerus dan yang didirikan, bekerja serta berpendudukan
dalam wilayah Negara Republik Indonesia dengan tujuan memperoleh
keuntungan dan atau laba.
Jadi bila ada sebuah organisasi yang yang bertujuan menghasilkan
laba dan dilakukan secara terus menerus di Negara Indonesia, maka
organisasi tersebut disebut badan usaha. Ini bisa dalam bentuk CV,
perusahaan, firma dan sebagainya.
Menurut M. Polak, sebuah perusahaan dikatakan ada apabila di
dalamnya ada perhitungan tentang laba dan rugi yang dicatat di dalam
pembukuan. Disamping itu, istilah ini mengacu pada sebuah tempat yang
menjadi pusat kegiatan produksi dan faktornya.
Ada perusahaan yang didaftarkan pada pemerintah dan ada pula
yang tidak. Jika terdaftar di pemerintah, mereka artinya memiliki bandan
usaha dan badan usaha ini merupkan status yang terdaftar di perusahaan
secara resmi.
Di Indonesia sendiri, ada 14 macam bentuk perusahaan yang bisa
kita pelajari, antara lain:
a. Commanditaire Vennootschap-limited partnership
b. Koperasi
c. Firma (FA)
d. Maatschap
e. Persekutuan Komanditer (Limited Partnership)
f. Penamaan Modal Asing
g. Penanaman Modal Dalam Negeri

13
h. Persekutuan Pedata
i. Perusahaan Umum
j. Perusahaan Jawatan
k. Perseroan Terbatas
l. Perseroan Terbuka (P.T. Tbk)
m. Usaha Dagang
n. Yayasan
4.1.1.2 Kondisi Real

Berikut dijabarkan profil perusahaan tempe.


a. Jenis Usaha : Makanan
b. Nama Usaha : Tempe
c. Nama Pemilik : Ibu Dian Safitri
d. Alamat Usaha : Jl. Rotan RT/RW 06/03 Desa Ciampel,
Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes
e. Kegiatan : Memproduksi tempe mulai dari pengolahan
kedelai sampai dengan tempe yang siap dipasarkan.
f. Sejarah Usaha
Industri tempe ini dimiliki oleh keluarga yang sudah menekuni
dunia industri tempe sejak lama dan industri ini telah diwariskan, jadi
pemilik yang mendirikan dengan pemilik yang kini mengelola bukanlah
orang yang sama. Tentu saja industri ini sudah memiliki pengalaman
panjang dalam dunia industri tempe. Industri ini telah menjadi eksporter
produksi tahu tempe di Kecamatan Kersana meskipun kini telah banyak
berdiri industri pembuatan tempe lain, karena produknya dianggap lebih
baik mutunya dibanding industri yang masih baru.

14
Industri tempe ini mulai beroperasi mulai tahun 1980an dan
beralamat di Desa Ciampel Kecamatan Kersana dan didirikan oleh Ibu
Suemi, di rumah inilah pendiri industri membuka usahanya. Pada tahun
pertama kegiatan industri ini membutuhkan pengorbanan penuh tidak
saja dalam bentuk materi tetapi juga tenaga, pikiran biaya dan waktu
untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumen. Pada
tahun 2004 industri tempe mulai dioperasikan langsung oleh Bu Dian.
Banyak permintaan konsumen terhadap hasil produksi mendorong
industri untuk lebih meningkatkan mutu dan rasa hasil produksi, keahlian
kerja ditingkatkan menuju efektivitas dan efisien. Upaya ini tidak sia-sia
terbukti dari adanya peningkatan terhadap permintaan dari waktu
kewaktu. Menyadari kemajuan itu, maka kini banyak bermunculan
industri tempe di Kecamatan Kersana. Semakin tinggi persaingan pasar
mendorong industri lebih mawas diri untuk meningkatkan mutu dan rasa.
Karena telah bertahun-tahun yang lalu dan telah berganti generasi,
pemilik yang kini pun tidak tahu berapa modal awal pembuatan industri
tempe ini. Untuk pembelian kedelai, kayu, transportasi, air dan juga upah
karyawan modal perharinya mencapai 600ribuan.

Nanun, meskipun industri tempe ini sudah berdiri sejak lama, Bu


Dian hanya memproduksi tempe dalam jumlah kecil dan tidak
mengembangkan usahanya agar memproduksi dalama jumlah lebih
besar. Tempat yang digunakan untuk memproduksi tempe tidaklah besar,
hanya ruangan yang masih menempel dengan rumah si pemilik. Dapur
yang digunakan sangat sederhana dan tidak ada yang istimewa.

Dalam menjalankan usahanya, pemilik tidak mempunyai Surat Izin


Usaha Perdagangan (SIUP). Usaha tempe milik Bu Dian termasuk ke
dalam usaha mikro yang artinya harus memiliki SIUP karena syarat dari
SIUP Mikro adalah perusahaan yang memiliki modal dan kekayaan
bersih di bawah Rp50 juta di luar lahan dan bangunan. Pemilik tidak
mendaftarkan usaha perseorangan miliknya pada pemerintah yang artinya
usaha tempe tersebut tidak legal dan tidak sah di mata hukum yang pada

15
akhirnya akan merugikan negara karena usaha tempe tersebut tidak
membayar pajak pada negara. Tentunya negara tidak akan bertanggung
jawab apabila usaha tempe tersebut mengalami hal-hal yang tidak
diinginkan di masa yang akan datang.

Pemilik tidak mengadakan pencatatan laporan keuangan, sehingga


tidak diketahui berapa besar biaya produksi dan keuntungan (laba) yan
didapatkan setiap bulannya.

Tidak memiliki karyawan tetap, hanya ada satu orang yang


membantu dalam proses produksi dan hanya membantu jika ada yang
memesan dalam jumlah besar seperti untuk acara hajatan.

4.1.1.3 Gagasan Penulis


a. Mendaftarkan usahanya pada Kantor Dinas Perdagangan atau Kantor
Pelayanan Perizinan setempat.
b. Mengembangkan tempat produksinya dengan cara memperbesar
ruangan dan merenovasinya.
c. Mengatur manjemen perusahaan dengan lebih terstruktur dan
terencana. Contohnya seperti pengadaan bahan baku, peralatan,
tenaga kerja, hingga transportasi.
d. Pengadaan laporan keuangan setiap akhir bulan dan akhir tahun
sehingga dapat dianalisis perkembangan usahanya.
e. Membuka lapangan pekerjaan untuk bagian produksi karena Bu
Dian tidak memiliki pekerja sama sekali
4.1.2 Pelanggan (Customer)
4.1.2.1 Teori
Pelanggan merupakan konsumen berupa pembeli ataupun
pengguna jasa yang melakukan kegiatan pembelian ataupun penggunaan
jasa secara berulang-ulang dikarenakan kepuasan yang diterimanya dari
penjual ataupun penyedia jasa. Dalam sebuah bisnis pelanggan sangat
dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan dan juga keuntungan
sebuah bisnis. Tanpa pelanggan yang tetap, maka bisnis yang dijalankan
cenderung terombang-ambing dan lebih beresiko.

16
Pelanggan pada dasarnya berasal dari konsumen biasa yang
mencoba menggunakan jasa ataupun produk dari sebuah perusahaan.
Pelanggan terbentuk dari pola kerja sama saling menguntungkan yang
terjadi dalam proses kerja sama antara penyedia layanan dan pengguna
layanan. Tanpa kerja sama yang saling menguntungkan tidak akan ada
yang disebut sebagai pelanggan. Tanpa kerja sama yang saling
menguntungkan yang ada hanyalah proses pembelian barang biasa tanpa
diikuti dengan pembelian barang berulang-ulang di waktu lainnya.
4.1.2.2 Kondisi Real

Rumah produksi tempe Bu Dian memiliki banyak pelanggan


diantaranya ada pelanggan tetap. Setiap harinya pelanggan-pelanggan
tetap Bu Dian selalu membeli tempe-tempenya dalam jumlah besar yang
kemudian akan diolah kembali menjadi makanan jadi yang nantinya akan
dijual kembali. Pelanggan tetap ini diantaranya ada penjual nasi warteg,
penjual lauk-pauk, dan lain-lain. Selain pelanggaan tetap, rumah produksi
tempe Bu Dian juga memiliki pelanggan langsung karena Bu Dian
menjual sendiri tempe yang diproduksinya di pasar tradisional.
Pelanggan dapat membelinya dalam jumlah eceran maupun dalam
jumlah besar.

4.1.2.3 Gagasan Penulis


a. Mengamati dan mengukur kepuasan pelanggan dengan cara
memberikan sistem keluhan dan saran. Pemilik menyediakan adanya
kotak saran yang disediakan di pasar maupun di tempat produksi.
Selain itu, UMKM Tempe Bu Dian mengadakan survey berkala
dengan mengirimkan daftar pertanyaan untuk mengetahui perasaan

17
mereka terhadap berbagai aspe kinerja dan juga menanyakan
pendapat mereka terhadap kinerja saingannya.
b. Menjaga loyalitas pelanggan karena keuntungan dari pelanggan yang
lain diantaranya mengurangi biaya pemasaran karena biaya untuk
menarik konsumen baru lebih mahal, mengurangi biaya transaksi
seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan pesanan, mengurangi
biaya turn over konsumen karena pergantian konsumen yang lebih
sedikit, meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar
pangsa pasar perusahaan, komunikasi dari mulut ke mulut (word of
mouth) yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen yang
loyal juga berarti mereka yang merasa puas, mengurangi biaya
kegagalan seperti biaya penggantian, dll.
c. Meningkatkan kepuasan pelanggan dengan menurunkan harga atau
meningkatkan pelayananmeskipun akibatnya laba perusahaan dapat
turun. Perusahaan mungkin dapat meningkatkan keuntungan bagi
pelanggan dengan cara lain, misalnya memperbaiki produksinya atau
menanam modal lebih banyak di penelitian dan pengembangan.
d. Mendapatan pelanggan baru dengan cara mengetahui konsumen
tempe dalam membeli produk. Dengan mempelajari kebiasaan
mereka, maka secara tidak langsung pemilik bisa merangkul
pelanggan menjadi lebih erat, sehingga pelanggan merasa nyaman
dan tercipta pelanggan yang loyal.
4.1.3 Pesaing (Competitor)
4.1.3.1 Teori
Persaingan merupakan suatu perjuangan yang dilakukan oleh
seseorang atau kelompok orang tertentu (kelompok sosial), agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa
menimbulkan ancaman atau benturan fisik dipihak lawannya.
Konsepsi ini merupakan pengrtian persaingan dalam arti
persaingan yang sehat, dengan pola aturan main yang wajar. Dalam
kenyataannya masyarakat, terutama dibidang bisnis, sering kita temukan

18
pola persaingan bebas yang tidak sehat, dengan cara menghalalkan segala
cara demi tercapainya sebuah kemenangan.
4.1.3.2 Kondisi Real

Seiring berjalannya waktu, mulai bermunculan industri pembuatan


tempe di Kecamatan Kersana yang juga banyak menjualkan produk
tempenya di Pasar Tradisional Kersana. Sehinggan industri tempe Bu
Dian minimal harus tetap konsisten terhadap mutu dan kualitasnya agar
dapat mempertahankan kepercayaan konsumen. Namun, persaingan
industri tempe di Pasar Kersana merupakan persaingan yang sehat, tidak
ada perselisihan antara produsen sekaligus penjual tempe, bahan tempat
yang digunkan untuk berjualan saling berjejer dan berhadapan. Jumlah
pesaing Bu Dian di Pasar Kersana ada sekitar 5 sampai 7 yang
memproduksi dan menjual tempenya. Mereka berjualan saling
berdampingan tanpa menjatuhkan satu sama lain.
4.1.3.3 Gagasan Penulis
Mencari tahu kelebihan dan kekurangan dari pesaing usaha tempe
Bu Dian. Dari kelebihan yang dimiliki pesaing, Bu Dian bisa mencontoh
dan mengembangkan bagaimana strategi pemasaran yang diterapkan oleh
pesaing. Sedangkan kekurangan dari pesaing akan membuat pemilik
memiliki kewaspadaan dan tidak jatuh pada kegagalan yang sama.
4.1.4 Perubahan (Change)
4.1.4.1 Teori
Lingkungan pemasaran selalu berubah karena itu sangat penting
bagi setiap perusahaan untuk selalu memantau dan beradaptasi terhadap
lingkungannya. Perubahan lingkungan merupakan pertimbangan utama
dalam pengambilan keputusan pemasaran. Pimpinan tidak dapat berbuat

19
banyak untuk mengubah kebanyakan factor-faktor lingkungan, namun
mereka dapat mengenali bidang-bidang untuk dipantau guna kepentingan
perencanaan.
Menurut Philip Kotler, Joseph P. Guiltinan, dan Gordon W. Paul
ada beberapa dimensi lingkungan utama yang mempunyai kepentingan
strategis, yaitu :
a. Dimensi Demografis : Perubahan dalam karakteristik demografis,
distribusi geografis, angka kelahiran serta pertumbuhan penduduk
sangat penting bagi para pemasar produk konsumen karena
perubahan karakteristik populasi seringkali mengakibatkan
perubahan dalam jumlah konsumen dengan kebutuhan tertentu.
b. Dimensi Lingkungan Alam : Sebagaimana kita ketahui, perusakan
alam salah satu permasalahan utama. Di banyak kota dunia, polusi
udara, dan air telah mencapai tingkat yang membahayakan. Terdapat
keprihatinan yang besar terhadap bahan kimia tertentu yang
menimbulkan polusi udara, tanah, dan air. Perundang-undangan baru
yang dikeluarkan sebagai akibat gerakan lingkungan hidup telah
memukul keras industri-industri tertentu. Sebuah perusahaan baja
dan fasilitas umum harus menginvestasikan milyaran dollar dalam
peralatan pengendali polusi dan lebih banyak bahan bakar yang
aman bagi lingkungan. Pemasar harus mewaspadai ancaman dan
peluang yang berhubungan dengan trend dalam lingkungan alam
seperti ; kekurangan bahan baku, biaya energi yang meningkat,
tingkat polusi yang meningkat, dan peran pemerintah yang berubah.
c. Dimensi Lingkungan Teknologi : Salah satu kekuatan yang paling
dramatis dalam membentuk hidup manusia adalah teknologi.
Teknologi telah menghasilkan berbagai macam manfaat bagi
manusia. Dalam hal ini para pemasar harus memperhatikan trend-
trend teknologi antara lain Langkah perubahan teknologi yang
semakin cepat, Peluang inovasi yang tidak terbatas, Anggaran
litbang yang beragam, Peraturan yang meningkat atas perubahan
teknologi.

20
d. Dimensi Politik / Hukum : Keputusan pemasaran dipengaruhi oleh
perkembangan dalam lingkungan politik dan hukum. Lingkungan ini
dibentuk oleh hukum, badan pemerintah, dan kelompok penekan
yang mempengaruhi dan membatasi beragam organisasi dan
individu. Kadang hukum juga menciptakan peluang baru bagi
bisnis.
e. Dimensi Sosial / Budaya : Keyakinan, nilai-nilai, dan norma
seseorang dibentuk oleh masyarakat dimana mereka dibesarkan.
Manusia menyerap, hampir secara tidak disadari, pandangan dunia
yang merumuskan hubungan mereka dengan dirinya sendiri dengan
sesamanya, alam, dan alam semesta. Pandangan orang terhadap
dirinya ; Orang-orang memiliki penekanan relatif yang berbeda-beda
atas kesenangan pribadi. Dimensi Ekonomi : Pemasar internasional
harus mempelajari perekonomian tiap-tiap negara. Dua factor
ekonomi mencerminkan daya tarik suatu negara sebagai pasar ;
struktur industri dan distribusi pendapatannya. Struktur industri
suatu negara menentukan kebutuhan akan produk dan jasa, tingkatan
pendapatan, serta tingkatan pemanfaatan tenaga kerja.

4.1.4.2 Kondisi Real


Industri tempe Bu Dian banyak mengalami perubahan di
lingkungan pemasaran, diantaranya perubahan demografi yaitu
pergantian pelanggan dari generasi ke generasi, dari orang tuanya
menurun ke anaknya yang menjadi pelanggan usaha tempe Bu Dian.
Perubahan lingkungan alam tidak mempengaruhi dalam pemasaran usaha
tempe Bu Dian. Seiring dengan adanya peubahan lingkungan pemasaran,
industri tempe Bu Dian selalu dapat menyeimbanginya. Namun
kelemahannya, di zaman serba internet sekarang yaitu perubahan
lingkungan teknologi, industri tempe Bu Dian hanya melakukan promosi
atau menjualkan produknya secara langsung yang tentunya tidak
melakukan promosi di media internet.
4.1.4.3 Gagasan Penulis

21
a. Mengidentifikasi adanya perubahan yang signifikan terhadap
lingkungan pemasaran, sehingga pemilik dapat mengantisipasi
kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan
datang.
b. Mengamati pertumbuhan populasi masyarakat, usia, tingkat
pendidikan, perubahan lingkungan geografis.
c. Lebih memusatkan perhatian pada pendapatan yang diperoleh serta
menyimpannya dalam bentuk tabungan. Mengantisipasi adanya
utang piutang dengan cara mengatur intensitasnya.
d. Dalam perubahan lingkungan alam, pemilik harus mengamati
ketersediaan kedelai sebagai bahan baku dengan tidak hanya
bergantung pada satu pemasok yaitu Kopti Cigedog. Pemilik
seharusnya mencari relasi baru untuk mendapatkan kedelai apabila
ketersediaan kedelai di Kopti Cigedog mengalami kekurangan stok.
e. Menghitung percepatan perkembangan teknologi. Pemilik
seharusnya mengikuti perkembangan teknologi untuk memperluas
pemasarannya.

4.1.5 Koneksi (Connect)


4.1.5.1 Teori

Koneksi adalah hubungan yang dapat memudahkan (melancarkan)


segala urusan (kegiatan). Kegiatan di sini maksudnya adalah dalam
memasarkan produknya kepada konsumen. Koneksi yang

22
menghubungkan pelanggan bisa berupa via telepon, media internet
seperti Whatsapp, Facebook, ataupun Instagram.
4.1.5.2 Kondisi Real
Pelanggan hanya dapat menghubungi usaha tempe Bu Dian hanya
melalui satu via saja yaitu via telepon ataupun SMS. Pelanggan tidak
dapat menghubungi via internet karena kegagapan Bu Dian dalam
menggunakan teknologi yaitu tidak dapat mengoperasikan telepon
pintar (smartphone). Jadi, pelanggan dalam memesan tempe tidak ada
pilihan lain selain menghubungi melalui telepon dan menemui secara
langsung.
4.1.5.3 Gagasan Penulis
Menyediakan koneksi pelanggan melalui internet yaitu Whatsapp,
Facebook maupun Instagram. Karena dengan memperluas koneksi,
akan dapat memudahkan dalam pemesanan dan usaha Bu Dian bisa
mendapatkan pelanggan baru karena melihat iklan yang diiklankan di
media sosial. Artinya, Bu Dian harus dapat membuka wawasan dengan
belajar mengoperasikan telepon pintar ataupun dengan merekrut
karyawan yang akan mengatur dan memanajemen berbagai pesanan
dari pelanggan.

4.2. Sembilan Elemen Pemasaran


4.2.1. Segmentasi (Segmentation)
4.2.1.1. Teori

Segmentasi pasar merupakan strategi yang sangat penting dalam


mengembangkan program pemasaran. Dengan segmentasi
pasar,diharapkan usaha-usaha pemasaran dilakukan dapat mencapai

23
tujuan perusahaan secara efisien dan efektif. Berikut pengertian dari
beberapa ahli
Menurut Tjiptono dan Chandra dalam bukunya Pemasaran
Strategik (2012 :150), pengertian segmentasi pasar adalah sebagai proses
mengelompokan pasar keseluruhan yang heterogen menjadi kelompok-
kelompok atau segmen- segmen yang memiliki kesamaan dalam hal
kebutuhan,keinginan,perilaku dan/atau respon terhadap program
pemasarn spesifik”.
Menurut Kotler (1994) adalah “suatu proses untuk membagi pasar
menjadi kelompok-kelompok konsumen yang lebih homogen, dimana
tiap kelompok konsumen dapat dipillih sebagai target pasar untuk dicapai
perusahaan melalui strategi bauran pemasarannya.
Menurut kasali (1998; 118) segmentasi pasar adalah proses yang
mengotak-ngotakkan pasar (yang hiterogen) ke dalam kelompok-
kelompok “potensial costumer” yang memiliki kesamaan kebutuhan dan
atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama pola
membelanjakan uangnya.
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok
pembeli yang dibedakan menurut kebutuhan, karakteristik, atau tingkah
laku yang mungkin membutuhkan produk yang berbeda (lupiyoai, 2001,
34).

Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi


kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga
dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para
pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar.

Pasar terdiri dari para pembeli. Setiap pembeli berbeda dalam satu
atau banyak hal, dapat berupa keinginan. Sumber daya, lokasi, perilaku
maupun praktik-praktik membelinya. Variabel tersebut dapat digunakan
untuk memmisahkan pasar atau segmentasi pasar.

24
Variabel-variabel yg Dipakai dlm Mensegmentasi Pasar

a. Segmentasi Geografik Membagi pasar menjadi beberapa unit secara


geografi seperti Negara, regional, Negara bagian, kota atau komplek
perumahan.
b. Segmentasi Demografik Membagi pasar menjadi kelompok
berdasarkan pada variabel seperti umur, jenis kelamin, besar
keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama, ras dan kebangsaan
c. Segmentasi Psikorafik Membagi pembeli menjadi kelompok berbeda
berdasarkan pada karakteristik kelas social, gaya hidup atau
kepribadian.
d. Segmentasi Perilaku Mengelompokkan pembeli berdasarkan pada
pengetahuan,sikap, penggunaan atau reaksi mereka terghadap suatu
produk.

4.2.1.2. Kondisi Real


a. Demografis. Pelanggan yang membeli tempe Bu Dian rata-rata dari
kalangan perempuan (ibu-ibu) berusia 19 – 70 tahun ke atas. Namun
dapat dikonsumsi mulai dari anak-anak hingga usia lanjut dan yang
memiliki penghasilan rata-rata menengah ke bawah.
b. Geografis. Pasar yang mengenal tempe Bu Dian berada di pedesaan
saja, tidak sampai ke perkotaan karena produk tempe Bu Dian tidak
memiliki perbedaan atau hal yang menarik untuk sampai di
perkotaan. Produk umkm tempe di perkotaan pun sudah banyak
sekali, mungkin ada yang jauh lebih inovatif dari segi kemasan,
pengolahan, rasa taupun yang lainnya dibandingkan dengan umkm
tempe Bu Dian.
c. Psikografis. Produk tempe Bu Dian rata-rata dikonsumsi oleh orang
yang memiliki kondisi ekonomi menengah ke bawah atapun ke atas
namun didominasi oleh orang memiliki gaya hidup yang sederhana.
Kepribadian yang dimiliki pelanggan umkm tempe Bu Dian

25
bermacam-macam diantaranya ada yang sopan, kritis, rendah hati,
tempramental, dermahan hingga yang pelit dalam menawar harga.
4.2.1.3. Gagasan dari Penulis
a. Menciptaan inovasi baru pada produk tempe yang diproduksinya,
misalnya dengan mengubah banah baku dari kedelai diganti menjadi
percampuran kacang-kacangan sehingga memperluas segmen
pasarnya.
b. Mengamati karakterikstik pelanggan, sehingga pemilik dapat
menyesuaikan timbal baliknya sesuian dengan aksi yang diberikan
oleh pelanggan. Jika pelanggan itu memiliki karakter yang selalu
mengamati produ dan kritis, maka berikanlah respon yang baik pula
dengan tetap menjelaskan dengan senyum dan ramah.
c. Memasarkan produk tempenya melalu jejaring sosial seperti aplikasi
belanja online sehingga produk tempe tidak dapat dikonsumsi oleh
masyarakat pedesaan saja namun masyarakat di perkotaan dapat
memesannya melalu aplikasi belanja online namun dengan syarat
produk tempe dilakukan inovasi dahulu supaya berbeda dengan
tempe-tempe yang beredar di pasaran pada umumnya.
d. Meningkatkan inovasi produk supaya tercipta kelompok konsumen
loyal terhadap produk tempe Bu Dian sehingga konsumen baru akan
terus-menerus membelinya tanpa sekali beli sehingga harus
diciptakan kualitas dan mutu tidak hanya dengan menurunkan harga
tempe agar terlihat lebih murah dengan para pesaing.
4.2.2. Sasaran (Targeting)
4.2.2.1. Teori
Selama ini terlihat gejala semakin banyak perusahaan memilih
pasar sasaran yang akan dituju, keadaan ini dikarenakan mereka
menyadari bahwa pada dasarnya mereka tidak dapat melayani seluruh
pelanggan dalam pasar tersebut. Terlalu banyaknya pelanggan, sangat
berpencar dan tersebar serta bervariatif dalam tuntutan kebutuhan dan
keinginannya. Jadi arti dari targeting atau pasar sasaran adalah: Sebuah
pasar terdiri dari pelanggan potensial dengan kebutuhan atau keinginan

26
tertentu yang mungkin mau dan mampu untuk ambil bagian dalam jual
beli, guna memuaskan kebutuhan atau keinginan tersebut.
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:162), pengertian pasar
sasaran adalah “Proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program
pemasaran spesifik perusahaan”.
Menurut Daryanto (2011:42), pengertian pasar sasaran adalah
“Proses mengevaluasi daya tarik segmen pasar dan memilih satu atau
beberapa untuk dimasuki”
Menurut Kotler dan Amstrong (2008) “Sekelompok pembeli
(buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang
menjadi tujuan promosi perusahaan”.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Targeting
atau pasar sasaran adalah kegiatan dimana perusahaan memilih segmen
pasar untuk dimasuki dan kemudian perusahaan dapat menentukan lebih
spesifik pasar yang akan dituju.
Targeting adalah proses mengevaluasi setiap daya tarik segmen
kemudian memilih satu atau lebih karakteristik untuk dilayani.
Targeting adalah persoalan bagaimana memilih, menyeleksi, dan
menjangkau pasar. Targeting atau menetapkan target pasar merupakan
tahap selanjutnya dari analisis segmentasi. Produk dari targeting adalah
target market (pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang
akan menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran. Proses targeting
mencerminkan kenyataan bahwa perusahaan harus mengidentifikasi
pelanggan yang dapat diakses dan dilayani secara efektif dan efisien.
Penentuan target pasar :
Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:154) terdapat lima
alternatif dalam memilih pasar sasaran yaitu :
a. Single-Segmen Concetration
Perusahaan memilih satu segmen pasar tunggal, dengan sejumlah
pertimbangan, misalnya keterbatasan dana yang dimiliki perusahan,
adanya peluang pasar dalam segmen bersangkutan yang belum

27
banyak digarap atau bahkan diabaikan pesaing; atau perusahaan
menganggap segmen tersebut merupakan segmen yang paling tepat
sebagai landasan untuk ekspansi ke segmen lainnya.
b. Selective Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan memilih sejumlah segmen pasar yang
atraktif dan sesuai dengan tujuan dan sumber daya yang dimiliki.
c. Market Specialization
Dalam strategi ini, perusahaan berspesialisasi pada upaya melayani
berbagai kebutuhan dari suatu kelompok pelanggan tertentu.
d. Product Specialization
Dalam spesialisasi produk, perusahaan memusatkan diri pada produk
atau jasa tertentu yang akan di jual kepada berbagai segmen pasar.
e. Full Market Coverage
Dalam strategi ini, perusahan berusaha melayani semua kelompok
pelanggan dengan semua produk yang mungkin mereka butuhkan.
Umumnya hanya perusahaan besar yang sanggup menerapkan
strategi ini, karena dibutuhkan sumber daya yang sangat besar.
Penetapan Target Pasar:
Dalam menetapkan target market perusahaan (targeting) dapat
mempertimbangkan pola-pola, dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Diferensiasi segmen, bidang usaha yang membedakan segmen pasar
sehingga perusahaan menyediakan kebutuhan produk berbeda untuk
tiap segmen yang berbeda pula disesuaikan dengan kebutuhan tiap
segmen dan memberikan berbagai varian dari produk yang
ditawarkan.
b. Undiferensiasi segmen, bidang usaha yang tidak membedakan
segmen pasar.
c. Consentrate marketing, spesifikasi usaha yang maksudnya adalah
perusahaan berkonsentrasi melayani kebutuhan dalam kelompok
tertentu karena tidak semua orang bisa menikmati produk yang
tersedia.

28
d. Market coverage strategy, merupakan strategi yang dilakukan
dengan menggunakan sistem membership serta produk tidak dijual
bebas (hanya di toko sendiri) sehingga dapat memudahkan
konsumen dan produsen.
4.2.2.2. Kondisi Real
Terget pemasaran produk tempe Bu Dian adalah pasar konsumen
yaitu Pasar Tradisional Kersana dan garget geografis adalah masyarakat
di pedesaan terkhusus di Desa Ciampel dan sekitanya yaitu sekitar rumah
produksi Bu Dian. Produk yang dijual berupa makanan lauk-pauk
setengah jadi sehingga target yang dituju berupa ibu-ibu rumah tangga,
rumah makan, ataupun orang yang mengadakan hajatan.
4.2.2.3. Gagasan dari Penulis
Meluasan target pasar ke pasar bisnis yaitu dengan menjualkan
produknya ke minimarket ataupun ke toko-teko namun dengan syarat
dengan memperbaiki kualitas kemasan, menciptakan branding dan
menciptakan inovasi agar produk tempe dapat bersaing dengan tempe
yang berada di pasar konsumen. Selain itu target pasar yang harus dicoba
adalah E-Procurement yaitu pemasar bisnis semain terhubung dengan
pelanggan secara online yaitu dengan membuat website umkm tempe
untuk memperkenalkan tempe yang terbuat dari percampuran kacang
kedelai, kedelai hitam, kacang hijau, kacang merah, dan kacang lamtoro.
Lalu berbagi informasi mengenai pengenalan produk tempe, manfaat
tempe untuk kesehatan, cara pembuatan tempe, lalu menjualkannya
secara online dan mempertahankan hubungan pelanggan yang sedang
berlangsung.
Pemilik harus memiliki pasar target baru yaitu di restoran mewah
yaitu dengan memperbaiki dari segi kemasan maupun dari segi
pemasaran yaitu melalui jejaring sosial (website) yang telah dibuatnya.
4.2.3. Positioning
4.2.3.1. Teori
Positioning adalah tindakan perusahaan untuk merancang produk
dan bauran pemasaran agar dapat tercipta kesan tertentu diingatan

29
konsumen. Sehingga dengan demikian konsumen segmen memahami dan
menghargai apa yang dilakukan perusahaan dalam kaitannya dengan para
pesaingnya. Bagi perusahaan tindakan untuk meneliti atau
mengindentifikasi posisi pesaing dan memutuskan untuk mengambil
posisi setaraf dengan posisi pesaing atau mencari kesempatan dalam
pasar. Jika posisi perusahaan itu sendiri dekat dengan pesaing lainnya,
perusahaan itu harus menyeleksi dan kemudian mencari perbedaan lebih
lanjut melalui perbedaan-perbedaan tersendiri.
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing
the company’s offer so that it occupies a distinct and value placed in the
target customer mind”. Maknanya, mencari ‘posisi’ di dalam pasar,
langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang
dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan
penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan,
dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255), keputusan pemilihan
target pasar merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan
menjadi dasar dalam menentukan tujuan dan pengembangan strategi.
Oleh karena itu, strategi positioning merupakan faktor utama dalam
meningkatkan kekuatan posisi pasar perusahaan di suatu pasar tertentu
dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas terkandung pengertian
bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi konsumen. Jadi
positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak
konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap
produk atau merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
Peranan positioning dalam pemasaran

Menurut Craven (1991:270) bahwa positioning memegang peran


yang sangat besar dalam strategi pemasaran, setelah melakukan analisis

30
pasar dan analisis pesaing dalam suatu analisis internal perusahaan (total
situation analysis).
Alasannya dunia sekarang ini dilanda over komunikasi, terjadi
ledakan barang,media, maupun iklan. Akibatnya pikiran para prospek
menjadi ajang pertempuran.
Oleh karena itu, agar dapat berhasil dalam suatu masyarakat yang
over komunikasi, perusahaan apa pun sebaiknya mampu menciptakan
suatu posisi yang mempertimbangkan tidak hanya kekuatan dan
kelemahan perusahaan sendiri, tetapi juga kekuatan dan kelemahan
pesaingnya dalam pikiran prospeknya. Itulah sebabnya, rancangan dasar
‘positioning’ tidak lagi sekadar menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda dengan yang lain, tetapi memanfaatkan dengan cerdik apa yang
ada di dalam pikiran dan mengkaitkan hubungan-hubungan yang telah
ada, hal ini karena pikiran manusia juga memiliki tempat bagi setiap
keping informasi yang telah dipilih untuk disimpan.
Sementara itu, pikiran konsumen sering dianologikan sebagai
benteng terakhir pertahanan melawan riuhnya komunlkasi, sebagai
tempat menyaring, menerima atau menolak informasi yang
ditawarkannya. Apabila ternyata pikiran konsumen telah terbentuk,
biasanya produsen lain mengalami kesulitan untuk merubahnya, apalagi
pesaingnya tidak tinggal diam melakukan reposisi. Konkritnya, satu hal
pokok yang perlu dilakukan dalam usaha ‘memaku mati’pesan di dalam
pikiran seseorang adalah sama sekali bukan yang berhubungan dengan
pesannya, tapi justru pikiran itu sendiri. Pikiran yang bersih adalah
pikiran yang belum dipoles oleh merk lain. Sehingga peranan positioning
merupakan sistem yang terorganisir dalam upaya menemukan suatu hal
yang tepat, pada waktu yang tepat di dalam pikiran seseorang.
4.2.3.2. Kondisi Real
Produk tempe yang ditawarkan tidak memiliki posisi khusus di
masyarakat baik dari segi harga, kemasan, rasa hingga rasa. Tidak ada
perbedaan dengan tempe yang ditawarkan oleh pesaing sehingga tidak
ada tag line yang yang tercipta di benak pelanggan.

31
4.2.3.3. Gagasan dari Penulis
Pemilik harus bisa mengubah mindset di masyarakat bahwa
tempe adalah makanan yang membosankan dan makanan yang
dikonsumsi oleh orang-orang yang memiliki penghasilan rendah. Pemilik
seharusnya bisa memosisikan bahwa tempe yang dijualnya memiliki
perbedaan dan meiliki keistimewaan dibanding dengan tempa yang dijual
oleh pesaingnya, selain menjadi makanan yang bergizi tempe yang
dijualnya adalah makanan yang mewah yang dapat dikonsumsi oleh
semua kalangan ekonomi.
Misalnya dengan memosisikan tempe yang diproduknya memiliki
daya tahan yang lama dan memiliki kualitas premium karena tidak
mudah rusak apabila diolah menjadi makanan yang lebih anti-
mainstream seperti pengganti daging dapa burger, lalu steak tempe. Saya
merekomendasikan tempe milik Bu Dian diberi dengan Tagline “Roceng,
Rame-Rame”
4.2.4. Diferensiasi (Differentiation)
4.2.4.1. Teori
Diferensiasi adalah salah satu strategi jitu yang sering diterapkan
ataupun digunakan oleh sebuah perusahaan untuk memenangi pesaingan.
Diferensiasi adalah membuat sebuah produk yang berbeda dengan
produk pesaing. Jika produk yang akan kita berikan sama dengan produk
yang diberikan oleh pesaing dan kita masuk belakangan, maka dipastikan
kita akan sulit bersaing. Produk kita tidak akan diperhatikan oleh
konsumen, maka dibutuhkan diferensiasi untuk unsur pembeda dari
produk tersebut.
Freddy Rangkuti (2009: 49) menyatakan, “Diferensiasi berkaitan
dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di
perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang
membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang
dilakukan oleh perusahaan lain”.
Djaslim Saladin (2004: 94) menyatakan, “Diferensiasi adalah
tindakan merancang serangkaian perbedaan yang bernilai dengan tujuan

32
untuk membedakan penawaran perusahaan tersebut dari penawaran
perusahaan pesaing”. Philip Kotler dan Kevin Lane Keller menyatakan
bahwa diferensiasi produk terdiri dari:
a. Bentuk. Banyak produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk-
ukuran, model, atau struktur fisik produk.
b. Fitur. Sebuah perusahaan dapat mengidentifikasi dan menyeleksi
fitur baru yang tepat dengan mensurvei pembeli saat ini dan
menghitung nilai pelanggan dibandingkan dengan biaya perusahaan
untuk masing-masing fitur potensial. Perusahaan juga perlu
mempertimbangkan berapa banyak orang yang menginginkan tiap
fitur, apakah pesaing mudah meniru fitur itu.
c. Mutu kinerja. Adalah level berlakunya karakteristik dasar produk.
Perusahaan tidak harus merancang level kinerja setinggi mungkin.
d. Mutu Kesesuaian. Adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua
unit yang diproduksi terhadap spesifikasi sasaran yang dijanjikan.
Masalah yang terkait dengan mutu kesesuaian yang rendah adalah
bahwa produk itu akan mengecewakan beberapa konsumen.
e. Daya tahan. Adalah ukuran usia yang diharapkan atas beroperasinya
produk dalam kondisi normal dan/atau berat, merupakan atribut yang
beharga untuk poduk-produk tertentu.
f. Keandalan. Adalah ukuran probabilitas bahwa produk tertentu tidak
akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.
g. Mudah diperbaiki. Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki,
kemudahan diperbaiki adalah ukuran kemudahan untuk memperbaiki
produk ketika produk itu rusak atau gagal.
h. Gaya. Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan
oleh produk itu bagi pembeli. (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller,
2008: 12)
4.2.4.2. Kondisi Real
Produk tempe Bu Dian tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan dari segi tampilan produk, bahan baku, rasa, proses
pembuatan, harga, hingga kemasan produk dengan para pesaing. Tidak

33
ada yang istimewa jika dibandingkan dengan produk tempe para pesaing.
Tentu pelanggan akan berfikir bahwa yang namanya tempe akan seperti
pada umumnya. Terbuat dari kedelai, dikemas dengan daun, memilik rasa
tempe pada umumnya. Pelanggan pasti akan merasa jenuh jika setiap hari
harus mengkonsumsi tempe.
4.2.4.3. Gagasan dari Penulis
Untuk dari segi bahan baku, tempe Bu Dian seharusnya bisa dibuat
dengan berbagai macam kacang-kacangan. Jadi akan tercipta berbagai
variasi tempe. Mulai dari tempe yang terbuat dari kedelai, kedelai hitam,
kacang hijau, kacang merah, kacang lamtoro ataupun kombinasi dari
semuanya. Tentunya pelanggan akan dapat memiliki pilihan dalam
mengkonsumsi tempe. Dalam setiap hari pelanggan dapat mengubah
pilihan tempe yang akan dikonsumsi pada hari ini dan hari selanjutnya.
Dasi segi bentuk, pemilik seharusnya lebih bisa berkreasi lagi
mengenai bentuk tempe. Tidak hanya berbentuk kotak ataupun lingkaran,
pemilik dapat mengkreasikan bentuk tempe seperti bentuk bintang,
bulan, hewan dan lain-lain. Tentu hal ini akan lebih menarik pelanggan
anak-anak karena tempe ini dibentuk seperi halnya dengan nuget tempe.
Tentu pemilik harus menjualnya dengan kemasan yang lebih besar,
dengan satu kemasan berisi 10 potong tempe dengan bermacam bentuk.
Tentu hal ini akan mempengaruhi harga jualnya. Hal ini sebanding
dengan diferensiasi yang dipasarkan mulai dari rasa bentu, bahan baku
hingga kemasan.

4.2.5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)


4.2.5.1. Teori
a. Produk (Product). Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang
berwujud fisik semacam makanan dan buku maupun yang bersifat
digital berupa aplikasi dan sebagainya). Produk ini juga termasuk
bjasa maupun layanan yang dapat ditawarkan oleh perusahaan Anda.
Intinya produk adalah segala bentuk penawaran yang Anda lakukan

34
kepada klien atau customer Anda, yang sesuai dengan keinginan atau
kebutuhan dari pelanggan itu sendiri.
Secara teori, produk merupakan segala bentuk yang ditawarkan
ke pasar untuk digunakan atau dikonsumsi sehingga bisa memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasar. Keinginan pasar tersebut bisa berupa
fisik, jasa, orang, organisasi dan ide. Produk adalah hasil dari
kegiatan produksi perusahaan Anda yang nantinya akan di jual oleh
perusahaan Anda juga. Atau Produk bisa jadi berupa barang yang
dibeli oleh perusahaan Anda untuk kemudian dijual kembali kepada
konsumen atau customer Anda.
Produk atau jasa yang dihasilkan haruslah memiliki kualitas
dan keunikan yang mampu meningkatkan daya saing produk atau
jasa tersebut di pasaran. Anda dapat mengetahui lebih lanjut cara-
cara spesifiknya di artikel kami sebelumnya soal cara menemukan
keunikan untuk memenangkan persaingan usaha.
b. Harga (Price). Harga yang dimaksud adalah sejumlah uang yang
harus dibayar oleh user atau klien Anda untuk mendapatkan produk
yang Anda tawarkan. Dengan kata lain, seseorang akan membeli
barang kita jika pengorbanan yang dikeluarkan (yaitu uang dan
waktu) sesuai dengan manfaat yang ia ingin dapatkan dari produksi
barang atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan Anda tersebut.
Jadi fokus Anda terkait poin ini adalah bagaimana caranya Anda
dapat membuat pelanggan atau calon pembeli potensial Anda merasa
pengeluarannya sesuai dengan apa yang dia dapat, atau dalam istilah
bahasa Inggris yang biasa dipakai “worth it”.
Jika calon pembeli potensial Anda telah memiliki pemikiran
bahwa ia merasa pengeluaran yang akan dikeluarkan tersebut
sebanding dengan apa yang ia dapatkan, mereka akan segera datang
ke toko Anda atau mengunjungi product page Anda di website (bagi
Anda yang bergerak di bisnis e-commerce atau online shop). Mereka
akan segera memesan produk atau jasa apapun yang Anda tawarkan
pada mereka tersebut.

35
c. Saluran Distribusi (Place). Place atau tempat adalah lokasi fisik
tempat berjalannya bisnis atau kanal distribusi untuk mencapai target
pasar. Sebuah bisnis memerlukan lokasi penjualan yang ideal untuk
bisa menjangkau target pasar dengan mudah.
Place di sini mencakup kantor pusat, gudang, pabrik, toko fisik,
kantor cabang, hingga toko cabang. Anda tidak harus menempatkan
kantor pusat, pabrik, dan toko fisik dalam satu lokasi. Pilihlah lokasi
yang ideal dengan mempertimbangkan fungsi dan biaya.
Kini place tidak terbatas hanya pada lokasi fisik. Anda pun perlu
mempertimbangkan internet sebagai tempat berjualan. Tempat untuk
menjual produk semakin beragam, dari media sosial, marketplace,
hingga website toko online.
Setiap platform berjualan di internet punya kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Misalnya, marketplace
memungkinkan Anda untuk menjangkau konsumen lebih banyak.
Namun, ada banyak regulasi yang harus Anda patuhi dan pembagian
keuntungan.
Berbeda dengan website toko online. Anda tidak terikat regulasi
apa pun karena Anda mengelola website toko online secara mandiri.
Keuntungan pun semuanya masuk ke kantong Anda. Memang Anda
harus melakukan semuanya secara mandiri, dari membuat produk
hingga promosi. Namun, Anda punya kebebasan lebih dan tidak
perlu berbagi keuntungan.
d. Promosi (Promotion). Promotion atau promosi adalah segala upaya
untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produk.
Promosi dapat dilakukan menggunakan berbagai macam media, dari
website, media sosial, surat kabar, radio, televisi, digital ads, media
online, video online, hingga podcast.
Di era digital ini, mau tidak mau, Anda harus bisa menjangkau
calon konsumen melalui ranah dunia maya. Baik itu melalui media
sosial, trafik organik, digital ads, content marketing, ataupun video
marketing.

36
4.2.5.2. Kondisi Real
a. Produk (Product).

Produk yang diproduksi dan dijual oleh umkm Bu Dian adalah


Tempe. Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi
terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan
beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rh.
oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus. Sediaan
fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe".
Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-
senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah
dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium,
vitamin B, dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe
mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembuhkan
infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.
Secara umum, tempe berwarna putih karena pertumbuhan
miselia kapang yang merekatkan biji-biji kedelai sehingga
terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen
kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma
khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam.
Tempe banyak dikonsumsi di Indonesia, tetapi sekarang telah
mendunia. Kaum vegetarian di seluruh dunia banyak yang telah
menggunakan tempe sebagai pengganti daging. Akibatnya, saat ini
tempe tidak hanya diproduksi di Indonesia tetapi juga di banyak
tempat di dunia. Berbagai penelitian di sejumlah negara, seperti
Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Indonesia juga sekarang
berusaha mengembangkan galur (strain) unggul Rhizopus untuk
menghasilkan tempe yang lebih cepat, berkualitas, atau
memperbaiki kandungan gizi tempe. Beberapa pihak

37
mengkhawatirkan kegiatan ini dapat mengancam keberadaan tempe
sebagai bahan pangan milik umum karena galur-galur ragi tempe
unggul dapat didaftarkan hak patennya sehingga penggunaannya
dilindungi undang-undang (memerlukan lisensi dari pemegang hak
paten).
Kemasan yang digunakan oleh UMKM Bu Dian hanya
menggunakan daun pisang yang dibalutkan saja tanpa adanya
desain yang menarik mata pelanggan. Hal ini tidak akan adanya
perbedaan dengan para pesaing. Daun pisang yang tidak didesain
terlebih dahulu, tentu akan terjadi kekosongan space yang
sebenarmya bisa diyempeli oleh merek.
b. Harga (Price). Tempe yang dijualkan memiliki harga yang sana
dengan harga yang di pasaran. Untuk satu widig (kemasan
produk,tempat meletakkan tempe yang terbuat dari anyaman
bambu dan berbentuk persegi panjang) dihargai Rp 24.000,-.
Dalam sati widig mempunyai dua tempe yang berbentuk balok
panjang. Tentunya konsumen tidak harus membeli satu widig
penuh, tetapi boleh membeli yang sudah dipotong untuk
mendapatkan harga yang lebih murah. Untuk ¼ potong tempe
dihargai dengan harga Rp 3000,-.
c. Saluran Distribusi (Place). UMKM Tempe Bu Dian hanya
memiliki saluran distribusi di Pasar Kersana. Pemilik
mendistribusikan tempenya ke pelanggan melalui tangan pertama
tanpa melalui agen. Pemilik tidak mendistribusikannya dengan cara
menjualnya di pasar bisnis, namun hanya di pasar konsumsi.
d. Promosi (Promotion). UMKM Tempe Bu Dian tidak mempunyai
cara khusus untuk mempromosikan produknya. Tidak ada brosur,
poster, media sosial untuk mempromosikan produknya. Tentu hal
ini sangat disayangkan karena UMKM tempe ini tidak akan
mendapatkan konsumen baru yang signifikan. Konsumen hanya
dapat menjumpai produknya jika ia mendatangi tempat
berjualannya yang ada di Pasar Tradisional Kersana. Tentu UMKM

38
tempe Bu Dian sangat lamban untuk mengembangkan usahanya.
Pemilik hanya berpatok pada pelanggan yang sudah mengenal
usahanya saja tanpa adanya perkembangan jumlah konsumen baru.
4.2.5.3. Gagasan dari Penulis
a. Produk (Product).

Gambar
Produk tempe ini dapat dikembangkan dengan menggunakan
bahan dasar dari kacang-kacangan. Mulai dari tempe yang terbuat
dari kedelai, kedelai hitam, kacang hijau, kacang merah, kacang
lamtoro ataupun kombinasi dari semuanya. Bisa juga ditambahkan
dengan varian rasa seperti rasa bawang goreng, rasa pedas, rasa
ayam dengan cara mencampurkannya pada saat proses produksi.
Untuk bentuk tempe yang dicetak bisa berbagai bentuk yang lucu
seperti nuget dan dibaluri dengan tepung panir dengan ukuran 5x5
cm.

Untuk kemasan, tempe dapat dikemasa menggunakan daun


pisang dan kemudian dibalut kembali menggunakan plastik baru
kemudian diberi logo dan merek Rocang ditengah space yang
tersedia
b. Harga (Price). Untuk satu kemasan tempe kacang-kacangan dapat
dijual dengan harga Rp 8.000,- dengan ukuran 20x10cm. Untuk

39
tempe nugget dapat dijual satu kemasan dengan harga Rp 25.000,-
dengan berat 300gr/pcs.
c. Saluran Distribusi (Place). Untuk saluran distribusi, UMKM Bu
Dian dapat mendistribusikannya kepada agen-agen dengan harga
yang lebih murah, menjualnya melalui jejaring sosial yaitu melalui
website yang dibuatnya sendiri oleh pemilik. Dapat pula
mendistribusikannya ke pasar bisnis yaitu minimarket maupun
supermarket.

d. Promosi (Pomotion). Pemilik dapat mengembangkan dalam hal


promosi. Pemilik dapat membuka workshop tentang proses
pembuatan tempe. Memberikan informasi mengenai fungsi dan
manfaat tempe, kandungan gizi yang terkandung. Berbagai macam
olahan yang terbuat dari bahan dasar tempe. Workshop ini dapat
dipromosikan melalui brosur, iklan di media sosial misalnya
instagram dengan cara endors. Dari workshop ini pengunjung akan
mendapatkan ilmu dan pengetahuan, pengalaman, kepuasan,
cinderamata. Sementara pemilik akan mendapatkan keuntungan
berupa menggandeng konsumen baru dan menambah relasi baru.
4.2.6. Penjualan (Selling)
4.2.6.1. Teori
Penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan
rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan
kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang
menghasilkan laba (Marwan, 1991). Penjualan merupakan sumber hidup
suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu
usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik
mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan. Menurut
Winardi (1982), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda-benda.
Dari penjelasantersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang
dan jasa diperlukan orang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti
pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
4.2.6.2. Kondisi Real

40
Penjualan yang dilakukan pemilik hanya menggunakan personal
selling. Personal Selling merupakan aktivitas komunikasi antara
produsen dengan konsumen yang dilakukan secara langsung dan pribadi.
Personal selling merupakan bentuk komunikasi berpasangan dan saling
berbalasan (dyadic communications) yang melibatkan dua orang atau
lebih dalam interaksi dua arah. Pemiik hanya menjual produknya secara
langsung di Pasar Kersana atau di rumah tempat diproduksinya tempe.
UMKM ini menerima pesanan dalam jumlah besar untuk keperluah
hajatan.
4.2.6.3. Gagasan dari Penulis
Pemilik dapat menjual produknya yaitu tempe secara tidak
langsungmelalui jejaring sosial. Menjaul tidak hanya tempe yang belum
diolah, tetapi dapat menjual tempe olahan seperti nugget tempe, coklat
tempe, kripik tempe, buger tempedan dapat jual dengan membuka outlet
sendiri dengan desain bangunan yang apik tanpa harus berjualan di pasar
tradisional. Sehingga yang jual akan lebih bervariasi tidak hanya menjual
tempe saja.
4.2.7. Merk (Brand)
4.2.7.1. Teori
Menurut Kotler, pengertian branding adalah pemberian nama,
istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari kesemuanya, yang
dibuat dengan tujuan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa atau
kelompok penjual dan untuk membedakan dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Landa, pengertian branding adalah bukanlah sekedar
merek atau nama dagang dari sebuah produk, jasa atau perusahaan.
Namun semuanya yang berkaitan dengan hal-hal yang kasa mata dari
sebuah merek; mulai dari nama dagang, logo, ciri visual, citra,
kredibilitas, karakter, kesan, persepsi, dan anggapan yang ada di benak
konsumen perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Wikipedia, pengertian branding adalah proses
penciptaan atau peninggalan tanda jejak tertentu di benak dan hati

41
konsumen melalui berbagai cara yang memberikan dampak bagi
kehidupan konsumen tersebut.
Setelah memahami apa itu branding, selanjutnya kita perlu tahu apa
saja unsur-unsur yang terdapat dalam branding. Unsur terpenting pada
sebuah kegiatan branding adalah nama dagang atau merek itu
sendiri. Namun brand harus didukung juga oleh lambang atau simbol
identitas visual sebagai pendukung komunikasi pemasaran sebuah merek
agar lebih mudah dikenal dan diingat oleh konsumen.
Unsur-unsur branding diantaranya adalah:
a. Nama merek
b. Logo (logo type, monogram, bendera)
c. Tampilan visual (desain produk, desain kemasan, desain seragam,
dan lain-lain)
d. Juru bicara (co-founder, mascot, tokoh perusahaan, orang terkenal)
e. Suara (lagu tematik, icon bunyi/ nada)
f. Kata-kata (slogan, tagline, jingle, akronim)
4.2.7.2. Keadan Real
Produk tempe yang dijual tidak memiliki merek khusus, tidak ada
logo maupun tidak memiliki slogan. Pelanggan hanya menamainya
Tempe Mba Pipit (Nama Lain Bu Dian). Sehingga tidak ada slogan atau
merek yang dapat diingat di benak pelanggan.
4.2.7.3. Gagasan dari Penulis

Pemilik seharusnya agar lebih kreatif untuk lebih memanjukkan


usahanya, contohnya dengan branding. Suatu merek yang unik akan

42
mudah diingat oleh masyarakat. Merek yang saya usulkan adalah
“Rocang” berasal dari kara Rombongan Kacang. Rombongan berasal dari
Bahasa Jawa yang artinya sekumpulan.
Jadi, Rombongan Kacang maksudnya adalah sekumpulan kacang.
Maksud dari sekumpulan kacang adalah tempe yang dibuat memiliki
bahan dasar dari lebih satu kacang. Tidak hanya kacang kedelai saja
namun ada kedelai hitam, kacang hijau, kacang merah, dan kacang
lamtoro. Tentu hal ini akan dapat mendobrak inovasi baru di tengah-
tengah kejenuhan masyarakat dan akan mudah dapat diingat oleh
konsumen.
Untuk logo dapat dibuat dengan desain yang unik. Huruf R dari
kata Rocang dapat dibuat dengan desain seperti membentuk sebuah
kartun kacang dan mengikuti huruf selanjutnya dengan membentuk kata
Rocang.
4.2.8. Pelayanan (Service)
4.2.8.1. Teori
Service marketing adalah suatu proses yang menciptakan dan
menyampaikan jasa yang dibutuhkan konsumen. Dimana di dalamnya
terdapat kegiatan seperti menarik perhatian konsumen, mempertahankan
konsumen yang itu semua dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan suatu perusahaan yang menjalankan binis. Dengan kata lain,
service marketing ini berkaitan dengan bagaimana seorang pelaku bisnis
melakukan pemasaran dengan baik dan tepat untuk menarik perhatian
konsumen. Dimana pada implementasiannya hal itu membutuhkan
informasi manajemen yang berperan penting dalam service marketing itu
sendiri. Selain itu, membutuhkan informasi dari seluruh proses
pemasaran untuk memastikan proses pemasaran yang lebih efektif dalam
perusahaan.
4.2.8.2. Keadaan Real
UMKM Bu Dian tidak memberikan pelayanan khusus yang
diberikan pada setiap pelanggan yang membeli tempe miliknya. Tidak
ada perlakuan khusus yang diberikan kepada pelanggan. Sehingga tidak

43
ada perbedaan UMKM milik Bu Dian dengan para pesaing. Usaha ini
berjalan dengan sendirinya tanpa adanya perlakuan khusus untuk
mendapatkan pelanggan baru. Usaha tempe ini akan terus stuck di temapt
tanpa adanya kemajuan.
4.2.8.3. Gagasan dari Penulis
UMKM Tempe Bu Dian harus meningkatkan kualitas
pelayanannya. Misalnya dengan memberikan promo-promo khusus
kepada pelanggan lama, memberikan gift berupa stiker logo Rocang,
tetap selalu menjaga kualitas produk dari segi rasa, tekstur, dan harga,
tetap mersikap ramah tamah apabila melayani pelanggan yang tidak
sabaran demi mempertahankan pelanggan agar tetap loyal.
4.2.9. Proses (Process)
4.2.9.1. Teori
Proses yang dimaksud dalam unsur marketing di sini yaitu proses
manajemen. Strategi manajemen sangat penting untuk diperhatikan. Hal
ini karena keputusannya menentukan keberhasilan dari marketing.
Manajer harus memperhatikan secara detail elemen-elemen agar bekerja
sesuai dengan tugasnya. Selain itu, Anda juga harus memperhatikan
proses pelayanan terhadap konsumen. Pelayanan yang baik kepada
konsumen memiliki pengaruh yang besar terhadap hasil pemasaran.
4.2.9.2. Kondisi Real
Proses yang dilakukan UMKM Bu Dian dalam proses pembuatan
tempe sebagai berikut:
Alat dan bahan:
a. Baskom
b. Mesin giling
c. Saringan
d. Dandang
e. Kipas angin
f. Sotel kayu
g. Tampah
h. Kompor

44
i. Kacang Kedelai
j. Ragi tempe
k. Daun pisang/kantong plastik
Langkah-langkah:
a. Cuci bersih kacang kedelai.

b. Rendamlah kacang kedelai kurang lebih selama 13-18 jam.

c. Jika sudah lunak, giling kedelai untuk memisahkan antara kedelai


dengan kulitnya.

d. Bilas menggunakan air.


e. Rebus kembali biji kedelai yang sudah dibilas air tadi.

45
f. Tiriskan pada tampah. Kipasi menggunakan kipas angin hingga
tidak terlalu panas.
g. Masukkan ragi tempe ke biji kedelai secara merata, aduk rata.
h. Cetak tempe dan bungkuslah dengan plastik.

i. Untuk mendapatkan tempe yang baik, waktu yang dibutuhkan


untuk proses fermentasi adalah 2 hari dengan suhu kamar. Usahakan
kacang kedelai anda sudah tertutupi jamurnya.

4.2.9.3. Gagasan dari Penulis


Untuk proses pembuatan tempe Rocang sama seperti proses di atas,
namun untuk proses perebusan masing-masing kacang dibedakan
waktunya karena lamanya waktu perebusan masing-masing kacang
berbeda dengan perebusan kacang kedelai. Untuk kacang hijau yang
memiliki tekstur lebih keras dibanging dengan kacang kedelai maka

46
proses perebusan akan membutuhkan waktu yang lebih lama dari kacang
kedelai.

4.3. Strategi Pemasaran


4.3.1. Penetrasi Pasar (Market Penetration)
4.3.1.1. Teori
Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi
pertumbuhan di mana perusahaan berfokus pada penjualan produk-
produk yang ada di pasar-pasar yang telah ada sebelumnya.
Penetrasi pasar berusaha untuk mencapai empat tujuan utama:
a. Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini, hal ini
dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif,
iklan, promosi penjualan dan mungkin lebih banyak sumber daya
pribadi yang didedikasikan untuk menjual.
b. Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.
c. Restrukturisasi pasar yang matang oleh maneuver dari competitor,
ini akan memerlukan agresifitas kampanye promosi yang gencar,
didukung oleh sebuah strategi harga yang dirancang untuk membuat
pasar “kurang menarik“ bagi kompetitor.
d. Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada, contohnya:
memperkenalkan program loyalitas konsumen Implementasi
penetrasi pasar sebagai strategi pemasaran di kondisikan sebagai
"bisnis seperti biasa". Penetrasi pasar haruslah di eksekusi pada
bisnis yang berfokus hanya pada pasar dan produk yang sangat di
pahami oleh marketer tersebut. diperlukan juga intelegent pemasaran
untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor dan kebutuhan
pelanggan. Karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak
investasi baru dalam penerapannya sebab harus didahului oleh riset
pasar.
4.3.1.2. Keadaan Real
UMKM Tempe Bu Dian tidak mengalami kemajuan yang
signifikan karena pemilik tidak melakukan penetrasi pasar mulai dari

47
penambahan jumlah pekerja, mengembangkan inovasi tempe,
memberikan promo-promo. UMKM ini berjalan mengalir seperti
biasanya tanpa adanya gebrakan-gebrakan baru yang membuat pelanggan
tidak jenuh, mendapatkan konsumen baru karen tidak ada hal istimewa
yang diberikan.
4.3.1.3. Gagasan Dari Penulis
UMKM Tempe Bu Dian harus melakukan gebrakan-kebrakan
baru untuk membuat pelanggan tertarik mencoba apa hal-hal baru yang
diberikan. Contohnya yaitu dengan pengubahan bahan bahan baku dari
kacang kedelai menjadi percampuran kacang kedelai, kacang merah,
kacang hijau, dan kacang lamtoro. Tentu konsumen akan tertarik untuk
mencoba tempe yang beda dari tempe lainnya. Mengadakan workshop
yang mengupas-tuntas tentang tempe hingga proses pembuatan tentu
disertai dengan kuis-kuis menarik dan mendapatkan oleh-oleh berupa gift
menarik.
4.3.2. Pengembangan Pasar
4.3.2.1. Teori
Pengembangan pasar merupakan sebuah usaha yang dilakukan dalam
meningkatkan penjualan dari hasil produk yang dihasilkannya. Kegiatan ini
merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas
perusahaan.
Pertumbuhan dapat dikategorikan menjadi Pertumbuhan Intensif yang
dilakukan dengan cara: penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan
pengembangan produk. Kategori yang kedua adalah Pertumbuhan integratif
yang dapat dilakukan dengan cara: integrasi ke belakang, integrasi ke depan,
dan integrasi horisontal. Adapun kategori ketiga adalah pertumbuhan
diversifikatif yang dapat dilakukan dengan cara: diversifikasi konsentrik,
diversifikasi horisontal, dan integrasi konglomerat.
Berdasarkan kategori pertumbuhan tersebut maka pengembangan pasar
merupakan pertumbuhan yang dapat dikategorikan pertumbuhan intensif.
Dengan jenis kategori pertumbuhan intensif ini pertumbuhan yang dicapai tidak
mengubah sebuah sistem pemasaran perusahaan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan dalam pengembangan pasar di
antaranya secara geografis yaitu membuka pasar tambahan baik berupa

48
perluasan regional, nasional dan internasional. Selain itu pengembangan pasar
juga dapat dilakukan dengan cara mengembangan versi produk, misalnya
produk yang ditawarkan menggunakan kemasan yang lebih menarik, dari segi
pelayanan dilakukan lebih istimewa atau memasang iklan pada media
elektronik, cetak atau media-media sosial yang saat ini lebih mudah untuk di
akses masyarakat.
4.3.2.2. Keadaan Real
Tidak ada pengembangan pasar yang dilakukan UMKM Bu Dian.
Pemilik hanya berpatok pada pasar konsumen yaitu Pasar Tradisional
Kersana sehingga tidak adanya kemajuan dalam jumlah penjualan
sehingga produk tidak akan dikenal secara luas karena hanya lingkup
kecil saja. Usaha tidak akan ada perkembangan yang dapat diketahui oleh
masyarakat luas.
4.3.2.3. Gagasan dari Penulis
Pemilik dapat mengembangkan pasarnya bisa melalui pasar bisnis.
Tempe Rocang dapat memperluas pasar, tidak hanya di pasar konsumen
saja. Pemilik dapat menjual tempenya ke minimarket dan supermarket
serta dapat menjualnya ke pasar online melalui media sosial sehingga
tempe Rocang dapat dikenal luas oleh masyarakat melalui bahan bakunya
yang unik dan berbeda dengan tempe lainnya.
4.3.3. Pengembangan Produk
4.3.3.1. Teori
Produk dan jasa yang ada di pasar tidak selamanya dapat bertahan
sesuai dengan harapan pemilik atau produsen. Dengan adanya perubahan
yang cepat terhadap selera, teknologi, dan persaingan, perusahaan harus
mengembangkan arus produk dan jasa baru secara tepat. Perusahaan
dapat memperoleh produk baru melalui dua cara, yaitu lewat akuisisi
(membeli seluruh perusahaan paten, atau lisensi untuk membuat produk
perusahaan), dan lewat pengembangan produk baru dalam departemen
penelitian dan pengembangan perusahaan sendiri. Jika perusahaan
memilih untuk melakukan pengembangan produk, maka tahap-tahap
berikut ini dapat diikuti:

49
a. Penggalian gagasan Pengembangan produk dimulai dari penggalian
gagasan secara sistematik, dalam hal ini pencarian gagasan produk
baru harus sistematik dan tidak serampangan. Sumber utama dari
gagasan produk baru antara lain; sumber internal, pelanggan,
pesaing, distributor serta pemasok, dan lain-lain.
b. Penyaringan gagasan Apabila terdapat sejumlah gagasan produk baru
yang akan dikembangkan, maka masing-masing gagasan harus
diseleksi untuk menentukan yang terbaik. Tujuan dari penyaringan
adalah mengenali gagasan yang baik dan mengesampingkan yang
jelek sedini mungkin.
c. Pengembangan dan pengujian konsep Gagasan yang menarikbharus
dikembangkan menjadi konsep produk. Gagasan produk adalah
gagasan mengenai kemungkinan produk yang dibayangkan akan
dijual perusahaan ke pasar. Sedangkan konsep produk adalah versi
terperinci dari gagasan yang dinyatakan dengan cara yang bermakna
bagi konsumen.
d. Pengembangan strategi pemasaran Pengembangan strategi
pemasaran, yaitu merancang strategi pemasaran awal untuk
memperkenalkan sebuah produk ke pasar.
e. Analisis bisnis Kegiatan dalam analisis bisnis adalah peninjauan
ulang penjualan, biaya, dan proyeksi laba dari produk baru untuk
mengetahui apakah faktor-faktor ini akan memenuhi sasaran
perusahaan, perusahaan harus melihat sejarah penjualan dari produk-
produk serupa dan harus melakukan survey pendapat pasar.
f. Pengembangan produk Pada tahap ini produk sudah diwujudkan
dalam bentuk fisik. Tujuannya untuk meyakinkan bahwa gagasan
produk dapat diubah menjadi produk yang dapat diwujudkan.
g. Uji pemasaran Uji pemasaran merupakan tahap produk dan program
pemasaran diperkenalkan kepada keadaan pasar yang lebih realistik.
Uji pemasaran memberikan pengalaman bagi pemasar dengan
memasarkan produk sebelum terjun dalam introduksi sepenuhnya.

50
h. Komersialisasi Komersialisasi yaitu memperkenalkan produk baru
ke pasar. Dalam hal ini perusahaan sudah harus mempersiapkan
biaya-biaya yangvterkait dengan aktivitas komersialisasi.
4.3.3.2. Keadaan Real
Produk tempe yang diproduksi dan dijual Bu Dian tidak ada hal
yang istimewa dan berbeda dengan tempe yang dijual oleh para pesaing.
Tidak ada perbedaan sehingga konsumen tidak dapat melihat adanya
kualitas dan mutu hanya melalui tampilan saja. Hal mini karena
kurangnya inovasi dan kreativitas pemiolik dalam hal mengembangkan
produk dari segi bahan baku, rasa, bentuk, serta pengemasan. Pelanggan
akan mengalamim kejenuhan jika tampilan tempe yang diproduksi dan
dijual hanya sebatas tempe semata.
4.3.3.3. Gagaan dari Penulis
Pemilik dapat melakukan inovasi untuk mengembangkan produk
tempenya dari segi bentuk, rasa, bahan baku, hingga kemasan. Pemilik
dapat memproduksi tempe dari bahan baku tidak hanya tempe saja
damun percampuran kacang-kacangan, Membuat bentuk dengan bentuk
seperi bintang, bulan, untuk mendapatkan hati konsumen anak-anak yang
rata-rata jarang menyukai tempe. Jadi, tempe tersebut dibuat seperti
nugget dengan dibaluri tepung panir dan disertai dengan berbagai macam
varian rasa seperti rasa bawang goreng rasa ayam, rasa kari dan lain-lain.
Hal ini akan membedakan produk tempe milik Bu dian dengan
tempe para pesaing. Sera mendobrak diantara industri tempe sehingga
akan mendapatkan image tersendiri di benak masyarakat sebagai tempe
yang unik, enak serta murah.
4.3.4. Diversifikasi Produk
4.3.4.1. Teori
Diversifikasi Produk adalah upaya yang dilakukan
pengusaha/produsen/perusahaan untuk mengusahakan atau memasarkan
beberapa produk yang sejenis dengan produk yang sudah dipasarkan
sebelumnya.

51
Terdapat beberapa sumber menyatakan bahwa pengertian
diversifikasi produk yaitu antara lain :
a. Kotler (2001Ea:69) menyatakan konsep diversifikasi produk
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja bisnis yang
ada dengan jalan mengidentifikasi peluang untuk menambah bisnis
menarik yang tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan saat ini.
b. Effendi (1996:109) mengemukakan bahwa diversifikasi produk
didefinisikan sebagai suatu perluasan pemilihan barang dan jasa
yang dijual oleh perusahaan dengan jalan menambah produk baru
atau jasa ataupun memperbaiki tipe, warna, mode, ukuran, jenis dari
produk yang sudah ada dalam rangka memperoleh laba maksimal.
c. Sedangkan Tjiptono (2001:132) mengemukakan definisi dari
diversifikasi produk yaitu upaya mencari dan mengembangkan
produk atau pasar yang baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar
pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas.
Dari definisi di atas terlihat kesamaan pendapat mengenai tujuan
diversifikasi yaitu perluasan atau penambahan terhadap barang dan
jasa untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Beberapa pendapat yang berbeda menyatakan diversifikasi sebagai
perluasan barang dan jasa dengan jalan penganekaragaman namun
pendapat lain menyebutkan bahwa diversifikasi adalah menambah atau
memperbaiki produk atau jasa sehingga dapat disimpulkan bahwa
diversifikasi produk merupakan jalan atau strategi dalam perusahaan
yang berkaitan dengan produknya dengan cara menambahkan jenis
produknya atau melakukan penganekaragaman untuk memperluas pangsa
pasar sehingga memberikan keuntungan bagi perusahaan.
4.3.4.2. Keadaan Real
Pemilik hanya memproduksi dan menjual satu jenis olahan kedelai
saja yaitu tempe yang belum diolah menjadi makanan apapaun. Tidak ada
keanekaragaman yang dijual oleh pemilik sehingga pelanggan tidak
dapat memilik olahan tempe yang langsung dibuat langsung oleh
pemilik. Jadi, tidak ada variasi lain yang dapat dipilih oleh konsumen.

52
4.3.4.3. Gagasan dari Penulis
Pemilik harus lebih memberikan variasi lain dalam olahan
tempenya. Misalnya olahan tempe nugget yang dibentuk dengan bentuk-
bentuk lucu, olahan coklat tempel olahan tempe dengan berbagai
variasan rasa seperti rasa bawang goreng, rasa ayam, rasa barbeque.
Macam-macam olahan ini dapat diperjual belikan melalui jejaring sosial,
lalu dengan mendirikan toko yang khusus menjual oleh-oleh dari bahan
baku tempe. Diversifikasi ini dapat mempengaruhi kemajuan usaha Bu
Dian, dapat meningkatkan volumen penjualan, menambah volume
konsumen, mendapat nama tersendiri di masyarakat bahwa tempe yang
diproduksi dan dijual ini mempunyai perbedaan dan hal istimewa
tersendiri jika dibandingkan dengan para pesaing.

53
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pembahasan terhadap data yang diperoleh dalam
penelitian maka, penulis menarik kesimpulan bahwa industri tempe dapat
kreasikan lebih jauh lagi, tidak hanya tempe.
Salah satu kreasi tempe adalah Tempe dapat dibuat dengan bahan dasar
selain kacang kedelai, tetapi dapat dibuat dengan bahan dasar antara
percampuran berbagai macam kaceng seperti kacang kedelai, kacang hijau,
kacang merah, dan kacang lamtoro, hal ini akan menjadikan kacang ini berbeda
dengan kacang pada umumnya.
UMKM Tempe Bu Dian lambat untuk memajukan usahanya dikarenakan
tidak adanya inovasi produk, kemasan, merek, dan kemasan. Selain itu tidak
adanya koneksi yang menghubungkan Bu Dian dengan pelanggan serta usaha
tempe Bu Dian hanya berpatok pada pasar konsumsi saja
5.2. Saran
Saya selaku peneliti memiliki beberapa saran yang bersifat konstruktif
dan positif untuk kemajuan usaha dan perbaikan UMKM tempe Bu Dian di
Desa Ciampel dalam meningkatkan pendapatan keluarga serta untuk
memperbaik kesejahteraan dan kehidupan dan layak di Desa Ciampel. Adapun
saran-saran tersebut adalah:
5.2.1. Bagi Pemerintah

54
1. Sebaiknya pemerintah lebih berperan dalam membantu pengusaha
tempe baik dalam proses produksi maupun pengadaan sarana dan
prasarana produksi tahu dan tempe dan pemasaran sehingga terjadi
peningkatan usaha dan peningkatan pendapatan yang dapat dilakukan
dengan memberikan bantuan berupa alat atau mesin pembresih kulit
kedelai.
2. Peningkatan sumber daya manusia dengan adanya penyuluhan dan
diklat mengenai teknologi, manajemen, dan usaha.
3. Dukungan pemerintah dalam penanaman modal swasta bagi industry
tempe lebih digalakkan dengan peningkatan kemitraan dengan pihak
swasta.
4. Sebaiknya peran industri pangan lebihditingkatkan, tidak hanya dalam
memfasilitasi pengusaha dalam bentuk bahan baku dan sarana
produksi, tetapi juga dalam proses pemasaran dari produk tempe
sendiri sehingga pengusaha yang memang kurang dalam transportasi
dapat lebih mudah dalam memasarkan hasil produksinya.
5.2.2. Bagi UMKM Tempe Bu Dian
1. Dalam upaya meningkatkan pendapatan, hendaknya UMKM Tempe
Bu Sian lebih mendalami lagi strategi pemasaran yang dilakukan, hal
ini agar konsumen dan pelanggan lebih banyak lagi sehingga dalam
usaha meningkatkan pendapatan dapat berjalan ebihefektif .
Kemudian kebersihan gudang pabrik harus selalu dijaga, karena
kebersihn merupakan hal yang sangat penting dalam keamanan
produk.
2. Dalam meningkatkan potensi UMKM tempe harus mempunyai
strategi yang baik. Yaitu strategi produksi, pemasaran maupun
promosi yang lebih luas.

55
56
DAFTAR PUSTAKA

Linda Person, Business Plan, Canary, Jakarta, h. 18


Philip Kotler dan Kevin Lane Keller. (2008). Manajemen Pemasaran.
(Penterjemah: Benyamin Molan). Indonesia: PT Macanan Jaya Cemerlang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tempe
https://sanoesi.wordpress.com/2012/05/28/marketing-strategi/
http://makalahwindy.blogspot.com/2014/04/analisis-pemasaran-produk.html
http://zheanjejee.blogspot.com/2014/07/strategis-marketing-5c.html
http://eddybong.blog.binusian.org/2013/05/23/perubahan-lingkungan-apakah-
yang-muncul-di-komunitas-anda-perubahan-lingkungan-dalam-pemasaran-
apakah-yang-kemungkinan-besar-mampu-mengubah-prospek-karier-anda-di-
masa-depan-apa-yang-anda-dapat-laku/
http://imuekonomisherly.blogspot.com/2015/09/stategi-pemasaran-disusun-
untuk.html
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-5-strategi-pemasaran-untuk-sukses-
menghadapi-persaingan-ukm/
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/segmentasi-pasar-definisi-manfaat-
dan.html
https://faizfzz.wordpress.com/2015/03/28/segmentation-targeting-positioning-
dan-perilaku-konsumen/
http://harisardan-marketing.blogspot.com/2012/05/diferensiasi-pengertian-
diferensiasi.html
https://www.niagahoster.co.id/blog/marketing-mix/
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_pasar
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_produk
https://www.maxmanroe.com/vid/bisnis/pengertian-umkm.html

iv

Anda mungkin juga menyukai