Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL STUDI KELAYAKAN BISNIS

USAHA “BERTAUT”
(BER-TAS RAJUT)

Disusun guna memenuhi tugas UTS mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis

Dosen Pengampu:
Dra. Dahlia Pinem, MM

Disusun oleh:
Deva Fabiola 2110111191
Kelas E

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Bertaut (Ber-Tas
Rajut)” ini guna memenuhi tugas UTS mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis. Terima kasih saya
ucapkan kepada dosen pengampu saya, Ibu Dra. Dahlia Pinem, MM yang telah membantu saya
baik secara materi maupun non materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung saya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Saya menyadari, bahwa proposal yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan saya agar dapat menjadi
lebih baik lagi di masa yang akan datang. Semoga proposal ini bisa menambah wawasan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 7 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................................................2
1.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Bisnis..................................................................................................2
BAB II TINJAUAN UMUM.....................................................................................................................3
2.1 Profil Usaha.......................................................................................................................................3
2.2 Struktur Kepemilikan dan Kepegawaian Usaha.................................................................................3
2.3 Lokasi Usaha.....................................................................................................................................4
2.4 Strategi Pemasaran............................................................................................................................4
2.5 Analisis SWOT..................................................................................................................................4
2.5.1 Strength (Kekuatan)....................................................................................................................4
2.5.2 Weakness (Kelemahan)..............................................................................................................5
2.5.3 Opportunities (Peluang)..............................................................................................................5
2.5.4 Threat (Ancaman).......................................................................................................................5
BAB III MANAJEMEN PRODUKSI......................................................................................................6
3.1 Bahan Pembuatan Produksi...............................................................................................................6
3.2 Peralatan............................................................................................................................................6
3.3 Sistem Kegiatan Operasional.............................................................................................................6
3.4 Proses Produksi.................................................................................................................................6
BAB IV RANCANGAN BIAYA DAN PENDAPATAN.........................................................................9
3.1 Modal dan Pemasukan.......................................................................................................................9
3.2 Perhitungan Harga Jual......................................................................................................................9
3.3 Perhitungan Laba Rugi Usaha.........................................................................................................10
BAB V PENUTUP...................................................................................................................................11
4.1 Kesimpulan......................................................................................................................................11
4.2 Saran................................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan teknologi saat ini membawa perkembangan pesat pada seluruh aspek
kehidupan. Salah satu bentuk aspek kehidupan yang sering kita jumpai yaitu industri tekstil.
Dengan adanya kemajuan teknologi, sebuah rumah industri akan dimudahkan dalam
pengoperasionalan usaha industrinya. Bentuk kemajuan teknologi ini dapat kita jumpai
dengan terdapatnya penepatan mesin-mesin besar ataupun kecil pada suatu pabrik.
Penggunaan mesin ini tentunya akan membawa pengaruh besar bagi suatu industri tektil,
dimana dengan penggunaanya maka industri tekstil dapat menghasilkan suatu barang dalam
jumlah besar. Tidak hanya itu, dengan kemajuan teknologi ini pun industri akan mampu
menciptakan suatu ide yang istimewa.
Ketika masyarakat dihadapi dengan adanya kemajuan teknologi, di sisi lain terdapat
banyak masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan ide dan inovasi kreatifnya. Salah
satu bentuk inovasi kreatifnya yaitu dengan pengembangan ide dan inovasi pada industri
tektil. Berbicara mengenai tekstil, terdapat beberapa macam jenis barang yang sangat mudah
untuk diinovasikan, salah satunya yaitu pembuatan tas. Tas merupakan salah satu aksesoris
yang sangat digemari oleh seluruh kalangan, mulai dari anak muda hingga orang tua. Dengan
adanya kemajuan teknologi, kita pun dengan mudahnya dapat menemukan berbagai macam
jenis model dan warna pada tas sesuai dengan selera yang kita mau.
Sementara itu, ketika kita berbicara mengenai selera, maka selera seseorang akan
berbeda-beda satu sama lain. Perbedaan selera ini lah yang menjadi salah satu ide bagi
seorang pembisnis dalam memenuhi target pasarnya. Ketika konsumen menginginkan suatu
barang yang unik dan berbeda dengan yang digunakan oleh kebanyakan orang, maka
disinilah inovasi kreatif diperlukan. Bentuk inovasi yang mudah dijumpai yaitu pembuatan
tas rajut. Tas rajut merupakan bentuk hasil kerajinan tangan yang memiliki nilai inovasi yang
tergolong tinggi, Selain itu, tas rajut tergolong ke dalam barang yang eksklusif karena
pembuatannya yang khusus dan berbeda dari pembuatan pabrik.
Jika kita lihat dari segi harga, harga tas rajut tidak lah berbeda dari harga tas yang lain,
bahkan harga tas rajut ini pun tergolong ke dalam harga yang ramah dikantung. Pembuatan
melalui handmade inilah yang membuat tas rajut menjadi tas yang unik dan berbeda dari
yang lain. Selain itu, berbicara mengenai pesaing, penerapan ide ini memiliki peluang yang
besar karena pada umumnya tidak semua orang mampu untuk menerapkan teknik merajut
dalam membuat tas. Oleh karena itu, penerapan ide kreativitas kerajinan tangan seperti tas
rajut ini tentunya akan menjadi peluang bagi sebuah usaha dalam memperoleh keuntungan.
1.2 Tujuan
BERTAUT akan dikenal oleh banyak kalangan masyarakat karena konsep yang telah
mereka terapkan. BERTAUT merupakan bentuk inovasi dari sebuah penerapan ide
kreativitas hasil kerajinan tangan, dimana dalam pengembangan inovasinya ini BERTAUT
juga turut andil dalam kegiatan pemberdayaan wanita. Adapun tujuan BERTAUT dalam
menerapkan konsep tersebut yaitu diantaranya sebagai berikut :
 Terciptanya produk BERTAUT yang bernilai estetika yang tinggi dan inovatif serta
dapat berguna bagi seluruh kalangan masyarakat.
 Terciptanya jiwa kreativitas dan wirausaha di kalangan wanita, khususnya bagi
seorang ibu tunggal.
 Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat dari limbah kimia.

1.3 Waktu Pelaksanaan Kegiatan Bisnis

No. Jadwal Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5
1 Persiapan
2 Pelaksanaan
3 Uji Pasar I
4 Uji Pasar II
5 Rekapitulasi Data
Hasil Pelaksanaan
Program
6 Pembuatan Laporan
7 Evaluasi
BAB II
TINJAUAN UMUM

2.1 Profil Usaha


BERTAUT atau Ber-Tas Rajut merupakan sebuah usaha yang bergerak dibidang industri
tekstil. Usaha ini merupakan sebuah bentuk perwujudan inovasi dari penerapan ide
kreativitas hasil kerajinan tangan. BERTAUT dibentuk pendiri sebagai upaya untuk
membantu para konsumen dalam menemukan selera fashion yang mereka inginkan. Usaha
ini tergolong ke dalam usaha yang banyak dijumpai di pasaran. Namun, BERTAUT akan
hadir dengan konsepnya yang unik, dimana usaha ini akan memprioiritaskan kepuasan
konsumen dan secara bersamaan BERTAUT ikut andil ke dalam kegiatan sosial di
masyarakat. BERTAUT akan menyajikan produk yang benilai estetika tinggi, berkualitas,
eksklusif, dan pastinya harga akan ramah di kantung konsumen.
Berbicar mengenai konsep, usaha BERTAUT ikut berkontribusi dalam upaya
pemberdayaan wanita. Bentuk pemberdayaan ini diterapkan oleh BERTAUT melalui
kegiatan workshop yang akan diadakan setiap tahunnya. Selain itu, BERTAUT pun
memprioritaskan ibu tunggal dalam perekrutan karyawannysa sebagai bentuk atas kontribusi
BERTAUT dalam kegiatan pemberdayaan wanita. Dengan penerapan konsep ini, BERTAUT
pun tentunya akan ikut andil dalam mendongkrak perekonomian kreatif di Indonesia.

2.2 Struktur Kepemilikan dan Kepegawaian Usaha

Owner

Human Resource Martketing Operational


Finance Manager
Manager Manager Manager

Staff Staff Staff Staff

Dalam pembentukan strukur perusahaan, BERTAUT akan dibantu oleh direktur utama
dalam memanajemen seluruh kegiatan operasional di perusahaan. Atas dasar kebijakan
pemilik, direktur utama akan membawahi keempat bagian divisi yang tersusun atas divisi
keungan, divisi operasi, divisi pemasaran, dan divisi personalia. Keempat divisi ini tentunya
akan dipimpin oleh masing-masing manajer yang akan mengatur dan mengawasi tiap-tiap
subbagian dari divisinya. Dengan adanya struktur ini, diharapkan bagi usaha BERTAUT agar
dapat mampu mengembangkan usahanya menjadi usaha yang kompetitif dan bermanfaat bagi
seluruh kalangan masyarakat.

2.3 Lokasi Usaha


Lokasi usaha BERTAUT untuk saat ini berada di Jl. STM Walang Jaya No. 14, Koja,
Jakarta Utara. Lokasi ini merupakan tempat BERTAUT dalam melakukan produksi dan
pendistribusian barangnya. Selain itu, lokasi ini pun tergolong ke dalam posisi yang strategis,
dimana BERTAUT memiliki kemudahan dalam mendapatkan bahan bakunya. Lokasi ini pun
terletak diantara beberapa gudang ekspedisi pengiriman, sehingga hal tersebut memudahkan
BERTAUT dalam menyalurkan produknya ke ekspedisi pengiriman.

2.4 Strategi Pemasaran


Sebelum memasuki pasar, BERTAUT memiliki beberapa bentuk strategi yang
disusun secara terorganisir dan sistematis. Strategi ini dibentuk agar BERTAUT menjadi
sosok market leader di sektor sejenisnya. BERTAUT mengawali strategi tersebut dengan
menentukan target pasar yang diantaranya ditujukan untuk masyarakat yang gemar akan
fashion. BERTAUT menargetkan produknya pada golongan anak - anak hingga orang tua
karena sesuai dengan tujuannya yaitu membantu seluruh kalangan konsumen dalam
menemukan selera fashion yang mereka inginkan. Kemudian, BERTAUT berusaha
memasuki pasar melalui kegiatan promosi produk. Dengan adanya kegiatan promosi ini,
maka BERTAUT akan menciptakan sebuah kesan yang akan diingat oleh konsumen.
BERTAUT akan secara gencar melakukan promosi dengan memanfaatkan media sosial
seperti Instagram, Facebook, TikTok, dan Whatsapp. Promosi ini dapat dilakukan melalui
kegiatan paid promote yang dilakukan oleh beberapa influencer melalui kontennya. Selain
itu, BERTAUT pun akan menghadiri berbagai bentuk bazar dalam upaya memasarkan
produknya. Melalui bazar ini, tentunya konsumen akan dengan mudahnya mengetahui
kualitas dari produk BERTAUT secara langsung. Tidak hanya melakukan promosi,
BERTAUT pun akan selalu berusaha untuk tetap mempertahankan kualitas terbaiknya,
sehingga seluruh citra positif yang telah diciptakan akan menjadi poin positif bagi produk
BERTAUT.

2.5 Analisis SWOT


2.5.1 Strength (Kekuatan)
a. Memiliki variasi model yang unik
b. Harga yang terjangkau
c. Produk mudah diakses baik secara online maupun offline
d. Barang banyak diminati karena model nya terbatas
e. Bernilai estetika tinggi
2.5.2 Weakness (Kelemahan)
a. Handmade membutuhkan waktu yang lama
b. Kurangnya SDM yang memiliki pengetahuan akan merajut
c. Infrastruktur masih terbatas
2.5.3 Opportunities (Peluang)
a. Dapat dijadikan sebagai hantaran (hampers) untuk acara-acara tertentu
b. Stok terbatas menjadi pusat perhatian seluruh kalangan
c. Terbukanya inovasi dan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar
d. Potensi bagi para wanita untuk memiliki edukasi terkait merajut
2.5.4 Threat (Ancaman)
a. Terdapat banyak pesaing di sektor sejenis
b. Kemungkinan terjadinya plasgiarism
c. Keluhan dari beberapa konsumen yang tidak sabaran
BAB III
MANAJEMEN PRODUKSI

3.1 Bahan Pembuatan Produksi


Bahan – bahan yang diperlukan dalam pembuatan tas rajut ini, diantaranya sebagai berikut :
 Benang rajut (Katun; Wol; Nilon; Polyester)
 Kain puring
 Resleting
 Kancing magnet
 Rantai tas
 Jaring Rajut

3.2 Peralatan
Dalam pembuatan tas rajut ini, tentunya kita pun memerlukan peralatan yang dapat
membantu proses produksi. Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan tas rajut ini,
diantaranya sebagai berikut :
 Hakpen (Jarum tunggal)
 Jarum knit (Jarum ganda)
 Gunting
 Mesin jahit

3.3 Sistem Kegiatan Operasional


Proses produksi BERTAUT akan menerapkan sistem pre-order yang membutuhkan
waktu 1 - 2 minggu dalam proses pembuatannya. Dalam penerimaan pre-order dan
pembuatan produk tersebut, BERTAUT memiliki jam kerja terperinci, diantaranya sebagai
berikut :
Hari : Senin s.d. Minggu
Jam Kerja : 10.00 – 20.00 (Weekday)
10.00 – 21.00 (Weekend)

3.4 Proses Produksi


Tahapan proses produksi BERTAUT secara umum dapat diuraikan dalam bagian di
bawah ini :
Brain Pemilihan
Desain
Storming Bahan

Saran & Proses


Pemasaran Produksi
Masukan
Produk
Konsumen Quality Control

Penjualan Evaluasi

1. Brain Storming, tim terkait mencari sebuah bentuk inovasi produk yang belum
terlalu banyak berada di pasaran.
2. Desain, tim menyusun desain produk semenarik dan seeksklusif mungkin.
3. Pemilihan Bahan Baku, dalam hal ini tim berkoordinasi dengan para supplier di
pasaran.
4. Proses Produksi, tim membuat produk dengan teknik handmade sesuai dengan ide
yang telah ditetapkan.
 Quality Control, setiap produk akan selalu diawasi dan melalui proses pengecekan,
sehingga hasil produk akan sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.
5. Saran & Masukan Konsumen, dalam hal ini konsumen akan menilai apakah produk
sudah sesuai dengan selera mereka atau belum.
6. Pemasaran Produk, tim melakukan promosi melalui sosial media ataupun hadir
dalam kegiatan bazar.
7. Penjualan, tim melakukan penjualan kepada target pasar yang sudah disesuaikan
dengan segmen.
8. Evaluasi, bentuk kritik dan saran hasil dari penjualan merupakan dasar evaluasi
BERTAUT dalam mengembangkan produknya untuk menjadi lebih baik lagi.
Dalam pembuatannya, BERTAUT memiliki beberapa langkah dalam proses produksinya,
yaitu diantaranya :
1. Membentuk susunan rantai dengan membanginya ke dalam 3 bagian yaitu alas, body,
dan tali.
2. Membentuk tali simpul dan memasukan hakpen ke dalamnya.
3. Membentuk sebanyak 30 rantai menggunakan hakpen tersebut.
4. Membentuk lompatan mundur ke belakang sebanyak 1 rantai untuk membentuk baris
kedua.
5. Membentuk 30 rantai kembali dengan memasukan hakpen ke dalam baris pertama
agar terhubung satu dengan yang lainnya.
6. Bentuk rajutan tersebut sampai ujung baris pertama selesai.
7. Bagian body tas dapat dipercantik dengan menambah pola – pola unik ataupun
menambah beberapa aksesoris seperti kancing magnet atau kancing kunci.
8. Bagian tali dibuat 15 cm dengan menggabungkan tali rajut dengan tali rantai yang
sudah ada.
9. Tambahkan kain puring dalam body tas sesuai kebutuhan, kemudian jahit kain
tersebut dengan rapih.
10. Tambahkan resletting di bagian dalam tas sebagai penutup kantung,
11. Lakukan pengecakan tas agar tidak terlewat kesalahan – kesalahan kecil yang
berdampak pada kualitas tas.
12. Tas sudah siap untuk dipakai.
BAB IV
RANCANGAN BIAYA DAN PENDAPATAN

3.1 Modal dan Pemasukan

Harga Satuan
No. Jenis Pengeluaran Volume (Rp) Nilai (Rp)
1 Bahan Habis Pakai
Benang rajut 200 Pcs 18000 3.600.000
Kain puring 1 Roll 165000 165.000
Resleting 50 Meter 10000 500.000
Kancing magnet 50 Pcs 1800 90.000
Rantai tas 30 Meter 5000 150.000
Jaring Rajut 50 Meter 25000 1.250.000
Sub Total 5.755.000
2 Perlengkapan
Jarum rajut set 2 Set 65000 130.000
Gunting 5 Pcs 5000 25.000
Mesin jahit 1 Pcs 1500000 1.500.000
Sub Total 1.655.000
3 Biaya listrik & air 1 Bulan 300000 300.000
4 Akomodasi perjalanan 1 Bulan 100000 100.000
Total 7.810.000
Modal per Item 156.200

BERTAUT berencana untuk memproduksi sebanyak 50 pcs tas selama 1 bulan. Tabel di
atas adalah gambaran modal operasional dari proses produksi BERTAUT. Dalam
perhitungan di atas, modal yang harus dikeluarkan setiap bulan yaitu sebesar Rp7.810.000.
Kemudian, modal yang diperlukan dalam pembuatan satu tas yaitu sebesar Rp156.200.
Sementara itu, BERTAUT memiliki sumber dana modal yang asalnya dari dana pribadi
pemilik dan pinjaman bank. Dengan berkembangnya BERTAUT ini, diharapkan usaha ini
mampu untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Pemilik pun berharap untuk dapat
mengajukan bantuan dana kepada para investor untuk memenuhi biaya pengembangan usaha.
3.2 Perhitungan Harga Jual
Dalam memproduksi satu tas, BERTAUT membutuhkan dana sebesar Rp156.200. Dalam
hal ini, BERTAUT ingin mengambil keuntungan sebesar 30% dari harga penjualan.
Umumnya, harga yang akan ditawarkan yaitu berkisar mulai dari Rp200.000 – Rp350.000
per tas, dimana ini tergantung dengan tingkat kesulitan dalam membuat produk sesuai
permintaan pesanan. Rincian perhitungan harga jual yaitu sebagai berikut :
Biaya Operasional per pcs : Rp156.200
Keuntungan per pcs : 30%
Harga Jual per pcs : Rp156.200 ( 1 + 30% )
= Rp203.600

3.3 Perhitungan Laba Rugi Usaha

Unit/ Per
Keterangan Bulan Unit Per Bulan Per Tahun
Penjualan
Penjualan 203.60 10.180.00 122.160.00
BERTAUT 50 0 0 0
Variable Cost
115.10
Variable Cost 50 0 5.755.000 69.060.000
Margin Kontribusi   88.500 4.425.000 53.100.000
Total Cost
Fixed Cost 50 33.100 1.655.000 19.860.000
Profit       33.240.000
         
      BEP Unit 19
Bep
      Rupiah 3.807.435
BAB V
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan proposal bisnis BERTAUT, kami dapat mengambil kesimpulan
bahwa BERTAUT merupakan sebuah bentuk inovasi dari penerapan ide hasil kerajinan
tangan. Berbeda dari usaha yang lain, BERTAUT hadir dengan inovasi nya yang
menggabungkna edukasi merjaut dengan upaya pemberdayaan wanita. Selain itu,
BERTAUT memprioritaskan kepuasan konsumen dengan selalu memperhatihan saran dan
masukan terhadap produk yang dipesan oleh konsumen. BERTAUT pun berusaha untuk
menjadi sosok market leader di sektor sejenisnya.
Pemasaran BERTAUT akan disusun dalam bentuk strategi pesamasaran yang
terorganisir. Proses pemasaran produk pun akan dibuat semenarik mungkin, sehingga
produk BERTAUT akan memiliki pesan khas di hati para kalangan masyarakat. Selain itu,
BERTAUT akan hadir sebagai usaha yang akan menciptakan lapangan pekerjaan,
khususnya bagi seorang ibu tunggal, serta membangun kreativitas masyarakat umum,
khususnya kaum milenial agar berani untuk berwirausaha.
4.2 Saran
Dalam membangun rencana bisnis, BERTAUT telah melakukan proses brain storming
mengenai pengembangan usahanya. Diharapkan setelah usaha berkembang besar,
BERTAUT dapat merealisasikan harapan – harapannya yang salah satunya menerima dana
dari para investor. Selain itu, usaha BERTAUT pun dapat digunakan sebagai referensi
masayarakat dalam mengembangkan kreatifitas berkewirausahannya.

Day
Monday Tuesday Wednesday Thursday Friday Saturday Sunday
Time
10.00
12.00
20.00

Anda mungkin juga menyukai