Anda di halaman 1dari 61

Daftar Isi

Daftar Isi.................................................................................................................i
BAB I......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................8
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................10
BAB II...................................................................................................................12
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................12
2.1 LANDASAN TEORI..............................................................................................12
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)...................................................................12
2.1.2. Nilai Perusahaan.........................................................................................13
2.1.3 Profitabilitas................................................................................................15
2.1.4 Ukuran Perusahaan.....................................................................................17
2.1.5 Manajemen Laba.........................................................................................18
2.2 Pengaruh Variabel Penelitian............................................................................24
2.2.1 Pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba.....................................24
2.2.2 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba..........................25
2.2.3 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan.....................................25
2.2.4 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan...........................25
2.2.5 Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan...............................26
2.2.6 Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan manajemen laba terhadap
nilai perusahaan...................................................................................................27
2.2.7 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba
sebagai variabel intervening.................................................................................27
2.2.8 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan
manajemen laba sebagai variabel intervening.....................................................28
2.3 Penelitian Terdahulu.........................................................................................28
2.4 Kerangka Pemikiran...........................................................................................38
2.5 Hipotesis............................................................................................................39
BAB III..................................................................................................................41

i
METODE PENELITIAN........................................................................................41
3.1 Objek Penelitian................................................................................................41
3.2 Jenis Penelitian..................................................................................................41
3.3 Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................................41
3.3.1 Populasi.......................................................................................................41
3.3.2 Sampel.........................................................................................................42
Tabel 3.1..............................................................................................................43
Sampel perusahaan Konstruksi Bangunan.....................................................43
3.3.3 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................43
3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Varabel......................................44
3.4.1 Variabel Penelitian......................................................................................44
3.4.2 Defenisi Operasional Variabel.....................................................................45
3.5 TEKNIK ANALISIS DATA......................................................................................47
3.5.1 UJI ASUMSI KLASIK......................................................................................47
3.5.2 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA..........................................................49
3.5.3 UJI HIPOTESIS..............................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................53

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai berkembangnya kegiatan

dalam perekonomian yang menimbulkan produk-produk yang dihasilkan baik

barang ataupun jasa di dalam masyarakat bertambah. Pertumbuhan ekonomi

berdampak pada penduduk suatu negara serta berpengaruh terhadap

kesejahteraan masyarakat. Pada umumnya semakin maju tingkat perkembangan

perindustrian di suatu negara atau daerah, maka semakin banyak jumlah dan

macam industri. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang semakin meningkat

telah mendorong dunia industri baik kelas kecil, menengah ataupun besar untuk

terus maju dan berkembang meningkatkan produktivitas, investasi dan

melakukan perluasan usaha guna dapat memenuhi kebutuhan pasar. Pesatnya

ekonomi global saat ini menimbulkan ketatnya persaingan usaha yang memiliki

keunggulan tersendiri. Perusahaan yang menerapkan prinsip - prinsip ekonomi,

umumnya tidak hanya berorientasi pada pencapaian laba maksimal, tetapi juga

berusaha meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan merupakan cerminan dari penambahan jumlah ekuitas

perusahaan dengan hutang perusahaan. Tujuan suatu perusahaan salah

satunya adalah untuk memaksimalisasikan kesejahteraan pemilik perusahaan

dengan cara meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga

sahamnya (Indriyani, 2017). Nilai perusahaan dijadikan fokus utama dalam

pengambilan keputusan oleh investor untuk berinvestasi pada sutau perusahaan

atau tidak. Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik

pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan kemampuan

1
perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaan dimasa depan

(Nurminda et al., 2017). Kebanyakan dari investor sering memusatkan

perhatiannya pada informasi laba yang terdapat dalam laporan keuangan tanpa

memperhatikan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan informasi

tersebut. Para pemegang saham juga akan melihat kinerja keuangan

perusahaan dalam mengelola keuangannya apakah medapatkan laba yang

maksimal. Apabila perusahaan mendapatkan laba yang maksimal maka akan

meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham perusahaan

tersebut.

Dalam menghasilkan laba guna meningkatkan kemakmuran pemilik atau

para pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan yang mana dapat

menggambarkan keadaan perusahaan. Dengan semakin baiknya nilai

perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dipandang semakin bernilai oleh

para calon investor. Nilai perusahaan yang meningkat akan mempengaruhi nilai

pemegang saham apabila peningkatan ditandai dengan tingkat pengembalian

investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai perusahaan pada dasarnya

dapat diukur melalui beberapa aspek, salah satunya adalah dengan harga pasar

saham perusahaan karena harga pasar saham perusahaan mencerminkan

penilaian investor secara keseluruhan atas setiap ekuitas yang dimiliki. Dalam

peneletian ini nilai perusahaan diukur menggunakan indikator Price to Book

Value (PBV) yang nantinya menyajikan penilaian tentang bagaimana investor

memandang kinerja perusahan. Rasio ini menunjukkan berapa besar nilai

perusahaan dari apa yang telah ditanamkan oleh pemilik perusahaan. Terdapat

banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan, dan

2
berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya nilai

perusahaan dapat dipengaruhi oleh profitabilitas (Sri, 2013).

Menurut (Kasmir, 2019) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu

periode tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai

kemampuan yang tinggi dalam menghasilkan laba dimilikinya cenderung

mempunyai kas besar. Profitabilitas perusahaan yang tinggi menunjukan kinerja

perusahaan tersebut baik dan berprospek untuk jangka panjang, sehingga dapat

menarik investor untuk membeli saham. Dengan banyaknya permintan akan

saham yang tinggi, berakibat pada naiknya harga saham. Harga saham yang

naik secara tidak langsung akan meningkatkan nilai perusahaan.

Profitabilitas adalah rasio dari efektifitas manajemen berdasarkan hasil

pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Rasio profitabilitas

terdiri atas profit margin, basic earning power, return on assets, dan return on

equity. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan return on equity

(ROE). Return on equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian ekuitas

pemegang saham.

Selain profitabilitas, faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu

ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan merupakan seberapa besar suatu

perusahaan jika ditinjau dari aktiva, total penjualan, rata-rata total penjualan dan

total aktiva rata-rata (Sri, 2013). Total aktiva perusahaan yang semakin besar

dapat menggambarkan bahwa perusahaan tersebut sudah mencapai tahap

kedewasaanya. Perusahaan yang telah berada pada tahap kedewasaanya maka

3
perusahaan telah memiliki arus kas yang positif serta diperkirakan akan

mempunyai aspek menguntungkan dalam kurun waktu relatif lama. Menurut

(Anggraeni & Sulhan, 2020), menyatakan bahwa ukuran perusahaan

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang dinyatakan dengan total

aktiva atau total penjualan bersih. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang

memiliki ukuran perusahaan yang besar, akses untuk mendapatkan pendanaan

dari luar menjadi lebih mudah, karena dilihat dari penjualan yang tinggi memiliki

prospek usaha yang lebih baik yang menandakan perusahaan tersebut dapat

berkembang.

Menurut (Maxwell & Kehinde, 2012), variabel ukuran perusahaan juga

menjadi salah satu indikator di dalam menilai suatu perusahaan serta menjadi

alasan para investor akan merespon positif pada perusahaan apabila ukuran

perusahaan meningkat. Besar atau kecilnya ukuran sebuah perusahaan bisa

diukur melalui jumlah penjualan, total modal, ataupun total aset milik perusahaan

tersebut (Yanti & Oktari, 2018). Perusahaan yang berukuran besar cenderung

lebih mudah untuk mendapat kepercayaan dari pihak kreditur untuk

mendapatkan sumber pendanaan sehingga dapat meningkatkan nilai

perusahaan (Pramana & Mustanda, 2016)

Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai strategi tersendiri yang

diterapkan guna mencapai tujuan tertentu. Perusahaan akan selalu menjaga

agar nilai perusahaannya terlihat baik di mata para stakeholdernya. Namun pada

kenyataannya, perusahaan seringkali dihadapkan pada berbagai kendala yang

bisa menyebabkan penurunan nilai perusahaan seperti penurunan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh laba yang tentunya juga akan berpengaruh

terhadap ukuran perusahaan. Perusahaan akan menutupi kondisi tidak sehat

4
tersebut dari para stakeholdernya salah satunya dengan cara manajemen laba

(earning management) untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut (Santana & Wirakusuma, 2016), manajemen laba merupakan

suatu proses yang disengaja, dengan batasan standar akuntansi keuangan untuk

mengarahkan pelaporan laba pada tingkat tertentu. Manajemen laba ialah

kegiatan oportunistik manajemen dalam memilah kebijakan akuntansi dengan

tujuan menaikkan laba, mengurangi laba ataupun meratakan laba yang

dilaporkan dalam laporan keuangan. Manajemen laba dilakukan oleh manajer

dengan bermacam tujuan, tetapi tujuan utama dari manajemen laba adalah

mengelabui pengguna laporan keuangan (Pradipta & Susanto, 2019). Salah satu

bentuk penyimpangan yang dilakukan oleh manajemen yaitu dalam proses

penyusunan laporan keuangan manajemen dapat memengaruhi tingkat laba

yang ditampilkan dalam laporan keuangan.

Manajemen yang nilai kinerjanya dilihat berdasarkan informasi laba

menyadari akan adanya kecenderungan untuk lebih memperhatikan laba. Hal

tersebut dapat menimbulkan perilaku menyimpang manajemen, salah satunya

adalah terjadinya aktivitas manajemen laba (Prasetyo & Rafitaningsih, 2015).

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi

internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibanding pemilik

(pemegang saham) sehingga menimbulkan asimetri informasi. Asimetri antara

manajemen dan pemilik (pemegang saham) memberikan kesempatan pada

manajer untuk melakukan manajemen laba guna meningkatkan nilai perusahaan

pada saat tertentu.

5
Manajemen laba (earning management) dilakukan dengan

mempermainkan komponen akrual dalam laporan keuangan atau memanipulasi,

karena akrual adalah komponen yang mudah untuk dipermainkan sesuai

keinginan ataupun tujuan orang yang melakukan pencatatan laporan keuangan.

Dalam penelitian ini manajemen laba diproksikan berdasarkan rasio akrual modal

kerja. Pada dasarnya, rasio ini sangat penting untuk mengetahui kondisi

perusahaan. Model yang didasarkan pada kajian (McNichols) serta (Dechow &

Skinner) yang menyarankan agar riset manajemen laba menggunakan model

spesifik akrual. Rasio akrual modal kerja mampu memberi gambaran posisi

keuangan jangka pendek sehingga membantu perusahaan mengevaluasi dan

memantau seberapa besar efisiensi modal kerja yang nantinya dapat

meningkatkan nilai perusahaan pada perusahaan kontruksi bagunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Perusahaan konstruksi bangunan merupakan sektor industri yang tercatat

di Bursa Efek Indonesia (BEI). Salah satu dari indikator pertumbuhan ekonomi

suatu negara ditentukan oleh perkembangan sektor ini. Berinvestasi di bidang

konstruksi bangunan adalah hal yang menjanjikan untuk masa depan dan

menjadi pilihan yang aman untuk berinvestasi sebagai investor. Prospek cerah ini

tentunya tidak lepas dari kebutuhan masyarakat yang mereka anggap barang

yang dimiliki sebagai bagian dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi (Rizal &

Sahar, 2015).

Perusahaan konstruksi bangunan di Indonesia terus mengalami

peningkatan maupun penurunan dari tahun ke tahun. Sektor konstruksi yang

berkembang menjadikan perekonomian Indonesia pada tahun 2017 tumbuh

sebesar 5.01% dan PDB sebesar 10.38%, lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

6
Jika dilihat dari laporan keuangan, kas operasional pada akhir September 2018

tercatat minus 3,71 triliun. Pada periode yang sama, arus kas operasi PTPP juga

kurang dari Rp 1,82 triliun. Jika dilihat dari laporan keuangan pada tahun 2018,

kinerja keuangan pada perusahaan kontruksi bangunan masih melemah dengan

anggaran yang masih belum sesuai target. Pada tahun 2019 diharapkan nilai

konstruksi bangunan meningkat diperkirakan sebesar Rp 147,77 miliar dan terus

mengalami pertumbuhan di tahun 2020 mencapai Rp 168,20 miliar. Kontribusi

terbesar terhadap pembangunan gedung berasal dari sektor perumahan, yaitu

sebesar Rp 56,75 miliar atau setara dengan 33,74%. Antusiasme sektor

konstruksi bangunan di tahun 2020 disebut-sebut turut berkontribusi terhadap

pertumbuhan sektor konstruksi bangunan di tanah air. Pengembang optimistis

sektor konstruksi bangunan akan mulai tumbuh tahun depan setelah mengalami

perlambatan dalam beberapa tahun terakhir. Peningkatan dari 2020 menuju

pada tahun 2021, diperkirakan sektor konstruksi di Indonesia tumbuh positif

sebesar 8,7%. Perkembagan dan pertumbuhan signifikan sektor konstruksi tahun

2021 disebabkan oleh penerapan vaksinasi Covid-19, serta dorongan

penggunaan produk rumah tangga yang tinggi, serta berbagai dukungan

pembaruan di sektor infrastruktur oleh pemerintah. (Kompas, 2021).

Usaha konstruksi bangunan mempunyai peranan yang sangat penting

bagi sesuatu negara, konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang

dengan pesat yang berperan guna menunjang perkembangan serta

pertumbuhan berbagai bidang. Pertumbuhan jasa konstruksi di Indonesia yang

pesat memunculkan pengaruh pada persaingan antar industri. Serta tiap industri

mempunyai tujuan yang akan dicapai dalam usahanya tersebut. Dalam upaya

7
mencapai tujuan tersebut, maka industri jasa pelaksana konstruksi harus

mempunyai nilai perusahaan yang baik.

Penilitian terdahulu yang dilakukan oleh (Darmawan et al., 2020) hasil

analisa linear berganda membuktikan bahwa profitabilitas dan ukuran

perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Menurut

(Lestari & Pamudji, 2013), manajemen laba memiliki pengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan, namun menurut hasil penelitian (Utami, 2017) manajemen laba

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan menurut penelitian

yang dilakukan oleh (Selfiyan, 2021) manajemen laba tidak dapat memediasi

antara profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

3. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

8
5. Apakah manajemen laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

6. Apakah profitabilitas, ukuran perusahaan dan manajemen laba

berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021?

7. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan

manajemen laba sebagai variabel intervening pada perusahaan

konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021?

8. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dengan manajemen laba sebagai variabel intervening pada perusahaan

konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap

manajemen laba pada perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba pada perusahaan kontruksi bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2017-2021.

9
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh manajemen laba terhadap

nilai perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas, ukuran

perusahaan dan manajemen laba secara simultan terhadap Nilai

Perusahaan pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Periode 2017-2021.

7. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap nilai

perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel intervening pada

perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021.

8. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan

terhadap nilai perusahaan dengan manajemen laba sebagai variabel

intervening pada perusahaan kontruksi bangunan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode 2017-2021.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Calon Investor/Investor

Bagi investor yang akan memanamkan modal pada perusahaan

konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dapat

menggunakan penelitian ini sebagai bahan referensi dalam mengambil

10
keputusan untuk membeli saham pada perusahaan kontruksi bangunan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Bagi Perusahaan

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan

terhadap perusahaan tentang pentingnya tata kelola perusahaan

dengan baik yang nantinya dapat menggambarkan bagaimana usaha

manajemen mengelola aset dan modalnya agar menarik minat para

investor untuk menanamkan modal di perusahaan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengamalan dalam menerapkan ilmu pengetahuan sekaligus

dapat menambah pengetahuan dan informasi tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai perusahaan

4. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian sejenis, sebagai

pembanding hasil riset penelitian yang berkaitan dengan profitabilitas,

ukuran perusahaan, nilai perusahaan dan manajemen laba yang

diterapkan dalam suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai

perusahaan dan sebagai pengembangan penelitian lebih lanjut.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

Teori sinyal atau signalling theory dikembangkan oleh Ros pada tahun

1997, menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih

baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi

tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat.

Menurut (Jogiyanto, 2013), signalling theory menekankan kepada pentingnya

informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak

di luar perusahaan. Informasi merupakan unsur penting bagi investor dan pelaku

bisnis karena informasi pada hakekatnya menyajikan keterangan, catatan atau

gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat ini maupun keadaan masa yang

akan datang bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Informasi yang

lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh investor di pasar

modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan apakah layak

berinvestasi pada perusahaan tersebut atau tidak.

12
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan

memberikan signal bagi investor dalam pengambilan investasi. Pada saat

informasi diumumkan dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi

tersebut, pelaku pasar terlebih dahulu akan menganalisis sebagai signal baik

(good news) atau signal buruk (bad news). Jika informasi tersebut bernilai positif

maka investor akan menilai secara positif dan mampu membedakan antara

perusahaan yang berkualitas atau tidak, sehingga harga saham akan semakin

tinggi dan nilai perusahaan meningkat. Namun, jika investor memberikan signal

negatif menandakan bahwa keinginan investor untuk berinvestasi semakin

menurun dimana akan mempengaruhi penurunan nilai perusahaan.

Hubungan signaling theory dengan nilai perusahaan yaitu nilai

perusahaan yang baik dapat menjadi signal positif dan sebaliknya nilai

perusahaan yang buruk dapat menjadi signal negatif. Hal ini disebabkan karena

motivasi investor melakukan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan,

sehingga perusahaan yang bernilai tidak baik cenderung akan dihindari investor.

Dengan kata lain investor tidak akan menginvestasikan dananya pada

perusahaan yang bernilai tidak baik.

2.1.2. Nilai Perusahaan

Salah satu tujuan utama suatu perusahaan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan, nilai perusahaan digunakan sebagai pengukur keberhasilan

perusahaan karena dengan meningkatnya nilai perusahaan menandakan

meningkatnya kemakmuran pemilik perusahaan atau pemegang saham. Nilai

perusahaan merupakan nilai pasar suatu perusahaan dimana jika harga saham

naik maka tingkat kesejahteraan para pemegang saham juga naik karena

pemegang saham telah memilih orang-orang yang kompeten di bidangnya untuk

13
mengelola perusahaan (Kusumawati & Setiawan, 2019). Peningkatan nilai

perusahaan yang signifikan menandakan bahwa perusahaan mampu bertahan

dalam jangka panjang. Kondisi tersebut akan berdampak pada meningkatnya

aktivitas operasional dan kinerja keuangan perusahaan, sehingga tujuan

perusahaan untuk memaksimalkan laba dan mensejahterakan pemegang saham

dapat tercapai.

Menurut (Sunardi, 2017), nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu

yang telah dicapai oleh suatu perusahaan dan nilai perusahaan sebagai

gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Memaksimalkan

nilai perusahaan sangat penting artinya bagi keberlangsungan bisnis sebab hal

ini akan menjadi persepsi bagi investor terhadap tingkat keberhasilan

perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang

tinggi membuat nilai perusahaan tinggi juga. Tingginya nilai saham dapat

meningkatkan kepercayaan pasar, tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat

ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Bagi perusahaan

yang terdaftar di bursa efek, kemakmuran para pemilik saham diperlihatkan

dalam wujud semakin tingginya harga saham, yang merupakan pencerminan dari

keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen.

(Suteja & Gunardi, 2016) berpendapat bahwa nilai perusahaan semata-

mata ditentukan oleh keputusan investasi. Pendapat tersebut dapat diartikan

bahwa keputusan investasi itu penting, karena untuk mencapai tujuan

perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham hanya akan

dihasilkan melalui kegiatan investasi perusahaan. Dalam penelitian ini nilai

perusahaan akan diukur dengan PBV, karena dapat menggambarkan seberapa

besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan.

14
1. Price to Book Value (PBV).

Price to book value (PBV) merupakan salah satu variable yang

dipertimbangkan seorang investor dalam menentukan saham mana

yang akan dibeli. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan

pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan

meningkat. Nilai perusahaan dapat memberikan keuntungan pemegang

saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.

Nilai perusahaan tidak hanya mencerminkan bagaimana nilai intrinsik

pada saat ini tetapi juga mencerminkan prospek dan harapan akan

kemampuan perusahaan tersebut dalam meningkatkan nilai kekayaan

dimasa depan (Nurminda et al., 2017).

harga perlembar saham ……………………..(2.1)


PBV =
nilai buku saham biasa

Nilai buku dapat dihitung

total modal ……..(2.2)


Books value per share=
nilai buku sahambiasa

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk

mendapatkan laba (keuntungan) dalam suatu periode tertentu (Rezeki, 2015).

Perusahaan dikatakan baik jika perusahaan tersebut mampu memperoleh laba

yang besar sesuai harapan pemilik perusahaan maupun investor. Perusahaan

15
yang memiliki laba besar sangat diminati oleh investor, karena diharapkan

mampu memberikan pengembalian laba (return) yang lebih besar bagi investor

apabila melihat dan menganalisa laporan keuangan terlebih dahulu. Laporan

keuangan dijadikan alat analisa sebelum mengambil keputusan untuk melakukan

investasi, sehingga bisa menghindari kerugian investasi (Suhartanto, 2015). Hal

ini berkaitan erat dengan perusahaan yang ingin menampilkan performa terbaik

untuk menarik para calon investor.

Profitabilitas dicerminkan sebagai gambaran dari kinerja manajemen

dalam mengelola perusahaannya. Pengukuran profitabilitas dapat menggunakan

beberapa indikator seperti laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian

investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik (Sri, 2013).

Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam kegiatan operasinya

merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Selain merupakan

indikator kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban bagi para

penyandang dananya, laba perusahaan juga merupakan elemen dalam

menentukan nilai perusahaan (Sri, 2013).

Hasil perhitungan rasio profitabilitas dapat digunakan untuk

memperkirakan kenaikan ataupun penurunan harga saham dan nilai perusahaan

suatu perusahaan di bursa saham. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas

diwakilkan oleh Return On Equity (ROE) yang fungsinya untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan bermodalkan ekuitas

yang sudah diinvestasikan oleh investor.

1. Return On Equity (ROE)

16
Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan

(income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang

saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang

mereka investasikan di dalam perusahaan (Syamsuddin, 2013). ROE

merupakan sebuah rasio keuangan yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba bersih setelah pajak dengan

menggunakan modal sendiri yang dimiliki perusahaan. ROE sangat

pengting bagi para investor karena dapat mengetahui seberapa efektifitas

dan efisien sebuah perusahaan dalam mengelola aktivanya. Semakin

besar ROE artinya perusahaan menggunakan modal sendiri dengan baik

sehingga dapat menghasilkan laba yang besar. Hal tersebut dapat

menarik para investor untuk membeli saham perusahahan tersebut.

Besarnya nilai Return on Equity dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut :

laba bersih setelah pajak


ROE=
laba bersih setelah
modal pajak
sendiri ………………….(2.3)
ROE=
modal sendiri

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Perusahaan memiliki dua jenis kategori, yaitu perusahaan berskala kecil

dan perusahaan berskala besar. Ukuran perusahaan dianggap mempengaruhi

nilai perusahaan karena semakin besar ukuran perusahaan maka semakin

mudah perusahaan memperoleh sumber pendanaan yang dapat dimanfaatkan

untuk mencapai tujuan. Perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik

terhadap kondisi pasar, sehingga perusahaan tersebut mampu menghadapi

17
persaingan ekonomi, yang membuat perusahaan menjadi tidak rentan terhadap

terjadinya fluktuasi ekonomi. Selain itu, perusahaan - perusahaan besar memiliki

lebih banyak sumber daya untuk dapat meningkatkan nilai dari perusahaan,

karena perusahaan besar memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber-

sumber informasi eksternal jika dibanding dengan perusahaan - perusahaan kecil

(Kartika, 2016).

Menurut (Kosimpang et al., 2017), ukuran atau size suatu perusahaan

dapat ditunjukkan dengan menggunakan total aset, total penjualan bersih, rata-

rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Semakin besar total aset

perusahaan maka semakin besar ukuran suatu perusahaan. Semakin banyak

penjualan maka semakin banyak juga perputaran uang dalam perusahaan. Dan

semakin besar total aktiva maka semakin besar modal yang akan ditanam

perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan

besarnya aset kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.

Ukuran ¿
……………………(2.4)

2.1.5 Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan tindakan manajer dalam merekayasa angka

angka laporan keuangan atau memanipulasi informasi laba yang diperoleh suatu

perusahaan (Lana et al., 2017). Manajer dapat menaikkan, menurunkan, atau

meratakan laba. Informasi laporan laba sangat penting bagi investor sehingga

memotivasi manajer untuk mempercantik laporan keuangan (window dressing)

18
demi mendapatkan tujuan yang diharapkan walaupun merugikan pihak lain.

Manajemen laba dilakukan sebagai upaya manajer untuk mengintervensi atau

mempengaruhi informasi – informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan

kondisi perusahaan. Istilah intervensi dan mengelabui ini membuat beberapa

pihak menilai manajemen laba sebagai tindakan kecurangan. Namun, pihak

lainnya tetap menganggap bahwa manajemen laba bukanlah sebuah

kecurangan karena intervensi manajemen dalam kerangka standar akuntansi

yang masih menggunakan prosedur dan metode akuntansi yang dapat diterima

secara umum. Manajer melakukan praktik manajemen laba agar laporan

keuangan perusahaan terlihat lebih baik dengan mempercantik laporan

keuangan, khususnya pada angka yang berada di paling bawah yaitu laba

(Kodriyah & Putri, 2019).

Manajemen laba merupakan cara yang digunakan oleh manajer untuk

mempengaruhi laba secara sistematis dan sengaja dengan cara memilih

kebijakan akuntansi dan prosedur akuntansi tertentu yang bertujuan untuk

memaksimalkan utilitas manajer atau nilai pasar dari perusahaan (Putri, 2012).

Manajemen laba menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas

laporan keuangan. Manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan

dan dapat menggangu pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka

laba yang telah direkayasa (Putri, 2012).

Gunny (2010) dalam Majid, (2020) mengklasifikasikan manajemen laba

menjadi dua kategori, yaitu:

1. Manajemen Laba Akrual

19
Manajemen laba akrual dilakukan dengan merekayasa komponen akrual

dalam laporan keuangan, sebab akrual adalah komponen yang mudah

untuk direkayasa sesuai dengan keinginan pribadi. Alasannya, komponen

akrual merupakan komponen yang tidak memerlukan bukti kas secara

fisik sehingga upaya merekayasa besar kecilnya komponen akrual tidak

harus disertai dengan kas yang diterima atau dikeluarkan perusahaan.

Sebagai contoh, untuk memperbesar laba, perusahaan dapat mengakui

barang yang dititipkan sebagai barang konsinyasi atau barang yang

dikeluarkan sebagai barang terjual. Atau sebaliknya, untuk memperkecil

laba, perusahaan dapat menunda mengakui pendapatan periode berjalan

menjadi pendapatan periode berikutnya. Selain itu, perusahaan juga

dapat mengakui laba periode berjalan menjadi lebih kecil atau besar dari

laba yang sesungguhnya dengan cara mengatur besar kecilnya suatu

biaya.

2. Manajemen Laba Riil

Manajemen laba melalui aktivitas riil merujuk pada rekayasa angka laba

yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas yang berasal dari kegiatan bisnis

normal atau yang berhubungan dengan kegiatan operasional, misalnya

menunda kegiatan promosi produk atau mempercepat penjualan dengan

memberikan diskon besar – besaran.

2.1.5.1 Pola Manajemen Laba

Sebagai proses perekayasa laba atau laporan keuangan, praktik

manajemen laba umumnya dilakukan dengan tujuan untuk mempercantik

memodifikasi laporan keuangan yang akan dihasilkan sebagai hasil kinerja

keuangan perusahaan pada periode tertentu. Modifikasi laporan keuangan

20
ditujukan untuk menunjukkan laba pada angka tertentu sesuai dengan keinginan

para manajer. Proses modifikasi laporan keuangan tersebut umumnya dilakukan

ke dalam empat pola, (Putri, 2012) yaitu:

1) Taking a Bath

Taking a bath adalah pola yang paling ekstrim yang digunakan dalam

praktik manajemen laba. Pola ini dilakukan dengan cara menjadikan laba

perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat rendah (bahkan rugi)

atau sangat tinggi dibanding laba pada periode sebelum atau

sesudahnya, cara ini umumnya dilakukan pada saat pergantian CEO.

2) Minimisasi Laba (Income Minimization)

Minimisasi laba adalah pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara

menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rendah

daripada laba sesungguhnya. Pola ini dilakukan pada saat profitabilitas

perusahaan pada periode berjalan sangat tinggi dan berusaha dialirkan

ke periode mendatang, yang diprediksikan memiliki profitabilitas lebih

rendah, sehingga jika dibandingkan dua periode tersebut tidak

menunjukkan fluktuasi yang tajam.

3) Maksimasi Laba

Maksimisasi laba adalah pola manajemen laba yang dilakukan dengan

cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi

daripada sesungguhnya. Cara ini dilakukan umumnya karena motivasi

bonus bagi manajer. Bonus atas kinerja tersebut umumnya didasarkan

atas perolehan laba perusahaan, manajer dapat memperoleh bonus yang

tinggi dari pemegang saham

4) Perataan Laba (Income Smoothing)

21
Peraatan laba merupakn pola manajemen yang paling popular dan sering

dilakukan. Perataan laba juga dapat didefinisikan sebagai upaya yang

sengaja dilakukan untuk memperkecil fluktuasi pada tingkat earnings

yang

dianggap normal bagi perusahaan.

2.1.5.1 Teknik Manajemen Laba

Dalam melakukan perekayasaan atas laporan keuangan, terdapat

beberapa teknik yang mungkin di lakukan. Teknik- teknik ini di dasarkan atas

beberapa peluang dan pola-pola menajemen laba di atas yang memungkinkan

bagi manajer untuk mempengaruhi pelaporan keuangan, sehingga dapat

menghasilkan angka laba sesuai dengan yang di inginkan. Menurut Aryes (1994)

dalam Putri (2012), teknik-teknik tersebut adalah sebagai berikut:

1) Manajemen Akrual (accrual management)

Manajemen akrual merupakan salah satu teknik pengelolaan laba yang

biasa digunakan. Manajemen laba akrual ditunjukkan dengan adanya

discretionary accrual (diskresioner akrual). Penggunaan diskresioner

akrual digunakan untuk menjadikan laporan keuangan lebih informatif

yaitu laporan keuangan yang dapat mencerminkan keadaan yang

sesungguhnya.

2) Penerapan Kebijaksanaan Akuntansi Wajib (adaption of mandaroty

accounting changes)

Manajemen perusahaan memiliki dua pilihan untuk menerapkannya lebih

awal dari waktu yang ditetapkan atau menundanya sampai saat

berlakunya kebijaksanaan tersebut. Biasanya untuk suatu kebijaksanaan

22
akuntansi baru yang wajib (mandatory accounting policy), badan

akuntansi yang ada memberikan kesempatan yang ada kepada

perusahaan untuk menerapkan lebih awal. Para manajer tentunya lebih

memilih untuk menerapkan suatu kebijaksanaan akuntansi yang baru bila

dengan penerapan tersebut akan mempengaruhi aliran kas maupun

keuntungan perusahaaan.

3) Perubahan Akuntansi secara Sukarela (Voluntary Accounting Changes)

Perubahan metode akuntansi secara sukarela biasanya berkaitan dengan

upaya manajer untuk mengganti atau merubah suatau metode akuntansi

tertentu diantara sekian banyak metode yang sesuai dengan Prinsip -

prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

Berikut adalah langkah-langkah perhitungan untuk mencari nilai

discretionary accrual :

Rumus Nondiscretionary Accruals (NDACC)

a. Menghitung nilai total akrual dengan menggunakan pendekatan arus kas

(cash flow approach)

TACC ¿= EBXT ¿-OCF ¿

b. Mencari nilai koefisien dari regresi total akrual

Untuk mencari nilai koefisien α1, α2 dan α3 dilakukan dengan teknik

regresi. Regresi ini adalah untuk mendeteksi adanya discretionary accrual

dan non discretionary accrual. Discretionary accrual merupakan

perbedaan antara total akrual dengan non discretionary accrual.

TACC ¿/TA i , t−1=α 1 (1/TA i ,t −1)+α 2 ¿ ¿

c. Menghitung Nondiscretionary Accrual (NDACC)

23
Perhitungan NDACC dihitung dengan memasukkan kembali koefisien α1,

α2, α3 kepersamaan berikut ini:

NDACC ¿ = α 1(1/TA i , t−1)+(TA i , t−1 +α 3 (PPE¿ /TA i ,t −1)

d. Menentukan discretionary accrual

Setelah didapatkan nilai nondiscretionary accrual, menghitung

discretionary accrual dapat dilakukan menggunakan persamaan berikut :

DACC ¿ = TACC ¿/TA i , t−1−NDACC ¿

Keterangan :

DACC ¿ = Discretionary accrual perusahaan i pada tahun ke

NDACC ¿ = Non discretionary accrual perusahaan i pada periode ke t

TACC ¿ = Total akrual perusahaan i pada periode ke t

EBXT ¿ = Earning before extraodinary item perusahaan i pada

periode ke t

OCF ¿ = Aliran kas dari aktivitas operasi perusahaan i pada

periode

ke t

TA i , t−1 = Total aktiva perusahaan i pada periode ke t-1

∆ REV ¿ = Perubahan pendapatan perusahaan i pada

periode ke t

PPE ¿ = Aktiva tetap perusahaan i pada periode ke t

∆ REC ¿ = Perubahan piutang perusahaan i pada periode ke

𝑒 = error

24
2.2 Pengaruh Variabel Penelitian

2.2.1 Pengaruh profitabilitas terhadap manajemen laba

Terdapat banyak faktor yang menjadi motivasi manajer dalam

melakukan manajemen laba, diantaranya adalah profitabilitas. Profitabiltas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam pengelolaan asset untuk

menghasilkan laba. Menurut (Kasmir, 2014) profitabilitas adalah kemampuan

perusahaan dalam mencari keuntungan, rasio ini juga memberikan ukuran

tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Keterkaitan antara profitabilitas

dengan manajemen laba adalah ketika profitabilitas yang diperoleh

perusahaan kecil pada periode waktu tertentu akan memicu perusahaan

untuk melakukan manajemen laba dengan cara meningkatkan pendapatan

yang diperoleh sehingga akan memperlihatkan saham dan mempertahankan

investor yang ada.

2.2.2 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap manajemen laba

Ukuran perusahaan secara positif mempunyai keterkaitan dengan

manajemen laba, karena perusahaan yang besar selalu memiliki lebih banyak

aktivitas operasional yang kompleks daripada perusahaan kecil. Perusahaan

yang besar dapat menjaga reputasi mereka dengan melakukan manajemen laba

atau memanipulasi pendapatan. Moses (1987) dalam Wuryani (2013),

menyatakan bahwa perusahaan besar lebih cenderung memiliki niat untuk

melakukan perataan laba. Hal itu dilakukan mereka mempunyai biaya politik

yang lebih besar, biaya politik timbul karena ukuran perusahaan yang besar dan

dapat menarik perhatian media serta investor.

25
2.2.3 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan

Menurut (Rizqia & Siti Aisyah, 2013), perusahaan yang dapat menjaga

kestabilan dan meningkatkan laba dilihat sebagai sinyal positif oleh investor

berkaitan dengan kinerja perusahaan. Hal tersebut terjadi disebabkan

perusahaan yang mengalami peningkatan laba mencerminkan bahwa

perusahaan mempunyai kinerja yang baik, sehingga menimbulkan sentimen

positif dari investor dan dapat membuat harga saham mengalami peningkatan

(Anggraeni & Sulhan, 2020). Artinya, semakin baik pertumbuhan profitabilitas

perusahaan maka kinerja perusahaan dianggap baik, berarti semakin baik pula

prospek perusahaan di masa yang akan datang sehingga semakin baik nilai

perusahaan di mata investor.

2.2.4 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan

Ukuran perusahaan mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap nilai

perusahaan. Dalam hal ini skala perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki

perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi perusahaan. Jika

perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak manajemen lebih leluasa dalam

mempergunakan aset yang ada di perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki

pihak manajemen ini sebanding dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh

pemilik atas aset. Jumlah aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan

jika dilihat dari pemilik perusahaan, akan tetapi jika dilihat dari sisi manajemen,

kemudahan yang dimilikinya dalam mengendalikan perusahaan akan

meningkatkan nilai perusahaan (Nurminda et al., 2017).

Menurut teori sinyal, ukuran perusahaan yang besar akan memberikan

sinyal positif kepada investor atau kreditur dalam pengambilan keputusan untuk

berinvetasi. Perusahaan besar lebih mudah mengakses pasar modal dalam

26
memperoleh pendanaan. Kemudahan tersebut maka berarti perusahaan memiliki

fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana sehingga perusahaan

dengan ukuran yang lebih besar memiliki prospek masa depan yang lebih

menjanjikan (Rachmawati & Pinem, 2015).

2.2.5 Pengaruh manajemen laba terhadap nilai perusahaan

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan dibanding pemilik (pemegang

saham). Pemisahan peran dan perbedaan kepentingan antara manajer dan

pemegang saham ini menjadi pemicu tindakan untuk memaksimalkan

kesejahteraan pihak tersentu, seperti melakukan tindakan manajemen laba

(Kamil, 2014). Manajer diwajibkan memberikan sinyal mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang diberikan merupakan cerminan nilai

perusahaan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan

keuangan. Laporan keuangan tersebut penting bagi pengguna eksternal

perusahaan, karena kelompok itu berada dalam kondisi yang paling tidak tingkat-

tingkat kepastiannya (Lestari & Pamudji, 2013). Manajemen laba dapat

berpengaruh terhadap nilai perusahaan, tapi terbatas pada periode tertentu dan

tidak akan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Hal ini terjadi

karena manajemen laba merupakan tindakan memodifikasi laporan keuangan,

seperti menaikkan atau menurunkan laba yang dilakukan dengan cara memilih

kebijakan akuntansi oleh manajemen yang bersifat subjektif, yang sesuai dengan

kepentingan manajemen (Utami, 2017).

27
2.2.6 Pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan dan manajemen laba

terhadap nilai perusahaan

Profitabilitas digunakan untuk menginformasikan baik tidaknya kondisi

suatu perusahaan Perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang besar

akan meyakinkan investor dan kreditor dalam menanamkan modal dan investasi

maka dari itu manajemen dengan ukuran perusahaan yang besar akan lebih

terdorong dalam melakukan manajemen laba untuk menarik perhatian investor

dan melakukan penambahan dana ke kreditor, hal ini dikarenakan perusahaan

besar akan lebih mampu dalam membayar kewajibanya yang mempengaruhi

penilaian investor terhadap perusahaan. Nilai perusahaan adalah gambaran bagi

investor dalam penanaman investasi hal ini membuat setiap perusahaan

berkeinginan untuk meningkatkan nilai saham agar para investor dapat tertarik

pada perusahaan tersebut (Sihaloho & Sitanggang, 2016).

2.2.7 Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan manajemen

laba sebagai variabel intervening

Adanya rasio profitabilitas menunjukkan bagaimana kemampuan suatu

perusahaan dalam menghasilkan laba dapat menjadi faktor adanya metode

manajemen laba. Menurut (Ramashar & Zulbahridar, 2016), nilai perusahaan

pada saat tertentu juga dapat ditingkatkan melalui manajemen laba, dimana

dalam proses penyusunan laporan keuangan manajemen dapat mempengaruhi

tingkat laba yang dihasilkan. Salah satu cara yang dilakukan manajemen dalam

proses penyusunan laporan keuangan yang dapat mempengaruhi tingkat laba

yang ditampilkan adalah earnings management yang diharapkan dapat

meningkatkan nilai perusahaan pada saat tertentu. Namun demikian, ketika

terjadi perilaku manajemen laba maka kualitas laba yang disajikan dalam laporan

28
keuangan menjadi rendah dan tidak akurat, hal ini tentunya akan mengganggu

keputusan investor di periode berikutnya dan dapat menurunkan nilai

perusahaan pada periode berikutnya.

2.2.8 Pengaruh ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan dengan

manajemen laba sebagai variabel intervening

Besar kecilnya ukuran perusahaan berpengaruh atau menunjukkan baik

buruknya nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset, yang

dimana pihak manajemen dapat mengelola atau mempergunakan aset

perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan nilai perusahan yang

nantinya disajikan pada laporan keuangan. Dengan alasan meningkatkan nilai

perusahaan, manajemen melakukan tindakan opotunis dengan melakukan

manajemen laba yang bertujuan untuk mengelabuhi pihak lain yang ingin

mengetahui dan menilai kinerja dan kondisi perusahaan. Upaya manajerial itu

merupakan tindakan-tindakan yang disengaja untuk mengelabuhi pihak lain yang

menyebabkan pihak lain bersangkutan kehilangan kekayaan. Hingga

keberhasilan manajemen laba dinilai ketika seorang manajer berhasil

mengelabuhi pihak lain dalam menilai perusahaan yang dikelolanya (Utami,

2017).

2.3 Penelitian Terdahulu

Kosimpang et al., (2017) meneliti tentang “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Variabel Struktur Modal sebagai

Variabel Intervening pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI

Periode 2012-2016” pengelolaan data dilakukan dengan metode regresi

berganda (multiple regression) untuk memperlihatkan bagaimana variabel

independen mempengaruhi variabel dependen. Hasil penelitian ini menunjukan

29
terdapat pengaruh yang signifikan profitabilitas terhadap struktur modal,

sedangkan ukuran perusahaan (size) tidak berpengaruh terhadap struktur modal,

dan struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.

Penelitian (Selfiyan, 2021) dengan judul “Pengaruh Profitabilitas,

Leverage, Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan dengan Manajemen

Laba sebagai Variabel Intervening (Studi Empiris pada Perusahaan Makanan

dan Minuman yang Terdaftar di BEI Periode 2016-2019)” menggunakan metode

analisis linear berganda yang memperoleh hasil Profitabilitas memiliki pengaruh

signifikan terhadap manajemen laba, Leverage tak memiliki pengaruh terhadap

manajemen laba, ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap

manajemen laba, profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap nilai

perusahaan, leverage tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ukuran

perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan, manajemen laba

tidak bisa memediasi profitabilitas terhadap nilai perusahaan, manajemen laba

tidak bisa memediasi leverage terhadap nilai perusahaan dan manejemen laba

tidak bisa memediasi ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Lestari & Wulandari (2019), melakukan penelitian dengan judul

“PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP MANAJEMEN LABA (STUDI

KASUS PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2016-2018). Metode

analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu analisis

deskriptif, kemudian analisis regresi yang diawali dengan uji asumsi klasik. Hasil

penelitian menyatakan bahwa profitabilitas dengan pengukuran rasio Return of

Asset (ROA) dan Return of Equity (ROE) berpengaruh positif terhadap

manajemen

30
laba pada perusahaan perbankan dan Net Profit Margin (NPM) terbukti

berpengaruh negatif terhadap penghindaran pajak pada perusahaan perbankan.

Penelitian yang dilakukan (Pratama & Wiksuana, 2016) dengan judul

“PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI

PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

dengan metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi

non partisipan dengan teknik analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian

menunjukkan ukuran perusahaan, leverage dan profitabilitas berpengaruh positif

signifikan terhadap nilai perusahaan. Ukuran perusahaan dan leverage

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas, profitabilitas tidak mampu

memediasi antara variabel independen dan dependen.

Indriyani (2017) melakukan penelitian “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan

Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan” dengan menggunakan perusahaan

makanan dan minuman periode 2011-2015. Penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian kuantitatif, dimana pendekatan kuantitatif ini diperlukan

data numerik yang dianalisis menggunakan metode analisis regresi linear

berganda. Hasil penelitian ini ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan

terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berbanding lurus terhadap nilai

perusahaan nilai perusahaan. Ukuran perusahaan (firm size), dan profitabilitas

berbanding lurus terhadap nilai perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh (Suwardika & Mustanda, 2017) dengan

judul “PENGARUH LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, PERTUMBUHAN

PERUSAHAAN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN PROPERTI” menggunakan motode purposive sampling

dengan kriteria perusahaan yang terdaftar secara kontinu dan perusahaan yang

31
terdaftar penuh dan penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi

berganda. Hasil penelitian menujukkan leverage, pertumbuhan perusahaan, dan

profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan,

sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan mempunyai hubungan yang

negatif, namun ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh

signifikan.

Penelitian dengan judul “PENGARUH KEPEMILIKAN INSTITUTIONAL

DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN

MANAJEMEN LABA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS

PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

2010-2014)” yang dilakukan oleh (Ramashar & Zulbahridar, 2016) dengan

menggunakan analisis teknik data analisis jalur dengan SPSS versi 21. Hasil

penelitian menunjukkan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan, kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan yang dimediasi oleh manajemen laba, profitabilitas berpengaruh

negatif terhadap nilai perusahaan, profitabilitas berpengaruh negatif terhadap

nilai perusahaan yang dimediasi oleh manajemen laba dan manajemen laba

berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.

Wulanda & Aziza (2019) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh

Corporate governance Terhadap Nilai Perusahaan Dan Manajemen Laba

Sebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Manufaktur Go Public di

Indonesia” data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan

diikuti dengan penggunaan metode purposive sampling. Analisis data dilakukan

dengan pendekatan partial least square dengan perangkat lunak SmartPLS.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional dan kepemilikan

32
manajerial memiliki pengaruh negatif terhadap manajemen laba. Rapat frekuensi

dewan komisaris dan rapat frekuensi komite audit tidak berpengaruh terhadap

manajemen laba. Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, rapat

frekuensi dewan komisaris, dan rapat frekuensi komite audit berpengaruh positif

terhadap nilai perusahaan. Manajemen laba tidak memiliki pengaruh pada nilai

perusahaan dan juga menemukan bahwa manajemen laba bukan variabel

mediasi antara tata kelola perusahaan dan nilai perusahaan.

Penelitian berjudul “The Effect of Profitability, Leverage, Firm Size, Firm

Reputation and Institutional Ownership on Audit Report Lag” yang dilakukan oleh

(Sudrajat, 2020) dengan metode yang digunakan adalah explanatory research,

yaitu menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti dan menguji

pengaruh satu atau beberapa variabel terhadap satu atau beberapa variabel

lainnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap audit report lag, variabel leverage tidak berpengaruh

negatif signifikan terhadap audit report lag, profitabilitas tidak berpengaruh

negatif terhadap audit report lag, Kantor Akuntan Publik (KAP) tidak berpengaruh

negatif terhadap audit report lag. audit report lag dan kepemilikan institusional

tidak berpengaruh negatif terhadap audit report lag.

Purnama & Nurdiniah (2019) melakukan penelitian yang berjudul

“Profitability, Firm Size, and Earnings Management: the Moderating Effect of

Managerial Ownership” pemilihan atau pengambilan sampel menggunakan

teknik purposive sampling dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh positif terhadap manajemen laba dan ukuran

perusahaan secara negatif mempengaruhi manajemen laba. Kepemilikan

33
manajerial bukan variabel pemoderasi profitabilitas dan ukuran perusahaan yang

berpengaruh terhadap manajemen laba.

34
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama & Judul Persamaan Variabel Perbedaan Hasil Penelitian


Tahun Variabel
Penelitian
1 Kosimpang et Pengaruh Profitabilitas, - Variabel independen - Variabel Hasil penelitian menunjukkan
al., (2017) Ukuran Perusahaan menggunakan intervening profitabilitas berpengaruh signifikan
terhadap Nilai Perusahaan profitabilitas dan menggunakan terhadap struktur modal, sedangkan
dengan Variabel Struktur ukuran perusahaan struktur modal ukuran perusahaan (size) tidak
Modal sebagai Variabel - Variabel dependen - Objek observasi berpengaruh terhadap struktur modal,
Intervening pada menggunakan nilai - Tahun observasi dan struktur modal tidak berpengaruh
Perusahaan perusahaan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertambangan yang
Terdaftar di BEI Periode
2012-2016
2. Selfiyan Pengaruh Profitabilitas, - Variabel independen - Terdapat Profitabilitas, ukuran perusahaan dan
(2021) Leverage, Ukuran menggunakan penambahan leverage tidak berpengaruh signifikan
Perusahaan terhadap Nilai profitabilitas dan leverage sebagai terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas
Perusahaan dengan ukuran perusahaan variabel dan ukuran perusahaan berpengaruh
Manajemen Laba sebagai - Variabel dependen independen signifikan terhadap manajemen laba.
Variabel Intervening (Studi menggunakan nilai - Objek observasi Namun manajemen laba tidak mampu
Empiris pada Perusahaan perusahaan - Tahun observasi memediasi antara variabel independen
Makanan dan Minuman - Variabel intervening dan dependen
yang Terdaftar di BEI menggunakan
Periode 2016-2019)” manajemen laba
3. Lestari & PENGARUH - Variabel independen - Variabel Profitabilitas dengan pengukuran rasio

33
Wulandari, PROFITABILITAS menggunakan dependen Return of Asset (ROA) dan Return of
(2019) TERHADAP MANAJEMEN profitabilitas dan menggunakan Equity (ROE) berpengaruh positif
LABA (STUDI KASUS diproksikan dengan manajemen laba terhadap manajemen laba pada
PADA BANK YANG ROE - Objek observasi perbankan yang terdaftar di BEI pada
TERDAFTAR DI BEI - Tahun observasi tahun 2016-2017. Selain itu, Net Profit
TAHUN 2016-2018) Margin (NPM) terbukti berpengaruh
negatif terhadap penghindaran pajak.
4. (Pratama & PENGARUH UKURAN - Ukuran perusahaan - Menggunakan Dalam penelitian ini ukuran
Wiksuana, PERUSAHAAN DAN sebagai variabel profitabilitas perusahaan, leverage dan profitabilitas
LEVERAGE TERHADAP independent sebagai variabel berpengaruh positif signifikan terhadap
2016)
NILAI PERUSAHAAN - Nilai perusahaan mediasi / nilai perusahaan. Ukuran perusahaan
DENGAN sebagai variabel intervening dan leverage berpengaruh positif
PROFITABILITAS dependen - Objek observasi signifikan terhadap
SEBAGAI VARIABEL - Tahun observasi profitabilitas. Namun profitabilitas tidak
MEDIASI mampu memediasi pengaruh Ukuran
Perusahaan dan leverage
terhadap Nilai Perusahaan.
5. Indriyani, Pengaruh Ukuran - Ukuran perusahaan - Tahun observasi Ukuran perusahaan berpengaruh
(2017) Perusahaan dan dan profitabilitas - Objek observasi negatif terhadap nilai
Profitabilitas Terhadap sebagai variabel perusahaan. Profitabilitas berpengaruh
Nilai Perusahaan independen signifikan terhadap nilai perusahaan.
- Nilai perusahaan Secara simultan,
sebagai variabel ukuran perusahaan dan profitabilitas
dependen berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Koefisien
determinasi menunjukkan bahwa
pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen
6. Suwardika & PENGARUH LEVERAGE, - Ukuran perusahaan - Terdapat - Leverage secara parisal

34
Mustanda UKURAN PERUSAHAAN, dan profitabilitas leverage sebagai berpengaruh signifikan dan memiliki
(2017) PERTUMBUHAN sebagai variabel variabel arah yang positif terhadap nilai
PERUSAHAAN, DAN independen independen perusahaan
PROFITABILITAS - Nilai perusahaan - Tahun observasi - Ukuran perusahaan secara parsial
TERHADAP NILAI sebagai varabel - Objek observasi tidak memiliki pengaruh yang
PERUSAHAAN PADA dependen signifikan terhadap nilai perusahaan
PERUSAHAAN - Pertumbuhan perusahaan secara
PROPERTI parsial berpengaruh signifikan
namun memiliki arah yang negatif
terhadap nilai perusahaan
- Profitabilitas secara parsial
berpengaruh signifikan dan
mempunyai arah yang positif
terhadap nilai perusahaan
7. Ramashar & PENGARUH - Profitabilitas sebagai - Terdapat Hasil penelitian ini profitabilitas dan
Zulbahridar KEPEMILIKAN variabel independen kepemilikan manajemen laba mampu
(2016) INSTITUSIONAL DAN - Nilai perusahaan institutional mempengaruhi secara signifikan
terhadap nilai perusahaan, sedangkan
PROFITABILITAS sebagai variabel sebagai variabel
kepemilikan institusional tidak
TERHADAP NILAI dependen independen berpengaruh terhadap nilai
PERUSAHAAN DENGAN - Manajemen laba - Objek observasi perusahaan. Manajemen laba dapat
MANAJEMEN LABA sebagai variabel - Tahun observasi memediasi antara kepemilikan
SEBAGAI VARIABEL intervening institutional dan profitabilitas terhadap
INTERVENING (STUDI nilai perusahaan.
EMPIRIS PADA
PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG
TERDAFTAR DI BEI
PERIODE 2010-2014)
8. Wulanda & Pengaruh Corporate - Variabel dependen - Corporate Kepemilikan institusional dan
Aziza (2019) Governance Terhadap meggunakan nilai Governance kepemilikan manajerial berpengaruh

35
Nilai Perusahaan Dan perusahaan sebagai variabel negatif terhadap manajemen laba.
Manajemen Laba Sebagai - Variabel intervening independen Kepemilikan institusional, kepemilikan
Variabel Intervening Pada menggunakan - Tahun observasi manajerial, frekuensi pertemuan dewan
komisaris, dan frekuensi pertemuan
Perusahaan manajemen laba - Objek observasi
komite audit berpengaruh positif
Manufaktur Go Public Di terhadap nilai perusahaan. Manajemen
Indonesia laba tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan dan manajemen laba tidak
dapat memediasi pengaruh
kepemilikan institusional terhadap nilai
perusahaan, kepemilikan
manajerial terhadap nilai perusahaan.

9. Sudrajat The Effect of Profitability, - Profitabilitas dan - Audit Report Lag The method used is explanatory
(2020) Leverage, Firm Size, Firm ukuran perusahaan sebagai variabel research, which explains the position
Reputation and Institutional sebagai variabel dependen of the variables studied and tests
theeffect of one or several variables
Ownership on Audit Report independen - Tahun observasi
on one or several other variables.
Lag - Objek observasi The results showed that firm size
had a significant negative effect on
audit report lag, leverage variable does
not have a significant negative effect on
audit report lag, profitabilityhas no
negative effect on audit report lag,
Public Accounting Firm (KAP) has
no negative influence on audit report
lag and institutional ownership does
not have a negative effect on audit
report lag

10. Purnama & Profitability, Firm Size, and - Profitabilitas dan - Kepemilikan Positive effect towards Profitability
Nurdiniah, Earnings Management:the ukuran perusahaan manajerial Management. These results indicate

36
(2019) Moderating Effect of sebagai variabel sebagai variabel that the higher the profitability, then the
Managerial Ownership independen moderasi management profit will also increase.
- Tahun observasi The size of the company's influential
- Objek observasi negatively to earnings management.
Managerial ownership not proven able
to strengthen the influence of
profitability against management
Sumber : Jurnal

37
2.4 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian landasan teori di atas dalam tinjauan pustaka yang

telah diuraikan sebelumnya, maka model kerangka kajian yang digunakan untuk

memudahkan pemahaman konsep yang digunakan sebagai berikut:

Profitabilitas

Manajemen Laba Nilai Perusahaan

Ukuran Perusahaan

parsial
simultan

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Dari kerangka konseptual pada gambar 2.1, dijelaskan bahwa variabel

Profitabilitas dan Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi nilai dengan

manajemen laba sebagai variabel intervening.

38
2.5 Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2017), mengatakan bahwa hipotesis penelitian

merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana

rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Dalam penelitian ini ada beberapa hipotesis yaitu:

H1 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021

H2 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba

pada perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021

H3 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021

H4 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

pada perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Periode 2017-2021

H5 : Diduga manajemen laba berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021

39
H6 : Diduga profitabilitas, ukuran perusahaan dan manajemen laba

berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2017-2021

H7 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dengan

manajemen laba sebagai variabel intervening pada perusahaan

konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021

H8 : Diduga ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

dengan manajemen laba sebagai variabel intervening pada perusahaan

konstruksi bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2017-2021

40
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan subsektor Konstruksi Bangunan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017 - 2021 karena perusahaan

tersebut saat ini banyak diminati oleh masyarakat sehingga banyak yang

menginvestasikan modalnya pada sektor ini. Dari perusahaan konstruksi

bangunan yang terdaftar pada BEI tahun 2017 - 2021 diperoleh populasi

sebanyak 18 perusahan dimana data yang diambil bersumber dari laporan

keuangan dan laporan tahunan perusahan kontruksi bangunan tahun 2017 –

2021. Perusahaan konstruksi bangunan ini bergerak di bidang jasa yang dapat

memfasilitasi pembangunan di Indonesia.

3.2 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut

Sugiyono (2017) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya

dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen

penelitian, analisis dara bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji

hipotesis yang telah ditetapkan.

3.3 Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2017). Populasi

41
dalam penelitian adalah perusahaan konstruksi bangunan dengan jumlah

populasi 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2017-

2021.

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2017) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan

sampel dengan metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertiimbangan tertentu, Sugiyono (2017). Adapun

kriteria dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode penelitian yaitu 2017 sampai dengan 2021.

2. Perusahaan Konstruksi Bangunan yang mempublikasikan laporan

keuangan berturut turut selama periode tahun 2017-2021.

3. Memiliki data yang lengkap berkaitan dengan variabel dalam penelitian

ini.

Hasil pertimbangan berdasarkan kriteria di atas dari seluruh perusahaan

Kontruksi Bangunan yang terdantar di Bursa Efek Indonesia sebanyak 18 terpilih

hanya 14 sampel yang memenuhi kriteria. Berikut daftar sampel perusahaan

Konstruksi Bangunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tabel.

42
Tabel 3.1
Sampel perusahaan Konstruksi Bangunan

Kode
No Nama Perusahan
perusahaan
1. ACST PT. Ascet Indonesia Tbk.
2. ADHI PT. Adhi Karya (Persero) Tbk.
3. DGIK PT. Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk.
4. IDPR PT. Indonesia Pondasi Raya Tbk.
5. NRCA PT. Nusa Raya Cipta Tbk.
6. PBSA PT. Paramita Bangun Sarana Tbk.
7. PTPP PT. Pembangunan Perumahan Tbk.
8. SSIA PT. Surya Semesta Internesa Tbk.
9. TOTL PT. Total bangun persada Tbk.
10. WIKA PT. Wijaya Karya (Persero) Tbk.
11. WKST PT. Waskita Karya (Persero) Tbk.
12. CSIS PT. Cahayasakti Investindo Sukses Tbk.
13. TOPS PT. Totalindo Eka Persada Tbk.
14. WEGE PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk.

Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

3.3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data adalah

dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud adalah teknik dimana peneliti

mengumpiulkan semua data yang berkaitan dengan penelitian. Peneliti

memperoleh data-data penelitian yang bersumber dari:

1. Data Sekunder

43
Sumber data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data

kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen

(Sugiyono, 2017). Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

mencakup data laporan keuangan tahunan perusahaan Konstruksi

Bangunan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia selama periode

penelitian yaitu tahun 2017 – 2021.

2. Penelitian Kepustakaan

Studi Kepustakaan (Library Research) menurut Sugiyono (2017) Studi

kepusatakaan merupakan langkah yang penting dimana setelah

seseorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya

adalah melakukan kajian teoritis dan referensi yang terkait dengan

penelitian yang dilakukan. Dalam hal ini peneliti mempelajari dan mencari

informasi dari buku-buku, jurnal, laporan penelitian, tesis, dan perangkat

lain yang berkaitan dengan teori dan permasalahan yang diteliti.

3.4 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional Varabel

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang terbentuk dari apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sugiyono (2017). Dalam

penelitian ini menggunakan tiga macam variabel antara lain:

1. Variabel Independen

Variabel Independen adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel

stimulus,prediktor, antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

44
sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat). Sugiyono (2017). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Prfitabilitas dan Ukuran Perusahaan.

2. Variabel Dependen

Variabel Dependen adalah Variabel dependen sering disebut sebagai

output, kriteria, dan konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Sugiyono

(2017). Variabel Dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.

3. Variabel Intervening

Menurut Sugiyono (2017) variabel intervening merupakan variabel

penyela/antara yang terletak di antara variabel bebas dan variabel terikat,

sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau

timbulnya variabel terikat. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah variabel kepuasan pelanggan. Variabel Intervening dalam

penelitian ini adalah Manajemen Laba

3.4.2 Defenisi Operasional Variabel

Dibawah ini merupakan definisi Operasional Variabel yang digunakan

pada penelitian ini antara lain.

3.4.2.1 Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas

dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Equity.

45
Return on Equity merupakan salah satu rasio profitabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan

menggunakan modal sendiri perusahaan tersebut. Cara untuk menghitung

Return on Equity dapat dilihat pada rumus 2.3.

3.4.2.2 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dinyatakan dengan total aktiva,

maka semakin besar semakin besar total aktiva perusahaan maka akan semakin

besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak

modal yang ditanam. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki

oleh perusahaan (Rudangga & Sudiarta, 2016). Dalam ini ukuran perusahaan

dinilai dengan log of total assets.

Log of total Assets ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan

antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang

terlalu kecil, maka nilai total asset dibentuk menjadi logaritma natural, konversi

kebentuk logaritma natural ini bertujuan untuk membuat data total asset

terdistribusi normal. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan log natural

dari total asset. Cara untuk menghitung Ukuran Perusahaan dapat dilihat pada

rumus 2.4.

3.4.2.3 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan presepsi investor terhadap perusahaan,

yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat

nilai perusahaan juga tinggi. Variabel nilai perusahaan diukur dengan PBV (Price

to Books Value).

46
Price to Books value digunakan untuk mengetahui harga saham yang

beredar di pasar dibandingkan dengan nilai buku saham. PBV memberikan satu

penilaian tentang bagaimana investor melihat kinerja perusahan. Cara untuk

menghitung PBV dapat dilihat pada rumus 2.1 dan 2.2

3.4.2.4 Manajemen Laba

Manajemen laba merupakan tindakan menurunkan atau menaikkan

laba pada periode tertentu oleh manajemen tanpa menyebabkan penurunan dan

peningkatan keuntungan ekonomi perusahaan untuk jangka panjang disebut

dengan manajemen laba (Kodriyah & Putri, 2019).

3.5 TEKNIK ANALISIS DATA

Menurut Sugiyono (2017) analisis data merupakan kegiatan setelah data

dari seluruh responden atau sumber data lain yang terkumpul. Kegiatan analisis

data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden,

mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data

tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan

masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

diajukan. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis data

kuantitatif dengan menggunakan rumus-rumus yang telah ada dalam suatu

pengujian.

3.5.1 UJI ASUMSI KLASIK

Uji asumsi klasik ini dilakukan untuk mengatahui apakah ada data yang

telah memenuhi asumsi kalasik dapat diterapkan pada model regresi. Berikut

adalah uji asumsi klasik yang digunakan peneliti yaitu:

1. Uji Normalitas

47
Menurut (Ghozali, 2018) uji normalitas adalah pengujian yang bertujuan

untuk mengetahui apakah variabel independen maupun dependen

mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah regresi yang distribusi normal atau mendekati normal.

2. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi linier

terdapat korelasi antara pengganggu atau kesalahan pada periode t

dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Alat analisis yang

digunakan adalah uji Durbin - Watson (DW ) Statistic. Jika nilai DW hitung

mendekati atau sekitar 2 maka model tersebut terbebas dari asumsi klasik

autokorelasi (Ghozali, 2018). Kriteria pengambilan keputusan pengujian

ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai D-W dibawah angka -2 maka koefisien regresi

mengalami autokorelasipositif.

b. Jika nilai D-W berada pada angka -2 sampai +2 maka koefisien

regresi tidak adaautokorelasi.

c. Jika nilai D-W diatas angka+2 maka koefisien regresi mengalami

autokorelasi negatif.

3. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui apakah antara variabel

bebas terjadi multikolinier atau tidak dan apakah pada regresi ditemukan

adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel bebas (Ghozali,

2018). Nilai multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya yaitu VIF (Variance Inflation Factor). Nilai cut-off yang umum

48
dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas yakni nilai tolerance

≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2018).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakan dalam regresi

tersebut ada ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilihat dari probabilitas signifikansinya, jika nilai

signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5% maka dapat disimpulkan

tidak mengandung adanya heteroskedastisitas (Ghozali, 2018).

3.5.2 ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Menurut Ghozali (2018), analisis regresi linear berganda digunakan

untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Sesuai model yang dikembangkan pada penelitian

ini, akan terdapat tiga model regresi ganda, yaitu :

Persamaan regresi model I:

Z = a + b11X1 + b12X2 + e1

Keterangan:

Z : Variabel Manajemen laba

a : Konstanta

X1 : Variabel Profitabilitas

X2 : Variabel Ukuran Perusahaan

b11, b12, : Koefisien regresi

Persamaan Regresi Model II :

49
Y = a + b21X1 + b22X2 + e2

Keterangan:

Y : Variabel Nilai Perusahaan

a : Konstanta

X1 : Variabel Profitabilitas

X2 : Variabel Ukuran Perusahaan

b21, b22 : Koefisien regresi

Persamaan Regresi Model III:

Y = a + g21Z + e3

Keterangan:

Y : Variabel Nilai Perusahan

a : Konstanta

Z : Variabel Manajemen Laba

g21 : Koefisien regresi

Dari ketiga persamaan tersebut akan diperoleh pengaruh (efek)

langsung dari suatu variabel ke variabel yang lain, oleh karena itu dengan

menggunakan uji “t” secara parsial akan dapat diketahui apakah pengaruh

tersebut merupakan pengaruh yang signifikan ataukah tidak. Langkah - langkah

garis besar uji “t” adalah :

1. Merumuskan hipotesis

50
Ho : Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

H1 : Variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2. Mencari harga “t” statistik hingga ditemukan harga taraf

signifikansinya.

3. Kriteria pengujian

Dengan menggunakan standar pengujian 5% atau 0,05, maka :

a. Jika taraf signifikansi yang dihasilkan dari pengujian (Sig) <

0,05 maka Ho ditolak, artinya secara parsial variabel

independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Jika taraf signifikasi yang dihasilkan dari pengujian > 0,05

maka Ho diterima, artinya secara parsial variabel

independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3.5.3 UJI HIPOTESIS

1. Uji Signifikansi Serentak (Uji Statistik F)

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

berpengaruh secara simultan terhadap variabel dependen. Untuk

mengetahui hal tersebut dengan cara melihat hasil signifikannya. Apabila

nilai probabilitas signifikansinya >0,05 atau 5% maka variabel bebas tidak

berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel

terikat (Ghozali, 2018).

2. Uji Koefisien Determinasi (R²)

51
Uji koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen

(Ghozali, 2018). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol (0) dan satu

(1) (Ghozali, 2018). Jika hasil R² kecil atau mendekati 0 berarti korelasi

antara variabel independen dengan variabel dependen semakin lemah,

dan jika nilai R² bernilai 1 atau mendekati 1 artinya ada korelasi yang

sangat kuat antar variabel independen dengan variabel dependen.

3. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)

Menurut (Ghozali, 2018) uji statistik t digunakan untuk menguji

apakah variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen. Uji t digunakan dengan menggunakan nilai

signifikan level sebesar 0,05 (α = 5%). Dengan beberapa kriteria sebagai

berikut:

a. Jika nilai t ≤ 0,05 maka dikatakan signifikan. Artinya Ha di

terima sehingga ada pengaruh variabel independen terhadap

dependen.

b. Jika nilai t > 0,05 maka dikatakan tidak signifikan. Artinya Ha

ditolak sehingga tidak ada pengaruh variabel independen

terhadap dependen.

52
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, M. D. P., & Sulhan, M. (2020). Pengaruh Profitabilitas dan Leverage


Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan Deviden Sebagai Variabel
Moderasi. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi Terapan (JIMAT), 11(1),
100–112.
Darmawan, A., Putragita, Y., Purnadi, P., & Sunardi, S. (2020). Pengaruh
Profitabilitas Dan Leverage Terhadap Nilai Perusahaan Dengan
Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi Dan Ukuran
Perusahaan Sebagai Variabel Kontrol. Balance : Jurnal Akuntansi Dan
Bisnis, 5(1), 83. https://doi.org/10.32502/jab.v5i1.2461
Ghozali, I. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Heri Prasetyo, B., & Rafitaningsih, R. (2015). Analisis Book Tax Differences
Terhadap Persistensi Laba, Akrual Dan Aliran Kas Pada Perusahaan
Jasa Telekomunikasi. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi),
1(1), 27–32. https://doi.org/10.34204/jiafe.v1i1.293
Indriyani, E. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Profitabilitas Terhadap
Nilai Perusahaan. Akuntabilitas, 10(2), 333–348.
https://doi.org/10.15408/akt.v10i2.4649
Jogiyanto, H. (2013). Teori dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan. Yogyakarta:
BPFE.
Kamil, F. (2014). PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN MEKANISME CORPORATE GOVERNANCE
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI. eProsiding Manajemen.
Kartika, A. (2016). Pengaruh profitabilitas, struktur aset, pertumbuhan penjualan
dan ukuran perusahaan terhadapstruktur modal perusahaan manufaktur

53
di Bursa Efek Indonesia. Infokam, 49–58.
Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, cetakan ke-7. Jakarta: PT Raja
Gravindo Persada.
Kasmir. (2019). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Kesebelas. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada.
Kodriyah, K., & Putri, R. F. (2019). Pengaruh Perencanaan Pajak Dan
Kecakapan Manajerial Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi :
Kajian Ilmiah Akuntansi (JAK), 6(1), 55.
https://doi.org/10.30656/jak.v6i1.930
Kosimpang, A. D., Andini, R., & Oemar, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas,
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai perusahaan dengan Variabel Struktur
Modal Sebagai Variabel Intrvening Pada Prusahaan Pertambangan yang
Terdaftar di BEI Periode Tahun 2012-2016. Jurnal Universitas
Pandanaran, 1–15.
Kusumawati, E., & Setiawan, A. (2019). the Effect of Managerial Ownership,
Institutional Ownership, Company Growth, Liquidity, and Profitability on
Company Value. Riset Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, Vol 4, No 2
(2019), 136–146. https://doi.org/10.23917/reaksi.v4i2.8574
Lana, T. M., Ponto, H. R., & Rasyid, A. (2017). Pengaruh Kecakapan Manajerial ,
Rasio Leverage , Dan Ukuran Perusahaan. 5(September), 8–19.
Lestari, K. C., & Wulandari, S. O. (2019). Pengaruh Profitabilitas terhadap
Manajemen Laba. Jurnal Akademi Akuntansi, 2(1).
https://doi.org/10.22219/jaa.v2i1.7878
Lestari, L. S., & Pamudji, S. (2013). PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DIMODERASI DENGAN PRAKTIK
CORPORATE GOVERNANCE (Studi Empiris Pada Perusahaan Non
Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008 – 2011).
Diponegoro Journal of Accounting.
Majid, M. (2020). Pengaruh Kecakapan Manajerial Riil. 16(1), 70–84.
Maxwell, O., & Kehinde, F. (2012). Capital Structure and Firm Value: Empirical
Evidence from Nigeria. Internatioanl Journal of Business and Social
Sciense, 3(19), 252–261.
Nurminda, A., Isynuwardhana, D., & Nurbaiti, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi
pada Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Barang dan Konsumsi yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). E-Proceeding of
Management, 4(1), 542–549.
Pradipta, A., & Susanto, Y. K. (2019). Firm Value, Firm Size and Income
Smoothing. GATR Journal of Finance and Banking Review, 4(1), 01–07.
https://doi.org/10.35609/jfbr.2019.4.1(1)
Pramana, I. G. N. A. D., & Mustanda, I. K. (2016). Pengaruh Profitabilitas Dan

54
Size Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Csr Sebagai Variabel
Pemoderasi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana (Unud).
E-Jurnal Manajemen Unud, 5(1), 561–594.
Pratama, I. G., & Wiksuana, I. G. (2016). PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN
DAN LEVERAGE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN
PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MEDIASI. E-Jurnal Manajemen
Unud, Vol. 5, No. 2.
Purnama, I., & Nurdiniah, D. (2019). Profitability, Firm Size, and Earnings
Management: the Moderating Effect of Managerial Ownership. 73(Aicar
2018), 41–46. https://doi.org/10.2991/aicar-18.2019.10
Putri, Ajeng Rusmalina Sari. (2012). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Terhadap Manajemen Laba (Studi Kasus Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2011). Skripsi Pogram Sarjana Universitas Sebelas Maret,
Surakarta.
Rachmawati, D., & Pinem, D. B. (2015). Pengaruh Profitabilitas, Leverage Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Equity, 18(1), 1.
https://doi.org/10.34209/.v18i1.456
Ramashar, W., & Zulbahridar. (2016). PENGARUH KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN MANAJEMEN LABASEBAGAI VARIABEL
INTERVENING ( STUDI EMPIRIS PADAPERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BEIPERIODE 2010-2014 ). JURNAL EKONOMI
Volume 24, Nomor 1 .
Rezeki, S. (2015). Pengaruh Kepemilikan Keluarga, Praktek Good Corporate
Governance, Profitabilitas Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan
Listing di Bursa Efek Indonesia 2008-2012. Jurnal Online Mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Riau, 2(1), 34120.
Rizal, & Sahar. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham
Sektor Properti dan Real Estate pada Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis
& Komunikasi Kalbisocio,.
Rizqia, D. A., & Siti Aisyah, S. (2013). Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Leverage Keuangan, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Peluang
Investasi Terhadap Kebijakan Dividen dan Nilai Perusahaan. Jurnal
Penelitian Keuangan dan Akuntansi 4(11).
Rudangga, I. G. N. G., & Sudiarta, G. M. (2016). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, Dan Profitabilitas Terhadap Modal Intelektual Perusahaan. E-
Jurnal Manajemen Universitas Udayana, 5(7), 4394–4422.
Santana, D. K., & Wirakusuma, M. G. (2016). PENGARUH PERENCANAAN
PAJAK, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN UKURAN PERUSAHAAN
TERHADAP PRAKTEK MANAJEMEN LABA. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana.14.3

55
Selfiyan. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Manajemen Laba Sebagai Variabel
Intervening (Studi empiris pada perusahaan makanan dan minuman yang
terdaftar di BEI periode 2016-2019). eCo-Buss Volume 4, Nomor 1.
Sihaloho, K. V., & Sitanggang, A. (2016). ( STUDI PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA )
Kristin Verawati Sihaloho Abdonsius Sitanggang PENDAHULUAN
Menurut Scott ( 2009 ), “ manajemen laba merupakan keputusan manajer
untuk memilih kebijakan akuntansi tertentu yang dia. 2(2), 173–190.
http://www.ejournal.ust.ac.id/index.php/JRAK/article/view/179
Sri, H. (2013). Pengaruh Profitabilitas, Growth opportunity, sruktur Modal
terhadaP nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di indonesia. Buletin
Ekonomi Moneter Dan Perbankan, 18(1), 38–46.
https://doi.org/10.21098/bemp.v16i2
Sudrajat. (2020). The Effect of Profitability, Leverage, Firm Size, Firm Reputation
and Institutional Ownership on Audit Report Lag. JAFIN: The Journal of
Accounting and Finance Vol.1 No.1
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suhartanto, D. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage,
Kepemilikan Publik, Perubahan Harga Saham dan Risiko Bisnis terhadap
Manajemen Laba pada Perusahaan Publik Sektor Keuangan. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Bisnis, 20(1), 1–7.
Sunardi, N. (2017). Pengaruh Profitabilitas ,Ukuran Perusahaan Terhadap
Leverage Implikasi Terhadap Nilai Perusahaan Cosmetics and Household
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal SEKURITAS (Saham
Ekonomi Keuangan dan Investasi).
Suteja, J., & Gunardi, A. (2016). Manajemen investasi dan portofolio. Bandung:
Refika Aditama.
Syamsuddin. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Utami, A. E. (2017). PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KUALITAS AUDIT SEBAGAI VARIABEL
PEMODERAS (Studi pada Perusahaan Pertambangan Sub Sektor Batu
Bara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015) .
UNIVERSITAS PASUNDAN.
Wulanda, M., & Aziza, N. (2019). Pengaruh Corporate Governance Terhadap
Nilai Perusahaan dan Manajemen Laba Sebagai Variabel Intervening.
AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah, 2(1), 83.
https://doi.org/10.21043/aktsar.v2i1.5518

56
Yanti, L. D., & Oktari, Y. (2018). Pengaruh Tingkat Profitability, Solvability,
Ukuran Perusahaan dan Ukuran Kantor Akuntan Publik Pada Penundaan
Pemeriksaan (Studi Empiris : Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI
Tahun 2013-2016). eCo-Buss Volume 1, Nomor 2.

57

Anda mungkin juga menyukai