Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN


PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN DENGAN KINERJA KEUANGAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia)

Oleh

JIHAN ANGGREANINGSIH
175310094

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................i
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6
1.3 Batasan Masalah............................................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian...........................................................................................7
1.5 Manfaat Penelitian.........................................................................................8
1.6 Sistematika Penulisan....................................................................................9

BAB II TELAAH PUSTAKA....................................................................................11


2.1 Telaah Pustaka.............................................................................................11
2.1.1 Teori Agensi.........................................................................................11
2.1.2 Nilai Perusahaan...................................................................................12
2.1.3 Kepemilikan Manajerial.......................................................................13
2.1.4 Kepemilikan Institusional.....................................................................14
2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan.....................................................................15
2.1.6 Kinerja Perusahaan...............................................................................16
2.2 Kerangka Pemikiran....................................................................................16
2.3 Pengembangan Hipotesis.............................................................................17
2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan...........17
2.3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan........18
2.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan.........19
2.4 Penelitian Terdahulu....................................................................................20

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................23


3.1 Metode Penelitian........................................................................................23

i
3.2 Jenis dan Sumber Data.................................................................................23
3.3 Metode Pengumpulan Data..........................................................................23
3.4 Populasi........................................................................................................24
3.5 Sampel.........................................................................................................24
3.6 Batasan Operasional Variabel......................................................................25
3.6.1 Variabel Dependen...............................................................................25
3.6.2 Variabel Independen.............................................................................26
3.6.3 Variabel Moderasi................................................................................27
3.7 Teknik Pengolahan Data..............................................................................27
3.7.1 Persamaan Regresi Pertama.................................................................27
3.7.2 Persamaan Regresi Kedua....................................................................28
3.8 Metode Analisis Data..................................................................................28
3.8.1 Uji Statistik Deskriptif..........................................................................28
3.8.2 Uji Asumsi Klasik................................................................................29
3.8.3 Uji Normalitas......................................................................................29
3.8.4 Uji Multikolinearitas............................................................................30
3.8.5 Uji Heteroskedastisitas.........................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................iv

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 PBV Perusahaan Manufaktur .........................................................................3

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, persaingan dunia bisnis semakin kompetitif, semua perusahaan

harus mampu bertahan dalam menghadapi persaingan di era globalisasi. Cara

perusahaan agar tetap bertahan dalam persaingan adalah dengan meningkatkan nilai

perusahaannya.Untuk mempertahankan eksistensi, sebuah perusahaan harus mampu

mengoptimalkan profit yang maksimal. Perusahaan yang mampu bertahan dan terus

berkembang akan memiliki nilai yang tinggi di mata investor. Sebaliknya,

perusahaan yang mengalami kerugian dan tidak mampu bertahan dalam persaingan

akan menyebabkan investasi turun sehingga akan mempengaruhi nilai perusahaan

(Bhutta dan Hasan, 2013 : 19). Hal ini mendorong masing-masing perusahaan untuk

melakukan berbagai inovasi dan strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

Seorang manajer diharapkan mampu meningkatkan nilai perusahaan sehingga

dapat memaksimalkan kesejahteran pemegang saham khususnya. Sebagaimana

tujuan dari sebuah perusahaan yakni untuk mendapat keuntungan yang maksimal,

memakmurkan para pemilik saham atau pemilik perusahaan, kemudian bertujuan

menjadikan nilai perusahaan maksimal yang terlihat pada harga sahamnya.

Nilai saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai

dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai

perusahaan diyakini tidak hanya mencerminkan kinerja perusahaansaat ini, tetapi

juga menggambarkan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Wihardjo,

1
2014). Enterprise value (EV) atau firm value (nilai perusahaan) adalah suatu

indikator bagi pasar dalam memberikan peniliaian secara keseluruhan terhadap

perusahaan (Salvatore 2011:10).

Dapat dikatakan bahwa harga saham mencerminkan nilai perusahaan di mata

investor. Harga saham dipasar modal terbentuk berdasarkan kesepakatan antara

permintaan dan penawaran investor, sehingga harga saham merupakan fair price

yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan.

penelitian ini nilai perusahaan diukur dengan price to book value (PBV), yang

merupakan perbandingan harga pasar dari suatu saham dengan nilai buku (book

value). Price to book value merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur

nilai perusahaan.PBV menunjukkan kemampuan perusahaan menciptakan nilai

perusahaan dalam bentuk harga terhadap modal yang tersedia. Dengan semakin

tinggi PBV berarti perusahaan dapat dikatakan berhasil menciptakan nilai dan

kemakmuran pemilik (Wihardjo, 2014).

Bedasarkan rasio PBV, dapat dilihat bahwa nilai perusahaan yang baik ketika

nilai PBV diatas satu yaitu nilai pasar lebih besar dari pada nilai buku perusahaan.

Sebaliknya, apabila PBV dibawah nilai satu mencerminkan nilai perusahaan tidak

baik. Sehingga prepsepsi investor terhadap perusahaan juga tidak baik, karena

dengan nilai PBV dibawah satu menggambarkan harga jual perusahaan lebih rendah

dibandingkan nilai buku perusahaan (Martikarini, 2011).

Terdapat fenomena yang terjadi pada perusahaan manufaktur terkait dengan

permasalahan penelitian. Naik turunnya harga saham dipasar modal setiap tahunnya

menarik untuk dibicarakan terkait dengan naik turunnya juga nilai perusahaan

tersebut.

2
Tabel 1
PBV Perusahaan Manufaktur Dalam Tahun 2012, 2013, 2014 dan 2015
No Nama Perusahaan Tahun PBV
1 Indocement Tunggal 2012 9.2488
Prakasa Tbk 2013 3.2042
2014 3.7132
2015 3.4435
2 Nippon Indosari 2012 10.4789
Corporindo Tbk 2013 6.5576
2014 7.3018
2015 5.3875

Tabel di atas menunjukkan perubahan yang bervariasi pada nilai perusahaan

pada setiap tahun. Dua perusahaan sampel mengalami perubahan PBV yang naik dan

turun. Terlebih pada tahun 2015 semua nilai perusahaan di atas mengalami

penurunan. Naik turunnya harga saham dalam empat tahun yang menarik untuk

diteliti, apa yang menyebabkan naik turunnya nilai perusahaan di Indonesia.

Perusahaan yang mengalami penurunan nilai perusahaan sebisa mungkin segera

melakukan perbaikan, sehingga tidak menurunkan kredibilitas perusahaan di mata

investor. Salah satu indikator baik buruknya nilai perusahaan adalah tata kelola

perusahaan.

Tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan good

corporate governance memiliki peranan dalam menghasilkan sebuah laporan

keuangan yang memiliki kandungan informasi laba. Dewasa ini, masyarakat

membutuhkan suatu laporan perusahaan yang akuntabel dan transparan sebagai salah

satu bentuk transparansi yang lebih luas kepada publik dalam penerapan good

corporate governance.

Fenomena yang pernah terjadi terkait dengan peran corporate governance dan

Pertumbuhan perusahaan seperti skandal Enron di Amerika yang memanipulasi

3
laporan keuangan dengan mencatat keuntungan sebesar 600 Juta Dollar AS, padahal

perusahaan mengalami kerugian danWorld Com di Amerika yang juga melakukan

manipulasi dalam akun beban jaringan yang dikonversikan ke dalam akun modal

sehingga berdampak pada meningkatnya laba. Kemudian kasus Royal Ahold di

Belanda yang melakukan rekayasa laporan keuangan, khususnya laba-rugi, dengan

cara-cara yang tampak sepertinya etis untuk tujuan kompensasi manajemen, kontrak

utang, dan menghindari pajak atau biaya-biaya politik. Royal Ahold pun tidak

melaporkan hasil penjualan atau penerimaan periode berjalan dalam laporan laba-

rugi dan menurunkan (mark down) nilai penjualan atau penerimaan serendah

mungkin dan melakukan mark up harga pokok penjualan dan biaya-biaya

operasional setinggi mungkin dari nilai yang seharusnya. Dengan adanya beberapa

kasus yang telah terjadi dalam dunia bisnis, membuat komunitas finansial

memperhatikan peran corporate governance khsususnya dalam hal monitoring untuk

kebijakan investasi mereka dalam menilai suatu perusahaan.

Salah satu good corporate governance yakni struktur kepemilikan saham yang

terdiri dari Kepemilikan Manajerial dan Institusional juga dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Manajer yang sekaligus pemegang saham akan termotivasi lebih untuk

meningkatkan nilai perusahaan, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan maka

nilai kekayaannya sebagai individu pemegang saham akan ikut meningkat pula.

Begitu juga dengan perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar juga

mengindikasikan kemampuannya untuk memonitor manajemen. Semakin besar

kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aset perusahaan dan

diharapkan juga dapat bertindak sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang

dilakukan oleh manajemen.

4
Selain itu, pertumbuhan perusahaan yang merupakan suatu indikator yang

menunjukan kekuatan finansial perusahaan. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan

yang cepat tentunya memperoleh nilai positif dalam kedudukan pemantapan peta

persaingan dengan peningkatan angka penjualan yang signifikan dengan diiringi oleh

adanya kenailkan pangsa pasar.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan pertumbuhan perusahaan sebagai

salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yakni dikarenakan

kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tinggi maka semakin besar

pengembalian yang diharapkan oleh investor yang dapat dilihat dari meningkatnya

total aset perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi

akan diminati sahamnya oleh para investor.

Nilai perusahaan yang merupakan bentuk kuantitafif yang diukur melalui harga

saham perusahaan memiliki hubungan positif terhadap kinerja perusahaan, dimana

semakin tinggi nilai perusahaan berarti semakin baik juga kinerja perusahaan

tersebut. Dengan kinerja perusahaan yang baik, berarti perusahaan memiliki

kesempatan untuk memberikan deviden yang besar kepada investor. Dengan

pengembalian deviden yang besar oleh perusahaan maka akan memicu, para investor

luar untuk memberikan dananya keperusahaan tersebut, sehingga nilai perusahaan

akan naik.

Terkait dengan objek penelitian, alasan peneliti memilih perusahaan

manufaktur dikarenakan perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang

menjual produknya yang dimulai dengan proses produksi yang tidak terputus mulai

dari pembelian bahan baku, proses pengolahan bahan hingga menjadi barang jadi.

Hal ini dilakukan sendiri oleh perusahaan tersebut sehingga membutuhkan sumber

5
dana yang akan digunakan pada aset tetap perusahaan. Perusahaan manufaktur lebih

membutuhkan sumber dana jangka panjang untuk membiayai operasi perusahaan

mereka, salah satunya dengan investasi saham oleh para investor, sehingga dapat

mempengaruhi nilai perusahaan dan jugakarena perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia terdiri dari berbagai sub sektor industri,

sehingga hal tersebut menandakan adanya reaksi pasar secara keseluruhan.

Dari perbedaan hasil penelitian terdahulu dan pentingnya nilai perusahaan bagi

kelangsungan hidup perusahaan, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh

Good Corporate Governance dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Nilai

Perusahaan dengan Kinerja Keungan Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus

Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).”

1.2 Rumusan Masalah

Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

b. Apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan?

c. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

d. Apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan?

e. Apakah pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

f. Apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan?

6
1.3 Batasan Masalah

Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih fokus dan tidak menyimpang dari

tujuan yang semula direncanakan sehingga mempermudah mendapatkan data dan

informasi yang diperlukan, maka penulis menetapkan batasan-batasan sebagai

berikut:

a. Pengaruh Good Corporate Governance dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap

Nilai Perusahaan dengan Kinerja Keungan Sebagai Variabel Moderating

(Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia tahun 2013-2017).

b. Perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan manufaktur tahun 2013-

2017 yang sesuai dengan kriteria penelitian.

1.4 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang, serta perumusan masalah yang telah diuraikan di

atas, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

b. Untuk menguji apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru

memperlemah hubungan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan.

c. Untuk menguji pengaruh kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

d. Untuk menguji apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru

memperlemah hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan.

e. Untuk menguji pengaruh pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

7
f. Untuk menguji apakah kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru

memperlemah hubungan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan

manufaktur.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penulisan dan pengembangan penelitian ini penulis mengharapkan

penelitian ini memberikan manfaat bagi:

1. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan, serta

dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti lain yang berminat untuk

menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan mengambil penelitian yang berbeda dan

dengan sampel penelitian yang lebih banyak.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang berati,

dan menjadi referensi tambahan serta sebagai literatur untuk peneliti

selanjutnya.

b. Bagi perusahaan manufaktur, penelitian ini diharapkan mampu

memberikan manfaat dan kontribusi bagi para pemegang kepentingan untuk

dijadikan masukan, pedoman pengambilan keputusan atas kebijakan

akuntansi yang digunakan.

8
1.6 Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan penelitian ini terdiri atas lima bab, dimana antara

satu bab dengan bab lainnya memiliki hubungan satu sama lain. Dibawah ini

merupakan penjelasan lebih lanjut untuk setiap bab dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab pertama ini dibahas mengenai latar belakang, rumusan permasalahan,

tujuan dalam penelitian, manfaat yang dihasilkan dari penelitian, kerangka

pemikiran, hipotesis atau dugaan sementara, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN REVIEW PENELITIAN TERDAHULU

Menjelaskan mengenai teori-teori yang relevan dengan penelitian, dan memuat

mengenai penelitian terdahulu yang menjadi dasar penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab kedua ini menjelaskan mengenai metode penelitian, jenis data dan sumber data

penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, operasionalisasi variabel, teknik

pengolahan data, analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang gambaran umum dan ruang lingkup penelitian, penjelasan

mengenai data penelitian, pengujian asumsi klasik, pengujian hipotesis beserta

penjelasan yang memperkuat hasil penelitian.

9
BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dibahas dan saran-saran yang

sekiranya dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.

10
BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Telaah Pustaka

2.1.1 Teori Agensi

Pemisahan kepemilikan dan pengendalian dalam perusahaan menimbulkan

konflik antara pemilik dan juga manajemen perusahaan. Tujuan dari pihak

manajemen perusahaan dapat saja berbeda dari tujuan pemegang saham perusahaan.

Pemisahan ini akan menciptakan sutuasi dimana memungkinkan manajemen untuk

bertindak atas dasar kepentingannya sendiri dari pada mengutamakan kepentingan

perusahaan dan pemegang sahamnya.

Teori Agensi merupakan konsep yang menjelaskan hubungan kontraktual

antara principals dan agents. Dalam hal ini principal adalah pemilik atau pemegang

saham, sedangkan yang dimaksud dengan agen adalah manajemen yang mengelola

perusahaan. Konflik keagenan sebenarnya muncul karena adanya perbedaan

kepentingan antara principal dan agen. Di satu sisi, prinsipal menginginkan agar

agen bekerja keras untuk memaksimalkan kepentingan prinsipal. Namun, disisi lain

agen juga cenderung berusaha untuk memaksimalkan kepentingan mereka sendiri.

Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi

akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin tinggi harga

saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.Nilai perusahaan yang tinggi menjadi

keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan

kemakmuran pemegang saham juga tinggi (Pratiwi dkk, 2016).

11
Nilai perusahaan yang dapat dinilai oleh investor dapat dilihat didalam laporan

keuangan perusahaan yang dibuat dan dipertangungjawabkan kepada manajemen

perusahaan selaku pihak agen yang menjalankan usaha.Melalui laporan keuangan,

manajemen perusahaan ingin menunjukan bahwa perusahaan yang dikelola dalam

keadaan yang baik dan menguntungkan.

2.1.2 Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham.Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi.Nilai perusahaan lazim diindikasikan dengan price book

value.Price book valueyang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek

perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan,

sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran para pemegang

saham juga tinggi. Sebagaimana Kasmir (2012:8) yang menjelaskan bahwa

perusahaan memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai baik tujuan jangka

pendek maupun tujuan jangka panjang salah satu tujuan perusahaan adalah

meningkatkan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan akan tercemin dari harga sahamnya, karena harga pasar

saham di anggap cerminan dari nilai aset perusahaan yang sesungguhnya. Harga

pasar dari saham perusahaan yang terbentuk antara pembeli dan penjual disaat terjadi

transaksi disebut nilai pasar perusahaan.Nilai perusahaan yang dibentuk melalui

indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.

Adanya peluang investasi dapat memberikan signal positif tentang pertumbuhan

12
perusahaan dimasa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan

(Hermuningsih, 2012).

Menurut Sudana (2011:7) menyatakan bahwa teori-teori di bidang keuangan

memiliki satu fokus, yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham atau

pemilik perusahaan (wealth of the shareholders).Tujuan normatif ini dapat

diwujudkan dengan memaksimalkan nilai pasar perusahaan (market value of the

frim). Bagi perusahaan yang sudah go public, memaksimalkan nilai pasar perusahaan

sama dengan memaksimalkan harga pasar saham.

2.1.3 Kepemilikan Manajerial

Struktur kepemilikan manajerial adalah tingkat kepemilikan saham oleh pihak

manajemen yang secara aktif terlibat di dalam pengambilan keputusan.Mengurangi

biaya keagenan dapat dilakukan dengan peningkatan kepemilikan manajerial dengan

harapan dapat mengurangi terjadinya agency conflict antara manajemen dan

pemegang saham.Karena para manajer umumnya mempunyai kecenderungan untuk

menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan perilaku oportunistik.

Dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen, maka manajemen

akan ikut memperoleh manfaat langsung atas keputusan-keputusan yang diambilnya,

namun juga akan menanggung risiko secara langsung bila keputusan itu salah.

Kepemilikan oleh manajemen juga akan mengurangi alokasi sumber daya yang tidak

benar. Dengan demikian kepemilikan saham oleh manajemen merupakan insentif

untuk meningkatkan nilai perusahaan.

13
2.1.4 Kepemilikan Institusional

Menurut Dewi & Nugraha (2014) Institusi merupakan sebuah lembaga yang

memiliki kepentingan besar terhadap investasi yang dilakukan termasuk investasi

saham. Kepemilikan saham oleh institusi dalam penelitian ini yakni kepemilikan

oleh perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, atau institusi lain yang

berbadan hukum. Pemilik perusahaan yang merupakan institusi tertentu tentunya

memiliki pengaruh yang lebih besar apabila dibandingkan dengan investor

individual.Berdasarkan pengertiannya, Kepemilikan Institusi atau investor

Institusional memiliki arti penting dalam melakukan pengawasan terhadap

manajemen perusahaan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Karena dengan

adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan

yang lebih optimal dan efektif dalam monitoring setiap keputusan yang diambil oleh

manajemen termasuk kebijakan tentang pajak efektif perusahaan sehingga dapat

menghalangi perilaku opportunistic manajer.

Kepemilikan institusional mempunyai arti penting dalam memonitor

manajemen dalam mengelola perusahaan.Investor institusional dapat didistribusikan

untuk melaksanakan fungsi monitoring dan mendisiplinkan penggunaan hutang

dalam struktur modal.Semakin besar kepemilikan institusional dalam suatu

perusahaan, maka semakin efisien fungsi monitoring terhadap manajemen dalam

pemanfaatan aset perusahaan serta pencegahan pemborosan oleh manajemen

(Sofyaningsih & Hardiningsih, 2011).

14
2.1.5 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan dapat dinyatakan sebagai pertumbuhan dari total kekayaan yang

tergambar dalam total aset perusahaan dimana pertumbuhan aset masa lalu akan

menggambarkan profitabilitas yang akan datang. Pertumbuhan aset dihitung sebagai

persentase perubahan aset pada saat tertentu terhadap tahun sebelumnya.

Growth merupakan perubahan total aset baik berupa peningkatan maupun

penurunan yang dialami oleh perusahaan selama satu periode (satu tahun).

Pertumbuhan aset menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan

memengaruhi profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan

total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur pertumbuhan

perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi kenaikan

atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diukur dari

proporsi perubahan aset, untuk membandingkan kenaikan atau penurunan atas total

aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Sebagaimana yang diketahui, aset merupakan total kekayaan perusahaan yang

digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Semakin besar aset perusahaan

diharapkan semakin besar pula hasil dari aktivitas operasional perusahaan.

Peningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah

kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan yang akan berimbas pada kepercayaan

pihak luas terhadap perusahaan. Dari sudut pandang pihak luas khususnya investor,

pertumbuhan perusahan merupakan sebuah tanda baik bahwaprospek perusahaan

akan menguntungkan dimasa depan, dan mereka mengharapkan pengembalian dari

investasi mereka memberikan hasil yang baik.

15
2.1.6 Kinerja Perusahaan

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi

kebutuhan masyarakat sangat bergantung dari kinerja perusahaan dan manajer

perusahaan di dalam pelaksanaan tanggungjawabnya. Kinerja perusahaan adalah

suatu analisis yang berkaitan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan dengan baik dan

benar.

Return On Asset (ROA) merupakan rasio penting yang dapat dipergunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan investasi yang telah ditanamkan

untuk mendapatkan laba.ROA yang tinggi dapat menjadi cerminan kemampuan

perusahaan dalam mengelola asetnya untuk menghasilkan laba yang maksimum. Hal

ini akanmenjadi hal yang positif bagi para pemegang saham, begitu juga sebaliknya

ROA yang rendah akan menjadi hal yang negatif bagi para pemegang saham,

sehingga mempengaruhi pemegang saham dalam mengambil keputusannya dalam

memilih sekuritas yang bersangkutan.

2.2 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menguji pengaruh proporsi kepemilikan manajerial, kepemilikan

instutisonal dan Pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan baik secara

parsial maupun simultan dan menguji pengaruh kinerja perusahaan sebagai variabel

moderasi terhadap proporsi kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan

pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan.

16
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran

VARIABEL MODERATING
KINERJA PERUSAHAAN

VARIABEL INDEPENDEN VARIABEL


DEPENDEN
H2 2.1.9 H1
KEPEMILIKAN MANAJERIAL

H4 2.1.9
KEPEMILIKAN INSTITUSIONAL H3

NILAI
H5
H6 PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
PERUSAHAAN

2.3 Pengembangan Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan singkat yang disimpulkan dari telaah

pustaka.Hipotesis dapat dijadikan sebagai jawaban sementara antara rangkuman

kesimpulan yang masih harus diuji kebenarannya secara empiris.

2.3.1 Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan

Adanya kepemilikan manajerial didalam struktur kepemilikan saham

perusahaan menimbulkan konflik keagenan, dimana terdapat kepentingan antara

manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan dengan para pemegang saham

sebagai owner dari perusahaan. Tentunya hal ini akan berimbas terhadap nilai

perusahaan.

Kepentingan manajer dengan pemegang saham eksternal dapat disatukan jika

kepemilikan saham oleh manajer diperbesar sehingga manajer tidak akan

memanipulasi laba untuk kepentingannya. Secara sederhana, dengan adanya

17
kepemilikan manajemen akan mendorong pihak manajemen perusahaan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan, hal ini dikarenakan pihak manajemen juga merasa

memiliki perusahaan. Hal ini tentunya akan meningkatkan nilai perusahaan dimata

investor.Sebagaimana hasil penelitian Sofyaningsih (2011) yang menunjukan bahwa

ownerships managerial terbukti mempengaruhi nilai perusahaan.

H1 : Diduga variabel kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

H2 : Diduga kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Busa Efek Jakarta

2.3.2 Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Nilai Perusahaan

Tingkat kepemilikan institusional yang tinggi akan mendorong pihak investor

institusional tersebut untuk melakukan usaha pengawasan yang lebih besar pula. Hal

tersebut menjadikan perilaku opportunistic manajer dapat dicegah.Mekanisme

pengawasan yang tinggiakan meminimalkan penyelewengan-penyelewengan yang

mungkin dilakukan manajemen sehingga berdampak pada menurunnya nilai

perusahaan. Disamping itu, melalui usaha-usaha yang positif, investor institusional

akan berusaha untuk meningkatkan nilai perusahaan yang dimilikinya.

Kemudian, untuk mengurangi konflik keagenan juga dapat dengan melakukan

kontrol yang ketat terhadap setiap keputusan manajemen perusahaan, sehingga

manajer akan menggunakan hutang pada tingkatan yang rendah untuk

mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan resiko kebangkrutan.

18
Nilai suatu perusahaan akan lebih tinggi apabila perusahaan tersebut dimiliki

oleh lembaga keuangan yang disponsori oleh bank. Hal ini menjelaskan bahwa bank,

sebagai pemilik perusahaan, akan menjalankan fungsi monitoringnya dengan lebih

baik dan investor percaya bahwa bank tidak akan melakukan ekspropriasi atas aset

perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Anggraini (2013) menunjukan bahwa

kepemilikan mampu mempengaruhi nilai perusahaan.

H3 : Diduga variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

H4 : Diduga kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

2.3.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat

dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat

memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan

datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan

sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yakni

dikarenakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang tinggi maka

semakin besar pengembalian yang diharapkan oleh investor yang dapat dilihat dari

meningkatnya total aset perusahaan. Oleh karenanya, perusahaan dengan

pertumbuhan yang tinggi akan diminati sahamnya oleh para investor.

Selain itu, Pertumbuhan dapat dinyatakan sebagai pertumbuhan dari total

kekayaan yang tergambar dalam total aset perusahaan dimana pertumbuhan aset

masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan datang. Pertumbuhan aset

19
menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan memengaruhi

profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan total aktiva

merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur pertumbuhan

perusahaan.Penelitian yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara

pertumbuhan perusahaan dengan nilai perusahaan adalah Hermuningsih (2013) dan

Gustian (2017).

H5 : Diduga variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai

perusahaan

H6 : Diduga kinerja keuangan akan dapat memperkuat atau justru memperlemah

hubungan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan

2.4 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis

dalam menyusun kerangka pemikiran serta pengembangan hipotesis dalam penelitian

ini.

a. Pengaruh Struktur Modal, Kebijakan Dividen dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur (Pratuti &

Sudiartha, 2016)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh secara parsial

variable stuktur modal, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan terhadap nilai

perusahaan pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode 2011-

2013. Untuk memecahkan masalah dalam penelitian ini digunakan teknik analisis

regresi linear berganda yang didahului dengan uji asumsi klasik, serta uji parsial (uji

t). Pada pengujian secara parsial (uji t) dengan taraf nyata (α) = 5 persen,

20
menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan kebijakan dividen mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sementara variable ukuran

perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan pada

perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013. Kontribusi

ketiga variabel bebas tersebut terhadap variabel terikatnya yaitu nilai perusahaan

dapat dilihat dari nilai Adjusted R Square yang diperoleh yaitu sebesar 0,879. Ini

berarti bahwa 87,9 persen variasi nilai perusahaan dipengaruhi oleh variabel struktur

modal, kebijakan dividen dan ukuran perusahaan.

b. Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Sruktur Modal Terhadap

Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik Di Indonesia (Sri

Hermuningsih, 2013)

Penelitian ini menguji pengaruh profitabilitas, pertumbuhan perusahaan, dan

struktur modal terhadap nilai perusahaan. Kami menerapkan Structural Equation

Model (SEM) pada 150 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama

tahun 2006 sampai 2010. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas, pertumbuhan

perusahaan dan struktur modal secara positif dan signifikan mempengaruhi nilai

perusahaan.Kedua, struktur modal mengintervensi pengaruh pertumbuhan

perusahaan terhadap nilai perusahaan, namun tidak untuk profitabilitas.

c. Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Keputusan Investasi, dan

Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014 (Dani

Gustian, 2017).

21
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menemukan pengaruh pertumbuhan

perusahaan, keputusan investasi, dan keputusan pendanaan terhadap nilai

perusahaan.Penelitian ini tergolong penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian

ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun

2010-2014. Pemilihan sampel dengan menetapkan kriteria tertentu dan sampel yang

memenuhi kriteria adalah sebanyak 59 perusahaan.Analisis yang digunakan adalah

regresi linear berganda dan uji t untuk melihat pengaruh pertumbuhan perusahaan,

keputusan investasi, dan keputusan pendanaan terhadap nilai perusahaan. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa: 1). Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan

positif terhadap nilai perusahaan; 2). Keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap

nilai perusahaan; dan 3).Keputusan pendanaan berpengaruh signifikan negatif

terhadap nilai perusahaan.

22
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan tentang cara-cara yang digunakan peneliti

untuk melakukan penelitian beserta penjelasan mengenai alat-alat yang digunakan

untuk melaksanakan penelitian, yang meliputi studi pustaka dan studi

lapangan.Metode penelitian harus selaras dengan hipotesis yang disusun, yang

didalamnya tercakup jenis penelitian, jenis data, metode sampling, teknik

pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu data

yang berupa angka-angka atau bilangan numerik yang meliputi laporan keuangan

berupa laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan posisi keuangan, laporan

arus kas dan catatan atas laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan sumber data diperoleh dari pusat

referensi pasar modal Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur yang telah diaudit dari tahun 2013sampai 2017.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan

metode dokumentasi yaitu sutau metode pengumpulan data dan informasi melalui

23
buku-buku, internet dan dokumen-dokumen lain dalam memperoleh data tentang

objek penelitian. Data-data yang diambil adalah laporan keuangan tahunan

perusahaan manufaktur periode 2013 – 2017 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4 Populasi

Menurut Sujarweni(2014:15) Populasi merajuk pada sekumpulan orang atau

objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan membentuk

masalah pokok dalam suatu riset khusus.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.Jumlah perusahaan-perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2013-2017 adalah

144 emiten.

3.5 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Penentuan sampel dalam penelitian ini dengan menerapkan beberapa

kriteria tertentu, yaitu:

a. Perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

konsistenselama periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

b. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan secara konsisten selama

periode tahun 2013 sampai dengan tahun 2017.

c. Perusahaan manufaktur yang memperoleh laba bersih secara berutut-turut

selama tahun penelitian 2013 sampai 2017.

24
d. Perusahaan manufaktur yang memilikikepemilikan manajerial dalam struktur

kepemilikan saham perusahaan.

e. Perusahaan manufaktur yang memiliki kepemilikan institusional dalam

struktur kepemilikan saham perusahaan.

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, maka jumlah sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 22 perusahaan dengan periode pengamatan

masing-masing perusahaan selama 4 tahun maka jumlah objek penelitian sebanyak

88 objek.

3.6 Batasan Operasional Variabel

3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan.Nilai

Perusahaan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran sebagaimana penelitian

Pratiwi dkk (2016) dan Prastuti & Sudiartha (2016)Price Book Value(PBV)

merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku dari perusahaan, dimana jumlah

modal yang diinvestasikan ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan menciptakan

nilai yang relatif. Tingginya PBV mencerminkan tingginya harga saham jika

dibandingkan dengan nilai buku perlembar saham.Keberhasilan perusahaan

menciptakan nilai bagi pemegang saham dilihat dari semakin tinggi harga saham

perusahaan.Adanya peluang investasi memberikan sinyal yang positif terhadap

perkembangan perusahaan dimasa mendatang, sehingga nilai perusahaan dapat

meningkat. Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan pada

manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus

tumbuh. Dalam rasio ini bisa digunakan rumus sebagai berikut:

25
Harga Pasar Perlembar Saham
PBV:
Nilai Buku Perlembar Saham

3.6.2 Variabel Independen

a. Kepemilikan Manajerial

Dalam penelitian ini digunakan pengukuran kepemilikan manajerial yaitu

dengan membandingkan jumlah saham yang dimiliki pihak manjemen (komisaris

dan direktur) dengan total saham .

Jumlah Saham Pihak Manajemen


Kepemilikan Manajerial ¿
Jumlah SahamYang Beredar

b. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan jumlah saham perusahaan yang dimiliki

oleh pihak institusi atau lembaga antara lain seperti perusahaan investasi, perusahaan

asuransi, bank ataupun perusahaan-perusahaan swasta lain (Sofyaningsih, 2011).

Saham yang Dimiliki Institusi


Kepemilikan Instituisonal ¿
Jumlah Saham Yang Beredar

c. Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total

aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang dimiliki perusahaan pada

periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode

sebelumnya.

Total Aset ( t ) −Total Aset(t−1)


Pertumbuhan Perusahaan¿
Total Aset (t−1)

26
3.6.3 Variabel Moderasi

Kinerja perusahaan adalah suatu analisis yang berkaitan untuk melihat sejauh

mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan dengan baik dan benar. Dalam hal ini, kinerja perusahaan diproksikan

dengan Return On Asset(ROA).Untuk memperoleh angka Kinerja Perusahaan, maka

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Laba Setelah Pajak


ROA ¿
Total Asset

3.7 Teknik Pengolahan Data

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

linier berganda.Pengolahan data menggunakan SPSS Versi 22.0. Di bawah ini adalah

persamaan regresi yang dihasilkan dari penelitian ini.

3.7.1 Persamaan Regresi Pertama

NP = α + β1KM + β2KI + β3GROWTH+ β4ROA +ε


Keterangan :
NP = Nilai Perusahaan perusahaan yang di proksikan
dengan price to book value
Α = Konstanta

β1, β2, β3,,, βn = Koefisien Regresi Variabel Independen


KM = Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional perusahaan
GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan
ROA = Return On Asset
ɛ = Eror (Kesalahan Penggangu)

27
3.7.2 Persamaan Regresi Kedua

NP = α + β1KM + β2KI + β3GROWTH+ β4ROA + β5MRA KM*ROA +


β6MRA KI*ROA + β7MRA GROWTH*ROA + ε
Keterangan :
NP = Nilai Perusahaan perusahaan yang di proksikan
dengan price to book value
α = Konstanta

β1, β2, β3,,, βn = Koefisien Regresi Variabel Independen


KM = Kepemilikan Manajerial
KI = Kepemilikan Institusional perusahaan
GROWTH = Pertumbuhan Perusahaan
ROA = Return On Asset
ɛ = Eror (Kesalahan Penggangu)

3.8 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari

lapangan. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan aplikasi program SPSS (Statistical Program for Social Science) versi

22.0 for windows dengan linier berganda.Adapun langkah-langkah metode analisis

data yang dilakukan di antaranya adalah:

3.8.1 Uji Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang mendasar untuk

menggambarkan keadaan data secara umum. Menurut Ghozali (2013) analisis

statistic deskriptif memberikan gambaran atau deksripsi mengenai suatu data, yang

kita dapat lihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, nilai makismum,

nilai minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi). Standar

28
deviasi, varian, nilai maksimum dan nilai minimum menunjukkan hasil analisis

terhadap dispersi data.

Varian dan standar deviasi menunjukkan penyimpangan data terhadap nilai

rata-rata. Apabila standar deviasi kecil, berarti nilai sampel atau populasi

mengelompok di sekitar nilai rata-rata hitungnya, karena nilainya hampir sama

dengan nilai rata-rata, maka dapat disimpulkan bahwa setiap anggota sampel atau

populasi mempunyai kesamaan. Sebaliknya, apabila nilai deviasi besar, maka

penyebaran dari rata-rata juga besar.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda.Sebelum

melakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan

pengujian asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi (Ghozali, 2013).

3.8.3 Uji Normalitas

Uji normalitas menggunakan uji histogram dan grafik normal P-P Plot.Uji

normalitas dapat diketahui melalui nilai rata-rata residual yang mendekati 0 dan nilai

varian yang mendekati 1 pada histogram dan ditandai dengan pola histogram juga

membentuk lonceng. Selain itu, Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk

menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov

(K-S) (Ghozali, 2013). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal

HA : Data resdiual tidak berdistribusi normal

29
3.8.4 Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan fenomena adanya korelasi yang sempurna antara

satu variabel bebas dengan variabel bebas lain. Uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen) (Ghozali, 2013:174).Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independennya.

Metode untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada tolerance

value atau Variance Inflammatory Factor (VIF). Batas tolerance value adalah 0,10

atau nilai VIF adalah 10. Jika VIF > 10 dan nilai Tolerance<0.10, maka terjadi

multikolinearitas tinggi antar variabel bebas dengan variabel bebas lainnya.

3.8.5 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013:175), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan antara varian dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika varian berbeda

disebut heteroskedastisitas. Pada penelitian ini menguji ada tidaknya

heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatter plot. Jika pada scatter plot

memiliki titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka tidak

terjadi adanya heteroskedastistas.Sebaliknya, jika membentuk pola tertentu, maka

terjadi heteroskedastistas.

30
DAFTAR PUSTAKA

Bhutta, Nousheen Tariq dan Hasan, Arshad.(2013). Impact of Firm Specifict Factors
on Profitabilty of Firm in Food Sector.Open Journal of Accounting, vol.2,
ppl. 19-25

Salvatore, Dominick. 2011. Managerial Economics. Jakarta: Salemba Empat

Wihardjo, Djoko Satrio. 2014. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai


Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun
2009-2011). Skripsi: Universitas Diponegoro, Semarang

Martikarini, Nani. 2011. Pengaruh Profitabilitas, Kebijakan Hutang, Dan Dividen


Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2009-2011. Naskah Publikasi : Universitas Gunadarma

Pratiwi, Ni Putu Yuni., Yudiaatmaja, Fridayana., Suwendra, I Wayan. 2016.


Pengaruh Struktur Modal Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai
Perusahaan.e-Journal Bisma Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan
Manajemen (Volume 4 Tahun 2016)

Kasmir, 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Hermuningsih, Sri. 2012. Pengaruh Profitabilitas, Size Terhadap Nilai Perusahaan


Dengan Sruktur Modal Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Siasat Bisnis.
Vo. 16 No.2, Juli 2012. Hal: 232-242

Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori dn Praktik. Jakarta:


Penerbit Erlangga

Dewi, Laurensia Chintia & Nugrahanti, Yeterina Widi. 2014. Pengaruh Struktur
Modal Kepemilikan dan Dewan Komisaris Independen Terhadap Nilai
Perusahaan (Studi Pada perusahaan Industri Barang Konsumsi di BEI Tahun
2011-2013). Jurnal KINERJA, Volume 18, No.1, Th. 2014: Hal. 64-80

Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati. 2011. Struktur Kepemilikan,


Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan Nilai Perusahaan.Dinamika
Keuangan dan Perbankan, Mei 2011, Hal 68-87 Vol 3 No 1, ISSN: 1979-
4878
Hermuningsih, Sri. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Growth opportunity, sruktur
Modal terhadap nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik di indonesia.
Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Oktober 2013

Sujarweni, V Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Pustaka Baru Press

Prastuti, Ni Kadek Rai dan Sudiartha, I Gede Merta. 2016. Pengaruh Struktur Modal,
Kebijakan Dividen, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada

iv
Perusahaan Manufaktur. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol.5, No.3, 2016:
1572-1598 ISSN : 2302-8912

Ghozali, I. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBMSPSS 21.


Edisi Tujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Anda mungkin juga menyukai