Anda di halaman 1dari 40

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN PERTUMBUHAN

PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA


PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI
YANG TERDAFTAR DI BEI
HALAMAN JUDUL

LAPORAN PERENCANAAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah


Analisis dan Metode Perancangan Sistem

Disusun Oleh
Ghina Saraswati Kirana
193007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TRIDHARMA

2023
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas rahmat dan hidayah Allah SWT sehingga
memungkinkan penulis menyelesaikan penyusunan tugas laporan perencanaan
yang berjudul “Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI”.
Laporan ini dimaksudkan sebagai tugas mata kuliah Analisis dan Metode
Perancangan Sistem. Laporan ini ditulis berdasarkan informasi yang diperoleh dari
berbagai referensi guna menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini. Penulis
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Kritik yang
membangun sangat diperlukan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan wawasan
bagi khalayak banyak.

Bandung, Mei 2023

Ghina Saraswati Kirana


iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 5
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................. 7
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................... 7
1.4.1 Akademis ................................................................................. 8
1.4.2 Praktis ...................................................................................... 8
1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................... 9
1.5.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 9
1.5.2 Waktu Penelitian...................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................... 10
2.1 Struktur Aktiva .................................................................................. 10
2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva .................................................... 10
2.1.2 Pengukuran Struktur Aktiva .................................................. 11
2.2 Ukuran Perusahaan ............................................................................ 12
2.3 Struktur Modal .................................................................................. 13
2.3.1 Pengertian Struktur Modal..................................................... 13
2.3.2 Teori Struktur Modal ............................................................. 14
BAB III OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN .... 18
3.1 Objek Penelitian ................................................................................ 18
3.2 Metode Penelitian .............................................................................. 18
3.2.1 Desain Penelitian ................................................................... 19
3.2.2 Operasionalisasi Variabel ...................................................... 22
3.2.3 Sumber Data .......................................................................... 24
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................... 26
iv

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis .................................. 26


DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 39
v

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pengembangan perusahaan dalam upaya mengantisipasi persaingan yang
semakin tajam seperti saat ini akan selalu dilakukan baik oleh perusahaan kecil
maupun perusahaan besar. Upaya tersebut menjadi permasalahan tersendiri bagi
perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dana yang diperlukan. Perusahaan
akan selalu membutuhkan modal baik untuk pembukaan bisnis maupun dalam
pengembangan bisnisnya.
Modal merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk menjamin operasi
perusahaan selain sumber daya, material maupun faktor pendukung lainnya. Suatu
keputusan yang diambil manajer dalam suatu transaksi harus dipertimbangkan
secara teliti sifat dan biaya dari sumber dana yang akan dipilih karena sumber dana
tersebut memiliki konsekuensi finansial yang berbeda. Modal dibutuhkan oleh
setiap perusahaan apalagi jika perusahaan tersebut akan melakukan ekspansi,
perusahaan harus bisa menentukan modal yang dibutuhkan untuk memenuhi atau
membiayai usahanya. (Anggelita, Harijanto, dan Victorina, 2018 : 477).
Pengambilan keputusan pendanaan (financing) adalah kegiatan untuk
membiayai usaha suatu perusahaan juga memilih alternatif investasi yang tepat
dengan menggunakan modal perusahaan tersebut (Devi dan Mulyo, 2013). Masalah
keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana yang berasal dari
internal maupun dari eksternal perusahaan dan dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Struktur modal merupakan salah satu aspek yang sangat penting yang
perlu diperhatikan oleh suatu perusahaan karena keputusan mengenai struktur
modal bisa berpengaruh terhadap kondisi maupun penilaian kinerja keuangan
perusahaan dan nilai dari suatu perusahaan. Tugas utama manajemen perusahaan
adalah menentukan target struktur modal optimal yang di dalamnya terdapat
6

proporsi antara modal atau utang sendiri. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
struktur modal adalah stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, risiko
bisnis, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen,
ukuran perusahaan, dan flektibilitas keuangan (Brigham dan Houston 2011:188).
Faktor pertama yang mempengaruhi struktur modal yaitu struktur aktiva.
Struktur aktiva adalah perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva. Aktiva
tetap yang dimiliki oleh perusahaan akan digunakan untuk menjalankan kegiatan
operasional perusahaan. Perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang lebih besar
akan mengutamakan penggunaan utang jangka pendek. Jadi, semakin tinggi
struktur aktiva, maka struktur modal perusahaan juga akan semakin tinggi (Gusti
dan I Made: 2018). Pada penelitian yang dilakukan oleh Mia, Sahala, dan Sari
(2018) menyatakan bahwa Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur
Modal.
Faktor lain yang mempengaruhi struktur modal yaitu ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan merupakan besar atau kecilnya perusahaan yang dapat dinilai
dari saham yang beredar. Perusahaan yang tergolong perusahaan besar akan lebih
banyak menerbitkan saham untuk memenuhi kebutuhan dananya dalam membiayai
kegiatan operasi perusahaan (Rizki, Kartika, Anita: 2019). Pada penelitian yang
dilakukan oleh Gusti dan I Made (2018:6842) menyatakan bahwa Ukuran
Perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Struktur Modal.
Kenaikan ataupun penurunan struktur modal disebabkan oleh faktor-faktor
atau variabel yang dapat mempengaruhi perubahan struktur modal tersebut. Pada
laporan ini akan berfokus kepada dua variabel penelitian yang lebih spesifik yakni
"Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal".
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut dengan
judul “Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran terhadap Struktur Modal pada
perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI”.
7

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana perkembangan Struktur Aktiva pada perusahaan sub sektor
farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
2. Bagaimana perkembangan Ukuran Perusahaan pada perusahaan sub sektor
farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
3. Bagaimana perkembangan Struktur Modal pada perusahaan sub sector
farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
4. Seberapa besar pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI
pada periode 2018 – 2022 baik secara parsial maupun simultan.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan yang ingin dicapai pada laporan perencanaan ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Struktur Aktiva pada perusahaan sub
sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
2. Untuk mengetahui perkembangan Ukuran Perusahaan pada perusahaan
sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
3. Untuk mengetahui perkembangan Struktur Modal pada perusahaan sub
sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022.
4. Untuk mengetahui besarnya pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran
Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan sub sektor farmasi
yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022 baik secara parsial
maupun simultan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini mengenai Pengaruh Struktur
Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan sub
8

sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada periode 2018 – 2022 adalah sebagai
berikut
1.4.1 Akademis
1. Penulis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman yang lebih, khususnya mengenai pengaruh Struktur Aktiva,
Ukuran Perusahaan dan Pertumbuhan Penjualan terhadap Struktur Modal.
2. Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan dalam
bidang manajemen dan dapat menjadi bahan referensi yang dapat dipergunakan
untuk mengembangkan pengetahuan khususnya pembahasan mengenai
Pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal oleh
penulis lain yang sedang meneliti dalam kajian yang sama.

1.4.2 Praktis
1. Perusahaan
Diharapkan dapat dijadikan dan mampu memberikan gambaran terhadap
manajemen perusahaan atas faktor-faktor yang penting untuk dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan atas struktur modal mengenai pengaruh Struktur
Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada perusahaan sub
sektor farmasi yang terdaftar di BEI.
2. Pihak lain
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber informasi
yang dapat bermanfaat bagi pihak lain terutama untuk mengetahui lebih jauh
tentang pengaruh pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap
Struktur Modal pada perusahaan sub sektor farmasi yang terdaftar di BEI pada
periode 2018– 2022.
9

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian


1.5.1 Lokasi Penelitian
Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan sub sector farmasi yang
terdaftar di BEI pada tahun 2014 – 2018, perusahaannya yaitu:
1. PT. Darya Varia Laboratoria Tbk
2. PT. Indofarma (Persero) Tbk
3. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk
4. PT. Kalbe Farma Tbk
5. PT. Merck Indonesia Tbk
6. PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
Kemudian, survey awal dilakukan oleh peneliti melalui membaca dan
menelaah literatur, artikel, jurnal, dokumen-dokumen tahunan Bursa Efek
Indonesia dengan cara browsing internet.

1.5.2 Waktu Penelitian


Adapun waktu yang digunakan dalam penelitian ini tercantum dalam tabel
yang tertera.

Tabel 1.2
Waktu Penelitian

Waktu Penelitian

No Kegiatan Penelitian April Mei

2 3 4 1
1. Pencarian Judul Laporan
2. Pelaksanaan Penelitian
3. Penyusunan Data
4. Pengumpulan Laporan
10

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Struktur Aktiva


2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva
Menurut Kasmir (2014:39), struktur aktiva adalah harta atau kekayaan yang
dimiliki oleh perusahaan, baik pada saat tertentu maupun periode tertentu.
Subramanyam dan Wild (2014:271) mengartikan aktiva sebagai aset, aset
merupakan sumber daya yang dikuasai oleh suatu perusahaan dengan tujuan
menghasilkan laba.
Menurut Riyanto (2013:22) struktur aktiva juga disebut struktur aset atau
struktur kekayaan. Hal tersebut berarti perimbangan atau perbandingan baik
dalam artian absolut maupun dalam artian relatif antara aktiva lancar dengan
aktiva tetap. Yang dimaksud dengan absolut yaitu perbandingan dalam bentuk
nominal, sedangkan artian relatif yaitu perbandingan dalam bentuk persentase.
Menurut Brigham dan Houston (2011: 188) perusahaan yang asetnya
memadai untuk digunakan sebagai jaminan cenderung akan cukup banyak
menggunakan utang. Umumnya aset merupakan hal umum yang dapat
digunakan oleh banyak perusahaan sebagai jaminan perusahaan apabila tidak
dapat menjalankan kewajibannya kepada kreditur.
Struktur aktiva menurut Mulyawan (2015: 224) adalah susunan aktiva
kebanyakan industri atau manufaktur yang sebagian besar modalnya tertanam
dalam aktiva tetap cenderung menggunakan modal sendiri. Modal asing atau
utang hanya sebagai pelengkap saja.
Dari definisi yang telah diuraikan di atas dapat disimpulkan bahwa struktur
aktiva adalah kekayaan atau aset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode
tertentu baik dari modal sendiri ataupun modal asing yang akan menjadi
jaminan perusahaan apabila perusahaan tidak dapat membayar kewajibannya
kepada kreditur. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap
dan total aktiva yang dapat menentukan alokasi dana untuk masing-masing
11

komponen. Semakin besar jumlah struktur aktiva yang dimiliki oleh perusahaan
semakin meningkat pula aktivitas pendanaan atau rasio utang yang dengan
menggunakan utang itu sendiri. Fenomena ini terjadi karena adanya faktor
jaminan. Jika jumlah struktur aktiva perusahaan itu besar maka dapat dipastikan
jumlah asset tetap perusahaan itu juga besar.

2.1.2 Pengukuran Struktur Aktiva


Struktur Aktiva atau Fixed Asset Ratio (FAR) dan disebut juga dengan
tangible asset merupakan rasio antara aktiva tetap perusahaan dengan total
aktiva. Menurut S. Munawir (2013:139) Fixed Asset Ratio (FAR) adalah aktiva
berwujud yang mempunyai umur relatif permanen dan memberikan manfaat
kepada perusahaan selama bertahun-tahun yang digunakan untuk operasi sehari-
hari dalam rangka kegiatan normal dan bukan untuk dijual kembali (bukan
barang dagangan) serta nilainya relatif material. Struktur Aktiva adalah
penentuan berapa banyaknya alokasi untuk masing-masing komponen aktiva,
baik aktiva lancar maupun aktiva tetap (Syamsuddin, 2009:9).
Dalam hal ini struktur aktiva dihubungkan dengan tujuan jangka panjang
sering menyebabkan struktur aktiva perusahaan sebagai jaminan dari
penggunaan utang jangka panjang atau pendanaan eksternal yang dilakukan
oleh perusahaan. Sebagian besar perusahaan industri, modalnya tertanam di
dalam aktiva tetap (fixed asset). Hal ini diakibatkan aktiva tetap merupakan
aktiva yang sesungguhnya menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.
Perusahaan seperti ini menggunakan aktiva tetap lebih banyak dibandingkan
dengan banyaknya tenaga kerja, yang disebut sebagai perusahaan yang “capital
intensive”. Artinya, semakin besar rasio aktiva tetap atas total aktiva, maka
semakin capital intensive juga keadaan suatu perusahaan. Aktiva lancar sangat
diperlukan dalam produksi dan penjualan dari apa yang telah dihasilkan oleh
aktiva tetap.
Adapun rumus untuk menghitung struktur aktiva adalah sebagai berikut:
𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 = 𝑋 100%
𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
12

2.2 Ukuran Perusahaan


Menurut Bambang Riyanto (2001: 299) Suatu perusahaan yang besar yang
sahamnya tersebar luas, setiap perluasan modal saham hanya akan mempunyai
pengaruh kecil pada kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari pihak
dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Semakin besar perusahaan akan
lebih berani untuk mempunyai utang. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan operasionalnya yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang
kecil.
Ukuran perusahaan (firm size) merupakan ukuran atau besarnya aktiva yang
dimiliki perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2006) yang menyatakan
ukuran aktiva yaitu rata-rata penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan
sampai dengan beberapa tahun. Adapun juga menurut Riyanto (2001) ukuran
perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditujukan pada
total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan dan rata-rata aktiva.
Menurut Agnes Sawir (2004;101-102) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai
determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi untuk alasan yang
berbeda:
Alasan pertama, ukuran perusahaan bisa menentukan tingkat kemudahan
perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya
memiliki akses yang kurang ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi
maupun saham. Meskipun mereka memiliki akses, biaya peluncuran dari penjualan
sejumlah kecil sekuritas bisa menjadi penghambat. Jika penerbitan sekuritas
dilakukan, sekuritas perusahaan kecil mungkin kurang dapat dipasarkan sehingga
membutuhkan penentuan harga agar investor mendapatkan hasil yang memberikan
return lebih tinggi secara signifikan.
Alasan kedua, ukuran perusahaan dapat menentukan kekuatan tawar-
menawar dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya bisa memilih
pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang lebih
menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil. Semakin
besar jumlah uang yang digunakan, semakin besar pula kemungkinan pembuatan
13

kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari
penggunaan kontrak standar utang.
Alasan ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return bisa
membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba. Pada
akhirnya, ukuran perusahaan diikuti oleh karakteristik lain yang mempengaruhi
struktur keuangan. Karakteristik lain tersebut seperti perusahaan sering tidak
mempunyai staf khusus, perusahaan tidak menggunakan rencana keuangan, dan
tidak dapat mengembangkan sistem akuntansi mereka menjadi suatu sistem
manajemen.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan
merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh perusahaan itu sendiri dan
dapat menentukan tingkat kemudahan dalam memperoleh dana.

2.3 Struktur Modal


2.3.1 Pengertian Struktur Modal
Modal menurut Brigham (2006) adalah jumlah dari utang jangka panjang,
saham preferen dan ekuitas saham biasa ditambah utang jangka pendek yang
dikenakan bunga.
“Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih
lanjut. Dalam perkembangannya kemudia modal ditekankan pada nilai, daya
beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam
barang-barang modal” (Bambang Riyanto 1998:10).
Jadi dapat disimpulkan bahwa modal adalah semua barang yang dimiliki
pada perusahaan dan memiliki fungsi untuk menghasilkan pendapatan. Adapun
sumber modal menurut Bambang Rianto (2001) yaitu:
1. Modal yang berasal dari sumber internal yaitu modal atau dana yang
dihasilkan sendiri di dalam perusahaan. Sumber internal yang
dihasilkan dalam perusahaan adalah laba ditahan dan depresiasi
(penyusutan).
14

2. Modal yang berasal dari sumber eksternal yaitu modal yang dihasilkan
dari luar perusahaan. Yang merupakan sumber dana eksternal adalah
supplier, bank, dan pasar modal.
Menurut Sartono (2010:225) “Struktur modal adalah merupakan
pertimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang
jangka panjang, saham preferen dan saham biasa”.
Jadi yang dimaksud struktur modal adalah perbandingan pendanaan jangka
panjang suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan utang jangka
panjang terhadap modal sendiri. Menurut Brigham dan Ehrhardt (2005) dalam
membuat keputusan struktur modal, hal yang harus dipertimbangkan yaitu
tingkat penjualan yang stabil struktur dari aset, operating leverage, tingkat
pertumbuhan keuntungan, pajak, pola tingkah laku manajemen, tingkah laku
atas kreditur, pengendalian, dan nilai pasar.

2.3.2 Teori Struktur Modal


Terdapat 2 teori struktur modal yaitu teori struktur modal tradisional dan
teori struktur modal modern.
1. Teori Struktur Modal Tradisional
Menurut Sjahrial Darmawan (2008), mengemukakan bahwa teori
struktur modal dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
a. Pendekatan laba bersih (Net Income Approach)
Pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor
mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah
utangnya dengan tingkat biaya utang yang konstan pula.
b. Pendekatan laba operasi Bersih (Net Operating Income Approach)
Pendekatan laba operasi bersih bertolak belakang dengan
pendekatan laba bersih, karena menuntut laba operasi bersih, biaya
utang bersifat tetap atau tidak berubah walaupun leverage bertambah.
Dalam pendekatan laba operasi diasumsikan bahwa investor akan
15

meminta premi karena adanya risiko keuangan akibat penambahan


leverage sehingga mengakibatkan tingkat kapitalisasi akan naik secara
proporsional dengan kenaikan leverage.
c. Pendekatan tradisional (Traditional Approach)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pada tingkat leverage
tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Sehingga baik
tingkat bunga utang maupun tingkat kapitalisasi relatif konstan.
Namun demikian setelah leverage atau rasio utang tertentu, biaya utang
dan biaya modal sendiri meningkat.
2. Teori Struktur Modal Modern
1. Modigliani-Miller (MM) Theory
Teori ini menjelaskan struktur modal modern yang bermula pada
tahun 1958, ketika Professor Franco Modigliani dan Professor Merton
Miller (MM) mempublikasikan artikel keuangan yang paling
berpengaruh yang ditulis yaitu “The Cost of Capital, Corporation
Finance, and The Theory of Investment”. Menurut MM melalui teori
capital structure irrelevance menyimpulkan bahwa finansial leverage
tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan, yang berarti kenaikan
penggunaan utang tidak akan meningkatkan nilai perushaan karena
keuntungan dari biaya yang lebih sedikit/kecil ditutup dengan naiknya
biaya modal sendiri.
b. Pecking Order Theory
Teori ini diperkenalkan pertama kali oleh Donaldson pada tahun
1961, sedangkan pemberi nama pecking order theory dilakukan oleh
Maljuf dan Myers pada tahun 1984. Teori ini menjelaskan tentang
keputusan pendanaan yang diambil perusahaan yang berbeda dengan
pemikiran teori struktur modal yang telah dibahas.
c. Trade-off Theory
Menurut teori ini yang dijelaskan oleh Myers (2001) adalah
perusahaan berutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana
16

penghematan pajak dari tambahan utang sama dengan biaya kesulitan


keuangan. Biaya kesulitan keuangan yaitu biaya kebangkrutan yang
meningkat akibat dari turunnya kredibilitas perusahaan. Dalam
menentukan struktur modal teori ini memasukan beberapa faktor yaitu
biaya keagenan, pajak dan biaya kesulitan keuangan.
d. Agency Theory
Pada dasarnya agency theory adalah teori mengenai struktur
kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik,
berdasarkan kenyataan bahwa manajer professional bukan agen yang
sempurna dari pemilik perusahaan, dengan demikian belum tentu
selalu bertindak untuk kepentingan pemilik.
e. Signaling Theory
Sinyal atau isyarat adalah suatu tindakan perusahaan yang member
petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang
prospek suatu perusahaan.
f. Asymmetric Information Theory
Teori ini diajukan oleh Gordon Donaldson dari Harvard University
dalam Darmawan Sjahrial (2008) tentang informasi yang tidak
simetris. Asymmetric Information theory atau ketidaksamaan informasi
menurut Brigham dan Houston (2001) adalah situasi dimana manajer
memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek perusahaan
daripada yang dimiliki investor.
Beberapa pengukuran struktur modal terdiri dari :
1. Debt to Assets Ratio (DAR).
2. Debt to Equity Ratio (DER).
3. Longterm Debt to Assets Ratio (LDAR).
4. Equity to Assets Ratio (EAR).
Menurut Brigham dan Houston (2009:117) pengukuran struktur modal
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER), DER dihitung dengan cara :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
17

Penggunaan debt to equity ratio (DER) menunjukan proporsi penggunaan


utang yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang
dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang perusahaan. Sehingga dapat
diketahui seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.
18

BAB III
OBJEK PENELITIAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian


“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono 2009:38).
“Objek penelitian merupakan lingkup atau hal-hal yang menjadi pokok
persoalan dalam suatu penelitian” (Suharismi Arikunto 2001:5).
Jadi berdasarkan definisi diatas objek penelitian adalah suatu hal yang akan
diteliti dengan mendapatkan data-data untuk tujuan tertentu dan kemudian dapat
disimpulkan.
Jadi objek penelitian ini menjelaskan bagaimana analisis pengaruh struktur
aktiva (X1), ukuran perusahaan (X2) dan merupakan variabel bebas terhadap
struktur modal (Y) merupakan variabel terikat.

3.2 Metode Penelitian


“Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu” (Sugiyono 2013:2).
“Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data penelitiannya” (Arikunto 2002).
Menurut Narimawati Umi (2008) menyatakan bahwa “Metode penelitian
adalah cara penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data untk mencapai
tujuan tertentu”.
Jadi metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari/mempersoalkan
mengenai cara- cara melaksanakan penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada atau
gejala-gejala secara ilmiah.
Menurut Sugiyono (2009) menyatakan bahwa metode deskriptif adalah:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk mengambarkan atau
19

menganalisisi suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat


kesimpulan yang lebih luas”.
Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan
metode verivikatif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan hasil
penelitian untuk menjawab perumusan masalah menjelaskan perkembangan
struktur aktiva, perkembangan ukuran perusahaan, perkembangan struktur modal.
Metode verivikatif menjelaskan seberapa pengaruh struktur modal dan ukuran
perusahaan terhadap struktur modal pada sub sector farmasi.
Menurut Umi Narimawati (2008) menjelaskan “metode verivikatif adalah
pengujian hipotesis melalu alat statistic”. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan statistik yang digunakan untuk menguji pengaruh struktur aktiva dan
ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada sub sector farmasi.
Metode verivikatif yang digunakan untuk menjawab pengaruh struktur aktiva
terhadap struktur modal, pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal dan
pengaruh struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal pada sub
sector farmasi.
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009) menyatkan bahwa: “Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berdasarkan sample yang
positip, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu pengumpulan
data menggunakan tujuan untuk hipotesis yang telah ditetapkan”.
Dari penjelasan diatas metode penelitian kuantitatif menekankan pada numerik
dan perhitungan melakukan analisis data dengan prosedur statistic.

3.2.1 Desain Penelitian


Menurut Narimawati Umi (2008) menjelaskan bahwa desain penelitian
adalah: “Desain Penelitian adalah suatu rencana struktur, dan startegi untuk
menjawab permasalahan yang mengoptmilakn validitasi”. Adapun Langkah-
langkah desain penelitian menurut Narimawati Umi (2010) yaitu:
20

1. Menetapkan permasalahan sebagai indikasi dan fenomena penelitian yang


terjadi pada struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur
modal, selanjutnya menetapkan judul penelitian.
2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi, banyak faktor yang dapat
mempengaruhi struktur modal diantaranya adalah struktur aktiva dan
ukuran perusahaan pada sub sector farmasi.
3. Menetapkan rumusan masalah pada penelitian; dalam penelitian ini
masalah yang diteliti adalah Struktur Aktiva (X1), Ukuran Perusahaan
(X2) dan Struktur Modal (Y) yang terdaftar di BEI pada sub sector
Farmasi.
4. Menetapkan tujuan peneliitian, Struktur Aktiva (X1), Ukuran Perusahaan
(X2) dan Struktur Modal (Y) yang terdaftar di BEI pada sub sector
Farmasi.
5. Menetapkan hipotesis, berdasarkan fenomena dan dukungan teori.
6. Menetapkan konsep variabel sekaligus pengukuran variabel penelitian
yang digunakan.
7. Menetapkan sumber data, teknik penentuan sampel dan teknik
pengumpulan data.
a. Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu dari data yang
diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain. Data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif. Data ini data
yang berbentuk angka-angka yang menunjukan dari besaran atau
variabel yang mewakilinya.
b. Teknik penentuan data terdiri dari populasi dan sampel. Teknik
penentuan sampel sebnayak 30 data selama 5 tahun dari 6 perusahaan
data perusahaan pada sub sector farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2018-2022.
c. Teknik pengumpulan data diperoleh dari dokumentasi dan studi
literature (keputakaan).
21

8. Melakukan analisiis data, analisis data deskriptif dan verifikatif untuk


struktur aktiva, ukuran perusahaan dan struktur modal pada sub sector
farmasi.
9. Melakukan pellaporan hasil penelitian.

Tabel 3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan antara
Desain penelitian
Tujuan
Jenis Data Metode yang
Penelitian Unit Analisis Time Horizon
Penelitian digunakan
Untuk Perusahaan pada sub Time series dan
mengetahui sector farmasi yang cross Sectional
perkembangan terdaftar di Bursa (Pooled Data)
Sekunder Deskriptif
struktur aktiva Efek Indonesia
pada sub sector periode 2018-2022.
farmasi
Untuk Perusahaan pada sub Time series dan
mengetahui sector farmasi yang cross Sectional
perkembangan terdaftar di Bursa (Pooled Data)
ukuran Sekunder Deskriptif Efek Indonesia
perusahaan pada periode 2018-2022.
sub sector
farmasi
Untuk Perusahaan pada sub Time series dan
mengetahui sector farmasi yang cross Sectional
perkembangan terdaftar di Bursa (Pooled Data)
Sekunder Deskriptif
struktur modal Efek Indonesia
pada sub sector periode 2014-2018.
farmasi
Untuk Perusahaan pada sub Time series dan
mengetahui sector farmasi yang cross Sectional
besarnya terdaftar di Bursa (Pooled Data)
pengaruh struktur Efek Indonesia
aktiva dan periode 2014-2018.
Sekunder Deskriptif
ukuran
perusahaan
terhadap struktur
modal pada sub
sector farmasi
22

tiga variabel bebas (independent variable) secara bersamaan yang mempunyai


hubungan dengan satu variabel terikat (dependent variable).

X1

X2 Y

Gambar 3.1
Desain Penelitian

Keterangan:
X1: Struktur Aktiva
X2: Ukuran Perusahaan
Y: Struktur Modal

3.2.2 Operasionalisasi Variabel


Menurut Sugiono (2010) operasional variabel yaiut: “segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Narimawati Umi (2008) yaitu: “operasional variabel
adalah proses penguraian variabel penelitian ke dalam sub variabel, dimensi,
indikatoor sub variabel, dan pengukuran. Adapaun syarat peguraian operasional
dilakukan bila dasar konsep dan indicator masing – masing variabel sudah jelas,
apabila belum jelass secara konseptual maka perlu dilakukan analisis factor”.
23

Dengan judul penelitian yaitu Analisis Struktur Aktiva dan Ukuran


Perusahaan terhadap Struktur Modal (Studi kasus pada sector farmasi yang
terdaftar di BEI), maka variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X1)
Variabel independen dalam penelitian adalah Struktur Aktiva.
2. Variabel Independen (X2)
Variabel indpenden dalam penelitian adalah Ukuran Perusahaan.
3. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen dalam penelitian adalah Struktur Modal.

Tabel 3.2
Operasionalisasi variabel

Variabel Konsep Variabel Indicator Skala

Struktur struktur aktiva Struktur aktiva Rasio


Aktiva (X1) adalah T. Aktiva tetap
perimbangan atau T. Aktiva
perbandingan 𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
antara aktiva tetap 𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
dan total aktiva. = 𝑋 100%
𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Weston dan
Brigham (2005:
175)
Ukuran ukuran perusahaan 𝑆𝑖𝑧𝑒 = 𝐿𝑛 (𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡) Rasio
Perusahaan dapat
(X2) mempengaruhi
kinerja sosial
perusahaan karena
perusahaan yang
besar mempunyai
pandangan yang
lebih jauh, sehingga
lebih berpartisipasi
dalam
menumbuhkan
kinerja sosial
perusahaan.
Heni Oktaviani
(2014)
24

Variabel Konsep Variabel Indicator Skala


Struktur “struktur modal DER: Rasio
Modal (Y) adalah suatu hal 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 = 𝑥 100%
penting bagi 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
perusahaan karena Brigham dan Houston (2009:117)
memiliki hubungan
terhadap posisi
keuangan, oleh
karena itu manager
perusahaan
sebaiknya dapat
mengetahui faktor
apa saja yang
mempengaruhi
struktur modal agar
perusahaan bisa
memaksimalkan
kesejahteraan
investor”. (Yuliati
2011)

3.2.3 Sumber Data


Data sekunder menurut sugiyono (2010) yaitu:
“Sumber sekunder data yang diperoleh dengan cara membaca,
mempelajari, dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur
dan buku-buku perpustakaan dari data-data perusahaan yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti. Dengan menggunakan sekunder, penulis bermaksud
untuk mengumpulkan.
Data yang digunakan oleh peneliti adlah laporan keuangan tahunan, yaitu
data sekunder. Data yang diguanakan yaitu data kuantitatif yaitu dalam bentuk
angka-angka yang menunjukan nilai. Laporan yang berhubungan sudah
dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Sumber berasal dari Bursa Efek
Indonesia (www.idx.com).
25

A. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa populasi adalah “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atasobjek atau subjek yang mempunyai
karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi
dalam penelitian ini adalah 10 perusahaan pada sub sektor farmasi yang terdaftar
pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2018-2022.

Tabel 3.3
Populasi penelitian

No Kode Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Indonesia Tbk, PT
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk, PT
3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk, PT
4 KLBF Kalbe Farma Tbk, PT
5 MERK Merck Indonesia Tbk, PT
6 PYFA Pyridam Farma Tbk, PT
7 SCPI Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, PT
8 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk, PT
9 SQBB Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk, PT
10 TSPC Tempo Scan Pasific Tbk, PT

B. Sampel Penelitian
Menurut Umi Narimawati (2008) menjelaskan bahwa “Sebagian dari populasi
yang terpilih untuk menjadi unit pengamatann dalam penelitian”. Adapun teknik
sampel yang dinukana adalah simple random sampling.
Simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dan populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
Dengan demikian sampel yang digunakan dalam penelitian ini 6 (enam) data cross
section berupa laporan keuangan dari Sektor Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dan 5 data time series dari tahun 2018 sampai dengan tahun 2022.
Sehingga sampel jumlah yang digunakan adalah 5 x 6 = 30 data.
26

Tabel 3.4
Sampel Penelitian

No Kode Perusahaan
1 DVLA Darya Varia Indonesia Tbk, PT
2 INAF Indofarma (Persero) Tbk, PT
3 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk, PT
4 KLBF Kalbe Farma Tbk, PT
5 MERK Merck Indonesia Tbk, PT
6 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk, PT

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini yaitu:
1. Dokumentasi
Data yang didapat merupakan data sekunder yang diperoleh dengan
cara dokumentasi. Dokumentasi ialah pengumpulan data denga mencatat
data yang berhubungan dengan msalah yang akan diteliti dari dokumen
yang dimiliki instansi terikat, semisal laporan keuangan pada sektor
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
2. Penelitian kepustakaan
Pengumpulan data dengan dilakukannya membaca dan mempelajari
literatur-literatur berupa jurnal, buku dan menggunakan media internet
sebagai media pendukung dalam penelusuran informasi tambahan
mengenai data-data maupun teori.

3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis


3.2.1.1 Rancangan Analisis
Menurut Umi Narimawati (2010:41), rancangan analisis adalah: “proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil
observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan
27

dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri
dan orang lain.”

3.2.1.1.1 Rancangan Analisis Deskriptif


Menurut Sugiyono (2005) menjelaskan penelitian deskriptif adalah
“Metode Deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau
menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidaak digunakana untuk membuat
kesimpulan yang lebih luas”. Untuk peneliti ini menggunakan pendekatan
kualitatif, menurut Sugiyono (2008) pendekatan kualitatif adalah “Merupakan
metode analisis yang berlandaskan pada filsafat post positivism, digunakan
untukk meneliti pada kondisi objek yang alamiab, dimana peneliti adakah
sebagai instrument kunci”.

Analisis deskriptif untuk menjawab rumusan masalah yaitu mengetahui


kondisi Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan dan struktur modal pada sector
farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

a. Struktur Aktiva

𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
𝑆𝑡𝑟𝑢𝑘𝑡𝑢𝑟 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 = 𝑋 100%
𝑇. 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

b. Ukuran Perusahaan

𝐸𝐴𝑇
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖

c. Struktur Modal (DER)

𝑇. ℎ𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝐷𝐸𝑅 = 𝑥 100%
𝑇. 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
28

Sedangkan untuk perkembangan dapat dihitung dengan menggunakan


rumus:

Perkembangan=𝑃𝑛 −(𝑃𝑛 −1)(𝑃𝑛−1) 𝑥 100%

Keterangan =

Pn= perkembangan tahun sekarang

Pn-1= perkembangan tahun sebelumnya

3.2.1.1.2 Rancangan Analisis Verivikatif


Menurut Umi Narimawati (2007) menjelaskan bahwa metode verifikatif
adalah “Metode verifikatif adlah pengujian hipotesis penelitian melalui alat
analisis statistik”. Analisis verifikatif (kuantitatif) dalam penelitian ini
digunakan untuk mengetahui apakah berpengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran
Perusahaan terhadap Struktur Modal (DER). Adapun penggunaan metode
analisis penelitian yaitu:

1. Analisi Regresi Berganda

Dalam penelitian ini, analisis regresi berganda digunakan untuk


membuktikan sejauh mana pengaruh struktur aktiva dan ukuran terhadap
struktur modal pada sub sektor farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Persamaan analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:

𝒀 = 𝜶+ 𝜷𝟏𝑿𝟏+ 𝜷𝟐𝑿𝟐 + 𝜺

Keterangan :

Y = Rasio Profitabilitas

X1 = Struktur Aktiva

X2 = Ukuran Perusahaan

𝜶 = Konstanta Intersep

𝜷1 = Koefisien Regresi Variabel Struktur Aktiva


29

𝜷2 = Koefisien Regresi Variabel Ukuran Perusahaan

𝜺 = Tingkat Kesalahan (error term)

2. Uji asumsi klasik


Penelitian ini menggunakan uji asumsi klasik, yang betujuan untuk menegtahui
apaka model regresi yang diperoleh dapat menghasilkan estimator yang baik.

A. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel dependen,


independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak.
Model regresi yang baik hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal.
Mendeteksi apakah data terdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan
menggambarkan penyebaran data melalui sebuah garfik. Jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, model regresi
memenuhi asumsi normalitas (Husein Umar, 2011:181).

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas, yaitu:

a. Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi dari populasi adalah normal.
b. Jika probabilitas < 0,05 maka populasi tidak berdistribusi secara normal.

B. Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2013: 105), uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji


apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen.
Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Uji multikolinieritas adalah keadaan dimana pada model regresi
ditemukan adanya korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar variabel
independen. Pada model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang
30

sempurna atau mendekati sempurna di antara variabel bebas (korelasinya 1 atau


mendekati 1).

Jika terdapat korelasi yang kuat diantara sesame variabel maka konsekuensinya
adalah sebagai berikut:

1. Koefisien – koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir.

2. Nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Untuk mengetahui suatu model regresi bebas dari multikolinearitas yaitu


dengan melihat angka VIF (Variance Inflation Factor) harus kurang dari 10 dan
angka toleransi lebih dari 0,1.

C. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Husein Umar (2011:179), menyatakan bahwa: “Heteroskedastisitas


adalah dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain”.

Selain itu, dengan menggunakan program SPSS, heteroskedastisitas juga bisa


dilihat dengan melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SDRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi
heteroskedastisitas. Sebaliknya, jika tidak membentuk pola tertentu yang teratur,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

D. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2013:110), uji autokolerasi bertujuan untuk menguji apakah


dalam suatu model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode
t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
31

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini timbul karena
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi
lainnya. Untuk menguji keberadaan autokorelasi, dari data residual dahulu yang
dihitung nilai statistik Durbin Watson (D-W).

Uji bandingkan nilai D-W dengan d dari table Durbin-Watson sebagai berikut:

a. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, kesimpulannya pada data terdapat
autokorelasi.
b. Jika dU < D-W < 4 – dU, kesimpulannya pada data tidak terdapat
autokorelasi.
c. Tidak ada kesimpulannya jika dL ≤ D-W ≤ dU atau 4 – dU ≤ D-W ≤ 4
– dL. apabila hasil uji Durbin-Watson tidak dapat disimpulkan apakah
terdapat autokorelasi atau tidak maka dilanjutkan dengan run test.

3. Analisis Korelasi

Menurut Umi Narimawati, Sri Dewi. A, dan Linna Ismawati (2010:49)


menyatakan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat atau
tudaknya hubungan antara variabel x dan y, dengan menggunakan pendekatan
koefisien korelasi Pearson dengan rumus sebagai berikut:

𝐫= (Σ𝐗𝐢𝐘𝐢)−(Σ𝐗𝐢)(Σ𝐲)

√{𝒏(Σ𝐗𝐢𝟐)−(Σ𝐗𝐢)𝟐}−{𝐧(Σ𝐲𝐢𝟐)−(Σ𝐲𝐢)𝟐}

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi

n = Jumlah Pengamatan [𝑛Σ 𝑖 2 − (Σ 𝑖) 2][𝑛(Σ𝑌𝑖) 2(Σ𝑌𝑖) 2]

ΣX = Variabel Bebas (independent)

Σ𝑌 = Variabel Terikat (dependent)


32

Kemudian, langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan


analisis korelasi dapat dirumuskan dan diuraikan sebagai berikut:

1. Koefisien Korelasi Secara Parsial


a. Koefisien Korelasi Secara Parsial antara X1 dan Y, apabila X2
dianggap konstan, dengan perhitungan sebagai berikut:
𝑟𝑥1 𝑦 − 𝑟𝑥2 𝑦 𝑟𝑥1 𝑥2
𝑟𝑥1 𝑦 =
√[1 − 𝑟𝑥2 𝑦 2 ][1 − 𝑟𝑥1 𝑥2 2
b. Koefisien Korelasi Secara Parsial antara X2 dan Y, apabila X1

dianggap konstan, dengan perhitungan sebagai berikut:


𝑟𝑥2 𝑦 − 𝑟𝑥1 𝑦 𝑟𝑥1 𝑥2
𝑟𝑥1 𝑦 =
√[1 − 𝑟𝑥1 𝑦 2 ][1 − 𝑟𝑥1 𝑥2 2
2. Koefisien korelasi secara simultan
Koefisien korelasi antara Struktur Aktiva (X1), Ukuran
Perusahaan (X2) terhadap Struktur Modal (Y) dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑟 2 𝑥1 𝑦 + 𝑟 2 𝑥2 𝑦 − 𝑟𝑥1 𝑦. 𝑟𝑥2 𝑦. 𝑟𝑥1 𝑥2
𝑟𝑥1 𝑥2 𝑦 =
√(1 − 𝑟 2 𝑥1 𝑥2 )
Keterangan:
R = Koefisien korelasi
X1 = Struktur Aktiva
X2 = Ukuran Perusahaan
Y = Struktur Modal
n = Banyaknya Sampel
Kuat atau tidaknya hubungan antara kedua variabel dapat dilihat
dari beberapa kategori koefisien korelasi mempunyai nilai 0 ≤ R ≤ 1
dimana:
a. Jika R=1, maka korelasi antara ketiga variabel dikatakan sempurna;
dan
b. Jika R= 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau
tidak ada hubungan sama sekali.
33

Table 3.5
Tingkat keeratan korelasi

0 - 0,20 sangat rendah (hampir tidak ada hubungan


0,21 - 0,40 Korelasi yang lemah
0,41 - 0,60 Korelasi sedang
0,61 - 0,80 Cukup tinggi
0,81 - 1 Korelasi tinggi

Besarnya koefisien korelasi adalah -1 ≤ r ≤1 dimana:

1) Apabila (-) berarti terdapat hubungan negatif.

2) Apabila (+) berarti terdapat hubungan positif.

Interprestasi dari nilai koefisien korelasi :

1) Jika r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel


sangat kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan (jika X naik maka Y
turun atau sebaliknya).

2) Jika r = 0, maka hubungan antara kedua variabel sangat lebar atau tidak
ada hubungan sama sekali.

3) Jika r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang sangat kuat antara
variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah.

Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interprestasi nilai r


sebagai berikut :
34

Tabel 3.5
Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0.00 – 0.199 Sangat rendah
0.20 – 0.399 Rendah
0.40 – 0.599 Sedang
0.60 – 0.799 Kuat
0.80 – 1.00 Sangat Kuat

3. Analisis Koefisien Determinasi


a. Analisis Koefisien Determinasi Parsial
Digunakan untuk mengetahui seberapa besar presentase yang
diberikan struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap struktur
modal.
𝐊𝐝 = 𝛃 𝐱 𝐙𝐞𝐫𝐨 𝐎𝐫𝐝𝐞𝐫 𝐱 𝟏𝟎𝟎%
Keterangan:
β = Beta (nilai standardized coefficients)
Zero Order = Matrik korelasi variabel bebas dengan variabel
terikat.
Dimana apabila:
Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah.
Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat.

b. Analisis Koefisien Determinasi Simultan


Besarnya pengaruh Struktur Modal dipengaruhi Struktur Aktiva
dan Ukuran Perusahaan dapat diketahui dengan menggunakan
analisis Koefisien Determinasi (KD) yang diperoleh dengan
mengkruadratkan koefisien korelasinya.
35

Untuk mencari besarnya pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel


bebas terhadap variabel teriktat digunakan koefisien determinan
dengan rumus:
𝐾𝐷 = 𝑅 2 𝑥 100%

Keterangan :
KD = koefisien Determinasi (Seberapa jauh perubahan variabel Y
dipergunakan oleh variabel X)
R2 = Kuadrat Koefisian Korelasi
100% = Pengkali yang dinyatakan dalam persentase
Pada hakikatnya nilai r berkisar antara -1 dan 1, bila r mendekati -
1 atau 1 maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang erat
antara variabel bebas dengan variabel terikat. Bila r mendekati 0,
maka dapat dikatakan bahwa hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikat sangat lemah atau bahkan tidak ada.

3.2.1.2 Pengujian Hipotesis


Dalam penelitian ini yang akan diuji yaitu korelasi dari keempat variabel
yang akan diteliti antara pengaruh Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan
terhadap Struktur Modal. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian berkaitan
dengan berpengaruh atau tidaknya variabel bebas terhadap variabel terikat.
Langkah – langkah analisis tersebut ialah sebagai berikut:

1. Pengujian secara parsial


Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing – masing variabel
bebas terhadap variabel terikat, yaitu:
a. Menentukan hipotesis parsial antara Struktur Aktiva (X) (variabel
bebas) terhadap Struktur Modal (Y) (Variabel terikat). Hipotesis
statistic ini ialah:
36

Ho: β1 = 0, Rasio Struktur Aktiva berpengaruh tidak signifikan


terhadap Struktur Modal.

Ho: 𝛽1 ≠ 0, Rasio Struktur Aktiva berpengaruh signifikan terhadap


Struktur Modal.

b. Menentukan hipotesis parsial antara Ukuran Perusahaan (X)


(variabel bebas) terhadap Struktur Modal (Y) (variabel terikat).
Hipotesis statistic ini ialah:

Ho: 𝛽2= 0, Rasio Ukuran Perusahaan berpengaruh tidak signifikan


terhadap Struktur Modal.

Ho: 𝛽2≠ 0, Rasio Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap


Struktur Modal.

c. Kriteria pengujian

Agar hasil perhitungan koefisien korelasi dapat diketahui signifikan


atau tidak signifikan maka hasil perhitungan dari statistik uji t (thitung)
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan t tabel. Nilai t hitung tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan tingkat kepercayaan
dengan taraf nyata α = 0,05 uji dua pihak dan dari hipotesis yang telah
ditetapkan tersebut akan diuji berdasarkan daerah penerimaan dan daerah
penolakan yang ditetapkan sebagai berikut :

a) Jika nilai t hitung < t table 0.05, maka Ho diterima, Ha ditolak.

b) Jika nilai t hitung > t tabel 0.05, maka Ho ditolak, Ha diterima.

2. Pengujian hipotesis seacara simultan (Uji Statistik F)

Adapun langkah – langkah untuk menguji adanya hubungan antar


variabel bebas (X) secara simultan terhadap variabel terikat (Y) dengan
menggunakan uji statistik f yaitu sebagai berikut:
37

a. Menentuukan hipotesis secara keseluruhan antara Struktur Aktiva


(variabel bebas) Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal
(variabel terikat).

Ho ; 𝛽1𝛽2 = 0, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan berpengaruh


tidak signifikan terhadap Struktur Modal.

Ha ; 𝛽1𝛽2 ≠ 0, Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan berpengaruh


signifikan terhadap Struktur Modal.

b. Menghitung nilai F hitung sebagai berikut :

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔𝑟𝑒𝑠𝑖 ∶ 𝑘
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢 ∶ {𝑛 − (𝑘 + 1)}

Keterangan:

JKresidu = koefisien kolerasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

c. Hasil F hitung dibandingkan dengan F table:

Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien


positip.

Tolak H0 jika Fhitung < Ftabel pada alpha 5% untuk koefisien


negatip.

Tolak h0 jika nilai F-sign <a ,05

3. Tarik Kesimpulan
Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan),
maka Ho ditolak (diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian
regresi signifikan (tidak signifikan). Kesimpulannya, Struktur Modal dan
Perputaran Total Aset berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap Rasio
38

Profitabilitas. Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika


hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95%.
39

DAFTAR PUSTAKA

Agnes Sawir. 2004. Kebijakan Pendanaan dan Restrukturisasi Perusahaan.


Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Agus, R. Sartono. 2010. Manajemen keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi keempat.
Yogyakarta: BPFE.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Arlan Rolland Naray dan Lisbeth Mananeke. 2015. Pengaruh Pertumbuhan
Penjualan, Struktur Aktiva dan Ukuran Perusahaan terhadap Struktur
Modal Pada Bank Pemerintah Kategori Buku 4. Jurnal EMBA Vol.3 No.2.
ISSN 2303-1174.
Bambang Riyanto, 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4, BPFE,
Yogyakarta.
Bambang Riyanto. 2005, Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,
Cetakan Ketujuh, Yogyakarta : YBPFE UGM.
Brigham Eugene F dan Joel F. Houston. 2006. Dasar- dasar manajemen keuangan.
Penerjemah : Ali Akbar Yulianto. Edisi 10 Buku1.
Devi Verena Sari dan A. Mulyo Hartono. 2013. Pengaruh Profitabilitas,
Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Struktur Aktiva, Dan Likuiditas
Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2008-2010. 2(3): h:1-10
Gusti Ayu Putu Intan Apsari dan I Made Dana. 2018. Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aktiva dan Size terhadap Struktur Modal pada perusahaan
konsumsi di BEI. E-Jurnal Manajemen Unud. Bali.
Husein Umar. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi 11.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Ida Bagus Made Dwija Bhawa dan Made Rusmala Dewi S. 2015. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas, dan Risiko Bisnis Terhadap Struktur
40

Modal Perusahaan Farmasi. E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 4. ISSN:


2302-8912
I Gusti Ayu Suta Premawati dan Gede Sri Darma. 2017. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aktiva dan Profitabilitas
terhadap Struktur Modal (Penelitian Di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2015). Jurnal Ilmiah Akuntansi & Bisnis, Volume 2, No. 2. ISSN:
2528-1216 (online)
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Mia Oktavina, Sahala Manalu dan Sari Yuniarti. 2018. Pecking Order and Trade-
off Theory in Capital Structure Analysis of Family Firms in Indonesia.
Jurnal Keuangan dan Perbankan, 22(1): 73–82. ISSN: 2443-2687
Putri, Meidera Elsa Dwi. 2012. “Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aktiva dan
Ukuran Perusahaan terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia”. Jurnal Manajemen. Vol.01, No.01. Universitas Negeri Padang.
Sawir, Agnes. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Umi Narimawati. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Teori dan
Aplikasi. Bandung: Agung Media.
Yuliati, Sri. 2011. Pengujian Pecking Order Theory: Analisis Faktor-Faktor Yang
Memengaruhi Struktur Modal Industry Manufaktur Di BEI Periode Setelah
Krisis Moneter. Politekniksains.

Anda mungkin juga menyukai