Anda di halaman 1dari 67

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DALAM MENGUKUR

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK


INDONESIA

(Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Tbk Periode 2017-


2019)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Bisnis

Oleh

FARIDA LUTHFIATUL AFIFAH

NPM 217.01.09.2.054

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

MALANG

2020
MOTTO

“TIDAK ADA KESUKSESAN TANPA BERUSAHA DAN BERDO’A”

i
DAFTAR ISI

MOTTO .................................................................................................................. i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 8
C. Tujuan .......................................................................................................... 8
D. Manfaat ........................................................................................................ 9
E. Sistematika Pembahasan ............................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 12
A. Penelitian Terdahulu .................................................................................. 12
B. Laporan Keuangan ..................................................................................... 17
1. Pengertian Laporan Keuangan ............................................................... 17
2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ............................................................... 19
3. Tujuan Laporan Keuangan ..................................................................... 20
4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ................................................. 23
5. Tujuan Dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan ................................. 24
6. Metode Analisis Laporan Keuangan ...................................................... 25
7. Indikator Laporan Keuangan .................................................................. 26
C. Kinerja Keuangan....................................................................................... 27
1. Pengertian Kinerja Keuangan ................................................................. 27
2. Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuaangan ......................... 27
3. Pengukuran Dan Analisis Kinerja Keuangan ......................................... 29
4. Indikator Kinerja Keuangan ................................................................... 31
D. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 48
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 49
A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 49
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 50
C. Operasional Variabel .................................................................................. 50
D. Populasi Dan Sampel ................................................................................. 52

ii
1. Populasi .................................................................................................. 52
2. Sampel .................................................................................................... 53
E. Sumber Data ............................................................................................... 53
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 54
G. Analisis Data Dan Teknik Analisis ............................................................ 55
1. Analisis Data .......................................................................................... 55
2. Teknik Analisis....................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 62

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ekonomi merupakan salah satu aspek yang paling fundamental

bagi manusia yang hakikatnya adalah makhluk sosial. Ekonomi adalah

ilmu tentang asas-asas produksi, distribusi, dan konsumsi terhadap barang

dan jasa serta kekayaan yang semakin berkembang. Secara garis besar naik

turunnya perekonomian suatu negara dapat dilihat dari seberapa besar

berkembang dan majunya bisnis dalam suatu negara. Semakin

berkembangnya bisnis dalam suatu negara, semakin pesat pula

peningkatan ekonomi dalam suatu negara. Walaupun tidak bisa kita

nafikan bahwa dalam suatu negara pasti ada persaingan dalam suatu

bisnis.

Berkembangnya perekonomian saat ini menjadikan persaingan

semakin ketat dan pesat antara perusahaan satu dengan perusahaan

lainnya. Dengan demikian suatu perusahaan terpacu untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas kerja pada setiap bidangnya, sehingga dapat

memunculkan gagasan – gagasan baru atau mengembangkan strategi

perusahaan untuk mencapai kepesatan dalam berkembangnya suatu

perusahaan dan dapat menjadikan perusahaan lebih unggul dari

perusahaan – perusahaan yang lainnya. Perusahaan merupakan suatu

bentuk organisasi yang memiliki tujuan atau target dalam usaha atau bisnis

1
yang telah di sepakati oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan.

Tujuan suatu perusahaan akan tercapai apabila memiliki kinerja yang baik,

salah satunya yaitu dapat diukur dari segi kinerja keuangan suatu

perusahaan. Pengukuran kinerja ini digunakan sebagai dasar suatu

perusahaan untuk pengambilan keputusan baik internal ataupun eksternal.

Kinerja perusahaan merupakan hasil dari perusahaan dalam

periode tertentu yang berpacu pada kebijakan perusahaan yang telah di

tetapkan. Namun, kinerja keuangan perusahaan merupakan gambaran dari

kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dari laporan keuangan

suatu perusahaan menggunakan alat – alat analisis yaitu rasio keuangan.

Sehingga dapat diketahui naik turunnya suatu perusahaan ialah dari

analisis laporan keuangan atau kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena

itu, laporan keuangan perusahaan adalah hasil dari proses perhitungan

dalam suatu periode tertentu yang dapat digunakan sebagai alat

pengukuran kinerja keuangan perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan perusahaan sangat dibutuhkan oleh

suatu perusahaan pastinya, karena dari proses perhitungan dari tiap periode

tersebut perusahaan dapat mengetahui arus keuangan perusahaan guna

pengambilan keputusan suatu perusahaan saat ini dan di masa yang akan

datang.

Hal ini tentu perusahaan didirikan dengan tujuan mencapai

keuntungan atau laba sebesar-besarnya, karena berbicara keuntungan atau

tujuan pasti semua itu tidak bisa kita pungkiri untuk terlepas dari kualitas

2
kinerja karyawan dalam suatu perusahaan. Setiap harinya tentu perusahaan

memiliki progres-progres target yang harus dicapai oleh karyawan dengan

kinerja karyawan yang makin membaik dan makin berkembang, hal ini

menjadi hal pokok bagi perusahaan guna mencapai kemenangan dalam

persaingan. Namun yang harus perusahaan fahami dan perusahaan

mengerti untuk mampu bersaing dan mengalahkan perusahaan-perusahaan

lainya ialah harus memperhatikan pengelolaan kekayaan, modal dan

kewajiban yang harus dimiliki secara maksimal baik itu dari karyawan

maupun perusahaan itu sendiri.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka yang harus diperhatikan

oleh perusahaan yaitu manajemen keuangan dalam menghitung hasil

operasional dan analisa-analisa keuangan yang telah didapatkan oleh

perusahaan dalam waktu-waktu tertentu. Keberhasilan tercapainya target

setiap kinerja merupakan salah satu bentuk yg perlu di apresiasi sebagai

prestasi manajemen. Penilaian prestasi pekerjaan atau kinerja suatu

instansi dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan

baik bagi internal maupun eksternal. Kinerja keuangan merupakan salah

satu gambaran untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan yang di

analisa dengan rumus-rumus analisis keuangan, sehingga dapat di ketahui

baik buruknya kinerja keuangan suatu perusahaan untuk dijadikan

cerminan prestasi kinerja dalam periode tertentu.

Informasi kinerja keuangan atau transparansi keuangan diperlukan

untuk menilai pontensi perkembangan ekonomi, oleh karena itu

3
pengelolaan secara efektif itu sangat dibutuhkan khususnya pada

manajemen keuangan dalam meningkatkan kinerja keuangan, maka perlu

penilaian kemajuan kinerja keuangan yang telah didapat oleh perusahaan,

bahwa perlu adanya analisis laporan keuangan, untuk menjadi cerminan

keadaan dan posisi keuangan dalam periode tertentu.

Laporan keuangan memiliki kedudukan yang cukup penting dalam

suatu perusahaan, jika tidak ada laporan keuangan maka perusahaan tidak

bisa mengawasi atau bahkan mengontrol perkembangan kinerja keuangan

dalam suatu perusahaan. Artinya, kinerja keuangan merupakan simbol dari

prestasi keuangan yang dicapai oleh perusahaan dari pengelolaan usaha.

Sehingga salah satu cara menganalisis atau mengukur kinerja keuangan

dengan cara menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan meliputi 4

rasio, yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas.

Rasio likuiditas adalah rasio yang menjelaskan tingkat kemampuan

suatu perusahaan dalam membayar hutang dalam jangka pendek yang

mereka miliki. Maka ketika perusahaan dapat memenuhi kewajibannya

paling tidak jangka pendek, hal tersebut bisa disebut dengan likuid.

Namun jika kewajiban jangka pendek saja tidak bisa dipenuhi maka hal

tersebut tidak likuid. Rasio solvabilitas adalah rasio yang memaparkan

tentang seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut di likuidasikan.

Artinya perusahaan yang solvabel ialah perusahaan yang mempunyai

4
cukup aktiva dan kekayaannya dalam menutupi semua hutang-hutang

perusahaan. Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang

dimilikinya. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas

normal bisnisnya.

Analisis laporan keuangan merupakan proses yang perlu banyak

pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi dinamika

keuangan dan operasi pekerjaan masa sekarang atau masa lalu guna

memprediksi kinerja suatu perusahaan yang akan datang. Hasil dari

perbandingan tersebut nantinya akan berpengaruh pada nilai kinerja

keuangan suatu perusahaan. Kinerja merupakan tata kelola kerja dalam

mencapai tujuan suatu perusahaan, artinya dalam rangka mencapai tujuan

perusahaan tentunya memerlukan susunan-susunan kerja dari elemen-

elemen kecil, pembagian kerja, sistem kerja, dan mekanisme kerja yang

jelas.

PT. Unilever indonesia, Tbk merupakan suatu perusahaan yang

telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Yang mana perusahaan ini

memproduksi barang-barang seperti deterjen, sabun, kosmetik, bahan

makanan hingga bahan minuman. Kemudian PT. Unilever Indonesia, Tbk

membagi dirinya dalam berbagai divisi yang telah dirancang berdasarkan

produksinya, ialah divisi deterjen, divisi kosmetik, divisi sabun, divisi

bahan makanan dan divisi bahan minuman. Yang mana setiap divisi

5
memiliki tanggungjawab besar atas produksi divisinya masing-masing

hingga sampai dapat tersalurkan ke masyarakat. Ditengah iklim

perekonomian yang penuh dengan tantangan, PT. Unilever Indonesia, Tbk

mampu memberi dinamika dalam prestasi atas kinerjanya, walaupun tak

melulu meningkat namun itu sudah hal yang lumrah dalam suatu

perusahaan khususnya PT. Unilever Indonesia, Tbk pada setiap tahunnya,

laba bersihnya tercatat dalam tabel 1 yang mengemukakan tentang naik

turunnya penjualan setiap tahunnya khususnya pada tahun 2017, 2018,

2019. Berikut laporan laba bersih perusahaan dalam 3 tahun, mulai dari

2017-2019.

Tabel 1

Laba Bersih PT. Unilever Indonesia Tbk.

Tahun 2017, 2018, 2019

No. Tahun Laba Bersih (Rp)


1. 2017 7.004.562
2. 2018 9.109.445
3. 2019 7.392.837
Sumber : olahan penulis (2020), laporan keuangan PT. Unilever Indonesia

Tbk.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa laba tiap tahunnya

dari tahun 2017 ke 2018 mengalami kenaikan dan pada tahun 2018 ke

2019 mengalami penurunan. Hal ini akan dibahas mengenai kinerja

keuangan PT. Unilever Tbk. Meskipun laba dari tahun ke tahun

mengalami naik turun, tetapi total aktiva dari tahun ke tahun mengalami

6
kenaikan. Dapat dilihat dari laporan neraca perusahaan. Berikut tabel

laporan neraca dalam 3 tahun.

Tabel 2

Neraca PT. Unilever Indonesia Tbk.

Tahun 2017, 2018, 2019 (dalam Rupiah)

Keterangan 2017 2018 2019


Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan Setara Kas 404.784 351.667 628.649
Piutang usaha 4.854.825 5.103.406 5.447.751
Persediaan Lancar 2.393.540 2.658.073 2.429.234
Aktiva lancar lainnya 288.486 144.764 24.700
Jumlah aktiva lancar 7.941.635 8.257.910 8.530.334
Aktiva Tetap
Nilai historis akumulasi
aktiva tetap 10.964.778 12.068.959 12.119.037

Jumlah Aktiva Tetap 10.964.778 12.068.959 12.119.037


Total Aktiva 18.906.413 20.326.869 20.649.371
Passiva
Kewajiban Lancar
Hutang Dagang 3.450.000 460.000 2.920.000
Hutang Lancar 9.082.304 10.813.822 10.145.308
kewajiban Jangka
Panjang
Hutang Jangka panjang 1.200.721 1.669.380 2.302.201
Jumlah kewajiban 13.733.025 12.943.202 15.367.509
Ekuitas
Modal Pemilik 5.173.388 7.383.667 5.281.862

Jumlah ekuitas 5.173.388 7.383.667 5.281.862


Total Pasiva 18.906.413 20.326.869 20.649.371
Sumber: olahan penulis (2020), laporan keuangan PT. Unilever Indonesia

Tbk.

7
Laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja

keuangan ialah laporan neraca dan laporan laba rugi. PT. Unilever

melakukan penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan perhitungan

rasio-rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio

aktivitas dan rasio profitabilitas berdasarkan laporan keuangan yang

digunakan agar dapat melihat serta mengevaluasi kondisi keuangan

perusahaan di masa lalu, saat ini dan masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Laporan

Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan di Bursa

Efek Indonesia (Studi Kasus pada PT. Unilever Indonesia Tbk, tahun

2017-2019)”

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis

mengemukakan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimana kinerja

keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2017-2019 yang ditinjau

dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio

profitabilitas?

C. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui

8
kinerja keuangan PT. unilever Indonesia Tbk yang ditinjau dari rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

D. MANFAAT

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi pihak – pihak yang bersangkutan serta seluruh pihak yang

memerlukan. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:

1. Bagi Penulis

a. Dapat memahami mengenai pengukuran kinerja keuangan

perusahaan yang ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas,

rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas.

b. Sebagai proses pelatihan mengenai pekerjaan analisis kinerja

keuangan perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang.

2. Bagi Perusahaan

a. Sebagai bahan masukan pengambilan keputusan perusahaan saat

ini dan di masa yang akan datang.

b. Diharapkan dapat menjadi bahan masukan perbaikan pengelolaan

perusahaan di masa yang akan datang agar dapat mencapai tujuan

perusahaan.

3. Bagi Pembaca

a. Dapat dipergunakan dan dimanfaatkan sebagai referensi serta

motivasi untuk mahasiswa agar melakukan penelitian lebih lanjut

dan sebagai sumbangan pikiran mengenai pengetahuan manajemen

9
keuangan dalam memahami analisis laporan keuangan perusahaan

terutama pada analisis rasio keuangan.

4. Bagi Pihak Umum

a. Sebagai bahan informasi mengenai analisis laporan keuangan

dalam mengukur kinerja keuangan pada perusahaan yang terkait.

b. Sebagai bahan referensi dan masukan yang berguna jika akan

berinvestasi.

E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang

dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan

dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan

skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan landasan teori yang digunakan dalam

pembahasan penelitian. Selain itu juga terdapat

penelitian terdahulu dilengkapi dengan kerangka

berpikir.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang jenis penelitian, tempat

dan waktu penelitian, operasional variabel, populasi

dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data,

10
analisis data dan teknik analisis data .

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini menyebutkan profit dan objek penelitian, hasil

analisis data, pembahasan dari hasil analisis yang

dilakukan, serta menjelaskan mengenai pertanyaan

yang disebutkan dalam rumusan masalah.

BAB V : PENUTUP

Bab terakhir dalam penelitian yang berisi kesimpulan

dan saran yang merupakan temuan pokok dan

menjawab tujuan penelitian. Dari hasil pembahasan

dan kesimpulan sebagai jawaban permasalahan

penelitian dan bersesuaian dengan tujuan penelitian.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian terdahulu merupakan salah satu sumber rujukan bagi

penulis dalam melakukan penelitian untuk menambah wawasan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Berikut merupakan penelitian

terdahulu berupa kumpulan jurnal yang terkait dengan penelitian penulis :

1. Hendry Andres Maith (2013)

Penelitian yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan dalam

Mengukur Kinerja Keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja

keuangan pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk ditinjau dari

analisis rasio keuangan. Sumber data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah data sekunder berupa dokumen yang diperoleh dari

IDX/Bursa Efek Indonesia melalui internet yang ada kaitannya dengan

penelitian ini. Metode analisa yang digunakan adalah metode analisa

horizontal.

Hasil penelitian bahwa ditinjau dari rasio likuiditas secara

keseluruhan keadaan perusahaan berada dalam keadaan yang baik. Hal

ini dapat kita lihat pada rasio lancar, rasio cepat dan rasio kas bahwa

pada dasarnya mengalami kenaikan. Untuk rasio solvabilitas, keadaan

perusahaan sangatlah mengkhawatirkan. Hal ini dapat dilihat pada

12
nilai rasio yang dialami oleh perusahaan, yaitu berkisar pada 69,3%

sampai 130,81%. Semakin tinggi nilai rasio ini akan semakin buruk

kinerja perusahaan. Untuk nilai 69,3% terjadi pada tahun 2009,

selanjutnya naik menjadi 100,9% pada tahun 2010. Untuk rasio

aktivitas pada dasarnya keadaan perusahaan masih dikatakan baik. Hal

ini dapat dilihat pada keempat rasio aktivitas menunjukkan adanya

peningkatan di setiap tahun. Untuk rasio profitabilitas ini perusahaan

berada dalam keadaan yang baik. Hal ini dapat kita lihat pada

peningkatan yang ada dalam data rasio profitabilitas. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa keberhasilan perusahaan untuk menghasilkan

laba setiap tahun semakin meningkat.

2. Mutiara Nur Rahmah dan Euis Komariah (2016)

Penelitian yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan dalam

Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen yang Terdaftar Di BEI

perusahaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk”. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui kinerja keuangan PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk periode 2010-2014 dengan mengunakan rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Metode yang

digunakan untuk mengukur kinerja keuangan yaitu salah satunya

metode analisis laporan keuangan. Metode analisis laporan keuangan

melibatkan beberapa rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, solvabilitas,

aktivitas dan profitabilitas.

13
Hasil penelitian bahwa Kinerja keuangan PT Indocement

Tunggal Prakarsa Tbk dilihat dari rasio likuiditas dan solvabilitas

current ratio 592,6% dan quick ratio 522,4%, debt to asset ratio

dengan rata-rata 14,2% dan debt to equity ratio 16,4%, sudah berada

diatas rata-rata industri secara umum maupun rata-rata industri semen,

ini menunjukkan bahwa PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk mampu

untuk melunasi utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.

Rasio aktivitas dengan rata-rata perputaran piutang 7,46%, rata-rata

perputaran persediaan 11,09%, rata-rata perputaran aktiva tetap 1,84%,

dan ratarata perputaran total aktiva 0,72% menunjukkan bahwa

perusahaan dalam keadaan yang kurang baik. Rasio profitabilitas

dengan rata-rata gross profit margin 47%, rata-rata net profit margin

27,4%, rata-rata ROI 20,5% dan ROE dengan rata-rata ROE 23,4%,

menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba kotor

maupun laba bersih secara maksimal.

3. Denny Erica (2018)

Penelitian yang berjudul “Analisa Rasio Laporan Keuangan

Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT Kino Indonesia Tbk”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimanakah keadaan dan

kondisi keuangan PT. Kino Indonesia Tbk pada Bulan September

Tahun 2016 dengan menggunakan rumus perhitungan rasio dari

masing-masing data akun dilaporan keuangan perusahaan. Metode data

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode observasi

14
dan studi pustaka terkait data keuangan PT Kino Indonesia Tbk, untuk

kemudian dianalisis dengan menghitung rasio aritmatika yang dapat

ditafsirkan dalam hubungan ekonomi yang berkaitan dengan kinerja

perusahaan.

Hasil dari penelitian ini adalah dilihat dari perhitungan Analisa

Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), Rasio Solvabilitas (Leverage

Ratio), Analisa Rasio Aktivitas (Activity Ratio), Analisa Rasio

Profitabilitas (Profitability Ratio), maka dapat dikatakan kondisi

keuangan PT. Kino Indonesia Tbk pada Tahun 2016 masih dalam

keadaan cukup baik.

Tabel 3 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Sebelumnya

No. Judul, Nama, Hasil Persamaan dan


Tahun Perbedaan
Penelitian
1. Analisis Laporan Hasil penelitian bahwa Sama-sama
Keuangan dalam ditinjau dari rasio meneliti kinerja
Mengukur likuiditas secara keuangan
Kinerja keseluruhan keadaan perusahaan.
Keuangan pada perusahaan berada Perbedaannya
PT. Hanjaya dalam keadaan yang hanya pada
Mandala baik. Hal ini dapat kita objek
Sampoerna Tbk lihat pada rasio lancar, penelitian.
(Hendry Andres rasio cepat dan rasio kas
Maith, 2013) bahwa pada dasarnya
mengalami kenaikan.
Untuk rasio solvabilitas,
keadaan perusahaan
sangatlah
mengkhawatirkan.
Untuk rasio aktivitas
pada dasarnya keadaan

15
perusahaan masih
dikatakan baik. Untuk
rasio profitabilitas ini
perusahaan berada
dalam keadaan yang
baik.
2. Analisis Laporan Hasil penelitian bahwa Sama-sama
Keuangan dalam Kinerja keuangan PT meneliti kinerja
Menilai Kinerja Indocement Tunggal keuangan
Keuangan Prakarsa Tbk dilihat dengan laporan
Industri Semen dari rasio likuiditas dan keuangan yang
yang Terdaftar Di solvabilitas sudah ditinjau dari
BEI perusahaan berada diatas rata-rata rasio keuangan.
PT. Indocement industri secara umum Perbedaannya
Tunggal Prakarsa maupun rata-rata hanya pada
Tbk industri semen, ini objek
(Mutiara Nur menunjukkan bahwa PT penelitian.
Rahmah dan Euis Indocement Tunggal
Komariah, 2016) Prakarsa Tbk mampu
untuk melunasi utang
jangka pendek maupun
utang jangka panjang.
Rasio aktivitas
menunjukkan bahwa
perusahaan dalam
keadaan yang kurang
baik. Rasio
profitabilitas
menunjukkan bahwa
perusahaan mampu
menghasilkan laba kotor
maupun laba bersih
secara maksimal.
3. Analisa Rasio Hasil dari penelitian ini Sama-sama
Laporan adalah dilihat dari bertujuan untuk
Keuangan Untuk perhitungan Analisa menilai kinerja
Menilai Kinerja Rasio Likuiditas perusahaan
Perusahaan PT (Liquidity Ratio), Rasio dengan
Kino Indonesia Solvabilitas (Leverage menggunakan
Tbk. Ratio), Analisa Rasio rasio keuangan.

16
(Denny Erica, Aktivitas (Activity Perbedaannya
2018) Ratio), Analisa Rasio hanya pada
Profitabilitas objek
(Profitability Ratio), penelitian.
maka dapat dikatakan
kondisi keuangan PT.
Kino Indonesia Tbk
pada Tahun 2016 masih
dalam keadaan cukup
baik.
Sumber: Olahan Penulis (2020)

B. LAPORAN KEUANGAN

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Hery (2016: 3), laporan keuangan (financial

statements) merupakan produk akhir dari serangkaian proses

pencatatan dan pengikhtisaran data transaksi bisnis. Laporan keuangan

pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas

perusahaan kepada pihak–pihak yang berkepentingan. Maksutnya,

laporan keuangan berfungsi sebagai alat informasi yang

menghubungkan perusahaan dengan pihak–pihak yang

berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan

perusahaan dan kinerja perusahaan.

Menurut Irham Fahmi (2012: 22), laporan keuangan

merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu

17
perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang

menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan.

Disisi lain Farid dan siswanto dalam Irham Fahmi (2012: 22)

mengatakan “laporan keuangan merupakan informasi yang diharapkan

mampu memberikan bantuan kepada pengguna untuk membuat

keputusan ekonomi yang bersifat finansial.”

Menurut Munawir dalam Irham Fahmi (2012: 22), laporan

keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang

telah dicapai oleh peusahaan yang bersangkutan.

Dikemukakan oleh Leopold dan John dalam Irham Fahmi

(2012: 23) bahwa :

“Financial statement analysis applies analytical tools and

techniques to general purpose financial statement and related data to

derives estimates and inferences useful in business decision.”

“Analisis laporan keuangan menerapkan alat dan teknik

analitik untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data terkait

untuk memperoleh estimasi dan kesimpulan yang berguna dalam

keputusan bisnis.”

Disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah informasi

mengenai keuangan suatu perusahaan yang menunjukkan kondisi

18
keuangan perusahaan pada periode tertentu agar dapat memberikan

suatu keputusan perusahaan saat ini dan di masa yang akan datang.

2. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Adapun jenis laporan keuangan berdasarkan proses penyajian

menurut Hery (2016: 3) adalah sebagai berikut:

1. Laporan Laba Rugi (Income Statement)


2. Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s)
3. Neraca (Balance Sheet)
4. Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows)

Laporan Laba Rugi (Income Statement) Merupakan laporan

yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu

periode waktu tertentu.

Laporan Ekuitas Pemilik (Statement of Owner’s) Merupakan

sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam ekuitas

pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan

ini sering dinamakan sebagai laporan perubahan modal.

Neraca (Balance Sheet) Merupakan sebuah laporan yang

sistematis tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per

tanggal tertentu. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menggambarkan

posisi keuangan perusahaan.

Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) Merupakan

sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas

keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu mulai dari

19
aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai dengan aktivitas

pendanaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas

menunjukkan besarnya kenaikan / penurunan bersih kas dari seluruh

aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki

perusahaan sampai dengan akhir periode.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Hery (2015: 4-5) tujuan keseluruhan laporan

keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi

investor dan kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan

kredit. Bahwa fokus utama dari pelaporan keuangan adalah informasi

mengenai kinerja perusahaan yang diberikan.

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi

keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara

wajar dan sesuai dengan prinsip – prinsip akutansi yang berlaku

umum.

Sedangkan tujuan umum laporan keuangan adalah:

1. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya


ekonomi dan kewajiban perusahaan.
2. Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan
bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam
menghasilkan laba.
4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan
aset dan kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh
para pemakai laporam.

20
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1

menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Menurut Irham Fahmi (2012: 26), tujuan laporan keuangan

adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan

tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam suatu

moneter.

Farid Harianto dan Siswanto Sudomo dalam Irham Fahmi

(2012: 27) mengatakan tujuan laporan keuangan yaitu agar pembuat

keputusan tidak menderita kerugian atu paling tidak mampu

menghundarkan kerugian yang lebih besar, semua keputusan harus

didasarkan pada informasi yang lengkap, reliable, valid, dan penting.

Informasi yang menyajikan karakteristik seperti itu salah satunya

adalah laporan keuangan.

21
Tujuan Laporan
Keuangan APB Nomor 4

Tujuan Khusus Tujuan Umum


Tujuan Kualitatif
Menyajikan laporan Memberikan informasi
a. Relevance
a. Posisi keuangan a. Sumber ekonomi b. Understandability
b. Hasil usaha b. Kewajiban c. Verifiability
c. Perubahan posisi c. Kekayaan bersih d. Neutrality
keuangan secara d. Proyeksi laba e. Timeliness
wajar sesuai e. Perusahaan harta f. Comparability
dengan GAAP dan kewajiban g. completeness
f. Informasi relevan

Gambar 1 Tujuan laporan keuangan


Sumber: Sofyan Syafri Harahap dalam Analisis Kinerja Keuangan
(2012) h.27.

Disimpulkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah:

1. Sebagai informasi mengenai keuangan yang mana dapat

memberikan gambaran bagi perusahaan untuk pengambilan

keputusan.

2. Informasi laporan keuangan bertujuan sebagai bahan evaluasi dan

perbandingan suatu perusahaan.

3. Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan

selama satu periode.

22
4. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hery (2016: 113) analisis laporan keuangan

merupakan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam

unsur-unsurnya dan menelaah masing-masing dari unsur tersebut

dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang

baik dan tepat atas laporan keuangan itu sendiri.

Menganalisis laporan keuangan berarti meilai kinerja

perusahaan, baik secara internal maupun untuk dibandingkan dengan

perusahaan lain yang berada dalam industri yang sama. Hal ini

berguna bagi arah perkembangan perusahaan dengan mengetahui

seberapa efektif operasi suatu perusahaan telah berjalan. Analisis

laporan keuangan sngat berguna tidak hanya bagi internal perusahaan

saja, tetapi juga bagi investor dan pemangku kepentingan lainnya.

Analisis laporan keuangan merupakan suatu metode yang

membantu para pengambil keputusan untuk mengetahui kekuatan dan

kelemahan perusahaan melalui informasi yang didapat dari laporan

keuangan. Analisis laporan keuangan dapat membantu manajemen

untuk mengidentifikasi kekurangan atau kelemahan yang ada dan

kemudian membuat keputusan yang rasional untuk memperbaiki

kinerja perusahaan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan.

Analisis laporan keuangan juga berguna bagi investor dan kreditor

dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.

23
5. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Secara umum, tujuan dan manfaat dari dilakukannya analisis

laporan keuangan menurut Hery (2015: 114) sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam suatu


periode tertentu, baik aset, liabilitas, ekuitas, maupun hasil usaha
yang telah dicapai selama beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menjadi
kekurangan perusahaan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang men]]jadi
keung]gulan perusahaan.
d. Untuk menentukan langkah-langkah perbaikan yang perlu
dilakukan di masa mendatang, khususnya yang berkaitan dengan
posisi keuangan perusahaan saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen.
f. Sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis, terutama
mengenai hasil yang telah dicapai

Menurut Bernstein (1983) tujuan analisis laporan keuangan

yaitu sebagai berikut:

1. Screening.
2. Forcasting
3. Diagnosis
4. Evaluation
5. Understanding

Screening Analisis dilakukan untuk memprediksi kondisi

keuangan perusahaan-perusahaan di masa yang akan datang.

Forcasting Analisis dilakukan untuk melihat kemungkinan

adanya masalah-masalah yang terjadi dalam perusahaan, baik dalam

manajemen operasi, keuangan, atau pun masalah lainnya.

24
Evaluation Analisis dilakukan untuk menilai prestasi

manajemen, kinerja operasional, tingkat efsien, dan lain sebagainya.

Understanding Dengan melakukan analisis laporan keuangan,

informasi mentah yang ada dalam laporan keuangan akan menjadi

lebih bermakna.

6. Metode Analisis Laporan keuangan

Melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode yang

tepat. Yang bertujuan agar laporan keuangan dapat secara maksimal

memberikan manfaat bagi para penggunanya sesuai dengan jenis

keputusan yang akan diambil.

Metode analisis laporan keuangan yang dipergunakan dalam

praktek ada dua menurut Hery (2015: 115) yaitu:

a. Analisis Vertikal (statis)


b. Analisis Horisontal (dinamis)

Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan hanya

terhadap satu periode laporan keuangan saja. Analisis ini dilakukan

antara pos-pos yang ada daam laporan keuangan dari satu periode.

Jadi, informasi yang diperoleh hanyalah menggambarkan hubungan

kunci antar pos-pos laporan keuangan atau kondisi untuk satu periode

saja sehingga tidak dapat mengetahui perkembangan kondisi

perusahaan dari periode yang satu ke periode berikutnya. Analisis

vertikal juga dapat berupa analisis perbandingan terhadap laporan

25
keuangan perusahaan lain pada satu periode waktu tertentu, dimana

perbandingan dilakukan terhadap informasi serupa dari perusahaan

lain yang berada dalam satu industri yang sama atau dikaitkan dengan

data industri (sebagai patokan) pada periode waktu yang sama.

Analisis horisontal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan dari beberapa periode. Dengan

kata lain, perbandingan dilakukan dengan informasi serupa dari

perusahaan yang sama (perusahaan itu sendiri) tetapi untuk periode

waku yang berbeda. Melalui hasil analisis ini dapat dilihat kemajuan

atau kemunduran kinerja perusahaan dari periode yang satu ke

periode berikutnya.

7. Indikator Laporan Keuangan

Indikator laporan keuangan dalam penelitian ini yang diambil

adalah sebagai berikut (Hery, 2016: 3) :

a. Laporan Laba Rugi (Income Statement)


b. Neraca (Balance Sheet)

Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan

yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu

periode waktu tertentu.

Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis

tentang posisi aset, kewajiban, dan ekuitas perusahaan per tanggal

26
tertentu. Tujuan dari laporan ini adalah untuk menggambarkan posisi

keuangan perusahaan.

C. KINERJA KEUANGAN

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Irham Fahmi (2012: 2) Kinerja keuangan adalah suatu

analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan

telah melaaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar

Evaluasi Kinerja masa lalu

Prediksi Prospek masa depan

Valuasi Kinerja masa lalu

Gambar 2 kinerja keuangan


Sumber: Irham Fahmi dalam Analisis Kinerja Keuangan (2012), h. 3.

2. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuaangan

Penilaian kinerja setiap perusahaan adalah berbeda-beda karena

itu tergantung kepada ruang lingkup bisnis yang dijalankannya.

Apabila perusahaan bergerak pada bidang keuangan seperti perbankan

ia memiliki kelebihan dana (surplus financial) dan kekurangan dana

(deficit financial), karena bank menjembatani keduanya

27
Menurut Irham Fahmi (2012: 3) ada 5 tahap dalam

menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum yaitu:

1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan.


Bertujuan agar laporann keuangan yang sudah di buat
tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku
umum dalam dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil
laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2. Melakukan perhitungan.
Penerapan metode perhitungan disesuaikan dengan kondisi
dan permasalahan yang sedang dialami, Sehingga akan
memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang
diinginkan.
3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah
diperoleh.
Hasil perhitungan yang sudah diperoleh kemudian
dilakukan perbandingan dari periode ke periode selanjutnya.
Metode yang paling umum dipergunakan untuk melakukan
perbandingan ini ada dua, yaitu:
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar
waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan
terlihat secara grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan
terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan
antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang
lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan.
Hasil penggunaan dua metode ini, akan mendapatkan
kesimpulan yang menyatakan posisi perusahaan tersebut berada
dalam kondisi sangat baik, baik, sedang/ normal, tidak baik, dan
sangat tidak baik.
4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai
permasalahan yang ditemukan.
Digunakan untuk melihat apa saja permasalahan dan
kendala yang di alami oleh perusahaan.
5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap terakhir setelah ditemukannya berbagai
permasalahan yang dihadapi maka dicarikan solusi guna
memberikan suatu input atau masukan agar apa yang menjadi
kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.

28
3. Pengukuran dan Analisis Kinerja Keuangan

Menurut Hery (2015:25), pengukuran kinerja keuangan

merupakan suatu usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan

efektivitas perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas

tertentu. Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat

prospek pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari

mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. Perusahaan dikatakan

berhasil apabila perusahaan telah mencapai suatu kinerja tertentu yang

telah ditetapkan.

Pengukuran kinerja keuangan adalah penting sebagai sarana

atau indicator dalam rangka memperbaiki kegiatan operasional

perusahaan. Dengan perbaikan kinerja operasional diharapkan bahwa

perusahaan dapat mengalami pertumbuhan keuangan yang lebih baik.

Pengukuran kinerja keuangan dilakukan bersamaan dengan

proses analisis. Menurut Hery (2016: 25) analisis kinerja keuangan

merupakan suatu proses pengkajian kinerja keuangan secara kritis,

yang meliputi peninjauan data keuangan, perhitungan, pengukuran,

interpretasi, dan pemberian solusi terhadap masalah keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu.

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan menggunakan beberapa

alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis kinerja keuangan dapat

dibedakan menjadi 9 macam, yaitu:

29
1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan
2. Analisis Tren
3. Analisis Persentase per Komponen (common size)
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
6. Analisis Rasio Keuangan
7. Analisis Perubahan Laba Kotor
8. Analisis Titik Impas
9. Analisis Kredit

Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan teknik

analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua

periode atau lebih untuk menunjukkan perubahan dalam jumlah

(absolut) maupun dalam persentase (reatif).

Analisis tren merupakan teknik analisis yang digunakan untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan dan kinerja perusahaan,

apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

Analisis persentase per komponen merupakan teknik analisis

yag digunakan untuk mengetahui persentase masing-masing komponen

aset terhadap total aset, persentase masing-masing komponen utang

dan model terhadap total passiva (total aset), persentase masing-

masing komponen laporan laba rugi terhadap penjualan bersih.

Analisis sumber dan penggunaan modal kerja merupakan

teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui besarnya sumber dan

penggunaan modal kerja selama dua periode waktu yang

dibandingkan.

30
Analisis sumber dan penggunaan kas merupakan teknik analisis

yang digunakan untuk mengetahui kondisi kas dan perubahan kas pada

suatu periode waktu tertentu.

Analisis rasio keuangan merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam

neraca maupun laporan laba rugi.

Analisis perubahan laba kotor merupakan teknik analisis yang

digunakan untuk mengetahui posisi laba kotor dari satu periode ke

periode berikutnya, serta sebab-sebab terjadinya perubahan laba kotor

tersebut.

Analisis titik impas merupakan teknik analisis yang digunakan

untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar

perusahaan tidak mengalami kerugian.

Analisis kredit merupakan teknik analisis yag digunakan untuk

menilai layak tidaknya suatu permohonan kredit debitor kepada

kreditor, seperti bank.

4. Indikator Kinerja Keuangan

Indikator dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan salah

satunya yaitu dengan menggunakan analisis rasio keuangan (Hery,

2016: 25), berikut penjelasan mengenai rasio keuangan.

31
1. Definisi Rasio

Menurut Irham Fahmi (2012: 44) Rasio dapat dipahami

sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah

lainnya. Atau secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai

perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya

itulahdilihat perbandingannya dengan harapan nantinnya akan

ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian

untuk dianalisis dan diputuskan.

Rasio sendiri menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim

dalam Irham Fahmi (2012: 44) merupakan hubungan antara satu

jumlah dengan jumlah lainnya.

2. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Hery (2015: 138), rasio keuangan merupakan

suatu perhitungan resiko dengan menggunakan laporan keuangan

yang berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kondisi keuangan

dan kinerja perusahaan.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil

perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya

yang mempunyai hubungan relevan dan signifikan. Rasio

keuangan merupakan alat utama untuk melakukan analisis

keuangan dan memiliki beberapa kegunaan.

32
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab

setidaknya 5 pertanyaan berikut:

a. Bagaimana tingkat likuiditas perusahaan


b. Apakah pihak manajemen telah efektif dalam menghasilkan
laba operasi atas aset yang dimiliki perusahaan
c. Bagaimana kebutuhan dana perusahaan dibiayai
d. Apakah pemegang saham mendapatkan tingkat pengembalian
yang memadai dari hasil investasinya
e. Apakah manajemen sudah mencapai target yang telah
ditetapkan

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan

rasio keuangan sebagai alat analisis. Hal ini akan membantu

analisis dalam menginterpretasikan hasil perhitungan rasio

keuangan sehingga menghasilkan kesimpulan yang tepat. Beberapa

hal tersebut adalah:

a. Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja

perusahaan secara keseluruhan. Untuk menilai kinerja

perusahaan secara keseluruhan maka sejumlah rasio keuangan

haruslah diukur atau digunakan secara bersama-sama. Namun

demikian, jika hanya satu aspek saja yang ingin dinilai maka

pengukuran atau penggunaan satu atau dua resiko keuangan

dianggap sudah mencukupi.

b. Perbandingan atau komparasi kinerja antar perusahaan

seharusnya dilakukan dengan menggunakan data keuangan

dari perusahaan yang sejenis dan pada peiode waku yang sama.

Di sampign itu, penting untuk memastikan bahwa metode

33
akuntansi yang digunakan haruslah sama oleh kedua

perusahaan yang ingin diperbandingkan

c. Perhitungan rasio seharusnya didasarkan pada data laporan

keuangan yang sudah diaudit oleh akuntan independen

(akuntan publik). Laporan keuangan yang belum diaudit masih

diragukan kebenarannya sehingga rasio-rasio yang dihitung

juga dianggap kurang akurat.

Menurut Irham Fahmi (2012: 44), rasio keuangan atau

financial ratio sangat penting gunanya untuk melakukan analisa

terhadap kondisi keuangan perusahaan. Secara jangka panjang

rasio keuangan juga dipakai dan dijadikam sebagai acuan dalam

menganalisis kondisi kinerja suatu perusahaan. Analisis laporan

keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari

neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba (income statement),

dan laporan arus kas (cash flow statement).

Chan dan Shimerda (1981) dalam Irham Fahmi (2012: 52),

rasio keuangan merupakan bagian penting dalam mengevaluasi

kinerja dan kondisi keuangan dari suatu entitas. Sehingga sesuai

dengan pernyataan di atas bahwa rasio keuangan yang dianalisis

adalah dianggap secara teoritis dan disesuaikan dengan bukti

empiris yang diperoleh serta dihubungkan dengan untuk apa rasio

keuangan tersebut dipergunakan dan ditujukan.

34
3. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Hery (2015:139), analisis rasio merupakan bagian

dari anaisis keuangan. Analisis rasio adalah analisis yang

dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada

pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis

rasio keuangan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan.

Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling

sering dilakukan untuk meniai kondisi keuangan dan kinerja

perusahaan dibandingkan dengan alat analisis keuangan lainnya.

Menurut Warsidi dan Bambang dalam Irham Fahmi (2012:


45), analisis laporan keuangan merupakan instrument analisis
prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan
indicator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan
dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan
membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk
kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan.

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz

dalam Irham Farhmi (2012: 46), bahwa:

“To evaluate the financial condition and performance of a

firm, the financial analyst needs certain yardstick. The yardstick

frequently used used is a ratio, index, relating two pieces of

financial data of to each other.”

35
“mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja suatu

perusahaan, analisis keuangan memerlukan tolak ukur tertentu.

Tolok ukur yang sering digunakan adalah rasio, indeks, yang

menghubungkan dua bagian data keuangan satu sama lain.”

Menilai kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat

digunakan rasio yang merupakan perbandingan angka-angka yang

terdapat pada pos-pos laporan keuangan.

Menurut Hery (2015: 142) Secara garis besar ada 5 jenis

rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi

keuangan dan kinerja perusahaan. Kelima jenis rasio keuangan

tersebut adalah:

a. Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2015: 149), rasio likuiditas adalah rasio

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya. Dengan

kata lain, rasio likuiditas merupakan rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat

kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka

pendeknya yang akan segera jatuh tempo. Jika perusahaan

memiliki kemampuan untuk melunasi kewajiban jangka

pendeknya pada saat jatuh tempo maka perusahaan tersebut

dikatakan sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika

36
perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk melunasi

kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo, perusahaan

tersebut dikatakan sebagai perusahaan yang tidak likuid.

Rasio likuiditas sering juga dikenal sebagai rasio modal

kerja (rasio asset lancar), yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa likuid suatu perusahaan. Rasio modal kerja

ini dihitung dengan membandingkan antara total asset lancar

dengan total kewajiban lancar. Pengukuran dan evaluasi

terhadaap rasio ini dapat dilakukan untuk beberapa periode

sehingga dapat dilihat perkembangan kondisi tingkat likuiditas

perusahaan dari waktu ke waktu.

Adapun jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan

dalam praktek yaitu:

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo

dengan menggunakan total aset lancar yang tesedia.

Rumus yang digunakan:

Rasio Lancar = Aset Lancar


Kewajiban Lancar

37
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo

dengan menggunakan aset sangat lancar (kas + sekuritas

jangka pendek + piutang), tidak termasuk persediaan barang

dagang dan aset lancar lainnya dengan tidak memerlukan

waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas.

Dalam arti perbandingan antara asset lancar dikurangi

persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang

digunakan:

Rasio Cepat = Aset Lancar - Persediaan


Kewajiban Lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk emngukur

seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk

membayar utang jangka pendek. Rumus yang digunakan:

Rasio Cepat = Kas + Setara Kas


Kewajiban Lancar

b. Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2015: 162), rasio solvabilitas atau rasio

leverage adalahrasio yang digunakan untuk mengukur sejauh

38
mana aset perusahaan dibiayai oleh utang. Dengan kata lain,

rasio solvabilitas adalah merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur seberapa besar beban utang yang harus

ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset. Dalam

arti luas, rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh

kewajibannya, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka

panjang.

Rasio ini dapat digunakan untuk melihat seberapa

resiko keuangan perusahaan, adapun jenis-jenis rasio

solvabilitas yang digunakan yaitu:

1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan

total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh

utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh

terhadap pembiayaan aset. Diuraikan dalam rumus berikut:

Rasio Utang = Total Utang


Total Aset

39
2. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang

terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara

total utang dengan modal. Rasio ini digunakan untuk

mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana

yang disediakan oleh kreditor dengan jumlah dana yang

berasal dari pemilik perusahaan. Rumus yang digunakan:

Rasio Utang terhadap modal = Total Utang


Total Modal

3. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term

Debt to Eqity Ratio)

Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi

utang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini digunakan

untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah

dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan

jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.

Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka

panjang dengan modal. Rumus yang digunakan:

Rasio Utang jangka panjang = Utang Jangka Panjang


terhadap modal Total Modal

40
4. Rasio kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest

Earned Ratio)

Raio ini menunjukkan sejauh mana atau berapa kali

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga.

Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba

sebelum bunga dan pajak. Rumus yang digunakan:

Rasio kelipatan bunga = Laba sebelum bunga dan pajak


yang dihasilkan Beban bunga

5. Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating

Income to Liabilities ratio)

Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio

yang menunjukkan (sejauh mana atau berapa kali)

kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban.

Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba

operasional. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara

laba operasional dengan total kewajiban.

Rumus yang digunakan:

Rasio laba operasional = laba operasional


terhadap kewajiban Kewajiban

41
c. Rasio Aktivitas

Menurut Hery (2015: 178), rasio aktivitas merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan

dalam menggunakan aset yang dimilikinya, termasuk untuk

mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan

sumber daya yang ada. Rasio aktivitas ini juga digunakan untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivitas

sehari-hari.

Dari hasil pengukukuran rasio ini akan dapat diketahui

mengenai kinerja manajemen yang sesungguhnya dalam

mengelola aktivitas perusahaan. Pengukuran rasio aktivitas

dilakukan dengan cara membandingkan besarnya tingkat

penjualan dengan piutang usaha, persediaan barang dagang,

modal kerja (aset lancar), aset tetap, maupun total aset. Adapun

jenis-jenis rasio aktivitas yang digunakan sebagai berikut:

1. Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

Perputaran piutang usaha dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya tingkat prnjualan kredit dengan rata-rata piutang

usaha. Rasio ini menunjukkan kualitas piutang usaha dan

kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas

penagihan piutang usaha.

42
Rumus yang digunakan:

Rasio perputaran pitang usaha = Penjualan


Piutang

2. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya penjualan atau harga pokok penjualan dengan

rata-rata persediaan. Rasio ini menunjukkan kualitas

persediaan barang dagang dengan kemampuan manajemen

dalam melakukan aktivitas penjualan. Rumus yang

digunakan:

Rasio perputaran persediaan = Harga pokok penjualan


Rata-rata persediaan

3. Perputaran Modal Kerja (working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata

aset lancar. Yang dimaksud dengan rata-rata aset lancar

adalah aset lancar awal tahun ditambah aset lancar akhir

tahun lalu dibagi dua. Rasio ini digunakan untuk mengukur

keefektifan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki

perusahaan dalam menghasilkan penjualan.

43
Rumus yang digunakan:

Rasio perputaran modal kerja = Penjualan


Rata-rata aset lancar

4. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turn Over)

Perputaran aset tetap dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata

aset tetap. Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan

aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan

penjualan. Rumuus yang digunakan:

Rasio perputaran aset tetap = Penjualan


Rata-rata aset tetap

5. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Perputaran total aset ini dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata-rata

total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur keefektifan

total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan

penjualan. Rumuus yang digunakan:

Rasio perputaran total aset = Penjualan


Rata-rata total aset

44
d. Rasio Profitabilitas

Menurut Hery (2015: 192), rasio profitabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal

bisnisnya. Rasio profitabilitas dikenal juga dengan rasio

rentabilitas yang bertujuan untuk mengukur tingkat efektifitas

manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan.

Pengukuran rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan

membandingkan antara berbagai komponen yang ada di dalam

laporan laba rugi dan neraca. Pengukuran dapat dilakukan

untuk beberapa periode. Tujuannya adalah untuk memonitor

dan mengevaluasi tingkat perkembangan profitabilitas

perusahaan dari waktu ke waktu. Adapun jenis-jenis rasio

profitabilitas yang digunakan sebagai berikut:

1. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)

Hasil pengembalian atas aset dihitung dengan jumlah laba

bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total aset. Rasio ini yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba

bersih. Rumus yang digunakan:

Hasil pengembalian atas aset = laba bersih


Total aset

45
2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian atas ekuitas dihitung dengan membagi

laba bersih terhadap ekuitas. Rasio ini digunakan untuk

mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

total ekuitas. Rumus yang digunakan:

Hasil pengembalian atas ekuitas = laba bersih


Total ekuitas

3. Marjin Laba Kotor (Gross Profit margin)

Marjin laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor

terhadap penjualan bersih. Rasio ini digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan

bersih.

Rumus yang digunakan:

Marjin laba kotor = laba kotor


Penjualan bersih

4. Marjin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Marjin laba operasional dihitung dengan membagi laba

operasional terhadap penjualan bersih. Rasio ini digunakan

46
untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas

penjualan bersih. Rumus yang digunakan:

Marjin laba operasional = laba operasional


Penjualan bersih

5. Marjin Laba Bersih

Marjin laba bersih dihitung dengan membagi laba bersih

terhadap penjualan bersih. Rasio ini digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan

bersih. Rumus yang digunakan:

Marjin laba bersih = laba bersih


Penjualan bersih

47
D. KERANGKA BERPIKIR

Berdasarkan judul penelitian, dapat digambarkan kerangka berpikir

penelitian sebagai berikut:

Laporan Keuangan
PT. Unilever Indonesia Tbk.
Periode 2017-2019

Data: Data:
Laporan Neraca Laporan Laba Rugi

Rasio Keuangan :
 Rasio Likuiditas
 Rasio Solvabilitas
 Rasio Aktivitas
 Rasio Profitabilitas

Metode Time series


analysis

Hasil

Kesimpulan dan
Saran

Gambar 3 Kerangka Berpikir


Sumber : Olahan Penulis.(2020)

48
BAB III

METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2013: 11) ada beberapa jenis penelitian dalam

metode penelitian yang dilihat dari tingkat eksplanasinya, yaitu:

1. Penelitian Deskriptif

Adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu atau lebih (independen) tanpa membuat

perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan

variabel yang lain.

2. Penelitian Komparatif

Adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan, variabel yang

sama dengan penelitian variabel mandiri tetapi lebih dari satu atau

dalam waktu yang berbeda.

3. Penelitian Asosiatif

Adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

dua variabel atau lebih.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian bersifat deskriptif atau penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui kinerja keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk dengan

menggunakan analisis rasio keuangan yang meliputi 4 rasio, yaitu: rasio

likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas dan rasio keuangan.

49
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Tempat penelitian ini adalah PT. Unilever Indonesia Tbk

merupakan perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

PT. Unilever Indonesia Tbk telah menjadi perusahaan Fast Moving

Consumer Goods terdepan di pasar Indonesia. Unilever Indonesia

memiliki 42 brand yang terbagi dalam 2 segmen usaha yaitu Home &

Personal Care (“HPC”) dan Foods & Refreshment (“F&R”). Dan telah

terbukti menjadi perusahaan dengan produk kualitas yang baik, dilihat dari

sertifikat dan penghargaan yang telah di dapatkan perusahaan. Namun

melihat dari laporan laba rugi yang tidak tetap dan laporan neraca dari

tahun ke tahun meningkat. Penulis tertarik untuk memilih perusahaan ini

sebagai tempat penelitian.

Adapun waktu yang digunakan ketika melakukan observasi awal

yaitu pada tanggal 22 oktober 2020 mengakses laporan keuangan PT.

Unilever Indonesia Tbk.

C. OPERASIONAL VARIABEL

Menurut Sugiyono (2019: 67), variabel penelitian adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

50
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun macam-macam variabel dalam penelitian dapat

dibedakan menjadi:

1. Variabel Independen

Variabel independent dalam Bahasa Indonesia sering disebut

dengan variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).

Adapun variabel independen dalam penelitian ini adalah:

X = Laporan Keuangan

2. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam Bahasa Indonesia sering disebut

dengan variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibet, karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah:

Y = Kinerja Keuangan

Operasional variable yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

sebagai berikut:

51
Tabel 4 operasional variabel

Variabel Indikator Sumber


Laporan 1. Laporan Neraca (Hery. Analisis
Keuangan 2. Laporan Laba Rugi Kinerja
Manajemen. 2015.
P. 142)
Kinerja 1. Rasio Likuiditas (Hery. Analisis
Keuangan a. Rasio Lancar (Current Kinerja
Ratio) Manajemen. 2015.
b. Rasio Cepat (Quick P. 153-198)
Ratio)
c. Rasio kas (Cash Ratio)
2. Rasio Solvabilitas
a. Rasio Utang terhadap
Aset
b. Rasio Utang terhadap
Modal
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang Usaha
b. Perputaran Persediaan
4. Rasio Profitabilitas
a. Hasil Pengembalian atas
Aset
b. Hasil Pengembalian atas
Ekuitas
c. Marjin Laba Kotor
d. Marjin Laba Bersih
Sumber: Olahan Penulis (2020)

D. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2019: 126), populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

52
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam

penelitian ini adalah data laporan keuangan yang dipublikasikan pada

perusahaan yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu PT. Unilever

Indonesia Tbk.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2019: 127), sampel adalah bagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dan

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif

(mewakili). Penelitian yang dilakukan tidak memungkinkan untuk

meneliti seluruh objek yang diteliti karena keterbatasan peneliti.

Sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan yang

berupa laporan neraca dan laporan laba rugi PT. Unilever Indonesia

Tbk pada 3 (tiga) tahun terakhir yaitu periode 2017-2019. Karena

mempermudah untuk melihat aspek keuangan dalam keadaan sehat,

kurang sehat, atau bahkan tidak sehat dari rasio keuangan.

E. SUMBER DATA

Menurut Sugiyono (2019: 296), ada 2 sumber data dalam

penelitian, yaitu:

a. Data Primer

Data primer yaitu data yang dikumpulkan atau diperoleh

langsung dari tempat penelitian (tanpa melalui perantara).

53
b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber yang tidak langsung memberikan

data kepada pengumpul data, misalnya data diperoleh melalui literatur,

dokumen-dokumen dari perusahaan dan lain-lainnya.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data

sekunder. Karena data yang diperoleh dilakukan secara tidak langsung

atau melalui dokumen-dokumen yang diperoleh dari website resmi Bursa

Efek Indonesia yaitu data laporan keuangan yang terdiri dari laporan

neraca dan laporan laba rugi PT. Unilever Indonesia tahun 2017, 2018,

2019.

F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Menurut Sugiyono (2010: 403-425), teknik pengumpulan data

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Interview (wawancara)

Merupakan Teknik pengumpulan data dalam metode survey yang

menggunakan pertanyaan secara lisan secara timbal balik kepada

subyek penelitian.

2. Kuesioner

Merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat atau daftar pertanyaan tertulis kepada responden

untuk menjawabnya.

54
3. Observasi

Merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Disamping melakukan pengamatan, peneliti

turut ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data.

4. Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

seseorang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data dokumentasi. Dengan melihat dan mengumpulkan data

sekunder yang di peroleh dari website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu

data laporan neraca dan laporan laba rugi PT. Unilever Indonesia Tbk pada

tahun 2017, 2018 dan 2019.

G. ANALISIS DATA DAN TEKNIK ANALISIS

1. Analisis Data

Menurut Sugiyono (2013: 12-14), analisis data dalam

penelitian ada 2, yaitu:

a. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adalah suatu metode analisis dengan

menggunakan data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan

gambar.

55
b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah suatu metode analisis dengan

menggunakan data berbentuk angka atau data kualitatif yang

diangkakan.

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kuantitatif. Dengan metode Time series analysis, yaitu

membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan

itu nantinya akan terlihat secara grafik. Mengukur kinerja keuangan

perusahaan dengan menghitung menggunakan rasio keuangan

kemudian dijelaskan menggunakan kalimat.

2. Teknik Analisis

Teknik analisis penelitian ini, penulis mengukur kinerja

keuangan PT. Unilever Indonesia Tbk menggunakan rasio keuangan

yang meliputi 4 rasio yaitu :

a. Rasio Likuiditas

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total

aset lancar yang tesedia. Rumus yang digunakan:

Rasio Lancar = Aset Lancar


Kewajiban Lancar

56
2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio Cepat merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan aset

sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang), tidak

termasuk persediaan barang dagang dan aset lancar lainnya

dengan tidak memerlukan waktu yang relatif lama untuk

direalisir menjadi uang kas. Dalam arti perbandingan antara

asset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar.

Rumus yang digunakan:

Rasio Cepat = Aset Lancar - Persediaan


Kewajiban Lancar

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan rasio yang digunakan untuk emngukur

seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk

membayar utang jangka pendek. Rumus yang digunakan:

Rasio Cepat = Kas + Setara Kas


Kewajiban Lancar

b. Rasio Solvabilitas

1. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio)

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total

57
aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau

seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap

pembiayaan aset. Diuraikan dalam rumus berikut:

Rasio Utang = Total Utang


Total Aset

2. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal.

Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan

modal. Rasio ini digunakan untuk mengetahui besarnya

perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh kreditor

dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.

Rumus yang digunakan:

Rasio Utang terhadap modal = Total Utang


Total Modal

c. Rasio Aktivitas

1. Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

Perputaran piutang usaha dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya tingkat prnjualan kredit dengan rata-rata piutang

usaha. Rasio ini menunjukkan kualitas piutang usaha dan

58
kemampuan manajemen dalam melakukan aktivitas penagihan

piutang usaha. Rumus yang digunakan:

Rasio perputaran pitang usaha = Penjualan


Piutang

2. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Perputaran persediaan dihitung sebagai hasil bagi antara

besarnya penjualan atau harga pokok penjualan dengan rata-

rata persediaan. Rasio ini menunjukkan kualitas persediaan

barang dagang dengan kemampuan manajemen dalam

melakukan aktivitas penjualan.

Rumus yang digunakan:

Rasio perputaran persediaan = Harga pokok penjualan


Rata-rata persediaan

d. Rasio profitabilitas

1. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets)

Hasil pengembalian atas aset dihitung dengan jumlah laba

bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

tertanam dalam total aset. Rasio ini yang menunjukkan

seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih.

59
Rumus yang digunakan:

Hasil pengembalian atas aset = laba bersih


Total aset

2. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity)

Hasil pengembalian atas ekuitas dihitung dengan membagi laba

bersih terhadap ekuitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur

seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari

setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rumus

yang digunakan:

Hasil pengembalian atas ekuitas = laba bersih


Total ekuitas

3. Marjin Laba Kotor (Gross Profit margin)

Marjin laba kotor dihitung dengan membagi laba kotor

terhadap penjualan bersih. Rasio ini digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih.

Rumus yang digunakan:

Marjin laba kotor = laba kotor


Penjualan bersih

4. Marjin Laba Bersih (Net profit Marjin)

Marjin laba bersih dihitung dengan membagi laba bersih

terhadap penjualan bersih. Rasio ini digunakan untuk

60
mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan

bersih. Rumus yang digunakan:

Marjin laba bersih = laba bersih


Penjualan bersih

61
DAFTAR PUSTAKA

Diana Mandasari. 2017. Analisis Laporan Keuangan Dalam Mengukur

Kinerja Keuangan Pada Cv. Awuaya Palembang. Skripsi. Palembang.

Universitas Muhammadiyah.

Hendry Andres Maith. 2013. Analisis Laporan Keuangan Dalam

Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna

Tbk. Jurnal Emba. Vol.1: Hal. 619-628.

Mutiara Nur’ Rahmah , Euis Komariah. 2016. Analisis Laporan Keuangan

Dalam Menilai Kinerja Keuangan Industri Semen Yang Terdaftar Di

BEI (Studi Kasus PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK). Jurnal

Online Insan Akuntan. Vol.1: 43 – 58.

Denny Erica. 2018. Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai

Kinerja Perusahaan Pt Kino Indonesia Tbk. Jurnal Ecodemica. Vol. 2

Hery. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta

Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Grasindo

Maria Delsiana Adur, Wahyu Wiyani, Anandhayu Mahatma Ratri. 2018.

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Rokok. Jurnal Bisnis dan

Manajemen. Vol. 5: 204-212.

Sari Wulandari. 2018. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja

Keuangan Perusahaan pada Perusahaan Sub Sektor Kimia di Bursa

Efek Indonesia. Skripsi. Yogyakarta. Universitas Sanata Dharma.

62
Julia Sastra Wati. 2018. Analisis Kinerja Keuangan PT. Unilever

Indonesia Tbk. Skripsi. Nias Selatan Telukdalam. Sekolah Tinggi

Ekonomi.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

63

Anda mungkin juga menyukai