Anda di halaman 1dari 92

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA

KEUANGAN PADA PT.PLN(PERSERO) UNIT PELAKSANA PENGATUR


DISTRIBUSI(UP2D) BALI

OLEH:

KADEK DWIKA RESPATI TANAYA

NIM. 191561312

JURUSAN AKUNTANSI

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI BALI

2022
DAFTAR ISI
Bab I ............................................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................ 4
Bab II............................................................................................................ 7
2.1. Laporan Keuangan .................................................................. ..... 7
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................................ 7
2.1.2. Jenis Laporan Keuangan ............................................................ ..... 8
2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan............................................................... 9
2.2. Pengertian Rasio Keuangan ..... ............................................,,,,,,,, 10
2.2.1. Definisi Rasio Keuangan ............................................................. 10
2.2.2. Fungsi Rasio Keuangan ............................................................ 10
2.2.3. Jenis Rasio Keuangan ................................................................ 12
2.2.4. Rumus Rasio Keuangan............................................................. 12
2.2.5. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ............................................... 17
2.2.6. Tujuan Analisis Rasio Keuangan.................................................. 17
2.3. Kinerja Keuangan ......................................................................... 18
2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan ....................................................... 18
2.3.2. Tujuan Kinerja Keuangan ...................................................... ....... 19
2.3.3. Manfaat Kinerja Keuangan ........................................................... 19
2.3.4. Analisis Kinerja Keuangan ........................................................... 20
2.4. Penilaian Kinerja Keuangan ........................................................ 21
2.5. Penelitian Terdahulu ................................................................... 22
2.6. Kerangka Berpikir ........................................................................ 23
Bab III........................................................................................................... 25
3.1. Jenis Penelitian ............................................................................... 25
3.2. Lokasi Dan Waktu Penelitian ............................................... .......... 25
3.3. Definisi Operasional ................................................................... 25
3.4. Tekhnik Pengumpulan Data................................................... 26
3.5. Tekhnik Analisis Data .............................................................. 26
Bab IV
4.1. Hasil penelitian......................................................................................

i
ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan di era globalisasi perekonomian suatu negara berperan

penting sebagai aspek kehidupan. Dalam perkembangan usaha sangatlah cepat

dengan adanya dukungan sistem pembaharuan secara global dan menjadikan

setiap perusahaan untuk dapat bersaing. Setiap perusahaan yang ingin bertahan

dan berkembang harus mampu mengontrol jalanya operasi perusahaan tersebut.

Oleh sebab itu, diperlukan informasi tentang banyak hal, antara lain informasi

yang berhungan dengan data keuangan perusahaan. Dengan data keuangan kita

dapat menilai efektifitas kinerja keuangan perusahaan. Untuk mengetahui kinerja

keuangan perusahaan tersebut melalui analisis rasio. Analisis keuangan

merupakan pondasi manajemen keuangan yang dapat memberikan gambaran

keuangan perusahaan, baik saat ini maupun di masa lalu, sehingga dapat

digunakan untuk mengambil keputusan bagi para manager perusahaan yang

berkaitan dalam meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. Dengan adanya

analisis keuangan selain dapat menilai kinerja keuangan perusahaan, aspek

penting dapat memberikan gambaran mengenai kondisi kesehatan keuangan

tersebut, maka pihak manajemen dan para investor dapat mengetahui baik

tidaknya kondisi kesehatan suatu perusahaan.

Salah satu alat analisis atas laporan keuangan adalah dengan menggunakan

analisis rasio keuangan. Laporan keuangan di analisis untuk mengetahui arti dari

1
2

angka-angka yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut sehingga

bermanfaat bagi pemakainya. Selain itu dengan menganalisis laporan keuangan

dapat diketahui prestasi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dan hasil

analisis tersebut dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Hasil tersebut

dapat diketahui melalui analisis rasio keuangan sendiri yang dimulai dengan

laporan keuangan dasar yaitu dari laporan posisi keuangan, perhitungan laba rugi

dan laporan arus kas. Mengingat pentingnya laporan keuangan dalam memberikan

informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan, maka laporan keuangan harus

bersifat menyeluruh yang mengakomodasikan kepentingan semua orang baik dari

pihak eksternal maupun internal.

Tabel 1.1 Ringkasan Laporan Keuangan PT. PLN UP2D Bali Periode

2019-2021 (Dalam Rupiah)

Periode
No Pos Akun
2021 2020 2019
1 Aktiva Lancar 1.069.915.409 997.240.311 962.326.302
2 Aktiva Tetap 1.145.586.034 1.053.637.372 1.059.888.110
3 Persediaan 123.584.123 115.378.829 94.736.682
4 Hutang Lancar 722.914.424 697.658.264 680.360.767
5 Total Hutang 2.270.407.095 2.218.662.483 2.223.345.734
6 Total Aktiva 2.215.501.443 2.070.877.683 2.032.214.412
7 Ekuitas 1.492.598.311 1.446.870.017 1.424.332.629
Ekuitas
8 pemegang 1.392.862.117 1.351.445.897 1.327.197.514
saham
9 Laba Kotor 447.840.829 428.541.466 425.394.801
Laba bersih
10 sebelum 360.451.011 354.651.109 356.406.238
pajak
3

Laba
11 Bersih 321.080.114 315.382.899 317.835.008
setelah
pajak
12 Laba bersih 312.462.814 306.835.826 308.856.241
13 Penjualan 232.438.027 229.890.357 234.988.563
Sumber : Data Diolah dari Laporan Keuangan UP2D Bali

Dari tabel di atas diketahui melalui penjelasan dari nara sumber

perusahaan belum melakukan analisis rasio keuangan dalam menilai kinerja

keuangan perusahaan. Tehnik analisis laporan keuangan yang disajikan adalah

analisis rasio keuangan. Analisis rasio keuangan yaitu memperjelas atau

memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan dari

satu periode ke periode berikutnya. rasio yang digunakan dalam analisis laporan

keuangan dalam meningkatkan kinerja keuangan meliputi rasio solvabilitas, rasio

likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Dengan mengetahui tingkat rasio

keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui keadaan perusahaan sehingga

dapat diukur tingkat kinerja keuangan dalam perusahaan. Kinerja keuangan

perusahaan merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu

periode tertentu baik menyangkut aspek penyedia dana maupun penyaluran dana,

yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal. Salah satu aspek yang

perlu diperhatikan adalah efisiensi dalam mengalokasikan modal, kerena efisiensi

dapat mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Semakin

tinggi efisiensi suatu perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya, maka

semakin kecil biaya yang dikeluarkan hal ini dapat memperkuat posisi perusahaan

dalam menghadapi persaingan dari perusahaan lain.

Mengingat pentingnya peran kinerja keuangan dan prestasi perusahaan


4

maka wajib perusahaan untuk menjaga kinerja keuangan selalu dalam keadaan

stabil, sebab apabila kinerja keuangan megalami penurunan akibat yang dapat di

timbulkan antara lain perusahaan akan kesulitan pembiayaan operasional hal ini

berdampak pada volume penjualan. Apabila penjualan menurun maka laba

perusahaan akan turut mengalami penurunan. apabila hal ini terus berlanjut maka

perusahaan akan mengalami kebangkrutan. Hal ini Upaya peningkatan kinerja

keuangan dapat dicapai manakalah perusahaan mampu melakukan optimalisasi

terhadap efektivitas penciptaan nilai. Dengan meningkatkan nilai perusahaan

diharapkan akan memberikan dampak terciptanya kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kesejakteraan semua pihak.

PT. PLN (Persero) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

kelistrikan yang telah banyak mengerjakan survey, instalasi, maintenance, trouble

shooting dan dismantle terhadap jaringan listrik . dalam mengetahui kondisi

keuangan perusahaannya perlu adanya penilaian kinerja keuangan dengan

menggunakan berbagai macam rasio. Disini saya hanya akan menganalisis

laporan keuangan menggunakan 4 rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio

solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, untuk pertimbangan dalam

pengambilan keputusan untuk masa yang akan datang.

Berdasarkan uraian pada latar belakang, sehingga perlu dilakukan

penelitian tentang penilaian kinerja keuangan pada perusahaan Maka penulis

tertarik untuk meneliti yang berjudul “Analisis Laporan Keuangan Untuk

Menilai Kinerja Keuangan PT. PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengatur

Distribusi(UP2D) Bali”
5

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut. Bagaimana kinerja keuangan pada PT.

PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi(UP2D) Bali dilihat dari

analisis rasio keuangan periode 2019-2021 ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakar di atas maka tujuan penulis dalam

melakukan penelitian sebagai berikut. Untuk mengetahui kinerja

keuangan pada PT. PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengatur

Distribusi(UP2D) Bali dilihat dari analisis rasio keuangan periode 2019-

2021.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan

pengetahuan untuk mengaplikasikan teori yang di dapat selama ini.

1.4.2. Bagi Perusahaan

Untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan sehingga memberikan

gambaran dan pertimbangan bagi PT. PLN (Persero) untuk mengambil

keputusan di masa yang akan datang

1.4.3. Bagi Akademis

Dengan penelitian ini diharapkan dapat ditambahkan di perpustakaan dan

menjadi bahan referensi untuk penelitian


6
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Laporan Keuangan

2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan (financial statement) akan menjadi lebih manfaat

untuk mengambil keputusan, apabila informasi tersebut dapat diprediksi apa

yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Semakin baik kualitas laporan

keuangan yang di sajikan maka akan semakin yakin pihak eksternal dalam

melihat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Lebih jauh keyakinan bahwa

perusahaan diperediksi akan tumbuh memperoleh keuantungan yang

berkelanjutan, yang optimis tentunya pihak-pihak yang berhubungan dengan

perusahaan akan merasa puas dengan berbagai urusan dengan perusahaan.

Menurut Hery (2020 : 3), laporan keuanga adalah hasil dari proses akuntansi

yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan

atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hal ini

laporan keuanganberfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan

perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan

kondisi kesehatan perusahaan. Menurut Fahmi (2014 : 31), laporan keuangan

merupakan suatu informasi yang menggambar kondisi keuangan suatu

perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran

kinerja keuangan perusahaan tersebut. Defenisi di atas dapat disimpukan bahwa

7
8

laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dari

transaksi yang menggunakan tehnik serta prosedur tertentu yang digunakan oleh

pihak- pihak yang berkepentingan terhadap prestasi perusahaan yang meliput,

laporan laba rugi, laporan posisi keuangan, laporan perubahan ekuitas, laporan

arus kas dan catatan atas laporan keuangan yang terjadi selama satu buku yang

bersangkutan.

Penyusunan laporan keuangan dilakukan secara periodik dan periode

yang biasa digunakan adalah tahun yang mulai 1 januari dan berakhir 31

desember. Periode seperti ini disebut periode tahun kelender. Selain tahun

kelender, periode akuntansi bisa juga dimulai dari tanggal salain tanggal 1

januari. Istilah periode akuntansi sering juga di ganti dengan tahun buku.

Walaupun periode akuntansi tahun buku yang digunakan itu adalah tahunan,

manajemen mesih dapat menyususn laporan keuangan untuk periode yang lebih

pendek.

2.1.2. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Prastowo (2019 : 15), laporan keuangan

yang dihasilkan setiap periode adalah :

1. Laporan Posisi Keuangan

Laporan keuangan memberikan informasi mengenai posisi keuangan

pada saat tertentu yang terdiri dari aktiva, kewajiban dan ekuitas.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan keuangan yang memberikan informasi mengenai kemampuan

(potensi) perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.


9

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu

periode.

4. Laporan Arus Kas

menunjukkan informasi tentang aliran kas masuk dan kas keluar bagi

aktivitas operasi, investasi, dan keuangan secara terpisah selama satu

periode tertentu.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat

berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.

2.1.3. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan yaitu untuk menyediakan informasi yang

berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi (hasil usaha) perusahaan serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.Menurut Harahap (2013 :

18) tujuan laporan keuangan adalah :

1. Screening, analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi

dan kondisi kerusakan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke

lapangan

2. Understanding, memahami perusahaan , kondisi keuangan dan hasil

usahanya.

3. Forecasting, analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan

perusahaan dimasa yang akan datang


10

4. Diagnosis, analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya

masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,

keuangan, atau masalah lain dalam perusahaan.

5. Evalution, analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam

mengelolah perusahaan.

Menurut Fahmi (2011 : 5), tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi keuangan yang mencangkup perubahan dari unsur-

unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang

bekepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di

samping pihak manajemen perusahaan.

2.2. Pengertian Dan Kegunaan Rasio Keuangan

Setiap kebijakan perusahaan yang menyangkut dengan keuangan

sebaiknya diputuskan berdasarkan rasio keuangan. Hal tersebut

dimaksudkan agar setiap keputusan yang dibuat dalam hal keuangan, tidak

salah langkah. Pentingnya untuk berhati-hati dalam memutuskan kebijakan

manajemen perusahaan, karena berhubungan dengan berbagai kepentingan

perusahaan. Kesalahan menentukan keputusan, akan berakibat pada

kerugian. Pertimbangan keputusan yang dikeluarkan dengan berdasar pada

rasio keuangan merupakan langkah yang bijak. Pasalnya, manajemen bisa

memprediksi perkembangan perusahaan di masa yang akan datang.

Dengan demikian, lebih tahu langkah apa saja yang harus dilakukan agar

perusahaan dapat bertahan. 


11

2.2.1. Definisi Rasio Keuangan 

Rasio keuangan adalah salah satu metode analisa keuangan yang

digunakan sebagai indikator penilaian perkembangan perusahaan, dengan

mengambil data dari laporan keuangan selama periode akuntansi.

Sehingga dapat diketahui kinerja maksimum keuangan perusahaan. Rasio

ini seringkali digunakan oleh manajemen perusahaan untuk memutuskan

kebijakan – kebijakan yang diberlakukan oleh perusahaan tersebut,

terhadap penyelamatan aset perusahaan. Sehingga tidak salah langkah

dalam mengambil keputusan. 

2.2.2. Fungsi Rasio Keuangan 

Fungsi rasio ini cukup vital dalam sebuah keputusan perusahaan.

Oleh sebab itu, sangat penting untuk dipelajari. Terlebih data-data yang

menjadi acuannya yaitu berupa laporan keuangan  dimana data-data

tersebut merupakan hal yang paling penting. Dengan demikian, memiliki

fungsi sebagai berikut:

1. Mengetahui Optimalisasi Keuangan 

Optimalisasi keuangan yaitu suatu analisa rasio keuangan untuk

melihat penggunaan keuangan yang lebih optimal. Penggunaan

keuangan yang jelas. Termasuk diantaranya apabila terjadi kecurangan

dalam laporan keuangan, atau penggunaan yang keuangan yang tidak

efisien. 

2. Melihat Efektifitas Manajemen Operasional 


12

Manajemen operasional meliputi penggunaan biaya, dan efektifitas

penggunaan keuangan untuk operasional perusahaan. Oleh sebab itu,

mengacu pada rasio tersebut dapat melihat seberapa efektif kinerja

manajemen operasional dalam penggunaan biaya untuk kegiatan

operasional. 

3. Melihat Optimalisasi Penggunaan Aktiva 

Aktiva merupakan hal yang tidak kalah pentingnya untuk dievaluasi

mengenai penggunaannya. Besaran aktiva yang dimiliki oleh

perusahaan, menjadikan bahan pertimbangan manajemen perusahaan

untuk memutuskan kebijakan. Sehingga dari rasio tersebut bisa

diketahui optimalisasi penggunaannya. 

4. Melihat Tingkat Kesehatan Keuangan Dalam Perusahaan 

Kesehatan keuangan perusahaan berarti selalu mendapatkan laba dari

setiap aktivitas bisnisnya. Dengan demikian, bisa diketahui tingkat

kesehatan keuangan berdasarkan rasio tersebut. Sehingga dapat

dianalisa seberapa lama perusahaan dapat tetap bertahan dan

berkembang 

5. Acuan Untuk Menganalisa Kemampuan Perusahaan Untuk

Berkembang 

Pengembangan bisnis seringkali dilakukan oleh sebuah perusahaan

agar perusahaan tersebut dapat terus bertahan. Pengembangan bisnis,

meliputi pendirian cabang, perluasan wilayah pemasaran, peluncuran


13

produk baru. Semua itu diperlukan analisa keuangan yang lebih

seksama, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan keputusan.

2.2.3. Jenis Rasio Keuangan 

Rasio ini terdiri dari beberapa jenis yang penting untuk diketahui, agar

penggunaannya bisa tepat sasaran. Berikut ini beberapa jenis-jenisnya, yaitu:

1. Profitabilitas Ratio (Rasio Laba) 

Suatu metode untuk menganalisa perusahaan, seberapa besar kapasitas

perusahaan tersebut menghasilkan laba dari aktivitas bisnisnya. 

2. Liquiditas Ratio (Rasio Hutang Jangka Pendek )

Teknik perhitungan untuk menganalisa kapasitas perusahaan untuk melunasi

hutang jangka pendeknya. Semakin banyak hutang, menunjukan ciri

perusahaan yang tidak sehat. Bahkan besarnya hutang dapat menimbulkan

kebangkrutan. 

3. Solvabilitas Ratio (Rasio Hutang) 

Metode untuk menganalisa kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang

jangka panjang, dan jangka pendek. Kemampuan tersebut sangat penting

sebagai bahan pertimbangan para investor untuk menanamkan modalnya. 

4. Activity Ratio (Rasio Aktivitas) 

Setiap perusahaan tentunya memiliki aktiva yang dapat digunakan dalam

proses produksi. Oleh sebab itu, adanya analisa activity untuk menganalisa

kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya guna


14

menghasilkan laba. Dengan demikian, dapat mengetahui efektifitas aktiva

yang digunakan 

2.2.4. Rumus Rasio Keuangan

Menurut Munawir (2007:132) menyatakan bahwa rasio keuangan dapat di

hitung dengan rumus sebagai berikut.

1. Ratio Profitabilitas

Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, di

antaranya adalah :

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar

persentase atau rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan

perusahaan .

Margin Laba Kotor =

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan

pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil

dari perhitungan tersebut merupakan gambaran laba bersih sebelum bunga

dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan.

OPM =
15

3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah

dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan

atau pendapatan.Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan

dalam menghasilkan laba.

Margin Laba Bersih =

4. Return On Assets (ROA)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah

laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)

ROA =

5. Return On Ekuitas (ROE)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba terhadap investasi yang telah dikeluarkan.Laba yang

digunakan adalah laba yang telah dikurangi pajak atau EAT ( Earning

After Tax)

ROE =
16

2. Ratio Likuiditas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang

dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau

membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya.

Rasio Lancar =

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau

membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa

memasukan nilai persediaannya

RasioCepat ( Quick Ratio) =

3. Ratio Solvabilitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas

yang dapat digunakan, yaitu :


17

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal

dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.Semakin

rendah rasio ini artinya semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab

keamanan dananya semakin baik.

Rasio Hutang terhadap Aktiva =

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin

kecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya

hutang tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri.

Rasio Hutang terhadap Ekuitas =

4. Ratio Aktivitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang

dapat digunakan, yaitu :


18

1. Rasio Perputaran Modal Kerja

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan

Modal Kerja. Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik pula bagi

perusahaan.

Perputaran Modal Kerja =

2. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan.

Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula

pengelolaan persediaannya.

Perputaran Persediaan =

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat

menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar

rasio maka semakin baik bagi perusahaan.

Perputaran Aktiva Tetap =


19

4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang

bedakan adalah pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva

yang dimiliki perusahaan.

Perputaran Aktiva =

2.2.5. Tujuan Analisis Rasio Keuangan

Dengan mempelajari analisis rasio keuangan, Anda dapat melihat

bagaimana kondisi perusahaan Anda. Dari data ini, akan membantu Anda

dalam manajemen bisnis.Analisis rasio keuangan dapat digunakan sebagai

peta bagi Anda dalam mengelola bisnis. Bahkan dengan analisis ini akan

membantu Anda dalam meminimalisir risiko bisnis.Dan berikut

merupakan beberapa tujuan dari dilakukannya analisis rasio keuangan,

yaitu:

1. Efektivitas manajemen dalam memperoleh laba operasi dari aset

perusahaan.

2. Pengembalian pemegang saham biasa.

3. Jumlah likuiditas perusahaan.

4. Terdapat dana sebagai perusahaan


20

2.2.6. Manfaat Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan jelas memberikan banyak manfaat untuk

Anda dalam mengelola bisnis atau perusahaan.Data-data yang diperoleh

setelah melakukan analisis rasio keuangan akan memberikan gambaran

kepada Anda seberapa baik eksekusi plan bisnis Anda.Selain itu, analisis

rasio keuangan juga memberikan banyak manfaat untuk bisnis Anda.

Berikut beberapa manfaat analisis rasio keuangan, antara lain:

1. Rasio keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang

lebih mudah dibaca dan ditafsirkan; dan merupakan pengganti yang

lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang

sangat rinci dan rumit.

2. Memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian

terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu.

3. Memberikan gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau

buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode

ke periode berikutnya.

4. Dapat menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang

diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan keuangan.

5. Memungkinkan manajer keuangan untuk meramalkan reaksi para

calon investor dan kreditur pada saat mencari tambahan dana.


21

6. Dapat digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan

prediksi berdasarkan tren tentang pencapaian perusahaan dan prospek

pada masa datang.

2.3. Kinerja Keuangan

2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan hal terpenting bagi pelaku bisnis

karena kinerja keuangan merupakan salah satu indikator untuk mengetahui

apakah bisnis yang dijalankan akan tetap terus berjalan dengan baik ke

depannya atau tidak. Menurut Jumingan (2006:132), kinerja keuangan

adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu

baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana,

yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas.

2.3.2. Tujuan Kinerja Keuangan

Menurut Munawir (2012:564), tujuan dari melakukan kinerja keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera

diselesaikan pada saat ditagih.


22

2. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan

tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut

dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

4. Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-

hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya tepat pada

waktunya

2.3.3. Manfaat Kinerja Keuangan

Adapun manfaat dari melakukan kinerja keuangan bagi perusahaan adalah:

1. Untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan yang sudah di

capai dalam setiap periode tertentu.

2. Digunakan sebagai dasar perencanaan untuk perusahaan dimasa yang akan

datang.

3. Dapat digunakan untuk menilai konstribusi suatu bagian dalam mencapai

tujuan perusahaan secara keseluruhan.

4. Dapat melihat kinerja perusahaan secara keseluruhan.

5. Sebagai penentuan penanaman modal agar dapat meningkatkan daya

produksi suatu perusahaan.


23

6. Memberi arahan dalam membuat keputusan dan kegiatan perusahaan pada

umumnya dan devisi perusahaan pada khususnya

2.3.4. Analisis Kinerja Keuangan

Berdasarkan Jumingan (2006:155), kinerja keuangan dapat dibedakan menjadi

beberapa teknik analisis keuangan yaitu:

1. Analisis Perbandingan Laporan Keuangan

Merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan

dua periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah

“absolut” maupun dalam persentase “relatif”.

2. Analisis Tren “Tendensi Posisi”

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan

apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan.

3. Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan

apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada

masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun

utang.

4. Analisis Sumber Dan Penggunaan Modal Kerja

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dana

penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan.

5. Analisis Sumber Penggunaan Kas


24

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab

terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.

6. Analisis Rasio Keuangan

Merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara

pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu

maupun secara simultan.

7. Analisis Perubahan Laba Kotor

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab

terjadinya perubahan laba.

8. Analisis Break Even

Merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus

dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.

2.4. Penilaian Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja keuangan sangat penting terutama bagi para

investor karena akan digunakan sebagai suatu keputusan apakah

perusahaan tempat investor akan menanamkan modal dan

mempertahankan investasinya atau akan berpindah investasi di tempat

lain.Bagi perusahaan, penilaian kinerja keuangan dapat digunakan untuk

mengukur prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam suatu periode,

dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang, serta melihat kinerja perusahaan secara keseluruhan

sehingga dapat menilai kontribusi suatu divisi/bagian dalam pencapaian

tujuan perusahaan.
25

Untuk menilai kinerja keuangan pada perusahaan, dapat

menggunakan rasio atau indeks sebagai tolak ukur untuk menilai dan

menghubungkan dua data keuangan pada laporan keuangan perusahaan.

Adapun beberapa perbandingan yang terdapat dalam jenis analisis rasio

keuangan meliputi dua bentuk, yaitu pertama, perbandingan rasio antara

satu perusahaan lain yang sejenis, dan kedua yaitu membandingkan rasio

di masa lalu, saat ini, ataupun masa yang akan datang untuk perusahaan

yang sama. Setiap perusahaan pasti membutuhkan kinerja yang baik dalam

hal keuangan untuk membuat perusahaan menjadi lebih berkembang.

Terapkan penjelasan diatas pada perusahaan dan adakan penilaian,

evaluasi, dan analisis kinerja keuangan secara berkala sehingga tujuan

perusahaan dapat terpenuh

2.5. Penelitian Terdahulu

1. Andi Muhammad Hasbi Munarka (2014), tentang analisis rasio

keuangan untuk menilai kinerja keuangan pada PT. Adira Dinamika

Multi Finance yang terdaftar dibursa efek indonesia. Dari hasil analisis

kinerja keuangan pada PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan

menggunakan penelitian rasio likuiditas posisi likuiditas nya yang

ditunjukkan kurang sehat. Dari hasil analisis kinerja keuangan pada

PT.Adira Dinamika Multi Finance Tbk dengan menggunakan

penelitian rasio silvabilitas posisi likuiditas perusahaan kurang sehat.

Dari hasil analisis kinerja keuangan pada PT.Adira Dinamika Multi


26

Finance Tbk dengan menggunakan penelitian rasio profitabilitas

perusahaan kurang sehat.

2. Wesly Andry Simanjuntak, Septony B. Siahaan (2020), Tentang

analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

studi komparatif PT. Telkom indonesia dan sk Telcom. Berdasarkan

hasil penelitiaan dari 4 rasio yang dianalisis, rasio likuiditas

perusahaan PT. Telkom indonesia tergolong bagus karena mampu

menggunakan aktiva lancar dan kas sebagai jaminan hutang lancar,

rasio solvabilitas juga bagus karna lebih menggunakan dana asset dan

modal sendiri dari pada dana hutang, namun rasio profitabilitas tidak

bagus karena perusahaan belum mampu mengolah secara optimal

penjualan, asset dan ekuitasnya untuk menghasilkan laba bersih, dan

rasio aktivitas kurang bagus karena perputaran dan aktiva tetap tidak

dikelolah secara efektif walaupun perutaran persediaanya pesat.

3. Grace Monica Nurulwael, Sonang Sitohang (2013) tentang analisis

rasio keuangan sebagai alat untuk menilaian kinerja keuangan PT.

International nickel corporation, Tbk. Berdasarkan hasil analsis

disimpulkan bahwa likuiditas PT. Internasional nikel corporation, Tbk

selama tahun 2007-20011 yang di ukur dengan current ratio dan quick

ratio likuid. Solvabilitas PT. Internasional nikel corporation, Tbk

selama tahun 2007-2011 yang di ukur dengan DER dan debt ratio

kurang baik. Aktivitas PT. Internasional nikel corporation, Tbk selama

tahun 2007-2011 yang di ukur FATO efisien sedangkan TATO tidak


27

efisien di karnakan rata-rata rasio tersebut dibawa time series.

Profitabilitas PT. Internasional nikel corporation, Tbk selama tahun

2007-2011 yang di ukur dengan NPM, ROI, dan ROE selama tahun

2007-2011 dikatakan efisien.

2.6. Kerangka Berpikir

Tehnik analisis laporan keuangan yang disajikan adalah analisis

rasio keuangan. Analisis rasio keuangan yaitu memperjelas atau

memberikan gambaran tentang baik buruknya keadaan atau posisi

keuangan dari satu periode ke periode berikutnya. rasio yang digunakan

dalam analisis laporan keuangan dalam meningkatkan kinerja keuangan

meliputi rasio solvabilitas, rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio

aktivitas. Dengan mengetahui tingkat rasio keuangan suatu perusahaan,

akan dapat diketahui keadaan perusahaan sehingga dapat diukur tingkat

kinerja keuangan dalam perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan

merupakan gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode

tertentu baik menyangkut aspek penyedia dana maupun penyaluran dana,

yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal. Salah satu aspek

yang perlu diperhatikan adalah efisiensi dalam mengalokasikan modal,

kerena efisiensi dapat mempengaruhi besarnya biaya yang dikeluarkan

suatu perusahaan. Semakin tinggi efisiensi suatu perusahaan dalam

melaksanakan operasionalnya, maka semakin kecil biaya yang dikeluarkan

hal ini dapat memperkuat posisi perusahaan dalam menghadapi persaingan


28

dari perusahaan lain. Setiap perusahaan pasti membutuhkan kinerja yang

baik dalam hal keuangan untuk membuat perusahaan menjadi lebih

berkembang. Terapkan penjelasan diatas pada perusahaan dan adakan

penilaian, evaluasi, dan analisis kinerja keuangan secara berkala sehingga

tujuan perusahaan dapat terpenuhi. Disini saya hanya akan menganalisis

laporan keuangan menggunakan 4 rasio keuangan yaitu rasio likuiditas,

rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas, untuk

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk masa yang akan

datang. Maka penulis tertarik untuk meneliti yang berjudul “Analisis

Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.

PLN(Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi(UP2D) Bali


29
30

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Deskriptif kuntitatif yaitu

mengumpulkan, mengolah dan menginterpestasikan data yang diperoleh

sehingga dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti

berdasarkan angka-angka.dalam penelitian ini peneliti memperoleh data berupa

laporan keuangan perusahaan dianalisis dengan menggunakan rasio keuangan

kemudian ditarik kesimpulan mengenai kinerja keuangan perusahaan PT.PLN

(Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D) Bali

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana

Pengatur Distribusi (UP2D) Bali beralamat JL. Raya Mengwi – Bali .

menggunakan analisis rasio sebagai dasar penilaian kinerja keuangan

dengan menggunakan laporan keuangan pada periode 2019-2021.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dibutuhkan waktu kurang lebih tiga bulan

mulai dari bulan Februari sampai April 2022.


31

3.3. Definisi Opeasional

3.3.1. Laporan Keuangan

Fahmi (2014 : 31) laporan keuangan merupakan suatu infomasi

yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaandan lebih jauh

informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan

perusahaan yang meliput, laporan laba rugi, laporan posisi keuangan,

laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan

keuangan yang terjadi selama satu buku yang bersangkutan

3.3.2. Kinerja Keuangan

Fahmi (2012 : 2) kinerja keuangan merupakan analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah membuat

laporan keuangan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan

keuangan secara baik dan benar.

3.3.3. Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari

penelitian ini adalah analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan.

Penelitian dilakukan pada PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur Distribusi

(UP2D) Bali di dasarkan pada pertimbangan perusahaan memiliki data yang di

perlukan untuk menyusun penelitian tugas akhir. Data tersebut berupa data

sekunder, yaitu data yang di peroleh dari dokumen perusahaan, berupa laporan

keuangan periode 2019-2021


32

3.4. Tekhnik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dokumenter

dan studi kepustakaan. Data Dokumenter berupa data yang diarsip dengan

memuat apa dan kapan transaksi serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian.

Data tersebut di peroleh dari PT.PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur

Distribusi (UP2D) Bali berupa data perusahaan tentang peningkatan kinerja

keuangan pada periode 2019-2021. Data Studi Kepustakaan berupa data yang di

peroleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, tulisan ilmiah, tesis, literatur-

literatur, termasuk didalamnya adalah bahan-bahan kuliah yang berkaitan dengan

analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan.

3.5. Tekhnik Analisis Data

Menurut Munawir (2007:132) menyatakan bahwa rasio keuangan dapat di

hitung dengan rumus sebagai berikut.

1. Ratio Profitabilitas

Berikut ini beberapa ukuran ratio profitabilitas yang digunakan, di

antaranya adalah :

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Membandingkan Laba Kotor dengan Penjualan. Semakin besar

persentase atau rasionya, artinya semakin baik kondisi keuangan

perusahaan .
33

Margin Laba Kotor =

2. Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Ukuran dari Laba yang telah dikurangi dengan semua biaya dan

pengeluaran kecuali bunga dan pajak, dibagi dengan Pendapatan. Hasil

dari perhitungan tersebut merupakan gambaran laba bersih sebelum bunga

dan pajak yang didapat dari setiap rupiah penjualan atau pendapatan.

OPM =

3. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Digunakan untuk mengukur persentase atau rasio laba bersih setelah

dikurangi bunga dan pajak yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan

atau pendapatan.Semakin tinggi rasionya berarti semakin baik perusahaan

dalam menghasilkan laba.

Margin Laba Bersih =

4. Return On Assets (ROA)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dengan semua aktiva atau asset yang dimilikinya. Laba yang dihitung adalah

laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax)
34

ROA =

5. Return On Ekuitas (ROE)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba terhadap investasi yang telah dikeluarkan.Laba yang

digunakan adalah laba yang telah dikurangi pajak atau EAT ( Earning

After Tax)

ROE =

2. Ratio Likuiditas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio likuiditas yang

dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau

membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancarnya.

Rasio Lancar =
35

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menutup atau

membayar kewajiban lancar dengan menggunakan aktiva lancar tanpa

memasukan nilai persediaannya

RasioCepat ( Quick Ratio) =

3. Ratio Solvabilitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio solvabilitas

yang dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

Digunakan untuk mengukur persentase besarnya dana yang berasal

dari hutang, baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.Semakin

rendah rasio ini artinya semakin baik bagi keuangan perusahaan, sebab

keamanan dananya semakin baik.

Rasio Hutang terhadap Aktiva =

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Digunakan untuk mengukur hutang yang dimiliki dengan modal sendiri. Semakin

kecil ratio ini maka akan semakin baik untuk perusahaan. Sebaiknya besarnya

hutang tidak melebihi modal perusahaan itu sendiri.


36

Rasio Hutang terhadap Ekuitas =

4. Ratio Aktivitas

Berikut ini beberapa analisa dalam mengukur ratio aktivitas yang

dapat digunakan, yaitu :

1. Rasio Perputaran Modal Kerja

Rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan

Modal Kerja. Semakin tinggi perputarannya maka semakin baik pula bagi

perusahaan.

Perputaran Modal Kerja =

2. Rasio Perputaran Persediaan

Rasio ini digunakan untuk menggambarkan likuiditas perusahaan.

Semakin tinggi rasio perputaran persediaan maka semakin baik pula

pengelolaan persediaannya.

Perputaran Persediaan =
37

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Rasio ini digunakan untuk melihat sejauh mana perusahaan dapat

menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimiliki. Semakin besar

rasio maka semakin baik bagi perusahaan.

Perputaran Aktiva Tetap =

4. Rasio Perputaran Total Aktiva

Hampir sama dengan rasio perputaran aktiva tetap, hanya saja yang

bedakan adalah pada perhitungan kali ini, yang dihitung adalah total aktiva

yang dimiliki perusahaan.

Perputaran Aktiva =
38

BAB IV

Pembahasan

4.1. Hasil Penelitian

Tabel 4.1 Ringkasan Laporan Keuangan PT. PLN UP2D Bali Periode
2019-2021 (Dalam Rupiah)

No Periode
Pos Akun 2021 2020 2019
1 Aktiva Lancar 1.069.915.409 997.240.311 962.326.302
2 Aktiva Tetap 1.145.586.034 1.053.637.372 1.059.888.110
3 Persediaan 123.584.123 115.378.829 94.736.682
4 Hutang Lancar 722.914.424 697.658.264 680.360.767
5 Total Hutang 2.270.407.095 2.218.662.483 2.223.345.734
6 Total Aktiva 2.215.501.443 2.070.877.683 2.032.214.412
7 Ekuitas 1.492.598.311 1.446.870.017 1.424.332.629
Ekuitas pemegang
8 saham 1.392.862.117 1.351.445.897 1.327.197.514
39

9 Laba Kotor 447.840.829 428.541.466 425.394.801


Laba bersih sebelum
10 pajak 360.451.011 354.651.109 356.406.238
Laba Bersih setelah
11 pajak 321.080.114 315.382.899 317.835.008
12 Laba bersih 312.462.814 306.835.826 308.856.241
13 Penjualan 232.438.027 229.890.357 234.988.563
Data diolah dari laporan keuangan PT. PLN UP2D Bali

1. Rasio Likuiditas

a. Rasio Lancar =

2021 = = 148 %

2020 = =145 %

2019 = =141 %

b. RasioCepat ( Quick Ratio) =

2021 = = 130 %

2020 = =129 %

2019 = =127 %
40

2. Rasio Solvabilitas

a. Rasio Hutang terhadap Ekuitas =

2021 =

2020 =

2019 =

b. Rasio Hutang terhadap Aktiva =

2021 =

2020 =

2019 =

3. Rasio Profitabilitas
41

a. Margin Laba Kotor =

2021 = = 192%

2020 = = 186%

2019 = = 181%

b. Margin Laba Bersih =

2021 = = 138%

2020 = = 137%

2019 = = 135%

c. Rasio Margin Laba Operasi

OPM =
42

2021 = = 155%

2020 = = 154%

2019 = = 151%

d. Rasio Pengembalian Aset

ROA =

2021 = = 14.1%

2020 = = 14.8%

2020 = = 15.7%

e. Rasio Pengembalian Ekuitas

ROE =
43

2021 = = 23%

2020 = = 23.3%

2019 = = 23.9%

4. Rasio Aktivitas

a. Rasio Perputaran Aktiva

Perputaran Aktiva =

2021 = = 10.9%

2020 = = 11.1%

2019 = = 11.3%

b. Rasio Peputaran Modal Kerja

Perputaran Modal Kerja =


44

2021 = = 66.9%

2020 = = 76.7%

2019 = = 83.3%

c. Rasio Perputaran Aktiva Tetap

Perputaran Aktiva Tetap =

2021 = = 22.2%

2020 = = 21.8%

2019 = = 11.3%

d. Rasio Perputaran Persediaan

Perputaran Persediaan =

2021 = = 188%

2020 = = 199%
45

2019 = 188%

4.1. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Rasio likuiditas (Liquidity Ratio)

a. Rasio lancar (Current Ratio)

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio)

Periode
Rasio
2019 2020 2021
Rasio Lancar 141% 145% 148%

Data Diolah

Pada tahun 2019 rasio lancar adalah sebesar 141%, yang berarti setiap

Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh Rp 1,41 dari aktiva lancar. Pada tahun

2020 rasio lancar adalah sebesar 145%, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang

lancar akan dijamin oleh Rp 1,45 dari aktiva lancar dan Pada tahun 2021 rasio

lancar adalah sebesar 148%, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar akan

dijamin oleh Rp 1,48 dari aktiva lancar. Jika angka rasio lancar suatu

perusahaan lebih dari 1,0 (100%), maka perusahaan tersebut punya kemampuan

yang baik dalam melunasi kewajibannya. Namun jika ratio lancar yang dimiliki

perusahaan nilainya di bawah 1,0 kali, maka kemampuannya dalam melunasi

utang masih dipertanyakan. Secara kesuluruhan rasio lancar (Current Ratio)

perusahaan pada periode 2019-2021 mengalami peningkatan setiap tahunnya,


46

sehingga menandakan perusahaan dalam kondisi yang baik karena mampu

melunasi kewajiban lancarnya dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Rasio Cepat (Quick Ratio)

Period
Rasio e
2019 2020 2021
Rasio Cepat
127% 129% 130%

dari tabel 4.3 terlihat perhitungan rasio cepat (Quick ratio) pada periode

2019-2021 . Pada tahun 2019 rasio cepat adalah sebesar 127%, yang berarti

setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh Rp 1,27 dari aktiva lancar

dikurangi persediaan. Pada tahun 2020 rasio cepat adalah sebesar 129%,

yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh Rp 1,29 dari

aktiva lancar dikurangi persediaan. Dan pada tahun 2021 rasio cepat adalah

sebesar 130%, yang berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin oleh

Rp 1,30 dari aktiva lancar dikurangi persediaan. Hasil penghitungan pada

rasio cepat jika lebih dari 1,0 (100%) maka menunjukkan kemampuan

perusahaan yang baik dalam memenuhi kewajibannya. Sedangkan apabila

dibawah dari 1,0 (100%) berarti perusahaan kurang mampu dalam

memenuhi kewajibannya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Secara

kesuluruhan rasio cepat (Quick Ratio) perusahaan pada periode 2019-2021

mengal
47

ami peningkatan setiap tahunnya. Sehingga menandakan perusahaan dalam

kondisi yang baik karena mampu membayar kewajiban lancarnya dengan

aktiva lancar perusahaan dikurangi persediaan yang dimiliki.

3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

1. Rasio Hutang terhadap aktiva (Debt Ratio to Asset)

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Aktiva/Asset


Periode
Rasio
2019 2020 2021
Rasio hutang
terhadap Aktiva 109% 107% 102%
Data Diolah

Dari tabel 4.4 terlihat perhitungan rasio hutang terhadap aktiva (Debt

Ratio to Asset) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 rasio hutang terhadap

aktiva adalah sebesar 109 % menunjukkan bahwa Rp 1,00 hutang dijamin dengan

Rp 1,19 aktiva perusahaan. Pada tahun 2020 rasio hutang terhadap aktiva adalah

sebesar 107 % menunjukkan bahwa Rp 1,00 hutang dijamin dengan Rp 1,07

aktiva perusahaan. Dan pada tahun 2021 rasio hutang terhadap aktiva adalah

sebesar 102 % menunjukkan bahwa Rp 1,00 hutang dijamin dengan Rp 1,02

aktiva perusahaan. Hasil perhitungan rasio hutang terhadap aktiva yaitu Semakin

tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah modal pinjaman (hutang) yang

digunakan dalam menghasilkan keuntungan dibandingkan aktiva yang dimiliki.

Semakin rendah debit rasio, maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin

baik. Secara keseluruhan Pada rasio hutang terhadap aktiva (Debt ratio to Asset)
48

mengalami penurunan setiap tahunnya. Persentase tertinggi yaitu pada tahun 2013

sebesar 113%, dan persentase rasio terkecil yaitu pada tahun 2021 sebesar 102%.

Penurunan persentase pada rasio ini menandakan bahwa perusahaan dalam

kondisi yang baik, dimana semakin rendah debit atau persentase rasio, maka

tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik.

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt Ratio To Equity)

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Hutang Terhadap Ekuitas


Periode
Rasio
2019 2020 2021
Rasio hutang
terhadap Ekuitas 156% 153% 152%

Dari tabel 4.5 terlihat perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas (Debt

Ratio To Equity) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 nilai rasio adalah

sebesar 156 % menunjukkan bahwa Rp 1,00 hutang dijamin dengan Rp 1,56

ekuitas perusahan. Pada tahun 2020 nilai rasio adalah sebesar 153 %

menunjukkan bahwa Rp 1,00 hutang dijamin dengan Rp 1,53 ekuitas perusahan.

Dan pada tahun 2021 nilai rasio adalah sebesar 152 % menunjukkan bahwa Rp

1,00 hutang dijamin dengan Rp 1,52 ekuitas perusahan.

Hasil perhitungan rasio hutang terhadap ekuitas yaitu semakin tinggi rasio

ini maka semakin besar hutang jangka panjang perusahaan dibanding dengan

modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Semakin kecil rasio ini maka akan

memperbaiki keadaan perusahaan, artinya semakin kecil utang yang dimiliki


49

maka semakin aman. Secara keseluruhan pada rasio hutang terhadap ekuitas (Debt

ratio to Equityt) mengalami penurunan setiap tahunnya. Persentase tertinggi yaitu

pada tahun 2013 sebesar 159%, dan persentase rasio terkecil yaitu pada tahun

2021 sebesar 152%. Penurunan persentase pada rasio ini menandakan bahwa

perusahaan dalam kondisi yang baik, dimana semakin kecil rasio ini maka akan

memperbaiki keadaan perusahaan, artinya semakin kecil utang yang dimiliki

maka semakin aman.

3. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

1. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Margin Laba Kotor

Rasio Periode
2019 2020 2021
Margin Laba
Kotor 181% 186% 192%

Dari tabel 4.6 terlihat perhitungan rasio margin laba kotor (Gross Profit

Margin) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 rasio ini sebesar 181% yang

artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp

1,81. Pada tahun 2020 rasio ini sebesar 186% yang artinya setiap Rp 1,00

penjualan mampu menghasilkan laba kotor sebesar Rp 1,86. Dan pada tahun 2021

rasio ini sebesar 192% yang artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu

menghasilkan laba kotor sebesar Rp 1,92. Hasil perhitungan rasio margin laba

bersih yaitu semakin besar rasio ini maka semakin baik (efisien) bagi kegiatan

operasional perusahaan dan menunjukkan bahwa perusahaan menekankan

kenaikan harga pokok penjualan pada presentase dibawah kenaikan penjualan,


50

sedangkan apabila mengalami penurunan maka perusahaan kurang baik dalam

melakukan kegiatan operasionalnya. Secara keseluruhan pada rasio margin laba

kotor (Gross Profit Margin), rasio ini mengalami peningkatan dan juga

penurunan. Dimana pada tahun 2014 ke 2019 mengalami penurunan sebesar 8%.

kemudian terus meningkat pada tahun 2020 dan 2021. Jika dilihat dari rasio pada

tahun 2013 yaitu 186 % dan pada tahun 2021 yaitu 192%, artinya rasio ini

mengalami peningkatan. Dimana semakin tinggi rasio margin laba kotor maka

rasio profitabilitasnya semakin baik dan perusahaan dalam kondisi sehat

2. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Rasio Margin Laba Bersih

Periode
Rasio
2019 2020 2021
Margin Laba 135% 137% 138%

Dari tabel 4.7 terlihat perhitungan rasio margin laba bersih (Net Profit

Margin) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 rasio ini sebesar 135% yang

artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp

1,35. Pada tahun 2020 ini sebesar 137% yang artinya setiap Rp 1,00 penjualan

mampu menghasilkan laba bersih sebesar Rp 1,37. Dan Pada tahun 2021 rasio ini

sebesar 138% yang artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba

bersih sebesar Rp 1,38. Hasil perhitungan rasio margin laba bersih yaitu semakin

tinggi atau mengalami kenaikan persentase rasio ini maka semakin baik operasi

suatu perusahaan, sedangkan apabila menurun maka perusahaan kurang mampu


51

Periode
Rasio
2019 2020 2021
Rasio Margin
Laba Operasi 151% 154% 155%
dalam mengelola kegiatan operasionalnya.Secara keseluruhan pada rasio margin

laba bersih (Net Profit Margin) mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Persentase terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar 131%, dan persentase rasio

tertinggi yaitu pada tahun 2021 sebesar 138%. Secara keseluruhan dilihat dari

rasio margin laba bersih, perusahaan dalam kondisi yang baik dan sehat dan

mampu mengendalikan biaya dengan baik.

3. Rasio Margin Laba Operasi (Operating Profit Margin)

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Rasio Margin Laba Operasi

Dari tabel 4.8 terlihat perhitungan rasio margin laba Operasi (Operating

Profit Margin) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 rasio ini sebesar 151%

yang artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu menghasilkan laba operasi sebesar

Rp 1,51. Pada tahun 2020 rasio ini sebesar 154% yang artinya setiap Rp 1,00

penjualan mampu menghasilkan laba operasi sebesar Rp 1,54. Dan Pada tahun

2021 rasio ini sebesar 155% yang artinya setiap Rp 1,00 penjualan mampu

menghasilkan laba operasi sebesar Rp 1,55. Hasil perhitungan rasio margin laba

operasi yaitu semakin tinggi OPM berarti perusahaan mampu meningkatkan

penjualan bersih dan meminimalkan atau menekan laba operasai dan menandakan

perusahaan memiliki manajemen yang baik dalam meminimalkan biaya secara


52

efektif,. Dan sebaliknya apabila rasio OPM mengalami penurunan setiap

tahunnya, itu berarti perusahaan kurang mampumemanajemen biaya-biaya

operasionalnya. Secara keseluruhan dilihat rasio margin laba Operasi (Operating

Profit Margin ) yang setiap tahunnya mengalami peningkatan artinya perusahaan

mampu meningkatkan penjualan bersih dan meminimalkan atau menekan laba

operasi dan menandakan perusahaan memiliki manajemen yang baik dalam

meminimalkan biaya secara efektif, sehingga perusahaan bisa menghasilkan laba

yang lebih tinggi.

4. Rasio Pengembalian Asset (Return On Asset)

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Rasio Pengembalian Asset

Periode
Rasio
2019 2020 2021
ROA 15,7% 14,8% 14,1%

Dari tabel 4.9 terlihat perhitungan Return On Asset Ratio (Rasio

Pengembalian Asset) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 sebesar 15,7 %.

Pada tahun 2020 sebesar 14,8%. Dan Pada tahun 2021 sebesar 14,1%. Hasil

perhitungan Rasio Pengembalian Asset dilihat dari rata-rata persentase rasio

industry sejenis adalah 9%. Artinya apabila ROA berada diatas rata- rata standar

menandakan perusahaan memiliki kinerja yang baik. Sedangkan apabila ROA

dibawah atau tidak sesuai standar menandakan bahwa kinerja perusahaan dalam

keadaan yang tidak baik. Dari hasil ROA meningkat ditahun 2019 sebesar 1%.

Pada tahun 2020 dan 2021 mengalami penurunan lagi. Apabila dilihat dari rata-
53

rata persentase ROE sebesar 9 % ,maka perusahaan memiliki kinerja yang baik.

Tapi karena mengalami penurunan maka perusahaan harus lebih efektif lagi dalam

menghasilkan laba.

5. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return On Equity)

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Pengembalian Ekuitas

Rasio Periode
2019 2020 2021
ROE
23,9% 23,3% 23%

Dari tabel 4.10 terlihat perhitungan Return On Ekuitast Ratio (Rasio

Pengembalian Ekuitas) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 sebesar 23,9 %.

Pada tahun 2020 sebesar 23,3%. Dan Pada tahun 2021 sebesar 23 %. Hasil

perhitungan Rasio Pengembalian Ekuitas (ROE) yaitu semakin rasio mengalami

peningkatan maka smakin tinggi pula nilai perusahaan, sedangkan apabila

menglami penurunan artinya perusahaan kurang efektif dalam memanfaatkan

ekuitas perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Dari hasil ROE pada tahun,

2019, 2020 mengalami peningkatan persentase rasio setiap tahunnya. Tetapi pada

tahun 2021 mengalami sedikit penurunan sebesar 0,3 %. Secara keseluruhan

perusahaan mempu menghasilkan laba secara baik meskipun tergolong persentase

yang rendah tapi masih dapat dikatakan efektif dan efisien dalam menggunakan

ekuitasnya untuk menghasilkan pendapatan.

4. Rasio Aktivitas (activity ratio)

1. Perputaran Aktiva (Assets Turn Over)


54

Tabel 4.11 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva

Periode
Rasio
2019 2020 2021
Rasio Perputaran
Aktiva 11,3% 11,1% 10,9%

Dari tabel 4.11 terlihat perhitungan Return On Asset Ratio (Rasio

Pengembalian Asset) pada periode 2019-2021 Pada tahun 2019 sebesar 11,3 %.

Pada tahun 2020 sebesar 11,1 %. Dan Pada tahun 2021 sebesar 10,9 %.

Perhitungan Rasio Pengembalian Asset yaitu semakin tinggi atau meningkat

rasionya maka semakin efisien perusahaan dalam menggunakan assetnya untuk

mnghasilkan penjualan. Sebaliknya apabila rasio ini rendah atau menurun maka

kurang efektifnya manajemen perusahaan dalam menggunakan assetnya . Secara

keseluruhan dari rasio ini adalah mengalami penurunan persentase setiap

tahunnya. Artinya perusahaan perusahaan kurang efektif dan efisien

memanfaatkan total assetnya untuk meningkatkan penjualan perusahaan.

2. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Modal Kerja

Rasio Periode
2019 2020 2021
Rasio Perputaran
Modal Kerja 83,3% 76,7% 66,9%

Dari tabel 4.12 terlihat perhitungan Return On Asset Working Capital Turn

Over (Rasio Perputaran Modal Kerja) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019

sebesar 83,3 %. Pada tahun 2020 sebesar 76,7 %. Dan Pada tahun 2021 sebesar
55

69,9 %.Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Modal Kerja ini mengalami

penurunan persentase setiap tahunnya. Hal ini menandakan perusahaan kurang

memaksimalkan modal kerja untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

Apabila setiap tahunnya mengalami peningkatan artinya perusahaan dapat

memaksimalkan modal kerjanya untuk menghasilkan penjualan yang lebih tinggi.

3. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Aktiva

Tetap

Rasio Periode
2019 2020 2021
Rasio Perputaran
Aktiva Tetap 22,2% 21,8% 20,2%

Dari tabel 4.13 terlihat perhitungan Fixed Assets Turnover (Rasio

Perputaran Aktiva Tetap) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 sebesar 22,2

%. Pada tahun 2020 sebesar 21,8 %. Dan Pada tahun 2021 sebesar 20,2

%.perhitungan rasio perputaran aktiva yaitu semakin besar atau mengalami

peningkatan perusahaan mampu memanfaatkan aset- aset tetapnya dengan baik.

Sedangkan apabila semakin menurun setiap tahunnya bisa mengindikasikan

bahwa perusahaan tidak mampu memanfaatkan asetnya dengan baik.Hasil analisis

Rasio Perputaran Aktiva Tetap pada tahun 2019 mengalami peningkatan.

Kemudian Mengalami penurunan persentase pada tahun 2020 sebesar 0,4%, dan

menurun lagi pada tahun 2021 sebesar 1,6%. Hal ini menandakan perusahaan

kurang menghasilkan penjualan dengan aktiva tetap yang dimilikinya.

4. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)


56

Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Rasio Perputaran Persediaan

Rasio Periode
2019 2020 2021
Rasio perputaran
persediaan 248% 199% 188%

Dari tabel 4.14 terlihat perhitungan Inventory Turnover (Rasio Perputaran

Persediaan) pada periode 2019-2021. Pada tahun 2019 sebesar 248 %. Pada tahun

2020 sebesar 199 %. Dan Pada tahun 2021 sebesar 188 %. Hasil Perhitungan

Rasio Perputaran Modal Kerja ini mengalami menurun pada tahun 2019 sebesar

11%, menurun lagi pada tahun 2020 sebesar 48% dan menurun lagi pada tahun

2021 sebesar 11%. Dilihat dari persentase yang ada bisa dikatakan rasio

perputaran modal kerja sangat tinggi maka menandakan perputarannya sangat

baik. Akan tetapi karena persentase setiap tahunnya mengalami penurunan berarti

efektivitas perusahaan kurang baik dalam mengendalikan persediannya


57
58

DAFTAR PUSTAKA

Andi Zulfikar Yudha Pratama Syarifuddin. 2010. Analisis Volume Penjualan


pada PT. PLN (Persero) Wilayah Sulselbar Perspektif Audit Manajemen
Andi. 2019. Sistem Informasi Akuntansi, offset Yogyakarta
Assuari. 2004. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali.
Gramedia. Pustaka Utama.

Basu Swasta. 2001. Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta:


Liberty Offset Budi Rahardjo, 2000, Laporan Keuangan Perusahaan.
Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Charles Horngren. 2011. George Foster Akuntansi Biaya, Edisi
Keenam, Erlangga. Jakarta
Charles T. Horngren. 2010. Akuntansi Manajemen, Jakarta: Erlangga.
Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, and Terry D. Wardield. 2013.
Intermediate. Accounting. United States America : John Willey dan
Sons. Terjemahan Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. Jakarta:
Erlangga.
Douglass Garbutt. 2012. Teknik Merencanakan Laba, Jakarta: Erlangga

Ely Kartikaningdiyah. 2014. Analisis Pengelolaan Energi Listrik


Prabayar dan Pascabayar Pada B’Right PLN Batam, , Akuntansi
Manajemen, Politeknik Negeri Batam.
Harahap, Sofyan Syafri. 2005. “Analisis Kritis Atas Laporan
Keuangan”. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

https://www.dosenpendidikan.co.id/kinerja-keuangan/

https://www.harmony.co.id/blog/apa-itu-kinerja-keuangan-berikut-penjelasan-
lengkapnya

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, PT Bumi Aksara,


Jakarta.

Kottler Phillip. 2007. Manajemen Pemasaran, Jakarta: Indeks


59

Matz-Usry. 2006. Akutansi Biaya, Edisi Kedelapan, Erlangga. Jakarta

Milton E. Usry / Lawrence H. Hammer. 2011. Akuntansi Biaya,


Erlangga. Jakarta

Munawir, S. 2012. Analisis Informasi Keuangan, Liberty, Yogyakarta.


60

PT.PLN UP2D BALI LAPORAN LABA RUGI


Per 31 Desember 2019, 2020 (Dalam Rupiah Penuh)
PT PLN UP2D BALI
As Of December 31,2019 , 2020
(In Full Rupiah)
31 Des 2020 31 Des 2019
Dec 31,2020 Dec 31,2019
Rp Rp
Total Pendapatan 2.058.529.218 1.990.190.075 Total Revenue

Pendapatan 2.058.529.218 1.990.190.075 Income


Other revenue, total
Pendapatan Lainnya, Total - -

Biaya Pendapatan, Total 1.629.987.752 1.554.795.274 Cost of income, total

Laba Kotor 428.541.466 425.394.801 Gross profit

Total BiayaOperasi 1.964.420.721 1.882.194.301 Total operating costs


Sales/general/administration/
Penjualan/Umum/Administrasi
229.890.357 234.988.563 expense, total
Beban, Total

Penelitian&Pengembangan 104.542.611 97.410.463 Research & Development

Preparation/Amortization
Penyusutan / Amortisasi - -
Interest (income) costs – NET
Biaya (Pendapatan) Bunga –
- - operations
Net Operasi
Pengeluaran (Pendapatan) Unusual expense (income)
- -
Tak Biasa
Biaya Operasi Lainnya, Total - - Other operating costs, total

Pendapatan Operasi 94.108.497 107.995.775 Operating income

Interest income (cost), Net Non –


Pendapatan (Biaya) Bunga, Net
31.829.523 36.085.310 operation
Non-Operasi

Untung (Rugi) Penjualan Aset - - Profit (loss) on sale of assets

Lainnya, Bersih 949.804 374.817 Other, clean

Laba Bersih Sebelum Pajak 354.651.109 356.406.238 Net income before tax

Provisi Pajak Penghasilan 39.268.210 38.571.230 Income tax provision

Laba Bersih Setelah Pajak 315.382.899 317.835.008 Net profit after tax

Saham Minoritas -8.547.073 -8.978.767 Minority stocks

Ekuitas Dan Efiliasi - - Kuitas and Efiliation


US GAAP Adjustments
Penyesuaian GAAP AS - -
Net profit before an
Laba Bersih Sebelum Item Luar
306.835.826 308.856.241 extraordinary items
Biasa

Total Item Luar Biasa - - Incredible Total Items

Laba Bersih 306.835.826 308.856.241 Net income

Total Adjustment to net profit


Total Penyesuaian Terhadap
- - revenue
Laba Bersih
Pendapatan Tersedia Bagi Saham Available for ordinary shares
Biasa Tidak Termasuk Item Luar 306.835.826 308.856.241 excluding extraordinary items
Biasa
Penyesuaian Dilusi - - Dilution adjustment

Laba Bersih Dilusi 306.835.826 308.856.241 Diluted net profit

Average stock – Weighted


Saham Rata-Rata Tertimbang
228.541,248 232.312,740 average dilution
Dilusi
Diluted EPS excluding
EPS Dilusi Tidak Termasuk Item
44.826,464 76.542,752 extraordinary items
Luar Biasa
Dividend per share – common
Dividen Per Saham - Terbitan
14.38 12.95 stock primary issue
Primer Saham Biasa

EPS Dilusi Dinormalisasi 44.826,464 76.542,752 EPS in Normalization


PT.PLN UP2D BALI LAPORAN LABA RUGI
Per 31 Desember 2021 (Dalam Rupiah Penuh)
PT PLN UP2D BALI
As Of December 31,2021
(In Full Rupiah)
31 Des 2021
Dec 31,2021
Rp
Total Pendapatan 2.083.341.580 Total Revenue

Income
Pendapatan 2.083.341.580

Pendapatan Lainnya, Total - Other revenue, total

Biaya Pendapatan, Total 1.635.500.751 Cost of income, total

Laba Kotor 447.840.829 Gross profit

Total BiayaOperasi 1.976.976.303 Total operating costs

Sales/general/administration/
Penjualan/Umum/Administrasi
232.438.027 expense, total
Beban, Total

Penelitian&Pengembangan 99.307.429 Research & Development

Penyusutan / Amortisasi - Preparation/Amortization

Interest (income) costs – NET


Biaya (Pendapatan) Bunga –
- operations
Net Operasi
Pengeluaran (Pendapatan) Unusual expense (income)
-
Tak Biasa
Biaya Operasi Lainnya, Total - Other operating costs, total

Pendapatan Operasi 106.365.277 Operating income

Interest income (cost), Net Non –


Pendapatan (Biaya) Bunga, Net
35.245.670 operation
Non-Operasi

Untung (Rugi) Penjualan Aset - Profit (loss) on sale of assets

Other, clean
Lainnya, Bersih 834.245

Laba Bersih Sebelum Pajak 360.451.011 Net income before tax

Income tax provision


Provisi Pajak Penghasilan 39.370.897

Laba Bersih Setelah Pajak 321.080.114 Net profit after tax

Saham Minoritas -8.617.300 Minority stocks

Ekuitas Dan Efiliasi - Kuitas and Efiliation


US GAAP Adjustments
Penyesuaian GAAP AS -
Net profit before an
Laba Bersih Sebelum Item Luar Biasa
312.462.814 extraordinary items

Total Item Luar Biasa - Incredible Total Items

Laba Bersih 312.462.814 Net income

Total Adjustment to net profit


Total Penyesuaian Terhadap Laba
- revenue
Bersih
Pendapatan Tersedia Bagi Saham Available for ordinary shares
Biasa Tidak Termasuk Item Luar Biasa 312.462.814 excluding extraordinary items

Penyesuaian Dilusi - Dilution adjustment

Laba Bersih Dilusi 312.462.814 Diluted net profit

Average stock – Weighted


Saham Rata-Rata Tertimbang Dilusi 225.423,220 average dilution

Diluted EPS excluding


EPS Dilusi Tidak Termasuk Item Luar
45.256,274 extraordinary items
Biasa
Dividend per share – common
Dividen Per Saham - Terbitan
14,67 stock primary issue
Primer Saham Biasa

EPS Dilusi Dinormalisasi 45.256,274 EPS in Normalization


28
29
30
31

Anda mungkin juga menyukai