MANAJEMEN LABA
PROPOSAL
Diajukan Oleh:
NIM: 201770001
NIRM: 20173366340350001
JURUSAN AKUNTANSI
TRISAKTI SCHOOL OF MANAGEMENT
BEKASI
2020
Trisakti School of Management
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
tidak terdapat karya (sebagian atau seluruhnya) atau
kalimat/pendapat/gagasan/pandangan/teori yang pernah ditulis atau dipublikasikan
oleh orang lain, kecuali yang pernah tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar referensi.
Bila terbukti saya melakukan hal tersebut, maka saya bersedia untuk mendapatkan
sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................... 5
1.1. Latar Belakang Penelitian ............................................................................. 5
1.2. Masalah Penelitian ........................................................................................ 7
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian...................................................................... 8
1.3.1. Tujuan Penelitian ................................................................................... 8
1.3.2. Manfaat Penelitian ................................................................................. 8
1.4. Sistematika .................................................................................................... 9
BAB II KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ........... 12
2.1. Kerangka Teoritis ........................................................................................... 12
2.1.1. Teori Agensi ............................................................................................. 12
2.1.2. Manajemen Laba....................................................................................... 14
2.1.3. Ukuran Dewan Komisaris ......................................................................... 17
2.1.4. Dewan Komisaris Independen .................................................................. 17
2.1.5. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris........................................................... 19
2.1.6. Ukuran Perusahaan ................................................................................... 19
2.1.7. Leverage.................................................................................................... 21
2.1.8. ROA .......................................................................................................... 22
2.1.9. Arus Kas Operasi ...................................................................................... 23
2.2. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 25
2.2.1. Ukuran Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba ............................. 25
2.2.2. Dewan Komisaris Independen terhadap Manajemen Laba ...................... 26
2.2.3. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris terhadap Manajemen Laba ............... 27
2.2.4. Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba........................................ 27
2.2.5. Leverage terhadap Manajemen Laba ........................................................ 28
3
2.2.6. ROA terhadap Manajemen Laba .............................................................. 28
2.2.7. Arus Kas Operasi terhadap Manajemen Laba .......................................... 29
2.3. Model Penelitian.............................................................................................. 31
2.4. Pengembangan Hipotesis ................................................................................ 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................... 33
3.1. Bentuk Penelitian ............................................................................................ 33
3.2. Obyek Penelitian ............................................................................................. 33
3.3. Definsi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel................................. 34
3.3.1. Variabel Dependen ................................................................................... 34
3.3.2. Variabel Independen ................................................................................. 36
3.4. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 39
3.5. Metode Analisis Data ...................................................................................... 40
3.5.1. Statistik Deskriptif .................................................................................... 40
3.5.2. Uji Normalitas Data Residual ................................................................... 40
3.5.3. Uji Asumsi Klasik..................................................................................... 42
3.5.4 Uji Hipotesis ........................................................................................ 43
DAFTAR REFERENSI ............................................................................................. 47
4
5
BAB 1
PENDAHULUAN
Laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk pengambilan keputusan oleh
para investor.
Scott (2006: 344) dalam Nafiah (2013) mendefinisikan manajemen laba adalah
pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dari Standar Akuntansi Keuangan yang
ada dan dengan demikian maka secara langsung dapat memaksimalkan utilitas atau
nilai pasar perusahaan. Menurut Healy dan Wahlen (1999) dalam Nafiah (2013),
keuangan dan penyusunan transaksi untuk merubah laporan keuangan, dengan tujuan
yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang dilaporkan. Manajemen laba juga
dilakukan pada perusahaan yang sudah terkenal dan besar, salah satunya adalah PT
Garuda.
Pada 2018 PT Garuda memiliki laba bersih sebesar 809,85 ribu US dollar atau
sekitar Rp11,33 miliar, jumlah ini naik signifikan jika dibandingkan dengan tahun
2017. Pada tahun 2017 PT Garuda mencatat rugi sebesar 216,5 juta US dollar atau
komisaris PT Garuda Chairul Tanjung dan Dony Oksaria yang menganggap laporan
keuntungan dari PT Mahata Aero Teknologi yang memiliki utang kepada PT Garuda.
untuk melakukan penelitian lebih lanjut apakah terdapat pengaruh ukuran dewan
perusahaan, leverage perusahaan, ROA, dan arus kas operasi terhadap manajemen
laba.
data yang ada di perusahaan Indonesia tentang kedua variabel tersebut. Dan terdapat
penambahan variabel pada penelitian ini yaitu komite audit yang diambil dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan data dari tahun 2017-2019.
laba?
laba?
7
6. Apakah terdapat pengaruh ROA terhadap manajemen laba?
1. Peneliti selanjutnya
8
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi pembelajaran, pondasi, dan referensi
untuk peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih lanjut dan dapat meneruskan
2. Pemerintah
manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan. Diharapkan pula penelitian ini
3. Investor
keputusan.
1.4. Sistematika
Penelitian ini terdiri dari lima bab agar memudahkan pembaca untuk lebih
mengerti apa saja yang ada di dalam penelitian ini. Sistematika penulisannya adalah
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
9
10
Bab ini membahas mengenai landasan teori yang akan diambil dari
BAB V PENUTUP
BAB II
KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.
antara principal (shareholders) dan agen (manajemen), dimana prinsipal adalah pihak
Jensen dan Meckling (1976), hubungan keagenan adalah seperti kontrak, dimana satu
keagenan antara prinsipal dan agen yang terlibat dalam perilaku yang kooperatif,
tetapi memiliki perbedaan tujuan dan berbeda sikap terhadap risiko. Dari definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa definisi dari teori agensi adalah hubungan antara
keagenan tersebut terdapat suatu kontrak dimana pihak prinsipal memberi wewenang
kepada agen untuk mengelola usahanya dan membuat keputusan yang terbaik bagi
prinsipal.
Menurut Eisenhardt (1989) teori agensi dilandasi oleh tiga asumsi yaitu
efesien sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asimetri informasi antara prinsipal
dan agen, asumsi tentang informasi menekankan bahwa informasi dipandang sebagai
dan Meckling (1976) membagi biaya keagenan ini menjadi monitoring cost, bonding
cost dan residual loss. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh
prinsipal untuk memonitor perilaku agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan
Bonding cost merupakan biaya yang ditangung oleh agen untuk menetapkan
dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk
tindakan manajer untuk meningkatkan atau mengurangi laba yang dilaporkan atas
dalam Febriyanti et al. (2014) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu
et al. (2014) manajemen laba dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan jika
merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sarana
Menurut Taco dan Ilat (2016) laba yang besar akan menarik investor karena
perusahaan memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi. Dengan kata lain,
semakin tinggi rasio ini maka semakin baik produktivitas asset dalam memperoleh
keuntungan bersih. Hal ini selanjutnya akan meningkatkan daya tarik perusahaan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Hal inilah yang mendorong untuk terjadinya variasi
Schroeder dan Clark (1998) dalam Febriyanti et al. (2014) manajemen laba juga
yang dilaporkan pada saat ini. Fischer dan Rosenzweig (1995) dalam Febriyanti et al
Menurut Setiawan (2009) dalam Yunietha dan Palupi (2017), teori keagenan
(agency theory) timbul ketika satu orang atau lebih pihak principal mempekerjakan
orang lain (agent) untuk melakukan suatu pekerjaan dan mendelegasikan wewenang
pengambilan keputusan kepada agent tersebut. Teori agensi memiliki asumsi bahwa
maksimal dan cepat, sedangkan manajer sebagai agent lebih mendorong adanya
ekspansi dan mementingkan bonus yang sebesar-besarnya atas kinerja yang telah
15
16
Kodriyah dan Fitri (2017) dalam Florencia dan Susanty (2019) menyatakan
bahwa manajemen laba dapat disebabkan oleh adanya tingkat asimetri informasi yang
manajemen terhadap pihak investor yang tidak mempunyai akses yang cukup
terhadap informasi keuangan perusahaan. Investor yang tidak memiliki akses yang
bahwa manajemen laba merupakan suatu tindakan yang disengaja oleh manajemen
dengan cara menaik atau menurunkan laba untuk mendapatkan keuntungan pribadi,
manajemen laba memiliki pola, pola yang umum dilakukan oleh manajer adalah
peningkatan laba, penurunan laba, dan perataan laba McNichols dan Wilson (1988)
dalam Febriyanti et al. (2014) menyatakan pola-pola tersebut dapat dicapai melalui
strategi pemilihan keputusan operasi, investasi, dan pembelanjaan yang tepat, serta
corporate governance. Dewan komisaris tidak boleh turut serta dalam pengambilan
2006).
saham pengendali, serta bebas dari hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang
berfungsi sebagai penasehat yang memberikan saran, pendapat dan masukan dalam
rangka pencapaian tujuan perusahaan. Tugas utama dari komisaris independen ini
risiko, anggaran tahunan, dan rencana usaha, menilai sistem penetapan remunerasi
para pejabat yang memegang posisi kunci, memantau dan mengatasi konflik
perusahaan.
manajemen perusahaan untuk memanipulasi laba akan lebih besar. Namun jika
struktur dewan komisaris berasal dari luar perusahaan tindakan memanipulasi laba
akan berkurang. Johari et al. (2008) dalam Setiawan dan Yuyetta (2013) dalam
Firnanti (2017) menyatakan bahwa salah satu mekanisme yang efektif dalam
komisaris harus terdiri dari dewan komisaris independen yang kemungkinan dapat
19
manajemen.
tindakan pengawasan yang dilakukan oleh dewan komisaris dapat semakin baik dan
mengevaluasi kebijakan yang diambil dewan direksi. Oleh karena itu pihak
manajemen tidak dapat melakukan kegiatan manajemen laba (Marsha dan Ghozali,
2017).
Chen et al. (2006) dalam Marsha dan Ghozali (2017) menyatakan bahwa
skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara,
antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya
ukuran perusahaan dibagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar (large firm),
(1994) dalam Suwito dan Herawaty (2012) menyatakan penentuan ukuran perusahaan
besar peneliti menggunakan ukuran perusahaan sebagai proksi sensitifitas politis dan
dipaparkan oleh Watt dan Zimmerman (1986) dalam Handayani dan Rachadi
(2009), berasumsi bahwa perusahaan besar secara politis, lebih besar melakukan
perusahaan kecil. Watt dan Zimmerman (1986) dalam Handayani dan Rachadi
process memiliki dampak pada pemilihan prosedur akuntansi oleh perusahaan yang
berukuran besar.
20
21
2.1.7. Leverage
Harjito dan Martono (2014) dalam Agustia dan Suryani (2018) menyatakan
rasio leverage adalah mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang.
Penggunaan leverage ini dengan tujuan agar keuntungan yang diperoleh lebih besar
daripada biaya aset dan sumber dananya. Dengan demikian penggunaan leverage
lebih rendah dari biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan
keuntungan pemegang saham. Gitman dan Zutter (2010) dalam Firnanti (2017)
perusahan.
Susanto, dan Agness (2019), Yudy dan Susanto (2018), Upayarto (2013)
dalam Florencia dan Susanty (2019) menyatakan bahwa leverage disebabkan oleh
perusahaan untuk melunasi kewajiban kepada kreditor semakin rendah. Hal ini
angka laba agar keuangan perusahaan tetap terlihat baik walaupun adanya leverage
yang tinggi. Harjito dan Martono (2014) dalam Agustia dan Suryani (2014)
mengatakan bahwa jika perusahaan mendapat keuntungan yang lebih rendah dari
biaya tetapnya maka penggunaan leverage akan menurunkan keuntungan pemegang
saham.
2.1.8. ROA
Return On Asset atau ROA adalah suatu indikator keuangan dari rasio
keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh
suatu perusahaan melalui aktiva atau aset yang dimiliki oleh perusahaan,yang
memiliki guna untuk menghasilkan laba dari modal yang telah diinvestasikan pada
nilai ROA berarti semakin baik kinerja perusahaan dengan menggunakan aset
sehingga diperolehnya laba yang besar. Laba yang meningkat berakibat pada
dari segi aset, penjualan, dan investasi. Yuliana dan Trisnawati (2015) Florencia dan
efisien laba yang mampu dihasilkan oleh manajemen dalam mengelola jumlah aset
22
mendapatkan bonus yang lebih besar mendorongnya untuk melakukan manajemen
arus kas melaporkan arus kas masuk maupun arus kas keluar perusahaan selama
periode. Laporan arus kas ini akan memberikan informasi mengenai kemampuan
melunasi kewajiban dan membayar dividen. Laporan arus kas digunakan oleh
merencanakan aktivitas investasi dan pembiayaan di masa yang akan datang. Laporan
arus kas juga digunakan oleh kreditur dan investor dalam menilai tingkat likuiditas
arus kas penerimaan dan pembiayaan kas diklasifikasikan menurut tiga kategori
komponen arus kas, maka dapat diketahui bagaimana perusahaan mengelola dana
yang dimilikinya. Yang dimaksud laporan sumber dan penggunaan kas (aliran kas)
adalah perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan mengenai
perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumbersumber kas dan
penggunaannya. Bagi perusahaan, dengan adanya aliran kas dapat digunakan sebagai
23
dasar dalam menaksir kebutuhan kas dimasa mendatang dan kemungkinan sumber-
sumber yang ada. Sedangkan bagi para investor, aliran kas dapat digunakan untuk
pinjaman.
Munawir (2007) dalam Kaunang (2013) laporan arus kas adalah sebuah
laporan keuangan dasar yang melaporkan kas yang diterima, kas yang dibayarkan ,
dan perubahannya, dari kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan dari bisnis selama satu periode dalam sebuah format yang menyatakan
saldo kas awal dan akhir. Tujuan utama dari pelaporan arus kas adalah untuk
memberikan informasi yang akan membantu investor dan kreditur untuk meramalkan
jumlah kas yang mungkin akan diterima dalam bentuk dividen, bunga, dan
pembayaran kembali hutang pokok. Selain itu laporan arus kas juga berguna untuk
Komite audit menurut Zeptian dan Rohman (2013) dalam Firnanti (2017)
merupkan salah satu bentuk pengawasan yang di lakukan principal terhadap agent.
Komite audit berfungsi sebagai pengawas, baik itu pengawasan terhadap proses
Effendi dan Daljono (2013) dalam Firnanti (2017) menyatakan bahwa komite
24
bermanfaat dalam menjamin transparansi, keterbukaan laporan keuangan, keadilan
Menurut Tunggal (2013) dalam Taco dan Ilat (2016) Komite Audit adalah
subpanitia dari board of director yang terdiri atas direktur independen dari luar.
perusahaan; pemonitoran resiko dan proses pengendalian; dan baik fungsi audit
Menurut kosasih dan Widayati dalam Firnanti (2017) komite audit berperan
Pradipta (2011) dan Taco dan Ilat (2016) menyatakan bahwa ukuran dewan
25
memiliki tugas dan tanggungjawab besar yaitu untuk mengawasi dan memastikan
bahwa perusahaan berjalan dengan baik. Maka perusahaan yang memiliki dewan
terhadap manajemen laba karena jika jumlah direksi berkurang itu akan mengurangi
manipulasi. Susanto (2013), Arifin dan Destriana (2016), dan Hendra et al. (2018)
laba karena banyak atau sedikitnya jumlah dewan direksi tidak akan menjadi indikasi
Arifin dan Destriana (2016), Hendra et al. (2018) dan Sari dan Pratiwi (2019)
manajemen laba karena semakin tinggi dewan komisaris independen maka akan
dewan komisaris independent yang lebih kecil akan melakukan tugasnya dengan baik
26
manajemen laba ini membuktikan bahwa dewan komisaris independen memberikan
kontribusi yang efektif bagi perusahaan. Taco dan Ilat (2016) dan Firnanti (2017)
manajemen laba.
manajemen laba. Sedangkan Marsha dan Ghozali (2017) dan Ichsany (2018)
manajemen laba.
Namun Prastiti dan Meiranto (2013), Marsha dan Ghozali (2017) menemukan
hasil sebaliknya bahwa jumlah rapat dewan komisaris tidak berpengaruh dengan
Penelitian menurut Abbadi, Hijazi, Al-Rahahleh (2016), Taco dan Ilat (2016),
Arifin dan Destriana (2016) menyatakan bahwa Size tidak berpengaruh terhadap
Earnings Management.
27
2.2.5. Leverage terhadap Manajemen Laba
Napitupulu (2012), Arifin dan Destriana (2016), dan Firnanti (2017) serta
manajemen laba karena jika tingkat leverage yang dimiliki oleh perusahaan besar
maka perusahaan akan kesulitan untuk memperoleh tambahan modal, maka ini
keuangan terlihat baik. Sedangkan Hendra et al. (2018) menyatakan bahwa leverage
Chandra dan Djashan (2018) dan Mayasari et al. (2019) menyatakan bahwa
leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen laba karena untuk melakukan suatu
perjanjian hutang maka perusahaan tidak harus bergantung kepada manajemen laba
Arifin dan Destriana (2016), Widyastuti (2009), Guna dan Herawaty (2010),
Widiyaningsih (2012), Yunietha dan Palupi (2017), dan Amertha (2013) menyatakan
bahwa return on asset berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini
dikarenakan semakin tinggi profit yang dihasilkan perusahaan, maka pajak yang
28
melakukan manajemen laba, untuk menurunkan profit perusahaan untuk menurunkan
berpengaruh positif terhadap manajemen laba namun Zeller dan Stanko (2000), Yoon
et al (2013), Andreas (2017), dan Jang dan Kim (2017) dalam Hastuti dkk. (2018)
mereka menemukan bahwa arus kas operasi secara negatif mempengaruhi manajemen
laba, yang berarti semakin rendah arus kas operasi dalam suatu perusahaan, semakin
Firnanti (2017), Taco dan Ilat (2016), Guna dan Herawaty (2010) menyatakan
bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Besar kecilnya
ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Karena tujuan
pemerintah. Anggota komite audit tidak secara aktif menjalankan tugasnya sebagai
komite audit sehingga fungsinya sebagai pengawas tidak berjalan dengan baik (Taco
29
30
31
Ha3 : tidak terdapat pengaruh frekuensi rapat dewan komisaris terhadap manajemen laba
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bentuk dari penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kausalitas. Sekaran
dan Bougie (2016) dalam Wardani dan Mulyani (2019) menyatakan penelitian
variabel-variabel yang diteliti untuk menjawab pertanyaan, maka dari penelitian ini
frekuensi rapat dewan komisaris, ukuran perusahaan, leverage, roa, dan arus kas
operasi.
perusahaan yang terdafar di BEI. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI pada tahun 2017-2019. Penelitian ini menggunakan metode
sampel tersebut sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. (Sekaran dan
Terdapat beberapa kriteria yang dilakukan pada obyek penelitian, diantara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2017 sampai dengan 2019.
3. Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang Rupiah dari tahun 2017
Pada bagian ini berisikan tenatng pengukuran dan skala yang digunakan
dalam penelitian. Definisi operasional dalam penelitian ini yaitu manajemen laba
tidak dialami perusahaan, jika dilakukan dalam jangka panjang tindakan tersebut
35
dapat merugikan perusahaan (Naftalia dan Marsono, 2013). Manajemen laba dalam
penelitian ini akan diukur dengan Absolute Discretionary Accruals dan dihitung
dengan model Modified Jones Model yang diambil dari penelitian Syahirah (2017).
Model Modified Jones Model memperkirakan tingkat akrual sebagai fungsi dari
TACt
DAt = ( A )- NDAt
t-1
𝛼 = Fitted coefficient yang diperoleh dari hasil regresi pada perhitungan total
accruals
Perusahaan, Leverage, ROA, dan Arus Kas Operasi terhadap Manajemen Laba.
Menurut Baesley (1996), Xie et al (2003), Saleh et al (2005), dan Rahman &
Ali (2006), dalam Syahirah (2017) semakin banyak jumlah dewan komisaris maka
semakin sedikit manipulasi akan laporan keuangan suatu perusahaan. Adapun proksi
serta bebas dari hubungan bisnis dan hubungan lainnya yang dapat mempengaruhi
kepentingan perusahaan (Pradito dan Rahayu, 2015). Ada pun proksi DKI untuk
sebagai berikut:
Farooque,2013). Vafeas (1999), Xie et al. (2003), Alzo (2012), dan Mohamad et al
(2012) dalam Syahirah (2017) menyatakan semakin tinggi frekuensi rapat dewan
dan semakin tinggi transparansi pengungkapan laporan keuangan. Ada pun proksi
FMEET menggunakan skala rasio diambil dari penelitian Syahirah adalah sebagai
berikut:
37
38
3.3.2.6. ROA
Return on Assets dalam penelitian ini diukur dengan perbandingan antara laba
sebelum bunga dan pajak terhadap total aset (Syahirah, 2017). Rasio Return on Assets
(ROA) menggunakan skala rasio dalam penelitian ini dapat dihitung dengan
persamaan ini menurut Syahirah (2017) :
Menurut Nugroho dan Eko (2011) dalam Firnanti (2017) komite audit
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia
(BEI). Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersifat kuantitatif, berupa
laporan keuangan tahunan dan laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar
Data yang sudah diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan diolah
dengan menggunakan beberapa alat uji statistik, yaitu analisis statistik deskriptif, uji
normalitas resdiual, uji asusmsi klasik dan pengujian hipotesis. Pengolahan data pada
penelitian ini menggunakan perangkat lunak IBM SPSS (Statistical Program for
memberikan gambaran atau deskripsi dalam suatu data yang dapat dilihat dari nilai
rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis
Uji normalitas data untuk melihat apakah model regresi dalam penelitian ini
berdistribusi secara normal atau tidak. Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah
data residual berdistribusi normal atau tidak dengan analisis grafik dan uji statistik
(Ghozali, 2018:161). Dalam penelitian ini untuk mendeteksi normalitas data, peneliti
40
signifikansi lebih dari sama dengan 0,05 maka data berdistribusi secara normal, tetapi
apabila signifikansi kurang dari 0,05 maka data tidak berdistribusi secara normal.
data outlier. Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat
berbeda jauh dari observasi lainnya dan timbul dalam bentuk nilai ekstrim baik dalam
empat peristiwa penyebab terjadinya data outlier: pertama, karena adanya kesalahan
dalam memasukan data, kedua, gagal menspesifikasi adanya missing value dalam
program komputer, ketiga, outlier bukan merupakan populasi yang diambil sebagai
sampel, dan keempat, outlier berasal dari populasi yang kita ambil sebagai sampel,
tetapi distribusi dari variabel dalam populasi tersebut memiliki nilai ekstrim dan tidak
berdistribusi normal.
Deteksi univariate outlier dapat dilakukan dengan cara menentukan nilai batas
yang akan dikategorikan sebagai data outlier dengan cara mengkonversi nilai data
kedalam skor standardized atau z-score. Kriteria z-score untuk menentukan batasan
dari nilai yang akan digunakan dalam penelitian dan kriteria yang dikategorikan
sebagai data outlier dalam penelitian ini adalah 3 sampai dengan 4 (Ghozali,
2018:40).
41
3.5.3. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik untuk mengetahui apakah model regresi dalam penelitian ini
3.5.3.1. Multikolinearitas
Model regeresi yang baik adalah tidak terjadi korelasi antar variabel
independen maka dilakukan uji multikolinearitas untuk menguji apakah model regresi
dilihat dari nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), untuk menunjukkan
variabel independen manakah yang dijelaskan oleh independen lainnya. Nilai cutoff
3.5.3.2. Heteroskedastisitas
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
dengan melakukan metode non grafik (uji Glejser) dengan tujuan untuk meregresikan
nilai absolut residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansinya ≥ 0,05
42
3.5.3.3 Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2018:111).
Untuk mengetahui apakah dalam suatu model terdapat autokorelasi dapat melakukan
terutama digunakan untuk sampel besar diatas 100 observasi. Uji LM akan
adalah 0,05 apabila sig < 0,05 maka terdapat autokorelasi, jika sig ≥ 0,05 maka tidak
(AKO) + 𝛽8 (KA)+ e
43
Dewan Komisaris Independen = DKI
Leverage =LEV
ROA = ROA
Komite Audit = KA
fungsional atau dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel
adalah +1 dan -1, artinya +1 adalah korelasi positif, berarti korelasi yang memiliki
hubungan sempurna antar variabel dan -1 adalah korelasi negatif, yang memiliki
korelasi yang tidak terdapat hubungan antar variabel dalam penelitian (Sekaran dan
Bougie 2016, 287). Uji korelasi dilakukan dengan tiga ketentuan, pertama apabila R
> 0,5, maka hubungan antar variabel dependen dengan independen kuat, yang kedua
apabila R < 0,5, maka hubungan antar variabel dependen dengan independen lemah,
44
dan ketiga jika R = 0,5 maka hubungan antar variabel dependen dengan independen
adalah sedang.
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien deterninasi adalah antar nol
untuk menejelaskan variabel dependen. Tetapi jika nilai mendekati satu maka
3.5.4.3. Uji F
regresi yang diobservasi maupun estimasi, pengujian ini juga untuk mengetahui
(Ghozali, 2018:98). Terdapat dua kriteria untuk menentukan apakah model fit atau
tidak, jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka model dinyatakan tidak fit
dilakukan dalam penelitian, tetapi jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka
3.5.4.4. Uji t
Uji t untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
(Ghozali, 2018:98). Jika signifikansi kurang dari 0,05 maka variabel independen
45
secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen, tetapi Jika nilai
signifikansi lebih besar dari 0,05 maka variabel independen secara individual tidak
46
47
DAFTAR REFERENSI
Arifin, Lavenia dan Nicken Destriana. 2016. Pengaruh Firm Size, Corporate
Governance dan Karakteristik Perusahaan terhadap Manajamen Laba. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi. Vol.18, No.1: 84-93.
Aygun, Mehmet, Suleyman Ic & Mustafa Sayim. 2014. The Effects of Corporate
Ownership Structure and Board Size on Earnings Management: Evidence
Chandra, S. M., & Djashan, I. A. (2018). Pengaruh Leverage dan Faktor Lainnya
Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Non-Keuangan. Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, 20(1),13-20.
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory: An assessment and review. Academy of
management review, 14(1), 57-74.
Febriyanti, A., Sawarjuwono, T., & Pratama, B. A. (2014). Manajemen Laba: Pro-
Kontra Pemaknaan antara Kreditur dan Debitur dalam Proses Pembiayaan
Kredit. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 16(1), 55-68.
Florencia, F., & Susanty, M. (2019). Tata Kelola Perusahaan, Aliran Kas Bebas dan
Manajemen Laba. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 21(2), 141-154.
Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Givoly, D., & Hayn, C. (2000). The changing time-series properties of earnings, cash
flows and accruals: Has financial reporting become more
conservative?. Journal of accounting and economics, 29(3), 287-320.
48
Hastuti, C. S. F., Arfan, M., & Diantimala, Y. (2018). The Influence of Free Cash
Flow and Operating Cash Flow on Earnings Management at Manufacturing
Firms Listed in the Indonesian Stock Exchange. INTERNATIONAL
JOURNAL OF ACADEMIC RESEARCH IN BUSINESS AND SOCIAL
SCIENCES, 8(9).
Hendra, Joni, Heri Koesharjono, and Seger Priantono. 2018. Implication of Good
Corporate Governance and Leverage on Earnings Management. International
Journal of Social Science and Business. Vol. 2, Number 1: 1-9.
Jensen, M. C., & Smith, C. W. (2000). Stockholder, manager, and creditor interests:
Applications of agency theory. Theory of the Firm, 1(1).
Karina dan Sutandi (2019). Pengaruh Return On Asset (Roa), Pertumbuhan Penjualan
(Sales Growth), Dan Leverage Terhadap Manajemen Laba (Studi Empiris
Kaunang, J. M. (2013). Analisis laporan arus kas sebagai alat ukur menilai
kinerja pada Pt. Pegadaian (persero) cabang manado timur. Jurnal EMBA:
Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).
knkg-indonesia.org
Marsha, F., & Ghozali, I. (2017). Pengaruh ukuran komite audit, audit eksternal,
jumlah rapat komite audit, jumlah rapat dewan komisaris dan kepemilikan
institusional terhadap manajemen laba (studi empiris perusahaan manufaktur
yang terdaftar di bei tahun 2012-2014). Diponegoro Journal of
Accounting, 6(2), 91-102.
Mayasari, Ayu Yuliandini, and Intan Indah Permatasari. 2019. The Influence of
Corporate Governance, Company Size, and Leverage Toward Earning
Management. Jurnal Akuntansi Trisakti. Vol. 6 No. 1: 19-30.
money.kompas.com/read/2019/07/18/152000526/kasus-garuda-dan-misteri-akuntansi
49
Naftalia, V. C., & Marsono, M. (2013). Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen
Laba Dengan Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi (Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar & Kimia yang Terdaftar di
BEI Periode 2014-2017).
Pongoh, M. (2013). Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja Keuangan PT.
Bumi Resources Tbk. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 1(3).
Pramithasari, A.A. Putu Kendran, dan Gerianta Wirawan Yasa. 2016. The effect of
good corporate governance on earnings management in companies that
perform IPO. The Indonesian Accounting Review. Vol. 6, No. 1: 37 – 44.
Prastiti, A., & Meiranto, W. (2013). Pengaruh karakteristik dewan komisaris dan
komite audit terhadap manajemen laba (Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Saftiana, Yulia, Mukhtaruddin, Krisna winda putri, dan Ika sasti ferina. 2017.
Corporate Governance Quality, Firm Size and Earnings Management:
Empirical Study In Indonesia Stock Exchange. Investment Management and
Financial Innovations. Vol. 16, No.4: 105-120.
50
Sari, Pipit Buana, dan Amik Pratiwi. 2019. Analisis Mekanisme Good Corporate
Governance (GCG) dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba pada
Perusahaan Automotif Di Bursa Efek Indonesia (Bei). Jurnal Akuntansi Bisnis
& Publik. Vol. 10 No.1.
Scott, W. R. 2015. Finance Accounting theory. 7𝑡ℎ edition. Canada Inc: Pearson
Education.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Methods for Business. United
Kingdom: John Wiley and Sons. Ltd.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. 2016. Research Methods for Business. United
Kingdom: John Wiley and Sons. Ltd.
Taco, C., & Ilat, V. (2017). Pengaruh Earning Power, Komisaris Independen, Dewan
Direksi, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan terhadap Manajemen Laba
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(4).
51
Wehantouw, A. B., & Tinangon, J. J. (2015). Analisis Laporan Arus Kas Operasi,
Investasi dan Pendanaan pada PT. Gudang Garam Tbk. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(1).
Wibowo, L. W., & Herawaty, V. (2019, October). Analisis Kinerja Keuangan Yang
Mempengaruhi Manajemen Laba Dengan Kepemilikan Asing Sebagai
Variabe Moderasi. In Prosiding Seminar Nasional Cendikiawan (pp.2-19).
Yunietha dan Agustin Palupi. 2017. Pengaruh Corporate Governance dan Faktor
Lainnya Terhadap Manajemen Laba Perusahaan Publik Non Keuangan.
Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Vol. 19, No.1a, Issu 4: 292-303. Jurnal bisnis
dan akuntansi, 12(1), 53-68.
52