Anda di halaman 1dari 29

PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN

DAN RISIKO PERUSAHAAN TERHADAP NILAI


PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Oleh :
MULIATI
2017 12 065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASSAR BONGAYA


STIEM BONGAYA
MAKASSAR
2021
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI:
PENGARUH STRUKTUR MODAL, UKURAN PERUSAHAAN
DAN RISIKO PERUSAHAAN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)

Disusun dan diajukan oleh:

MULIATI
2017 12 065

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


KONSENTRASI MANAJEMEN KEUANGAN

Telah diperiksa dan disetujui untuk di seminarkan

Makassar, ……………….2021

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muh. Jusuf Radja, M.Si Dr.


Hardiani,S.E.,M.Si
NIDN : 8828120016 NIDN : 0912106801

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) PROPOSAL PENELITIAN

NO. SK. SEMINAR :


TANGGAL SEMINAR :
NAMA MAHASISWA :
NO. POKOK MAHASISWA :
PROGRAM STUDI :
KONSENTRASI :
JUDUL :
PROPOSAL INI TELAH DIREVISI, DISETUJUI OLEH TIM PENGUJI DAN
DIKETAHUI TIM PEMBIMBING UNTUK DILANJUTKAN PADA TAHAP
PENELITIAN

NO. NAMA PENGUJI TANDATANGAN

1.

2.

3.

4.

Makassar,
………………….

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muh. Jusuf Radja, M.Si Dr. Hardiani, SE., M.Si


NIDN. 8828120026 NIDN. 0912106801

Mengetahui,
Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Hasbiyadi, SE., MM


NIDN. 0022057507

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) PROPOSAL ............... iii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 7
A. Tinjauan Teoritis.......................................................................... 7
1. Nilai Perusahaan..................................................................... 7
2. Struktur Modal........................................................................ 8
3. Ukuran Perusahaan................................................................ 11
4. Manajemen Risiko.................................................................. 13
5. Konsep Work From Home....................................................... 16
B. Penelitian Terdahulu.................................................................... 22
III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS...................................... 24
A. Kerangka Konseptual.................................................................. 24
B. Hipotesis...................................................................................... 27
IV METODE PENELITIAN........................................................................... 28
A. Pendekatan Penelitian................................................................. 28
B. Tempat Dan Waktu Penelitian..................................................... 28
C. Populasi Dan Sampel.................................................................. 28
D. Metode Pengumpulan Data......................................................... 29
E. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel........................... 30
F. Uji Instrumen............................................................................... 31
G. Metode Analisis........................................................................... 32
H. Uji Asumsi Klasik......................................................................... 33
I. Uji Hipotesis ............................................................................... 35
J. Rancangan Penelitian ................................................................ 37
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 38
LAMPIRAN................................................................................................. 40

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan

atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, hal ini dapat

terwujud dengan upaya peningkatan atau maksimalisasi nilai pasar atas

harga saham perusahaan yang bersangkutan. Meningkatnya persaingan

usaha dan semakin rumitnya situasi yang dihadapi oleh perusahaan

menuntut ruang lingkup dan perang seorang manajer keuangan semakin

luas. Perusahaan melalui manajer keuangan harus mampu menjalankan

fungsinya di dalam mengelolah keuangan dengan benar dan seefisien

mungkin.

Perkembangan dunia industri saat ini berkembang sangat pesat

sehingga memunculkan persaingan yang semakin ketat, para pelaku bisnis

pun dituntut agar lebih kreatif dan memiliki kemampuan kompetitif yang lebih

tinggi dibanding dengan para pesaingnya. Industri otomotif merupakan salah

satu industri yang mengalami persaingan yang sangat ketat, hal ini dapat

dilihat dengan semakin banyaknya pelaku usaha yang memasuki sektor ini.

Industri otomotif juga merupakan salah satu industri yang menjadi penggerak

perekonomian Indonesia. Otomotif sendiri merupakan sebuah industri yang

bergerak dalam memproduksi kebutuhan masyarakat berupa kendaraan

sebagai alat transportasi. Industri otomotif memiliki manufaktur komponen,

manufaktur kendaraan itu sendiri, jaringan distribusi dan layanan purna

jualnya, baik bengkel resmi maupun umum, termasuk jaringan penjualan

suku cadang di seluruh Indonesia. Hal ini dikarenakan perusahaan otomotif

memiliki prospek yang menguntungkan dimana transportasi merupakan salah

satu kebutuhan masyarakat yang terpenting.

1
2

Dunia otomotif semakin mengalami perkembangan, hal ini dapat

terlihat dengan bermunculannya inovasi-inovasi baru untuk menarik dan

memenuhi kebutuhan konsumen. Mobilitas masyarakat yang semakin hari

semakin tinggi menuntut mereka untuk memiliki kendaraan pribadi, oleh

karena itu perusahaan otomotif menawarkan berbagai kategori sesuai

dengan kebutuhan konsumen.

Kebutuhan modal akan sangat penting dalam membangun dan

menjamin kelangsungan perusahaan, apalagi jika perusahaan akan

melakukan ekspansi. Oleh karena itu, perusahaan harus tahu berapa banyak

modal yang dibutuhkan untuk memenuhi biaya usahanya. Kebutuhan akan

modal tersebut dapat dipenuhi dari berbagai sumber dan mempunyai jenis

yang berbeda-beda. Jenis modal itu sendiri terdiri atas ekuitas (modal sendiri)

dan hutang (debt), dalam struktur finansial perusahaan perbandingan antara

hutang dan modal disebut struktur modal.

Struktur modal merupakan penggunaan hutang jangka panjang

terhadap modal sendiri, di dalam penelitian ini menggunakan struktur modal

diukur dengan Debt to Equity Ratio, yang merupakan golongan rasio hutang

(Kasmir, 2009:122) dimana semakin besar rasio tersebut maka semakin

besar penggunaan dana hutang atas ekuitas perusahaan, yang nantinya

akan berpengaruh pada persediaan dana dalam memenuhi pendanaan

perusahaan. Seluruh dana berupa total aset yang dimiliki perusahaan untuk

memenuhi pendanaan perusahaan dapat mencerminkan ukuran perusahaan.

Besar kecilnya perusahaan (ukuran perusahaan) sangat berpengaruh

terhadap struktur modal terutama yang berkaitan dengan kemampuan

memperoleh pinjaman. Perusahaan besar memiliki kebutuhan dana yang

besar untuk membiayai aktivitas perusahaan atau operasional perusahaan .

salah satu altenatif pemenuhan kebutuhan modal dengan menggunakan


3

hutang.

Dapat diketahui, bahwa ukuran perusahaan yang besar dan terus

berkembang dapat meningkatkan profit dimasa yang akan datang, dengan

meningkatnya profit dapat mempengaruhi nilai perusahaan dan dianggap

sebagai informasi yang baik bagi investor. Kebebasan yang dimiliki

manajemen akan sebanding dengan kekhawatiran yang dirasakan oleh

pemilik atas asetnya, karena investor tidak mengetahui dengan pasti hasil

yang diperoleh dari investasi yang mereka lakukan dengan adanya bayang-

bayang risiko di masa yang akan datang. Salah satu cara dalam mengukur

risiko yaitu dengan menggunakan risiko sistematis (Beta), yang diindikasikan

dari hasil regresi indeks pasar yang merupakan faktor makro terhadap harga

saham perusahaan (Parengkuan,2010). Hubungan antara risiko dan nilai

perusahaan dapat memaksimalkan harga saham, maka akan semakin

meningkat pula permintaan atas saham tersebut yang akan mempengaruhi

nilai perusahaan dimata investor, dengan harapan bahwa akan mendapatkan

pendapatan atau return yang maksimal.

Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten, nilai

pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik

merupakan nilai sebenarnya dari saham. Salah satu pendekatan dalam

menentukan nilai intrinsik saham adalah price to book value. Price to book

value merupakan salah satu rasio penilaian yaitu rasio yang memberikan

ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya diatas

biaya investasi dengan cara membandingkan nilai pasar saham terhadap

nilai buku, (Kasmir, 2009:116). Semakin tinggi rasio PBV dapat diartikan

semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham, yang

akan berdampak pula pada nilai perusahaan.

Berdasarkan permasalahan dan kondisi perusahaan yang telah


4

diuraikan diatas, maka penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian

dan mengkaji lebih dalam dengan judul “Pengaruh Struktur Modal, Ukuran

Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan

Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI)"

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang

diajukan untuk penelitian ini yaitu:

1. Apakah struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Apakah risiko perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4. Apakah struktur modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan

berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui:

1. Struktur modal berdasarkan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap nilai

perusahaan otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Ukuran perusahaan berdasarkan total aset terhadap nilai perusahaan

otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

3. Risiko perusahaan berdasarkan beta terhadap nilai perusahaan otomotif

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

4. Struktur modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan secara


5

simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan otomotif yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini

adalah:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi

perkembangan ilmu pengetahuan terkhusus mengenai Manajemen

Keuangan.

b. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai refrensi dan studi

kepustakaan bagi peneliti di waktu yang akan datang.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dan masukan bagi perusahaan dalam hal ini pengaruh struktur

modal, ukuran perusahaan dan risiko perusahaan terhadap nilai

perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat

sebagai tambahan ilmu untuk meningkatkan kualitas perusahan

terhadap nilai perusahaan.


6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Nilai Perusahaan

a. Pengertian Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan persepsi para investor terhadap

tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga

saham (Hardiyanti, 2012). Saham merupakan salah satu surat

berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tinggi rendahnya harga

saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten. Semakin baik kinerja

emiten, maka akan berpengaruh besar terhadap kenaikan harga

saham, begitu juga sebaliknya.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh

calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual (Husnan, 2000:7).

Price to book value digunakan sebagai proksi dari nilai perusahaan

karena keberadaan price to book value (PBV) sangat penting bagi

investor untuk menentukan strategi investasi di pasar modal. Menurut

Sari (2013), bahwa perusahaan yang dikelola dengan baik pada

umumnya memiliki rasio price to book value (PBV) diatas satu. Hal ini

menunjukkan bahwa nilai saham perusahaan lebih besar daripada nilai

buku perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan

juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya

bahwa kinerja perusahaan akan mengalami kenaikan bukan hanya

pada saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa yang

akan datang.

Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), nilai perusahaan

merupakan indikator penting bagi investor untuk menilai perusahaan


7

secara keseluruhan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka persepsi

masyarakat terhadap kinerja perusahaan juga semakin baik, dengan

demikian perusahaan akan mampu untuk memenuhi keinginan

pemegang saham dengan kemakmuran. Secara sistematis price to

book value (PBV) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut,

(Weston dan Bringham, 2005:306):

Harga Pasar persaham


Price to Book Value (PBV) =
Nilai Buku persaham

b. Konsep Nilai Perusahaan

Menurut Christiawan dan Josua (2007:3), terdapat beberapa

konsep nilai yang menjelaskan nilai suatu perusahaan antara lain:

a. Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam

anggaran dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca

perusahaan dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b. Nilai pasar sering disebut dengan kurs adalah harga yang terjadi

dari proses tawar menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa

ditentukan jika saham perusahaan dijual di pasar saham.

c. Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiraan nilai riil

suatu perusahaan. Nilai perusahaan dalam konsep nilai intrinsik ini

bukan sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai

perusahaan sebagai entitas bisnis yang memiliki kemampuan

menghasilkan keuntungan di kemudian hari.

d. Nilai buku adalah nilai perusahaan yang dihitung dengan dasar

konsep akuntansi.

e. Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu


8

merupakan bagian para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung

berdasarkan neraca performa yang disiapkan ketika suatu perusahaan

akan di likuidasi.

Nilai perusahaan menggambarkan seberapa baik atau buruk

manajemen mengelola kekayaannya, hal ini bisa dilihat dari

pengukuran kinerja keuangan yang diperoleh. Suatu perusahaan akan

berusaha untuk memaksimalkan nilai perusahaannya. Peningkatan

nilai perusahaan biasanya ditandai dengan naiknya harga saham di

pasar saham.

2. Struktur Modal

a. Pengertian Struktur Modal

Husnan (2002:275), menyatakan struktur modal adalah

perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman

dan modal sendiri. Struktur modal yang optimal adalah struktur modal

yang mengoptimalkan keseimbangan antara risiko dan pengembalian

sehingga memaksimalkan harga saham. Untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam memaksimalkan kekayaan pemegang saham,

manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal dan memahami

hubungannya dengan risiko, hasil atau pengembalian nilai. Tujuan

utama struktur modal adalah menciptakan suatu komposisi dari hutang

dan modal usaha yang paling tepat dan paling menguntungkan dari

segi keuangan.

Rasio yang umum digunakan untuk melihat pengaruh pinjaman

dari kreditor baik yang digunakan sebagai tambahan modal maupun

sumber dana untuk pembelian aktiva adalah rasio hutang yang dilihat

dari struktur modal yaitu Debt to Equity Ratio (DER). Kasmir

(2009:112), menyatakan bahwa DER merupakan rasio yang digunakan


9

untuk menilai hutang dengan ekuitas. Untuk mencari rasio ini dengan

cara membandingkan antara seluruh hutan, termasuk hutang lancar

dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah

dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan.

Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengetahui setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan hutang. Rumus untuk

mencari Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebagai berikut

(Kasmir,2009:124):

Total Debt (Hutang)


Debt to Equity Ratio (DER) =
Equity (Equitas)

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

a) Struktur Aktiva (Tangibility)

Menurut Weston dan Brigham, Struktur aktiva adalah

perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dan total

aktiva. Sedangkan menurut Syamsudin, struktur aktiva adalah

penentuan berapa besar alokasi dana untuk masing-masing

komponen aktiva baik aktiva tetap maupun aktiva lancar.

Kebanyakan perusahaan industri yang sebagian besar modalnya

tertanam dalam aktiva tetap akan mengutamakan pemenuhan

modalnya dari modal permanen yaitu modal sendiri, sedangkan

utang bersifat pelengkap.

Perusahaan yang semakin besar aktivanya dan terdiri dari aktiva

lancar akan cenderung mengutamakan pemenuhan kebutuhan

dana dengan utang. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh

struktur aktiva terhadap struktur modal suatu perusahaan.

b) Growth Opportunity

Menurut Mai, 2006; Growth opportunity adalah peluang


10

perusahaan tumbuh di masa depan. Sedangkan menurut Kartini

dan Arianto, 2008; Definisi lain growth opportunity adalah

perubahan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Kesempatan

perusahaan untuk melakukan investasi pada hal-hal yang

menguntungkan.

Teori agensi menggambarkan hubungan yang negatif antara dan

leverage. Di mana, perusahaan dengan tingkat leverage yang

tinggi cenderung akan melewatkan kesempatan dalam

berinvestasi pada kesempatan investasi yang menguntungkan.

c) Ukuran Perusahaan (Firm Size)

Perusahaan besar cenderung akan melakukan diversifikasi usaha

lebih banyak dari pada perusahaan kecil. Oleh karena itu

kemungkinan kegagalan dalam menjalankan usaha atau

kebangkrutan akan lebih kecil.

Ukuran perusahaan sering dijadikan indikator bagi kemungkinan

terjadinya kebangkrutan bagi suatu perusahaan, di mana

perusahaan dalam ukuran lebih besar dipandang lebih mampu

menghadapi krisis dalam menjalankan usahanya.

d) Profitabilitas

Profitabilitas atau kemampuan meperoleh laba adalah suatu

ukuran dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh

mana perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang

dapat diterima. Perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi tentu

memiliki dana internal yang lebih banyak daripada perusahaan

dengan profitabilitas rendah. Perusahaan dengan tingkat

pengembalian yang tinggi akan berinvestasi menggunakan utang

yang relatif kecil (Bringham & Houston, 2001).


11

Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk

membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana

yang dihasilkan secara internal. Hal ini menunjukkan bahwa

profitabilitas berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

e) Risiko Bisnis

Risiko Bisnis akan mempersulit perusahaan dalam melaksanakan

pendanaan eksternal, sehingga secara teori akan berpengaruh

negatif terhadap leverage perusahaan.

c. Teori Struktur Modal

Adapun teori teori yang berkaitan dengan struktur modal,

yaitu:

1. Teori pendekatan tradisional. Pendekatan tradisional

berpendapat akan adanya struktur modal yang optimal. Artinya

struktur modal mempunyai pengaruh terhadap nilai

perusahaan, dimana struktur modal dapat berubah ubah agar

dapat diperoleh nilai perusahaan yang optimal.

2. Teori pendekatan modigliani dan miller

a) Teori MM tanpa pajak

Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori

Modigliani dan Miller (Teori MM). Mereka berpendapat

bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak

mempengaruhi nilai perusahaan. MM mengajukan

beberapa asumsi untuk membangun teori mereka yaitu:

(1) Tidak ada pajak.

(2) Tidak terdapat agency cost.

(3) Investor dapat berhutang dengan tingkat suku

bunga yang sama dengan perusahaan.


12

(4) Investor mempunyai informasi yang sama seperti

manajemen mengenai prospek perusahaan di

masa depan.

(5) Tidak ada biaya kebangkrutan.

(6) Earning BeforeIinterest and Taxes (EBIT) tidak

dipengararuhi oleh penggunaan dari hutang.

(7) Para investor adalah price takers.

(8) Jika terjadi kebangkrutan maka aset dapat dijual

pada harga pasar (market value).

b) Teori MM dengan pajak

Teori MM tanpa pajak dianngap tidak realistis dan

kemudian MM memasukkan faktor pajak kedalam

teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang

berarti merupakan aliran kas keluar. Hutang bisa

digunakan untuk menghemat pajak, karena bisa dipakai

sebagai pengurang pajak.

3. Teori Trade Off

Teori Trade Off perusahaan menyeimbangkan manfaat dari

pendanaan dengan hutang dengan suku bunga dan biaya

kebangkrutan yang lebih tinggi (Bringham dan Houston, 2009).

Sedangkan teori Trade Off menurut Myers (2008), perusahaan akan

berhutang sampai pada tingkat hutang tertentu, dimana penghematan

pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya

kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan

(financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau

reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat

akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan.


13

4. Teori Pecking Order

Teori Pecking Order kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan

investasi. Perusahaan akan berusaha untuk memenuhi berdasarkan

investasi yang diperlukan, dengan pemenuhan dana yang berasal dari

internal perusahaan (Hanafi, 2004). Teori pecking order menurut

myers dan marcus (2008), ialah perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi tingkat hutangnya rendah, dikarenakan

perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber dana

internal yang tinggi. ”Dalam pecking order theory ini tidak terdapat

struktur modal yang optimal. Secara spesifik perusahaan mempunyai

urutan preferensi (hierarki) dalam penggunan dana.

5. Teori Agency

Biaya agensi (Teori Agency) adalah biaya biaya yang berhubungan

dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa

manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual

perusahaan dengan kreditur dan pemegang saham (Mayangsari,

2001).

Teori Agency menurut Gitman (2003) menyatakan konflik yang timbul

ketika adanya perbedaan kepentingan anatara manajer pemegang

saham. Biaya keagenan timbul bagi pemegang saham yaitu

pemegang saham berupaya agar manajer keungan bertindak sesuai

dengan keinginan pemegang saham untuk memperoleh profit.

6. Teori Asimetri : Informasi dan Signalling

Teori signalling menurut Bringham dan Houston (2009) adalah suatu

tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi

suatu petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen

memandang prospek perusahaan. Sedangkan menurut Sundjaja dan


14

Berlian (2003) mengemukakan : informasi asimetri terjadi pada suatu

kondisi dimana manajer dari suatu perusahaan memiliki lebih banyak

informasi tentang operasi perusahaan dan prospek masa depan

perusahaan dibandingkan dengan investor.

3. Ukuran Perusahaan

a. Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat

dihitung dengan tingkat total aset dan penjualan yang dapat

menunjukkan kondisi perusahaan dimana perusahaan lebih besar

akan mempunyai kelebihan dalam sumber dana yang diperoleh

untuk membiayai investasinya dalam memperoleh laba. Ukuran

perusahaan dapat digunakan untuk mewakili karakteristik

keuangan perusahaan.

Ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh

perusahaan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan operasi

perusahaan. Jika perusahaan memiliki total aset yang besar, pihak

manajemen lebih leluasa dalam mempergunakan aset yang ada di

perusahaan tersebut. Jika dilihat dari sisi manajemen, kemudahan

yang dimiliki dalam mengendalikan perusahaan akan

meningkatkan nilai perusahaan (Suharli, 2006). Rumus untuk

menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari

total aktiva. Secara umum ukuran perusahaan dapat dirumuskan

sebagai berikut (Sudarsi, 2002):

Size = Ln of total aktiva

Adapun definisi dan pengertian ukuran perusahaan dari

beberapa sumber buku:

1. Menurut Basyaib (2007), ukuran perusahaan adalah suatu skala


15

dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut

berbagai cara antara lain dengan ukuran pendapatan, total aset,

dan total modal. Semakin besar ukuran pendapatan, total aset, dan

total modal akan mencerminkan keadaan perusahaan yang

semakin kuat

2. Menurut Ibrahim (2008), ukuran perusahaan adalah gambaran

besar kecilnya perusahaan yang ditentukan berdasarkan ukuran

nominal, misalnya jumlah kekayaan dan total penjualan

perusahaan dalam satu periode penjualan, maupun kapitalisasi

pasar. Pengelompokan perusahaan atas dasar skala operasi

(besar dan operasi) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu

variabel dalam menentukan keputusan.

3. Menurut Riyanto (2013), ukuran perusahaan adalah besar

kecilnya perusahaan dilihat dari besarnya nilai equity, nilai

penjualan atau nilai aktiva.

4. Menurut Torang (2012), ukuran perusahaan adalah suatu

variabel konteks yang mengukur tuntutan pelayanan atau produk

organisasi.

b. Indikator Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat ditentukan dengan berbagai nilai

seperti total aktiva, penjualan, modal, laba dan yang lainnya, nilai

tersebut dapat menentukan besar kecilnya perusahaan. Indikator

ukuran perusahaan dapat dilakukan menggunakan dua cara, yaitu:

1. Ukuran perusahaan = Ln Total Aset

Aset adalah harta kekayaan atau sumber daya yang dimiliki oleh

suatu perusahaan. Semakin besar aset yang dimiliki, perusahaan

dapat melakukan investasi dengan baik dan memenuhi permintaan


16

produk. Hal ini semakin memperluas pangsa pasar yang dicapai

dan akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan.

2. Ukuran perusahaan = Ln Total Penjualan

Penjualan adalah fungsi pemasaran yang sangat penting bagi

perusahaan untuk m encapai tujuan perusahaan yaitu

mendapatkan laba. Penjualan yang terus meningkat dapat

menutup biaya yang keluar pada saat proses produksi. Hal ini laba

perusahaan akan meningkat yang kemudian akan mempengaruhi

profitabilitas perusahaan.

Menurut Moeljono (2005), pengukuran ukuran perusahaan

dapat dilakukan dengan menghitung dari total aset, investasi,

perputaran modal, alat produksi, jumlah pegawai, keluasan

jaringan usaha, penguasaan pasar, output produksi, besaran nilai

tambah, besaran pajak terbayarkan, dan seterusnya itu ternyata

menjadi bayangan akan kenyataan bahwa korporasi memang

identik dengan perusahaan besar.

Menurut Setiyadi (2007), ukuran perusahaan juga dapat

ditentukan oleh beberapa indikator sebagai berikut:

1. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer

yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat

tertentu.

2. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu

perusahaan pada suatu periode tertentu.

3. Total hutang, merupakan jumlah hutang perusahaan pada

periode tertentu.

4. Total aktiva, yang merupakan keseluruhan aktiva yang dimiliki

perusahaan pada saat tertentu.


17

4. Manajemen Risiko

a. Pengertian Manajemen Risiko

Risiko dapat diartikan sebagai bentuk keadaan

ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya

dengan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan pada

saat ini, (Fahmi, 2010:2). Fahmi (2010:2) menyatakan bahwa

manajemen risiko adalah suatu bidang ilmu yang membahas

tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam

menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada dengan

menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara

komprehensif dan sistematis. Risiko dapat dibagi menjadi dua,

yaitu:

1. Risiko Sistematis

Risiko sistematis atau systematic risk adalah risiko yang

tidak dapat dideversifikasikan atau dengan kata lain risiko yang

sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Systematic risk

disebut juga dengan market risk atau risiko umum

2. Risiko Tidak Sistematis

Risiko tidak sistematis atau unsystematic risk, yaitu hanya

membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu

perusahaan mengalami unsystematic risk maka kemampuan untuk

mengatasi masih dapat dilakukan, karena perusahaan dapat

menerapkan berbagai strategi untuk mengatasi seperti diversifikasi

portofolio. Strategi lain yang dapat diterapkan pada saat harga

sekuritas perusahaan jatuh adalah dengan menerapkan berbagai

strategi investasi. Unsystematic risk disebut juga dengan risiko

spesifik atau risiko yang dapat diversifikasikan.


18

Secara umum, manajemen risiko merupakan proses

perencanaan, pengaturan, serta pengendalian kegiatan usaha atau

bisnis yang memiliki risiko dalam pelaksanaannya.

Manajemen risiko merupakan cara terbaik untuk

menghadapi atau menghindari risiko yang mungkin

membahayakan perusahaan. Adanya manajemen risiko bahkan

bisa membuat perusahaan mendapatkan keuntungan tertentu.

Dengan adanya manajemen risiko maka perusahaan dapat

meminimalisir kerugian, khususnya pada keuangan dan

permodalan usaha. Sektor-sektor yang termasuk manajemen risiko

diantaranya yaitu risiko kredit, hukum, keuangan, operasional,

hingga keseharian perusahaan.

Penelitian ini menggunakan risiko sistematis (systematic risk

atau market risk). Fahmi dan Hadi (2009:140) dalam bukunya

menyatakan bahwa besarnya risiko suatu saham ditentukan oleh

beta (β). Beta menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham

dan pasarnya (saham secara keseluruhan). Menurut Wulandari

(2009), rumus beta sebagai berikut:

Beta =

b. Metode - Metode Manajemen Risiko

Pada manajemen risiko, terdapat dua macam metode yang

sering digunakan yaitu sebagai berikut:

1. Metode pengendalian risiko

Metode pertama dalam manajemen risiko adalah

pengendalian risiko. Metode pengendalian risiko kemudian akan

dibagi lagi menjadi 5 macam metode yang berbeda yaitu risk

avoidance (menghindari hal-hal yang menimbulkan risiko), loss


19

prevention (melakukan pencegahan terhadap risiko), segregation

(memisahkan benda atau orang penyebab kerugian), loss

reduction (mengurangi dampak kerugian), dan non-insurance

transfer (memindahkan risiko kepada pihak lain).

2. Metode pendanaan risiko

Sama halnya dengan metode pengendalian risiko, metode

pendanaan risiko juga dibagi menjadi dua macam. Metode pertama

adalah risk transfer yang memindahkan risiko kepada pihak lain

sama seperti non-insurance transfer namun disini perusahaan

harus memberi asuransi. Sedangkan metode kedua yaitu risk

retention dilakukan dengan memberi ganti rugi pada sebuah risiko.

c. Komponen Manajemen Risiko

Manajemen risiko memiliki komponen-komponen tertentu

yaitu:

1. Lingkungan Internal

Lingkungan internal yang dimaksud adalah segala risiko

yang kemungkinan terjadi di dalam internal perusahaan. Di dalam

komponen ini, tidak ada deteksi terhadap risiko yang terjadi antara

perusahaan dengan faktor luar seperti pelanggan, klien dan

semacamnya. Sekalipun kadang efek risiko internal ini juga

berimbas pada hal tersebut.

Komponen lingkungan internal dalam manajemen risiko

terkait dengan kedisiplinan karyawan, etika bekerja, Kompetensi

pegawai, tingkat kesejahteraan bawahan dan selainnya. Ini perlu

juga dilakukan deteksi manajemen untuk mencegah munculnya

risiko dari kriteria tersebut.

2. Penentuan Sasaran
20

Penentuan sasaran yang dimaksud adalah pihak

perusahaan harus memasukkan sasaran risiko yang jelas yang

akan coba diselesaikan melalui sistem manajemen. Di dalamnya

biasanya tercakup dua hal yaitu risiko yang muncul dari statemen

visi dan misi usaha serta sasaran risiko yang datang dari kegiatan

teknis atau operasional.

3. Identifikasi Peristiwa

Komponen manajemen risiko yang ketiga adalah identifikasi

peristiwa. Maksudnya adalah tidak disebutkan manajemen risiko

jika pihak perusahaan tidak memiliki data detail hasil identifikasi

peristiwa.

4. Penilaian Risiko

Memungkinkan sebuah organisasi perusahaan ataupun

bisnis untuk menilai sebuah kejadian atau keadaan dan kaitannya

dengan pencapaian tujuan perusahaan atau bisnis

tersebut.Manajemen perlu melakukan analisis mengenai dampak

yang mungkin terjadi akibat resiko dengan 2 perspektif, yaitu :

Likelihood (kecenderungan/ peluang) dan Impact/consequence

(besaran dari realisasi risiko).

5. Tanggapan Risiko

Selain melakukan penilaian terhadap risiko, juga

menentukan tanggapan atau respon terhadap risiko tersebut.

Respon dari manajemen tergantung risiko apa yang dihadapi.

Respon atau tanggapan tersebut bisa dalam bentuk :

1) Menghindari risiko (avoidance)

2) Mengurangi risiko (reduction)

3) Memindahkan risiko (sharing)


21

4) Menerima risiko (acceptance)

6. Aktivitas Pengendalian

Setelah diberikan tanggapan, selajutnya yaitu penyusunan

prosedur dan kebijakan yang membantu memastikan bahwa

respon terhadap risiko yang dipilih memadai dan terlaksana

dengan baik. Aktivitas pengendalaian risiko ini antara lain :

1) Pembuatan kebijakan dan prosedur

2) Delegasi wewenang

3) Pengamanan kekayaan perusahaan

4) Pemisahan fungsi

5) Supervisi

7. Informasi dan komunikasi

Aktivitas ini berfokus pada identifikasi informasi dan

menyampaikannya kepada pihak terkait melalui media komunikasi.

Informasi yang relevan diidentifikasi, diperoleh, dan

dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang tepat agar personil

dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik.

8. Pemantauan (Monitoring)

Monitoring adalah komponen terakhir dalam manajemen

risiko. Proses pemantauan dilakukan secara terus menerus untuk

memastikan setiap komponen lainnya berfungsi sebagaimana

mestinya. Hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses

monitoring adalah pelaporan yang tidak lengkap atau berlebihan.


22

B. Penelitian Terdahulu

Tabel 2 Hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti, Judul Tahun Variabel Sampel Analisis Hasil Penelitian


Penelitian
1 Cristy Israel dkk (2018), Pengaruh  Struktut Modal 10 perusahaan Analisis regresi
Struktur Modal, Kepemilikan  Kepemilikan linear berganda  Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Institusional dan Ukuran institusional secara simultan seluruh variabel
Perusahaan terhadap Nilai  Ukuran Perusahaan independen dalam penelitian ini
Perusahaan pada Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap nilai
Pertambangan yang Terdaftar di perusahaan.
BEI
2 Ni Putu Yuliana Ria Sawitri dan  Risiko Bisnis 12 perusahaan Analisis regresi  Berdasarkan hasil analisis, ditemukan
Putu Vivi Lestari (2015), Pengaruh  Ukuran Perusahaan linear berganda bahwa risiko bisnis dan ukuran
Risiko Bisnis, Ukuran Perusahaan  Pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
dan Pertumbuhan Penjualan Penjualan signifikan tehadap struktur modal.
Terhadap Struktur Modal  Pertumbuhan penjualan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
struktur modal pada industri otomotif
yang terdaftar di BEI.

3 Regina Rumondor dkk (2015),  Struktur Modal 8 perusahaan Analisis regresi  Hasil penelitian menunjukkan
Pengaruh Struktur Modal, Ukuran  Ukuran Perusahaan linear berganda secara simultan seluruh variabel
Perusahaan dan Risiko  Risiko Perusahaan independen dalam penelitian ini
Perusahaan Terhadap Nilai bepengaruh signifikan terhadap
Perusahaan pada Sub Sektor nilai peusahaan.
Plastik dan Pengemasan yang
Terdaftar di BEI
4 Ida Zuraida (2019), Pengaruh  Struktur Modal Data yang Teknik analisis  Hasil penelitian secara parsial
Struktur Modal, Ukuran  Ukuran Perusahaan digunakan yaitu data menunjukkan variabel struktur modal
Perusahaan, Profitabilitas dan  Profitabilitas dan data sekunder menggunakan uji dan ukuran perusahaan berpengaruh
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai berupa laporan simultan dan uji signifikan positif terhadap nilai
23

Perusahaan Kebijakan Dividen keuangan parsial perusahaan.


tahunan  Variabel profitabilitas dan kebijakan
dividen tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.
 Pengujian secara simultan variabel
struktur modal, ukuran perusahaan,
profitabilitas dan kebijakan dividen
berpengaruh simultan terhadap nnilai
perusahaan.
5 Victor P. Tandi dkk (2018),  Struktur Modal 9 perusahaaan Analisis linear  Hasil penelitian secara parsial tidak
Pengaruh Struktur Modal dan  Pertumbuhan Aset berganda terdapat pengaruh yang signifikan
Pertumbuhan Aset terhadap dari struktur modal dan pertumbuhan
Profitabilitas Perusahaan Otomotif aset terhadap profitabilitas.
yang Terdaftar di BEI  Secara simultan struktur modal dan
pertumbuhan aset tidak
beerpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas.
6 Ta’dir Eko Prasetia dkk (2014),  Struktur Modal 10 perusahaan Metode yang  Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengaruh Stuktur Modal, Ukuran  Ukuran Perusahaan digunakan secara simultan selurh variabel
Perusahaan dan Risiko  Risiko Perusahaan adalah uji asumsi independen dalam penelitian ini
Perusahaan Terhadap Nilai klasik dan uji berpengaruh signifikan terhadap nilai
Perusahaan Otomotif yang hipotesis serta perusahaan.
Terdaftar di BEI analisis linier
berganda
III. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

24
25

Anda mungkin juga menyukai