PROPOSAL PENELITIAN
Disusun Oleh:
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan oleh:
Prof. Dr. H. Arifuddin Mas’ud, S.E., M.Si., Ak., CA. Diamond Limbong, S.Ak., M.M.
NIDN. 0026046804 NIDN. 0931038301
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...........................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................7
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................8
1.3 Ruang Lingkup Penelitian....................................................................................8
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................8
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................................8
1.5.1 Manfaat Teoritis...........................................................................................8
1.5.2 Manfaat Praktis.............................................................................................8
BAB I TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................10
2.1 Tinjauan Empirik.................................................................................................10
2.2 Tinjauan Teoritik .................................................................................................14
2.2.1 Akuntansi......................................................................................................14
2.2.2 Akuntansi Pajak............................................................................................16
2.2.3 Defisini Pajak...............................................................................................16
2.2.4 Sistem Pemungutan Pajak............................................................................19
2.2.5 Jenis-Jenis Pajak...........................................................................................20
2.2.6 Pajak Reklame..............................................................................................21
2.2.7 Objek dan Subjek Pajak Reklame................................................................22
2.2.8 Jenis-Jenis Pajak Reklame............................................................................24
2.2.9 Tarif Pajak Reklame.....................................................................................26
2.2.10 Tata Cara Pembayaran dan Penagihan Pajak Reklame..............................28
2.2.11 Perhitungan Pajak Reklame........................................................................31
2.2.12 Penyetoran Pajak Reklame.........................................................................32
2.2.13 Pelaporan Pajak Reklame...........................................................................32
2.2 Kerangka Konseptual...........................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................35
3.1 Rangcangan Penelitian.........................................................................................35
3.2 Objek Penelitian...................................................................................................35
3.3 Instrumen Penelitian.............................................................................................35
3.4 Jenis dan Sumber Data.........................................................................................36
3.4.1 Jenis Data......................................................................................................36
3.4.2 Sumber Data.................................................................................................36
iii
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................37
3.5.1 Informasi Data .............................................................................................37
3.5.2 Tahap Pengumpulan Data ............................................................................38
3.6 Pengujian Keabsahan Data ..................................................................................39
3.7 Teknik Analisis Data ...........................................................................................40
3.8 Defisini Operasional ............................................................................................40
DAFTAR REFERENSI..................................................................................................43
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
segala potensi dan sumber daya yang ada harus dialokasikan secara efektif dan efisien
tercermin dari pemerintah pusat melalui otonomi kepada pemerintah daerah untuk
Pemerintah pusat dan kota menjadi pusat dalam pelaksanaan otonomi daerah
Pemerintah kota ditekan untuk mengambil langkah serius dalam upaya meningkatkan
tangganya, selain itu juga dapat menjadi ciri pokok yang mendasar dari suatu daerah
pendapatan asli daerah, hal ini tidak terkecuali daerah Kota Kendari.
1
2
system yang artinya wajib pajak atau pelaku diberi kepercayaan untuk menghitung,
mungkin sejak timbulnya hutang atau pajak sebelum tanggal jatuh tempo pembayaran
Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi sebuah Negara
yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran yang dapat dipaksakan
serta sebagai perwujudan peran serta masyarakat atau wajib pajak untuk secara
untuk pembiayaan Negara atau pembangunan nasional (Sari dan Ompusunggu, 2023).
Jenis pemungutan pajak Indonesia terdiri dari pajak pusat, pajak daerah, pajak
retribusi daerah, bea dan cukai, salah satu pajak pendapatan asli daerah (PAD) yang
masuk anggaran pendapatan belanja (APBD) daerah adalah pajak daerah (South,
2018).
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) adalah kontribusi wajib kepada
negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa
3
Pajak merupakan salah satu sektor utama penerimaan pemerintah yang mempunyai
hukum yang dipakai dalam perhitungan. penyetoran dan pelaporan pajak reklame
adalah Peraturan daerah Kota Kendari Nomor 6 tahun 2020 tentang pajak daerah dan
Salah satu jenis pajak daerah yang berlaku di Indonesia adalah pajak reklame
yaitu pajak yang dikenakan wajib pajak atas imbalan dalam bentuk lainnya atau
sejenis imbalan lainnya (Sudiyanti et al., 2023). Pajak reklame merupakan salah satu
pajak daerah yang diselenggarakan atas benda, alat, perbuatan atau media yang
barang, jasa, orang atau badang yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan
atau dinikmati oleh umum (Siahan, 2016: 381). Menurut Peraturan Daerah (PERDA)
Nomor 12 tahun 2011 “Reklame adalah benda, alat, perbuatan atau benda yang
bentuk dan coraknya ragamnya dirancang untuk menarik perhatian umum terhadap
barang, jasa, atau badan yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan dinikmati
oleh umum”.
4
Pajak reklame menjadi salah pajak daerah yang dikelola pemerintah daerah
pajak lain seperti pajak Rumah Kos, pajak Hotel, pajak Hiburan dan juga pajak Parkir
perolehan penerimaan Pajak Reklame masih cenderung lebih tinggi jika dibandingkan
Berikut merupakan target dan realisasi penerimaan pajak reklame daerah Kota
Tabel 1.1 Penerimaan Pajak Reklame di Kota Kendari Tahun Anggaran 2018 – 2020
Dapat dilihat dari tabel 1.1 efektifitas penerimaan pajak reklame di Kota
Kendari pada tahun 2018 sebesar 108,38%, kemudian pada tahun 2019 persentase
penerimaan pajak rekleme menurun sebesar 99% dan pada tahun 2020 persentasenya
naik menjadi 107,66% yang dapat disimpulkan bahwa penerimaan pajak reklame
Kendari tahun 2019 dapat dikategorikan “efektif”, sedangkan tahun 2018 dan 2020
dapat dikategorikan “sangat efektif”. Oleh sebab itu jika pemasangan reklame Kota
5
Kendari dikelola dengan maksimal dapat dilihat bahwa pertumbuhan pajak reklame
dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup menjanjikan baik dimasa
menjediakan ruang iklan. Pajak reklame merupakan salah satu pajak yang
peraturan perpajakan Kota Kendari. Pajak reklame dihitung dengan cara mengalikan
besaran tarif pemasangan reklame dengan tarif pajak reklame yang ditetapkan
Penyetoran pajak reklame ke pemerintah Kota Kendari adalah hal yang wajar
awal pengiklanan atau pemilik wajib pajak mendaftarkan diri dan melaporkan
kegiatan reklame yang dilakukan sesuai dengan peraturan daerah Kota Kendari
pajak atau dibayar melalui sistem pembayaran yang ditetapkan oleh pemerintah Kota
Kendari.
Pelaporan pajak reklame adalah proses yang wajib dilakukan oleh para pelaku
yang memasang iklan atau media promosi ke pemerintah Kota Kendari. Pelaporan
diformulir meliputi rincian iklan, nilai atau tarif pajak yang dikenakan, periode iklan
dan jumlah pembayaran yang disetorkan. Pelaporan pajak penting untuk memastikan
Penelitian yang berkaitan dengan pajak reklame telah dilakukan oleh Netik
Pendapatan Asli Daerah pada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kota
Medan” menyimpulkan bahwa selama lima tahun (2012-2016) badan pengelola pajak
dan retribusi daerah Kota Medan tidak efektif dalam membuat target pajak reklame
sehingga target setiap tahunnya tidak tercapai, hal ini disebabkan oleh berbagai faktor
seperti tidak membayar pajak sesuai nominal, pemasangan reklame liar tanpa izin dan
yang dilakukan wajib pajak dengan membawa blanko surat pemberitahuan pajak
daerah (SPTDP) dan tarifnya ditentukan dari nilai sewa reklame yang terpasang
dikalikan dengan tarif pajak reklame. Implementasi pajak reklame di kota Medan
telah berjalan dengan baik. Faktor pendukung penerimaan pajak reklame di Kota
Malang yaitu meliputi 1) Sarana dan Prasarana 2) Sistem informasi yang mendukung
Malang dan 3) Adanya perubahan sistem media reklame yang digunakan dan harus
Lebih lanjut penelitian yang dilakukan oleh Rori (2013) dengan judul
dan tugas pembantuan dibidang Pendapatan Daerah dengan membuat suatu penelitian
yang valid terlebih dahulu sebelum menentukan besarnya target penerimaan pajak
potensi yang ada di lapangan. Dinas Pendapatan Kota Manado yang dibantu oleh Unit
Kerja Terkait (UKT) dalam melaksanakan proses dan pelaporan pajak reklame sudah
sesuai dengan undang-undang Perda Tahun 1998 dan Keputusan Wali Kota
dalam penelitian ini yaitu bagaimana analisis perhitungan, penyetoran dan pelaporan
Edi Saraba No.89, Kelurahan Lahunde, Kecamatan Kendari Barat, Sulawesi Tengara,
adapun waktu penelitian adalah selama satu bulan sejak diterimanya proposal ini.
Ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup analisis, penyetoran dan pelaporan
pajak reklame yang dilakukan oleh Hotel Claro Kendari kepada Pemerintah Daerah
Kota Kendari.
pemikiran bagi masyarakat luas dan sebagai bahan referensi serta masukan pada
dan peningkatan mutu pendidikan serta penerapan teori yang telah diperoleh
reklame.
1. Saranani, I. T., Asraf, A., & Hasnita, N. (2023) yang berjudul “Analisis Efektivitas
daerah Kota Kendari. Penyetoran pajak hotel dalam meningkatan PAD Kota
Kendari dikategorikan sangat efektif untuk tahun 2018, 2020, dan 2021
dikarenakan persentase rasio efektivitas pajak hotel mencapai lebih dari 100%,
tetapi penerimaan pajak reklame belum memiliki kontribusi yang besar dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kendari. Hal ini menunjukkan
bahwa masih ada beberapa faktor yang membuat penerimaan pajak reklame belum
maksimal. Strategi yang dapat dikembangkan oleh Badan Pendapatan Daerah Kota
potensi penerimaan pajak reklame yang dilakukan oleh pihak Badan Pendapatan
sanksi kepada pelanggar yang tidak atau terlambat dalam membayar pajak.
10
11
I. T., Asraf, A., & Hasnita, N. (2023) yaitu sama-sama mengkaji dan menganalisis
pajak reklame yang ada di Kota Kendari, sedangkan perbedaan penelitian ini
terletak pada objek pajak yang diteliti, dan indikator penelitian yang diukur.
Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah Kabupaten Minahasa Selatan yang dalam
Namun dalam pelaksanaan di lapangan masih terjadi kelalaian dimana masih ada
Wajib Pajak yang terlambat dalam membayar pajak dan melakukan pemasangan
reklame tidak sesuai dengan yang di laporkan. Khususnya pada Reklame Brosur
reklame Brosur yang dilaporkan adalah kurang dari seribu brosur ternyata yang
dibagikan lebih dari seribu brosur, yang kedua Kain dan Baliho iklan yang
dilaporkan kepada Badan Pengelola Pajak dan Retribusi berbeda dengan yang
dan pelaporan pajak reklame, sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada
12
objek pajak yang diteliti dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-
variabel penelitian.
3. Herfina dan Syofia (2022) dengan judul penelitian “Tinjauan Atas Pelaksanaan
pajak reklame oleh Badan Pendapatan Derah (BPD) Kota Padang dapat dikatakan
telah sesuai dengan peraturan Walikota No. 46 tahun 2017 yakni dasar pengenaan
pajak reklame yang digunakan adalah nilai sewa reklame (NSR) yang mana
pada BAPENDA (Badan Pengawasan Daerah) cukup efektif dan efisien hal ini
terlihat pada pengurusan pajak hanya dilakukan oleh dua bidang yakni bidang
pelayanan dan bidang data dan penetapannya, terlebih lagi kedua bidang ini
Masalah yang sering dihadapi oleh BAPENDA yaitu masih banyak reklame-
reklame yang sudah habis masa pasangnya, dan seharusnya pihak penyelenggara
atau wajib pajak melakukan perpanjangan izin pemasangan, namun begitu banyak
yang melanggar.
dan Syofia (2022) yaitu sama-sama menganalisis perhitungan dan pelaporan pajak
reklame sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada objek pajak yang diteliti,
13
pajak hotel dan pajak reklame di Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) Kota
Manado masih belum optimal karena pembayaran pajak yang masih manual yang
memperlambat proses pembayaran pajak dan kesadaran wajib pajak untuk taat
pajak. Pengelolaan penerimaan pajak hotel dan pajak reklame di Kota Manado
pengenaan pajak hotel dan pajak reklame sudah mengikuti Peraturan Daerah Kota
Manado Nomor 2 Tahun 2011 tentang pajak daerah. Penyebab realisasi dari pajak
hotel, pajak reklame tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan ada beberapa
hal, antara lain wajib pajak belum memiliki kesadaran penuh untuk membayar
pajak, pandemi Covid-19 yang berimbas pada penutupan usaha yang terjadi
ditahun 2020 dan wajib pajak yang kurang dipahami oleh masyarakat.
pelaporan pajak reklame sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada objek
pajak yang diteliti dan indikator yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel
penelitian.
Reklame, Pajak Hotel dan Pajak Restoran dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
14
Daerah (PAD) pada Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta”. Hasil penelitian
menunjukan Rata-rata tingkat kontribusi Pajak Reklame, Pajak Hotel dan Pajak
Restoran pada tahun 2015-2019 sebesar 13,13% yang berarti rata-rata tingkat
kontribusi memberikan kontribusi yang besar. Pajak Reklame, Pajak Hotel dan
Pajak Restoran yang menjadi bagian dari sumber penerimaan negara yang apabila
dikelola dengan benar dan tepat serta maksimal tentunya dapat digunakan untuk
sedangkan perbedaan penelitian ini terletak pada objek pajak yang diteliti pada
penelitian Safitri lebih luas serta indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel penelitian.
2.2.1 Akuntansi
periode tertentu dan kondisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Secara umum,
akuntansi dapat diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk
unit-unit organisasi dalam suatu lingkungan negara tertentu dan cara penyampaian
pencatatan, analisis dan pelaporan aktivitas keuangan suatu entitas suatu perusahaan
atau organisasi dengan tujuan menyediakan informasi yang relevan dan dapat
Dari definisi di atas terdapat dua fungsi akuntansi: Pertama, akuntansi dapat
memanfaatkan sumber-sumber yang ada dengan bijak dan benar sehingga kita dapat
ukuran dan laporan biaya sumber daya tersebut, maka semakin baik pula keputusan
kualitatif dalam perhitungan. Sehingga informasi pada masa lampau yang tersedia
akan bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi masa yang akan datang.
Secara umum, tujuan dari akuntansi adalah memberikan informasi ekonomi dari satu
16
proses akuntansi yang berbentuk laporan keuangan diharapkan dapat membantu bagi
pengguna informasi.
berkaitan dengan perhitungan perpajakan dan mengacu pada peraturan dan perundang
keuangan fiscal sesuai dengan ketentuan dan peraturan perpajakan yang terkait
bahwa individu atau entitas mematuhi peraturan perpajakan yang berlaku dan
mendapatkan penerimaan baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung untuk
17
Pajak sendiri menurut lembaga pemungutannya dibagi menjadi dua yaitu Pajak Pusat
dan Pajak Daerah. Pajak daerah merupakan sumber pendapatan yang paling tinggi,
dan pembanguan daerah. Daerah memiliki wewenang untuk mengatur wilayah dan
mendefinisikan pajak sebagai kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan
tidak mendapat imbalan secara lansung dan digunakan untuk keperluan daerah untuk
untuk masyarakat.
Pajak yang dibayar oleh wajib pajak dimaksudkan untuk membantu pemerintah
Indonesia menganut sistem disebut self assesment system dimana Mardiasmo (2013)
menjelaskan bahwa self assesment system adalah suatu sistem pemungutan pajak
yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya
pajak yang terutang, menghitung serta melaporkan sendiri besarnya pajak yang
terutang, pemerintah mengharapkan kejujuran dan kesadaran dari setiap wajib pajak
umum dan tata cara perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada negara yang terutang
oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang
dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Dari beragam pengertian pajak yang dikemukakan oleh para ahli ditambah
dengan definisi pajak yang terdapat dalam undang-undang dapat disimpulkan bahwa
memaksa.
3. Tanpa jasa timbal atau kontra-prestasi secara langsung yang dapat ditunjuk.
penyelenggaraan Pemerintah.
19
kesejahteraan.
pemerintah (fiskus).
pemerintah (fiskus).
Pajak sendiri.
3. Withholding System
ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh
terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain pemerintah (fiskus) dan Wajib
Pajak.
Pajak memiliki beberapa jenis yang dapat didasarkan oleh lembaga pemungut
pajak juga sifatnya. Jenis pajak berdasarkan lembaga pemungutnya, terbagi menjadi
dua:
1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh negara atau pemerintah pusat.
Sebagian besar dari pajak pusat dikelola oleh Direktorat Jenderal Pusat (DJP)-
Kementerian Keuangan.
Sementara itu, berdasarkan sifatnya, jenis pajak dibagi menjadi dua, yakni:
1. Pajak Langsung, pajak yang dikenakan pada wajib pajak secara berkala baik
2. Pajak Tidak Langsung, pajak yang diberikan oleh wajib pajak bila melakukan
Barang Mewah.
yang menurut bentuk, susunan dan corak ragamnya dengan maksud untuk mencari
atau mengujikan suatu barang, jasa atau seseorang atau pun untuk menarik perhatian
umum kepada suatu barang, jasa atau seseorang yang ditempatkan atau yang dapat
dilihat, dibaca dan/atau didengar dari sesuatu tempat oleh umum, kecuali yang
adalah pesan media yang digunakan oleh produsen dengan harapan perilaku dan
keyakinan konsumen dapat diarahkan seperti yang produsen inginkan dari pesan
media tersebut.
pajak Kabupaten/Kota yang berfungsi sebagai sumber penerimaan asli daerah untuk
adalah salah satu pajak daerah dan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang
menunujukan posisi strategis dalam hal pendanaan pembiayaan daerah. Pajak sebagai
alat kebijakan fiskal yang digunakan terus menerus oleh negara. Pajak Reklame
22
adalah pajak daerah yang penerimaanya diserahkan dan digunakan untuk kepentingan
pemerintah daerah. Pajak reklame tersebut dikenakan terhadap objek pajak yaitu
berupa reklame dan nilai sewa reklame dan didasarkan pada besarnya biaya
undang didasarkan pada dasar hukum yang jelas dan kuat sehingga harus dipatuhi
oleh masyarakat dan pihak lain yang terkait dan juga untuk memberikan peluang
kepada daerah Kabupaten/Kota untuk memungut pajak jenis pajak daerah lain yang
dipandang memenuhi syarat dan potensial di daerah. Hal ini dimaksudkan untuk
kesederhanaan jenis pajak dan aspirasi masyarakat serta memenuhi kriteria yang
Lamia, A. A., Saerang, D. P. E., Wokas, H. R. N., (2015), secara umum objek pajak
reklame antara lain reklame papan, billboard, videotron, megatron, reklame kain,
kendaraan, reklame udara, reklame suara, reklame film (slide), reklame peragaan,
reklame apung. Sedangkan menurut Perda Kota Kendari yang menjadi objek pajak
Azhari (2015) mengatakan yang tidak termasuk objek pajak reklame adalah:
dan sejenisnya.
c) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan
reklame. Menurut Azhari (2015), subjek pajak reklame ialah penyelenggara Pajak
merupakan orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame.
Wajib Pajak (WP) Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan
reklame. Dalam hal reklame diselenggarakan sendiri secara langsung oleh orang
pribadi atau badan, WP reklame adalah orang pribadi atau badan tersebut. Dalam hal
reklame. Pajak reklame yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat reklame
diselenggarakan.
Adapun jenis-jenis dari pajak reklame menurut Lampiran Peraturan Wali kota
Tahun 2009 yang telah direvisi pada 13 Agustus 2019 Tentang Pajak Reklame adalah
yaitu reklame yang terbuat dari papan, kayu termasuk seng atau bahan lain
yang sejenis, dipasang atau digantung atau dibuat pada bangunan, tembok,
dinding, pagar, pohon, tiang dan sebagainya baik bersinar maupun yang
disinari.
b) Reklame kain
termasuk kertas, plastik, karet atau bahan lain yang sejenis dengan itu.
c) Reklame Selembaran
e) Reklame Peragaan
f) Reklme Film/Slide
Yaitu yang diselenggarakan dengan cara menggunakan klise berupa kaca atau
film, atau bahan-bahan yang sejenis, sebagai alat untuk diproyeksikan dan
g) Reklame Apung
Yaitu reklame yang diselengarakan di atas air, biasanya pada perairan sungai,
h) Reklame Udara
terbang atau balon udara. Biasanya spanduk atau banner berisi pesan iklan
i) Reklame Suara
utama.
26
j) Reklame Stiker
Semua reklame yang termasuk dalam kategori di atas adalah objek pajak
reklame. Menurut DPKD Kota Kendari pada Pajak Reklame berdasarkan UU Nomor
28 Tahun 2009 yang telah direvisi pada 13 Agustus 2019, tidak semua
c. Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada bangunan
e. Pesan-pesan sosial yang disampaikan oleh lembaga sosial, ormas, dan partai
politik.
Pengenaan Pajak Reklame tidak mutlak ada pada seluruh daerah kabupaten
atau daerah kota seluruh Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kewenangan yang
diberikan kepada pemerintah Kabupaten atau Kota untuk mengenakan atau tidak
27
mengenakan suatu jenis pajak Kabupaten atau Kota. untuk dapat dipungut pada suatu
daerah Kabupaten atau Kota, pemerintah daerah harus terlebih dahulu menerbitkan
peraturan daerah tentang Pajak Reklame yang akan menjadi landasan hukum
ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kota Kendari Besaran pokok Pajak Reklame
yang terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pemasangan reklame dengan
tarif pajak reklame yang ditetapkan pada peraturan daerah dengan ketetapan
maksimum sebesar 25%. DPP pajak reklame adalah Nilai Sewa Reklame dengan
ketentuan:
media reklame.
2. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai Sewa Reklame
ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame. Dalam hal Nilai Sewa Reklame
berdasarkan nilai kontrak tidak diketahui dan/atau dianggap tidak wajar, maka
Tata cara pembayaran dan penagihan pajak reklame telah diatur di peraturan
daerah kota kendari dan disesuaikan dengan UU NO. 28 tahun 2009 dan PP 55 tahun
berikut:
dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar
bertambah merupakan dasar penagihan pajak dan harus dilunasi dalam jangka
peraturan Walikota.
29
1. Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo pembayaran tidak dibayar
setiap bulan, yang dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari
pembayaran untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.
dengan utang pajak yang belum atau kurang dibayar ditagih dengan Surat
Tagihan Pajak yang harus dilunasi selambat- lambatnya 1 (satu) bulan sejak
3. Pajak yang terutang dibayar di Kas Daerah atau tempat lain yang ditunjuk
oleh Walikota.
sebagaimana dimaksud dalam poin (1), poin (2) dan poin (3) dan diatur
atau kurang bayar oleh wajib pajak pada waktunya dapat ditagih dengan Surat
Paksa.
30
perundang-undangan.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penagihan diatur dengan Peraturan
Walikota
a. Wajib pajak tidak melunasi utang pajak dan kepadanya telah diterbitkan
Surat Teguran atau Surat Peringatan atau surat lainnya yang sejenis;
perundang- undangan.
31
Cara perhitungan nilai sewa reklame yang ditetapkan dalam peraturan daerah
Kota Kendari nomor 6 tahun 2020 tetang pajak reklame bab III bagian pasal 5 adalah
sebagai berikut:
2. Dalam hal reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, nilai sewa reklame sebagai
mana yang dimaksud pada ayat 1 ditetapkan berdasarkan kontrak sewa reklame.
dimaksud dalam ayat (1) dihitung dengan memperhatikan faktor jenis, bahan yang
ukuran reklame.
4. Dalam hal nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diketahui
5. Cara perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah
sebagai berikut:
reklame.
6. Hasil perhitungan nilai sewa reklame sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
Penyetoran pajak reklame telah diatur dalam peraturan daerah Kota Kendari
nomor 6 tahun 2020 tetang pajak reklame bab VII bagian pasal 12 adalah sebagai
berikut:
dipersamakan.
3. Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berupa
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembayaran pajak reklame diatur dalam
peraturan walikota.
pemerintah Kota Kendari sesuai masa pemasangan objek reklame baik melalui surat
surat tagihan pajak reklame oleh pemerintah Kota Kendari jika masa pajak telah
2. SKDP yang tidak atau kurang dibayar setelah jatuh tempo pembayaran dikenakan
sanksi administratif berupa bunga 2% setiap bulan dan ditagih melalui STPD.
nantinya, yang pada dasarnya merupakan gambaran dari kinerja teori dalam
memberikan alternatif solusi atau saran dari serangkaian masalah. Kemudian dari
penelitian penulis akan ditarik kesimpulan. Pajak reklame yang dilakukan oleh pihak
hotel Claro kendari, untuk lebih jelasnya peneliti menjabarkan sebagai berikut:
Pelaksanaan Perhitungan,
penyetoran dan pelaporan
Pajak reklame
Pada gambar diatas yang peneliti telah gambarkan dalam kerangka berpikir
penelitian ini menjadikan hotel Claro Kota kendari sebagai objek penelitian. Hotel
34
Claro Kendari adalah hotel berbintang 4 bertaraf Internasional dengan jumlah lantai
16, terletak di pusat bisnis Kendari, beralamat di jalan Edi Sabara No.89 Kelurahan
dilakukan oleh pihak manajemen Hotel Claro Kendari sesuai dengan peraturan daera
kota kendari no. 6 tahun 2020 tentang pajak reklame. Manajemen Hotel Claro
Kendari menyetor dan melaporkan sendiri pajak reklame tepat sesuai dengan
peraturan yang berlaku sehingga dapat terhindar dari sanksi sebesar 2% yang
berupa hasil wawancara dan studi kasus kepustakaan yang dilakukan peneliti kepada
hasil wawancara dan studi kasus kepustakaan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahu perhitungan, penyetoran dan pelaporan pajak reklame pajak reklame yang
pelaporan reklame pajak reklame yang dilakukan Hotel Claro Kendari kepada
pemerintah daerah kota kendari. Penelitian ini dilakukan meliputi wawancara dan
pengumpulan data-data yang berupa daftar penghasilan Hotel Claro dari pemasangan
pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam serta sosial yang
diamati. Instrumen penelitian yang digunakan adalah peneliti sendiri sebagai human
atas hasil dari data dan informasi yang telah diperoleh. Narasumber yang dipilih
35
36
peneliti adalah informan yang berasal dari lokasi penelitian dan terlibat langsung
dalam topik penelitian, yakni bendahara Hotel Claro Kendari serta pihak yang
reklame.
1. Data Kualitatif adalah data yang dilakukan pada kondisi yang alamiah
(natural setting) serta data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan bendahara Hotel Claro
Kendari.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperoleh data atau informasi langsung dengan
2. Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung diterima oleh
pengumpulan data, bisa melalui orang lain atau lewat dokumen, sumber
data ini pelengkap yang berfungsi melengkapi data yang diperlukan data
primer (Sugiyono 2016). Data sekunder dalam penelitian ini adalah data
profil instansi serta data yang berasal dari studi kepustakaan dengan
telah disiapkan peneliti. Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh benar-
benar akurat.
38
mempelajari dan mendalami teori atau konsep dari sebuah literatur buku
diteliti.
yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian dapat
disusun.
jika masih terdapat data yang kurang lengkap maka akan dikumpulkan
meliputi, uji kredibilitas data, uji transferability, uji dependability dan uji
confirmablity. Dalam penelitian ini digunakan uji kredibilitas data untu menguji
keabsahan data.
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data dan triangulasi data juga
diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan
1. Triangulasi Sumber
memeriksa kembali suatu informasi yang diperoleh pada waktu dan alat yang
2. Triangulasi Teknik
teknik pengumpulan data. Selain itu, dilakukan pula pemeriksaan pada beberapa
3. Triangulasi Waktu
wawancara, observasi atau teknik lain dalam waktu dan situasi yang berbeda,
datanya.
sumber, dengan mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber seperti
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode
di Peraturan daerah. (PERDA) Kota Kendari Nomor 6 tahun 2020 tentang Pajak
Daerah.
1. Hotel Claro Kendari merupakan anak perusahaan dari PT. Fajar Phinisi
Reklame.
perbuatan atau media yang bentuk dan corak ragamnya dirancang untuk
untuk menarik perhatian umum terhadap barang, jasa, orang atau badang
yang dapat dilihat, dibaca, didengar, dirasakan dan atau dinikmati oleh
umum
42
DAFTAR REFERENSI
Marihot (2010). Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi revisi.Jakarta.PT Raja
Grafindo Persada
Midu, M., & Fitrawansyah, F. (2023). Analisis Akuntansi Pajak Penghasilan Pasal
21 pada PT. Multikarya Sinardinamika. Jurnal Pendidikan
Tambusai, 7(3), 23115-23124.
Peraturan daerah Kota Kendari Nomor 6 tahun 2020 Tentang Pajak Daerah
Peraturan Daerah Kota Kendari Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Reklame.
Prameswara, D. A. (2022). Analisis Efektivitas Pajak Reklame terhadap Realisasi
Penerimaan Pajak Reklame di Kabupaten Madiun. Bussman Journal:
Indonesian Journal of Business and Management, 2(1), 225-239.
Pulungan, K. A., (2020). Analisis Penerimaan Pajak Reklame dalam Upaya
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Medan Pada Badan
Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah Kota Medan. Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. 2(1), 62-70.
Purwaningtias, A. S., (2022). Implementasi Kebijakan Pajak Reklame Dalam
Meningkatkan Penerimaan Pajak Daerah Pada Suku Dinas Pelayanan
Pajak Kota Administrasi Jakarta Barat. Jurnal Ries Publica, 1(1), 61-69.
Republik Indonesia Undang-undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
PerpajakanIndonesia
Rungkat, P. O. F., Saerang, D. P. E., & Walandouw, S. K. (2021). Analisis
Pengelolaan Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Reklame di Badan
Pendapatan Daerah Kota Manado. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum
(Ekonomi, Sosial, Budaya, dan Hukum), 5(1), 49-55.
Safitri, I. I. (2021). Analisis Terhadap Kontribusi Pajak Reklame, Pajak Hotel dan
Pajak Restoran Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pada Badan Pendapatan Daerah DKI Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Manajemen, 18(01), 76-83.
Saranani, I. T., Asraf, A., & Hasnita, N. (2023). Analisis Efektivitas Pajak Hotel
dan Pajak Reklame serta Kontribusinya dalam Meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah (PAD) Kota Kendari. Jurnal Akuntansi STEI, 6(02), 26-49.
Sari, S. A., & Ompusunggu, H. (2023). Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Membayar
Pajak Penghasilan. Jurnal Ilmu Sosial dan Teknologi, 5(2), 227-232.
Sudiyanto, T., Putra, P. S., & Riana, V. S. (2023). Analisis Efektivitas dan
Kontribusi Pajak Reklame Pada Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA)
Kota Palembang. Innovative: Journal of Social Science Research, 3(4),
998-1012.
45