Anda di halaman 1dari 56

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 562/Akuntansi

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN HIBAH INTERNAL

PENGUATAN EKONOMI NELAYAH MELALUI PEMBENTUKAN


KOPERASI SYARIAH NELAYAN DI DESA SUKA JAYA KABUPATEN
BATUBARA
( ANALISIS SWOT )

Diajukan Kepada
Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi Medan
c.q. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

Tim Pengusul :
Ketua : Heriyati Chrisna,SE,MSi NIDN. 0128056701
Anggota 1 : Noviani,SE,MSi NIDN. 0111117608
Anggota 2 : Vina Arnita,SE,MA.Acc, MSi NIDN 0126098602
Mahasiswa : Rahayu Rahmadani NPM

FAKULTAS SOSIAL SAINS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI
TAHUN
2022
ABSTRAK

Desa Suka Jaya adalah salah satu desa pemekaran dari desa induk Bagan Dalam Kecamatan
Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara, yang mayoritas penduduknya Sesuai dengan salah
satu misi desa pemerintahan desa Suka Jaya yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat dan
perekonomian desa, dalam upaya menciptakan desa yang sejahtera dan mandiri, dan
memperkuat perekonomian nelayan, dirasa perlu untuk membentuk suatu perkumpulan
untuk memberikan nilai tambah terhadap nelayan dengan cara membentuk koperasi syariah.
Potensi pembentukan koperasi syariah akan dianalisis dengan tehnik analisis SWOT. Dari
tehnik analisis SWOT yang dilakukan terhadap potensi pembentukan koperasi syariah di
desa Suka Jaya dapat dilihat bahwa pada unsur Kekuatan ada 4 point , Kelemahan ada 5
point, Peluang memiliki 5 point dan Ancaman ada 2 poit. Kalau dilihat dari sisi jumlah point,
aspek Kekuatan dan Peluang memiliki point yang lebih besar , dibandingkan dengan
Kelemahan dan Ancaman, faktor Kelemahan menjadi sesuatu yang masih memerlukan
penjajakan lebih lanjut, dan diperlukan kerjasama antara pemerintah desa , dinas koperasi
dan para akademisi khususnya dari bidang syariah untuk dapat sama – sama bekerjakeras
untuk mewujudkan lahirnya koperasi syariah nelayan demi untuk memperkuat ekonomi
masyarakat nelayan di desa Suka Jaya kabupaten Batubara ini.

Kata kunci : koperasi, syariah, nelayan


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan akhir penelitian tentang “Penguatan Ekonomi Nelayan Melalui
Pembentukan Koperasi Syariah Nelayan di Desa Suka Jaya Kabupaten Batubara (
Analisis SWOT )”. Kami sudah berusaha untuk menyusun laporan ini dengan segenap
kemampuan kami dan dengan semangat sebagai akademisi yang ingin terus belajar
untuk menyempurnakan semua tugas – tugas sebagai pengemban tri darn]ma
perguruan tinggi. Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun isinya, oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan akhir ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan akhir penelitian ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Medan, Maret 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ i


ABSTRAK………………………………………........................................... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. iii
DAFTAR ISI…………………………………………………………........... iv
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. vi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. vii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah……………………..................................................... 4
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................... 4
1.4. Urgensi ( Keutamaan Penelitian )………………………………………. 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6


2.1. Koperasi ……………………………………………………………….. 7
2.2. Koperasi Syariah...................................................................................... 7
2.3. Masyarakat Nelayan…..……………………………………………….. 13
2.4. Penguatan Ekonomi……………………………………………………. 15

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 17


3.1. Pendekatan Penelitian.............................................................................. 17
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................... 18
3.3. Tehnik Pengumpulan Data...................................................................... 18
3.5. Analisis Data........................................................................................... 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………… 20


4.1. Hasil…………………………………………………………………… 20
4.2 Pembahasan…………………………………………………………..... 28

BAB V.KESIMPULAN DAN SARAN…………………………………... 38


5.1. Kesimpulan……………………………………………………………. 38
5.2 Saran…………………………………………………………............... 39

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 40

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 : Jumlah Penduduk Desa Suka Jaya Tahun 2022…………… 22
Tabel 4.2 : Penduduk Berdasarkan pekerjaan…………………………. 22
Tabel 4.3 : Penduduk Berdasarkan Pendidikan………………………... 23

v
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 4.1 Kantor Desa Suka Jaya…………………………………. 20

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Rincian Anggaran dan Bukti Pengeluaran…………………


Lampiran 2 : Biodata Tim………………………………………………..
Lampiran 3 : Surat Tugas Tim……………………………………………

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Agar cita-cita Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia dapat menjadi
kenyataan, maka industrialisasi perikanan harus dibangun dan diperkuat. Di sisi lain,
industrialisasi perikanan pun hendaknya memberikan rasa adil dan kesejahteraan yang
merata, sehingga industrialisasi harus bertumpu pada usaha-usaha ekonomi
kerakyatan, yaitu fokus pada nelayan, bukan sekadar pada usaha besar. Koperasi
nelayan merupakan kekuatan ekonomi rakyat di pesisir dan kampung-kampung
nelayan sangat penting untuk lebih diberdayakan agar menjadi optimal , dalam arti
nelayan tidak sekadar menangkap ikan setelah itu dijual tanpa memberikan nilai
tambah apapun, tapi lebih dari itu nelayan melalui koperasi bisa turut serta mengambil
bagian dalam industrialisasi perikanan. Berdasarkan hal itu ,maka pengembangan
koperasi nelayan hendaknya menjadi prioritas dan tujuan utama. Meskipun saat ini
ada sejumlah koperasi nelayan sudah terbukti mampu mensejahterakan anggotanya,
akan tetapi butuh upaya lebih besar lagi untuk menghidupkan koperasi-koperasi
nelayan yang lain, meskipun hal tersebut bukan sesuatu yang mudah karena butuh
waktu untuk memperkuat koperasi nelayan. Banyak faktor yang menjadi tantangan
dalam upaya menghidupkan dan mengembangkan koperasi nelayan, mulai dari
tantangan meningkatkan reendahnya kompetensi Sumber Daya Insani, masih butanya
SDI tentang manajemen pengelolaan koperasi, dan memperbesar komitmen untuk
menjadikan koperasi nelayan sebagai kekuatan ekonomi di desa-desa, sehiungga
kemiskinan yang dialami nelayan selama ini akan dapat teratasi.
Dalam kondisi pandemic covid-19 yang sudah berjalan selama hampir dua
tahun ini . kondisi perekonomian mengalami penurunan yang signifikan. Kebijakan
social distancing tentu saja membuat aktivitas ekonomi menjadi terbatas. Kondisi
nelayan saat pandemi virus corona (Covid-19) harus berjibaku dengan cuaca
perubahan musim yang tak bersahabat dan harga hasil laut yang jatuh, dimana harga
jual ikan berkurang hingga setengah harga normal, apalagi jika hasil tangkapan dijual
kepada tengkulak. Tidak ada pilihan bagi nelayan untuk menjual hasil tangkapannya
karena akses untuk menjual ke pasar apalagi untuk menjual hasil tangkapan komoditi
eskport tidaklah mudah dan tidak dipahami oleh para nelayan. Ada kalanya pada saat
hasil tangkapan sedang tidak baik atau pada saat musim paceklik, untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari seringkali para nelayan meminjam uang kepada juragan,
pengamba’ atau saudara. Jika nelayan tidak ada hasil tangkapan dan juga tidak
memiliki uang simpanan maka sangat disesalkan sekali jika mereka harus menjual
barang-barang mereka untuk kebutuhan sehari-hari. (Haris Hamdani, 2013 )
Desa Suka Jaya merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Tanjung
Tiram kabupaten Batubara, yang mempunyai luas wilayah : 113 Ha. Wilayah desa
Suka Jaya ini merupakan daerah pesisir sehingga hampir 70 % penduduk desa ini
mempunyai profesi sebagai nelayan. Menurut data , ada sejumlah 1580 orang
penduduk berprofesi sebagai nelayan. Melihat kondisi geografis dan jumlah nelayan
yang cukup banyak tersebut memberikan keunggulan dibandingkan dengan daerah
lain yang tidak mempunyai wilayah pesisir. Dengan kondisi seperti itu, maka desa
Suka Jaya kecamatan Tanjung Tiram ini punya potensi untuk pengembangan
perikanan. Para nelayan membutuhkan wadah yang dapat membantu mereka dalam
upaya meningkatkan hasil perikanan dan tangkapan ikan mereka baik dari segi
kwalitas, kwantitas, harga ikan itu sendiri bahkan sampai kepada pemenuhan
kebutuhan keuangan di saat mendesak karena disebabkan oleh situasi yang tidak dapat
dihindari seperti kondisi cuaca yang sedang tidak aman untuk melaut. Untuk
memperkuat perekonomian para nelayan perlu dibuat sebuah lembaga untuk
menyelesaikan masalah masalah perekonomian nelayan ini dan Koperasi syariah
sangat cocok untuk diterapkan pada masyarakat pesisir maupun daerah yang
berjauhan dari pesisir khususnya para nelayan. Mengapa koperasi syariah ?. Seperti
yang kita ketahui koperasi syariah bermakna bahwa segala kegiatan operasional harus
berlandaskan kepada hukum syariah. Koperasi syariah secara teknis bisa dibilang
sebagai koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan dan kegiatan usahanya berdasarkan
pada syariah Islam yaitu Al Quran dan As sunnah. Dengan adanya suatu wadah untuk
bekerjasama dalam bentuk koperasi tentunya semua permasalahan terkait hasil
tangkapan dari laut, masalah kelengkapan melaut dan apabila ada kebutuhan dana
pada saat mendesak akan terselesaikan.
Penelitian yang dilakukan oleh David Yosep Pratama dengan judul Prospek
Pendirian Koperasi Syariah di Desa Seguring Kec. Curup Utara Kampus STAIN
Curup Tahun 2017 dengan hasil dari penelitian ini yaitu sudah banyak yang
berpendapat positif atau baik terhadap koperasi syariah, ini dibuktikan dari hasil
responden yang 80% memiliki respon yang baik terhadap koperasi syariah.
Dalam pandangan agama Islam, manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial dan
sangat banyak kebutuhan-kebutuhannya, sehingga oleh karena itu, manusia harus
bekerja sama dengan orang lain di masyarakat. Kehidupan manusia tergantung
dari keterlibatannya dalam kehidupan kemasyarakatannya dengan orang lain. Asas
agama Islam adalah hidup bersama dan hubungan seseorang dengan masyarakat
karena seorang individu memiliki keterbatasan. Oleh itu, manfaat-manfaat yang
diperoleh dari masyarakat, tidak pernah sebanding manfaat-manfaat yang diperoleh
dari individu karena keterbatasannya. Agama Islam memerintahkan kepada
pengikutnya dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan baik selalu bekerja sama dengan
orang lain dan ketika individu-individu bekerja sama dan memiliki hubungan
kemasyarakatan, spirit persatuan yang berhembus dalam anatomi mereka akan
menjaga mereka dari perpecahan, sehingga Islam sangat memandang penting
keikutsertaan dalam masyarakat.Di dalam Al Quran ada dijelaskan dalam surah Al
Maidah ayat 2 yang artinya Artinya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa
dan permusuhan.
Latar belakang dilakukannya penelitian ini adalah bahwa dalam rangka
pemberantasan kemiskinan, pemerintah Indonesia berusaha mengadakan program
yang berusaha mensejahterakan masyarakat. Program pemberantasan kemiskinan ini
diimplementasikan ke dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan
masyarakat secara mandiri ke dalam bentuk pemberdayaan. Salah satu program
pemberdayaan masyarakat ekonomi Indonesia yang dahulunya menjadi program
unggulan yaitu koperasi. Namun sekarang, program koperasi ini tidak dapat
berkembang secara maksimum, karena berbagai kendala.padahal operasi dipandang
lebih unggul dibanding program-program pemberdayaan masyarakat miskin lainnya.
Hal ini karena koperasi melibatkan secara langsung masyarakat untuk melakukan
upaya dan usaha untuk mensejahterakan dirinya sendiri secara mandiri. Kemandirian
ini ditunjukkan melalui aktifitas keanggotaannya dalam koperasi. Koperasi
menempatkan masyarakat/anggotanya tidak hanya sebagai “penerima” dalam aktifitas
sosial ekonominya, tetapi menjadi “pemain” dalam kegiatan ekonomi secara
langsung. Sehingga anggota koperasi secara aktif ikut mementukan tumbuh kembang
usaha yang dinaungi koperasi. Berangkat dari permasalahan umum yang dialami para
nelayan dan program pemberdayaan yang dicanangkan oleh pemerintah maka
penelitian ini akan mencoba untuk menganalisis peluang pembentukan koperasi
nelayan berbasis syariah di desa Suka Jaya kecamatan Tanjung Tiram kabupaten
Batubara dengan menggunakan analisis SWOT dengan melihat Strengths (kekuatan),
Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman ) yang ada
di desa Suka Jaya tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimanakah
potensi pembentukan koperasi nelayan berbasis syariah di desa Suka Jaya kecamatan
Tanjung Tiram guna memperkuat ekonomi nelayan dengan menggunakan analisis
SWOT ?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah untuk menganalisis potensi
pembentukan koperasi nelayan berbasis syariah di desa Suka Jaya kecamatan Tanjung
Tiram guna memperkuat ekonomi nelayan dengan menggunakan analisis SWOT

1.4.Urgensi (Keutamaan) Penelitian


1. Pentingnya penelitian ini adalah untuk penguatan ekonomi para nelayan sesuai
dengan mandat pemerintah di dalam Undang-Undang No.7/2016 tentang
Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan, Pembudi Daya Ikan, dan Petambak
Garam.
2. Penelitian ini menjadi bagian yang bersinergi dengan Renstra LPPM UNPAB ke
depannya. Salah satu kebijakan yang termaktub di dalam roadmap penelitian (jangka
pendek, menengah dan panjang) adalah bidang Islami, Sosial Humaniora, Ekonomi,
Budaya dan Pendidikan dengan memfokuskan pada Kajian Ekonomi dan Sumber
Daya Manusia., dimana salah satu topiknya adalah pengembangan koperasi.
Penelitian ini akan diimplementasikan di desa Suka Jaya kecamatan Tanjung Tiram
kabupaten Batubara yang merupakan salah satu desa mitra Universitas
Pembangunan Pancabudi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Koperasi
Kata koperasi diambil dari Bahasa Inggris, co-operation yang berarti
kerja sama. Jadi sistem pengelolaan koperasi didasarkan pada asas kekeluargaan
dan kehidupan berdemokrasi. Secara umum, koperasi dapat diartikan sebagai
badan usaha yang dimiliki serta dikelola para anggotanya. Ada pengertian lain
dari koperasi menurut beberapa ahli, salah satunya dari Bapak Koperasi,
Mohammad Hatta. Menurutnya Mohammad Hatta koperasi adalah usaha
bersama guna memperbaiki atau meningkatkan kehidupan atau taraf ekonomi
berlandaskan asas tolong menolong. Sementara itu, Arifinal Chaniago
mengartikan koperasi sebagai suatu perkumpulan yang bekerja sama dalam
menjalankan sebuah usaha secara kekeluargaan guna meningkatkan
kesejahteaan anggotanya. Dalam pengelolaan sebuah koperasi, para anggotanya
dapat dengan bebas untuk keluar dan masuk dari badan usaha tersebut.
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 17 Tahun 2012 pengganti
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian pada pasal 1
dijelaskan, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang
perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para
anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi
dan kebutuhan bersama di bidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan
nilai dan prinsip Koperasi.
Koperasi bertujuan meningkatkan kesejahteraan Anggota pada khususnya
dan masyarakat pada umumnya, sekaligus sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dari tatanan perekonomian nasional yang demokratis dan berkeadilan. Menurut
pasal 6, prinsip koperasi adalah :
a. Keanggotaan Koperasi bersifat sukarela dan terbuka;
b. Pengawasan oleh Anggota diselenggarakan secara demokratis
c. Anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekonomi Koperasi
d. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom, dan
independen
e. Koperasi menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi Anggota,
Pengawas, Pengurus, dan karyawannya, serta memberikan informasi
kepada masyarakat tentang jati diri, kegiatan, dan kemanfaatan
Koperasi;
f. Koperasi melayani anggotanya secara prima dan memperkuat Gerakan
Koperasi, dengan bekerja sama melalui jaringan kegiatan pada tingkat
lokal, nasional, regional, dan internasional
g. Koperasi bekerja untuk pembangunan berkelanjutan bagi lingkungan
dan masyarakatnya melalui kebijakan yang disepakati oleh Anggota.
Prinsip Koperasi tersebut menjadi sumber inspirasi dan menjiwai secara
keseluruhan organisasi dan kegiatan usaha koperasi sesuai dengan maksud
dan tujuan pendiriannya.

2.1.1. Jenis Koperasi


Menurut UU RI no 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, jenis koperasi
terdiri dari :
a. Koperasi konsumen yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan
usaha pelayanan di bidang penyediaan barang kebutuhan anggota
dan non-anggota
b. Koperasi produsen yaitu koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan di bidang pengadaan sarana produksi dan pemasaran
produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-anggota.
c. Koperasi jasa yaitu koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan
non-anggota
d. Koperasi Simpan Pinjam yaitu koperasi yang menjalankan usaha
simpan pinjam sebagai satu-satunya usaha yang melayani anggota.
2.2. Koperasi Syariah
Jika melihat beberapa regulasi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, menunjukkan bahwa pengadopsian
prinsip syariah lebih banyak diaplikasikan pada sektor keuangan. Kebijakan ini
diambil sebagai upaya pemerintah mendukung pengembangan lembaga
keuangan syariah yang bebas riba. Sedangkan regulasi untuk koperasi non jasa
keuangan belum mengalami perubahan karena dianggap tidak bermasalah
selama koperasi dalam menyediakan jasa produksi/konsumsi kepada para
anggotanya tidak mengandung unsur keharaman. Menurut UU perkoperasian no
17 tahun 2012 pasal 87 ayat 3 dinyatakan bahwa Koperasi dapat menjalankan
usaha atas dasar prinsip ekonomi syariah.

2.2.1 Usaha Simpan Pinjam Syariah


Usaha simpan pinjam dan pembiayaan syariah hanya dapat
dilaksanakan oleh Koperasi Syariah Koperasi Simpan Pinjam dan
Pembiayaan Syariah ( KSPPS) dan Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan
Syariah Koperasi ( USPPS). Usaha simpan pinjam dan pembiayaan
syariah koperasi wajib memiliki visi, misi dan tujuan yang diarahkan untuk
memenuhi aspirasi dan kebutuhan ekonomi anggota sehingga tumbuh
menjadi kuat, sehat, mandiri dan tangguh.
Landasan hukum koperasi secara tersirat terdapat dalam Al Qur’an surah
Al Maidah ayat 2 :
‫و َر ا َرا ََل ا يو ََلا وََلآ ََ’يم نا َل َبَيت‬ َ ‫شاع‬ َ‫ا أَ ََي َاه ا ََل ََيذ ن َلت‬
َ َ َ َ
‫آ َنمَوا ََلح ََئ َ َل َل شَم حَل َهد لق َل‬ َ
َ‫و ََئد‬ ‫ه‬
َ ‫َوا َر ل ال‬
‫ل‬
‫صادَ َ جََر نش نق َو َم أ َن‬ ‫لحَ ط‬ َ‫ض‬ َ‫ر‬ َ ‫ا َل َرا َبتَ غ ال‬
َ َ‫وا ۚ ي َنم‬ َ‫َم ح َو ن ضن َ َ َاونا َإ َلت‬
‫َ َك آ‬ ‫و‬ ‫ا ۚ ذا و‬ ‫م َ’ب ر‬ َ‫ف‬
َ ‫م‬ َ ‫و‬
‫َم‬ َ
‫َل‬ ‫فَا‬ ‫َه‬
‫َم‬
‫ت َعا عَلى ا إ ََثلإ َم‬ ‫إل َب اولتََ إق‬ ‫دصَ َو َكَم عنا ََد ا حَ ار ََم أَ توَ َاع‬
‫َونوا و‬ ‫َنتَ َنوَوا َ’ر عَلى َو َى‬ ‫َل َم َل س‬
‫ََل‬ ‫ا‬ ‫ََج َتعَ دَ وا‬
‫او إلعَ إدَاون اوتَ للََ َ ََلل شَ يد َدا إل َعقَاب‬
‫إن‬ َ‫َق‬
‫وا‬

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar


syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan
apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena
mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu
berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.
Berdasarkan pada ayat Al-Qur’an diatas kiranya dapat dipahami bahwa
tolong-menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan oleh
Allah. Koperasi merupakan tolong menolong, kerjasama, dan saling
menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan dan tolong-menolong
kebajikan adalah salah satu wasilah untuk mencapai ketakwaan yang
sempurna (haqa tuqatih). Koperasi SimpanPinjam dan Pembiayaan
Syariah yang disebut dengan KSPPS adalah koperasi yang kegiatan
usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai prinsip
syariah, termasuk mengelola zakat, infaq/sedekah, dan wakaf. KSPPS ini
terbagi 2 yaitu :
a. KSPPS primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan
orang seorang.
b. KSPPS Sekunder adalah Koperasi yang didirikan oleh dan
beranggotakan KSPPS.
Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi
selanjutnya disebut USPPS Koperasi adalah unit koperasi yang bergerak
di bidang usaha meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai
prinsip syariah, termasuk mengelola zakat, infaq /sedekah, dan wakaf
sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan. Unit simpan
pinjam dan pembiayaan syariah hanya dapat dibentuk oleh koperasi primer
dan koperasi sekunder. Untuk mengelola koperasi simpan pinjam
pengurus mengangkat pengelola yang berasal dari anggota koperasi atau
pihak ketiga dan diberi wewenang untuk mengelola usaha koperasi atau
Unit Simpan Pinjam Koperasi. Selain itu juga diangkat pengawas yang
juga berasal dari anggota koperasi yang diangkat dan dipilih dalam rapat
anggota untuk mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan
koperasi. Dalam kegiatan usahanya koperasi simpan pinjam syariah harus
berlandaskan kepada prinsip syariah yaitu prinsip hukum islam dalam
kegiatan usaha koperasi berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Dewan Pengawas
Syariah adalah dewan yang dipilih oleh koperasi yang bersangkutan
berdasarkan keputusan rapat anggota dan beranggotakan alim ulama yang
ahli dalam syariah yang menjalankan fungsi dan tugas sebagai pengawas
syariah pada koperasi yang bersangkutan dan berwenang memberikan
tanggapan atau penafsiran terhadap fatwa yang dikeluarkan Dewan
Syariah Nasional.

2.2.2. Prinsip Koperasi Syariah


Berikut ini beberapa prinsip yang menjadi landasan dibangunnya
koperasi simpan pinjam Syariah. Prinsip yang pertama berdasarkan
kekayaan yang merupakan amanah yang diberikan oleh Allah SWT di
mana pun tidak bisa dimiliki oleh semua orang secara mutlak. Manusia
sendiri merupakan khalifah Allah SWT yang merupakan pemakmur di
muka bumi ini. Setiap orang diberikan kebebasan dalam bermuamalah
selama tetap menggunakan ketentuan Syariah yang berlaku.
Koperasi simpan pinjam Syariah akan menjunjung tinggi keadilan serta
menolak semua perbuatan riba atau memperkaya diri sendiri atau
kelompok tertentu.
Berikut adalah beberapa keuntungan dari koperasi simpan pinjam syariah:
a. Koperasi simpan pinjam Syariah memiliki peranan yang penting
untuk menghilangkan riba.
b. Merupakan solusi bagi para muslimin yang tengah membutuhkan
dana cepat akan tetapi tetap terhindar dari riba.
c. Secara tidak langsung ikut membantu dakwah karena sebagian
keuntungan akan digunakan untuk kegiatan seperti kegiatan
dakwah ataupun kegiatan sosial melalui berbagai yayasan.
Dibandingkan dengan koperasi lainnya, koperasi simpan pinjam Syariah
ini memang cocok bagi para muslimin yang membutuhkan dana cepat
tetapi ingin dijauhkan dari riba. Terlebih lagi rupa merupakan salah satu
perbuatan yang tidak disukai oleh Allah SWT.
Dalam kegiatan operasionalnya, KSPPS menggunakan prinsip sebagai
berikut:
1. Prinsip Bagi Hasil Prinsip ini maksudnya, ada pembagian hasil
dari pembeli pinjaman dengan KSPPS, yakni dengan konsep al-
Mudharabah; alMusyarakah; al-Muzara‟a; dan al-Musaqah.
2. Sistem Balas Jasa Sistem ini merupakan suatu tata cara jual beli
yang dalam pelaksanaannya KSPPS mengangkat nasabah sebagai
agen yang diberi kuasa melakukan pembeli barang atas nama
KSPPS, dan kemudian bertindak sebagai penjual, dengan menjual
barang yang telah dibelinya dengan ditambah mark up.
Keuntungan KSPPS nantinya akan dibagi kepada penyedia dana.
Sistem balas jasa yang dipakai antara lain pada Ba‟Al-
Murobahah; Ba‟As-Salam; Ba‟AlIstishna; dan Ba‟bitstaman
Ajil.
3. Sistem Profit Sistem yang sering disebut sebagai pembiayaan
kebajikan ini merupakan pelayanan yang bersifat sosial dan non-
komersial. Nasabah cukup mengembalikan pokok pinjamananya
saja. 4. Akad Bersyarikat Akad bersyarikat adalah kerjasama
antara dua pihak atau lebih dan amsing-masing pihak
mengikutsertakan modal (dalam berbagai bentuk) dengan
perjanjian asing pembagian keuntungan/kerugian yang
disepakati. Konsep yang digunakan yaitu al-musyarakah dan al-
mudharabah.
4. Produk Pembiayaan Penyediaan uang dan tagihan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam di antara KSPPS
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjaman untuk
melunasi utangnya 13 beserta bagi hasil setelah jangka waktu
tertentu. Pembiayaan tersebut yakni: Pembiayaan al-Murabahah
(MBA); Pembiayaan al-Bai‟ Bitsaman Aji (BBA); Pembiayaan
al-Mudharaba (MBA); dan Pembiayaan al-Musyarakah (MSA)

2.2.3. Kegiatan Operasional KSPPS


Berdasarkan fungsi dan jenis dana yang dikelola oleh KSPPS, terdapat
dua tugas penting KSPPS, diantaranya sebagai berikut:
a. Pengumpulan Dana KSPPS
Pengumpulan dana KSPPS dilakukan melalui bentuk simpanan tabungan
dan deposito. Adapun akad yang mendasari berlakunya simpanan terikat atas
jangka waktu dan syarat-syarat tertentu dalam penyertaan dan penarikannya,
yakni:
1). Simpanan Wa‟diah Titipan dana yang tiap waktu dapat ditarik
pemilik atau anggota dengan mengeluarkan semacam surat berharga
pemindahbukuan atau transfer dan perintah membayar lainnya.
Simpanan yang berakad wadi‟ah ada dua macam, yakni Wadi‟ah yad
amanah, yaitu titipan dana zakat, infak dan shadaqah dan Wadi‟ah yad
dhamanah, yaitu titipan yang akan mendapat bonus dari pihak bank
syariah jika bank syariah mengalami keuntungan.
2). Simpanan Mudharabah Simpanan pemilik dana yang penyetoran dan
penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakati sebelumnya. Simpanan mudharabah tidak memberikan
bunga tetapi diberikan bagi hasil. Jenis simpanan yang berakad
mudharabah dapat dikembangkan dalam berbagai variasi simpanan.
Sumber dana KSPPS antara lain berasal dari dana masyarakat, simpanan
biasa, simpanan berjangka atau deposito, serta melalui kereja sama antar
institusi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggalangan dana, antara
lain momentum, prospek usaha, rasa aman, dan profesionalisme.
b. Penyaluran Dana KSPPS
Dana yang dikumpulkan dari anggota harus disalurkan dalam bentuk
pinjaman kepada anggotanya. Pinjaman kepada anggota disebut juga
pembiayaan, yaitu suatu fasilitas yang diberikan KSPPS kepada anggota
yang membutuhkan untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan
KSPPS dari anggota yang surplus dana. Terdapat berbagai jenis
pembiayaan yang dikembangkan oleh KSPPS, yang semuanya itu
mengacu pada dua jenis akad, yakni:
1).Akad Tijarah (Jual Beli) yaitu merupakan suatu perjanjian
pembiayaan yang disepakati antara KSPPS dengan anggota dimana
KSPPS menyediakan dananya untuk sebuah investasi dan atau
pembelian barang modal dan usaha anggotanya yang kemudian proses
pembayarannya dibayarkan pada saat jatuh tempo pengembaliaanya.
2). Akad Syirkah (Penyertaan dan Bagi Hasil)
Beberapa pembiayaan dalam akad syirkah (Penyertaan dan Bagi
Hasil) adalah sebagai berikut:
a) Musyarakah yaitu penyertaan KSPPS sebagai pemilik modal dalam
suatu usaha yang mana antara risiko dan keuntungan ditanggung
bersama secara seimbang dengan porsi penyertaan.
b) Mudharabah yaitu suatu perjanjian pembiayaan antara KSPPS
dengan anggota dimana KSPPS menyediakan dana untuk
penyediaan modal kerja sedangkan peminjam berupaya mengelola
dana tersebut untuk pengembangan usahanya.
Penyaluran dana KSPPS dilakukan untuk sektor perdagangan, industri
rumah tangga, pertanian, peternakan, perikanan, konveksi, kontruksi,
percetakan, dan jasa. Sedangkan pola angsuran dapat berdasarkan pada
angsuran harian, mingguan, dua mingguan, bulanan, serta pada saat jatuh
tempo.

2.3. Masyarakat Nelayan


Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
perikanan, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang memiliki mata
pencaharian sebagai penangkap ikan. Mereka melakukan aktivitas usaha
dan mendapat penghasilan dari kegiatan mencari dan menangkap ikan.
Karena bekerja sebagai penangkap ikan maka tingkat kesejahteraan sangat
ditentukan oleh jumlah dan kualitas hasil tangkapan. Banyak sedikitnya
hasil tangkapan mencerminkan besar kecilnya pendapatan yang diterima.
Masyarakat yang berada di daerah pesisir menganggap bahwa menjadi
nelayan merupakan pilihan terakhir. Menjadi nelayan adalah pekerjaan
turun menurun, bahkan ada yang menilai sebagai satu-satunya pilihan. Hal
tersebut terjadi karena tingkat ketergantungan yang tinggi terhadap sumber
daya perairan akibat tidak tersedia alternatif pekerjaan lain. Kondisi seperti
ini juga mengakibatkan nelayan tradisonal tidak bisa bersaing dengan
nelayan berteknologi modern (Mochammad Nadjib, 2013)
Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang
hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan
transisi antara wilayah darat dan laut. Menurut Imron dalam Mulyadi
( 2016 ),nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan
penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir
pantai, sebuah pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.
Puslitbang Ekonomi dan Pembangunan-LIPI telah menghitung waktu rata-
rata nelayan melaut dalam setahun sebanyak 200 hari, yaitu seluruh hari
memungkinnya dapat melaut, pada saat melaut, nelayan memanfaatkan
waktu secara optimal untuk bekerja. Sebaliknya, nelayan biasanya tidak
melaut saat terang bulan atau cuaca benar-benar sangat buruk.(
Mochammad Nadjib, 2013). Hubungan antara pemilik dan buruhnya
sebenarnya saling membutuhkan. Meskipun demikian, karena posisinya
yang lemah, ada kecenderungan buruh lebih tergantung pada pemilik,
terutama saat tidak musim ikan. Hal ini terbukti pada saat tidak ada hasil
tangkapan, maka untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, para buruh
nelayan banyak yang meminjam uang kepada pemilik perahu, dengan
pinjaman itulah para pemilik mengikat buruh agar tidak lari kepada
pemilik yang lain. Nelayan dalam mempertahankan kehidupannya
melakukan diversifikasi pekerjaan, diversifikasi pekerjaan merupakan
peluasan alternatif pilihan mata pencaharian yang dilakukan nelayan, baik
dibidang perikanan maupun non perikanan. Ragam peluang kerja yang
bisa dimasuki oleh mereka sangat tergantung pada sumber daya yang
tersedia yang ada dilingkungan kehidupan masyarakat.
Secara geografis, masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup,
tumbuh, dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi
antara wilayah darat dan laut. Sebagai suatu sistem, masyarakat nelayan
terdiri atas kategori-kategori soasial yang membentuk kesatuan sosial.
Mereka juga memiliki sistem nilai dan simbol-simbol kebudayaan sebagai
referensi perilaku mereka sehari-hari. Faktor kebudayaan ini menjadi
pembeda masyarakat nelayan dengan kelompok sosial lainnya. Sebagai
besar masyarakat pesisir, baik langsung maupun tidak langsung,
mengagantungkan kelangsungan hidupnya dari mengelola potensi
sumberdaya perikanan. Mereka menjadi komponen utama kontruksi
masyarakat maritim Indonesia. Seperti masyarakat yang lain, masyarakat
nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial, dan ekonomi yang
kompleks. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
(1) kemiskinan, kesenjangan sosial, dan tekanan-tekanan ekonomi yang
datang setiap saat, (2) keterbatasan akses modal, teknologi, dan pasar,
sehingga mempengaruhi dinamika usaha, (3) kelemahan fungsi
kelembagaan sosial ekonomi yang ada, (4) kualitas SDI yang rendah
sebagai akibat keterbatasan akses pendidikan, kesehatan, dan pelayanan
publik, (5) degradasi sumberdaya lingkungan,
Pemahaman pemerintah terhadap masyarakat nelayan, menurut Dahuri
dkk dalam Mulyadi ( 2013 ),adalah komunitas masyarakat dengan sifat,
situasi, dan kondisi sebagai berikut:
a. Desa pantai umumnya terisolasi
b. Sarana pelayanan dasar, termasuk prasarana fisik masih terbatas
c. Kondisi lingkungan kurang terpelihara
d. Air bersih dan sanitasi jauh dari cukup
e. Keadaan perumahan umumnya masih jauh dari layak huni
f. Keterampilan yang dimiliki penduduk umumnya terbatas pada masalah
penangkapan ikan sehingga kurang mendukung di verivikasi kegiatan:
g. Pendapatan penduduk rendah
h. Peralatan melaut yang dimiliki terbatas
i. Permasalahan modal
j. Waktu dan tenaga yang tersita untuk kegiatan penangkapan ikan cukup
besar sehingga kurangmempunyai kesempatan mencari usaha
tambahan maupun memperhatikan keluarga
k. Kurang pengetahuan tentang pengelolaan kehidupan ikan maupun
siklus hidup biota laut

2.4. Penguatan Ekonomi


Penguatan ekonomi masyarakat dapat terwujud melalui pemberdayaan
terhadap masyarakat. Perekonomian rakyat adalah perekonomian yang
diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat
adalah bahwa perekonomian nasional yang berakar pada potensi dan kekuatan
masyarakat secara luas untuk menjalankan roda perekonomian mereka sendiri.
Pengertian rakyat adalah semua warga negara. Pemberdayaan ekonomi rakyat
adalah usaha untuk menjadikan ekonomi yang kuat, besar, modern, dan berdaya
saing tinggi dalam mekanisme pasar yang benar. Karena kendala pengembangan
ekonomi rakyat adalah kendala struktural, maka pemberdayaan ekonomi rakyat
harus dilakukan melalui perubahan struktural. Upaya pemberdayaan masyarakat
yang dilakukan selama ini guna meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat, secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses untuk membangun
masyarakat melalui pengembangan kemampuan manusia, perubahan perilaku
manusia, dan pengorganisasian masyarakat. Pembangunan berbasis
pemberdayaan masyarakat adalah situasi dimana masyarakat berinisiatif untuk
memulai proses membangun, sebagai upaya memperbaiki situasi dan kondisi
diri sendiri.
Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai pemberdayaan masyarakat
apabila kelompok komunitas atau masyarakat mampu menjadi agen
pembangunan atau menjadi subjek. Masyarakat harus menjadi motor penggerak,
dan bukan penerima manfaat (beneficiaries) atau objek saja. Konsep
pemberdayaan yang benar adalah pemberdayaan ekonomi masyarakat adalah
penguatan pemilikan faktor-faktor produksi, penguatan penguasaan distribusi
dan pemasaran, penguatan masyarakat untuk mendapatkan gaji/upah yang
memadai, dan penguatan masyarakat untuk memperoleh informasi, pengetahuan
dan ketrampilan, yang harus dilakukan secara multi aspek, baik dari aspek
masyarakatnya sendiri, mapun aspek kebijakannya. Karena persoalan atau isu
strategis perekonomian masyarakat bersifat lokal spesifik dan problem spesifik,
maka konsep dan operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat tidak dapat
diformulasikan secara generik. Usaha memformulasikan konsep, pendekatan,
dan bentuk operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat secara generik,
memang penting, tetapi yang jauh lebih penting, adalah pemahaman bersama
secara jernih terhadap karakteristik permasalahan ketidakberdayaan masyarakat
di bidang ekonomi. Sebab dengan pemahaman yang jernih mengenai ini, akan
lebih produktif dalam memformulasikan konsep, pendekatan, dan bentuk
operasional pemberdayaan ekonomi masyarakat yang sesuai dengan
karakteristik permasalahan lokal
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh
dari suatu fenomena. Penelitian dengan metode deskriptif biasanya dilakukan
melalui observasi, wawancara, dan studi kasus untuk menggambarkan perilaku
daripada menggunakan data yang bisa dianalisis secara statistik.
Langkah – langkah yang di lakukan dalam melaksanakan penelitian deskriptif
adalah sebagai berikut :
a. Memilih dan merumuskan masalah.
b. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan di kerjakan
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis potensi pembentukan koperasi
syaraih nelayan dengan melakukan analisis SWOT
c.. Perumusan kerangka teori atau kerangka berpikir. Kerangka pemikirannya
yaitu setelah dilakukan pengamatan secara langsung ke lokasi daerah pesisir
desa Suka Jaya kecamatan Tanjung Tiram kabupaten Batubara, maka
diperoleh kesimpulan sementara bahwa belum ada suatu organisasi atau
kelompok usaha nelayan di desa tersebut, sehingga peneliti akan
menaganalisis potensi pembentukan koperasi syariah dengan tehnik analisis
SWOT terhadap daerah pesisir tersebut., dan selanjutnya akan merancang
konsep pembentukan koperasi syariah nelayan yang cocok berdasarkan dari
data yang diperoleh baik data primer maupun sekunder, seperti studi literatur,
observasi dan interview.
d. Menelusuri sumber-sumber kepustakaan Sumber-sumber yang peneliti
gunakan adalah Undang – Undang Perkoperasian, Peraturan Pemerintah,
buku-buku dan jurnal – jurnal yang berkaitan dengan topik yang sedang
diteliti.
e. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data Pengumpulan data
dilakukan melalui observasi lapangan dan wawancara langsung kepada
kepala desa dan masyarakat khususnya masyarakat nelayan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di desa Suka Jaya kecamatan Tanjung
Tiram kabupaten Batubara.. Waktu penelitian direncanakan dilakukan dari bulan
Oktober 2021 sampai dengan bulan Februari 2022.

3.4. Tehnik Pengumpulan Data


Data yang akan dikumpulkan berasal dari sumber data primer
yang diperoleh melalui teknik wawancara kepada kepala desa, masyarakat
khususnya masyarakat yang mata pencahariannya adalah nelayan.. Untuk
menjawab permasalahan akan dilakukan tehnik analisis SWOT. Tehnik
ini digunakan untuk mendapatkan jawaban akan kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman terkait dengan potensi pembentukan koperasi
syariah di desa Suka Jaya tersebut.

3.5. Analisis Data


Tehnik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
analisis SWOT. SWOT merupakan singkatan dari Strengths yaitu kekuatan,
Weaknesses yaitu kelemahan, Opportunities yaitu peluang dan Threats yaitu
ancaman.Teknik analisis SWOT ini pertama kali diperkenalkan oleh Albert
Humphrey, akademisi yang memimpin proyek penelitian di Universitas
Standford pada tahun 1960-an dengan menggunakan data dari banyak
perusahaan terkemuka dunia. Analisis SWOT adalah suatu instrumen yang tepat
dan bermanfaat dalam melaksanakan aktivitas analisis strategis, dengan
menggunakan analisis ini sebuah perusahaan dapat meminimalisir dampak
ancaman atau kelemahan yang harus dihadapi. Dari pengertian SWOT tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Evaluasi faktor Internal :
a. Kekuatan (strength), yaitu kekuatan apa yang dimiliki oleh koperasi
syariah .Dengan mengetahui kekuatan, koperasi syariah dapat
dikembangkan menjadi lebih baik sehingga mampu menyelesaikan
permasalahan dalam masyarakat nelayan dan memperkuat
perekonomian nelayan secara berkelanjutan. begitu juga dengan
kekuatan yang dimiliki oleh para nelayan
b. Kelemahan (weakness), yaitu segala faktor yang tidak menguntungkan
atau merugikan akan keberadaan koperasi syariah bagi para nelayan
khususnya dan masyarakat desa umumnya.
2. Evaluasi Faktor Eksternal :
a. Peluang (opportunities), yaitu semua kesempatan yang ada baik dari
segi kebijakan pemerintah, peraturan yang berlaku atau kondisi
perekonomian nasional atau global yang dianggap memberi peluang
bagi koperasi syariah untuk tumbuh dan berkembang di masa yang
akan datang.
b. Ancaman (threaths), yaitu hal-hal yang dapat mendatangkan
kerugian bagi koperasi syariah , seperti tengkulak – tengkulak yang
ada di daerah tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Gambaran Umum Desa Sukajaya

Desa Suka Jaya adalah salah satu desa pemekaran dari desa Induk Bagan
Dalam kecamatan Tanjung Tiram kabupaten Batu Bara. Pada pertengahan bulan
Juli tahun 2011, berdasarkan hasil musyawarah panitia pemekaran desa yang
terdiri dari tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda diputuskanlah
untuk memberikan nama desa Suka Jaya untuk desa pemekaran ini. Setelah
diresmikan sebagai sebuah desa, untuk memimpin desa Suka Jaya diangkatlah
sebagai pejabat sementara ( PJs ) dari ASN yaitu bapak Hasan Basri. Kantor desa
Suka Jaya beralamat di jalan Rakyat Bagan Dalam Tanjung Tiram. Jarak tempuh
dari ibu kota kecamatan ± 2 km dengan waktu ± 10 menit. Jarak tempuh ke ibu
kota kabupaten adalah ± 11 km
Gambar 4.1.Kantor desa Suka Jaya

Visi pemerintahan desa Suka Jaya adalah “ Terwujudnya Desa Suka Jaya

yang sejahtera, berakhlak karimah, beradat dan berbudaya“

Adapun misi pemerintahan desa Suka Jaya adalah :

1. Mengembangkan Kehidupan masyarakat yang beriman dan bertaqwa


2. Meningkatkan dan menata pembangunan infrstruktur bersama Pemerintah
Daerah, berkualitas dan berkelanjutan, sehingga akan terwujud desa Suka
Jaya yang maju.
3. Meningkatkan ekonomi masyarakat dan perekonomian desa dalam upaya
menciptakan desa yang sejahterah dan mandiri.
4. Memasyarakatkan program pendidikan baik formal maupun non formal
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.
5. Meningkatkan profesionalisme dan rasa tanggung jawab aparatur
pemerintah desa serta menjalin kemitraan yang harmonis dengan lembaga
lainnya dalam upaya memberikan pelayanan prima kepada masyarakat
desa
6. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat baik secara individu maupun
kelompok masyarakat.

b. Kondisi Geografis
Desa Suka Jaya mempunyai luas wilayah 113 Ha2, dimana sebelah utara
berbatas dengan sungai Batu Bara Kiri, setelah timur juga berbatas dengan
Sungai BatuBara Kiri, sebelah Selatan berbatas dengan desa Bagan Dalam
dan sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tanjung Tiram. Desa Suka
Jaya memiliki iklim tropis 95 hari hujan dengan curah hujan sebesar 1.376
mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan November yaitu sebesar 233
mm dengan hari hujan sebanyak 12 hari. Sedangkan Curah hujan terendah
terjadi pada bulan Februari sebesar 18 mm dengan jumlah hari hujan
sebanyak 2 hari. Rata-rata curah hujan tahun mencapai 144,67 mm/bulan.

c. Data Penduduk
Desa Suka Jaya mempunyai 10 dusun yang masing – masing dipimpin oleh
seorang kepada dusun ( kadus ), Jumlah penyebaran penduduk berdasarka
dusun dapat dilihat pada tabel berikut ini

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Suka Jaya tahun 2021


Dusun Laki-Laki Perempuan umlah Jumlah Kk
Dusun I 475 507 982 238
Dusun II 233 235 468 124
Dusun III 409 405 814 201
Dusun IV 192 193 385 88
Dusun V 287 277 564 169
Dusun VI 217 252 469 156
Dusun VII 212 188 400 108
Dusun VIII 185 156 341 185
Dusun IX 215 237 452 124
Dusun X 203 233 436 126
Total 2628 2683 5311 1519

Penduduk desa Suka Jaya mayoritas beragama Islam dan pekerjaan atau mata
pencaharian penduduk dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.2. Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Jeis Pekerjaan Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil ( PNS) 15
2 Pegawai Lainnya 40
3 dagang 157
4 layan 1580
5 ernak 3
6 in- lain ( buruh, kuli, tukang kusuk dan ojek 340
7 lum bekerja 158

Dari tabel di atas dapat dilihta bahwa mata pencaharian penduduk desa Suka
Jaya mayoritas adalah nelayan. Untuk tingkat pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut ini :

Tabel 4.3. Penduduk Berdasarkan Pendidikan


No Jeis Pekerjaan Jumlah
1 Pra Sekolah 350
2 SD 598
3 SMP 127
4 SMA 192
5 Sarjana 80

4.1.2. Hasil Analisis SWOT

Bagi sebagian orang, menjadi nelayan adalah pilihan terakkhir karena


tidak adanya pekerjaaan. Biasanya pekerjaan sebagai nelayan ini menjadi turun
menurun dari orang tua sampai kepada keturunannya. Untuk mengetahui
bagaimana potensi pembentukan koperasi syariah nelayan di desa Suka Jaya.
Penulis telah mengumpulkan beberapa data, baik dari data kepustakaan, seperti
buku dan peraturan perudang-undangan maupun dokumentasi yang didapat dari
dinas-dinas atau lembaga-lembaga yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu
beberap orang yang mewakili nelayan .Selain itu, data juga didapat dari wawancara
terhadap narasumber-narasumber yang secara tidak langsung bersangkutan dengan
hal ini yaitu perangkat desa dan tokok masyarakat. Ada 3 analisis indikator
indikator adalah :sebagai berikut:
1). Aspek Sosial Ekonomi
Potensi pembentukan koperasi syariah nelayan di desa Suka Jaya
berdasarkan aspek sosial ekonomi sangat mendukung, hal ini dikarenakan
mayoritas penduduk desa Suka Jaya beragama Islam, tentunya akan lebih mudah
untuk mensosialisasikan tentang koperasi syariah nelayan, tingkat religiusitas
masyarakat yang lumayan tinggi, lingkungan dan jangkauan transportasi serta
hubungan antar masyarakat yang baik.
Dari segi aspek ekonomi, potensi untuk membentuk koperasi syariah
sangat besar oleh karena sebagian besar mata pencaharian atau pekerjaan
masyarakat adalah mencari hasil laut atau nelayan, sehingga peluang untuk
terbentuknya koperasi syariah sangat besar karena jumlah nelayan yang besar bisa
mengakomodir jumlah anggota koperasi syariah nantinya dan dapat meningkatkan
perekonomian nelayan.
2). Aspek Manajemen
Kegiatan suatu lembaga keuangan pada suatu kegiatan tidak terlepas dari
aspek manajemen. Aspek manajemen yang perlu diperhatikan tersebut meliputi:
planning, organising, actuanting dan controling (POAC). Keberhasilan
menjalankan ke empat komponen utama manajemen akan mempercepat dan
mempermudah pencapaian tujuan. Pelaksanaan keempat komponen diatas sangat
membutuhkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, baik dari pendidikan,
pengalaman, skill dan menguasai teknologi. Melihat kondisi Sumber Daya Manusia
yang ada di desa Suka Jaya syarat tersebut sangatlah mendukung. Sumber Daya
Manusia di desa Suka Jaya tidak kalah dengan desa lainnya yang ada karena ada
sekitar 80 orang warga desa yang mempunyai tingkat pendidikan strata 1 atau
sarjana yang tentu saja dapat memberikan sumbangan pemikiran terkait manajemen
sebuah lembaga keuangan.
3). Aspek Keuangan

Aspek keuangan yang dimaksud penulis pada penelitian ini adalah


tentang upaya untuk mendapatkan modal apabila terbentuk koperasi syariah
nelayan ini, maka dengan jumlah anggota yang cukup banyak tentunya modal yang
akan terkumpul diharapkan akan cukup besar untuk mengelola koperasi syariah ,
dan setiap anggota diharapkan untuk berkomitmen dalam mengembangkan
koperasi syariah nelayan tersebut.
Dari data – data yang terkumpul baik dari hasil wawancara dengan informan,
data kepustakaan , dokumentasi maupun maka dapat dilakukan analisis
SWOT sebagai berikut :

a. Strengths ( S ) atau Kekuatan


Kekuatan disini adalah kekuatan dari koperasi syariah yang berpotensi untuk
pembentukan koperasi syariah dilihat dari aspek ini. Adapun kekuatan tersebut
antara lain sebagai berikut:
1). Sistem bunga yang selama ini diterapkan oleh lembaga keuangan
konvensional bagi para nelayan yang berhubungan dengan lembaga tersebut
ataupun sistem yang dipakai oleh pengumpul hasil tangkapan nelayan yang
terkadang memberatkan bagi nelayan. Seperti yang diketahui dalam hukum Islam
sistem bunga sangat diharamkan. Dari kondisi tersebut maka koperasi syariah yang
menerapkan prinsi syariah dapat dipastikan akan memberikan ketenangan dan
kenyamanan bagi para nelayan.
2). Koperasi syariah diperuntukkan bagi nelayan maka akan sangat tepat jika
koperasi syariah nantinya akan menjadi pemberdayaan bagi nelayan di desa Suka
Jaya karena operasionalnya bisa disesuaikan dengan kondisi nelayan
3). Dalam kegiatan operasionalnya, ada beberapa asas yang diutamakan
dalam koperasi syariah antara lain asas saling percaya di antara pengurus dan
anggota adalah modal utama dari koperasi syariah, apalagi karena modal dari
koperasi syariah adalah modal bersama jadi harus dipupuk sifat saling percaya.
4).Koperasi syariah berbeda dengan koperasi konvensional dimana koperasi
syariah berorietasi kepada nilai nilai sosial dimana tujuan utamanya adalah untuk
kesejahteraan anggota khususnya dan kemaslahatan umat umumnya. Di situlah
letak keistimewaannya.

b. Weaknesses ( W ) atau Kelemahan


Kelemahan disini adalah hal yang dapat melemahkan prospek pendirian
koperasi syariah nelayan nantinya. Adapun kelemahannya adalah :
1) Koperasi dengan embel embel syariah kurang familiar bagi masyarakat
dan bagi nelayan khususnya dan dari hasil wawancara dengan beberapa nelayan
dan aparat desa, mereka belum mengetahui seperti apa konsep koperasi syariah
tersebut, sehingga dikhawatirkan takut melanggar syariah Islam dalam
operasionalnya.
2) Dalam mengelola sebuah koperasi apalagi koperasi syariah dibutuhkan
Sumber Daya Insani yang mempunyai pemahaman yang baik tentang prinsip –
prinsip syariah agar kepatuhan terhadap prinsip syariah dapat diterapkan dan untuk
menemukan Sumber daya tersebut bukanlah hal yang mudah
4) Dari hasil wawancara dengan informan , ternyata ada seorang warga
masyarakat yang selama ini menjadi penyedia jasa dalam aktivitas nelayan dalam
melaut, yang selalu menawarkan sarana dan prasarana dan menampung hasil
tangkapan nelayan dan nelayan sebagian besar sangat tergantung kepada sosok
tersebut.
5). Adanya sikap skeptis nelayan untuk memulai sesuatu yang baru dan
ketidakpercayaan diri akan kemampuan untuk berbuat sesuatu yang notabene akan
memperkuat perekonomiannya yang pada akhirnya akan mengubah hidupnya
c. Opportunities ( O ) atau Peluang
Peluang adalah faktor faktor yang menguntungkan untuk melakukan sesuatu
kegiatan dalam sebuah satuan bisnis. Ada beberapa faktor yang menjadi peluang
untuk didirikannya sebuah koperasi syariah nelayan di desa Suka Jaya. Adapun
peluang dari potensi pembentukan koperasi syariah nelayan adalah sebagai berikut
:
1).Adanya dukungan dari pemerintah desa Suka Jaya serta dinas koperasi
yang sebelumnya memang pernah berkunjung ke desa Suka Jaya. Untuk
memberantas kemiskinan perlu campur tangan pemerintah terhadap
kehidupan nelayan, dan menjadi kewajiban sebuah negara untuk
membantu penduduk mampu mencapai kondisi finansial yang lebih baik.
Pembentukan koperasi syariah nelayan sudah dipastikan akan mendapat
dukungan penuh dari pemerintah desa Suka Jaya dan juga dinas koperasi
bahkan juga dari masyarakat desa. Selain itu tim pengabdian dari
Universitas Pembangunan Pancabudi juga akan siap mendukung, dan
dengan tangan terbuka bersedia memberikan pelatihan ataupun
pendampingan terkait pengelolaan koperasi syariah kepada pengurus
koperasi syariah nelayan.
2). Jumlah masyarakat muslim yang mayoritas dan juga mata pencaharian
masyarakat paling banyak adalah nelayan, tentunya menjadi peluang
besar dalam pengembangan koperasi syariah nelayan, apalagi masih
minimnya Lembaga Keuangan Syariah di Desa Suka Jaya terutama
koperasi syariah nelayan.
3). Minat Masyarakat khususnya para nelayan akan koperasi syariah yang
bebas dari unsur bunga (riba)
4).Pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya tentunya akan
semakin menambah jumlah warga masyarakat yang memperoleh
pendapatan dari mencari hasil laut atau menjadi nelayan, karena pekerjaan
nelayan ini merupakan pekerjaan yang turun menurun.
5).Banyak penduduk yang memiliki pekerjaan sebagai nelayan, tentunya
pembentukan koperasi syariah nelayan ini merupakan sesuatu yang sangat
penting untuk meningkatkan perekonomian para nelayan di desa Suka
Jaya.
d.Threats ( T ) atau Ancaman
Ancaman adalah kebalikan dari peluang, yaitu faktor faktor yang tidak
mendukung untuk sebuah satuan bisnis. Ancaman yang datang dapat menggagalkan
potensi pembentukan koperasi syariah, dan seandainyapun berhasil membentuk
koperasi syariah ancaman tersebut dapat juga melemahkan keberadaan koperasi
nantinya. Dari aspek ini penulis melihat ancaman dalam pendirian koperasi syariah
nelayan di desa Suka Jaya antara lain yaitu:
1) Ancaman dari warga masyarakat yang selama ini telah menjadi pihak yang
membrikan jasa dalam aktivitas melaut dan menjadi pihak yang menerima
hasil tangkapan nelayan selama puluhan tahun.
2). Ancaman juga bisa datang dari umat Islam sendiri yang kualitas imannya
telah mengalami kemerosotan karena tergoda oleh kebutuhan materi
PEMBAHASAN
1. Aspek Ekonomi
Ditinjau dari aspek ekonomi ,potensi untuk membentuk koperasi syariah
sangat besar oleh karena sebagian besar mata pencaharian atau pekerjaan
masyarakat adalah mencari hasil laut atau nelayan, sehingga peluang untuk
terbentuknya koperasi syariah sangat besar karena jumlah nelayan yang besar bisa
mengakomodir jumlah anggota koperasi syariah nantinya dan dapat meningkatkan
perekonomian nelayan. Salah satu pengembagan ekonomi rakyat adalah
pengembangan asset modal , dimana masyarakat atau pengusaha kecil bergabung
dalam sebuah wadah usaha bersama , dimana wadah tersebut bisa berupa koperasi
simpan pinjam, Kelpmpok Swadaya Masyarakat ( KSM ) , Kelompok Usaha
Bersama ( KUBE) dan lain sebagainya ( DEKOPIN , 2002)
Dari sisi syariah, dasar yang dijadikan pedoman anjuran untuk melakukan
kerjasama dalam ekonomi Islam adalah sebuah hadits qudsi yang menjelaskan
adanya keikutsertaan Allah di antara dua orang yang melakukan kerjasama. ”
Saya (Allah) adalah yang ketiga dari dua orang yang menjalin kerjasama selama
tidak saling berkhianat terhadap temannya. Ketika salah satu diantaranya ada
yang berkhianat terhadap temannya, maka Saya (Allah) keluar darinya.
Maksudnya adalah Allah seakan-akan menjadi yang ketiga yang ada diantara
mereka berdua dan memberikan pertolongan terhadap keduanya, menjaganya,
memberikan berkah terhadap hartanya selama tidak ada khianat.
3). Aspek Keuangan
Aspek keuangan yang dimaksud penulis pada penelitian ini adalah
tentang upaya untuk mendapatkan modal apabila terbentuk koperasi syariah
nelayan ini, maka dengan jumlah anggota yang cukup banyak tentunya modal
yang akan terkumpul diharapkan akan cukup besar untuk mengelola koperasi
syariah , dan setiap anggota diharapkan untuk berkomitmen dalam
mengembangkan koperasi syariah nelayan tersebut.
4. Analisis SWOT
Dari tehnik analisis SWOT yang dilakukan terhadap potensi
pembentukan koperasi syariah di desa Suka Jaya dapat dilihat bahwa pada unsur
Kekuatan ada 4 point , Kelemahan ada 5 point, Peluang memiliki 5 point dan
Ancaman ada 2 poit. Kalau dilihat dari sisi jumlah point, Kekuatan dan
Peluang memiliki point yang lebih besar , dibandingkan dengan Kelemahan dan
Ancaman. tetapi dari hasil wawancara dengan beberapa nelayan point kelemahan
no 4 yaitu ada beberapa warga masyarakat yang selama ini menampung hasil
tangkapan laut dari nelayan dan menjadi penyedia jasa dan peralatan dalam
aktivitas nelayan dalam melaut, yang selalu menawarkan sarana dan prasarana
dan menampung hasil tangkapan laut. Nelayan yang selama ini berhubungan
dengan warga tersebut sudah merasa nyaman dengan sistem yang digunakan oleh
warga tersebut. Point kelemahan lainnya juga adalah adanya sikap skeptis
nelayan untuk berusaha bekerjasama dengan sesama nelayan untuk membuat
suatu wadah dalam meningkatkan perekonomian mereka, dimana kemungkinan
hal tersebut disebabkan faktor kenyamanan yang sudah dirasakan dengan sistem
yang berjalan selama ini atau juga karena ketidakmampuan dan ketidakpahaman
dan mungkin juga karena faktor resiko dalam memulai suatu usaha bersama. Jadi
walaupun point dari faktor Kelemahan lebih kecil dibandingkan dengan Kekuatan
dan Peluang, masih diperlukan penjajakan beberapa waktu lagi dalam rencana
pembentukan koperasi syariah nelayan di desa Suka Jaya ini.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian, temuan dan analisis, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :

1 Ditinjau dari aspek ekonomi ,potensi untuk membentuk koperasi


syariah sangat besar oleh karena sebagian besar mata pencaharian atau
pekerjaan masyarakat adalah mencari hasil laut atau nelayan, sehingga
peluang untuk terbentuknya koperasi syariah sangat besar karena
jumlah nelayan yang besar
2. Dari aspek keuangan peluang untuk mendapatkan modal cukup besar
untuk membentuk koperasi syariah nelayan ini, karena jumlah nelayan
yang banyak tentunya jumlah anggota koperasi syariah nelayan juga
akan besar sehingga modal yang akan terkumpul diharapkan akan
cukup besar untuk mengelola koperasi syariah , dan setiap anggota
diharapkan untuk berkomitmen dalam mengembangkan koperasi
syariah nelayan tersebut.
3. Dari tehnik analisis SWOT yang dilakukan terhadap potensi
pembentukan koperasi syariah di desa Suka Jaya dapat dilihat bahwa
pada unsur Kekuatan ada 4 point , Kelemahan ada 5 point, Peluang
memiliki 5 point dan Ancaman ada 2 poit. Kalau dilihat dari sisi jumlah
point, Kekuatan dan Peluang memiliki point yang lebih besar ,
dibandingkan dengan Kelemahan dan Ancaman.

5.2. Saran
Dari hasil analisis SWOT terhadap pembentukan koperasi nelayan di
desa Suka Jaya ini , faktor Kelemahan menjadi sesuatu yang masih
memerlukan penjajakan lebih lanjut, dan diperlukan kerjasama antara
pemerintah desa , dinas koperasi dan para akademisi khususnya dari bidang
syariah untuk dapat sama – sama bekerjakeras untuk mewujudkan lahirnya
koperasi syariah nelayan demi untuk memperkuat ekonomi masyarakat
nelayan di desa Suka Jaya kabupaten Batubara ini.
DAFTAR PUSTAKA

Astoni Budi, 2009. Peranan Koperasi Perikanan Mina Jaya DKI Jakarta Dalam
Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nelayan Muara Angke, Jakarta-Utara
(Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta).

Dewan Koperasi Indonesia, 2002, Koperasi Untuk Pemberdayaan Masyarakat


Kecil dan Mikro,

Fuad Ihsan, Dasar-Dasar kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,2013), 58 4

Haris Hamdani, 2013, Faktor Penyebab Kemisikinan Nelayan Tradisional,


(The Factor Of Poverty Causes Traditional Fisherman), artikel

Mochammad Nadjib. Sistem Pembiayaan Nelayan. (Jakarta: LIPI Press, 2013),


29 18

Mutiara Anisa Kurniati, 2019, Peluang Pendirian Koperasi Syariah di Desa


Pelalo Kecamatan Sindang Kelingi Kab. Rejang Lebong, IAIN

Mochamad Ridwan, Penguatan Ekonomi Masyarakat Berbasis Kelompok,


Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 13, Nomor 2, Desember 2012, hlm.207-
217

Ninik Widiyanti dan Sunindhia, 2009, Koperasi dan Perekonomian Indonesia,


Jakarta, Rineka Cipta

Pengantar Keuangan Islam: Teori dan Praktek, terj. Oleh A.K. Anwar, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008)

Sudarsono, Heri.2012. Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah:Deskripsi Dan


Ilustrasi. Yogyakarta: Ekosoria

Tri Sri Haryono, 2005, Strategi Kelangsungan Hidupan Nelayan, artikel124-125

Undang Undang Perkoperasian no 17 Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai