SKRIPSI
Disusun Oleh:
GAIRAH LAIA
NIM: 14100121171
SKRIPSI
Disusun Oleh:
GAIRAH LAIA
NIM: 14100121171
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuni-Nya
Toma Kabupaten Nias Selatan”. Sikripsi ini salah satu syarat Sarjana Ekonomi
Selama menyusun skripsi ini, penulis tidak luput dari kekurangan dan
kelemahan. Hal tersebut dapat di atasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan
dan dukungan dari beberapa pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan
1. Bapak Dr. Taosige Wau, SE., M.Si sebagai Ketua STIE Nias Selatan yang
memberikan saran
4. Bapak Paskalis Dakhi, SE., M.AP., MM. selaku Ketua Program Studi
iii
Ibu Elistina Wau, SE., MM. sebagai Sekretaris Program Studi Manajemen
skripsi ini.
5. Bapak Drs Ama’ano Fau, M.Si sebagai dosen pembimbing II (dua) penulis
dukungan, bimbingan dan nasihat serta doa sehingga penulis dapat menyusun
skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa berkenan
membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini
GAIRAH LAIA
NIM: 14100121171
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Lampiran................................................................................................ x
Abstrak ............................................................................................................ xi
v
2.1.1 Konsep Kinerja Pemerintahan ........................................................ 8
vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 29
5.2 Saran........................................................................................................ 45
Lampiran Lainnya
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
ABSTRAK
Oleh:
GAIRAH LAIA
NIM: 14100121171
Dosen Pembimbing:
Alwinda Manao, SE., MM dan Drs. Ama’ano Fau, M.Si
xi
ABSTRACT
By:
GAIRAH LAIA
NIM: 14100121171
Lecturer Counsellor:
Alwinda Manao, SE., MM dan Drs. Ama’ano Fau, M.Si
xii
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dalam menjalankan serta untuk
mewujudkan tujuan tertentu. Oleh karena itu, setiap desa diharapkan untuk dapat
dari pemerintah setempat yang didasari dengan peraturan yang berlaku. Peraturan
Pelaksanaan peraturan desa yang selama ini berlaku sudah tidak sesuai
kesenjangan antar wilayah, kemiskinan, dan masalah sosial budaya. Untuk itulah,
pemerintah mensahkan Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan
Undang Desa. Selain itu, Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
1
dapat membawa desa ke arah perubahan sosial yang lebih baik yang mana desa
desa sebagai subyek dalam pembangunan dengan diberikan pengakuan atas hak
asal-usul dan adat istiadat serta diberikan secara total kewenangan lokal berskala
dan Aset Desa dan di dalam pembahasan tersebut, juga dibahas tentang kebijakan
anggaran untuk desa. Dalam hal ini, kebijakan anggaran untuk desa paling sedikit
anggaran ataupun menyusun keuangan desa sendiri. Oleh karena itu, pemerintah
desa memiliki peranan penting dalam peyusunan atau lebih tepatnya dalam
Toma mendapatkan Anggaran Dana Desa (DD) dari Pemerintah Pusat dan
Alokasi Dana Desa (ADD) dari Pemerintah Kabupaten Nias Selatan serta
memiliki peran yang cukup besar untuk melaksanakan pengelolaan dana desa.
pemerintah desa dengan fokus utama pada anggran pendapatan belanja desa.
APBDes terdiri atas bagian Pendapatan Desa, Belanja Desa dan Pembiayaan.
2
Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa
(RKPDes). Kepala Desa bersama BPD menetapkan APBDes setiap tahun dengan
Peraturan Desa (Perdes). Dalam Perdes inilah terdapat hal-hal yang menjadi
kebijakan anggaran yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Desa dalam hal
pusat dengan memiliki peran strategis dalam pengaturan masyarakat desa dan
diterbitkan setiap saat oleh pemerintah pusat yang ditindaklanjuti oleh terbitnya
Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD), penyerahan urusan dari
partisipatif dan penataan wilayah desa. Berpinjak dari fenomena tersebut, maka
fokus utama dalam rencana kajian ini adalah melihat efektifitas penyaluran Dana
3
perbincangan banyak kalangan dalam pengelolaan keuangan desa, yang di
dalamnya terdapat pengelolaan sumber daya desa. Pengelolaan dana desa yang
dengan kesiapan kepala desa dan aparatur desa, infrastruktur desa serta
undangan hal ini akan mewujudkan kinerja pemerintahan yang lebih baik dan
Toma bahwa pelaksanaan pengelolaan Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa
(ADD) telah berjalan dengan baik dan telah dievaluasi oleh Dinas terkait di
Kabupaten Nias Selatan. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi selama ini
adalah proses pencairan Dana Desa yang tidak sesuai dengan jadwal
sumber daya manusia yang ada dan kontrol dari pemerintahan dan masyarakat,
4
perangkat desa tertentu saja yang mengetahui dan tranparansi tentang dana desa
masyarakat desa akhirnya akan berdampak pada kinerja pemerintah desa, yakni
hal ini membuat pengelola atau penguasa anggaran (kepala desa) dana desa tidak
5
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini lebih terfokus, maka penelitian ini dibatasi pada
Toma Kabupaten Nias Selatan. Dalam hal ini peneliti hanya meneliti kinerja
pemerintahan desa tentang pengelolaan Dana Desa dan tidak bermaksud untuk
melakukan analisis kinerja keuangan Dana Desa yang ada Di Kecamatan Toma.
Selatan?
yang dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pemerintahan
Desa dalam mengelola Dana Desa di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan.
berikut :
1. Bagi Peneliti,
dan kenyataan.
6
2. Bagi Akademik,
Dana Desa.
dengan bab V yaitu; bab satu membahas mengenai pendahuluan latar belakang
operasional variabel, subjek dan objek penelitian, data penelitian (jenis dan
sumber data, teknik pengumpulan data), metode analisis data, bab empat
deskriptif variabel penelitian, analisis data dan pembahasan, bab lima membahas
7
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
Tjiptoherianto et al., dalam Munti dan Fanlevi (2017) menjelaskan kinerja dan
relatif rendah dan belum sepenuhnya bisa memenuhi harapan dan pilihan publik
bahwa kinerja pemerintah merupakan kualitas dan kuantitas kerja yang berasal
8
dari hasil kompetensi kerja pegawai yang sesuai dengan tanggungjawab yang
memerlukan kebijakan yang baik dengan sistem dan proses pelaksanaan kebijakan
yang baik.
pengelolaan keuangan Desa adalah hasil kerja atau prestasi aparatur Desa dalam
ayat (1), dan (3) Dalam melaksanakan kekuasaan pengelolaan keuangan Desa
9
94, pengelolaan keuangan Desa dilaksanakan dalam masa 1 (satu) tahun anggaran
menjamin akses dan kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi
merupakan kesatuan masyarakat yang berdasarkan hukum dengan batas area dan
kepentingan dari masyarakat setempat menurut inisiatif masyarakat, hak atas asal
usul, atau hak secara tradisional yang telah diakui dan dihormati dalam sistem
partisipatif & tertib, dan disiplin anggaran. Transparansi bermakna bahwa segala
10
masyarakat dengan tujuan untuk memastikan pengelolaan kegiatan diketaui
umum.
telah disepakati oleh Pemerintah dan DPR untuk direvisi dan dipecah menjadi tiga
11
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Desa;
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penyerahan Urusan
Pedoman Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;
9. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Tata Tertib dan
Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa;
10. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pendampingan Desa;
11. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigras Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2015;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 241/PMK.07/2014 tentang
Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Transfer ke Daerah dan Dana
Desa;
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 250/PMK.07/2014 tentang
Pengalokasian Transfer ke Daerah dan Dana Desa;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 263/PMK.05/2014 tentang
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Transfer ke Daerah dan
Dana Desa.
dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa,
Faridah (2015) APBDes merupakan suatu rencana keuangan tahunan Desa yang
1. Pendapatan asli desa, terdiri dari hasil usaha desa, hasil kekayaan
desa, hasil swadaya dan partisipasi, hasil gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli desa yang sah;
12
2. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten/Kota paling sedikit 10% (sepuluh
per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten/Kota sebagian
diperuntukkan bagi desa;
3. Bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
diterima oleh Kabupaten/Kota untuk Desa paling sedikit 10%
(sepuluh per seratus), yang pembagiannya untuk setiap Desa secara
proporsional yang merupakan alokasi dana desa;
4. Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan urusan
pemerintahan;
5. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat.
kebijakan pemerintah yang berupa Program Bantuan Keuangan Desa yang bersifat
keuangan desa yang seharusnya terencana dan tercatat dalam Anggaran Pendapan
dan Belanja Desa (APBDes) tidak berjalan efektif dilapangan dengan berbagai
faktor, seperti faktor teknis ataupun faktor keterbatasan sumber daya manusia.
Faktor teknis dalam hal ini metode pelaksanaan pekerjaan dalam mengelola dana
desa sedangkan faktor sumber daya manusia sebagai faktor penggerak seluruh
menyediakan barang publik atau pengadaan barang dan jasa yang gagal
disediakan oleh mekanis pasar. Fungsi distribusi adalah fungsi pemerintah dalam
13
rangka mendistribusikan pendapatan dan kesejahteraan kepada masyarakat secara
tinggi, stabilnya tingkat harga pada level yang rasional, atau mencapai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Skala mikro ketiga fungsi tersebut dapat
dijalankan pemerintah desa dalam perekonomian desa untuk itu pemerintah desa
Berdasarkan PP No.72 Tahun 2005 tentang desa. Bab III Pasal 7 bahwa terdapat 4
1. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa;
pada kinerja pemerintah, didalam sebuah organisasi yang menjadi tempat bekerja
14
pertanggungjawaban terhadap pekerjaan yang diberikan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja, antara lain dikemukakan oleh Armstrong dan Baron dalam
3. Team factors, ditunjukkan oleh kualitas dukungan yang diberikan oleh rekan
sekerja.
4. Sistem factors, ditunjukkan oleh adanya sistem kerja dan fasilitas yang
diberikan organisasi.
faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi atau aparat adalah faktor individu,
15
fakktor kepemimpinan, faktor kelompok, faktor lingkungan kerja, tanggungjawab,
atas dasar perilaku yang dapat diamati. Mitchell dalam Kusuma (2013),
berikut:
sebagai rasio antara input dengan output. Konsep produktivitas dirasa terlalu
16
kepuasan masyarakat sebagai indikator kinerja adalah informasi mengenai
mengenai kepuasan kualitas pelayanan sering kali dapat diperoleh dari media
massa atau diskusi publik. Akibat akses terhadap informasi mengenai kepuasan
masyarakat terhadap kualitas layanan relative sangat tinggi, maka bisa menjadi
satu ukuran kinerja organisasi publik yang mudah dan murah dipergunakan.
publik.
benar atau sesuai dengan kebijakan organisasi, baik yang eksplisit maupun
17
implicit. Oleh sebab itu, responsibilitas bisa saja pada suatu ketika berbenturan
dengan responsivitas.
kegiatan organisasi publik tunduk pada para pejabat politik yang dipilih oleh
rakyat. Asumsinya adalah bahwa para pejabat politik tersebut karena dipilih
rakyat. Dalam konteks ini, konsep akuntabilitas publik dapat digunakan untuk
melihat seberapa besar kebijakan dan kegiatan organisasi publik itu konsisten
bisa dilihat dari ukuran internal yang dikembangkan oleh organisasi publik atau
ukuran eksternal, seperti nilai-nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
kegiatan itu dianggap benar dan sesuai dengan nilai dan norma yang
penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini menguji pengaruh akuntabilitas
18
pengelolaan keuangan alokasi dana desa, kebijakan desa, dan kelembagaan
dengan uji F dan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas
2. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti dan Yulianto (2016) tentang Good
Undang No. 6 Tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Good
Undang No. 6 Tahun 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus
(case study) yakni, pengamatan secara detail terhadap obyek atau orang. Lokasi
penelitian yang dipilih sebagai studi kasus adalah desa-desa yang ada di
yakni logic analytic. Hasil penelitian ini adalah adanya transparansi, akuntabel
dan partisipasi dalam pengelolaan keuangan desa karena itu merupakan aspek
desa yang telah tertuang dalam UU No.14 tentang Desa. Hambatan dalam
19
3. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Munti dan Fadlevi (2017) tentang
Kabupaten Bireuen Aceh. Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini mengatakan bahwa
beberapa narasumber antara lain Kepala Desa, Tim Pengelola ADD Desa
20
di Desa Sidogedungbatu Kecamatan Sangkapura Kabupaten Gresik telah
berjalan dengan baik, walaupun masih ada beberapa kelemahan yang masih
harus diperbaiki.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Azwardi dan Sukanto (2014) tentang Efektifitas
fakta yang ada dengan menggunakan komparasi dan analisis tren (tabel dan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu: penyaluran dana ADD belum sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Bila dilihat dari jumlah yang disalurkan hingga
tahun 2012 belum satu pun yang memenuhi ketentuan yang berlaku (minimal
10% dari dana bagi hasil ditambah pajak dikurangi belanja pegawai). Namun,
bila tahun 2006 sebesar 35,71%, meningkat menjadi 90% ditahun 2012. Alasan
yang tidak menyalurkan ADD. Bila suatu daerah merasa belum mampu untuk
21
negatif antara ADD terhadap tingkat kemiskinan, demkian juga hasil simulasi
yang negatif.
penelitian ini adalah regresi linear sederhana. Dari hasil analisis pengolahan
data bahwa thitung > ttabel (5,494 > 2,017) sehingga H1 diterima, maka
22
APBDesa. Sampel dalam penelitian ini adalah delapan desa di Kabupaten
bahwa dari delapan desa yang menjadi sampel telah siap dalam implementasi
APBDesa. Namun desa belum sepenuhnya siap karena masih ada kendala
Undang sebagai dasar aturan. Faktor lainnya adalah sumber daya manusia
desa yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan hal ini akan mewujudkan
kinerja pemerintahan yang lebih baik dan akan berpengaruh positif terhadap
pemerintahan dalam mengelola dana desa, sebagaimana tertera pada Gambar 2.1.
23
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
24
BAB III
METODE PENELITIAN
Penulis memilih lokasi penelitian ini karena mudah dijangkau dan tidak
Tahapan waktu penelitian ini dilakukan dari bulan November 2017 s/d bulan Juli
dari hasil kompetensi kerja pegawai yang sesuai dengan tanggungjawab yang
memerlukan kebijakan yang baik dengan sistem dan proses pelaksanaan kebijakan
yang baik. Dengan indikator yang digunakan dapat ditunjukkan pada tabel berikut
ini:
Tabel 3.1
Indikator Kinerja
No Indikator Nomor Item Jumlah
1 Produktivitas 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 7
25
2 Kualitas layanan 8, 9, 10, 11, 12, 13 6
3 Responsifitas 14, 15, 16, 17, 18 5
4 Responsibilitas 19, 20, 21, 22, 23 5
5 Akuntabilitas 24, 25, 26, 27, 28 5
Jumlah 28
Sumber : Dwiyanto Dalam Fitri (2015).
3.4 Sabjek dan Objek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemerintahan desa di
Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan. Sedangkan objek dalam penelitian ini
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari observari lapangan dan
pendapat.
26
kegiatan responden yang relevan dan berkaitan dengan hal yang akan diteliti
oleh peneliti.
partisipan dengan mengajukan pertanyaan yang umum dan agak luas. lnformasi
biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut
kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi
atau dapat pula dalam bentuk tema-tema, gambar dan bukan angka-angka berasal
dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan
atau dokumen resmi lainya. Dalam analisis data kualitatif ini maka analisis datanya
nanti akan lebih banyak di dominasi oleh kata-kata, kalimat maupun uraian-uraian
untuk mendukung kelengkapan data. Oleh karena itu, dalam penelitian deskriptif
dengan pendekatan kualitatif maka metode analisis datanya adalah metode analisis
sesuai dengan apa adanya. Penarikan kesimpulan dalam analisis kualitatif menurut
Miles dan Huberman dalam Jaitun (2013) adalah penarikan kesimpulan dan
27
Verifikasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahapan terakhir dari sebuah
penulisan analisis, yang berisikan tentang hasil kesimpulan dari sebuah analisis
28
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Provinsi Sumatera Utara dan untuk mencapai target pemerintah dalam membentuk
organisasi perangkat daerah serta uraian tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja
pemekaran Kecamatan Toma Oleh Bapak Bupati F. Laia, SH., MH. Kecamatan
Toma membawahi 14 pemerintah desa yang memiliki 56 dusun dengan ibu kota
daerah landai atau daratan rendah, terbukti bergelombang berbukit terja dan
29
4.2 Deskriptif Variabel Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
kinerja pemerintahan desa dalam hal pengelolaan dana desa dengan melalui
Desa cukup baik dilihat dari segi produktivitas, kualitas pelayanan, responsivitas,
mencapai kinerja pemerintah Desa yang lebih baik di kecamatan Toma kabupaten
mengatur tugas dan fungsi pemerintahan desa. Berdasarkan hasil penelitian yang
dan akuntabilitas, kinerja pemerintahan desa di kecamatan Toma cukup baik. Hal
Kabupaten Nias Selatan sangat patuh terhadap peraturan atau kebijakan peraturan
daerah dan arahan Kepala Desa. Aparat Pemerintah Desa Di Kecamatan Toma
Kabupaten Nias Selatan cukup respon terhadap tuntutan kerja yang selama ini
Nias Selatan. Hanya saja, terdapatnya keterbatasan kualitas aparat yang kurang
31
mendukung dalam meningkatkan kinerjanya. Untuk lebih dipahami dapat
1. Produktivitas
Produktivitas ini pula merupakan suatu hal yang digunakan untuk mengukur
Nias Selatan dalam pengelolaan dana desa. Seperti yang disampaikan oleh
Bapak Soniwada Duha, S.Pd (Pj. Kepala Desa) dan hampir sama dengan
Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) telah berjalan dengan baik,
dalam mengelola Dana Desa (DD) dan Alokasi Dana Desa (ADD) adalah:
berbelit-belit dengan tujuan untuk meminta ganti rugi apabila tanahnya dipakai
sebagai alokasi dana desa. Sehingga hal ini yang dapat menjadi kendala dalam
sangat rendah. Karena Pemerintah Desa dan BPD dalam menjalankan tugas
dan fungsinya belum dapat memberikan pelayanan yang efektif dan efisien
32
sangat dibutuhkan sebagai alat untuk mengukur sejauh mana kinerja
menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat. Namun hal ini
Nias Selatan demi terciptanya kinerja yang efektif dan efisien dalam
Seksi PMD/K) Beliau mengatakan bahwa pengelolaan Dana Desa (DD) yang
dilakukan oleh pemerintahan desa setempat kurang transparan dan aparat desa
cukup baik kecuali ada beberapa desa yang produktivitasnya kurang baik. Oleh
karena itu pemerintah dalam hal ini aparat desa sangat diharapkan dapat
Selatan agar supaya pelayanan ini dapat berjalan dengan baik terhadap
masyarakat Desa. Karena produktivitas ini adalah salah satu indikator untuk
33
mencapai kinerja yang lebih baik serta menilai keberhasilan kinerja pemerintah
2. Kualitas Layanan
Nias Selatan ini dapat dijadikan salah satu indikator dalam mengukur kinerja
pelayanan yang baik hal ini dapat terlihat pada pendidikan yang dimiliki serta
pengalaman kerja Aparat Pemerintah desa. Sehingga hal inilah yang membuat
34
kinerja Aparat Pemerintah desa Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan
ini tidak berjalan dengan baik dalam pengelolaan dana desa karena faktor
yang baik terhadap kualitas pelayanan aparat desa di Kecamatan Toma. Oleh
karena itu, sebaiknya pimpinan dalam hal ini Kepala Desa bersangkutan untuk
oleh kualitas pelayanan yang baik pula. Sehingga dalam pengelolaan dana desa
Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan. Maka dari itu, kualitas layanan
Kabupaten Nias Selatan ini menjadi baik sebab baik dan tidaknya kinerja ini
35
bahwa: pelayanan masih belum maksimal karena adanya keterbatasan dana
demikian sumber daya manusia yang baik akan mempengaruhi kualitas kinerja
Kemudian kualitas pelayanan ini adalah hal yang sangat penting untuk
yang merupakan salah satu fokus dari penelitian ini. Dari pernyataan yang
Desa Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan cukup baik, hal ini terlihat
36
Kabupaten Nias Selatan dalam pengelolaan Dana desa dapat berjalan lebih
maksimal.
3. Responsivitas
Toma Kabupaten Nias Selatan untuk mengenali apa yang menjadi keinginan
Desa Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan dalam hal ini menjalankan
tugas dan fungsi terutama dalam kebijakan pengelolaan ADD dan DD, maka
sangat diharapkan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan apa yang menjadi
karena itu, indikator responsivitas aparat menjadi salah satu faktor yang sangat
37
masyarakat Desa Di Kecamatan Toma. Seperti yang disampaikan oleh
masyarakat desa terhadap dana desa sangat tinggi karena dengan adanya dana
desa mereka dapat bekerja dan juga berpartisipasi dalam membangun desa,
sehingga dalam melaksanakan tugas serta fungsi dalam pengelolaan Dana Desa
Desa Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan ini tidak lagi merasa
kesulitan. Sebab apa yang ingin dikerjakan itu sudah diketahui”. (wawancara,
25 Agustus 2018).
Toma Kabupaten Nias Selatan yang baik dalam menjalankan tugas serta
38
berlaku” (wawancara, 27 Agustus 2018). Responsivitas ini merupakan salah
berjalan dengan baik hal ini terlihat pada kemampuan aparat pemerintah Desa
Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan dalam merespon cepat apa yang
menjadi keinginan publik. Sehingga segala program akan dapat diketahui yang
mana yang harus menjadi program prioritas dan tidak prioritas untuk
Oleh karena itu, responsivitas yang baik akan membuat kinerja akan lebih baik
pula seperti pelaksanaan tugas serta fungsi dalam pengelolaan Dana desa dari
berjalan dengan baik walau pun mungkin di dalamnya terdapat masalah seperti
39
4. Responsibilitas
organisasi administrasi yang benar atau sesui dengan kebijakan yang telah
menjadi salah satu faktor yang sangat penting dalam menilai kinerja aparat
sebagai berikut:
pengelolaan dana desa yang baik yang sudah berdasarkan pada prinsip-
40
prinsip administrasi pemerintahan atau dikenal dengan responsibilitas yang
Reponsibilitas yang baik tentunya ini akan membuat kinerja akan baik pula
Toma Kabupaten Nias Selatan juga mengatakan hal yang senada, bahwa:
Nias Selatan yang sudah baik ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tugas
dan fungsi Aparat Desa sudah berdasarkan pada prinsip yang ada”.
41
yang buruk ini akan mempengaruhi kinerja pemerintah Desa Di Kecamatan
Desa Di Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan ini menjadi baik dalam
sebuah instansi ini adalah salah satu indikator dalam penilaian kinerja
5. Akuntabilitas
pada para aparat desa yang dipilih rakyat, asumsinya adalah Kepala Desa
kepentingan rakyat dan akuntabilitas ini pula merupakan suatu ukuran yang
dengan ukuran nilai-nilai atau norma-norma eksternal yang ada dipublik atau
yang dimiliki beberapa stakeholder. Oleh karena itu, faktor akuntabilitas ini
42
tanggung jawab. Sehingga kinerja pemerintah Desa Di Kecamatan Toma
Kabupaten Nias Selatan ini menjadi baik dan ini tergantung pula pada
akuntabilitas yang dimiliki. Maka dari itu, untuk mengetahui seperti apa
sebagai berikut:
Firdolis Duha, S.Pd selaku Kepala Dusun I Desa Hilisataro Gewa dan
Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan patuh terhadap aturan yang sudah
dan wewenang yang ada. Sehingga untuk mencapai sebuah kinerja desa yang
baik ini sangat sulit tanpa dorongan akuntabilitas pimpinan yang baik”.
menjadi salah satu indikator dalam mengukur sejauh mana kinerja pemerintah
Toma Kabupaten Nias Selatan dalam hal pengelolaan Dana desa dapat
43
Kecamatan Toma Kabupaten Nias Selatan patuh terhadap peraturan yang ada,
Toma Kabupaten Nias Selatan ini bila diukur berdasarkan akuntabilitas maka
kinerja aparat desa ini dapat dikategorikan sudah baik dalam memberikan
44
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dana desa berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Indikator kualitas
pelayanan cukup baik, hal ini terlihat usulan yang disampaikan masyarakat
diterima dengan baik dan ditindaklajuti untuk disampaikan kepada Dinas yang
Toma Kabupaten Nias Selatan sudah cukup baik karena sudah berdasarkan pada
masyarakat yang disampaikan diterima dan ditindaklajuti dari pihak Pemdes dan
betanggungjawab penuh terhadap tugas dan wewenang yang ada. Sehingga untuk
mencapai sebuah kinerja desa yang baik ini sangat sulit tanpa dorongan
5.2 Saran
45
Pelatihan untuk aparat Desa dalam penatausahaan dan pengelolaan Dana Desa.
46
DAFTAR PUSTAKA
47
Munti, Finta dan Fahlevi, Heru. 2017. Determinan Kinerja Pengelolaan Keuangan
Desa: Studi pada Kecamatan Gandapura Kabupaten Bireuen Aceh. Jurnal
Akuntansi dan Investasi. Volume XVIII; 172-182).
Paramitha, Linda Muchacha, Domai, Tjahjanulin dan Suwondo. 2015. Kinerja
Aparat Pemerintah Desa dalam rangka Otonomi Desa (Studi di Desa Gulun,
Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan). Jurnal Adminitrasi Publik.
Volume I; 91-100).
Pasalog, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 13 Tahun 2006, tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Permendagri No. 37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
Permendagri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 3 Tahun 2016 tentang
Pedoman Penyusunan Standar Teknis Kegiatan Sasaran Kerja Pegawai.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 43 Tahun 2014 pasal 93 ayat 1, 2, dan 3. (1)
Pengelolaan keuangan Desa.
Peraturan Pemerintah 72 tahun 2005 Tentang Desa.
PP No.72 Tahun 2005 tentang desa.
PP 43 Tahun 2014 pasal 1 Tentang Desa.
Rahmawati, Ni Ketut Erna dan Putra, I Wayan. 2016. Analisis Kinerja Keuangan
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Tahun Anggaran 2010-2012. Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana. Volume XV; 1767-1795).
Rokhayati1, Isnaeni dan Astuti, Ratna Puji. 2015. Pengukuran Kinerja Perangkat
Desa di Kabupaten Banyumasdengan Spiritual Leadership. Jurnal Probisnis.
Volume VIII; 53-65).
Raco, JR. dan Semiawan, Conny R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif Jenis
Karakteristik dan Keunggulannya. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sutrisno, Edy. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
48
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 pasal 22D ayat (3)
mengamanatkan bahwa pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah
disepakati oleh Pemerintah dan DPR
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa dan menyetujui rancangan
Undang-Undang Desa.
Wibowo. 2012. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
49
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pendidikan Formal :
Sekolah Dasar (1987 – 1992) : SD Negeri 071108 Hilisataro Gewa
SLTP (1993 – 1995) : SMP Negeri 1 Toma
SMU (1996 – 1998) : SMU Swasta Markus Medan.
Perguruan Tinggi (2014 – 2019) : S1 Program Studi Manajemen
STIE Nias Selatan
Pengalaman Organisasi :
- Ketua Komisi Diakonia BNKP Jema’at Hilisataro (2013 – 2017)
- Ketua Panitia Hari Besar Gerejawi (PHBG) BNKP Jema’at Hilisataro (2018 – Sekarang).