Anda di halaman 1dari 23

PENGEMBANGAN DESA BRINGSANG

BERDASARKAN ASPEK EKONOMI

Oleh :
Layli Nisfatul Churroh (60219105)
MC2
[DOCUMENT TITLE] PERENCANAAN PEDESAAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan tugas perencanaan
perdesaan ini. Semoga laporan ini dapat dijadikan acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan.

Penyusunan laporan ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bimbingan dan
dorongan dari banyak pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tim penyusun
ingin menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan serta kelancaran dalam setiap
proses penyusunan laporan kuliah lapangan ini,
2. Ibu Ketut Dewi Martha Erli Handayani, ST.MT selaku dosen pembimbing mata
kuliah Perencanaan Perdesaan yang selalu membimbing dan memberikan
dorongan dalam proses penyusunan laporan tugas Perencanaan Perdesaan ini,
3. Ibu Vely Kukinul S., ST, MT selaku dosen pengajar mata kuliah Perencanaan
Perdesaan yang selalu mengajarkan materi – materi mata kuliah ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini tidaklah sempurna,


baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Semoga laporan ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca.

Surabaya, 1Juni 2018

Tim Penyusun

i
[DOCUMENT TITLE] PERENCANAAN PEDESAAN

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2. Tujuan dan Sasaran.............................................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup......................................................................................................................2
1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan.....................................................................................2
1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi...................................................................................2
1.4 Sistematika Pembahasan....................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................4
2.1 Kajian Pustaka.......................................................................................................................4
2.1.1 Ekonomi Pedesaan.......................................................................................................4
2.1.2 Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan.......................................................5
2.1.3 Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan............................................................6
2.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan........................................................7
2.2 Tinjauan Kebijakan...............................................................................................................8
2.2.1 RTRW Kabupaten Sumenep.......................................................................................8
2.2.2 RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021..................................................9
2.2.3 RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020..............................................................10
2.2.4 APBDes Bringsang Tahun 2017..............................................................................10
BAB III GAMBARAN UMUM..........................................................................................................13
3.1 Gambaran Umum Desa Bringsang.................................................................................13
3.2 Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang..............................................14
BAB IV ANALISIS PERSOALAN..................................................................................................15
BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN..............17
BAB VI PENUTUP...........................................................................................................................20
6.1 Kesimpulan.......................................................................................................................20
6.2 Lesson Learned....................................................................................................................20
6.3 Rekomendasi.........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang hampir dilakukan seluruh manusia yang
berperadaban di seluruh bagian dunia ini. Kegiatan ekonomi bukanlah hanya mainan
segelintir kalangan elit ataupun monopoli suatu negara saja melainkan ini
merupakan kegiatan yang tanpa sadar, tanpa sengaja telah dilakukan oleh setiap
manusia.

Ekonomi pemberdayaan manusia/kerakyatan pedesaan merupakan salah satu


contoh dari ekonomi mikro yang dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip-
prinsip ekonomi mikro. Ekonomi pedesaan masih menjunjung tinggi dan
menghormati asas-asas persaudaraan dalam berkegiatan ekonomi. Yang kemudian
kegiatan ini menjadi sumber pencarian utama masyarakat desa ataupun sekedar
hanya menambah pendapatan keluarga. Dengan semakin tinggi pendapatan dan
kebererdayaan masyarakat desa dalam bidang ekonomi maka pembangun desa
maupun pembangunan negara akan lebih mudah tercapai.

Namun yang terjadi kala ini pengembangan ekonomi pedesaan kurang berhasil.
Hal ini muncul karana sarana dan prasarana pedesaan belum cukup memadai.
Tidak hanya karena sebab itu perkonomian pedesaan kurang berkembang kurang
pengetahuan/pendidikan, kurangnya semangat berkresi, sampai minimnya lapangan
pekerjaan adalah alasan yang paling sering muncul dan diperdengarkan untuk
kurangnya berkembangan ekonomi pedesaan.

Di Desa Bringsang yang berada di Pulau Giligenting, Sumenep terdapat satu


sektor yang sangat membantu perekonomian perdesaan yaitu sektor pariwisata
berupa wisata Pantai Sembilan. Tetapi masih sering ditemui beberapa
permasalahan yang berpengaruh terhadap perekonomian perdesaan seperti
permasalahan sumber daya manusia. SDM atau masyarakat yang ada disana
memiliki minat yang kurang untuk mengelola pariwisata Pantai Sembilan dan lebih
memilih untuk merantau keluar pulau. Untuk itu, perlu dirumuskan strategi dalam
memecahkan persoalan-persoalan terkait perekonomian perdesaan di Desa
Bringsang.

1.2. Tujuan dan Sasaran


Tujuan dari penyusunan makalah penelitian ini adalah untuk merumuskan
strategi dan program penanganan masalah terkait aspek ekonomi perdesaan di
Desa Bringsang, Pulau Giligenting, Sumenep. Berdasarkan tujuan tersebut, maka
dibutuhkan sasaran dari penyusunan makalah penelitian, yakni :

a. Mengidentifikasi persoalan-persoalan pada aspek perekonomian perdesaan


di Desa Bringsang.
b. Merumuskan strategi dan program untuk menangani persoalan-persoalan
terkait aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.
c. Menyusun lesson learned yang dapat terkait dengan strategi dan program
pengembangan perekonomian perdesaan di Desa Bringsang.

1.3. Ruang Lingkup


1.3.1 Ruang Lingkup Pembahasan
Dalam penyusunan makalah penelitian ini membahas mengenai upaya dan
strategi pengembangan dari perekonomian perdesaan di Desa Bringsang. Dalam
makalah penelitian ini pengidentifikasian persoalan-persoalan dalam pengembangan
aspek perekonomian perdesaan di Desa Bringsang, perumusan strategi dan
program untuk menangani persoalan-persoalan tentang aspek perekonomian
perdesaan di Desa Bringsang, dan penyusunan lesson learned yang dapat terkait
dengan strategi dan program pengembangan aspek perekonomian perdesaan di
Desa Bringsang.

1.3.2 Ruang Lingkup Wilayah Studi


Wilayah studi berada di Desa Bringsang, Kecamatan Gili Genting, Kabupaten
Sumenep. Desa Bringsang memiliki luas sebesar 362,48 Ha yang terdiri dari 4
dusun yaitu Dusun Bringsang, Kebun, Gunung dan Dadap. Desa ini memiliki jumlah
penduduk sebanyak 2.555 orang yang terdiri dari 1.029 penduduk laki-laki dan 1.526
penduduk perempuan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian sebagai
petani khususnya jagung. Adapun batas administrasi dari Desa Bringsang tersebut
adalah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Selat Madura


2. Sebelah Selatan : Dusun Galis
3. Sebelah Timur : Dusun Gedugan
4. Sebelah Barat : Dusun Aenganyar

1.4 Sistematika Pembahasan


Sistematika penulisan dalam strategi dan program pengembangan insfrastruktur
perdesaan di Desa Bringsang adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN berisikan latar belakang, tujuan dan sasara yang ingin
dicapai dalam makalah, lingkup penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA menjelaskan mengenai kajian teori mengenai


infrastruktur perdesaan dan tinjauan kebijakan mengenai Desa Bringsang.

BAB III GAMBARAN UMUM memuat gambaran umum mengenai Desa Bringsang
dan infrastruktur yang ada di Desa Bringsang.

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN berisikan


mengenai analisis pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang
dengan teknik analisa SWOT.

BAB V STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR


PERDESAAN berisikan mengenai visi dan misi pengembangan Desa Bringsang,
strategi pengembangan yang dihasilkan dari analisis SWOT, dan program-program
pengembangan infrastruktur perdesaan di Desa Bringsang.

BAB PENUTUP berisikan lesson learned, kesimpulan dan rekomendasi dari hasil
pembahasan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Ekonomi Pedesaan
Dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
kawasan perdesaan didefinisikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama
pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Meskipun pendekatan peraturan umumnya
menggunakan pendekatan administratif, pengertian dalam undang-undang tersebut
merujuk pada definisi secara fungsional. Sehingga, dalam lingkungan Direktorat
jenderal Penataan Ruang Kementerian Pekerjaan Umum sendiri, dikenal istilah
perkotaan kabupaten meskipun bentuk struktur pemerintahannya menggunakan
‘desa’.

Sedangkan menurut Suhardjo (2008) dalam beberapa dekade terakhir mulai


terjadi perubahan-perubahan definisi kawasan perdesaan. Hal tersebut dikarenakan
mulai berubahnya tipologi kawasan perdesaan dan perkembangan kawasan
perdesaan dalam beberapa waktu terakhir. Terutama setelah era globalisasi yang
masuk ke perdesaan, telahterjadi interaksi dan negosiasi sosial budaya masyarakat
perdesaan terhadap modernitas dan budaya luar. Faham dikotomi kawasan
perdesaan dan kawasan perkotaan mulai ditinggalkan dengan tidak relevannya
pemahaman tersebut dengan mulai biasnya perdesaan-perkotaan.

Dalam definisi klasik, secara ekonomi kawasan perdesaan dikategorikan sebagai


wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian sedangkan kawasan perkotaan
dikategorikan sebagai wilayah dengan kegiatan utama di sektor jasa dan
perdagangan. Definisi tersebut masih banyak digunakan hingga saat ini. Namun
munculnya kawasan perdesaan dengan perekonomian yang ditopang oleh kegiatan
industri kecil seperti kerajinan dan pariwisata. Definisitersebut dirasa belum dapat
mewakili keseluruhan tipologi kawasan perdesaan. Oleh karenanya muncul istilah-
istilah seperti desa-kota yang berusaha mendefinisikan kawasan-kawasan
perdesaan yang dianggap memiliki ciri-ciri perkotaan baik secara fisik maupun sosial
dan ekonomi. (Suhardjo, 2008).

Menurut kamus besar bahasa indonesia ekonomi pedesaan adalah ekonomi


ygberdasarkan hasil produksi dari daerah pedesaan, biasanya bersifat
tradisional.Pendapatan rumah tangga pertanian ditentukan oleh tingkat upah
sebagai penerimaan faktor produksi tenaga kerja. Nilai sewa tanah sebagai
penerimaan dari penguasaan asset produktif lahan pertanian. Dengan demikian
tingkat pendapatan rumah tangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh tingkat
penguasaan faktor produksi.

2.1.2 Perkembangan Ekonomi Kawasan Pedesaan


Kawasan Perdesaan memiliki peran yang penting dalam mendukung
pembangunan nasional. Kemandirian pembangunan kawasan pedesaan merupakan
salah satu pendekatan dalam pembangunan kawasan perdesaan dalam mendorong
perkembangan ekonomi di kawasan desa dengan memanfaatkan potensi yang ada
di wilayah tersebut. Perkembangan ekonomi kawasan perdesaan diharapkan dapat
mengurangi ketergantungan kawasan pedesaan terhadap kota, dan menguatkan
peran desa sebagai pusat produksi dan kebutuhan sumberdaya pembangunan.

Membangun hubungan keterkaitan antar desa-kota juga merupakan salah satu


cara yang ditempuh sebagai suatu upaya pembangunan wilayah perdesaan, dimana
peran desa dikuatkan sebagai pusat produksi dan sumberdaya. Keterkaitan tersebut
dapat mengurangi ketergantungan kawasan perdesaan terhadapkawasan
perkotaan, dan mengurangi angka urban masyarakat dari desa ke kota. Diharapkan
pola tersebut mendorong perkembangan ekonomi desa dan mendorong
permerataan ekonomi antara desa dan kota. Dalam hubungan yang lebih intensif,
hubungan desa-kota tersebut dapat berupa interaksi spasial antar subsistem rantai
agribisnis/agroindustri (Rustadi, 2007).

Dalam mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan, Adisasmita


(2006) menawarkan beberapa pendekatan. Adapun beberapa pendekatan dalam
mengukur perkembangan ekonomi kawasan perdesaan adalah sebagai berikut :
A. Pendapatan Desa Per Kapita

Pendapatan desa perkapita digunakan sebagai salah satu pendekatan untuk


melihat proporsi pendapatan suatu desa terhadapjumlah penduduk desa.
Pendapatan desa menggunakan prinsip pendapatan domestik bruto, dihitung
dengan jumlah produksi total. Jumlah produksi total tersebut dikonversi dalam nilai
total rupiah dan dibagi dengan jumlah pendapatan.

B. Pendapatan Masyarakat

Pendapatan masyarakat dalam pendekatan Adisasmita (2006) terkait


denganketimpangan pendapatan yang terjadi di masyarakat. Dengan kata lain,
perkembangan ekonomi perdesaan harus diikuti oleh pemerataan pendapatan di
masyarakat. Dalam keadaan ekstrim dimana pendapatan terdistribusi secara
merata, 40 persen populasi terbawah akan menerima 40 persen pendapatan, dan 20
persen populasi teratas menerima 40 persen total pendapatan.

C. Diversifikasi Ekonomi

Diversifikasi ekonomi atau perubahan struktur perekonomian daerah perdesaan


dilihat berdasarkan perubahan struktur ekonomi perdesaan. Dalam beberapa
dekade terakhir, perluasan kawasan perkotaan dan pembukaan akses kawasan
perdesaan mengubah struktur ekonomi kawasan perdesaan tidak lagi berat pada
sektor pertanian. Hal tersebut tampak pada kawasan-kawasan perdesaan yang
mempunyai ciri perkotaan, atau biasa disebut sebagai desa kota.

2.1.3 Prinsip Pembangunan Ekonomi Pedesaan


Adapun tujuan dari diadakannya pembangunan ekonomi desa yakni untuk
menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakatnya dapat
menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan juga memiliki angka harapan hidup
yang tinggi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat prinsip-prinsip
pembangunan ekonomi pedesaan, yang meliputi :
 Transparansi (Keterbukaan). Harus ada transparansi dalam hal
pengelolaan pembangunan, termasuk dalam hal pendanaan, pemilihan
kader, pembangunan sistem, pelaksanaan program, dan lain sebagainya.
 Partisipasi. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat
desa.
 Dapat Dinikmati Masyarakat. Sasaran dari pembangunan ekonomi harus
sesuai sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat.
 Dapat Dipertanggungjawabkan (Akuntabilitas). Proses perencanaan,
pelaksaan dan evaluasi yang dilakukan harus bisa
dipertanggungjawabkan, dalam arti tidak terjadi penyimpangan.
 Berkelanjutan (Sustainable). Program yang dirancang harus dapat
berlangsung secara terus menerus atau berkelanjutan, sehingga
peningkatan kesejahteraan masyarakat desa berlangsung permanan, dan
bukan hanya pada satu waktu saja.

2.1.4 Faktor Penentu Keberhasilan Pembangunan


Suatu pembangunan bisa berhasil atau tidak bergantung pada faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam hal pembangunan ekonomi pedesaan, beberapa faktor
yang menjadi penentu keberhasilannya, meliputi :

 Ketersediaan sumber daya alam


 Akumulasi modal
 Organisasi
 Kemajuan teknologi
 Pembagian kerja
 Skala produksi
 Faktor sosial
 Faktor manusia
 Faktor politik dan administrasi

Dimensi pembangunan ekonomi pedesaan ini juga mencakup hal yang cukup
luas, meliputi :

 Ekonomi : produksi, produktivitas, pendapatan


 Sosial : kesetaraan, keadilan, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan
 Manusia : pendidikan, kesehatan, kesetaraan gender, hak asasi
 Budaya : nilai budaya asli dengan nilai budaya asin, perubahan budaya
selama proses pembangunan
 Politik : partisipasi berbagai macam kelompok sosial ekonomi dalam
pembuatan keputusan politik di berbagai level yang berbeda, perubahan
dalam struktur pemerintahan politik.
 Teknologi : perubahan teknologi yang digunakan di dalam masyarakat
 Lingkungan: penggunaan sumber daya alam yang tidak merugikan generasi
sekarang maupun yang akan datang, perlindungan air, keanekaragaman
hayati, iklim.
 Sejarah : perubahan di masa mendatang yang tergantung pada kondisi awal
atau sekarang.

Dimensi pembangunan ekonomi ini memang mencakup hal yang sangat luas,
mengingat proses dan dampaknya pun juga berlaku secara menyeluruh dalam
kehidupan masyarakat di wilayah pembangunan tersebut. Karenanya, dimensi
pembangunan ini juga harus dibangun dengan saling bersinergi satu sama lain.

Antar satu dimensi dengan lainnya harus bisa saling melengkapi, dan saling
mendukung. Hal ini akan membantu tercapainya tujuan pembangunan ekonomi
yang ditargetkan.

2.2 Tinjauan Kebijakan


2.2.1 RTRW Kabupaten Sumenep
Dalam RTRW Kabupaten Sumenep, Desa Bringsang termasuk dalam PPK
Giligenting yang memiliki fungsi sebagai Pemerintahan kecamatan, perdagangan
dan jasa, pendidikan, kesehatan, minapolitan, pertanian, dan pengembangan
permukiman perkotaan. Untuk Pulau Sembilan sendiri belum tercantum dalam
RTRW Kabupaten Sumenep sebagai wisata alam maupun bahari.
2.2.2 RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016 - 2021
Dalam RPJMD Kabupaten Sumenep Tahun 2016-2021 dapat diketahui visi
dan misi pembangunan Kabupaten Sumenep. Visi dari pembangunan Kabupaten
Sumenep adalah “Sumenep Makin Sejahtera dengan Pemerintahan Mandiri,
Agamis, Nasionalis, Transparan, Adil dan Profesional” yang kemudian dijabarkan
menjadi 6 misi. Misi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Melalui Pendidikan,


Kesehatan dan Pengentasan Kemiskinan.
b. Mempercepat Pembangunan Infrastruktur Wilayah Kepulauan dan Daratan yang
Didukung Pengelolaan SDA serta Lingkungan.
c. Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan Perkotaan dengan
Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokal yang Unggul Berdaya Saing Tinggi.
d. Meningkatkan Kultur dan Tata Kelola Pemerintahan yang Profesional dan
Accountable.
e. Meningkatkan Tata Kelola Kehidupan Masyarakat Aman dan Kondusif Melalui
Partisipasi Masyarakat serta Stakeholder Dalam Proses Pembangunan.
f. Meningkatkan dan mengembangkan nilai-nilai keagamaan, budaya serta
nasionalisme yang didukung kearifan lokal dalam kehidupan masyarakat.
Misi Ketiga, Meningkatkan Kemandirian Perekonomian Pedesaan dan
Perkotaan dengan Memperhatikan Potensi Ekonomi Lokalyang Unggul Berdaya
Saing Tinggi. Kemandirian ekonomi merupakan kemampuan nyata pemerintah dan
masyarakat untukmengatur dan mengelola sumber dayadaerahnya sendiri melalui
prakarsa, inovasi, dan aspirasi masyarakat serta direalisasikan sendiri oleh
masyarakat Sumenep dalam rangkameningkatkankemakmuran.

Beragamnya potensi ekonomi lokal di Kabupaten Sumenep yang memiliki nilai


jual dan berdaya saing tinggi menjadi modal dasar dalam mewujudkan
perekonomian Kabupaten Sumenep yang mandiri. Peningkatan kemandirian
perekonomian tersebut dapat dilakukan melalui berbagai upaya penguatan
ekonomi kerakyatan, peningkatan kapasitas dan perluasan sektor usaha
bagipelaku usaha mikro, kecil dan menegah (UMKM), berbagai pelatihan bagi
wirausaha muda, peningkatan daya tarik investasi, dan pemanfaatan teknologi
dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil produksi di sector
pertanian, industri dan perdagangan serta optimalisasi pariwisata daerah yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan, melalui pemberdayaan masyarakat pada
wilayah-wilayah dengan potensi yang berbeda, sehingga dapat memberikan
dukungan terhadap pertumbuhan ekonomi lokal yang pada muaranya diharapkan
mampu memberi dukungan pada kesejahteraan masyarakat.

2.2.3 RPJMDes Bringsang Tahun 2015 – 2020


Visi Desa Bringsang disusun dari rangkaian panjang diskusi-diskusi formal
maupun informal dengan segenap warga Desa Bringsang atau tokoh-tokoh
masyarakat sebagai representasi dari warga Desa Bringsang. Visi Desa Bringsang
yaitu “Terwujudnya Desa Bringsang yang Maju, Berdaya, Kreatif, Mandiri, Aman,
tentram dan Sejahtera Menujuh Ridho Allah SWT”.

Dalam meraih visi Desa Bringsang, maka disusunlah Misi Desa Bringsang,
diantaranya :

1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dengan kewajiban


menjalankan syariat Islam;
2. Meningkatkan aksesibilitas serta kualitas SDM;
3. Mewujudkan penanggulangan kemiskinan, kesenjangan dan memacu
kewirausahaan melalui program Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten;
4. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban, serta membina kesadaran dalam
supremasi Hukum dan Undang-undang;
5. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan
masyarakat dibidang proses perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian
pembangunan.

2.2.4 APBDes Bringsang Tahun 2017


Berdasarkan APBD Desa Bringsang pada tahun 2017, dapat dijabarkan sebagai
berikut :

URAIAN ANGGARAN
PENDAPATAN Rp 1.202.310.700
Pendapatan Asli Desa (PAD) Rp 7.000.000
Dana Desa dari Pemerintah Pusat Rp 823.282.100
Alokasi Dana Desa dari Pemerintah Daerah Rp 361.679.500
Lain-Lain Pendapatan Desa yang Sah Rp 10.349.100
BELANJA Rp 1.159.084.088
Penyelenggaraan Pemerintahan Ro 232.741.211
Pelaksanaan Pembangunan Desa Rp 893.643.777
Pembinaan Masyarakat Rp 13.299.100
Pemberdayaan Masyarakat Rp 19.200.000

Berikut ini adalah rincian Belanja Desa :

BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DESA Rp 232.741.211


Penghasilan Tetap dan Tunjangan Rp 141.360.000
Pengelolaan Keuangan Desa Rp 19.200.000
Operasional Pemerintah Desa Rp 13.306.823
Penyelenggaraan Musrenbangdes Rp 5.350.000
Monografi Desa Rp 16.600.000
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor Rp 6.000.000
Penyusunan Peraturan Desa Tentang APBDes Rp 3.162.000
Penyusunan Peraturan Desa Tentang Laporan
Rp 2.412.000
Pertanggungjawaban APBDes
Operasional BPD Rp 6.577.000
Tambahan Penghasilan Perangkat Desa dan BPD Rp 7.000.000
Operasional RT/RW Rp 11.773.388
BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA Rp. 893.643.777
Pembangunan pagar TPU Dusun Bringsang Rp 112.596.766
Peninggian pagar TPU Dusun Bringsang Rp 26.964.911
Pembangunan MCK Dusun Dadap Rp 122.528.700
Pembuatan jalan Rabat Beton Dusun Bringsang Rp 53.540.000
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.01/RW.02 Rp 203.016.200
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap RT.05/RT.05 Rp 198.867.300
Pembuatan Tangkis Laut Dusun Dadap Rp 176.129.400
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN Rp. 13.499.100
Pembinaan Guru Ngaji Rp 3.150.000
Pembinaan dan Sosialisasi Perilaku Usaha Wisata Desa Rp 10.349.100
BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Rp. 19.200.000
Peningkatan Pelayanan Posyandu Rp 19.200.000
BAB III
GAMBARAN UMUM

3.1 Gambaran Umum Desa Bringsang


Desa Bringsang merupakan salah satu Desa yang berada di Pulau Giligenting,
Kabupaten Sumenep.Di lokasi inilah salah satu pantai terindah yaitu Pantai
Sembilan berada. Asal-usul pemberian nama Pantai Sembilan ini dilatarbelakangi
oleh karena bentuk “Pantai Bringsang” ini akan menyerupai angka sembilan apabila
dilakukan pemotretan yang dilakukan di udara, sedangkan warga sekitar sana
sendiri lebih menyebut dengan Pantai Putih. Dulunya Pantai Sembilan ini
merupakan sebuah pelabuhan kecil tempat perahu-perahu penyebrangan yang
menghubungkan antara Pulau Giligenting dengan Pulau yang ada di seberangnya
yaitu Pantai Marethen. Keindahan Pantai Sembilan dapat dilihat banyaknya terumbu
karang dan tanah pasirnya yang putih serta suasana alam sekitar yang indah.
Desa Bringsang berada di bagian Utara Pulau Giligenting. Pelabuhan di Desa ini
cukup Strategis karena memiliki akses yang paling dekat dengan Kabupaten
Sumenep.

Pantai Sembilan di Desa Bringsang ini menjadi destinasi wisata yang sangat
menarik banyak pendatang. Sektor pariwisata menjadi salah satu tombak utama
perekonomian masyarakat Desa Bringsang. Lokasi Desa yang berada di Pulau
Giligenting tidak membuat Urbanisasi tersendat di wilayah ini. Infrastruktur

pendukung khususnya untuk pariwisata, penginapan berkembang cukup


pesat.

3.2 Gambaran Umum Keadaan Ekonomi Desa Bringsang


Wilayah Desa Bringsang memiliki berbagai potensi yang baik. Potensi tersebut
dapat meningkatkan taraf perekonomian dan pendapatan masyarakat. Disamping
itu, lokasi yang relatif dekat dengan Ibukota Kabupaten dan pusat kegiatan
perekonomian, memberikan peluang kehidupan yang lebih maju dalam sektor formal
maupun non formal. Tabel berikut menyajikan data keadaan ekonomi penduduk
Desa Bringsang.

No. Uraian Jumlah Satuan Keterangan


A Kesejahteraan Sosial
Keluarga Prasejahtera 102 KK
Keluarga Prasejahtera 1 98 KK
Keluarga Prasejahtera 2 44 KK
Keluarga Prasejahtera 3 59 KK
Keluarga Prasejahtera 3 Plus 7 KK
B Mata Pencaharian
Buruh Tani 38 Jiwa
Petani 910 Jiwa
Pedagang 465 Jiwa
Tukang kayu 15 Jiwa
Tukang Batu 12 Jiwa
Penjahit 3 Jiwa
PNS 2 Jiwa
TNI/POLRI 2 Jiwa
Pengrajin 6 Jiwa
Industri Kecil 17 Jiwa
Buruh Industri 2 Jiwa
Kontraktor 1 Jiwa
Supir 6 Jiwa
Muntir/Mekanik 4 Jiwa
Guru Swasta 8 Jiwa
Nelayan 367 Jiwa
Peternakan 71 Jiwa
Tukang Bangunan 12 Jiwa
Lain-lain 114 Jiwa

BAB IV
ANALISIS PERSOALAN

Permasalahan dalam bidang perekonomian di Desa Bringsang, mengacu


pada RPJM Desa Bringsang tahun 2015-2020, didalam dokumen tersebut dikatakan
bahwa permasalahan Desa Bringsang didalam bidang ekonomi adalah sebagai
berikut.

1. Penduduk desa masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-


hari.

Sulitnya masyarakat Desa Bringsang untuk memenuhi kebutuhan pokok untuk


kehidupan sehari-hari merupakan permasalahan yang serius dihadapi oleh desa ini,
ini menandakan masyarakat di desa ini masih banyak yang masuk kedalam kategori
miskin.

2. Jumlah pengangguran semakin tahun semakin meningkat.

Permasalahan ini berhubungan dengan permasalahan sebelumnya, karena jika


dilihat dari lingkaran kemiskinan, apabila masyarakat desa ini mengalami
pengangguran, maka mereka akan sulit untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-
hari mereka.
3. Terdapat anak yang tidak bersekolah karena orang tuanya tidak mampu

Permasalahan yang selanjutnya muncul karena banyaknya pengangguran yaitu


anak-anak di desa tersebut banyak yang tidak bersekolah karena banyak orang
tuanya tidak mampu akibat dari pengangguran.

4. Infrasturktur yang belum memadai

Kondisi infrastruktur yang belum memadai bisa berdampak terhadap lambatnya


pertumbuhan ekonomi, kemudian akan berdampak terhadap harga bahan baku
karena harga angkut yang tinggi.

Pada dasarnya permasalahan-permasalahan diatas saling memiliki keterkaitan


antara 1 permasalahan dengan permasalahan lain. Adapun permasalahan yang
mendasar yaitu rendahnya tingkat pendapatan masyarakat, yang kemudian banyak
anak-anak yang tidak sekolah karena tidak mampunya orang tua untuk membayar
sekolah anaknya, kemudian karena rendahnya tingkat Pendidikan mengakibatkan
rendahnya kemampuan sumber daya manusia yang menyebabkan masyarakat
tersebut menjadi pengangguran. Oleh karena itu, karena rendahnya sumber daya
manusia di desa tersebut, maka berdampak terhadap perekonomian desa tersebut,
karena pengelolaan dan pengembangan potensi yang ada di desa Bringsang
menjadi tidak optimal, padahal terdapat banyak potensi sumber daya alam di desa
ini.
BAB V
STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN EKONOMI PEDESAAN

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan program-program untuk


mengatasi permasalahan yang terjadi, berdasarkan analisis permasalahan, program
untuk mengembangkan ekonomi untuk desa ini yaitu sebagai berikut.

1. Peningkatan Ekonomi Rakyat (Mengentaskan Kemiskinan).


2. Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia (Pengetasan Kebodohan).
3. Pembangunan Infrastruktur.

Adapun untuk menerapkan program-program tersebut harus mempunyai strategi


khusus. teknik yang akan digunakan untuk mencari strategi untuk pengembangan
perekonomian di Desa Bringsang yaitu teknik analisis SWOT, adapun data yang
dipakai pada analisis ini merupakan data hasil survey dan data dari dokumen
RPJMDes Bringsang tahun 2015-2020.

MATRIKS SWOT OPPORTUNITY THREATS


1. Terdapat misi untuk 1. Migrasi penduduk
memberantas yang masuk ke
kemiskinan didalam Desa Bringsang
RPJMDes Tahun
dapat menyaingi
2015-2020.
masyarakat local
2. Berpotensi untuk
2. Muncul usaha-
dikembangkan
usaha kecil yang
perikanan dan
tidak terkontrol
pertanian
(S1,2-01,2)
STRENGTH
-Memperkuat peran (S1,2-O1,2)
1. Terdapat
pemerintah untuk - Melakukan monitoring
potensi
memberantas kemiskinan terhadap usaha-usaha
pariwisata
-Melatih masyarakat kecil yang tidak
karena
supaya bisa mengelola terkontrol
memiliki
desa yang memiliki -Melakukan pelatihan
panorama
potensi wisata pengelolaan yang
yang indah
- Memperkuat peran bersifat competitive agar
2. Terdapat
masyarakat untuk ikut masyarakat bisa
program
berpartisipasi dalam bersaing dengan
pemberdayaan
meningkatkan ekonomi masyarakat dari luar
masyarakat di
dari pemasukan desa.
RPJMDes
pariwisata
WEAKNESS
1. Masih banyak - (W1-O2)
penduduk Mengoptimalkan
miskin perkembangan
2. Rendahnya sektor yang
(W2-O2)Mengadakan
Sumber Daya potensial yaitu
pelatihan olahan produk
Manusia perikanan dan
unggulan
3. Rendahnya pertanian
tingkat - (W4-
Pendidikan O1)Meningkatkan
4. Infrastruktur sarana dan
yang belum prasarana fisik
memadai
Berdasarkan analisis SWOT diatas, maka selanjutnya adalah menyesuaikan
program dan strategi untuk mengembangkan ekonomi di Desa Bringsang.

Program Strategi
Peningkatan Ekonomi Rakyat - Memperkuat peran pemerintah
(Mengentaskan Kemiskinan). untuk memberantas kemiskinan
- Memperkuat peran masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam
meningkatkan ekonomi dari
pemasukan pariwisata
- Mengoptimalkan perkembangan
sektor yang potensial yaitu
perikanan dan pertanian
- Melakukan monitoring terhadap
usaha-usaha kecil yang tidak
terkontrol
Peningkatan Kualitas Sumberdaya - Melatih masyarakat supaya bisa
Manusia (Pengetasan Kebodohan). mengelola desa yang memiliki
potensi wisata
- Melakukan pelatihan pengelolaan
yang bersifat competitive agar
masyarakat bisa bersaing dengan
masyarakat dari luar desa.
- Mengadakan pelatihan olahan
produk unggulan

Pembangunan Infrastruktur. - Meningkatkan sarana dan


prasarana fisik
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik
kesimpulan bahwa DesaBringsangmemilikipotensiunggulan berupa sektor
pariwisata, sektor pertanian dan sektor perikanan dengan sektor pariwisata sebagai
sektor utama. Hal tersebut sebagai perwujudan visi Desa Bringsang. Namun sektor
tersebut belum berkembang secara pesat dikarenakan masalah-masalah seperti
kualitas SDM rendah, kurangnya infrastruktur serta kurangnya minat dari warga
Desa Bringsang sendiri akan pengembangan desanya dan lebih memilih untuk
merantau.
Adapun strategi dalam menangani permaslaah tersebut adalah dengan
Peningkatan Ekonomi rakyat dengan pemberdayaan masyarakat Desa Bringsang,
peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia, serta pembangunan infrastruktur yang
mendukng pengembangan sektor-sektor yang ada.

6.2 Lesson Learned


Lesson learned yang didapatkan dari pembahasan di atas adalah sebagai
berikut :

a. Pengembangan Desa Bringsang berdasarkan aspek ekonomi belum berjalan


dengan baik
b. Infrastruktur di perdesaan masih minim dibanding dengan perkotaan.
c. Minat penduduk dalam sektor pertanian dan perikanan minim khususnya
pada generasi penerus.
d. Tingkat pendidikan penduduk desa yang masih rendah sehingga SDM
rendah.
e. Tergantung dengan bantuan pemerintah (belum mandiri) sehingga visi pada
RPJM desa belum tercapai.
f. Konsep pengembangan desa pada perencanaan perdesaan dapat dilakukan
dengan menyusun strategi berdasarkan potensi dan masalah yang ada
dengan teknik analisis yang sesuai

6.3 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan dari pembahasan di atas adalah
penggunaan strategi pengembangan Desa Bringsang hasil dari analisis SWOT
sebagai alternatif strategi yang dapat digunakan oleh pihak yang terlibat dalam
pengembangan Desa Bringsang.

DAFTAR PUSTAKA

Sarjana, Ali. 2015. Ekonomi Perdesaan.


https://rumahmakalalah.blogspot.com/2015/10/ekonomi-
pedesaan.html.Diakses pada 26 Mei 2018
Murdani, Andika Drajat. 2018. Pembangunan Ekonomi Pedesaan : Konsep, Prinsip,
Strategi, hingga Implementasi Dana Desa. https://portal-
ilmu.com/pembangunan-ekonomi-pedesaan/.Diakses pada 27 Mei 2018

Anda mungkin juga menyukai