OLEH :
EMININGKE WOLLA
1634020038
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena
anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya
Usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nek Baun Desa Baumata Timur”
Proposal ini masih jauh dari kata sempurna karena menyadari keterbatasan
yang ada.Untuk itu demi sempurnanya penulisan ini dibutuhkan dukungan dan
sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.
Menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak mungkin akan terwujud
apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini ingin
menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.
Petrus E de Rozarie, M.si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Beatus Balla, M.
arahan dan bimbingan dengan ketelitian dari awal hingga akhir proses penyusunan
proposal ini, serta pihak- pihak yang memberikan dukungan diantaranya yang
terhormat:
ii
1. Bpk Prof. Ir.Fredrik Lukas Benu, M,Si Ph.D Selaku Rektor Universitas
Nuca Cendana
2. Bpk Dr. Drs Blajan Konradus,MA selaku Wakil Dekan I selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
3. Bpk Dr Khalid k Moenardy M.si, selaku ketua jurusan prodi
Administrasi Bisnis
4. Bpk Drs. Lukas J B B Hattu, M.si selaku Dosen Wali yang telah banyak
membantu dan memotivasi
5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Nusa Cendana
6. For Holy Spirit, sumber segala ilham selama penulisan ini, sumber
pengetahuan utama, sumber inspirasi, sumber kekuatan, sumber
sukacita, kepada Dia, Yesus, dan Allah Bapa di Surga, the Only Wise
God, kemuliaan selama-lamanya.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya selalu. semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat,
baik bagi institusi pada khususnya maupun bagi yang memerlukan
bagi umumnya.Amin...
Eminingke wolla
iii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II ..................................................................................................................... 8
iv
BAB III ................................................................................................................. 28
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu..........................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Studi Kelayakan Keuangan Badan Usaha Milik (BUMDes)
Nek Baun Desa Baumata Timur.......................................................................
vii
BAB I
PENDAHULUAN
strategis sebagai pilar pembangunan nasional. Desa memiliki banyak potensi tidak
hanya dari segi jumlah penduduk,tetapi juga ketersediaan sumber daya alam yang
melimpah. Jika kedua potensi ini bisa dikelola dengan maksimal maka akan
tidak hanya karena persoalan sumber daya manusia yang kurang berkualitas tetapi
desa yang salah satunya adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
BUMDes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi
1
dilaksanakan oleh masyarakat desa, yaitu dari desa,oleh desa, dan untuk desa.
masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola
secara profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat
akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga
kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. Jenis usaha yang dikelola oleh
BUMDes telah diatur dalam peraturan Menteri meliputi jasa, penyaluran sembilan
bahan pokok, perdagangan hasil pertanian, dan atau industri kecil dan rumah
tangga dan dapat dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan potensi desa. Dari
masyarakat desa dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hiba,
bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran
2
BUMDes masih bisa belum berjalan efektif dan mampu memberi kontribusi bagi
Dari data Dinas PMD NTT terdapat 3.026 desa di Provinsi Nusa Tenggara
Timur (NTT) dan telah terbentuk 1.087 BUMDes. 781 BUMDes diantaranya
berstatus aktif dengan total penyertaan modal sebesar Rp 118 Milyar yang berasal
dari dana desa. Sebanyak 55 desa telah memiliki produk unggulan dan dapat
saat ini seluruh desa di Kabupaten Kupang, sudah 60 desa yang memiliki
BUMDes juga salah satunya adalah f BUMDes Nek Baun Desa Baumata Timur.
BUMDes “Nek Baun” adalah badan usaha yang dibentuk oleh masyarakat dan
tanggal 27 Januari 2017. Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa ini
hambatan-hambatan.
Hal ini masih terkendala oleh beberapa masalah yang dihadapi oleh pemerintah
desa Baumata Timur mulai dari kurangnya minat dan tanggapan dari masyarakat
untuk ikut dalam program kegiatan BUMDes. Selain itu penentuan jenis usaha
juga menjadi kendala dimana banyak persepsi masyarakat yang berbeda dan
saling bertolak belakang. Sampai dengan saat ini program usaha yang dijalankan
3
oleh BUMDes Nek Baun yaitu usaha Pengadaan Air Bersih dan Sumur bor
(Banking). Dalam perjalanannya usaha pengadaan air bersih dan Koperasi Simpan
Pinjam Nek Baun masih dalam tahap uji coba. Pengelola BUMDes belum bisa
mengalami jalan buntu karena pihak pengelola tersebut adalah kepala desa dan
pergantian kepala desa dan pergantian ketua BUMDes yang mengelola potensi.
usaha tersebut. Studi kelayakan usaha atau bisnis sangat diperlukan mengingat
kelayakan usaha atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek
baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidak dijalankan.
sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan
4
Menyangkut Aspek hukum semua legalitas rencana bisnis yang
dilaksanakan BUMDes Nek Baun sudah sesuai ketentuan hukum yang berlaku
PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya NPWP (Nomor Pokok Wajib
Pajak) dan SIUP setempat.Dari sudut ekonomi BUMDes Nek Baun mendorong
keberadaan usaha yang dijalankan BUMDes Nek Baun sesuai dengan potensi
pemasaran BUMDes Nek Baun termasuk dalam kelompok pasar penjual yakni
suatu pasar yang terdiri atas individu- individu dan organisasi yang membeli
barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapatkan
laba. BUMDes Nek Baun juga mengatasi persoalan Sumber Daya Manusia
dengan merekrut tenaga kerja untuk mengatur dan mengelola usaha yang di
laksanakan. Jika dilihat dari keempat aspek tersebut BUMDes Nek Baun cukup
Baumata Timur masih belum efektif dan efisien. Jika BUMDesnya berjalan sejak
lama pasti juga melewati fase ini. Belum pernah ada yang membahas masalah ini
secara tuntas membuat sebagian pengurus BUMDes sulit mencari referensi yang
tepat untuk dijadikan rujukan walaupun sebenarnya telah ada buku panduan
BUMDes. Akan tetapi belum semuanya secara lengkap sebagai media rujukan
5
yang tepat bagi desa tentu Updesa kan menjadi pembeda, meskipun kenyataanya
dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja
dalam Studi Kelayakan Keuangan itu sendiri adalah perihal modal yakni
bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal sendiri, modal asing
Oleh karena itu kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengamati dan
mencermati bagaimana kelayakan usaha unit usaha BUMDes Nek Baun agar
Keuangan Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa BUMDes Nek Baun dengan
Kupang.
Dari deskripsi latar belakang masalah, maka dapat ditarik suatu rumusan
Baun
6
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang menentukan kelayakan usaha dari
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
b. Bagi pemerintah
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
8
terwujud dalam mekanisme kelembagaan yaang solid.Penguatan kapasitas
kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan yng mengikat seluruh
anggota(one for all)
Anom Surya Putra (2015:9) menyatakan beberapa pengertian Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) diantaranya yaitu :
a. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan
istitusi negara (Kementrian Desa PDTT) dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegra di Desa (selanjutunya disebut Tradisi Berdesa).
b. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia
dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi Desa yang bersifat
kolektif
c. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia di Desa
d. BUMDes merupakan salah satu bentulk kemandirian ekonomi Desa
dengan menggerakan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi
kolektif Desa.
Sebagai perusahaan milik desa, pembentukan BUMDes adalah benar-
benar memaksimalisasi potensi masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber
daya alam, ataupun sumber daya manusianya.Secara spesifik,pendirian BUMDes
adalah untuk menyerap tenaga kerja dasa meningkatkan kretifitas dan peluang
usaha ekonomi produktif mereka yang berpenghasilan rendah serta menyediakan
beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai potensi
desa dan kebutuhan masyarakat
9
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan
Pendirian dan pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan
suistanable.Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan
badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional, dan
mandiri untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi
kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi
barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes.Pemenuhan kebutuhan ini
diupayakan tidak memberatkan masyarakat dalam menggerakan ekonomi desa.
Lembaga ini juga di tuntut mampu memberika pelayanan kepada non anggota (di
luar desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar.
Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama,
sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang
dijalankan oleh BUMDes. Dinyatakan dalam undang-undang BUMDes dapat
didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.
10
d. Pinjaman
e. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan
f. Hibah
g. Dana bergulir program pemerintah yang diserahkan kepada desa atau
masyarakat melalui Pemerintah Desa
2. Modal usaha BUMDes yang berasal dari Pemerintah Desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 huruf a merupakan kekayaan desa yang
dipisahkan
3. Modal BUMDes yang berasal dari tabungan masyarakat merupakan
simpanan masyarakat
4. Modal BUMDes yang berasal bantuan Pemerinta Provinsi maupun
Kabupaten dapat berupa dana tugas pembantuan
5. Modal BUMDes yang berskala pinjaman yaitu berupa pinjaman dari
lembaga keuangan atau pemerintah daerah
6. Modal BUMDes yang berasal dari Kerjasama usaha dengan Pihak Lain
dapat di peroleh dari pihak swasta atau masyarakat
11
perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan
organisasi, dimana semua itu digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau tunda bahkan tidak dijalankan.
12
ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan (Kasmir dan Jakfar, 2008:145).
2. Aspek Manajemen dan SDM
Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan cara
pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara efisien.
Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis (jenis
pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada kegiatan usaha, disusun bentuk
struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut.
Dari struktur organisasi yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga
kerja serta keahlian yang diperlukan (Ibrahim,2003:95). Perencanaan tenaga kerja
merupakan suatu cara untuk menetapkan keperluan menegenai tenaga kerja suatu
periode tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar perusahaan dapat terhindar
dari kelangkaan SDM pada saat dibutuhkan maupun kelebihan SDM pada saat
kurang dibutuhkan (Umar,2003:162-162). Aspek SDM mencakup produktifitas
dari suatu tenaga kerja yang secara umum mengandung arti sebagai perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input) Umar(2003:164).
3. Aspek Hukum
Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti
keabsahan,kesempurnaan, dan keasliannya yang meliputi badan hukum,izin-izin
yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan
usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar,2008:23).
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan
dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan
didirikandan dibangun diwilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata
peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek Ekonomi dan Sosial terdiri dari dampak positif dan negatif yang
akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri,
pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak
13
positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada
masyarakat khususnya yaitu memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatannya dan pemerintah pada umumnya yaitu memberikan pemasukan
berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
(Kasmir dan Jakfar, 2008:193).
5. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan adalah suatu pengkajian yang dikenal sebagai analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan suatu mekanisme
untuk mencapai kelestarian lingkungan, aspek lingkungan meliputi limbah yang
dihasilkan proses produksi Soeharto (2002:97).AMDAL hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan memepunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup. Aspek ini harus dilakukan agar kualitas
lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia
dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
melakukan aktifitas yang makin lama makin mengubah lingkungan (Umar,
2003:303)
6. Aspek Pemasaran
Analisis aspek pemasaran akan dilakukan dengan menggunakan bauran
pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Swastha dan Sukotjo (1995:193),
alat-alat bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur, yaitu produk,
harga, distribusi, dan promosi
7. Aspek Keuangan
Aspek keuangan/finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi
kelayakan,karena sekalipun aspek yang lain tergolong layak, jika studi aspek
finansial memberikan hasil yang tidak layak,maka usulan proyek akan ditolak
karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi (Haming dan Basalamah,
2013:13).
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat
keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan dividen.Keputusan investasi
ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a)
14
kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja
(c) kebijakan invesasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas
(merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997). Keputusan pendanaan difokuskan
untuk medapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana
tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana dibagi dalam 2
kategori yakni:
1. Internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
2. sumber eksternal yaitu:
a. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran utang,
pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja, dan pinjaman
jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi.
b. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana (Initial Public
Offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasi
dalam rangka ekspansi perusahaan.
15
a. Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas.
b. Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas.
Menurut Umar (2003:202), pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya operasinya
merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan perusahaan.
16
mendatang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal (Umar,
2005:198). IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian
hasil intern (Kasmirdan Jakfar, 2008:102)
c. Payback period
Suatu periode yang menunjukan berapa lama modal yang ditanamkan
dalam proyek tersebut dapat kembali (Rangkuti, 2004:214). Penentuan
layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi, cukup
membandingkan antara waktu pengembalian jumlah dana untuk investasi
ddengan umur ekonomi proyek (Suratman,2002:212). Payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (Umar,
2005 :197), Payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir
dan Jakfar, 2008:98).
d. Break event point
Break event point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha
dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran
(biaya) dengan kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan dan tidak menderita kerugian (Fatah, 1994:45). Analisis
pulang pokok adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara beberapa variabel didalam kegiatan perusahaan seperti
jumlah produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta
pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2005:202).
e. Return Of Investment
Return Of Investment (ROI) adalah pengukur kemampuan perusahaan
secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan (Rahardi,2004:106). ROI
merupakan pengembalian atas investasi yaitu perbandingan antara
pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan
17
indikasi profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002:95). ROI merupakan
rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir
dan Jakfar, 2008:206).
f. Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah nilai perbandingan antara
penerimaan bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya pada
saat ini. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara
net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di
discount negatif
18
Tabel 1.1
Penelitian terdahulu
19
3. Mayasari (2019) Analisis Pengelolaan Keuangan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Di Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik
Kelayakan 1. Deskriptif Analitik Hasil penelitian yang dilakukan
investasi 2. Kuantitatif BUMDesa di Gresik Kabupaten
dikelola dari segi akuntansi masih
belum sempurna. Perlunya
pengembangan sumber daya manusia
dalam pengelolaan BUMDesa terkait
dengan pendaftarnya yang masih
memiliki kesalahan dalam
penghitungan dan pengukuran semua
unit bisnis menjadi satu bagian. Desa
Sekapuk dalam pengelolaan
BUMDesa dan kesesuaian dengan
permendesa belum sepenuhnya sesuai.
4. Hanafi Alam Nasyrah (2017)Analisis kelayakan investasi pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Payback Berdasarkan hasil perhitungan Payback
Period, 1. Kuantitatif Period (PP) Profitabilitas Indeks (PI) hasil
NPV,PI,IRR 2. Analisis interaktif perhitungan Net Present Value (NPV
(reduksi serta hasil perhitungan Internal rate of
data,penyajian data, return (IRR), maka dapat diketahui tingkat
dan penarikan kelayakan investasi pada PT. Bank
kesimpulan) Mandiri (Persero) Tbk selama lima tahun
dari tahun 2012 sampai dengan 2016 proyek
tersebut dapat diterima.
20
5. Mandra (2012)Analisis Kesehatan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Desa-
Lembaga Keuangan Mikro (BUMDes LKM) Kabupaten Lombok Utara
Kecukupan 1. Analisis Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Modal,Kualitas rasio menunjukkan bahwa variabel suku bunga,
Aset,Earning 2. Uji volume penjualan, usia dan modal usaha
Ability,Likuidity Statistik berpengaruh signifikan terhadap permintaan
Kredit Usaha Rakyat. Sedangkan variabel
pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap permintaan Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Modal usaha menjadi pertimbangan
tertinggi karena memiliki koefisien regresi
paling besar yaitu 0,377.
6. Pury Asanti Henning (2011) Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah
(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul,Sawangan,Depok,Jawa Barat)
Net Present Value 1. Metode Hasil analsis kelayakan finansial
(NPV), Internal Rate Kualitatif dengan menggunakan sumber dana 100%
of Return (IRR),Net 2. Metode modal sendiri, 50% modal pinjaman, dan
Benefit-Cost Ratio Kuantitatif 100% modal pinjaman selama 5 tahun
(Net B/C), Return On dinyatakan layak ditandai dengan nilai NPV
21
Investment pada DF 14% positif, nilai IRR ebih besar
(ROI),Payback Period dari tingkat suku bunga Bank (14%).Hasil
(PP), dan Break event analisis sensitivitas harga bahan bakar,
Point (BEP) bahan baku dan bahan kemasan sebesar 9%
dinyatakan layak
22
Jagung, Mie, dan 1. Metode Analisis kelayakan finansial usaha mie
analisis fiansial Kuantitatif jagung instan
terdiri dari perkiraan modal investasi,
perkiraan biaya
produksi, perhitungan nilai impas/Break
Even Point,
perkiraan pendapatan, penyusunan aliran
kas, penentuan
kriteria investasi (Net Present Value,
Internal Rate of Return,
Pay Back Period, B/C ratio), dan analisis
sensitivitas rencana
investasi terhadap kenaikan biaya produksi
dan penurunan
9. Suprapto (2005) Study Kelayakan Finansial Usaha Air Minum Isi Ulang Study Kasus
Depot Air Minum Isi Ulang Heigy Drink di Yogyakarta
seperti Pay 1) Metode Hasil yang diperoleh dari analisa ternyata
Back Period Kualitatif menunjukkan hasil yang tidak sesuai
(PBP), Net 2) Metode dengan apa yang telah diharapkan
Benefit/Cost Kuantitatif sebelumnya, yaitu dalam kondisi ratarata
(B/C), Break ternyata proyek investasi dianggap tidak
Event Point menguntungkan diiihat dari segi
(BEP), Net finansial. Hal tersebut tentunya tidaklah
Present Value menggembirakan, karena sudah
(NPV) dan sepantasnya apabiia investor atau pemilik
23
Internal Rate of modal tentunya mengaharapkan adanya
Return (IRR) keuntungan yang sesuai atau pantas.
Adapun kriteria sesuai dan pantas disini
adalah minimal lebih tinggi dari tingkat
suku bunga deposito yang berlaku,
karena kalau lebih rendah dari pada itu
untuk apa di investasikan dengan
menanggung banyak risiko, kalau lebih
aman disimpan dalam bentuk deposito?
Dimana dana yang ada akan relatif lebih
aman dan bebas risiko.
10. Linda Pratiwi (2014) Analisis studi kelayakan Bisnis pada Javatop Bakery di
Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Bandung
24
Kelayakan 1) Metode Hasil penelitian dari aspek pemasaran
Bisnis Kuantitatif serta aspek teknis dan teknomogis usaha
(NPV), Internal 2) Metode Kualitatif Javatop Bakery layak untuk dijalankan,
Rate of Return sedangkan dari aspek manajemen dan
(IRR),Net SDM masi terbilang sederhana,
Benefit-Cost diperlukan peningkatan sistem manajerial
Ratio (Net untuk kelangsungan usaha dalam waktu
B/C), Return panjang. Hasil analisis aspek finansial
On Investment melalui metode penilaian investasi
(ROI),Payback dikatakan layak untuk dijalankan.
Period (PP), dan
Break event
Point (BEP)
Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial, sehingga dapat dinilai
layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dilaksanakan. Dalam mengembangkan usaha pada
BUMDes ini, maka terlebih dahulu didefinisi karakteristik usaha tersebut dengan melihat
25
berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu dikaji antara lain adalah aspek non finansial meliputi:
aspek pemasaran,aspek manajemen dan SDM, aspek teknis dan produksi, aspek hukum, aspek
sosial,aspek dampak lingkungan, serta aspek finansial. Dalam penelitian ini, untuk
mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diteruskan hanya ditentukan pada
aspek finansial yang data-datanya didukung oleh aspek non finansial.Dalam menentukannya
pertama dianalisis cash flow sebagai landasan untuk melakukan pengukuran dengan beberapa
kriteria kelayakan investasi, yang meliputi: NPV, IRR, dan Payback period. Untuk
mengetahui keadaan usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak juga mengalami
kerugian dianalisis dengan BEP. Untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi usaha
menggunakan alat analisis ROI. Kemudian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang
terjadi atas perubahan-perubahan pada pendapatan dan biaya terhadap kelayakan usaha
Setelah mendapatkan hasil tentang studi kelayakan finansial pada usaha tersebut maka dapat
disimpulkan apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dinyatakan layak maka
usaha tersebut akan terus di kembangkan. Namun apabila usaha tersebut dinyatakan tidak
layak maka usaha tersebut harus mengadakan evaluasi atau perbaikan manajemen dalam
usaha dan efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan. Adapun alur pemikirannya, dapat
digambarkan oleh kerangka pemikiran yang diuraikan pada Gambar 1 sebagai berikut:
26
Pembangunan
Perekonomian Desa
METODE PENELITIAN
28
dan merupakan sebuah atribut sifat atau nilai objek yang memiliki ruang lingkup.
Objek penelitian yang di teliti adalah unit usaha Badan Usaha Milik Desa
Baumata Timur kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Tempat ini dipilih atas
dasar pertimbangan bahwa usaha ini merupakan salah satu Perusahaan milik desa
yang baru berjalan sejak tahun 2017 sehingga membutuhkan investasi yang
cukup besar. Selain itu usaha ini juga memiliki potensi perkembangan yang baik
dimasa mendatang dan adanya transparansi data-data yang dapat memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan.
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari
mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang
bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah.
Suharsimi Arikunto (2013:172), mengatakan bahwa sumber data yang
dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat
di muka Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:142). Maka dapat
disimpulkan bahwa sumber data adalah faktor yang paling penting dalam
penentuan metode pengumpulan data untuk mengetahui darimana subjek data
tersebut diperoleh. Sumber data terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti Husein Umar (2013:42). Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) Nur Indrianto dan Bambang Supono (2013:142).
29
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram Husein Umar
(2013:42). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain) Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:143).
Dari definisi yang di kemukakan dapat disimpulkan bahwa sumber data
primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari
penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat
melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui
observasi dan wawancara melalui pihak perusahaannya langsung. Sedangkan dari
definisi sumber data sekunder dapat disimpulkan bahwa sumber data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber
lain yang sudah tersedia sebelum melakukan penelitian. Yang dikategorikan
sebagai data sekunder, misalnya melalui catatan atau arsip perusahaan dengan
cara membaca, mempelajari dan memahaminya.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh
secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari
BUMDes Nek Baun dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum melakukan
penelitian. Yang dikategorikan sebagai data sekunder, yaitu melalui buku-buku
mengenai mengenai Studi Kelayakan bisnis,studi kelayakan finansial dan Teori
tentang BUMDes
30
3.3 Metode Pengumpulan Data
31
yang akan dibahas dalam penulisan penelitian, yaitu mengenai Studi kelayakan
keuangan BUMDes Nek Baun.
c. Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan Umi Narimawati,
Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati (2010:39). Suharsimi Arikanto
(2013:201) mengatakan Dokumentasi adalah barang-barang tertulis.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pencatatan dan pengumpulan data yang di identifikasikan dari dokumen-
dokumen yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, penulis
mengumpulkan data atau dokumentasi yang diperoleh dari bagian Unit
2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan (Library Research) adalah dengan mendatangi
perpustakaan dan mencari buku-buku yang sesuai dengan masalah yang diangkat,
dan informasi yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan simpan pinjam. Data yang diperoleh memalui studi
kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang
kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang
sedang diteliti.
32
Evaluasi usaha atau proyek perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan atau tidak, maka dengan cara
menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek.
Selanjutnya melakukan identifikasi terhadap semua manfaat dan biaya tersebut,
maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari kriteria
investasi. Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan:
CFt= Aliran kas per tahun pada periode t
I0 = Investasi awal pada tahun 0
K = Suku Bunga (discount rate)
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV yaitu:
a. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima
b. Jika NPV = 0, Nilai perusahaan tetap walaupun proyek diterima ataupun
ditolak
c. Jika NPV < 0, Maka usulan proyek ditolak
33
(proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan
laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
100% menggunakan modal sendiri). Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash invesment)
dengan menggunakan aliran kas (Umar, 2005:197). Rumus PP adalah sebagai
berikut:
Nilai Investasi
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Kas Masuk Bersih
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dan arus kas yang diharapkan dimasa datang, atau penerimaan kas denga
pengeluaran investasi awal (Umar, 2005:198) adalah sebagai berikut:
𝑛
CFt
I0 = ∑
(1 + IRR)𝑡
𝑡=1
Keterangan:
t = tahun ke
n = Jumlah tahun
I0 = Nilai investasi awal
CF = Arus kas
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Kriteria Penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar
dari tingkat suku bunga yang ditentukan maka investasi dapat diterima.
34
3.4.4 Return On Investment (ROI)
Dari nilai BEP atau titik impas usaha dapat diketahui pada tingkat produksi
dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula
memberikan kerugian (Rahardi dan Hartono, 2003:70). Break Event Point (BEP)
merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat
(pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) denga kata lain pada
pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi (Fatah, 1994:45).
Secara matemtis rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi
Total Biaya
BEP Produksi =
Harga Penjualan
Net B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa
manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.Net B/C
35
Ratio adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau penerimaan dari
suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana
pendirian dan pengoperasian usaha tersebut Sofyan (2004:177).
Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:
1. Jika Net B/C>1, maka investasi tersebut layak untuk diusahakan
2. Jika Net B/C<1, maka investasi tersebut tidak layak untuk diusahakan
3. Jika Net B/C=1, maka investasi tersebut dalam keadaan Break Event Point
36
8. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan produk
9. Net Present Value adalah alat analisis yang menghitung selisih antara nilai
investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (present
value of proceed) baik dari operational cash flow maupun dari terminal
cash flow pada masa yang akan datang (selama umur investasi) pada unit
usaha BUMDes Nek Baun.
10. Internal rate of return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari kas yang diharapkan di masa mendatang
atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.
11. Net B/C Ratio merupakan aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan
bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur unvestasi
pada unit usaha BUMDes Nek Baun.
12. Payback Period merupakan rasio antara initial cash investment dengan
cash flow-nya yang hasilnya merupakan satu waktu. Nilai rasio ini
selanjutnya dibandingkan dengan maksimum Payback Period yang dapat
diterima.
13. Penerimaan total adalah penerimaan tunai ditambah dengan penerimaan
15. Penerimaan tunai adalah hasil yang diterima oleh unit usaha yang dihitung
dari perkalian antara jumlah produksi yang dijual dengan harga jualnya,
16. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untukkeperluan usaha
17. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan akan tetapi nilainya
37
18. Proses analisis setiap aspek saling berkaitan antara satu aspek dengan
aspek yang lainnya. Mengacu pada konsep bisnis terdahulu aspek yang
perlu diteliti adalah aspek keuangan, aspek pasar, aspek teknis, aspek
hukum, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan. Urutan penelian
aspek tergantung pada kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada.
19. Studi kelayakan finansial adalah pengkajian penerimaan dan biaya usaha
20. Analisis finansial adalah analisis yang didasarkan pada perbandingan atas
rasio manfaat (benefit) dan biaya (cost) yang dikeluarkan selama umur
38