Anda di halaman 1dari 45

PROPOSAL PENELITIAN

STUDI KELAYAKAN KEUANGAN UNIT USAHA

BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) NEK BAUN

DESA BAUMATA TIMUR

OLEH :

EMININGKE WOLLA

1634020038

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019

i
KATA PENGANTAR

Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yesus Kristus, oleh karena

anugerah-Nya yang melimpah, kemurahan dan kasih setia yang besar akhirnya

penulisan Proposal penelitian dengan judul “Studi Kelayakan Keuangan Unit

Usaha Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Nek Baun Desa Baumata Timur”

dapat diselesaikan. Penyusunan proposal skripsi ini dibuat untuk memenuhi

sebagian persyaratan dalam memperoleh gelas Sarjana Administrasi Bisnis

Jurusan Administrasi Bisnis Unversitas Nusa Cendana

Proposal ini masih jauh dari kata sempurna karena menyadari keterbatasan

yang ada.Untuk itu demi sempurnanya penulisan ini dibutuhkan dukungan dan

sumbangsih pikiran yang berupa kritik dan saran yang bersifat membangun.

Menyadari bahwa penulisan proposal skripsi ini tidak mungkin akan terwujud

apabila tidak ada bantuan dari berbagai pihak, melalui kesempatan ini ingin

menyampaikan ucapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.

Petrus E de Rozarie, M.si selaku pembimbing I dan Bapak Drs. Beatus Balla, M.

AB selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, dan pikiran di dalam

memberikan bimbingan kepada khususnya dalam proposal ini serta memberikan

arahan dan bimbingan dengan ketelitian dari awal hingga akhir proses penyusunan

proposal ini, serta pihak- pihak yang memberikan dukungan diantaranya yang

terhormat:

ii
1. Bpk Prof. Ir.Fredrik Lukas Benu, M,Si Ph.D Selaku Rektor Universitas
Nuca Cendana
2. Bpk Dr. Drs Blajan Konradus,MA selaku Wakil Dekan I selaku Dekan
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP)
3. Bpk Dr Khalid k Moenardy M.si, selaku ketua jurusan prodi
Administrasi Bisnis
4. Bpk Drs. Lukas J B B Hattu, M.si selaku Dosen Wali yang telah banyak
membantu dan memotivasi
5. Bapak dan Ibu Dosen Pengajar prodi Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik Universitas Nusa Cendana
6. For Holy Spirit, sumber segala ilham selama penulisan ini, sumber
pengetahuan utama, sumber inspirasi, sumber kekuatan, sumber
sukacita, kepada Dia, Yesus, dan Allah Bapa di Surga, the Only Wise
God, kemuliaan selama-lamanya.
Semoga Tuhan YME senantiasa melimpahkan rahmat dan
hidayah- Nya selalu. semoga proposal skripsi ini dapat bermanfaat,
baik bagi institusi pada khususnya maupun bagi yang memerlukan
bagi umumnya.Amin...

Kupang, 1 November 2019

Eminingke wolla

iii
DAFTAR ISI

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 7

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8

2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................... 8

2.1.1 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) ......................................................... 8

2.1.1.1 Pengertian BUMDes ........................................................................... 8

2.1.1.2 Tujuan Pendirian BUMDes ................................................................. 9

2.1.1.3 Permodalan Badan Usaha Milik Desa............................................... 10

2.1.2 Studi Kelayakan Bisnis ........................................................................... 11

2.1.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis ................................................... 11

2.1.2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis ....................................................... 12

2.1.2.3 Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis ................................... 12

2.2 Kajian Empiris ............................................................................................ 18

2.3 Kerangka Pemikiran .................................................................................... 25

iv
BAB III ................................................................................................................. 28

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 28

3.1 Objek Penelitian .......................................................................................... 28

3.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 29

3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................ 31

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data ..................................................... 32

3.4.1 Net Present Value ................................................................................. 33

3.4.2 Payback Period .................................................................................... 33

3.4.3 Internal Rate of Return (IRR) .............................................................. 34

3.4.4 Return On Investment (ROI) ................................................................ 35

3.4.5 Break Event Point (BEP) ..................................................................... 35

3.4.6 Net B/C Ratio ...................................................................................... 35

3.5 Definisi Operasional.................................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA ............................................ Error! Bookmark not defined.

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu..........................................................................

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran Studi Kelayakan Keuangan Badan Usaha Milik (BUMDes)
Nek Baun Desa Baumata Timur.......................................................................

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu tujuan penting dari pembangunan nasional adalah

meningkatkan kesejahteraan hidup dari seluruh rakyat. Dalam konteks

kesejahteraan rakyat inilah Negara berkewajiban untuk menanggulangi masalah

kemiskinan yang dialami oleh sebagian rakyat. Penanggulangan kemiskinan

adalah masalah pembangunan dan karenanya harus menjadi tujuan utama

pembangunan. Sebagai satuan politik terkecil pemerintahan, Desa memiliki posisi

strategis sebagai pilar pembangunan nasional. Desa memiliki banyak potensi tidak

hanya dari segi jumlah penduduk,tetapi juga ketersediaan sumber daya alam yang

melimpah. Jika kedua potensi ini bisa dikelola dengan maksimal maka akan

memberikan kesejahteraan bagi penduduk desa.Akan tetapi, disadari bahwa

selama ini pembangunan pada tingkat desa masih memiliki banyak

kelemahan.Kelemahan pembangunan pada tingkat desa antara lain disebabkan

tidak hanya karena persoalan sumber daya manusia yang kurang berkualitas tetapi

juga disebabkan karena persoalan keuangan. Berbagai upaya telah dilakukan

pemerintah dengan menggelontorkan berbagai dana untuk program pembangunan

desa yang salah satunya adalah melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

BUMDes lahir sebagai suatu pendekatan baru dalam usaha peningkatan ekonomi

desa berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.Pengelolaan BUMDes sepenuhnya

1
dilaksanakan oleh masyarakat desa, yaitu dari desa,oleh desa, dan untuk desa.

Cara kerja BUMDes adalah dengan menampung kegiatan-kegiatan ekonomi

masyarakat dalam sebuah bentuk kelembagaan atau badan usaha yang dikelola

secara profesional, namun tetap bersandar pada potensi asli desa. Hal ini dapat

menjadikan usaha masyarakat lebih produktif dan efektif. Kedepannya BUMDes

akan berfungsi sebagai pilar kemandirian bangsa yang sekaligus menjadi lembaga

yang menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang menurut ciri

khas desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa

(Sukasmanto,2014).Usaha ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

meningkatkan kemampuan keuangan pemerintah desa dalam penyelengaraan

pemerintahan dan meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai

kegiatan usaha ekonomi masyarakat pedesaan. Jenis usaha yang dikelola oleh

BUMDes telah diatur dalam peraturan Menteri meliputi jasa, penyaluran sembilan

bahan pokok, perdagangan hasil pertanian, dan atau industri kecil dan rumah

tangga dan dapat dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan potensi desa. Dari

berbagai usaha yang dijalankan BUMDes ini diharapkan nantinya dapat

dimanfaatkan untuk pengembangan usaha, pembangunan desa,pemberdayaan

masyarakat desa dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hiba,

bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Desa. Hingga dikeluarkannya UU Nomor 6 Tahun 2014,

implementasi BUMDes belum sepenuhnya dilaksanakan oleh seluruh desa yang

ada di Indonesia. Bahkan dalam pelaksanaannya di beberapa daerah, keberadaan

2
BUMDes masih bisa belum berjalan efektif dan mampu memberi kontribusi bagi

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa tersebut.

Dari data Dinas PMD NTT terdapat 3.026 desa di Provinsi Nusa Tenggara

Timur (NTT) dan telah terbentuk 1.087 BUMDes. 781 BUMDes diantaranya

berstatus aktif dengan total penyertaan modal sebesar Rp 118 Milyar yang berasal

dari dana desa. Sebanyak 55 desa telah memiliki produk unggulan dan dapat

melakukan ekspor, sementara 1.041 desa telah memiliki produk unggulan.Hingga

saat ini seluruh desa di Kabupaten Kupang, sudah 60 desa yang memiliki

BUMDes juga salah satunya adalah f BUMDes Nek Baun Desa Baumata Timur.

BUMDes “Nek Baun” adalah badan usaha yang dibentuk oleh masyarakat dan

pemerintah desa Baumata Timur Kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang pada

tanggal 27 Januari 2017. Dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa ini

pemerintah Desa Baumata Timur berharap dapat meningkatkan kemandirian

masyarakat dan memperkuat ekonomi desa dengan meningkatkan Pendapatan

Asli Desa (PAD). Namun dalam proses sosialisasi program kepada

masyarakat,perencanaan program, pembentukan sampai pada pelaksanaan

program tersebut tentu masyarakat dan pemerintah desa akan menemukan

hambatan-hambatan.

Hal ini masih terkendala oleh beberapa masalah yang dihadapi oleh pemerintah

desa Baumata Timur mulai dari kurangnya minat dan tanggapan dari masyarakat

untuk ikut dalam program kegiatan BUMDes. Selain itu penentuan jenis usaha

juga menjadi kendala dimana banyak persepsi masyarakat yang berbeda dan

saling bertolak belakang. Sampai dengan saat ini program usaha yang dijalankan

3
oleh BUMDes Nek Baun yaitu usaha Pengadaan Air Bersih dan Sumur bor

(serving), Penyewaan perkakas pesta (renting) dan Koperasi Simpan Pinjam

(Banking). Dalam perjalanannya usaha pengadaan air bersih dan Koperasi Simpan

Pinjam Nek Baun masih dalam tahap uji coba. Pengelola BUMDes belum bisa

mengusulkan untuk pelebaran usaha. Pengairan akses untuk pengelolaan tersebut

mengalami jalan buntu karena pihak pengelola tersebut adalah kepala desa dan

juga adanya pengurus masuk dalam struktur pemerintahan desa. Seiring

pergantian kepala desa dan pergantian ketua BUMDes yang mengelola potensi.

BUMDes yang masih tergolong dalam kategori berkembang di Desa

Baumata Timur menjadi pertanyaan kelayakan usaha dan prospek pengembangan

usaha tersebut. Studi kelayakan usaha atau bisnis sangat diperlukan mengingat

bahwa kondisi yang akan datang dipenuhi dengan ketidakpastian, maka

diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu karena di dalam studi kelayakan

terdapat berbagai aspek yang harus dikaji dan diteliti kelayakannya.Studi

kelayakan usaha atau bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek

baik itu dari aspek hukum, sosial ekonomi dan budaya, aspek pasar dan

pemasaran, aspek teknologi sampai dengan aspek manajemen dan

keuangannya, dimana itu semua digunakan untuk dasar penelitian studi

kelayakan dan hasilnya digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu

proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau ditunda dan bahkan ditidak dijalankan.

sehingga hasil daripada studi tersebut digunakan untuk memutuskan apakah

sebaiknya proyek atau bisnis layak dikerjakan atau ditunda atau bahkan

dibatalkan (Lilis Sulastri, 2016:6).

4
Menyangkut Aspek hukum semua legalitas rencana bisnis yang

dilaksanakan BUMDes Nek Baun sudah sesuai ketentuan hukum yang berlaku

diantaranya : Izin lokasi,Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat

PT/CV atau berbentuk badan hukum lainnya NPWP (Nomor Pokok Wajib

Pajak) dan SIUP setempat.Dari sudut ekonomi BUMDes Nek Baun mendorong

pengembangkan potensi perekonomian di wilayah pedesaan secara keseluruhan

serta memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat. Dari sisi budaya,

keberadaan usaha yang dijalankan BUMDes Nek Baun sesuai dengan potensi

desa,ini menjadi kesempatan berwirausaha dan menjadi pilar kegiatan sosial

ekonomi di desa yang meningkatkan kebersamaan.Jika dilihat dari aspek

pemasaran BUMDes Nek Baun termasuk dalam kelompok pasar penjual yakni

suatu pasar yang terdiri atas individu- individu dan organisasi yang membeli

barang-barang dengan maksud untuk dijual lagi atau disewakan agar mendapatkan

laba. BUMDes Nek Baun juga mengatasi persoalan Sumber Daya Manusia

dengan merekrut tenaga kerja untuk mengatur dan mengelola usaha yang di

laksanakan. Jika dilihat dari keempat aspek tersebut BUMDes Nek Baun cukup

memenuhi standar kelayakan. Namun, dari hasil observasi sementara pencapaian

tujuan dalam efektivitas pengelolaan Keuangan BUMDes Nek Baun di Desa

Baumata Timur masih belum efektif dan efisien. Jika BUMDesnya berjalan sejak

lama pasti juga melewati fase ini. Belum pernah ada yang membahas masalah ini

secara tuntas membuat sebagian pengurus BUMDes sulit mencari referensi yang

tepat untuk dijadikan rujukan walaupun sebenarnya telah ada buku panduan

BUMDes. Akan tetapi belum semuanya secara lengkap sebagai media rujukan

5
yang tepat bagi desa tentu Updesa kan menjadi pembeda, meskipun kenyataanya

bahwa pembukuan BUMDes agak sulit karena menggunakan sistem akuntansi.

Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke arah bagaimana dana

akan dialokasikan. Umumnya pengalokasian dana tersebut dilakukan kedalam

dua bentuk, yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja

(working capital). Masalah sebenarmya yang pada akhirnya akan dibahas di

dalam Studi Kelayakan Keuangan itu sendiri adalah perihal modal yakni

bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik dengan modal sendiri, modal asing

ataupun gabungan keduanya, akan dapat mencapai keuntungan yang ekonomis.

Artinya: bagaimana struktur modal tersebut disusun agar dapat meminimumkan

biaya modal (cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya.

Oleh karena itu kegiatan penelitian ini dilakukan untuk mengamati dan

mencermati bagaimana kelayakan usaha unit usaha BUMDes Nek Baun agar

dapat dinilai kelayakan keuangannya. peneliti mengambil judul Studi Kelayakan

Keuangan Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa BUMDes Nek Baun dengan

mengambil lokasi di Desa Baumata Timur kecamatan Taebenu Kabupaten

Kupang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari deskripsi latar belakang masalah, maka dapat ditarik suatu rumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Aspek-aspek yang perlu di perhatikan dalam kelayakan usaha BUMDes Nek

Baun

2. Bagaimana kelayakan keuangan BUMDes Nek Baun

6
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aspek apa saja yang menentukan kelayakan usaha dari

unit usaha BUMDes Nek Baun

2. Untuk mengetahui kelayakan keuangam BUMDes Nek Baun

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan tentang

studi kelayakan keuangan BUMDes dan sebagai bahan kajian ilmiah

khusunya dalam bidang ilmu Administrasi Bisnis konsentrasi keuangan

b. Dapat digunakan sebagai referensi atau penelitian agar terdapat wacana

yang diharapkan berubah menjadi suatu tindakan nyata untuk

memperkuat ekonomi desa dan mensejahterakan masyarakat.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Masyarakat Desa

Sebagai bahan masukan dalam mengelola unit usaha BUMDes dengan

harapan dapat memberikan informasi dan demi kelancaran unit usaha

sehingga mampu meningkatkan pendapatan.

b. Bagi pemerintah

Sebagai pertimbangan dalam memberikan kebijakan tentang pengelolaan

unit usaha BUMDes di Desa Baumata Timur

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka atau disebut juga kajian pustaka (literature review)


merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau mengkaji kembali berbagai
literatur yang telah dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya
terkait topik yang akan kita teliti (Taylor & Procter 2010:1). Dalam rangkaian
proses penelitian, baik sebelum, ketika atau setelah melakukan penelitian, peneliti
biasanya diminta untuk menyusun tinjauan pustaka umumnya sebagai bagian
pendahuluan dari usulan penelitian ataupun laporan hasil penelitian.Menyusun
sebuah tinjauan pustaka sama halnya dengan menyarikan berbagai hasil penelitian
terdahulu untuk mendapat gambaran tentang topik atau permasalahan yang akan
diteliti sekaligus untuk menjawab berbagai tantangan yang muncul ketika
memulai sebuah penelitian (Shavelson & Towne 2002: 144).Tinjauan Pustaka
pada penelitian ini berisi tentang Kajian Teoritis,Kajian Empiris, dan Kerangka
berpikir.

2.1 Kajian Teoritis

2.1.1 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

2.1.1.1 Pengertian BUMDes

Dalam buku panduan BUMDes yang dikeluarkan Departemen


Pendudukan Nasional (2007:4). BUMDes merupakan badan usaha milik desa yng
didirikan atas dasar kebutuhan dan potensi desa sebagai upaya peningkatan
kesejahteraan masyarakat.BUMDes juga merupakan perwujudan dari partisipasi
masyarakat desa secara keseluruhan,sehingga tidak menciptakan model usaha
yang dihegemoni oleh kelompok tertentu ditingkat desa.Artinya tata aturan ini

8
terwujud dalam mekanisme kelembagaan yaang solid.Penguatan kapasitas
kelembagaan akan terarah pada adanya tata aturan yng mengikat seluruh
anggota(one for all)
Anom Surya Putra (2015:9) menyatakan beberapa pengertian Badan
Usaha Milik Desa (BUMDes) diantaranya yaitu :
a. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk menghadirkan
istitusi negara (Kementrian Desa PDTT) dalam kehidupan bermasyarakat
dan bernegra di Desa (selanjutunya disebut Tradisi Berdesa).
b. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan membangun Indonesia
dari pinggiran melalui pengembangan usaha ekonomi Desa yang bersifat
kolektif
c. BUMDes merupakan salah satu strategi kebijakan untuk meningkatkan
kualitas hidup manusia Indonesia di Desa
d. BUMDes merupakan salah satu bentulk kemandirian ekonomi Desa
dengan menggerakan unit-unit usaha yang strategis bagi usaha ekonomi
kolektif Desa.
Sebagai perusahaan milik desa, pembentukan BUMDes adalah benar-
benar memaksimalisasi potensi masyarakat desa baik itu potensi ekonomi, sumber
daya alam, ataupun sumber daya manusianya.Secara spesifik,pendirian BUMDes
adalah untuk menyerap tenaga kerja dasa meningkatkan kretifitas dan peluang
usaha ekonomi produktif mereka yang berpenghasilan rendah serta menyediakan
beragam usaha dalam menunjang perekonomian masyarakat desa sesuai potensi
desa dan kebutuhan masyarakat

2.1.1.2 Tujuan Pendirian BUMDes

Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah


1. Meningkatkan perekonomian desa;
2. Meningkatkan pendapatan asli desa;
3. Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan
masyarakat;

9
4. Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi
pedesaan
Pendirian dan pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara
kooperatif, partisipatif, emansipatif, transparansi, akuntabel, dan
suistanable.Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolaan
badan usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, profesional, dan
mandiri untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi
kebutuhan (produktif dan konsumtif) masyarakat melalui pelayanan distribusi
barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan Pemdes.Pemenuhan kebutuhan ini
diupayakan tidak memberatkan masyarakat dalam menggerakan ekonomi desa.
Lembaga ini juga di tuntut mampu memberika pelayanan kepada non anggota (di
luar desa) dengan menempatkan harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar.
Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata aturan yang disepakati bersama,
sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi di pedesaan disebabkan usaha yang
dijalankan oleh BUMDes. Dinyatakan dalam undang-undang BUMDes dapat
didirikan sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

2.1.1.3 Permodalan Badan Usaha Milik Desa

Dalam buku panduan BUMDes yang dikeluarkan Departemen Pendidikan


Nasional (2007:4). Salah satu ciri yang membedakan BUMDes dengan lembaga
ekonomi komersial lainnya pada umumnya yaitu Modal usaha bersumber dari
desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui penyertaan modal.
Dalam peraturan Desa tentang pendirian dan pembentukan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDes) pada ketentuan umum Bab V tentang Permodalan, pasal 7
menjelaskan
1. Modal BUMDes berasal dari:
a. Dana aset atau kekayaan desa yang dipisahkan APBDes
b. Tabungan Masyarakat
c. Bantuan dari pemerintah pusat, Pemerintah provinsi, dan Pemerintah
Kabupaten

10
d. Pinjaman
e. Penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil atas dasar saling
menguntungkan
f. Hibah
g. Dana bergulir program pemerintah yang diserahkan kepada desa atau
masyarakat melalui Pemerintah Desa
2. Modal usaha BUMDes yang berasal dari Pemerintah Desa sebagaimana
dimaksud dalam pasal 7 ayat 1 huruf a merupakan kekayaan desa yang
dipisahkan
3. Modal BUMDes yang berasal dari tabungan masyarakat merupakan
simpanan masyarakat
4. Modal BUMDes yang berasal bantuan Pemerinta Provinsi maupun
Kabupaten dapat berupa dana tugas pembantuan
5. Modal BUMDes yang berskala pinjaman yaitu berupa pinjaman dari
lembaga keuangan atau pemerintah daerah
6. Modal BUMDes yang berasal dari Kerjasama usaha dengan Pihak Lain
dapat di peroleh dari pihak swasta atau masyarakat

2.1.2 Studi Kelayakan Bisnis

2.1.2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang


tidak hanya mengalisis layak atau tidak layak dibangun, tetapi juga saat
dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang
maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan Umar (2005). studi kelayakan bisnis
adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan
atau usaha, untuk menentukan layak tidaknya suatu bisnis dijalankan Kasmir dan
Jakfar (2012). Sementara itu, Sunyonto (2014) menyatakan bahwa studi
kelayakan bisnis adalah penelitian yang menyangkut berbagai aspek berupa aspek
hukum, aspek sosial ekonomi dan budaya,aspek pasar dan pemasaran, aspek

11
perilaku konsumen, aspek teknis dan teknologi, aspek sumber daya manusia dan
organisasi, dimana semua itu digunakan untuk mengambil keputusan apakah suatu
proyek atau bisnis dapat dikerjakan atau tunda bahkan tidak dijalankan.

2.1.2.2 Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

menyatakan bahwa manfaat studi kelayakan bisnis adalah investasi yang


dikeluarkan haruslah memberikan tingkat pengembalian yang sesuai dengan
besarnya modal yang dikeluarkan, serta risiko yang dihadapi Rangkuti (2012).
Hasil dari suatu kelayakan bisnis adalah laporan tertulis yang menyatakan bahwa
suatu rencana bisnis layak direalisasikan Kasmir dan Jakfar (2010).Hasil penilaian
melalui studi kelayakan ini sangat diperlukan oleh berbagai pihak yang
berkepentingan terhadap usaha atau proyek yang akan dijalankan.Perusahaan yang
akan melakukan studi kelayakan yang akan bertanggung jawab terhadap hasil
yang mereka katakan layak, sehingga pihak-pihak yang berkepentingan merasa
yakin dan sangat percaya dengan hasil studi kelayakan yang telah
dilakukan.Adapun pihak-pihak yang berkepentingan terhadap nilai studi
kelayakan tersebut adalah Pemilik usaha, Manajemen, Kreditor,Pemerintah, serta
Masyarakat Luas.

2.1.2.3 Aspek-Aspek Dalam Studi Kelayakan Bisnis

Menentukan penilaian studi kelayakan, terlebih dahulu harus mengetahui


tahapan dari aspek-aspek kelayakan usaha. Aspek-aspek tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Aspek Teknis
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan
lokasi, luas produksi,tata letak (layout), penyusunan peralatan pabrik, dan proses
produksinya termasuk pemilihan teknologi. Jadi, analisis dari aspek teknis adalah
untuk menilai kesiapan perusahaan dalam menjalankan usahanya dengan menilai

12
ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiagaan mesin-mesin yang akan
digunakan (Kasmir dan Jakfar, 2008:145).
2. Aspek Manajemen dan SDM
Uraian aspek organisasi dan manajemen adalah bentuk kegiatan dan cara
pengelolaan dari gagasan usaha atau proyek yang direncanakan secara efisien.
Apabila bentuk dan sistem pengelolaan telah dapat ditentukan secara teknis (jenis
pekerjaan yang diperlukan) dan berdasarkan pada kegiatan usaha, disusun bentuk
struktur organisasi yang cocok dan sesuai untuk menjalankan kegiatan tersebut.
Dari struktur organisasi yang ditetapkan, kemudian ditentukan jumlah tenaga
kerja serta keahlian yang diperlukan (Ibrahim,2003:95). Perencanaan tenaga kerja
merupakan suatu cara untuk menetapkan keperluan menegenai tenaga kerja suatu
periode tertentu. Perencanaan ini dimaksudkan agar perusahaan dapat terhindar
dari kelangkaan SDM pada saat dibutuhkan maupun kelebihan SDM pada saat
kurang dibutuhkan (Umar,2003:162-162). Aspek SDM mencakup produktifitas
dari suatu tenaga kerja yang secara umum mengandung arti sebagai perbandingan
antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan (input) Umar(2003:164).

3. Aspek Hukum
Aspek hukum terdiri dari dokumen yang perlu diteliti
keabsahan,kesempurnaan, dan keasliannya yang meliputi badan hukum,izin-izin
yang dimiliki, sertifikat tanah atau dokumen lainnya yang mendukung kegiatan
usaha tersebut (Kasmir dan Jakfar,2008:23).
Aspek hukum mengkaji tentang legalitas usulan proyek yang akan
dibangun dan dioperasikan. Ini berarti bahwa setiap proyek yang akan
didirikandan dibangun diwilayah tertentu harus memenuhi hukum dan tata
peraturan yang berlaku di wilayah tersebut.
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Aspek Ekonomi dan Sosial terdiri dari dampak positif dan negatif yang
akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri,
pemerintah, ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak

13
positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada
masyarakat khususnya yaitu memberikan peluang untuk meningkatkan
pendapatannya dan pemerintah pada umumnya yaitu memberikan pemasukan
berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
(Kasmir dan Jakfar, 2008:193).
5. Aspek Lingkungan
Aspek lingkungan adalah suatu pengkajian yang dikenal sebagai analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang merupakan suatu mekanisme
untuk mencapai kelestarian lingkungan, aspek lingkungan meliputi limbah yang
dihasilkan proses produksi Soeharto (2002:97).AMDAL hasil studi mengenai
dampak suatu kegiatan yang direncanakan dan diperkirakan memepunyai dampak
penting terhadap lingkungan hidup. Aspek ini harus dilakukan agar kualitas
lingkungan tidak rusak dengan beroperasinya proyek-proyek industri. Manusia
dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan kesejahteraan
melakukan aktifitas yang makin lama makin mengubah lingkungan (Umar,
2003:303)
6. Aspek Pemasaran
Analisis aspek pemasaran akan dilakukan dengan menggunakan bauran
pemasaran, yaitu seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Swastha dan Sukotjo (1995:193),
alat-alat bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi 4 unsur, yaitu produk,
harga, distribusi, dan promosi
7. Aspek Keuangan
Aspek keuangan/finansial merupakan aspek kunci dari suatu studi
kelayakan,karena sekalipun aspek yang lain tergolong layak, jika studi aspek
finansial memberikan hasil yang tidak layak,maka usulan proyek akan ditolak
karena tidak akan memberikan manfaat ekonomi (Haming dan Basalamah,
2013:13).
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat
keputusan-keputusan investasi, pendanaan dan dividen.Keputusan investasi
ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a)

14
kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja
(c) kebijakan invesasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas
(merger dan akuisisi) (Damodaran, 1997). Keputusan pendanaan difokuskan
untuk medapatkan usaha optimal dalam rangka mendapatkan dana atau dana
tambahan untuk mendukung kebijakan investasi. Sumber dana dibagi dalam 2
kategori yakni:
1. Internal yaitu dari laba ditahan (retained earnings)
2. sumber eksternal yaitu:
a. Dalam bentuk utang yang meliputi penundaan pembayaran utang,
pinjaman jangka pendek sebagai tambahan modal kerja, dan pinjaman
jangka panjang (obligasi) sebagai dana investasi.
b. Menerbitkan saham, baik dalam bentuk saham perdana (Initial Public
Offer/IPO) maupun saham biasa baru sebagai sumber modal investasi
dalam rangka ekspansi perusahaan.

Tujuan menganalisis aspek finansial dari suatu studi kelayakan proyek


bisnis adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan
manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan antara pengeluaran dan
pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan proyek untuk
membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah di tentukan dan menilai
apakah proyek akan dapat berkembang terus (Umar, 2003:178).
Untuk mengetahui apakah pelaksanaan proyek tersebut menguntungkan
atau tidak, dilakukan evaluasi proyek dengan cara menghitung manfaat dan biaya
yang diperlukan sepanjang umur proyek. Adapun komponen yang diperlukan
dalam analisis kelayakan finansial adalah sebagai berikut:
1. Arus Kas (Cash flow)
Aliran kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama satu periode
tertentu serta memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan
menunjukan dari mana sumber-sumber kas dan penggunaan-penggunaannya
(Umar,2003:179).Menurut Haming dan Basalamah (2003:67), kas dalam cash
flow terbagi atas dua jenis transaksi, yaitu:

15
a. Arus kas masuk (cash inflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya arus penerimaan kas.
b. Arus kas keluar (cash outflow), yaitu arus kas menurut jenis transaksinya
yang mengakibatkan terjadinya pengeluaran dana kas.
Menurut Umar (2003:202), pendapatan perusahaan merupakan
penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan sedangkan biaya operasinya
merupakan pengeluaran yang juga karena kegiatan perusahaan.

2. Kriteria Penilaian Investasi


a. Net Present Value
Net Present Value (NPV)atau nilai bersih sekarang yaitu selisih antara
present value dari investasi nilai sekarang dari dengan penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (Umar,2003:200).Teknik
NPV digunakan untuk mengetahui apakah suatu usulan proyek investasi
layak dilaksanakan atau tidak, dengan cara mengurangkan present value
(nilai sekarang ini) dan aliran kas bersih operasional atas proyek investasi
selama umur ekonomis termasuk terminal cash flow dengan initial cash
flow (initial investment).Metode NPV yaitu menghitung selisih nilai
sekarang penerimaan kas bersih dari investasi yang diperlukan
(Suratman,2002:120). NPV merupakan perbandingan antara PV kas bersih
(PV of proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur
investasi (Kasmir dan Jakfar, 2008:100)
b. Internal Rate of Return
Internal Rate of Return (IRR) adalah metode yang digunakan untuk
mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan masa mendatang atau penerimaan kas, dengan mengeluarkan
investasi awal (Umar,2003:198).Penentuan layak atau tidak layaknya suatu
usulan proyek investasi adalah dengan cara membandingkan antara IRR
dengan tingkat keuntungan yang diharapkan atau diisyaratkan (Suratman,
2002:132). Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dimasa

16
mendatang, atau penerimaan kas dengan pengeluaran investasi awal (Umar,
2005:198). IRR merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian
hasil intern (Kasmirdan Jakfar, 2008:102)

c. Payback period
Suatu periode yang menunjukan berapa lama modal yang ditanamkan
dalam proyek tersebut dapat kembali (Rangkuti, 2004:214). Penentuan
layak atau tidak layaknya suatu usulan proyek investasi, cukup
membandingkan antara waktu pengembalian jumlah dana untuk investasi
ddengan umur ekonomi proyek (Suratman,2002:212). Payback period
adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas (Umar,
2005 :197), Payback period merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir
dan Jakfar, 2008:98).
d. Break event point
Break event point (BEP) merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha
dimana jumlah manfaat (pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran
(biaya) dengan kata lain keadaan dimana perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan dan tidak menderita kerugian (Fatah, 1994:45). Analisis
pulang pokok adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara beberapa variabel didalam kegiatan perusahaan seperti
jumlah produksi yang dilaksanakan, biaya yang dikeluarkan serta
pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya (Umar, 2005:202).
e. Return Of Investment
Return Of Investment (ROI) adalah pengukur kemampuan perusahaan
secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah
keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Semakin tinggi
rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan (Rahardi,2004:106). ROI
merupakan pengembalian atas investasi yaitu perbandingan antara
pemasukan (income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan

17
indikasi profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002:95). ROI merupakan
rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan
dalam perusahaan atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir
dan Jakfar, 2008:206).
f. Net Benefit Cost Ratio
Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah nilai perbandingan antara
penerimaan bersih dengan biaya bersih yang diperhitungkan nilainya pada
saat ini. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) merupakan perbandingan antara
net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di
discount negatif

2.2 Kajian Empiris

Kajian Empiris yaitu kajian penelitian terdahulu yang digunakan sebagai


acuan dan referensi untuk memahami fokus penelitian dengan hasil penelitian-
penelitian yang menyangkut persoalan Studi Kelayakan keuangan. Adapun yang
menjadi landasan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah sebagaimana
hasil penelitian yang dilakukan sebagai berikut

18
Tabel 1.1

Penelitian terdahulu

N Variabel Metode penelitian Hasil Penelitan


o
1. Nurcahyo Dwi Febry (2011) Analisis Kelayakan Bisnis (Studi Kasus di PT. Pemuda
Mandiri Sejahtera)
Kelayakan, 1. Metode Peramalan Perkembangan Pertumbuhan Permintaan
IRR, NPV, (Forcasting) Sektor Industri Manufaktur Mengalami
Payback 2. Metode Deskriptif Peningkatan. Khususnya Di Cikarang
Period,BCR Yang Merupakan Salah Satu Pusat Industri
Nasional Dimana Nilai Ekspornya Mampu
Bersaing Dengan Batam.Kawasan tersebut
mampu menyumbang sebesar34,46%
PMA Nasional, serta 22-45% volume
ekspor nasional
2. Fajar Naufal F (2019) Analisis kelayakan Unit Usaha Badan Usaha Milik Desa
Ramaksa (Studi kasus laboratorium Desa Universitas Lampung di Desa Sungai
Langka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pasawaran
Analisis Analisis Deskriptif Pada usaha isi ulang air minum BUMDes
Finansial,isi Kuantitatif Ramaksa aspek-aspek yang sudah
ulang air Analisis Deskriptif berjalan dengan maksimal yaitu aspek
minum, Kuanlitatif keuangan,aspek hukum, aspek sosial dan
Penggemukan lingkungan.Sedangkan aspek-aspek yang
Kambing belum maksimal adalah aspek pasar,
aspek teknis dan aspek manajemen
Secara finansial usaha isi ulang air
minum dan penggemukan kambing
merupakan usaha yang layak dan
menguntungkan untuk diusahakan dan
dikembangkan.

19
3. Mayasari (2019) Analisis Pengelolaan Keuangan Badan Usaha Milik Desa
(Bumdes) Di Desa Sekapuk Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik
Kelayakan 1. Deskriptif Analitik Hasil penelitian yang dilakukan
investasi 2. Kuantitatif BUMDesa di Gresik Kabupaten
dikelola dari segi akuntansi masih
belum sempurna. Perlunya
pengembangan sumber daya manusia
dalam pengelolaan BUMDesa terkait
dengan pendaftarnya yang masih
memiliki kesalahan dalam
penghitungan dan pengukuran semua
unit bisnis menjadi satu bagian. Desa
Sekapuk dalam pengelolaan
BUMDesa dan kesesuaian dengan
permendesa belum sepenuhnya sesuai.
4. Hanafi Alam Nasyrah (2017)Analisis kelayakan investasi pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Payback Berdasarkan hasil perhitungan Payback
Period, 1. Kuantitatif Period (PP) Profitabilitas Indeks (PI) hasil
NPV,PI,IRR 2. Analisis interaktif perhitungan Net Present Value (NPV
(reduksi serta hasil perhitungan Internal rate of
data,penyajian data, return (IRR), maka dapat diketahui tingkat
dan penarikan kelayakan investasi pada PT. Bank
kesimpulan) Mandiri (Persero) Tbk selama lima tahun
dari tahun 2012 sampai dengan 2016 proyek
tersebut dapat diterima.

20
5. Mandra (2012)Analisis Kesehatan Kinerja Keuangan Badan Usaha Milik Desa-
Lembaga Keuangan Mikro (BUMDes LKM) Kabupaten Lombok Utara
Kecukupan 1. Analisis Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
Modal,Kualitas rasio menunjukkan bahwa variabel suku bunga,
Aset,Earning 2. Uji volume penjualan, usia dan modal usaha
Ability,Likuidity Statistik berpengaruh signifikan terhadap permintaan
Kredit Usaha Rakyat. Sedangkan variabel
pendidikan tidak berpengaruh signifikan
terhadap permintaan Kredit Usaha Rakyat
(KUR). Modal usaha menjadi pertimbangan
tertinggi karena memiliki koefisien regresi
paling besar yaitu 0,377.

6. Pury Asanti Henning (2011) Analisis Kelayakan Finansial Usaha Pengolahan Buah
(Studi Kasus: CV.Winner Perkasa Indonesia Unggul,Sawangan,Depok,Jawa Barat)
Net Present Value 1. Metode Hasil analsis kelayakan finansial
(NPV), Internal Rate Kualitatif dengan menggunakan sumber dana 100%
of Return (IRR),Net 2. Metode modal sendiri, 50% modal pinjaman, dan
Benefit-Cost Ratio Kuantitatif 100% modal pinjaman selama 5 tahun
(Net B/C), Return On dinyatakan layak ditandai dengan nilai NPV

21
Investment pada DF 14% positif, nilai IRR ebih besar
(ROI),Payback Period dari tingkat suku bunga Bank (14%).Hasil
(PP), dan Break event analisis sensitivitas harga bahan bakar,
Point (BEP) bahan baku dan bahan kemasan sebesar 9%
dinyatakan layak

7. Emawati (2007) Analisis Kelayakan Finansial Industri Tahu (Studi Kasus;Usaha


Dagang Tahu Bintaro, Kabupaten Tangerang,Provinsi Banten)
Industri Tahu, 1. Metode Hasil analisis kelayakan finansial dengan
Net Present Value Kualitatif 100% modal sendiri dinyatakan layak
(NPV), Internal Rate 2. Metode dengan nilai NPV sebesar 606,670 juta.
of Return (IRR),Net Kuantitatif Nilai IRR adalah sebesar 28,52%,payback
Benefit-Cost Ratio period-nya 3 tahun 12 bulan 11 hari,ROI
(Net B/C), Return On untuk tahun 1 s /d 9 sebesar 11,49. BEP
Investment harga jual sebesar Rp. 2.850,-per bungkus.
(ROI),Payback Period Hasil analisis sensitivitas 100% modal
(PP), dan Break event sendiri dinyatakan layak dengan keempat
Point (BEP) variabel utama meliputi penurunan
penerimaan 10% harga kedelai naik 12%,
harga solar naik 10% dan biaya operasional
naik 10%.
8. Parama Tirt dan Nur Kartika Indah Mayati (2014) Analisa kelayakan finansial
pengembangan usaha produksi Komoditas lokal: mie berbasis jagung

22
Jagung, Mie, dan 1. Metode Analisis kelayakan finansial usaha mie
analisis fiansial Kuantitatif jagung instan
terdiri dari perkiraan modal investasi,
perkiraan biaya
produksi, perhitungan nilai impas/Break
Even Point,
perkiraan pendapatan, penyusunan aliran
kas, penentuan
kriteria investasi (Net Present Value,
Internal Rate of Return,
Pay Back Period, B/C ratio), dan analisis
sensitivitas rencana
investasi terhadap kenaikan biaya produksi
dan penurunan

9. Suprapto (2005) Study Kelayakan Finansial Usaha Air Minum Isi Ulang Study Kasus
Depot Air Minum Isi Ulang Heigy Drink di Yogyakarta
seperti Pay 1) Metode Hasil yang diperoleh dari analisa ternyata
Back Period Kualitatif menunjukkan hasil yang tidak sesuai
(PBP), Net 2) Metode dengan apa yang telah diharapkan
Benefit/Cost Kuantitatif sebelumnya, yaitu dalam kondisi ratarata
(B/C), Break ternyata proyek investasi dianggap tidak
Event Point menguntungkan diiihat dari segi
(BEP), Net finansial. Hal tersebut tentunya tidaklah
Present Value menggembirakan, karena sudah
(NPV) dan sepantasnya apabiia investor atau pemilik
23
Internal Rate of modal tentunya mengaharapkan adanya
Return (IRR) keuntungan yang sesuai atau pantas.
Adapun kriteria sesuai dan pantas disini
adalah minimal lebih tinggi dari tingkat
suku bunga deposito yang berlaku,
karena kalau lebih rendah dari pada itu
untuk apa di investasikan dengan
menanggung banyak risiko, kalau lebih
aman disimpan dalam bentuk deposito?
Dimana dana yang ada akan relatif lebih
aman dan bebas risiko.

10. Linda Pratiwi (2014) Analisis studi kelayakan Bisnis pada Javatop Bakery di
Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi, Bandung

24
Kelayakan 1) Metode Hasil penelitian dari aspek pemasaran
Bisnis Kuantitatif serta aspek teknis dan teknomogis usaha
(NPV), Internal 2) Metode Kualitatif Javatop Bakery layak untuk dijalankan,
Rate of Return sedangkan dari aspek manajemen dan
(IRR),Net SDM masi terbilang sederhana,
Benefit-Cost diperlukan peningkatan sistem manajerial
Ratio (Net untuk kelangsungan usaha dalam waktu
B/C), Return panjang. Hasil analisis aspek finansial
On Investment melalui metode penilaian investasi
(ROI),Payback dikatakan layak untuk dijalankan.
Period (PP), dan
Break event
Point (BEP)

2.3 Kerangka Pemikiran

Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui kelayakan finansial, sehingga dapat dinilai

layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dilaksanakan. Dalam mengembangkan usaha pada

BUMDes ini, maka terlebih dahulu didefinisi karakteristik usaha tersebut dengan melihat

25
berbagai aspek. Aspek-aspek yang perlu dikaji antara lain adalah aspek non finansial meliputi:

aspek pemasaran,aspek manajemen dan SDM, aspek teknis dan produksi, aspek hukum, aspek

sosial,aspek dampak lingkungan, serta aspek finansial. Dalam penelitian ini, untuk

mengetahui apakah usaha tersebut layak atau tidak untuk diteruskan hanya ditentukan pada

aspek finansial yang data-datanya didukung oleh aspek non finansial.Dalam menentukannya

pertama dianalisis cash flow sebagai landasan untuk melakukan pengukuran dengan beberapa

kriteria kelayakan investasi, yang meliputi: NPV, IRR, dan Payback period. Untuk

mengetahui keadaan usaha tidak mendapatkan keuntungan dan tidak juga mengalami

kerugian dianalisis dengan BEP. Untuk mengukur efektifitas dari keseluruhan operasi usaha

menggunakan alat analisis ROI. Kemudian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang

terjadi atas perubahan-perubahan pada pendapatan dan biaya terhadap kelayakan usaha

tersebut dengan menggunakan Analsisis sensitivitas.

Setelah mendapatkan hasil tentang studi kelayakan finansial pada usaha tersebut maka dapat

disimpulkan apakah usaha tersebut layak atau tidak. Apabila usaha dinyatakan layak maka

usaha tersebut akan terus di kembangkan. Namun apabila usaha tersebut dinyatakan tidak

layak maka usaha tersebut harus mengadakan evaluasi atau perbaikan manajemen dalam

usaha dan efisiensi terhadap biaya yang dikeluarkan. Adapun alur pemikirannya, dapat

digambarkan oleh kerangka pemikiran yang diuraikan pada Gambar 1 sebagai berikut:

26
Pembangunan
Perekonomian Desa

Badan Usaha Milik Desa


(BUMDes)

Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek Aspek

pemasaran Manajemen Keuangan Hukum Sosial Dampak


Teknis
Lingkungan
& SDM

Kriteria penilaian investasi:


a. NPV
b. IRR
c. PP
d. BEP
e. ROI
f. Net B/C rasio

Interprestasi Hasil Analisis

Layak Tidak Layak

Pengembangan Usaha Evaluasi atau mencari


alternatif usaha lain

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran


27
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah sebuah aktivitas yang memberikan


konstribusi dalam memahami fenomena yang menjadi perhatian melalui
penelitian (Yvonne Augustine dan Robert Kristaung, 2013:145). Metode
penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:3). Metode penelitian adalah suatu
teknik atau cara memperoleh, mencari, mengumpulkan, mencatat data, baik
berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan
menyusun suatu karya ilmiah, kemudian menganalisa pokok permasalahan
sehingga akan terdapat suatu kebenaran data yang akan diperoleh. Maka
dapat disimpulkan bahwa metode penelitian merupakan suatu teknik atau cara
memperoleh atau mengumpulkan data untuk menyusun suatu karya ilmiah

3.1 Objek Penelitian

Hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam sebuah penelitian


adalah objek penelitian, karena objek penelitian merupakan sebuah sumber
informasi dalam sebuah penelitian. Objek penelitian merupakan suatu kondisi
yang menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek yang akan diteliti
untuk mendapatkan gambaran yang jelas dari suatu penelitian
Objek penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013:38). Objek penelitian menjelaskan tentang
apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan
penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu
Husein Umar (2013:18). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa objek
penelitian dapat menjelaskan apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian,

28
dan merupakan sebuah atribut sifat atau nilai objek yang memiliki ruang lingkup.
Objek penelitian yang di teliti adalah unit usaha Badan Usaha Milik Desa
Baumata Timur kecamatan Taebenu Kabupaten Kupang. Tempat ini dipilih atas
dasar pertimbangan bahwa usaha ini merupakan salah satu Perusahaan milik desa
yang baru berjalan sejak tahun 2017 sehingga membutuhkan investasi yang
cukup besar. Selain itu usaha ini juga memiliki potensi perkembangan yang baik
dimasa mendatang dan adanya transparansi data-data yang dapat memudahkan
peneliti dalam mengumpulkan data yang diperlukan.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan
data kuantitatif. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari
mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang
bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah.
Suharsimi Arikunto (2013:172), mengatakan bahwa sumber data yang
dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber
data merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam
penentuan metode pengumpulan data disamping jenis data yang telah dibuat
di muka Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:142). Maka dapat
disimpulkan bahwa sumber data adalah faktor yang paling penting dalam
penentuan metode pengumpulan data untuk mengetahui darimana subjek data
tersebut diperoleh. Sumber data terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian
kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti Husein Umar (2013:42). Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber asli
(tidak melalui media perantara) Nur Indrianto dan Bambang Supono (2013:142).

29
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut dan
disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram-diagram Husein Umar
(2013:42). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh
pihak lain) Nur Indrianto dan Bambang Supomo (2013:143).
Dari definisi yang di kemukakan dapat disimpulkan bahwa sumber data
primer merupakan data yang langsung dapat dan disajikan sebagai sumber dari
penelitian dan pengamatan secara langsung pada objek atau perusahaan tempat
melakukan penelitian, dimana dilakukan dengan cara penelitian lapangan melalui
observasi dan wawancara melalui pihak perusahaannya langsung. Sedangkan dari
definisi sumber data sekunder dapat disimpulkan bahwa sumber data sekunder
merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber
lain yang sudah tersedia sebelum melakukan penelitian. Yang dikategorikan
sebagai data sekunder, misalnya melalui catatan atau arsip perusahaan dengan
cara membaca, mempelajari dan memahaminya.
Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah sumber data
primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer yaitu data yang diperoleh
secara langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan
menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara langsung dari
BUMDes Nek Baun dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi.
Sedangkan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung atau melalui sumber lain yang sudah tersedia sebelum melakukan
penelitian. Yang dikategorikan sebagai data sekunder, yaitu melalui buku-buku
mengenai mengenai Studi Kelayakan bisnis,studi kelayakan finansial dan Teori
tentang BUMDes

30
3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu bentuk pengumpulan data yang


bertujuan menggambarkan dan memaparkan keadaan yang ada di perusahaan.
Teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data (Maman Abdulrahman dan Sambas Ali, 2012:84).
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Langsung
Melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang
diperlukan dalam penyususan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap
kegiatan dari seluruh objek penelitian, meliputi:
a. Observasi
Teknik observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
digunakan peneliti untuk mengadakan pelaporan dan pencatatan secara sistematis
terhadap objek yang diteliti, baik dalam situasi bantuan yang secara khusus
dadakan (laboratorium) maupun dalam situasi alamiah atau sebenarnya (lapangan)
Maman Abdulrahman dan Sambas Ali (2012:85).Observasi adalah
merupakan suatu pengamatan secara langsung dengan sistematis terhadap
gejala-gejala yang hendak diteliti Harbani Pasolong (2013:131).
Dengan menggunakan metode observasi, peneliti melakukan pengamatan secara
langsung mengenai kegiatan dan kondisi perusahaan tempat melakukan penelitian
pada BUMDes Nek Baun.
b. Wawancara
Teknik wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab, baik secara langsung maupun
tidak langsung secara bertatap muka (personal face to face interview) dengan
sumber data (responden) Maman Abdulrahman dan Sambas Ali (2012:85).
Wawancara adalah kegiatan tanya jawab antara dua orang atau lebih secara
langsung Harbani Pasolong (2013:132). Dalam penelitian ini dilakukan tanya
jawab secara langsung dengan pihak-pihak yang terkait mengenai permasalahan

31
yang akan dibahas dalam penulisan penelitian, yaitu mengenai Studi kelayakan
keuangan BUMDes Nek Baun.
c. Dokumentasi (Documentation)
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan
menelaah dokumen-dokumen yang terdapat pada perusahaan Umi Narimawati,
Sri Dewi Anggadini, Lina Ismawati (2010:39). Suharsimi Arikanto
(2013:201) mengatakan Dokumentasi adalah barang-barang tertulis.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan
pencatatan dan pengumpulan data yang di identifikasikan dari dokumen-
dokumen yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti, penulis
mengumpulkan data atau dokumentasi yang diperoleh dari bagian Unit

2. Studi Kepustakaan
Studi Kepustakaan (Library Research) adalah dengan mendatangi
perpustakaan dan mencari buku-buku yang sesuai dengan masalah yang diangkat,
dan informasi yang didapat digunakan untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan pelaksanaan simpan pinjam. Data yang diperoleh memalui studi
kepustakaan adalah sumber informasi yang telah ditemukan oleh para ahli yang
kompeten dibidangnya masing-masing sehingga relevan dengan pembahasan yang
sedang diteliti.

3.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data kualitatif dilakukan untuk mengetahui karakteristik BUMDes tersebut


yang disajikan pada aspek-aspek non finansial dalam bentuk uraian deskriptif,
tabel, bagan atau gambar untuk mempermudah pemahaman.Data kuantitatif
dilakukan untuk mengetahui keadaan perusahaan secara finansial seperti NPV,
IRR, Payback Period (PP), ROI serta Net Benefit Ratio. Analisis kuantitatif ini
disajikan dalam bentuk tabulasi yang mengelompokan dan mengklasifikasikan
data untuk mempermudah dalam menganalisis data. Adapun pengolahan data
diakukan dengan bantuan kalkulator dan komputer program microsoft exel.

32
Evaluasi usaha atau proyek perlu dilakukan untuk mengetahui apakah
pelaksanaan suatu proyek tersebut menguntungkan atau tidak, maka dengan cara
menghitung manfaat dan biaya yang diperlukan sepanjang umur proyek.
Selanjutnya melakukan identifikasi terhadap semua manfaat dan biaya tersebut,
maka dapat dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai dari kriteria
investasi. Metode yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial pada
penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.4.1 Net Present Value

Untuk meenghitung nilai sekarang perlu di tentukan tingkat bunga yang


relevan (Umar, 2003:200). Secara matematis rumus yang digunakan dalam
perhitungan NPV adalah sebagai berikut:
𝑛
CFt
NPV = ∑ − I0
(1 + K)𝑡
𝑡=1

Keterangan:
CFt= Aliran kas per tahun pada periode t
I0 = Investasi awal pada tahun 0
K = Suku Bunga (discount rate)
Penilaian kelayakan finansial berdasarkan NPV yaitu:
a. Jika NPV > 0, maka usulan proyek diterima
b. Jika NPV = 0, Nilai perusahaan tetap walaupun proyek diterima ataupun
ditolak
c. Jika NPV < 0, Maka usulan proyek ditolak

3.4.2 Payback Period


Metode Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka
waktu (periode) pengembalian investasi suatu proyek atau usaha (Kasmir dan
Jakfar, 2004:155). Perhitungan ini dapat dilihat dari perhitungan kas bersih

33
(proceed) yang diperoleh setiap tahun. Nilai kas bersih merupakan penjumlahan
laba setelah pajak ditambah dengan penyusutan (dengan catatan jika investasi
100% menggunakan modal sendiri). Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial cash invesment)
dengan menggunakan aliran kas (Umar, 2005:197). Rumus PP adalah sebagai
berikut:

Nilai Investasi
𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = × 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Kas Masuk Bersih

Kriteria penilaiannya adalah jika Payback Period lebih pendek waktunya


dari maximum Payback Period-nya maka usulan investasi dapat diterima.

3.4.3 Internal Rate of Return (IRR)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dan arus kas yang diharapkan dimasa datang, atau penerimaan kas denga
pengeluaran investasi awal (Umar, 2005:198) adalah sebagai berikut:

𝑛
CFt
I0 = ∑
(1 + IRR)𝑡
𝑡=1

Keterangan:
t = tahun ke
n = Jumlah tahun
I0 = Nilai investasi awal
CF = Arus kas
IRR = tingkat bunga yang dicari harganya
Kriteria Penilaiannya adalah jika IRR yang didapat ternyata lebih besar
dari tingkat suku bunga yang ditentukan maka investasi dapat diterima.

34
3.4.4 Return On Investment (ROI)

ROI (Pengembalian atas investasi) adalah perbandingan antara pemasukan


(income) per tahun terhadap dana investasi yang memberikan indikasi
profitabilitas suatu investasi (Soeharto, 2002:95). ROI merupakan rasio yang
menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan
atau suatu ukuran tentang efisiensi manajemen (Kasmir dan Jakfar,2008: 206).
Rumus ROI sebagai berikut:
Net Profit After Tax
ROI = × 100%
Investasi

3.4.5 Break Event Point (BEP)

Dari nilai BEP atau titik impas usaha dapat diketahui pada tingkat produksi
dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula
memberikan kerugian (Rahardi dan Hartono, 2003:70). Break Event Point (BEP)
merupakan suatu keadaan atau penjualan usaha dimana jumlah manfaat
(pendapatan) sama besarnya dengan pengeluaran (biaya) denga kata lain pada
pada keadaan ini perusahaan tidak mendapat laba maupun rugi (Fatah, 1994:45).
Secara matemtis rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Total Biaya
BEP Harga =
Total Produksi

Total Biaya
BEP Produksi =
Harga Penjualan

3.4.6 Net B/C Ratio

Net B/C Ratio merupakan metode yang dilakukan untuk melihat berapa
manfaat yang diterima oleh proyek untuk satu rupiah pengeluaran proyek.Net B/C

35
Ratio adalah suatu rasio yang membandingkan antara benefit atau penerimaan dari
suatu usaha dengan biaya yang dikeluarkan untuk merealisasikan rencana
pendirian dan pengoperasian usaha tersebut Sofyan (2004:177).
Kriteria pengukuran pada analisis ini adalah:
1. Jika Net B/C>1, maka investasi tersebut layak untuk diusahakan
2. Jika Net B/C<1, maka investasi tersebut tidak layak untuk diusahakan
3. Jika Net B/C=1, maka investasi tersebut dalam keadaan Break Event Point

3.5 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana variabel yang


ada dapat diukur. Definisi operasional dalam suatu penelitian seseorang dapat
mengetahui pengukuran suatu variabel (Singarimbun,2009).Konsep dasar dan
definisi operasional merupakan batasan yang digunakan untuk memperoleh data
dan melakukan analisis yang berhubungan dengan penelitian. Beberapa Definisi
operasional berikut ini:
1. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang
dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat
perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa.
2. Proyek adalah Usaha yang akan dijalankan
3. Manfaat adalah segala sesuatu yang menambah pendapatan,manfaat yang
diperhitungkan yaitu manfaat yang dapat diukur, misalnya hasil penjualn
air
4. Biaya adalah segala sesustu yang mengurangi pendapatan.Arus biaya ada
dua jenis yaitu biaya investasi dan biaya operasional
5. Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha
6. Biaya operasional adalah biaya yang dikeluarkan untuk berjalnnya suatu
usaha.Biaya operasional terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel
7. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tetap, tidak tergantung pada
perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan produk air bersih

36
8. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan tingkat kegiatan dalam menghasilkan produk
9. Net Present Value adalah alat analisis yang menghitung selisih antara nilai
investasi sekarang dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih (present
value of proceed) baik dari operational cash flow maupun dari terminal
cash flow pada masa yang akan datang (selama umur investasi) pada unit
usaha BUMDes Nek Baun.
10. Internal rate of return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari kas yang diharapkan di masa mendatang
atau penerimaan kas dengan mengeluarkan investasi awal.
11. Net B/C Ratio merupakan aktivitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan
bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur unvestasi
pada unit usaha BUMDes Nek Baun.
12. Payback Period merupakan rasio antara initial cash investment dengan
cash flow-nya yang hasilnya merupakan satu waktu. Nilai rasio ini
selanjutnya dibandingkan dengan maksimum Payback Period yang dapat
diterima.
13. Penerimaan total adalah penerimaan tunai ditambah dengan penerimaan

diperhitungkan, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

14. Penerimaan diperhitungkan adalah nilai jual produksi yang dikonsumsi

sendiri, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

15. Penerimaan tunai adalah hasil yang diterima oleh unit usaha yang dihitung

dari perkalian antara jumlah produksi yang dijual dengan harga jualnya,

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

16. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai untukkeperluan usaha

yang diukur dalam satuan rupiah (Rp).

17. Biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak dikeluarkan akan tetapi nilainya

dapat diperhitungkan, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

37
18. Proses analisis setiap aspek saling berkaitan antara satu aspek dengan
aspek yang lainnya. Mengacu pada konsep bisnis terdahulu aspek yang
perlu diteliti adalah aspek keuangan, aspek pasar, aspek teknis, aspek
hukum, aspek manajemen, aspek sosial dan lingkungan. Urutan penelian
aspek tergantung pada kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada.
19. Studi kelayakan finansial adalah pengkajian penerimaan dan biaya usaha

yang ada di BUMDes Nek Baun dan menyederhanakannya menjadi acuan

yang berlaku umum untuk menerima dan menolaknya.

20. Analisis finansial adalah analisis yang didasarkan pada perbandingan atas

rasio manfaat (benefit) dan biaya (cost) yang dikeluarkan selama umur

ekonomis investasi bangunan dan atau alat, diperhitungkan untuk melihat

layak atau tidak layak usaha tersebut dilaksanakan

38

Anda mungkin juga menyukai