Anda di halaman 1dari 43

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP


KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TAMBANG
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANDI NUR AYNUN WAHAB


201941014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


KONSENTRASI AKUNTANSI SEKTOR PRIVAT (BISNIS)
POLITEKNIK LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN
PROFESI INDONESIA MAKASSAR
MAKASSAR
2023
ii
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN

Judul Penelitian :Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja


Keuangan Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Nama : Andi Nur Aynun Wahab
NIM : 201941014
Program Studi : Akuntansi Keuangan Publik
Konsentrasi : Akuntansi Sektor Privat (Bisnis)

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Seminar Proposal Penelitian pada


tanggal 16 Mei 2023
dan dinyatakan memenuhi syarat

Disetujui:
Tim Penguji

Pembimbing I Suci Putri Astiti, S.Pd., M.Ak., CPA. (…………………………...)

Pembimbing II Julkifli, S.E., Ak., M.Ak., CA. (…………………….…..…)

Penguji I Halmi, S.E., M.Si., Ak., CA (………..……………...….)

Penguji II Ika Irmawati, S.E., M.Ak. (……………...…………...)

Diketahui dan Disahkan Oleh:

Wakil Direktur I Bidang Akademik Ketua Program Studi Akuntansi


Keuangan Publik

Dr. Imran Trista Udin, S.Pd., M.Pd. Sri Rahayu Syah, S.E., Ak., M.Ak.
NIDN: 0919108603 NIDN: 0901049003

iii
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat

dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal skripsi ini

dengan judul “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja

Keuangan Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.

Proposal Skripsi ini dibuat sebagai rangkaian awal dalam menyelesaikan salah

satu syarat untuk menempuh ujian sarjana Program Studi Akuntansi Keuangan

Publik Konsentrasi Akuntansi Sektor Privat (Bisnis) Politeknik Lembaga

Pendidikan Dan Pengembangan Profesi Indonesia Makassar.

Dalam penyusunan proposal skripsi ini, tentu banyak hambatan dan

rintangan yang penulis hadapi, tetapi akhirnya dapat dilewati berkat banyaknya

pihak yang memberikan bantuan kepada peneliti baik dalam bentuk moril

maupun materil. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu

dalam proses penyelesaian tulisan ini.

Makassar, 10 April 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………..iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………...……viii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C.Tujuan Penelitian ............................................................................... 6

D.Manfaat Penelitian ............................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8

A. Kajian Teori ....................................................................................... 8

B. Studi Penelitian Terdahulu ............................................................... 18

C.Kerangka Pikir ................................................................................. 19

D.Hipotesis ......................................................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 22

A. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................ 22

B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 22

C.Populasi, Sampel, dan Teknik pengambilan sampel ........................ 22

D. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 24

v
E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 25

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................... 29

G.Sistematika Penulisan ..................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 32

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pikir…………………….………………………….………..18

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Sampel Penelitian ………….………………………….………..23

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kompleksnya aktivitas operasional dan tanggung jawab sosial

perusahaan antara lain disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi yang juga diiringi dengan industri yang semakin maju. Dalam konsep

triple bottom line dijelaskan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan

mencangkup tiga dimensi utama yakni mencari keuntungan bagi perusahaan,

memberdayakan masyarakat, serta memelihara kelestarian bumi. Selain itu,

dalam pengambilan keputusan ekonomi saat ini investor tidak hanya melihat

kinerja keuangan perusahaan melainkan juga tertarik terhadap informasi sosial

yang dilaporkan dalam laporan tahunan.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan wujud pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Pelaksanaan CSR

berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan, hal ini sesuai dengan

pernyataan Fatmawatie (2017:10) bahwa pelaksanaan tanggung jawab sosial

menciptakan penghematan sehingga dapat meningkatkan laba. Pelaksanaan

kinerja sosial perusahaan dan CSR didasarkan pada keputusan yang dibuat oleh

pelaku bisnis dalam ranah etika bisnis. Pelaksanaan CSR juga didasarkan pada

pengertian manajemen pemangku kepentingan, yang mengakui keberadaan

pemangku kepentingan selain pemegang saham yang menjadi tanggung jawab

sosial perusahaan.

Corporate social responsibility atau tanggung jawab sosial dan lingkungan

adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

1
bermanfaat, baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun

masyarakat pada umumnya. Pemerintah telah mengatur Undang-Undang terkait

pelestarian lingkungan, yaitu UU No. 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas,

khususnya pada Pasal 74 ayat 1 yang menyatakan bahwa, “Perseroan yang

menjalankan usahanya di bidang sumber daya alam dan bidang yang berkaitan

dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan

lingkungan” (Rimawati 2021:5).

Dengan ditetapkannya undang-undang yang mengatur tentang

pelestarian lingkungan, para pelaku usaha didesak untuk semakin merangkul

gagasan CSR. Corporate social responsibility dapat memberikan dampak positif

bagi perusahaan, dimana dengan melakukan aktivitas CSR perusahaan dapat

meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk perusahaan sehingga

reputasi perusahaan juga meningkat dimata masyarakat. Jadi, masyarakat akan

berkeinginan untuk membeli produk perusahaan. Semakin laku produk

perusahaan di pasaran maka laba (profit) yang dapat dihasilkan perusahaan

akan semakin meningkat. Dengan meningkatnya profit akan dapat menarik

investor, karena profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam

keputusan investasinya (Sintyana, 2019:7740). Hal ini akan secara signifikan

mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan.

Laporan kinerja keuangan adalah gambaran dari kondisi keuangan suatu

perusahaan pada periode tertentu. perusahaan menyusun laporan keuangan

guna membuktikan kinerja perusahaan bagi pemangku kepentingan sepanjang

waktu. Tujuan dari laporan tahunan juga untuk menarik investor untuk

berinvestasi di perusahaan. Laporan tahunan merinci kinerja keuangan

perusahaan selama periode waktu tertentu.

2
Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan menilai kinerja

keuangan, seperti mengelola perusahaan, mendukung pekerja dalam membuat

pilihan, memberikan kesempatan pelatihan, dan memberikan umpan balik

kepada karyawan tentang kinerja mereka (Adrianingtyas, 2019:25) Dari

keunggulan tersebut menunjukkan bahwa seorang manajer harus mampu

mengelola perusahaan sesuai dengan tujuan dan rencana ke depan.

Pengukuran kinerja suatu perusahaan tergantung pada sudut pandang yang

diadopsi dan tujuan analisis. Oleh karena itu, manajemen harus menyelaraskan

kondisi perusahaan dengan alat ukur penilaian kinerja yang akan digunakan dan

tujuan pengukuran kinerja keuangan. Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan

melalui analisis rasio-rasio yang diantaranya ada analisis rasio profitabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan salah satu pendekatan dalam melihat

kinerja keuangan suatu perusahaan. Menurut Kasmir (2015:196) profitabilitas

adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.

Rasio profitabiilitas juga mengukur efektivitas manajemen suatu perusahaan,

yang dalam hal ini ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan melalui penjualan

dan pendapatan investasi.

Rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, diantaranya

ROA (Return on Asset,) ROE (Return on Equity), dan ROS (Return on Assets).

ROA (Return On Asset) merupakan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen

dalam mengelola investasinya, serta kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan.

3
ROE (Return on Equity) merupakan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan modal sendiri. Rasio ROE (Return on Equity)

menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini,

semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, begitu juga

sebaliknya. Sedangkan rasio ROS adalah rasio yang menunjukkan hasil atas

jumlah aset yang digunakan dalam perusahaan(Kasmir, 2016:203-204).

Penelitian ini menggunakan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan

difokuskan pada perusahaan industri pertambangan. Penelitian ini berfokus pada

perusahaan pertambangan karena salah satunya memiliki dampak yang

signifikan terhadap lingkungan sekitar akibat dari operasinya. Karena

perusahaan pertambangan rentan terhadap tantangan lingkungan dan sosial

yang mendasarinya, diyakini bahwa mereka akan memberikan lebih banyak

informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan untuk meningkatkan citra

publik mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah corporate social

responsibility berpengaruh terhadap kinerja keuangan khususnya pada industri

pertambangan.

Contoh kasus fenomena kegagalan CSR yang muncul di Indonesia antara

lain kasus deforestasi di Kalimantan Tengah terutama disebabkan oleh kegiatan

pertambangan yang berdampak negatif terhadap lingkungan dan sangat

berdampak negatif bagi kehidupan manusia. Berbagai permasalahan dan

kerusakan akibat kegiatan penambangan emas yang tidak dikelola dengan baik

dan benar mengakibatkan berbagai kerusakan lingkungan seperti tanah, air,

udara, laut dan hutan (Ananda, 2022:2). Kasus lain adalah kerusakan lingkungan

di lokasi penambangan timah inkonvensional di pantai Pulau Bangka-Belitung

dan tidak dapat ditentukan siapakah pihak yang bertanggung jawab atas

4
kerusakan yang terjadi karena kegiatan penambangan dilakukan oleh

penambangan rakyat tak berizin yang mengejar setoran pada PT. Timah Tbk.

Sebagai akibat penambangan inkonvensional tersebut terjadi pencemaran air

permukaan laut dan perairan umum, lahan menjadi tandus, terjadi abrasi pantai,

dan kerusakan laut (Budiasih, 2020:1007).

Penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Purnaningsih (2018:34-48), Santoso (2015:53-85), dan Waaqi’ah (2021:64-77).

Penelitian dari Purnaningsih (2018:34-48) menggunakan variabel Corporate

Social Responsibility dan Kinerja Keuangan (ROA, ROE dan ROS). Hasil

penelitian tersebut menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility memiliki

pengaruh positif terhadap ROA dan ROE, namun Corporate Social Responsibility

tidak memiliki pengaruh terhadap ROS. Kemudian Santoso (2015:53-85) dewan

komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja

keuangan. Kemudian dewan direksi, komite audit dan NIM berpengaruh positif

dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Lalu CAR berpengaruh positif dan

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, serta dewan komisaris independen,

dewan direksi, komite audit, CAR dan NIM berpengaruh secara simultan

terhadap kinerja keuangan. Selain itu Waaqi’ah (2021:64-77) mempunyai

variabel CSR, ROA dan ROE. Hasil penelitian tersebut merumuskan bahwa

Corporate Social Responsibility memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan

ROE.

Dalam penelitian ini, bermaksud untuk mengetahui pengaruh CSR

terhadap kinerja keuangan pada industri pertambangan Indonesia. Maka

berdasarkan uraian tersebut, penulis mengambil judul “Pengaruh Corporate

5
Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan

Tambang Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap

ROA (Retrun On Asset) pada perusahaan tambang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap

ROE (Return on Equity) pada perusahaan tambang yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility) terhadap

ROS (Return on sales) pada perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh CSR (Corporate Social

Responsibility) ROA (Return On Asset) pada perusahaan tambang yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Untuk mengetahui pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility)

terhadap ROE (Return on Equity) pada perusahaan tambang yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Untuk mengetahui pengaruh CSR (Corporate Social Responsibility)

terhadap ROS (Return on sales) pada perusahaan tambang yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia.

6
D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam hal berikut.

a. Pengembangan ilmu, khususnya penerapan CSR dalam menilai

kinerja keuangan perusahaan.

b. Peneliti lainnya, sebagai acuan karena meneliti topik yang sama atau

berkaitan.

c. Penambahan wawasan pembaca, terkait tanggung jawab sosial dan

kinerja keuangan perusahaan

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

dalam hal berikut.

a. Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan pertambangan di

Indonesia

b. Memberikan masukan yang berguna bagi perusahaan

dipertimbangkan sebagai desain konsep kinerja keuangan

perusahaan.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Stakeholder

Stakeholder merupakan sistem yang secara eksplisit berbasis pada

pandangan tentang suatu organisasi dan lingkungannya, mengenai sifat

saling mempengaruhi antara keduanya yang kompleks dan dinamis.

Stakeholder dan organisasi saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari

hubungan sosial keduanya yang berbentuk responsibilitas dan akuntabilitas.

Oleh karena itu organisasi memiliki akuntabilitas terhadap stakeholdernya

(Marzully dan Denies, 2012:24)

Ketika sebuah perusahaan memandang lingkungan sebagai aset

strategis, pengelolaan lingkungan menjadi fokus utama, dan perusahaan

tidak akan berusaha untuk menghindari timbulnya biaya terkait. Ketika

sebuah perusahaan menyadari bahwa pengeluaran lingkungannya adalah

investasi (aset), ia juga mengantisipasi keuntungan sosial dan ekonomi di

masa depan (profitabilitas).

Dengan berkurangnya tingkat asimetri informasi, para pemangku

kepentingan akan mengembangkan kepercayaan pada perusahaan yang

ditunjukkan dengan penerimaan barang perusahaan, loyalitas pelanggan,

dan investasi yang lebih tinggi, yang menghasilkan peningkatan

profitabilitas, ROE, ROA, ROS dan keunggulan kompetitif. Karena semakin

luasnya informasi yang ditawarkan maka semakin tinggi kepercayaan

8
investor dalam berinvestasi, yang secara langsung berdampak pada

pergerakan harga saham yang naik dan jumlah saham yang dipertukarkan,

sehingga meningkatkan return saham perusahaan.

2. Corporate Social Responsibility (CSR)

a. Pengertian Corporate Social Responsibility (CSR)

Secara teoritis Coroporate Social Responsibility merupakan inti dari

etika bisnis, dimana suatu perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-

kewajiban ekonomis dan legal kepada pemegang saham saja tetapi

perusahaan juga mempunyai kewajiban terhadap pihak lain yang

berkepentingan yakni masyarakat disekitar pertambangan.

Menurut Kartini (2020:103), munculnya gagasan pemangku

kepentingan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan konsep Corporate

Social Responsibility (CSR). Pengenalan konsep lingkungan organisasi

perusahaan, yang dikembangkan secara paralel dengan pengembangan

pendekatan sistem manajemen, telah mengubah pandangan manajer serta

ahli teori manajemen, terutama yang berkaitan dengan cara di mana

organisasi bisnis dapat secara efektif mencapai tujuannya. Pemangku

kepentingan adalah setiap kelompok atau orang yang dapat berdampak

atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan, menurut Freeman

dalam Kartini (2020:103) tentang istilah tersebut. Pada awalnya, ketika

orang berbicara tentang pemangku kepentingan, mereka mengacu pada

pemegang saham, pekerja, konsumen, pemasok, pemberi pinjaman, dan

masyarakat.

Karena banyak pergeseran yang terjadi bersamaan dengan

perkembangan ilmu pengetahuan, perusahaan memiliki tanggung jawab

9
selain meningkatkan profitabilitasnya. Tanggung jawab ini, yang dikenal

sebagai Triple Bottom Line (TBL), adalah untuk memberdayakan

masyarakat lokal dan melestarikan lingkungan alam di daerah sekitar

perusahaan. Gagasan TBL ini mengamanatkan bahwa perusahaan

menempatkan prioritas yang lebih tinggi pada kebutuhan pemangku

kepentingan (semua pihak yang terlibat dan terkena dampak dari operasi

operasional perusahaan) dari pada yang mereka lakukan pada kebutuhan

pemegang saham mereka.

Menurut Tisnawati, dkk (2013:91) Tanggung Jawab Sosial

merupakan salah satu kegiatan yang perlu untuk diperhatikan oleh

perusahaan. Sekalipun terdapat pro dan kontra yang menyangkut

tanggung jawab sosial ini, akan tetapi tanggung jawab sosial dapat diterima

secara logis karena perusahaan merupakan bagian dari lingkungan sosial

masyarakat.

Tujuan dari klausul CSR ini adalah untuk lebih membangun

suasana yang harmonis, seimbang, dan selaras dengan lingkungan, nilai,

norma, dan budaya masyarakat setempat. CSR merupakan tanggung

jawab sosial khusus perusahaan di bidang sumber daya, sumber daya

alam, dan harus dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya bagi

perusahaan. Hal ini dikarenakan CSR mempertimbangkan tanggung jawab

sosial dan lingkungan yang diatur dalam Undang-Undang Perseroan. Hal

ini terutama berlaku bagi perusahaan yang kegiatan usahanya berada di

bidang ini dan/atau terkait dengan sumber daya alam, karena kedua

kategori tersebut berkaitan erat dengan hak konstitusional masyarakat

10
yang dituangkan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 (Putusan Mahkamah

konstitusi 53/PUU-VI/2008).

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dapat dipahami

dalam arti yang lebih umum, terlepas dari kenyataan bahwa beberapa

orang percaya itu hanya relevan dengan bisnis yang mengelola operasi

mereka atau yang berhubungan dengan sumber daya alam. Menurut pasal

2 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas (PP TJSL), konsep tanggung

jawab sosial perusahaan (CSR) berasal dari gagasan bahwa setiap

perusahaan, dalam kapasitasnya sebagai subjek hukum, membawa tingkat

tanggung jawab sosial dan lingkungan tertentu. Hal ini menandakan bahwa

secara umum perusahaan sebagai subjek hukum memiliki tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Namun, kewajiban untuk melaksanakan CSR terkait

konstitusi secara khusus ditentukan bagi perusahaan yang bergerak di

bidang usaha yang mengelola atau berhubungan dengan sumber daya

alam. Kewajiban ini secara khusus ditentukan untuk perusahaan.

b. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Corporate Social

Responsibility (CSR)

Menurut Sulistyaningsih (Marnelly, 2012:53) ada beberapa faktor

yang mempengaruhi Corporate Social Responsibility diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Adanya arus globalisasi yang memberikan gambaran tentang

hilangnya garis pembatas antara berbagai wilayah di dunia sehingga

menghadirkan universalitas. Dengan demikian menjadi sangat

11
mungkin perusahaan multinasional dapat berkembang dimana saja

sebagai mata rantai globalisasi.

2) Konsumen dan investor sebagai publik primer organisasi profit

membutuhkan gambaran mengenai tanggung jawab organisasi

terhadap isu sosial dan lingkungannya.

3) Sebagai bagian dalam etika berorganisasi, maka dibutuhkan

tanggung jawab organisasi untuk dapat mengelola organisasi

dengan baik.

4) Tanggung jawab sosial setidaknya dapat mereduksi krisis yang

berpotensi terjadi pada organisasi.

5) Tanggung jawab sosial dapat meningkatkan organisasi.

c. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)

Keberadaan perusahaan bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Prinsip

dasar Corporate Social Responsibility adalah pemberdayaan masyarakat

setempat yang bener miskin akan terhindar dari kemiskinan. Selain

pemberdayaan masyarakat, dari sisi perusahaan jelas agar operasional

perusahaan berjalan lancar tanpa gangguan. Apabila hubungan antara

perusahaan dan masyarakat tidak baik/harmonis, maka dipastikan ada

masalah. Hal ini berarti progrram CSR yang dilakukan perusahaan

belumlah baik.

Menurut Tisnawati, dkk ( 2013:81 ) terdapat 3 manfaat dari tanggung

jawab sosial adalah sebagai berikut:

1) Manfaat bagi perusahaan jika perusahaan memberikan tanggung

jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat akan

kehadiran perusahaan di lingkungannya. Kegiatan perusahaan

12
dalam jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif

bagi masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat,

perusahaan juga akan dianggap bersama membantu dalam

mewujudkan keadaan yang lebih baik dimasa yang akan datang.

2) Manfaat bagi masyarakat dari tanggung jawab sosial yang dilakukan

oleh perusahaan sangatlah jelas. Selain kepentingan masyarakat

diperhatikan oleh perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan

pandangan baru mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat

yang barang kali selama ini hanya sekedar di pahami sebagai

hubungan produsen dan konsumen saja.

3) Manfaat bagi pemerintah dengan adanya tanggung jawab sosial

juga sangat jelas. Pemerintah pada akhirnya tiidak hanya berfungsi

sebagai wasit yang menetapkan aturan main dalam hubungan

masyarakat dengan dunia bisnis, dan memberikan sanksi bagi pihak

yang melanggarnya. Pemerintah sebagai pihak yang mendapat

legitimasi untuk mengubah tatanan masyarakat kearah yang lebih

baik lagi.

3. Kinerja Keuangan

a. Pengertian kinerja keuangan

Kinerja keuangan merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi

(siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil

operasi perusahaan (bentuknya berupa laporan keuangan). Menurut

Darsono (2008: 356) Kinerja keuangan merupakan suatu kegiatan

yang dilakukan perusahaan dalam mengukur prestasi perusahaan dan

13
menggunakan modal secara efektif dan efisien demi tercapainya

tujuan perusahaan.

Kinerja Keuangan dapat menggambarkan kondisi keuangan

dan kesejahteraan perusahaan pada periode tertentu. Penilaian kinerja

keuangan biasanya dilakukan melalui analisis rasio. Analisis rasio

keuangan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu

perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan

pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Meurut Harmono (2009:23) kinerja keuangan umumnya diukur

berdasarkan penghasilan laba bersih atau sebagai dasar bagi ukuran

yang lain seperti imbalan investasi Return On Investment. Pengukuran

kinerja dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat

untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan

menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan

keputusan manajemen serta mampu menciptakan nilai perusahaan itu

sendiri kepada para stakeholder.

Rasio Profitabilitas merupakan salah-satu rasio untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam

suatu periode tertentu. Melalui rasio profitabilitas, perusahaan bisa

memprediksi kelangsungan hidup perusahaan. Bagaimana tingkat

keuntungan yang diproleh dalam setiap kegiatan operasional yang

dijalankan dengan tingkat biaya yang diperlukan untuk melaksanakan

operasi tersebut.

b. Manfaat Kinerja Keuangan

14
Pengukuran kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk

melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing

dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses

pengkajian secara kritis terhadap ringkasan data, menghitung, mengukur,

menginterprestasikan, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu.

Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang dicapai oleh suatu organisasi dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan

pelaksanaan kegiatannya.

2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara

keseluruhan, maka pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk

menilai kontribusi suatu bagian dalam mencapai tujuan perusahaan

secara keseluruhan.

3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan

untuk masa yang akan dating

4) Memberikan petunjuk dalam pembuatan keputusan dean kegiatan

organisasi pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada

khususnya.

5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar

dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

c. Return On Assets (ROA)

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas

yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

15
perusahaan yang dihasilkan dari aktifitas perusahaan yang digunakan

untuk menjalankan perusahaan. Semakin besar rasio ini maka profitabilitas

perusahaan akan semakin baik.

Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting

adalah memperoleh keuntungan atau laba yang maksimal, disamping hal-

hal yang lainnya, dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang

telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan

perusahaan, pemilik ataupun karyawan serta meningkatkan mutu produksi

dan menjalankan investasi baru. Menurut (Harahap, 2013:305) Return On

Asset adalah menunjukkan besar laba bersih diproleh perusahaan bila

diukur dari nilai aktiva.

Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas

yang menunjukkan laba perusahaan dan digunakan untuk mengukur

efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi profitabilitas Return On Assets (ROA) adalah sebagai

berikut: Margin laba bersih, perputaran total aktiva, laba bersih, penjualan,

aktiva tetap, aktiva lancar, dan total biaya.

Berikut ini adalah rumus yang digunakan untuk menghitung hasil

pengembalian atas aset (Hery, 2016 : 193)

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Hasil pengembalian atas aset = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

d. Return on Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) disebut juga dengan laba atas equity.

Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan

16
sumberdaya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas

(Fahmi, 2012:137). pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE)

atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba

bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan

efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.

Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya

(Kasmir,2013:197-198).

Adapun rumus untuk mencari Return On Equity (ROE) dapat

digunakan sebagai berikut (Kasmir, 2013:204).

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
Hasil Pengembalian Atas Equitas =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

e. Return on Sales (ROS)

Return on Sales (ROS) yang bisa juga disebut dengan net profit

margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan magin

laba atas penjualan. Untuk mengukur rasio ini adalah dengan cara

membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih

(Kasmir, 2015:105). Rasio ini menunjukkan tingkat keuntungan yang

diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin

operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional

(operating income margin). Berikut ini rumus untuk menghitung return on

sales (ROS). ROS = (Laba sebelum Pajak dan Bunga / Penjualan) x 100%

𝒍𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂


Rasio pengembalian perusahaan = 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝑋 100%

17
B. Studi Penelitian Terdahulu

Penelitian yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan telah

banyak dilakukan dengan karakteristik perusahaan yang berbeda-beda dan hasil

penelitian yang berbeda-beda pula. Peneliti mengumpulkan lima (5) penelitian

terdahulu sebagai referensi, beberapa penelitian terdahulu mencakup penelitian

dari Purnaningsih (2018:34-48), Santoso (2015:53-85), dan Waaqi’ah (2021:64-

77).

Penelitian dari Purnaningsih (2018:34-48) menggunakan variabel

Corporate Social Responsibility dan Kinerja Keuangan (ROA, ROE dan ROS).

Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa Corporate Social Responsibility

memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan ROE, namun Corporate Social

Responsibility tidak memiliki pengaruh terhadap ROS.

Santoso (2015:53-85) menggunakan variabel dewan komisaris

independen, dewan direksi, komite audit, capital adequacy ratio (CAR), net

interest margin (NIM) dan kinerja keuangan. Hasil penelitian tersebut menuturkan

bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan. Kemudian dewan direksi, komite audit dan NIM berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Lalu CAR berpengaruh positif

dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan, serta dewan komisaris

independen, dewan direksi, komite audit, CAR dan NIM berpengaruh secara

simultan terhadap kinerja keuangan.

Penelitian dari Waaqi’ah (2021:64-77) mempunyai variabel CSR, ROA

dan ROE. Hasil penelitian tersebut merumuskan bahwa Corporate Social

Responsibility memiliki pengaruh positif terhadap ROA dan ROE.

18
Pada penelitian sebelumnya, subjek penelitian terbatas pada industri

manufaktur dan perbankan, dan durasi penelitian cukup lama. Dalam penelitian

ini, bermaksud untuk mengelaborasi dampak penerapan CSR terhadap kinerja

keuangan industri pertambangan Indonesia.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, mulai dari latar belakang, kajian

teori hingga penelitian terdahulu, maka penulis menarik sebuah kerangka pikir

yakni sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

ROA (Return On Assets


(Y1)

Corporate social responsibility ROE (Return on Equity)


(X) (Y2)

ROS (Return on Sale)


(Y3)

D. Hipotesis

Kinerja keuangan dari perusahaan dapat dilihat dengan cara melakukan

penilaian terhadap kinerja keuangan. Salah satu cara melakukan penilaian

kinerja keuangan adalah dengan mengukur profitabilitas perusahaan dengan

rasio ROA, ROE, dan ROS. ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar

19
kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh aktiva yang

digunakan. Penilaian kinerja menggunakan ROA adalah penilaian dengan

membagi laba bersih dengan rata-rata total aktiva atau dengan total aktiva pada

suatu saat tertentu. Rata-rata total aktiva bisa didapat dengan cara menambah

total aktiva awal dengan total aktiva akhir dan kemudian dibagi dua. ROE

merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar pengaruh ekuitas dalam

menciptakan laba bersih. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar

jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam

dalam total ekuitas. Selain itu, ROS menampilkan tingkat keuntungan

perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah

pekerja, bahan baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga.

Penerapan Corporate Social Responsibility dipercaya dapat

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, dimana investor cenderung

menanamkan modal pada perusahaan yang melakukan aktivitas Corporate

Social Responsibility. Karena bagi investor, perusahaan yang melakukan

aktivitas Corporate Social Responsibility berpotensi dalam menghasilkan laba

yang lebih besar dibandingkan yang tidak, sehingga kedepannya perusahaan

akan mampu meningkatkan kinerja keuangannya.

Hasil penelitian Alniacik dkk. (2011:234-245) menunjukkan bahwa

informasi CSR positif tentang sebuah perusahaan akan meningkatkan niat

konsumen untuk membeli produk dari perusahaan, potensi calon karyawan untuk

mencari pekerjaan dengan perusahaan, dan niat investor potensial untuk

berinvestasi di perusahaan. Selain itu hasil penelitian Fauziah dkk. (2016:52-60)

CSR berhubungan negatif, dan tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja

finansial dan pengungkapan CSR berhubungan negatif dan tidak berpengaruh

20
nyata terhadap kinerja saham dan kinerja finansial berhubungan positif dan

berpengaruh nyata terhadap kinerja saham.

Berdasarkan penjelasan di atas maka Dengan demikian hipotesis yang

dapat di rumuskan adalah sebagai berikut.

1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan melalui Return On Asset

(ROA)

2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan melalui Return On Equity

(ROE)

3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Corporate Social

Responsibility (CSR) terhadap kinerja keuangan melalui Return On Sales

(ROS)

21
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Waktu yang dibutuhkan untuk merampungkan skripsi ini

selama melakukan penelitian dibutuhkan waktu kurang lebih dua bulan.

B. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan

tahunan perusahaan tambang periode 2018-2022 yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dan dapat diakses dari www.idx.co.id atau dari situs resmi dari masing-

masing perusahaan.

C. Populasi, Sampel, dan Teknik pengambilan sampel

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2020:130). Populasi yang dijadikan objek penelitian ini adalah

perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama

periode 2018-2022. Menurut data dari IDX bahwa jumlah perusahaan tambang

yang tercatat di Bursa Efek Indonesia hingga periode tersebut sebanyak 47

perusahaan.

22
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2020:127). Teknik pengambilan sampel dilakukan

dengan menggunakan purposive sampling method. Pengambilan sampel

dilakukan sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan agar sesuai

dengan tujuan peneliti. Adapun kriteria-kriteria yang dimaksudkan adalah sebagai

berikut.

a. Perusahaan tambang yang terdaftar di BEI selama tahun 2018-2022,

b. Perusahaan tambang yang tidak delisting selama periode pengamatan

penelitian,

c. Perusahaan tambang yang mengungkapkan CSR di dalam laporan

tahunannya (annual report) dan/atau menerbitkan sustainability report

berturut-turut selama tahun 2018-2022,

d. Data berupa laporan keuangan tahunan yang tersedia di BEI dan website

resmi perusahaan, serta memiliki data yang lengkap terkait dengan

variabel-variabel penelitian selama tahun pengamatan penelitian.

Berdasarkan jumlah populasi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)

sebanyak 47 perusahaan, terdapat 25 perusahaan yang memenuhi kriteria

sampel pada penelitian ini, yakni:

Tabel. 3.1 Daftar Sampel Penelitian

No Kode Saham Nama Perusahaan Subsektor


1 ADRO Adaro Energy Tbk Batu Bara
2 ANTM Aneka Tambang Tbk Logam & Mineral
3 APEX Apexindo Pratama Duta Tbk Minyak Mentah &
Gas Bumi
4 ARII Atlas Resources Tbk Batu Bara

23
5 BIPI Astrindo Nusantara Infrastruktur Minyak Mentah &
Tbk Gas Bumi
6 BRMS Bumi Resources Minerals Tbk Logam & Mineral
7 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk Batu Bara
8 BUMI Bumi Resources Tbk Batu Bara
9 BYAN Bayan Resources Tbk Batu Bara
10 CTTH Citatah Tbk Tanah & Batu
Galian
11 DEWA Darma Henwa Tbk Batu Bara
12 DOID Delta Dunia Makmur Tbk Batu Bara
13 ELSA Elnusa Tbk Minyak Mentah &
Gas Bumi
14 HRUM Harum Energy Tbk Batu Bara
15 INCO Vale Indonesia Tbk Logam & Mineral
16 INDY Indika Energy Tbk Batu Bara
17 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk Batu Bara
18 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk Batu Bara
19 MITI Mitra Investindo Tbk Minyak Mentah &
Gas Bumi
20 MTFN Capitalinc Investment Tbk Minyak Mentah &
Gas Bumi
21 PTBA Bukit Asam Tbk Batu Bara
22 PTRO Petrosea Tbk Batu Bara
23 RUIS Radiant Utama Interinsco Tbk Minyak Mentah &
Gas Bumi
24 SMMT Golden Eagle Energy Tbk Batu Bara
25 TINS Timah Tbk Logam & Mineral

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode studi pustaka dan dokumentasi. Metode studi pustaka dilakukan dengan

mengolah literatur, artikel, jurnal maupun media tertulis lain yang berkaitan

24
dengan topik pembahasan dari penelitian ini. Sedangkan metode dokumentasi

dilakukan dengan mengumpulkan sumber data dokumenter seperti laporan

keuangan perusahaan tambang yang terdaftar di BEI periode 2018-2022.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menilai data dan meringkas

atau menggambarkan informasi yang dikumpulkan apa adanya tanpa berusaha

mempublikasikannya atau menghasilkan kesimpulan yang berlaku umum

(Sugiyono, 2020:206). Tujuan analisis statistik deskriptif adalah untuk

memberikan gambaran umum dan fitur data dari sampel yang digunakan.

Informasi statistik untuk setiap variabel dijelaskan melalui analisis statistik

deskriptif. Nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi adalah metrik

yang digunakan dalam sistem penelitian ini.

2. Analisis Regresi

Metode Analisis yang digunakan untuk menilai dampak variabilitas

pengungkapan Corporate Social Responsibilty atau tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap kinerja keuangan adalah menggunakan regresi linear

sederhana. Uji regresi bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen.

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja

keuangan yang dicerminkan dalam Return on Asset (ROA), Return on Equity

(ROE), Return on Sales (ROS). Sementara variable independennya yaitu nilai

Corporate Social Responsibility (CSR). Analisis regresi ini diolah dengan

program SPSS. Model Regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu:

25
1

Keterangan:

Y1 = Return on Asset (ROA) dan

Y2 = Return on Equity (ROE)

Y3 = Return on Sales (ROS)

= Kostanta

β1 = Koefisien Regresi

X = Corporate Social Responsibility (CSR)

e = error term

3. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan memenuhi syarat atau tidak. Model regresi dikatakan baik jika terlepas

dari asumsi-asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual terdistribusi normal (Ghozali, 2011:160).

Jika nilai residual tidak berdistribusi normal, maka uji statistik menjadi tidak

valid untuk jumlah sampel kecil. Model regresi yang baik adalah memiliki

distribusi data normal atau mendekati normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas menurut Ghozali (2011:105), mencoba

menentukan apakah ada hubungan antara bebas (independen) dalam model

regresi. Seharusnya tidak ada korelasi antara variabel independen dalam

26
model regresi yang layak. Jika ada korelasi, maka uji ini memiliki

kekurangan. Penggunaan model persamaan regresi dengan multikolinearitas

akan membuat estimasi dipertanyakan dan mengarah pada hasil yang

mendukung hipotesis nol. Akibatnya koefisien regresi dapat diabaikan.

Multikolinearitas ditinjau melalui variance inflation factor (VIF) dan nilai

toleransi sebagai berikut:

1) Nilai toleransi ≥ 0,10 atau nilai VIF ≤ 10,00 menandakan tidak terjadi

multikolonearitas.

2) Nilai toleransi ≤ 0,10 atau nilai VIF ≥ 10,00 menandakan terjadi

multikolonearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

dengan pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Jika variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas, jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi

yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas atau yang

homoskedastisitas. Menggunakan grafik program SPSS merupakan salah

satu metode untuk menentukan apakah heteroskedastisitas ada atau tidak

dalam penelitian ini. Dasar pengambilan keputusannya ialah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

telah terjadi heteroskedastisitas.

27
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di

bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk menjelaskan kekuatan dan arah pengaruh

beberapa variabel bebas (independent variable) terhadap satu variabel terikat

(dependent variable). Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

model regresi berganda yang akan diolah dengan menggunakan program SPSS.

a. Uji Koefisien Determinasi (R-Square/R2)

Koefisien determinasi berguna untuk menguji seberapa jauh model

penelitian dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2011:173). Nilai

koefisien determinasi berkisar antara 0 dan sampai 1. Nilai R2 yang

mendekati 1 dapat digunakan sebagai indikator bahwa variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen. Data silang biasanya memiliki nilai R2 yang lebih rendah

daripada data time series. Nilai R2 yang kurang dari 1 berarti kemampuan

variabel independen untuk memprediksi dan menjelaskan variabel dependen

sangat kecil. Untuk nilai negatif R2, diasumsikan nol. Untuk regresi dengan

lebih dari 2 variabel independen, digunakan adjusted R2 sebagai koefisien

determinasi.

b. Uji t-statistic

Uji t-statistik digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial

dari variabel independen (mengetahui apakah masing-masing variabel

independen secara signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen).

Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,05 (5%). Dasar

28
pengambilan keputusannya adalah melakukan analisis dengan program

SPSS. Pengujian hipotesis penelitian didasarkan pada kriteria pengambilan

keputusan:

1) Jika sig < 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel independen secara

parsial memengaruhi variabel dependen,

2) Jika sig > 0,05 maka Ha ditolak, berarti variabel independen secara

parsial tidak memengaruhi variabel dependen

F. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel adalah karakteristik atau atribut dari individu atau organisasi

yang dapat diukur atau diobservasi yang bisa bervariasi antara orang dan

organisasi yang diteliti. Variabel dapat diteliti sehingga menghasilkan data yang

bersifat kategori (data diskrit/nominal) atau data kontinum (ordinal, interval dan

ratio) (Creswell, 2012:299). Peneliti menggunakan dua jenis variabel dalam

penelitian ini yaitu:

1. Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

(Sugiyono 2020:69). Variabel independen dalam penelitian ini adalah fokus pada

corporate social responsibility (X).

Corporate social responsibility (CSR) didefinisikan sebagai komitmen

bisnis untuk berkontribusi pada pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja

dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk

meningkatkan kualitas hidup mereka. Pengukuran CSR adalah dengan menilai

setiap item yang diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan maupun

29
laporan keberlanjutan. Berdasarkan Wondabio (2007:47) yang disebut dalam

Nurkhin Ahmad 2010: 48). CSR dapat diukur dengan:

∑𝑥𝑖𝑗
𝐶𝑆𝑅𝐼𝑗
𝑛𝑗

Keterangan:

CSRIj : Corporate Social Responsibility Disclosure Index perusahaan j

nj : jumlah item untuk perusahaan j

xij : 1 = jika item diungkapkan; 0 = jika item i tidak diungkapkan

2. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel independen (Sugiyono 2020:69).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan (Y).

Kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh

perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam

menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi

perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada.

Perhitungan kinerja keuangan menggunakan pendekatan profitabilitas dalam hal

ini menggunakan rasio Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), dan

Return on Sales (ROS) dengan rumus sebagai berikut:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROA = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
ROE = 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂


ROS = 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
X 100%

30
G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan bertujuan untuk membantu pembaca memahami isi

dari penelitian ini. Berdasarkan sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Bab I Pendahuluan. Bab ini memberikan informasi umum mengenai

penelitian yang dilakukan. Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi teori-teori yang relevan yang

diperoleh dari proses peninjauan pustaka yang digunakan sebagai bahan

penjelas dari penelitian yang dilakukan. Selain itu, bab ini juga terdiri atas

tinjauan empirik dan kerangka pemikiran.

Bab III Metode Penelitian. Bab ini memuat informasi terkait metode dan

langkah-langkah penelitian, yaitu rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi

penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.

Bab IV Hasil dan Pembahasan. Bab ini menguraikan data dan temuan

yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan menggunakan metode yang telah

diuraikan dalam bab III.

Bab V Penutup. Bab ini berisi kesimpulan, saran, serta keterbatasan dari

penelitian yang dilakukan

31
DAFTAR PUSTAKA

Ananda Yudya, 2022. Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Penambangan


Emas Ilegal Di Kabupaten Murung Raya, (Kalteng). Masalah lingkungan
Vol. 1 No. 1 (2022) : Pendidikan lingkungan hidup:1-11
Alniacik, Umit; Alniacik, Esra and Genc, Nurullah. (2011). How Corporate Social
Responsibility Information Influences Stakeholders’ Intentions. Corporate
Social Responsibility and Environmental Management. Mgmt. 18, 234-245
Apriyanti, N. M. W. , & Budiasih, I. G. A. N. (2016). Profitabilitas Dan Corporate
Social Responsibility pada perusahaan High Dan Low Profile. E-Jurnal
Akuntansi, 977 – 1004
Apriyanto, R. dan Surachim, A. 2017. Profitabilitas (ROA) dipengaruhi oleh
Manajemen Kas. Jurnal Pendidikan Manajemen Bisnis, 17(1): 1-2.

Budiasih Nyoman. 2020. Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan


Kepemilikan Publik pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility.
Jurnal Akuntansi. Vol. 30 No. 4.

Creswell John W.. 2012. Planning, Conducting, and Evaluating Quantitative and
Qualitative Research. New York: Boston Columbus Indianapolis.

Darsono, Purwanti. 2008. Penganggaran Perusahaan, Edisi Pertama, Jakarta :


Mitra Wacana Media.

Elyanto, A. A. dan Syafruddin, M. 2013. Analisis Pengaruh Karakteristik Komite


Audit Terhadap Financial Distress. Diponegoro Journal of Accounting,
2(2): 4-6.

Fadhil, M. 2016. Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Ukuran


Dewan Komisaris Independen, dan Kepemilikan Asing Terhadap
Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR), hlm. 2-3.

Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan.Bandung: Alfabeta

Fauziah Gusfarini, Irwanto Abdul Kohar, Syamsun Muhammad. 2016. Pengaruh


Pengungkapan Corporate Social Responsibility terhadap Nilai
Perusahaan pada Indeks Saham LQ45. Manajemen IKM. Vol. 11 No. 1.

Fatmawatie, Naning. 2017. Tanggungjawab Sosial Perusahaan. STAIN Kediri


Press: Jakarta Timur.

Gumanti, T. 2009. Teori Sinyal dalam Manajemen Keuangan. Jurnal Manajemen


Usahawan Indonesia, hlm. 1-4.

32
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”.
Semarang: Universitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafari. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Harmono. 2014. Manajemen Keuangan Berbasis balanced scored. Jakarta: PT
Bumi Aksara.cx.

Hery. 2016. Mengenal dan Memahami dasar dasar laporan keuangan. Jakarta:
PT Grasindo.

Iswara, P. W. 2014. Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal


Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 2(2): 6-10.

Kartini, D. 2020. Corporate Social Responsibility Transformasi Konsep


Sustainability Management dan Implementasi di Indonesia. Refika
Aditama.
Kasmir. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

Keputusan Menteri BUMN KEP-117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 Tentang


Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik
Negara (BUMN).

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate


Governance Indonesia. Jakarta.

Lindawati, A. S. L. dan Puspita, M. E. 2015. Corporate Social Responsibility:


Implikasi Stakeholder Dan Legitimacy Gap Dalam Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, 6(1): 1-2.

Marnelly, T. Romi. 2012. Corporate Social Responsibility (CSR): Tinjauan Teori


Dan Praktek Di Indonesia. Jurnal Aplikasi Bisnis. Vol.2, No. 2, hlm.52-56.

Marzully Nur dan Denies Priantinah. 2012. Analisis Faktor-Fakor yang


Mempengaruhi Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal
Nominal, Vol I, No I.

Mediyanti, et al. 2021. Tobin’s Q Ratio Sebagai Alat Ukur Nilai Perusahaan Bank
Syariah. Jurnal Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial, 13(1): 2-3.

Morris, R. D. 2012. Signalling, Agency Theory and Accounting Policy Choice.


Accounting and Business Research, 18(69): 48-52.

Nugroho, F. A. 2018. Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Corporate Social


Responsibility (CSR) terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan
Program Penilaian Peningkatan Kinerja Perusahaan (PROPER) yang

33
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Yogyakarta: Program Sarjana
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.

Nurkhin Ahmad. 2010. Corporate Governance Dan Profitabilitas, Pengaruhnya


Terhadap Pengungkapan Csr Sosial Perusahaan. Urnal Dinamika
Akuntansi. Vol 2, No.1.

Organization for Economic Cooperation and Development (OECD). 2004. OECD


Principles. Of Corporate Governance. The OECD Paris.

Robinson John A. dan Pearce II,. Richard B.Jr.. Manajemen Strategis Salesmba
Empat: Jakarta, 2005.

Praleo, V. 2021. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap


Kinerja Keuangan Perbankan. Skripsi. Makassar: Program Sarjana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah.

Purnaningsih Deni. 2018. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap


Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Universitas Islam Indonesia.

Rimawati Anggi. 2021 Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Financial Distress


Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel Moderasi.
Universitas Islam Negerei (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang

Rosiliana, K. G, A. Yuniarta. dan N. A. S. Darmawan. 2014. Pengaruh Corporate


Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Strudi
Empiris Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-
2012). e-Journal Akuntansi Program S1 02 (1).

Rudito, B., Famiola, M., 2007. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan di Indonesia. Edisi 1. Penerbit Rekayasa Bisnis.

Santoso, R. V. 2017. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility


(CSR) terhadap Kinerja Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur Industri Konsumsi yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015).
Skripsi. Malang: Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim.

Sintyana I.P. Hendra Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Ukuran Perusahaan


Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal Manajemen,
Vol. 8, No. 2: 7717 –7745.

Adrianingtyas, D. A., & Sucipto, A. 2019. Pengaruh Kinerja Keuangan Dan


Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kebijakan
Dividen Sebagai Variabel Intervening. JEKPEND: Jurnal Ekonomi Dan
Pendidikan, 2(2): 23–30.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.

34
Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas.

Tisnawati Ernie. 2013. Pengantar Manajemen. Makassar: Kencana.

Waaqi’ah Nur Oktamayuni, Mubyarto Novi, Orinaldi Mohammad. 2021. Pengaruh


Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Kinerja Keuangan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei)
Tahun 2018-2019. Journal of Islamic Financial Management Vol. 01 No.
01.
Wondabio. Sayekti, Y. dan L.S. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap
Earning Response Coefficient (Suatu Studi Empiris pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta), Proceeding Simposium Na sional
Akuntansi IX, Makassar, 26-28 Juli 2007

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2000.


Corporate Social Responsibility: Making Good Business Sense. World
Business Council for Sustainable Development.

35

Anda mungkin juga menyukai