Anda di halaman 1dari 53

PROPOSAL PENELITIAN

IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS
PENAGIHAN PIUTANG PADA
PT TASTI ANUGERAH MANDIRI

LISDAYANTI

201741007

PROGRAM STUDI AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK


KONSENTRASI AKUNTANSI SEKTOR BISNIS
POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL
MAKASSAR
2021
PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN
Judul Penelitian : Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Terhadap Efektivitas Penagihan Piutang Pada PT Tasti
Anugerah Mandiri

Nama : Lisdayanti

NIM : 201741007

Program Studi : Akuntansi Keuangan Publik

Konsentrasi : Akuntansi Sektor Bisnis

Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti Seminar Proposal Penelitian

Makassar, Mei 2021


Diperiksa oleh:

Pembimbing l Pembimbing ll

Halmi, S.E., M.Si., Ak., CA. Suci Putri Astiti, S.Pd., M.Ak.,CPA
NIDN:0907037201

Diketahui Oleh:

Ketua Program Studi


Akuntansi Keuangan Publik

Sri Rahayu Syah, S.E., Ak., M.Ak., CSRS., CSRA


NIDN: 0901049003

ii
PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN
Judul Penelitian : Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan
Terhadap Efektivitas Pengendalian Piutang Pada PT
Tasti Anugerah Mandiri

Nama : Lisdayanti
Nim : 201741007
Program Studi : Akuntansi Keuangan Publik
Konsentrasi : Akuntansi Sektor Bisnis

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Seminar Proposal Penelitian


Pada Tanggal Mei 2021
dan dinyatakan memenuhi syarat

Disetujui
Tim Penguji

Pembimbing l Halmi, S.E., M.Si., Ak., CA. (……….………..……)


Pembimbing ll Suci Putri Astiti, S.Pd., M.Ak.,CPA (……………………….)
Penguji l (……………… .……..)
Penguji ll (……………...……….)

Diketahui dan Disahkan Oleh:

Ketua Program Studi Wakil Direktur l


Akuntansi Keuangan Publik Bidang Akademik

Sri Rahayu Syah, S.E., Ak., M.Ak,.CSRS.,CSRA Samsuddin, S.Kom.


NIDN: 0901049003 NIDN: 0910017003

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan pada Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi
dengan judul “Implementasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Terhadap
Efektivitas Penagihan Piutang pada PT Tasti Anugerah Mandiri”
Kepada keluarga yang sangat saya cintai, terkhusus kepada Ayahanda
H. Munda dan Ibunda Hj. Tenni dan seluruh keluarga besar tercinta yang telah
mendoakan dan memberikan banyak motivasi serta semangat, baik berbentuk
material maupun doa dalam menempuh Pendidikan di Politeknik Informatika
Nasional.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menerima bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak Dr. M. Abduh Idris, S.Kom, M.M., selaku Direktur Politeknik
Informatika Nasional
2. Bapak Samsuddin, S.Kom., selaku wakil Direktur l Bidang Akdemik Politeknik
Informatika Nasional.
3. Ibu Sri Rahayu Syah S.E., Ak., M.Ak.,CSRS.,CSRA selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Keuangan Publik Politeknik Informatika Nasional
4. Ibu Halmi, S.E, M.Si., Ak., CA.,selaku Pembimbing l
5. Ibu Suci Putri Astiti, S.pd., M.Ak., CPA., selaku pembimbing ll
6. Pemimpin Perusahaan PT Tasti Anugerah Mandiri yang telah memberikan
izin dan kemudahan kepada penulis selama melakukan penelitian.
7. Seluruh pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.
Penulis berharap dan berdoa semoga Allah SWT senantiasa
membalas segala amal baik Bapak, Ibu, Dan Saudara/i.

Makassar, Mei 2021

Lisdayanti

iv
DAFTAR ISI

PROPOSAL PENELITIAN....................................................................................i

PERSETUJUAN PROPOSAL PENELITIAN........................................................ii

PENGESAHAN PROPOSAL PENELITIAN........................................................iii

KATA PENGANTAR...........................................................................................iv

DAFTAR ISI........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL...............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................10

A. Konteks Penelitian..................................................................................10

B. Fokus Penelitian.....................................................................................13

C. Tujuan Penelitian....................................................................................14

D. Manfaat Penelitian..................................................................................14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................16

A. Kajian Teori.............................................................................................16

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi...................................16


2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi.........................................18
3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi.........................................18
4. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan....................................20
5. Sistem Akuntansi Piutang........................................................25
6. Efektivitas Penagihan Piutang.................................................29
B. Tinjauan Empirik.....................................................................................32

C. Kerangka Pikir.........................................................................................36

BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................38

A. Rancangan Penelitian............................................................................38

vi
B. Kehadiran Penelitian..............................................................................39

C. Lokasi Penelitian.....................................................................................40

D. Sumber Data...........................................................................................41

E. Teknik Pengumpulan Data....................................................................43

F. Analisis Data...........................................................................................44

G. Pengecekan Validitas Temuan.............................................................45

H. Tahap-tahap Penelitian..........................................................................48

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................50

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...........................................................................32

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Dalam mendirikan usaha tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai

dengan memperoleh laba yang optimal serta mempertahankan kelangsungan

hidup perusahaan. Untuk mencapai hal tersebut maka faktor utama yang

harus diperhatikan yaitu bagaimana cara memaksimalkan laba dan hal ini

dapat dilakukan dengan aktivitas penjualan. Penjualan ini merupakan faktor

umum yang paling penting dalam menentukan kelangsungan hidup

perusahaan karena dengan penjualan tentunya diharapkan memperoleh

keuntungan. Penjualan terdiri atas penjualan kredit dan penjualan tunai.

Penjualan tunai merupakan penjualan yang transaksinya dilakukan secara

tunai. Dalam transaski ini perusahaan lebih dimudahkan karena perusahan

akan menerima kas atau bank. Sementara penjualan kredit lebih dominan

dipilih oleh konsumen, hal ini disebabkan pembelian barang yang dicicil,

disamping itu perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar

dengan penjualan tunai (Saputri, 2011)

PT Tasti Anugerah Mandiri sebagai perusahaan distributor suku

cadang mobil toyota di bawah naungan PT Toyota Astra Motor (TAM) yang

bergerak dalam bidang penjualan spare part mobil toyota. Suku cadang

merupakan faktor utama yang menentukan jalannya proses produksi dalam

suatu perusahaan. Sehingga dapat dikatakan suku cadang ini mempunyai

10
peran yang cukup besar dalam serangkaian aktivitas perusahaan. Suku

cadang mobil sangat penting dalam industri otomotif, karena setiap pemilik

kendaraan harus di beberapa titik waktu mengganti bagian mobil yang rusak.

Perusahaan ini memiliki peran penting dalam menyalurkan spare part khusus

mobil toyota ke seluruh parthsop yang ada di makassar. Suku cadang atau

spare part merupakan alat yang mendukung pengadaan barang untuk

keperluan peralatan yang digunakan dalam proses produksi. Persediaan

sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk menjamin kelancaran aktivitas

usahanya. Aktivitas perusahaan dapat dikatakan berjalan dengan lancar dan

terus menerus apabila didukung dengan tersedianya sparepart berupa suku

cadang serta persediaan yang selalu ada.

PT Tasti Anugerah Mandiri menjalankan aktivitas usaha bisnis atau

penjualan yang dilakukan secara kredit. Tujuan dari penjualan kredit tersebut

untuk memperoleh kepuasan pelanggan serta laba yang optimal.

Produktivitas dari penjualan tunai maupun penjualan kredit sangat

berpengaruh dalam menghasilkan laba bagi perusahaan. Penjualan kredit

melibatkan dua pihak yaitu pihak yang memberi kredit dan pihak yang

menerima kredit. Akibat dari aktivitas ini menimbulkan piutang bagi pihak

kreditur dan hutang bagi pihak debitur.

Piutang mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh

perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat

penyerahan barang dan jasa (Hery, 2015:219). Sementara itu, Soemantri

(2000:151) mengungkapkan bahwa piutang merupakan hak untuk menagih

sejumlah uang dari penjual kepada pembeli akibat adanya transaksi

11
penjualan kredit. Piutang diartikan sebagai tagihan yang dapat diselesaikan

dengan diterimanya uang di masa yang akan datang, dimana prosesnya

dimulai dari pengambilan keputusan untuk memberikan kredit kepada

pelanggan.

Bagian yang berkaitan dengan masalah piutang adalah bagian

penagihan/collection. Bagian ini bertugas untuk melakukan penagihan ke

konsumen serta memberikan rambu-rambu peringatan mengenai informasi

pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo. Apabila saat jatuh tempo belum

ada transaksi pembayaran sampai batas waktu pembayaran yang ditentukan

bahkan ada tenggang waktu yang diberikan untuk pelunasan piutang

tersebut. Namun kenyataannya pelanggan tetap tidak dapat melakukan

pembayaran atau pelunasan, sehingga memicu timbulnya piutang tak

tertagih. Hal ini dapat mempengaruhi efektivitas penerimaan kas.

Dengan permasalahan yang dihadapi perusahaan di atas maka

dianggap perlu adanya sistem akuntansi. Akuntansi pada dasarnya

merupakan sistem pengolahan informasi yang menghasilkan keluaran berupa

informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengajarkan sistem pengolahan

informasi akuntansi, sejak data direkam dalam dokumen melalui berbagai

sistem pembagian kekuasaan dalam organisasi perusahaan, data keuangan

diproses dalam berbagai catatan akuntansi sampai dengan informasi

disajikan dalam laporan keuangan. Selain itu, dalam sistem akuntansi

diajarkan pada perancangan informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh

manajemen dan pemakai lain, perancangan sistem pengolahan informasi

untuk menghasilkan informasi akuntansi, dan perancangan berbagai unsur

12
pengendalian intern yang melekat dalam sistem pengolahan informasi

tersebut. Tentunya dengan penerapan sistem informasi akuntansi yang baik

dan tepat dalam penagihan piutang setidaknya dapat menunjang efektivitas

penagihan piutang. Sistem informasi akuntansi dalam sistem akuntansi

penjualan, sistem akuntansi piutang, dan sistem pengendalian intern yang

erat kaitannya mendorong peneliti untuk mengangkat judul Implementasi

sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitas penagihan piutang.

B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokuskan pada sistem informasi akuntansi penjualan

khususnya penjualan kredit, dan sistem akuntansi piutang. Sejauh mana

sistem informasi akuntansi ini dapat mengefektivitaskan sehingga bisa

menjamin kebijakan dan pengarahan-pengarahan bagi pihak manajemen

serta sebagai alat untuk mengimplementasikan keputusan dengan mengatur

aktivitas perusahaan khususnya bagian penjualan dan untuk dapat mencapai

tujuan utama perusahaan serta upaya perlindungan terhadap seluruh sumber

daya perusahaan dari kemungkinan kerugian yang diakibatkan oleh

kesalahan dan kelalaian pemrosesan data-data penjualan. Penelitian ini

berfokuskan pada sistem informasi akuntansi penjualan serta pengendalian

pada PT Tasti Anugerah Mandiri, diharapkan sistem informasi akuntansi

penjualan telah efektif dalam proses penagihan piutang. Proses dimulai dari

tahap perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan serta tanggung

jawab. Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam konteks serta fokus

13
penelitian ini maka rumuskan masalah dari penelitian ini adalah, “Bagaimana

implementasi sistem informasi akuntansi penjualan terhadap efektivitas

penagihan piutang pada PT Tasti Anugerah Mandiri?”

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan fokus dan rumusan masalah yang diuraikan maka


penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi
pada PT Tasti Anugerah Mandiri sudah sesuai dan efektif dalam penagihan
piutangnya.

D. Manfaat Penelitian

Secara garis besar penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan

serta wawasan bagi para akademik dan juga masyarakat umum

mengenai sistem informasi akuntansi penjualan, sistem akuntansi piutang

merupakan aktifitas di perusahaan yang dapat mengefektivitaskan

penagihan piutang.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna

sebagai sumbangsih pemikiran bagi akademik serta sebagai bahan

pengembangan ilmu sesuai bidang penelitian dan juga menjadi tambahan

14
referensi untuk penelitian sejenis terkait melalui sistem informasi

akuntansi penjualan, sistem akuntansi piutang, hingga menjadikan

sebagai tindakan untuk mengefektivtaskan penagihan piutang.

Diharapakan dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi manajemen, sebagai bahan masukan dalam mengefektifkan

sistem informasi akuntansi penjualan

b. Bagi devisi penjualan, sebagai bahan masukan dalam meningkatkan

pengendalian penjualan

c. Bagi perusahaan lain sebagai bahan evaluasi terhadap sistem

informasi penjualan dan pengendalian piutang.

15
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sebelum melangkah ke pembahasan sistem informasi akuntansi

sebaiknya kita mengenal terlebih dahulu pengertian sistem. Sistem

adalah dua atau lebih komponen yang saling berkaitan yang berinteraksi

untuk mencapai tujuan (Syaiful Bahri, 2016:3). Sementara itu, Mardiasmo

(2016, 4) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola

yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Artinya

sistem merupakan jaringan prosedur. Di sisi lain, Mulyadi (2016: 1)

mengungkapkan bahwa sistem adalah sekelompok unsur yang sangat

erat hubungan satu dengan yang lainnya yang berfungsi bersama-sama

untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa

sistem merupakan suatu bagian yang saling berhubungan berkaitan satu

sama lain dan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan

16
untuk mencapai tujuan tertentu. Lebih jauh Mulyadi (2016: 2) merinci

pengertian mengenai sistem sebagai berikut:

a. Setiap sistem terdiri dari berbagai unsur. Unsur-unsur suatu sistem

terdiri dari berbagai subsistem yang lebih kecil yang terdiri pula dari

kelompok unsur yang membentuk subsistem tersebut

b. Unsur-unsur sistem merupakan bagian terpadu sistem yang

bersangkutan. Unsur-unsur sistem berhubungan erat satu dengan

lainnya sifat serta kerja samanya antar unsur sistem tersebut

mempunyai bentuk tertentu.

c. Unsur sistem tersebut bekerjasama untuk mencapai tujuan sistem.

Setiap sistem mempunyai tujuan tertentu dan bekerjasama satu

dengan yang lainnya dengan proses tertentu untuk mencapai tujuan

tersebut.

d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar.

Sistem informasi merupakan bagian dari akuntansi untuk memberikan

laporan atau informasi yang tepat dan akurat.

Organisasi, badan usaha, dan lain-lain sangat membutuhkan sistem

informasi karena aktivitas perusahaan tergantung dari suatu manajemen

yang unggul dan professional dibutuhkan informasi yang akurat dan tepat

waktu. Definisi sistem informasi adalah mengumpulkan dan memproses

data transaksi dan kemudian menyebarluaskan informasi keuangan

kepada pihak yang berkepentingan (Kieso, et. al, 2018:101). Sedangkan

Anna Marina (2019:32) mengemukakan sistem informasi yaitu:

Jaringan dari seluruh prosedur, formulir-formulir, catatan-catatan, dan


alat-alat yang digunakan untuk mengolah data keuangan menjadi suatu
bentuk laporan yang akan digunakan oleh pihak manajemen dalam
mengendalikan kegiatan usahanya dan selanjutnya digunakan sebagai

17
alat pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi akuntansi
merupakan sub sistem yang suatu kesatuan sistem business process
yang saling terkait satu sama lain.

Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi adalah

sistem yang dapat menghasilkan informasi dengan melakukan kegiatan

mengumpulkan, mencatat, menyimpan, memperoses sampai dengan

menghasilkan laporan data akuntansi yang dapat digunakan untuk

pengguna, sehingga dapat mengambil keputusan baik pengguna internal

maupun eksternal.

Sistem informasi akuntansi adalah organisasi, formulir, catatan, dan

laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan

informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna

memudahkan pengendalian manajemen (Mulyadi, 2016:3). Diartikan dari

ungkapan tersebut secara umum sistem informasi akuntansi sebagai

penyedia sumber-sumber daya seperti manusia dan alat-alat serta

mendesain bentuk informasi keuangan.

2. Fungsi Sistem Informasi Akuntansi

Adapun fungsi yang diperoleh dengan adanya sistem informasi

akuntansi dikemukakan oleh Fakhri Husein (2009:13) yaitu:

Efisiensi dalam meningkatkan proses fisiknya karena pengurangan biaya


operasinya, keakuratan dari data yang berkaitan dengan berbagai entitas
sepeti pelanggan dan supplier, kualitas produk dan jasa yang meningkat,
kualitas perencanaan dan pengawasan yang meningkat.

Dari uraian tersebut dapat diartikan bahwa fungsi sistem informasi

akuntansi adalah mengumpulkan dan memproses data tentang aktivitas

organisasi secara efektif dan efisien, memberikan informasi yang

digunakan untuk mengambil keputusan serta memberikan pengendalian

18
yang memadai untuk menjamin data tentang aktivitas bisnis tersebut

dengan mencatat dan memproses secara teliti dan melindungi data

tersebut serta melindungi harta

3. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Ada 4 tujuan umum dalam penyusunan sistem informasi (Mulyadi,

2016:15) yaitu:

a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru

dalam perusahaan yang baru berjalan sangat dibutuhkan

pengembangan sistem informasi akuntansi. Pada perusahaan jasa,

dagang dan manufaktur sangat memerlukan sistem informasi yang

lengkap agar kegiatan perusahaan berjalan dengan lancar.

b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah

ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur

informasinya. Hal ini disebabkan oleh perkembangan usaha

perusahaan, sehingga dengan sendirinya menuntut sistem akuntansi

untuk bisa menghasilkan laporan dengan mutu informasi yang lebih

baik dan tepat dalam penyampaiannya, dengan struktur informasi

yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan perusahaan.

c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,

yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reability) informasi

akuntansi dan menyediakan catatan lengkap mengenai

pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. Dalam

hal pengembangan sistem akuntansi selalu digunakan untuk

memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan perusahaan, sehingga

19
pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi

dapat dilaksanakan dengan baik.

d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan

akuntansi. Dalam hal ini informasi dapat dijadikan sebagai barang

ekonomi yang mempunyai banyak manfaat, karena untuk

memperoleh informasi keuangan diperhitungkan lebih besar dari

manfaatnya, maka sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali

untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyedia informasi

tersebut.

4. Sistem Informasi Akuntansi Penjualan

Aktivitas utama perusahaan adalah penjualan yang merupakan

salah satu fungsi yang cukup penting dalam suatu perusahaan karena

penjualan merupakan sumber utama pendapatan atau penerimaan

perusahaan. Dalam hal ini peneliti lebih menekankan pada sistem

penjualan. Aktivitas penjualan merupakan sumber pendapatan

perusahaan. Kurang dikelolanya aktivitas penjualan dengan baik secara

langsung akan merugikan perusahaan. Selain sasaran penjualan tidak

tercapai juga pendapatan akan berkurang.

Penjualan adalah aktivitas atau bisnis menjual produk atau jasa.

Dalam proses penjualan, penjual atau penyedia barang dan jasa dapat

menyalurkan produknya ke konsumen melalui berbagai metode, seperti

penjualan langsung maupun melalui agen penjualan sebagaimana

diungkapkan (Nurul Mubarok dan Eriza Yolanda maldina 2017).

20
Sependapat yang diuaraikan diatas Mulyadi (2016:160) menyatakan

penjualan merupakan:

Kegiatan yang dilakukan oleh penjual dalam menjual barang dan jasa
dengan impian akan mendapatkan laba dari terdapatnya transaksi-
transaksi tersebut dan penjualan biasa diartikan sebagai mengalihkan
atau memindahkan hak kepemilikan atas barang dan jasa dari pihak
penjual ke pembeli.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

penjualan merupakan penyerahan barang kepada pembeli yang

dilakukan oleh perusahaan dalam menjual barang dan jasa guna

mendapatkan laba. Terdapat jenis-jenis penjualan yang dikenal oleh

masyarakat yang diungkapkan oleh Mulyadi (2016) yaitu:

a) Trade selling, dapat terjadi bilamana produsen dan pedagang besar

mempersilahkan pengecer untuk berusaha meperbaiki distribusi

produk-produk mereka.

b) Missionary selling, adalah usaha untuk meningkatkan penjualan

dengan memborong pembeli untuk membeli barang-barang dari

penyalur perusahaan.

c) Technical selling, usaha untuk meningkatkan penjualan dengan

memberikan saran dan nasehat kepada pembeli akhir dari barang dan

jasa yang dijual.

d) New bisiness selling, usaha untuk membuka transaksi baru dengan

mengubah calon pembeli menjadi pembeli. Jenis penjualan ini sering

digunakan oleh perusahaan asuransi

21
e) Responsive selling, setiap tenaga penjual diharapkan dapat

memberikan reaksi terhadap permintaan pembeli.

Bila dilihat dari jenis transaksi penjualan, Azhar Susanto (2013) membagi

ke dalam:

a) Penjualan secara tunai yaitu penjualan yang bersifat “cash and carry”

pada secara kontan. Penjualan kurang dari satu bulan dapat

dikatakan sebagai penjualan tunai

b) Penjualan secara kredit yaitu penjualan dan tenggang waktu rata-rata

di atas satu bulan.

c) Penjualan secara tender, yaitu penjualan yang dilaksanakan melalui

prosedur tender untuk memenuhi permintaan pihak pembeli yang

membuka tender tersebut.

d) Penjualan ekspor yaitu penjualan yang dilaksanakan dengan pihak

pembeli dari luar negeri.

e) Penjualan konsinyasi yaitu menjual barang dengan menitipkan barang

kepada pihak lain sebagai penjual.

f) Penjual melalui grosir yaitu penjualan yang tidak langsung kepada

pembeli tetapi melalui pedagang perantara. Grosir berfungsi sebagai

perantara antara pabrik atau importer dengan pedagang atau toko

eceran.

Setiap perusahaan pasti memiliki piutang, tetapi jumlah dan

bentuk penagihan dan pengendaliannya belum tentu sama antara satu

perusahaan dengan perusahaan lainnya. Perlu diketahui piutang timbul

22
akibat dari transaksi penjualan secara kredit dimana berfungsi untuk

meningkat volume penjualan, transaksi atau penjualan secara kredit

berguna untuk menciptakan kepercayaan, hubungan baik, dan

berkesinambungan pada masa yang akan datang.

Sistem penjualan kredit dilaksanakan oleh perusahaan dengan

cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli

untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada

pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap

penjualan kredit yang pertama kali kepada seorang pembeli harus

didahului dengan analisis terhadap kelayakan pemberian kredit kepada

pembeli tersebut. Dalam penjualan kredit dikenal fungsi yang terkait,

Mulyadi (2016: 167) yaitu:

a) Fungsi Penjualan. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini

bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli,

mengedit order dari pelanggan untuk menambahkan informasi yang

belum ada pada surat order (spesifikasi barang dan rute pengiriman),

meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman. Fungsi ini

bertanggung jawab untuk membuat “back order” pada saat diketahui

jumlah persediaan tidak cukup untuk memenuhi order dari pelanggan.

b) Fungsi Kredit. Fungsi ini berada di bawah fungsi keuangan yang

dalam transaksi penjualan kredit kepada pelanggan.

c) Fungsi Gudang. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini

bertanggungjawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang

23
yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi

pengiriman

d) Fungsi Pengiriman. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini

bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order

pengiriman yang diterimanya dari fungsi penjualan. Fungsi ini

bertanggung jawab untuk menjamin bahwa tidak ada barang yang

keluar dari perusahaan tanpa ada otorisasi dari yang berwenang.

Otorisasi ini dapat berupa order pemngiriman yang telah ditanda

tangani oleh fungsi penjualan, memo debit yang ditanda tangani oleh

fungsi pembelian untuk barang yang kiriman kembali, surat perintah

kerja dari fungsi produksi mengenai penjualan/pembuangan aktiva

tetap yang sudah tidak dipakai lagi.

e) Fungsi Penagihan. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini

bertanggung jawab untuk mencatat dan mengirimkan faktur penjualan

kepada pelanggan, serta menyediakan copy faktur bagi kepentingan

pencatatan transaksi penjualan oleh fungsi akuntansi.

f) Fungsi Akuntansi. Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini

bertanggug jawab untuk mencatat piutang timbul dari transaksi

penjulan kredit dan membuat serta mengirimkan pernyataan kepada

debitur, serta membuat laporan penjualan. Disamping itu juga

bertanggung jawab untuk mencatat harga pokok penjualan yang dijual

ke dalam kartu peresediaan.

24
Surat order pengiriman merupakan dokumen pokok untuk

memproses penjualan kredit kepada pelanggan. Berbagai tembusan surat

order pengiriman terdiri dari:

a) Surat Order Penjualan

Dokumen ini merupakan lembar pertama order pengiriman yang

memberikan otorisasi kepada fungsi pengiriman untuk mengirimkan

jenis barang dengan jumlah dan spesifikasi yang tertera diatas

dokumen tersebut.

b) Faktur Penjualan Kredit

Dokumen yang digunakan untuk merekam transaksi penjualan kredit.

faktur penjualan kredit merupakan dasar untuk mencatat timbulnya

piutang dan pembuatan surat tagihan yang secara periodik dibuat

oleh fungsi penagihan dan dikirimkan kepada pelanggan.

c) Rekapitulasi harga pokok penjualan

Dokumen pendukung ini digunakan untuk menghitung total harga

pokok produk yang dijual selama priode akuntansi tertentu.

d) Bukti memorial

Dokumen ini merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan ke

dalam jurnal umum.

5. Sistem Akuntansi Piutang

25
Piutang mencakup seluruh uang yang diklaim terhadap entitas

lain, termasuk perorangan, perusahaan, dan organisasi lain yang

diungkapkan oleh Warren et al, (2017:440). Sementara itu Kieso, et al.

(2018:423) menambahkan bahwa:

Piutang merupakan aset keuangan dan juga merupakan instrument


keuangan dan sering juga disebut sebagai pinjaman dan piutang adalah
klaim yang diajukan terhadap pelanggan dan lain-lain atas uang, barang,
atau jasa.

Sementara Weygandt, Kimel, & Kieso, (2018: 423) berpendapat piutang

dagang yaitu:.

Jumlah tagihan yang harus dibayar oleh pelanggan kepada perusahaan.


Jumlah tagihan dihasilkan dari penjualan barang dan jasa. Perusahaan
pada umumnya berharap menagih piutang dalam kurun waktu 20 hingga
60 hari kerja.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa piutang dan piutang dagang adalah

segala bentuk pemindahan kepemilikan suatu barang jasa maupun

peminjaman uang dengan pembayaran secara kredit atau berangsur-

angsur yang akan dibayar oleh pihak yang berutang kepada pemberi

utang akibat dari peristiwa masa lalu dalam jangka waktu yang telah

disepakati. Sementara itu, Warren et all (2017:440) menggolongkan

piutang menjadi tiga bagian yaitu:

a. Piutang Usaha

Piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat ditagih dalam

waktu dekat, misalnya 30 atau 60 hari. Piutang ini digolongkan

sebagai aset lancar di laporan posisi keuangan.

b. Wesel Tagih

26
Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan dalam

bentuk tertulis yang formal. Selama diharapkan dapat ditagih dalam

waktu setahun, wesel tagih biasanya digolongkan sebagai aset lancar

di laporan posisi keuangan.

c. Piutang lainnya

Piutang lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak dan piutang

karyawan atau pekerja. Piutang lainnya biasanya dikelompokkan

secara terpisah di laporan posisi keuangan. Jika piutang tersebut

diharapkan akan ditagih dalam waktu satu tahun, maka digolongkan

sebagai aset lancar.

Pengertian penagihan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

penagihan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan menagih permintaan

(peringatan dsb), supaya membayar utang. Misalnya apabila terjadi

penjualan kredit maka akan terjadi piutang usaha maka harus dilakukan

yaitu penagihan piutang terhadap debitur. Penagihan pada dasarnya

bertujuan untuk memaksimalkan penagihan piutang dan meminimalkan

kerugian akibat pemberian kredit. Apabila telah diberikan kredit, yang

harus dilakukan setiap usaha untuk memperoleh pembayaran yang

sesuai dengan syarat penjualan dalam waktu yang wajar. Penagihan

sebaiknya dilakukan oleh petugas yang khusus ditunjuk untuk melakukan

penagihan piutang, yang disebut dengan kolektor. Penagihan yang dapat

mempercepat penagihan itu sendiri (Antina Trisna Dewi, 2017:20)

Untuk mengurangi dan menghindari risiko piutang macet yang

terjadi dimasa depan perusahaan membutuhkan prosedur-prosedur yang

telah ditentukan oleh perusahaan untuk mepercepat proses penagihan

27
piutang. Prosedur penagihan piutang yang diungkapkan oleh Mulyadi

(2016):

a. Melalui Penagihan Perusahaan.

(1) Bagian piutang memberikan daftar piutang yang sudah saaatnya

ditagihkan kepada bagian penagihan.

(2) Bagian peagihan mengirimkan penagih, yang merupakan

karyawan perusahaan untuk melakukan penagihan kepada

debitur.

(3) Bagian penagihan pemerima cek atas nama dan surat

pemberitahuan dari debitur.

(4) Bagian penagihan menerima cek kepada bagiab kasa.

(5) Bagian penagihan menyerahkan surat pemberitahuan kepada

bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang.

(6) Bagian kasa mengirimkan kwitansi sebagai tanda penerimaan kas

kepada debitur.

(7) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas nama

tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang.

(8) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut ke bank

debitur.

b. Melalui Pos

(a) Bagian penagihan mengirimkan faktur penjualan kredit kepada

debitur pada saat transaksi penjualan kredit terjadi.

(b) Debitur mengirimkan cek atas nama yang dilampiri surat

pemberitahun melalui pos.

28
(c) Bagian sekretariat menerima cek atas nama dan surat

pemberitaun dari debitur.

(d) Bagian secretariat menyerahkan cek kepada bagia kasa.

(e) Bagian secretariat menyerahkan surat pemberitahuan kepada

bagian piutang untuk kepentingan posting kedalam kartu piutang

(f) Bagian kasa mengirimkan kwitansi kepada debitur sebagai tanda

diterimanya pembayaran dari debitur

(g) Bagian kasa menyetorkan cek ke bank, setelah cek atas cek

tersebut dilakukan endorsement oleh pejabat yang berwenang

(h) Bank perusahaan melakukan clearing atas cek tersebut e bank

debitur

Diantara berbagai cara penagihan piutang tersebut, penerimaan

kas dari piutang seharusnya mewajibkan debitur melakukan pembayaran

dengan menggunakan cek atas nama, yang secara jelas mencantumkan

nama perusahaan yang berhak menerima pembayaran diatas cek.

Dengan cek atas nama ini, perusahaan akan terjamin menerima kas

debitur, sehingga kecil kemungkinan orang yang tidak berhak dapat

menggunakan cek yang diterima dari debitur untuk kepentingan

pribadinya.

Dokumen yang digunakan dalam penagihan piutang menurut Mulyadi

(2016) yaitu:

1) Surat pemberitahuan

Dokumen ini dibuat debitur untuk memberitahukan pembayaran yang

telah dilakukannya

2) Daftar surat pemberitahuan

29
Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas

yang dibuat oleh secretariat atau fungsi penagihan

3) Bukti setor bank

Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas

yang diterima dari piutang ke bank

4) Kuitansi dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat

oleh perusahaan bagi para debitur yang telah membayarkan utang

mereka.

6. Efektivitas Penagihan Piutang

Setelah terjadi piutang usaha maka harus dilakukan yaitu

penagihan piutang terhadap debitur, penagihan pada dasarnya bertujuan

untuk memaksimalkan penagihan piutang dan meminimalkan kerugian

akibat pemberian kredit. Apabila telah diberikan kredit, yang harus

dilakukan setiap usaha untuk memperoleh pembayaran yang sesuai

dengan syarat penjualan dalam waktu yang wajar. Penagihan sebaiknya

dilakukan oleh petugas yang khusus ditunjuk untuk melakukan penagihan

piutang yang disebut dengan kolektor. Penagihan yang dapat

mempercepat penagihan itu sendiri sebagaimana diungkapakan oleh

Antina Trisna Dewi (2017:20)

Efektivitas sangat berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai atau

kemampuan suatu organisasi dalam memperoleh dan memanfaatkan

sumber daya yang ada sebaik mungkin dalam usahanya mencapai tujuan

organisasi. Suatu unit dapat dikatakan efektif bila konstribusi yang

dihasilkan semakin besar terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut.

30
Efektivitas cenderung pada pencapaian suatu hasil yang berkaitan

dengan keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuanya, atau

suatu hubungan antara hail yang diperoleh dengan tujuan yang ingin

dicapai suatu organisasi.

Penagihan piutang merupakan proses mengubah kembali piutang

usaha yang ditimbulkan karena penjualan barang atau jasa menjadi uang

tunai. Realisasi pengumpulan piutang usaha, dapat diukur berdasarkan

rasio aktivitas yang mengukur seberapa jauh keefektifan perusahaan

dalam menggunakan sumber-sumber dana yang ada dalam perusahaan

yang diungkapkan oleh Antina Trisna Dewi (2017:24)

Adapun prosedur penagihan piutang yang efektif menurut Agus dan

Indriyo (2002:83) sebagai berikut:

a). Bagian piutang yang telah menyususn daftar piutang yang jatuh

tempo akan diserahkan kepada penagih beserta kuitansi penjualan

asli

b). Penagih langsung mendatangi pelanggan ke alamat masing-masing

dan menagih piutang.

c). Uang hasil penagihan yang telah diperoleh akan diserahkan kepada

bagian kasir beserta daftar tagihannya.

d). Kasir menghitung uang tagihan dan apabila sudah cocok dengan

daftar tagihan maka daftar tagihan tersebut akan diberikan cap atau

bukti bahwa uang tersebut sudah diterima oleh kasir. Dan daftar

tagihan tersebut diserahkan kembali kepada penagih.

31
e). Selanjutnya penagih akan menyerahkan daftar tagihan ke bagian

piutang dan akuntansi, sehingga akan dicatat ke buku kasir dan buku

besar.

Ditambahkan oleh Beni (2016:69) secara komprehensif menyatakan

bahwa efektivitas adalah hubungan antara output dan tujuan atau dapat juga

dikatakan merupakan ukuran seberapa jauh tingkat output. Kebijakan dan

prosedur dari organisasi. Efektivitas juga berhubungan dengan derajat

keberhasilan suatu operasi pada sektor publik sehingga suatu kegiatan

dikatakan efektif jika kegiatan tersebut mempunyai pengaruh besar terhadap

kemampuan menyediakan pelayanan masyarakat yang merupakan sasaran

yang telah ditentukan.

Sejalan dengan pengertian di atas Mardiasmo (2017: 134)

mengemukakan efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya pencapaian

tujuan suatu organisasi untuk mencapai tujuanya. Apabila suatu organisasi

mencapai tujuan maka organisasi tersebut telah berjalan efektif. Indikator

efektivitas menggambarkan jangkauan akibat dampak (outcome) dari

keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program. Semakin besar

kontribusi output yang dihasilkan terhadap pencapaian tujuan atau sasaran

yang ditentukan, maka semakin efektif proses kerja suatu unit organisasi.

Berdasarkan pendapat efektivitas tersebut peneliti dapat mengambil

kesimpulan bahwa efektivitas merupakan hubungan antara keluaran dengan

tujuan dan sasaran yang harus dicapai. Dikatakan efektif apabila proses

kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir.

32
B. Tinjauan Empirik

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama
No Penulis Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 Arya 2016 Analisis efektivitas Hasil penelitian ini
Paratama sistem pengendalian menunjukkan bahwa sistem
Dera dan internal piutang dan pengendalian internal
Jessy kerugian piutang tak piutang perusahaan telah
tertagih pada PT Surya efektif, hal ini terlihat dari
Wewenang Indah diterapkanya unsur-unsur
Manado pengendalian internal
piutang yang layak dan
memadai ditunjang dengan
kebijakan dalam prosedur
pemberian kredit yang baik.
2 Anny 2014 Analisis pengendalian Hasil dalam penelitian ini
Widiasmara intern piutang usaha secara keseluruhan,
untuk meminimalkan prosedur pengendalian
piutang tak tertagih intern terhadap piutang
(bad debit) pada PT usaha pada PT.WOM
Wahana Ottomitra Finance, Tbk cabang
Multiartha, tbk Cabang medium berjalan cukup
madiun efektif total piutangtak
tertagih tahun 2013 sebesar
3.58% piutang yang dapat
ditagih selama periode
2013 sebesar 96.42%.
3 Agustina 2013 Analisis penegendalian Hasil penelitian menunjukka
Walahe piutang untuk jangka waktu penagihan
meningkatkan sudah baik karena semakin
efektivitas penagihan pendek jangka waktu
piutang pada PDAM penagihan sampai pada
Kota Gorontalo tahun 2011 dan tingkat
efektifitas penagihan juga
sudah baik pula karena
sudah mendapat kategori
baik sekali, akan tetapi
terjadi penurunan tingkat
efektivitas penagihan pada
tahun 2011.
4 Hiliyana dan 2013 Analisis pengendalian Hasil dari pencapaian
Rizal piutang dagang dalam penelitian ini ialah
terhadap efektivitas menunjukkan bahwa
arus kas pada CV pengendalian piutang yang
Union Motor dilakukan perusahaan
susah cukup baik.

33
Adanya penelitian terdahulu yang telah dibahas sebelum penelitian ini

dilakuan, penelitian-penelitian yang pembahasanya menguraikan satu topik dan

permasalahan yang sama, namun disajikan secara berbeda. Penelitian yang

menjadi acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Arya,Jullie, dan Jessy (2016)

Penulis melakukan penelitian tentang Analisis Efektivitas Sistem

Pengendalian Internal Piutang dan Kerugian Piutang Tak Tertagih pada

perusahaan PT Surya Wenang Indah Manado. Tujuan dari penelitian ini

adalah menganalisis efektivitas sistem pengendalian internal piutang pada

PT Surya Wenang Indah dan mengetahui perlakuan atas kerugian piutang

tak tertagih pada perusahaan. Lokasi yang dilakukan peneliti PT Wenag

Indah Manado. Metode yang digunakan adalah deskriptif.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian internal

piutang perusahaan telah efektif, hal ini terlihat dari diterapkanya unsur-unsur

pengendalian internal piutang yang layak dan memadai ditunjang dengan

kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang baik. Perusahaan

menggunakan metode penghapusan langsung dalam hal penentuan kerugian

piutangnya. Metode penghapusan langsungdalam hal penentuan kerugian

piutangnya. Metode penghapusan langsung dalam hal penentuan kerugian

piutangnya. Metode pengahpusan langsung mencatat piutang yang benar-

benar tidak tertagih sebagai kerugian piutang. Manajemen perusahaan

metode cadangan analisis umur piutang agar lebih efektif dalam kerugian

piutang tak tertagih

34
2. Anny (2014)

Penulis melakukan penelitian tentang Analisis Penegndalian Intern

Piutang Usaha untuk Meminimalkan Piutang tak Tertagih (BAD DEBT) pada

PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madium. Tujuan dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengendalian intern piutang usaha

untuk meminimalkan piutang tak tertagih (bad debt). Pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pnedekatan kualitatif. Penelitian ini,

peneliti melakukan analisis pengendalian intern piutang usaha

denganmelakukan analisis terhadap rasio Receivable Turn over, Avarage

Collection Period, Aging Of Account Recevable.

Hasil dalam penelitian ini secara keseluruhan. Prosedur pengendalian

intern terhadap piutang usaha pada PT WOM Finance, Tbk cabang Madium

berjalan cukup efektif total piutang tak tertagih tahun 2013 sebesar 3,58%,

piutang yang dapat ditagih selama periode 2013 sebesar 96,42%.

Menunjukkan bahwa dengan dilakukanya pengendalian inter terhadap

piutang usaha, kualitas booking AR dan kualitas penagihan mengalami

perbaikan terus menerus sehingga dapat meminimalkan piutang tak

tertagihnya dan berhasil membubukan profit sesuai dengan tujuan yang

ditetapkan oleh perusahaan.

3. Agustina (2013)

Penulis melakukan penelitian tentang Analisis Pengendalian Piutang

Untuk Meningkatkan Efektivitas penagihan piuutang pada PDAM Kota

Gorontalo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat

pengendalian piutang untuk meningkatkan efektivitas penagihan piutang

35
pada PDAM Kota Gorontalo. Lokasi yang dilakukan peneliti di PDAM Kota

Gorontalo. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari

laporan keuangan PDAM Kota Gorontalo. Metode analisis data yang

digunakan menggunakan dua analisis yaitu analisis jangka waktu penagihan

piutang dan analisis efektivitas penagihan piutang.

Hasil dari penelitian menunjukkan jangka waktu penagihan sudah baik

karena semakin pendek jangka waktu penagihan sampai pada tahun 2011

dan tingkat efektivitas penagihan juga sudah baik pula karena sudah

mendapat kategori baik sekali. Akan tetapi terjadi penurunan tingkat

efektivitas penagihan pada tahun 2011. Hal ini mengharuskan perusahaan

melakukan pengendalian-pengendalian yang lebih baik guna tetap

mempertahankan dan meningkatkan efektivitas penagihan terhadap piutang.

4. Hiliyana dan Rizal (2013)

Penulis melakukan penelitian tentang Analisis Penegndalian Piutang

Dagang Terhadap Efektivitas Arus Kas pada CV Union Motor. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui cara pengendalian

piutang dagang terhadap efektivitas arus kas pada CV Union Motor. Lokasi

yang dilakukan peneliti di CV Ubion Motor. Metode yang digunakan dasta

primer dan sekunder.

Hasil yang dapat dicapai dalam penelitian ini menunjukkan pengendalian

piutang yang dilakukan perusahaan sudah cukup bauk. Meskipun masih ada

kelemahan perusahaan yaitu tidak semua konsumen yang mempunyai

piutang memiliki surat pernyataan pembayaran dan tidak dikenakannya

36
denda. Perusahaan juga memiliki kas yang efektif, ini dapat terlihat dengan

hasil cash conversion cycle yang positif yaitu 10.0071. kesimpulanya bahwa

pengendalian piutang dagang berperan penting terhadap efektivitas arus kas

pada perusahaan.

C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1. Bagan Kerangka Pikir PT Tasti Anugerah Mandiri

PT TASTI ANUGERAH MANDIRI

Sistem Informasi Akuntansi


Penjualan

Efektivitas

Penagihan Piutang

Sistem informasi akuntansi penjulan memiliki hubungan yang sangat

erat dengan efektivitas penagihan piutang. Sistem informasi akuntansi

merupakan kerangka kerja yang harus dikoordinasikan dengan baik antara

sumber daya yang dimiliki perusahaan. Untuk menunjang efeketivitas penagihan

37
piutang maka perusahaan harus menerapkan suatu sistem dan prosedur

penjualan yang handal. Sistem informasi akuntansi penjulan dibuat dengan

tujuan untuk mengontrol atau mengendalikan aktivitas penjualan. Hal ini perlu

karena penjulan dapat mengakibatkan kesalahan pada sistem atau tingkat

kecurangan yang disengaja akibat kesalahan sistem itu sendiri. Hubungan antara

sistem informasi akuntansi penjualan dalam rangka penagihan piutang, ada

hubungan yang saling menunjang antara sistem informasi penjualan dengan

penagihan piutang.

Dapat dikatakan kedua alat tersebut harus berjalan Bersama-sama

dalam satu perusahaan. Sistem informasi akuntansi yang berlaku berisi berbagai

metode dan prosedur. Dengan demikian, sitem informasi akuntansi penjualan

akan tercapai apabila efektivitas penagihan piutang dilaksanakan dengan baik

dan mencapai sasaran, mulai dari prosedur pemesanan penjulan sampai dengan

diterimanya uang yang kemudian disusun didalam laporan keuangan dan

laporan managemen.

38
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku,

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah

(Moleong, 2007:6). Penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi,

tetapi menggunakan “social situation” atau situasi social yang terdiri atas tiga

elemen yaitu: tempat, pelaku, dan aktivitas yang berinteraksi secara sinergis

(Sugiyono, 2006:207”).

Pendekatan kualitatif ini diambil karena dalam penelitian ini sasaran

atau objek penelitian dibatasi agar data-data yang diambil dapat digali

sebanyak mungkin serta agar dalam penelitian ini tidak dimungkinkan adanya

pelebaran objek penelitian. Penelitian dilakukan langsung di lapangan,

rumusan masalah juga ditemukan di lapangan, kemungkinan data berubah-

ubah sesuai data yang ada di lapangan, sehingga akan ditemukan sebuah

teori baru di tengah lapangan. Penelitian ini bertolak dari cara berpikir

induktif, kemudian berpikir secara deduktif, penelitian ini menganggap data

adalah inspiratif teori.

39
Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan,

wawancara, atau penelahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena

beberapa pertimbangan. Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih

mudah apabila berhadapan dengan kenyataan jamak. Kedua, metode ini

menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan

responden. Ketiga. Metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri

dengan banyak penajaman pengaruh Bersama terhadap pola-pola nilai yang

dihadapi (Moleong, 2007:10). Penelitian kualitatif, peneliti melakukan

penelitian dalam skala kecil, kelompok yang memiliki kekhususan,

keunggulan, inovasi, atau bisa juga bermasalah. Kelompok yang diteliti

merupakan satuan social budaya yang bersifat alamiah dan saling

berinteraksi secara individual ataupun kelompok (Sukmadinata, 2009:99).

Dari teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa peneliti

deskriptif kualitatif menggunakan langkah-langkah peneliti dari pengamatan

fenomena yang dapat dijelaskan secara secara terperinci dan ilmiah.

Pengematan ilmiah yang dimaksudkan adalah pengamatan yang dimulai dari

hal-hal terkecil/ sempit ke hal-hal lebih besar/luas atau dengan kata lain

penelitian ini dari bentuk induktif ke bentuk deduktif.

B. Kehadiran Penelitian

Peneliti secara aktif berinteraksi secara langsung dengan objek

peneliti. Hal ini bertujuan untuk memotret dan melaporkan secara mendalam

agar data yang diperoleh lebih lengkap. Peneliti dapat menggunakan cara

40
pengamatan langsung kepada objek penelitian dengan tujuan untuk menggali

informasi sebanyak-banyaknya agar dalam pelaporan nanti dapat

dideskripikan secara jelas. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif

cukup rumit. Sekaligus merupakan perencanaan, pelaksanaan pengumpulan

data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil

penelitiannya, pengertian instrumen atau alat di sini tepat karena akan

menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian (Moleong, 2007:168)

Dalam penelitian kualitatif, bentuk semua teknik pengumpulan data

dan kualitas pelaksanaan, serta hasilnya sangat tergantung pada penelitinya

sebagai alat pengumpulan data utamanya. Oleh karena itu, sikap kritis dan

terbuka sangat penting, dan teknik pengumpulan data yang digunakan selalu

yang bersifat terbuka dengan kelenturan yang luas, seperti misalnya teknik

wawancara mendalam, observasi berperan, dan bila diperlukan data awal

yang bersifat umum, bisa juga menggunakan kuesioner terbuka (Sutopo,

2006 :45).

Penelitian ini sebagai subjek penelitiannya adalah peneliti yang

berperan sebagai alat dan subjek penelitian. Peneliti berperan untuk

mengumpulkan dan mengolah data yang selanjutnya data-data yang

dikumpulkan dibuat laporan. Hal ini peneliti lakukan agar perolehan data dan

informasi lebih valid atau validitas pengumpulan data dan infromasi lebih

akurat. Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan

terhitung dari bulan Juni 2021sampai dengan Juli 2021.

41
C. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada PT Tasti Anugerah

Mandiri Cabang Makassar yang beralamat dijalan Urip Sumoharjo No.227,

Sinrijala, Kec. Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan 9014. Waktu

pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan dalam waktu bulan terhitung dari

bulan Juni 2021 sampai dengan Juli 2021.

D. Sumber Data

1. Data

Data dalam penelitian kualitatif bukan berupa angka, tetapi deskripsi

naratif, kalaupun ada angka, angka tersebut dalam hubungan suatu

deskripsi. Dalam pengolahan data kualitatif tidak ada penjumlahan data,

sehingga mengarah kepada generalisasi (Sukmadinata, 2009:284).

Data berdasarkan cara memperolehnya dibedakan menjadi dua, yaitu

data primer dan data sekunder :

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data

kepada pengumpul data Sugiyono (2016:225). Data primer

merupakan data yang sangat penting dan yang paling berpengaruh

pada penelitian. Data primer merupakan data yang diperoleh dari

subyek yang langsung atau bahkan mengalami kasus yang diteliti

secara langsung dari perusahaan PT Tasti Anugerah Mandiri atau

data yang terjadi dilapangan yang diperoleh dari Teknik wawancara

b. Data Sekunder

42
Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Data sekunder ini

biasanya berupa dikumen-dokumen yang diperlukan data yang sudah

ada atau disusun oleh pihak perusahaan, berupa sejarah

perkembangan perusahaan, deskripsi jabatan. Struktur organisasi dan

posisi piutang penjualan sparepart dari tahun sebelumnya ke tahun

selanjutnya sebagaimana diungkapkan oleh Sugiyono (2016:225)

2. Sumber data

Dalam penelitian kualitatif, jenis sumber data yang berupa manusia

dalam penelitian pada umumnya sebagai responden (respondent). Posisi

sumber data yang berupa manusia (narasumber) sangat penting peranya

sebagai individu yang memiliki informasinya. Peneliti dan narasumber

bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi

ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia

miliki (Sutopo, 2006:57-58).

Lofland dan Lofland dalam Moleong (2006:47) sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya

adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Kata -kata dan

tindakan orang-orang yang diamatia atau diwawancarai merupakan

sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis

atau melalui perekaman video/audio tapes, pengambilan foto, atau film

(Moleong, 2007:157).

Peneliti bekerja menyesuiakan bidang kajian yang menjadi objek

penelitianya, peneliti bekerja dengan cara mengumpulkan data dari

induktif secara kumulatifyang nantinya dibuat laporan yang lebih lengkap.

43
Pelaporan dibuat dengan mengelompokkan data-data yang sejenis dan

diberi kode tersendiri. Data-data yang dikumpulkan dengan cara interview

(wawancara), observasi (pengamatan), dan dokumentasi (pengumpulan

bukti, pemilihan, pengolahan, dan penyimpanan informasi).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam

penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Penelitian merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode

pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi, hal ini dikemukakan

oleh Sugiyono (2016:224)

1. Wawancara

Esterberg menyatakan dalam buku Sugiyono (2016:232)

Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi

dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna suatu

topik tertentu dalam teknik ini peneliti melakukan wawancara secara

langsung dengan pihak-pihak yang terkait, seperti para rekan sesama

karyawan dan staf perusahaan yang berhubungan dengan penagihan

piutang yakni bagian administrasi dan sales.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu dan

tersaji dalam bentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari

44
sesorang. Dokumen membuat hasil dari wawancara atau observasi akan

lebih dipercaya atau kredibel Sugiyono (2016:240).

Dalam teknik ini penulis pengumpulkan data yang diperoleh dari

catatan-catatan yang dimiliki oleh PT Tasti Anugerah Mandiri yang telah

terdekomentasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang

dokumen, catatan, prosedur, dan penagihan piutang.

3. Observasi

Sugiyono (2017:203) mengemukakan bahwa obeservasi adalah

Teknik pengumpulan data untuk mengamati perilaku manusia, proses

kerja, dan gejala-gejala alam, dan responden. Dalam penelitian ini peneliti

melakukan pengamatan langsung untuk menemukan fakta-fakta di

PT Tasti Anugerah Mandiri.

F. Analisis Data

Penelitian ini mengungkapkan analisis data deskriptif kulaitatif.

Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah

atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga bersifat

mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentag

keadaan sebenarnya dari objek diteliti. Peneliti membandingakan antara

target dan sesuatu yang hendak dicapai dan realisasinya atau suatu yang

telah terjadi berdasarkan kenyataan yang ada. Berdasarkan metode

peneltian, maka peneliti menguraikan analisis data dengan cara sebagai

berikut:

45
1. Memeriksa sistem informasi akuntansi penjualan PT Tasti Anugerah

Mandiri

2. Menganalisis sistem informasi akuntansi penjulan PT Tasti Anugerah

Mandiri apakah penerapanya telah sesuai dengan teori-teori yang

berlaku.

3. Memeriksa penagihan piutang pada PT Tasti Anugerah Mandiri

4. Menganalisis penagihan piutang pada PT Tasti Anugerah Mandiri apakah

dalam penerapanya telah sesuai dengan teori-teori yang berlaku.

5. Peneliti membandingakn antara sistem informasi akuntansi apakah

sesuai dengan keefektivitasan penagihan piutang pada PT Tasti

Anugerah Mandiri.

G. Pengecekan Validitas Temuan

Pemeriksaaan terhadap pengecekan validitas temuan data pada

dasarnya, selain dugunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan

kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan

sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian

kualitatif (Moleong, 2007:320)

Pengecekan validitas temuan data dilakukan untuk membuktikan

apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah

sekaligus untuk menguji data yang diperoleh. Uji pengecekan validitas

temuan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability,

dan confirmability (Sugiyono, 2007:270)

46
Agar dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai

ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang

dapat dilaksanakan.

1. Credibility

Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil

penelitian yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan

tidak meragukan sebagai sebuah karya ilmiah dilakukan.

a) Perpanjangan pengamatan

Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/

kepercayaan data. Dengan perpanjangan pengamatan berarti peneliti

kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, wawancara lagi

dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih

baru. Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti

dengan sumber akan semakin terjalin, semakin akrab, semakin

terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga informasi yang

diperoleh semakin banyak dan lengkap.

b) Meningkatkan kecermatan dalam penelitian

Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan

maka kepastian data dan urutan kronologis peristiwa dapat dicatat

atau direkam dengan baik, sistematis. Meningkatkan kecermatan

erupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan apakah

data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar

atau belum. Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat

dilakukan dengan cara membaca berbagai referensi, buku, hasil

penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan

47
membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara

demikian, maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat

laporan yang apada akhirnya laporan yang dibuat akan semakin

berkualitas.

c) Trigulassi

William Wiersma (1986) mengatakan trigulasi dalam pengujian

kreabilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat trigulasi

sumber, trigulasi teknik pengumpulan data,dan waktu

(Sugiyono,2007:273).

(1) Trigulasi Sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang

diperoleh dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member check)

dengan tiga sumber data (Sugiyono,2007:274).

(2) Trigulasi Teknik

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek

data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya untuk mengecek data bisa melalui wawancara,

observasi, dokumentasi. Bila dengan teknik pengujian kredibilitas

data tersebut menghasilakn data yang berbeda, maka

penelitimelakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber yang

bersangkutan untuk memastikan data mana yang dianggap benar

(Sugiyono,2007:274)

48
(3) Trigulasi Waktu

Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari

pada saat narasumber masih segar, akan memberikan data lebih

valid sehingga lebih kredibel. Selanjutnya dapat dilakukan dengan

pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam

waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji menghasilkan data

yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga

sampai ditemukan kepastian datanya (Sugiyono,2007:274)

d) Analisis Kasus Negatif

Melakukan analisis kasus negatif berarti peneliti mencari data

yang berbeda atau bahkan bertentangan dengan data yang telah

ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau

bertentangan dengan temuan, berarti masih mendapatkan data-

data yang bertentangan dengan data yang ditemukan, maka

peneliti mungkin akan mengubah temuannya (Sugiyono,

2007:275).

e) Menggunakan Bahan Referensi

Bahan referensi yang dimaksud adalah pendukung untuk

membuktikan data telah ditemukan oleh peneliti. Dalam laporan

penelitian, sebaiknya data-data yang ditemukan perlu dilengkapi

dengan foto-foto atau dokumen autentik, sehingga menjadi lebih

dapat dipercaya (Sugiyono, 2007:275).

f) Mengadakan Membercheck

49
Tujuan membercheck adalah untuk mengetahui seberapa jauh

data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh

pemberi data. Jadi tujuan membercheck adalah agar informasi

yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan

sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informasi

(Sugiyono,2007:276)

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan terdiri dari

tiga tahapan Moleong (2009,:127-148)

1. Tahapan pralapangan yang terdiri dari menyusun rancangan penelitian,

memilih lapangan penelitian, observasi masalah, menjalin hubungan

dengan karyawan perusahaan ditempat penelitian, menyiapkan

perlengkapan penelitian, dan mempelajari etika penelitian.

2. Tahapan lapangan yang terdiri dari mencetak invoice yang akan menjadi

salah satu objek penelitian. Misalnya menjumlah berapa banyak tagihan

piutang yang akan dibayarkan costumer pada akhir bulan.

3. Tahapan analisis data berupa menganalisis hasil piutang yang ditagihkan

sales pada costumer sehingga dapat dibuat rangkuman dan disimpulkan

berdasarkan pembeli

50
DAFTAR PUSTAKA

Agus, & Indriyo. (2002). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE.

Antina Trisna Dewi. (2017). Analisis Pengendalian Meningkatkan Efektivitas


Penagihan Piutang pada PT Garam ( Persero) Surabaya. Sekolah Ilmu
Ekonomi Perbanas Surabaya.
Bahri, S. (2016). Pengantar Akuntansi. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Dea Sarah Sati Hana'an. (2019). Pengaruh Sistem Informasi akuntansi


Penjualan dan Pengenndalian terhadap Efektivitas Pengendalian Piutang
pada PT Perkebunan Nusantara lll (Persero). Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Isalam Sumatera Utara Medan.
Dera, A. P., Sondakh, J. J., & Warongan, J. D. (Vol.4 No.1 Maret 2016, Hal.
1498-1508). A.P. Dera., J.J. Sondakh., J.D.L. Warongan. Analisis
Efektivitas Sistem…. THE EFFECTIVENESS ANALYSIS OF INTERNAL
CONTROL SYSTEM OF ACCOUNT, Hal. 1498-1508.
Hana'an, D. S. (2019). Pengaruh Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Dan
Pengendalian Internal Terhadap Efektivitas Pengendalian Piutang Pada
PT Perkebunan Nusantara lll (Persero) Medan. Fakultas ekonomi Dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Islam Sumatera Utara Medan.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Edisi 1. Yogyakarta: Center for
academic Publishing Services.
Hiliyana, & Effendi, R. (2013). ANALISIS PENGENDALIAN PIUTANG DAGANG
TERHADAP EFEKTIVITAS ARUS KAS PADA CV.UNION MOTOR.
Control ofaccounts receivableandcash flow effectiveness, Hal 8.
Kieso, D., Terry D, W., & Jerry J, W. (2018). Intermediate Accounting. Jakarta:
Salemba Empat.
Lexy, M. J. (20016). Metode penelitian Kulaitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lofland, d. L. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya.

Mardiasmo. (2016). Perpajakan Edisi Revisi Tahun ( 2016). yogyakarta : Andi.

Mardiasmo. (2017). Perpajakan. yogyakarta: Andi.

Marina, A., & et al. (2019). Sistem Informasi Akuntansi. dengan pengenalan
sistem informasi akuntansi syariah. Depok; Rajawali: Kharisma Putra
Utama Offset.
Moleong , L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya .

51
Moleong, L. (2009). Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya .

Mubarok, N., & Maldina, E. Y. (n.d.). Strategi Pemasaran Islami Dalam


Meningkatkan Penjualan Pada Butik Calista. I-Economic Vol.3 No 1. juni
2017.
muhammad Fakhri Husein Achamad Tjahjono , m. (2009). Perpajakan.
Yogyakarta: STIM.YPKN.
Mulyadi. (2016). Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Nuryandi, T. (2010). Analisis Sistem Informasi Akuntansi dan Efektivitass


Pengendalian Internal Penjualan pada PT A untuk Keunggulab Kompetitif
Industri Farmasi di Indonesia . Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia
Baking School Jakarta.
Saputri, A. (2011). Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Kepuasan
Konsumen Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Swalayan Hardjono
Baturetro. Skripsi, Surakarta: Universitas Muhamadiyah Surakarta.
Soemantri. (2000). Pedoman Penyelenggara Desa. Bandung: Fokus Media.

Soemantri, B. T. (2011). Pedoman Penyelenggaraan Pemerintah Desa.


Bandung: Fokus Media.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
Elfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV
Alfabeta.
Sukmadinata, & Nana Syaodih . (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja rosdakarya.
Susanto, A. (2013). Sistem informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya.

Sutopo, H. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Negeri


Sebelas Maret.
Walahe, A. (2013). Analisis Pengendalian Piutang.

Warren, C. S., & et al. (2017). Pengantar Akuntansi 1. Jakarta: Salemba Empat.

Wiersma, w. (1986). Research Methods In Education: An Intoduction.


Massachusetts: Allyn And Bacon,Inc.

52
Daftar Pertanyaan Wawancara

1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Tasti Anugerah Mandiri

2. Perusahaan ini merupakan perusahaan apa? Bergerak dalam bidang apa?

3. Bagaimana struktur organisasi PT Tasti Anugerah Mandiri?

4. Apa saja produk-produk yang telah didistribusikan PT Tasti Anugerah

Mandiri? Dan mencakup daerah mana saja pendistribusian produk

dilakukan?

5. Berapa banyak karyawan yang dimiliki PT Tasti Anugerah Mandiri

6. Bagaimana proses penjualan pada PT Tasti Anugerah Mandiri?

7. Bagaimana model promosi yang digunakan PT Tasti Anugerah mandiri

dalam penjualan produknya?

8. Bagaimana proses berjalanya sistem informasi akuntansi penjulan dan

penagihan piutang pada PT Tasti Anugerah Mandiri?

9. Siapa saja yang bertugas memonitoring sistem penjualan pada PT Tasti

Anugerah Mandiri

10. Siapa saja yang bertugas dalam penagihan piutang pada PT Tasti Anugerah

Mandiri

11. Dokumen dan catatan apa saja yang digunakan dalam sistem informasi

akuntansi penjulan dalam penagihan piutang

12. Bagaimana proses siklus penjualan yang dilakukan PT Rasti Anugerah

Mandiri?

13. Bagaimana bagan alir sistem informasi akuntansi yang ada?

53
14. Bagaimana fungsi dan pembagian tugas dalam aktivitas penjualan di PT

Tasti Anugerah Mandiri

15. Bagaimana kebijakan perusahaan dalam pemberian wewenang dan

tanggung jawab terhadapa karyawan?

16. Bagaimana pelaksanaan aktivitas pengendalian meliputi pembagian tugas,

otorisasi, dokumen dan catatan yang digunakan?

17. Bagaimana efektivitas informasi dan komunikasi di PT Tasti Anugerah

Mandiri berkaitan dengan pencatatan dan pelaporan transaksi penjulan?

18. Apakah perusahaan sering mendapatkan kendala dalam melakukan proses

penjualan?

19. Apakah perusahaan melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan

pengendalian intern? Dan bagaimana pelaksanaanya?

20. Apakah terdapat pemisahan fungsi dan pembagian tugas dalam aktivitas

penjualan di PT Tasti Anugerah Mandiri?

54

Anda mungkin juga menyukai