Anda di halaman 1dari 32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Selayang Pandang Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu

Kabupaten Kepulauan Selayar

1. Sejarah Berdiri dan Perkembangannya

Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

pada awalnya berasal dari salah satu Lembaga Pendidikan Kejuruan

yaitu Pendidikan Guru Agama (PGA) 6 Tahun, yang didirikan pada

tahun 1968, tepatnya tanggal 1 Januari 1968 yang diprakarsai oleh

Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama Yaitu :

1. K. H. Abdul Kadir Kasim (Tokoh Pendidik)

2. K. H. Abd. Gani Saleh (Tokoh Masyarakat)

3. Burhanuddin Idris (Tokoh Pendidik)

4. Abdullah Bahari (Tokoh Masyarakat)

5. H. Syahrir Thahir (Tokoh Masyarakat)

Dasar Pemikiran Pendirian Institusi pada saat itu adalah adanya

tuntutan kebutuhan masyarakat selayar yang menginginkan adanya

Lembaga Pendidikan yang berbasis Agama (Basic Religion). Lembaga

ini diharapkan dapat menjadi pusat pembinaan ruh keagamaan dan

praktik keagamaan, mampu memproduksi mubaligh dan muballighah

yang mampu melakukan syiar dalam memberikan pencerahan agama

43
44

kepada masyarakat selayar dan menjadi pusat kajian keagamaan yang

dapat mewarnai sikap dan perilaku religius pada masyarakat selayar.

Dengan melihat dasar pemikiran berdirinya Madrasah Aliyah Negeri

Bontoharu terlihat bahwa pendidikan yang diselenggarakan dengan

konsep pendidikan berbasis masyarakat (community based education)

yakni pendidikan yang diselenggarakan berdasarkan kekhasan agama

islam serta sosial, budaya aspirasi dan potensi masyarakat Islam

Selayar sebagai perwujudan pendidikan dari, oleh dan untuk

masyarakat.

Dasar pemikiran ini tentu mendapat dukungan dari Kepala Kantor

Inspeksi Pendidikan Agama Daerah Tk. II Selayar (saat itu) yang

sekarang disebut Seksi Pendidikan Agama Islam pada Kantor

Kementerian Agama Kabupaten Kepulauan Selayar.

Berdasarkan Keputusan Kepala Kantor Inspeksi Pendidikan Agama

Daerah Tk. II Selayar (IPADU), maka terhitung mulai Tahun Ajaran

1968 tanggal 1 Januari berdiri PGA 6 Tahun di Kabupaten Kepulauan

Selayar, yang dikepalai KH. Abd. Kadir Kasim, merangkap sebagai

Ketua Panitia Pendiri. Status PGA 6 Tahun Benteng Selayar

berlangsung selama 12 Tahun 6 Bulan, dari Tanggal 1 Januari 1968 s.d

30 Juni 1980 dengan empat kali peralihan Pimpinan, Yaitu :

1. K.H. Abd. Kadir Kasim, Sejak tanggal 1 Januari 1968 s.d 30

November 1970
45

2. Burhanuddin Idris, Sejak tanggal 1 Desember 1970 s.d 31 Maret

1974.

3. Djamaluddin Sikki BA, sejak tanggal 1 April 1974 s.d 29 Februari

1978.

4. Abd. Rahman Langke, sejak tanggal 1 Maret 1978 s.d 30 Juni

1980.

Pada tahun 1980 PGA 6 tahun Benteng Selayar beralih fungsi

menjadi Madrasah Aliyah Swasta Benteng Selayar yang dimulai pada

Tahun ajaran 1980/1981 (sejak tanggal 1 Juli 1980). Dengan melihat

tantangan pendidikan agama kedepan seiring telah adanya SK tiga

Menteri (Menteri Dalam Negeri, Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan) maka atas kegigihan dan kesungguhan dalam keinginan

untuk memajukan madrasah maka pada tanggal 1 September 1980

PGA berubah status menjadi Madrasah Aliyah Swasta (MAS), sesuai

Surat Keputusan Menteri Agama RI Cq. Kepala Kanwil Departemen

Agama Propinsi Sulawesi Selatan Tanggal 1 September 1980 No.

101/AI-XIX/1980, yang dibina oleh Badan Perguruan Islam Nurul Yaqin

Kabupaten Kepulauan Selayar, yang susunan pengurus hariannya

terdiri dari :

1. Daud, sebagai Ketua merangkap sebagai Pimpinan Madrasah.

2. Burhanuddin Idris, sebagai Bendahara.

3. Ancu Rahman sebagai wakil Bendahara.

4. H. Nurdin sebagai Anggota.


46

5. Abd. Rahman Langke sebagai anggota.

6. H. Syahrir Thahir sebagai anggota.

Setelah berjalan 2 Tahun Bapak Daud mengundurkan diri sebagai

Pimpinan Madrasah Aliyah Swasta diakui Kabupaten Kepulauan

Selayar dan Panitia kemudian mengunjuk bapak Burhanuddin Idris

sebagai Pimpinan Madrasah Aliyah Swasta diakui Kabupaten

Kepulauan Selayar tanggal 1 April 1982. Bapak Burhanuddin Idris,

setelah menahkodai Madrasah Aliyah Swasta diakui selama 7 (tujuh)

Tahun berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama RI, tanggal 28

April 1987 No. 22/E/1987, terhitung mulai tanggal 1 April 1987 status

Madrasah Aliyah Swasta diakui Kabupaten Kepulauan Selayar berubah

menjadi Status Madrasah Aliyah Negeri Bulukumba Filial Bontoharu

Kabupaten Selayar dan dipimpin langsung oleh Burhanuddin Idris,

sesuai Surat Keputusan Bapak Menteri Agama RI. Burhanuddin Idris

melaksanakan tugas sebagai Pimpinan Madrasah Aliyah Negeri

Bulukumba Filial Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar hanya

berlangsung selama enam tahun yaitu 1 April 1987 s.d 30 Agustus

1993.

Kemudian Madrasah Aliyah Negeri Bulukumba Filial Bontoharu

Kabupaten Kepulauan Selayar dinahkodai Sitti Nurbiyah. Dalam

berkembangnya berdasarkan SK. Menteri Agama No. 515 A Tahun

1995 tanggal 25 November 1995, status Madrasah Aliyah Negeri

Bulukumba Filial Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar, berubah


47

status menjadi Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten

Kepulauan Selayar, yang diresmikan oleh Bapak Bupati Kepala Daerah

Tk. II Kabupaten Kepulauan Selayar, atas Nama Menteri Agama pada

tanggal 30 September 1996, dengan Kepala Madrasah Drs. H. Siming,

yang dilantik oleh Bapak Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi

Sulawesi Selatan tanggal 28 Februari 1996 di Ujung Pandang.

Dalam kurung waktu kurang lebih 6 tahun berstatus Madrasah

Aliyah Negeri telah mengalami peralihan Pimpinan sebanyak 2 kali,

yaitu dari Bapak Drs. H . Siming kepada Ibu Dra. Andi Nirmala, sesuai

SK Menteri Agama Cq. Kepala Kanwil Departemen Agama Provinsi

Sulawesi Selatan tanggal 25 Mei 2001 No. Wt/1-

b/Kp.07.6/SK.563/2001, yang dilantik oleh Bapak Kepala Kantor

Departemen Agama Kabupatrn Kepulauan Selayar atas nama Menteri

Agama pada tanggal 26 Juli 2001 di Benteng Selayar.

Selama madrasah berstatus Swasta hingga menjadi Negeri telah

mengalami tujuh kali peralihan Pimpinan, yaitu :

1. Bapak Daud, mulai tanggal 1 Juli 1980 s.d 31 Maret 1982

2. Bapak Burhanuddin Idris, mulai tanggal 1 April 1982 s.d 30

Agustus 1993

3. Ibu Hj. Sitti Nurbiyah, mulai tanggal 1 September 1993 s.d 28

Februari 1996
48

4. Bapak Drs. H. Siming, mulai tanggal 1 Maret 1996 s.d 27 Juni

2001

5. Ibu Dra. Andi Nirmala, mulai tanggal 26 Juli 2001 s.d 31 maret

2003

6. Bapak H.Abdul Hasan,S.Ag. mulai tgl.1 April 2003 s/d 12 Juli

2007

7. Bapak Firman, S.Ag. mulai tgl. 13 Juli 2007 sampai sekarang.

2. Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu

Kabupaten Kepulauan Selayar

Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu memiliki Visi “Mewujudkan

Siswa yang Cerdas dan Berakhlak Mulia” dengan Misi :

1. Mewujudkan siswa yang berakhlak dan berbudi pekerti

2. Menumbuhkan Prestasi Akademik

3. Meningkatkan Prestasi Akademik

4. Meningkatkan Pemahaman Keagaamaan

5. Mengembangkan minat dan Bakat Siswa

6. Meningkatkan Prestasi Estrakurikuler

Adapun tujuan umum dan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh

Madrasah Aliyah Negeri adalah sebagai berikut :

Menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah

SWT, berbudi luhur, berpribadian, mandiri, tangguh, cerdas, kreatif,


49

terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional, bertanggungjawab,

produktif, sehat jasmani dan rohani, memiliki semangat kebangsaan,

cinta tanah air, kesetiakawanan sosial, serta berorientasi masa depan

(cerdas spiritual, cerdas intelektual dan cerdas emosional).

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai oleh adalah sebagai

berikut :

a. Meningkatkan kualitas pendidikan khususnya pendidikan

keagamaan.

b. Meningkatkan kemampuan siswa dibidang Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi.

c. Terwujudnya suasana belajar yang kondusif dan efektif dan

efisien.

d. Meningkatnya sarana dan prasarana pembelajaran yang lebih

baik.

e. Meningkatkan akhlak dan moral siswa.

f. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar.

Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut maka dibagi kedalam

tiga program tujuan yaitu :

1. Tujuan Jangka Pendek

Adapun tujuan jangka pendek yang ingin dicapai oleh Madrasah

Aliyah Negeri adalah sebagai berikut :


50

a. Siswa dapat menghafal surah-surah pendek dalam Al-Quran

minimal 20 surah.

b. Kehadiran peserta didik, guru, pegawai lebih dari 85%

termasuk izin, cuti dan sakit.

c. Nilai rat-arta ujan akhir sebesar 6,00.

d. Lulusan diharapkan 30% dapat di terima di PTN melalui jalur

PMDK maupun UMPTN.

e. 50% siswa dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

f. 15% siswa dapat aktif berbahasa inggris.

g. 15% siswa dapat aktif berbahasa arab.

h. 15% siswa dapat menuliskan kaligrafi dengan baik.

i. 15% siswa dapat berceramah dan berkhutbah.

j. Memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang unggul.

k. 70% siswa dapat mengoperasikan komputer.

l. 15% siswa dapat membaca Al-Quran dengan tilawah

m. Siswa dapat menjuarai lomba sains di tingkat kabupaten

n. Siswa dapat menjuarai lomba tulis karya ilmiah di tingkat

kabupaten.

2. Tujuan Jangka Menengah (2 Tahun)

Adapun tujuan jangkah menengah yang ingin dicapai oleh

Madrasah Aliyah Negeri adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat menghafal surah-surah pendek dalam Al-Quran

minimal 30 surah.
51

b. Kehadiran peserta didik, guru, pegawai lebih dari 95%

termasuk izin, cuti dan sakit.

c. Nilai rat-arta ujan akhir sebesar 7,00.

d. Lulusan diharapkan 30% dapat di terima di PTN melalui jalur

PMDK maupun UMPTN.

e. 75% siswa dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

f. 25% siswa dapat aktif berbahasa inggris.

g. 25% siswa dapat aktif berbahasa arab.

h. 25% siswa dapat menuliskan kaligrafi dengan baik.

i. 25% siswa dapat berceramah dan berkhutbah.

j. Memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang unggul.

k. 100% siswa dapat mengoperasikan komputer.

l. 50% siswa dapat membaca Al-Quran dengan tilawah.

m. Siswa dapat menjuarai lomba sains di tingkat nasional.

n. Siswa dapat menjuarai lomba tulis karya ilmiah di tingkat

nasional.

3. Tujuan Jangka Panjang (3 Tahun)

Adapun Adapun tujuan jangkah menengah yang ingin dicapai oleh

Madrasah Aliyah Negeri adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat menghafal surah-surah pendek dalam Al-Quran

minimal 1 Juz.

b. Kehadiran peserta didik, guru, pegawai lebih dari 100%

termasuk izin, cuti dan sakit.


52

c. Nilai rat-arta ujan akhir sebesar 7,50.

d. Lulusan diharapkan 70% dapat di terima di PTN melalui jalur

PMDK maupun UMPTN.

e. 100% siswa dapat membaca Al-Quran dengan baik dan benar.

f. 50% siswa dapat aktif berbahasa inggris.

g. 50% siswa dapat aktif berbahasa arab.

h. 50% siswa dapat menuliskan kaligrafi dengan baik.

i. 50% siswa dapat berceramah dan berkhutbah.

j. Memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang unggul dan mampu

meraih juara pada tingkat kabupaten.

k. 100% siswa dapat mengoperasikan komputer.

l. 50% siswa dapat membaca Al-Quran dengan tilawah

m. Siswa dapat menjuarai lomba sains di tingkat nasional

n. Siswa dapat menjuarai lomba tulis karya ilmiah di tingkat

nasional.

3. Kegiatan Guru, Staf Pengajar dan Siswa Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

Secara administrasi Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten

Kepulaan Selayar yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan wakil

kepala sekolah yang dibantu oleh beberapa staf dengan struktur

sebagai berikut :

a. Ketua Komite : Jufri Baso, S.H.


53

b. Kepala Madrasah : Firman, S.Ag.

c. Kepala TU : Syaiful Herman, S.H.

d. Bendahara : Fitriyani, S.Pd.

1) Wakamad Kesiswaan : Siti Aisyah, S.Pd.

2) Wakamad Kurikulum : Suryani, S.Pd.

3) Wakamad Sarana/Humas : Drs. Ibrahim.

4) Guru BK : Jamiah, S.Pd

e. Staf Pengajar

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) 20 orang

2. Guru Tidak Tetap (GTT) 15 orang

Tabel 3
Keadaan Guru dan Pegawai Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

No Nama Guru Bidang Studi Jabatan Ket

1 Firman, S.Ag. - Kepsek GT

2 Drs. Ibrahim Fiqih Wakamadhum GT

3 Ratnawati Jusuf, S.Ag. Bahasa Inggris - GT

4 Andi Suriani, S.Pd. Geografi Wakasek Kur GT

5 Andi Husnawati, S.Pd. Bahasa Indonesia - GT

6 Harfina, S.Pd. Bahasa Inggris - GT

7 Fitriyani, S.Pd. Sosiologi Bendahara GT

8 Sitti Aisyah, S.Pd. Matematika Wakamad Kes GT


Sofanul Hidayatullah,
9 Aqidah Akhlak - GT
S.Pd.I.
10 Andi Jamiah, S.Pd. BP/BK - GT
54

11 Nur Kamar, S.Ag. Quran Hadist - GT

12 Normalina, S.Pd. PKN - GT

13 Sitti Ihdani, S.Ag. Bahasa Arab - GT

14 Isnain, S.Pd. Sosiologi - GT

15 Andi Erfandi, S.Pd. Penjaskes - GT

16 Iskandar, S.Pd. Bahasa Indonesia - GT

17 Nur Biah, S.Pd. Ekonomi/Akuntansi - GT

18 Nur Aida, S.Ag. Aqidah Akhlak - GT

19 Arli, S.Pd. SKI - GT

20 Dra. Andi Ratu Kimia - GT

21 Andi Asma, BA Pendidikan Seni - GTT

22 Ardiansyah Amal,S.Pd. Akuntasi - GTT

23 Ahmad Rais Pendidikan Seni - GTT


Nur Fatma Sirua,
24 Biologi - GTT
S.Pd.I.
25 Gusrianti, A.Ma Tilawatil Alquran - GTT

26 Nurul Idhar, S.Pd. Bahasa Inggris - GTT

27 Rosmiati, S.Pd. - - GTT

28 Herawati, S.Pd. - - GTT

29 Muhammad Sukri - - GTT


Nur Syamsiah, S.Si.,
30 - - GTT
S.Pd.
31 Andi Fitriani, S.Si. - - GTT

32 Alvira Yuliasti - - GTT

33 Dra. Sitti Nur Aeni - - GTT

34 Ahmad Yani - - GTT


55

35 Elba Prima, S.Pd - - GTT


Sumber Data : Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar Tahun 2014/2015.

4. Keadaan Pegawai Administrasi

Adapun jumlah pegawai administrasi di Madrasah Aliyah Negeri

Bontoharu kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 9 orang terdiri dari :

1) Kepala Tata Usaha : Syaiful Herman, S.H.

2) Pelaksana Tata Usaha : Sappara dan Syahrani Nur.

3) Bagian Perpustakaan : Nur Leni dan Nur Hasanah

4) Laboran : Andi Daeng dan Sitti Nur Lia

5) Kebersihan : Muh. Saleh dan Isman Saladin

5. Keadaan Siswa

Siswa atau peserta didik merupakan orang yang berada dalam

masa perkembangan dan pertumbuhan, baik secara fisik dan rohani

menuju kedewasaan. Siswa merupakan unsur penting dalam proses

belajar mengajar karena tanpa keberadaan siswa maka mustahil suatu

proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan lancer karena

diibaratkan suatu tubuh jika hilang salah satunya maka tidak dapat

melakukan fungsinya secara sempurna begitu juga dengan pendidikan

antara pendidik, peserta didik, tempat dan media merupakan satu

kesatuan yang tidak dapt dipisahkan.


56

Tabel 4

Keadaan Siswa Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten


Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

Jenis Kelamin
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 X Ilmu Alam 12 13 25
2 X Ilmu Social 1 11 12 23
3 X Ilmu Social 2 6 6 12
4 XI IPA 7 7 14
5 XI IPS 1 6 6 12
6 XI IPS 2 6 13 19
7 XII IPA 9 11 20
8 XII IPS 1 8 14 22
9 XII IPS 2 10 9 19
Jumlah total 75 91 166
Sumber data : Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar 2014/2015.

6. Keadaan Sarana dan Prasarana Madrasah Aliyah Negeri

Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

Sarana dan prasarana merupakan suatu unsur yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar pada lembaga pendidikan khususnya

pendidikan baik informal, formal, maupun nonformal. Karena tanpa

adanya sarana dan prasarana tersebut maka proses belajar mengajar

tidak dapat berjalan seperti yang dikehendaki.


57

Tabel 5

Keadaan sarana dan prasarana pendidikan Madrasah Aliyah Negeri


Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran 2014/2015

Keadaan
No Sarana dan Prasarana Jumlah
Baik Rusak
1 Kantor Kepala Sekolah 1 - 1 Unit
2 Ruang Guru 1 - 1 Unit
3 Ruang Tata Usaha 1 - 1 Unit
4 Ruangan Kasek/Wakasek 1 - 1Unit
5 Ruang BP/BK 1 - 1Unit
6 Bangku Belajar 149 - 149 Buah
7 Kursi Belajar 213 - 213 Buah
8 Lapangan Olahraga 1 - 1 Unit
9 Perpustakaan 1 - 1 Ruangan
10 Laboratorium IPA 1 - 1 Ruangan
11 Ruang Kelas Belajar 10 - 10 Ruangan
12 Kursi Guru 35 - 35 Buah
13 Meja Guru 35 - 35 Buah
14 Ruangan Piket 1 - 1 Ruangan
15 Ruangan Osis 1 - 1 Buah
16 Toilet 4 - 4 ( empat)
17 Kantin 1 - 1 (satu)
18 Tempar Parkir 1 - 1 (satu)
19 Ruang Dapur 1 - 1 Ruangan
20 Ruangan Osis 1 - 1 Ruangan
21 Gudang 1 - 1 Ruangan
22 Ruangan Praktek 1 - 1 Ruangan
23 Ruangan Tenis Meja 1 - 1 Ruangan
24 Musollah 1 - 1 Ruangan
25 Ruang UKS 1 - 1 Ruangan
26 Laboratorium Komputer 1 - 1 Ruangan
Sumber data : Tata Usaha Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar 2014/2015.

Dari tabel di atas dapat dipahami bahwa keadaan sarana dan

prasarana pendidikan cukup memadai untuk menjalankan aktivitas


58

pembelajaran dan pendidikan. Meskipun masih ada kelengkapan

sarana dan prasrana yang belum bisa diadakan, namun dengan

keberadaan sarana dan prasarana yang sekarang ini sudah cukup

memadai.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa penunjang

keberhasilan proses belajar mengajar sangat didukung pula fasilitas

belajar yang memadai yang dibutuhkan selama proses belajar

mengajar dan selama berinterasi di sekolah. Karena tanpa fasilitas-

fasilitas pembelajaran, maka proses transfer ilmu dan pendidikan

akhlak yang disalurkan ke siswa tidak akan terlaksanadengan baik.

7. Kegiatan Pengembangan Diri Siswa Siswi Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan

kesempatan untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan

kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini difasilitasi dan/atau

dibimbing oleh konselor, guru, pelatih dan tenaga kependidikan dan

dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Pengembangan diri di sekolah dilaksanakan dalam bentuk kegiatan

Intrakurikuler dan Ekstrakurikuler sebagai berikut :

1. Intrakurikuler
59

Pembinaan dan pengembangan mata pelajaran olah raga

prestasi

a) Disediakan dan difasilitasi olah raga pilihan yaitu :

(1) Sepak Takraw

(2) Volly

(3) Basket

(4) Tenis Meja

(5) Bulu Tangkis

b) Pelaksanaan Pembelajaran seni dan budaya, dalam

tayangan pilihan seni prestasi yang menyediakan pilihan dan

menfasilitasi tiga bidang seni :

(1) Tilawah Al-Quran

(2) Qasidah Klasik dan Modern

(3) Kaligrafi Islam

2. Ekstrakurikuler

Untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler disediakan

dan difasilitassi kelompok kegiatan :

a) English Club

b) Arabic Club

c) Sport Club

d) Drumband Club

e) Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)

f) Pramuka
60

g) UKS

h) ROHIS

B. Pelaksanaan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa XI

di Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan

Selayar

Sebelum membahas lebih jauh mengenai efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam, maka tentunya harus mengetahui mengenai

metode penilaian yang dilakukan oleh penulis. Oleh karena itu, langkah

yang dilakukan penulis adalah memberikan tes kepada siswa dalam

bentuk pilihan ganda yang berdasarkan sampel yang telah ditentukan

oleh penulis sebelumnya yaitu siswa-siswi kelas XI Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar sebanyak 14 orang

dan guru sebanyak 6 orang dari jumlah keseluruhan.

Untuk mengetahui efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan metode master learning (belajar tuntas) bagi siswa kelas

XI, tentunya penulis memberikan soal pilihan ganda kepada siswa

untuk mengetahui sejauh efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama

Islam. Maka untuk memberikan gambaran umum peserta didik tentang

efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada table berikut :


61

Tabel 6

Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah


Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar Tahun Ajaran
2014/2015

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Sangat Baik 8 58%
2 Baik 6 42%
3 Kurang Baik 0 0%
4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 1

Berdasarkan hasil respondendi atas menunjukkan bahwa 8 siswa

yang menanyakan sangat baik dengan presentase 58%, yang

menyatakan baik 6 siswa dengan presentase 42%, kemudian yang

menyatakan kurang baik dan tidak baik 0%.

Berdasarkan table di atas dapat disimpulkan bahwa lebih banyak

siswa yang berpendapat sangat baik terhadap pelaksanaan mata

pelajaran pendidikan agama islam di Madrasah Aliyah Negeri

Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.

Pelaksanaan mata pelajaran pendidikan agama islam menjadi

suatu keharusan yang sepatutnya diterapkan di sekolah itu

sendiri,karena mata pelajaran pendidikan agama islam adalah mata

pelajaran yang wajib dalam sekolah itu,diantaranya adalah mata

pelajaran Fiqih, Aqidah Akhlak, SKI dan Qur’an Hadits. Sehingga

sekolah memberlakukan peraturan ke-Islaman dalam aktifitas

pendidikan dan pembinaan kepada pesreta didiknya agar supaya


62

tercipta masyarakat islam sebenar-benarnya sesuai dengan tujuan

pembelajaran pendidikan agama islamnya.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Drs.Ibrahim,

guru Fiqih Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan

Selayar yang menyatakan bahwa:

Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam bagi siswa kelas XI lebih


ditingkatkan dari segi kualitas, utamanya mengarah kepada
pengalaman ajaran-ajaran agama islam yang terkait dengan mata
pelajaran bidang studi agama yaitu Fiqih, Aqidah Akhlak, SKI dan
Qur’an Hadits. Siswa telah dilibatkan langsung dalam Safari
Ramadhan, Saafari Jum’at, serta kegiatan lainnya yakni shalat
berjamaah dan khutbah jum’at pada hari jum’at. ( Wawancara tanggal
22 September 2014).

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Nur Aida

sebagai guru Aqidah Akhlak Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu

Kabupaten Kepulauan Selayar yang menyatakan bahwa:

Proses belajar mengajar pendidikan agama islam untuk kelas XI masih


menggunakan kurikulu KTSP, dan dalam proses belajar mengajar
menggunakan model kooperatif. Akan tetapi dengan adanya metode
Master Learning maka siswa sangat antusias dan bersemangat selama
proses belajar mengajar sehingga siswa cepat menyerap
materi.(Wawancara tanggal 23 September 2014).

Dari hasil wawancara tersebut diatas menunjukkan bahwa

pelaksanaan mata pelajaran tersebut di atas maksimal dalam satu

pekan, olehnya itu peserta didik dan para pendidik khususnya guru

lebih efesien lagi sehingga maksimalisasi pendidikan agama islam

semakin terarah ke masa akan datang.


63

C. Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Bontoharu

Kabupaten Kepulauan Selayar.

Setelah penulis melakukan penelitian langsung di sekolah tersebut

maka penulis dapat merumuskan beberapa jawaban mengenai

persoalan yang terdapat dalam skripsi ini. Untuk mengetahui metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar kelas XI, maka ada

hal yang harus dipahami oleh pendidik dan peserta didik yaitu proses

pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan

kreativitas dan keterampilan dalam memecahkan masalah siswa benar-

benar ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peran guru dalam

pembelajaran yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator.

Untuk mengetahui metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam

siswa kelas XI Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten

Kepulauan Selayar tentunya penulis menyebarkan angket kepada

siswa dan pedoman wawancara kepada guru yang bersangkutan untuk

mengukur sampai dimana efektivitas pembelajarannya. Maka lebih

jelasnya dapat dilihat pada pada tabulasi table berikut ini :


64

Tabel 7

Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Siswa XI di Madrasah


Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Sangat Baik 6 42%
2 Baik 8 58%
3 Kurang Baik 0 0%
4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 2

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa 6 siswa

mengatakan sangat baik metode pembelajaran Pendidikan Agama

Islam siswa dengan persentase 42% kemudian 8 siswa mengatakan

baik dengan persentase 58% kemudian yang mengatakan kurang baik

dan tidak baik adalah 0%. Dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran Pendidikan Agama Islam cukup baik di Sekolah

Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan Drs. Ibrahim

selaku guru Fiqih dan Nur Aida, S.Ag guru Aqidah Akhlak di Madrasah

Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar menyatakan

bahwa :

Metode pembelajaran Pendidikan Agama Islam sudah cukup efektif


karena selama proses belajar mengajar siswa sudah mampu
meningkatkan motivasinya saat belajar sehingga keaaktifan siswa
semakin membaik apalagi dibarengi dengan metode mastery learning
maka siswa tidak akan merasa jenuh, bosan dan akan lebih
memperhatikan proses pembelajaran. (Wawancara tanggal 23
September 2014).
65

Setelah mengetahui sejauh mana metode pembelajaran Pendidikan

Agama Islam siswa, maka selanjutnya tanggapan siswa mengenai

metode pembelajaran mastery learning (belajar tuntas) tergambar

dalam table berikut ini :

Tabel 8
Menurut Pandangan Siswa XI dengan Metode Mastery Learning

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Sangat Baik 10 72%
2 Baik 4 28%
3 Kurang Baik 0 0%
4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 3

Berdasarkan hasi angket di atas menunjukkan bahwa yang

menyatakan sangat baik 10 siswa dengan 72% sedangkan siswa yang

menyatakan baik hanya 4 siswa sebanyak 28% saja, yang menyatakan

kurang baik dan tidak baik 0%.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan guru bidang

studi Qur’an Hadits Nur Qamar, S.Ag menyatakan bahwa :

Mengenai metode Mastery Learning sebenarnya sangat baik untuk


diterapkan di sekolah karena metode ini sesuai dengan proses
pembelajaran yang melibatkan siswa pada seluruh aspek pembelajaran
sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikannya. Metode ini sangat
tinggi dan sangat efektif, karena metode ini menuntut keaktifan siswa,
siswa tidak jenuh, bosan dan akan lebih memperhatikan proses
pembelajaran. (Wawancara tanggal 29 Semptember 2014).
66

Dari table di atas dapat disimpulkan bahwa metode Mastery

Learning sangat baik untuk diterapkan di sekolah Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar karena metode

tersebut yang akan menjadi pedoman kurikulum baru. Pernyataan

siswa mengenai efektivitas Pendidikan Agama Islam dengan

menggunakan metode pembelajaran mastery learning dapat dilihat dari

table berikut ini :

Tabel 9
Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode
Mastery Learning (Belajar Tuntas) Siswa XI Madrasah Aliyah Negeri
Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Sangat Baik 4 28%
2 Baik 8 58%
3 Kurang Baik 2 14%
4 Tidak Baik 0 0%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 4

Berdasarkan table di atas menunjukkan bahwa 4 siswa dengan

persentase 28% yang menyatakan sangat baik mengenai efektivitas

pebelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode

mastery learning, 8 siswa dengan persentase 58% yang menyatakan

baik mengenai hal tersebut, 2 siswa dengan persentase 14%

menyatakan kurang baik dan 0% menyatakan tidak baik.


67

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ke 3 guru

bidang studi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah Negeri

Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar yang menyatakan bahwa :

Efektivitas pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan


menggunakan metode tersebut dapat meningkatkan kemampuan baik
dalam bentuk koghnitif, afektif maupun psikomotif. Mendorong siswa
untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif,
jujur dan terbuka serta dapat mengembangkan bakat atau kecakapan
individu, sehingga siswa mempunyai beranekaragam pengalaman
konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang
dan peluang untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
penelitian sehingga memungkinkan mereka menjadi pembelajar
sepanjang hayat. (Wawancara tangal 29 September 2014).

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa metode

Mastery Learning adalah bagian dari pembelajaran aktif yang sekaligus

pembelajaran yang menyenangkan sehingga akan memotivasi peserta

didik dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari

peserta didik berada di dalam kelas. Hal ini membuat semangat peserta

didik menjadi semakin besar hasrat mereka untuk mencari ilmu.

Pembelajaran dengan metode ini akan menjadi lebih bermakna,

menentukan situasi baru ketika belajar bersama teman-temannya dan

mampu menyelesaikan permasalahan baik individu maupun kelompok.


68

D. Efektivitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan

Metode Mastery Learning bagi Siswa Kelas XI di Madrasah

Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten Kepulauan Selayar

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan guru bidang studi

yang bersangkutan, maka guru tersebut memberikan gambaran bahwa

agama islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada

umat manusia yang melalui Rasul-Nya Muhammad SAW, yang berisi

pedoman pokok meliputi segala aspek kehidupan manusia, oleh karena

itu pengajaran agama islam berarti pengajaran tentang tata hidup

dalam rangka mencapai keselamatan dunia dan akhirat. Perlu diketahui

bahwa bidang studi Pendidikan Agama Islam tidak pernah mengalami

perubahan seperti bidang studi lainnya yang mengikuti arus keinginan

ilmu pengetahuan dan tuntunan zaman/keadaan masyarakat, karena

pendidikan agama islam sumber pokoknya berasal dari Al-Qur’an dan

Hadist.

Untuk lebih menjelaskan efektivitas pembelajaran Pendidikan

Agama Islam dengan menggunakan metode pembelajaran Mastery

Learning (Belajar Tuntas) maka dapat ditinjau dari berbagai macam

faktor yaitu :

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

sendiri yang meliputi 3 aspek yaitu :


69

a) Afektif

b) Efektif

c) Psikomotorik

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar orang

tersebut. Faktor eksternal ini biasanya merupakan pengaruh yang

berasal dari lingkungan seseorang mulai dari lingkungan terkecil yakni

keluarga, teman, tetangga sampai dengan pengaruh dari berbagai

media seperti TV dan VCD atau media lainnya seperti koran dan

majalah. Sehingga terkadang seseorang yang awalnya memiliki

kepribadian baik berubah menjadi buruk karena pengaruh dari

lingkungan tersebut.

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh

lingkungan dominan di jati diri seseorang selain dari pengaruh keluarga,

teman dan sekolah. Akan tetapi, keluarga juga sering dipandang

sebagai lingkungan pertama dan utama. Oleh karena itu makin

bertambah usia manusia peran sekolah dan masyarakat luas makin

penting, namun peran keluarga tidak terputus begitupun dengan

sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa

siswa.
70

Tabel 10

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Efektivitas Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam siswa XI Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten
Kepulauan Selayar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Pergaulan 5 36%
2 Lingkungan 4 28%
3 Keluarga 2 14%
4 Teman 3 22%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 5

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa 5 siswa

mengatakan pergaulan yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dengan metode pembelajaran Mastery

Learning dengan 36%, kemudian 4 siswa yang menyatakan lingkungan

dengan persentasenya 14% dan siswa yang menyatakan teman

sebagai faktor yang mempengaruhi ada 3 siswa dengan hasil

persentase sebanyak 22%. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor

yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam

di sekolah adalah faktor dari pergaulan mereka sehari-hari di dalam

ruangan maupun di luar ruangan, sehingga terbentuk proses

pembelajaranyang efesien.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan guru bidang

studi Aqidah Akhlah ibu Nur Aida, S.Ag salah satu guru Madrasah

Aliyah Negeri Bontoharu Kabupaten kepulauan Selayar menyatakan

bahwa :
71

Masih banyak yang mempengaruhi hal seperti itu terkadang siswa


enggan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran berdampak dari
tingkat kecerdasan siswa, bahasa yang masih kaku (berasal dari
pulau), serta sarana dan prasarana yang belum memadai. Akan tetapi,
seiring dengan waktu dan dukungandari berbagai kalangan pihak yang
berwenang amaka keterpurukan itu menjadi dampak besar/positif
karena sudah mampu memicu motivasi serta membangun pemahaman
siswa, menanamkan sikap bekerja sama dan menanamkan sikap saling
menghargai. (Wawancara tanggal 29 September 2014 di Madrasah
Aliyah Negeri Bontoharu).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa efektivitas

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode

mastery learning sangat dipengaruhi oleh pergaulan. Oleh karena itu,

sebagai seorang guru (pendidik) dituntut untuk mengarahkan peserta

didiknya untuk mengembangkan berbagai kecerdasan baik secara

intelektual, emosional, spiritual dan kreativitas. Guna mencapai tujuan

pembelajaran tersebut sebagai seorang pendidik dituntut pula untuk

professional sesaui dengan Pasal 1 UU Sikdiknas tahun 2003

menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional adalah

mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kecerdasan, kepribadian

dan akhlak mulia.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat pula disimpulkan bahwa

metode Mastery Learning berprinsip menjadikan anak didik sebagai

individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan mengembangkan

dirinya. Akan tetapi guru tak luput dari pengawasannya dan ikut serta

menolong setiap peserta didik yang dalam kesulitan. Guru mempunyai

peranan penting dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang

mendorong keaktifan siswa. Usaha untuk menciptakan kondisi


72

pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif siswa, menumbuhkan

kemampuan siswa dalam menerapkan metode pembelajaran yang

sesuai dan bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Salah satu

alternative yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses

pembelajaran adalah dengan menerapkan pendekatan melalui metode

Mastery Learning. Pembelajaran menggunakan metode tersebut

membangun pengetahuan siswa dengan cara mengaitkan informasi

baru dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga

memungkinkan keingintahuan siswa untuk proses pembelajaran

selanjutnya. Dengan demikian seseorang telah mengalami proses

aktifitas belajar mengajar sehingga mengalami perubahan tingkah laku

baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun dari segi lainnya.

Berikut jawaban siswa tentang pengaruh mata pelajran Pendidikan

Agama Islam dengan metode Mastery Learning yang terdapat dalam

table berikut ini :

Tabel11
Pengaruh Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan Metode
Mastery Learning Siswa XI di Madrasah Aliyah Negeri Bontoharu
Kabupaten Kepulauan Selayar

No Alternatif Jawaban Frekuensi Presentase


1 Alternatif berpengaruh 4 28%
2 Berpengaruh 8 58%
3 Kurang berpengaruh 2 14%
4 Tidak berpengaruh 0 0%
Jumlah 14 100%
Sumber data : item Angket Nomor 6
73

Berdasarkan hasil angket di atas menunjukkan bahwa 4 siswa

mengatakan sangat berpengaruh mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan menggunakan metode Mastery Learning bagi siswa

dengan persentase 28% sedangkan yang menyatakan berpengaruh

lebih besar sebanyak 8 siswa dengan hasil persentase 58%, kemudian

yang menyatakan kurang berpengaruh 2 siswa persentasenya 14% dan

yang menyatakan tidak berpengaruh 0%. Dapat ditarik kesimpulan

bahwa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam berpengaruh bagi

siswa kelas XI dengan adanya metode tersebut. Oleh karena itu,

pembelajaran mastery learning dapat mempermudah dan memotivasi

siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami

keterkaitan atau hubungan antar konsep pengetahuan dan tindakan

yang termuat dalam tema pembelajaran. Melalui metode pembelajaran

yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik digiring untuk

berfikir luas dan mendalam untuk menangkap dan memahami

hubungan konseptual yang disajikan guru. Selanjutnya peserta didik

akan terbiasa berfikir terarah dan teratur. Peserta didik akan lebih

termotivasi dalam belajar bila mereka menerapkan apa yang telah

dipelajarinya.

Hal ini didukung oleh hasil wawancara penulis dengan ketiga guru

bidang studi Pendidkan Agama Islam kelas XI di Madrasah Aliyah

Negeri Bontoharu Kabupaten kepulauan Selayar menyatakan bahwa :


74

Siswa sangat antusias dan bersemangat selama proses belajar


mengajar karena dengan adanya metode Mastery Learning siswa dapat
cepat menyerap materi, dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
karena metode ini menuntut keaktifannya dalam belajar dan berkreasi.
(Wawancara tanggal 23 September 2014 di Madrasah Aliyah Negeri
Bontoharu).

Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa pengaruh mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan metode

Mastery Learning berpengaruh terhadap keaktifan siswa dalam belajar

serta menumbuhkan motivasi, karena motivasi itu sendiri merupakan

dorongan yang timbul dari seseorang secara sadar atau tidak sadar

untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Olehnya itu,

seorang guru atau orang tua sangat berperan penting dalam hal ini

agar mampu merealisasikan setiap tingkah lakunya yang merupakan

cerminan bagi orang banyak.

Anda mungkin juga menyukai