Anda di halaman 1dari 20

KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA

DALAM PEMBINAAN MADIN/PONTREN


OLEH :
H. SIPUAN. S.Ag.,MM
KEPALA KANTOR KEMENTERIAN
AGAMA
KABUPATEN BENGKULU TENGAH

1
BIODATA
Nama : H. Sipuan,S.Ag.,MM
NIP : 196903011996031002
Pangkat/ Gol : Pembina TK.1 / IV.b
jabatan : Kepala Kemenag Kabupaten Bengkulu Tengah

Riwayat Pendidikan :
- SD/MI: SDN Sukananti Tahun 1983
- SMP/ MTs : SMP 2 Manna Tahun 1986
- SMA/ MA : SMAN 2 Manna Tahun 1989
-S.I : S.1 IAIN IAIN Palembang Ushuludin jurusan Dakwah Tahun 1994
- S.2 : S. 2 UNIB Program Studi Manajemen Tahun 2010
Riwayat Jabatan :
1.Penyuluh Fungsional Tahun 1996- 1999
2. Staf Tahun 1999- 2005
3. Ka. Subbag Tata Usaha Kemenag Kabupaten Seluma Tahun Tahun 2005-
2012
4. Kepala Kemenag Kabupaten Seluma Tahun 2012 s.d April 2017
5. Kepala Kemenag Kabupaten Kaur Tahun April 2017 s.d Desember 2017
6. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Bengkulu Tengah Th. 2017 s.d
sekarang
2
Keluarga :
PENDAHULUAN
"Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya
adalah satu sumber pendidikan dan pencerdasan
rakyat jelata yang telah berurat dan berakar
dalam masyarakat Indonesia pada umumnya,
hendaknya mendapatkan perhatian dan bantuan
nyata berupa tuntunan dan bantuan material
dari pemerintah"
Pendidikan Agama diatur secara khusus dalam UU No,
4 Tahun 1950 pada bab XII Pasal 20

1. Di sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran


agama, orang tua murid menetapkan apakah
anaknya akan mengikuti pelajaran tersebut atau
tidak.
2. Cara penyelenggaraan pendidikan agama di
sekolah negeri diatur dalam peraturan yang
ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Pengajaran
dan Kebudayaan, bersama-sama dengan Menteri
Agama.
Perkembangan dan Pembinaan Madrasah

• Perkembangan madrasah tak lepas dari peran


Departemen Agama sebagai lembaga yang
secara politis telah mengangkat posisi madrasah
sehingga memperoleh perhatian yang terus
menerus dari kalangan pengambil kebijakan.
Walau tak lepas dari usaha keras yang sudah
dirintis oleh sejumlah tokoh agama seperti
Ahmad Dahlan, Hasyim Asy`ari dan Mahmud
Yunus.
• Madrasah sebagai lembaga penyelenggara
pendidikan diakui oleh negara secara formal
pada tahun 1950. Undang-undang No. 4 tahun
1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah, pada pasal 10 menyatakan
bahwa untuk mendapatkan pengakuan
Departemen Agama, madrasah harus
memberikan pelajaran agama sebagai mata
pelajaran pokok paling sedikit 6 jam seminggu
secara teratur disamping pelajaran umum
Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren

• Pondok Pesantren sebagai bagian


dari sistem pendidikan Nasional,
keberadaan pondok pesantren
sebelum Indonesia merdeka
diperhitungkan oleh bangsa-
bangsa yang pernah menjajah
Indonesia.
• Pada masa kolonialisme dari Pondok
Pesantren lahirlah tokoh-tokoh nasional
yang tangguh yang menjadi pelopor
pergerakan kemerdekaan Indonesia,
seperti KH. Hasyim Asyari, KH. Ahmad
Dahlan, KH. Zaenal Mustopa dll. Maka
dapat dikatakan bahwa masa itu Pondok
Pesantren memberikan kontribusi yang
besar bagi terbentunya republik ini.
Arah kebijakan Kementerian
Agama dalam Pembinaan Madin /
Pontren mengacu pada arah
kebijakan Kementerian Agama
Bidang Pendidikan 2015-2019
1. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan
2. Meningkatkan akses dan mutu pendidikan dasar-menengah
(wajib belajar 12 tahun)
3. Meningkatkan akses, mutu dan relevansi pendidikan tinggi
keagamaan
4. Meningkatkan layanan pendidikan keagamaan yang
berkualitas
5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada satuan
pendidikan umum untuk memperkuat pemahaman dan
pengamalan untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti
luhur
6. Meningkatkan tata kelola pendidikan agama
Strategi Pendidikan Islam
Berdasarkan arah kebijakan maka
strategi Pendidikan Islam pada
lingkup Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam dilaksanakan
melalui 5 kegiatan prioritas, yaitu:
1. Peningkatan Mutu dan Relevansi Pendidikan Agama
Islam
2. Peningkatan Akses, Mutu, Relevansi dan Daya Saing
Pendidikan Keagamaan Islam
3. Strategi dalam meningkatkan mutu santri pendidikan
diniyah dan pondok pesantren
4. Strategi dalam meningkatkan mutu pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan keagamaan Islam
5. Strategi dalam meningkatkan jaminan kualitas (quality
assurance) kelembagaan pendidikan diniyah dan pondok
pesantren 
• Dari beberapa Strategi Pendidikan
Islam diatas dapat Disimpulkan ada 3
Strategi yang menjadi Arah
Kebijakan dari Kantor Kementerian
Agama dalam Pendidikan Madrasah
Diniyah dan Pondok Pesantren
diantaranya Adalah :
1. Strategi dalam meningkatkan mutu santri
pendidikan diniyah dan pondok pesantren

• Pemberian Beasiswa Pendidikan Tahfizh Al-Qur`an (Program Beasiswa


Tahfizh Al-Qur`an) kepada santri.
• Mengikutsertakan santri dalam Musabaqah Qira`atil Kutub (MQK).
• Pemberian beasiswa santri berprestasi (Program Beasiswa Santri
Berprestasi).
• Pemberian dukungan pembiayaan Pemagangan Santri Pondok
pesantren.
• Mengikutsertakan santri dalam Perkemahan Pramuka Santri Nusantara
(PPSN).
• Mengikutsertakan santri dalam Pekan Olahraga dan Seni Antar
Pondok pesantren Tingkat Nasional (POSPENAS).
• Pemberian beasiswa bagi santri pondok pesantren untuk belajar di
pesantren besar/unggulan untuk memperoleh layanan pendidikan
yang bermutu.
2. Strategi dalam meningkatkan mutu pendidik dan
tenaga kependidikan pada pendidikan keagamaan
Islam berupa:
• Peningkatan kompetensi dan kualifikasi pendidik dan tenaga
kependidikan pada pendidikan diniyah formal/satuan pendidikan
muadalah pada pondok pesantren/ ma`had aly/Program
Persamaan Lulusan/Program Wajar Dikdas serta Paket A, Paket B,
Paket C, dan Diniyah Takmiliyah/Pendidikan
Al-Qur`an/Pendidikan Pesantren.
• Mengikutsertakan pendidik pada pendidikan diniyah
formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok pesantren pada
Pendidikan Profesi Guru.
• Pemberian tunjangan fungsional kepada pendidik pada pendidikan
diniyah formal/satuan pendidikan muadalah pada pondok
pesantren/ma`had aly/program persamaan lulusan/program
wajar dikdas/paket.
• Pemberian tunjangan profesi kepada pendidik
pada pendidikan diniyah formal/ satuan
pendidikan muadalah pada pondok
pesantren/ma`had aly.
• Pemberian tunjangan fungsional kepada
pendidik Madrasah Diniyah Takmiliyah/
Pendidikan Al-Qur`an/Pendidikan Pesantren.
• Peningkatan mutu Pengasuh Pesantren.
• Pemberian beasiswa Beasiswa Pendidikan Kader
Ulama kepada pendidik.
3. Strategi dalam meningkatkan jaminan kualitas
(quality assurance) kelembagaan pendidikan
diniyah dan pondok pesantren berupa:
• Penyiapan akreditasi lembaga pendidikan keagamaan Islam.
• Peningkatan mutu pembelajaran lembaga pendidikan keagamaan Islam.
• Penyusunan regulasi pendidikan keagamaan Islam.
• Penyediaan Data Pendidikan Keagamaan Islam.
• Penyediaan paket peningkatan mutu manajemen lembaga pendidikan
keagamaan Islam.
• Pemberdayaan mitra kerja pendidikan keagamaan Islam
(FKDT/FKPP/FKPM/FKMA dll).
• Penyelenggaraan Bahtsul Ma`sail/Halaqoh pada lembaga pendidikan
keagamaan.
• Penyelenggaraan layanan pendidikan kecakapan hidup dan
keterampilan kerja (life skill) pada lembaga pendidikan keagamaan.
• Penyusunan Standar Nasional Pendidikan Keagamaan Islam.
KESIMPULAN
• Fungsi utama Kementerian Agama pada dasarnya
adalah pengaturan, pelayanan dan pemberdayaan.
Ketiga fungsi tersebut merupakan faktor penting dalam
meningkatkan mutu, relevansi, dan daya saing melalui
efisiensi proses pelayanan dan pengendalian mutu yang
didukung dengan regulasi dan struktur organisasi yang
kuat. Peningkatan kualitas kegiatan perencanaan,
implementasi, monitoring & evaluasi yang diikuti
dengan tindakan perbaikan memerlukan dukungan data
dan sistem informasi Pendidikan Islam yang akurat.
• Berdasarkan dari Fungsi tersebut maka
Lahirlah strategi-strategi yang menjadi
arah Kebijakan Kantor Kementerian
Agama dalam Meningkatkan Pendidikan
Madrasah Diniyah dan Pondok Pesantren.
•TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai