PROPOSAL PENELITIAN
OLEH
MARDIONO
NPM. 101701107
Nama : MARDIONO
NPM : 101701107
Fakultas : EKONOMI
Telah diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan pada Ujian Proposal Peneltian
Disetujui di : Baubau
Pada Tanggal : 2021
Pembimbing I PembimbingII
Mengetahui,
Ketua Proram Studi Akuntansi
Hanya karena kekuatan yang diberikan oleh Allah, penulis akhirnya dapat
menyelesaikan proposal ini guna memberikan wacana atas tanggung jawab social
kepengurusan masjid. Namun demikian, proposal ini masih jauh dari yang
diharapkan dan tidak akan selesai dengan baik tanpa bantuan dan bimbingan
berbagai pihak, untuk itu penukis mengucapkan rasa terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada :
1. Kedua orangtua yang telah banyak memberikan kasih sayang, perhatian, doa
S.P.,M.M
i
memberikan bimbingan dan arahan serta petunjuk kepada penulis selama
proposal ini.
Buton, yang telah memberikan ilmu, dan pengalamam paling berharga, serta
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga Allah SWT senantiasa
terselesaikannya proposal ini. Proposal ini masih belum sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dan semoga
proposal ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca
pada umummnya.
Baubau, 2021
Penulis
MARDIONO
101701107
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
yang baik. Peranan akuntansi dalam segi pengelolaan Organisasi pun semakin
disadari oleh berbagai pihak, baik Organisasi yang berorientasi pada laba
secara suka rela memberikan pelayanan kepad masyarakat umum tanpa tujuan
untuk memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Fokus dari visi dan misi
masjid juga disebut sebagai Rumah Allah (Baitullah) atau bahkan rumah
dalam hal kepengurusan identik dengan seorang Imam, muadzin, khatib, dan
pengurus lain yang sering disebut juga dengan ta’mir masjid. Ta’mir biasanya
adalah orang yang sudah tua dan tidak memiliki latar belakang keilmuan yang
persoalan ketika dana masjid yang diperoleh dari infaq atau sumbangan para
donatur dikelola secara apa adanya tanpa melalui proses pencatatan keuangan
masjid yang tidak mencatat secara rinci pemasukan dan pengeluaran kas,
biasanya hanya dicatat sebatas penerimaan dan pengeluaran kas tanpa merinci
sumber pemasukan kas dan penggunaan kas masjid untuk apa saja, sehingga
penting dan sangat diperlukan dalam organisasi atau lembaga publik, swasta
karena itu, masjid sebagai salah satu organisasi nirlaba, harus benar-benar
kepentingan publik.
penyusunan laporan keuangan masjid yang baik. Maka dari itu diperlukan
Sumber dana yang diperoleh oleh masjid dapat berasal dari kotak amal
masjid, donasi, zakat, infak dan shodaqoh dari masyarakat. Dari sumber dana
informasi yang transparan dan akuntabel. Karena biasanya yang kita ketahui
laporan keuangan masjid hanya disajikan sekali dalam seminggu pada saat
sholat jumat. Maka dari itu pengurus masjid diharapkan mampu melaporkan
keuangan masjid tersebut. Oleh karena itu dari hasil penelitian yang
menerbitkan PSAK 109 dan PSAK 45. PSAK 109 sendiri mengatur tentang
akuntansi zakat, infaq, shodaqoh yang biasanya ini merupakan sumber dana
Organisasi nirlaba ini mendapat sumber dananya berasal dari dana hibah,
baik adalah adanya dana untuk operasional masjid, sebab masjid tidak hanya
untuk dibangun tapi juga perlu dana untuk menopang kegiatan kegiatan
dan Waqof dan sumber pengeluaran masjid terdiri dari biaya rutin (listrik,
air), biaya kebersihan, biaya kegiatan Islami yaitu kegiatan yang dilakukan
untuk memperingati hari-hari besar Islam Maulid Nabi SAW, Ramadhan, dan
jawab.
dalam pembahasan ini mengacu pada PSAK 109, sehingga ruang lingkup
6
PSAK ini hanya untuk amil zakat yang menerima dan menyalurkan zakat,
laporan keungan yang harus dibuat oleh amil secara lengkap yang terdiri dari:
waktu itu masih sangat sederhana dengan donatur yang masih sedikit dan
bantuan yang diperoleh juga masih tidak terlalu besar. Seiring berjalannya
masjid berasal dari donasi maupun sumbangan, kaleng jumat, kotak amal
masjid, infak dan sedekah. Sumber dana tersebut diperoleh dari kegiatan
masjid seperti sholat jum’at dan kegiatan lain pada hari besar Islam.
buku kas umum penerimaan dan buku kas pengeluaran secara manual dan
7
PSAK 109.
berikut:
1. Bagi Penulis
sebagai ruang lingkup penelitian ini adalah laporan keuangan yang digunakan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntabilitas
Menurut Ulum dan Juanda (2016) ada dua tipe akuntabilitas yaitu:
dipandang perlu.
10
tindakan yang dilakukan baik berhasil atau tidak dalam mencapai target
11
pemerintah.
kinerjanya.
pihak yang lain yang memiliki hak dan kewajiban untuk meminta
daya dari sumbangan para anggota dalam hal ini umat dan para
bentuk.
2.2 Masjid
principal.
13
ciri khas yang harus dimiliki oleh setiap pelaporan keuangan supaya
difungsikan sebagai :
14
1. Pusat ibadah
Masih banyak fungsi masjid yang lain. Namun yang jelas pada
ternyata masyarakat dengan multi ras, multi etnis dan multi agama.
diridhai Allah SWT. Lebih spesifik dapat dikatakan: Hal-hal apa dan
109
dengan;
organisasi tersebut.
keagamaan yang dipenuhi oleh landasan prinsip agama tentu saja setiap
kegiatannya juga harus terhindar dari dosa atau hal-hal yang dilarang
larangan Tuhan.
kepentingan masjid.
entitas organisasi dalam hal ini ruang publik masjid perlu untuk
pelaksanaan akuntabilitas ruang publik dalam hal ini masjid, maka akan
datang cepat. Uang yang ada dialokasikan untuk kegiatan. Tapi, tidak
ada gambaran sejak awal mau dikelola seperti apa uang itu. Oleh karena
itu, harus ada alternatif agar pengelolaan keuangan masjid bisa berjalan
berdasarkan aktivitas.
Seperti yang diketahui masjid tidak hanya berdiri di pusat kota atau
juga sama halnya dengan masjid besar, beberapa masjid kampus telah
berbagai lembaga dan dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Salah
pemerintahan.
atau lembaga non-profit dikenal dengan akuntansi sektor publik. Oleh sebab
dapat dipahami akan adanya akuntansi untuk pemerintahan daerah, dan akan
diperhatikan:
tentang jumlah pendapatan, biaya dan laba selama satu periode akuntansi.
akuntansi harus:
keputusan.
pembuatan keputusan.
sebagainya
dinyatakan dalam nilai uang, segala transaksi dan kejadian yang sedikit-
berbeda tentang apa saja yang termasuk sebagai prinsip dasar akuntansi.
datang.
pelaporan.
uang ( dalam artian mata uang yang digunakan adalah dari negara
diperbandingkan.
dilakukan akan diringkas menjadi suatu laporan keuangan. Laporan ini dapat
dibuat dalam bulanan, triwulan, semesteran dan satu tahun atau satu periode
pedoman yang menjadi panduan atau acuan bagi semua masjid dalam
dilakukan secara rutin dan berulang – ulang setiap kali terjadi transaksi
kecil, dan ada pula yang dikerjakan dengan mesin-mesin otomatis seperti
kewajiban dan net asset pemilik suatu masjid pada tanggal tertentu
Press.2015), h. 63).
Contoh:
Mesjid XXX
Neraca
Per 31 Desember 20xx
(dalam rupiah)
berlangsung.
Contoh:
Masjid XXX
Laporan Operasional untuk Periode yang Berakhir Sampai dengan 31
Desember 20xx
(dalam rupiah)
Uraian Catatan 31 Des20xx 31 Des 20xx
Kegiatan Operasional
Pendapatan
Zakat xxx xxx
Infaq xxx xxx
Sadaqah xxx xxx
Wakaf xxx xxx
Jumlah Pendapatan xxx xxx
30
Beban
Beban Gaji Pegawai Xxx xxx
Beban Barang Xxx xxx
Beban Pemeliharaan Xxx xxx
`
Beban Jasa Xxx
Beban Penyusutan Xxx xxx
Jumlah
Xxx xxx
Beban
Surplus
Xxx xxx
( Defisit) LO
Tabel 2.2 Contoh laporan operasional
jumlah kas yang diterima dan dibayar oleh suatu masjid selama periode
tertentu.
Contoh:
Masjid XXX
Laporan Arus Kas untuk periode yang berakhir sampai dengan 31
Desember 20xx
(dalam rupiah)
31 Des 31 Des
Uraian
20xx 20xx
A. Arus Kas dari Aktivitas Operasi
I. Arus Kas
Masuk
Pendapatan Zakat Xxx xxx
Pendapatan Infaq Xxx xxx
Pendapatan Sadaqah
Pendapatan Wakaf Xxx xxx
Jumlah Arus Kas Masuk (A.I) xxx xxx
II. Arus Kas Keluar
Beban Gaji Pegawai xxx xxx
Beban Jasa xxx xxx
31
2.7.1 Aset
Aset yaitu sumber daya dikuasai sebagai hasil dari kejadian masa
pada entitas. Aset terdiri dari 2 sub-bagian, yaitu aset lancar (seperti kas,
persediaan, dll) dan Aset tetap (seperti tanah, gedung dan bangunan,
1. Aset Tetap Tidak Terikat , Aset tetap tidak terikat yaitu aset yang nilai
Aset tetap terikat sementara, yaitu aset yang diberikan oleh pihak
tempo.
Aset tetap terikat permanen, yaitu aset yang diberikan oleh pihak
2.7.2 Kewajiban
Net aset atau yang disebut ekuitas merupakan sisa hak atas aset
2.7.4 Pendapatan
(satu) periode akuntansi akibat arus masuk yang melekatkan dari suatu
aset dan meningkan nilai net aset yang menjadi partisipasi hak.
1. Jenis-Jenis Pendapatan
2. Pendapatan Zakat
atas harta dan penyaluran zakat yang tidak keluar dari asnaf. Dimana
mustahik.
Pendapatan Infaq
usaha masjid.
Pendapatan Sodaqah
Pendapatan Wakaf
Al-Baqarah;282.
2.7.5 Beban
operasional perusahaan.
Jenis-Jenis Beban:
Beban Pegawai
akuntansi.
Beban Barang
Beban Jasa
36
Beban Pemeliharaan
masjid.
2.8 Transparansi
dapat dijangkau oleh publik atau masyarakat secara umum. Suatu kebijakan
keuangan.
5. Laporan tahunan.
kegiatan melayani.
38
keputusan mengenai target yang telah ditetapkan dan hasil dari keputusan
tersebut dapat diakses oleh masyarakat baik melalui website maupun elalui
bendahara 1, kelurahan
bendahara 2, wali,
dan Kecamatan,B
bendahara 3 inongko,
Kabupaten
Wakatobi
2 Fian Rekontruksi Metode Lembaga Persamaan
Handaya Laporan penelitian ini masjid masih meneliti
ni,Yulina Keuangan menggunaka belum tentang
rtati, Masjid Jami’ n Deskkriptif menerapkan penyusunan
Diyah Darussalam Kualitatif. penyusunan laporan
Probowu Glenmore pelaporan keuangan
lan/2020 Besdasarkan keuangan masjid
PSAK No. sesuai dengan berdasarkan
109 Pernyataan PSAK 109.
Standar Perbedaan
Akuntansi Pada teknis
Keuangan analisis data
(PSAK) yang
Nomor 109, dilakukan
dan Laporan dalam
keuangan menganalisis
pada lembaga data.
masjid hanya
dalam bentuk
penerimaan
dan
pengeluaran
kas yang
diperolah dari
zakat, infaq
dan shadaqah
dan semua
dana yang
masuk pada
Lembaga
Masjid Jami’
Darussalam
Glenmore
belum
dipisahkan
berdasarkan
golongan
dana
zakat, infaq
dan
40
shadaqah.
Peny Rekontruksi Metode Laporan Persamaan
Cahaya Perlakuan penelitian ini keuangan menganalisis
Azwari, Akuntansi menggunan berdasarkan Rekontruksi
Ayke untuk Kan PSAK 109 Penerapan
Nuraliati Entitas Kuantitatif. lebih akuntansi
/2005 Tempat cenderung untuk
Ibadah bisa Masjid.
(Studi diterapkan Perbedaan
Perlakuan untuk masjid Penlitian
Akuntansi yang sebelumnya
Organisasi sederhana meneliti
Masjid dibandingkan diberbagai
Berdasarkan dengan tempat
PSAK 45 dan PSAK 45 ibadah dalam
PSAK 109). karena hal ini mesjid
laporan sedangkan
keuangannya penelitian ini
lebih bisa meneliti
dipahami dan hanya
dimengerti. berfokus
Akun–akun pada satu
yang masjid yaitu
terdapat masjid Al-
dalam khairat
laporan Kelurahan
keuangan Wali,
padaPSAK Kecamatan
45 cenderung Binongko,
lebih sulit Kabupaten
diterapkan Wakatobi.
dan
membutuhka
n ta’mir
masjid yang
memiliki
basik
akuntansi
sehingga
mampu
menggolongk
an akun–akun
yang lebih
sesuai untuk
digolongkan
ke dalam
41
akun–akun di
PSAK 45.
Pada era saat ini semakin banyak terjadinya kasus korupsi baik yang
dilakukan pejabat maupun para pengurus suatu organisasi baik itu organisasi
besar atau kecil serta organisasi yang bertujuan mendapatkan profit maupun
non profit. Untuk menghindari terjadinya korupsi tersebut maka cara yang
cerdas dalam melihat kondisi suatu masjid, sehingga untuk mengurangi atau
tengah-tengah Kelurahan Wali. Daya tampung jamaah pada masjid ini cukup
42
besar, karena memiliki bangunan dua lantai dan ukuran bangunan yang
cukup luas, sehingga jamaah yang datang juga tidak sedikit ketika memasuki
menyimpulkan bahwa arus kas masuk dan keluar masjid ini lancar.
hal ini masjid, IAI mengeluarkan standar pelaporan keuangan yakni PSAK
No. 109. Menurut PSAK No. 109 setidaknya pengelola zakat, infak dan
keuangan pada akhir periode laporan, laporan perubahan dana untuk suatu
pelaporan, laporan arus kas untuk suatu periode pelaporan, dan catatan atas
laporan keuangan.
Masjid AlKhairat
Laporan Keuangan
Akuntabilitas Transparansi
Kesimpulan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
3.2.1 populasi
generalisasi yang terdiri atas objek yang ditetapkan oleh peneliti yang
3.2.2 Sampel
Wakatobi.
berikut:
mesjid.
2. Data Kuantitatif yaitu data yang dapat dihitung atau dalam bentuk
penelitian.
2. Data sekunder adalah data yang secara tidak langsung diperoleh dari
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
arsip, dokumen, tulisan, angka dan gambar yang berupa laporan dan
suatu perusahaan dalam satu periode tertentu yang dapat digunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Arif Hidayatulah, Agung Budi Sulistiyo, dan Nur Hisamuddin. 2019. Rekontruksi
Penyusunan Laporan Keuangan Masjid (studi Masjid Agung Baiturrahman
Bayuwangi). Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Jember.
Ihyaul Ulum, Hafiez Sofyani. 2016. Akuntansi Sektor Publik. Aditia Media,
Malang.
Mhd. Syahman Sitompul, et, al. Akuntansi Masjid. Febi UIN Press, 2015. Hal. 63.
Siskawati et, al. 2016. Pemaknaan Akuntabilitas Masjid. Jurnal Akuntansi Multi
Paradigma. http://dx.doi.org/10.18202/jamal.2016.04.70006