SKRIPSI
OLEH :
FIFI WALIDATUL HASANAH
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada
Prodi Akuntansi
OLEH :
FIFI WALIDATUL HASANAH
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
“Pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik Dan Pengawasan
Terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Dalam Mencegah
Fraud” sebagai upaya penyelesaian tugas akhir bagi seluruh mahasiswa
Universitas Muhammadiyah Metro. Dalam upaya menyelesaikan proposal ini
peneliti mendapat banyak bantuan dan bimbngan dari banyak pihak, oleh
karena itu peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada:
HALAMAN COVER............................................................................................. i
HALAMAN LOGO............................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
DAFTAR TABEL.................................................................................................
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................
B. Rumusan Masalah.............................................................................
C. Tujuan Penelitian................................................................................
D. Kegunaan Penelitian..........................................................................
E. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................
F. Sistematika Penulisan........................................................................
BAB II KAJIAN LITERATUR
A. Deskripsi Teori...................................................................................
1. Akuntansi Sektor Publik................................................................
a. Pengertian Akuntansi Sektor Publik........................................
b. Jenis-Jenis Akuntansi Sektor Publik.......................................
c. Elemen-Elemen Akuntansi Sektor Publik................................
d. Indikator Akuntansi Sektor Publik...........................................
2. Pengawasan Internal....................................................................
a. Pengertian Pengawasan Internal............................................
b. Tujuan Pengawasan Internal..................................................
c. Indikator Pengawasan Internal................................................
3. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah....................................
a. Pengertian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.............
b. Jenis-Jenis Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah............
c. Indikator Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah................
4. Pencegahan Fraud.......................................................................
B. Penelitian Relevan.............................................................................
C. Kerangka Pemikiran...........................................................................
D. Hipotesis............................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian...............................................................................
B. Populasi dan Sampel.........................................................................
1. Populasi.........................................................................................
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.....................................
C. Definisi Operasional Sampel..............................................................
1. Variabel Independen......................................................................
2. Variabel Dependen........................................................................
3. Variabel Interverning......................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................
E. Instrumen Penelitian...........................................................................
1. Uji Validitas....................................................................................
2. Uji Reliabilitas................................................................................
F. Teknik Analisis Data...........................................................................
1. Uji Asumsi Klasik...........................................................................
2. Uji Hipotesis...................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
B. Rumusan masalah
1. Bangaimana pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap
Akuntabilitas Kinerja Intansi pemerintah DPRD Kabupaten Lampung
Barat dalam mencegah fraud?
2. Bagaimana pengaruh Pengawasan terhadap Kinerja Intansi pemerintah
DPRD Kabupaten Lampung Barat dalam mencegah fraud?
3. Bangaimana pengaruh Penerapan Akuntansi Sektor Publik dan
Pengawasan terhadap Akuntabilitas Kinerja Intansi pemerintah DPRD
Kabupaten Lampung Barat dalam mencegah fraud?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Akuntansi Sektor Publik terhadap
Akuntabilitas Kinerja Intansi pemerintah DPRD Kabupaten Lampung
Barat dalam mencegah fraud.
2. Untuk mengetahui pengaruh pengawasan terhadap Akuntabilitas Kinerja
Intansi pemerintah DPRD Kabupaten Lampung Barat dalam mencegah
fraud.
3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Akuntansi Sektor Publik dan
pengawasan terhadap Akuntabilitas Kinerja Intansi pemerintah DPRD
Kabupaten Lampung Barat dalam mencegah fraud.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengetahuan penelitian terkait
penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah serta permasalahan atas fakta yang muncul selama
penelitian, khususnya akuntabilitas kinerja. Wawasan untuk
menyelesaikan permasalahan terkait instansi pemerintahan DPR-D
Lampung Barat.
2. Bagi instansi pemerintah, penelitian ini memberikan informasi yang
berguna untuk memecahkan masalah yang dihadapi instansi pemerintah
dan menghilangkan hambatan yang ada untuk mencapai kinerja sehingga
dapat mencapai tujuannya dengan sebaik-baiknya.
3. Bagi pembaca dan peneliti selanjutnya, Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi salah satu bahan referensi sebagai bahan penelitian,
perbandingan bagi peneliti lain yang mempelajari masalah yang sama.
F. Sistematika Penulisan
Berikut ini sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan Latar belakang penelitian, rumusan permasalahan,
tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian serta
sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN LITERATUR
Uraian teori, kerangka pemikiran, penelitian relevan serta hipotesis
dijelaskan pada bab ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menjelaskan jenis, objek dan lokasi penelitian, metode yang
digunakan dalam penelitian meliputi operasional variabel, populasi juga
sampel. Selain itu juga terdapat teknik pengumpulan data serta analisis data.
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penjelasan tentang deskripsi lokasi penelitian, analisis data serta
pembahasan diuraikan dalam bab ini.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini merupakan bab terakhir dari penelitian yang berisi kesimpulan dan
saran.
DAFTAR LITERATUR
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Deskripsi Teori
1. Akuntansi Sektor Publik
a. Pengertian Akuntansi Sektor Publik
Dari segi ekonomi, sektor publik dipandang sebagai sebuah
organisasi yang kegiatannya terkait dengan upaya untuk menciptakan
barang dan jasa publik guna melengkapi kebutuhan dan hak publik.
Akuntansi sektor publik menurut Bastian (2006: 15) ialah mekanisme
teknis dan analisis akuntansi pada instansi tertinggi negara dan
departemen di bawahnya, pemerintah kota, BUMN, BUMD, LSM dan
yayasan sosial, serta proyek kerjasama bidang publik maupun
swasta.
Akuntansi sektor publik dan penggunaan serta penanganan
akuntansi di ruang publik saling berkaitan. Instansi pemerintah
termasuk yang berada di ranah publik juga yayasan untuk kelompok
massa dan politik, LSM, lembaga pendidikan, dan lembaga nirlaba
lainnya.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Laporan keuangan
terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi
yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional
pemerintahan, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas
dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan
ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan. Proses
pendokumentasian, identifikasi, analisis, dan pelaporan transaksi
keuangan organisasi publik untuk memberikan informasi keuangan
kepada pengguna laporan keuangan yang berguna untuk membuat
keputusan dapat diringkas sebagai akuntansi sektor publik
berdasarkan pendapat tersebut di atas.
b. Jenis-Jenis Akuntansi Sektor Publik
Menurut Aniek Yuesti, dkk (2020: 34) Domain akuntansi
manajemen sektor publik antara lain meliputi badan-badan
pemerintahan (pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta unit
kerja pemerintah), perusahaan milik Negara dan daerah (BUMN dan
BUMD), yayasan, universitas, organisasi politik dan organisasi massa,
serta Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan organisasi nirlaba
lainnya.Jenis-jenis organisasi sektor publik dapat dibagi menjadi tiga
kategori jika dilihat dalam bentuk garis besarnya, yaitu sebagai
berikut:
1) Instansi Pemerintah
Instansi pemerintah berikut adalah contoh entitas yang
termasuk dalam ruang publik.
a) Pemerintahan pusat yang meliputi Kementerian seperti
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Departemen
Keuangan, dan lain-lain. Selanjutnya ada Organisasi dan
lembaga negara seperti KPU, KPK, dan lainnya.
b) Pemerintah Daerah, termasuk Satuan Kerja Kecamatan
seperti Dinas Catatan Sipil, Dinas Pendapatan, Dinas
Kesehatan, Dinas Perhubungan, dan lain-lain.
2) Organisasi Nirlaba Milik Pemerintah
Organisasi ini merupakan bagian dari organisasi sektor publik
bukan berupa instansi pemerintah namun dimiliki oleh pemerintah,
diantaranya:
a) Perguruan Tinggi;
b) Rumah sakit milik pemerintah; dan
c) Yayasan milik pemerintah.
3) Organisasi Nirlaba Milik Swasta
Organisasi ini sebagai bagaian dari organisasi sektor publik
namun kepemilikan dan pengelolaannya dilakukan oleh swasta.
Adapun organisasi nirlaba milik swasta terdiri dari:
a) Yayasan yang mencakup Sampoerna Foundation, Dompet
dhuafa republika dan lainnya;
b) Sekolah dan universitas swasta; serta
c) Rumah sakit milik swasta.
2. Pengawasan Internal
a. Pengertian Pengawasan Internal
Pengawasan internal adalah keseluruhan proses kegiatan,
pengkajian, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya
terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi guna memberikan
keyakinan yang memadai bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien
untuk kepentingan perusahaan. Hal ini tertuang dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
Intern Pemerintah.
Pengawasan dilakukan untuk memastikan bahwa strategi telah
dilaksanakan seperti yang diantisipasi. Di sini yang dimaksud dengan
“pengawasan” adalah penilaian terhadap subjek pengawasan untuk
memastikan pelaksanaan tanggung jawab dan fungsinya secara tepat
dan efisien. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari
penyimpangan, pemborosan, hambatan, dan kegagalan dalam
menyelesaikan tugas-tugas organisasi sedini mungkin.
Merujuk pada penjelasan sebelumnya, ditarik kesimpulan
bahwa pengawasan internal yakni kegiatan yang bertujuan untuk
mengawasi kegiatan pemerintah, mulai dari program yang
diberlakukan hingga pengelolaan keuangan daerah agar sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
b. Tujuan Pengawasan Internal
Menurut Rahmat Murwanto, dkk (2005: 153) Sampai saat ini
pemerintah Indonesia belum memiliki peraturan resmi tentang sistem
pengendalian intern baku yang berlaku secara nasional. Peraturan
setingkat Peraturan Pemerintah sedang disusun. Untuk memahami
konsep pengendalian intern, kita perlu mengacu pada kerangka yang
dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission (COSO). Dalam kerangka ini, tujuan
pengendalian intern adalah efektivitas dan efisiensi kegiatan
organisasi, keandalam pelaporan keuangan, dan ketaatan atas
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pengendalian intern
juga memiliki tujuan tambahan berkenaan dengan pengelolaan aset.
Unsur-unsur pengendalian intern terdiri dari: lingkungan
pengendalian, penilaian risiko, aktivitas-aktivitas pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Aktivitas-aktivitas
pengendalian sektor publik pada umumnya dirancang pada kegiatan-
kegiatan perencanaan, penganggaran, operasionalisasi dan
pengukuran, serta pelaporan dan evaluasi.
Adapun tujuan perusahaan membuat sistem pengendalian
intern menurut Efa Wahyu (2019: 28) adalah:
1) Mengamankan aset–mencegah atau mendeteksi perolehan,
penggunaan penempatan yang tidak sah.
2) Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan aset
perusahaan secara akurat dan wajar.
3) Memberikan informasi yang akurat dan reliabel.
4) Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional.
5) Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah
ditentukan.
6) Mematuhi hukum dan ketentuan yang berlaku
Pengawasan internal adalah fungsi staf yang melakukan
penilaian yang tidak memihak atau independen dalam suatu
organisasi untuk melihat dan menilai semua kegiatan, melaporkan
temuan kepada manajemen sebagai layanan, dan sepenuhnya
bertanggung jawab kepada manajemen.
c. Indikator Pengawasan Internal
Terdapat beberapa sarana yang bisa diterapkan manager
dalam melakukan pengawasan yang meliputi:
1) Organisasi
Organisasi ialah struktur peran yang dituju oleh orang-
orang di perusahaan agar dapat mewujudkan harapannya dengan
lebih efisien juga ekonomis.
2) Kebijakan
Kebijakan ialah pernyataan prinsip yang diperlukan
sebagai pedoman dalam mengambil keputusan
3) Prosedur
Yaitu instrumen yang dimanfaatkan dalam menjalankan
kegiatan selaras terhadap kebijakan yang sudah ditentukan.
4) Personalia
Orang-orang yang ditugaskan ialah mereka yang
berkompeten dalam menjalankan tugas. Bentuk kontrol yang baik
selain kinerja individu adalah supervise. Oleh karena itu
standarnya harus ditetapkan.
5) Akuntansi
Ialah instrumen utama dalam mengatur keuangan dalam
aktivitas dan sumber daya.
6) Penganggaran
Suatu pernyataan hasil-hasil yang diinginkan dinyatakan
dengan bentuk numerik. Sebagai suatu kontrol, anggaran
menentukan standar masukan sumber daya serta hal-hal yang
harus dicapai sebagai keluaran.
7) Pelaporan
Mayoritas manajemen dalam organisasi fungsinya
menetapkan kebijakan yang didasarkan pada laporan yang
diperoleh. Dengan demikian laporan harus tepat waktu, akurat,
bermakna juga ekonomis.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Definisi akuntabilitas yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan di Indonesia. Merujuk pada bagian Penjelasan
Pasal 3 angka 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi,
dan Nepotisme, Asas Akuntabilitas adalah asas yang menentukan
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara
Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan pertauran perundang-undangan yang berlaku. Dalam
makna yang luas, pemahaman mengenai akuntabilitas didasarkan
pada anggapan bahwa akuntabilitas adalah produk dari hubungan
yang bersifat principal-agency yang didalamnya terdapat delegasi
kekuasaan oleh warga masyarakat kepada berbagai pejabat yang
mereka pilih melalui pemilihan umum. Pada makna yang demikian,
kemudian dirumuskan adanya 3 (tiga) dimensi akuntabilitas, yaitu
vertikal, horizontal, dan diagonal.
1) Akuntabilitas Vertikal (Vertical Accountability)
Akuntabilitas vertikal adalah tanggung jawab pengelolaan
uang kepada otoritas yang lebih tinggi, seperti unit operasional
pemerintah daerah, pemerintah daerah kepada pemerintah pusat,
dan pemerintah pusat di majelis permusyawaratan rakyat.
2) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability)
Akuntabilitas jenis ini pertanggungjawabannya kepada publik.
3) Akuntabilitas Diagonal (Diagonal Accountability)
Akuntabilitas penyelenggara negara kepada institusi-institusi
bukan negara, seperti organisasi masyarakat sipil atau media
masa yang independen.
c. Indikator Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
Akuntabilitas kinerja instansi pemeintah mendukung fokus dalam
mencapai tujuan yang ditetapkan. Usaha dalam mencapai sasaran
diperlukan instrumen untuk mengukurnya yang dikenal dengan
indikator kerja. Tercantum di Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2020 Tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Di Kementerian
Pendidikan Dan Kebudayaan. Adapun indikator kinerja meliputi:
1) Perencanaan Strategi
Proses yang mengutamakan hasil yang perlu dijalankan
dengan sistematis juga berkesinambungan dalam kurun waktu
satu hingga lima tahun melalui pertimbangan asumsi, kesempatan
serta keterbatasan yang muncul.
2) Perencanaan Kinerja
Indikator ini didasarkan pada proses penetapan kegiatan
tahunan, kebijakan serta tujuan yang telah ditentukan dalam
strategi. Output dari kegiatan ini meliputi rencana kinerja tahunan.
3) Pengukuran Kinerja
Pengukuran kinerja adalah proses yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengevaluasi keberhasilan dan
kegagalan terlaksannya kegiatan sesuai dengan program,
kebijakan, tujuan dan target yang ditetapkan oleh instansi untuk
mencapai visi, misi dan strategiya. Proses ini dirancang untuk
menilai pencapaian setiap metrik untuk memberikan gambaran
tentang keberhasilan dan kegagalan dalam mencapai tujuan.
4) Pelaporan Kinerja
Pelaporan kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan setiap instansi
pemerintah atas nama pengguna anggaran. (Rosalia Eka: 2022)
4. Pencegahan Fraud
Fraud adalah penyajian laporan keuangan palsu secara sengaja
dengan menghilangkan atau menambahkan jumlah tertentu untuk menipu
pemilik hak dari laporan keunangan tersebut. Fraud sendiri dapat
dilakukan oleh satu individu kelompok maupun perusahaan secara utuh.
Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari fraud adalah serangkaian
ketidak beresan (irregularities) dan perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh suatu pihak guna mendapatkan keuntungan pribadi. Fraud
terjadi dimana seseorang memperoleh kekayaan atau keuntungan
keuangan melalui kecurangan atau penipuan. Kecurangan semacam ini
menunjukan adanya keinginan yang disengaja untuk menggelapkan
keuangan, tidak termaksuk ketidaktahuan. Sedangkan menurut
(jones,1993), fraud sendiri merupakankesalahan disengaja yang
dikelompokan menjadi dua tipe, yaitu;
a. Fraudulent financial reporting, yang meliputi; manipulasi, pemalsuan,
atau pengubahan catatan akuntansi atau dokumen pendukung dan
laporan keuangan yang disusun tidak menyajikan dalam atau sengaja
menghilangkan kejadian, transkip, dan informasi penting dan laporan
keuangan serta sengaja menerapkan prinsip akuntansi yang salah.
Salah saji yan;g dilakukan secara sengaja yang bertujuan untuk
mengecoh para pengguna laporan keuangan serta para pemangku
kepentingan perusahaan.
b. Missapropriation of asset, yang meliputi penggelapan penerimaan
kas, pencurian aktiva, dan hal-hal yang menyebabkan suatu entitas
membayar untuk barang dan jasa yang tidak diterima
Tujuan utama mencegah kecurangan adalah dengan
menghilangkan sebab-sebab munculnya kecurangan. Adapun hal
tersebut tercantum pada Peraturan Bupati Kuningan Nomor 325 Tahun
2022 Tentang Pedoman Rencana Pengendalian Kecurangan Dalam
Pengelolaan Keuangan Daerah. Penyebab kecurangan (fraud) yang
sering terjadi apabila:
a. Pengedalin intren tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan
longgar atau tidak efektif
b. Pegawai dipekerjakan tanpa memiliki kejujuran dan intregritas
mereka.
c. Karyawan diatur dieksploitasi secara tidak semestinya,
disalahgunakan, atau ditempatkan dengan tekanan luar biasa untuk
memenuhi tujuan dan sasaran
d. Model manajemen yang menipu, tidak efesien dan atau tidak efektif
kegagalan untuk mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
e. Pegawai yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang harus
dipecahkan biasanya masalah keuangan, masalah kesehatan
keluarga, gaya hidup yang berlebihan.
f. Industri dimana perusahaan menjadi bagaian nya memiliki sejarah
atau tradisi kecurangan.
Pencegahan kecurangan pada umumnya berupa aktivitas yang
dilaksanakan oleh pihak manajemen dalam hal penerapan kebijakan,
sistem dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa tindakan yang
diperlukan sudah dilakukan dewan komisaris, manajernen dan personil
lain perusahaan untuk dapat memberikan kenyakinan tercantum pada
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 17/PMK.09/2019
Tentang Pedoman Penerapan, Penilaian, Dan Reviu Pengendalian Intern
Atas Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Pasal 2 Prinsip-prinsin
penerapan PIPK meliputi:
a. Mendukung pencapaian tujuan organisasi;
b. Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari proses organisasi dan
pengambilan keputusan khususnya dalam perencanaan strategis;
c. Sistematis, terstruktur, dan tepat waktu;
d. Mempertimbangkan keseimbangan aspek biaya dan manfaat; dan
e. Menjaga kepatuhan terhadap hukum dan peraturan perundang-
undangan.
Kecurangan yang terjadi harus dicegah antara lain dengan cara-
cara seperti membangun struktur pengendalian intern yang baik,
mengefektifkan aktivitas pengendalian, meningkatnya kultur organisasi,
mengefektifkan fungsi internal audit, dan tindakan-tindakan lainnya. (Urip
Santoso, 2008)
B. Penelitian Relevan
Tabel 1. Penelitian Relevan
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran sesuai pendapat Sugiyono (2017: 60) ialah model
konseptual terkait hubungan teori dengan beragam faktor yang sudah
teridentifikasi sebagai suatu permasalahan. Dalam penelitian ini, Penerapan
akuntansi sektor publik (X1) dan Pengawasan (X2) merupakan variabel
bebas, sedangkan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah
fraud (Y) sebagai variabel terikat. Berikut ini ialah gambaran kerangkan
berfikir dari penelitian ini:
1. Pengaruh Penerapan akuntansi sektor publik (X1) terhadap
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (Y)
Akuntansi sektor publik menurut Bastian (2014:2) ialah
mekanisme teknis dan analisis akuntansi pada instansi tertinggi negara
dan departemen di bawahnya, pemerintah kota, BUMN, BUMD, LSM dan
yayasan sosial, serta proyek kerjasama bidang publik maupun swasta.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Oktaviani Aulia (2021)
memperlihatkan jika pada OPD Kota Pekanabaru penerapan akuntansi
sektor publik berpengaruh signifikan terhadap akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah secara parsial ataupun simultan.
2. Pengaruh Pengawasan (X2) terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah (Y)
Pengawasan adalah penilaian terhadap subjek pengawasan untuk
memastikan pelaksanaan tanggung jawab dan fungsinya secara tepat
dan efisien. Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari
penyimpangan, pemborosan, hambatan, dan kegagalan dalam
menyelesaikan tugas-tugas organisasi sedini mungkin. Merujuk pada
hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Fildzah Ikrami (2021) diketahui
jika pengawasan internal berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
instansi Kecamatan Siantar Timur.
3. Pengaruh penerapan akuntansi sektor publik (X1) dalam Mencegah
Fraud (Z)
Pencegahan fraud ialah tindakan yang dilakukan manajemen
untuk menetapkan kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu
meyakinkan bahwasanya tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan
dalam mencapai tiga tujuan utama yakni keandalan laporan keuangan,
efektivitas dan efisiensi operasi serta kepatuhan terhadap hukum dan
kebijakan yang berlaku.
4. Pengaruh penerapan pengawasan (X2) dalam Mencegah Fraud (Z)
pengawasan internal yakni kegiatan yang bertujuan untuk
mengawasi kegiatan pemerintah, mulai dari program yang diberlakukan
hingga pengelolaan keuangan daerah agar sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Oleh karena itu, pengawasan dibutuhkan untuk mencegah
adanya kecurangan khususnya mengenai laporan keuangan.
5. Pengaruh Penerapan akuntansi sektor publik (X1) dan Pengawasan
(X2) terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam
mencegah fraud (Y)
Kebijakan yang dilakukan pemerintah memiliki pengaruh terhadap
kinerja yang dihasilkan. Hal tersebut karena instansi pemerintah sudah
melakukan proses pendokumentasian, identifikasi, analisis, dan
pelaporan transaksi keuangan sektor publik untuk memberikan informasi
keuangan kepada pengguna laporan keuangan yang berguna untuk
membuat keputusan. sedangkan fraud adalah penyajian laporan
keuangan palsu secara sengaja dengan menghilangkan atau
menambahkan jumlah tertentu untuk menipu pemilik hak dari laporan
keunangan tersebut. Karena hal tersebut maka diduga peranan akuntansi
sektor publik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud.
Tujuan pengawasan adalah untuk menghindari penyimpangan,
pemborosan, hambatan, dan kegagalan dalam menyelesaikan tugas-
tugas organisasi sedini mungkin. pengawasan internal dapat mengawasi
kegiatan pemerintah, mulai dari program yang diberlakukan hingga
pengelolaan keuangan daerah agar sesuai dengan prosedur yang
berlaku. Dengan adanya pengawasan juga dapat mencegah adanya
tindak kecurangan.
Berdasarkan hal tersebut maka kerangka berfikir dari penelitian ini
digambarkan sebagai berikut:
Penerapan
Akuntansi Kinerja Instansi
Pencegahan Fraud
Sektor Publik Pemerintah (Y)
(Z)
(X1) (X2)
Pengawasan
D. Hipotesis
Hipotesis ialah respon sementara terkait permasalahan yang ada untuk
dilihat kebenarannya secara empiris. Merujuk pada teori yang sudah
diuraikan sebelumnya dimana keseluruhannya berpengaruh sehingga
diperoleh hipotesis dibawah ini:
1. Penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh terhadap akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah.
2. Pengawasan berpengaruh terhadap akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah.
3. Penerapan akuntansi sektor publik berpengaruh dalam mencegah fraud.
4. Pengawasan berpengaruh dalam mencegah fraud.
5. Penerapan akuntansi sektor publik dan pengawasan berpengaruh
terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam mencegah fraud.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan merupakan penelitian
asosiatif kausal. Tujuan dari penelitian asosiatif kausal adalah untuk
memastikan apakah variabel independen memiliki pengaruh atau hubungan
dengan variabel dependen, dan jika ya, seberapa dekat hubungan tersebut
dengan variabel dependen, dan apakah hubungan tersebut signifikan
(Sugiyono, 2016). Studi ini menjelaskan hubungan antara faktor-faktor yang
mempengaruhi dan dipengaruhi oleh mereka. Penelitian kuantitatif adalah
suatu metode untuk menguji suatu permasalahan dengan menggunakan
perhitungan angka, yang diperoleh dari pengumpulan data yang selanjutnya
dianalisis kemudian didapatkan kesimpulan berupa pengolahan data dengan
perhitungan statistik seperti table, gambar, grafik ataupun bentuk lainnya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antar variabel
yang telah ditentukan yaitu pengaruh penerapan akuntansi sektor publik dan
pengawasan terhadap akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dalam
mencegah fraud.
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
Keterangan:
N Jumlah
: responden
2. Uji Reliabilitas
Angket yang berfungsi sebagai indikator komposisi dihitung
dengan menggunakan uji reliabilitas. Dengan menguji reliabilitas sekali
saja dan membandingkan hasilnya dengan jawaban soal lain
menggunakan uji cronbach alpha (α), reliabilitas dapat diperiksa. Suatu
variabel dapat diukur secara statistik untuk tujuan keandalan jika memiliki
nilai konstanta lebih besar dari 0,6. Jika nilai cronbach alpha (α) lebih dari
0,6, maka suatu variabel dikatakan reliable. Untuk mencari reliabilitas
penelitian maka digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan
a. Uji Normalitas
Pengujian ini bertujuan untuk melihat bagaimana distribusi dari
kedua variabel apakah normal, mendekati normal ataupun tidak sama
sekali (Umar, 2008:77). Model regresi yang baik ialah yang
berdistribusi normal atau mendekati normal. Pada penelitian ini
menggunakan uji kolmogorov-smirnov untuk menguji normalitas
variabelnya. Apabila nilai Signifikansi diatas 0,05 maka variabelnya
dikatakan normal.
b. Uji Linieritas
Uji ini bertujuan dalam melihat ada atau tidaknya korelasi
linear dari data yang diujikan (Priyanto, 2010: 73). Untuk melihat
linieritas bisa menggunakan uji test of linierity dengan taraf signifikansi
5% sehingga apabila nilai Sig nya diatas 0,05 maka data dikatakan
linear, begitupun sebaliknya apabila dibawah 0,05 datanya tidak
linear.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Berganda (Uji Persamaan)
Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui arah
dan sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
(Sofyan Siregar, 2014: 75). Analisis ini melibatkan lebih dari satu
variabel bebas. adapun persamaan regresinya yaitu:
Y=α+β1X1+β2X2 +e
Keterangan:
Y = Kinerja Instansi Pemerintah
α = Konstanta
β1-β2 = Koefisien regresi
X1 = Akuntansi Sektor Publik
X2 = Pengawasan
e = error
b. Uji Parsial (T-test)
Uji parsial (t-test) digunakan dalam menguji hipotesis
penelitian apakah variabel independen memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen atau tidak. Uji t dilakukan
dengan ketentuan jika probabilitas <0,05 berarti ada pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan, jika
probabilitass >0,50 dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh dari
variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun rumus Uji
parsial (t-test) sebagai berikut :
Keterangan:
t = nilai t
r = koefisienantara variable x dan y
n= jumlahresponden
r² = kuadratkoefisienantaravariabel x dan y
c. Uji F
Uji ini digunakan untuk melihat adanya perbedaan yang
signifikan dari rata-rata hitung beberapa kelompok data. Tingkat
signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Kriterianya, jika Fhitung >
Ftabel maka seluruh variabel bebas secara simultan dan signifikan
mempengaruhi variabel terikat. Adapun persamaannya ialah:
Keterangan:
R² = Koefisien determinasi
k = Jumlah Variabel independen
n = Jumlah anggota data atau kasus
Dimana:
R2 : koefisien determinan
r : koefisien korelasi