Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Persaingan bisnis yang semakin ketat seperti saat ini


menuntut perusahaan untuk semakin gencar dalam
pemasarannya untuk menarik dan mempertahankan
konsumennya. Hal ini menuntut perusahaan untuk semakin
kreatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai
dengan semakin berkembangnya berbagai produk maupun
jasa yang disertai inovasi baru. Berbagai upaya dilakukan oleh
perusahaan untuk meningkatkan penjualan perusahaan serta
memuaskan kebutuhan pelanggannya. Menyadari hal itu, jelas
bahwa pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang
dilakukan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba serta
memperkuat posisi dalam menghadapi perusahaan pesaing.
Strategi bisnis yang tepat dalam perusahaan akan berdampak
sangat besar pada kesuksesan perusahaan dalam
menjalankan prosedur kinerja yang sesuai dengan target yang
akan dicapai.
Saat ini Kebutuhan akan mobilitas tersebut berdampak
pada meningkatnya permintaan akan berbagai jenis sepeda
motor yang mengakibatkan semakin banyaknya persaingan
dalam dunia bisnis di bidang transportasi. Hal tersebut dapat
dilihat dari banyaknya produsen sepeda motor yang
menawarkan berbagai macam tipe sepeda motor dengan
inovasi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan, dimana
sepeda motor yang dihasilkan banyak memberikan
kemudahan bagi para konsumen dalam melakukan mobilitas.
Perkembangan sepeda motor di Indonesia saat ini
sedang mengalami peningkatan yang besar. Semua golongan
masyarakat dari bawah sampai golongan atas dapat
menggunakan moda transportasi sepeda motor dalam
berbagai keperluan, baik urusan bisnis, keluarga, pribadi
2

maupun keperluan lainnya. Perusahaan otomotif menawarkan


berbagai macam produk dengan inovasi dari desain, pilihan
warna, dan bentuk yang disesuaikan dengan cita rasa dan
segmentasi pasar mana yang akan dituju. Terdapat beberapa
merek sepeda motor yang bersaing di Indonesia antara lain
Yamaha, Honda, Suzuki, Kawasaki, VIAR, dan lain-lain.
Pengambilan keputusan konsumen dapat terbagi dalam
berbagai kategori umum, diantaranya para konsumen
memperlihatkan perilaku atau respon untuk pembelian yang
bersifat harganya murah sehingga mempengaruhi tingkat
keterlibatan konsumen. Menurut Kotler (2005) bauran
pemasaran dibagi menjadi 4, atau yang disebut dengan 4P,
antara lain sebagai berikut: Product (produk), Place (tempat),
Price (harga) Promotion (promosi).
Pengertian produk (product) menurut Kotler & Armstrong
(2013) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar
untuk mendapatkan perhatian dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Kualitas produk sebagai unsur atribut produk yang
tidak terwujud, juga menjadi pertimbangan konsumen dalam
membuat suatu keputusan pembelian. Bagi penyedia, produk
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik, untuk
penampilan produk dan kinerja yang dihasilkan.
Faktor Harga memiliki peranan yang sangat penting
dalam mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli
produk, sehingga sangat menentukan keberhasilan
pemasaran suatu produk. Kesuksesan dalam penetapan
harga merupakan elemen kunci dalam bauran pemasaran.
Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat
fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga
merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran
yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, oleh sebab
itu harga dapat dikatakan mendatangkan laba bagi
perusahaan. Harga dapat menjadi alat yang menjadi kompetitif
3

dalam bersaing. Harga merupakan sesuatu yang diserahkan


dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.
Faktor lokasi atau tempat berpengaruh terhadap
keputusan yang diambil konsumen untuk membeli suatu
produk. Lokasi yang mudah dijangkau oleh konsumen dan
dekat dengan pusat keramaian merupakan lokasi yang tepat
untuk suatu usaha, termasuk usaha penjualan sepeda motor
maupun suku cadang honda.
Honda adalah merek sepeda motor di Indonesia yang
dirakit dan didistribusikan oleh PT Astra Honda Motor.
Unggulnya produk Honda disertai dengan kemajuan
teknologinya yang semakin canggih serta produk Honda yang
semakin bervariasi, membuat produk ini semakin banyak
diminati dan selalu unggul dari produk kendaraan bermotor
merek lainnya. Honda mampu membidik hampir ke seluruh
segmen pasar manapun, baik berdasarkan usia, jenis kelamin,
sampai berdasarkan profesi para konsumen.
Saat ini, sepeda motor matic (automatic) menjadi salah
satu sepeda motor favorit bagi masyarakat sangat dimintai
oleh masyarakat terutama jenis motor matic yaitu honda beat,
masyarakat banyak yang membeli motor matic beat
dikarenakan model yang cukup ramping dibandingkan motor
bebek ataupun motor koplingan dan dalam segi harga yang
cukupo relatif murah Dalam hal ini produsen berupaya untuk
meningkatkan dan berrinovasi untuk memenuhi permintaan
konsumen. Jika melihat keputusan masyarakat dalam membeli
motor honda beat ini masyarakat percaya bahwa harga yang
dipatok perusahaan yang berasal dari jepang tersebut
sebanding dengan kualitas yang dimiliki. hasilnya orang
orangpun memilih untuk membeli motor honda yang sudah
terjamin kualitasnya dan harganya yang tidak begitu mahal.

Tabel 1. Data Pra Survei Masyarakat Kota Metro Yang Membeli Motor
Honda Tahun 2021
No Nama PCX VARIO BEAT SCOOPY
4

Perempuan
1 Purwanti 
2 Suryani 
3 Angelica Rosmalia 
4 Wiwi Alfi 
5 Maharani 
Laki- laki
6 Handi Priatama 
7 Adi Kurniawan 
8 Saiful Anwar 
9 Ridho Kurniawan 
10 Subagyo 
Jumlah 2 2 4 2
Total keseluruhan 10
Sumber : Wawancara Langsung Masyarakat 2021

Pada tabel 1 dari pra survei yang telah di lakukan di masyarakat yaitu
sebanyak 10 masyarakat. Yang membeli motor honda beat sebanyak 4 orang
yang membeli motor honda pcx sebanyak 2 orang, yang membeli motor honda
scoopy sebanyak 2 orang, sedangkan yang membeli motor honda vario
sebanyak 2 orang. Tingginya minat masyarakat dalam membeli motor Honda
Beat tersebut menunjukkan bahwa Honda berhasil menerapkan sistem
pemasaran yang baik dalam memasarkan produknya dan mampu
mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian terhadap
produknya.
Dari beberapa penjelasan diatas biasanya akan menjadi pertimbangan
konsumen sebelum mengambil keputusan dalam pembelian motor yang mereka
inginkan. Keputusan pembelian antara motor Honda tentunya tidak terlepas dari
berbagai faktor seperti persepsi terhadap harga, kualitas, keadaan ekonomi,
dan promosi itu sendiri karena pada dasarnya keputusan konsumen untuk
melakukan pembelian produk terkait erat dengan daya beli konsumen itu
sendiri. Sekalipun seorang konsumen sangat menginginkan produk tertentu
namun apabila keadaan ekonomi yang mereka miliki tidak mencukupi maka
konsumen tersebut akan merubah keputusan pembelian sesuai keadaan
ekonomi yang mereka miliki.
5

Berdasarkan latar belakang penelitian maka peneliti tertarik untuk


mengkaji tentang “ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN MOTOR HONDA BEAT (Studi Kasus Pada
Masyarakat Kota Metro)”.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah


1. Indentifikasi Masalah
a. Banyaknya persaingan perusahan dalam memasarkan produk yang
sejenis matic
b. Masalah harga jual sangat dipertimbangkan oleh konsumen
c. Kualitas produk bersaing dengan produk yang sejenis
d. Lokasi yang jauh dari pusat kota
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk terhadap keputusan
pembelian motor honda beat pada masyarakat kota metro?
b. Apakah terdapat pengaruh harga terhadap keputusan pembelian motor
honda beat pada masyarakat kota metro?
c. Apakah terdapat pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian motor
honda beat pada masyarakat kota metro ?
d. Apakah terdapat pengaruh kualitas produk, harga, lokasi terhadap
keputusan pembelian motor honda beat pada masyarakat kota metro?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh terhadap


keputusan pembelian motor honda beat pada masyarakat kota metro.
b. Untuk mengetahui apakah harga berpengaruh terhadap keputusan
pembelian motor honda beat pada masyarakat kota metro.
c. Untuk mengetahui apakah lokasi berpengaruh terhadap keputusan
pembelian motor honda beat pada masyarakat kota metro.
d. Untuk mengetahui apakah kualitas produk, harga, lokasi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian motor honda beat pada masyarakat kota
metro.
D. Kegunaan Penelitian
6

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang


membacanya maupun yang terkait secara langsung di dalamnya. Adapun
kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerapkan teori


kasus di bidang pemasaran ke dalam dunia praktek yang sesungguhnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi
perusahaan untuk mengetahui variabel – variabel mana yang belum sesuai.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi pembaca
dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain yang berkaitan dengan
bidang pemasaran.

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini berada di kota metro, hal ini dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh faktor faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian motor honda beat.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran mengenai penelitian ini, maka disusunlah
sistematika penulisan yang berisi tentang pembahasan ditiap-tiap bab. Adapun
sistematika penulisan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang penelitian,


identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan
sistematika penulisan.
7

BAB II KAJIAN LITERATUR

Bab ini menguraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam


melaksanakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat mengenai jenis penelitian, objek dan lokasi
penelitian, metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, hasil penelitian
dan pembahasan.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bab berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan
pembahasan.

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8

BAB II

KAJIAN LITERATUR

A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Manajemen Pemasaran

Merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan


perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yaitu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan
mendapatkan laba. Pemasaran merupakan faktor penting
dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk itu kegiatan
pemasaran harus dapat memberikan kepuasan konsumen jika
perusahaan tersebut menginginkan usahanya tetap berjalan
terus atau menginginkan konsumen mempunyai pandangan
yang baik terhadap perusahaan.
Definisi pemasaran menurut Swastha dan Handoko
(2014: 4) Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari
kegiatan kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan
barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Pengertian pemasaran menurut Kotler (2017: 19) adalah
proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan
menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang
bernilai satu sama lain. Menurut Daryanto (2015;1)
mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial dan
manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama
lain.
(Basu dan Hani 2014:4) pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan kegiatan usaha yang ditunjukan
untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan
dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan
kebutuhan dengan baik kepada pembeli. Menurut Harper W
9

(2017:4) bahwa Pemasaran adalah “Suatu proses sosial yang


melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan
indidvidu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui pertukaran dengan pihak lain
dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran”.
Pengertian Pemasaran diatas berdasarkan pada inti dari
konsep pemasaran yang terdiri dari needs (kebutuhan), wants
(keinginan), demans (permintaan), produk (barang, jasa dan
ide), value, cost, dan kepuasan, relationship dan network,
pasar, pertukaran dan transaksi, serta pemasar dan prospek
kedepan. Beroperasi di dalam lingkungan yang berkembang
secara terus menerus sebagai akibat sosial dari entitas.
proses pemasaran sama memiliki kedudukan yang sama
dengan fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi keuangan, fungsi
operasional dan lain-lain. Pemasaran sangat dibutuhkan
dalam perusahaan untuk meningkatkan proses penjualan.
Terciptanya pemasaran yang baik maka akan mempengaruhi
pendapatan dan nilai perusahaan. Jadi, Manajemen
Pemasaran dapat dirumuskan: suatu proses manajemen yang
meliputi kegiatan penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan
serta pengawasan aktivitas pemasaran yang dijalankan oleh
perusahaan.
Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan dari
konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan terhadap
keinginan dan kebutuhan konsumen. Konsep pemasaran
tersebut dapat dicapai dengan usaha mengenal dan
merumuskan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Perusahaan dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan
konsumen harus tepat sesuai dengan keadaan konsumen
sasarannya.
a. Konsep-Konsep Pemasaran
Pada kegiatan pemasaran terdapat konsep yang mana pada masing-
masing konsep memiliki tujuan yang berbeda-beda. Konsep yang timbul dari satu
periode ke periode lainnya akibat perkembangan pengetahuan baik konsumen
maupun produsen. Pada penggunaan konsep ini tergantung pada perusahaan
10

yang dikaitkan dengan jenis usaha dan tujuan perusahaan yang bersangkutan.
Adapun konsep-konsep yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
a) Konsep Produksi
Pada konsep ini menyatakan bahwa konsumen akan menyukai produk
yang tersedia dan selaras, oleh karena itu manajemen harus berfokus pada
peningkatan efisiensi distribusi dan efisiensi produksi. Konsep produksi adalah
salah satu falsafah tertua yang menjadi panutan bagi para penjual. Pada konsep
ini akan menekan pada volume distribusi ataupun produksi dengan harga ditekan
serendah mungkin.
b) Konsep Produk
Pada konsep produk bahwa konsumen akan menyukai produk yang
menawarkan mutu dan kinerja yang baik serta mempunyai keistimewaan
tersendiri. Secara umum konsep produk menekan pada penampilan, kualitas
serta ciri-ciri yang terbaik.
c) Konsep Penjualan
Hampir kebanyakan konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk,
kecuali perusahaan menjalankan promosi dan penjualan yang kokoh. Untuk itu
perusahaan harus menjalankan promosi dan penjualan.
b. Tujuan Pemasaran
Tujuan Manajemen Pemasaran adalah sebagai berikut:
a. Menciptakan permintaan pasar
b. Untuk mendapatkan pelanggan atau konsumen
c. Citra produk yang baik
d. Memperkenalkan produk atau bisnis
e. Hasilkan untung atau untung
f. Untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain
g. Tingkatkan pelanggan atau konsumen

2. Kualitas produk
a. Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler (2017:448), produk merupakan segala sesuatu yang


ditawarkan ke pasar untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
pelanggan. Menurut Tjiptono (2008:95) produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk dapat diperhatikan, diminta, dicari, dibeli,
digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai alat untuk dapat memenuhi
11

kebutuhan atau keingingan pasar yang bersangkutan.


Menurut Kotler dan Armstrong (2017:354) Kualitas produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,
keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Sedangkan Prawirosentono (2014:6) menyatakan bahwa kualitas produk
adalah keadaan fisik, fungsi dan sifat produk bersangkutan yang dapat
memenuhi selera kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang
yang telah dikeluarkan.
Jadi, Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang
ditawarkan penjual mempunyai nilai jual yang lebih yang tidak dimiliki produk
pesaing. Oleh karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas
produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing. Akan tetapi, suatu produk dengan penampilan terbaik atau
bahkan dengan tampilan lebih baik bukanlah merupakan produk dengan kualitas
tertinggi, jika tampilannya bukanlah yang dibutuhkan dan dinginkan oleh pasar.
b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk
Menurut Assauri (2014:206) faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas
produk yaitu sebagai berikut:
1) Fungsi Suatu Produk
Suatu produk atau barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan
fungsi untuk apa produk tersebut digunakan sehingga produk yang dihasilkan
harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut. Oleh karena pemenuhan
fungsi tersebut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.
2) Wujud Luar Produk Atau Barang

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen
dalam melihat produk pertama kalinya untuk menentukan kualitas barang
tersebut adalah wujud luar produk. Walaupun produk yang dihasilkan secara
teknis atau mekanis telah maju tetapi tidak bila wujud luarnya kurang menarik
akan sulit diterima, maka hal ini dapat menyebabkan produk tersebut tidak
disenangi konsumen.
3) Biaya Produk Tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu produk akan dapat menentukan kualitas
barang tersebut. Hal ini terlihat dari produk yang mempunyai biaya atau harga
yang mahal menunjukkan bahwa kualitas barang tersebut relatif lebih baik.
Demikian sebaliknya produk yang mempunyai harga yang murah dapat
12

menunjukkan bahwa kualitas barang tersebut relatif lebih murah.

c. Dimensi Kualitas Produk


Menurut (Panzy 2015:5) kualitas produk dapat dimasukkan ke dalam 9
dimensi, yaitu :
1. Bentuk (Form)
Produk dapat dibedakan secara jelas dengan yang lainnya berdasarkan
bentuk, ukuran, atau struktur fisik produk.
2. Ciri-ciri produk (Features)
Karakteristik sekunder atau pelengkap yang berguna untuk menambah fungsi
dasar yang berkaitan dengan pilihan - pilihan produk dan pengembangannya.
3. Ketepatan/kesesuaian (Conformance)
Berkaitan dengan tingkat kesesuaian dengan spesifikasi yang ditetapkan
sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Kesesuaian merefleksikan
derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas
standar yang telah ditetapkan.
d. Desain (Design)
Keseluruhan keistimewaan produk yang akan mempengaruhi penampilan dan
fungsi produk terhadap keinginan konsumen.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas produk merupakan
elemen yang terpenting dari sebuah pemasaran dengan upaya untuk
memuaskan para konsumen atas keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari
bentuk, ciri-ciri produk, kesesuaian produk, serta desain produk.

3. Harga
a. Pengertian Harga
Kotler dan Amstrong (2018: 73) mengatakan bahwa harga (Kualitas
produk) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk. Variabel ini merupakan hal yang dapat dikendalikan dan
menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga semata-
mata tergantung pada kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan
mempertimbangkan berbagai hal. Murah atau mahalnya harga suatu produk
sangat relatif sifatnya. Oleh karena itu, perludibandingkan terlebih dahulu dengan
harga produk serupa yang diproduksi atau dijual oleh perusahaan lain. Dengan
kata lain, perusahaan harus selalu memonitor harga yang ditetapkan oleh para
pesaing, agar harga yang ditentukan oleh perusahaan tersebut tidak terlalu tinggi
13

atau sebaliknya.

Dari pengertian itu, dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu


kesepakatan mengenai transaksi jual beli barang atau jasa di mana kesepakatan
tersebut diridai oleh kedua belah pihak. Harga merupakan inti dari kegiatan
pemasaran untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Keputusan harga dapat
terlaksana dengan baik bila pemasar memiliki informasi mengenai sikap, perilaku
konsumen serta informasi detail mengenai pesaing. Salah satu faktor yang
sangat penting guna menunjang tercapainya laba yang diinginkan perusahaan
adalah penetapan harga jual produk yang tepat dalam arti sesuai dengan kondisi
ekonomi atau pasar akan dapat membantu mewujudkan tercapainya laba yang
diinginkan perusahan.
Perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dalam menentukan
kebijakan harga. Ada 6 langkah prosedur dalam menentukan kebijakan
penetapan harga (Kotler, 2017:124), yaitu :
1. Memilih Tujuan Penetapan Harga
Perusahaan memutuskan dimana ingin memposisikan tawaran pasarnya.
Makin jelas tujuan suatu perusahaan, makin mudah menetapkan harga.
Perusahaan dapat mengharapkan salah satu dari lima tujuan utama melalui
penetapan harga: kelangsungan hidup, laba maksimum sekarang, pangsa pasar
maksimum, menguasai pasar secara maksimum, atau kepemimpinan mutu
produk.
2. Menentukan Permintaan
Setiap harga akan menghasilkan tingkat permintaan yang berbeda dan
karena itu mempunyai pengaruh yang berbeda terhadap tujuan pemasaran suatu
perusahaan.
3. Memperkirakan Biaya
Permintaan menentukan batas harga tertinggi yang dapat dikenakan
perusahaan untuk produksinya. Biaya menentukan batas terendahnya.
Perusahaan ingin menetapkan harga yang menutupi biaya produksi, distribusi,
dan penjualan produk, termasuk laba yang lumayan untuk upaya dan risikonya.
4. Menganalisa Biaya, Harga, dan Tawaran Pesaing

Dalam rentang kemungkinan-kemungkinan harga yang ditentukan


permintaan pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhitungkan
biaya, harga dan kemungkinan reaksi harga pesaing. Perusahaan seharusnya
pertama-tama mempertimbangkan harga pesaing terdekat.
14

5. Memilih Metode Penetapan


Dengan adanya ketiga, jadwal permintaan pelanggan (customer’s
demand schedule), fungsi biaya (cost function), dan harga pesaing (competitor’s
Kualitas produks) perubahaan siap memilih harga.
Harga juga dapat menunjukkan kualitas merek dari suatu produk, dimana
konsumen mempunyai anggapan bahwa harga yang mahal biasanya mempunyai
kualitas yang baik Harga akan selalu dikaitkan dengan kualitas produk, apabila
harga yang ditetapkan tidak sesuai dengan kualitas maka akan mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli. Dapat disimpulkan bahwa pada tingkat
harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya
akan meningkat pula sehingga keputusan konsumen untuk melakukan pembelian
terhadap produk tersebut akan meningkat.
Menurut Basu Swasta (2014:149), tujuan penetapan harga adalah
sebagai berikut :
a. Mendapat Laba Maksimum
Suatu harga dapat terbentuk melalui kekuatan tawar-menawar antara
penjual dan pembeli. Makin besar daya beli konsumen semakin besar pula
kemungkinan bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang lebih tinggi.
Demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan
maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Mendapatkan Pengembalian Investasi Yang Ditargetkan Atau
Pengembalian Penjualan Bersih.
Harga yang dapat dipakai dari penjualan dimaksudkan pula untuk
menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk
mengembalikan investasi hanya dapat diambilkan dari laba perusahaan dan laba
hanya dapat diperoleh bila harga jual bisa lebih besar dari jumlah biaya
seluruhnya.
c. Mencegah Atau Mengurangi Persaingan.
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijakan harga yang sesuai. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama.
d. Mempertahankan Atau Memperbaiki Market Share
Memperbaiki market share hanya dapat dilaksanakan bilamana
kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar,
disamping juga kemampuan di bidang lain seperti pemasaran, keuangan, dan
15

sebagainya. Bagi perusahaan kecil yang mempunyai kemampuan yang sangat


terbatas biasanya penentuan harga ditujukan hanya sekedar untuk
mempertahankan market share dan perbaikan market share.

Berdasarkan definisi harga di atas dapat disimpulkan harga seringkali sejumlah


uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh produk. Variabel
ini merupakan hal yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau
tidaknya suatu produk oleh konsumen Harga dapat dilihat dari Keterjangkauan
Harga, Kesesuian Harga Dengan Produk, Kesesuain Harga Dengan Manfaat,
Daya Saing Harga.

4. Lokasi
a. Pengertian Lokasi

Lokasi merupakan salah satu faktor dari situasional yang


ikut berpengaruh pada keputusan pembelian. Dalam konsep
pemasaran teradapt istilah yang dikenal dengan marketing mix
atau bauran pemasaran jasa yang terdiri dari produk, harga,
lokasi, promosi, orang, bukti fisik, dan proses. Lokasi usaha
dapat juga disebut dengan saluran distribusi perusahaan
karena lokasi juga berhuungan langsung dengan pembeli atau
konsumen atau dengan kata lain lokasi juga merupakan
tempat produsen menyalurkan produknya kepada konsumen
ataupun merupakan komitmen sumber daya jangka panjang.
Lokasi akan mempengaruhi pertumbuhan di masa depan.
Area yang dipilih haruslah mampu untuk tumbuh dari segi
ekonomi sehingga ia dapat mempertahankan kelangsungan
hidup baik itu dalam usaha perdagangan eceran ataupun
lainnya.
Lokasi menurut Tjiptono (2015:345) Lokasi mengacu
pada berbagai aktivitas pemasaran yang berusaha
memperlancar dan mempermudah penyampaian atau
penyaluran barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2013:76) “place
16

include company activities that make the product available to


target consumers”.
Kemudian menurut Lupiyoadi dan Hamdani (2015:92)
“lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan atau
instansi pendidikan berkaitan dengan di mana operasi dan
stafnya akan ditempatkan”. Pendapat mengenai lokasi dari
para ahli tersebut, sampai pada pemahaman penulis bahwa
lokasi adalah suatu keputusan perusahaan untuk menentukan
tempat usaha, menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan
operasional, dan mendistribusikan barang atau jasa yang
menjadi kegiatan bisnisnya kepada konsumen. Pentingnya
lokasi bagi perusahaan atau pengusaha sangat
mempengaruhi keputusan sasaran pasar dalam menentukan
keputusan pembeliannya.
Lokasi perusahaan yang sering disebut tempat
kediaman perusahaan yaitu, tempat di mana perusahaan
melakukan kegiatan seharihari. Pemilihan lokasi perlu
diperhatikan bagi perusahaan, sebab salah memilih suatu
lokasi perusahaan akan mengakibatkan suatu kerugian bagi
perusahaan. Dalam memilih lokasi perusahaan biasanya
berdasarkan pertimbangan faktor kelancaran hubungan
dengan pihak lain. Tujuan pemilihan lokasi perusahaan adalah
agar dapat membantu perusahaan beroperasi atau
berproduksi dengan lancar, supaya lebih berhasil. Hal ini
berarti bahwa dalam penentuan lokasi perusahan perlu
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi biaya produksi
dan distribusi, agar dapat ditekan seminimal mungkin. Jadi
dengan alasan lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh
konsumen, hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi
konsumen untuk meningkatkan loyalitasnya.
b. Pemilihan Lokasi

Faktor kunci dalam memilih lokasi yang idel menurut Mimi SA, (2015: 93)
adalah sebagai berikut:
17

1. Tersedianya sumber daya. Tersedianya sumber daya, terutama bahan


mentah sebagai bahan baku produksi, tenaga kerja, dan sarana transfortasi
akan membantu pengusaha dalam banyak hal. Paling tidak, sumber daya
tersebut dapat mengehmat biaya, sehingga produk dapat dibuat dengan
rendah biaya yang pada akhirnya mampu bersaing dengan produk pesaing
terdekat.
2. Pilihan pribadi wirausahawan. Pertimbangan pilihan dalam menentukan
tempat usaha disesuaikan dengan keinginan kuat wirausaha itu sendiri.
3. Pertimbangan gaya hidup dengan fokus untuk semata-mata lebih
mementingkan keharmonisan keluarga daripada kepentingan bisnis.
4. Kemudahan dalam mencapai konsumen. Seorang pengusaha dalam
menentukan tempat usahanya berorientasi pada pasar (pusat konsentrasi
para konsumen berada).

c. Indikator Lokasi

Menurut Fandy Tjiptono, (2015: 15) yaitu sebagai berikut :

1. Akses. Misalnya lokasi yang sering dilalui atau mudah dijangkau


sarana transportasi.
2. Visibilitas. Yaitu lokasi atau tempat yang dapat dilihat dengan jelas
dari jarak pandang normal.
3. Lalu lintas (traffic). Menyangkut dua pertimbangan utama:
a. Banyaknya orang yang lalu-lalang bisa memberikan peluang besar
terhadap pembelian, yaitu keputusan pembelian yang sering terjadi
spontan, tanpa perencanaan, dan atau tanpa melalui usahausaha
khusus.
b. Kepadatan dan kemacetan lalu lintas bisa juga jadi peluang.
4. Tempat parkir yang luas, nyaman, dan aman baik untuk kendaraan
roda dua maupun roda empat.
5. Ekspansi. Yaitu tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada
perluasan dikemudian hari.
6. Lingkungan. Yaitu daerah sekitar yang mendukung produk yang
ditawarkan. Sebagai contoh, restoran atau rumah makan berdekatan
dengan daerah pondokan, asrama, kampus, sekolah, perkantoran,
dan sebagainya.
18

7. Persaingan (lokasi pesaing). Sebagai contoh, dalam menentukan


lokasi restoran perlu dipertimbangkan apakakh di jalan atau daerah
yang sama terdapat restoran lainnya.

Berdasarkan definisi lokasi di atas dapat disimpulkan lokasi adalah suatu


keputusan perusahaan untuk menentukan tempat usaha, menjalankan kegiatan
usaha atau kegiatan operasional, dan mendistribusikan barang atau jasa yang
menjadi kegiatan bisnisnya kepada konsumen. Pentingnya lokasi bagi
perusahaan atau pengusaha sangat mempengaruhi keputusan sasaran pasar
dalam menentukan keputusan pembeliannya dengan indikatornya akses,
visibilitas, tempat parkir , lingkungan dan persaingan.

5. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau lebih alternatif
pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa seseorang dapat membuat
keputusan pembelian harus tersedia dalam beberapa alternatif pilihan.
Keputusan untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam
pengambilan tersebut itu dilakukan.
Menurut Suharno mendefinisikan bahwa keputusan pembelian merupakan
tahap dimana pembeli telah membentuk pilihannya dan melakukan pembelian
produk, serta mengkonsumsinya.
Sebelum merencanakan pemasaran, suatu perusahaan perlu
mengidentifikasi konsumen, sasarannya dan proses keputusan mereka.
Walapun banyak keputusan pembelian melibatkan hanya satu pengambilan
keputusan, keputusan yang lain mungkin melibatkan beberapa peserta yang
memerankan peran, pecetus ide, pemberi pengaruh, pengambil keputusan,
pembeli dan pemakai. Tugas pemasar adalan mengidentifikasi peserta
pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan pengaruh mereka terhadap
pembeli.
Keinginan untuk timbul setelah konsumen merasa tertarik dan ingin
memakai produk yang dilihatnya, menurut Howard dan Shay mendefinisikan
bahwa proses membeli (buying intentionI) akan melalui lima tahapan,
diantaranya yaitu:
a. Pemenuhan kebutuhan (need)
b. Pemahaman kebutuhan (recognition)
19

c. Proses mencari barang (search)


d. Proses evaluasi (evaluation)
e. Pengambilan keputusan pembelian (decision)
Setiap keputusan dalam pembelian mempunyai struktur sebanyak tujuh
komponen yaitu sebagai berikut:
1) Keputusan tentang jenis produk yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli produk tertentu.
2) Keputusan tentang bentuk produk yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan
uangnya untuk tujuan lain.
3) Keputusan tentang merek yaitu konsumen harus mengambil
keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek
memiliki perbedaan tersendiri.
4) Keputusan tentang penjualnya yaitu konsumen harus mengambil
keputusan dimana produk tersebut akan dibeli.
5) Keputusan tentang jumlah produk yaitu konsumen dapat mengambil
keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan dibelinya
pada saat tertentu.
6) Keputusan tentang waktu pembelian yaitu konsumen dapat
mengambil keputusan tentang kapan ia harus melakukan pembelian.
7) Keputusan tentang cara pembayaran yaitu konsumen dapat
mengambil keputusan tentang metode atau cara pembayaran produk
yang dibeli, secara tunai atau dengan

b. Tahap Proses Keputusan Pembelian


Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar
harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan
membuat suatu ketepatan konsumen membuat keputusan pembelinya.
Kotler (2012:67) mengemukakan proses pembelian tersebut melalui lima
tahapan, tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:

a. Pengenalan masalah (problem recognition)


Proses pembelian diawali dengan adanya masalah atau kebutuhan yang
dirasakan oleh konsumen.
b. Pencarian Informasi (information search)
20

Setelah konsumen merasakan kebutuhan suatu barang atau jasa,


selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam
ingatan (internal) maupun informasi yang dapat dari lingkungan
(eksternal).
Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari:
1) Sumber pribadi, yang terdiri dari keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2) Sumber niaga/komersial yang terdiri dari iklan, tenaga penjual,
kemasan dan pemajangan.
3) Sumber umum yang terdiri dari media masa dan organisasi konsumen.
4) Sumber pengalaman yang terdiri dari penanganan pemeriksaan, dan
penggunaan produk.
c. Evaluasi alternatif (validationof alternatif)
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif
pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. untuk menilai alternatif
pilihan konsumen terdapat lima konsep dasar yang dapat digunakan yaitu
sebagai berikut:
1) Sifat produk, apa yang mejadi ciri khusus dan perhatian konsumen
terhadap produk atau jasa tersebut.
2) Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk
dari pada penonjolan ciri-ciri produk.
3) Kepercayaan konsumen terhadap ciri merek yang menonjol.
4) Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharapkan
kepuasan yang diperoleh dengan tingkat alternatif yang berbeda-beda
setiap harinya.
5) Bagaimana prosedur penilaian yang dilakukan konsumen dari sekian
banyak ciri-ciri barang.
d. Keputusan pembelian (purchase decision)
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif
biasanya membeli produk yang paling disukai, yang membentuk suatu
keputusan untuk membeli. Ada 3 faktor yang menyebabkan timbul
keputusan untuk membeli, yaitu sebagai berikut:
1) Sikap orang lain: tetangga, teman, orang kepercayaan, keluarga.
2) Situasi tak terduga: harga, pendapatan keluarga, manfaat yang
diharapkan.
21

3) Faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang dapat antisipasi oleh
konsumen.
e. Perilaku pasca pembelian (post purchase behavior)
Kepuasan atau tindakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan
berpengaruh terhadap perilaku pembelian selanjutnya. Jika konsumen
puas kemungkinan besar akan melakukan pembelian ulang dan begitu
juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen akan terjadi jika konsumen
mengalami pengharapan yang tidak terpenuhi, konsumen yang merasa
tidak puas akan menghentikan pembelian produk yang bersangkutan
dan kemungkinan akan meyebarkan berita buruk oleh ke teman-teman
mereka. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha memastikan
tercapainya kepuasan konsumen pada semua tingkat pada proses
pembelian.

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian


Phillip Kotler mendefinisikan perilaku keputusan pembelian dipengaruhi
oleh empat faktor, diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Budaya
Faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling besar dan luas terhadap
perilaku konsumen. Seperti seperangkat nilai, persepsi, preferensi, dan
perilaku diperoleh dari keluarga dan lembaga penting lain.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku keputusan pembelian juga dipengaruhi
oleh faktor sosial diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Kelompok acuan
Kelompok acuan dalam perilaku keputusan pembelian dapat diartikan
sebagai kelompok yang dapat memberikan pengaruh secara langsung
atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seorang tersebut.
b) Keluarga
Dalam organisasi keputusan pembelian keluarga dibedakan menjadi dua
bagian. Pertama keluarga yang dikenal dengan istilah keluarga orientas.
Kedua keluarga yang terdiri dari pasangan dan jumlah anak yang dimiliki
seseorang, keluarga jenis ini biasa dikenal dengan prokreasi.
c) Peran dan Status
Faktor sosial yang mempengaruhi keputusan pembelian seseorang
adalah peran dan status mereka didalam masyarakat. Semakin tinggi
22

peran seseorang didalam sebuah organisasi maka akan semakin tinggi


pula status mereka dalam organisasi tersebut dan secara langsung dapat
berdampak pada perilaku pembelinya.
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dapat dipengaruhi oleh karakteristik priadi
diantaranya usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi,
gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
4. Faktor Psikologis Kunci
Kebutuhan yang berisifat psikologis adalah kebutuhan yang timbul dari
keadaan fisiologis tertentu seperti kebutuhan untuk diakui, harga diri, atau
kebutuhan untuk menerima oleh lingkungannya (Euike Verina, Edy
Yulianto dan Wasis A.Latief, 2014 : 3).
Dari pembahasan diatas maka dapat disintesiskan bahwa keputusan
pembelian pada masyarakat adalah membeli merek yang paling disukai
berdasarkan alternatif yang tersedia. Keputusan pembelian ini merupakan suatu
kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan. Yang meliputi 1)Pengenalan
Masalah, 2)Pencarian Informasi, 3)Evaluasi Alternatif, 4)Tahap Penentuan,
Prilaku Pasca Pembelian.
23

B. Hasil Penelitian Relevan

Tabel 2. Hasil Penelitian Relevan

No Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian

1 Analisis Pengaruh Lucano Hasil penelitian


2014 Bahwa promosi kualitas
Kualitas Produk, Giovani produk dan interior
Promosi, dan Lokman, Imperial Lamian
Interior terhadap Tunjungan Plaza
Keputusan Surabaya memiliki
Pembelian pengaruh yang positif
Konsumen di dan signifikan terhadap
Restoran Imperial keputusan pembelian
Lalmian Tunjungan
Plaza Surabaya”
2
Pengaruh Kualitas Puger 2018 Hasil penelitian
Produk, Persepsi Harjuno menunjukan
Harga, Dan Citra bahwaKualitas Produk,
Merek Terhadap Persepsi Harga, Dan
Keputusan Citra Merek
Pembelian berpengaruh signifikat
Motor Matic Honda padaKeputusan
Scoopy Pembelian
Motor Matic Honda
Scoopy study Kasus
Universitas
Diponegoro

3 Analisis Pengaruh Mariska 2015 Hasil ini menunjukkan


Kualitas Produk, bahwa kualitas
Harga, dan Lokasi produk, harga dan
terhadap lokasi berpengaruh
Keputusan positif terhadap
Pembelian (Studi keputusan pembelian
Pada Konsumen
Mie Nges-Nges
Banyumanik
Semarang)
4 Pengaruh Tri Yulianti 2013 Variabel periklanan
promotional mix dan publisitas
terhadap memiliki pengaruh
keputusan positif dan signifikan
pembelian sepeda terhadap keputusan
motor Yamaha pembelian
pada masyarakat
kecamatan Jebres
Surakarta
24

No Judul Penelitian Peneliti Tahun Hasil Penelitian

5 Analisis Pengaruh Anggoro Dwi 2015 Seluruh variabel


Produk, Promosi, Kurniawan independen memiliki
Harga, dan Tempat pengaruh terhadap
terhadap variabel dependen.
Keputusan Namun dari keempat
Pembelian (Studi variabel tersebut yang
Pada Kedai Amarta tidak signifikan adalah
Semarang) variabel Harga dan
Tempat,

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang terdahulu adalah


diantaranya, variabel yang digunakan pada penelitian ini ada 2 yang mana
berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu dengan variabel penelitian dan
lokasi penelitian yang dilakukan, perbedaan yang paling mendasar adalah objek
penelitian dan waktu penelitian kali ini mendeskripsikan Analisis Faktor Faktor
Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam Keputusan Pembelian Motor Honda
Beat (Studi Kasus Pada Masyarakat Kota Metro) serta ingin mengetahui
seberapa besarnya tingkat Keputusan Pembelian untuk membeli yang
dipengaruhi oleh tiga variabel ( Kualitas Produk, lokasi Dan Harga) tersebut. Tiga
varibel ini memang bagitu sederhana dan sangat mudah untuk diketahui
berpengaruh atau tidak tetapi secara sederhana tanpa menelaah teori orang lain
akan mengetahui bahwa Kualitas Produk, Lokasi dan Harga sangat berpengaruh
tetapi penelitian ini akan membuktikan seberapa besar pengaruhnya.

C. Kerangka Konsep Penelitian


Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah suatu
model konseptual yang menjelaskan hubungan antara teori
dengan faktor-faktor yang telah diidentifikasi. Kerangka
pemikiran dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Variabel Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian.
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk yang ditawarkan
penjual mempunyai nilai jual yang lebih yang tidak dimiliki produk pesaing. Oleh
karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh perusahaan pesaing.
Menurut Tjiptono (2008:95), produk merupakan segala sesuatu yang dapat
ditawarkan produsen untuk dapat diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan
25

atau dikonsumsi pasar sebagai alat untuk dapat memenuhi kebutuhan atau
keingingan pasar yang bersangkutan.

2. Pengaruh Variabel Harga Terhadap Keputusan Pembelian.


Harga merupakan inti dari kegiatan pemasaran untuk menghasilkan laba
atau keuntungan. Keputusan harga dapat terlaksana dengan baik bila pemasar
memiliki informasi mengenai sikap, perilaku konsumen serta informasi detail
mengenai pesaing. Kotler dan Amstrong (2013: 73) mengatakan bahwa harga
(Kualitas produk) adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan
untuk memperoleh produk. Variabel ini merupakan hal yang dapat dikendalikan
dan menentukan diterima atau tidaknya suatu produk oleh konsumen. Harga
semata- mata tergantung pada kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan
mempertimbangkan berbagai hal.

3. Pengaruh Variabel Lokasi Terhadap Keputusan Pembelian.


Lokasi perusahaan yang sering disebut tempat kediaman perusahaan yaitu,
tempat di mana perusahaan melakukan kegiatan seharihari. Pemilihan lokasi
perlu diperhatikan bagi perusahaan, sebab salah memilih suatu lokasi
perusahaan akan mengakibatkan suatu kerugian bagi perusahaan. Lupiyoadi
dan Hamdani (2011:92) “lokasi adalah keputusan yang dibuat perusahaan atau
instansi pendidikan berkaitan dengan di mana operasi dan stafnya akan
ditempatkan”. Barang atau jasa yang menjadi kegiatan bisnisnya kepada
konsumen.

4. Pengaruh Variabel Kualitas Produk, Harga, Lokasi Terhadap Keputusan


Pembelian.

Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk


yang ditawarkan penjual mempunyai nilai jual yang lebih yang
tidak dimiliki produk pesaing. Oleh karena itu, perusahaan
berusaha memfokuskan pada kualitas produk dan
membandingkannya dengan produk yang ditawarkan oleh
perusahaan pesaing.
Harga merupakan inti dari kegiatan pemasaran untuk
menghasilkan laba atau keuntungan. Keputusan harga dapat
terlaksana dengan baik bila pemasar memiliki informasi
26

mengenai sikap, perilaku konsumen serta informasi detail


mengenai pesaing.
Lokasi perusahaan yang sering disebut tempat
kediaman perusahaan yaitu, tempat di mana perusahaan
melakukan kegiatan sehari hari. Pemilihan lokasi perlu
diperhatikan bagi perusahaan, sebab salah memilih suatu
lokasi perusahaan akan mengakibatkan suatu kerugian bagi
perusahaan.
Keputusan pembelian adalah pemilihan dari dua atau
lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bahwa
seseorang dapat membuat keputusan pembelian harus
tersedia dalam beberapa alternatif pilihan. Keputusan untuk
membeli dapat mengarah pada bagaimana proses dalam
pengambilan tersebut itu dilakukan.
Berdasarkan kerangka pemikiran
tersebut maka dapat dijabarkan dalam
bentuk kerangka pemikiran yaitu
sebagai berikut:

Kualitas Produk (x1) H1

Harga(x2) H2 Keputusan Pembelian(Y)

Lokasi(x3)
H3

H4

Gambar 1. Kerangka Pemikiran


27

D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitan adalah dugaan atau jawaban sementara terhadap
identifikasi masalah penelitian. Berdasarkan hal tersebut maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah:

H1:Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk terhadap keputusan


pembelian.

H3:Terdapat pengaruh positif antara harga terhadap keputusan pembelian.

H3:Terdapat pengaruh positif antara lokasi terhadap keputusan pembelian.

H4:Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk, harga, lokasi terhadap


keputusan pembelian.
28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode survei dipilih
sebagai sumber data primer. Metode survei fokus pada pengumpulan data
responden yang memiliki informasi tertentu, sehingga memungkinkan peneliti
untuk menyelesaikan masalah. Pengumpulan data dilakukan menggunakan
instrumen kuesioner atau angket. Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian
ini digolongkan ke dalam penelitian asosiatif kausal. Sugiyono (2018: 8)
Penelitian asosiatif kausal merupakan penelitian yang mencari hubungan atau
pengaruh sebab akibat yaitu, hubungan atau pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y).
B. Objek dan Lokasi Penelitian
Objek dan lokasi penelitian ini adalah tentang pengaruh kualitas produk,
harga, lokasi terhadap keputusan pembelian motor honda pada masyarakat
kota metro.
C. Metode penelitian
Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, (Sugiyono, 2016:2).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif
yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik,
dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
1. Operasional Variabel
Oprasionalisasi variabel adalah definisi atau uraian-uraian yang
menjelaskan dari suatu variabel-variabel yang akan diteliti yang mencakup
indikator-indikator yang ada pada masing-masing variabel. Dalam penelitian ini
menggunakan dua variabel bebas (independen) yaitu kualitas produk, harga,
dan lokasi sedangkan variabel terikat (dependen) dalam penelitian ini adalah
keputusan pembelian.
a. Kualitas Produk
1) Definisi konseptual: kualitas produk merupakan elemen yang
terpenting dari sebuah pemasaran dengan upaya untuk
29

memuaskan para konsumen atas keinginan dan kebutuhannya


yang terdiri dari bentuk, ciri-ciri produk, kesesuaian produk, serta
desain produk.
2) Definisi operasional: kualitas produk merupakan elemen yang
terpenting dari sebuah pemasaran dengan upaya untuk
memuaskan para konsumen atas keinginan dan kebutuhannya
yang terdiri dari: Bentuk Produk, Ciri Ciri Produk, Desain
Kesesuaian Produk, Kualitas Produk dalam penelitian ini diteliti
dengan mengunakan instrumen kuesioner skala likert yang
diberikan kepada konsumen.
b. Harga

1) Definisi konseptual : sejumlah uang yang harus dibayar oleh


pelanggan untuk memperoleh produk. Variabel ini merupakan hal
yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya
suatu produk oleh konsumen. Harga semata- mata tergantung pada
kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan
berbagai hal.
2) Definisi operasional : sejumlah uang yang harus dibayar oleh
pelanggan untuk memperoleh produk. Variabel ini merupakan hal
yang dapat dikendalikan dan menentukan diterima atau tidaknya
suatu produk oleh konsumen. Harga semata- mata tergantung pada
kebijakan perusahaan tetapi tentu saja dengan mempertimbangkan
berbagai hal Kualitas produk indikator Keterjangkauan Harga,
Kesesuian Harga Dengan Produk, Kesesuain Harga Dengan
Manfaat, Daya Saing Harga dalam penelitian ini diteliti dengan
mengunakan instrumen kuesioner skala likert yang diberikan
kepada konsumen.
c. Lokasi
1) Definisi konseptual: lokasi di atas dapat disimpulkan lokasi adalah
suatu keputusan perusahaan untuk menentukan tempat usaha,
menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan operasional, dan
mendistribusikan barang atau jasa yang menjadi kegiatan bisnisnya
kepada konsumen. Pentingnya lokasi bagi perusahaan atau
pengusaha sangat mempengaruhi keputusan sasaran pasar dalam
30

menentukan keputusan pembeliannya dengan indikatornya akses,


visibilitas, tempat parkir , lingkungan dan persaingan.
2) Definisi operasional: lokasi di atas dapat disimpulkan lokasi adalah
suatu keputusan perusahaan untuk menentukan tempat usaha,
menjalankan kegiatan usaha atau kegiatan operasional, dan
mendistribusikan barang atau jasa yang menjadi kegiatan bisnisnya
kepada konsumen. Pentingnya lokasi bagi perusahaan atau
pengusaha sangat mempengaruhi keputusan sasaran pasar dalam
menentukan keputusan pembeliannya dengan indikatornya akses,
visibilitas, tempat parkir, lingkungan dan persaingan dalam
penelitian ini diteliti dengan mengunakan instrumen kuesioner skala
likert yang diberikan kepada konsumen.
d. Keputusan Pembelian
1) Definisi konseptual: keputusan pembelian pada masyarakat adalah
membeli merek yang paling disukai berdasarkan alternatif yang
tersedia. Keputusan pembelian ini merupakan suatu kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan. Yang meliputi 1)
Pengenalan Masalah, 2) Pencarian Informasi, 3) Evaluasi Alternatif,
4) Tahap Penentuan, Prilaku Pasca Pembelian.
2) Definisi operasional: keputusan pembelian pada masyarakat adalah
membeli merek yang paling disukai berdasarkan alternatif yang
tersedia. Keputusan pembelian ini merupakan suatu kegiatan
individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan. Yang meliputi 1)
Pengenalan Masalah, 2) Pencarian Informasi, 3) Evaluasi Alternatif,
4) Tahap Penentuan, Prilaku Pasca Pembelian.

Tabel 3. Operasional Variabel dan Kisi-kisi Kuesioner Penelitian


Variabel Indikator No item
Kualitas produk a. Bentuk 1,2,3,4,5,6,
b. Ciri ciri produk 7,8,9,10,11,
c. Kesesuaian 12,13,14,15,16
d. Desain produk 17,18,19,20
Harga a. Keterjangkauan Harga 1,2,3,4,5,6,
b. Kesesuian Harga
Dengan Produk 7,8,9,10,11,
31

c. Kesesuain Harga
Dengan Manfaat 12,13,14,15,16
d. Daya Saing Harga
17,18,19,20
Lokasi a. Akses, 1,2,3,4
b. Visibilitas, 5,6,7,8
c. Tempat parkir , 9,10,11,12
d. Lingkungan 13,14,15
e. Persaingan 16,17,18,19,20

Keputusan Pembelian a. Pengenalan Masalah 1,2,3,4


b. Pencarian Informasi 5,6,7
c. Evaluasi Alternatif 8,9,10
d. Tahap Penentuan 11,12,
e. Prilaku Pasca 13, 14,15,16
Pembelian 17,18,19,20

D. Populasi Dan Sampel


1. Populasi

(Ferdinand, 2006: 223) Populasi adalah gabungan dari sebuah eleman


yang berbentuk peristiwa, hal ini orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena dianggap sebagai sebuah
semesta penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah Populasi dari penelitian
ini adalah konsumen yang membeli motor matic honda beat.
2. Sampel

(Sugiyono, 2018: 84) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini diambil dari
besar dan jumlah populasi penelitian yang tidak diketahui secara pasti.
Pengambilan sampel pada penelitian ini pada penelitian ini akan mengunakan
penelitian accidental sampling yaitu ( Sugiyono, 2016:85). Teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan, yaitu konsumen yang secara
kebetulan/isendental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel
bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Nantinya jumlah sampel yang digunakan adalah berjumlah 100 responden.

E. Sumber Data
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018: 225). Sumber data primer
membutuhkan data atau informasi dari sumber pertama, biasanya disebut
32

dengan responden. Data atau informasi diperoleh melalui pertanyaan tertulis


atau lisan dengan menggunakan metode wawancara (Jonathan Sarwono, 2006:
16).
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2018: 225). Sumber data
sekunder menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai
saranya untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang
diteliti (Jonathan Sarwono, 2006: 17). Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan
data dari perpustakaan berupa buku-buku dan juga melalui jurnal.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah berupa setiap proses pembuktian yang didasarkan
atas jenis sumber apapun, baik itu yang bersifat tertulis, lisan, gambaran, atau
arkeologis (Imam Gunawan, 2016: 175).
2. Observasi
Observasi (pengamatan) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang di saksikan selama
penelitian (W. Gulo, 2007: 116). Observasi juga merupakan suatu pengamatan
yang dilakukan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan
gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan (Subagyo, 2006: 63).
Dalam teknik wawancara menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik
secara langsung ataupun tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrumen
yang dipakai dapat berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan, dan
lainnya.
3. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Wawancara merupakan
bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan responden. Komunikasi
berlangsung dalam bentuk tanya jawab dalam hubungan tatap muka, sehingga
gerak dan mimik responden merupakan pola media yang melengkapi kata-kata
secara verbal (W. Gulo, 2017: 119).
4. Quisioner (Angket)
Angket digunakan sebagai pengumpulan data untuk mendapatkan data.
Quisioner adalah teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan dengan cara
33

memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden


untuk jawabannya (Sugiyono, 2018: 142). Angket yang digunakan bersifat
pertanyaan tertutup. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang digunakan
untuk mendapatkan data dari responden untuk mendapatkan objek penelitian
dengan jawaban yang disediakan oleh peneliti. kuesioner adalah sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden
dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal – hal yang diketahuinya. Daftar
pertanyaan dalam kuesioner harus sesuai dengan permasalahan yang diteliti.
Dari setiap jawaban responden terhadap daftar pertanyaan yang diajukan
kemudian diberi skor tertentu. Skor tersebut bergerak antara 1 sampai 5, dengan
ketentuan sebagai berikut (Sugiyono, 2018: 167):

Tabel 4. Jawaban Skala Likert


Kriteria Penilaian
Skor Positif Skor Negatif
SS 5 1
S 4 2
KS 3 3
TS 2 4
STS 1 5

5. Kepustakaan (Library Research)


Kepustakaan merupakan cara pengumpulan data bermacam macam
material yang terdapat diruang kepustakaan seperti koran buku-buku majalah,
naskah, dokumen dan sebagainya.
Menurut (Sugiyono 2018: 291) studi kepustakaan berkaitan dengan kajian
teoritis dan refrensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang
berkembang pada situasi sosial yang diteliti, hal ini dikarenakan penelitian ini
tidak lepas dari literatur – literatur ilmiah.
G. Teknik Analisi Data
1. Pengujian Kualitas Data
a. Uji Validitas
Pengujian validitas ini di tunjukan untuk melihat suatu hubungan antara
masing-masing item pertanyaan pada variabel bebas dan variabel terikat. Butir-
butir pertanyaan yang mempunyai factor loading yang valid yaitu >0,5
menunjukan bahwa indiktaor-indikator yang ada merupakan satu kesatuan alat
34

ukur yang mengukur suatu konstruk. Dengan instrument yang valid akan
menghasilkan data yang valid pula, atau dapat dikatan juga bahwa jika data
yang di hasilkan dari sebuah instrument valid, maka instrument itu juga valid.
Selanjutnya peneliti akan menentukan validitasnya berdasarkan formula
tertentu, diantaranya korelasi korelasi product moment dengan rumus :
NΣx y −(∑ x ) ( ∑ y )
r xy =
√¿ ¿ ¿
Keterangan :
r xyhitung : koefisien korelasi antara variable X dan Y
∑X : jumlah skor item
∑Y : jumlah skor total
N : junmlah responden
∑xy : hasil perkalian dari total jumlah variable X dan Variabel Y
∑x2 : kuadrat dari total jumlah Variabel X
∑y2 :
kuadrat dari total jumlah Variabel Y

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan seluruh respondent sampel,


kemudian membandingkan nilai rhitungdengan rtabel. Dengan membandingkan
rhitungdari rtabeljika rhitunglebih besar dari rtabelmaka butir pertanyaan tersebut adalah
valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas hanya dapat dilakukan setelah suatu instrument telah di
pastikan validitasnya. Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh
mana alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, Peneliti melakukan uji
reliabititas dengan menghitung cronbach’sAlpha dari masing-masing instrumen
dalam suatu variabel, suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach’s¿ 0,60 dengan rumus:

( )[ ]
2
k Ʃ σb
r 11= 1−
k−1 σbt 2

dimana :
r11 = reliabilitas instrument/ koefisien reabilitas
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σ b2 -
= jumlah varians butir
σ bt 2
=varians total
35

2. Pengujian Persyaratan Analisis


a. Uji Normalitas
Menurut pendapat Ghozali (2013:160), bahwa uji normalitas bertujuan
untuk mengetahui apakah masing-masing variabel berdistribusi normal atau
tidak, Uji Normalitas di perlukan untuk melakukan pengujian-pengujian variabel
lainnya dengan mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Untuk menguji data distribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan
menggunakan program SPSS, yaitu dengan menggunakan Uji normalitas
menggunakan metode kolmogrov-Smirnov jika hasil angka signifikan (Sig) lebih
kecil dari 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Dala uji kolmogrov-Smimov
ini standar pengambilan keputusan ditentukan dengan pedoman keputusan
sebagai berikut:
a) Jika nilai signifikan < 0,05 maka distribusi data tidak normal
b) Jika nilai signifikan > 0,05 maka distribusi data normal
Hipotesis yang digunakan untuk menyimpulkan keputusan adalah:
Ha : data residual tidak berdistribusi normal
Ho : data residual berdistribusi normal
b. Uji Linieritas
Uji linieritas bertujuan unruk mengetahui apakah data variabel mempunyai
hubungan linier atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai
persyaratan dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS
dengan menggunakan testfor Liniearity dengan pada tingkat signifikan 0,05.
Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikasi
Deviation from Linearity lebih dari 0,05.
c. Uji Homogenitas

Uji Homogenitas bertujuan untuk meyakinkan bahwa sekumpulan data


yang akan diukur memang berasal dari populasi yang homogen (sama). Setelah
data diperoleh sudah normal, selanjutnya diuji dengan homogenitas. Uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui beberapa varian adalah sama atau
tidak asumsi yang mendasari dalam analisis varian adalah varian dari populasi
sama. Sebagai criteria pengujian, jika nilai signifikasi lebih dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.
36

3. Uji Persamaan Analisis


a. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier
berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan apabila terdapat lebih dari
satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terkait.
Persamaan untuk regresi linier berganda adalah:
Y = a + b 1X1 + b2 X2 + b3 x3 + b4 x4 + e
(sumber: Sugiyono, 2016: 192)

Keterangan :
Y = Variabel dependen yang diprediksikan (keputusan pembelian)
X1 = Variabel independen (Kualitas Produk)
X2 = Variabel independen (Harga)
X3 = Variabel independen (lokasi)
a = Harga Konstanta (Harga Y bila X=0)
e =error
b1, b2, b3,bn = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependent yang didasarkan pada
perubahan variabel independen. Bila (+) maka terjadi kenaikan dan bila (-) maka
terjadi penurunan

4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Uji t menurut Imam Ghozali (2013:98) uji t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Uji t signifikan pengaruh variabel bebas (X)
secara parsial atau bersama-sama terhadap variabel terikat (Y) yang dapat di
hitung:

Dimana :

Thitungr =
n02
1−r
2

T = Statistik t derajat ke n-2


0 = jenjang koefisien
n = banyaknya pengamatan
Setelah dilakukan uji analisis data dan diketahui hasilnya, maka langkah
selanjutnya adalah membandingkan nilai thitungdengan t tabel atau dengan melihat
37

signifikan nilai T lebih kecil atau sama dengan 0,05 sehingga ditarik kesimpulan
apakah hipotesis (ho) atau hipotesis alternative (ha) tersebut ditolak atau
diterima.
-nilai Fhitung>Ftabel, maka hipotesi (Ho) ditolak dan hipotesis (Ha) diterima.
-nilai Fhitung<Ftabel maka hipotesis nol (Ho) diterima dan hipotesis alternative (Ha)
ditolak.
b. Uji F
Uji F disebut juga uji signifikan serentak. Pada dasarnya uji F ini
menunjukan apakah semua variabel independen atau bebas yang diamsukan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Imam Ghozali, 2013: 98). Uji f ini dapat dilakukan dengan
membandingkan antara fhitung dengan ftabel. Jika fhitung>ftabel maka hipotesis
alternatif diterima (layak digunakan), demikian pula sebaliknya. Taraf nyata
yang digunakan adalah sebesar 5%. Dalam penelitian digunakan tingkat
signifikansi (α) 0,05 atau 5%. Untuk menguji apakah hipotesis yang diajuakan
dalam penelitian ini diterima atau ditolak yaitu dilakukan dengan cara menguji
nilai F. Apabila nilai F positif berarti hipotesis diterima, jika nilai F negatif maka
hipotesis ditolak.

5. Uji Koefisien Determinasi (R2)


Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas.
Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen. Dengan menggunakan rumus:
KD : R2 x 100%
Keterangan :
KD : Koefisien Determinasi
R2 : koefisien korelasi
38

6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis Stastistik adalah pertanyaan atau dugaan mengenai keadaan


populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya.

a. H0 : β1≤ 0 :kualiats produk (X1), tidak berpengaruh terhadap keputusan


pembelian (Y).
Ha : β1> 0 : kualiats produk (X1), berpengaruh terhadap keputusan
pembelian (Y).
b. H0 : β2≤ 0 : harga (X2), tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(Y).
Ha : β2> 0 : harga (X2), berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).
c. H0 : β3≤ 0 :lokasi (X3), tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(Y).
Ha : β3> 0 : lokasi (X3), berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).
d. H0 : β1 ,β2, β3, ≤ 0 : kualiats produk (X1), harga(X2), lokasi (X3) secara
bersamaan tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).
Ha : : β1 ,β2, β3, > 0 : kualiats produk (X1), harga(X2), lokasi (X3) secara
bersamaan berpengaruh keputusan pembelian (Y).
39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian


1. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor
diIndonesia yang didirikan pada tanggal 11 Juni 1971 dengan nama awal PT
Federal Motor, karena mayoritas sahamnya di miliki oleh PT Astra International.
Pada saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponen dan part
yang dibutuhkan di impor dari Jepang dalam bentu CKD (Completely Knock
Down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe
bisnis yaitu S90Z yang memiliki mesin 4 tak dengan kapasitas mesin 90cc.
Jumlah produksipada tahun pertama selama 1 tahun hanya sebesar 1500 unit,
akan tetapi melonjakmenjadi 30 ribu unit pada tahun berikutnya dan berkembang
hingga saat ini. Padasaat ini sepeda motor terus bekembang teknologi maupun
varian nya yangmenjadikan sepeda motor adalah alat transportasi andalan bagi
masyarakat Indonesia.
Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong
PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Honda pada
tahun 2001 melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya adalah PT Honda
Federal (1974) yang memproduksi komponen dasar sepeda motor Honda seperti
rangka,roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979)
yang memproduksi peredam kejut atau shockbreaker untuk suspensi sepeda
motor Honda, PT Honda Astra Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin
sepedamotor serta PT Federal Izumi Mfg. (1990) yang secara khusus
memproduksi piston. Sejalan dengan perkembangan kondisi ekonomi da
tumbuhnya pasa rsepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham
di pabrikan sepedamotor Honda pada tahun 2000.
Pada saat itu PT Federal Motor dan beberapa anakperusahaan di merger
menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor (AHM), yang komposisi
kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra InternationalTbk dan 50%
milik Honda Motor Co. Japan. 52 Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3
fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang
juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik kedua berlokasi di Pegangsaan Dua,
Kelapa Gading, serta pabrik ketiga yang sekaligus pabrik yang paling maju
40

teknologinya berlokasi di kawasan MM2100 Cikarang Barat, Bekasi yang


beroperasi sejak tahun 2005.
Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki
kapasitas produksi 3 juta unit sepeda motor per-tahunnya untuk permintaan
sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat Salah satu puncak prestasi
yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 20
juta padatahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang berhasil
diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN.
Secara dunia pencapaian produksi motor Honda 20 juta unit merupakan
peringkat ketiga setelah pabrik motor Honda di Cina dan India.
Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelanggan sepeda motor
Honda, PT Astra Honda Motor didukung oleh 1.600 showroom dealer penjualan
yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda
Authorized Service Station) dengan kode H2, serta 6.500 gerai suku cadang atau
H3, yang siap melayani jutaan pengguna sepeda motor Honda di seluruh
Indonesia .Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar
diIndonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar
13.000 orang, di tambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya,
53 yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa.
Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberikan
kesempata kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT Astra Honda Motor akan
terus berkaryadalam menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang
menyenangkan, aman dan memenuhi kebutuhan sehari-hari yang di harapkan
oleh masyarakat Indonesia

2. Struktur Struktur organisasi PT. Astra Honda Motor (AHM)


Organisi merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu struktur
yang tepat sangat membantu kegiatan kelancaran perusahaan. Struktur
organisasi PT. Astra Honda Motor (AHM)sebagai berikut:
41

Gambar 2. Struktur Organisasi PT. Astra Honda Motor (AHM)

Owner

eneral

Admistrasion
Pic marketing PIC AHASS PIC Marketing dan AHASS
Head

Marketing executive SA kepala Marketing executive


inance Finance penagihan

Marketing PDI ekanik Sales counter


dan Adm CCCL
Front Desk Mekanik PDI
river

Admin CDB river


Front Desk

Admin faktur epala mekanik


ekanik

Admin stock & inventory

Gambar 2. Struktur Organisasi

Keterangan

= Garis Wewenang Dan Tanggung


Jawab

= Garis Koordinasi
42

3. Tugas Pokok Dan Fungsi PT. Astra Honda Motor (AHM)


adapun tugas pokok dan fungsi dalam tingkatan struktur organisasi sebagai
berikut

1. General manager
General manager mengarahkan dan mengkoordinasikan kegiatan dari
satu atau lebih departemen seperti teknik operasi atau penjualan tugas pokok
dan general manager adalah mengembangkan rencana strategis dengan
mempelajari peluang teknologi dan keuangan dan menyajikan asumsi untuk
merekomendasi tujuan.
2. Administration head
Administration head bertanggung jawab tentang segala hal yang berkaitan
dengan administrasi.
A. Finance
Finance bertanggung jawab dengan keuangan baik dalam uang masuk
dan uang penjualan
B. Finance penagihan
Finance ini bertanggung jawab untuk menagih ke pihak leasing atau ke
pihak pembiayaan
C. Admin consumer database
Admin consumer database bertanggung jawab untuk mengelola data ke
konsumen
D. IT dan admin claim
IT dan admin klaim bertanggung jawab dalam hak klaim dan tagihan ke
pihak main dealer
E. Admin faktur
Tugas pokok admin faktur adalah data konsumen untuk STNK dan
BPKB
F. Admin stock and inventory
tugas pokok admin stock dan inventory adalah melakukan pencatatan
stok unit bank dan showroom maupun di gudang.

3. Person in charge marketing


bertanggung jawab dalam menangani tugas dalam kantor yang diberikan
oleh atasan seperti manajer atau kepala devisi
43

A.. Marketing executive


Tugas pokok marketing eksekutif adalah menjelaskan layanan atau
produk kepada publik serta mengawasi langkah-langkah promosi
layanan atau produk
B. Marketing free delivery inspection
Tugas pokok marketing ini adalah mengecek kondisi sesuai checklist
yang telah ada dan memastikan bahwa unit smHdalam keadaan siap
pakai dan dalam kondisi ready for sell lakukan apabila diperlukan cek
fisik dengan cara menggesek nomor rangka mesin kendaraan dan
memberikan kebagian STNK
C. Driver
tugas pokok driver adalah memeriksa kelengkapan kendaraan seperti
rem oli lampu air radiator dan lain-lain.

4. Person in the charge ahass


Tugas pokok person in charge adalahbertanggung jawab dalam menangani
tugas dalam kantor yang diberikan oleh atasan seperti manager ataupun kepala
devisi
A. Sa Kepala Mekanik
Tugas pokok kepala mekanik adalah mengelola seluruh kegiatan
bengkel yang terdapat di pabrikmenjaga dan meningkatkan mutu
pelayanan bengkel mengontrol stok gudang bengkel serta mengevaluasi
pelaksanaan sistem dan prosedur bengkel
B. Mekanik
tugas pokok mekanik adalah memahami dan melaksanakan tugas
pekerjaan kendaraan sesuai perintah koordinator melakukan diagnosa
pada kendaraan pelanggan dan menyarankan pelanggan untuk
melaksanakan perbaikan kendaraan sesuai keluhan
C. Frint Desk

tugas pokok adalah menerima dan menghubungkan telepon masuk


kepada pihak yang dituju menghubungi nomor telepon yang ingin dituju
atas permintaan permintaan pihak terkait
44

A. Hasil Penelitian
1. Pengujian Persyaratan Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur salah atau tidaknya suatu
kuesioner berdasarkan perhitungan validitas penulis menggunakan SPSS 24 dan
diukur dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel . jika r hitung lebih besar dari
r tabel maka butir pertanyaan dinyatakan valid yang berdasarkan hasil pengujian
validitas kuesioner maka rekaptulasi pengujian validitas.
a) Uji Validitas variabel Kualitas produk ( X 1 ¿
Berdasarkan diketahui bahwa semua item pertanyaan yang digunakan
pada kuesioner Kualitas produk diperoleh hasil bahwa didapatkan r hitung yang
di dapat lebih besar dari r tabel dengan demikian dapat dinyatakan bahwa
semua item pada uji validitas Kualitas produk ( X 1 ) layak (valid) dan
digunakan dalam proses selanjutnya dan ada item yang tidak valid.

b) Uji Validitas variabel Harga ( X 2 ¿


Berdasarkan diketahui bahwa semua item pertanyaan yang digunakan
pada kuesioner Harga diperoleh hasil bahwa didapatkan r hitung yang di dapat
lebih besar dari r tabel dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua item
pada uji validitas Harga( X 2 ) layak (valid) dan digunakan dalam proses
selanjutnya.
c) Uji validitas variabel Lokasi (x3)

Berdasarkan diketahui bahwa semua item pertanyaan yang digunakan


pada kuesioner Hargadiperoleh hasil bahwa didapatkan r hitung yang di dapat
lebih besar dari r tabel dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua item
pada uji validitas Lokasi ( X 3 ) layak (valid).

d) Uji Validitas variabel Keputusan Pembelian(Y ¿


Berdasarkan diketahui bahwa semua item pertanyaan yang digunakan
pada kuesioner Hargadiperoleh hasil bahwa didapatkan r hitung yang di dapat
lebih besar dari r tabel dengan demikian dapat dinyatakan bahwa semua item
pada uji validitas keputusan Pembelian (Y layak (valid) dan dan ada item
yang tidak valid yaitu no.soal no,4,8,13 dan 18 maka item ini tidak digunakan
dalam proses selanjutnya.
45

b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan indek yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
ini dapat diandalkan atau dapat dipercaya. Adapun hasil uji reliabilitas adalah
sebagai berikut:

i. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel Kualitas produk sebesar


0,848 lebih besar dari 0,600 dengan dengan item pertanyaan 20 yang
dinyatakan valid, maka dengan ini variabel Kualitas produk dapat
dikatakan reliabel atau memenuhi syarat.
ii. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel Harga sebesar 0,855
lebih besar dari 0,600 dengan dengan item pertanyaan 20 yang
dinyatakan valid, maka dengan ini variabel Harga dapat dikatakan
reliabel atau memenuhi syarat.
iii. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel Lokasi sebesar 0,916
lebih besar dari 0,600 dengan dengan item pertanyaan 20 yang
dinyatakan valid, maka dengan ini variabel Lokasi dapat dikatakan
reliabel atau memenuhi syarat.
iv. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa variabel variabel keputusan
pembelian sebesar 0,817 lebih besar dari 0,600 dengan dengan item
pertanyaan 16 yang dinyatakan valid, maka dengan ini variabel Lokasi
dapat dikatakan reliabel atau memenuhi syarat.
2. Frekuensi Data Kuisoner
a) Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Produk
Data variabel Kualitas Produk diperoleh hasil jawaban responden terhadap
instrumen yang terdiri dari 1x20= 20 butir pertanyaan dan 5x20= 100 butir
pertanyaan yang skornya menggunakan metode skala likert dengan bobot nilai 1
sampai 5 dan diperoleh rentang skor empirik antara 38 sampai 81. Nilai rata-rata
Nilai rata-rata 57,9 nilai median 56 nilai modus 56
Dari hasil uji coba pada variabel Digital marketing ( ξ1) banyaknya data (n)
adalah 100 dan nilai terbesar adalah 81 serta nilai terkecil adalah 38, sehingga
rentang (R) dari tabel tersebut adalah 57. Banyaknya kelas interval ( K) adalah
sebagai berikut:
K= 1 + (3,3 log n)
= 1 + (3,3 log 100)
= 1 + (3,3 x 2)
46

= 1 + 6,6
= 7,6 (dibulatkan menjadi 8)
Panjang kelas (P)
P = J/k = 57/8 = 7,1 dibulatkan menjadi 7
Dengan menggunakan rumus didapat kelas sebanyak dan panjang kelas
sebanyak 5. Distribusi skor frekuensi variabel Kualitas produk dapat dilihat tabel
sebagai berikut:

Tabel 5. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Kualitas Produk


NO Kelas Interval Frekuensi Frekuensi
Absolut Relatif %

1 3%
38-41 3
2 17%
42-51 17
3 30%
52-56 30
4 20%
57-61 20
5 10%
62-66 10
6 16%
67-71 16
7 2%
72-77 2
8 2%
78-81 2
Jumlah 100 100%
Sumber: data diolah penulis, 2023

Pada tabel 5 dapat dilihat bahwa sebaran frekuensi skor variabel kualitas produk
hasil tertinggi terletak pada skor 52-56 sebesar 30 (30%) serta hasil terendah
terdapat pada skor 72-77 sebesar 2 (2%). Berdasarkan distribusi frekuensi
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
47

Gambar 3. Histogram
b) Distribusi Frekuensi Variabel harga
Data variable Harga diperoleh hasil jawaban responden terhadap
instrumen yang terdiri dari 1x20= 20 butir pertanyaan dan 5x20= 100 butir
pertanyaan yang skornya menggunakan metode skala likert dengan bobot nilai 1
sampai 5 dan diperoleh rentang skor empirik antara 38 sampai 81. Nilai rata-rata
59, nilai median 57 nilai modus 56.

Dari hasil uji coba pada variabel Penilaian pelanggan banyaknya data (n)
adalah 75 dan nilai terbesar adalah 81 serta nilai terkecil adalah 38, sehingga
rentang (R) dari tabel tersebut adalah 42. Banyaknya kelas interval ( K) adalah
sebagai berikut:
K= 1 + (3,3 log n)
= 1 + (3,3 log 100)
= 1 + (3,3 x 2)
= 1 + 6,6
= 7,6 (dibulatkan menjadi 8)
Panjang kelas (P)
P = J/k = 57/8 = 7,1 dibulatkan menjadi 7
Dengan menggunakan rumus didapat kelas sebanyak 8 dan panjang kelas
sebanyak 5. Distribusi skor frekuensi variabel Penilaian pelanggan dapat dilihat
tabel sebagai berikut:
Tabel 6. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Harga
NO Kelas Interval Frekuensi Frekuensi
Absolut Relatif %
48

1 2%
38-41 2
2 14%
42-51 14
3 24%
52-56 24
4 19%
57-61 19
5 14%
62-66 14
6 20%
67-71 20
7 5%
72-77 5
8 2%
78-81 2
Jumlah 100 100%
Sumber: data diolah penulis, 2023

Pada tabel 6 dapat dilihat bahwa sebaran frekuensi skor variabel harga
hasil tertinggi terletak pada skor 52-56 sebesar 24 (24%) dan hasil terendah
terdapat pada skor 78-81 sebesar 2 (2%). Berdasarkan distribusi frekuensi
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:

Gambar 4. Histogram
a) Distribusi Frekuensi Variabel Lokasi
Data variable keterlibatan pelanggan diperoleh hasil jawaban responden
terhadap instrumen yang terdiri dari 1x20= 20 butir pertanyaan dan 5x20= 100
butir pertanyaan yang skornya menggunakan metode skala likert dengan bobot
nilai 1 sampai 5 dan diperoleh rentang skor empirik antara 38 sampai 81. Nilai
rata-rata 61, nilai median62 nilai modus 54.
49

Dari hasil uji coba pada variabel keterlibatan pelanggan banyaknya data (n)
adalah 75 dan nilai terbesar adalah 89 serta nilai terkecil adalah 34, sehingga
rentang (R) dari tabel tersebut adalah 55. Banyaknya kelas interval ( K) adalah
sebagai berikut:
K= 1 + (3,3 log n)
= 1 + (3,3 log 100)
= 1 + (3,3 x 2)
= 1 + 6,6
= 7,6 (dibulatkan menjadi 8)
Panjang kelas (P)
P = J/k = 51/8 = 6,6 dibulatkan menjadi 7
Dengan menggunakan rumus didapat kelas sebanyak 8 dan panjang kelas
sebanyak 5. Distribusi skor frekuensi variabel Lokasi dapat dilihat tabel sebagai
berikut:
Tabel 7. Tabel distribusi frekuensi skor variabel Lokasi
NO Kelas Interval Frekuensi Frekuensi
Absolut Relatif %

1 5%
34-41 5
2 13%
42-51 13
3 19%
52-56 19
4 20%
57-61 20
5 14%
62-66 14
6 16%
67-71 16
7 16%
72-80 16
8 5%
81-89 5
Jumlah 100 100%
Sumber: data diolah penulis, 2023

Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa sebaran frekuensi skor variabel Lokasi
hasil tertinggi terletak pada skor 57-61 sebesar 20 (20%) dan hasil terendah
terdapat pada skor 81-89 sebesar 5 (5%). Berdasarkan distribusi frekuensi
tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
50

Gambar 5. Histogram ɳ1
1. Distribusi Frekuensi Variabel Keputusan Pembelian
Data Keputusan pembelian diperoleh hasil jawaban responden terhadap
instrumen yang terdiri dari 1x20= 20 butir pertanyaan dan 5x20= 100 butir
pertanyaan yang skornya menggunakan metode skala likert dengan bobot nilai 1
sampai 5 dan diperoleh rentang 47 sampai 85. Nilai rata-rata 66,4 nilai median
64 nilai modus 64..
Dari hasil uji coba pada variabel Keputusan pembelian banyaknya data (n)
adalah 72 dan nilai terbesar adalah 37 serta nilai terkecil adalah 68, sehingga
rentang (R) dari tabel tersebut adalah 31. Banyaknya kelas interval ( K) adalah
sebagai berikut:

K= 1 + (3,3 log n)
= 1 + (3,3 log 75)
= 1 + (3,3 x 1,857)
= 1 + 6,12
= 7,12 (dibulatkan menjadi 8)
Panjang kelas (P)
P = J/k = 31/8 = 3,87 dibulatkan menjadi 4
Dengan menggunakan rumus didapat kelas sebanyak 8 dan panjang kelas
sebanyak 4.
51

Tabel 8. Tabel Distribusi Frekuensi Skor Variabel Keputusan Pembelian

NO Kelas Interval Frekuensi Frekuensi


Absolut Relatif %

1 29-34 4 4%

2 35-41 16 16%

3 42-48 19 19%

4 49-53 24 24%

5 54-59 27 27%

6 60-65 7 7%

7 66-71 3 3%

8 72-76 1 1%

Jumlah 100 100%

Sumber: data diolah penulis, 2023

Pada tabel 8 dapat dilihat bahwa sebaran frekuensi skor variabel


keputusan pembelian hasil tertinggi terletak pada skor 54-59 sebesar 28 (28%)
serta hasil terendah terdapat pada skor 72-76 sebesar 1 (1%). Berdasarkan
distribusi frekuensi tersebut dapat digambarkan dalam bentuk histogram sebagai
berikut:

Gambar 6. Histogram
52

2. Pengujian Persyaratan Analisis


a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
penelitian memiliki distribusi yang normal atau tidak. Uji ini menggunakan teknik
analisis Kolmogorov-Smirnov dengan nilai signifikansi 5% atau 0,05. Apabila nilai
hasil uji signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut memiliki distribusi normal.
Sebaliknya, apabila nilai hasil uji signifikansi kurang dari 0,05 maka data tersebut
tidak berdistribusi normal. Berikut disajikan hasil uji normalitas:

Tabel 9. Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
X1 ,094 100 ,030 ,981 100 ,160
X2 ,072 100 ,200* ,989 100 ,565
X3 ,066 100 ,200* ,990 100 ,647
Y ,116 100 ,002 ,984 100 ,260
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berdasarkan tabel menunjukan bahwa masing masing variabel yaitu Harga


memiliki nilai sig 0,160, Kualitas produk memiliki nilai sig 0,565, Lokasi memiliki
nilai sig 0,647 dan keputusan Pembelian memiliki nilai sig 0,260. Hasil tersebut
menunjukan bahwa angka signifikasi (sig)>0,5, sehingga variabel Kualitas
produk, harga, Lokasi dan keputusan Pembelian dinyatakan normal.
b. Uji Lineritas
Uji linearitas pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah
variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linear.
Kriteria hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan linear, jika
nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil uji linieritas disajikan berikut ini:

Tabel 10. Hasil Uji Linieritas Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X1 Between (Combined) 4902,584 28 175,092 4,928 ,000
Groups Linearity 3477,811 1 3477,811 97,875 ,000
53

Deviation 1424,773 27 52,769 1,485 ,095


from Linearity
Within Groups 2522,856 71 35,533
Total 7425,440 99
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Dari output diatas hasil uji linearitas dapat kita lihat pada output ANOVA.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan pada Deviation from Linearity sebesar
0.095 > 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang linier secara signifikan antara
variabel Kualitas produk (X1) dengan variabel keputusan Pembelian (Y) diketahui
Fhitung 1,485 dan di peroleh nilai Ftabel pada pembilang 27 dan penyebut 71 sebesar
1,62. Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linier secara signifikan antara variabel Kualitas produk (x1)
terhadap keputusan Pembelian.

Tabel 11. Hasil Uji Linearitas Hargadan keputusan Pembelian

ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X2 Between (Combined) 4864,425 31 156,917 4,166 ,000
Groups Linearity 3144,318 1 3144,318 83,488 ,000
Deviation from 1720,107 30 57,337 1,522 ,078
Linearity
Within Groups 2561,015 68 37,662
Total 7425,440 99
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Dari output diatas hasil uji linearitas dapat kita lihat pada output ANOVA.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan pada Deviation from Linearity sebesar
0.078 > 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang linier secara signifikan antara
variabel Harga(X2) dengan variabel keputusan Pembelian (Y) diketahui F hitung
1,522 dan di peroleh nilai Ftabel pada pembilang 30 dan penyebut 68 sebesar 1,62
Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linier secara signifikan antara variabel Harga(x2) terhdapa
keputusan Pembelian (y).
54

Tabel 12. Hasil Uji Linearitas Lokasi dan keputusan Pembelian


ANOVA Table
Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Y * X3 Between (Combined) 4781,486 34 140,632 3,457 ,000
Groups Linearity 3903,358 1 3903,358 95,962 ,000
Deviation from 878,129 33 26,610 ,654 ,908
Linearity
Within Groups 2643,954 65 40,676
Total 7425,440 99
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Dari output diatas hasil uji linearitas dapat kita lihat pada output ANOVA.
Dapat diketahui bahwa nilai signifikan pada Deviation from Linearity sebesar
0.908 > 0,05 yang artinya terdapat hubungan yang linier secara signifikan antara
variabel Lokasi (X3) dengan variabel keputusan Pembelian (Y) diketahui F hitung
0,654 dan di peroleh nilai Ftabel pada pembilang 33 dan penyebut 65 sebesar
1,59. Karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linier secara signifikan antara variabel Lokasi ( (x 3) terhdapa
keputusan Pembelian (Y).

c. Uji Homogenitas
Uji homogen digunakan untuk mengetahui apakah data dalam variabel X
dan Y bersifat homogen atau tidak dalam suatu populasi. Berdasarkan hasil ujian
linieritas diperoleh hasil

Tabel 13. Homogenitas Kualitas produk Dan Keputusan Pembelian

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
X3 Based on Mean 2,075 23 68 ,011
Based on Median ,957 23 68 ,528
Based on Median and with ,957 23 19,820 ,544
adjusted df
Based on trimmed mean 1,817 23 68 ,030
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Diketahui bahwa hasil dari uji homogen untuk variabel Kualitas produk
terhadap keputusan Pembelian diperoleh sig. 0,030 lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan data yang diuji tersebut homogen.
55

Tabel 14. Homogenitas Kualitas produk Dan Keputusan Pembelian

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Y Based on Mean 1,196 22 68 ,281
Based on Median ,486 22 68 ,970
Based on Median and with ,486 22 26,133 ,955
adjusted df
Based on trimmed mean 1,034 22 68 ,438
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Diketahui bahwa hasil dari uji homogen untuk variabel Hargaterhadap


keputusan Pembelian diperoleh sig. 0,438 lebih besar dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data yang diuji tersebut homogen.

Tabel 15. Homogenitas Kualitas produk Dan Keputusan Pembelian

Test of Homogeneity of Variances


Levene Statistic df1 df2 Sig.
Y Based on Mean 1,732 20 65 ,050
Based on Median ,844 20 65 ,653
Based on Median and with ,844 20 27,138 ,647
adjusted df
Based on trimmed mean 1,531 20 65 ,101
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Diketahui bahwa hasil dari uji homogen untuk variabel Lokasi terhadap
keputusan Pembelian diperoleh sig. 0,101 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat
disimpulkan data yang diuji tersebut homogen

2. Uji Persamaan
a. Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis ini digunakan untuk menentukan hubungan antara dependen
dengan variabel-variabel independenya. Apabila variabel independennya
mengalami kenaikan atau penurunan dan untuk mengetahui arah hubungan
antara variabel independen berhubungan positif atau negatif, penelitian ini
menggunakan model regresi linear berganda dengan persamaan sebagai
berikut:
56

Tabel 16. Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8,825 4,246 2,079 ,040
X1 ,102 ,157 ,102 2,653 ,000
X2 ,198 ,121 ,201 1,669 ,004
X3 ,377 ,103 ,487 3,653 ,000
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Y = 8,825 + 0,102 X1 + 0,198X2 + 0.377X3 + e


Persamaan Regresi diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Konstanta sebesar 2,056 artinya jika Kualitas produk, Hargadan Lokasi adalah
0, maka keputusan Pembelian nilainya sebesar 2,056
2. Koefisien regresi variabeel Kualitas produk sebesar 0,108 yang artinya jika
Kualitas produk mengalami kenaikan 1% maka keputusan Pembelian
meningkat sebesar 10,8% dengan asumsi variabel lainya tetap.
3. Koefisien regresi variabel Harga sebesar 0,198 yang artinya jika brand
imagemengalami kenaikan 1% maka keputusan Pembelian meningkat
sebesar 19,8% dengan asumsi variabel lainya tetap.
4. Koefisien regresi variabeel Lokasi x3 sebesar 0.377 yang artinya jika Lokasi
mengalami kenaikan 1% maka keputusan Pembelian meningkat sebesar
37,7% dengan asumsi variabel lainya tetap.
4. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji T)


Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen
secara parsial berpengaruh langsung atau tidak tehadap variabel dependenya.
Uji ini menggunakan t tabel 1.660 apabila nilai t hitung>¿t tabel ¿ maka hipotesis alternatif
diterima. Apabila variabel inependen secara parsial mempengaruhi varibel
dependen. Adapun hasil uji t adalah sebagai berikut:
a) Berdasarkan uji t untuk variabel Kualitas produk dengan tingkat signifikasi
5% (α= 0,05) diperoleh nilai t hitung (2,653) >t tabel (1,660) dengan nilai
signifikan (0,000) < (0,05). Maka Ha diterima dan Ho tidak diterima,
sehingga secara parsial variabel Kualitas produk berpengaruh positif dan
57

signifikan terhadap keputusan Pembelian


b) Berdasarkan uji t untuk variabel Hargadengan tingkat signifikasi 5% (α=
0,05) diperoleh nilai t hitung(1,669) >t tabel (1,660) dengan nilai signifikan (0,00)
< (0,05) Maka Ha diterima dan Ho tidak diterima, sehingga secara parsial
variabel Hargaberpengaruh positif dan signifikan terhadap terhadap
keputusan Pembelian Harga meningkat maka keputusan Pembelian juga
akan meningkat.
c) Berdasarkan uji t untuk variabel Lokasi dengan tingkat signifikasi 5% (α=
0,05) diperoleh nilai t hitung ¿3,653) >t tabel (1,660) dengan nilai signifikan
(0,002) < (0,05). Maka Ha diterima dan Ho tidak diterima, sehingga secara
parsial variabel Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
terhadap keputusan Pembelian.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kualitas produk, Harga dan


Lokasi memiliki pengaruh postif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian.

b. Uji Signifikasi (Uji F)


Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel independen yaitu Kualitas
produk, Hargadan Lokasisecara bersama-sama terhadap variabel dependen
yaitu keputusan Pembelian, digunakan uji F-hitung. Apabila probabilitas tingkat
signifikansi uji F-hitung lebih kecil dari tingkat signifikansi tertentu yakni 5%,
maka pengaruh variabel independen yaitu Kualitas produk, Hargadan Lokasi
secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu keputusan Pembelian
adalah signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel:

Tabel 17. Hasil Pengujian Bersama-Sama (Uji F)

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 4109,642 3 1369,881 39,661 ,000b
Residual 3315,798 96 34,540
Total 7425,440 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS

Berasarkan uji F untuk variabel Kualitas produk, Harga dan Lokasi


diperoleh F hitung sebesar 171,728 dengan nilai signifikasi 0.000 Diperoleh nilai F
58

tabel dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% ɑ=5% nilai df1=3 dan (df2)=
(n-k-1)= 100-3-1=96 maka nilai Ftabel adalah 2,70. nilai F hitung 39,661 > F tabel 2,70
dengan nilai signifikasi < 0.05 maka. Ho ditolak dan Ha diterima sehingga bisa
disimpulkan bahwa variabel independen yang terdiri dari Kualitas produk (x1),
Harga(x2) dan Lokasi (x3) secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel
terikatnya keputusan Pembelian.

c. Uji Koefisien Determinasi (Uji R2 )


Koefisien determinasi merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefesien determinasi R2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan untuk menerangkan
variasi variabel dependen. Dapat dilihat perhitungan pada tabel berikut ini :

Tabel 18. Hasil Koefisien Determinasi (Uji R2)

Model Summaryb
Adjusted R
Model R R Square Square Std. Error of the Estimate
1 ,744a
,553 ,539 5,87704
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

Berdasarkan nilai R square sebesar 0,553 yang dapat disimpulkan bahwa


kemampuan variabel Kualitas produk, Harga dan Lokasi memberikan kontribusi
yang cukup kuat pada variabel terikat yaitu keputusan Pembelian sebesar 84,3%
dan sisanya 15,7% dapat dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
3. Hipotesis Statistik
Uji hipotesisi dilakukan dengan uji signifikasi secara parsial bertujuan untuk
mengetahui pengaruh positif dan signifikan dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Uji signifikan dilakukan dengan uji-t pada tingkat keyakinan
95% dan tingkat kesalahan dalam analisis (alpha) 5%

1. Uji Hipotesis H1
Perumusan hipotesis di bawah ini :
59

HO : β 1<0.
Ha : β 1 ˃ 0

Tabel 19. Hasil Uji Hipotesis Kualitas Produk Dengan Keputusan Pembelian
No Variabel Koefisien Β thitung ttabel signifikas Kesimpulan
Pengujian i

1 X1 dengan y 0,102 2,653 1,660 0,00 Ha diterima

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

Dari tabel Uji T menunjukan bahwa hasil pengujian hipotesis Kualitas


produk menunjukan nilai β = 0,102 dengant hitung sebesar 2,653. Berdasarkan nilai
thitung> ttabel 2,653>1,660 maka koefisien β signifikan atau dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.Yang berarti Ha diterima artinya Kualitas
produk mmpunyai pengaruh yang positif dan signifikat terhadap keputusan
Pembelian.

2. Uji Hipotesis H2
HO : β 2<0.
Ha: β 2 ˃ 0

Tabel 20. Uji Hipotesis Harga Dengan Keputusan Pembelian


No Variabel Koefisien Β thitung ttabel signifikasi kesimpulan
Pengujian

1 X2 dengan y 0,198 1,669 1,660 0,00 Ha diterima

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.

Dari tabel Uji T menunjukan bahwa hasil pengujian hipotesis


Hargamenunjukan nilai β = 0,198 dengant hitung sebesar 1,669. Berdasarkan nilai
thitung> ttabel 1,669> 1,660 maka koefisien β signifikan atau dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.Yang berarti Ha diterima artinya
Hargamempunyai pengaruh yang positif dan signifikat terhadap keputusan
Pembelian.

3. Uji Hipotesis H3
HO : β 3<0.
60

Ha: β 3 ˃ 0

Tabel 21. Uji Hipotesis Lokasi Dengan Keputusan Pembelian


No Variabel Koefisien thitung ttabel signifikasi Kesimpulan
Pengujian β

1 X3 dengan y 0,377 3,653 1,660 0,00 Ha diterima

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.


Dari tabel Uji T menunjukan bahwa hasil pengujian hipotesis Lokasi
menunjukan nilai β = 0,377 dengant hitung sebesar 3,653. Berdasarkan nilai thitung>
ttabel 3,653 > 1,660 maka koefisien β signifikan atau dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan Ha diterima. Yang berarti Ha diterima artinya Lokasi mempunyai
pengaruh yang positif dan signifikat terhadap keputusan Pembelian.
4. Uji Hipotesis H4
HO: β4 x4 < 0
Ha: β4 x4 ˃ 0

Tabel 22. Uji Hipotesis Kualitas produk, Harga Dan Lokasi Dengan
Keputusan Pembelian
No Variabel fhitung ftabel signifikansi Kesimpulan
Pengujian

1 X1,X2,X3 36,6661 2,70 0,00 Ha diterima


dengan y

Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan SPSS.


Dari tabel Uji T menunjukan bahwa hasil pengujian hipotesis Kualitas
produk, Hargadan Lokasi menunjukan nilai Fhitung= 36,6661 Berdasarkan nilai
fhitung> ftabel 36,6661 > 270 maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha
diterima. Yang berarti Ha diterima artinya Kualitas produk, Harga dan Lokasi
mempunyai pengaruh yang positif dan signifikat terhadap keputusan Pembelian.
E. Pembahasan
1. Pengaruh kualitas produk Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk


berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas produk yang meliputi upaya untuk memuaskan
para konsumen atas keinginan dan kebutuhannya meliputi bentuk, ciri ciri
61

produk, Ketetapan dan desain. hal ini menunjukkan apabila kualitas produk
yang diberikan oleh honda bagus maka konsumen akan tertarik untuk membeli
produk dari Yamaha tersebut dan tentunya akan membeli ulang produk
tersebut.
Hal ini juga didukung oleh Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Lucano Giovani Lokman, (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Promosi, dan Interior terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di
Restoran Imperial Lalmian Tunjungan Plaza Surabaya”” yang hasil
penelitiannya yaitu “Hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel penggunaan tagline terhadap Harga,
Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian.” Penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan bahwa.

2. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil uji yang dilakukan menunjukkan


adanya pengaruh positif Harga terhadap keputusan
pembelian. Harga merupakan inti dari kegiatan pemasaran
untuk menghasilkan laba atau keuntungan. Keputusan harga
dapat terlaksana dengan baik bila pemasar memiliki informasi
mengenai sikap, perilaku konsumen serta informasi detail
mengenai pesaing. Salah satu faktor yang sangat penting
guna menunjang tercapainya laba yang diinginkan
perusahaan.
Hal ini juga didukung oleh Hasil penelitian terdahulu yang
di lakukan oleh Prabudi (2014) Pengaruh promotional mix
terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha pada
masyarakat kecamatan Jebres Surakarta menyatakan Hasil
dari penelitian ini adalah Variabel periklanan dan publisitas
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
3. Pengaruh Lokasi Terhadap Keputusan pembelian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Lokasi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan
bahwa Lokasi merupakan hal yang kompleks yang menyeluruh dan mencakup
tempat dimana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan terdapat beberapa
62

indikator lokasi yang meliputi akses, lalu lintas, visibilitas, tempat parkir,
lingkungan, dan suasana. dalam mempengaruhi keputusan pembelian akses
apabila aksesi yang yang cukup mudah untuk dilalui maka akan mudah di
jangkau oleh masyarakat dalam membeli di toko tersebut.
Hal ini juga didukung oleh Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Dalam penelitian Nufaisah (2018) yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada
Konsumen Mie Nges-Nges Banyumanik Semarang) hasil ini menunjukkan
bahwa kualitas produk, harga dan lokasi berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian

4. Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Lokasi Terhadap Keputusan


Pembelian
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa Kualitas produk, harga dan
lokasi pelanggan secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Keputusan pembelian Hal ini menunjukkan bahwa pertimbangan kualitas
produk, pertimbangan harga, pertimbangan merek, dan pertimbangan
pemasok. Pertimbangan merek dalam proses Harga yang baik dari penjual dan
pembeli maka akan meningkatkan kepuasan penggunaan.
Hal ini juga didukung oleh Hasil penelitian terdahulu yang di lakukan oleh
Lucano Giovani Lokman, (2013) yang berjudul “Analisis Pengaruh Kualitas
Produk, Promosi, dan Interior terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di
Restoran Imperial Lalmian Tunjungan Plaza Surabaya”” yang hasil
penelitiannya yaitu “Hasil penelitian diketahui bahwa secara parsial terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel penggunaan tagline terhadap Harga,
Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian.”
63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis pembahasan variabel Pengaruh Lokasi,
kualitas Produk dan HargaTerhadap Keputusan pembelian. Dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Kualitas Produk berpangaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
pembelian.
2) Lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.
3) Harga berpangaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian
karena produk motor honda dikenal kualitasnya yang bagus.
4) Secara bersama-sama semua variabel independen berpengaruh positif
dan signifikat terhadap keputusan pembelian.

b. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka disarankan untuk:
1. Dari segi kualitas Produk disarankan untuk meningkatkan kualitas
Produk mereka melalui banyaknya jumlah produk yang tersedia,
sehingga pembeli tidak merasa kebingungan ketika produk yang
pembelia cari tersedia.
2. Untuk lokasi agar akses dalam menuju lokasi toko caraka ini di tata agar
lebih baik lagi agar pembeli merasa nyaman ketika membeli di dealer
tersebut
3. Dari segi harga juga harus mendapatkan perhatian produsen mengingat
hal tersebut juga menjadi pertimbangan masyarakat dalam hal
mengurus hal atau keperluan sehingga harga yang baik maka
masyarakat akan merasa nyaman.
4. Pihak penjual disarankan untuk mempertahankan, lokasi, kualitas
produk dan harga agar pembeli dapat membeli produk di dealer dengan
nyaman.
64

DAFTAR PUSTAKA

Assauri, S. (2014). Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Pers

Basu Swasta Dan T. Hani Handoko. (2014). Manajemen Pemasaran Perilaku


Konsumen. Edisi Ketiga.Yogyakarta: Liberty.

Daryanto. (2015). Manajemen pemasaran : sari kuliah. Bandung:satu nusa.

Fandy Tjiptono. ( 2015). Strategi Pemasaran, Edisi 4, Andi Offset, Yogyakarta.

Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program Spss.


Edisi 7. Semarang : Universitas Diponegora

Imam Gunawan. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Teori & Praktik, Ed. 1 Cet 4.
ed. Bumi Aksara, JAKARTA.

Jonathan Sarwono, (2014). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Cet. 1. ed.
Graha Ilmu, Yogyakarta.

Kasmir. (2015), Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers. Drs. S.


Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Kotler, Philip. (2017). Manajemen Pemasaran Edisi Kesebelas. Jilid 2, Edisi


Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks.

Kotler Philip, Amstrong Gary. (2013). Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi ke-12.


Penerbit Erlangga.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A. (2017). Manajemen Pemasaran Jasa.


Edisi. Kedua, Salemba Empat, Jakarta.

Mimi SA. (2015), Pengaruh Harga, Kualitas Lokasi, Lokasi dan Keragaman
Produk Terhadap Keputusan Pembelian Di Ranch Market | Jurnal
Ekonomi Volume XX, Nomor 01

Prawirosentono, suyadi. (2014). Filosofi Baru Tentang Manajemen Mutu


Terpadu,. Jakarta: Rineka Cipta..

Subagyo, P.J. (2016). Metode Penelitian : Dalam Teori dan Praktek, Cet. 5. ed.
PT Rineka Cipta, JAKARTA
65

Sugiyono, (2016). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D, Penerbit


Alfabeta, Bandung.

Sugiyono, (2018). Metode Penelitian: Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Cet. 27. ed.
Alfabeta, Bandung.
Verina, Eunike, Edy Yulianto dan Wasis A. Latief. (2014). Faktor-Faktor Yang.
Mmepengaruhi Keputusan Pembelian Pada Toko Fashion Di Jejaring
Sosial

W. Gulo. (2017). Metodologi Penelitian, Cet. 5. ed. PT Grasindo, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai