PENDAHULUAN
persaingan cukup pesat di pasar dalam dan luar negeri bahkan internasional.
Perdagangan bebas memberikan peluang bisnis yang luas kepada produsen dalam
dalam memilih sesuai kebutuhannya. Adanya berbagai macam produk dan jasa
Konsumen kini memiliki tuntutan nilai yang jauh lebih besar dan beragam
Karena konsumen dihadapkan pada berbagai pilihan produk, barang atau jasa
yang Dapat mereka beli. Produsen diharus memberikan kualitas produk yang
dapat Diterima, karena bila tidak, pelanggan akan segera beralih kepada produk
konsumen Dalam pembelian produk lebih kuat karena konsumen kini mampu
mengakses dan Menjangkau produk atau jasa yang diinginkan meskipun produk
atau jasa tersebut Terletak jauh dari tempat dimana konsumen tersebut berada.
1
Kondisi inilah yang menuntut produsen berlomba-lomba menerapkan
konsumen agar Dapat lebih maju dibanding para pesaing mereka dan memuaskan
ditawarkan oleh perusahaan dari berbagai varian namun memiliki jenis dan
varian dan tipe yang sama. Namun jarang dari berbagai perusahaan
yang menghasilkan produk yang ada, hal itu dapat menyebabkan konsumen
Komoditi kecantikan yang ditawarkan saat ini pun sangat beragam. Salah
satu komoditi dengan Penjualan terbesar melalui pemasaran baik online maupun
offline yaitu Perawatan kecantikan atau yang lebih dikenal dengan nama skincare.
Diberbagai negara skincare selalu menjadi incaran setiap wanita , skincare sudah
seperti makanan pokok yang wajib dimiliki dan dipakai Oleh wanita. Skincare
skincare yang Tumbuh sangat pesat di Indonesia. Tabel dibawah ini menunjukkan
2
Hal ini yang menjadikan banyak pelaku usaha tertarik terjun di dunia
perawatan Seperti klinik kecantikan dan salon, bahkan dewasa ini pelaku usaha
digunakan sehari-sehari.
Permasalahan yang sering terjadi saat ini yaitu banyak konsumen melihat
Suatu produk khususnya produk perawatan berdasarkan harga yang murah dan
kecantikan Dari keamanan walaupun dengan harga yang relatif tinggi. Mereka
lebih memilih Produk yang dijual bebas dengan harga yang murah dan
menawarkan hasil yang Instan. Dengan adanya fenomena tersebut, maka dari itu
perlu adanya informasi Mengenai suatu produk yang dapat dipercaya untuk
membantu dalam memilih Produk perawatan yang berkualitas dan aman bagi
kesehatan kulit. Selain itu gaya Hidup wanita saat ini menilai standart kecantikan
menyandang sertifikat halal dan BPOM yaitu Ms Glow, Wardah dan beberapa
skincare yang merupakan produk kecantikan yang cukup bersaing ketat saat Ini.
mengalami peningkatan . Hal ini dapat dibuktikan dari hasil survei sementara
3
yang telah peneliti lakukan di kota Pariaman. Berikut peneliti merangkum
Tabel 1.1
Data Penjualan Sepeda Motor Di Kota Pariaman (Dalam Unit)
Tahun
Merek Persentase Kenikan
2019 2020
Honda 4.700 5.055 7,54% (Naik)
Yamaha 2.495 2.390 -4,20% (Turun)
Suzuki 400 275 -31,32% (Turun)
Kawasaki 153 165 7,43% (Naik)
Tvs 19 22 11,32% (Naik)
Total 7.771 7.908 1,77% (Naik)
Sumber Data : Showroom Kendaraan Bermotor
perpindahan merek dari scarlet ke MS Glow. Untuk itu sangat diperlukan kejelian
seorang pengusaha produk kecantikan untuk melihat prospek pada masa yang
akan datang. Dari sinilah dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang
yang memiliki spesifikasi yang bersaing, para konsumen sangat rentan untuk
berubah pikiran dan memutuskan untuk berpindah ke merek lain, fenomena ini
disebut Perpindahan Merek atau perilaku Perpindahan Merek dari merek yang
lama ke merek yang lebih baru atau yang menyediakan atau menjamin konsumen
tidak akan merasa kecewa atau tidak puas (Ketidakpuasan Konsumen). Selain itu
ada beberapa hal lagi yang harus ditingkatkan oleh perusahaan yaitu Atribut
4
Produk. Kedua faktor tersebut sangat fital sekali dalam mempertahankan
timbul karena adanya proses informasi dalam evaluasi terhadap suatu merek.
Konsumen akan menggunakan informasi masa lalu dan masa sekarang untuk
Merek suatu produk. Pernyataan di atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan
adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan
5
akan disampaikan oleh produk itu sendiri. Manfaat tersebut dikomunikasikan dan
disampaikan oleh atribut-atribut seperti kualitas, fitur, dan desain (Kotler dan
semakin baik Atribut Produk dari sisi kualitas, fitur, dan desain yang ada pada
semakin kecil atau Menurun. Atribut Produk yang ditawarkan suatu perusahaan
produk Yang terbaik dan dapat memenuhi selera konsumen yang selalu berubah-
ubah.
Melihat fenomena yang terjadi ini dengan kesesuaian teori yang peneliti
Kota Pariaman. Dari latar belakang yang telah peneliti paparkan diatas, maka
Hal ini karena dengan adanya Ketidakpuasan Konsumen, Atribut Produk, dan
6
Mencari Variasi maka secara langsung akan memengaruhi konsumen dalam
yang telah mendapatkan sertifikat BPOM dan sertifikat HALAL dari pemerintah
Indonesia. Ms Glow berdiri pada Tahun 2013 yang didirikan oleh Shandy
brand yaitu Magic For Skin untuk Mencerminkan sebuah produk glowing yang
bodycare dan kosmetik yang memiliki agen Dan member resmi di seluruh
Kecantikan yang saat ini sudah ada pada hampir semua di kota kota besar Di
Indonesia.
menggandeng artis artis papan atas sebagai Brand ambassador dan Celebrity
Endorser seperti Luna Maya, Raffi Ahmad, Nagita Slavina, Sarwendah, Verrel
Bergabung menjadi mitra Ms Glow seperti menjadi distributor, agen, member dan
Juga resseler. Mitra Ms Glow sudah tersebar luas di seluruh Indonesia bahkan luar
Negeri. Didalam negeri saja Ms Glow sudah berhasil di kota-kota besar termasuk
Salah satunya Kota Pariaman. Kota Pariaman menjadi wilayah yang cukup
7
dibuktikan dengan Banyaknya agen, member dan resseler yang tersebar di Kota
Pariaman.
Berdasarkan masalah yang sesuai dengan data yang ada, maka rumusan
Di Kota Pariaman?
Di Kota Pariaman?
adalah:
Di Kota Pariaman.
8
2. Untuk mengetahui pengaruh Atribut Produk terhadap perilaku Perpindahan
Pariaman.
pernah diperoleh di bangku kuliah ke dalam praktek yang dunia nyata dan
Merek atau perilaku Perpindahan Merek agar dapat bermanfaat di masa yang
akan datang.
penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan pengetahuan yang memiliki
9
Dalam penelitian ini penulis menyusun lima bab, dalam tiap-tiap bab
dilengkapi dengan sub bab yang membahas tentang cakupannya adalah sebagai
berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
menjelaskan variabel-variabel pada penelitian ini. Selain itu dalam bab ini
hipotesis-hipotesis penelitian.
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan metode
analisis data yang digunakan seperti uji validitas dan uji reliabilitas, uji
Bagian ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian dalam bentuk yang
10
Merupakan bab terakhir dari penelitian ini yang berisi kesimpulan dari
hasil penelitian dan saran dari pembahasan. Saran yang diajukan berkaitan
11
BAB II
KAJIAN TEORI
konsumen atas suatu merek produk ke merek produk yang lain (Junaidi dan
Dharmmesta, 2002). Menurut Peter dan Ollson (2009) Perpindahan Merek adalah
satu merek ke merek yang lain. Menurut Assael (1998) dalam Setianingrum (2007
atau sekelompok konsumen mengubah kesetiaan mereka dari satu tipe produk
waktu. Menurut Van Trijp, Hoyer dan Inman (2003), Perpindahan Merek yang
(Haryono ,2011).
konsumen atas suatu merek produk ke merek produk yang lain (Junaidi dan
Dharmmesta, 2002). Menurut Peter dan Ollson (2009) Perpindahan Merek adalah
satu merek ke merek yang lain. Menurut Mowen dan Minor (1998) Brand
1. Potential switcher. Terdiri dari seluruh pelanggan yang loyal terhadap suatu
produk, namun ada potensi untuk dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
yang sama pada waktu yang lalu, waktu sekarang dan untuk masa-masa yang
akan datang.
3. Brand switcher. Terdiri dari sebagian pembeli yang akan berpindah merek
setidaknya satu kali ketika mereka membuat pilihan merek untuk pembelian
lama
masa lalu dan masa sekarang untuk melihat manfaat yang mereka harapkan.
Menurut Kotler dan Keller (2009 : 170) ketidakpuasan adalah suatu keadaan
dimana pengharapan konsumen tidak sama atau lebih tinggi dari pada kinerja
produk sebelumnya.
perusahaan karena jika kepuasan konsumen biasa saja maka konsumen akan
mudah untuk berubah fikiran bila mendapatkan tawaran yang lebih baik. Menurut
Kotler dan Keller (2009 : 173) kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
pembelian konsumen sebelumnya, nasehat teman atau keluarga, serta janji dan
informasi pemasar dan para pesaingnya (Kotler & Keller, 2009 : 181).
tidak puas akan mencari informasi pilihan produk lain, dan mungkin akan berhenti
membeli produk atau mempengaruhi orang lain untuk tidak membeli (Kotler dan
dalam evaluasi terhadap penggunaan atau mengkonsumsi suatu merek akan tetapi
menimbulkan rasa tidak puas. Konsumen akan menggunakan informasi masa lalu
dan masa sekarang untuk melihat merek-merek yang memberikan manfaat yang
mereka harapkan (Basu Swasta 2003). Menurut Shimp (2003) secara sederhana
1. Positive Disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih baik dari yang
diharapkan.
2. Simple Confirmation, dimana hasil yang diterima sama dengan yang
diharapkan.
3. Negative Disconfirmation, dimana hasil yang diterima lebih buruk dari hasil
yang diharapkan.
konsumen akan mengurangi tingkat konsumsi barang dan jasa dari merek itu. Jika
atau hasil yang diharapkan. Sehingga kepuasan konsumen menjadi faktor yang
konsumsi barang dan jasa dari merek itu. Jika produsen melebih-lebihkan manfaat
dari suatu produk sementara ekspektasi atau harapan konsumen tidak tercapai
Menurut Ishadi (2012) ada tiga indikator yang digunakan untuk mengukur
5. Sering mengeluh
tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang diterapkan oleh pembeli.
Definisi produk menurut Stanton (2007:119) sekumpulan atribut yang nyata dan
tidak nyata didalamnya sudah tercakup warna, kemasan, prestise pengecer dan
pelayanan dari pabrik, serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli
sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan
atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat,
atas suatu produk dan Atribut Produk merupakan stimulus bagi pembentukan
perilaku konsumen (Utama dan Amelia, 2009). Atribut Produk adalah unsur-unsur
produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
melekat pada suatu produk yang digunakan konsumen untuk menilai dan
adalah segala sesuatu yang ditawarkan oleh produsen kepada pasar baik berwujud
atau tidak berwujud untuk dibeli, digunakan, atau dikonsumsi guna memenuhi
Saat ini perusahaan tidak lagi bersaing menciptakan produk saja, akan
tetapi bersaing pula dalam aspek tambahan pada produknya seperti aspek
4. Merek, merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau lambang, desain, warna,
gerak atau kombinasi Atribut Produk lain yang diharapkan dapat memberikan
bagian kemasan atau bisa merupakan etiket yang dicantumkan dalam produk.
8. Jaminan (garansi) yaitu janji yang merupakan kewajiban produsen atas produk
pada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila produk
Riset terdahulu berfungsi sebagai salah satu bahan acuan dan pendukung
yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Teknik
Judul Variabel
dan Analisis Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
Tahun Data
Nurul Pengaruh 1. Atribut Teknik 1. Atribut Produk
Huda Atribut Produk, Produk analis memiliki
(2018) Iklan, Harga, 2. Iklan regresi pengaruh positif
Dan Kebutuhan 3. Harga berganda dan
Mencari Variasi 4. Kebutuha signifikanterhada
Terhadap n Mencari p keputusan
Keputusan Variasi Perpindahan
Perpindahan 5. Keputusa Merek.
Merek Ke n 2. iklan memiliki
Yamaha NMAX Perpindah pengaruh positif
Di Semarang an Merek dan signifikan
Selatan 3. harga memiliki
Pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
Keputusan
Perpindahan
Merek.
4. Kebutuhan
Mencari Variasi
memiliki
Pengaruh positif
dan signifikan
terhadap
Keputusan
Perpindahan
Merek.
5. Secara bersama-
sama Atribut
Produk, iklan,
harga, dan
kebutuhan
Mencari Variasi
berpengaruh
terhadap
keputusan
Perpindahan
Merek
6. Atribut Produk,
iklan, harga, dan
kebutuhan
Mencari Variasi
dapat
menjelaskan
variasi variabel
keputusan
Perpindahan
Merek sebesar
79,6%,
sedangkan
sisanya yaitu
20,4%
dijelaskan.
disusun suatu kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan
Ketidakpuasan
Konsumen(X1) H1
H2 Perpindahan Merek
Atribut Produk (X2)
(Y)
H3
Mencari Variasi (X3)
H4
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
yang dibangun secara logis antara dua atau lebih variabel, yang diungkapkan
dalam Bentuk pernyataan yang dapat diuji (Sekaran, 2006: 235). Hipotesis
merupakan Hasil pemikiran rasional yang dilandasi oleh teori, dalil, hukum, dan
sebagainya yang sudah ada sebelumnya (Sanusi, 2016: 44). Adapun hipotesis
METODOLOGI PENELITIAN
yang berada di kota Pariaman. Pemilihan produk ini dilakukan atas dasar adanya
penelitian ini yang dikaji lebih dalam adalah bagaimana keputusan konsumen
Toko Haura Cosmetic kota Pariaman, akan tetapi karena jumlah pengunjung yang
tidak mencukupi yang disebabkan oleh keadaan pandemi Covid-19 maka peneliti
juga mengambil sampel dari luar dengan syarat sampel adalah warga kota
Pariaman.
penelitian deskriptif dan kuantitatif. Hal ini ditentukan atas dasar jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer kuantitatif yang diperoleh dari
utama untuk memberikan gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara
spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu.
Merupakan data yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti langsung dari
subjek atau objek pnelitian (Sugiyono, 2016). Data primer dalam penelitian ini
Kota Pariaman.
Merupakan data yang diperoleh dari sumber penyedia data, atau data yang
tidak langsung yang bisa didapat dari penyedia data atau oleh suatu organisasi
atau perusahaan (Sugiyono, 2016). Data sekunder biasanya berbentuk yang sudah
3.4.1 Angket
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan pribadinya atau
hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2010:194). Kuesioner dalam penelitian ini yaitu
3.4.2 Wawancara
tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih
3.5.1 Populasi
ditentukan melalui kriteria dan dapat dikategorikan kedalam objek tersebut berupa
manusia. Selain itu populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada satu
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
yang berjumlah 86.618 orang. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
mencakup seluruh konsumen skincare MS Glow yang dulu juga pernah jadi
3.5.2 Sampel
Z2
n=
4 (moe)2
Keterangan :
N = Jumlah sampel
Berdasarkan rumus diatas, karena jumlah konsumen Honda yang dulu juga
pernah jadi konsumen Yamaha yang ada di kota Pariaman tidak diketahui secara
pasti, maka sampel dalam penelitian ini menggunakan margin of error sebesar
10% dan tingkat signifikan sebesar 5%, maka hasilnya sebagai berikut :
1,962
n=
4 (10%)2
n= 96,04
jumlah sampel yang akan diteliti ini adalah sebanyak 96 orang. Teknik
dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberi suatu
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
memberikan skor pada setiap butir pernyataan, metode yang digunakan untuk
kategori antara lain Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak
Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Skala Likert menggunakan lima
Tabel 3.2
Skala Likert
No Uraian Skor
1 Sangat setuju 5
2 Setuju 4
3 Netral 3
4 Tidak setuju 2
5 Sangat tidak setuju 1
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,
orang lain (Bogdan dalam Sugiyono, 2013 : 244). Ada beberapa analisis data yang
berpartisipasi dalam penelitian berasal dari berbagai kelompok, kelas, dan umur
yang berbeda-beda. Hal ini perlu dibahas dan dianalisis lebih lanjut terkait
pemusatan (dalam hal ini rata-rata, median dan modus) dan nilai dispersi
serta menginterprestasikannya.
A = Sangat Setuju
B = Setuju
C = Netral
D = Tidak Setuju
Rata-rata skor
TCR = = 100%
5
sebagai berikut :
Jika TCR berkisar antara 90 - 100 % = Sangat baik
instrument atau item-item dalam mengukur apa yang seharusnya diukur. Item
kuesioner yang tidak valid berarti tidak dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur oleh pernyataan tersebut sehingga hasil dari penelitian ini dianggap tidak
valid. Item dikatakan valid jika memiliki nilai corrected item correlation > 0,30.
(Priyatno, 2016).
hasilnya tetap konsisten atau tidak jika pengukuran diulang. Instrument kuesioner
pengukuran tidak dapat dipercaya. Uji reliabilitas yang banyak digunakan apabila
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada
analisis regresi linear berganda. Suatu model regresi dikatakan linear harus
melalui uji asumsi klasik yang terdiri dari uji normalitas, uji multikolonieritas, dan
uji heteroskedasitas (Ghozali, 2015). Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi,
nilai residual memiliki distribusi normal atau tidak. Residual adalah nilai selisih
antara variabel X dengan variabel Y yang diprediksikan. Model regresi yang baik
adalah yang terdistribusi secara normal atau mendekati normal sehingga data
layak untuk diuji secara statistik. Metode pengambilan keputusan untuk uji
(Asymp.sig) > 0,05 maka data residual terdistribusi normal (Priyatno, 2016:154).
digunakan sudah benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan
regresi yang digunakan berbentuk linier, maka dapat dilihat dari P-P Plot. Apabila
titik-titik terdistribusi mengikuti garis linier, maka model regresi dapat dinyatakan
beberapa atau semua variabel bebas. Uji multikoloneritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Priyatno,
2016). Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance
tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Apabila nilai tolerance > 0,10
atau sama dengan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian
dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari suatu
pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar scatterplot, dasar pengambilan
keputusan adalah jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas diatas dan
di bawah angaka 0 pada sumbu Y maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
hubungan dinyatakan dalam model persamaan regresi yang signifikan, yang mana
variabel dependen (Y) merupakan fungsi dari variabel independen (X). Secara
oleh tanda (+/-) dan besarnya koefisien arah regresi. Tanda (+) menyatakan
Interprestasi koefisien arah regresi juga tergantung pada bentuk persamaan regresi
itu sendiri. Estimasi model dari hubungan variabel dalam penelitian ini adalah
marginal. Dari konsep tersebut diatas, maka pengujian hipotesis selanjutnya akan
Dimana :
b0 = konstanta
X1 = Ketidakpuasan Konsumen
X2 = Atribut Produk
X3 = Mencari Variasi
e = standar error
memiliki nilai -1 hingga +1. Sifat nilai koefisien korelasi adalah plus (+) atau
2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel
1. 0,1 Sampai dengan 0,20 berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah.
4. 0,71 sampai dengan 0,90 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat.
5. 0,91 sampai dengan 0,99 berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali.
dependen (Y) yang dijelaskan oleh hanya satu variabel independen. Sementara itu
Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Hal ini
bersamaan.
3.8.6.1 Uji T
terikatnya (Sugiyono, 2016). Dimana T tabel > T hitung, H0 diterima. Dan jika T
tabel < T hitung, maka H1 diterima, begitupun jika sig > (0,05), maka H0
diterima H1 ditolak dan jika sig < (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.
3.8.6.2 Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan atau secara
hitung > F table , maka H0 ditolak dan H1 diterima atau secara secara simultan
secara serentak. Sebaliknya apabila F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan H1
John C. Mowen, Michael Minor. 2002, Perilaku Konsumen (Jilid 1), Edisi
Kelima, Erlangga, Jakarta. Hal 312
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta:
Erlangga.
Priyatno, Duwi. 2016. Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahnnya
Dengan SPSS Praktis dan Mudah Dipahami untuk Tinkat Pemula dan
Menengah. Yogyakarta: Gava Media
Setyadin dalam Gunawan. (2013 : 160). Diakses dari laman web tanggal 26
juli 2017 dari : (http://repository.upi.edu )
Van Trijp, Hans C.M.; Wayne D. Hoyer dan Jeffrey Inman 2003, “Why
Switching Product Category-Level Explanatory for True Variety-
Seeking Behavior”, Journal of Marketting Research, August.