Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan produk kecantikan di Indonesia sangat pesat. Saat ini,
produk kecantikan seperti perawatan kulit sedang berkembang pesat dan menjadi
kebutuhan masyarakat di Indonesia. Hampir semua orang di Indonesia
menggunakan produk kecantikan tidak hanya wanita, karena memberikan manfaat
seperti melembabkan kulit, memutihkan dan mencerahkan kulit, mengencangkan
kulit, mengecilkan pori-pori, menghilangkan bekas luka. jerawat, dan mencegah
kulit kusam. Skincare merupakan kebutuhan penting bagi tiap orang, sehingga
sangat diminati oleh semua lapisan sosial ekonomi baik atas, menengah, maupun
bawah Tak hanya itu munculnya berbagai macam merek di pasaran seperti MS
Glow, Scarlet Whitenning, White Lab, Azarine dan masih banyak lagi.

Perusahaan produk perawatan kulit dituntut untuk menerapkan kualitas


produk karena kualitas produk menentukan berhasil tidaknya suatu produk.
Perusahaan harus dapat mengkomunikasikan produknya dengan tepat dan
menyampaikan informasi tentang produknya dengan baik kepada konsumen agar
konsumen merespon positif produk yang ditawarkan dan berdampak pada
keputusan pembelian agar tetap kompetitif dan mempertahankan bisnis kecantikan
dalam menghadapi persaingan. persaingan yang semakin sengit. Banyak wanita
saat ini yang kurang percaya diri dengan daya tarik dirinya, sehingga mereka
memutuskan untuk merawat diri dengan lebih baik demi mendapatkan
penampilan yang sempurna, sehingga rela mengeluarkan uang lebih banyak untuk
berbagai produk kecantikan yang ditujukan untuk memutihkan wajah. lebih
glowing dan sehat. Namun mereka tidak menganggapnya sia-sia, karena merawat
wajah agar tetap sehat dan berseri merupakan investasi kecantikan kulit di masa
depan. (Astutik, 2022:1065). Prospek perusahaan kecantikan terlihat sangat

1
menjanjikan untuk saat ini dan masa depan berdasarkan kebutuhan yang
tercantum di atas. Wanita menganggap kebutuhan akan kosmetik dan perawatan
kulit sebagai hal yang mendasar. MS Glow merupakan produk perawatan kulit
yang banyak dicari oleh semua konsumen.

Di area Paket Kecantikan, Non-Official Store merupakan mayoritas


penjualan item MS Glow. Preferensi pembelian konsumen juga mempengaruhi
tingginya penjualan barang MS Glow. Keputusan konsumen untuk memodifikasi,
menunda, atau menghindari pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang
dirasakan pada tahap pilihan pembelian, di mana mereka juga dapat memutuskan
untuk memperoleh produk yang paling disukai (Kotler, 2016). Kualitas barang,
reputasi merek, dan biaya semuanya berdampak pada keputusan pembelian.

Kualitas produk adalah salah satu dari dua variabel utama yang
mempengaruhi keputusan pembelian. Fungsionalitas produk yang meliputi daya
tahan, keandalan, dan kebenaran, dicapai oleh produk secara keseluruhan dan
disebut sebagai kualitas produk (Kotler, 2016: 37). Menurut Legiyanto (2022:71)
terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kualitas produk dengan
keputusan pembelian. Hal ini berarti baik kualitas produk suatu barang atau jasa,
maka semakin tinggi pula tingkat keputusan pembelian konsumen. Akan tetapi
berbeda dengan hasil penelitian Laila (2018:7) yang menyatakan bahwa kualitas
produk tidak berpengaruh secaara parsial terhadap keputusan pembelian.

Harga didefinisikan oleh Alma (2016:169) sebagai nilai suatu barang yang
dinyatakan dalam uang. Dalam proses pengambilan keputusan pembeli, harga
memainkan dua peran kunci yakni: peran alokasi dan peran informasi. Hubungan
antara harga dan pilihan pembelian adalah bahwa harga mempengaruhi keputusan
konsumen dalam melakukan pembelian; semakin tinggi harga maka semakin
rendah keputusan pembelian, begitu pula sebaliknya jika harga rendah (Kotler,
2016: 324). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Apriliyanti (2022:64) yang

2
mengungkapkan bahwasanya harga memiliki dampak bagi keputusan pembelian
konsumen. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian Kusuma (2022:74) yang
menyimpulkan bahwasanya harga tidak berdampak pada keputusan pembelian.

Produk MS Glow merupakan salah satu produk yang dapat ditemukan di


mana saja. Konsumen MS Glow telah menjangkau seluruh kalangan masyarakat,
termasuk mahasiswa/mahasiswi Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo yang turut andil dalam peningkatan
penjualan produk MS Glow. Tak hanya itu dalam menentukan keputusan
pembelian tentunya mahasiswa terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa
faktor. MS Glow memiliki kualitas produk yang high quality dan telah berstandar
BPOM serta memiliki lebel halal. Selain itu citra merek produk MS Glow juga
sangat baik dan memiliki harga terjangkau.

Kualitas produk dan harga sangat berdampak pada keputusan pembelian


skincare MS Glow. Objek penelitian ini memilih mahasiswa/mahasiswi Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo,
sebab dalam peningkatan penjualan produk MS Glow, mahasiswa juga turut
berperan dengan cara membeli produk MS.Glow tersebut. Sesuai uraian tersebut,
maka penulis harus melakukan penelitian ini guna mengidentifikasi jawaban atas
perbedaan pendapat dari peneliti sebelumnya. Penulis tertarik melakukan
penelitian berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Keptusan Pembelian Skincare Merek MS Glow pada Mahasiswa Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu
Oleo”.

1.2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka


rumusan masalah sebagai berikut:

3
1. Apakah kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian skincare merek MS Glow pada mahasiswa Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Halu Oleo?
2. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
skincare merek MS Glow pada mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah kualitas produk berpengaruh signifikan


terhadap keputusan pembelian skincare merek MS Glow pada mahasiswa
Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo.
2. Untuk mengetahui apakah harga berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian skincare merek MS Glow pada mahasiswa Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Halu Oleo.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan menjadi tambahan
literatur atau referensi dan memberikan sumbangan pemikiran serta
menambah ilmu pengetahuan penulis dan pembaca mengenai pengaruh
kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian skincare merek
MS Glow pada mahasiswa Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo, selain itu juga penelitian ini

4
diharapkan akan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya yang
relavan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan diharapkan dapat
memberikan bahan pertimbangan berkaitan dengan kualitas produk dan
harga untuk meningkatkan keputusan pembelian terhadap produk MS
Glow, serta dapat meningkatkan omset untuk perusahaan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Perilaku Konsumen

Menurut Kotler (2016:161) Perilaku konsumen adalah studi tentang


bagaimana orang memilih, menawarkan, memanfaatkan, dan kemudian
menggunakan produk, layanan, ide, atau pengalaman untuk memuaskan
kebutuhan dan keinginan mereka. Perilaku pembelian konsumen bersifat unik dan
beragam karena konsumen berasal dari berbagai kategori, sehingga apa yang
dibutuhkan dan diinginkan bervariasi.

Produsen harus memahami sikap konsumen terhadap kualitas produk, citra


merek, dan harga pasar. Karena konsumen memiliki karakteristik yang tidak akan
pernah puas, maka produsen harus menciptakan hal-hal yang kreatif dan inovatif,
serta harus dicari cara agar konsumen selalu tertarik dengan produk yang
dihasilkannya. Untuk bersaing di pasar, produsen harus merancang produk
berdasarkan kebutuhan dan keinginan konsumen, diawali dengan kualitas produk,
citra merek, dan harga yang dapat membangkitkan minat beli yang tinggi oleh
konsumen dan terus mengambil keputusan untuk memperoleh produk yang
ditawarkan. Selain kualitas produk, produsen memainkan peran penting dalam
citra merek dan harga, yang memungkinkan bisnis menjelaskan dan
mengkomunikasikan manfaat produk mereka kepada pelanggan dan membujuk
mereka untuk mencicipi produk sebelum membuat pilihan pembelian.

Berdasarkan paparan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku


konsumen merupakan suatu tindakan atau proses yang mendorong keputusan
pembelian atau penggunaan barang atau jasa.

2.1.2. Manajemen Pemasaran

6
Pemasaran Manajemen pemasaran ialah sistem lengkap kegiatan bisnis
yang dimaksudkan untuk merencanakan, menentukan harga, dan mendistribusikan
barang, jasa, dan konsep yang dapat memuaskan kebutuhan pasar sasaran untuk
mencapai tujuan bisnis (Tjiptono, 2016:5).

Menurut Handoko (2015:11) manajemen pemasaran ialah salah satu


kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan
kelangsungan agar perusahaannya, berkembang, dan mendapatkan laba. Proses
pemasaran itu dimulai jauh sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir
dengan penjualan. Sedangkan Sari (2022:7) beropini bahwa manajemen
pemasaran ialah suatu ilmu atau seni yang digunakan perusahaan untuk mengatur,
menjalankan, dan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dengan
tujuan memperoleh keuntungan laba.

Mengacu pada paparan definisi manajemen pemasaran di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses atau tahapan atau suatu
disiplin ilmu yang dirancang perusahaan menjalin, mengembangkan dan menjalin
hubungan dengan pelanggan untuk jangka waktu yang panjang dengan
sedemikian rupa sehingga masing-masing pihak dapat terpenuhi.

2.1.3. Kualitas Produk

1. Pengertian Kualitas Produk

Jumlah atribut produk yang mempengaruhi seberapa baik dapat memenuhi


kebutuhan eksplisit atau implisit disebut sebagai kualitas produk (Kotler,
2016:37). Kualitas produk didefinisikan sebagai kombinasi lengkap dari atribut
produk yang timbul dari pemasaran, rekayasa, produksi, dan pemeliharaan yang
memungkinkan produk memenuhi harapan pelanggan atau konsumen (Wijaya,
2018:9).

7
Kualitas produk merupakan faktor kunci dalam menentukan pilihan
konsumen terhadap suatu produk. Barang yang diberikan harus benar-benar
dievaluasi kualitasnya. Karena kualitas produk itu sendiri merupakan faktor
terpenting bagi konsumen. Jika dibandingkan dengan produk sejenis lainnya yang
dapat memenuhi kebutuhan dan keinginannya, konsumen lebih menyukai dan
memilih produk dengan kualitas yang lebih tinggi.

Dengan kata lain, meskipun barang yang diproduksi oleh produsen telah
melalui prosedur kerja yang relatif baik, namun masih belum mampu memenuhi
standar yang diminta konsumen, kualitas barang atau jasa yang dihasilkan oleh
produsen tersebut masih dianggap rendah. Selain dari kemampuan memenuhi
standar konsumen, baik buruknya kualitas barang yang dihasilkan juga dapat
dilihat dari konsistensinya dalam memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya penilaian kualitas secara berkala dan
terus menerus untuk memastikan konsistensi kesesuaian dengan standar.

Menurut beberapa teori yang disajikan di atas, kualitas produk dapat


mempengaruhi kepuasan pelanggan melalui hubungan dengan harapan konsumen
sendiri terhadap kualitas produk.

2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Produk

Kualitas produk suatu perusahaan dapat bervariasi. Hal ini disebabkan


karena kualitas suatu produk dipengaruhi oleh berbagai unsur yang dapat
menentukan memenuhi atau tidaknya suatu produk memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan. Pertimbangan ini meliputi:

a. Manusia. Kedudukan manusia atau karyawan yang mengendalikan suatu


perusahaan berdampak langsung pada baik atau buruknya kualitas barang
yang dihasilkan oleh organisasi tersebut. Akibatnya, sisi manusia harus
mendapat perhatian yang memadai.

8
b. Manajemen. Di dalam organisasi, tanggung jawab untuk kualitas produksi
didelegasikan ke banyak grup yang dikenal sebagai Grup Fungsi. Dalam
hal ini, pemimpin harus memastikan bahwa kelompok fungsi dan elemen
lain dari perusahaan terkoordinasi dengan baik.
c. Uang. Untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas produk mereka,
bisnis harus menyumbangkan uang yang cukup. Sebagai ilustrasi,
pertimbangkan perawatan dan perbaikan mesin atau barang lain yang
digunakan dalam produksi, perbaikan barang yang rusak, dan lain – lain.
d. Bahan baku. Salah satu komponen yang sangat signifikan yang berdampak
pada kualitas produk suatu perusahaan adalah bahan baku. Untuk itu,
sangat penting untuk memastikan kualitas bahan baku. Saat memilih
sumber bahan baku, memeriksa perjanjian pembelian, memeriksa bahan
mentah setelah diterima, dan menyimpannya adalah faktor penting yang
harus dipertimbangkan.
e. Peralatan dan mesin. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam proses
manufaktur akan berdampak pada kualitas produk perusahaan. Peralatan
yang kurang memadai dan mesin yang sudah tua dan tidak efisien akan
mengakibatkan rendahnya kualitas produk yang dihasilkan, serta
rendahnya tingkat efisiensi.
3. Indikator Kualitas Produk

Indikator kualitas produk dapat digunakan untuk menilai kualitas suatu


produk. Tjiptono (2016:134) mendefinisikan kualitas produk dengan indikator
berikut:

a. Performance (kinerja) merupakan Kualitas operasional utama dari produk


inti yang diperoleh.
b. Features (fitur atau ciri-ciri tambahan) yaitu karaktersitik sekunder atau
pelengkap.

9
c. Reliability (reliabilitas) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami
kerusakan atau gagal dipakai.
d. Confermance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi) yaitu
sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar
yang telah ditetapkan sebelumnya.
e. Durability (daya tahan) yaitu berkaitan dengan berapa lama produk
tersebut dapat digunakan.
f. Serviceability meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, kemudahan
direparasi serta penanganan keluhan secara memuaskan.
g. Esthetics (Estetika) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.
h. Perceived Quality (kualitas yang dipersepsikan), yaitu citra dan reputasi
produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.4. Harga

1. Pengertian Harga

Satu-satunya komponen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan


dan laba bagi perusahaan adalah harga, yaitu jumlah nilai yang ditukar konsumen
untuk keuntungan memiliki atau menggunakan barang atau jasa. Harga ditentukan
oleh penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli atau oleh pembeli
dan penjual melalui penawaran (Tjiptono, 2016:218).

Jumlah uang yang dibayarkan untuk barang atau jasa disebut harga. Harga
juga merupakan total dari semua nilai yang ditukar konsumen dengan nilai
memanfaatkan atau memiliki barang atau jasa (Kotler, 2016:324). Sedangkan
menurut Alma (2016:169) mendefinisikan “Harga sebagai nilai suatu barang yang
dinyatakan dengan uang”.

Harga merupakan beban atau nilai bagi konsumen, yang didapatkan


dengan memperoleh dan menggunakan suatu produk, termasuk biaya keuangan

10
dari konsumsi, disamping biaya sosial yang bukan keuangan, seperti dalam bentuk
waktu, upaya, psikis, risiko dan prestise atau gengsi sosial ( Assauri, 2012).
Ketika konsumen menginginkan sesuatu untuk dibeli, harga yang pertama kali
menjadi bahan pertimbangan. Pengorbanan konsumen berupa uang yang
dikeluarkan demi membeli produk, tenntunya konsumen akan menuntut manfaat
dari produk tersebut. Harga bukan hanya sekedar nilai tukar barang maupun jasa,
tetapi konsumen juga mengiginkan adanya timbal balik yang sebanding
(Ferdinand, 2016).

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa harga merupakan


faktor utama dalam sebuah keputusan untuk pembelian suatu produk. Dan harga
juga merupakan sejumlah uang yang mengandung nilai sebagai alat tukar yang
digunakan untuk mendapatkan suatu produk atau jasa yang dibutuhkan.

2. Peranan Harga Dalam Proses Pengambilan Keputusan

Harga merupakan suatu bagian yang penting bagi pembeli dan penjual,.
Pertukaran barang dan jasa hanya akan terjadi jika penjual dan pembeli telah
menyepakati harga. Harga akan menentukan keberhasilan atau kegagalan bagi
perusahaan. Menurut Tjiptono (2012) harga memiliki dua peranan utama dalam
proses pengambilan keputusan pembelian para konsumen yaitu sebagai berikut:

a. Peranan alokasi dari harga


Fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara
memperoleh manfaat tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya.
b. Peranan informasi dari harga
Fungsi harga dalam membidik konsumen mengenai faktor-faktor produk,
seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli
mengalami kesulitan untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya
secara objektif, persepsi yang sering berlaku adalah bahwa harga yang
mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

11
3. Indikator Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012) harga adalah jumlah uang yang
dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar oleh
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Terdapat empat indikator-indikator harga menurut Kotler dan
Amstrong (2012) yaitu sebagai berikut:

1. Keterjangkauan Harga
Harga yang terjangkau adalah harapan konsumen sebelum mereka
melakukan pembelian. Konsumen akan mencari produk-produk yang
harganya dapat mereka jangkau.
2. Kesesuaian Harga dengan Kualitas Produk
Untuk produk tertentu, biasanya konsumen tidak keberatan apabila harus
membeli dengan harga yang relatif mahal asalkan kualitas produknya baik.
Namun konsumen lebih menginginkan produk dengan harga murah dan
kualitasnya baik.
3. Daya Saing Harga
Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk
lainnya. Dimana mahal murahnya produk sangat dipertimbangkan oleh
konsumen pada saat akan membeli produk tersebut. Sehingga perusahaan
menetapkan harga jual suatu produk dengan mempertimbangkan harga
produk yang dijual oleh pesaingnya agar produknya dapat bersaing di
pasar.
4. Kesesuaian Harga dengan Manfaat
Konsumen memutuskan membeli suatu produk jika manfaat yang
dirasakan lebih besar atau sama dengan yang telah dikeluarkan untuk
mendapatkannya. Jika konsumen merasakan manfaat produk lebih kecil
dari uang yang dikeluarkan maka konsumen akan beranggapan bahwa

12
produk tersebut mahal dan konsumen akan berpikir dua kali untuk
melakukan pembelian ulang.

2.1.5. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang


dibeli. Proses pengambilan keputusan yang rumit seringmelibatkan beberapa
keputusan. Keputusan ini melibatkan pilihan antara dua atau lebih alternatif.
Keputusan pembelian konsumen adalah tahap dimana konsumen juga mungkin
membentuk niat untuk membeli produk yang paling disukai, dimana keputusan
konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindar sangat dipengaruhi
resiko yang dirasakan (Kotler, 2016:192).

Keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen yang dipengaruhi


oleh ekonomi keuangan, teknologi, politik, budaya, produk, harga, lokasi,
promosi, physical evidence, people, process (Alma, 2016:96). Keputusan
pembelian juga merupakan sikap konsumen dalam menentukan suatu pemilihan
suatu produk untuk mencapai kepuasan yang di inginkan. Perilaku ini adalah
sebuah kegiatan konsumen dalam memutuskan pembelian dalam menggunakan
produk yang tetap, jika ada perubahan yang terjadi 12 terhadap produk tersebut,
maka konsumen melakukan keputusan pembelian kembali (Kumbara, 2021).

Menurut Yusuf (2021:474) keputusan pembelian adalah suatu pemikiran


di mana individu mengevaluasi berbagai pilihan dan membuat pilihan pada suatu
produk dari banyak pilihan. Selain itu menurut Ernawati (2021:202) keputusan
pembelian merupakan salah satu tahapan dari perilaku konsumen yang mendasari
konsumen untuk melakukan keputusan pembelian sebelum perilaku pasca
pembelian dan bagaimana individu, kelompok, dan organisasi dalam memilih,

13
membeli, menggunakan, dan bagaimana barang atau jasa memuaskan kebutuhan
dan keinginan mereka.

Sebelum konsumen memutuskan untuk membeli, biasanya konsumen


melalui beberapa tahap terlebih dahulu. Menurut Kotler, dkk (2012) ada beberapa
tahap dalam proses pengambilan keputusan, yaitu: Pengenalan Kebutuhan,
Pencarian Informasi, Mengevaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian

2. Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Menurut Tjiptono (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian pelanggan adalah ikatan emosional yang terjalin antara pelanggan dan

produsen setelah menggunakan produk dan jasa dari perusahaan dan mendapati

bahwa produk atau jasa tersebut memberi nilai tambah. Dimensi nilai terdiri dari

4, yaitu:

1. Nilai emosional, utilitas yang berasal dari perasaan atau efektif atau emosi

positif yang ditimbulkan dari mengonsumsi produk. Jika konsumen

mengalami perasaan positif pada saat membeli atau menggunakan suatu

merek, maka merek tersebut memberikan nilai emosional.

2. Nilai sosial, utilitas yang didapat dari kemampuan produk untuk

meningkatkan konsep diri sisial konsumen. Nilai sosial merupakan nilai

yang dianut oleh suatu konsumen, mengenai apa yang dianggap baik dan

apa yang dianggap buruk oleh konsumen.

3. Nilai kualitas, utilitas yang didapat dari produk karena reduksi biaya

jangka pendek dan biaya jangka panjang.

14
3. Indikator Keputusan Pembelian

Terdapat enam indikator dalam mengukur keputusan pembelian menurut


Kotler dan Keller (2016) yaitu sebagai berikut :

a. Pemilihan produk. Konsumen memiliki pilihan untuk membeli barang atau


jasa atau menghabiskan uang mereka di tempat lain.
b. Pemilihan merek. Konsumen harus bisa memilih merek mana yang akan
dibeli.
c. Pemilihan tempat penyalur. Konsumen harus dapat memilih penyedia
layanan mana yang mereka pilih untuk dikunjungi.
d. Waktu pembelian. Pilihan konsumen dalam memutuskan kapan akan
membeli.
e. Jumlah pembelian. Konsumen membeli barang atau jasa sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan
f. Metode pembayaran. Keputusan konsumen untuk menggunakan metode
pembayaran tertentu.

2.2. Penelitian Terdahulu

1. Ummu Habibah (2016).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Ummu Habibah (2016) yang


termuat dalam jurnal berjudul “Pengaruh Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah Di Kota Bangkalan Madura”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, menganalisa dan menjelaskan pengaruh
kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian secara simultan dan
parsial, serta mengetahui variabel independen (kualitas produk dan harga)
manakah yang memiliki pengaruh dominan terhadap variabel dependen
(keputusan pembelian).

15
Populasi penelitian ini adalah konsumen produk kosmetik wardah di Kota
Bangkalan Madura. Sampel penelitian ini berjumlah 100 orang terdiri dari
konsumen yang telah menggunakan produk wardah di Kota Bangkalan Madura,
yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Pengujian instrument menggunakan
uji validitas, realibilitas, sedangkan metode analisis data menggunakan regresi
linier berganda dengan uji F dab T. Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel-
variabel independen (kualitas produk dan harga) mempunyai pengaruh secara
simultan terhadap variabel dependen (keputusan pembelian).

2. Siti Ngaisah, dkk (2019)

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Siti Ngaisah, dkk (2019) yang


termuat dalam jurnal berjudul ”Pengaruh Kualitas Produk, Harga dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Produk Natasha Skincare Lippo
Cikarang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh citra merek,
kualitas produk dan harga terhadap keputusan pembelian pada pengguna produk
Natasha Skincare Lippo Cikarang. Untuk mengumpulkan data penelitian
menggunaan kuesioner. Pengambilan sampel menggunakan teknik non
probability sampling dengan metode purposive sampling. Populasi dalam
penelitian yaitu konsumen yang membeli produk Natasha Skincare di Lippo
Cikarang. Sampel ditentukan dengan responden yang menggunakan rumus Slovin.
Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, penyebaran
kuesioner dan stidi kepustakaan. Metode analisis yaitu uji validitas, uji realibiltas,
uji asumsi klasik, analisis regresi linear, uji koefisien determinasi dan uji
hipotesis.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, kualitas produk berpengaruh


positif terhadap keputusan pembelian dengan nilai signifikasi 0,02<0,05. Harga
tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai

16
signifikasi 0,092 > 0,05. Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian dengan nilai signifikasi 0,000. Sedangkan hasil dari analisis regresi
linear berganda yaitu Y = 1,001 + 0,458 X1 + 0,154 X2 + 0,363 X3. Dalam
penelitian ini dijelaskan bahwa adanya hubungan antara kualitas produk, dan citra
merek yang signifikan terhadap keputusan pembelian produk Natasha Skincare
Lippo Cikarang, sedangkan harga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap
pembelian Natasha Skincare Lippo Cikarang.

3. Eva Apriliyanti (2022).

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Eva Apriliyanti (2022) yang


berjudul ”Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Mustika Ratu Pada Toko Salsabila
Kosmetik Di Bukit Kemuning Dalam Perspektif Bisnis Islam”. Secara simultan
kualitas produk, citra merek, maupun harga memiliki pengaruh yang cukup besar
terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk Mustika Ratu di
Toko Kosmetik Salsabila Bukit Kemuning. Tetapi jika diuji secara parsial, hanya
variabel kualitas produk dan harga saja yang memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Sedangkan variabel citra merek justru tidak berpengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian jika diuji secara simultan.

2.3. Kerangka Pikir

Menurut Sugiyono (2012:16) mengatakan bahwa kerangka pikir


merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan faktor
yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pikir
dipergunakan untuk mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitian.
Kerangka pikir dalam penelitian ini, dijelaskan bahwa memiliki dua variabel
bebas yaitu kualitas produk, harga dan satu variabel terikat yaitu keputusan
pembelian.

17
Kualitas produk merupakan faktor kunci dalam menentukan pilihan
konsumen terhadap suatu produk. Tjiptono (2016:134) mendefinisikan kualitas
produk dengan indikator berikut:

a. Performance (kinerja)
b. Features (fitur atau ciri-ciri tambahan)
c. Reliability (reliabilitas)
d. Confermance to Specifications (kesesuaian dengan spesifikasi)
e. Durability (daya tahan)
f. Serviceability (Kemampuan Melayani)
g. Esthetics (Estetika)
h. Kualitas yang dipersepsikan

Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa,
atau jumlah dari nilai yang ditukar oleh konsumen atas manfaat-manfaat karena
memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Menurut Kotler dan
Amstrong (2012) indikator harga, yaitu sebagai berikut:

a. Keterjangkauan harga.
b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.
c. Daya saing harga.
d. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang


mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih satu diantaranya. Menurut Kotler (2016) indikator
keputusan pembelian adalah sebagai berikut:

a. Pemilihan Produk
b. Pemilihan Merek
c. Pemilihan Tempat Penyalur

18
d. Waktu Pembelian
e. Jumlah Pembelian
f. Metode Pembayaran

Bagan Kerangka Pikir:

Kualitas Produk (X1)

Tjiptono (20160

a. Kinerja
b. Fitur
c. Reliabilitas
d. Kesesuaian dengan
spesifikasi
Keputusan Pembelian
e. Daya tahan (Y)
f. Kemampuan Melayani
(Kotler, 2016)
g. Estetika
a. Pemilihan Produk
h. Kualitas yang
b. Pemilihan Merek
dipersiapkan
c. Pemilihan Tempat
Penyalur
Harga (X2)
d. Waktu Pembelian
(Kotler dan Amstrong,
e. Jumlah Pembelian
2012)
f. Metode Pembayaran
1. Keterjangkauan harga.
2. Kesesuaian harga
dengan kualitas
produk.
3. Daya saing harga.
4. Kesesuaian harga
dengan manfaat.

19
2.4. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumasan penelitian,


dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empiric (Sugiyono, 2013). Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka
konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1: Diduga kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap


keputusan pembelian skincare merek MS Glow pada Mahasiswa Jurusan
Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu
Oleo.

H2: Diduga harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan


pembelian skincare merek MS Glow pada Mahasiswa Jurusan Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Halu Oleo, dan waktu penelitian akan dilakukan setelah proposal
penelitian diseminarkan.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan pendekatan statistik deskriptif. Penelitian deskriptif kuantitatif

merupakan salah satu jenis penelitian yang mendeskripsikan secara sistematis,

faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi tertentu atau coba

menggambarkan fenomena secara detail (Muri Yusuf, 2014).

Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan

sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel

pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Maka dapat ditegakan bahwa metode

kuantitatif adalah metode penelitian yang berkaitan dengan angka-angka yang

dianalisis dengan teknik statistik untuk menganalisa hasilnya.

3.3. Populasi dan Sampel

21
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2015).

Pada penelitian ini penulis menjadikan mahasiswa Administrasi


Bisnis Angkatan 2020 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Halu Oleo.
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki


oleh populasi, (Sugiyono, 2009). Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Metode pengambilan menggunakan
sampel non-probabilitas. Siapa saja yang kebetulan ditemui oleh peneliti
dapat dijadikan sampel jika cocok sebagai sumber data, yang dapat
dilakukan dengan cara accidental sampling dan purposive sampling yaitu
mengambil responden sebagai sampel berdasarkan kebetulan dan
pertimbangan tertentu (Sugiyono,2012).
Sugiyono (2012) mengatakan bahwa sampel dalam penelitian yang

ukurannya layak untuk penelitian adalah 30 sampai 500 responden. Maka

dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 50 responden.

Hal ini dipertegas dengan pendapat Husein Umar (2005) bahwa sampel

yang lebih dari 30 sudah mewakili dari responden yang ada.

22
3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:

1. Uji Validitas
Menurut Ghozali (2013) menyatakan suatu kuisioner dinyatakan
valid jika pertanyaan kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh data kuisioner tersebut. Suatu kuisioner dinyatakan
valid jika mempunyai validitas tinggi yaitu corrected item > 0,3 sebaliknya
kurang valid jika nilai corrected di item < 0,30 (Gujarati dan Poter, 2009).
Menurut Sugiyono (2017) validitas instrumen merupakan derajat
ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang
dapat dilaporkan oleh penelitian. Dengan demikian, data yang valid adalah
data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian.
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka
ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 90%, maka
instrumen tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 90%, maka
instrumen tersebut dikatakan tidak valid.
2. Uji Reliabiltias
Uji reliabiltas digunakan untuk menguji apakah instrumen yang
digunakan reliabel. Reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu
yang berbeda (Sugiyono, 2011). Instrumen yang reliabel adalah instrument
yang jika dicocokan secara berulang-ulang pada kelompok yang sama
akan menghasilkan data yang sama atau tidak berubah-ubah. Dalam uji
reabilitas menggunakan Cronbach’ Alpha yakni untuk uji alternatif
jawaban lebih dari dua.

23
Untuk mengetahui suatu instrumen dinyatakan reliabel menurut
Sugiyono (2012) bahwa “ suatu instrumen dinyatakan reliabel, bila
koefisien reliabilitas minimal 0.60”. Berdasarkan pendapat tersebut, maka
dapat diketahui bahwa suatu instrumen dinyatakan reliabel jika nilai Alpha
> 0,60, sedangkan suatu instrumen dinyatakan tidak reliabel jika nilai
alpha < 0,60.

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Data Kualitatif

Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk informasi,


baik secara lisan maupun tulisan.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam


bentuk angka-angka.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ada 2, yaitu :

1. Data Primer

Data primer menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang


diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari lokasi penelitian yang
diperoleh dari menyebar kuisioner kepada konsumen. Data asli yang
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab masalah penelitian secara
khusus yang diperoleh dari responden dengan menjawab kuisioner yang
telah diberikan.

2. Data Sekunder

24
Menurut Sugiyono (2015) adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpulan data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Data yang berhubungan langsung dengan objek yang
diteliti.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting,


berbagai sumber dan berbagai cara. Menurut Sugiyono (2013) teknik
pengumpulan data merupakan langkah utama dalam penelitian, karena memiliki
tujuan memperoleh data yang dibutuhkan. Teknik pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Teknik
pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan
survei dan melakukan pengumpulan data sebanyak mungkin dengan
menggunakan beberapa medote, yaitu:

1. Observasi

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara meninjau


atau mengunjungi Natasha Skincare Clinic Center Kendari secara
langsung, untuk mencatat langsung informasi yayng berkaitan dengan
masalah mengenai citra merek dan harga terhadap keputusan pembelian
konsumen.

2. Kuisioner

Kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara memberikan daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab.

3.7. Teknik Analisis Data

25
Analisis data merupakan tahapan yang penting dalam menyelesaikan suatu
kegiatan penelitian. Analisis data untuk member arti, makna, dan nilai yang
terkandung di dalam data. Tujuan dari analisis data yatu untuk meringkas data
dalam bentuk yang mudah dipahami dan mudah ditafsirkan, sehingga antara
problem penelitian dapat dipelajari dan diuji (Kairam 2010:119).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptis yaitu analisis empiris secara deskripsi tentang
informasi yang diperoleh untuk memberikan gambaran/menguraikan
tentang suatu kegiatan (siapa/apa, kapan, dimana, bagaimana, berapa
banyak) yang dikumpulkan dalam penelitian (Supranto, 2002). Data
tersebut berasal dari jawaban yang diberikan oleh responden atas item-
item yang terdapat dalam kuisioner. Selanjutnya peneliti akan mengolah
data-data yang ada dengan cara dikelompokkan dan ditabulasikan
kemudian diberi penjelasan.
2. Teknik Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan secara luas yang
meminta responden menandai derajat persetujuan atau ketidaksetujuan
terhadap masing-masing dari serangkaian pertanyaan mengenai objek
stimulus (Malhotra, 2017).
Teknik pengukuran dengan skala likert memiliki nomor atau
pemeringkatan terkait dengan masing-masing kategori. Skala didesain
untuk mengukur sikap, persepsi dan pendapat seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial yang terjadi.
Jawaban dari responden dibagi menjadi 5 tingkatan yaitu:
Skor 5 : Sangat setuju (SS)
Skor 4 : Setuju (S)

26
Skor 3 : Netral (N)
Skor 2 : Tidak Setuju ( TS)
Skor 1 : Sangat Tidak Setuju (STS)

Tabel Skala Pengujian Likert


No Skala Likert Kategori Keterangan
1. 5 Sangat Setuju
2. 4 Setuju
3. 3 Netral
4. 2 Tidak Setuju
5. 1 Sangat Tidak Setuju

3. Analisis Regresi Linear Berganda


Menurut Malhorta, 2010 (dalam Rizan, dkk. 2015) yang dimaksud
analisis regresi linear berganda adalah teknik statistik secara bersamaan
mengembangkan hubungan matematis antara dua atau lebih variabel –
variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Model keputusan
pembelian dengan variabel – variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi
atau persamaan dalam (Riyono, 2016). Dengan rumus sebagai berikut:
Y = a + b1 X1 + b2 X2 + e
Y = Keputusan Pembelian (y)
a = Konstanta
b1 b2 = Koefisien Regresi (x)
X1 = Citra Merek
X2 = Harga
e = Variabel Pengganggu (Error)

3.8. Variabel, Definisi Operasional dan Operasionalisasi Variabel

27
1. Variabel Penelitian
Variabel – variabel yang akan diamati pada penelitian ini, yakni:
a. Variabel Independen (variabel bebas) adalah variabel yang
mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi
variabel bebas adalah Kualitas Produk (X1) dan Harga (X2).
b. Variabel Dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas atau variabel yang mengalami perubahan akibat
pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
terikat adalah keputusan pembelian (Y).
2. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada
suatu variabel dengan cara member arti terhadap variabel tersebut. Definisi
operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Kualitas Produk
Kualitas produk adalah totalitas atribut yang dimiliki suatu produk
yang berasal dari rekayasa, produksi, pemasaran, dan pemeliharaan
yang memungkinkan digunakan untuk memuaskan harapan pelanggan
atau konsumen.
b. Harga
Harga adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau
jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar oleh konsumen atas manfaat-
manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.
c. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif dan memilih satu diantaranya. Keputusan merupakan
seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan perkataan lain,
pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil
keputusan.

28
3. Operasionalisasi Variabel
Operasionalisasi variabel merupakan upaya penelitian yang
digunakan untuk memberikan gambaran penelitian.

3.9. Pengujian Hipotesa dan Kriteria Penolakan Hipotesa

1. Uji Persial (Uji T)


Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel (independen) citra merek dan harga secara individual dalam
menerangkan variasi variabel (dependen) yaitu keputusan pembelian.
Sehingga apabila sebuah variabel bebas sedang diuji pengaruhnya maka
sejumlah variabel bebas lainnya yang diduga ada pertautannya dengan
variabel terikat tersebut bersifat konstanta atau tetap.
Untuk mengetahui signifikasi dari hipotesis penelitian ini maka perlu
dilakukan Uji T. Uji T digunakan untuk menguji signifikasi variasi
pengaruh variabel X dan Y. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai thitung dengan nilai ttabel. Pengujian hipotesis dilakukan dengan
menggunakan kriteria sebagai berikut:
a. thitung ≥ ttabel H0 ditolak dan Ha diterima, yang berarti ada pengaruh
antara Variabel X dan Variabel Y.
b. thitung ≤ ttabel H0 diterima dan Ha ditolak, yang berarti tidak ada pengaruh
antara Variabel X dan Variabel Y.
2. Uji Simultan (Uji F )
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara bersama – sama dapat berpengaruh terhadap variabel terikat.
Pengajuan ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan
nilai F tabel.
Jika nilai F hitung > dari nilai F tabel, maka H0 ditolak, artinya
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen (signifikan). Sedangkan jika nilai F hitung < dari F tabel, maka

29
H0 diterima, artinya variabel independen kualitas produk dan harga tidak
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Ali Muhson, 2015).
3. Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Kriteria untuk penolakan dan penerimaan hipotesis adalah:
1) Nilai Thitung ≤ Ttabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.
2) Nilai Thitung ≥ Ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Kriteria untuk penolakan dan penerimaan hipotesis adalah:

1) Nilai Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.


2) Nilai Fhitung ≥ Ftabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

30
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchori. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung:


Alfabeta.

Apriliyanti, Eva. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Dan Harga
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Mustika Ratu Pada
Toko Salsabila Kosmetik Di Bukit Kemuning Dalam Perspektif Bisnis
Islam. Lampung: Skripsi UIN Raden Intan Lampung.

Astutik, Vika Puji. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek , dan Persepsi
Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Skincare MS Glow (Studi
Kasus pada konsumen produk Skincare MS GLOW di Kota Semarang).
Jurnal Manajemen dan Sains, 1065-1069.

Dina, Irvan. (2021). Pengaruh Brand Image Dan Harga Terhadap Keputusan
Pembelian Toyota Avanza Pada Pt. Hadji Kalla Cabang Soppeng. Jurnal
Ilmiah METANSI Manajemen dan Akuntansi, 31 - 36.

Ernawati, Reni. (2021). Analisis Pengaruh Promosi, Harga, dan Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian pada Situs E-commerce Zalora di Jakarta.
Business Management

Analysis Journal (BMAJ), 200-218. Fathin, Adillah. (2022). Pengaruh Persepsi


Harga, Promosi Penjualan, dan Citra Merek Terhadap Kepuasan untuk
Meningkatkan Loyalitas Pelanggan (Studi kasus pada pengguna
SIMCARD Telkomsel di Jabodetabek). Seminar Nasional Riset Ekonomi
dan Bisnis, 284-307.

Ghozali, Imam. (2018). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS. 25. Semarang: Universitas Diponegoro.

31
Handoko, Hani. (2015). Manajemen Pemasaran: Analisa dan. Perilaku Konsumen.
Yogyakarta: BPFE.

Kotler. (2016). Prinsip-prinsip Pemasaran. Edii13 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Kumbara, Vicky Brama. (2021). Determinasi Nilai Pelanggan Dan Keputusan


Pembelian: Analisis Kualitas Produk, Desain Produk Dan Endorse. Jurnal
Ilmu Manajemen Terapan, 604-630.

Kusuma, Wahyu Dwi. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Pelayanan Konsumen


dan Harga Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Federal Oil
pada PT. Nusantara Surya Sakti Makassar. Makassar: Skripsi Universitas
Muslim Indonesia.

Laila, Eky Jumrotul. (2018). PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN JILBAB RABBANI DI
BUTIK QTA PONOROGO. Jurnal Pendidikan Tata Niaga (JPTN).

Legiyanto, Aditya. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
Terhadap Keputusan Pelanggan Dalam Pembelian Mobil Toyota Avanza
Pada PT. Hadji Kalla Makassar. Makassar: Skripsi Universitas Muslim
Indonesia.

Qausar, Muhammad Ikhsan. (2022). Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Produk Iphone pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi & Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Makassar:
Skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar.

Ramadhani, Fitrasyah Suci. (2021). Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Alat Musik di Toko Ansar Musik
Makassar. Makassar: Skripsi Universitas Muslim Indonesia.

32
Riskanna, Andi Novi. (2022). Pengaruh Persepsi Kualitas dan Citra Merek
terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Iphone (Studi Kasus
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muslim Indonesia).
Makassar: Univesitas Muslim Indonesia.

Salsabila, Aisyah. (2021). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, Persepsi Harga
dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian Mie Gacoan (Studi
Pada Pelanggan Mie Gacoan di Kota Semarang). SEIKO : Journal of
Management & Business, 156-167.

Santika, Silvia Bunga. (2022). Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga
terhadap Keputusan Pembelian Produk MS Glow (Studi Kasus Konsumen.
Klaten: Skripsi Fakultas Ekonomi Univesitas Widya Dharma Klaten.

Sari, Rini Furnia. (2022). Pengaruh Persepsi Harga, Promosi Penjualan dan Citra
Merek Terhadap Kepuasan untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan di
Indomaret. Makassar: Skripsi STIE AMKOP.

Simamora. (2011). Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan.


Profitabel. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :


Alfabeta.

Tjiptono, Fandy. (2016). Service, Quality & satisfaction. Yogyakarta: Andi


Offset. Wijaya,

Tony. (2018). Manajemen Kualitas Jasa, Edisi Kedua,. Jakarta: PT. Indeks.

Yusuf, A. (2021). The Influence of Product Innovation and Brand Image on


Customer Purchase Decision on Oppo Smartphone Products in South

33
Tangerang City. Budapest International Research and Critics
InstituteJournal, 472–481.

Sugiyono, (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.CV

Amstrong, Gary & Philip, Kotler. (2012) Dasar-Dasar Pemasaran. Jilid I, Alih
Bahasa Alexander Sindoro dan Benyamin Molan. Jakarta: Penerbit
Prenhalindo.

Agustine Ferdinand. 2016. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian


untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen, Undip.

Assauri, Sofjan. (2012). Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT Raja Grapindo

Sugiyono. (2012). Memahami penelitian Kualitatif. Bandung : ALFABETA.

34
LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

Item Pertanyaan Jawaban


No Kualitas Produk (X1) SS S N TS STS
Skincare MS Glow sering
1. mendapat testimoni yang positif
dari pemakaian Skincare Ms Glow
Fitur ke-aslian produk dijamin
2. dengan adanya barcode dan
hologram dikemasan produk MS
Glow
Saya merasa produk MS Glow
3. sesuai dengan standart dan kualitas
yang ditawarkan
Produk MS Glow dapat digunakan
4. lebih dari setahun sebelum tanggal
kadaluarsa yang telah ditentukan
Saya merasa hasil yang saya
5. dapatkan sesuai setelah
menggunakan produk skincare MS
Glow dengan teratur
Saya merasa produk skincare MS
6. Glow baik untuk pewatan wajah
saya
Saya merasa produk MS Glow
7. memiliki desain yang menarik dan
mudah dibawah kemana saja
Saya merasa produk MS Glow
8. mudah dan cepat untuk dipesan
melalui website ataupun aplikasi
yang sudah ada

No Harga (X2) SS S N TS STS


Harga produk MS Glow dapat
9. dijangkau olehkalangan ekonomi
menengah atas
Meskipun harga MS Glow
10. tergolong murah, akan tetapi
kualitas produk yang bagus
Harga produk MS GLOW sesuai
11. dengan manfaat yang di dapat oleh
konsumen
Harga relatif rata-rata daripada
12. merek laindan memiliki kandungan
baik bagi kesehatankulit serta
sudah dapat izin dari BPOM

No Keputusan Pembelian (Y) SS S N TS STS


Saya memilih produk skincare MS
13. Glow karena saya telah memiliki
ikatan emosional yang meyakini
bahwa merek ini berkualitas
Saya memilih produk skincare MS
14. Glow karena sesuai dengan
kebutuhan perawatan saya
Saya memilih produk skincare MS
15. Glow karena mudah didapat di
Website resmi, E-commerce dan di
berbagai toko kosmetik
Saya mudah untuk melakukan
16. pembelian produk MS Glow setiap
saat
Saya bebas menentukan jumlah
17. produk MS Glow yang saya
butuhkan
Saya dengan mudah dapat
18. menentukan metode pembayaran
melalui transfer online dan cash

Anda mungkin juga menyukai