BAB I
PENDAHULUAN
apalagi di era sekarang bersaing dalam bisnis sudah sangat sulit kalau para
pelaku usaha tidak bisa menciptakan citra positif terhadap kalangan konsumen.
Tanpa adanya inovasi – inovasi yang menarik maka perusahaan itu akan kalah
bersaing dengan perusahaan lainnya yang mempunyai inovasi atau ide gagasan
baru untuk meningkatkan produk yang mereka ciptakan. Saat ini di Indonesia
memiliki banyak sekali pelaku usaha, di bidang industri makanan dan minuman
baik usaha kecil maupun besar. Perusahaan industri makanan dan minuman
tumbuh sebesar 3,68% dari tahun 2022, Dikutip dari data Badan Pusat Statistik
(BPS).
produk yang sejenis di bidang industri makanan dan minuman. Dengan adanya
berlomba lomba untuk menguasai pangsa pasar dan menyusun strategi terbaik
saat ini konsumen sangat membutuhkan industri yang berdiri di bidang industri
makanan dan minuman, persoalannya pada masa kini konsumen lebih menyukai
makan siap saji. Saat ini diperlukan pemikiran dan pertimbangan dari pihak
1
2
melihat kualitas produk. Apabila kualitas produk itu buruk atau lebih rendah dari
yang lain, keputusan pembelian ini sangat diperlukan oleh konsumen agar
barang yang dibeli tidak mengecewakan. Menurut Kotler and Keller pada
kemampuan sebuah produk yang memberikan hasil kinerja untuk memenuhi atau
beberapa pembeli akan menilai kualitas produk. Maka dari itu perusahaan
perusahaan sekarang lagi memikirkan ide atau produk baru yang lebih berinovatif
dan berkualitas tinggi, karena konsumen pada era sekarang sudah bisa semakin
saat ini berlangsung, tidak jarang konsumen langsung membeli suatu barang
tanpa melihat nominal harga terlebih dahulu. Menurut Tjiptono & Chandra dalam
sejumlah uang untuk mendapatkan produk yang disebut harga. Pada kondisi
persaingan yang saat ini berlangsung harga menjadi salah satu faktor terpenting
Selain kualitas barang dan harga, citra merek ialah variabel yang sama
keputusan pembelian tidak lepas dari citra merek yang ditawarkan. Cerminan
dari gabungan yang terdapat di pikiran konsumen atau pikiran terhadap merek
disebut citra merek (Kotler dan Keller, 2016). Kotler dan Keller (2016:224), Merek
ialah suatu tanda, desain, simbol, istilah, atau nama, gabungan dari semuanya,
yang digunakan untuk membedakan jasa atau produk suatu penjual atau
3
konsumen akan membeli suatu produk apabila sudah mengenali merek pada
produk tertentu. Keputusan konsumen akan lebih tinggi dalam membeli produk
yang memiliki merek yang sudah banyak di kenali oleh kalangan masyarakat.
Langkah awal dengan mempunyai niat membeli atau keinginan untuk beli
bidang makanan dan minuman (food & beverages) diantaranya adalah PT.
Indofood Sukses Makmur, PT. Indofood CBP Sukses Makmur, PT. Garudafood
Putra Putri Jaya, PT Diamond Food Indonesia, PT Nippon Indosari Corpindo dan
berkualitas dari segi harga hingga citra merek yang sudah dipercayainya. yang
produk andalannya yaitu roti dengan merek “Sari Roti” dan “Sari Kue”. Sekarang
ini, Nippon Indosari Corpindo sudah membuat berbagai jenis roti tawar dan roti
manis dengan merek Sari Roti dan boti, serta mengirimkan kue sifon dengan
merek Sari kue. PT. Tbk. Nippon Indosari Corpindo memiliki salah satu brand roti
yakni Sari Roti, Roti Spesial 6 Potong, Roti Keju, Sandwich Isi Coklat, Cup Cake
4
Sifon Coklat, Roti Isi Krim Coklat, Roti Isi Krim Keju, dan beragam varian produk
dilakukan secara ahli dengan dibantu oleh para ahli di bidangnya menjadikan
perusahaan ini sebagai makanan favorit masyarakat, mulai dari tahap pemilihan
bahan yang baik hingga tahap penanganannya. Selain itu penjualan produk sari
penjualan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk pada tahun 2020 hingga 2023 terus
mengalami kenaikan. Pada tahun 2020 perusahaan meraup penjualan Rp. 3.212
miliar dengan laba penjualan Rp. 255 miliar, pada tahun 2021 perusahaan
meraup penjualan Rp. 3.288 miliar dengan laba penjualan Rp. 413 miliar,
drastis dengan meraup penjualan Rp. 3.935 miliar dengan laba penjualan Rp.
638 miliar.
bisnis baru untuk olesan coklat dan susu. Perusahaan tetap teguh pada nilai-nilai
meningkat sebesar 20,7% dan 19,1%. Sementara itu, Focal District yang menjadi
penopang transaksi terbesar pada kuartal pertama tahun 2022 masih mampu
signifikan. Di daerah kabupaten Sidoarjo, pada tahun 2023 sejak bulan Januari
hingga bulan April, penurunan penjualan terus terjadi pada produk sari roti.
Berikut merupakan grafik penjualan produk sari roti di Sidoarjo dalam 4 bulan
terakhir:
Tabel 1.1
Data Penjualan Sari Roti Di Wilayah Sidoarjo
Bulan Januari – April tahun 2023
Pada bulan januari penjualan meraup keuntungan sebesar Rp. 513 juta,
pada bulan februari penjualan meraup keuntungan sebesar Rp. 442 juta, pada
bulan maret penjualan meraup keuntungan sebesar Rp. 405 juta, sedangkan di
bulan april mengalami penurun secara signifikan dari bulan januari ke bulan april
dengan selisih keuntungan sebesar Rp. 111 juta, pada bulan april sendiri
penjulan hanya meraup keuntungan sebesar Rp. 402 juta tidak jauh beda
diberikan dan eksplorasi ini di fokuskan mengambil sampel di toko yang terdapat
data penjualan produk Sari Roti di wilayah Kabupaten Sidoarjo terus mengalami
penurunan dari Bulan Januari 2023 hingga Bulan April 2023, penyebab dari
turunya penjualan produk tersebut bisa jadi di sebapkan oleh kualitas produk
atau juga harga bisa jadi dari citra merek. Hal sejalan dengan penelitian
Darmawan (2021), dan Pratama & Irwan (2022). Oleh karena itu, dalam ulasan
merek dan biaya terhadap pilihan pembelian produk Sari Roti di Sidoarjo.
2. Untuk melihat apakah citra merek Sari Roti mempengaruhi signifikan pada
4. untuk melihat apakah produk Sari Roti di Rezim Sidoarjo pada dasarnya
dipengaruhi oleh biaya, gambaran merek, dan kualitas produk pada saat yang
bersamaan.
1. Aspek Akademis.
pembelian.
pembelian.
3. Aspek Praktis.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Manajemen
menjaga keseimbangan antara tujuan yang bersaing, serta efektif dan efisien.
Manajemen yang telah ditetapkan sejak awal sangat penting bagi keberhasilan
setiap bisnis atau organisasi. Untuk mencapai tujuan sesuai keinginan, harus
Ardiansyah, R. 2020).
Manajemen berasal dari kata “to make due” yang artinya mengatur. Artinya
keterampilan.
perorangan untuk mencapai sesuatu melalui latihan orang lain dan mengatur
yang sudah ditentukan melalui usaha orang lain. (Firmansyah, A., & Ardiansyah,
R. 2020).
8
9
pengecekan.
terhadap pihak lain. Tujuan organisasi bisa tercapai dengan asumsi bahwa
secara efektif. Berikutnya adalah arti dari pemasaran mengenai masalah ini
Menurut Kotler, P., & Keller, K. L. dalam Sumarsid, S., & Paryanti, A. B.
dan Paryanti, A. B. (2022) adalah interaksi sosial dan administratif dimana orang-
yang bermanfaat dengan pembeli sasaran agar mencapai tujuan yang bersifat
otoritatif.
ditemukan dalam bauran pemasaran (marketing mix) dan digunakan oleh dunia
kemajuan.
oleh suatu bisnis untuk menghasilkan respons yang diinginkan dari target pasar.
promosi yang dipadukan secara nyata dan efisien untuk mendapatkan manfaat
ialah salah satu instrumen penentu posisi bagi pengiklan, dimana kualitas
berdampak pada keterpameran suatu barang, akan hal itu kualitas barang
Menurut Lesmana, R., dan Ayu, S.D. (2019) sesungguhnya kualitas barang
adalah kondisi yang kuat yang berelasi dengan barang, orang atau pekerjaan
kualitas barang ialah kondisi yang berelasi dengan barang, layanan manusia dan
Hal yang dapat diambil dari kesimpulan ini ialah kualitas produk ialah setiap
barang atau jasa yang dilakukan penawaran terhadap pasar dengan tujuan untuk
Menurut Kotler, P dan Armstrong (2018: 272), kredit item ialah peningkatan
suatu item atau administrasi termasuk keuntungan yang akan ditawarkan item
Menurut Kotler, P dan Armstrong (2018: 272), kredit item ialah peningkatan
suatu item atau administrasi termasuk keuntungan yang akan ditawarkan item
Salah satu alat positioning yang paling penting bagi pemasar adalah
kualitas produk. Kualitas barang ialah ciri suatu administrasi yang mempengaruhi
Kinerja suatu produk atau jasa dipengaruhi langsung oleh kualitas. Oleh karena
b. Fitur produk
Sorotan Item adalah metode kejam untuk memisahkan item organisasi dari
item pesaing. Dengan menambahkan lebih banyak fitur, bisnis dapat membuat
dalam Zulaiha, Z., dan Dimyati, L. (2023) mengatakan bahwa kualitas suatu
a. Mutu Produk
kualitas produk. Hal ini menyangkut kekuatan item yang luas, kualitas yang tak
b. Feature Produk
Sorotan adalah alat serius untuk memisahkan item organisasi dari item
c. Desain Produk
Berikutnya adalah tanda kualitas barang menurut Kotler dan Keller, (2016:
2. Feature (Fitur), adalah kualitas item yang melengkapi elemen dasar item.
5. Waktu pakai produk berharap dalam kondisi normal atau bisa ditekan
beberapa produk.
dibingkai dari data dan perjumpaan pembeli sebelumnya terhadap suatu merek
tertentu. Sikap, keyakinan, dan preferensi terkait merek tertentu semuanya terkait
Menurut Sutiyono & Brata (2020) Citra merek suatu produk ialah suatu
penawaran pesaing.
termasuk apakah merek tersebut baik atau buruk, disebut dengan citra merek.
dengan citra mereknya. Merek yang efektif dalam memberikan gambaran positif
B. Fungsi merek
a. Bagi konsumen
suatu barang atau administrasi. Merek juga berguna untuk membuat pembeli
b. Bagi masyarakat
mata masyarakat.
c. Bagi penjual
pengumpulan pembeli, dan membantu dealer dalam membagi pasar. Selain itu,
pasar.
1. Reputasi merek produk (atau "nama baik") mengacu pada status atau
pada merek dan klien. Itu yakni hubungan dekat yang muncul kepada
merek dan pembelinya. Suatu barang dengan merek yang favorit pembeli
bisa lebih mudah dijual dan barang yang dipandang bagus akan memiliki
sikap yang baik. Keberpihakan ini sesuai afiliasi positif yang membuat
2.1.6 Harga
A. Pengertian harga
berapa banyak uang tunai yang dibebankan kepada klien untuk suatu layanan
atau administrasi.
pokok dari campuran waktu terbatas yang membawa angsuran atau beban
kepada perkumpulan. Dan menurut Buchari Alma, biaya ialah nilai barang yang
Dapat diasumsikan bahwa biaya adalah salah satu faktor penentu klien
B. Fungsi harga
pasokan. Jika demand tinggi, namun pasokan kecil, pasar jelas akan melihat
kenaikan biaya. Misalnya saja, emas adalah aset langka yang sewaktu-waktu
bertambah. Demikian pula, ketika pasar memiliki produk tertentu yang melimpah
karena minat yang lebih rendah dan persediaan yang lebih banyak, nilainya
secara umum akan turun. Hal ini memungkinkan untuk menghapus kelebihan
Pada umumnya, ketika harga suatu barang naik, hal itu disebabkan oleh
pola permintaan klien di pusat komersial. Oleh karena itu, mereka ingin membuat
Nilai itu sendiri dikenal sebagai data yang harus diteruskan ke semua
kelompok yang terlibat, baik di tempat observasi maupun di tempat lain. Dengan
adanya hal tersebut, produsen dan pelanggan akan dapat memberikan putusan
yang sesuai dengan aturan yang berlaku dan ada. Misalnya, penawaran dengan
kualitas yang lebih mahal tidak akan sama dengan penawaran yang
kelompok yang terlibat, baik di tempat pengamatan atau di tempat lain, secara
pivot. Hal ini akan memberdayakan produsen dan klien untuk mengambil pilihan
sesuai dengan pedoman yang ada dan bersifat material. Misalnya, penawaran
19
dengan kualitas yang lebih mahal akan menjadi unik jika dibandingkan dengan
Menurut Tjiptono. F., (2016: 220) pada hakikatnya ada aneka ragam tujuan
yang berarti menjaga relasi tetap antara biaya organisasi dan biaya
5. Tujuan yang lain adalah untuk menentukan harga yang ditentukan untuk
1. Value-based pricing
adalah memperkirakan berapa yang akan dibayar klien. Untuk situasi ini, penting
untuk menyesuaikan biaya dengan profil klien dan kepribadian pembeli yang
Bila digunakan dengan tepat, sistem penilaian ini dapat meningkatkan opini dan
2. Cost-plus pricing
atau administrasi Anda. Penetapan harga markup adalah nama lain untuk taktik
ini. Karena perusahaan yang memakai teknik ini akan memeriksa produk mereka
20
menerapkan strategi ini, penting untuk menambahkan tarif yang tepat pada biaya
3. Skimming Pricing
4. Dynamic Pricing
Sistem penilaian barang ini disebut juga dengan estimasi banjir, evaluasi
permintaan, atau estimasi waktu. Pada dasarnya, ini adalah penilaian yang dapat
pembeli.
5. Competition-Based Pricing
berpusat pada tingkat pasar saat ini untuk produk atau layanan. Dalam situasi ini,
pesaing.
6. Premium Pricing
pasarkan. Gunanya untuk menunjukkan brand image atau brand harga diri yang
bernilai tinggi, boros dan premium. Perkiraan ini pada dasarnya berpusat pada
nilai nyata suatu barang, bukan pada nilai sebenarnya atau biaya pembuatan
yang ditimbulkannya.
21
7. High-Low Pricing
Pada skenario ini, bisnis pada awalnya bisa menjual produk menggunakan
diskon. Oleh karena itu, tidak diharapkan bahwa orang-orang tertentu menyebut
8. Project-Based Pricing
tetap per proyek. Umumnya yang menggunakan metodologi penilaian barang ini
9. Bundle Pricing
setidaknya dua produk atau layanan secara bersamaan dengan harga yang
fitur dari suatu bundel, atau menjualnya sebagai bagian-bagian bundel dan
barang-barang individual.
E. Indikator Harga
Kotler & Armstrong (2020:303) mengatakan bahwa harga dicirikan oleh empat
indikator:
1. Keterjangkauan Harga
Harga yang dipatok oleh pembuatnya masuk akal bagi pembeli. Biasanya,
satu merek menghasilkan banyak produk dalam kisaran harga yang berbeda-
yang ingin mereka beli. Pembeli sering kali memilih harga yang mahal antara dua
22
semakin mahal harga barang yang ingin mereka beli, semakin baik sifat barang
tersebut.
Pelanggan memilih untuk membayar suatu barang jika benefit yang dilihat
lebih tinggi atau sesuai dengan uang yang dibayar supaya mendapatkannya.
Dengan asumsi bahwa pelanggan merasa manfaat barang tersebut lebih kecil
pembelian berulang.
dengan barang pesaing lainnya. Dalam hal ini, pembeli memeriksa banyak
kebutuhan" dan itu berarti pilihan pembelian sangat penting bagi perilaku
memilih, dan memakai produk, ide, layanan, atau pengalaman untuk mencukupi
Dalam pemeriksaan yang dipimpin oleh Rizan. M.,, dkk., (2017) Evaluasi
pelanggan terhadap berbagai pilihan produk, layanan, dan merek yang tersedia
untuk memilih salah satu merupakan dasar dalam keputusan pembelian mereka.
Sesuai Kotler dan Keller., (2016). Pembeli akan melalui lima fase interaksi
1. Pengenalan kebutuhan
Pada tahap ini juga, pembeli akan memisahkan kebutuhan dan keinginannya.
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
dan merek sesuai keinginan pembeli. Pada tahap ini, pelanggan akan
4. Keputusan pembelian
disposisi mereka dan menentukan pilihan apakah akan membeli. Dengan asumsi
pilihan dinamis lainnya. Mulai dari barang dan merek, hingga penentuan jumlah
atau organisasi dapat membuat pembeli setia. Hal ini harus terlihat dari perilaku
pelanggan pasca pembelian. Misalnya, puas atau tidaknya pembeli pada produk
yang sudah dibeli dan apakah pelanggan akan mengulangi pembelian tambahan
atau tidak.
Paguyuban atau afiliasi daerah setempat harus mempunyai budaya, dan dampak
sosial terhadap pilihan pembelian yang berbeda-beda, pada unsur ramah pilihan
membeli dapat dipengaruhi oleh tempat kerja, keluarga dan keadaan keuangan,
didorong terhadap rangsangan pasar atau market stimuli seperti produk, harga,
permohonan.
4. Make rehash buys, maksud dari rehash buys adalah orang membeli
Penelitian terdahulu ialah upaya peneliti untuk menggali inspirasi baru dan
menunjukkan bahwa faktor biaya, kualitas barang dan gambaran merek sampai
secara pasti dan esensial. Perbedaan pemeriksaan ini dengan eksplorasi masa
26
lalu terletak pada objek pemeriksaannya. Sementara itu, sejauh ini, keduanya
yang berjudul “Pengaruh Kualitas Produk, Harga, dan Citra Merek Terkait
dan Citra Merek berpengaruh terkait Keputusan Pembelian. Metode survei yang
informasi menggunakan alat SPSS 22.0 dan AMOS 22.0 dengan investigasi
biaya mempunyai basic worth compensation (CR) sebesar 2,219 > 1,96 dan p-
worth sebesar 0,027 > 0,05 sehingga berpengaruh pada pilihan pembelian,
variabel brand picture mempunyai basic Proportion (CR) worth sebesar 4,639 >
1,96 dan p-worth 0,000 < 0,05, maka berpengaruh secara bermakna pada pilihan
pembelian, dan variabel kualitas barang mempunyai proporsi dasar (CR) bernilai
3,130 > 1,96 dan p-worth 0,002 < 0,05, maka dipastikan dan dampak yang luar
Perbedaan antara eksplorasi ini dan pemeriksaan masa lalu terletak pada
logika yang dipakai. Pemeriksaan ini hanya memakai alat SPSS 26. Persamaan
antara eksplorasi ini dan pengujian sebelumnya terletak pada setiap faktor yang
tujuan yakni mengetahui pengaruh kualitas barang, gambaran merek dan biaya
terhadap pilihan pembelian salep tangan dan badan Aulia di CV Sarana Berkat
tertentu faktor kualitas barang, gambaran merek dan biaya secara nyata
atau uji t. Perbedaan antara peninjauan ini dengan ujian-ujian sebelumnya dapat
jumlah ujian ujian. Alat analisis SPSS memakai teknik analisis regresi linier
Kualitas Barang, Nilai, Gambaran Merek dan variabel otonom Pilihan Pembelian.
Pilihan Beli Item Ponsel Samsung di Toko Centro Palopo” menggunakan strategi
menggunakan tes penjelasan faktual dan tes spekulasi (penyelidikan relaps lurus
yang berbeda). Hasil penelusuran menunjukkan bahwa sedikit atau banyak faktor
Samsung. Tahun penelitian, objek penelitian, jumlah sampel, dan salah satu
Dalam eksplorasi kali ini, X2 adalah Brand Picture, padahal pada pengujian
merupakan faktor yang bergantung pada Kualitas Barang dan Biaya, serta faktor
Penelitian dengan judul “Pengaruh Citra Merek dan Biaya Terhadap Pilihan
Relapse, pengujian spekulasi memakai uji koefisien jaminan (R2), uji tidak
lengkap (uji t), dan uji bersamaan (uji F), sedangkan penanganan informasi
memakai SPSS 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat tertentu
pemeriksaan ini dengan eksplorasi masa lalu terletak pada lamanya waktu
pemeriksaan, objek penelitian, jumlah tes, dan jumlah faktor lingkungan yang
yaitu gambaran merek dan biaya, sedangkan pada pengujian kali ini digunakan 3
langsung dengan alat SPSS. Kesamaan lainnya adalah sama - sama memakai
29
dan harga.
Penelitian terarah yang diberi judul “The Impact of Item Quality, Value, Brand
penelitian ini adalah individu-individu dari klub penjelajah Yamaha R15 di wilayah
strategi pengujian kritis. Mengingat strategi pengujian kritis, diperoleh contoh 100
responden. Kuis dan metode analisa data regresi linier berganda dipakai untuk
pengaruh positif yang dapat diabaikan terkait keputusan pembelian, dan promosi
dari mulut ke mulut mempunyai pengaruh positif yang dapat diabaikan terkait
bergantung pada kualitas barang, gambaran merek dan biaya, serta pilihan
assessing research recommendations will break down the issue with the right
(Raihan, 2017). The conceptual framework for this study is depicted in the
following figure:
Keterangan
X1 : Kualitas Produk
X2 : Citra Merek
X3 : Harga
Y : Keputusan Pembelian
2.4. Hipotesis
Hal dasar yang ada pada rumusan masalah, hasil kasus terdahulu, dan yang
H4 : Diduga variabel kualitas produk, citra merek dan harga secara simultan
METODE PENELITIAN
Jenis eksplorasi yang dipakai dalam penelitian ini ialah penelitian kausal
kooperatif yang bertujuan memahami relasi sebab akibat antar faktor dengan
terukur di alam bertekad untuk diujikan dalam spekulasi yang dilakukan. Dalam
penelitian ini berencana untuk menentukan hubungan sebab akibat antara faktor
bebas kualitas barang, gambaran merek dan biaya. Pada variabel dependen
yakni untuk menentukan pilihan pembelian pelanggan secara spesifik pada item
3.2.1 Populasi
disimpulkan terdiri dari: obyek atau subyek yang memiliki ciri-ciri dan ciri-ciri
tertentu yang akan ditinjau oleh para ahli dan dari situlah akan dibuat sasaran.
Subyek kasus ini hanya mencakup pembeli yang membeli produk sari roti.
3.2.2 Sampel
32
33
pemulihan
(2020: 13-14) Rumus Lemeshow juga bisa dipaki untuk menghitung jumlah
sampel pada populasi yang jumlahnya tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Jumlah populasi konsumen Sari Roti yang ada di kecamatan Sidoarjo tidak
Keterangan:
sebagai berikut:
34
Dari estimasi di atas, ukuran contoh dasar adalah 96,04. Jadi dari itu,
ukuran sampel tidak di bawah sampel minimum yang ditentukan oleh resep
Lemeshow.
merupakan salah satu bagian atau poin yang mempunyai ragam tertentu yang
tidak ditentukan oleh para ilmuwan untuk dieksplorasi dan berakhir ditarik. Faktor
sendiri terdiri dari dua macam, yang pertama ialah faktor bebas, yaitu variabel
oleh variabel otonom dan bergantung pada faktor-faktor yang berbeda disebut
Pada tinjauan ini terdapat 4 faktor yang diestimasi, yakni kualitas barang
(X1), citra merek (X2) dan nilai (X3) sebagai faktor bebas dan keputusan
yang digunakan dalam tinjauan ini. Seperti yang ditunjukkan oleh Sugiyono
A. Data primer
Sumber data mendasar ialah sumber data yang didapat langsung dari data
membeli produk sari roti di wilayah Daerah Sidoarjo dengan contoh ukuran 96
responden.
B. Data sekunder
Informasi opsional ialah sumber data yang dapat diperoleh di situs otoritas
objek eksplorasi atau di buku, jurnal, atau artikel yang ada hubungannya dengan
subjek penelitian. Data sekunder yang dikumpulkan oleh peneliti ialah dari
3.5.1 Observasi
memecahkan masalah dan ingin mengetahui informasi yang lebih akurat. Seperti
sari roti.
3.5.2 Wawancara
menjadi dasar informan atau sumber dalam menafsirkan peristiwa dan kejadian.
pertemuan antara dua individu untuk saling mengkaji informasi dan sudut
pandang untuk menjadikan penting suatu hal tertentu. Pertemuan yang dipimpin
3.5.3 Kuesioner
Instrumen tes atau penilaian sentimen masyarakat menggunakan alat ukur skala
likert. Menurut Sugiyono (2017: ), skala Likert: 93) dapat dipakai untuk mengukur
A. Uji Validitas
yang benar-benar terjadi pada suatu benda. Jika pernyataan atau pertanyaan
yang disurvei dalam survei tersebut, maka jajak pendapat tersebut dianggap
1) Dalam hal nilai rhitung positif dan rhitung < rtable maka hal yang ditanyakan
2) JIka nilai rhitung negatif dan rhitung < rtable maka hal yang ditanyakan tidak
sah.
B. Uji Reliabilitas
39
mengukur sejauh mana estimasi yang dibuat dengan item serupa menghasilkan
informasi serupa. Kualitas yang tidak tergoyahkan berarti sejauh mana estimasi
memberikan hasil yang stabil terhadap estimasi serupa. Hal ini tidak dapat
diandalkan dengan asumsi bahwa estimasi yang diulang memberikan hasil yang
berbeda-beda.
2) Jika r-alpha bernilai negatif dan lebih kecil dari r-tabel, maka
koefisien relaps tidak berprasangka buruk dan stabil serta memiliki ketepatan
dalam penilaian.
A. Uji Normalitas
40
keduanya memiliki distribusi yang khas atau aneh dalam suatu model relaps. Uji
tipikal yang menggunakan standar. Jika data diedarkan sepanjang garis dan
Model yang kambuh tidak memenuhi anggapan biasa dengan asumsi informasi
B. Uji multikolinearitas
hubungan antar faktor independen dalam model relaps. Seperti yang ditunjukkan
faktor bebas yang dipilih tidak diperhitungkan oleh faktor otonom lainnya.
multikolinearitas. Jika skala resiliensi < 0,10 dan VIF > 10, maka salah satu faktor
bebas mempunyai hubungan yang sangat tinggi dengan faktor bebas lainnya
(terjadi multikolinearitas).
C. Uji Heteroskedastisitas
yang dimulai dari satu wawasan yang tersisa kemudian ke wawasan berikutnya.
Diagram sebar antara nilai yang tersisa (SRESID) dan kualitas variabel
diantisipasi menangani hub X dan kualitas yang tersisa menangani hub Y. Dapat
jelas dan fokusnya ditempatkan secara sembarangan di atas dan di bawah nilai 0
pada poros Y. Heteroskedastisitas ini hanya bisa terwujud jika titik-titik tersebut
sampai batas tertentu. Tes ini digunakan sebagai penyelidikan untuk mengetahui
segala sesuatu yang berhubungan dengan model ilmiah. Harga, citra merek, dan
berikut:
Keterangan:
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kualitas produk
X2 = Citra merek
X3 = Harga
e = error item
42
3.8.1 Uji t
faktor yang berbeda konsisten. Standar untuk memilih pada tes terukur yaitu:
a. Jika sig > 0,05 berarti H1 ditiadakan dan H0 diakui. Hal ini menyimpulkan
ketergantungan.
b. H1 didapatkan dan H0 ditolak jika sig kurang dari 0,05. Hal ini melihatkan
3.7.1 Uji F
Sesuai Ghozali, (2018) uji sinkron (uji F) melihatkan apakah setiap variabel
yaitu:
a. Apabila F hitung < F tabel dan signifikansi > 0,05, jadi dalam sehari-
2018). Uji ini diharapkan dapat menentukan derajat kepastian terbaik pada
jaminan berada pada lingkup ketiadaan dan satu. Semakin kecil nilainya (R2)
43
waktu biasanya tinggi, karena besarnya variasi persepsi individu; Data silang
Nilai R2 harus terlihat pada tabel outline model. Koefisien jaminan dimulai
Corpindo Tbk. (Sari Roti), dengan data utama terhadap penyebaran kuesioner
dan data sekunder dari website resmi PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
mengenai profil Perusahaan secara umum, visi dan misi, serta struktur
organisasi. Objek eksplorasi yang ada pada penelitian ini ialah PT Indosari
Corpindo Tbk. (Sari Roti), dengan data utama dari penyebaran kuesioner dan
data sekunder dari situs resmi PT Nippon Indosari Corporindo Tbk yang
berkaitan dengan profil Perusahaan secara umum, visi dan misi, serta struktur
organisasi.
PT Nippon Indosari Corpindo Tbk adalah satu dari sekian organisasi roti
terbesar dengan merek Sari Roti di Indonesia. Sarti Roti didirikan tahun 1995
pembeli. Perseroan telah menambah dua lini produksi roti manis dan roti tawar di
di tahun 2005. Pada tahun 2008, Sari Roti mengepakan sayap usahanya dengan
44
45
(Halal, Sehat, Bersih) di setiap negara. Barang Sari Roti. Produk Sari Roti juga
sudah mendaftar di Badan BPOM Indonesia dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
telah memberi izin Halal. Sari Roti berhasil meraih beberapa penghargaan
berbeda antara lain Top Brands dari tahun 2009 sampai 2011, Top Brand for
Youngsters dari tahun 2009 sampai 2012 Promoting Grants 2010, Indonesia
Unique Brands 2010, Financial backer Honor 2012, hibah dari Forbes Asia dan
Adapun produk Sari Roti antara lain Roti Tawar Spesial 6 Slices, Chiffon
Cup Cake Coklat, Roti Tawar Keju, Roti Isi Krim Coklat, Sandwich Isi Coklat,
Chiffon Cup Cake Strawberry, Chiffon Cup Cake Pandan, Roti Isi Mix Fruit,
Sandwich Isi Krim Peanut, Roti Isi Krim Coklat Vanilla, Roti Isi Krim Keju, dan
macam barang halal, berkualitas tinggi, higienis, dan harga terjangkau untuk
pelanggan se Indonesia.
46
1) Board of Commissioners
2) President Director
misi organisasi untuk mencapai target yang sudah ditetapkan. Dewan Direksi
47
3) Audit Committee
4) Internal Audit
Badan Pengurus dan juga individu dari Kelompok Ketua Pimpinan mengingat
tolok ukur yang telah disusun sebagai bahan penilaian dan memutuskan
6) Corporate Legal
asset industri, memberi opini legal berkaitan dengan aturan hukum dan bisnis
7) Corporate Secretary
dibuat oleh pimpinan pionir lainnya dalam organisasi, termasuk ketua dan
presiden.
calon investor IPO. Investor & Public relations ini bertugas untuk mengaudit
investor.
& Tax, Finance & Management reporting, finance & treasury, system &
Kecamatan Sidoarjo.
B. Berdasarkan Usia
50
Sidoarjo sebanyak 6 orang berusia <17 tahun (6,3%), 65 orang dalam rentang
17-30 tahun (67,7%), dan 25 orang pada rentang >30 tahun (26%). Usia 17-30
tahun menempati posisi tertinggi pada pembelian produk Sari Roti di Kecamatan
Sidoarjo.
C. Berdasarkan Profesi
20,8%, pekerja kantor sebanyak 12 orang (12,5%), ibu rumah tangga sebesar 25
orang atau 26%, pegawai negri sebesar 4 orang (4,2) dan 7 orang memilih
Sari Roti, hal ini dikarenakan produk Sari Roti dapat dijadikan sarapan atau
bulan (8,3%), sebanyak 33 orang (34,4) melakukan pembelian 2-3 kali dalam
satu bulan, 25 orang (26%) melakukan pembelian sebanyak 3-5 kali dengan
jangka satu bulan, dan 30 orang melakukan pembelian produk Sari Roti
sebanyak lebih dari 5 kali dengan jangka satu bulan. Hal ini membuktikan bahwa
Sidoarjo.
52
Tabel 4.1
Jawaban Responden Variabel Kualitas Produk
Jawaban
R ST Rata
No Pernyataan
SS S R TS S -
5 4 3 2 1 Rata
2 (MUI) 4,55
Jawaban
R ST Rata
No Pernyataan
SS S R TS S -
5 4 3 2 1 Rata
9 harapkan 46 48 2 0 0 4,45
38
Dari penyebaran survey yang ada pada tabel 4.5, pada variabel Kualitas
pernyataan nomor 6 dikatakan yakni “Produk Sari Roti tidak mudah berjamur”
dengan skor 3,76. Sari Roti merupakan merek dagang yang memproduksi roti
54
secara besar-besaran, roti memiliki tekstur yang lembab dan tidak kering,
menjawab konflik, hal ini dikarenakan masa simpan Sari Roti rata-rata hanya 5
hari terhitung dari tanggal produksi sehingga beberapa konsumen yang membeli
produk Sari Roti mendekati akhir masa simpan tidak setuju dengan pernyataan
tersebut.
nomor 3 dikatakan “Produk Sari Roti memiliki berbagai macam varian dan
beragam jenisnya” dengan skor 4,57. Produk Sari Roti memiliki berbagai macam
varian dan jenis diantaranya Roti Tawar (Gandum, Kupas, Biasa, Double soft,
Milky Soft) dengan rasa pandan, cokelat dan kismis, Roti Sobek (Manis dan
Asin), Kue (Dorayaki, Kue Lapis Kastella, Bamkuhen, Chiffon dan Cheese Cake)
dan masih banyak lagi. Produk Sari Roti memiliki berbagai macam varian dan
sebagian responden menjawab setuju yang memiliki skor total sebanyak 407
dengan skala 4.
Tabel berikut menunjukkan distribusi hasil frekuensi variabel citra merek (X2):
55
Tabel 4.2
Jawaban Responden Variabel Citra Merek
Jawaban
ST
No Pernyataan Rata-
SS S RR TS S
Rata
5 4 3 2 1
3 produknya. 4,43
Dari penyebaran survey pada tabel 4.6, pada variabel Citra Merek (X 2)
produk Sari Roti” atau dengan indikator loyalitas konsumen. Beberapa konsumen
merasa bahwa dirinya belum merasa loyal dalam mengonsumsi produk Sari Roti.
Sedangkan dengan hasil rata-rata tertinggi pada variabel Citra Merek (X2)
pada nomor 3 dengan rata-rata 4,43 yang menyatakan “Produk roti dengan
merek “Sari Roti” memiliki citra merek yang sesuai dengan kualitas produknya”,
56
Harga (X3):
57
pernyataan nomor 4 yang dikatakan bahwa “Harga yang ditawarkan Sari Roti
lebih baik dibandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh merek roti lain.”,
sebagian konsumen merasa ragu-ragu terkait penawaran harga Sari Roti lebih
baik dibandingkan dengan merek lain. Harga produk Sari Roti berkisar antara Rp
6.000 – Rp 24.000.
58
terdapat pada item nomor 2 dan 3 yang menyatakan “Produk Sari Roti memiliiiki
harga yang sesuai dengan kualitas produknya” dan “Harga produk Sari Roti
sudah setara dengan manfaat yang saya peroleh”, yang artinya sebagian
konsumen yang dominan pada skala 5 dan 4. Hasil dari jawaban responden
pada pernyataan di atas, setengah dari responden setuju dengan skor total
Tabel 4.3
Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian
Jawaban
ST
No Pernyataan Rata-
SS S RR TS S
Rata
5 4 3 2 1
Jawaban
ST
No Pernyataan Rata-
SS S RR TS S
Rata
5 4 3 2 1
produk Sari Roti karena kebutuhan”, dengan 2 orang ragu-ragu dan 3 orang tidak
setuju. Meski demikian, sebagian besar konsumen lain sangat setuju dan setuju
Alat hitung variabel pada kasus ini ialah jajak pendapat atau survei yang
A. Uji Validitas
bantu SPSS versi 26, dengan asumsi apa Dengan demikian, penentuan df
Hasil Uji Validitas pada tabel 4.9 pada semua item pernyataan variabel
Kualitas Produk (X1) diketahui nilai rhitung > rtabel (0,2006) dan nilai Sig. < 0,05.
61
Dapat dikatakan yakni semua pernyataan dalam variabel Kualitas Barang adalah
sah.
Hasil Uji Validitas pada tabel 4.10 pada seluruh item pernyataan variabel
Citra Merek (X2) diketahui nilai rhitung > rtabel (0,2006) dan nilai Sig. < 0,05. Hal ini
beralasan yakni semua hal penjelasan pada variable Citra Merek adalah sah.
Hasil Uji Validitas pada tabel 4.11 diketahui yakni nilai r hitung > rtabel (0,2006)
pada seluruh item pernyataan variabel Harga (X3) dan nilai Sig. < 0,05. Artinya
Hasil Uji Validitas pada tabel 4.12 pada seluruh item pernyataan pada
variabel Keputusan Pembelian (Y) diketahui nilai rhitung > rtabel (0,2006) dan nilai
Sig. < 0,05. Dapat dikatakan keseluruhan item pernyataan pada variabel
B. Uji Reliabilitas
Tujuan dari uji reliabilitas adalah untuk melihat seberapa sering alat yang
dipakai dalam sebuah penelitian. Studi ini menggunakan asumsi bahwa variabel
bisa dianggap reliabel apabila nilai Cronbach Alpha (α) lebih dari 0,60 (Sugiyono,
2017:267).
untuk variabel Kualitas Barang sebesar 0,804, variabel Gambar Merek sebesar
0,763, variabel Biaya sebesar 0,626, dan variabel Pilihan Beli sebesar 0,780.
63
Nilai koefisien reliabilitas keempat variabel tersebut lebih besar dari 0,6. Oleh
karena itu, beralasan bahwa semua instrumen pada penelitian ini harus dapat
diandalkan.
A. Uji Normalitas
jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. sedangkan, nilai signifikansi di bawah
0,05 menunjukkan bahwa model regresi berdistribusi tidak normal. Tidak hanya
menggunakan Uji One Sample K-S, uji normalitas dapat ditinjau melalui
histogram grafik Probability Plot. Apabila titik yang dihasilkan pada grafik P-Plot
model regresi memiliki nilai Asymp. Sig. sebesar 0,200 > 0,05 jadi bisa ditarik
disampaikan secara teratur, baik melalui uji K-S Satu Contoh maupun histogram
P-Plot.
B. Uji Multikolinearitas
antara faktor bebas pada model straight relapse yang berbeda. Nilai tolerance
dan VIF (Faktor Inflasi Variasi) adalah syarat uji multikolinearitas. Jika nilai
toleransi suatu data lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10, maka tidak
ada gejala multikolineritas. Sebaliknya, jika nilai toleransi suatu data lebih kecil
65
dari 0,1 dan nilai VIF lebih dari 10 maka menunjukkan gejala multikolinearitas
dengan bantuan metode toleransi dan variabel faktor inflasi (VIF) terangkum
nilai toleransi sebesar 0,539 > 0,10 dan VIF sebesar 1,857 < 10, variabel Citra
Merek mempunyai nilai toleransi sebesar 0,589 > 0,10, dan VIF sebesar 1,697 <
10, variabel Harga mempunyai nilai toleransi sebesar 0,521 > 0,10 dan VIF 1,919
< 10 pada pada model regresi, dan itu berarti tidak ada keterkaitan antara faktor-
C. Uji Heteroskedastisitas
pola pada titik-titik yang terbentuk pada grafik scatterplot. Nilai yang diperhatikan
dari variabel ketergantungan (ZPRED) dan nilai yang tersisa (SRESID) pada plot
gambar 4.4. Titik-titik itu hilang begitu saja tanpa memberikan contoh yang jelas.
variabel dependen dipengaruhi satu atau lebih. Analisis regresi linear berganda
pada kasus ini dimaksudkan untuk menjawab pengaruh Kualitas Produk (X 1),
Citra Merek (X2), dan Harga (X3) terkait Keputusan Pembelian (Y). Hasil analisis
Dimana:
α = Konstanta
β = Koefisien regresi
X1 = Kualitas produk
X2 = Citra merek
X3 = Harga
e = error item
variabel independen (Citra Merek, Kualitas Produk, dan Harga) bernilai nol
68
(konstan) atau tidak dimasukkan dalam persamaan regresi ini maka variabel
sebesar 0,106 maka diartikan jika variabel Kualitas Produk (X1) meningkat
atau naik sesuai satuan, jadi variabel Keputusan Pembelian (Y) juga
3) Nilai koefisien regresi variabel Citra Merek (X 2) bernilai positif (+) sebesar
0,458 maka diartikan jika variabel Citra Merek (X2) meningkat atau naik
sesuai satuan, maka variabel Keputusan Pembelian (Y) juga meningkat atau
4) Nilai koefisien regresi variabel Harga (X 3) bernilai positif (+) sebesar 0,092
maka diartikan apabila variabel Harga (X3) meningkat atau naik sesuai
satuan, maka variabel Keputusan Pembelian (Y) juga meningkat atau naik
sebesar 0,092.
A. Uji t (Parsial)
Uji t dilakukan untuk menentukan besaran nilai atau dampak dari variabel
independen pada model regresi. Selain itu, nilai t hitung dan taraf signifikansi yang
ditemukan dalam tabel output coefficients digunakan dalam uji t ini untuk
memastikan apakah hipotesis diterima atau tidak. Uji t dilakukan dengan asumsi
apabila nilai thitung > ttabel dan nilai Sig. < 0,05 maka hipotesis diterima. Sebaliknya,
apabila nilai thitung < ttabel dan nilai Sig. > 0,05 maka hipotesis ditolak.
69
dan signifikan jika nilai thitung lebih besar dari nilai t tabel dan taraf signifikansi kurang
dari 0,05. ttabel dihitung dari taraf signifikansi dua arah yaitu sebesar 0,025 dengan
nilai derajat bebas (df = n – k) yaitu df = 96 – 4 = 92, sehingga di dapat nilai t tabel
sebesar 1,986. Hasil yang ada pada output di atas, jadi bisa dijelaskan sebagai
berikut:
1) Nilai Sig. Variabel Kualitas Produk (X1) sebesar0,021 (<0,05) dengan nilai
thitung 2,346 > ttabel 1,986, maka berkesimpulan variabel Kualitas Produk (X1)
2) Nilai Sig. Variabel Citra Merek (X2) sebesar 0,000 (<0,05) dengan nilai t hitung
6,565 > ttabel 1,986, maka berkesimpulan variabel Citra Merek (X 2) secara
3) Nilai Sig. Variabel Harga (X3) sebesar 0,416 (>0,05) dengan nilai thitung 0,817 <
ttabel 1,986, maka berkesimpulan variabel Harga (X3) secara parsial tidak
70
B. Uji F (Simultan)
terkait variabel dependen secara bersamaan. Dengan melihat nilai F hitung dan
taraf signifikansi yang terdapat pada tabel output Anova. Uji F juga menentukan
apakah suatu hipotesis diterima atau ditolak. Hasil Uji F dari variabel kualitas
produk, citra merek, dan harga terkait keputusan pembelian disajikan pada tabel
berikut:
Apabila nilai Fhitung > Ftabel dan taraf signifikansi < 0,05 jadi dapat ditarik
dan signifikan terkait varibel dependen. Ftabel dihitung dengan tingkat signifikansi
0,05 dan nilai derajat bebas (df1 = 4-1 = 3) dan (df2 = n-k-1 = 96-4-1 = 91)
Pada tabel output Anova diketahui hasil Fhitung sebesar 43,915 > 2,705 Ftabel
dengan nilai Sig. sebesar 0,000 < 0,05, maka dapat ditarik kesimpulan yakni
seluruh variabel dependen yaitu variabel Kualitas Produk (X1), Citra Merek (X2),
Pembelian (Y).
71
bisa untuk menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2018: 95). Koefisien
untuk menjabarkan variasi variabel dependen cukup terbatas sesuai dengan nilai
mendekati satu. Koefisien determinasi untuk data runtun waktu biasanya bernilai
data silang, biasanya bernilai relatif rendah. Hasil uji koefisien determinasi atau
Berdasarkan tabel 4.19 Model Summary bisa diketahui yakni nilai koefisien
determinasi sebesar 0,589 atau sebesar 58,9% (0,589 x 100). Artinya adalah,
dipengaruhi oleh variabel kualitas produk, citra merek, dan harga. Sedangkan
sisanya, yaitu sebesar 41,1% atau sebesar 0,411 dipengaruhi oleh variabel lain
4.4 Pembahasan
Pembahasan dari penelitian ini adalah kombinasi hasil analisa data dan
produk, citra merek, dan harga terkait keputusan pembelian baik secara parsial
Kualitas produk ialah satu dari alat pemosisian utama pasar, dimana
kualitas dipengaruhi oleh kinerja suatu produk, maka itu kualitas produk terkait
dengan nilai dan juga kepuasan konsumen (Kotler & Amstrong, 2018:249).
0,021 < 0,05 dan thitung 2,346 > ttabel 1,986. Dapat ditarik kesimpulan yakni secara
menunjukkan apabila kualitas produk yang dihasilkan oleh Sari Roti baik, jadi
keputusan pembelian oleh konsumen juga akan meningkat. Kualitas produk ialah
yang lebih tinggi dan juga dengan kualitas produk yang baik.
keindahan, gaya, dan kualitas yang ditampilkan oleh pelanggan adalah suatu
73
yang penting yang harus diperhatikan oleh industri barang maupun jasa agar
Kajian ini sesuai dengan kajian milik Ivan Reinaldo & Stefani Chandra
dalam Reinaldo & Chandra (2020:9), keputusan untuk membeli sesuatu dapat
yang dipakai dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembeli, jadi pembeli
ingin untuk membayar produk tersebut. Terkait hal itu relasi antara kualitas
Citra merek ialah bentuk identitas merek terkait suatu produk yang
menawarkan kepada pembeli yang bisa berbeda dalam suatu produk dengan
pesaing produk (Sutiyono & Brata, 2020). Bagaimanapun ketika penawaran yang
bersaing itu sama, pembeli dapat merasakan hal yang berbeda berdasarkan
Hasil yang di uji hipotesis menggunakan uji t (parsial) diketahui yakni nilai
signifikansi variabel citra merek terkait keputusan pembelian sebesar 0,000 <
0,05 dan thitung 6,565 > ttabel 1,986. Bisa ditarik kesmpulan yakni secara parsial
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel citra merek dan keputusan
pembelian, sehingga H1 diterima dan H0 ditolak. Hal ini dapat ditujukan apabila
citra merek yang dimiliki Sari Roti baik, jadi keputusan pembelian oleh konsumen
juga akan meningkat. Citra merek adalah kesan terkait suatu merek yang muncul
pembelian produk Sari Roti di Kecamatan Sidoarjo juga dipengaruhi oleh Citra
pada skala 4 yaitu setuju. Konsumen setuju dengan sejumlah pernyataan dalam
kuesioner mengenai citra merek Sari Roti. Oleh karenanya, citra merek yang
diukur melalui nama baik, pengenalan, hubungan emosional, dan loyalitas merek
ialah suatu yang utama yang perlu diperhatikan oleh perusahaan terkhusus Sari
Hasil kasus ini hampir sama dengan penelitian Rifky Budi (2023), dengan
hasil penelitian yakni secara parsial citra merek mempengaruhi signifikan terkait
produk yang dijualnya adalah produk yang bagus. Relasi citra merek terkait
keputusan pembelian ialah bahwa merek yang memiliki citra yang baik akan
selalu diingat oleh pembeli dan berfungsi sebagai penjamin bahwa produk
Harga ialah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan agar dapat
mempunyai atau memakai produk maupun layanan. Harga ialah satu dari elemen
utama yang menentukan pangsa pasar dan profitabilitas industri. Harga juga
Hasil dari uji hipotesis memakai uji t (parsial) diketahui yakni nilai
signifikansi variabel harga terkait keputusan pembelian sebesar 0,416 > 0,05 dan
thitung 0,817 < ttabel 1,986. Bisa ditarik kesimpulan bahwa secara parsial variabel
75
citra merek tidak berpengaruh dan tidak signifikan terkait keputusan pembelian,
sehingga H1 ditolak dan H0 diterima. Jadi ini menunjukkan apabila terjadi atau
tidaknya suatu keputusan pembelian oleh pelanggan pada produk Sari Roti di
sangat erat kaitannya. Produk yang diharapkan tidak akan dapat diakses oleh
pasar sasaran jika harganya terlalu mahal. Sebaliknya, jika harganya murah,
Pada hasil penelitian ini bisa ditarik kesimpulan yakni harga produk yang
diberikan oleh Sari Roti melalui keterjangkauan harga, harga yang sesuai dengan
kualitas produk, daya saing harga, dan kesesuaian harga dengan manfaat tidak
Penelitian ini tidak selaras dengan penelitian milik Desy Irana Lubis &
pembelian seperti kualitas produk dan citra merek. Hal tersebut didukung oleh
hasil rata-rata jawaban responden pada indikator daya saing harga dengan skor
4,33. Beberapa kompetitor lain memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan
Sari Roti.
Keputusan Pembelian
Hasil dari uji hipotesis memakai uji F (Ssimultan) diketahui yakni nilai
signifikansi variabel kualitas produk, citra merek, dan harga terkait keputusan
pembelian sebesar 0,000 < 0,05 dan Fhitung 43,915 > 2,705 Ftabel. Bisa ditarik
kesimpulan yaitu secara simultan variabel kualitas produk, citra merek, dan harga
diterima dan H0 ditolak. Ini menunjukkan apabila kualitas produk, citra merek,
dan harga yang dimiliki Sari Roti baik, jadi keputusan pembelian oleh pelanggan
juga akan bertambah. Karena ini didukung oleh hasil rata-rata jawaban
responden terkait keputusan pembelian dengan skor 4,36 yaitu konsumen setuju
Penelitian ini selaras dengan penelitian milik Rifky Budi (2023) yang
mengatakan yakni kualitas produk, citra merek, dan harga memiliki perngaruh
yang signifikan terkait keputusan pembelian. Penelitian ini juga didukung oleh
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
3) Harga secara parsial tidak mempengaruhi dan tidak signifikan terkait putusan
5.2 Saran
Hasil yang didapat dari penelitian, ada beberapa saran yang bisa diberikan
1) Menurut hasil analisis pada penelitian ini, kualitas produk secara parsial
Sari Roti menjaga kualitas produk khususnya pada produk roti dengan masa
simpan yang singkat. Kualitas produk yang terjamin dapat membantu Sari
sehingga laba yang didapat akan semakin banyak dan konsumen bersedia
melakukan pembelian ulang pada produk Sari Roti. Mengingat hasil rata-rata
responden menjawab pada kualitas produk, pada poin “Produk Sari Roti
goncangan” dan “Produk Sari Roti tidak mudah berjamur” mendapat skor di
2) Menurut hasil analisis pada penelitian ini, citra merek secara parsial
memiliki pengaruh yang besar dalam penelitian ini, maka saran untuk pihak
Sari Roti agar tetap melekatkan identitas dalam tiap produk. Dengan adanya
identitas, pelanggan bisa membedakan produk Sari Roti dengan produk lain.
pembelian oleh konsumen akan tetap stabil. Sehingga Sari Roti mampu