Anda di halaman 1dari 7

Makalah Seminar Manajemen Pemasaran

“PERPINDAHAN DARI MEREK HP ANDROID KE MEREK IPHONE”


Dosen Pengampu Mata Kuliah : Totok Wibisono, S.E., M.M.

Disusun Oleh:
Lisa Margaretha Bata ( B.111.20.0313 )
Lia Nasarehta ( B.141.21.0014 )
Roulita Br Saragih ( B.141.22.0014 )
Mochammad ( B.131.19.0552 )

Fakultas Ekonomi
UNIVERSITAS SEMARANG
2023/2024
Latar Belakang

Dengan berjalannnya waktu, keperluan teknologi informasi dan komunikasi menjadi


sangatlah penting. Mengoptimalkan keperluan penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi diakibatkan karena teknologi informasi dan komunikasi diyakini dapat
membantu mempercepat pekerjaan seseorang. Di masa maju seperti sekarang ini masyarakat
lebih membutuhkan produk komunikasi terbaru. Dimana didalamnya terdapat fitur-fitur
lengkap yang memiliki tujuan untuk berbagi informasi, mengirim dan menerima pesan,
berkomunikasi tanpa menggunakan pulsa, menjalankan internet dengan lebih cepat ,
berbelanja online, dan lainnya. Kompetisi tersebut, khususnya pencipta smartphone bersaing
memenuhi keperluan pokok masyarakat. Besarnya tingkat kompetisi antara perusahaan
handphone terlebih setiap bulannya perusahaan handphone berkompetisi meluncurkan produk
terbarunya dengan teknologi yang semakin canggih.

Perusahaan tidak hanya membuat produk-produk yang bagus tetapi telah dikaitkan dengan
merk ( brand ) yang bisa menawarkan citra khusus kepada pemakainya. Pengguna handphone
masa sekarang memiliki tipe khusus karena ditawarkan dengan berbagai produk dari aneka
perusahaan handphone. Perusahaan smartphone pasti menawarkan kualitas barang yang baik,
jika tidak pembeli pasti beralih kepada barang lain yang sama ( brand switching ). Tindakan
pergantian merk pada pelanggan merupakan kejadian yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Contohnya yaitu ketidakpuasan.

Bila perusahaan dapat menciptakan merk yang berpengaruh dipikiran pengguna lewat strategi
pemasaran yang tepat, sehingga merk dari suatu produk bisa menghasilkan kegunaan lebih
bagi penggunanya yang dikatakan sebagai merk yang mempunyai ekuitas merk ( astuti dan
cahyadi, 2007 ). Evolusi produk smartphone yang cepat tersebut terletak pada ukuran, bentuk,
dan fasilitasnya. Semakin hari produk smartphone semakin bagus, desain yang yang semakin
unik dan kelengkapan fitur yang semakin canggih. Pada masa sekarang merk handphone
yang ada di Indonesia adalah Samsung, Apple, Oppo, Vivo, Xiaomi, dan lainnya. Merk-merk
tersebut memiliki berbagai tipe serta model yang bervariasi. Merk yang paling banyak
diminati untuk dibeli yaitu merk smartphone apple. Smartphone apple yang kita ketahui
merilis produknya pada tahun 2007 silam yang dimana produk tersebut pada tahun itu sangat
berkompetisi dengan smartphone Samsung. Namun, apple mampu berkompetisi dengan
sangat baik melawan saingannya yaitu Samsung maupun produk android lainnya. Yang
dimana banyak pengguna Samsung berpindah pemakaiannya dari Samsung ke apple ( Brand
Switching ). Alasan mengapa smarthphone iphone menjadi lebih terkenal dikalangan
masyarakat yaitu karena merk tersebut menyediakan suatu produk dengan kualitas kamera
yang sangat jernih serta desain yang sangat terlihat elegan. Tak sedikit kualitas produk
menjadi pusat perhatian paling utama di dalam melakukan brand switching. Berdasarkan
uraian di atas maka kelompok kami ingin membuat makalah mengenai “faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Brand Switching dari produk Android ke Iphone di Masyarakat”.

Rumusan Masalah
1. Apakah harga memiliki pengaruh terhadap brand switching ?
2. Apakah promosi memiliki pengaruh terhadap brand switching ?
3. Apakah persedian produk memiliki pengaruh terhadap brand switching ?

Landasan Teori
Menurut Peter & Olson (2010) Perpindahan merek (brand switching) adalah suatu tindakan
pembelian yang ditandai dengan perubahan atau pergantian dari satu merek ke merek yang
lain. Misalnya merek yang biasa dipakai mungkin sedang habis, atau ada merek yang baru
masuk dipasar dan konsumen mencoba-coba untuk memakainya, atau ada merek yang
berbeda dan dibeli untuk keinginan keinginan tertentu saja (Peter & Olson, 2003).
Menurut Swastha (Swastha & Irawan, 2005) ada 2 (dua) tipe perpindahan merek. Pertama,
perpindahan yang disebabkan oleh keputusan pribadi, yang kedua perilaku perpindahan yang
dilakukan secara tidak sengaja tanpa dipengaruhi oleh keputusan pribadi atau bisa dibilang
dikarenakan pengaruh orang lain. Perpindahan merek merupakan gambaran dari beralihnya
penggunaan konsumen atas suatu produk ke produk lainnya. Hal ini dikarenakan seseorang
selalu melakukan perbandingan antara merek satu dengan merek yang lain pada saat ia
menilai suatu merek (Swastha, 2002).
Berbagai dimensi penyebab perpindahan merek, terdiri dari:
a. Variety Seeking,
b. Harga,
c. Loyalitas Merek,
d. Kepercayaan.,
e. Promosi,
f. Kualitas Produk.

2. Persepsi Kualitas
Produk Menurut Kotler dan Keller (2016) persepsi adalah proses dimana kita memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran yang
berarti serta pemikiran yang masuk akal mengenai dunia. Menurut definisi American Society
for Quality Control dalam Kotler & Keller (2016) Kualitas (Quality) adalah fitur dan
karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk atau jasa dengan tujuan untuk memuaskan
kebutuhan konsumen dan calon konsumen. Menurut John F. Welch Jr. dalam buku Kotler &
Keller (2016) kualitas adalah suatu jaminan untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, serta
pertahanan terkuat yang harus dimiliki untuk menghadapi persaingan dan satu-satunya jalan
untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan. Kualitas produk dan jasa, kepuasan
pelanggan dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat, semakin tinggi
tingkat kualitas maka semakin tinggi pula tingkat kepuasan pelanggan yang didapat. Tjiptono
(2002) Kualitas yaitu sesuatu yang berkaitan dengan produk, jasa, manusia dan lingkungan
yang dimana harus memenuhi atau melebihi standar yang telah ditetapkan. Pada dasarnya,
kualitas pada produk maupun jasa merupakan hal yang harus diutamakan oleh tiap
perusahaan, karena kualitas berkaitan erat dengan loyalitas konsumen. Berbagai dimensi
kualitas suatu produk maupun jasa yang diinginkan oleh konsumen perlu diketahui oleh
perusahan untuk memuaskan kebutuhan konsumen. Kotler & Keller (2016) menjelaskan
beberapa dimensi kualitas produk, yaitu:
a. Bentuk (Form)
Sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk atau struktur fisik produk.
b. Fitur (Feature)
Merupakan sesuatu yang melengkapi fungsi dasar suatu produk.
c. Penyesuaian (Customization)
Tim produksi dapat menyesuaikan suatu produk dengan keinginan konsumen.
d. Kualitas Kinerja (Performance Quality)
Tingkat dimana semua produk yang di produksi memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.
e. Kualitas Kesesuaian (Conformance Quality) Pembeli mengharapkan produk mempunyai
kualitas kesesuaian yang tinggi, dalam artian semua produk yang diproduksi memenuhi
spesifikasi yang dijanjikan.
f. Ketahanan (Durability)
Merupakan instrumen yang berkaitan langsung dengan umur suatu produk dalam kondisi
biasa atau penuh tekanan.
g. Keandalan (Reliability) Produk tidak akan mengalami kerusakan atau kegagalan dalam
periode waktu tertentu.
h. Kemudahan Perbaikan (Repairability)
Kemudahan dalam perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau rusak.
i. Gaya (Style)
Menggambarkan penampilan suatu produk.

1. Persepsi Harga
Kotler & Keller (2016) menyatakan bahwa harga merupakan satu satunya elemen dari bauran
pemasaran yang menghasilkan keuntungan. Menurut Peter & Olson (2014) persepsi atas
harga menyangkut bagaimana suatu harga dipahami oleh konsumen dan dibuat bermakna
sesuai dengan nilainya. Alma dalam Dianti (2016) mengungkapkan bahwa produsen harus
pintar dalam menetapkan suatu harga, tinggi atau rendahnya harga yang ditetapkan harus
berpedoman pada keadaan/kualitas barang, lalu konsumen yang dituju, berpenghasilan tinggi,
sedang, atau rendah, konsumen perkotaan atau pedesaan, lalu suasana pasar, apakah
produknya baru dikenalkan ke pasar atau produknya sudah menguasai pasar, produk sudah
melekat dihati konsumen atau banyak saingan.

2. Kebutuhan Mencari Variasi


Menurut Peter & Olson (2014) Pencarian Selingan merupakan suatu perilaku untuk membeli
atau mencoba merek yang berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor seperti perilaku untuk
menjajal merek yang berbeda, rasa ingin tahu, kebaruan, atau mengatasi kebosanan terhadap
barang lama yang itu-itu saja. Pencarian selingan merupakan lawan dari kata “kesetiaan”
kepada suatu merek, hal itu dikarenakan perilaku pembelian tiap konsumen berbeda-beda.
Pencarian selingan juga dibedakan dari perilaku yang bermacam-macam dan merupakan
turunan dari Varied Behavior atau perilaku yang bervariasi, dan juga perilaku yang
bermacam-macam merupakan turunan yang diakibatkan oleh stimulus eksternal (External
Cues) di lingkungan, contohnya sebuah toko kehabisan stok merek tertentu atau ada
penawaran menarik untuk merek lain.

3. Iklan Produk Pesaing


Menurut Peter & Olson (2014) Iklan adalah segala sajian informasi nonpersonal berbayar
perihal produk, merek, perusahaan atau toko. Biasanya iklan memiliki sponsor yang sudah
dikenal. Iklan dimaksudkan untuk mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen, mencakup
evaluasi, perasaan, pengetahuan, makna, kepercayaan, sikap dan citra konsumen menyangkut
produk dan merek. Bahkan iklan 14 dicirikan sebagai pengelolaan citra yang dimana
menciptakan dan mempertahankan citra dan makna di benak konsumen. Menurut Kotler &
Keller (2016) periklanan adalah semua bentuk berbayar atas prestasi nonpribadi dan promosi
ide, barang atau jasa oleh sponsor yang jelas. Iklan bisa menjadi cara yang efektif dari segi
biaya untuk menyampaikan pesan, baik dengan tujuan membangun preferensi merek atau
mendidik konsumen/calon konsumen.

Pembahasan

1. Pengaruh Harga terhadap Brand Switching


Harga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam
melakukan brand switching. Dalam konteks perpindahan dari merek HP Android ke merek
iPhone, harga menjadi pertimbangan utama karena iPhone dikenal memiliki harga yang lebih
mahal dibandingkan dengan HP Android. Sebagian konsumen yang berpindah merek
mungkin merasa bahwa harga iPhone sebanding dengan kualitas dan fitur yang ditawarkan.
Namun, ada juga konsumen yang merasa bahwa harga iPhone terlalu mahal dan memilih
untuk tetap menggunakan HP Android atau mencari merek lain dengan harga yang lebih
terjangkau.

Penelitian yang dilakukan oleh Danaher, Wilson, dan Davis (2003) menunjukkan bahwa
harga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand switching. Konsumen akan
cenderung beralih ke merek yang menawarkan harga yang lebih terjangkau jika merek yang
sebelumnya mereka gunakan menaikkan harga secara signifikan. Namun, penelitian ini juga
menunjukkan bahwa pengaruh harga terhadap brand switching dapat berbeda-beda
tergantung pada jenis produk dan merek yang diteliti.

2. Pengaruh Promosi terhadap Brand Switching


Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan oleh perusahaan
untuk mempromosikan produk dan meningkatkan penjualan. Dalam konteks perpindahan dari
merek HP Android ke merek iPhone, promosi juga dapat mempengaruhi keputusan
konsumen dalam melakukan brand switching. Jika perusahaan iPhone melakukan promosi
yang agresif dan efektif, konsumen mungkin menjadi lebih tertarik untuk mencoba produk
iPhone. Sebaliknya, jika promosi yang dilakukan tidak efektif atau kurang menarik,
konsumen mungkin tidak tertarik untuk mencoba produk iPhone.

Penelitian yang dilakukan oleh Chaudhuri dan Holbrook (2001) menunjukkan bahwa promosi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan konsumen untuk melakukan brand
switching. Konsumen akan cenderung beralih ke merek yang melakukan promosi yang
menarik dan efektif. Namun, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh promosi
terhadap brand switching dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan merek yang
diteliti.

3. Pengaruh Persediaan Produk terhadap Brand Switching


Persediaan produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi keputusan konsumen
dalam melakukan brand switching. Dalam konteks perpindahan dari merek HP Android ke
merek iPhone, persediaan produk dapat menjadi pertimbangan utama karena iPhone dikenal
sulit ditemukan di toko-toko resmi di Indonesia. Konsumen yang ingin mencoba produk
iPhone mungkin akan kesulitan mencari toko yang menjual produk tersebut. Hal ini dapat
membuat konsumen memilih untuk tetap menggunakan HP Android atau mencari merek lain
dengan persediaan produk yang lebih mudah ditemukan.

Penelitian yang dilakukan oleh Danaher, Wilson, dan Davis (2003) menunjukkan bahwa
persediaan produk memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand switching. Konsumen
akan cenderung beralih ke merek yang lebih mudah ditemukan jika

merek yang sebelumnya mereka gunakan sulit ditemukan atau tidak tersedia di pasar. Namun,
penelitian ini juga menunjukkan bahwa pengaruh persediaan produk terhadap brand
switching dapat berbeda-beda tergantung pada jenis produk dan merek yang diteliti.

Kesimpulan

Dalam melakukan perpindahan dari merek HP Android ke merek iPhone, terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk melakukan brand switching. Harga,
promosi, dan persediaan produk merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi
keputusan konsumen dalam melakukan brand switching. Konsumen cenderung beralih ke
merek yang menawarkan harga yang lebih terjangkau, melakukan promosi yang menarik dan
efektif, serta mudah ditemukan di pasar.

Namun, penting juga untuk dicatat bahwa pengaruh faktor-faktor tersebut tergantung pada
preferensi dan kebutuhan konsumen. Seorang konsumen mungkin lebih memilih produk yang
memiliki harga lebih tinggi asalkan fitur dan kualitasnya sebanding dengan harga yang
ditawarkan. Begitu juga dengan promosi dan persediaan produk, yang pengaruhnya
tergantung pada preferensi dan kebutuhan konsumen.
Daftar Pustaka

Astuti, N. W., & Cahyadi, A. (2007). Brand equity dan konsekuensi perpindahan merek
(Brand switching). Jurnal Manajemen Pemasaran Petra, 1(1), 1-10.

Peter, J. P., & Olson, J. C. (2003). Consumer behavior and marketing strategy (7th ed.).
McGraw-Hill/Irwin.

Swastha, D. K., & Irawan, I. (2005). Pengaruh karakteristik produk dan personaliti brand
terhadap brand switching. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 7(2), 141-151.

Swastha, D. K. (2002). Manajemen pemasaran modern (1st ed.). Liberty.

Chaudhuri, A., & Holbrook, M. B. (2001). The chain of effects from brand trust and brand
affect to brand performance: The role of brand loyalty. Journal of marketing, 65(2), 81-93.

Danaher, P. J., Wilson, I. W., & Davis, R. A. (2003). A comparison of online and offline
consumer brand loyalty. Marketing science, 22(4), 461-476.

Kotler, P., Keller, K. L., Ang, S. H., Leong, S. M., & Tan, C. T. (2012). Marketing
management: an Asian perspective. Pearson.

Nelson, M. R. (1970). Information and consumer behavior. The Journal of Political


Economy, 78(2), 311-329.

Park, C. W., Jaworski, B. J., & MacInnis, D. J. (1986). Strategic brand concept-image
management. Journal of marketing, 50(4), 135-145.

Rangkuti, F. (2018). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Gramedia Pustaka
Utama.

Sheth, J. N., & Parvatiyar, A. (1995). The evolution of relationship marketing. International
business review, 4(4), 397-418.

Tjiptono, F. (2018). Pemasaran Strategik. ANDI.

Wibowo, A. (2019). Analisis Pengaruh Harga, Promosi, dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus: Industri Makanan Ringan di Kota Semarang).
Jurnal Ilmu Manajemen, 7(1), 1-10.

Anda mungkin juga menyukai