Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan bisnis di era Abad ke-21 telah berkembang sangat pesat dan
mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Dimana salah satu contoh
perubahan tersebut yaitu dalam hal perubahan teknologi dan gaya hidup (life
style), dimana hal ini tak lepas dari pengaruh globalisasi yang kini terjadi. Dalam
era globalisasi ini, jumlah merek dan produk yang bersaing dalam pasar menjadi
sangat banyak sehingga konsumen memiliki ragam pilihan dan alternatif produk
dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhannya dan berhak memilih sesuai yang
konsumen inginkan. Dengan adanya persaingan yang terjadi, hal tersebut
menuntut para pelaku bisnis untuk mengeluarkan segala kemampuan yang mereka
miliki agar dapat bersaing di pasar.
Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang
berasal dari perusahaan sejenis, membuat perusahaan semakin dituntut agar
bergerak lebih cepat dalam hal menarik konsumen. Sehingga perusahaan yang
menerapkan konsep pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya dalam usaha-usaha
pemasaran sebuah produk yang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan dalam
konsep, salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan adalah dengan
mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen atau pasar sasaran serta
memberikan kepuasan yang diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing (Kotler, 1996). Pengambilan keputusan pembeli
dipengaruhi kemampuan perusahaan menarik pembeli, dan selain itu juga
dipengaruhi faktor-faktor diluar perusahaan. Proses pengambilan keputusan
pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, namun proses
pengambilan keputusan tersebut akan diwarnai oleh ciri kepribadian, usia,
pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) secara
umum keputusan pembelian adalah seleksi dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Tindakan memilih tersebut diperjelas lagi oleh (Dharmmesta dan Handoko, 1997)
sebagai tindakan pengambilan keputusan yang meliputi keputusan tentang jenis
dan manfaat produk, keputusan tentang bentuk produk, keputusan tentang merek,
keputusan tentang jumlah produk, keputusan tentang penjualnya dan keputusan
tentang waktu pembelian serta cara pembayarannya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut istilah keputusan pembelian dapat
diartikan sebagai bagian dari perilaku konsumen yang bertujuan untuk
menentukan proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu barang atau
jasa dimana individu terlibat secara langsung dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang atau jasa yang ditawarkan tersebut. Oleh karena itu
kesimpulan terbaik individu untuk melakukan pembelian terbentuk berdasarkan
kebutuhan dan keinginannya. Perusahaan harus bisa memasarkan produk atau jasa
yang diproduksi kepada konsumen agar dapat bertahan dan bersaing dengan
perusahaan lain. Menurut Kotler & Amstrong (2007) kualitas produk yang
merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi
hanya perusahaan dengan kualitas produk paling baik yang akan tumbuh dengan
pesat, dan dalam jangka waktu yang panjang perusahaan tersebut akan lebih
berhasil dari perusahaan yang lain.suatu perusahaan delam mengeluarkan produk
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Keunggulan-
keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan akan menimbulkan
suatu kesadaran akan merek produk tersebut. Kualitas produk merupakan faktor
penentu tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen setelah melakukan pembelian
dan pemakaian terhadap suatu produk. Pengalaman yang baik atau buruk terhadap
produk akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian kembali atau
tidak. Sehingga pengelola usaha dituntut untuk menciptakan sebuah produk yang
disesuaikan dengan kebutuhan atau selera konsumen.
Para ekonom memberikan terminology consumer surplus untuk mengartikan
perbedaan harga yang dibayar oleh konsumen dengan jumlah lebih dari yang
tadinya akan dibayar oleh konsumen tersebut untuk mendapatkan manfaat
(benefits) yang ditawarkan produk tersebut. Bila perceived cost yang dimiliki
suatu produk melebihi perceived benefits yang ada, maka yang terjadi adalah
bahwa produk tersebut memiliki negative value. Sebaliknya jika perceived
benefits yang lebih berat maka yang terjadi produk tersebut adalah positive value.
Jadi apabila perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan manfaat produk
yang baik maka pelanggan akan merasa puas. Tingkat harga yang diterapkan oleh
perusahaan mempengaruhi kuantitas yang terjual. Selain itu secara tidak langsung
harga juga mempengaruhi biaya, karena kuantitas yang terjual berpengaruh pada
biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya dengan efisiensi produksi. Oleh karena
penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total, maka keputusan
dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam perusahaan
(Tjiptono, 2002). Harga juga merupakan variabel penting. Harga yang rendah atau
harga yang terjangkau memicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Harga
juga merupakan variabel penting. Harga yang rendah atau harga yang terjangkau
memicu untuk meningkatkan kinerja pemasaran. Namun harga juga menjadi
indicator kualitas dimana suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok
dengan harga yang tinggi pula. Harga akan dapat mempengaruhi kesadaran
konsumen akan suatu merek produk tertentu. Namun harga juga menjadi indikator
kualitas dimana suatu produk dengan kualitas tinggi akan berani dipatok dengan
harga yang tinggi pula. Harga akan dapat mempengaruhi kesadaran konsumen
akan suatu merek produk tertentu. Berdasarkan penelitian yang sudah mengenai
harga diambil kesimpulan bahwa dengan harga yang relatif kecil atau dibawah
harga standar yang ditawarkan kepada konsumen, ternyata banyak perusahan
yang mengalami keuntungan dari segi penjualan. Tetapi, semua itu didasarkan
pada kualitas produknya. Biasanya, perusahaan yang menjalankan usaha dibidang
manufaktur tidak terlalu menfokuskan diri pada kegiatan-kegiatan yang sering
melibatkan orang banyak, antara produsen dan konsumen. Vans adalah Brand
yang cukup ternama. Vans tersebut cukup terkenal di masyarakat khususnya
dikalangan anak sekolah, mahasiswa, mapun orang dewasa.
Di Indonesia, produk Vans memiliki cukup banyak penggemar. Bahkan
terdapat komunitas yang berisikan para pengguna dan penggemar Vans, yang
menamakan diri mereka “Vanshead”. Beberapa kota yang terdapak komunitas
Vanshead adalah Makassar, Surabaya, Bali, Yogyakarta, Malang, Bekasi,
Sukabumi, Semarang, Kediri, Pontianak, Pekanbaru, Tangerang, Palembang,
Solo, Lampung, Garut, Medan, dan lainnya. Kegiatannya adalah melakukan
gathering untuk membahas berita terbaru tentang Vans, sharing, tips merawat dan
membersihkan sepatu Vans, dan lainnya.
Model sepatu yang ditawarkan oleh Vans memiliki keunikan yang
membedakannya dengan sepatu dari merek lain. Walaupun hanya memiliki
beberapa jenis utama, namun Vans sering berkolaborasi dengan band, seniman,
dan merek lain untuk membuat motif yang beragam sehingga para penggemarnya
tidak merasa bosan. Harga sepatu Vans yang asli berkisar antara Rp 600.000,-
sampai Rp 3.500.000,-. Vans identik dengan kehidupan anak muda yang enerjik
dan penuh kreativitas. Dibuktikan dengan seringnya menjadi sponsor dari acara
olahraga atau hobi yang diminati oleh kebanyakan anak muda seperti selancar,
skateboard, dan BMX. Vans juga menggelar event musik tahunan yang diberi
nama “Vans Warped Tour”, yang digelar di kota-kota di Amerika denganband
pengisi yang beraliran music alternative dan pop-punk yang memiliki banyak
penggemar.
Di era globalisasi ini, konsumen semakin menuntut dan kritis ketika akan
memutuskan melakukan pembelian suatu produk. Konsumen semakin tidak
mudah puas, sehingga apabila ada merek yang membuat produk lebih baik
daripada kompetitor, maka konsumen dapat dengan mudah untuk berpindah
merek. Untuk penggunaan berat seperti olahraga, sepatu Vans didesain untuk
dipakai dalam olahraga seperti skateboard dan BMX, karena nyaman dan sesuai.
Akan tetapi tidak cocok apabila digunakan untuk olahraga lari atau basket.
Banyak konsumen mengeluhkan mengenai desain gambar dan warna pada
sepatunya yang cepat luntur. Selain itu juga bagian sol atau tapak sepatunya
sangat licin apabila tidak ada perawatan khusus. Sehingga tidak cukup tahan
untuk pemakaian dalam jangka waktu yang lama. Sementara merek kompetitor
seperti Adidas, memiliki ketahanan yang lebih baik.
Konsumen harus diyakinkan mengenai apa yang ditawarkan kepada mereka,
terutama mengenai kualitas, untuk menciptakan persepsi mereka mengenai
produk, sampai akhirnya memutuskan untuk membeli suatu produk. Mulyana
(2001), mendefinisikan persepsi sebagai suatu proses internal yang
memungkinkan kita untuk memilih, mengorganisasikan, serta menafsirkan
rangsangan dari lingkungan dan dari proses tersebut dapat mempengaruhi
perilaku pembelian nantinya. Ragam konsumen secara psikologis tercermin dari
motivasi, sikap dan persepsi mereka terhadap sebuah produk. Keragaman ini
menciptakan variasi dalam pemrosesan informasi konsumen dan hasilnya setiap
konsumen akan memiliki perbedaan
dalam memproses pengambilan keputusan
pembelian.
Berpijak pada uraian latar belakang masalah yang diuraikan diatas dapat
diajukan sebuah penelitian dengan judul “PENGARUH HARGA, PROMOSI
DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
SEPATU VANS”

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh secara simultan Harga, Promosi dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans ?
2. Bagaimana pengaruh secara parsial Harga, Promosi dan Kualitas Produk
terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans ?
3. Variabel manakah dari Harga, Promosi dan Kualitas Produk yang pengaruhnya
paling dominan terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans ?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan Harga, Promosi dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial Harga, Promosi dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Vans.
3. Untuk mengetahui variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap
Keputusan Pembelian Sepatu Vans.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada
pihak :
1. Bagi Pembaca
Penelitian ini diharapkan nantinya dapat memberikan wawasan kepada
pembaca tentang seberapa besar pengaruh Harga, Promosi dan Kualitas
Produk terhadap Keputusan Pembelian.
2. Bagi Penulis
Untuk mengetahui tingkat Keputusan Pembelian terhadap Harga,
Promosi dan Kualitas Produk untuk menerapkan ilmu pelajaran yang selama
ini dipelajari dalam perkuliahan.
3. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
manajemen untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam upaya
mengembalikan tingkat kepercayaan customer dengan cara memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian sehingga mampu meningkatkan volume penjualannya kembali.
Penelitian ini pun diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan sehingga dapat dipergunakan
dalam menentukan kebijakan kedepannya.
1.5 Sistematika Penulisan
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan ini disusun berdasarkan bab demi
bab yang akan diuraikan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TELAAH PUSTAKA


Berisi tentang landasan teori penunjang, penelitian terdahulu yang
sejenis, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN


Berisi tentang variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan
sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode
analisis yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN


Berisi tentang hasil dan pembahasan berisi gambaran umum objek
penelitian, analisis data dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, implikasi manajerial
dan teoritis dari hasil peneliti.

Anda mungkin juga menyukai