Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Persaingan usaha makin kompetitif menyebabkan terjadinya pergeseran

paradigma pemasaran. Semua pemasaran didefinisikan sebagai semua kegiatan

yang bertujuan untuk memperlancar menjadi barang atau jasa dari produsen ke

konsumen secara efisien, kemudian berkembang menjadi suatu konsep bisnis

strategi yang bisa memberikan kepuasan yang berkelanjutan. Namun seiring

dengan perkembangan zaman paradigma tersebut berubah karena masyarakat

semakin kritis dan haus akan informasi serta semakin selektifnya masyarakat dalam

memilih suatu produk. Diferensiasi pada tingkat produk makin sulit untuk

dilakukan. Persaingan di tingkat produk begitu ketat mempersempit ruang gerak

inovasi produk untuk melakukan diferensiasi. Usaha menciptakan dan

mempertahankan konsumen yang loyal untuk salah satu jalan untuk menjaga

loyalitas pelanggan dapat dilakukan dengan menciptakan hubungan emosional

antara konsumen dengan produk. Perubahan perilaku masyarakat yang semakin

mengarah ke berbagai hal praktis menjadi peluang tersendiri bagi pelaku bisnis. Hal

tersebut memunculkan banyak produk bisnis dalam kemasan yang praktis menjadi

marak dalam persaingan. Begitu pula dengan bisnis air minum dalam kemasan atau

yang umum di kenal dengan AMDK (air minum dalam kemasan) yang semakin

berkembang.

1
Dulu banyak orang yang pesimis dan beranggapan “air kok dijual”, namun

seiring dengan perkembangan zaman paradigma tersebut berubah. Sekarang banyak

perusahaan bersaing dengan ketat dalam memasarkan berbagai produk air minum

kemasan dengan berbagai merek misalnya, AMNU, AQUA, Nestle, Total, dll. Air

merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Tubuh membutuhkan

setidaknya 5-8 gelas atau 1,5 liter air perhari, maka tidak heran jika masyarakat

lebih selektif dalam memilih air minum kemasan selain merupakan kebutuhan vital

manusia air minum juga baik untuk kesehatan. Untuk produk air minum dalam

kemasan, Aqua dari Danone masih terkuat. Untuk membangun merek yamg kuat di

mata masyarakat dibutuhkan kerja keras bertahun-tahun oleh sebab itu merek

menjadi sangat penting (Abdullah, 2016:48).

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, memungkinkan perusahaan

menghasilkan produk dan jasa dalam jumlah banyak. Kemampuan menghasilkan

produk dan jasa tidak ada artinya apabila produk dan jasa yang dihasilkan tidak

sesuai dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen. Untuk mengetahui

apa keinginan, kebutuhan, dan harapan konsumen tersebut, pemasar harus

menganalisis perilaku pembelian konsumen karena reaksi pembeli terhadap strategi

pemasaran perusahaan memiliki dampak yang besar terhadap keberhasilan

perusahaan. Dalam analisis perilaku konsumen perlu dikaji dasar pertimbangan

konsumen dalam melakukan pembelian. Pada dasarnya, barang dan jasa yang dibeli

oleh konsumen adalah untuk memenuhi kebutuhan. Konsumen akan memilih

barang-barang yang dapat memenuhi harapannya, barang-barang yang diperkirakan

tidak memenuhi harapannya, tentu saja tidak akan dibeli. Sebab titik berat

2
pandangan konsumen adalah barang yang sesuai dengan keinginannya. Konsumen

sebagai sasaran pemasaran produk perusahaan, seleksi menentukan sendiri apa

yang ingin dibeli, sehingga antara konsumen satu dengan yang lain, belum tentu

akan memilih produk yang sama. Dalam pemilihan air minum dengan sekian

banyak alternatif air minum yang sesuai dengan kebutuhannya, maka konsumen

membutuhkan berbagai masukan atau informasi yang akan menjadi landasan untuk

mengambil keputusan membeli suatu produk air minum. Seorang konsumen

biasanya dalam melakukan pemilihan pembelian terhadap suatu produk, melihat

dulu atribut-atribut dari produk yang ditawarkan. Atribut di sini maksudnya adalah

unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

dalam pengambilan keputusan pembelian. Seorang konsumen mungkin

menganggap rasa air minum tertentu lebih enak rasanya dan berbeda pula dengan

konsumen yang lainnya, yang mungkin menganggap air minum tersebut kurang

memberikan kepuasan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat keputusan pembelian ialah cara

proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu di

antaranya. Maka bagi perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk dengan

strategi yang lebih baik lagi, sehingga perusahaan tersebut mencapai tujuan yang

lebih baik lagi sebagai perusahaan yang besar dan dapat mengembangangkan

produknya dengan lancar dan juga persaingan suatu perusahaan dapat memicu

minat pembeli dalam membeli air minum dalam kemasan AMNU ( air minum NU)

3
dalam hal ini persaingan dapat dilihat dari kemasan, harga, produk atau sumber air

yang didapat (Setiadi, 2011:38).

Bagi konsumen kualitas produk merupakan salah satu penentu dalam

menentukan pilihan sebelum membeli. Kualitas produk mempunyai arti sangat

penting dalam keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang dihasillkan

bagus atau berkualitas maka konsumen cenderung melakukan pembelian ulang

sedangkan bila kualitas produk tidak sesuai dengan yang diharapkan maka

konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk sejenis lainnya. Meskipun

konsumen mempunyai persepsi yang berbeda terhadap kualitas produk, tetapi

setidaknya konsumen akan memilih produk yang dapat memuaskan kebutuhan

lainnya. Sedangkan harga merupakan salah satu faktor penentu dalam menetapkan

keputusan pembelian, karena konsumen atau calon konsumen dalam memutuskan

membeli suatu produk jika manfaat dan kualitas lebih besar atau sama dengan apa

yang telah konsumen bayar, maka keputusan barang itu sudah layak jual atau tidak

(Hanifaradiz, 2016:6).

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan

pelayananya harga juga didefinisikan sebagai suatu nilai tukar untuk manfaat yang

ditimbulkan oleh barang atau jasa tertentu bagi seseorang. Semakin tinggi manfaat

yang dirasakan konsumen dari produk atau jasa tertentu, maka semakin tinggi nilai

tukar barang dan jasa tersebut bagi konsumen dan semakin besar pula alat

penukaran yang dikorbankan. Dari sudut pandang konsumen, harga sering kali

digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan

4
manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan

konsumen meningkat maka nilainya akan meningkat seringkali pula dalam

penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan

suatu barang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang

atau jasa substitusi. konsumen mengharapkan harga yang sepadan dengan kualitas

produk dari pembelian yang dilakukannya (Swastha dan Irawan, 2002: 241).

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh

perilaku konsumen. Proses tersebut sebenarnya merupakan proses pemecahan

masalah dalam rangka memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen. Menurut

Kotler dan Keller (2010:234) keputusan pembelian merupakan proses psikologis

dasar ini memainkan peran penting dalam memahami bagaimana konsumen secara

aktual mengambil keputusan pembelian. Para pemasar harus memahami setiap sisi

perilaku konsumen. Para konsumen melewati lima tahap proses pembelian, yaitu

pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian,

dan perilaku pasca pembelian. Sedangkan menurut Setiadi (2008:416), keputusan

pembelian merupakan perilaku konsumen dalam memperlakukan pengambilan

keputusan konsumen sebagai pemecahan masalah yang dihadapinya.

Keputusan pembelian merupakan mengidentifikasikan semua pilihan yang

mungkin untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilihan-pilihan secara

sistematis dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan keuntungan

serta kerugiannya masingmasing. Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho

(2010:11) adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan

5
konsumen terhadap suatu produk dan jasa untuk mengevaluasi dua atau lebih

alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Berdasarkan definisi tersebut disimpulkan bahwa keputusan pembelian

adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah

produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan

suatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelesaian masalah

dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi

pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Keputusan pembelian ialah perilaku konsumen jadi atau tidaknya

melakukan suatu pembelian. Banyaknya konsumen pengambil keputusan

merupakan salah satu faktor penentu yang menentukan tercapai tidaknya tujuan

perusahaan. Keller (2010:11) menunjukkan bahwa keputusan pembelian

didasarkan pada bagaimana konsumen memandang harga aktual saat ini yang

mereka pertimbangkan. Ini bukan harga daftar pemasar, artinya, harga yang dipilih

konsumen pada tahap pembelian adalah harga yang dirasakan secara emosional dan

kognitif yang dibentuk oleh konsumen pada tahap pencarian informasi dan

pengetahuan. Beragamnya kegiatan santri yang mengharuskan setiap waktu

dipesantren mendorong kebutuhan santri akan air minum, hal inilah yang

menyebabkan adanya perilaku pembelian AMDK (air minum dalam kemasan) di

lingkungan PPM (Pondok Pesantren Mondren) Al Azhar Muncar.

Dalam hal ini santri sebagai objek dalam penelitian ini, karena bagi santri

air minum dalam kemasan sangat penting karena masalah yang terjadi saat ini ada

santri yang masih mengkonsumsi merek yang kurang pas atau belum standart

6
nasional dan masih ada yang mengkonsumsi air kran dan mengakibatkan santri

terkena pilek dan deman karena yang di konsumsi belum standart nasional,jadi

mengakibatkan kurang sehatnya air dalam pesantren dan dari sini santri sudah di

fokuskan untuk mengonsumsi AMDK (air minum dalam kemasan) dan berdasarkan

observasi yang dilakukan, dapat diketahui bahwa santri di PPM (Pondok Pesantren

Mondren) Al Azhar Muncar membeli air minum dalam kemasan, dan mereka lebih

memilih merek AMNU( air minum dalam kemasan) karena AMNU merupakan

produk yang sudah dipercaya bagi kalangan santri selain itu dalam produk AMNU

juga sudah di uji coba dari rasa,bau,kualitas aman semua dan dengan label halal dan

berbasis santri.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penulis memilih gagasan yang

berjudul “Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli Air minum dalam kemasan NU (AMNU) di PPM (Pondok Pesantren

Modren) Al Azhar Muncar.”

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang di ajukan adalah

sebagai berikut:

1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam memilih produk air

minum dalam kemasan Amnu di Ponpes Al-Azhar Muncar

7
C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui apa saja yang mempengaruhi konsumen dalam memilih

produk Amnu.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Manfaat teoritis bagi peneliti yaitu peneliti memiliki wawasan yang luas

tentang mempengaruhi keputusan konsumen dalam pengenalan masalah,

pecanrian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli atau tidak dan

prilaku pasca membeli dalam membeli air minum kemasan NU (AMNU)

2. Manfaat Praktis

Dalam penelitian ini peneliti memiliki manfaat praktis manfaat yang dapat

diberikan untuk Santri dari penelitian ini yaitu, diharapkan dapat memberikan

kontribusi praktis dan bermanfaat pada Pesantren untuk dapat mengembangkan

faktor-faktor keputusan konsumen di masa yang akan datang yang kulitas dan

harga baik dan aman serta menarik , sehingga konsumen dapat tetap menerima

dan selalu mengonsumsi air minum dalam kemasan Amnu di PPM Al Azhar

Muncar.

E. Definisi Konsep dan Operasional

1. Definisi Konsep

a. Pengertian Keputusan Konsumen

Menurut Kolter dan Keller (2011:184) Keputusan konsumen akan

menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka, dan

8
proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang

terjadi tiga tahap yaitu:

1) Kualitas produk

2) Harga

3) Pemasaran

2. Definisi Operasional

a. Pengertian Keputusan Konsumen

Keputusan konsumen adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah

pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi

keinginan dan kebutuhannya dalam penelitian ini peneliti menggunakan judul

faktor yang mempengaruhi keputusan konsemen dalam membeli AMDK agar

santri Ponpes Al-Azhar Muncar dapat memilih atau membeli AMDK dengan

aman dan sehat sebelum membeli dan dari masalah keputusan konsumen,

konsumen dapat memproses pendekatan penyelesaian masalah yang terjadi

seperti:

1) Kualitas produk

2) Harga

3) Pemasaran

9
BAB II

KAJIAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Pengertian Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen

Menurut Nasir (2011:183) Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen

adalah kualitas produk, harga, pemasaran. Sebagian factor-faktor tersebut tidak

di perhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus di perhitungkan untuk

mengetahui seberapa jauh factor-faktor keputusan konsumen tersebut mempu

pengaruhi konsumen. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen sebagai

berikut ;

1) Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk

memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk diperlukan untuk

mempertemukan hasil perusahaan dengan permintaan yang ada agar

produk yang diperlukan oleh konsumen, memberikan kepuasan pada

konsumen dan sekaligus menguntungkan perusahaan.

2) Harga

Penepatan harga sangat berpengaruh pada penetapan posisi

produknya berdasarkan kualitas, selain itu penetapan harga juga

bertujuan untuk mencapai memperoleh keuntungan. Harga adalah

jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang

10
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan

pelayanannya .

3) Pemasaran

Strategi pemasaran memerlukan keputusan-keputusan dari

manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan yaitu

keputusan-keputusan di bidang perencanaan produk, penetapan harga,

saluran distribusi serta promosi. Bauran pemasaran adalah kombinasi

dari empat variabel yaitu: produk, struktur harga, kegiatan promosi dan

sistem distribusi dari keempat unsur bauran pemasaran tersebut saling

berhubungan dan berpengaruh satu sama lain, sehingga harus

diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran yang

mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi, di

dalam bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling

mendukung satu dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan

digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan

didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat

mempengaruhi permintaan akan produknya. pemasaran.

a. Kualitas produk

Kualitas produk menurut Fortuna (2018:20) merupakan hal penting

yang harus diusahakan oleh setiap perusahaan apabila menginginkan produk

yang dihasilkan dapat bersaing di pasar. Dewasa ini, dikarenakan kemampuan

ekonomi dan tingkat pendidikan masyarakat cenderung meningkat, sebagian

masyarakat semakin kritis dalam mengkonsumsi suatu produk. Konsumen

11
selalu ingin mendapatkan produk yang berkualitas sesuai dengan harga yang

dibayar, walaupun terdapat sebagian masyarakat yang berpendapat bahwa,

produk yang mahal adalah produk yang berkualitas.

Konsep produk menyatakan bahwa konsumen akan lebih menyukai

produk-produk yang menawarkan fitur-fitur yang paling bermutu,

berprestasi, atau inovatif. Produk adalah segala sesuatu yang dapat

ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan. Kualitas

adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan

penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Jika hal itu dapat

dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap

memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.

Perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut

menentukan pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila

dalam situasi pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas

produk akan semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu,

konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan

pelengkap inovatif yang terbaik.

Kualitas produk menurut Kolter dan Amstrong (2015:256)

kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi

daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan, operasi dan perbaikan serta

atribut lainnya. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya

dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas,

12
yaitu: kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas

sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif. Namun

demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi

pembeli tentang kualitas produk tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka

kualitas produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat

memuaskan konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang

menunjuk pada atribut atau sifat-sifat yang terdapat dalam suatu barang atau

hasil. Permasalahan mengenai kualitas menjadi penting bagi konsumen dan

perusahaan. Terdapat beberapa konsep yang saling berhubungan mengenai

kualitas, yaitu:

a) Kualitas objektif atau kualitas yang sebenarnya, yaitu besarnya barang

atau jasa menunjukan keunggulan dari produknya kepada konsumen.

b) Kualitas berdasarkan kepada produk, yaitu menyangkut sifat dan jumlah

dari bahan-bahan penampilan fisik produk termasuk juga layanan.

c) Kualitas dari sudut pandang konsumen (kualitas yang diterima oleh

konsumen), yaitu persepsi konsumen mengenai keseluruhan kualitas atau

keunggulan produk dihubungkan dengan maksud penggunaannya berikut

alternatif-alternatifnya.

Hal ini menunjukkan kualitas yang diterima oleh kosumen

merupakan konsep yang terpenting terutama apabila seluruh perhatian

perusahaan ditunjukan bagi pemenuhan secara objektif hanya dari sudut

pandang konsumen. Ekspetasi konsumen terhadap suatu produk juga

13
mempengaruhi kualitas suatu produk. Berdasarkan levelnya, produk dapat

dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu:

a) Produk inti, yang menawarkan manfaat dan kegunaan utama yang

dibutuhkan pelanggan.

b) Poduk dasar, mencerminkan fungsi dasar dari suatu produk.

c) Produk yang diharapkan merupakan sekumpulan atribut dan kondisi yang

diharapkan pada saat pelanggan membeli.

d) Produk yang ditingkatkan, memberikan jasa dan manfaat tambahan

sehingga membedakan penawaran perusahaan.

e) Produk potensial, yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk

yang mungkin akan dilakukan di masa yang akan datang.

b. Harga

Harga menurut Hanifaradiz (2016:57) merupakan satu-satunya

elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan bagi perusahaan.

Oleh karena itu harga harus ditetapkan dengan benar dan sesuai, dimana harga

dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli

suatu produk. Harga adalah besaran yang dibayar oleh konsumen untuk

mendapatkan produk atau jasa yang dijual oleh perusahaan. Pertukaran atau

pengukur nilai suatu produk dalam pasar biasanya mengunakan uang. Jumlah

uang tersebut biasanya menunjukkan suatu produk atau jasa yang ingin dibeli

oleh konsumen, maka konsumen akan mengeluarkan sejumlah uang sebagai

pengganti barang atau jasa tersebut. Sehingga harga merupakan nilai suatu

14
barang atau jasa yang diukur dengan jumlah uang yang ditetapkan oleh

penjual dan pembeli untuk memperoleh suatu produk.

Harga juga dapat diartikan sebagai sejumlah nilai atau uang yang

dibebankan atas suatu produk atau jasa untuk jumlah nilai yang ditukar

konsumen atas manfaat-manfaat harga yang telah menjadi faktor penting

yang mempengaruhi pilihan pembeli. Harga merupakan salah satu atribut

penting yang dievaluasi oleh konsumen sehingga manajer perusahaan perlu

benar-benar memahami peran tersebut dalam mempengaruhi sikap

konsumen. Kesalahan dalam menentukan harga dapat menimbulkan berbagai

konsekuensi dan dampak bagi perusahaan. Tindakan penentuan harga yang

melanggar etika dapat menyebabkan pelaku usaha tidak disukai pembeli.

Bahkan para pembeli dapat melakukan suatu reaksi yang dapat menjatuhkan

nama baik penjual, apabila kewenangan harga tidak berada pada pelaku usaha

melainkan berada padakewajiban pemerintah, maka penetapan harga yang

tidak diinginkan oleh pembeli oleh banyak orang atau sebagian kalangan,

reaksi penolakan itu bisa diekspresikan dalam berbagai tindakan yang

kadang-kadang mengarah padatindakan narkis atau kekerasan yang

melanggar norma hukum (Umar, 2010:21).

Harga hanya terjadi pada akad, yakni sesuatu yang direlakan dalam

akadbaik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai barang. Biasanya

harga dijadikan penukaran barang yang diridhai oleh kedua pihak yang

melakukan akad. Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas dapat dijelaskan

bahwa harga merupakan sesuatu kesepakatan mengenai transaksi jual beli

15
barang/jasa dimana kesepakatan tersebut diridhai oleh kedua belah pihak baik

dari penjual maupun pembeli dalam keadaan rela atau suka sama suka

sehingga dapat memperoleh suatu produk yang diinginkan. Menurut Kolter

dan Amstrong (2011:278) harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan para pembeli yaitu:

a) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para

pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat tertinggi yang

diharapkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian dengan adanya

harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara

mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang atau jasa.

Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia.

b) Peranan informasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam “mendidik”

konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan

untuk menilai faktor produksi atau manfaatnya secara objektif. Persepsi

yang sering berlaku adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan

kualitas yang tinggi.

c. Pemasaran

Aktivitas pemasaran menurut Salidin (2010:12) dalam perusahaan

tentunya dipengaruhi oleh manajemen pemasarannya. Oleh karena itu maka

manajemen perusahaan merupakan hal penting yang memiliki peranan yang

kuat dalam mencapai tujuan sedangkan tugas dari manajemen pemasaran itu

sendiri adalah melakukan perencanaan mengenai bagaimana mencari peluang

16
pasar untuk melakukan pertukaran barang dan jasa dengan konsumen. Setelah

itu, manajemen pemasaran mengimplementasikan rencana tersebut dengan

cara melaksanakan strategi-strategi pemasaran untuk menciptakan dan

mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan konsumen demi

tercapai tujuan perusahaan. Manajemen yang baik akan meningkatkan

penjualan yang lebih baik lagi, sehingga akan mempertahankan posisi

perusahaan, untuk mewujudkanya perlu adanya perencanaan dalam suatu

perencanaan harus menggambarkan mengenai “apa”, “Bagaimana”,

“Mengapa” dan kapan dilakukan.

Manajemen pemasaran adalah Seni dan ilmu memilih pasar sasaran

dan mendapatkan, menjaga dan menumbuhkan pelanggan dengan

menciptakan, menyerahkan, dan mengkomunikasikan nilai pelanggan yang

unggul. Setiap Perusahaan harus menganalisa, merencanakan dan

mengimplementasikan dan mengontrol aktifitas pemasarannya karena

manajemen pemasaran merupakan proses untuk meningkatkan efesiensi dan

efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan atau

organisasi. Berdasarkan uraian telah dijelaskan, maka dapat dipahami bahwa

manajemen pemasaran merupakan proses perencanaan dan pelaksanaan

untuk meningkatkan efesiensi dan efektifitas kegiatan pemasaran suatu

produk yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi (Daryanto, 2011:77).

Ada empat filosofi persaingan yang secara kuat mempengaruhi suatu

aktivitas manajemen pemasaran sebagai berikut:

17
a) Orientasi Produksi, Suatu filosofi yang berfokus pada kemampuan

internal perusahaan yang melebihi dari keinginan dan kebutuhan pasar.

b) Orientasi Penjualan, Pendapat bahwa orang akan membeli barang dan

jasa yang lebih baik jika menggunakan teknik penjualan yang agresif dan

penjualan yang tinggi tersebut akan mendatangkan keuntungan yang

tinggi pula

c) Orientasi Pasar, Filosofi yang menganggap bahwa suatu penjualan tidak

bergantung pada sebuah penjualan yang agresif tetapi lebih pada

keputusan konsumen untuk membeli produk.

d) Orientasi Sosial, Suatu organisasi ada tidak hanya untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen saja serta memenuhi tujuan

organisasi tetapi juga untuk melindungi atau untuk mempertinggi

kepentingan yang terbaik atas individu dan masyarakatnya dalam jangka

Panjang.

B. Kajian Teori dalam Perspektif Islam

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Keputusan Konsumen dalam

Islam

1) Kualitas Produk dalam Islam

Produk pada Al-Qur’an dinyatakan dalam dua istilah, yaitu al-

tayyibat dan al-rizq. Al-tayyibat merujuk pada suatu yang baik, suatu yang

murni dan baik, sesuatu yang bersih dan murni, sesuatu yang baik dan

menyeluruh serta makanan yang terbaik. Al-rizq merujuk pada makanan yang

18
diberkahi tuhan,pemberian yang menyenangkan dan ketetapan Tuhan.

Menurut Islam produk konsumen adalah berdaya guna, materi yang dapat

dikonsumsi yang bermanfaat yang bernilai guna, yang menghasilkan

perbaikan material, moral, spiritual bagi konsumen. Sesuatu yang tidak

dilarang dalam Islam bukan merupakan produk dalam pengertian Islam.

Barang dalam ekonomi konvensional adalah barang yang dapat

dipertukarkan. Tetapi barang dalam Islam adalah barang yang dapat

dipertukarkan dan berdaya guna secara moral.

Menurut Rivai (2014:257) Dalam prespektif Islam produk harus

memenuhi ketentuan halal, tidak menyebabkan pikiran kotor atau rusak, tidak

menggangu, dan produk harus tepat secara kuantitas dan kualitasnya.

Sebagaimana firman-Nya dalam Q.S Al-Baqarah [2]: 168:

َ َٰ ‫ش أي‬
ُ‫ط ِن ۚ ِإ َّنهۥ‬ َّ ‫ت ٱل‬ ُ ‫وا ُخ‬
ِ ‫ط َٰ َو‬ َ ‫ض َح َٰلَ اًل‬
۟ ُ‫ط ِيباا َو ََل تَتَّ ِبع‬ ِ ‫وا ِم َّما ِفى أٱْل َ أر‬ ُ ‫َٰ ََٰٓيأ َ ُّي َها ٱل َّن‬
۟ ُ‫اس ُكل‬
َ ‫لَ ُك أم‬
‫عد ٌُّو ُّم ِبين‬
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
(Q.S. Al Baqarah:168)

Disamping itu didalam kegiatan perdagangan (muamalah), islam

melarang adanya diskriminasi penentuan harga yang berakibat pada

ketidakadilan dan penipuan dalam menentukan harga.Seperti hadis Nabi

Muhammad Saw: “Janganlah kamu menyaingi (secara tidak sehat)

penjualan saudaramu sendiri”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Bagi konsumen kualitas produk merupakan salah satu penentu dalam

menentukan pilihan sebelum membeli. Kualitas produk mempunyai arti

19
sangat penting dalam keputusan pembelian. Apabila kualitas produk yang

dihasillkan bagus atau berkualitas makakonsumen cenderung melakukan

pembelian ulang sedangkan bila kualitas produk tidaksesuai dengan yang

diharapkan maka konsumen akan mengalihkan pembeliannya pada produk

sejenis lainnya. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang berbeda

terhadap kualitas produk, tetapi setidaknya konsumen akan memilih produk

yang dapat memuaskan kebutuhan lainnya. Sedangkan harga merupakan

salah satu faktor penentu dalam menetapkan keputusan pembelian, karena

konsumen atau calon konsumen dalam memutuskan membeli suatu produk

jika manfaat dan kualitas lebih besar atau sama dengan apa yang telah

konsumen bayar.

2) Penentuan Harga dalam Pandangan Islam

Menurut Syafei (2011:163) harga hanya terjadi pada akad, yakni

sesuatu yang direlakan dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama

dengan nilai barang. Biasanya, harga dijadikan penukar barang yang

diridhai oleh kedua pihak yang akad. Dari pengertian di atas dapat

dijelaskan bahwa harga merupakan sesuatu kesepakatan mengenai transaksi

jual beli barang atau jasa di mana kesepakatan tersebut diridhai oleh kedua

belah pihak. Harga tersebut haruslah direlakan oleh kedua belah pihak

dalam akad, baik lebih sedikit, lebih besar, atau sama dengan nilai

barang/jasa yang ditawarkan oleh pihak penjual kepada pihak pembeli.

Menurut Taimiyah (2014:33) yang dikutip oleh Yusuf Qardhawi

(2014:78) “Penentuan harga mempunyai dua bentuk; ada yang boleh dan

20
ada yang haram. Tas’ir ada yang zalim, itulah yang diharamkan dan ada

yang adil, itulah yang dibolehkan.” Selanjutnya Qardhawi (2014:78)

menyatakan bahwa jika penentuan harga dilakukan dengan memaksa

penjual menerima harga yang tidak mereka ridhai, maka tindakan ini tidak

dibenarkan oleh agama. Namun, jika penentuan harga itu menimbulkan

suatu keadilan bagi seluruh masyarakat, seperti menetapkan Undang-

undang untuk tidak menjual di atas harga resmi, maka hal ini diperbolehkan

dan wajib diterapkan. Menurut Qardhawi, jika pedagang menahan suatu

barang, sementara pembeli membutuhkannya dengan maksud agar pembeli

mau membelinya dengan harga dua kali lipat harga pertama. Dalam kasus

ini, para pedagang secara suka rela harus menerima penetapan harga oleh

pemerintah. Pihak yang berwenang wajib menetapkan harga itu.

Dengan demikian, penetapan harga wajib dilakukan agar pedagang

menjual harga yang sesuai demi tegaknya keadilan sebagaimana diminta

oleh Allah. Sedang menurut Ibnu Taimiyah” harga ditentukan oleh kekuatan

permintaan dan penawaran”. Dari definisi tersebut jelaslah bahwa yang

menentukan harga adalah permintaan produk/jasa oleh para pembeli dan

pemasaran produk /jasa dari para pengusaha/pedagang, oleh karena jumlah

pembeli adalah banyak, maka permintaan tersebut dinamakan permintaan

pasar. Adapun penawaran pasar terdiri dari pasar monopoli, duopoli,

oligopoli, dan persaingan sempurna. Apapun bentuk penawaran pasar, tidak

dilarang oleh agama Islam selama tidak berlaku zalim terhadap para

konsumen. Jadi harga harga ditentukan oleh permintaan pasar dan

21
penawaran pasar yang membentuk suatu titik keseimbangan. Titik

keseimbangan itu merupakan kesepakatan antara para pembeli dan para

penjual yang mana para pembeli memberikan ridha dan para penjual juga

memberikan ridha.Jadi para pembeli dan para penjual masing-masing

meridhai.Titik keseimbangan yang merupakan kesepakatan tersebut

dinamakan dengan harga. Ibnu Taimiyah menyatakan: “Besar kecilnya

kenikan harga bergantung pada besarnya perubahan penawaran dan atau

perminan Taimiyah (2011:98).

Bila seluruh transaksi sudah sesuai aturan, kenaikan harga yang

terjadi merupakan kehendak Allah”. Menurut Karim (2010:12) bahwa

penentuan harga dilakukan oleh kekuatan-kekuatan pasar, yaitu kekuatan

permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep Islam, pertemuan

permintaan dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama

rela, tidak ada pihak yang merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada

tingkat harga tersebut. Jadi titik pertemuan antara permintaan dan

penawaran yang membentuk harga keseimbangan hendaknya berada dalam

keadaan rela sama rela dan tanpa ada paksaan dari salah satu pihak.

Landasan hukum Islam yang terdiri dari ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits Nabi

SAW. telah memberikan ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan

penetapan harga Firman Allah SWT.

C. Pemasaran dalam pandangan islam

Menurut Abdurrahman (2011:67) Pemasaran merupakan sistem dari

kegiatan yang ditunjukkan untuk merencanakan, menentukan harga,

22
mempromosikan dan mendristribusikan barang dan jasa untuk memenuhi

kebutuhan manusia dan sosial. Begitu juga yang diajarkan dalam manajemen

syari’ah, sebagai pelaku ekonomi kita harus cerdas dan lebih bias membedakan

mana yang berlaku sebagai kebutuhan dan sebagai keinginan. Antara kebutuhan

dan keinginan sangatlah berbeda maka harus dipisahkan antara kedua hal

tersebut. Pengertian diatas merupakan pengertian secara umum, disini perlu

kiranya disampaikan pengeetian pemasaran syari’ah. Dengan landasan beberapa

yang ada, pemasaran syari’ah adalah sebagai sebuah disiplin bisnis strategi yang

mengarah pada proses penciptaan, penawaran, perubahan value dari suatu

inisiator stakeholder-nya dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan

prinsip-prinsip muamalah dalam islam.

Konsep pemasaran syari’ah sendiri sebenarnya tidak berbeda jauh

dengan konsep pemasaran yang kita kenal sekarang yaitu sebuah ilmu seni yang

mengarah pada proses penciptaan, penyampaian, dan pengkomunikasian value

kepada para konsumen serta menjaga hubungan dengan para stakeholder-nya.

Berbeda dengan pemasaran syariah bukan hanya sebuah teknik pemasaran yang

ditambahkan syari’ah karena ada nilai-nilai lebih pada marketing syariah saja,

tetapi bermakna suatu pemahaman akan pentingnya nilai-nilai etika dan

moralitas pada pemasaran, sehingga diharapkan perusahaan tidak akan serta

merta menjalankan bisnisnya demi keuntungan pribadi saja ia juga harus

berusaha untuk menjalankan dan menawarkan bahkan dapat mengubah value

kepada para stakeholder-nya sehingga perusahaan tersebut dapat menjaga

keseimbangan laju bisnisnya sehingga stabil dan berkelanjutan. Pemasaran

23
spiritual bertujuan untuk mencapai sebuah solusi yang adil dan transparan bagi

semua pihak yang terlibat. Di dalamnya tertanam nilai-nilai moral dan kejujuran.

Tidak ada pihak yang terlibat di dalamnya merasa dirugikan. Tidak ada pula

pihak yang berburuk sangka. Spiritual marketing sangat syarat dengan nilai-nilai

syariah dan dalam implementasinya selalu dijiwai oleh nilai-nilai kebenaran

yang terpancar dari Al-Quran dan Sunnah Nabi.

1. Keputusan membeli dalam Islam

Keputusa membeli merupakan suatu proses pengambilan keputusan

akan pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak

melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan

sebelumnya (Assauri, 2014:141). Dalam pandangan islam pertimbangan-

pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang

benar dan sangat bijak. Sebagaimana dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat

100, menjelaskan.

َ َٰ ‫َفاوقاتٱَالٱلِ ِل ُو َٰأََٰٓ َُ ِي‬


َۡ‫ب َُ ۡبل َُۡۡل‬ َ ‫ب ُۡۡلۡ َُو ِبياطٱلُة َُۡ ۡث َُ َك َك َب ۡجعَ ۡأ َولَ ِوث ِي‬
ُ ۡ‫ب ُۡۡل‬ َ ‫لُق ِي َو ۡت‬
َ ‫سيالَُُّ ث ِي‬
‫نو ِح ۡلفُ ۡت ُمكالَ َعل‬
ُ
Artinya:“Katakanlah, tidak sama yang buruk dengan yang baik meskipun
banyaknya yang burukitu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah, hai
orang-orang yang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.”

Pada ayat ini Allah swt. Menyuruh Rasulullah SAW. unutk

menjelaskan ciri-ciri suatu perbuatan dan orang-orang yang melakukannya yang

akan menyebabkn mereka memperoleh pahala atau siksa-Nya. Ditegaskan

bahwa kejahatan kekejian dan amal saleh.harta benda yang baik atau yang

24
diperoleh dengan jalan yang halal tidaklah sama dengan harta benda yang jelek

atau diperoleh dengan jalan yang tidak halal. Barang-barang yang mendatangkan

mudarat tidaklah sama dengan barang-barang yang bermanfaat. Keputusan

pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan

manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan

kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian

informasi,evaluasi terhadap alternative pembelian, keputusan pembelian, dan

tingkah laku setelah pembelian Basu Dan Handoko, (2010:15).

Keputusan pembelian menurut Nugroho (2013:88) adalah proses

pengintegraisan yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi

dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Proses

pemindahan kepemilikan dalam perdagangan disebut jual beli yang pada surat

An-Nisa’(4) ayat 29 yang berbunyi:

ٍ ‫ع أن ت ََر‬
‫اض‬ َ ‫ارة ا‬ َٰٓ َّ ‫اط ِل ا‬
َ ‫َِل ا َ أن تَ ُك أونَ ِت َج‬ ِ ‫َٰ َٰٓيا َ ُّي َها الَّ ِذيأنَ َٰا َمنُ أوا ََل تَأ أ ُكلُ أَٰٓوا ا َ أم َوالَ ُك أم َب أي َن ُك أم ِب أال َب‬
‫ّٰللا َكانَ ِب ُك أم َر ِح أي اما‬ َ ‫س ُك أم ۗ ا َِّن ه‬ َ ُ‫ِم أن ُك أم ۗ َو ََل تَ أقتُلُ أَٰٓوا ا َ أنف‬
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam
perdagangan yang berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan
janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang
kepadamu.”

D. Kajian Penelitian yang Relevan

Penelitian terdahulu merupakan dasar atau acuan yang berupa teori-teori

atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya, yang bertujuan

untuk mengumpulkan data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau

25
pendekatan yang pernah berkembang dan telah didokumentasikan dalam bentuk

buku, jurnal, naskah, catatan, rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain.

Fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah

yang akan diteliti yaitu pengaruh kualitas produk dan harga terh adap keputusan

pembelian. Oleh karena itu, peneliti melakukan langkah kajian terhadap beberapa

hasil penelitian berupa jurnal-jurnal, dan karya ilmiah lainnya melalui internet.

Adapun penelitian terdahulu dalam ini adalah sebagai berikut:

No Nama dan Judul Peneliti Perbedaan Persamaan Hasil

Tahun

1 Aditiya (2017) Faktor-fsktor Menjelaskan Mengkaji Mengkaji tentang

pembelian tentang tentang prodak produk air minum

produk Air definisi Air minum dan definisi

minum dalam kualitas dan kualitas dan level

kemasan,(stud level kualitas kualitas air

i kasus air

konsumen

AMDK merek

Le Miniral di

Yogyakarta)

2 Abdurrahman Faktor-faktor Menjelaskan Mengkaji Mengkaji tentang

(2019) yang tentang keputusan pengaruh kualitas

mempengaruhi mengelola konsumen produk,hrga, dan

keputusan suatu sistem sebagai promosi secara

pembelian Air komunikasi perwujudan simultan terhadap

Mineral dalam pemasaran dari seluruh keputusan

kemasan aktivitas jiwa pembelian

26
merek rancangan manusia AMDK Merek

DHARMA strategi. dalam Dharma

(Studi Kasus kehidupan

pada sehari hari.

Konsumen

CV. Bahana

Tirta Alam

Maritim di

Kabupaten

Sumbawa

Besar)

3 Yanti (2010) Faktor-faktor Penilian Menjelaskan Mengkaji tentang

yang kualitas tentang pangaruh fitur

Mempengaruhi produk keputusan produk yang

Konsumen memakai konsumen dan positif dan

dalam rumus dan produk signifikan

Pengambilan memakai AMDK terhadap kualitas

Keputusan kerangka promosi AMDK

Pembelian pemecahan

Produk (Studi masalah Air

kasus di UD Minum Merek

Budi Jaya AQUA

Kediri)

27
E. KERANGKA BERPIKIR

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rencana yang telah disusun

sebelumnya. Rencana ini disebut dengan kerangka pemikiran penelitian.

Bagan 2.1 Kerangka berpikir

Kualitas
Produk

Harga Citra Keputusan


Merek Pembelian
Konsumen

Pemasaran

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian dalam bahasa inggris disebut dengan research, terdiri dari dua

suku kata yaitu re berati melakukan kembali search yang berarti melihat,

mengamati, mencari, sehingga dari rangkaian dua kata tersebut research berarti

kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih

kompleks, mendetail dan lebih komprehensi suatu hal yang diteliti. Pendekatan

penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif deskriptif karena

dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan berupa data yang menggambarkan

secara rinci, bukan data yang berupa angka-angka. Hal ini karena pendekatan

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptifberupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Penelitian

kualitatif adalah suatu pendekatan ilmiah yang mengungkap situasi sosial tertentu

dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata

berdasarkan teknik pengumpulan analisis data yang relevan yang diperoleh dari

situasi yang alamiah.

Menurut Sugiyono (2018:7) metode penelitian kualitatif sering disebut

metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang

alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada

awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi

budaya; disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisnya lebih

bersifat kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Best sebagaimana dikutip oleh

29
Sukardi adalah “sebuah pendekatan peneltian yang menggambarkan dan

menginterprestasikan objek sesuai dengan apa adanya”. Jadi penelitian kualitatif

peneliti yang menghasilkan kesimpulan data secara rinci dan mendetail dan bukan

berupa angka-angka yang dihasilkan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang mengandalkan pengamatan,

wawancara serta dokumentasi pada objek penelitian yang dihasilkan data dengan

digambarkan secara terperinci. penelitian ini berupa deskriptif, bertujuan

mendeskripsikan, menggambarkan atau menjelaskan data secara sistematis melalui

fakta-fakta yang terjadi atau berdasarkan fenomena yang telah terjadi dan diselidiki

dengan menyesuaikan fokus penelitian yang ingin mendeskripsikan data bukan

mengukur data yang diperoleh.

Sesuai dengan penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif-

kualitatif maka peneliti akan mencari data-data deskriptif tentang efektivitas

keputusan konsumen dalam membeli AMDK yaitu wawancara secara langsung

kepada Konsumen AMDK Amnu tentang bagaimana memberikan gambaran yang

jelas mengenai pemahaman yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli AMDK Amnu di PPM Al Azhar Muncar, serta wawancara seara langsung

kepada Santri

B. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sangatlah utama seperti yang

dikatakan Moleong (2014:169), dalam penelitian kualitatif “Peneliti sendiri atau

dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Untuk

memeroleh data yang akurat pada penelitin ini maka peneliti hadir langsung ke

30
lokasi PPM AI Azhar Muncar untuk meperoleh data yang banyak, penelitian ini

dilakukan dengan studi lapangan yang artinya penelitian datang langsung ke tempat

penelitian.

Selama melakukan studi lapangan peneliti menyiapkan segala sesuatu

yang dibutuhkan dalam kegiatan penelitian, karena peneliti sebagai kunci utama

dalam pengumpulan data. Dalam melakukan penelitian, peneliti juga

memanfaatkan buku tulis, paper, alat tulis juga alat perekam untuk membantu

dalam pengumpulan data. Kehadiran peneliti di lokasi penelitian ini dapat

menunjang keabsahan data sehingga data yang dihasilkan memenuhi standar

orisinilitas. Maka adari itu peneliti mengadakan observasi langsung ke tempat

penelitian.

Selama terjun di lapangan, peneliti melakukan observasi, pada tanggal 2

Desember 2020, peneliti mengantarkan surat penelitian dari kampus untuk meminta

izin melakukan penelitian di PPM Al Azhar Muncar. Kemudian Pengurus santri

atasa nama Dinda Ayu Puspitasari mengarahkan peneliti untuk menemui santri lain

Pertemuan ini peneliti wawancara terkait mengonsumsi AMDK yang diterapkan di

PPM Al Azhar Muncar.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian menurut Arikonto (2016:26) memberi batasan subjek

penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel penelitian

melekat, dan yang di permasalahkan. Dalam sebuah penelitian, subjek penelitian

mempunyai peran yang sangat strategis karena pada subjek penelitian, itulah data

tentang variabel yang peneliti amati.

31
Pada penelitian kualitatif responden atau subjek penelitian disebut dengan

istilah informan, yaitu orang memberi informasi tentang data yang diinginkan

peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Dalam penelitian

ini, dalam penelitian ini dari 600 santri peneliti menjadikan 5 konsumen AMDK

yang mengonsumsi Amnu, namun ada Sebagian konsumen AMDK tidak

mengonsumsi AMDK NU sebagai subjek penelitian, Dalam hal ini peneliti

mengambil sampel 5 konsumen karna sudah mewakili dari beberapa santri yang

di wawancarai.

Berikut merupakan data jumlah konsumen yang sudah dan belum

mengonsumsi AMDK NU di PPM Al Azhar Muncar pada tahun 2019-2020

Tabel 3.1 jumlah Konsumen AMDK NU


No Tahun Mengonsumsi AMNU Tidak Mengonsumsi AMNU
1 2019 350 Konsumen 250 Konsumen
2 2020 500 Konsumen 100 Konsumen

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian mahasiswa perbankan syariah adalah sebagai

berikut:

Nama Perusahaan : PT. PENGGERAK NUSANTARA JAYA


Alamat Perusahaan : Jl. Raya Sumberwadung, Kaligondo,
Genteng, Banyuwangi.
Telp : 081233272051
e-mail : pn_jaya@yahoo.com
Akta Notaris : Nomor 06 MISBAH IMAM SUBARI, SH,
M.Hum tanggal 15 Juli 2019
NPWP : 92.213.414.3-627.000
NIB : 9120406871559

32
Alasan dipilihnya lokasi ini adalah karena peneliti pernah melakukan kegiatan

Praktik Pengalaman Lapangan sebelumnya, karena dirasa akan lebih

memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 7 bulan, mulai dari

bulan April 2021 sampai dengan Oktober 2021. Adapun jadwal

penelitiannya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian


No Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
Desember 2020 - Januari
1 Pengajuan Judul
2021
2 Bimbingan Bab I,II,III Mei-Agustus 2021
3 Penyusunan Proposal Mei-Agustus 2021
4 Seminar Proposal September 2021
Pengumpulan data setelah
5 September-Oktober 2021
seminar proposal
6 Bimbingan Bab IV & V September-November 2021
7 Ujian Skripsi November 2021

E. Sumber Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian kualitatif adalah mendapatkan data.

Sumber data penelitian bisa dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang ditetapkan. Bila dilihat dari

sumber datanya, maka pengumpulan data dapat dibagi menjadi 2 (Purhantara,

2010:79).

33
1. Data Primer

Menurut (Sugiyono, 2016:54) yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya tidak melalui perantara siapapun. Dalam penelitian ini, yang

dimaksud data primer yaitu wawancara yang terstruktur dengan narasumber

yang bersangkutan. Data yang dikemukakan atau yang digambarkan sendiri

oleh pihak yang terlibat dalam proses pembelian produk air mineral dalam

kemasan (AMNU).

2. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2015: 221) sumber data sekunder adalah sumber

data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun data sekunder untuk penelitian

ini diambil dari data dokumentasi (foto, file dan dokumen observasi) yang

berkaitan dengan fokus penelitian. Semua data tersebut diharapkan mampu

memberikan deskripsi tentang pembelian AMDK di PPM Al Azhar Muncar.

F. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting dalam

melakukan penelitian. Tanpa upaya pengumpulan data, berarti penelitian tidak

dapat dilakukan. Dengan mengtahui pengumpulan data, peneliti menggunakan

beberapa teknik dalam melengkapi dan memperdalam subjek yang akan diteliti.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pata natural setting

(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih

banyak pada observasi tidak berstruktur, wawancara semi terstuktur, dan

dokumentasi (Sugiyono, 2010:225).

34
1. Observasi

Menurut Sugiyono (2014:228) observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data iru

dikumpulkan dan seiring dengan bantuan berbagai alat yang sangat canggih,

sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron) maupun yang

sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas. Untuk

memudahkan pemahaman tentang macam-macam observasi maka dapat

digambarkan seperti gambar berikut:

Observasi Observasi
partisipatif yang pasif

Macam- Observasi Observasi yang


macam terus terang moderat
observasi atau
tersamar Observasi yang
aktif
Observasi
tak
Observasi yang
terstruktur
lengkap

Bagan 3.1 Macam-macam teknik observasi

a) Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, Arikunto dalam Tanzeh, (2006:58)

menyatakan bahwa peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari yang

sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.

Penelitian ikut apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan

suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh

35
akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari

setiap perilaku yang nampak.

b) Observasi terus terang atau tersamar

Dalam hal ini, Arikunto dalam Gunawan, (2013:143) menyatakan

bahwa peneliti melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang

kepada sumber data, bahwa ia sedang melaku kan penelitian. Jadi mereka

yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

Tapi dalam suatu saat peneliti juga tidak terus terang dan tersamar dalam

observasi, hal ini untuk menghindari kalau suatu data yang dicari

merupakan data yang masih dirahasiakan. Kemungkinan kalau diikutkan

secara terus terang, maka peneliti tidak akan diijinkan untuk melakukan

observasi.

c) Observasi tak berstruktur

Observasi tak berstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan

secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini dilakukan

karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang diamati. Dalam

melakukan pengamatan peneliti tidak menggunakan instrument yang telah

ada di buku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan. Observasi

dalam penelitian ini dilakukan dengan tidak terstruktur. Fokus observasi

akan berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Kalau masalah

penelitian sudah jelas, maka observasi akan dilakukan secara berstruktur

dengan menggunakan pedoman observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan metode observasi tidak berstruktur, karena fokus penelitan

36
belum jelas. Fokus observasi akan berkembang selama kegiatan observasi

berlangsung. Kalau masalah peneltian sudah jelas, maka observasi akan

dilakukan secara berstruktur dengan menggunakan pedoman observasi

(Sugiyono, 2014:64).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode observasi tidak

berstruktur, karena fokus penelitan belum jelas. Fokus observasi akan

berkembang selama kegiatan observasi berlangsung. Observasi ini

dilakukan untuk mengamati keputusan dan pengaruh konsumen dalam

memilih AMDK.

2. Metode Wawancara (Interview)

Ada beberapa macam wawancara, yaitu sebagai berikut:

a) Wawancara Terstruktur (Struktured Interview)

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan

data. Dalam wawancara ini peneliti telah mengetahui dengan pasti

informasi yang akan diperoleh. Oleh karena itu, ia menyiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan–pertanyaan tertulis yang alternatif

jawabannya pun sudah disiapkan. Setiap responden diberi pertanyaan yang

sama. Dengan wawancara ini, pengumpulan data dapat menggunakan

beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Agar setiap

pewawancara memiliki ketrampilan yang sama, diperlukan training

kepada calon pewawancara (Sugiono, 2014:213).

Dalam melakukan wawancara, selain membawa instrumen sebagai

pedoman untuk wawancara, dapat juga menggunakan alat bantu seperti,

37
tape recorder, gambar, brosur dan material lainnya yang dapat

melancarkan pelaksanaan wawancara.

b) Wawancara Semiterstruktur (Semi Structure Interview)

Wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview.

Pelaksanaannya lebih bebas apabila dibandingkan dengan wawancara

terstruktur. Tujuannya adalah menemukan permasalah secara lebih

terbuka. Responden diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam melakukan

wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat yang

dikemukakan responden (Sugiono, 2014:233).

c) Wawancara Tidak Terstruktur (Untruktured Interview)

Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas,

dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah

tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan

yang akan ditanyakan. Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering

digunakan dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian

yang lebih mendalam tentang subyek yang diteliti. Pada penelitian

pendahuluan, peneliti berusaha mendapatkan informasi awal tentang

berbagai isu atau permasalahan yang ada pada obyek, sehingga peneliti

dapat menentukan secara pasti permasalahan atau variabel apa yang harus

diteliti (Sugiono, 2014:234).

38
Dari macam-macam wawancara di atas, dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan metode wawancara terstruktur guna untuk

memeperoleh data.

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2014:240) dokumentasi merupakan catatan

peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental seseorang. Hasil penelitian dari observasi atau

wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh dokumen-dokumen yang

bersangkutan, Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk memperoleh

data terkait dengan kualitas produk,harga dan pemasaran yang dijual,

Dokumentasi tersebut diantaranya mengenai: cara pemengemasan, nota

penjualan, hasil produksi, dll.

G. Teknik Analisis Data

Pengolahan dan an alisis data menggunakan analisis deskriptif yang

dilakukan untuk mengidentifikasi tentang strategi pemasaran produk AMNU

di Muncar. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang didasarakan data

desklriptif dan situs, keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran suatu

masalah yang menjadi objek penelitian. Setelah mendapatkan data-data yang

diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnyaadalah mengolah data

yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta

mengambil kesimpulan.

Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data

kualitatif. Karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan-

39
keterangan. proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang

tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui oservasi, wawancara, dan

dokumentasi.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, stelah selesai pengumpulan data dalam periode

tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap

jawaban dari informan. Apabila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis

terasa belum memuaskan, peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai

tahap tertentu sehingga datanya sudah tidak jenuh.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisi data dilapangan

model Miles and Huberman, yang dilakukan pada saat berlangsung, dan setelah

selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara,

peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka

peneliti akan melanjutkanpertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel. Miles dan huberman (2010:98), mengemukakan

bahwa aktivitas dalam menganalisis data kualitatif dilakukan secara interaktif

dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah

jenh. Aktivitas dalam analisis data yaitu antara lain:

1. Reduksi Data (Reduction Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan,

perhatian, dan penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data

40
yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang

lengkap dan terperinci data data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya

akan cukup banyak. Sehingga perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi

data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal

yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang direduksi akan memberikan gambaran

yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutny. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan dalam

uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi,

dirangkum, dipilih hal-hal pokok, difokuskan pada hal-hal penting

kemudian dicari tema atau polanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah

peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagia tertentu dari

penelitian. Penyajian data dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil

wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan

didukung oleh dokumen, dokumen serta foto-foto maupun gambar

sejenisnya.

3. Penarikan Kesimpulan (Concluting Drawing)

penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus

menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses

pengumpulan data peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola,

tema hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan

41
sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan tentative. Dalam penelitian

ini, penarikan kesimpulan dilakukan dengan pengambilan intisari dari

rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.

Berikut adalah gambar dari analisis data dan model interaktif menurut Miles

and Huberman dalam buku Sugiyono (2014:247)

Data Data display


collection

Data Conclusion
reduction drawing/verification

Bagan 3.2 komponen dalam analisis data

4. Pengecekan Keabsahan Data

Uji keabsahan data di lakukan dengan triangulasi data, seperti yang

dijelaskan dalam sugiyono bahwa uji keabsahan data dilakukan dengan

triangulasi. Traingulasi dalam pengujian kredibilitas ini di artikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai

waktu (Sugiyono, 2009: 363).

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai

tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data, misalnya,

selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan

observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsip,

42
dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar

atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau

data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan

(insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai

pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh

kebenaran handal.

2. Trianggulasi Teknik (Cara)

Trianggulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik

yang berbeda. Pada penelitian ini teknik yang digabungkan adalah teknik

wawancara, observasi dan dokumentasi. Dari penggabungan dari teknik

ini dimaksudkan agar dapat menujukkan santri dalam keputusan

pembelian di Pesantren untuk mengoptimalkan kemampuan santri dalam

mengonsumsi AMDK NU (amnu) di PPM Al Azhar Muncar

Dalam penelitian di atas peneliti menggunakan Triangulasi

sumber, trigulasi sumber digunakan untuk menguji keabsahan data yang

di temukan dengan berlandaskan pada teori yang ada. Trigulasi teori

dilakukan dengan menentukan pola atau bentuk melalui analisis yang

berlandaskan pada teori

43
H. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap pengumpulan data menurut moleong yang akan dilakukan penelitian

ini meliputi tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahap pra lapangan, yaitu orientasi yang meliputi kegiatan penentuan fokus,

penyesuaian paradigma dengan teori dan disiplin ilmu, penjajakan dengan

konteks penelitian mencakup observasi awal ke lapangan, penyusunan

usulan penelitian dan seminar proposal penelitian, kemudian dilanjutkan

dengan mengurus perizinan penelitian kepada subyek penelitian.

2. Tahap kegiatan lapangan, tahap ini meliputi pengumpulan data-data dan

terlebih dahulu akan observasi dan wawancara dan di ambil juga

dokumnetasi yang terkait dengan fokus penelitian yaitu tentang faktor yang

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli AMDK Amnu di

PPM Al Azhar Muncar

3. Tahap analisis data, tahap ini meliputi kegiatan mengolah dan

mengorganisir data yang diperoleh melalui observasi partisipatif,

wawancara semi terstruktur dan dokumentasi, setelah itu dilakukan

penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti.

Selanjutnya dilakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek

sumber data dan metode yang digunakan untuk memperoleh data sebagai

data yang valid, akuntabel sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna

atau penafsiran data yang merupakan proses penentuan dalam memahami

konteks penelitian yang sedang diteliti.

44
4. Tahap penulisan laporan, tahap ini meliputi kegiatan penyusunan hasil

penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai

pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian

dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan sebagai perbaikan

menjadi lebih baik sehingga dapat menyempurnakan hasil penelitian.

5. Langkah terakhir adalah melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan

untuk mengadakan ujian skripsi.

45
BAB IV

A. Paparan Data

1. Profil Pondok Pesantren Modern Al Azhar Muncar

Nama Pondok Pesantren : Pondok Pesantren Modern (PPM) Al Azhar

Muncar

Status : Swasta

Nomor Telp /Hp : 0823-8989-5551

Alamat : Jl. Ompaksongo

Desa : Tembokrejo

Kecamatan : Muncar

Kabupaten : Banyuwangi

Nama Pendiri : YPIS Al Azhar Muncar

Tanggal Berdiri : 26 Juli 2010

Nama Ketua Yayasan : H. Hadis

Nama Pengasuh : KH. Abdillah As’ad, Lc.

Nama Yayasan : Yayasan Pendidikan Islam dan Sosial Al Azhar

Muncar

Nomor Sertifikat Pendirian : 5015100535100595

Nomor Sertifikat Tanah : (2019) 12 37 05 03 1 02091

Luas Tanah : 5.515 m2

Keadaan siswa :

a. Laki – laki : 267 Orang

46
b.Perempuan : 239 Orang

Aktifitas Pendidikan :

a. Formal : 1. SMP Al Azhar Muncar

2. MA Unggulan Al Azhar Muncar

b. Nonformal : Madrasah Diniyah

Sumber dana : Syahriyah Santri / Dana Wajib Santri

2. VISI dan MISI PPM. Al Azhar Muncar

VISI

Terwujudnya Lembaga Pendidikan dan Sosial yang Profesional Mandiri dan Islam

MISI

1) Terselenggaranya Pendidikan Ilmiah,amaliah dan diniyah yang terintegerasi.

2) Tersalurkannya beasiswa bagi yatim,dhufa dan siswa yang berprestasi

3) Terwujudnya Lembaga yang memiliki tata Kelola terstandarrisasi

3. Sejarah Singkat PPM. Al Azhar Muncar

Pondok Pesantren Modern Al Azhar Muncar termasuk salah satu pesantren

besar di Banyuwangi. Pesantren ini tidak hanya mendidik putra-putri dari wilayah

Banyuwangi, namun juga dari berbagai daerah di Indonesia yang diantaranya dari

Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Bali, bahkan dari Sumatra dan

Kalimantan.

Berakar jauh pada sejarah, pada mulanya pesantren ini merupakan pesantren

yang didirikan oleh beberapa tokoh ulama’ yang berada di wilayah Muncar yang kala

itu dipelopori oleh H. Hadis Syukur. Para tokoh ini sepakat untuk membuat sebuah

47
lembaga pendidikan Islam dengan tujuan menciptakan pusat pendidikan Islam

ditengah kota nelayan yang sedang berkembang ini.

Ketika didirikan pada 01 Juli 1992, lembaga ini diberi nama Pondok

Pesantren Modern Al-Kautsar Putra dan diasuh oleh salah seorang ulama’ yang

berasal dari desa Sumberberas. Beliau adalah KH. Nur Hamid Askandar yang

merupakan putra dari KH. Askandar (Pendiri Ponpes. Mambaul Ulum Sumberberas).

Namun dalam perjalanannya, beliau merasa berat karena harus mengasuh dua

pesantren yang memiliki jarak yang tidak dekat, yaitu Al-Kautsar Putri yang berada

di Desa Sumbersari dan Al-Kautsar Putra yang berada di desa Tembokrejo. Akhirnya

pada tahun 2009 Ponpes Al-Kautsar Putra ini diserahkan kembali kepada yayasan

dan berharap untuk dicarikan pengasuh dan pengelola baru.

Setelah menerima pengembalian tersebut, dewan yayasan mengadakan rapat

internal untuk merumuskan langkah kedepan dalam mengelola kembali lembaga

yang sedang vakum ini. Pesantren dengan struktur bangunan yang sudah kokoh,

namun tidak memiliki pengasuh dan santri.Setelah melewati beberapa rapat,

akhirnya ditunjuklah KH. Abdillah As’ad, Lc., yang merupakan menantu dari H.

Hadist Syukur untuk menjadi pengasuh dipesantren ini. Pada waktu itu beliau masih

berstatus sebagai salah satu mahasiswa di fakultas Ilmu Hadist Universitas Al-Azhar

Kairo, Mesir.

Pada mulanya pesantren baru ini diberi nama Al-Kiram, sesuai nama

komunitas tarekat beliau di Mesir, tepatnya di provinsi Buhaira. Namun setelah

dikonsultasikan kepada KH. Mahrus Ali Parijatah, beliau mendapatkan pendapat

yang berbeda, beliau menyarankan untuk memberi nama pesantren ini dengan nama

48
Ponpes Al-Azhar sesuai dengan nama Universitas Ust. As’ad ketika menuntut ilmu

di Mesir.

Setelah mendapat arahan dari KH. Mahrus Ali, Ust. As’ad menghubungi

mursyid tarekat yang berada di Mesir untuk meminta pertimbangan, akhirnya semua

sepakat untuk memberikan nama “PONDOK PESANTREN MODERN AL AZHAR

MUCAR” pada pesantren yang akan dikelola oleh KH. Abdillah As’ad ini.

Dengan semangat “Mewujudkan generasi qur’ani yang cerdas, berwawasan

luas dan berahlakul karimah” dengan mengemasnya melalui metode-metode

MODERN, akhirnya pada tanggal 21 Juli 2010 PONDOK PESANTREN MODERN

AL-AZHAR MUNCAR berdiri secara resmi.

4. Riwayat Hidup Pengasuh PPM. Al Azhar Muncar

Nama : Abdillah As’ad, Lc

Tempat dan Tanggal Lahir : Banyuwangi, 05 Juni 1978

Nama Istri : Rizki Amaliya, S.Pd

Putra Putri : 1 Anak

Alamat : Dsn. Krajan 003/004, Ds. Tembokrejo,

Kec. MuncarKab. Banyuwangi

Riwayat Pendidikan:

- MI Al Khoiriyah Parijatah kulon (Lulus tahun 1989)

- MTs Parijatah wetan (Lulus tahun 1992)

- MAN Genteng (Lulus tahun 1995)

- Universitas Al Azhar Cairo Mesir (Lulus tahun 2009)

49
Pengalaman Organisasi:

2002 – 2003 : Ketua kelompok Study Wali Songo (KSW) Mahasiswa

Al Azhar Cairo

2004 – 2009 : - Ketua Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Mesir.

- Manajer Al Kiram Cargo Mesir – Indonesia

2013 – 2015 : Direktur Aswaja Center PCNU Banyuwangi

2015 – Sekarang : Instruktur wilayah Jatim Pendidikan Kader

Penggerak. (PKP) NU JATIM

5. Susunan Pengurus PPM. Al Azhar Muncar

1) Ketua Umum : H. Hadis

2) Pengasuh : KH. Abdillah As’ad, Lc.

3) Sekretaris Umum : Balya Hidayat, Lc., M.E.I.

4) Sekretaris : Fastasqi, S.Pt

5) Bendahara Umum : Kyai Muhson Nurhadi, S.Pd.I

6) Bendahara : Rizki Amaliya, S.Pd.I

Kepala Bagian

1) HRD : Khoirul Hadi, S.H.

2) Keamanan : Gatot Santoso

3) Kepala Staff : Leoda Zulfikar Asrusani, S.Pd

4) Gugus Penjaminan Mutu : Candra Saputra, S.H.

5) Perlengkapan : Khoirul Huda, S.Pd

6) Kebersihan : Lukman

50
7) Usaha ekonomi : Rizki Amaliya, S.Pd.

6. Badan Usaha PPM. Al Azhar Muncar

a. Agen Produk Air Mineral dalam Kemasan (AMNU) dan Isi Ulang Air

Minum

AMNU adalah produk Air Minum Dalam Kemasan dengan kemasan

gelas 220 ml, dengan pasar ideologis yang tersebar di Kabupaten banyuwangi,

Jember, Lumajang, Buleleng, Gianyar dan Jembrana. Dengan kapasitas produksi

26.000 kardus/bulan dalam 10 jam kerja/hari. Air baku berasal dari sumber yang

baik yaitu mata air alam (tersaring alami oleh batu-batuan bumi) yang terlindung

dari cemaran, di tampung dalam Reservoir (dilakukan sanitasi seminggu sekali),

masuk ke saringan kasar (5-10 mikron) dilakukan proses disinteksi

(menghilangkan kuman penyakit atau bakteri patogen ) dengan menggunakan

ozone yang dihasilkan oleh pembangkit ozon skala industri.Proses selanjutnya

melalui saringan bertahap pasir silica,di teruskan dengan saringan karbon aktif

yang berfungsi untuk menyaring dan menyerap. Dilanjutkan ke tangki

penyeimbang,lalu saringan halus (1-3 mikron), dilewatkan ultraviolet terus ke

tangki gravitasi untuk keperluan pengisian ke ruang pengisian botol gallon.

Proses pengisian dilakukan dalam ruangan yang dijaga khusus dan dikontrol

kualitasnya agar tidak mencemarkan produk. Para operator dalam ruang

pengisian juga harus mengenakan pakaian khusus yang disanitasi dan mereka

harus melalaui pemeriksaan yang ketat serta dipantau secara otomatis. Dalam

ruangan pengisian,setelah botol gallon di isi air produk lalu di tutup secara

otomatis (tutup gallon di sanitasi dulu). Pengontrolan kualitas dilakukan secara

51
kontinyu dan konsisten setiap hari dari air baku sampai produk jadi di

laboratorium pengujian yang ada di pabrik. Dengan peralatan laboratorium yang

lengkap dan di tunjang sumber daya manusia yang terlatih dan berpengalaman,

maka dapat dihasilkan produk AMDK yang bermutu,higienis,segar dan sangat

layak untuk di konsumsi.

AMNU diproduksi oleh PT. Penggerak Nusantara Jaya merupakan

perusahaan berbadan hukum dengan salah satu usaha bisnisnya di bidang

Produksi dan Pemasaran Air Minuman Dalam Kemasan (AMDK), berdiri pada

tanggal 15 Juli 2019 yang disahkan dengan akta notaris Nomor 06 dibuat

dihadapan Notaris MISBAH IMAM SUBARI, SH, M.Hum di Banyuwangi

dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-00334332.AH.01.01.Tahun 2019. Saat ini

Saham Terbesar PT. Penggerak Nusantara Jaya dipegang oleh PPM Al Azhar

Muncar.

Berikut adalah profil PT. Penggerak Nusantara Jaya:

Nama Perusahaan : PT. Penggerak Nusantara Jaya

Alamat Perusahaan : Jl. Raya Sumberwadung, Kaligondo,

Genteng,Banyuwangi

Telp : 081233272051

Email : pn_jaya@yahoo.com

Akta Notaris : Nomor 06 MISBAH IMAM SUBARI, SH,

M.Hum

tanggal 15 Juli 2019

52
NPWP : 92.213.414.3-627.000

NIB : 9120406871559

Susunan Pengurus :

1. Komisaris : KH. Abdillah As’ad, Lc

M. Bisri Mustofa

2. Direktur : Fandi Ahmad Joko KN

3. Manager Marketing : Muhammad Nasih

4. Manager Finance : Moh. Iqbal LA

5. Humas : Haikal Kafili

Diharapkan kedepannya AMNU menjadi salah satu produk air kemasan

andalan yang bukannya hanya menyuplai kebutuhan santri PPM Al Azhar

Muncar dan Kaum Nahdiyin. Akan tetapi juga dapat menjadi produk unggulan

di kabupaten banyuwangi, labih-lebih di Jawa Timur dan Nusantara.

B. Hasil Penelitian

Setelah melakukan penelitian terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

konmsumen dalam membeli air minum dalam kemasan NU (AMNU) di PPM Al Azhar

Muncar dengan metode observasi, wawancara, dan dekumentasi dapat di paparkan hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen

a. Produk

53
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli

produk AMNU berbeda-beda sebagaimana yang di ungkapkan oleh Santri yang

bernama Ihya Ulumudin sebagai pengurus di bidang keamanan sebagai berikut:

“Di dalam produk amnu santri mengkonsumsi Amnu di karenakan ber lebel halal

dan mengintansi sebuah organisasi NU yang di doktrin di kalangan kaum hadiyin

apalagi akan adanya Pendidikan kader NU” (Senin, 11 Oktober 2021,13: 00).

Sama halnya yang diungkapkan oleh santri kelas 3 SMP yang bernama

Dinda Ayu sebagai berikut:

“Dalam mengkonsumsi produk amnu,itu sudah menjadi kebiasan dan kebutuhan

semua santri bahkan juga dengan gurunya. Di karena kan kebutuhan, kebiasaan

dan moral yang sudah praktis di dalam mengkonsumsi Air, yang dulu adanya

Aqua,Vega dll itu di geser ada akan Amnu di sisi lain kerena nilai2 yang ada Amnu

yang di kejar yang di artikan nilai2 itu sendiri adalah bukan berarti kita mencintai

produk luar tapi mencintai produk sendiri” (Senin, 11 Oktober 2021 13:10).

Hal tersebut senada dengan wawancara yang peneliti lakukan dengan santri

yang bernama Siti Nikmatul Nikmah selaku Santri kelas di kelas 2 SMP

mengungkapkan bahwa:

“Mengkonsumsi produk AMNU sendiri adalah karena prodak Ponpes kita sendiri

dan sudah terpercaya kemurniaan dan keamanan,untuk kualitas yang kita percayai

selama ini sudah bisa menjamin Kesehatan santri dan warga Ponpes maupun warga

luar itu sendiri”. (Senin, 11 Oktober 2021, 13:20).

Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap Santri memiliki rasa untuk

memiliki atau mengkonsumsi Amnu karena sudah menjadi keunggulan kualitas

54
produk dan inovasi perseroan di bidang teknologi kemasan, disertai pelayanan

terhadap konsumen dan distribusi yang baik merupakan kunci keberhasilan

AMNU,seperti yang di katakan Santri kelas 1 SMA yang bernama Diana Lestari

“Kualitas produk AMNU sudah terpercaya di kalangan santri-santri nu dan kader-

kader jadi tidak bisa di ragukan lagi unruk mengkonsumsi Amnu untuk kualitas

sudah sangat bagus dan kualitas rasa aman” (Senin, 11 Oktober 2021, 13:30)

Dan keunggulan dari produk Amnu ialah dari sumber baku nya berasal dari

sumber mata air pegunungan dan dari situ santri menikmati seperti yang di katakan

Santri kelas 2 SMA yang bernama Nelly Silvana Dewi bahwa;

“Dari pertama mengkonsumsi AMNU awal nya karna terbiasa dan setelah tau

manfaat dan nikmat nya produk AMNU santri akhir nya kecanduan dan terbiasa

untuk membeli atau isi ulang produk AMNU (Senin, 11 Oktober 2021, 13:40)

Dan Keunggulan lain dari AMNU adalah sumber bahan bakunya, yaitu

airnya berasal dari sumber mata air pegunungan yang mengalir sendiri dengan

kandungan alami mineral-mineral penting yang seimbang. Setiap tets AMNU

melewati langkah proses Hydropro system untuk menjamin kemurniannya. Dan

AMNU adalah produk Air Minum Dalam Kemasan dengan kemasan gelas 220 ml,

dengan pasar ideologis yang tersebar di Kabupaten banyuwangi, Jember,

Lumajang, Buleleng, Gianyar dan Jembrana. Dengan kapasitas produksi 26.000

kardus/bulan dalam 10 jam kerja/hari. Air baku berasal dari sumber yang baik yaitu

mata air alam (tersaring alami oleh batu-batuan bumi) yang terlindung dari

cemaran, di tampung dalam Reservoir (dilakukan sanitasi seminggu sekali), masuk

ke saringan kasar (5-10 mikron) dilakukan proses disinteksi (menghilangkan kuman

55
penyakit atau bakteri patogen ) dengan menggunakan ozone yang dihasilkan oleh

pembangkit ozon skala industri.Proses selanjutnya melalui saringan bertahap pasir

silica,di teruskan dengan saringan karbon aktif yang berfungsi untuk menyaring dan

menyerap. Dilanjutkan ke tangki penyeimbang,lalu saringan halus (1-3 mikron),

dilewatkan ultraviolet terus ke tangki gravitasi untuk keperluan pengisian ke ruang

pengisian botol gallon.

b. Harga

1) Harga sesuai dengan kualitas produk

Harga merupakan salah satu variabel dari pemasaran yang sangat penting,

artinya bila harga suatu barang terlalu mahal dapat mengakibatkan barang

menjadi kurang diminati oleh konsumen atau Santri itu sendiri, dan sebaliknya

bila menjual terlalu murah, keungtungan yang didapat menjadi kurang. Oleh

karenanya, harga dapat dimasukkan ke dalam 4 dimensi, Seperti yang

dituturkan oleh Santri bernama Ihya Ulumudin sebagai pengurus bidang

Keamanan bahwa:

“Harga AMNU sangar relative dan cocok untuk kalangan masyarakat apalgai

dengan Santri karna awalnya produk AMNU berkolaborasi dengan Tirta, dan

selanjut nya berkolaborasi dari berkolaborasi itu sendiri ternyata penjualan

AMNU dengan Tirta sangatlah banyakan AMNU, karna loyalitas sebuah

kader terhadap NU dan loyalitas kader terhadap pembelian AMNU sangatlah

tinggi, maka AMNU di sini sangatlah jadi tren baru terhadap Santri dan warga

Kader-kader itu sendiri” (Senin, 11 Oktober 2021 14:10).

56
Sejalan dengan pendapat informan di atas menurut Samuelson

(2015:65), harga adalah faktor yang ditentukan oleh permintaan dan

penawaran dalam faktor produksi perusahaan. Harga memiliki peran penting

dalam pemasaran suatu produk perusahaan dan konsumen memiliki persepsi

yang berbeda terhadap harga. Ada konsumen yang memutuskan pembelian

produk memandang dari segi harga dan ada juga yang tidak memperhatikan

harga sebagai dasar keputusan pembelian produk. Di kalangan tertentu harga

dari produk sangat diperhatikan. Pada kalangan Santri harga yang cenderung

terjangkau akan banyak diminati dan dibeli sehingga dalam pembelian

AMNU harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian., dengan hasil yang

menunjukkan bahwa harga memiliki pengaruh positif terhadap keputusan

pembelian AMDK merek AMNU. Hal ini menandakan bahwa harga yang

terjangkau akan memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen.

Harga menurut Santri yang bernama Dinda Ayu Puspitasari kelas 3

SMP ialah :

“Membeli AMNU karna harga dan kualitas yang sudah memenuhi standart

dan mengawali dari sebuah produk AMNU disini AMNU dengan harga yang

sangat mahal yang dulu nya 14.000 di pasaran sedangkan Air-air yang ada di

pasar antara 11.000 dan paling mahal 12.000 an sedangkan AMNU sendiri di

jual di kader deangan harga kader seiring dengan berjalannya waktu karena

ada perubahan managemen dan sebuah sistematika pasar maka AMNU skrang

sudah setara dengan produk yang ada di pasaran luar karna kalua memaksakan

harga yang sangat mahal maka akan tertinggal. jadi dari sini penjualan di

57
bentuk grosir, banyak kita membeli banyak pula kita mendapkan diskon

(Senin, 11 Oktober 2021 14:20)

2) Sobjek dan Objek Keputusan Konsumen

Dalam keputusan konsumen, ada subjek dan objek yang terlebih

dahulu harus dijelaskan. Subjek berarti pelaku, dalam hal ini santri yang

menjadi subjeknya. Sedangkan objeknya adalah faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusn konsumen. Salah satu objek yang berkaitan dengan

pengaruh keputusan konsumen adalah kualitas Produk.

Harga pemasaran adalah suatu hal yang mutlak harus di ketahui agar

Santri paham dan mengerti apa saja pangaruh-pangaruh keputusan konsumen

seperti yang dituturkan oleh Siti Nur Milatun Nikmah selaku Santri kelas 2

SMP dari PPM. Al-Azhar Muncar bahwa :

“Dalam mengkonsumsi AMNU harus paham kualitas produk, harga dan

pemasaran AMNU itu sendiri karna manfaat dan kandungan yang di proleh

dari air sangat penting di ketahui oleh Santri mapun warga yang

mengkonsumsi” (Senin, 11 Oktober 2021 14:30).

Dan menurut Santri yang bernama Diana Lestari kelas 1 SMA bahwa

“Keputusan konsumen dalam menuntukan harga dapat di lihat dari mereka

mengunjungi toko atau melihat produk dan bisa menentukan apakah mereka

semakin tertarik untuk berbelanja atau tidak,dan yang saya rasa AMNU dari

harga dan kulaitas sudah sangat pas, contohnya saja, banyak orang

memutuskan untuk makan di suatu tempat karena restorannya tampak menarik

dari luar. Ini juga alasan mengapa banyak bisnis yang mengatur halaman media

58
sosial sedemikian rupa agar terlihat estetis. Dan dapat di lihat juga dari

informasi, ketersediaan, dan kualitas produk bukan hanya dari tampilan saja,

tetapi keseluruhan produk juga mempengaruhi keputusan pembeli, mulai dari

informasi, ketersediaan, hingga kualitas. (Senin, 11 Oktober 2021 14:40)

Dan dapat di lihat dari informasi produk tidak jelas,maka harga sangat

berpengaruhi melalui konsumen pun bisa ragu dengan kualitas produk maupun

kredibilitas bisnis. Kurangnya informasi produk juga memperlambat waktu

berbelanja konsumen dimana mereka harus menghubungimu terlebih dahulu

untuk menanyakan detail produk, baru kemudian membeli. Dan harga juga

sangat berpangaruh dalam keputusan konsumen maka yang terjangkau salah

satu faktor utama dalam membeli barang adalah harga. Harga yang terjangkau

bukan berarti harga harus terlampau murah. Apabila harga terlalu murah

hingga di bawah standar, bisa jadi konsumen malah ragu mengenai kualitas

produk tersebut. Namun jika harga terlalu mahal, konsumen kemungkinan akan

mencari toko lain yang bisa menawarkan harga yang lebih terjangkau”.

3) Harga di Pasaran

Salah satu hal yang menarik kita dapat dari permulaan nya AMNU di

produksi ialah dari harga yang di tawarkan di pasaran untuk awal-awal AMNU

harganya sangat tinggi harga 14.000 di pasaran dan yang lain harga 12.000

sangat lah bersaing di global pasar jadi dengan harga yang begitu cukup mahal

bagi kalangan di pasaran maka Amnu jadi bahan perbincangan hangat di kader-

kader, kok harganya mahal sedangkan prodak-produk lain tidak dari situ

dengan adanya pertimbangan saat ini kita menyusaikan yang dulu nya 48 gelas

59
menjadi 40 gelas karna di pasaran itu tidak 48 gelas per dus tetapi 40 gelas dari

situ kita ikut menyusaikan dan kita samakan yang ada di pasaran dari harga

Amnu 14.000 menjadi 12.000 dan juga dari pabrik itu sendiri kita juga harus

bisa bersaing dengan pasar dan sama hal nya yang di katakana oleh santri yang

bernama Nelly Silvana Dewi kelas 2 SMA bahwa;

“ Pertama mengkonsumsi AMNU awal nya ragu karna harga yang mahal dari

yang lain dengan seiring waktu mencoba mengkonsumsi AMNU karna saat itu

AMNU sudah 12000 dari situ ketagihan karna kualitas dan harga sangat

terjangkau” (Senin, 11 Oktober 2021 14:50)

2. Pemasaran AMNU

Pemasaran AMNU di berbagai tempat untuk pendekatan pokok yang akan

digunakan oleh unit bisnis dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan terlebih

dahulu di dalamnya tercantum keputusan-keputusan pokok mengenai target pasar,

seperti kader-kader dan penempatan produk di pasar, bauran pemasaran dan tingkat

biaya pemasaran yang diperlukan. Strategi pemasaran merupakan rencana yang

menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai aktivitas atau program

pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya dipasar sasaran tertentu,

seperti yang di katakana Santri yang bernama Ihya Ulumudin sebagai pengurus bidang

keamanan bahwa

“Kalo untuk informasi dan pemasaran terkait produk AMNU yang perusahaannya

bahwasanya pembeliannya ataupun regulasi sebuah perusahaan itu karna awalnya

AMNU berkolaborasi dengan Tirta , setelah itu ketika kita sudah berkolaborasi

ternyata penjualan AMNU dengan Tirta sangatlah banyakan AMNU, karna loyalitas

60
sebuah kader terhadap NU dan loyalitas kader terhadap pembelian AMNU sangatlah

tinggi, maka AMNU di sini sangatlah jadi tren baru terhadap per'airan kardus atau

per'airan air kerdusan, dan AMNU sedikit kemahalan, dan itupun penjualannya sangat

tinggi, bahkan kalo ada konflik terkait perusahaan dan disana perusahaan mulai

penurunan penjualan sehingga tidak kerjasama lagi, karna memang pesanan AMNU

begitu banyak dengan kader-kader yg begitu militansi dan banyak, maka pihak Tirta

untuk perusahaan hampir tidak mau berkolaborasi dan akhirnya sekarang AMNU

sudah memiliki satu pabrik, dan selanjutnya akan ada cabang pabrik AMNU yang ke-

2. (Senin, 11 Oktober 2021 15:10).

Produk Amnu sudah terkenal melalui kader-kader NU dan sudah bisa

bersaing di pasaran seperti yang di katakana Santri kelas 3 SMP yang bernama Dinda

Ayu Puspitasari bahwa

“AMNU sudah mulai terkenal melalui banyak kader-kader yang membeli atau

mempromosikan, jadi karena memang pasang surut sebuah perusahaan PT Penggerak

Nusantara,maka sebuah usaha itu ada, jadinya untuk mencari informasi produk sangat

lah mudah dan di market Ponpes Al Azhar Muncarpun sudah menyediakan’’. (Senin,

11 Oktober 2021 15:20)

Informasi Amnu di kalangan Santri atau kader-kader sangat lah popular

seperti hal nya di PPM. Al Azhar Muncar seperti yang di katakana Santri yang

bernama Siti Nur Milatun Nikmah kelas 2 SMP bahwa

“Dari segi manfaat atau rasa AMNU sudah bisa memenuhi standar pilihan nya

Santri,untuk mencari informasi AMDK selain AMNU masih kadang beberapa

yang mencari info tentang AMDK seperti Aqua,Vega dll tetapi Santri tetap memilih

61
AMNU karna kecintaannya dengan prouk sendiri dan manfaat Amnu itu sendiri”

(Senin, 11 Oktober 2021 15:30).

Produk AMNU adalah keluaran terbaru dari NU (Nahdlatul Ulama) dan

sudah di kenal di kalangan santri dan kader-kader NU dan produk AMNU sudah

bisa menjadi pesaing di pasaran seperti yang di katakana Santri kelas 1 SMA yang

bernama Diana Lestari bahwa

“Untuk AMNU sendiri sangat sudah bisa dibandingkan walaupin disini amnu sudah

banyak dalam kritikan terkait sedotan,tetapi saya mengkonsumsi AMNU karna

manfaat dari AMNU sangat berpengaruh,dan untuk kendala dari AMNU sendiri

ialah sedotan yang disajikan di AMNU lebih kecil dari pada sedotan di produk-

produk lain, disisi lain juga menghemat karena memang cos yang dikeluarkan

untuk air berapa, aqua (gelas) berapa, laber berapa, kardus berapa, sedotan berapa

itu memang sudah ada harganya” ( Senin, 11 Oktober 2021 15:40).

Manfaat dari mengkonsumsi produk AMNU ialah membuat tubuh lebih

sehat dan terhindar dari dehiddrasi dan cara pemesan nya sangat gampang dan

mudah jadi membuat kita ketagihan dalam pembelian AMNU konsumen terus

menurus membeli seperti yang di katakan Santri kelas 2 SMA yang bernama Nelly

Silvana Dewi bahwa

“Sudah kecanduan dalam mengkonsumsi produk AMNU jadi sangat mudah untuk

memesan produk AMNU karna di Ponpes Al-Azhar Muncar sudah menyediakan

mini Market dari situ kitab isa memilih atau membeli produk AMNU karena

memang bikin nagih karna AMNU ada manis2 nya dan sudah memnuhi stndart,

dan untuk memilih antara produk A dan AMNU lebih baik memilih AMNU, karena

62
AMNU produk NU yang sangat di gemari dan sangat bisa untuk kebutuhan sehari-

hari untuk pengisian ulang ” ( Senin,11 Oktober 2021 15:50)

C. PEMBAHASAN

1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen

Menurut Kotler (2011:203) Selain memperhatikan bauran pemasaran

perusahaan juga harus mempertimbangkan perilaku konsumen dalam pembelian

suatu produk dan juga menyatakan bahwa bauran pemasaran berpengaruh

signifikan terhadap keputusan konsumen melalui perilaku konsumen. untuk itu

perusahaan harus mempunyai strategi pemasaran yang baik dengan

mengimplementasikan bauran pemasaran dalam setiap kegiatan pemasarannya

dan harus mengetahui perilaku konsumen dalam membuat keputusan untuk

membeli suatu produk dan konsumen memperoleh rangsangan dari luar yang

terdiri atas bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi), ekonomi,

teknologi, politik, budaya yang mempengaruhi kotak hitam pembeli (Kebudayaan,

sosial, pribadi, dan psikologis) dan menghasilkan tanggapan dari pembeli untuk

melakukan keputusan pembelian dan keputusan konsumen dalam membeli suatu

produk dapat dipengaruhi oleh factor perilaku konsumen meliputi, Pekerjaan,

keluarga, garansi,promosi, kualitas, Potongan harga.Dan menurut Malaihollo

(2010:23) dalam penelitiannya juga menemukan bahwa faktor kebudayaan,

social, pribadi dan psikologi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian.

Faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen di PPM. Al Azhar

Muncar ialah dari segi kurang ketersediaan Amnu yang tidak selalu ada di PPM. Al

63
Azhar Muncar dan Harga yang sedikit mahal juga sudah mempengaruhi bebrapa

Santri untuk membeli. Seperti hal nya yang di katakana Kotler dan Keller

(2016:164)

a) Kualitas Produk adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau

kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan dan

juga kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini

termasuk keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan

pengoperasian dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Dapat

disimpulkan bahwa kualitas produk merupakan produk yang memiliki suatu

ketertarikan bagi konsumen dalam mengelola hubungan yang baik dengan

perusahaan penyedia produk, yang akan memberikan peluang untuk

mengetahui dan memahami apa yang menjadi kebutan yang ada pada presepsi

konsumen.

b) Manajemen Pemasaran Assauri (2013:12) mengatakan bahwa manajemen

pemasaran adalah kegiatan menganalisis, merencanakan, melaksanakan dan

mengendalikan program-program yang disusun dalam pembentukan,

pembangunan, dan pemeliharaan keuntungan dari pertukaran/ transaksi

melalui sasaran pasar dengan harapan untuk mencapai tujuan organisasi

(perusahaan) dalam jangka panjang. Dan sistem total aktivitas bisnis yang

dirancang untuk merencanakan, menetapkan harga dan mendistribusikan

produk, jasa dan gagasan yang mampu memuaskan keinginan pasar sasaran

dalam rangka mencapai tujuan organisasional. Dapat disimpulkan bahwa

manajemen pemasaran adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana

64
suatu perusahaan atau organisasi memilih pasar sasaran yang sesuai, yang

dapat mendukung terciptanya tujuan perusahaan dan menjalin hubungan yang

baik dengan pasar sasaran tersebuuhan dan harapan yang ada pada persepsi

konsumen.

c) Keputusan Pembelian Tjiptono (2014:21) mengungkapkan bahwa keputusan

pembelian adalah sebuah proses dimana konsumen mengenal masalahnya,

mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi

seberapa baik masing-masing alternatif tersebut dapat memecahkan

masalahnya, yang kemudian mengarah kepada keputusan pembelian. suatu

tindakan dari dua pilihan alternative atau lebih. Seorang konsumen yang

hendak memilih harus memiliki pilihan alternatif. Dapat disimpulkan bahwa

keputusan pembelian adalah proses konsumen dalam menyeleksi berdasrakan

pengamatan serta kebutuhan konsumen saat itu dan menentukan pilihannya

2. Produk

Menurut yang di katakana Kotler dan Amstrong (2013:86) Produk adalah

segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan keinginan atau

kebutuhan.Kualitas adalah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan

serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan.48Jika hal

itu dapat dilaksanakan oleh perusahaan, maka perusahaan tersebut akan dapat tetap

memuaskan para konsumen dan dapat menambah jumlah konsumen.

Perkembangan suatu perusahaan, persoalan kualitas produk akan ikut menentukan

pesat tidaknya perkembangan perusahaan tersebut. Apabila dalam situasi

pemasaran yang semakin ketat persaingannya, peranan kualitas produk akan

65
semakin besar dalam perkembangan perusahaan. Selain itu, konsumen akan

menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap inovatif yang

terbaik.

Seperti hal nya yang terjadi di PPM. Al Azhar Muncar kualitas produk

sangat berpangaruh pada pembelian seperti hal nya manfaat kandungan air belom

bisa bersaing pada merek ternama seperti Aqua dan atribut-atribut lain nya seperti

sedotan yang ada pada AMNU belom bisa setara dengan AMDK yang lain karna

pipet yang ada pada AMNU masih kurang pas pada ukuran AMDK,dan menurut

Kotler (2012:29) Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk

melakukan fungsi-fungsinya yang meliputi daya tahan, keandalan, ketepatan,

kemudahan, operasi dan perbaikan serta atribut lainnya bila suatu produk telah

dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki

kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat

tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik

dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif.

Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi

pembeli tentang kualitas produk tersebut.Berdasarkan uraian diatas maka kualitas

produk adalah bagaimana produk itu memiliki nilai yang dapat memuaskan

konsumen baik secara fisik maupun secara psikologis yang menunjuk pada atribut

atau sifatsifat yang terdapat dalam suatu barang atau hasil. Permasalahan mengenai

kualitas menjadi penting bagi konsumen dan perusahaan. Terdapat beberapa konsep

yang saling berhubungan mengenai kualitas,

66
3. HARGA

Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang sifatnya fleksibel dimana

setiap saat dapat berubah menurut waktu dan tempatnya. Harga bukan hanya angka

nominal yang tertera dilabel suatu kemasan, tapi harga mempunyai banyak bentuk

dan melaksanakan banyak fungsi, seperti sewa tempat, ongkos, upah, bunga, tarif,

biaya penyimpanan dan gaji. Semuanya merupakan harga yang harus dibayar untuk

mendapatkan barang dan jasa. Menurut Tjiptono dan Chandra (2012:315) harga

diartikan sebagai jumlah uang (satuan moneter) dan atau aspek lain (non-moneter)

yang mengandung utilitas/ kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan

sebuah produk. Terdapat empat indikator yang mecirikan harga:

1) Keterjangkauan harga, harga yang ditawarkan fleksibel dan terjangkau dengan

daya beli konsumen.

2) Kesesuaian harga dengan kualitas produk, harga yang ditawarkan sesuai

dengan kualitas produk yang didapat.

3) Daya saing harga, harga yang ditawarkan kompetitif dibanding produk lain.

4) Kesesuaian harga dengan manfaat, harga yang ditawarkan sesuai dengan

manfaat yang dirasakan oleh konsumen.

Harga yang terdapat di PPM. Al Azhar Muncar sudah sangat relative sudah

sama dengan haga AMDK yang lain nya tapi masih ada kendala beberapa Santri

masih mengagap AMNU lumayan mahal tidak seperti produk menengah ke bawah

hal ini kadang masih memicu prokontra satu dengan yang lain dan kadang ada yang

merasa manfaat dari AMNU dan harga tidak sesuai dengan harga yang di jual.

67
3. Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan proses yang dapat dilakukan oleh suatu

perusahaan atau industri dalam menganalisis, menyusun serta mengelola suatu

program yang berhubungan dengan suatu konsep, penentuan harga barang atau jasa,

metode promosi serta proses distribusi produk terhadap konsumen yang telah diatur

dengan baik untuk menciptakan dan memelihara proses jual beli yang

menguntungkan dengan pasar sasaran untuk mencapai tujuan perusahaan

(Suparyanto dan Rosad, 2015:76) Dan juga bauran pemasaran yang terdiri dari

Produk, Harga, Tempat, dan Promosi menjadi strategi dalam melakukan

komunikasi pemasaran produk Air Minum Dalam Kemasan, Harga yang murah

dengan kualitas produk yang baik, serta produk yang telah tersebar diberbagai

tempat menjadi strategi dalam melakukan komunikasi pemasaran terhadap

konsumen. Promosi merupakan alat komunikasi pemasaran penting untuk

mengenalkan, menginformasikan, dan melakukan komunikasi persuasif produk Air

Minum Dalam Kemasan. Promosi yang dilakukan meliputi periklanan, penjualan

personal, promosi penjualan, publikasi, dan pemasaran langsung. strategi

komunikasi pemasaran. Periklanan yang digunakan diantaranya radio prosalina,

media cetak, umbul-umbul, dan display.

Pemasaran yang terjadi di PPM. Al Azhar Muncar ialah malaui Pomosi

penjualan dilakukan dengan kader-kader dan melakukan promisi beli banyak

diskonpun banyak tujuannya agar menarik pelanggan atau santri untuk membeli

produk AMNU air minum kemasan NU Bersama juga menggunakan bentuk

Pemasaran langsung dilakukan dengan menggunakan media sosial. Media sosial

68
merupakan bentuk promosi modern yang mudah digunakan, low cost, cepat, dan

jangkauan luas. Dan perusahaan AMNU Bersama aktif melakukan pemasaran

langsung melalui media Facebook dan Instagram

69
DAFTAR FUSTAKA

Abdullah, T. 2016. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Rajawali.


Assauri, S. 2014. Strategic Marketing, Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. 2011. Manajemen Pemasaran: Sari Kuliah. Bandung: Satu Nusa.
Hanifaradiz, Aliefia. 2016. “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan
Pembelian
Kementrian Agama, 2011. Alqur’an. Bogor: Lajnah pentashihan mushaf Al-Qur’an.
Kotler, P. 2012. Prinsip-prinsip Pemasaran. Alih Bahasa: A.B. Susanto. Jilid 1dan 2.
Jakarta: Pen erbit Erlangga.
Kotler, Philip and Armstrong, Gary. 2015. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi 13. Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
Kotler, Philip et al. 2012. Manajemen Pemasaran cet 14. Jakarta: PT. Indeks.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakary.
Mowen, John C dan Minor, Michael. 2012. Perilaku Konsumen. Jakarta: Erlangga.
Rivai Veithzal dan buchari, 2014. Islamic economics, PT Bumi Perkasa, Jakarta.
Swasta, Basu dan Hani Handoko, 2011, Manajemen Pemasaran: Analisa dan Perilaku
Konsumen. BPFE. Yogyakarta.
Setiadi, 2011. Perilaku Konsumen. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Setiawan, W. 2014. Strategi Pemasaran. Bandung: Veteran.
Sugiyono. 2014. Metode penelitian bisnis (Pendekatan deskritif Kulitatif,). Bandung:
Alfabeta
2015. Metode Penelitian dan Pengembangan: Research and Development:
Untuk Bidang: Pendidikan, Manajemen, Sosial, Teknik. Bandung: Alfabeta.

Jurnal

Aditya W. R. 2017. faktor-Faktor Keputusan Pembelian Produk Air Minum Dalam


Kemasan ,Studi Kasus Konsumen AMDK Merek Le Minerale di
Yogyakarta,programm sarjana Universitas Islam Indonesia Fakultas
Ekonomi Yogyakarta.
Abdurrahman, 2019. Faktor-faktor yang mempengaruhikeputusan pembelian air mineral
dalam kemasan merek DHARMA ,studi kasus pada konsumen CV.Bahana

70
Tirta Alam miritin di Kabupaten Sumbawa Besar,program studi Manajemen
Universitas Teknologi sumbawa.
Albertus, Wisnu Nugroho. 2010. Pelaksanaan Personal Selling
Dalam Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Sepeda Motor Honda Pada Cv Aceh Honda Motor Bandung. Universitas
Komputer Indonesia.
Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh di
terjemahkan M. Ghoffar E.M., Tafsir Ibnu Katsir, Pustaka Imam asy-
Syafi’i, Bogor, 2011
Inti B. F. 2018. Pengaruh kualitas produk dan harga terhadap
keputusan pembelian air minum dalam kemasan aqua dalam perspekif
ekonomi islam pada konsumen amdk aqua di kota bandar lampung, jurnal
ekonomi Syariah
Nasir, M. 2011.“Studi Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Air Minum
Aqua Di Kota Surakarta”(Jurnal, Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Surakarta).
Yanti C. F. 2010. faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian produk, studi kasus di UD Budi Jaya Kediri, program
studi Manajemen Universitas Teknologi Kediri.

71
Lampiran 1

Instrumen Wawancara

Variabel Indikator Pertanyaan

Keputusan Produk 1. Apakah anda mengkonsumsi

Konsumen produk Amnu karena berlebel

halal?

2. apakah anda mengonsumsi

produk Amnu karena

kebiasaan ?

Harga 1. Apakah anda menggunakan

Amnu karena harga yang di

tawarkan sesuai dengan

kualitas produk?

2. Apakah anda membeli produk

Amnu karena harga

terjangkau?

3. Apakah anda merasa puas

dengan kesesuaian harga

dengan manfaat produk

Amnu?

1. Bagaimana cara anda


Pemasaran
memesan Amnu?

72
2. Darimana anda mengetahui

produk Amnu?

1. Apakah informasi tentang

produk Amnu oleh perusahaan

PT Penggerak Nusantara Nu

mudah di peroleh?

2. Apakah anda tetap mencari

informasi produk air minum

lain walaupun telah mengenal

produk Amnu?
Keputusan pembelian
3. Apakah anda membeli produk

Amnu karena telah

membandingkanya dengan

produk pesaing?

4. Apakah anda merasa puas

setelah mengkonsumsi produk

Amnu dengan melakukan

pembelian ulang?

Sumber: Kotler dan Keller (2012:184)

73
Lampiran 2

Dokumentasi

Gambar 1. Mesin Produksi amNU

74
Gambar 2. Mesin Produksi amNU

Gambar 3. Produk amNU

75

Anda mungkin juga menyukai