Anda di halaman 1dari 27

I.

RENCANA JUDUL: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI MINAT BELI ULANG KONSUMEN PRODUK PT.

POCI KREASI MANDIRI SUKABUMI.

II. Latar Belakang


Minat beli adalah bagian dari komponen perilaku sikap konsumen dalam

mengkonsumsi suatu produk. Minat membeli merupakan bagian dari komponen

perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan respon untuk

bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan minat

beli ulang merupakan minat pembelian yang didasarkan atas pengalaman

pembelian yang telah dilakukan sebelumnya. Dengan adanya pengalaman dalam

membeli produk, konsumen dapat mengatahui nilai produk yang dirasakannya.

Selain itu, mempertahankan pelanggan yang sudah ada jauh lebih penting bagi

perusahaan dari pada mencari pelanggan baru, kemungkinan diperlukan biaya yang

lebih besar untuk mendapatkan seorang konsumen baru dari pada mempertahankan

seorang yang sudah menjadi pelanggan.

Dalam mempertahankan konsumen yang sudah menjadi pelanggan ini

tidaklah mudah. Perlu adanya upaya dan langkah-langkah dalam menjalankan

kegiatan usahanya, perusahaan tentu mempunyai keinginan agar produknya dapat

terjual seperti yang diharapkan, disamping itu konsumen akan memiliki minat beli

ulang atas produk tersebut.

Minat beli ulang produk yang tinggi mencerminkan tingkat kepuasan

konsumen ketika memutuskan untuk mengadopsi suatu produk, sehingga

1
2

keputusan untuk mengadopsi produk tersebut timbul setelah konsumen

mencobanya. Kemudian timbul ketertarikan terhadap produk. Ketertarikan

konsumen terhadap produk dapat diambil bila konsumen mempunyai persepsi

bahwa produk yang mereka pilih berkualitas baik dan dapat memenuhi atau bahkan

melebihi keinginan dan harapan konsumen. Dengan kata lain produk tersebut

mempunyai nilai yang tinggi di mata konsumen.

Dalam memanfaatkan fenomena ini setiap perusahaan harus mampu

memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup

perusahaan tersebut sebagai wadah yang berorientasi untuk memenuhi kebutuhan

dan keinginan para konsumen yang sangat tergantung pada perilaku konsumennya

itu sendiri.

Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi minat beli ulang pernah

dilakukan sebelumnya oleh laurensia hanjani putri dalam jurnal manajemen bisnis

vol. 1. Nomor 2. (2016) yang berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

ulang konsumen terhadap produk nugget delicy. Terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhi minat pembelian ulang yaitu kepuasan konsumen, kualitas layanan,

harga, prefensi merk, nilai yang dirasakan, kualitas produk, dan lingkungan fisik.

Secara keseluruhan, performa perusahaan pada faktor kualitas layanan, kualitas

produk, nilai yang dirasakan, dan harga sudah cukup baik, namun tidak cukup baik

pada tiga faktor lainnya, yaitu faktor kepuasan pelanggan, preferensi merek, dan

lingkungan fisik.
3

Ujianto dan Abdurachman, 2004 melakukan penelitian Analisis Faktor-

Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi

Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur) menyimpulkan bahwa faktor yang

dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi,

merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor

tersebut kualitas dan referensi merupakan faktor yang paling dominan.

Dari kedua penelitian diatas, faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli

ulang yang terjadi pada perilaku konsumen, tergantung bagaimana produk yang

ditawarkan, baik dari kualitas produk, merek, harga, promosi, tempat, kualitas

layanan. Sedangkan minat beli ulang dari konsumen bisa pula dipengaruhi pada

faktor psikologi, faktor sosial dan faktor pribadi.

Diantara faktor yang menjadi pertimbangan minat beli ulang konsumen

adalah Kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan

seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dengan

harapannya. tingkat kepuasan merupakan kinerja dari fungsi perbedaan antara

kinerja yang dirasakan dengan harapan. Selain itu, terciptanya kepuasan konsumen

dapat memberikan beberapa manfaat salah satunya hubungan antara perusahaan

dan konsumen menjadi erat.

Selain kepuasan konsumen, kualitas produk menjadi pertimbangan konsumen

dalam membeli ulang suatu produk. Karena kualitas produk diantaranya merupakan

suatu unsur untuk mempertahankan konsumen. kualitas produk dapat dikatakan

sebagai usaha untuk mewujudkan citra suatu produk. Jika kualitas produknya
4

bagus, mulai dari rasa, kemasan, keawetan, dan tidak membosankan. maka dampak

yang akan terjadi besar harapan konsumen akan membeli lagi produk tersebut.

Produk yang mempunyai nilai tinggi dimata konsumen akan mempunyai citra

merk yang tinggi pada benak konsumen. Citra merk merupakan suatu anggapan

atau keyakinan yang dilakukan konsumen. Bila perusahaan berhasil membangun

merk yang kuat, maka hasil yang dirasakan akan berdampak jangka panjang. Merk

yang baik akan memicu konsumen percaya terhadap merk tersebut. Ketika merk

sudah terbangun pada benak konsumen, kemungkinan konsumen akan membeli

lagi pada produk yang sama dengan merk yang sama.

PT. Poci Kreasi Mandiri Sukabumi adalah salah satu perusahaan distributor

yang bergerak dibidang minuman, dibawah naungan PT. Gunung Slamet yang

berpusat di bandung. PT. Poci kreasi mandiri ini bertempat di Sukabumi dan sudah

berdiri sejak tahun 2012. Produk yang ada pada distributor ini yaitu teh poci, teh

celup sosro, dan teh hijau. Pada tahun 2014, poci kreasi mandiri sukabumi berbeda

divisi dengan PT. gunung slamet yang artinya hanya menjual produk teh poci saja.

Selain itu, poci kreasi mandiri adalah franchise dengan merk teh poci.

Berdasarkan hasil penjajakan yang dilakukan peneliti terhadap 10 konsumen

yang melakukan pembelian ulang pada produk teh poci yaitu faktor harga, kualitas

produk, merk, jarak yang dekat, kepuasan konsumen, dan acuan konsumen dalam

membeli ulang produk. Akan tetapi, hal yang menjadi dasar konsumen dalam

membeli ulang produk teh poci tidak diketahui secara tepat. Dengan demikian, jika
5

perusahaan mengetahui faktor utama dalam pembelian ulang produk dengan tepat,

diharapkan untuk mempertahankan konsumen yang ada bisa tetap terjaga.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

lanjut untuk mengambil judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Minat Beli ulang Konsumen Produk PT. Poci Kreasi Mandiri.”

III. Identifikasi dan Rumusan Masalah


3.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas. Belum diketahuinya faktor-faktor yang

menjadi dasar konsumen dalam membeli ulang produk teh poci. oleh sebab itu, jika

faktor konsumen dalam membeli ulang produk teh poci diketahui secara tepat,

tentunya perusahaan teh poci dalam pemasaran produknya sesuai dengan kebutuhan

konsumen yang akan mencobanya kembali.

Maka dari itu peneliti akan mengetahui lebih lanjut faktor apa saja yang

membentuk pembelian ulang konsumen produk teh poci.

3. 2 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan

permasalahan adalah sebagai berikut:

3. 2. 1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen

produk PT. Poci Kreasi Mandiri?

3. 2. 2. Seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi minat beli ulang

konsumen pada produk PT. Poci Kreasi Mandiri?


6

IV. Tujuan dan Keguanaan Penelitian


4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh dan

mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan sehingga permasalahan yang

dijabarkan diatas bisa dijadikan langkah-langkah untuk melakukan suatu penelitian.

Selain itu, tujuan penelitian ini yaitu:

4. 1. 1. Untuk faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen produk

teh poci pada PT. Poci kreasi mandiri.

4. 1. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan dalam mempengaruhi

minat beli ulang konsumen produk teh poci pada PT. Poci kreasi mandiri.

4.2 Kegunaan Penelitian


4.2.1 Kegunaan Teoretis
Peneliti berharap dapat memberikan suatu kontribusi dalam memberilkan

pemahaman terhadap target sasaran perilaku konsumen supaya mampu mengetahui

faktor-faktor mengenai minat pembelian ulang konsumen pada produk teh poci

tersebut. Selain itu juga, sebagai pengaplikasian ilmu-ilmu yang telah dipelajari

selama peneliti mendapatkan keilmuan pada Program Studi Ilmu Administrasi

Bisnis Universitas Muhammadiyah Sukabumi

4.2.2 Kegunaan Praktis


Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan

diantaranya adalah:

4.2.2.1 Bagi Peneliti


7

Penelitian ini dapat menambah pegetahuan, wawasan dan pengalaman dalam

meneliti permasalahan yang sama yang terjadi dilapangan tentang faktor-faktor

yang memepengaruhi minat beli ulang konsumen.

4.2.2.2 Bagi Perusahaan

Sebagai sarana informasi yang sifatnya membangun bagi perusahaan serta

memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang dapat membantu perusahaan

dalam menghadapi dan mengantisipasi masalah yang berkaitan dengan penelitian.

4.2.2.3 Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan menjadi

referensi akademik, khususnya tentang minat beli ulang konsumen, serta dapat

menjadi pelengkap informasi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

V. Penelitian Terdahulu, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis


5. 1. Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini penulis memaparkan beberapa penelitian terdahulu

yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu.

No Perbedaan
8

Nama Judul Penelitian yang


Penelitian terdahulu
Peneliti Penelitian sedang dilakukan
1 Sumitro Analisis kualitas 2. teknik analisis data 1. Teknis analisis
(2011) produk, harga, regresi berganda data yang digunakan
kepuasan yaitu exploratory
konsumen Pada
minat membeli
ulang: studi
kasus Pada
industri kecil di
labuhan batu.
2 Septi kurnia menguji faktor- Faktor-faktor yang di Mencari Faktor-
prastiwi faktor yang teliti yaitu: 1) quality, faktor yang
(2016) berpengaruh 2) satisfaction, 3) mempengaruhi minat
terhadap brand loyalty, 4) beli ulang konsumen
repurchase brand awareness, 5)
intention pada brand equity dan 6)
produk mie brand association
instan indomie di
Yogyakarta
3 Daniel dama faktor-faktor Faktor faktor yang Faktor-faktor yang
(2016) yang diteliti yaitu Minat diteliti yaitu
mempengaruhi konsumen terhadap kepuasan konsumen,
minat beli aspire, Preferensi harga, kualitas
konsumen dalam Konsumen terhadap produk, dan citra
memilih laptop Operating Sistem, merek.
acer di toko Kualitas Produk,
Lestari Harga dan Promosi
Komputer
Manado.
4 Tegowati minat beli ulang 1. faktor yang diteliti 1. Faktor-faktor yang
(2016) handphone yaitu sikap pada diteliti yaitu
evercoss di pusat merek, ekuitas merek kepuasan konsumen,
perbelajaan dan pelayanan purna harga, kualitas
handphone WTC jual terhadap minat produk, dan citra
Surabaya. beli ulang. merek.

5 Liendah F. faktor faktor 1. faktor yang diteliti 1. Faktor-faktor yang


oktavia yang yaitu faktor sosial- diteliti yaitu
(2013) mempengaruhi kepuasan konsumen,
9

minat beli ulang budaya, faktor pribadi, harga, kualitas


konsumen pada faktor psikologis. produk, dan citra
produk fashion merek.
2. teknik analisis data 2. teknik analisis
regresi linier data menggunakan
berganda analisis faktor
exploratory factor
analyse
6 Laurensia analisis faktor- 1. metode penelitian 1. metode penelitian
hanjani putri faktor yang deskriptif kualitatif. deskriptif kuantitatif.
(2016) mempengaruhi 2. terdapat 7 faktor 2. Faktor-faktor yang
minat beli ulang yang mempengaruhi diteliti yaitu
produk nugget minat beli ulang kepuasan konsumen,
delicy. konsumen yaitu harga, kualitas
kepuasan pelanggan, produk, dan citra
kualitas layanan, merek.
preferensi merek,
kualitas produk, nilai
yang dirasakan, harga,
dan lingkungan fisik
Sumber dari berbagai jurnal

5. 2. Kerangka Pemikiran
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh sumitro (2011) yang berjudul

analisis pengaruh kualitas produk, harga, kepuasan konsumen pada minat

pembelian ulang studi kasus: pada industry kecil di Labuan batu. Hasilnya kualitas

produk, harga, kepuasan konsumen, berpengaruh positif terhadap minat beli ulang.

Ujianto dan Abdurachman, 2004 melakukan penelitian Analisis Faktor-

Faktor yang Menimbulkan Kecenderungan Minat Beli Konsumen Sarung (Studi

Perilaku Konsumen Sarung di Jawa Timur) menyimpulkan bahwa faktor yang

dipertimbangkan oleh konsumen untuk membeli sarung adalah kualitas, referensi,


10

merk dan warna serta kemasan, harga, diskon dan hadiah. Dari keseluruhan faktor

tersebut kualitas dan referensi merupakan factor yang paling dominan.

Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi minat beli ulang pernah

dilakukan sebelumnya oleh laurensia hanjani putri (2016) dalam jurnal yang

berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen terhadap

produk nugget delicy. Hasilnya terdapat 7 faktor yang mempengaruhi minat

pembelian ulang yaitu kepuasan konsumen, kualitas layanan, harga, prefensi merk,

nilai yang dirasakan, kualitas produk, dan lingkungan fisik.

Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh yudha praja (2016) yang

berjudul studi tentang minat beli ulang konsumen kopi kapal api di bondowoso.

Hasil penelitian bahwa faktor promosi, citra merk, berpengaruh terhadap pembelian

ulang konsumen kopi.

Dengan keempat jurnal diatas bahwa kemungkinan yang sering terjadi

terhadap pembelian ulang pada suatu produk yaitu kepuasan konsumen, kualitas

produk, citra merk, harga, promosi, kualitas layanan. Namun pada penelitian kali

ini peneliti hanya ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang nantinya

memepngaruhi minat beli ulang pada produk teh poci yang sesuai permasalahan

pada fenomena yang terjadi pada penelitian ini.

Minat beli ulang merupakan salah satu dari perilaku pembelian konsumen

yang mana terdapat kesesuaian antara nilai dari barang atau jasa yang dapat

menghasilkan minat konsumen untuk mengkonsumsinya lagi di kemudian hari.

Keinginan konsumen untuk melakukan pembelian ulang suatu barang, sebagian


11

besar didasarkan pada rasa percaya dan sudah terbiasa yang berkaitan dengan

penggunaan barang tersebut.

Nurhayati dan Wahyu (2012:53) menyatakan bahwa “minat beli ulang


adalah kenginan dan tindakan konsumen untuk membeli ulang suatu produk, karena
adanya kepuasan yang diterima sesuai yang dinginkan dari suatu produk. Merek
yang sudah melekat dalam hati pelanggan akan menyebabkan pelanggan
melanjutkan pembelian atau pembelian ulang.”
Menurut Schiffman-Kanuk dalam Suwandi (2007: 3) menyatakan bahwa
“pembelian yang dilakukan oleh konsumen terdiri dari dua tipe, yaitu pembelian
percobaan dan pembelian ulang. Jika konsumen membeli suatu produk dengan
merek tertentu untuk pertama kalinya, maka disebut pembelian percobaan. Jadi,
pembelian percobaan merupakan tahap penyelidikan dari perilaku pembelian
dimana konsumen berusaha mengevaluasi produk dengan langsung mencoba. Jika
suatu produk dibeli dengan percobaan ternyata memuaskan atau lebih memuaskan
dari merek sebelumnya; maka konsumen berkeinginan untuk membeli ulang, tipe
pembelian semacam ini disebut pembelian ulang.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat beli ulang

konsumen pada suatu produk disebabkan oleh kepuasan konsumen. Hal ini

dikarenakan konsumen akan membeli ulang tergantung bagaimana puas atau tidak

puasnya konsumen.

Kepuasan konsumen sangatlah penting bagi suatu perusahaan. Karena dapat

menimbulkan persepsi ketertarikan terhadap suatu produk atau jasa. Maka dari itu

perusahaan haruslah berusaha membuat strategi supaya produk atau jasa tersebut

bisa bertahan dalam benak konsumen. Sehingga minat akan pembelian ulang akan

terjadi pada konsumen. Minat pembelian ulang yang terjadi karena konsumen

merasa puas terhadap produk yang digunakan setelah konsumen mencobanya.

Menurut Kotler (2005:181) menyatakan bahwa: kepuasan adalah sejauh


mana suatu tingkatan produk dipersepsikan sesuai dengan harapan pembeli.
Kepuasan konsumen diartikan sebagai suatu keadaan dimana harapan konsumen
terhadap suatu produk sesuai dengan kenyataan yang diterima konsumen.”
12

Menurut rangkuti dalam jurnal emba, vol 3 (2015:31) menyatakan bahwa:


“kepuasan konsumen adalah respon atau reaksi terhadap ketidaksesuaian antara
tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja actual yang dirasakan setelah
penggunaan atau pemaian.”

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan

konsumen merupakan suatu respon dalam menaggapi suatu produk. Tanggapan

atau reaksi ini merupakan suatu keadaan konsumen dimana konsumen mampu

menerima suatu produk sesuai dengan harapan dan kenyataan.

Sumarwan (2004) mendefinisikan merek sebagai simbol dan indikator

kualitas dari sebuah produk. Pendapat senada juga dikemukakan oleh Aeker (1997)

yang menyebutkan bahwa “merk adalah nama dan atau simbol yang bersifat

membedakan seperti logo, cap, atau kemasan. Dengan maksud mengidentifikasi

barang atau jasa dari seorang penjual atau penjual tertentu yang mampu

membedakannya dari barang-barang yang telah dihasilkan oleh kompetitor.”

Menurut american marketing association dalam kotler (2005) menyatakan

bahwa merk adalah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari hal

tersebut. Yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang

atau sekelompok penjual, dan untuk membedakannya dari produk pesaing.”

Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa merk

merupakan suatu nama atau simbol yang mengidentifikasi suatu produk dan

membedakannya dengan produk-produk lain sehingga mudah dikenali oleh

konsumen ketika hendak membeli suatu produk. Keberadaan merk sangatlah

penting bagi sebuah produk atau jasa, bahkan tidak mengherankan jika merk

seringkali dijadikan kriteria untuk mengevaluasi suatu produk. Merk yang

mempunyai citra tertinggi dibandingkan dengan merk lainnya, akan menyebabkan


13

konsumen tidak memilih merek yang lainnya. Dengan demikian pembelian ulang

akan terjadi bila merk yang ditawarkan mempunyai citra yang tinggi dibandingkan

dengan yang lainnya.

Kualitas produk mutlak harus ada dalam pelaksanaan perusahaan pada target

sasaran konsumen. Faktor ini merupakan ciri pembentuk citra merk itu sendiri dan

sulit untuk dijabarkan. konsumen tidak sependapat tentang faktor pembentuk

kualitas produk. Pertama, produk harus mampu mencapai tingkat kualitas yang

sesuai dengan fungsi penggunaannya; tidak perlu melebihi. Istilah yang ada pada

kualitas produk adalah sesuai atau tidak sesuainya produk tersebut.

Setelah konsumen mengkonsumsi suatu produk, konsumen akan

mengevaluasi pascapembelian dan pasca konsumsi. Proses ini juga bisa disebut

dengan proses evaluasi alternative tahap dua. Hasil dari pascakonsumsi adalah

kepuasan atau ketidak puasan pada produk tersebut. Kepuasan pada kualitas produk

tersebut akan mendorongkonsumen untuk membeli ulang produk tersebut. Hal ini

dapat membentuk terjadinya minat beli ulang konsumen berdasarkan pada kualitas

produk tertentu.

Menurut Kotler dan Armstrong (2011:258): kualitas suatu produk adalah

kemampuan yang bisa dinilai dari suatu produk didalam menjalankan fungsinya,

yang merupakan suatu gabungan dari daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan

pemeliharaan serta atribut-atribut lainnya dari suatu produk. Dari segi pemasar

kualitas harus diukur dari sudut penglihatan dan tanggapan pembeli terhadap

kualitas itu sendiri. Dalam hal ini selera pribadi sangat mempengaruhi. Oleh karena
14

itu secara umum dalam mengelola kualitas produk, harus sesuai dengan kegunaan

yang diharapkan.

Mowen dan minor (2002:90) mendefinisikan kualitas produk sebagai


evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan barang dan jasa. Isu utama dalam
menilai kinerja produk adalah dimensi apa yang digunakan konsumen untuk
mengevaluasinya. Bagian dari kebijakan produk adalah perihal kualitas produk.

Dalam pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk yang

mempunyai fungsi dan manfaat yang baik untuk di pergunakan dan dibutuhkan

sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam menjalankan fungsi suatu produk tentu

harus adanya atribut-atribut dari suatu produk tersebut. Hal ini dikarenakan untuk

mengukur dari sudut konsumen dan tanggapan konsumen untuk membeli ulang

suatu produk.

Selanjutnya dari dimensi-dimensi tersebut disusunlah instrumen penelitian

sebagai alat pengumpulan data yang nantinya akan dijadikan sebagai data inti dalam

penelitian ini. Kemudian peneliti mencari variable konstruk dari Faktor apakah

yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen pada produk teh poci.

Faktor 1

Faktor 2 Minat Beli


Ulang
Konsumen

Faktor 3

Gambar 1.1 kerangka pemikiran


15

VI. Objek dan Metodologi Penelitian


6. 1. Objek Penelitian
Objek penelitian merupakan suatu fenomena yang terjadi dalam kebiasaan

sehari-hari konsumen membeli ulang produk minuman teh poci. Dengan adanya

pembelian ulang tersebut, peneliti ingin mengetahui faktor-faktor apakah yang

mempengaruhi seorang konsumen membeli ulang produk minuman es teh poci..

6. 2. Metodologi Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

Exploratory Factor Analysis dengan pendekatan kuantitatif. Tujuan utama dari

analisis faktor adalah mendefinisikan struktur suatu data matrik dan menganalisis

struktur saling hubungan (korelasi) antar sejumlah besar variabel dengan cara

mendefinisikan satu set kesamaan variabel atau dimensi dan sering disebut dengan

faktor (Ghozali, 2013).

Dalam studi perilaku dan sosial, penulis membutuhkan pengembangan

pengukuran untuk bermacam-macam variabel yang tidak dapat diukur secara

langsung, seperti tingkah laku, pendapat, intelegensi, personality dan lain-lain.

Faktor analisis adalah metode yang dapat digunakan untuk pengukuran semacam

itu. Menurut Field (2009) analisis faktor memiliki tiga kegunaan, yaitu:

1) Untuk memahami struktur dari satu set variabel;

2) Untuk membuat kuesioner dan mengukur variabel yang mendasarinya;

3) Untuk mengurangi satu set data sehingga ukurannya lebih kecil dan mudah

dikelola namun tetap mempertahankan sebanyak mungkin informasi aslinya.

Dengan adanya pengurangan set data tersebut, menunjukkan bahwa hasil dari
16

analisis faktor dapat menjelaskan varians umum secara maksimum dengan

menggunakan konstruk yang paling sedikit.

Dalam menggunakan metode analisis faktor, data yang digunakan harus

memiliki korelasi yang cukup agar bisa dilakukan analisis faktor. Cara untuk

menentukan dapat atau tidaknya dilakukan analisis faktor adalah dengan melihat

matriks korelasi keseluruhan dengan Uji Barlett dan Measure of Sampling

Adequacy (MSA) dimana MSA ini bisa diuji dengan uji Kaiser Meyer Olkin

(KMO). Setelah keduanya memenuhi nilai yang ditentukan maka analisis faktor

dapat dilaksanakan dengan uji Exploratory Factor Analisis.

6. 3. Variabel Penelitian dan Operasional Variabel


6. 3. 1. Variable penelitian
Menurut Sugiyono (2013:58). “ Variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudiaan ditarik

kesimpulannya”.

Didalam faktor analisis bukan perbedaan antara dependent variabel

(variabel tergantung/terikat) dan independent variabel (variabel bebas), tetapi

tergantung antara variabel – variabel yang diperiksa untuk memperkenalkan

dimensi –dimensi atau faktor-faktornya. Karena variabel satu dengan yang lainnya

saling berketergantungan, maka semua variabel merupakan interdependent

variable.
17

6. 3. 2. Operasionalisasi Konsep
Dalam operasionalisasi konsep menjelaskan mengenai instrumen yang

menjadi fokus penelitian peneliti. Agar mempermudah maka penulis menyajikan

data dalam bentuk tabel.

Tabel 1.1 Opersional Konsep

Variabel Sub Variabel Indikator yang diteliti Skala Item

1.ekspetasi konsumen dan


persepsi terhadap produk teh
poci.
Kepuasan 2.senang dalam mengkonsumsi Ordinal 1-4
konsumen produk teh.
3.kemungkinan untuk
merekomendasikan
4. keinginan untuk membeli
kembali.
1. kesan terhadap produk

2. keawetan produk
Kualitas produk
Minat beli 3. produk bekerja memuaskan
Ordinal 5-8
ulang 4. rasanya enak.

1. merk yang ada pada teh poci


sudah terpercaya

2. ketertarikan konsumen pada


merk teh poci Ordinal 9-12
Citra merk
3. keunggulan merk dari yang
lain

4. sering menggunakan merk


tersebut.

Harga 1. keterjangkauan harga


18

2. kesesuaian produk dengan


harga. Ordinal 13-15
3. daya saing harga

1. jangkauan promosi

promosi 2. informasi yang disampaikan Ordinal 16-17


detail

1. keterjangkauan tempat.
faktor lokasi 2. lokasi penjualan cukup
strategis Ordinal 18-20

1. membeli produk karena


teman-teman sekitar
2. memilih produk karena
Faktor acuan keinginan pribadi. Ordinal 21-23

3. memilih produk karena


kebutuhan.

6. 4. Populasi dan Sampel


6. 4 .1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:115) mengemukakan bahwa. “ Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang

memenuhi karakteristik yang pernah mencoba produk teh poci dengan jumlah yang

tidak diketahui besarannya dan dapat dikatakatan dalam kategori tidak terhingga.

Populasi tak terhingga merupakan suatu sumber data yang tidak dapat

ditentukan batas-batasnya secara kuantitatif. Oleh karena itu luas populasi berifat

tak terhingga dan hanya dapat dijelaskan secara kualitatif (Burhan bungin,

2009:99).
19

6. 4. 2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Dalam melakukan kegiatan sebuah penelitian pada fakta

sebenarnya tidak semua jumlah populasi dijadikan responden, dikarenakan dengan

adanya suatu kendala yang diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keterbatasan

biaya, tenaga, waktu dan sebagainya maka dari itu sampel menjadi sebuah alternatif

bagi peneliti dalam proses penelitian. Hal tersebut diperkenankan dengan syarat

dapat mewakili yang lainnya

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu non probability sampling

dengan sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan

kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat

digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kita temui itu cocok dengan

sumber data (Sugiyono, 2013:96).

Untuk menentukan sampel dari suatu populasi, peneliti menggunakan sampel

yang dirumuskan oleh lemeshow (dalam riduwan 2010) dengan rumus:

𝑍𝑎2 𝑥𝑃𝑥𝑄
𝑛=
𝐿2

Dimana :
n : Jumlah sampel yang diperlukan
Za : Nilai standar a=5%=1.96
P : Prevalensi outcome, karena data belum didapat, maka dipakai 50%
Q : 1-P
L : Tingkat ketelitian 10%

Berdasarkan rumus, maka n


𝑍𝑎2 𝑥𝑃𝑥𝑄
𝑛=
𝐿2
20

1.962 𝑥0.5𝑥0.5
𝑛=
0.12

n= 96.04

Maka diperoleh hasil jumlah sampel minimal yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adalah 96 responden. Namun untuk tidak terjadi kekeliruan dalam

jumlah sampel dibulatkan menjadi 100 responden.

6. 5. Uji Validitas dan Realibitas


6. 5. 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner mampu

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. (Ghozali, 2013).

Uji validitas dilakukan dengan melakukan validitas konstruk dengan mengukur

sejauh mana suatu instrumen secara positif berhubungan dengan instrument lainnya

yang digunakan untuk mengukur suatu konstruk yang sama. Uji validitas ini dapat

dilakukan dengan analisis faktor exploratory. Hasil kelompok yang teridentifikasi

dari analisis faktor kemudian dilakukan uji beda (t-test) untuk mengetahui apakah

variable-variabel tersebut memang beda.

6. 5. 2. Realibitas
Reliabilitas merupakan konsistensi dari serangkaian pengukuran atau

serangkaian alat ukur keajegan data dalam interval waktu tertentu. Pengukuran

yang memiliki realibilitas tinggi, adalah pengukuran yang dapat memberikan hasil

terpercaya (realible). Pengujian ini dilakukan terhadap pernyataan – pernyataan

yang telah dianggap valid untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

ajeg atau konsisten bila dilakukan pengukuran ulang terhadap gejala yang sama.
21

Menurut ghazali (2013:48) “pengukuran hanya sekali saja dan kemudian

hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar

jawaban pertanyaan. Mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach alpha”.

Rumusnya adalah sebagai berikut:

Keterangan:

a = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑sb2= Jumlah varians butir

sb2 = Varians total

Reliabilitas merupakan derajat konsistensi data dalam waktu interval

tertentu. Pengukuran yang memiliki reabilitas yang tinggi adalah pengukuran yang

mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (realible). Suatu konstruk

dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach alpha >0,70 (Nunnally, 1994).

6. 6. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Untuk penyebaran angket atau

kuisioner, peneliti menggunakan alat bantu google form dalam penyebarannya

supaya mengefisienkan waktu.


22

6. 6. 1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh dari hasil penelitian langsung secara

empirik kepada pelaku langsung atau yang terlibat langsung dengan menggunakan

teknik pengumpulan data tertentu.

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan

data primer, pengumpulan data yang dilakukan melalui kuesioner yang diantar dan

diambil sendiri oleh peneliti terhadap konsumen teh poci, kemudian menggunakan

alat bantu google form untuk memudahkan penyebarannya.

Adapun untuk memperoleh data primer dilakukan dengan cara :

6. 6. 2. Kuisioner
Menurut Sugiyono (2013) “Angket atau kuesioner merupakan tehnik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan

atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengadopsi model

Likert. Model Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau gejala sosial (Riduwan dan

Sunarto, 2012). Dengan Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Skala likert yang digunakan memiliki lima tingkat jawaban yang merupakan skala

ordinal sebagai berikut:

a. Sangat Setuju diberi nilai 5

b. Setuju diberi nilai 4


23

c. Cukup Setuju diberi nilai 3

d. Tidak Setuju diberi nilai 2

e. Sangat Tidak Setuju diberi nilai 1

Selanjutnya untuk memenuhi syarat yang baik dari suatu instrument

penelitian, maka penulis melakukan uji validitas dan reliabilitas pada kuesioner.

6. 6. 3. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus

diteliti.

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur dan tidak terstruktur, dapat

dilakukan dengan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan telepon

(Sugiyono, 2013: 194).

1. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi
apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara,
pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis.
2. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur, di

mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah di susun secara

sistematis dan lengkap. Peneliti melakukan wawancara langsung dengan bagian

perusahaan untuk mendapatkan data dan pada konsumen yang pernah membeli

produ teh poci.


24

Data sekunder berupa:

6. 6. 4. Studi kepustakaan (Library Research)

Pengumpulan data dengan cara mempelajari buku, majalah ilmiah, jurnal,

penelitian terdahulu guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan teori-

teori dan konsep-konsep yang berkaitan dengan penelitian.

6. 6. 5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu proses untuk memperoleh data dengan cara

mempelajari dokumentasi perusahaan. Dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan data sekunder sebagai pendukung dari data primer yaitu seperti

profil perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lainnya yang berada

diperusahaan.

6. 7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah cara yang digunakan dalam mengolah data yang

diperoleh sehingga didapatkan suatu hasil analisis atau hasil uji. Adapun teknik-

teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

6. 7. 1. Analisis Faktor (Factor Analysis)

Analisis Faktor (Factor Analysis) merupakan suatu teknik statistik

multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas

(summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan. Hubungan

ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan diuji untuk

diidentifikasikan atau faktornya.

6. 7. 1. Barlett Test of Sphericity


25

Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar

variabel. Jika variabel X1, X2,…,Xp independent (bersifat saling bebas), maka

matriks korelasi antar variabel sama dengan matriks identitas. Sehingga untuk

menguji kebebasan antar variabel ini, uji Bartlett menyatakan hipotesis sebagai

berikut:

H0 : ρ = I

H1 : ρ ≠ I

Statistik Uji :
1 p
rk   rik , k = 1, 2,...,p
p  1 i 1

2
r  rik
p( p  1) i  k

ˆ 

( p  1) 2 1  (1  r ) 2 
p  ( p  2)(1  r ) 2
Dengan :
r k = rata-rata elemen diagonal pada kolom atau baris ke k dari matrik R
(matrik korelasi)
r = rata-rata keseluruhan dari elemen diagonal
Daerah penolakan : tolak H0
(n  1)  p

 
2
T 2 
( rik  r )  ˆ (r k  r ) 2    2 ( p 1) ( p  2) / 2;
(1  r )  i  k k 1 

Jika H0 ditolak maka analisis layak untuk digunakan terutama metode

analisis komponen utama dan analisis faktor. Nilai barlett test of sphericity yaitu

signifikan pada 0.05 jadi dapat disimpulkan analisis faktor dapat diteruskan

(Ghazali 2013:386).

6. 7.2. Uji Kaiser Meyer Olkin

Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) bertujuan untuk mengetahui apakah semua

data yang telah terambil telah cukup untuk difaktorkan. Nilai KMO bervariasi mulai
26

dari 0 sampai dengan 1. Nilai 0 menunjukkan bahwa jumlah korelasi partial relatif

lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah korelasi itu sendiri sehingga analisis

faktor tidak bisa digunakan. Sedangkan nilai 1 menunjukkan bahwa pola korelasi

relatif kompak sehingga analisis faktor bisa digunakan.

Statistik uji :
p p

 r
i 1 j 1
2
ij

KMO = p p p p

r
i 1 j 1
2
ij   a ij2
i 1 j 1

i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p


rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j
aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j

Analisis faktor hasil KMO dapat disebutkan atau memenuhi syarat yaitu

diatas 0.50 (Ghazali 2013:386). Dengan demikian analisis faktor bisa dilanjutkan.

VII. Lokasi dan Lamanya Penelitian

7.1 Lokasi

Penelitian dilaksanakan PT. Poci kreasi mandiriyang berlokasi di Jalan

Pelabuhan II Km. Kecamatan Cipanengah Kota Sukabumi.


27

7.2 Jadwal Penelitian

Adapun jadwal penelitian yang dilakukan penulis selama kurang lebih 2 bulan

terhitung dari bulan November 2017 sampai dengan Desember 2017. Dimana

selama kurun waktu tersebut, penulis melakukan beberapa tahapan penelitian mulai

dari persiapan penelitian sampai dengan pengujian. Namun sampai saat ini masih

dalam penjajagan dan pengumpulan data.

Anda mungkin juga menyukai