Anda di halaman 1dari 29

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Era globalisasi seperti saat ini, perkembangan bisnis terjadi dengan pesat.
Pertumbuhan beragam bisnis terjadi di mana-mana. Ketatnya persaingan membuat setiap
pelaku bisnis dituntut untuk mengeluarkan segala kemampuan yang mereka miliki agar dapat
bersaing dipasar. Menurut Santri Zulaicha (2016), semakin ketatnya persaingan bisnis yang
ada dengan jenis usaha yang sama membuat setiap perusahaan semakin dituntut untuk
bergerak lebih cepat dalam menarik konsumen.

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia yang semakin menyukai aktivitas
minum kopi di coffee shop. Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Rhenald Kasali (2009) yang
mengatakan bahwa kini kopi bukan lagi sekedar penghilang rasa kantuk, tetapi sebagai bagian
dari gaya hidup dimana coffee shop menjadi tempat yang sangat diminati.

Menurut Yanti (2018) coffee shop biasanya dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul
dan bersantai bersama teman-teman atau keluarga di akhir pekan maupun untuk sekedar
melepas kepenatan dari aktivitas sehari-hari. Banyak dari kalangan mahasiswapun
memanfaatkan kehadiran coffee shop ini sebagai alternatif tempat untuk menyelesaikan
pekerjaan atau tugas.

Salah satu coffee shop yang sedang tren saat ini adalah Kopi Kupont. Kopi Kupont
merupakan salah satu coffee shop yang berusaha meraih pelanggan yang mengutamakan
kualitas dan menyasar pelanggan yang menjadikan hangout in cafe sebagai gaya hidup. Kopi
Kupont juga memiliki misi untuk mengedukasi pengunjung khususnya yang belum mengenal
kopi dengan baik.

Persaingan yang ketat antar coffee shop membuat konsumen lebih teliti dan selektif
ketika dihadapkan pada berbagai macam pilihan tempat ngopi. Namun disisi lain, kondisi
pasar coffee shop yang heterogen dan selera konsumen yang terus berkembang membuat
perusahaan kesulitan untuk mengikuti selera konsumen. Maka dari itu, perusahaan perlu
memilih segmen pasar yang paling menarik sebagai pasar sasarannya (Yosini, 2018).
Sumarwan (2014:377) menyatakan keputusan pembelian sebagai pemilihan suatu
tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Pada pengambilan keputusan pembelian,
konsumen selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang ada seperti rasa, harga, dan keunikan
produk yang didapatkan dari promosi. Namun, hal penting yang harus dipahami oleh
organisasi bisnis bahwa setiap konsumen memiliki perilaku yang berbeda sehingga belum
tentu semua faktor-faktor tersebut akan mempengaruhinya dalam membuat suatu keputusan
pembelian pada suatu bisnis.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, konsumen mengharapkan produk yang dibeli


memiliki rasa yang baik dan sesuai dengan harapan agar dapat memuaskan mereka. Kopi
Kupont mempunyai varian rasa yang beraneka ragam, mulai dari full kopi, non kopi, kopi
susu, coklat, dan full susu. Kopi Kupont juga memberikan pilihan minuman dingin dan panas.
Produk yang berkualitas dengan harga yang terjangkau akan memiliki banyak peminat.
Sebaliknya apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan produk maka konsumen akan
berfikir dua kali untuk membelinya (Rusda Irawati, 2016). Konsumen menginginkan harga
produk yang sesuai dengan kualitas dari produk yang bersangkutan.

Kotler dan Keller (2012) menyatakan penetapan harga oleh pelaku bisnis harus
disesuaikan dengan lingkungan dan perubahan yang terjadi. Hal tersebut akan mempengaruhi
konsumen sebelum memutuskan pembelian karena konsumen akan mencari tahu harga dan
akan memilih produk yang sesuai dengan kemampuan membelinya. Selain faktor cita

rasa dan harga, faktor lainnya yang memiliki peranan dalam pengambilan keputusan
pembelian terhadap konsumen yaitu promosi.

Promosi memiliki arti penting bagi perusahaan karena tanpa adanya promosi,
perusahaan tidak akan dapat mengenalkan produknya. Kotler dan Keller (2013) mengatakan
bahwa kegiatan promosi memiliki tujuan yang dapat meningkatkan preferensi brand pada
target pasar yang nantinya akan menimbulkan kesadaran pada konsumen akan suatu merek

dan produk, yang juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan
pembelian.

Kemudian dengan maraknya aplikasi sosial media sekarang ini, dapat dijadikan
pemasar nantinya sebagai media kegiatan promosi yang efektif. Schultz dan Martin (2014)
menyatakan bahwa penggunaan sosial media oleh pihak pemasar pada sebuah usaha,
memungkinkan keberhasilan kegiatan promosi yang memberi dampak bagi konsumen untuk
saling berbagi preferensi maupun mengumpulkan informasi sebagai bahan pertimbangan
memutuskan pembelian suatu produk.

Dampak yang ditimbulkan oleh sosial media sangat nyata terhadap peningkatan trafik
situs web dan peningkatan penjualan online (Solis, 2010:21). Kopi Kupont telah menerapkan
promosi melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram (@kupont.id), yaitu dengan
memberikan banyak promo pada produk dan menawarkan hadiah pada transaksi tertentu.
Sosial media telah dijadikan sebagai salah satu sarana yang digunakan untuk melakukan
pemasaran produk atau yang biasa juga disebut dengan social media marketing. Weinberg
(2009:3-4) mengatakan Social media marketing mendorong individu untuk melakukan
promosi melalui situs web, produk, atau layanan mereka melalui saluran sosial online dan
untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang jauh lebih besar yang memiliki
kemungkinan lebih besar untuk melakukan pemasaran daripada melalui saluran periklanan
tradisional.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang ”Pengaruh Rasa, Harga Dan Promosi Melalui Media Sosial Terhadap
Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang terdapat dalam identifikasi masalah tersebut maka


rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah Rasa dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont?


2. Apakah Harga dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont?
3. Apakah Promosi Melalui Media Sosial dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen Kopi Kupont?
4. Apakah Rasa, Harga dan Promosi Melalui Media Sosial dapat mempengaruhi Keputusan
Pembelian Konsumen Kopi Kupont?
1.3 Tujuan Penelitian

Berkaitan dengan masalah yang disebutkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui pengaruh Rasa terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont,
mengetahui pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont,
mengetahui pengaruh Promosi Melalui Media Sosial terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Kopi Kupont dan mengetahui pengaruh Rasa, Harga dan Promosi Melalui Media
Sosial terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Kopi Kupont.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan akan membawa manfaat,

manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat Secara Teoritis


Sebagai alat untuk mempraktekkan teori - teori yang telah diperoleh selama perkuliahan
sehingga penulis dapat menambah pengetahuan secara praktis mengenai rasa, harga, dan
promosi melalui media sosial terhadap keputusan pembelian dan hasil penelitian ini
diharapkan dapat membantu proses pembelajaran dan pengaplikasian ilmu pengetahuan
khususnya terhadap ilmu Manajemen Pemasaran serta dapat menjadi acuan bagi penelitian
selanjutnya mengenai tema yang sama.
b. Manfaat Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran yang dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam upaya menciptakan ide-
ide yang kreatif, meningkatkan rasa dan promosi yang unik, dan meminimalkan harga agar
konsumen memutuskan untuk membeli

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan Penelitian


1.4 Manfaat Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Keputusan Pembelian

2.1.2 Rasa

2.1.3 Harga

2.1.4 Promosi Melalui Media Sosial

2.2 Penelitian Terdahulu

2.3 Hipotesis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3 Kerangka Konsep

3.3.1 Desain Penelitian

3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.4 Populasi dan Sampel

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.6 Metode Analisis Data

BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Obyek Penelitian

4.2 Struktur Organisasi

4.3 Kegiatan Operasional Obyek Perusahaan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas

5.1.2 Hasil Pengujian Analisa Data

5.2 Pembahasan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Keputusan Pembelian
2.1.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian
Natalia dan Mulyana (2014) menyebutkan bahwa keputusan pembelian adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Sri Widyastuti
mengatakan (dalam Lin, 2015), stated the purchase decision is “some steps done by
customers before making decision on a product”.
Keputusan pembelian menurut Assauri dalam Walukuw, Mananeke, Sepang
(2014) adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu
diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya. Keputusan untuk membeli dapat mengarah
kepada bagaimana proses dalam pengambilan keputusan tersebut itu dilakukan.
Setiadi mengatakan (dalam Tri Widodo, 2015:14), pengambilan keputusan
konsumen (consumer dicision making) adalah suatu proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif
dan memilih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu
pilihan yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku sedangkan menurut
Kotler dan Garry (dalam Annisa Ristu, 2016:22) keputusan pembelian merupakan tahap
dalam proses pengambilan keputusan, yaitu ketika konsumen benar-benar membeli
produk. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan oleh produsen.
Sofjan Assauri mengatakan (dalam Dheany, 2012:18), keputusan pembelian
merupakan suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian yang mencakup
penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan itu
diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya, sedangkan menurut Hasan (dalam Eka
Dewi, 2016:48), keputusan pembelian adalah keputusan dalam memilih tindakan dari
beberapa alternatif dalam membeli produk dan jasa yang akan dikonsumsi.
Menurut Suryani (dalam Tengku Putri, 2016:432), keputusan pembelian
barang/jasa seringkali melibatkan dua pihak atau lebih. Umumnya ada lima peranan yang
terlibat. Kelima peran tersebut meliputi:
1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyarankan ide untuk membeli
suatu barang/jasa. 2. Pembawa pengaruh (influencer) yaitu orang yang memiliki
pandangan atau nasihat yang mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Pengambil
keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan pembelian. 4. Pembeli
(buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian secara nyata. 5. Pemakai (user), yaitu
orang yang mengkonsumsi dan menggunakan barang/jasa yang dibeli.

2.1.1.2 Indikator Pengambilan Keputusan


Dalam melakukan pembelian, konsumen akan dihadapkan oleh beberapa indikator dalam
pengambilan keputusan pembelian baik itu sebelum maupun setelah melakukan
pembelian. Terdapat lima indicator konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian,
masing-masing indikatornya sebagai berikut (Tresnanda et al., 2014):
1) Pengenalan Masalah
Merupakan tahap pertama diproses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali
masalah atau kebutuhan. Tahapan pembelian dimulai ketika konsumen menyadari
suatu masalah atau kebutuhan yang harus dipenuhi guna mencapai kepuasan dari
konsumen itu sendiri. Kebutuhan tersebut dapat timbul dari rangsangan internal atau
eksternal.
2) Pencarian Informasi
Pada tahap ini konsumen digerakkan untuk mencari lebih banyak informasi, konsumen
bisa lebih mudah melakukan pencarian informasi aktif, ketika lebih banyak informasi
diperoleh maka kesadaran dan pengetahuan konsumen tentang barang atau jasa akan
semakin meningkat. Konsumen yang bereaksi akibat adanya stimulan akan berusaha
mencari informasi yang lebih banyak. Besarnya pencarian informasi yang dilakukan
tergantung pada kekuatan dorongannya. Sumber informasi tersebut terdiri dari
keluarga, iklan, media masa, atau pengguna produk.
3) Penilaian Alternatif
Konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam
himpunan pikiran. Hal tersebut berkaitan dengan bobot yang diberikan terhadap
produk dengan membandingkan antara satu produk dengan produk lain.
4) Keputusan Pembelian
Keputusan seorang konsumen untuk mengubah, menangguhkan, atau membatalkan
keputusan-membeli, banyak dipengaruhi oleh pandangan risiko seseorang. Besar
kecilnya risiko yang ditanggapi seseorang adalah berbeda-beda sesuai dengan besar
uang yang dibelanjakan, banyak ciri yang tidak pasti, dan tingkat kepercayaan diri
konsumen.
Seorang konsumen mengembangkan kebiasaan tertentu untuk mengurangi risiko,
seperti membatalkan keputusan, menghimpun informasi dari teman-teman, dan
memilih sebuah merek nasional dan memiliki jaminan. Dalam tahap evaluasi,
konsumen membentuk preferensi atas merek-merek dalam kumpulan pilihan.
Konsumen membentuk suatu niat membeli atas dasar faktor seperti pendapatan, harga,
dan manfaat produk yang diharapkan.
5) Keputusan Paska Pembelian
Setelah pembelian produk, konsumen akan mengalami suatu tingkat kepuasan atau
ketidakpuasan tertentu. Jika produk sesuai harapan maka konsumen akan puas. Jika
melebihi harapan, maka konsumen sangat puas. Jika kurang memenuhi harapan maka
konsumen tidak puas. Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen dengan suatu produk
akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Bila konsumen puas, dia akan menunjukkan
probabilitas yang lebih tinggi untuk membeli produk itu lagi.

2.1.2 Rasa
2.1.2.1 Pengertian Rasa
Dalam hal produk minuman khususnya kopi, rasa dari sebuah produk ikut
mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam persaingan bisnis internasional bidang
industri minuman siap saji, perusahaan dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi dalam
berbagai varian rasa sesuai permintaan konsumen. Drummond KE & Brefere LM (2010)
mendefinisikan bahwa rasa adalah suatu cara pemilihan makanan/minuman yang harus
dibedakan dari rasa (taste) makanan/minuman tersebut. Rasa mempunyai indikator yaitu
bau, rasa, tekstur, dan suhu.
Menurut Shaharudin et al. (2011) rasa merupakan atribut yang menunjukkan
kualitas dari produk makanan/minuman. Rasa merupakan bentuk kerja sama dari kelima
macam indera manusia, yakni perasa, penciuman, perabaan, penglihatan, dan
pendengaran. Rasa sendiri merupakan hasil kerja pengecap rasa (taste buds) yang terletak
dilidah, pipi, kerongkongan, atap mulut, yang merupakan bagian dari rasa.

2.1.2.2 Indikator Rasa


Kompleksitas suatu rasa dihasilkan oleh keragaman persepsi alamiah. Rasa dipengaruhi
oleh 4 indikator yaitu: bau, rasa, tekstur, dan suhu (Drummond KE & Brefere LM, 2010).
1) Bau
Bau merupakan salah satu komponen rasa pada makanan atau minuman, yaitu
memberikan aroma atau bau, maka dapat diketahui rasa dari makanan atau minuman
tersebut. Dimana bau ini dikenal dengan menggunakan hidung. Apabila bau makanan
atau minuman berubah maka tentu saja akan berpengaruh pada rasa.
2) Rasa
Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Rasa dapat
dikenali dan dibedakan oleh kuncup-kuncup cecepan yang terletak pada papilla yaitu
bagian noda darah jingga pada lidah.
Untuk dapat menambah rasa pada minuman atau makanan dapat dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya memberikan rasa manis pada minuman.
3) Tekstur
Tekstur merupakan kualitas tertentu suatu permukaan yang timbul sebagai akibat dari
struktur 3 dimensi dan juga merupakan unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan
bahan, yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk
rupa, sebagai usaha untuk memberikan rasa tertentu pada permukaan bidang pada
perwajahan bentuk pada karya seni rupa secara nyata atau semu.
4) Suhu
Suhu adalah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas atau dingin pada sebuah
benda.
2.1.3 Harga
2.1.3.1 Pengertian Harga
Kotler dan Amstrong mengatakan (dalam Tri Widodo, 2015:3) harga adalah
sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau dari jumlah nilai yang
ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut.
Menurut Swasta (2014) harga merupakan faktor terkendali kedua yang dapat
ditangani oleh manajemen penjualan atau pemasaran. Salah satu strategi yang dapat
dilakukan oleh para pengusaha dalam memberikan harga kepada konsumen adalah
dengan memberikan harga lebih murah dibandingkan dengan pesaing lainnya.
Persepsi yang sering muncul adalah bahwa harga yang mahal mencerminkan
kualitas yang tinggi sehingga konsumen menilai harga yang ditetapkan sesuai dengan
kualitas produk maupun jasa yang ditetapkan. Rusda Irawati (2016) mengatakan produk
yang berkualitas dengan harga yang terjangkau akan memiliki banyak peminat.
Sebaliknya apabila harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan produk maka
konsumen akan berfikir dua kali untuk membelinya. Kotler (2012) mendefinisikan (dalam
Ngabdur Rohman, 2016), price is the amount of money charged for a product or service.
Sedangkan Stanton (2011) mendefinisikan (dalam Ngabdur Rohman, 2016),
price is the amount of money and or goods needed to acquire some combination of another
companying its goods and services.
Ivana Hustić mengatakan (dalam Dobrinić, 2010:187), there are numerous
elements that can affect the price: they are divided into internal and external. Internal
elements that affect the change of the price are: marketing and financial strategies of each
company. External elements are: impact of the consumer and the market, and condition
in which determining the price was decided.

2.1.3.2 Indikator Harga


Nur Achidah, dkk (2016) menetapkan 5 indikator dari sebuah harga, yaitu:
1) Keterjangkauan Harga, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh
produsen/penjual yang sesuai dengan kemampuan beli konsumen.
2) Kesesuaian Dengan Kualitas, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh
produsen/penjual yang sesuai dengan kualitas produk yang dapat diperoleh konsumen.
3) Kesesuaian Dengan Manfaat, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan oleh
produsen/penjual yang sesuai dengan manfaat yang dapat diperoleh konsumen dari
produk yang dibeli.
4) Daya Saing Harga, yaitu penawaran harga yang diberikan oleh produsen/penjual
berbeda dan bersaing dengan yang diberikan oleh produsen lain, pada satu jenis produk
yang sama.
5) Kesesuaian Dengan Yang Disampaikan, yaitu aspek penetapan harga yang dilakukan
oleh produsen/penjual yang sesuai dengan yang
disampaikan.

2.1.3.3 Metode Penetapan Harga


Kotler dan Keller (2012:291) mengatakan metode-metode yang dapat digunakan untuk
menetapkan harga, yaitu:
1. Penetapan Harga Berdasarkan Nilai
Penetapan harga berdasarkan harga (value-based pricing) menggunakan nilai dari
persepsi pembeli, bukan dari biaya penjual, sebagai kunci penetapan harga.
2. Penetapan Harga Berdasarkan Biaya
Penetapan harga berdasarkan biaya (cost-based pricing) melibatkan biaya produksi
dan penjualan produk beserta tingkat pengembalian yang wajar bagi usaha dan risiko.
Perusahaan dengan biaya rendah dapat menghasilkan penjualan dan laba yang lebih
besar.
Stanton (dalam Krisnasakti, 2012: 17). Membagi sasaran penetapan harga menjadi tiga,
yaitu:
1) Berorientasi Laba, Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimalisasi laba. Dalam era
persaingan global, maksimalisasi laba sangat sulit dicapai, karena sukar sekali untuk
dapat memperkirakan secara akurat jumlah penjualan yang dapat dicapai pada tingkat
harga tertentu.
2) Berorientasi Penjualan, Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target
volume penjualan. Tujuan ini banyak diterapkan oleh perusahaan penerbangan,
lembaga pendidikan, pengusaha bioskop, dan pemilik bisnis pertunjukan lainya untuk
meningkatkan penjualan dan mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar.
3) Berorientasi Statusquo, yang bertujuan untuk menstabilkan harga dan menangkal
persaingan. Karena pasar dengan konsumen yang sangat sensitif terhadap harga, akan
menciptakan persaingan harga yang ketat dan cenderung tidak stabil.

2.1.3.4 Tujuan Penetapan Harga


Tujuan Penetapan harga menurut Kotler dan Keller (2012: 389) sebagai berikut:
a) Untuk bertahan dalam menghadapi persaingan dipasar dan menjaga kelangsungan
bisnis perusahaan.
b) Memaksimalkan profit perusahaan.
c) Mencapai pangsa pasar dengan cara memaksimalkan volume penjualan perusahaan.
d) Memaksimalkan penjualan dari produk baru yang ditawarkan ke pasar dengan cara
menetapkan harga yang tinggi diawal penjualan.
e) Menawarkan kualitas terbaik dari suatu produk dengan menawarkan harga yang
mudah dijangkau.
f) Adanya tujuan-tujuan lain bagi perusahaan nirlaba dan organisasi masyarakat, seperti
untuk meningkatkan citra perusahaan.

2.1.4 Promosi Melalui Media Sosial


2.1.4.1 Pengertian Promosi
Lupiyoadi (2009:120) berpendapat bahwa promosi merupakan salah satu
variabel didalam marketing mix yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam
pemasaran produk atau jasanya.
Kotler dan Keller (2013) mengatakan bahwa kegiatan promosi memiliki tujuan
yang dapat meningkatkan preferensi brand pada target pasar yang nantinya akan
menimbulkan kesadaran pada konsumen akan suatu merek dan produk, yang juga dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan pembelian.
Widagdo (2011) menjelaskan promosi pada hakekatnya adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran yang bertujuan mendorong permintaan. Sedangkan menurut
Walukow et al. (2014) menyebutkan bahwa promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi, dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar
bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Menurut Tjiptono (dalam Muhammad Fakhru, 2014: 139) mendefinisikan
promosi sebagai aktivitas pemasaran yang berusaha menyebar informasi, mempengaruhi
atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran perusahaan agar bersedia menerima,
membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan oleh perusahaan yang bersangkutan.
Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik untuk membeli
suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga konsumen melakukan
pembelian.
Kotler (2012) menjelaskan, Promotion is all the activities of the company
undertake to communicate and promote its products to the target market.
Menurut (Muhammad Fakhru dan Hanifa Yasin, 2014: 139) fungsi dari promosi
yaitu sebagai berikut:
1) Mencari dan mendapatkan perhatian dari calon pembeli.
2) Menumbuhkan ketertarikan atas barang dan jasa pada calon pembeli.
3) Mengembangkan keinginan pembeli untuk memilih jasa yang ditawarkan.

2.1.4.2 Indikator Promosi


Menurut Nur Achidah,dkk (2016) terdapat 5 indikator pada promosi. Kelima
indikator tersebut adalah:
a) Kuantitas penayangan iklan di media promosi, bertujuan untuk mengukur berapa
banyak promosi dilakukan setiap hari/minggunya.
b) Kualitas penyampaian pesan dalam penayangan iklan di media promosi, bertujuan
untuk promosi yang dilakukan secara terarah memberikan pesan yang mudah diterima
dan agar konsumen mudah mengetahui berbagai informasi yang disampaikan.
c) Jangkauan Promosi, bertujuan untuk promosi tersebar secara luas dan melihat sejauh
mana keterbatasan promosi yang dilakukan.
d) Menawarkan hadiah yang menarik pada transaksi pembelian produk tertentu,
bertujuan untuk menarik perhatian konsumen agar lebih sering lagi berkunjung dan
bertransaksi dalam pembelian.
e) Melakukan penawaran khusus dalam jangka tertentu, bertujuan agar konsumen selalu
memperhatikan setiap promosi yang dilakukan oleh penjual.

2.1.4.3 Pemasaran Sosial Media


Menurut Gunelius (2011:10) Pemasaran Sosial Media merupakan suatu bentuk
pemasaran langsung ataupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun
kesadaran, pengakuan, daya ingat, dan tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau
entitas lainnya dan dilakukan dengan menggunakan alat dari web sosial seperti blogging,
microblogging, social networking, social bookmarking, dan content sharing.
Pemasaran Sosial Media adalah sebuah proses yang mendorong individu untuk
melakukan promosi melalui situs web, produk, atau layanan mereka melalui saluran sosial
online dan untuk berkomunikasi dengan memanfaatkan komunitas yang jauh lebih besar
yang memiliki kemungkinan lebih besar untuk melakukan pemasaran daripada melalui
saluran periklanan tradisional (Weinberg, 2009:3-4). Dewasa ini, praktek pemasaran
melalui sosial media mulai berkembang dan digunakan sebagai alat pemasaran produk
mempromosikan merek dan brand suatu perusahaan. Sosial media yang berkembang
sangat pesat di Indonesia ialah instagram.
Instagram berasal dari kata “instan” atau “insta”, seperti kamera polaroid yang
dulu lebih dikenal dengan “foto instan” (Pengertian instagram, 2012, dalam
http://.id.wikipedia.org./wiki/instagram). Instagram juga dapat menampilkan foto-foto
secara instan dalam tampilannya. Sedangkan untuk kata “gram” berasal dari kata
“telegram”, dimana cara kerja telegram adalah untuk mengirimkan informasi kepada
orang lain dengan cepat.
Menurut Gunelius (2011:59-62) terdapat empat elemen yang dijadikan sebagai
variabel kesuksesan social media marketing:
a. Content Creation
Konten yang menarik menjadi landasan strategi dalam melakukan pemasaran media
sosial. Konten yang dibuat harus menarik serta harus mewakili kepribadian dari sebuah
bisnis agar dapat dipercaya oleh target konsumen.
b. Content Sharing
Membagikan konten kepada komunitas sosial dapat membantu memperluas jaringan
sebuah bisnis dan memperluas online audience. Berbagi konten dapat menyebabkan
penjualan tidak langsung dan langsung tergantung pada jenis konten yang dibagikan.
c. Connecting
Jejaring sosial memungkinkan seseorang bertemu dengan lebih banyak orang yang
memiliki minat yang sama. Jaringan yang luas dapat membangun hubungan yang
dapat menghasilkan lebih banyak bisnis. Komunikasi yang jujur dan hati-hati harus
diperhatikan saat melakukan social networking.
d. Community Building
Web sosial merupakan sebuah komunitas online besar individu dimana terjadi
interaksi antar manusia yang tinggal diseluruh dunia dengan menggunakan teknologi.
Membangun komunitas di internet yang memiliki kesamaan minat dapat terjadi
dengan adanya social networking.

2.1.4.4 Efektifitas Sosial Media


Lubiana Mileva (2018) mengatakan social media marketing memungkinkan
membangun hubungan sosial yang lebih personal dan dinamis dibandingkan dengan
strategi marketing tradisional. Kegiatan social media marketing berpusat pada usaha
membuat konten-konten yang menarik perhatian dan mendorong pembaca untuk
berinteraksi serta membagikannya dalam lingkungan jejaring sosial pertemanan mereka.
Pengaruh sosial media berbeda-beda, akan tetapi yang umum terjadi adalah informasi
yang berasal dari sosial media akan memberikan pengaruh terhadap keputusan pembelian
yang akan diambil konsumen.
Kotler dan Keller (2013) mengatakan bahwa kegiatan promosi memiliki tujuan
yang dapat meningkatkan preferensi brand pada target pasar yang nantinya akan
menimbulkan kesadaran pada konsumen akan suatu merek dan produk, yang juga dapat
mempengaruhi keputusan seseorang dalam melakukan pembelian.
Penelitian yang dilakukan oleh Schultz dan Martin (2014) tentang “Sales
Promotion influencing consumer brand preferences/purchases” telah menghasilkan
bahwa sarana promosi seperti menggunakan kupon, memberi sampel produk, dan
menggunakan retail shopper cards dapat membangun brand preference dan penjualan.

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu, merupakan hasil-hasil penelitian terdahulu yang memberikan
informasi terkait dengan metode penelitian, hasil, pembahasan yang digunakan sebagai dasar
perbandingan dengan penelitian yang dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ngabdur Rohman dan Evy Rachmawati dalam artikel yang berjudul The Influence Of
Marketing Mix Toward Puchase Decision Donut (Studies On Reseller’s Dk Donut
Company, Cimindy, Bandung) terbit di Journal Of Business And Management Vol. 5,
No.1, 2016: 139-153, menghasilkan kesimpulan bahwa DK Donut had set marketing mix
variable (variable product, price, place, and promotion) in order to influence reseller
purchase decision. In variable price, DK Donut Company decided its product price based
on Competition Based Pricing (Going-Rate Pricing). The company decides its price on
competitors' prices and less attention to costs and demand, Variable price gives positive
influence toward purchase decision significantly. Each variable price increase 1%,
influence increasing 0.527% in purchase decision variable. In promotion variable, DK
Donut had build billboards to promote the product and brands DK Donutto the
reseller/consumer.
2. Santri Zulaicha dan Rusda Irawati dalam artikel yang berjudul Pengaruh Produk Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Di Morning Bakery Batam, terbit
dijurnal Inovasi dan Bisnis, Vol. 4, No. 2, Desember 2016, hlm. 123-136, menghasilkan
kesimpulan bahwa dari hasil analisis untuk produk dan harga memiliki pengaruh yang
besar, dilihat dari koefisien regresinya untuk produk sebesar 61,7% dan harga 37,9%.
Dengan demikian menunjukkan bahwa variabel produk memiliki pengaruh yang lebih
besar dibandingkan dengan harga terhadap keputusan pembelian di Morning Bakery
Batam.
3. Lea Handayani, Sudarmono, dan Mudiantono dalam artikel yang berjudul
Analisis Peningkatan Keputusan Pembelian Melalui Faktor-Faktor Yang Membentuk
Preferensi Merek Coffe Shop Di Sosial Media (Studi pada J.CO Paragon Mall, Semarang)
terbit dijurnal Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 1-11 (http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/dbr) ISSN 25(Online): 2337-3792, menghasilkan kesimpulan
bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara untuk meningkatkan keputusan
pembelian di J.CO Paragon Mall, Semarang melalui faktor store atmosphere, citra merek,
dan faktor promosi yang dapat membentuk preferensi merek coffee shop di sosial media.
Berdasarkan jawaban responden jenis sosial media yang sering digunakan untuk bertukar
informasi maupun berbagi referensi coffee shop adalah Instagram dengan pilihan
terbanyak. Semua hipotesis dalam penelitian ini diterima dan berpengaruh positif. Dalam
penelitian ini telah ditemukan kesimpulan atas masalah penelitian, bahwa proses kegiatan
promosi yang paling berpengaruh dalam membentuk preferensi merek di social media
yang kemudian dapat berfungsi mewujudkan upaya peningkatan penjualan yangdalam hal
ini diindikasikan dengan peningkatan keputusan pembelian konsumen di gerai cabang
J.CO Paragon Mall, Semarang.
4. Fatih Imantoro, Suharyono, dan Sunarti dalam artikel yang berjudul Pengaruh Citra
Merek, Iklan, dan Rasa Terhadap Keputusa Pembelian (Survei Terhadap Konsumen Mie
Instan Merek Indomie di Wilayah Um Al- Hamam Riyadh) terbit dijurnal Administrasi
Bisnis (JAB)|Vol. 57 No.1 April 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa hasil analisis
regresi linear berganda dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri
dari Citra Merek, Iklan, dan Rasa secara bersama-sama dan parsial mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Secаrа bersаmа-sаmа F hitung yаitu
20,252 dаn F tаble 2,807 nilаi sig.F 0,000. Sedаngkаn secаrа pаrsiаl vаriаbel Citrа Merek
menunjukkаn nilаi t hitung sebesаr 2,116 > t table 2.013, Iklаn menunjukkаn t hitung
sebesаr 2,074 > t table 2.013, dаn Citа Rаsа menunjukkаn t hitung sebesаr 2,642 > t hitung
2.013. Diketаhui jugа vаriаbel yаng mempunyаi pengаruh yаng pаling dominаn terhаdаp
vаriаbel Keputusаn Pembeliаn аdаlаh vаriаbel Citа Rаsа.
5. Darlina Yunia Sari, Sasongko, dan Didik Eko Julianto dalam artikel yang berjudul
Pengaruh Kualitas Pelayanan, Reputasi Perusahaan, Atribut Produk, Dan Rasa Terhadap
Minat Beli Ulang Konsumen Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Konsumen Pujasera Jl.
PB. Sudirman Jember) terbit dijurnal Artikel Ilmiah Hasil Penelitian Mahasiswa 2013,
menghasilkan kesimpulan bahwa ada pengaruh secara simultan dan parsial variabekualitas
pelayanan, reputasi perusahaan, atribut produk dan cita rasa terhadap minat beli ulang.
Sementara Variabel yang paling berpengaruh dominan terhadap minat beli ulang adalah
rasa.
6. Sri Widyastuti, dan Muhammad Said dalam artikel yang berjudul Consumer
Consideration in Purchase Decision of SPECS Sports Shoes Product through Brand
Image, Product Design and Price Perception, terbit di International Journal of Supply
Chain Management IJSCM. Vol. 6, No. 4, December 2017. ISSN: 2050-7399 (Online),
2051-3771, menghasilkan kesimpulan bahwa Brand image, product design and price
perception of SPECS sports shoes significantly influence consumer purchase decision.
7. Ivana Hustić, dan Iva Gregurec dalam artikel yang berjudul The Influence of Price on
Customer’s Purchase Decision, terbit dijurnal Faculty of Organization and Informatics.
September 23-25, 2015, menghasilkan kesimpulan bahwa Price as an element of the
marketing mix requires special attention. One of the reasons is that the price, unlike other
marketing elements, affects on the income of consumers. The company as a legal entity
must determine the goals that are to be achieved before determining the price. Taking into
account the goals set by each company, the next upgrade is the pricing policy. Each policy
has its advantages and disadvantages, and with the combination of different policies and
knowledge of the current market situation, the company can make profit. Although,
traditionally customer’s purchase decision mostly depends on price, the conducted
research has shown how important element for purchasing decision is price and how it can
affect the company. The results also show how non-price elements have been gaining
significance in purchasing decision over the past decades and that customers always
follow the activities of company related to price and that they will continue to follow them.
Therefore, companies must always keep in mind that consumers are the ones who should
be in the center of their attention and that should always bear in mind their wishes, needs
and preferences, but also their possibilities.
8. Asy’Arie Muhammad dalam karya ilmiah yang berjudul Pengaruh Labelisasi Halal,
Harga, Promosi, dan Rasa Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Pada Produk Mie
Samyang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terbit di Artikel Karya Ilmiah Penelitian
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta 2018, menghasilkan kesimpulan bahwa
Labelisasi Halal, Harga, Promosi dan Rasa secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Keputusan Pembelian Produk Mie Samyang di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian juga menunjukan bahwa secara parsial Labelisasi Halal, Harga, Promosi
dan Rasa berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan Pembelian. Nilai Adjusted R
Square sebesar 0.368. Artinya bahwa variabel Labelisasi Halal, Harga, Promosi dan Rasa
cukup mampu mempengaruhi Keputusan Pembelian Mie Samyang di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebesar 36,8 %. Sedangkan 63,2 % dipengaruhi oleh variabel lain di
luar model yang diteliti.
9. Nur Achidah, M Mukery Warso, dan Leonardo Budi Hasiolan dalam artikel yang berjudul
Pengaruh Promosi, Harga, dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Mio
GP (Study Empiris Pada Produk Yamaha Mio GT Di Weleri-Kendal), terbit di Journal Of
Management, Volume 2 No.2 Maret 2016, menghasilkan kesimpulan bahwa dari
persamaan regresi linier berganda dari uji t diperoleh temuan bahwa secara individu
variabel promosi, harga dan desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian
pada taraf 5%. Dari hasil uji f bahwa secara bersama – sama yaitu promosi, harga dan
desain berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dimana nilai f hitung sebesar
57,205 > f tabel sebesar (2,65). Sedangkan koefisien determinasi diperoleh dengan nilai
Adjusted R sebesar 0,453. Artinya variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh
adanya promosi, harga dan desain sebesar 45,3%, sedangkan sisanya sebesar 54,7% dapat
dipengaruhi oleh sebab-sebab lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
10. Mega Setiawati, dan Rudolf Lumbantobing dalam artikel yang berjudul Pengaruh Promosi
dan Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Produk Chitato Yang Dimediasi Oleh
Brand Awareness, terbit dijurnal Manajemen Bisnis, Vol. 12, No. 1, Januari-Juni 2017,
menghasilkan kesimpulan bahwa Kemasan signifikan berpengaruh positif terhadap brand
awareness. Kemasan dan brand awareness signifikan berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian produk Chitato. Promosi signifikan berpengaruh positif terhadap
brand awareness, namun promosi tidak signifikan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian produk Chitato. Brand awareness memediasi positif pengaruh promosi dan
kemasan terhadap keputusan pembelian produk Chitato. Dengan demikian efek positif
promosi dan kemasan terhadap keputusan pembelian produk Chitato akan semakin positif
ketika kesadaran akan merek dibenak pelanggan semakin meningkat.
11. Kanisius Waro Wanda dalam artikel yang berjudul Pengaruh Harga Dan Pelayana
Terhadap Keputusan Pembelian Di Mini Market Lulu Mart Samarinda terbit di E-Journal
Administrasi Bisnis, Volume 3, Nomor 4, 2015: 757-768, mengasilkan kesimpulan bahwa
hasil analisis dengan menggunakan SPSS (Statistical Program and Services Solition) versi
20 menunjukan bahwa dari hasil koevisien regresi Y = 1,690+0,153X1+0,305X2
menunjukan variabel harga (X1=0.153), dan pelayanan (X20,305). Nilai R Square
(Koefisien Determinasi) sebesar 0,263. Hasil uji simultan (Uji F) menunjukan bahwa
secara bersama-sama variabel harga dan pelayanan berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian di Lulu Mart Samarinda. Hasil uji parsial (Uji T) menunjukkan
bahwa dari kedua variabel X yakni harga dan pelayanan yang paling berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian adalah pelayanan.
12. Davin Joshua dan Metta Padmalia dalam artikel yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk
dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian KonsumenTerang Bulang Martabak 93, terbit
dijurnal Entrepreneur dan Entrepreneurship, Volume 5, Nomor 1, Maret 2016,
menghasilkan kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan harga
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini menunjukkan kualitas
produk dan harga memiliki kontribusi yang signifikan dalam menentukan keputusan
pembelian Terang Bulan Martabak 93.
13. Lubiana Mileva dan Achmad Fauzi DH dalam artikel yang berjudul Pengaruh Social
Media Marketing Terhadap Keputusan Pembelian (Survei Online pada Mahasiswa
Sarjana Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Angkatan 2014/2015 Fakultas Ilmu
Administrasi Universitas Brawijaya yang Membeli Starbucks Menggunakan LINE), terbit
dijurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 58 No. 1 Mei 2018, menghasilkan kesimpulan
penelitian menunjukkan bahwa variabel Content Creation (X1), Content Sharing (X2),
Connecting (X3), dan Community Building (X4) secara bersama-bersama berpengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap Struktur Keputusan Pembelian (Y).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakannya pada Kedai Kopi Kupont yang terletak di jalan Bangka
Raya No. 100, Jakarta Selatan. Lokasi penilitian tersebut dipilih karena Kupont merupakan
kedai kopi yang baru berdiri di awal tahun 2021, dengan konsep penempatan gerai container
di area parkir Alfa Midi Super. Kupont menyediakan kopi dan makanan pendamping yang
mengusung kekhasan rasa Pontianak.

3.2 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan kunjungan dan pengamatan secara
langsung ke Kedai Kopi Kupont, khususnya pembeli yang dijadikan sebagai objek
penelitian mengenai keputusan pembelian Kopi Kupont.
2. Kuesioner Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan angket kuesioner yang
berisi tentang pernyataan-pernyataan mengenai Rasa, Harga, Promosi Melalui Media
Sosial dan Keputusan Pembelian yang ditunjukan kepada pembeli dengan menggunakan
skala penilaian responden 1-5, dimana skala 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan skala
5 (sangat setuju).
3. Studi Kepustakaan (Library Research)
Dilakukan dengan cara mengumpulkan artikel-artikel, teori yang relevan, dan literatur
lainnya yang ada kaitannya dengan penelitian ini

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Adapun definisi Operasional variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan pada tabel berikut:
Keterangan / Penjelasan Atas
Instrumen Variabel
Uraian Variabel Instrumen/Dimensi
Cita Rasa (X1) Bau Bau khas dengan kopi
(Drummond KE & Brefere Rasa Produk memiliki rasa yang
LM, 2010) berkualitas, Produk menawarkan
rasa yang beraneka ragam, Rasa
sesuai selera, Rasa berbeda
dengan kompetitornya
Tekstur Tekstur yang tidak terlalu cair,
tekstur yang tidak menggumpal
Suhu Coffe shop memberikan pilihan
dingin dan panas

Harga (X2) (Nur Achidah, Keterjangkauan Harga Keterjangkauan harga merupakan


dkk, 2016) faktor utama membeli produk,
harga sesuai dengan kemampuan
beli
konsumen
Kesesuaian Harga Harga sesuai dengan kualitas
produk
Dengan Kualitas Produk
Kesesuaian Harga Harga sesuai dengan manfaat
Dengan Manfaat
Daya Saing Harga Harga yang ditawarkan bersaing
dengan coffe shop lain
Harga Sesuai Dengan Harga sesuai yang
Yang Disampaikan dengan disampaikan
Promosi (X3) (Nur Kuantitas Promosi dilakukan setiap hari
Achidah, dkk, 2016) penayangan atau bahkan beberapa jam sekali
iklan di media promosi
Kualitas penyampaian Promosi produk memberikan
pesan dalam pesan yang mudah diterima,
penayangan iklan di konsumen mudah mengetahui
media promosi berbagai informasi yang
disampaikan
Jangkauan promosi Promosi tersebar secara luas,
Keterbatasan promosi produk
Penawaran Hadiah Coffee shop menawarkan hadiah
yang menarik pada transaksi
pembelian produk tertentu
Penawaran Khusus Mengikuti akun agar tidak
ketinggalan promo tertentu,
Coffee shop melakukan
penawaran buy 2 get 1 dalam
jangka waktu tertentu, konsumen
merasa diuntungkan dari promosi
yang ditawarkan dalam pembelian
online
(gofood/grabfood)
Harga (X2) (Nur Achidah, Keterjangkauan Harga Keterjangkauan harga merupakan
dkk, 2016) faktor utama membeli produk,
harga sesuai dengan kemampuan
beli
konsumen
Kesesuaian Harga Harga sesuai dengan kualitas
Dengan Kualitas Produk produk
Kesesuaian Harga Harga sesuai dengan manfaat
Dengan Manfaat
Daya Saing Harga Harga yang ditawarkan bersaing
dengan coffe shop lain
Harga Sesuai Dengan Harga sesuai dengan yang
Yang Disampaikan disampaikan
Promosi (X3) (Nur Kuantitas penayangan Promosi dilakukan setiap hari
Achidah, dkk, 2016) iklan di media promosi atau bahkan beberapa jam sekali
Kualitas penyampaian Promosi produk memberikan pesan
pesan dalam penayangan yang mudah diterima, konsumen
iklan di media promosi mudah mengetahui berbagai
informasi yang
disampaikan
Jangkauan promosi Promosi tersebar secara luas,
Keterbatasan promosi produk
Penawaran Hadiah Coffee shop menawarkan hadiah
yang menarik pada transaksi
pembelian produk tertentu
Penawaran Khusus Mengikuti akun agar tidak
ketinggalan promo tertentu, Coffee
shop melakukan penawaran buy 2 get
1 dalam jangka waktu tertentu,
konsumen merasa diuntungkan dari
promosi yang ditawarkan dalam
pembelian online
(gofood/grabfood)
Keputusan pembelian (Y) Pengenalan kebutuhan Produk sesuai dengan yang
(Tresnanda et al., 2014) diharapkan, Produk selalu
tersedia di coffe shop
Pencarian informasi Informasi mengenai produk
sesuai yang ditawarkan,
Informasi yang diberikan
sesuai harapan
Evaluasi berbagai Membeli produk dengan keunggulan
alternative yang tidak dimiliki kompetitornya,
Membeli karenakeunggulan produk,
Membeli
produk sesuai kebutuhan

Keputusan pembelian Melakukan pembelian percobaan


pada produk, Melakukan
pembelian ulang pada produk,
Produk mempunyai banyak
kelebihan, Kelengkapan produk
dari segi rasa

Keputusan pasca Mengajak orang lain setelah


pembelian membeli, Berlangganan membeli
dalam setiap pekan, bekerja sama
dengan coffe shop

3.4 Metode Analisis Data


Analisis data dalam penelitian ini adalah interpretasi untuk penelitian yang ditujukan untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaaan penelitian dalam rangka mengungkap fenomena sosial
tertentu. Metode analisis digunakan untuk menginterprestasikan dan menganalisis data.
Sesuai dengan model yang dikembangkan dalam penelitian ini maka alat analisis data yang
digunakan adalah program SPSS versi 22.0. Penelitian ini menggunakan beberapa
langkah/metode dalam melakukan analisis data, antara lain:

Langkah 1 uji Validitas dan uji Normalitas


1. Uji Validitas
Yaitu menguji apakah pernyataan yang tercantum dalam kuisioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Suatu instrumen harus
mempunyai tingkat validitas tinggi jika ingin dianggap sebagai sebuah instrumen yang
valid. Pengujian validitas ini diukur dengan mengkorelasikan skor yang diperoleh pada
masing-masing item pernyataan dengan skor total dari penjumlahan semua skor
pernyataan (Sugiyono, 2010).
2. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik
adalah jika distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini, uji
normalitas dilakukan melalui uji statistik. Uji statistik dilakukan dengan pendekatan
Kolmogorov-Smirnov. Suatu variabel dikatakan normal jika nilai Signifikan atau dengan
probabilitas pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05. (Ghozali, 2011).

Langkah 2 uji Asumsi Klasik


1. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
diantara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel
tersebut tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas
sama dengan nol (Ghozali, 2013). Adapun cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi melalui nilai tolerence dan variance inflation
factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang
dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas
menjadi variabel terikat dan diregres terhadap variabel bebas lainnya. Nilai cut-off yang
umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerence lebih
kecil dari 0,10 atau VIF lebih besar dari 10.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji Glejser. Uji
Glejser ini dilakukan dengan cara meregres variabel bebas terhadap nilai residualnya yang
telah unstandardized. Bila nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 maka berarti tidak
terdapat gejala heteroskedastisitas (Ghozali, 2016).
Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Cara kedua untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan Uji Scatter Plot yang
melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dan nilai
residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit). Maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah
benar atau tidak. Untuk menentukan apakah fungsi persamaan regresi yang digunakan
berbentuk linear dapat dilihat dari nilai signifikan. Bila nilai signifikan lebih kecil dari 0,05
berarti persamaan regresi yang digunakan berbentuk linear dan sebaliknya (Sugiyono,
2012).

Langkah 3: Uji Analisa Regresi dan Kolerasi


1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinan (R2) berguna untuk mengetahui seberapa besar proporsi atau
persentase sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang terdapat
dalam model regresi. Hasil pengujian koefisien determinan mencerminkan besarnya
proporsi (persentase) variabel terikat yang dijelaskan oleh variabel bebas yang dinyatakan
dalam bentuk persentase (Ghozali, 2013).
2. Regresi Linier Sederhana
Regresi linear sederhana merupakan teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh satu variabel bebas terhadap satu variabel terikat (Ghozali, 2011). Tujuan
menggunakan analisis regresi lienear sederhana dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan persamaan sebagai
berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y : Variabel Dependen (Keputusan Pembelian)
a : Konstanta
b : Koefisien Regresi
X : Variabel Independen
3. Uji Regresi Berganda
Analisis regresi linier adalah pengembangan analisis regresi sederhana terhadap aplikasi
yang terdiri dari dua atau lebih variabel independen untuk menduga nilai dari variabel
dependen (Ghozali, 2013).
Analisis regresi linier dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel
bebas yaitu Cita Rasa (X1), Harga (X2) dan Promosi Melalui Media Sosial (X3) terhadap
Keputusan Pembelian (Y) pada Kopi Kupont.

Langkah 4: Uji Hipotesis


Langkah keempat dalam penelitian ini adalah uji hipotesis yang meliputi:
1. Uji F ( Simultan )
Uji F digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah
variabel X1, X2, X3 ( Cita Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial ) benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y ( Keputusan Pembelian Konsumen ) secara bersama-
sama atau simultan. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu Cita Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian Konsumen.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu Cita Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat yaitu Keputusan
Pembelian Konsumen.
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011) adalah menggunakan angka probabilitas
signifikansi, yaitu:
a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
2. Uji t ( Parsial )
Uji t digunakan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y, apakah
variabel X1, X2, X3 ( Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial ) benar-benar
berpengaruh terhadap variabel Y ( Keputusan Pembelian Konsumen ) secara terpisah atau
parsial. Hipotesis yang digunakan dalam pengujian ini adalah:
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu Cita Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat yaitu Keputusan
Pembelian Konsumen.
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu Cita Rasa, Harga, dan Promosi Melalui Media Sosial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variable terikat yaitu Keputusan
Pembelian Konsumen.
Dasar pengambilan keputusan (Ghozali, 2011) adalah menggunakan angka probabilitas
signifikasi, yaitu:
a. Apabila angka probabilitas signifikansi > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
b. Apabila angka probabilitas signifikansi < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Anda mungkin juga menyukai