Anda di halaman 1dari 13

PANDUAN

PENYUSUNAN MODUL
PEMBELAJARAN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


WIYATAMANDALA
B. PENDAHULUAN
Modul merupakan sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi, kemudian di rancang secara terstruktur atau sistematis. Sebuah
kompetensi dan sub-kompetensi dikemas dalam satu modul yang utuh atau disebut self
contained untuk memenuhi kebutuhan belajar pada mata kuliah tertentu dan proses
pembelajaran tertentu.
Materi modul disusun secara menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan serta
dapat digunakan untuk belajar mandiri atau self instructional, dan penggunanya tidak
tergantung dengan media lain. Sebuah modul juga memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk latihan, merangkum, dan mengukur kemampuan dengan melakukan tes
sendiri atau self test.
Selain itu, modul juga mengakomodasi setiap kesulitan belajar mahasiswa dengan
memberikan tindak lanjut dan memberi kesempatan mengembangkan diri dengan materi
pengayaan. Setidaknya, modul memiliki sampul atau topik yang jelas, rumusan
kompetensi dasar atau kemampuan akhir, uraian dan contoh yang rinci, menyediakan
latihan soal atau tes yang bersifat formatif dan menggunakan daftar pustaka yang
memadai.

C. FORMAT MODUL
Dalam sebuah modul memiliki beberapa bagian yang terdiri dari :
1. Sampul
2. Topik / Materi Pembelajaran
3. Pendahuluan
4. Kemampuan akhir yang diharapkan
5. Kegiatan belajar, yang terdiri dari beberapa poin tambahan:
- Sub topik
- Uraian dan contoh
- Latihan
- Rangkuman
6. Daftar pustaka
D. KRITERIA PENILAIAN
Dalam penilaian modul pembelajaran tidak terlepas dari penilaian dalam aspek subtansi
dan kelengkapannya. Substansi dinilai oleh Ketua Program Studi, dengan kriteria
penilaian 1 s.d 5 mengenai substansi, sedangkan untuk kelengkapan sesuai dengan
kriteria 6.s.d 10 sebagai berikut :
1. Materi sesuai dengan kemampuan mahasiswa dan disusun secara menarik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan
2. Dirancang secara sistematis dan dikemas dalam 1 (satu) modul secara utuh atau self
contained.
3. Dapat digunakan untuk belajar mandiri atau self instructional dan penggunaannya
tidak tergantung oleh media lain.
4. Dapat digunakan untuk latihan dan mengukur kemampuan dengan melakukan tes
sendiri atau self test.
5. Mengakomodasi kesulitan belajar dan memberi kesempatan mengembangkan diri
dengan materi pengayaan.
6. Mempunyai kelengkapan sampul yang lengkap atau minimal memiliki topik yang
jelas.
7. Mempunyai rumusan kompetensi dasar atau kemampuan akhir sesuai Rencana
Pembelajaran Semester (RPS).
8. Mempunyai uraian dan contoh yang disusun secara sistematis, rinci dan lengkap.
9. Mempunyai latihan soal atau tes formatif untuk melakukan tes sendiri.
10. Mempunyai daftar pustaka yang mutakhir dan jumlahnya memadai.
Kriteria di atas berlaku untuk setiap topik dan masing-masing kriteria di atas dinilai
dengan ketentuan sebagai berikut :
No Range penilaian Keterangan
1 1 s.d. 3 Sangat kurang
2 4 s.d. 5 Kurang
3 7 s.d. 8 Cukup
4 8 s.d. 9 Baik
5 10 Sangat baik
E. PENULISAN
Adapun penulisan dalam sebuah modul harus mengikuti beberapa langkah dibawah ini
seperti :
1. Setiap mata kuliah terdiri dari 14 (empat belas) topik sesuai dengan jumlah pertemuan
dalam 1 semester. Sebuah topik memuat beberapa sub-topik.
2. Modul ditulis menggunakan file microsoft office word (.doc), dengan huruf times new
roman, memiliki ukuran huruf sebesar 12, dan jarak antara baris (leading) sebanyak 2
spasi.
3. Modul dapat disertai gambar (visual), suara (audio), maupun video.
4. Modul diserahkan dalam bentuk file digital dengan ukuran 1 Megabytes per file untuk
mempelancar proses pengunduhan atau download bahan pembelajaran dari internet.
Apabila sebuah modul berukuran besar, maka akan dipecah dalam beberapa file kecil
sehingga maksimal berukuran 1 megabytes.
5. Modul diserahkan dalam bentuk softcopy kepada Ketua Program Studi untuk dinilai
kelayakannya untuk kemudian diserahkan ke bagian selanjutnya untuk diperiksa
formatnya.
F. TEKNIK PEMBUATAN
1. Sampul
Pada bagian sampul, teknik pembuatan modul harus menyertakan beberapa hal
seperti :
a. Logo universitas atau institut pendidikan
b. Modul mata kuliah
c. Kode mata kuliah
d. Judul topik atau materi pembelajarannya
e. Nama penyusun
f. Nama universitas atau institut pendidikan
g. Tahun Penulisan
2. Judul Topik atau materi belajar
Judul topik ditulis sesuai dengan materi belajar atau pokok bahasan dalam Rencana
Pelaksanaan Semester (RPS).
3. Pendahuluan
Pengantar berisi kedudukan modul dalam suatu mata kuliah, ruang lingkup materi
modul, kaitan antara pokok bahasan satu dengan pokok bahasan lainnya, kaitan antara
sub-pokok bahasan satu dengan sub-pokok bahasan lainnya, dan sebagainya.
memperkirakan, menanggapi, meyakini, memamerkan dan sebagainya.
4. Kemampuan Akhir yang Diharapkan
Hasil akhir yang diharapkan adalah pernyataan tentang maksud yang menggambarkan
kemampuan tertentu pada mahasiswa setelah menyelesaikan pengalaman belajar
tertentu. Kemampuan tersebut disusun dengan format ABC (Audience, Behaviour,
Content). (Audience, Behaviour, Content) dan menggunakan rumusan tingkah laku
yang spesifik dan jelas.
5. Materi Belajar
Setiap modul berisi beberapa sub kegiatan belajar sesuai dengan apa yang tercantum
dalam RPS dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Sub topik : Ditulis singkat dan padat sesuai dengan kegiatan belajar yang
tercantum dalam RPS.
b. Uraian dan contoh : Di bawah uraian dan contoh ini diberikan judul sub-sub topik
atau pokok bahasan yang merupakan bagian dari sub kegiatan belajar. Setiap sub
topik atau pokok bahasan terdiri dri beberapa sub sub topik atau pokok bahasan.
Setelah penulisan judul sub-sub topik atau pokok bahasan diberikan uraian yang
disertai ilustrasi atau contoh-contoh aktual. Uraian diberikan dengan gaya bahasa
sederhana dan komunikatif dalam bentuk bertutur sehingga penulis seolah-olah
hadir di depan pembaca dan tengah menjelaskan materi pembelajarannya. Contoh-
contoh harus disertakan dalam uraian sehingga memperkuat penguasan terhadap
materi pembelajaran yang disajikan. Penyajian contoh - contoh dapat dilakukan
dengan gambar-gambar yang berkaitan.
c. Rangkuman: Rangkuman berisi tentang pokok-pokok materi pembelajaran yang
disajikan dalam uraian dan contoh
d. Latihan: Untuk latihan dapat diberikan butir-butir pertanyaan berbentuk esei
sebagai latihan untuk menguasai materi pembelajaran yang disajikan dalam uraian
dan contoh. Latihan harus disertai dengan petunjuk cara menyelesaikan butir-butir
pernyataan dalam latihan tersebut.

6. DAFTAR PUSTAKA
Mencantumkan daftar pustaka yang digunakan sebagai sumber belajar dengan
menuliskan nama lengkap pengarang buku, judul buku, kota penerbitan buku, nama
penerbit buku, tahun penerbitan buku.
PENILAIAN MODUL PEMBELAJARAN

No Substansi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 JML
.
1 Materi sesuai
kemampuan mahasiswa
dan disusun menarik
untuk mencapai
kompetensi
2 Dirancang secara
sistematis dan dikemas
dalam satu modul utuh
(self contained),
3 Dapat digunakan belajar
mandiri (self
instructional), dan tidak
tergantung media lain
(self alone)
4 Dapat digunakan untuk
latihan dan tes sendiri
(self test)
5 Mengakomodasi
kesulitan belajar dan
mengembangkan diri
6 Sampul / Topik

7 Kompetensi Dasar
dan kemampuan akhir

8 Uraian dan contoh

9 Latihan atau tes formatif

10 Daftar Pustaka

Nilai setiap butir / kolom : Jakarta,.................


Sangat kurang : 1 – 3 Ketua Program Studi,
Kurang :4–5
Cukup : 6–7
Baik : 8-9
Sangat Baik : 10 ____________________
Contoh Format Halaman Depan Modul

MODUL
KEWIRAUSAHAAN
EMNXXX

Disusun oleh
(NAMA PENULIS)

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wiyatamandala


(Tahun Penyusunan)
PENGANTAR
Modul konsep kewirausahaan merupakan penjabaran dari makna atau pengertian dasar
kewirausahaan (entrepreneurship) yang diuraikan oleh Geofrey G. Meredith. Kewirausahaan
menurut Meredith (200) adalah kemampuan melihat dan menilai kesempatan (peluang) bisnis,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan darinya dan
mengambil tindakan untuk memastikan pencapaiannya. Kemampuan-kemampuan seperti
yang diharapkan oleh Meredith dapat tumbuh bila seseorang memiliki jiwa inovatif yang
dapat dilihat dari perilakunya yang inovatif. Perilaku inovatif dapat dilihat dari dimensi
kreatifitas dan pengambilan resiko. Seorang yang memiliki jiwa inovatif dapat secara mudah
menangkap kesempatan atau peluang (opportunity) yang dapat dimanfaatkan untuk berbisnis.
Oleh karenanya, modul ini akan membicarakan konsep kewirausahaan paling dasar, yakni
inovasi, perilaku inovatif (kreatifitas dan pengambilan resiko) serta latihan menangkap
peluang bisnis sebagai awal untuk memasuki dunia usaha baru. Konsep kewirausahaan ini
akan mengawali pemahaman seseorang untuk terjun dalam dunia usaha, terutama dalam
mengawali proses manajemen bisnis yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan aspek-aspek berwirausaha.

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN


 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep berwirausaha yang sukses dengan inovasi
dan perilaku inovatif
 Mahasiswa mampu mencari peluang bisnis sesuai dengan permintaan dan penawaran.

MATERI BELAJAR

Konsep Dasar Kewirausahaan


A. Pengertian Inovasi
Kewirausahaan dapat diartikan sebagai kemampuan melihat dan menilai kesempatan
(peluang) bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan
darinya dan mengambil tindakan untuk memastikan pencapaiannya. Untuk menangkap
peluang bisnis dengan cepat dan mendapatkan peluang bisnis yang tepat, seorang wirausaha
harus memiliki perilaku yang inovatif atau mampu melakukan inovasi-inovasi yang berguna
dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Sebagian besar definisi inovasi meliputi
pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru dan yang dimaksud bukan original tetapi
newness (kebaruan). Inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu
menjadi satu kombinasi. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi
baru’ yang merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru. Dalam
inovasi dapat diciptakan nilai tambah dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem
pengiriman, dan kebijakan untuk semua Kebaruan’ terkait dengan dimensi waktu. Suatu
produk atau jasa dipandang sebagai sesuatu yang baru di suatu tempat tetapi bukan barang
baru lagi di tempat yang lain. ’Kebaruan’ terikat dengan dimensi ruang. Dimensi ruang telah
dijembatani oleh kemajuan teknologi informasi sehingga dimensi jarak dipersempit. Ada 2
macam inovasi berdasarkan kecepatan proses perubahan yakni inovasi radikal dan inovasi
inkremental. Inovasi radikal dilakukan dalam skala besar, dilakukan oleh para ahli
dibidangnya dan biasanya dikelola oleh departemen penelitian dan pengembangan. Inovasi
radikal ini sering kali dilakukan di bidang manufaktur dan lembaga jasa keuangan. Inovasi
inkremental merupakan proses penyesuaian dan mengimplementasikan perbaikan yang
berskala kecil, dilakukan oleh semua pihak yang terkait, hadir setiap kali dan tidak terstruktur
serta bersumber dari kemampuan untuk memberikan hasil desain yang sesuai bagi pengguna
layanan mereka. Inovasi yang sesuai dengan perilaku inovatif adalah inovasi inkremental.
Dalam hal ini, yang melakukan inovasi bukan hanya para ahli saja tetapi semua karyawan
yang terlibat dalam proses inovasi tersebut. Oleh karenanya sistem pemberdayaan karyawan
sangat diperlukan dalam perilaku inovatif ini. Inovasi inkremental terlihat pada sektor
akuntansi, administrasi, teknik, komputer, manajemen. perdagangan retail, pelayanan pribadi,
hotel dan restaurant.

B. Perilaku Inovatif
Perilaku inovatif adalah semua perilaku individu yang diarahkan untuk menghasilkan,
memperkenalkan, dan mengaplikasikan hal-hal ‘baru’, yang bermanfaat dalam berbagai level
organisasi.Inovasi adalah implementasi yang berhasil dari ide-ide kreatif. Ada dua dimensi
yang mendasari perilaku inovatif yaitu kreatifitas dan pengambilan resiko. Semua inovasi
diawali dari ide yang kreatif. Kreatifitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide baru
yang terdiri dari 3 aspek yaitu keahilan, kemampuan berfikir fleksibel dan imajinatif, serta
motivasi internal. Dalam proses inovasi, individu mempunyai ide-ide baru, berdasarkan
proses berfikir imajinatif dan didukung oleh motivasi internal yang tinggi. Proses inovasi
sering berhenti dalam tataran menghasilkan ide kreatif saja dan hal ini tidak dapat
dikategorikan dalam perilaku inovatif. Dalam mengimplementasikan ide diperlukan
keberanian mengambil resiko karena memperkenalkan ‘hal baru’ mengandung suatu resiko.
Pengambilan resiko adalah kemampuan untuk mendorong ide baru menghadapi rintangan
yang menghadang sehingga pengambilan resiko merupakan cara mewujudkan ide yang
kreatif menjadi realitas. Resiko adalah sesuatu yang buruk (tidak dinginkan), baik yang sudah
diperhitungkan maupun tidak, yang merupakan akibat dari suatu tindakan atau suatu
kegiatan. Resiko terdiri dari resiko yang sudah dapat diperhitungkan maupun yang tidak
diperhitungkan, namun dalam menentukan gagasan bisnis yang akan dijalankan, resiko yang
dipilih harus resiko yang sudah diperhitungkan. Resiko yang dipilih seorang wirausaha
hendaknya resiko tingkat sedang, karena biasanya resiko tingkat inilah yang kerap dihadapi
oleh wirausaha yang sukses. Resiko dapat dikelompokan menjadi 3 kriteria, yakni :
 Resiko tinggi: Tingkat keberhasilannya sangat kecil dibandingkan dengan kegagalannya
atau sering gagal.
 Resiko sedang: Tingkat keberhasilannya relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
kegagalan
 Resiko rendah: Tingkat keberhasilannya lebih besar dibandingkandengan kegagalan

RANGKUMAN
Kewirausahaan adalah kemampuan melihat dan menilai kesempatan (peluang) bisnis,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil keuntungan darinya dan
mengambil tindakan untuk memastikan pencapaiannya. Seorang wirausaha hendaknya
mealkukan inovasi. Inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu
menjadi satu kombinasi dengan menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja,
pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan untuk semua. Ada dua dimensi yang mendasari
perilaku inovatif yaitu kreatifitas dan pengambilan resiko. Semua inovasi diawali dari ide
yang kreatif. Kreativftas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide baru yang terdiri dari
3 aspek yaitu keahilan, kemampuan berfikir fleksibel dan imajinatif, serta motivasi internal
Resiko adalah sesuatu yang buruk (tidak dinginkan), baik yang sudah diperhitungkan maupun
tidak, yang merupakan akibat dari suatu tindakan atau suatu kegiatan. Resiko yang dipilih
seorang wirausaha hendaknya resiko tingkat sedang, karena resiko tingkat inilah yang kerap
dihadapi oleh wirausaha yang sukses.
LATIHAN
Jawablah latihan soal di bawah ini
1.Apakah yang dimaksud dengan kewirausahaan?
2.Jelaskan yang dimaksud dengan inovasi?
3.Mengapa wirausaha harus mengambil resiko sedang?

Anda mungkin juga menyukai