Anda di halaman 1dari 91

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang

sangat besar. Hal ini tentunya memberikan manfaat dan keuntungan yang

besar bagi produsen untuk menawarkan produknya, terutama produsen yang

bergerak di bidang consumer goods. Semakin besar jumlah penduduk maka

semakin besar pula jumlah konsumen dan semakin luas pasar yang dapat

dijangkau. Perkembangan teknologi dan persaingan yang ketat di era

globalisasi saat ini membuat permintaan konsumen yang semakin beragam.

Dampak dari hal tersebut tentunya memberikan peluang bagi perusahaan

untuk dapat memproduksi atau memasarkan produk yang sesuai dengan

kebutuhan konsumen yang semakin beragam dan selektif tersebut. Dampak

ini tentunya sudah dirasakan di berbagai bidang usaha salah satunya

makanan siap saji.

Di Indonesia, makanan siap saji seperti mie instan, sudah menjadi

kebutuhan yang cukup penting. Mie instan menjadi pilihan utama

masyarakat Indonesia sebagai pengganti nasi di berbagai kalangan karena

kepraktisannya. Berbagai aspek digunakan oleh mie instan untuk dapat

mencapai keberhasilan tersebut. Untuk penelitian ini, bauran pemasaran

yang terdiri dari produk, harga, promosi dan saluran distribusi akan menjadi

variabel yang dianggap mempengaruhi keputusan pembelian konsumen mie

instan. Sehubungan dengan latar belakang tersebut diatas maka dipilihlah

1
2

judul “Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan Pembelian

Konsumen Mie Instan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah:

1. Bagaimana faktor produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Semarang?

2. Bagaimana faktor harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Semarang?

3. Bagaimana faktor promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Semarang?

4. Bagaimana faktor distribusi berpengaruh terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah

Semarang?

5. Diantara faktor produk, harga, promosi, dan saluran distribusi tersebut,

faktor manakah yang paling mempengaruhi secara dominan terhadap

keputusan pembelian konsumen mie instan pada mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang?
3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui pengaruh produk terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan.

b. Untuk mengetahui pengaruh harga terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan.

c. Untuk mengetahui pengaruh distribusi terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan.

d. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian

konsumen mie instan.

e. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan dari faktor produk,

harga, promosi, dan salurah distribusi di atas yang mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen mie instan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan mie instan sebagai bahan masukan untuk dapat lebih

memfokuskan kepada faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian pelanggan, sehingga strategi-strategi pemasaran yang

dilakukan dapat lebih efektif dan efisien.

b. Bagi penulis sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan secara

teori maupun praktek.


4

c. Bagi kalangan akademik sebagai referensi dan menambah wawasan

tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian

pelanggan convenience goods khususnya makanan cepat saji (mie

instan).

1.4 Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab yang terisi dari

beberapa sub bab. Untuk memberikan gambaran yang menyeluruh

mengenai skripsi ini, maka akan diuraikan secara singkat dari masing-

masing bab sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

BAB II Tinjauan Pustaka

Pada bab ini dijelaskan tentang landasan teori, keputusan pembelian,

pemasaran, bauran pemasaran (produk, harga, promos, saluran

distribusi), penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan hepotesis.

BAB III Metode Penelitian

Menyajikan data penelitian objek penelitian, variabel penelitian,

definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan sumber data,

metode pengumpulan data, dan metode analisa data yang digunakan.


5

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Dalam bab ini berisi tentang deskripsi objek penelitian, analisis data,

dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V Penutup

Penutup berisi kesimpulan hasil penelitian serta saran-saran yang

diperlukan untuk disampaikan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

Dalam landasan teori ini akan dikemukakan beberapa teori baik dari

referensi maupun dari peneliti terdahulu yang menjadi dasar dalam

penelitian. Teori-teori inilah yang nantinya menjadi tolak ukur maupun

pembanding dalam penelitian ini. Teori-teori ini diperoleh dari berbagai

sumber yaitu dari buku, jurnal, tesis dan media informasi lainnya.

2.2 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian menunjukkan adanya konotasi rasional yaitu

pertimbangan yang melibatkan pemikiran, manfaat dan fungsional.

Sedangkan menurut Morissan (2010) Keputusan pembelian (purchase

intention ) adalah tahap selanjutnya setelah adanya niat atau keinginan

membeli, namun keputusan pembelian adalah tidak sama dengan

pembelian yang sebenarnya (actual purchase).

Keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses

integrasi yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya. Produk

mie tersebut harus bisa menarik minat konsumen di kalangan mahasiswa

agar keputusan pembelian jatuh pada produk yang diinginkan penjual mie

tersebut.

6
7

Produk, harga, promosi, dan saluran distribusi sangat berpengaruh

terhadap keputusan pembelian, karena konsumen selalu melihat produk

tersebut dari keempat bauran tersebut. Jika salah satu kurang diminati

konsumen, maka produk tersebu tidak akan dipilih konsumen, jadi

produsen harus sangat teliti untuk membuat produk tersebut agar dapat

diminati konsumen.

2.2.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi pembeli untuk

bersedia membeli barang-barang dan jasa perusahaan (di samping barang

lain) pada saat mereka membutuhkan. Hal ini sangatbergantung bagi

manejer pemasaran untuk memahami “mengapa” dan “bagaimana”

tingkah laku konsumen tersebut demikian; sehingga perusahaan dapat

mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan dan

mendistribusikan produknya dengan baik. Dengan mempelajari prilaku

konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan yang baru yang berasal

dari belum terpenuhinya kebutuhan dan kemudian mengidentifikasikan

untuk mengadakan segmentasi pasar. Assauri (2008)

Pengenalan konsumen merupakan usaha atau kegiatan

pengumpulan, penganalisaan data atau informasi mengenai profil

konsumen. Dalam profil konsumen tercakup informasi mengenai apa

yang dibeli yang merupakan obyek, alasan mengapa pembelian dilakukan

yang merupakan operasi dari pembelian, obyek dan obyektif pembelian

termasuk dalam motif pembelian, sedangkan siapa pembeli atau


8

organisasi untuk pembeliannya mencakup perilaku pembeli, dan operasi

atau bagaimana cara pembelian dilakukan, termasuk dalam kebiasan

pembeli. Sebagai mana yang dikemukakan oleh Assauri (2008) bahwa

maksud pengenalan konsumen agar dapat :

1. Perusahaan mengarahkan kegiatan pemasaran agar tertuju pada

sasaran pasarnya.

2. Menghasilkan sumber-sumber, daya yang ada agar dapat lebih efektif

dan efisien pemanfaatannya.

3. Menciptakan dan membina pelanggan untuk memperoleh laba yang

wajar dengan waktu sepanjang mungkin. Sehingga perusahaan dapat

terus tumbuh dan berkembang.

2.2.2 Faktor Utama yang Mempengaruhi Pembelian

Perilaku pembelian konsumen dipengaruhi banyak faktor. Kotler

dan Keller (2009) bahwa perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh

faktor budaya, sosial, kepribadian, dan kejiwaan. Berikut ini ditampilkan

gambar 2.3 yang memperlihatkan faktor-faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen.

Gambar 2.1

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan


Pembelian oleh Konsumen
Cultural Social Personal Psychological Motivation

Cultur References Age and life cycle


Subcultur groups stage Occupation
e Social Family Roles Economic Situation
Class
and status Lifestyle
Personallity and self-
9

Percepti

on

Learnin
Buyer
g
1

Sumber: Kotler dan Keller (2009)

1) Faktor Budaya

Faktor budaya adalah penentu keinginan dan perilaku yang

paling mendasar. Menurut Schiffman dan Kanuk (2008) adalah

merupakan nilai dan keyakinan perilaku konsumen dalam suatu

masyarakat tertentu.

a. Sub budaya

Sub budaya terdiri dari bangsa, agama, kelompok ras dan

daerah geografis. Banyak sub budaya yang membentuk segmen

pasar penting dan pemasar sering merancang produk dan program

pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

b. Kelas sosial

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) memiliki ciri-ciri:

- Orang-orang dalam kelas sosial yang sama cenderung

bertingkah laku lebih seragam daripada orang-orang dari

kelas sosial yang berbeda.

- Orang-orang merasa menempati posisi yang paling inferior

atau superior sehubungan dengan kelas sosial mereka.

- Kelas sosial seseorang ditandai oleh sekumpulan variabel.

Seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan, pendidikan

dan pandangan terhadap nilai suatu variabel.

- Individu dapat pindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial

lain, keatas dan kebawah sepanjang hidup mereka.


1

2) Faktor Sosial

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial

seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status.

a. Kelompok acuan

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) kelompok acuan

seseorang, terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh

langsung (tatap muka) atau tidak langsung.

Kelompok keanggotaan terbagi menjadi beberapa bagian, sebagai

berikut:

- Kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga dan

rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseorang secara terus-

menerus dan informal.

- Kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan,

professional dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih

formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

b. Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang

paling penting dalam masyarakat, dan telah menjadi objek

penelitian yang ekstensif. Anggota keluarga adalah kelompok

acuan primer yang paling berpengaruh.

Keluarga dalam kehidupan pembeli dibagi menjadi dua, yaitu:

- Keluarga orientasi. Terdiri dari orang tua dan saudara

kandung seseorang. Dari orang tua seseorang mendapatkan


1

orientasi atas agama, politik, dan ekonomi. Serta ambisi

pribadi, harga diri dan cinta. Jika pembeli tidak lagi

berinteraksi intensif dengan keluarganya, pengaruh keluarga

terhadap perilaku pembeli dapat tetap signifikan.

- Keluarga prokreasi yaitu pasangan dan anak-anak seseorang.

Pengaruh orang tua dan anak-anak mereka yang telah dewasa

akan sangat mempengaruhi secara langsung terhadap perilaku

pembelian mereka sehari-hari.

c. Peran dan status

Seseorang berpartisipasi pada dalam banyak kelompok

sepanjang hidupnya. Seperti dalam keluarga, klub, organisasi.

Posisi seseorang dalam tiap-tiap kelompok dapat didefinisikan

dalam peran dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan

dilakukan seseorang.

Contoh peran dan status: peran seseorang istri sangat

mempengaruhi perilaku pembelian dalam keluargannya.

3) Faktor Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor pribadi,

karakteristik tersebut adalah sebagai berikut:

a. Usia dan tahap siklus hidup

Orang membeli barang dan jasa yang berbeda sepanjang

hidupnya, mereka makan makanan bayi dalam tahun-tahun awal

hidupnya. Banyak ragam makanan dalam tahun-tahun


1

pertumbuhan dan dewasa, dan diet khusus dalam tahun-tahun

berikutnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot dan rekreasi

juga berhubungan dengan usia.

b. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang juga mempengaruhi pola konsumsinya,

pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang

memiliki minat diatas rata-rata atas produk dan jasa mereka.

c. Gaya hidup

Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia

yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Gaya

hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang

berinteraksi dengan lingkungannya.

d. Kepribadian dan konsep diri

Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna

dalam menganalisa perilaku konsumen, asalkan jenis kepribadian

tersebut dapat diklasifikasikan dengan akurat dan asalkan terdapat

korelasi yang kuat antara jenis kepribadian tertentu dengan

pemilihan produk atau merek. Contohnya perusahaan komputer

mungkin menemukan banyak calon pembeli memiliki

kepercayaan diri, dominasi dan otonomi yang tinggi.

4) Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologi utama yaitu:


1

a. Motivasi

Seseorang memiliki memiliki banyak kebutuhan pada

waktu tertentu.

- Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; muncul dari tekanan

biologis seperti lapar, haus, tidak nyaman

- Kebutuhan lain bersifat psikogenis; mereka muncul dari

tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,

penghargaan atau rasa memiliki. Sebagian besar kebutuhan

psikogenis tidak cukup kuat untuk memotivasi orang agar

bertindak dengan segera. Suatu kebutuhan akan menjadi

motif jika didorong hingga mencapai tingkat intensitas yang

memadai. Motif adalah kebutuhan yang cukup mendorong

seseorang untuk bertindak.

b. Persepsi

Persepsi dalam bagaimana seseorang individu memilih,

mengorganisasi dan menginterprestasi masukan-masukan

informasi untuk menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti.

- Perhatian selektif

Orang terlibat kontak dengan sangat banyak rangsangan

harian. Contohnya rata-rata orang mungkin berhubungan

dengan lebih dari 1500 iklan sehari. Seseorang tidak mungkin

dapat menanggapi rangsangan- rangsangan ini, sebagian

besar rangsangan akan disaring, ini adalah proses yang


1

dinamakan perhatian selektif.

- Distorsi selektif

Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk

mengubah informasi ke dalam pengertian pribadi dan

menginterprestasikan informasi dengan cara yang akan

mendukung pra-konsepsi mereka, bukannya yang akan

menentang pra-konsepsi tersebut.

- Ingatan selektif orang akan melupakan banyak hal yang

mereka pelajari namun cenderung akan mengingat informasi

yang menyokong pandangan dan keyakinan mereka,

dikarenakan retensi selektif.

5) Pembelajaran

Sebagai besar perilaku manusia adalah hasil belajar, dan

pembelajaran dihasilakn melalui perpaduan kerja dorongan,

rangsangan, petunjuk tanggapan dan penguatan.

6) Keyakinan dan sikap

Melalui bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan

dan sikap. Hal ini kemudian mempengaruhi perilaku pembelian.

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dianut seseorang

tentang suatu hal. Sikap adalah evaluasi, perasaan emosional dan

kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak

menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap

beberapa objek atau gagasan. Orang memiliki sikap terhadap


1

hamper semua hal: agama, politik, pakaian, musik, makanan dan

lain-lain. Sikap menempatkan mereka dalam sebuah kerangka

pemikiran yang menyukai atau tidak menyukai suatu objek.

Bergerak mendekati atau menjauhi objek tersebut.

2.2.3 Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Ada lima tahap yang dilalui konsumen dalam proses pembelian,

yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif,

keputusan pembelian, dan perilaku pembelian. Model ini menekankan

bahwa proses pembelian bermula sebelum pembelian dan berakibat jauh

setelah pembelian. Setiap konsumen tertentu melewati lima tahap ini

untuk setiap pembelian yang mereka buat. Dalam pembelian yang lebih

rutin, mereka membalik tahap-tahap tersebut. Gambar berikut

Gambar 2.2

Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Problem Recognition Post Purchase Behavior


InformationEvaluation Of Alternatives Purchase
Search Decision

Sumber: Kotler (2009)

Proses pembelian konsumen menurut Kotler dan Keller (2009), adalah

sebagai berikut:

1) Pengenalan Masalah

Proses dimulai saat pembeli menyadari adanya masalah atau

kebutuhan. Pembeli merasakan adanya perbedaan antara keadaan

aktual dan sejumlah keadaan yang diinginkan. Kebutuhan ini


1

disebabkan karena adanya rangsangan internal maupun eksternal.

Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu

kebutuhan tertentu. Dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah

konsumen, para pemasar dapat mengidentifikasi rangsangan yang

paling sering membangkitkan minat akan kategori produk tertentu.

Parapemasar kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang

mampu memicu minat konsumen.

2) Pencarian Informasi

Konsumen yang tergerak mungkin mencari dan mungkin pula

tidak mencari informasi tambahan. Jika dorongan konsumen kuat

dan produk yang memenuhi kebutuhan berada dalam jangkauan,

mungkin konsumen akan langsung membelinya. Jika tidak,

konsumen akan menyimpan kebutuhan itu ke dalam ingatan atau

mengerjakan pencarian informasi yang berhubungan dengan

kebutuhan itu.

Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat

kelompok:

- Sumber Pribadi : Keluarga, teman, tetangga, kenalan.

- Sumber Komersial : Iklan, penjual, pengecer, kemasan,

pajangan di toko.

- Sumber Publik : Media massa, organisasi penentu

pemberi peringkat.

- Sumber pengalaman : Penanganan, pengkajian, dan


1

pemakaian produk.

Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatnya.

Yang pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai

dengan pencarian informasi yang sedang-sedang saja. Kedua,

pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan mencari

informasi dari segala sumber.

3) Evaluasi Alternatif

Konsumen akan memproses informasi tentang pilihan merek

untuk membuat keputusan terakhir. Pertama, kita melihat bahwa

konsumen mempunyai kebutuhan. Konsumen akan mencari

manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk.

Konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap

produk sesuai dengan kepentingannya. Kemudian konsumen

mungkin akan mengembangkan himbauan kepercayaan merek.

Konsumen juga dianggap memiliki fungsi utilitas, yaitu bagaimana

konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi menurut

tingkat alternative tiap ciri. Serta akhirnya konsumen akan tiba

pada sikap kearah alternatif merek melalui prosedur evaluasi

atribut. Sejumlah konsep tertentu akan memahami proses ini, yaitu:

- Konsumen akan berusahan untuk memuaskan kebutuhan

mereka.

- Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk.


1

- Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai

dengan ciri-cirinya.

- Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas

setiap ciri. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana

konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang

bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri.

- Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek

melalui prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan

prosedur penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur

penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara

sekian banyak ciri-ciri objek.

4) Perilaku Pasca Pembelian

Setelah member produk, konsumen akan mengalami level

kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir begitu

saja ketika produk dibeli. Para pemasar harus memantau kepuasan

pasca pembelian, tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk

pasca pembelian.

- Kepuasan pasca pembelian

Konsumen mendasarkan harapannya kepada informasi

yang mereka terima tentang produk. Jika kenyataan yang

mereka dapa ternyata berbeda dengan yang diharapkan maka

mereka merasa tidak puas. Bila produk tersebut memenuhi

harapan, mereka akan merasa puas.


2

- Tindakan pasca pembelian

Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap produk akan

mempengaruhi perilaku konsumen. Selanjutnya jika konsumen

tersebut puas, ia akan menunjukkan kemungkinan yang lebih

tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. Para pelanggan

yang tidak puas mungkin membuang atau mengembalikan

produk tersebut. Pemasar dapat menggunakan berbagai cara

untuk mengurangi ketidakpuasan ini. Komunikasi pasca

pembelian dengan pembeli telah terbukti menghasilkan

penurunan pengembalian produk dan pembatalan pesanan selain

itu, juga merupakan cara yang sangat tepat untuk

mempertahankan pelanggan. Misalnya dengan sistem saran,

mengirim sepucuk surat atau menelepon orang yang telah

membeli produknya.

- Pemakaian dan pembuangan pasca pembelian

Para pemasar juga harus memantau cara pembeli memakai

dan membuang produk tertentu. Jika para konsumen

menyimpan produk itu ke dalam lemari untuk selamanya,

produk tersebut mungkin tidak begitu memuaskan. Jika para

konsumen tersebut menjual atau mempertukarkan produk

tersebut, penjualan produk baru akan menurun. Jika para

konsumen membuang produk tertentu, pemasar harus


2

mengetahui cara mereka membuangnya. Terutama jika produk

tersebut dapat merusak lingkungan.

2.3 Pemasaran

American Marketing Association (AMA) mendefinisikan manajemen

pemasaran sebagai berikut: “Manajemen pemasaran sebagai seni dan ilmu

memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan menumbuhkan

pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan, dan mengomunikasikan nilai

pelanggan yang unggul”. Menurut definisi di atas, dapat dikatakan bahwa

manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang dimulai dari proses

perencanaan, pengarahan, dan pengendalian produk atau jasa, penetapan

harga, distribusi, dan promosinya dengan tujuan membantu organisasi

dalam mencapai sasarannya. (Kotler dan Keller, 2007).

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa manajemen pemasaran

sebagai ilmu dan seni memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan,

serta menumbuhkan palanggan dengan menciptakan, menghantarkan, dan

mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul. Manajemen pemasaran

terjadi bila sekurang-kurangnya satu pihak pelaku pertukaran potensial

berfikir tentang sarana-sarana untuk melaksanakan tanggapan pemasaran

sebagai seni dan ilmu untuk memilih pasar sasaran serta mendapatkan,

menjaga dan menambah jumlah pelanggan melalui penciptaan, penyerahan

dan pengkomunikasian nilai pelanggan yang unggul.


2

Pemasaran (Marketing) adalah proses penyusunan komunikasi

terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang

atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan keinginan

manusia. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia

yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam

manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan

produk (product), penetapan harga (price), pengiriman barang (place),

dan mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang bekerja

dibidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya memiliki

pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan

pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia

terutama pihak konsumen yang dituju.

Pemasaran lebih dipandang sebagai seni daripada ilmu, maka

seorang ahli pemasaran tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan

pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada berorientasi pada ilmu

tertentu. Pandangan ahli ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam

menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan atau diinginkan

lalu menyerahkan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan dan

keinginan konsumen (konsep pemasaran).

Strategi pemasaran (marketing strategy) adalah sebuah rencana

yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan penggunaan sumber

dayanya untuk mencapati tujuan pemasaran dan perusahaan.


2

Pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsep pemasaran

mengajarkan bahwa kegiatan pemasaran dimulai dengan mengenal dan

merumuskan kebutuhan konsumen, kemudian perusahaan menyusun

kombinasi dari kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi setepat-

tepatnya agar pemuasan kebutuhan konsumen dapat dipenuhi secara

memuaskan. Terdapat tiga unsur yang terkandung dalam konsep pemasaran

yaitu:

a. Orientasi pada konsumen

b. Penyusunan kegiatan pemasaran yang terintegrasi

c. Kinerja Pemasaran

Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk

merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-

barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta

tujuan perusahaan. Contoh: seorang mahasiswa yang membutuhkan mie

instan dalam memenuhi kebutuhan cepat saji karena waktu yang mendesak,

maka ia akan niat membeli ke warung terdekat untuk mendapatkan produk

yang dicari. Proses dalam pemenuhan produk, harga, promosi dan tempat

seperti yang akan kita bahas nanti pada konsep bauran pemasaran ini,

pemasaran harus mempunyai konsep dari prinsip agar kegiatan

pemasarannya dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

manusia terutama pihak konsumen yang dituju.


2

Bauran Pemasaran

Pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut : “Bauran

pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan

untuk mengejar tujuan perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa

bauran pemasaran merupakan satu perangkat yang terdiri dari produk,

harga, promosi dan distribusi, yang didalamnya akan menentukan tingkat

keberhasilan pemasaran dan semua itu ditujukan untuk mendapatkan respon

yang diinginkan dari pasar sasaran. (Kotler dan Keller, 2007).

Kotler dan Keller (2009), menjelaskan bahwa perusahaan yang

cerdas akan mencoba memahami sepenuhnya proses pengambilan

keputusan pelanggan, semua pengalaman mereka dalam belajar,

memilih, menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk. Disini

diasumsikan bahwa semua perilaku sengaja dilandaskan pada keinginan

yang dihasilkan ketika konsumen secara sadar dan rasional memilih

salah satu diantara tindakan alternatif yang ada. Memahami tingkat

keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar

berusaha mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa

harus terlibat atau tidak dalam pembelian suatu produk atau jasa.

Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian juga bisa

dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan) yang termasuk dalam bauran

pemasaran (marketing mix). Perusahaan yang ingin berkembang dan ingin

mendapatkan keunggulan bersaing harus dapat menyediakan produk

atau jasa yang berkualitas, harga yang murah dan terjangkau, promosi
2

yang konsisten, distribusi yang memadai dalam menyalurkan produk atau

jasanya, waktu penyerahan lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik

dibandingkan para pesaingnya.

Bauran pemasaran merupakan suatu perangkat yang akan menentukan

tingkat keberhasilan pemasaran bagi perusahaan, dan semua ini di tunjukan

untuk memberikan kepuasan kepada segmen pasar atau konsumen yang

dipilih. Pada hakekatnya bauran pemasaran (marketing mix) adalah

mengelola unsur-unsur marketing mix supaya dapat mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen dengan tujuan dapat menghasilkan dan

menjual produk dan jasa yang dapat memberikan kepuasan pada pelanggan

dan konsumen.

2.4 Produk (Product)

Pengertian produk (product) menurut Kotler dalam Siagian

(2007) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk menarik perhatian, pendapatan, kegunaan atau konsumsi

yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan. Kotler &

Armstrong (2010) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan

kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau

dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk

jasa merupakan produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi

kebutuhan konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya

pelanggan tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari
2

sesuatu yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan

sejumlah manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa

maupun kombinasinya.

1) Tingkatan Produk

Dalam merencanakan tawaran pasar, pemasar perlu memahami

tingkatan produk. Tiap tingkatan memiliki nilai tambah bagi

pelanggannya, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan.

Menurut Kotler dan Keller (2009) ada lima level produk, yaitu

sebagai berikut:

a. Manfaat Inti

Merupakan tingkatan yang paling dasar, yaitu manfaat atas

jasa yang sebenarnya dibeli oleh pelanggan.

b. Produk Dasar

Merupakan versi dasar dari produk atau manfaat umum yang

diperoleh dari produk yang dikonsumsi.

c. Produk yang Diharapkan

Merupakan seperangkat atribut atau kondisi minimal yang

diharapkan oleh pembeli ketika membeli sebuah produk.

d. Produk yang Ditingkatkan

Merupakan produk yang memiliki manfaat tambahan yang

lebih daripada yang melampaui harapan pelanggan.


2

e. Calon produk

Merupakan keseluruhan penyempurnaan dan perubahan yang

mungkin dialami sebuah produk di kemudian hari. Produk potensial

menekankan pada evolusi dimana perusahaan mencari cara-cara baru

yang agresif untuk memuaskan dan membedakan tawaran pesaing.

2) Atribut Produk

Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa atribut produk adalah

suatu komponen yang merupakan sifat-sifat produk yang menjamin agar

produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang

diterapkan oleh pembeli. Menurut Kotler dan Amstong (2010)

mengelompokan atribut produk kepada tiga unsur penting, yaitu fitur,

desain atau kemasan produk, dan kualitas produk:

a. Kualitas Produk

Kotler dan Armstrong (2010) mengatakan kemampuan suatu

produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan fungsinya. Bila

suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsinya dapat

dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik.

Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat

tingkatan kualitas, yaitu: kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang,

kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas

dapat diukur secara objektif. Namun demikian dari sudut pemasaran

kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas

produk tersebut.
2

b. Fitur Produk

Fitur produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan

produk satu dengan produk-produk pesaing seperti yang

dikemukakan oleh Kotler dan Amstrong (2010) bahwa fitur adalah

alat untuk bersaing yang membedakan produk suatu perusahaan

dengan perusahaan lainnya. Fitur produk identik dengan sifat dan

sesuatu yang unik, khas dan istimewa yang tidak dimiliki oleh

produk lainnya. Biasanya karakteristik yang melekat dalam suatu

produk merupakan hasil pengembangan dan penyempurnaan secara

terus menerus.

c. Desain atau Kemasan Produk

Menurut Kotler dan Armstrong (2010) cara lain untuk

menambah nilai pelanggan adalah melalui desain atau kemasan

produk yang berbeda dari yang lain. Desain merupakan rancangan

bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan

bahwa bentuk ditentukan oleh fungsi dimana desain mempunyai

kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk

karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis,

bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik

perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk

dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran.


2

2.5 Harga (Price)

Pengertian harga menurut Kotler (2009) harga adalah jumlah

uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk. Harga

adalah kesepakatan nilai yang menjadi persyaratan bagi pertukaran

dalam sebuah transakasi pembelian. Harga dapat juga diartikan dengan

sesuatu yang harus dikeluarkan pembeli untuk menerima produk (Harjanto

2009).

Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan

melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan

dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor

utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran,

bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan.

1) Tujuan Penetapan Harga

Menurut Kotler dan Keller (2009), ada lima tujuan utama dalam

menetapkan harga :

a. Kemampuan bertahan

Perusahaan mengejar kemampuan bertahan sebagai tujuan

utama mereka jikamereka mengalami kelebihan kapasitas,

persaingan ketat, atau keinginan konsumen yang berubah.Selama

harga menutup biaya variabel dan biaya tetap maka perusahaan

tetap berada dalam bisnis.

b. Laba saat ini maksimum

Banyak perusahaan berusaha menetapkan harga yang akan


3

memaksimalkan laba saat ini. Perusahaan memperkirakan

permintaan dan biaya yang berasosiasi dengan harga alternatif dan

memilih harga yang menghasilkanlaba saat ini, arus kas, atau tinkat

pengembalian atas investasi maksimum.

c. Pangsa Pasar Maksimum

Perusahaan percaya bahwa semakin tinggi volume penjualan,

biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang semakin

tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah mengasumsikan pasar

sensitif terhadap harga.

Strategi penetapan harga penetrasi pasar dapat diterapkan

dalam kondisi :

- Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga yang rendah

merangsang pertumbuhan pasar.

- Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya

pengalaman produksi.

- Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.

d. Market Skiming Pricing

Perusahaan mengungkapkan teknologi baru yang menetapkan

harga tinggi untuk memaksimalkan memerah pasar dimana pada

mulanya harga ditetapkan tinggi dan secara perlahan turun seiring

waktu. Skiming pricing digunakan dalam kondisi sebagai berikut :

- Terdapat cukup banyak pembeli yang permintaan saat ini yang

tinggi.
3

- Biaya satuan memproduksi volume kecil tidak begitu tinggi

hingga menghilangkan keuntungan dari mengenakan harga

maksimum yang mampu diserap pasar.

- Harga awal tinggi menarik lebih banyak pesaing kepasar.

- Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul

e. Kepemimpinan kualitas produk

Banyak merek berusaha menjadi “kemewahan terjangkau”

produk atau jasa yang ditentukan karakternya oleh tingkat kualitas

anggapan, selera dan statusyang tinggi dengan harga yang cukup

tinggi agar tidak berada di luar jangkauan konsumen.

2) Metode Penetapan Harga

Perusahaan memilih metode penetapan harga yang mencakup satu

atau lebih dari tiga pertimbangan ini. Menurut Kotler dan Keller (2009),

ada enam metode penetapan harga, berikut penjelasannya :

a. Penetapan Harga Markup

Metode penetapan harga paling mendasar adalah menambah

markup standar ke biaya produk. Sampai saat ini penetapan harga

markup masih populer karena penjual dapat menentukan biaya jauh

lebih mudah daripada memperkirakan permintaan, kemudian harga

cenderung sama dan persaingan harga terminimalisasi ketika

perusahaan dalam industri mengunakan metode ini, dan terakhir

banyak orang merasa bahwa penetapan harga biaya plus lebih adil

bagi pembeli dan penjual.


3

b. Penetapan harga tingkat pembelian sasaran

Perusahaan menentukan harga yang akan menghasilkan tingkat

pengembalian atas investasi sasarannya.

c. Penetapan harga nilai anggapan

Nilai anggapan terdiri dari beberapa elemen seperti citra

pembeli akan kinerja produk, kemampuan penghantaran dari saluran,

kualitas jaminan, dukungan pelanggan, dan atribut yang kurang

dominan seperti reputasi pemasok, ketepercayaan dan harga diri.

d. Penetapan harga nilai

Metode yang menciptakan harga murah kepada konsumen

untuk menarik perhatian konsumen dengan tidak mengabaikan

kualitas produk perusahaan.

e. Penetapan harga going-rate

Perusahaan mendasarkan sebagian besar harganya pada harga

pesaing, mengenakan harga yang sama, lebih mahal atau lebih murah

dibandingkan harga pesaing utama.

f. Penetapan harga jenis lelang

Penetapan harga jenis lelang dilakukan untuk membuang

persediaan lebihatau barang bekas.

3) Variabel Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2012), didalam variabel harga ada

beberapa unsur kegiatan utama harga yang meliputi tingkatan harga,

diskon, potongan harga, dan periode pembayaran.


3

Menurut Kotler dan Armstrong (2008) ada 4 (empat) indikator

yang mencirikan harga yaitu: keterjangkauan harga, kesesuaian harga

dengan kualitas produk, daya saing harga, kesesuaian harga dengan

manfaat.

Dan disini peneliti mengambil 2 (dua) unsur harga, yaitu :

1. Tingkatan Harga adalah rate yaitu angka yang menunjukkan nilai,

harga, kecepatan perkembangan, dan produksi berdasarkan satuan

ukur tertentu; biayapremi asuransi ataupun beban biaya.

2. Potongan Harga adalah pengurangan harga yang diberikan oleh

penjual kepada pembeli sebagai penghargaan atas aktivitas tertentu

dari pembeli yang menyenangkan bagi penjual. Biasanya potongan

harga ini diwujudkan dalam bentuk tunai ataupun barang dan

dimaksudkan untuk menarik konsumen. Terdapat empat jenis

diskon, yaitu diskon kuantitas, diskon musiman, diskon kas, dan

trade discount.

2.6 Promosi (Promotion)

Kotler (2009) mendefinisikan promosi penjualan sebagai berbagai

kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk mengkomunikasikan

manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan konsumen sasaran agar

membelinya. Promosi merupakan satu faktor yang menentukan

keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler dan Keller (2012)

mendefinisikan promosi sebagai kampanye pemasaran yang dirancang


3

untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau lebih besar atas

produk atau jasa tertentu oleh konsumen.

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya

menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat

mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang

ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui

pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antar

alain :

- Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru

- Mengkomunikasikan produk baru

- Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal

secara luas

- Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas

produk

- Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk

- Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.

Produk mie instan harus bisa mempromosikan barangnya kepada

konsumen dikalangan mahasiswa. Banyak cara untuk bisa menjual

produknya itu keberbagai sumber dengan cara memasarkan ke iklan-iklan,

promosi dan lain sebagainya.

Setiap perusahaan yang melakukan kegiatan promosi tentu tujuan

utamanya adalah untuk mencari laba. Menurut Rangkuti (2010), pada


3

umumnya kegiatan promosi harus mendasarkan kepada tujuan sebagai

berikut:

a. Modifikasi tingkah laku

Kegiatan promosi yang bertujuan untuk berusaha mengubah

tingkah laku konsumen dengan menciptakan kesan baik tentang produk

dan mendorong pembelian produk oleh konsumen, sehingga konsumen

yang dari tidak menerima suatu produk akan menjadi setia terhadap

produk.

b. Memberitahu

Kegiatan promosi yang bersifat memberikan informasi mengenai

harga, kualitas, syarat pembeli, kegunaan, dan keistimewaan sebuah

produk kepada pasar yang dituju untuk membantu konsumen dalam

mengambil keputusan untuk membeli.

c. Membujuk

Kegiatan promosi yang bersifat membujuk dan mendorong

konsumen untuk melakukan pembelian atas produk yang ditawarkan.

Perusahaan lebih mengutamakan penciptaan kesan positif kepada

konsumen agar promosi dapat berpengaruh terhadap perilaku pembeli

dalam waktu yang lama.

d. Mengingatkan

Kegiatan promosi yang bersifat mengingatkan ini dilakukan untuk

mempertahankan merek produk di hati masyarakat, dan


3

mempertahankan pembeli yang akan melakukan transaksi pembelian

secara terus-menerus.

Bauran Promosi

Kotler dan Armstrong (2012) mengemukakan, “Promotion mix

(marketing communications mix) is the specific blend of promotion tools

that the company uses to persuasively communicate customer value and

build customer relationships”, yang artinya bauran promosi (bauran

komunikasi pemasaran) adalah campuran spesifik dari alat-alat promosi

yang digunakan perusahaan untuk secara persuasif mengomunikasikan

nilai pelanggan dan membangun hubungan pelanggan.

Menurut Kotler dan Armstrong (2012), bauran promosi terdiri atas

5 (lima) alat-alat promosi, yaitu:

1. Advertising (periklanan), yaitu semua bentuk presentasi dan

promosi nonpersonal yang dibayar oleh sponsor untuk

mempresentasikan gagasan, barang atau jasa. Periklanan dianggap

sebagai manajemen citra yang bertujuan menciptakan dan

memelihara cipta dan makna dalam benak konsumen. Bentuk

promosi yang digunakan mencakup broadcast, print, internet,

outdoor, dan bentuk lainnya.

2. Sales promotion (promosi penjualan), yaitu insentif-insentif

jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu

produk atau jasa. Bentuk promosi yang digunakan mencakup


3

discounts, coupons, displays, demonstrations, contests,

sweepstakes, dan events.

3. Personal selling (penjualan perseorangan), yaitu presentasi

personal oleh tenaga penjualan dengan tujuan menghasilkan

penjualan dan membangun hubungan dengan konsumen. Bentuk

promosi yang digunakan mencakup presentations, trade shows,

dan incentive programs.

4. Public relations (hubungan masyarakat), yaitu membangun

hubungan yang baik dengan berbagai publik perusahaan supaya

memperoleh publisitas yang menguntungkan, membangun citra

perusahaan yang bagus, dan menangani atau meluruskan rumor,

cerita, serta event yang tidak menguntungkan. Bentuk promosi

yang digunakan mencakup press releases, sponsorships, special

events, dan web pages.

5. Direct marketing (penjualan langsung), yaitu hubungan langsung

dengan sasaran konsumen dengan tujuan untuk memperoleh

tanggapan segera dan membina hubungan yang abadi dengan

konsumen. Bentuk promosi yang digunakan mencakup catalogs,

telephone marketing, kiosks, internet, mobile marketing, dan

lainnya.

2.7 Saluran Distribusi (Place)

Definisi lokasi menurut Kotler (2009) mengenai tempat adalah

berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat


3

produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2006) tempat dalam jasa

merupakan gabungan antara lokasi dan lokasi dan keputusan atas saluran

distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa ke konsumen dan di mana lokasi yang strategis.

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu keuntungan

bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen, namun sekaligus

juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat menjadi semakin mahal.

Tingginya biaya lokasi tersebut dapat terkompensasi dengan reducing biaya

marketing, sebaliknya lokasi yang kurang strategis akan membutuhkan

biaya marketing lebih mahal untuk menarik konsumen agar berkunjung.

Dekorasi dan desain sering menjadi daya tarik tersendiri bagi para target

konsumen. Kondisi bangunan juga menjadi persyaratan yang memberikan

kenyamanan. Lokasi pemasaran juga menjadi bagian dari unsur place yang

penting. Survei dan data-data yang efektif mengenai area pemasaran juga

akan menjadi sangat penting sebelum menentukan tempat atau lokasi

pemasaran.

1) Tingkatan Saluran Distribusi

Menurut Kotler (2010), mengemukakan tentang saluran

pemasaran yaitu untuk menyalurkan produk dari perusahaan dapat

memilih cara penyaluran barang/jasa baik secara langsung maupun

tidak langsung mengharuskan perusahaan untuk menjual produknya

kepada konsumen akhir (misalnya dengan cara mengirim tenaga

penjual
3

atau membuka toko untuk menjual produk dari perusahaannya).

Sedangkan penyaluran secara tidak langsung menghendaki adanya

perantara yaitu para pedagang besar, agen, atau pengecer.

Dalam proses penyaluran barang-barang dari produsen ke

konsumen akhir atau pemakai, perusahaan harus dapat menentukan

pilihan yang tepat di dalam memilih tingkatan saluran pemasaran yang

digunakan. Berikut ini merupakan bentuk dari saluran pemasaran untuk

barang konsumsi.

a. Saluran tingkat nol (zero level channel)

Saluran ini sering disebut juga saluran langsung karena dalam

proses penyalurannya dilakukan tanpa melalui perantara. Jadi,

penyalurannya dilakukan langsung dari produsen ke konsumen.

Ada tiga cara dalam melakukan saluran langsung ini yaitu :

penjualn dari rumah ke rumah, penjualan lewat pos, dan penjualan

lewat toko atau koperasi.

b. Saluran tingkat satu (one level channel)

Dalam saluran ini terdapat satu perantara penjualan. Dimana

dalam pasar konsumen perantara sekaligus merupakan pengecer.

Dalam pasar industri, pengecer seringkali bertindak sebagai agen

penjual atau makelar.

c. Saluran tingkat dua (two level channel)

Dalam saluran ini terdapat dua perantara penjualan. Dalam

pasar konsumen mereka merupakan grosir atau pedagang besar


4

sekaligus pengecer. Sedangkan dalam pasar industri merupakan

penyalur tunggal dan penyalur industri.

d. Saluran tingkat tiga (three level channel)

Dalam saluran ini terdapat tiga perantara penjualan yaitu :

agen, pedagang besar, dan pengecer. Saluran ini adalah saluran

terpanjang dari keempat tingkatan saluran pemasaran, karena

produsen menggunakan tiga perantara untuk mencapai ke

konsumen akhir.

Perusahaan memakai 2 jenis distribusi yaitu saluran langsung dan tidak

langsung

a. Saluran langsung

Orang/produsen yang memproduksi barang dan jasa

berinteraksi secara langsung dengan pelanggan,saluran ini

digunakan pada perusahaan yang membentuk sebuah saluran

distribusi luar negeri.

b. Saluran tidak langsung

Saluran ini digunakan pada sebuah perusahaan lokal yang

memasarkan produknya melalui perusahaan lokal lainnya yang

bertindak sebagai perantara penjualan.


4

2.8 Penelitian Terdahulu

Berikut ini dideskripsikan dalam Tabel 2.1 tentang beberapa

penelitian terdahulu sebagai pendukung dalam penelitian ini.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama
Judul Hasil
Penelitian

AHMAD ANALISIS PENGARUH Hasil uji F menunjukan bahwa

YANI BAURAN PEMASARAN terdapat pengaruh yang signifikan

TERHADAP antara variabel bauran pemasaran

(produk, promosi, harga dan


KEPUTUSAN
tempat) secara bersamasama
PEMBELIAN “MIE
terhadap variabel keputusan
SEDAAP”
pembelian mie instan merek Mie
(Studi Empiris Pada
Sedaap pada masyarakat kota
Masyarakat Kota Boyolali)
Boyolali.

Hesti IMPLEMENTASI Hasil pengujian hipotesis

Budiwati MARKETING MIX menunjukkan bahwa implementasi

DAN PENGARUHNYA marketing mix yang terdiri dari

TERHADAP produk, tempat/lokasi, promosi dan

KEPUTUSAN harga mempunyai pengaruh yang

PEMBELIAN signifikan secara parsial terhadap

KONSUMEN PADA keputusan pembelian konsumen


4

PRODUK UNGGULAN pada produk unggulan keripik

KERIPIK PISANG pisang agung di Kabupaten

AGUNG DI KABUPATEN Lumajang.

LUMAJANG

FIDA PENGARUH BAURAN Dari hasil analisis yang diperoleh

FATHIMAH PEMASARAN ternyata variabel independen yang

TERHADAP terdiri dari produk (X1), harga

KEPUASAN KONSUMEN (X2), tempat/distribusi (X3), dan

AIR MINERAL ASA DI promosi (X4) tidak berpengaruh

SAMARINDA signifikan terhadap kepuasan

konsumen (Y) air mineral

Asa di Samarinda.

Tri Analisis Pengaruh Variabel bauran pemasaran yang

Wahyudi1, Marketing Mix Terhadap memberikan kontribusi terbesar

Yopa Eka Kepuasan Konsumen terhadap upaya memenuhi

Prawatya2 Sepeda Motor kepuasan

konsumen, sebagai berikut:

1. Dari penelitian di dapatkan

bahwa variabel Produk, Harga,

Promosi, dan Pelayanan Konsumen

merupakan variable yang paling

signifikan mempengaruhi variable

Kepuasan Konsumen.
4

2. Variabel lainnya yang

mempunyai pengaruh sangatbesar

terhadap tingkat kepuasan

pelanggan adalah variabel faktor

luar (residu), dimana variabel

residu ini memberikan konstribusi

sebesar 35% dalam mempengaruhi

Kepuasan Konsumen tersebut.

3. Memberikan pelayanan yang

prima kepada konsumen

diantaranya dengan menangani

keluhan pelanggan serta membina

hubungan yang baik agar tercipta

loyalitas pelanggan yang tinggi.

Alizar ANALISIS HUBUNGAN 1. Pada smartphone Blackberry,

Hasan1, BAURAN PEMASARAN variabel produk (X1), harga (X2),

Yumi TERHADAP dan promosi (X4) terdapat

Meuthia1, KEPUTUSAN hubungan yang signifikan terhadap

Berry PEMBELIAN keputusan pembelian smartphone

Yuliandra1, SMARTPHONE Blackberry, namun pada variabel

Indah BLACKBERRY tempat (X3) tidak terdapat

Desfita2 DAN SAMSUNG hubungan yang signifikan terhadap

ANDROID keputusan pembelian. Sementara


4

pada smartphone Samsung

Android, hanya variabel produk

(X1) dan harga (X2) terdapat

hubungan yang signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone

Samsung Android, sementara pada

variabel tempat (X3) dan promosi

(X4) tidak terdapat hubungan yang

signifikan terhadap keputusan

pembelian.

2. Variabel independen yang

mempunyai hubungan yang paling

signifikan terhadap keputusan

pembelian smartphone Blackberry

adalah variabel Harga (X2) yang

memiliki nilai signifikan sebesar

0,001. Sementara pada smartphone

Samsung Android, variabel

independen yang mempunyai

hubungan paling signifikan adalah

variabel Produk (X1) dengan nilai

signifikan sebesar 0,005.

Christian BAURAN PEMASARAN Secara Simultan Produk, Harga,


4

A.D Selang (MARKETING MIX) Promosi dan Tempat berpengaruh

PENGARUHNYA signifikan terhadap Loyalitas

TERHADAP LOYALITAS Konsumen. Secara Parsial Produk,

KONSUMEN PADA Harga berpengaruh signifikan

FRESH MART BAHU terhadap Loyalitas Konsumen

MALL MANADO sedangkan Promosi dan Tempat

tidak berpengaruh signifikan

terhadap Loyalitas Konsumen.

Tri Yuniati PENGARUH 1. Produk berpengaruh terhadap

MARKETING MIX keputusan pembelian, hal ini

TERHADAP dibuktikan dengan uji t yang

KEPUTUSAN menunjukkan nilai signifikansi

PEMBELIAN PADA UD 0,038 lebih kecil dari 0,05.

GLAGAH WANGI DI 2. Harga berpengaruh terhadap

MAGETAN keputusan pembelian, hal ini

dibuktikan dengan uji t yang

menunjukkan nilai signifikansi

0,004 lebih kecil dari 0,05.

3. Tempat atau lokasi berpengaruh

terhadap keputusan pembelian, hal

ini dibuktikan dengan uji t yang

menunjukkan nilai signifikansi

0,032 lebih kecil dari 0,05.


4

4. Promosi berpengaruh terhadap

keputusan pembelian, hal ini

dibuktikan dengan uji t yang

menunjukkan nilai signifikansi

0,004 lebih kecil dari 0,05.

5. Dari hasil uji t juga diketahui

bahwa variabel harga (H)

berpengaruh dominan terhadap

keputusan pembelian (KP) karena

mempunyai t hitung yang lebih

besar dari pada variabel lainnya

yaitu sebesar 3,076.

2.9 Kerangka Pemikiran

Produk
H1

Harga H2

Keputusan Pembelian
H3
Promosi

H4
Saluran Distribusi

H5

Gambar 2.1 : Kerangka Pemikiran


4

2.10 Hipotesis

1. Bagaimana faktor produk berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen mie instan?

2. Bagaimana faktor harga berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen mie instan?

3. Bagaimana faktor distribusi berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen mie instan?

4. Bagaimana faktor promosi berpengaruh positif terhadap keputusan

pembelian konsumen mie instan?

5. Diantara faktor produk, harga, promosi, dan salurah distribusi tersebut,

faktor manakah yang paling mempengaruhi secara dominan terhadap

keputusan pembelian konsumen mie instan?


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah para

konsumen mie instan yang ada di lingkungan mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang dengan permasalahan yang dihadapi. Dalam

penelitian ini menentukan hubungan antara penerima variabel-variabel

produk (𝑋1), harga (𝑋2), promosi (𝑋3), dan saluran distribusi (𝑋4), dengan

keputusan pembelian (Y) mie instan.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini pola hubungan antar variabel penelitian menurut

(Sugiyono 2014) adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan:

a. Variabel bebas (independent variable), adalah merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) yang dilambangkan dengan (X), yang

meliputi:

Produk sebagai 𝑋1

Harga sebagai 𝑋2

Promosi sebagai

𝑋3

Saluran Distribusi sebagai 𝑋4

47
4

b. Variabel terikat (dependen variable), adalah merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

yang dilambangkan dengan (Y) yang meliputi:

Variable terikat dalam penulisan skripsi ini adalah keputusan

pembelian (Y).

3.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang dianalisis adalah sebagai

berikut :

3.3.1 Produk (𝑿𝟏 )

Pengertian produk (product) menurut Kotler dalam Siagian

(2007) produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

pasar untuk menarik perhatian, pendapatan, kegunaan atau konsumsi

yang dapat memuaskan kebutuhan atau keinginan. Kotler & Armstrong

(2010) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk

mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi yang

dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk jasa merupakan

produk yang dapat memberikan manfaat, memenuhi kebutuhan

konsumen, dan dapat memuaskan konsumen. Sesungguhnya pelanggan

tidak membeli barang atau jasa, tetapi membeli manfaat dari sesuatu

yang ditawarkan. Pengertian yang ditawarkan menunjukkan sejumlah

manfaat yang didapat oleh konsumen, baik barang atau jasa maupun

kombinasinya.
4

Menurut Tjiptono (dalam www.untukku.com . 2006), dimensi

kualitas produk yang merupakan indikator dari kualitas produk, meliputi:

a. Kinerja (performance)

b. Keistimewaan tambahan (feature)

c. Keandalan (reliability)

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications)

Berdasarkan indikator tentang kualitas produk tersebut, maka

disusun kuesioner dengan jawaban dalam skala Likert, sebagai berikut :

a. Produk mie instan yang Anda beli berpenampilan menarik.

b. Produk yang rusak akan diganti sepenuhnya.

c. Produk mie instan mempunyai mutu yang terbaik.

d. Variasi produk mie instan sesuai dengan selera konsumen.

3.3.2 Harga (𝑿𝟐)

Pengertian harga menurut Kotler (2009) harga adalah jumlah

uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk.

Harga adalah kesepakatan nilai yang menjadi persyaratan bagi

pertukaran dalam sebuah transakasi pembelian. Harga dapat juga

diartikan dengan sesuatu yang harus dikeluarkan pembeli untuk

menerima produk (Harjanto 2009).

Penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan

melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga

akan dapat mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan


5

faktor utama penentu posisi dan harus diputuskan sesuai dengan

pasarsasaran, bauran ragam produk, dan pelayanan, serta persaingan.

Adapun indikator dari variabel harga adalah :

a. Kesesuaian harga dengan daya beli

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

c. Adanya potongan harga yang menarik

d. Adanya cash back jika produk mengalami kerusakan

Berdasarkan indikator tentang harga tersebut, maka disusun

kuesioner dengan jawaban dalam skala Likert, sebagai berikut :

a. Harga produk mie instan sesuai dengan kemampuan beli Anda.

b. Harga produk mie instan sesuai dengan kualitas produk yang Anda

beli.

c. Ada potongan menarik untuk pembelian mie instan dalam jumlah

tertentu.

d. Harga produk mie instan mampu bersaing dengan produk lainnya.

3.3.3 Promosi (𝑿𝟑 )

Kotler (2009) mendefinisikan promosi penjualan sebagai

berbagai kegiatan yang dilakukan antar perusahaan untuk

mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan

konsumen sasaran agar membelinya. Promosi merupakan satu faktor

yang menentukan keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler dan

Keller (2012) mendefinisikan promosi sebagai kampanye pemasaran


5

yang dirancang untuk menstimulasi pembelian yang lebih cepat atau

lebih besar atas produk atau jasa tertentu oleh konsumen.

Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam

aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian

penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif

yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen,

baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi

pembelian. Tujuan kegiatan promosi antar alain :

- Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru

- Mengkomunikasikan produk baru

- Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal

secara luas

- Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas

produk

- Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk

- Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.

Produk mie instan harus bisa mempromosikan barangnya kepada

konsumen dikalangan mahasiswa. Banyak cara untuk bisa menjual

produknya itu keberbagai sumber dengan cara memasarkan ke iklan-

iklan, promosi dan lain sebagainya.

Adapun indikator yang digunakan untuk promosi ini merujuk pada

tujuan promosi yang dikemukan oleh Cannon, Perreault dan McCarthy

(2008), yaitu :
5

a. Promosi secara keseluruhan bertujuan mempengaruhi perilaku

konsumen.

b. Promosi bertujuan untuk menginformasikan dan mengedukasi

konsumen

c. Promosi bertujuan untuk membujuk konsumen

d. Promosi bertujuan untuk mengingatkan konsumen

Berdasarkan indikator tentang harga tersebut, maka disusun

kuesioner dengan jawaban dalam skala Likert, sebagai berikut :

a. Promosi tentang produk mie instan membuat Anda mengambil

keputusan untuk membeli dan mengkonsumsinya.

b. Semua informasi tentang keunggulan produk mie instan dapat Anda

ketahui melalui kegiatan promosi yang dilakukan.

c. Promosi yang dilakukan oleh perusahaan mie instan dapat

membujuk Anda untuk tertarik membeli produknya.

d. Membeli produk mie instan dengan harga promosi beli 3 mie instan

gratis 1 mie instan

e. Promosi produk mie instan sebagai produk unggulan dilakukan

secara rutin sehingga membuat Anda tetap ingat pada produknya.

f. Didalam keunikan-keunikan pada promosi di media sosial, membuat

Anda penasaran terhadap produk mie instan.

3.3.4 Saluran Distribusi (𝑿𝟒)

Definisi lokasi menurut Kotler (2009) mengenai tempat adalah

berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat


5

produknya mudah diperoleh dan tersedia untuk konsumen sasaran.

Sedangkan menurut Rambat Lupiyoadi (2006) tempat dalam jasa

merupakan gabungan antara lokasi dan lokasi dan keputusan atas

saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara

penyampaian jasa ke konsumen dan di mana lokasi yang strategis.

Tempat atau lokasi yang strategis akan menjadi salah satu

keuntungan bagi perusahaan karena mudah terjangkau oleh konsumen,

namun sekaligus juga menjadikan biaya rental atau investasi tempat

menjadi semakin mahal. Tingginya biaya lokasi tersebut dapat

terkompensasi dengan reducing biaya marketing, sebaliknya lokasi yang

kurang strategis akan membutuhkan biaya marketing lebih mahal untuk

menarik konsumen agar berkunjung. Dekorasi dan desain sering menjadi

daya tarik tersendiri bagi para target konsumen. Kondisi bangunan juga

menjadi persyaratan yang memberikan kenyamanan. Lokasi pemasaran

juga menjadi bagian dari unsur place yang penting. Survei dan data-data

yang efektif mengenai area pemasaran juga akan menjadi sangat penting

sebelum menentukan tempat atau lokasi pemasaran.

Adapun indikator dari variabel harga adalah :

a. Akses, misalnya lokasi yang mudah dilalui atau mudah dijangkau

sarana transportasi umum.

b. Visibilitas, misalnya lokasi dapat dilihat dengan jelas dari tepi jalan.

c. Lalu lintas (traffic)

d. Tempat parkir yang luas dan aman.


5

Berdasarkan indikator tentang tempat atau lokasi tersebut, maka

disusun kuesioner dengan jawaban dalam skala Likert, sebagai berikut :

a. Anda mudah menemukan tempat untuk membeli produk mie instan.

b. Anda merasa nyaman saat membeli di toko yang menjual mie instan.

c. Tempat penjualan produk mie instan berada di lokasi yang strategis

jadi Anda mudah menjangkaunya.

d. Perusahaan tempat Anda membeli produk mie instan mempunyai

tempat parkir yang cukup luas dan aman.

3.3.5 Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian menunjukkan adanya konotasi rasional

yaitu pertimbangan yang melibatkan pemikiran, manfaat dan

fungsional. Sedangkan menurut Morissan (2010) Keputusan

pembelian (purchase intention) adalah tahap selanjutnya setelah

adanya niat atau keinginan membeli, namun keputusan pembelian

adalah tidak sama dengan pembelian yang sebenarnya (actual

purchase).

Keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia

memilih salah satu dari beberapa alternatf pilihan yang ada dan proses

integrasi yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua

atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya.

Produk mie tersebut harus bisa menarik minat konsumen di kalangan

mahasiswa agar keputusan pembelian jatuh pada produk yang diinginkan

penjual mie tersebut.


5

Produk, harga, promosi, dan saluran distribusi sangat berpengaruh

terhadap keputusan pembelian, karena konsumen selalu melihat produk

tersebut dari keempat bauran tersebut. Jika salah satu kurang diminati

konsumen, maka produk tersebu tidak akan dipilih konsumen, jadi

produsen harus sangat teliti untuk membuat produk tersebut agar dapat

diminati konsumen.

Adapun indikator yang digunakan untuk keputusan pembelian ini

merujuk pada tahapan keputusan pembalian yang dilakukan konsumen

(Cannon, Perreault dan McCarthy,2008), yaitu :

a. Pengenalan masalah

b. Pencarian informasi

c. Evaluasi alternative

d. Keputusan pembelian

e. Perilaku pasca pembelian

Berdasarkan indikator tentang harga tersebut, maka disusun

kuesioner dengan jawaban dalam skala Likert, sebagai berikut :

a. Anda membeli produk mie instan karena Anda membutuhkannya.

b. Anda mencari informasi dari sumber-sumber yang berkaitan sebelum

Anda memutuskan untuk membeli mie instan.

c. Anda melakukan perbandingan dan menyeleksi terlebih dulu

sebelum memutuskan untuk membeli produk mie instan.

d. Setelah membeli produk mie instan, Anda akan tetap mengkonsumsi

produk tersebut.
5

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi merupakan kumpulan individu atau obyek yang dimiliki

kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Berdasarkan kualitas ciri-

ciri tersebut, populasi dapat diartikan sebagai kumpulan elemen yang

dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Populasi pada

penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang

yang mengkonsumsi mie instan.

3.4.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi itu. Dalam peneliti ini

memiliki sampel berdasarkan penilaian terhadap beberapa karakteristik

anggota sampel yang disesuaikan dengan maksud penelitian (Kuncoro,

2009). Oleh karena itu konsumen yang dijadikan responden dalam

penilitian ini adalah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang

yang mengkonsumsi mie instan. Untuk memperoleh responden dilakukan

dengan menanyakan terlebih dahulu kepada konsumen, apabila sanggup

atau cocok dijadikan sampel maka kepadanya akan diberikan kuesioner.

Dengan pertimbangan bahwa konsumen mie instan mahasiswa

Universitas Muhammadiyah Semarang.

Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan rumus

Slovin dengan pertimbangan bahwa populasi relatif homogen/seragam

sehingga tidak terlalu diperlukan untuk distratifikasi. Selain itu,

penggunaan rumus ini akan menghasilkan jumlah sampel yang relative


5

lebih besar dibanding beberapa rumus lain, sehingga karakteristik dari

populasi akan lebih terwakili. Rumus selengkapnya sebagai berikut:

n = 1+𝑁𝑒
𝑁
2

dimana:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan misalnya

2%, 5%, 10% (Budi Koestoro dan Basrowi, 2006).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan batas masalah yang

ditolirir sebesar 10%. Dalam tahun 2017 jumlah populasi sudah diketahui

yakni 5.300 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.

Berdasarkan hasil perhitungan rumus diatas, maka jumlah sampel yang

diteliti dalam penelian ini adalah

5300
n=
1+5300 (10%)2

= 98,14 dibulatkan menjadi 100

Jadi jumlah keseluruhan responden dalam penelitian ini adalah 100

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang. Alasan

menggunakan rumus tersebut adalah untuk mendapat sampel

yang representative dan lebih pasti atau mendekati populasi yang ada.

Penelitian ini menggunakan Simple Random Sampling tersebut

simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi


5

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu (Sugiyono, 2011).

3.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer

berbentuk data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka-angka seperti

data isi kuesioner. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh melalui

penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden. Responden yang

dimaksud adalah konsumen yang mengkonsumsi mie instan studi kasus

pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.

3.5.1 Data Primer

Dalam melakukan sebuah penelitian tentu penulis harus

mempunyai sumber infromasi dari data primer untuk dapat diteliti.

Penulis mengambil pengertian data primer menurut Sugiyono (2009)

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data. Didukung oleh pendapat dari Kriyantono (2010) Data primer adalah

data yang diperoleh oleh dari sumber data pertama atau tangan pertama

di lapangan. Berdasarkan pendapat yang ada, penulis menyimpulkan

bahwa data primer merupakan data utama yang didapatkan langsung dari

apa yang akan diteliti.

3.5.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi

yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder
5

adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah,

analisis industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya (Uma

Sekaran, 2011).

Data sekunder adalah sumber data yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono : 2008).

Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung keperluan

data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan

dengan pelaksanaan pengawasan kredit pada suatu bank

3.6 Metode Pengumpulan Data

Data berbagai sumber informasi pengetahuan seperti buku, artikel

ataupun bahan fasiliitasi yang berhubungan dengan pelatihan-pelatihan

dan keterangan akses yang dapat diperoleh.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah

sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar

informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu dan dengan

wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam

tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena

yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi.

(Sugiono 2009)
6

b. Observasi

Metode observasi merupakan metode pengumpul data yang

dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik

gejala-gejala yang diselidiki. (Supardi 2006)

c. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan,

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi,

peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya

foto, gambar hidup, sketsa, dan lain sebagainya. Dokumen yang

berbentuk karya, misalnya karya seni yang dapat berupa gambar,

patung, film, dan lain sebagainya. (Sugiyono 2012)

d. Studi Pustaka

Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi

lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang

berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi

kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini

dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur Ilmiah.

(Sugiyono 2012)

Pengukuran data yang berupa keempat variabel marketing mix dan

keputusan pembelian diukur dengan menggunakan skala ordinal yaitu


6

mendiskripsikan penilaian responden menggunakan skala likert, sebagai

pernyataan yang menunjukkan tingkat kesetujuan atau ketidak setujuan

responden. Pertanyaan dalam kuesioner dimuat dengan menggunakan

skala 1-5 untuk mewakili pendapat responden. Nilai untuk skala tersebut

adalah:

a. Jawaban Sangat Tidak Setuju, diberi nilai 1

b. Jawaban Tidak Setuju, diberi nilai 2

c. Jawaban Netral, diberi nilai 3

d. Jawaban Setuju, diberi nilai 4

e. Jawaban Sangat Setuju, diberi nilai 5

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat kuesioner dan

metode pengumpulan data dilakukan dengan survai lapangan untuk

memperoleh data langsung dari responden.

Metode pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Sebagai isi kuesioner tersebut memuat beberapa pernyataan yang

diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan konsumen yang

mengkonsumsi mie instan studi kasus pada mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Metode pengumpulan data melalui kuesioner adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan kuesioner secara langsung ke konsumen mie instan studi

kasus pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.

Penyebaran kuesioner dilakukan tanggal 1 sampai 4 Mei 2017 di


6

Universitas Muhammadiyah Semarang. Kuesioner yang disebarkan

sejumlah 150 kuesioner.

b. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara mengisi

kuesioner.

c. Mengumpulkan kuesioner yang telah di isi oleh responden.

d. Menyeleksi jawaban yang kurang sempurna (tidak di isi dengan

lengkap) atau tidak memenuhi syarat.

e. Pengolahan data dengan menggunakan rumus-rumus perhitungan

dibantu dengan menggunakan program komputerisasi SPSS, untuk

mempermudah mencapai hasil perhitungan.

3.7 Metode Analisa Data

Dalam peenelitian ini metode analisa data yang dipakai adalah analisis data

yang munggunakan angka-angka dan perhitungan.

Dalam penelitian ini digunakan alat analisis sebagai berikut :

3.7.1 Uji Validitas

Uji Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana

instrument pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Tingkat

validitas dapat diukur dengan cara membandingkan nilai hitung r

(correlation item total correlation) dengan nilai tabel r dengan ketentuan

untuk degree of freedom (df) = n-k, dimana n adalah jumlah sampel dan

k adalah jumlah variabel independen. Kriteria penilaian uji validitas


6

adalah : rhitung > rtabel, maka pernyataan tersebut valid r hitung < r

tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid.

Langkah dalam pengujian validitas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.

b. Melakukan uji coba skala pengukuran pada sejumlah responden.

Responden diamati untuk menyatakan apakah mereka setuju atau

tidak setuju dengan masing-masing pertanyaan.

c. Mempersiapkan table tabulasi.

d. Menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengn skor total,

menggunakan rumus sebagia berikut:

n ΣXY − ΣX (ΣY)
𝑟= nΣ𝑋 2 −{(Σ𝑌 2 − Σ𝑌 )2}

Dimana:

r = Koefisien korelasi

Xi = Skor pernyataan ke-i

Y = Skor dari item pernyataan

n = Jumlah responden

e. Membandingkan hasil perhitungan dengan kritis tabel korelasi nilai r

dengan nilai signifikan sebesar 5%.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Instrumen reliabel adalah ukuran instrument yang menunjukkan

konsistensi dari alat ukur dalam mengukur gejala yang sama di lain

kesempatan. Hasil ditunjukkan oleh sebuah indeks yang menunjukkan


6

seberapa jauh suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan. Suatu

konstruk dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha > 0,6 .

Langkah kerja mengukur reabilitas dari kuesioner adalah sebagai berikut:

a. Menyajikan alat pengukur kepada sejumlah responden lalu dihitung

validitas item-item yang akan diukur. Item-item yang valid

dikumpulkan menjadi satu, yang tidak valid tidak dipake.

b. Skor untuk masing-masing item pada tiap belahan dijumlahkan.

c. Membagi item-item yang valid tersebut menjadi dua belahan.

d. Mengkorelasikan skor total belahan pertama dengan skor belahan

kedua dengan menggunakan rumus:

2(𝑟𝑡𝑡 )
𝑅𝑡𝑜𝑡 = 1 𝑡𝑡

Dimana :

𝑅𝑡𝑜𝑡 = angka reabilitas keseluruhan item

𝑅𝑡𝑡 = angka korelasi belahan pertama dan kedua

3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan secara bersamaan dengan proses uji

regresi. Uji asumsi klasik dikatakan baik jika memenuhi asumsi klasik

statistik yang meliputi uji, multikolinieritas, autokorelasi dan

heteroskedastisitas.

a. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya

variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel

independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Selain ini


6

juga untuk menghindari kebiasaan dalam proses pengambilan

keputusan mengenai pengaruh pada uji persial masing-masing

variabel independen terhadap variabel dependen. Jika VIF yang

dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi multikolinieritas.

b. Autokorelasi

Uji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui

ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu pada periode

tertentu dengan variabel sebelumnya. Untuk data time series

autokorelasi sering terjadi karena. Tapi untuk data sampelnya cross

section jarang terjadi karena variabel pengganggu satu berbeda dengan

variabel yang lain.

c. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas terjadinya perbedaan variance residual

suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Cara

memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat

dilihat dengan pola gambar scatterplot, regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas jika:

 Penyebaran titik-titik data tidak membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

 Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar angka

nol.

 Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah nol.

 Penyebaran titik-titik tidak berpola.


6

3.7.4 Uji Analisis Regresi Linier Berganda

(Priyatno 2011) analisis regresi linier berganda digunakan untuk

mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan

satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan

regresi. Variabel independen dilambangkan dengan 𝑋1, 𝑋2, 𝑋3…Xn

sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y.

𝑌 = 𝑏 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝑒

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian 𝑏 = Intersep

𝑋1 = Produk 𝑋2 = Harga

𝑋3 = Promosi 𝑋4 = Saluran Distribusi

𝛽1= koefisien regresi 𝑋1 𝛽2= koefisien regresi 𝑋2

𝛽3= koefisien regresi 𝑋3 𝛽4= koefisien regresi 𝑋4

e = Faktor pengganggu

Formulasi model ini merupakan regresi linier dimana bentuk ini secara

teoritis variabel tidak bebas yang akan diteliti mempunyai kecenderungan

hubungan yang linier terhadap masing-masing variabel bebasnya.


BAB IV

OBJEK PENELITIAN, HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Semarang di

jalan Kedungmundu Raya no 18. Universitas Muhammadiyah Semarang

atau lebih dikenal dengan sebutan UNIMUS. Universitas Muhamamdiyah

Semarang memiliki 22 program studi yang berada di 8 fakultas yaitu:

1) Fakultas Kesehatan Masyakarat (FKM) dengan Program Studi : S1

Kesehatan Masyakarakat.

2) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan

Program Studi : - S1 Statistika, - S1 Pendidikan Matematika, - S1

Pendidikan Kimia.

3) Fakultas Teknik (FT) dengan Program Studi : - S1 Teknik Mesin, - S1

Teknik Elektro.

4) Fakultas Ekonomi (FE) dengan Program Studi : - S1 Manajemen, S1

Akuntansi.

5) Fakultas Bahasa dan Budaya Asing (FBBA) dengan Program Studi : -

S1 Sastra Inggris, - S1 Pendidikan Bahasa Inggris.

6) Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES) dengan Program

Studi : - S1 Keperawatan, - S1 Teknologi Pangan, - S1 Ilmu Gizi, - DIV

Analis Kesehatan, - DIII Keperawatan, - DIII Gizi, - DIII Analis

Kesehatan, - DIII Kebidanan, - Profesi NERS.

67
6

7) Fakultas Kedokteran (FK) dengan Program Studi : - S1 Pendidikan

Dokter, - Profesi Dokter.

8) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dengan Program Studi : - S1

Kedokteran Gigi.

Universitas Muhammadiyah Semarang memiliki 4 lokasi kampus:

1) Kampus A, Rektorat Kedungmundu

Jl Kedungmundu Raya no 18, Semarang selain sebagai Rektorat juga

dpergunakan sebagai tempat perkuliahan untuk Fakulats Kesehatan

Masyarakat (FKM), Fakulats Ekonomi (FE) dan Fakultas Ilmu

Keperawatan dan Kesehatan (FIKKES).kampus ini juga dilengkapi

dengan beberapa Laboratorium yang lengkap guna mendukung

kegiatan praktik mahasiswa, internet, internet lengkap dengan jaringan

LAN, Hot Spot Area, Asrama mahasiswa, sarana olahraga, masjid

kampus, dan gedung pusat kegiatan Mahasiswa (PKM).

2) Kampus B : Wonodri.

Jl. Wonodri Sendang 2A, Semarang untuk Fakulats Kedokteran

dengan Program Studi Pendidikan Sarjana Kedokteran dan Profesi

Dokter. kampus ini juga dilengkapi dengan sarana perpustakaan, e-

learning, fasilitas beberapa laboratorium yang lengkap sebagai sarana

praktik mahasiswa termasuk laboratorium Computer Based Test

(CBT), Internet, internet, hot spot area, dan disamping juga satu

kompleks dengan RS Roemani Muhammadiyah Semarang.


6

3) Kampus C : Kasipah

Jl. Kasipah No 12, Semarang ditempati oleh Fakultas Teknik, Fakultas

Bahasa dan Budaya Asing, Kampus C juga dilengkapi dengan fasilitas

Perpustakaan. Laboratorium Komputer, internet dan hot sopot area

dilengkapi dengan jaringan LAN dan Laboratorium Teknik.

4) Kampus D : Kedungmundu 2 (PPNI)

Jl. Kedungmundu Raya No 22, Semarang dipakai untuk kegiatan

perkuliahan FIKKES, FMIPA, dan FKG.kampus ini dilengkapi

dengan fasilitas : Laboratorium Kebidanan, Laboratorium Gizi,

Klinik, Laboratorium Intervensi Gizi, Laboratorium Kimia,

Laboratorium Teknologi pangan, Laboratorium Uji Organoleptik,

Ruang kelas ber AC, internet hot spot areea lengkap dengan jaringan

LAN, (e-Learning) dan beberapa unit kegiatan kemahasiswaan dan

juga akan dibangun Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan

(RSGMP).

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Jenis Kelamin Responden

Table 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin Frekuensi Prosentase
Laki-laki 46 46%
Perempuan 54 54%
Total 100 100%
Sumber : Data diolah pada tahun 2017.
7

Berdasarkan table 4.1 diketahui bahwa jumlah responden laki-laki

berjumlah 46 orang dengan prosentase 46% dan perempuan 54 orang

dengan prosentase 54%, jadi pada penelitian ini didominasi oleh

perempuan hingga 54%.

4.2.2 Umur Responden

Tabel 4.2
Umur Responden
Umur Responden Frekuensi Prosentase
18 – 19 26 26 %
20 – 21 41 41 %
22 – 23 30 30 %
24 3 3%
Sumber : Data diolah pada tahun 2017.

Berdasarkan table 4.2 diketahui bahwa umur responden antara 18

– 19 tahun adalah 26 orang dengan prosentase 26%, 20 – 21 tahun adalah

41 orang dengan prosentase 41%, 22 – 23 tahun adalah 30 orang dengan

prosentase 30%, sedangkan 24 tahun adalah 3 orang dengan prosentase

3%. Jadi pada penelitian ini didominasi oleh umur 20 – 21 tahun yaitu 41

orang dengan prosentase 41%.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat mengukur apa yang ingin

diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir

dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel.


7

Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok

variabel tertentu.

Dengan menggunakan jumlah responden sebanyak 100 maka nilai

𝑟tabel dapat diperoleh melalui tabel r product moment pearson dengan df

(degree of freedom) = n - 2, jadi df = 100 - 2 = 98, maka 𝑟tabel = 0,196.

Butir pertanyaan dikatakan valid jika 𝑟hitung > 𝑟tabel . Dapat dilihat dari

Corrected Item. Analisis output sebagaimana tersaji halaman 45.

Dapat disimpulkan bahwa pertanyaan dari semua indikator variabel

dinyatakan valid.

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pertanyaan r Hitung r Tabel Keterangan
X1.1 .649 0.196 Valid
Produk X1.2 .633 0.196 Valid
(X1) X1.3 .472 0.196 Valid
X1.4 .532 0.196 Valid
X2.1 .520 0.196 Valid
Harga X2.2 .576 0.196 Valid
(X2) X2.3 .501 0.196 Valid
X2.4 .574 0.196 Valid
X3.1 .404 0.196 Valid
X3.2 .600 0.196 Valid
Promosi X3.3 .395 0.196 Valid
(x3) X3.4 .476 0.196 Valid
X3.5 .553 0.196 Valid
X3.6 .622 0.196 Valid
X4.1 .556 0.196 Valid
Saluran X4.2 .611 0.196 Valid
Distribusi X4.3 .630 0.196 Valid
(X4) X4.4 .638 0.196 Valid
Y1 .578 0.196 Valid
Pembelian Y2 .584 0.196 Valid
Keputusan Y3 .538 0.196 Valid
(Y) Y4 .520 0.196 Valid
Sumber : Lampiran Tabel Uji Reliability
7

4.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu bentuk kuesioner. Uji

reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap seluruh butir

pertanyaan. Jika Alpha > 0,60 maka reliabel.

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.916 22
Sumber : Lampiran Tabel Uji Reliability

Uji reliabel dapat dilihat Cronbach's Alpha, jika nilai alpha > 0,60

maka pertanyaan yang merupakan dimensi variabel total adalah

reliabel. Nilai Cronbach's Alpha adalah 0,916 > 0,60 maka reliabel.

4.4 Uji Asumsi Klasik

4.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distributor normal atau tidak.

Pengujian normalitas data menggunakan P-P Plot data dikatakan normal

apabila, data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal.
7

Gambar 4.1 : Hasil Uji Normalitas

Pada gambar 4.1 dapat dilihat bahwa titik – titik data menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dapat disimpulkan

bahwa asumsi normalitas terpenuhi.

4.4.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen) atau

tidak. Uji multikolonieritas dapat dilihat dari besarnya Variance Inflance

Factor (VIF) dengan nilai VIF < 10. Dan Tolerence dengan nilai

tolerance > 0,10 dengan tingkat kolonieritass 0,95.


7

Tabel 4.5
Hasil Uji Multikolonieritas

Coefficientsa

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Total_Produk (𝑋1) .443 2.257
Total_Harga (𝑋2) .442 2.262
Total_Promosi (𝑋3) .367 2.727
Total_Saluran Distribusi (𝑋4) .393 2.545
a. Dependent Variable: Total_Keputusan_Pembelian
Sumber : Lampiran Tabel Uji Regression

Berdasarkan tabel 4.5 uji multikolonieritas semua nilai tolerance

pada semua variabel bebas mempunyai nilai lebih dari 0,10 dan nilai VIF

lebih besar dari 1,0. Maka dapat disimpulkan bahwa, model regresi yang

dipakai tidak terjadi gejala multikolonieritas.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heterorskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual atau pengamatan

lain. Cara untuk mendektesi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah

dengan uji scatterplot . Pada uji scatterplot adalah untuk menguji

hubungan variabel 1, 2, 3 dan 4.


7

Gambar 4.2 : Hasil Uji Heteroskedastisitas

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda

Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Model Coefficients d T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.372 .966 1.421 .159
Total_Produk .292 .086 .296 3.409 .001
Total_Harga .216 .083 .225 2.584 .011
Total_Promosi .139 .066 .200 2.098 .039
Total_Distribusi .206 .082 .233 2.523 .013
a. Dependent Variable: Total_Keputusan_Pembelian
Sumber : Lampiran Tabel Uji Regression
7

Dari ke empat variabel yaitu Produk, Harga, Promosi, dan Saluran

Distribusi berpengaruh signifikan pada 0,05. Dari hasil perhitungan

SPSS, maka dapat dilakukan dengan perhitungan regresi berganda :

𝑌 = 𝑏 + 𝛽1𝑋1 + 𝛽2𝑋2 + 𝛽3𝑋3 + 𝛽4𝑋4 + 𝑒

Dimana :

Y = Keputusan Pembelian 𝑏 = 1,372

𝑋1 = Produk 𝑋2 = Harga

𝑋3 = Promosi 𝑋4 = Saluran Distribusi

𝛽1= 0,292 𝛽2= 0,216

𝛽3= 0,139 𝛽4= 0,206

e = Faktor pengganggu

𝑌 = 1,372 + 0,292 𝑋1 + 0,216 𝑋2 + 0,139 𝑋3 + 0,206 𝑋4 + 𝑒

4.5.1 Hasil Uji T

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel – variabel bebas

secara parsial atau individu berpengaruh nyata atau tidak terhadap

variabel terikat kriteria yang digunakan adalah dengan membandingkan

nilai 𝑡hitung dengan 𝑡tabel dan tingkat signifikan sebesar 0,05. Jika nilai

𝑡hitung dengan 𝑡tabel dan tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05 maka HO

ditolak dan Ha diterima.


7

Tabel 4.7

Hasil Uji T

Coefficientsa
Unstandardized Standardize
Model Coefficients d T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.372 .966 1.421 .159
Total_Produk .292 .086 .296 3.409 .001
Total_Harga .216 .083 .225 2.584 .011
Total_Promosi .139 .066 .200 2.098 .039
Total_Distribusi .206 .082 .233 2.523 .013
a. Dependent Variable:
Total_Keputusan_Pembelian Sumber : Lampiran
Tabel Uji Regression

Dengan jumlah sampel (n) 100 dan jumlah variabel yang

digunakan (k) 5 variabel dengan tingkat signifikan sebesar 0,05, maka

nilai t-tabel dengan degree of freedom (df) = n-k (100-5 = 95) dan tingkat

5% (0,05) dalam penelitian ini t (95, 0,05) = 1,660

Hasil uji t dalam penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hipotesis 1 Produk (𝑋1) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

(𝑌). Hasil analisis data variabel inovatif tabel 4.7 diketahui bahwa

𝑡hitung sebesar 3,409 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa:

H1 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Produk dengan Keputusan Pembelian.


7

2. Hipotesis 2 Harga (𝑋2) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

(𝑌). Hasil analisis data variabel inovatif tabel 4.7 diketahui bahwa

𝑡hitung sebesar 2,584 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa:

H2 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Harga dengan Keputusan Pembelian.

3. Hipotesis 3 Promosi (𝑋3) berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian (𝑌). hasil analisis data variabel Proaktif tabel 4.7

diketahui bahwa 𝑡hitung sebesar 2,098 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar

1,660 dan tingkat signifikan sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa:

H3 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif antara

Promosi terhadap dengan Keputusan Pembelian.

4. Hipotesis 4 Saluran Distribusi (𝑋4) berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian (𝑌). hasil analisis data variabel Proaktif tabel 4.7

diketahui bahwa 𝑡hitung sebesar 2,523 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar

1,660 dan tingkat signifikan sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05.

Dapat disimpulkan bahwa:

H4 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Saluran Distribusi dengan Keputusan Pembelian.

5. Hipotesis 5 Faktor Produk (𝑋1), Harga (𝑋2), Promosi (𝑋3), dan

Saluran Distribusi (𝑋4) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian


7

(𝑌). Dapat disimpulkan bahwa:

H5 diterima yang berarti bahwa terdapat pengaruh positif dan

signifikan antara Faktor Produk Produk (𝑋1), Harga (𝑋2), Promosi

(𝑋3), dan Saluran Distribusi (𝑋4) dengan Keputusan Pembelian (𝑌).

4.5.2 Hasi Uji F

Uji F digunakan untuk menguji apakah variable – variable bebas

secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah apabila 𝐹hitung >

𝐹tabel , maka hipotesa diterima dan apabila 𝐹hitung < 𝐹tabel maka

hipotesa ditolak. Berikut tabel hasil uji F :

Tabel 4.8

Hasil Uji F

ANOVAb

Sum of Mean
Model df F Sig.
Squares Square
1 Regression 363.653 4 90.913 50.952 .000a
Residual 169.507 95 1.784
Total 533.160 99
a. Predictors: (Constant), Total_Distribusi, Total_Harga, Total_Produk,
Total_Promosi
b. Dependent Variable:
Total_Keputusan_Pembelian Sumber : Lampiran
Tabel Uji Regression

Berdasarkan table 4.8 Uji F dilakukan dengan berpedoman pada

tingkat signifikan 0,05 dan df 1 = k-1 (5-1) dan df 2 = n-k (100-5)

maka didapatkan nilai 𝐹tabel (4,95) = 2,47 yang dapat dilihat pada

tabel 4.8 sebesar 50,952. Uji F (Anova) diperoleh nilai 𝐹hitung sebesar
8

50,952 lebih besar dari 𝐹tabel sebesar 2,70 dfan tingkat signifikan

hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh secara simultan Produk, Harga, Promosi dan

Saluran Distribusi berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

4.5.3 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)

Tabel 4.9

Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted Std. Error of Durbin-
Model R R Square R the Estimate Watson
Square
1 .826a .68 .669 1.3357 1.878
2 7
a. Predictors: (Constant), Total_Saluran_Distribusi, Total_Harga,
Total_Produk, Total_Promosi
b. Dependent Variable:
Total_Keputusan_Pembelian Sumber : Lampiran Tabel
Uji Regression

Berdasarkan tabel koefisien determinasi digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel terikat. Dari hasil analisis dalam tabel 4,9 terlihat bahwa nilai R

square sebesar 0,682. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

variabel bebas yang meliputi Produk (𝑋1), Harga (𝑋2), Promosi (𝑋3), dan

Saluran Distribusi (𝑋4) memiliki total pengaruh terhadap variabel terikat

yaitu Keputusan Pembelian (𝑌) sebesar 68% sedangkan sisanya 32% di

pengaruhi oleh variabel bebas lain.


8

4.6 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dianalisa secara statistik dengan

menggunakan metode regresi linier berganda menunjukan bahwa terdapat

beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan.

4.6.1 Pengaruh Hipotesis 1 Produk

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, diketahui bahwa

𝑡hitung sebesar 3,409 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

Hipotensi 1 diterima yang berarti bahwa produk berpengaruh terhadap

keputusan pembelian mie instan studi kasus pada mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semrang karena dengan kualitas produk yang bagus

mampu menjadi daya tarik mahasiswa untuk membeli produk tersebut.

Mahasiswa tentu akan memilih produk mie instan yang mudah di

konsumsi atau praktis siap saji untuk memenuhi kebutuhan mendesak,

sehingga akan berpengaruh terhadap peningkatan keputusan pembelian

mie instan.

4.6.2 Pengaruh Hipotesis 2 Harga

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, diperoleh nilai

𝑡hitung sebesar 2,584 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,011 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

Hipotesis 2 diterima yang berarti bahwa faktor harga berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian mie instan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa faktor harga menjadi pertimbangan khusus bagi


8

pembeli sebelum menentukan dimana pembeli harus memenuhi

kebutuhannya, semakin terjangkaunya harga barang dan kualitas serta

manfaat yang didapat akan berpengaruh terhadap meningkatnya

pendapatan penjual di Toko yang menjual mie instan.

4.6.3 Pengaruh Hipotesis 3 Promosi

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, diperoleh nilai

𝑡hitung sebesar 2,098 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,039 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

Hipotesis 3 diterima yang bahwa adanya promosi yang baik terhadap

keputusan pembelian mie instan akan meningkatkan pendapatan.

Promosi penjual terhadap pembeli akan membentuk loyalitas konsumen

untuk datang kembali membeli produk mie instan sehingga akan

meningkatkan pendapatan.

4.6.4 Pengaruh Hipotesis 4 distribusi

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, diperoleh nilai

𝑡hitung sebesar 2,523 lebih besar dari 𝑡tabel sebesar 1,660 dan tingkat

signifikan sebesar 0,013 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa

Hipotesis 4 diterima yang berarti bahwa adanya saluran distribusi yang

baik terhadap pembeli akan meningkatkan pendapatan. Saluran distribusi

penjual terhadap pembelian mie instan akan mempengaruhi ketersediaan

barang yang ada di toko.


8

4.6.5 Hipotesis 5 Produk, Harga, Promosi dan Saluran Distribusi

Dari hasil perhitungan regresi linier berganda, diperoleh nilai

𝐹hitung sebesar 50,952 lebih besar dari 𝐹tabel sebesar 2,47 dan tingkat

signifikan hitung sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Dapat disimpulkan

bahwa Hipotensis 5 diterima yang berarti bahwa variabel Produk, Harga,

Promosi dan Saluran Distribusi berpengaruh terhadap Keputusan

Pembelian.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis Pengaruh Marketing Mix Terhadap Keputusan

Pembelian Konsumen Mie Instan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang) dan untuk menjawab rumusan masalah serta

membuktikan hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Nilai probabilitas 𝑡hitung variabel produk sebesar 3,409 dengan taraf

signifikansi 0,001. Nilai t pada variabel 𝑋1 ini dapat dikatakan signifikan,

karena nilai tersebut lebih besar dari batas uji taraf signifikansi 0,05. Dari

hasil ini dapat disimpulkan bahwa produk berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen dalam membeli mie instan. Hal ini bisa

di sebabkan karena kepraktisannya dalam mengkonsumsi mie instan dan

berbagai variasi macam rasa pada produk mie instan.

2. Nilai probabilitas 𝑡hitung variabel harga sebesar 2,584 dengan taraf

signifikansi 0,011. Nilai t pada variabel 𝑋2 ini dapat dikatakan signifikan,

karena nilai tersebut lebih besar dari batas uji taraf signifikansi 0,05.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa harga berpengaruh terhadap

keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk mie instan.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa harga yang diberikan oleh perusahaan

dapat dijangkau oleh mahasiswa Universitas Muhamammadiyah, dengan

harga yang tercantum sesuai dengan kualitas dari produk yang

84
8

ditawarkan, dan konsumen merasa bahwa harga pada produk yang

ditawarkan terjangkau murah.

3. Nilai probabilitas 𝑡hitung dalam variabel promosi sebesar 2,098 dengan

taraf signifikansi 0,039. Nilai t pada variabel 𝑋3 ini dapat dikatakan

signifikan, karena nilai tersebut lebih besar dari batas uji taraf

signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa promosi berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli produk mie

instan.

4. Nilai probabilitas 𝑡hitung dalam variabel saluran distribusi sebesar 2,523

dengan taraf signifikansi 0.013. Nilai t pada variabel 𝑋4 ini dapat

dikatakan signifikan, karena nilai tersebut lebih besar dari batas uji taraf

signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi

berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli

produk mie instan. Maka dapat disimpulkan bahwa konsumen merasa

bahwa lokasi dari toko atau supermarket yang menjual mie instan mudah

dijangkau, sarana tempat parkir yang luas, dan fasilitas di tempat

membeli mie instan yang memadai.

5. Berdasarkan hasil uji regresi pada lampiran 4 dapat terlihat bahwa

variabel marketing mix yang terdiri dari produk (𝑋1), harga (𝑋2), promosi

(𝑋3), dan saluran distribusi (𝑋4) mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen dalam membeli barang mie instan. Variabel X yang sangat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli barang adalah

variabel produk (𝑋1), harga (𝑋2), promosi (𝑋3), dan saluran distribusi
8

(𝑋4) dengan taraf signifikansi 0,000, nilai tersebut dapat dikatakan

signifikan. Artinya dalam penelitian ini variabel produk, harga, promosi,

dan saluran distribusi merupakan variabel yang sangat berpengaruh dan

dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen mie instan studi

kasus pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang.

5.2 Saran

Adapun beberapa saran yang disampaikan oleh penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kelengkapan produk, terjagkaunya harga, kenyamanan tempat, serta

promosi yang baik adalah alasan yang cukup kuat mengapa konsumen

melakukan keputusan pembelian konsumen mie instan studi kasus pada

mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang. Pihak perusahaan

produk mie instan juga harus terus berusaha meningkatkan kinerjanya

untuk memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggan (agar

pelanggan dapat terus membeli dan mengkonsumsi mie instan sebagai

kebutuhan untuk makan siap saji dan praktis).

2. Terbatasnya waktu dan biaya dalam penelitian ini. Diharapkan penelitian

yang akan datang, lebih efisien waktu dengan ditambahnya variabel

dalam peneliti.

3. Bagi manajemen mie instan diharapkan hasil dari studi ini bisa

digunakan untuk tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan minat


8

konsumen dalam memperhatikan marketing mix dalam kebijakan atau

strategi penetrasi pasarnya.


8

DAFTAR PUSTAKA

Alizar Hasan1, Yumi Meuthia1, Berry Yuliandra1, Indah Desfita2. 2014.


ANALISIS HUBUNGAN BAURAN PEMASARAN TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY
DAN SAMSUNG ANDROID. Available:
http://industri.ft.unand.ac.id/Pdf/josifiles/vol_13_no_2_oktober_2014/J
OS I%20-%20Vol.%2013%20No.%202%20Oktober%202014%20-
%20Hal%20687-
706%20Analisis%20Hubungan%20Bauran%20Pemasaran%20Terhada
p% 20....pdf

Assauri, Soyjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: LPFEUI

Christian A.D Selang. 2013. BAURAN PEMASARAN (MARKETING


MIX) PENGARUHNYA TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN
PADA FRESH MART BAHU MALL MANADO. Jurnal EMBA.
Available :
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/1374/1085

Fida Fathimah. 2013. PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP


KEPUASAN KONSUMEN AIR MINERAL ASA DI
SAMARINDA. eJournal Ilmu Administrasi Bisnis. Available :
http://ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id/site/wp-
content/uploads/2013/11/FIDA%20FATHIMAH%20(11-20-13-01-47-
44).pdf

Harjanto, J.O. 2009. Inovasi Produk dan Ekspektasi Inovasi terhadap


Keputusan Pembelian Konsumen.

Hesti Budiwati. 2012. IMPLEMENTASI MARKETING MIX DAN


PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
KONSUMEN PADA PRODUK UNGGULAN KERIPIK PISANG
AGUNG DI KABUPATEN LUMAJANG. Jurnal WIGA. Available
:http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle&article=200
531
8

Koestoro, Budi dan Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan


Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kampusina.

Kotler dan Keller. 2012. Marketing Management Edisi 14. Global


Edition. Pearson. Prentice Hall.

Kotler dan Keller. 2007. Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Jilid 1, PT.Indeks,
Jakarta.

Kotler dan Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13 Jakarta:


Erlangg.

Kotler, Amstrong . 2010. Principles Of Marketing. 13 Edition. New Jersey.


Upper Saddle River: Pearson Prentice Hall.

Kotler, Philip. 2009. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Erlangga.

Kriyantono, Rachmat. 2010. Teknik Praktis Riset Komunikasi.


Penerbit Kencana, Jakarta.

Lupiyoadi, R. 2006. Manajemen pemasaran jasa teori dan praktek. (1st ed.).
Jakarta: Salemba Empat.

Morissan. 2010. Periklanan: Komunikasi Pemasaran Terpadu. Prenada


Media Group, Jakarta.

Pedoman Penulisan. 2016. Skripsi dan Tugas Akhir. Semarang. Manajemen,


Universitas Muhammadiyah Semarang.

Sekaran, Uma. 2011. Research Methods for business Edisi I and 2. Jakarta:
Salemba Empat.

Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R & D. Bandung: Alfa Beta.
9

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D.


Bandung. Alfabeta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.


Bandung : Alfabeta.

Supardi, M.d. 2006. Metodologi Penelitian. Mataram : Yayasan Cerdas Press.

Tasman H. Taher. 2013. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap


Kepuasan Layanan Jasa Pendidikan Di Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi (Stie) Palangkaraya. JSM (Jurnal Sains
Manajemen). Available : http://www.jsm-msmupr.com/wp-
content/uploads/2015/06/1.-Tasman- Taher.pdf

Tri Wahyudi1), Yopa Eka Prawatya2). 2012. Analisis Pengaruh Marketing


Mix Terhadap Kepuasan Konsumen Sepeda Motor. Available :
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=32936&val=2337

Tri Yuniati. 2014. PENGARUH MARKETING MIX


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA UD
GLAGAH WANGI DI
MAGETAN. Available :
https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/viewFile/659/628

Yani, Ahmad. 2014. ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN “MIE SEDAAP”
(Studi Empiris Pada Masyarakat Kota Boyolali). Available :
http://eprints.ums.ac.id/29254/

Anda mungkin juga menyukai