Anda di halaman 1dari 24

PERATURAN DIREKTUR

RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL


NOMOR : ….. /PER-DIR/RSCH/VII/2022
TENTANG
PANDUAN KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL KOMITE NAKES LAIN
DIREKTUR RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL

Menimbang : a. Bahwa dalam peningkatan mutu dan efisiensi


pelayanan kesehatan perlu dibentuk Komite
Tenaga Kesehatan Lain;
b. Bahwa untuk Komite Tenaga Kesehatan Lain perlu
adanya Panduan Kredensial dan Re-Kredensial
Komite Tenaga Kesehatan Lain dalam
melaksanakan kegiatan dan pelayanan.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
yang dimaksud dalam huruf a , dan b, perlu
ditetapkan Peraturan Direktur Tentang Panduan
Kredensial dan Re-KredensiaL Komite Tenaga
Kesehatan Lain Rumah Sakit Charlie Hospital.
Mengingat :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44


tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor : 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1796 Tahun


2011 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan;

6. Surat Keputusan Pimpinan Charlie Hospital


Nomor : 036 / RSCH/SK/VI/2020 Tentang
Pengangkatan Komite Tenaga Kesehatan Lain RS
Charlie Hospital;
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT CHARLIE
HOSPITAL TENTANG PANDUAN KREDENSIAL DAN RE-
KREDENSIAL KOMITE NAKES LAIN

Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur ini yang dimaksud dengan:

(1) Komite Tenaga Kesehatan Lain adalah komite yang ditunjuk


untuk memberikan rekomendasi kepada Direktur Utama dalam
penetapan Penugasan Klinis berupa daftar Kewenangan Klinis
yang diberikan kepada tenaga kesehatan lain untuk memberikan
pelayanan atau asuhan tertentu dalam lingkungan Rumah Sakit.
(2) Kredensial Tenaga Kesehatan lain adalah proses evaluasi
kompetensi dan kualifikasi seorang tenaga kesehatan untuk
menentukan kewenangan klinis (clinical privilege) sesuai dengan
lingkup prakteknya.
(3) Re-Kredensial Tenaga Kesehatan lain adalah proses re-evaluasi
suatu rumah sakit terhadap kompetensi dan kualifikasi seorang
tenaga kesehatan, sehingga tenaga profesi tersebut layak
diberikan penugasan klinis dalam lingkungan rumah sakit untuk
periode tertentu.
(4) Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah rincian kewenangan
klinis tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan pelayanan
dalam lingkungan rumah sakit berdasarkan kompetensi dan
kualifikasinya.
(5) Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) adalah surat
penugasan Direktur kepada seorang tenaga kesehatan lainnya
untuk melakukan pelayanan di rumah sakit berdasarkan
kewenangan klinis yang ditetapkan baginya. Penugasan klinis ini
berlaku selama 3 (tiga) tahun, untuk kemudian dilakukan proses
rekredensial
(6) Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan
upaya kesehatan;
(7) Tenaga Kesehatan Lain dikelompokkan ke dalam tenaga
kebidanan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga keterapian
fisik, tenaga keteknisian medis dan tenaga teknik biomedika;
(8) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kebidanan sebagaimana dimaksud adalah bidan;
(9) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kefarmasian sebagaimana dimaksud terdiri atas apoteker dan
tenaga teknis kefarmasian;
(10) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud terdiri atas
epidemiolog kesehatan, tenaga promosi kesehatan dan ilmu
perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga administrasi dan
kebijakan kesehatan, tenaga biostatistik dan kependudukan,
serta tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga;
(11) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
kesehatan lingkungan sebagaimana dimaksud terdiri atas tenaga
sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, dan mikrobiolog
kesehatan;
(12) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
gizi sebagaimana dimaksud terdiri atas nutrisionis dan dietisien;
(13) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keterapian fisik sebagaimana dimaksud terdiri atas fisioterapis,
okupasi terapis, terapis wicara, dan akupunktur.
(14) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
keteknisian medis sebagaimana dimaksud terdiri atas perekam
medis dan informasi kesehatan, teknik kardiovaskuler, teknisi
pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris, teknisi gigi,
penata anestesi, terapis gigi dan mulut, dan audiologis.
(15) Jenis Tenaga Kesehatan yang termasuk dalam kelompok tenaga
teknik biomedika sebagaimana dimaksud terdiri atas radiografer,
elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik, fisikawan
medik, radioterapis, dan ortotik prostetik.
(16) Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok orang dengan
reputasi tinggi yang memiliki kesamaan profesi dengan staf
tenaga kesehatan lain yang menjalani proses kredensial dan atau
dianggap dapat menilai kompetensi untuk melakukan asuhan
atau pelayanan tertentu.
Pasal 2
Pengaturan Pedoman Kerja Komite Tenaga Kesehatan Lain bertujuan
untuk:
a. menjadikan acuan dalam menerbitkan kebijakan-kebijakan
mengenai kompetensi dan kualifikasi seorang tenaga kesehatan
serta evaluasinya;
b. Meningkatkan mutu dan profesionalisme tenaga kesehatan
lain yang bekerja di rumah sakit.

Pasal 3
1) Untuk mewujudkan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik,
semua pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh setiap tenaga
kesehatan lain di rumah sakit dilakukan atas penugasan klinis
Direktur Utama Rumah Sakit.
2) Penugasan klinis sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa
pemberian kewenangan klinis oleh Direktur Utama Rumah Sakit
melalui penerbitan surat penugasan klinis kepada tenaga
kesehatan lain yang bersangkutan.
3) Surat penugasan klinis sebagaimana dimaksud dimaksud pada
ayat (2) diterbitkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit setelah
mendapat rekomendasi dari Komite Tenaga Kesehatan Lain.
4) Rekomendasi Komite Tenaga Kesehatan Lain sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diberikan setelah dilakukan kredensial.
BAB II
KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN

Bagian kesatu
Umum

Pasal 4
Komite Tenaga Kesehatan Lain dibentuk dengan tujuan untuk
menyelenggarakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik agar
mutu pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien lebih terjamin
dan terlindungi

Pasal 5
1) Komite Tenaga Kesehatan Lain merupakan organisasi non
struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh Direktur Utama
Rumah Sakit.
2) Komite Tenaga Kesehatan Lain sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bukan merupakan wadah dari perwakilan staf tenaga
kesehatan lain.
Bagian Kedua
Susunan Organisasi dan Keanggotaan

Pasal 6

Komite Tenaga Kesehatan Lain dibentuk oleh Direktur Rumah Sakit

Pasal 7

1) Susunan organisasi Komite Tenaga Kesehatan Lain sekurang-


kurangnya terdiri dari:
a. Ketua;
b. Sekretaris; dan
c. Anggota.
2) Keanggotaan Komite Tenaga Kesehatan Lain ditetapkan oleh
Direktur Utama Rumah Sakit dengan memperhatikan masukan
dari staf tenaga kesehatan lain yang bekerja di rumah sakit.
3) Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lain dipilih dan ditetapkan
Direktur Utama Rumah Sakit setiap 3 tahun sekali dari Anggota
Komite.
4) Sekretaris Komite Tenaga Kesehatan Lain dan Anggota Komite
ditetapkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit berdasarkan
rekomendasi dari Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lain dengan
memperhatikan masukan dari staf tenaga kesehatan lain yang
bekerja di rumah sakit.
5) Anggota Komite Tenaga Kesehatan Lain merupakan tenaga
kesehatan lain yang dipilih oleh Direktur Utama untuk mewakili
masing-masing profesi tenaga kesehatan lain.
6) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata kerja Komite Tenaga
Kesehatan Lain dilaksanakan dengan berpedoman pada
Lampiran Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini.

Bagian ketiga
Tugas dan Fungsi

Pasal 8
1) Komite Tenaga Kesehatan Lain mempunyai tugas
meningkatkan profesionalisme staf tenaga kesehatan lain yang
bekerja di rumah sakit dengan cara melakukan kredensial
bagi seluruh staf tenaga kesehatan lain yang melakukan
pelayanan kesehatan di rumah sakit
2) Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Tenaga
Kesehatan Lain memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis
sesuai dengan masukan dari staf tenaga kesehatan lain
yang kompeten berdasarkan norma keprofesian yang
berlaku;
b. Wawancancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
c. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
d. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan
rekomendasi kewenangan klinis kepada Direktur Utama
Rumah Sakit;
e. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa
berlaku surat penugasan klinis dan adanya permintaan dari
Direktur Utama Rumah Sakit; dan
f. Rekomendasi kewenangan kinis dan penerbitan surat penugasan
klinis.
Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Tenaga


Kesehatan Lain berwenang;
a. Memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis;
b. Memberikan rekomendasi surat penugasan klinis;
c. Memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis tertentu;
dan
d. Memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian
kewenangan klinis.

Bagian Keempat
Hubungan Komite Tenaga Kesehatan Lain dengan Direktur Utama Rumah
Sakit

Pasal 10
1) Direktur Utama Rumah Sakit menetapkan kebijakan,
prosedur dan sumber daya yang diperlukan untuk
menjalankan tugas dan fungsi Komite Tenaga Kesehatan Lain.
2) Komite Tenaga Kesehatan Lain bertanggungjawab kepada
Direktur Utama Rumah Sakit.

Bagian Kelima
Panitia Adhoc

Pasal 11

1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Komite Tenaga


Kesehatan Lain dapat dibantu oleh panitia adhoc.
2) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
oleh Direktur Utama Rumah Sakit berdasarkan usulan Ketua
Komite Tenaga Kesehatan Lain.
3) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal
dari staf tenaga kesehatan lain yang tergolong sebagai mitra
bestari.
4) Staf tenaga kesehatan lain yang tergolong sebagai mitra
bestari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat berasal
dari rumah sakit lain, organisasi profesi, dan/atau institusi
pendidikan tenaga kesehatan.
Setiap Tenaga Kesehatan Lain yang menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit wajib mengikuti Surat Penugasan
Kerja Klinis sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Utama
Rumah Sakit Tentang Surat Penugasan Kerja Kinis.
BAB III
PENDANAAN

Pasal 12

1) Personalia Komite Tenaga Kesehatan Lain berhak


memperoleh insentif sesuai dengan kemampuan keuangan
Rumah Sakit.
2) Pelaksanaan kegiatan Komite Tenaga Kesehatan Lain
didanai dengan anggaran rumah sakit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 13
Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Komite Tenaga
Kesehatan Lain dilakukan oleh Badan Pelaksana Harian Rumah
Sakit, Satuan Pengawas Internal Rumah Sakit, dan perhimpunan
profesi terkait sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing.

Pasal 14
1) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 diarahkan untuk meningkatkan kinerja Komite Tenaga
Kesehatan Lain dalam rangka menjamin mutu pelayanan dan
keselamatan pasien di rumah sakit.
2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan melalui:
a. Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis;
b. Pelatihan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia; dan
c. Monitoring dan evaluasi.

Pasal 15
1) Proses kredensial dipimpin oleh Ketua Komite Kredensial
bersama Sekretaris dan Anggota Tim yang sesuai dengan profesi
staf yang akan dikredensial, bila perlu dapat melibatkan mitra
bestari.
2) Proses rekredensial dipimpin oleh Ketua Komite Kredensial
bersama Sekretaris dan Anggota Tim yang sesuai dengan profesi
staf yang akan di-rekredensial serta melibatkan atasan langsung
staf tersebut untuk mendapatkan masukan berkaitan dengan
performance dan keilmuan selama bekerja.

Pasal 16

1) Dokumen Pedoman Kerja yang tercantum dalam Lampiran


Peraturan Direktur Utama ini, dijadikan acuan dalam melakukan
tugas dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Direktur Utama ini;
2) Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan

Ditetapkan : Kendal
Pada tanggal : ………………….

DIREKTUR RUMAH SAKIT CHARLIE HOSPITAL

dr. M. RIZA SETIAWAN, MOSH


LAMPIRAN I
PERATURAN DIREKTUR RUMAH
SAKIT CHARLIE HOSPITAL
NOMOR : …..
/PER-DIR/RSCH/VII/2022
TENTANG PANDUAN KREDENSIAL
DAN RE-KREDENSIAL KOMITE
NAKES LAIN

BAB I
DEFINISI
A. KREDENSIAL
I. Pengertian Kredensial
Kredensial adalah proses formal yang digunakan untuk
menverifikasi suatu keahlian / kompetensi, berdasarkan pengalaman
dan profesionalisme seseorang dalam memberikan pelayanan yang
spesifik, dengan mengedepankan keselamatan pasien dan bermutu
tinggi dalam keahlianya (Australia council in safety and quality in
healthcare, 2014). Hal – hal yang perlu diverifikasi adalah sebagai
berikut :
1. Kualifikasi
2. Registrasi profesi
3. Pengalaman
4. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan/Continous Professional
Development
5. Mutu kualitas
6. Etika disiplin
Proses evaluasi kompetensi dan kualifikasi seorang tenaga
kesehatan untuk menentukan kewenangan klinis (clinical privilege)
sesuai dengan lingkup prakteknya.
Re-Kredensial Tenaga Kesehatan lain adalah proses re-evaluasi
suatu rumah sakit terhadap kompetensi dan kualifikasi seorang
tenaga kesehatan, sehingga tenaga profesi tersebut layak diberikan
penugasan klinis dalam lingkungan rumah sakit untuk periode
tertentu.
Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah rincian
kewenangan klinis tenaga kesehatan lainnya untuk melakukan
pelayanan kesehatan dalam lingkungan rumah sakit berdasarkan
kompetensi dan kualifikasinya.
Surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) adalah surat
penugasan Direktur kepada seorang tenaga kesehatan lainnya untuk
melakukan pelayanan penunjang di rumah sakit berdasarkan
kewenangan klinis yang ditetapkan baginya. Penugasan klinis ini
berlaku selama 3 (tiga) tahun, untuk kemudian dilakukan proses
rekredensial.
Tenaga Kesehatan Lain adalah tenaga kesehatan profesional
non medis dan non keperawatan yang sudah diterima sebagai
pegawai RS Charlie Hospital , serta memiliki pengetahuan dan
ketrampilan melalui pendidikan serta mempunyai kewenangan untuk
melakukan pelayanan penunjang dalam upaya kesehatan.
Buku Pedoman Kredensial Tenaga Kesehatan lain (Other Health
Professional) ini diharapkan dapat berguna untuk profesi tenaga
kesehatan lain selain tenaga medis dan tenaga keperawatan, sesuai
Undang – Undang No.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan,
meliputi sebagai berikut :
1) Tenaga Kefarmasian, meliputi : Apoteker dan Tenaga Teknis
Kefarmasian (Asisten Apoteker)
2) Tenaga Kesehatan Masyarakat
3) Tenaga Analis Kesehatan
4) Tenaga Kesehatan Lingkungan
5) Tenaga Gizi, meliputi : Nutrisionis.
6) Tenaga Terapis Wicara
7) Tenaga Fisioterapi
8) Tenaga Radiografer
9) Tenaga Teknisi Elektromedis
10) Tenaga Perekam Medis dan Informasi kesehatan
Proses kredensial menjamin tenaga kesehatan lainnya
memiliki kompetensi dalam memberikan pelayanan yang dilakukan
dari segi pengetahuan, ketrampilan, serta keahlian tertentu
berdasarkan standar profesinya.
Proses kredensial mencakup tahapan telaah, verifikasi
dokumen dan wawancara yang dilakukan oleh kelompok profesi yang
sama dengan profesi tenaga kesehatan lainnya dan sekelompok orang
yang dianggap dapat menelaah segala hal yang terkait dengan
keprofesian tenaga tersebut.
Berdasarkan hasil proses kredensial, tim kredensial tenaga
kesehatan lainnya merekomendasikan kepada Direktur Utama agar
ditetapkan penugasan klinis yang akan diberikan kepada tenaga
profesi tersebut berupa surat penugasan klinis. Surat penugasan
klinis berupa daftar kewenangan klinis tenaga kesehatan lain untuk
melakukan pelayanan penunjang dilingkungan RS Charlie Hospital.

II. Tujuan Kredensial


a) Tujuan Umum Panduan ini diterbitkan adalah untuk
melindungi kesehatan pasienmelalui mekanisme kredensial
tenaga kesehatan lain di rumah sakit.
b) Tujuan Khususnya adalah :
1. Memberikan panduan mekanisme kredensial dan re-
kredensial tenaga kesehatan lain di rumah sakit.
2. Memberikan panduan bagi komite kesehatan lain untuk
menyusun kewenangan klinis(clinical privilege) bagi setiap
tenaga kesehatan yang melakukan tindakan pelayanan
kepada pasien di rumah sakit.
BAB II
RUANG LINGKUP
KOMITE TENAGA KESEHATAN LAIN DALAM MEKANISME KREDENSIAL
DAN RE-KREDENSIAL

Komite tenaga keehatan lain memiliki peran sentral dalam mekanisme


kredensial kepada tenaga kesehatan lain, karena tugas utamanya menjaga
profesionalisme tenaga kesehatan lain dan melindungi pasien rumah sakit
untuk hal – hal yang berkaitan dengan tindakan tenaga profesi kesehatan lain.
Tiga tugas utama komite tenaga kesehatan lain adalah (1) melakukan
kredensialing kepada tenaga kesehatan yang masuk dikelompoknya yang baru
dan re-kredensialing kepada tenaga kesehatan lain yang lama; (2) menjaga
mutu pelayanan; dan (3) menjaga etik dan disiplin tenaga kesehatan lain. Oleh
karenanya, struktur komite tenaga kesehatan lain paling sedikit mencakup
tuga komponen fungsi diatasn, yaitu Subkomite kredensial, Subkomite mutu
profesi, dan Subkomite etik dan disiplin.
Mekanisme kredensial dan re-kredensial dirumah sakit adalah
tanggungjawab Komite tenaga kesehatan lain yang dilaksanakan oleh Mitra
Bestari serta didampingi oleh Subkomite Kredensial atau pengawasannya.
Pada akhir proses kredensial, komite tenaga kesehatan lain menerbitkan
rekomendasi kepada kepala rumah sakit tentang lingkup kewenangan klinis
seorang tenaga kesehatan lain secara rinci (delineation of clinical privilege).
Untuk itu Subkomite Kredensial melakukan serangkaian kegiatan berupa
pemanggillan calon, menyusun tim mitra bestari (eksternal/internal), dan
melakukan penilaian kompetensi seorang tenaga kesehatan lain yang meminta
kewenangan klinis tertentu.
Selanjutnya kewajiban rumah sakit untuk menetapkan kewenangan
klinis (clinical privilege) tersebut dengan surat penugasan klinis (clinical
appointment) mengacu kepada tata kelola rumah sakit yang baik (good clinical
governance).
BAB III
TATA LAKSANA
KREDENSIAL DAN RE-KREDENSIAL

A. Proses kredensial tenaga kesehatan lainnya dilaksanakan dengan


tahapan sebagai berikut:

1. Tenaga kesehatan mengajukan permohonan kepada Direktur


Utama Rumah Sakit untuk dilakukan kredensial dengan
menyertakan dokumen pendukung yang terbaru
(STR/SIP/SIK/SIPA, sertifikat kompetensi, sertifikat pelatihan,
ijazah terbaru)
2. Surat tersebut dilampiri usulan rincian kewenangan klinis yang
diminta (mencontreng daftar rincian kewenangan klinis yang
sudah disediakan)
3. Direktur Utama Rumah Sakit menugaskan Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya untuk melakukan kredensial.
4. Verifikasi keabsahan dokumen dari sumber aslinya
Proses verifikasi keabsahan dokumen adalah dengan melakukan
verifikasi terhadap dokumen setiap calon tenaga kesehatan lainnya
(Ijazah pendidikan formal, STR/SIP, sertifikat pelatihan dan
pengalaman/referensi dengan menghubungi institusi yang
mengeluarkan dokumen. Proses verifikasi dokumen ini dilakukan
oleh Bagian SDI dengan cara:
a. Menulis surat secara langsung kepada institusi yang
mengeluarkan dokumen, dan menunggu jawaban tertulis.
1) Surat permohonan disiapkan oleh Bagan SDI dengan
ditandatangani Direktur RS Charlie Hospital atau oleh
pejabat lain yang ditunjuk.
2) Verifikasi dokumen dari sumber aslinya dengan cara
pengajuan tertulis dilakukan maksimal 2 (dua) kali. Pertama
kali dilayangkan surat, ditunggu jawaban selama I (satu)
bulan, jika belum mendapat jawaban dilayangkan surat ke
dua, ditunggu jawaban. Jika tetap tidak mendapat jawaban,
maka proses verifikasi tetap dianggap selesai.ukti bahwa
proses sudah berjalan.
3) Semua berkas yang dipergunakan dalam proses ini
didokumentasikan, sebagai dokumen verifikasi.
b. Mencari sumber di internet, dicetak dan dilampirkan ke berkas
lamaran
c. Melakukan telepon dengan pendokumentasian baik identitas
penelpon, waktu maupun identitas penerima
d. Hasil verifikasi baik tertulis maupun tidak tertulis/melalui
telepon dilampirkan di berkas lamaran atau berkas tenaga
kesehatan yang akan dikredensial.
e. Proses verifikasi ijazah untuk keperluan kredensial dilakukan
oleh Bagian SDI
f. Verifikasi dokumen dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Ijazah, verifikasi ditujukan kepada institusi pendidikan yang
mengeluarkan ijazah,
2) STR, verifikasi ditujukan kepada ikatan masing-masing
profesi. Apoteker kepada IAI, Radiografer ke kepada pada
PARI, Laboratorium kepada PATELKI, Rekam Medis kepada
FORMIKI, dll
3) SIK/SIPA/SIP, verifikasi ditujukan kepada Dinas Kesehatan
4) Pelatihan, verifikasi ditujukan kepada penyelenggara pelatihan
5) Pengalaman/rekomendasi, verifikasi ditujukan kepada
institusi yang mengeluarkan surat
pengalaman/rekomendasi, misalnya rumah sakit Iain atau
insfitusi Iain.
5. Usulan Kewenangan Klinis
Setelah dilakukan proses verifikasi/uji keabsahan dokumen,
dokumen tersebut diserahkan oleh Bagian SDI untuk dikaji dan
dilakukan penilaian oleh Komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
Secara rinci prosesnya sebagai berikut:
a. Komite melakukan pemanggilan calon Tenaga Kesehatan
Lainnya untuk dilakukan wawancara dan penggalian
kemampuan masing-masing calon tenaga atau melalui telaah
dokumen saja.
b. Dari hasil tersebut, Komite Tenaga Kesehatan Lain
memberikan rekomendasi kewenangan klinis dengan
mencontreng daftar rincian kewenangan klinis yang telah
disediakan.
c. Apabila ada kompetensi yang belum tercantum di dalam daftar
dapat ditambahkan pada tempat yang disediakan,
d. Dalam pemberian rekomendasi kewenangan klinis Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya dapat membentuk tim penilai,
untuk memperlancar proses previlleging.
e. Hasil dari proses ini disebut dengan Rekomendasi Rincian
Kewenangan Klinis, diserahkan kepada Direktur Utama.

6. Surat Penugasan Klinis


Setelah dilakukan penilaian dan pemberian usulan
kewenangan klinis, maka proses selanjutnya adalah pemberian
surat penugasan klinis atau clinical appointment.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Setelah dilakukan proses kredensial dan penilaian, Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya menyerahkan rekomendasi
kewenangan klinis kepada Direktur Utama, berupa Daftar
Usulan Rincian Kewenangan Klinis.
b. Berdasarkan rekomendasi tersebut dan berdasarkan
pertimbangan lain yang relevan, Direktur RS Charlie Hospital
mengeluarkan Surat Penugasan Klinis untuk tenaga kesehatan
Iainnya
c. Keputusan untuk menerima, menempatkan serta status dari
tenaga kesehatan Iainnya pada Direktur dengan
mempertimbangkan hasil kredensial dan pemberian
kewenangan klinis.
d. Surat Penugasan Klinis berlaku untuk jangka waktu 3 tahun,
dan harus diperpanjang sebelum masa berlaku habis.

B. Proses Rekredensial
1. Proses rekredensial dilakukan untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan mempertahankan kompetensi tenaga kesehatan
Iainnya. Proses ini dilakukan apabila:
a. Masa berlaku Surat Penugasan Klinis Tenaga Kesehatan Lain
berakhir
b. Masa berlaku STR/SIP/SIPA/SIK tersebut berakhir
c. Tenaga professional kesehatan lainnya mengikuti pendidikan
formal atau pelatihan sehingga ada penambahan kompetensi
(dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat pelatihan)
d. Tenaga profesional kesehatan lainnya mengalami gangguan
kesehatan, baik fisik maupun mental
e. Tenaga profesional kesehatan lainnya berdasarkan evaluasi
kinerja dinyatakan inkompetensi, misalnya beberapa kali
terjadi kesalahan saat melaksanakan pekerjaannya atau
karena indisipliner.

2. Proses rekredensial adalah sebagai berikut:


a. Proses Administrasi
1) Tenaga kesehatan mengajukan permohonan kepada Direktur
untuk dilakukan rekredensial dengan menyertakan dokumen
pendukung yang terbaru (STR/SIP/SIK/SIPA, sertifikat
pelatihan, ijazah terbaru)
2) Surat tersebut dilampiri usulan rincian kewenangan klinis yang
diminta (mencontreng daftar rincian kewenangan klinis yang
sudah disediakan)
3) Direktur menugaskan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya untuk
melakukan rekredensial
4) Komite melakukan verifikasi keabsahan dokumen dari sumber
aslinya, dengan cara seperti proses verifikasi untuk keperluan
kredensial
b. Usulan Kewenangan Klinis
1) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya melakukan verifikasi dan
evaluasi dengan berbagai metode seperti portofolio, penilaian
ulang kompetensi atau telaah dokumen penilaian kinerja.
2) Komite Tenaga Kesehatan Lainnya menyerahkan daftar
usulan rincian kewenangan klinis kepada Direktur RS Charlie
Hospital

c. Surat Penugasan Klinis Kembali (reappointment)


Setelah dilakukan penilaian dan pemberian usulan
kewenangan klinis, maka proses selanjumya adalah pemberian
surat penugasan klinis kembali atau reappointment.
Prosesnya adalah sebagai berikut:
1) Daftar Usulan Rincian Kewenangan Klinis rekomendasi dari
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya diserahkan kepada
Direktur Utama Rumah Sakit.
2) Direktur Utama mengeluarkan Surat Penugasan Klinis kepada
tenaga professional kesehatan Iainnya tersebut dengan
disertai masa berlaku.
3) Dalam memberikan penugasan klinis Direktur dapat
mempertimbangkan segala sesuatu yang relevan, seperti
kemampuan rumah sakit, dan lain – lain.

C. DOKUMEN YANG DISIAPKAN


1. Ijazah (dengan bukti verifikasi)
2. STR (Surat Tanda Registrasi).
3. SIK (Surat Ijin Kerja) bagi tenaga kesehatan yang sudah bekerja
4. Sertifikat Pelatihan (mendukung kompetensi)
5. Surat tanda berkelakuan baik atau tidak terlibat kriminal.
6. Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah sakit
atau orientasi di unit tertentu (bagi tenaga kesehatan lain yang
baru/mutasi).
7. Surat Keterangan Sakit (bila diperlukan)
8. Penilaian Kinerja
9. Surat Keterangan tidak terlibat masalah etik dan disiplin
D. ALUR PROSES KREDENSIAL
Bagian kepegawaian melaporkan
Bagian tenaga kesehatan baru yang
Kepegawaian bertugas di unit /instalasi

Ketua komite menginformasikan


Komite Tenaga unit/ instalasi untuk pelaksanaan
kesehatan kredensial bagi tenaga kesehatan
baru

Tenaga kesehatan melengkapi


SDM Instalasi formulir dan berkas kelengkapan
kredensial
Berkas
Kelengkapan
Kredensial

Tenaga Kesehatan

Sub Komite kredensial berkoordinasi


Sub Komite
dengan mitra bestari untuk
Kredensial
penjadwalan kredensial

Proses kredensial dilakukan dan


Kredensia ketua komite tenaga kesehatan
merekomendasikan untuk
l penerbitan SPK Klinis/ Profsi ke
Direktur
Rekomendasi
Kredensial Tenaga
Kesehatan

Direktur menerbitkan Surat


Direktur Penugasan Kerja Klinis/
Profesi (SPK Klinis/ Profesi)
Surat Penugasan
Kerja Klinis/
Profesi

E. Alur Re-Kredensial

Tenaga kesehatan mengajukan re-


Tenaga Kesehatan kredensial ke komite tenaga
kesehatan

Berkas
Kelengkapan Re-
Kredensial

Komite Tenaga
kesehatan Ketua komite menginformasikan
sub komite kredensial untuk
melakukan re-kredensial

Sub komite kredensial


Sub Komite berkoordinasi dengan mitra
Kredensial bestari untuk menjadwalkan re-
kredensial

Proses re-kredensial dilakukan bagi


Re- tenaga kesehatan dan ketua komite
tenaga kesehatan
Kredensia
merekomendasikan untuk
penerbitan SPK Klinis/ Profesi ke
Direktur
Rekomendasi re-
kredensial tenaga
kesehatan

Direktur

Direktur menerbitkan Surat


Surat Penugasan
F. Alur Prosedur Pencabutan Kewenangan Klinis

Dokumen terkait Laporan tugas/pelayanan tenaga


kesehatan secara lisan maupun
tenaga kesehatan
tulisan

Komite Tenaga Kesehatan


Komite Tenaga menerima laporan tenaga
kesehatan kesehatan secara lisan maupun
tulisan

Komite Tenaga Kesehatan


Dokumen terkait melakukan pengkajian bersama
Evaluasi dan kronologis mitra bestari dan unit/instalasi
ulang disertai bukti terkait dengan bukti-bukti
pendukung

Evaluasi ulang terhadap


Komite Tenaga kewenangan klinis/Profesi tenaga
Kesehatan kesehatan

Komite Tenaga Kesehatan


Surat Pencabutan menerbitkan Surat Pencabutan
kewenangan kerja klinis/ profesi
Kewenangan Kerja
dan pemberhentian tugas
Klinis/ Profesi berdasarkan profesi
G. Alur Surat Penugasan Kerja Klinis/ Profesi (SPK Klinis/ Profesi)

Tenaga kesehatan mengusulkan


Tenaga Kesehatan formulir dan berkas ke Komite
Tenaga Kesehatan

Ketua komite melalui sub komite


Komite Tenaga kredensial untuk melakukan
Kesehatan kredensial/re-kredensial bagi
tenaga kesehatan

Berkas Formulir dan berkas ditelaah


oleh sub komite kredensial
Kelengkapan
Kredensial/re-
kredensial

Proses kredensial/re-kredensial
Kredensial/ dilakukan dengan Komite Tenaga
re- Kesehatan dan mitra bestari
kredensial

Rekomendasi Ketua Komite Tenaga Kesehatan


Komite Tenaga merekomendasikan untuk
Kesehatan penerbitan SPK Klinis/ Profesike
Direktur
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua proses kredensial dan rekredensial harus tercatat dan


disimpan dalam file masing – masing tenaga kesehatan lain.
Dokumentasi tersebut antara lain :
A. Ijazah (terverifikasi)
B. STR (Surat Tanda Registrasi).
C. SIK (Surat Ijin Kerja) bagi tenaga kesehatan yang sudah bekerja
D. Sertifikat Pelatihan (mendukung kompetensi)
E. Surat pernyataan memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus
yang diuraikan dalam uraian tugas (bagi tenaga kesehatan yang
sudah bekerja).
F. Surat penyataan telah menyelesaikan program orientasi rumah
sakit atau orientasi di unit tertentu (bagi tenaga kesehatan yang
baru/mutasi).
G. Surat Penugasan Kerja Klinis/ Profesi (SPK Klinis/ Profesi).
H. Rincian Kewenangan Kerja Klinis/ Profesi (RKK Klinis/ Profesi)

Anda mungkin juga menyukai