Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tingkat persaingan dalam dunia perindustrian saat ini, semakin
marak dengan munculnya banyak perusahaan baru yang bergerak dalam
bidang industri sejenis. Masing-masing perusahaan bersaing menghasilkan
beragam jenis produk dengan kualitas dan keunikan tersendiri yang mampu
menciptakan keunggulan kompetitif untuk merebut pangsa pasar. Adapun
fenomena yang terjadi kini, setiap perusahaan menghasilkan kualitas produk
dimana tidak lagi menjadi suatu aset yang dapat dibanggakan.
Hal ini disebabkan, karena kualitas produk dapat dengan mudah
ditiru para pesaingnya. Oleh karena itu, diperlukannya suatu aset lain yang
dapat diandalkan untuk membedakan suatu produk perusahaan dengan
produk pesaingnya. Dalam hal ini, mereklah yang menjadi salah satu elemen
penentu dimana secara langsung berhubungan dengan persepsi konsumen.
Memilih nama merek untuk sebuah produk membutuhkan waktu
dan pemikiran yang panjang. Dalam sebuah merek terkandung berbagai
muatan yang memberikan arti dan makna terhadap produk, yang selanjutnya
akan mempengaruhi persepsi konsumen secara luas. Merek mengandung
suatu indikator value yang ditawarkan perusahaan kepada pelanggan. Dalam
era yang sudah over produk dan komunikasi saat ini, manajemen merek
menjadi suatu issue yang sangat penting untuk diperhatikan.
Manajemen merek pada dasarnya harus dapat mengusahakan
keseimbangan antar pasar eksternal dan kemampuan internal perusahaan,
antara input perusahaan ke dalam produk dan pengaruh terhadap persepsi
konsumen. Salah satu bagian manajemen merek strategis yang membutuhkan
perhatian perusahaan, bagaimana pengelolaan ekuitas merek dapat dilakukan
secara terus menerus.
Ekuitas merek (brand equity) adalah nilai tambah yang diberikan
pada produk dan jasa (kotler dan Keller, 2009). Ekuitas merek tidak dapat
tercipta begitu saja akan tetapi perlu penanganan secara profesional mengenai
penciptaan, pemeliharaan dan perlindungan merek sehingga akrab di telinga

1
konsumen serta dapat dengan mudah di ingat konsumen, dimana hal tersebut
dapat mengakibatkan tindakan pemakaian secara berulang.
Pembangunan ekuitas merek bergantung pada tiga faktor utama
yaitu : pilihan awal untuk elemen atau identitas merek yang membentuk
merek, cara merek diintegrasikan ke dalam dukungan program pemasaran
dan asosiasi yang dipindahkan secara tidak langsung ke merek dengan
menghubungkan merek dengan entitas lainnya (misalnya perusahaan, negara
asal, saluran distribusi atau merek lainnya). Selain itu konsep ekuitas merek
harus dilengkapi dengan konsep ekuitas pelanggan yang merefleksikan
jumlah dari nilai-nilai seumur hidup dari seluruh pelanggan untuk sebuah
merek (Kotler dan Keller, 2009).
Jadi, dengan ingatan konsumen yang kuat terhadap suatu nama
merek, akan sangat mendukung terciptanya suatu image terhadap merek
produk tersebut. Namun untuk membentuk image yang kuat ini, tidaklah
mudah dan cepat dibandingkan meningkatkan ingatan konsumen terhadap
keberadaan suatu merek. Dengan pengalaman konsumen yang puas dalam
pemakaian merek produk dan disertai kesetiaan dalam pemakaian ulang,
Image yang identik terhadap suatu produk baru dapat terbentuk dengan kuat.
Dengan ekuitas merek yang kuat, tujuan perusahaan untuk merebut dan
menaklukkan pangsa pasar yang luas akan lebih mudah tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa alasan sesorang memakai kosmetik?
2. Apa saja merk kosmetik yang paling banyak diminati ?
3. Apa saja yang menjadi sebab seseorang memilih suatu produk ?
4. Produk kosmetik apa saja dan bagaimana kriteria yang paling diminati
konsumen ?
C. Tujuan Penelitian
1. Sebagai laporan untuk memenuhi tugas UTS semester 7 program studi
ekonomi syariah pada mata kuliah perilaku konsumen.
2. Untuk mengetahui ketertarikan konsumen pada produk tertentu.

2
3. Alasan apa saja yang dimiliki konsumen saat menentukan produk yang
akan dibeli.
D. Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diawali dengan
penelitian kualitatif, kemudian dilanjutkan dengan penggabungan antara
kualitatif dan kuantitatif, karena metode kualitatif saja dinilai belum cukup
untuk memberikan infoormasi yang relefan.
E. Sistematika penulisan
Sistematika penulisan laporan terdiri dari narasi deskriptif hasil
penelitian kualitatif dan dalam bentuk chart yang diperoleh dari kuisioner
yang dibagikan kepada 50 responden terpilih.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Metode Penelitian Kualitatif


Metode riset Kualitatif terdiri dari wawancara ang mendalam,
kelompok-kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi.
Teknik ini menggunakan metode analisis dengan deikian, mereka cenderung
bersifat subjektif. Karena membutuhkan biaya dan waktu yang panjang, riset
ini cenderung memiliki jumlah sempel yang lebih sedikit sehingga tidak
dapat digeneralisasikan terhadap populasi yang luas. Teknik ini banyak
digunakan untuk memperoleh gagasan baru dalam sebuah promosi atau
kampanye produk.
Para peneliti memandang perilaku konsumen sebagai bagian dari
perilaku manusia dan meningkatkan pemahaman adalah salah satu langkah
untuk meminimalisir beberapa masalah yang berkaitan dengan masalah
perilkau konsumen seperti, pencurian toko, pembeli yang keranjingan atau
berlebihan dalam membeli suatu barang, kecanduan barang tertentu seperti
narkotika atau lainnya. Pendekatan reset ini meliputi naturalism, humanism,
dan postpositivisme.
Bagian penting dalam proses riset interpretivisme adalah wawancara
secara mendalam. Berbagai wawancara ang dilakukan akan cenderung unik
bagi setiap hubungan antara peneliti dan konsumen yang spesifik, karena para
peneliti berperan aktif dalam wawancara. Riset ini sering pula digunakan
sebagai bahan pertimbangan sebuah bisnis.
Metodologi yang digunakan dalam riset kualitatif disebut juga
Interpretivisme, yang diasumsikan sebagai berikut:
1. Tidak adanya keberadaan tunggal dan obyetif.
2. Realita adalah subjektif.
3. Sebab dan akibat tidak dapat dipisahkan.
4. Setiap pengalaman mengonsumsi aadalah unik.
5. Interaksi peneliti/responden mempengaruhi hasil riset.
6. Hasil riset sering tidak digeneralisasikan ke populasi yang lebih besar.1
1
Schiffman Leon, Kanuk Leslie Lazar, Perilaku konsumen hal :37

4
B. Menggabungkan hasil-hasil riset kualitatif dan kuantitatif.
Karena terbatasnya hasil riset kualitatif, pemsara seringkali
menggabungkan hasil riset kualitatif dengan hasil riset kuantitatif untuk
berperan dalam pengambilan keputusan pemasaran yang strategis. Hasil riset
kualitatif berperan sebagai penemu gagasan baru dan untuk mengembangkan
strategi promosi sedangkan kuantitatif meramalkan reaksi konsumen
terhadapa berbagai masukan promosi. Selain itu, terkadang hasil riset
kualitatif diuji secara empiris dan menjadi dasar bagi perancangan studi
kuantitatif. Hasil penggabungan kedua riset tersebut memungkinkan untuk
merancang berbagai strategi pemasaran yang lebih berarti dan efektif dengan
tujuan menigkatkan keuntungan.2

C. Factor yang Mempengaruhi Konsumen Membeli Suatu Produk


Ada beberapa alasan rasional bagi konsumen dalam memilih suatu
produk, yakni diantaranya berkaitan dengan :
1. Kualitas barang
2. Harga barang
3. Manfaat barang
4. Cara pemasaran/ iklan dan promosi

Selain factor diatas, ada juga factor – faktor lain yang dapat
mempengaruhi konsumen dalam memilih barang yang akan dibelinya, antara
lain ialah :

1. Factor selera
2. Suasana hati (mood)
3. Lingkungan
4. Kepribadian

Dari beberapa factor diatas, ada beberapa factor yang


mempengaruhi konsumen secara rasional ada pula factor yang
2
Schiffman Leon, Kanuk Leslie Lazar, Perilaku konsumen hal :37

5
memepengaruhi konsumen secara emosional. Karena pada dasarnya
emosional juga turut andil sebagai factor yang akan mempengaruihi
pengambilan keputusan oleh onsumen untuk memilih suatu barang.

Penelitian yang bersifat kualitatif ini diharapkan dapat memberikan


hasil yang diinginkan sehingga para pemasar atau produsen akan mengetahui
apasaja langkah yang dapat dambl untuk meningkatkan penjualan serta
inovasi apasaja yang dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan teknologi.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengungkapkan factor apa saja


yang paling mempengaruhi minat pembeli pada suatu barang. Sehingga dapat
bermanfaat untuk merancang pengembangan produk serta pemasarannya
supaya menjadi lebih baik.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

6
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitihan ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui
pendekatan kualitatif. Artinya data yang diperoleh tidak hanya berupa angka
melainkan dari naskah wawancara, cacatan lapangan, dan dokumen yang
lain yang dilakukan peneliti terhadapa responden. Sehingga yang menjadi
tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita
dibalik fenomena seyang ada secara mendalam, rinci dan tuntas. Oleh karena
itu penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah dengan
mencocokkan antara realita yang ada dengan teori yang berlaku dengan
menggunakan metode diskriptif.3
Menurut Keirl dan Miller dalam moleong yang dimaksud dengan
penelitian kalitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan social yang
secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasannya
sendiri dan berhubungan dengan orang – orang tersebut dalam bahasanya dan
peristilahannya.
Metode riset Kualitatif terdiri dari wawancara ang mendalam,
kelompok-kelompok focus, analisis kiasan, riset kolase, dan teknik proyeksi.
Teknik ini menggunakan metode analisis dengan deikian, mereka cenderung
bersifat subjektif. Karena membutuhkan biaya dan waktu yang panjang, riset
ini cenderung memiliki jumlah sempel yang lebih sedikit sehingga tidak
dapat digeneralisasikan terhadap populasi yang luas. Teknik ini banyak
digunakan untuk memperoleh gagasan baru dalam sebuah promosi atau
kampanye produk.4

B. Kehadiran Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan
sebagai Instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data – data dilapangan.

3
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif ( Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004) hal:131
4
Schiffman Leon, Kanuk Leslie Lazar, Perilaku konsumen hal :37

7
Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah
berbagai bentuk alat bantu dan dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk
menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument
pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung dilapangan
sebagai tolak ukur keberhasilan peneliti secara langsung dan aktif degan
informan dan atau sumber data lainnya disini mutalk diperlukan.

C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan beserta
jalan dan kotanya. Dalam penelitian ini dilakukan dilingkungan kampus
Unira yakni berlokasi di Jalan Raya Mojosari Kecamatan Kepanjen
Kabupaten Malang Jawa Timur.
Kampus Unira Malang adalah salah satu kampus unggulan tingkat
kota madyah yang terletak diwilayah Kepanjen serta merupakan lokasi
dimana banyak mahasiswaang hadir dari berbagai kalangan untuk menimba
ilmu pengetahuan dan juga banyaknya mahasiswa dari berbagai latar
belakang serta jurudsan yang berbeda.

D. Data dan Sumber Data


1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah data yang dapat diperoleh
langsung dari lapangan atau tempat penelitian 5. Sedangkan menurut
Lofard bahwa sumberdata Utama dalam penelitian kualitatifialah kata –
kata dan tindakan. Kata – kata dan tindakan merupakan sumberdata yang
diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti
menggunakan data ini untuk mendaptkan informasi langsung mengenai
factor apa saja yang mempengaruhi pemebelian Handphone pada
mahasiswa Unira Malang.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diambil dari sumber bacaan dan berbagai
macam sumber lainnya yang terdiri dari majalah, dan artikel internet.

5
Naution, M.A, S Azas –Azas Kurikulum, Penelitian Terate, bandung , 1964, Hal : 34

8
Peneliti menggunakan data ini untuk memperkuat dan melengkapi hasil
penelitiannya mengenai factor pendukung pembelian handphone pada
mahasiswa unira.

E. Teknik Pengumpulan Data.


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode kuisoner
Peneliti membagikan sebanyak 50 buah kuisioner kepada responden
yang merupakan mahasiswa Universitas Raden Rahmat (Unira) secara
acak dari berbagai kalangan dan jurusan yang berbeda untuk
mendapatkan hasil informasi mengenai merk kosmetik yang digunkan.
2. Metode wawancara
Peneliti melakukan wawancara kepada 10 responden terpilih untuk
mengungkapakn alasan memilih merek tertentu dalam membeli
kosmetik.
3. Metode observasi / pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan pada merk kosmetik yang banyak
digunakan saat ini sterutama oleh mahasiswi Unira serta motifasi yang
menjadi factor pendorong memilih kosmetik tersebut.

F. Analisis Data
Peneliti telah terjun kelapangan untuk melakukan penelitian secara induktif,
yaitu dimulai dari lapangan dengan mempelajari fenomena yang ada
dilapangan. Analisis data ini telah dilakukan secara bersamaan dengan proses
pengumpulan data dari lapangan.
1. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data peneliti telah mencatat secara objektif dan apa
adanya sesui hasil observasi, dan wawancara dilapangan.
2. Reduksi data
Peneliti telah menggolongkan data mengenai motifasi yang
memepengaruhi pembelian handphone dengan merk – merk tertentu
pada mahasiswa unira serta factor – factor pendukungnya.

9
3. Penyajian data
Dari hasil penelitian yang diperoleh olrh peneliti, peneliti menyajikan
hasil data dalam bentuk chart sehingga dapat dengan mudah dipahami
oleh pembaca.
4. Pengambilan keputusan atau verifikasi
Setelah data dari lapangan terkumpul dengan menggunkan metode
pengumpulan data diatas, maka peneliti akan mengolah dan
menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara
deskriptif-kualitatif, yaitu dengan menggambarkan dan
menginterpretasikan arti data- data yang telah terkumpul dengan
memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi
yang diteliti pada saaat itu, sehingga memperoleh gambaran secara
menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Atau dengan kata lain peneliti
tidak menggunkan teknis rumusan kuantitatif.

G. Keabsahan Data
Untuk mendapatkan keabsahan data peneliti menggunakan teknis
pemerikasaaan derajat kepercayaan (crebebelity). Teknik ini dapat dilakukan
dengan jalan:
1. Keikutsertaan peneliti sebagai instrument (alat) tidak hanya dilakukan
dalam waktu singkat , tetapi memerlukan perpanjamgan keikutsertaan
peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan derjat kepercayaan
data yang dikuulkan.
2. Trianggulasi yskni teknik memanfaatkan sesuatu diluar penelitian
sebagai pembnding hasil peelitian diantaranya :
 Membandingkan data pengamatan dengan data hasil wawancara.
 Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
 Membandingkan apa yang dikatakan sewaktu diteliti dengan
sepanjang waktu.
 Membendingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan orang.

10
 Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen ang
berkaitan.6
H. Tahap – Tahap Penelitihan
1. Tahap Pra Lapangan
Peneliti menyusun pertanyaan yang digunakan untuk kuisioner serta
sebagai bahan wawancara kepada responden, serta menentukan
responden untuk diwawancarai secara mendalam.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara membagikan 50 buah
kuisioner kepada mahasiswa unira secara acak dan wawancara kepada
responden terpilih yang sekiranya dapat mewakili seluruh populasi di
kampus Unira.
b. Mengidentifikasi data
Data yang telah terkumpul diiidentifikasi oleh peneliti sehingga dapat
memepermudah dalam mencari hasil penelitian yang diinginkan dan
sesuai tujuan.
3. Tahap Akhir Penelitian
Pada tahap akhir penelitian peneliti menyajikan data dalam bentuk
dskriptif sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pengolahan data

6
Op cit, moleong hal : 178

11
Peneliti mengambil data berupa data primer dari berbagai sumber,
salah satunya yakni dari kuisioner yang dibagikan dan wawancara secara
mendalam kepada beberapa narasumber pilihan mengenai produk apa saja
yang banyak digunakan oleh mahasiswa Unira dan apa yang menjadi alasan
mereka memilih produk tersebut.
Kemudian hasil dari kuisioner tersebut diadabtasi menjadi bentuk
chart supaya lebih mudah dipahami, kemudian dikelola lagi menjadi narasi
deskriptif sesuai dengan penelitian kualitatif. Setelah hasil narasi diperoleh
peneliti menggabungkan dengan penelitian kuantitaif agar hasil penelitian
semakin relevan untuk digunakan lebih luas.
B. Hasil penelitian
 Produk yang paling diingat

40%

35%

30% wardah
Pixy
25% Maybellin
Viva
20% Sari Ayu
Revlon
15%
Lainya
10%

5%

0%

Dari tuju merek yang kami sebutkan dalam kuisioner yakni Wardah, Pixy,
Maybelline, Viva, Sari Ayu, dan Revlon telah memunculkan beberapa fakta baru
di dunia kosmetik. Yakni sebanyak 38% responden mengatakan bahwa produk
bedak yang paling diingat adalah wardah, sehingga wardah menempati posisi
pertama sebagai produk yang paling diingat oleh konsumen.

Dengan melihat bahwa wardah termasuk produk yang baru buming 3 tahun
belakangan dan mampu menjadi produk yang paling diingat di masyarakat adalah
prestasi yang bagus, mengalahkan produk yang telah lama berada di dunia pasar

12
Indonesia. Lalu disusul dengan Produk kawakan Sari Ayu, dengan perolehan
suara sebanyak 18%. Dan sisanya ditempati produk-produk yang disebutkan.
Namun, pada point 7 kuisioner yang diperuntukan bagi konsumen yang tidak
menggunakan 7 produk kosmetik yang disebutkan diatas, telah memunculkan
nama-nama produk baru dan produk dari klinik kecantikan. Diantaranya Venus,
Skiva, Natasha, dan Navagreen.

 Status Penggunaan

Status Penggunaan

Ya
Tidak

Dari 100 responden yang telah berpartisipasi mengisi kuisioner yang kami
berikan, diketahui bahwa 72% adalah pengguna produk-produk yang mereka
sebutkan sebagai produk yang paling diingat. Namun tidak sedikit juga yang
hanya mengingat produk tersebut namun tidak menggunakan produk tersebut di
kehidupan sehari-hari. Terbukti bahwa sebanyak 28% responden hanya mengingat
produk yang disebutkan namun tidak menggunakanya.

 Media Informasi Merk

13
Iklan di Radio
Iklan di Surat Kabar
Iklan Televisi
Keluarga
Internet
Leaflet/Brosur
Teman

Sebagian Besar Responden Mendapatkan Informasi menganai produk yang


mereka gunaka/yang paling diingat adalah melalui media Televisi dengan
memperoleh suara sebanyak 42% dari responden. Lalu diurutan kedua informasi
dari teman dengan suara sebanyak 24% . lalu posisi ketiga dengan suara sebanyak
19% ditempati oleh media keluarga. Lalu sisanya berada di media lain yang
disebutkan di dalam kuisioner.

 Tempat Membeli

30%

25%

20% Supermarket
Minimarket
Toko Kosmetik
15% Warung
lainya
10%

5%

0%

Dari tempat memperolehnya, para responden lebih sering berbelanja produk


bedak di toko kosmetik, yakni dengan suara sebanyak 31% yang diperoleh. Lalu

14
baru disusul oeh supermarket dengan perolehan suara sebanyak 26% dan
selanjutnya mini market sebanyak 25%. Sisanya sebanyak 24% sering membeli di
warung-warung penjual sembako.

 Hasil nilai

17% 17%

Wardah
Pixy
17% 16% Maybellin
Viva
Sari Ayu
Revlon
16% 16%

Untuk Mengukur Atribut dari Produk bedak, kami mengukurnya dengan 4


atribut. Yakni dengan kualitas Produk, Hrga Produk, Kualitas Layanan Produk
dan kemudahanya.

Dari atribut pertama, yakni kualitas layanan, telah diketahui bahwa sari
ayu mendapatkan nilai paling tinggi dari pada produk lainya, yakni 236 total dari
5 pengukur kualitas produk. Dan yang kedua adalah wardah dengan nilai 226, lalu
Revlon dengan nilai 225, dan setelahnya ada viva dengan nilai 222, lalu pixy
dengan nilai 221 dan yang terakhir Maybelline dengan nilai 220.

 Harga Produk

15
16

14

12

10
Hrg Paling Murah
8 Harga Standard
Harga sesuai Nilai Produk
6 Harga Lebih Mahal

0
Wardah Pixy Maybelline Viva Sari Ayu Revlon

Pada poin harga paling murah, wardah hanya memperoleh 4 suara


sedangkan yang lainya tidak memperoleh suara. Berbeda dengan viva, pada poin
ini produk viva mendapatkan suara paling tinggi yakni 15suara. Dengan begitu
kami menyimpulkan bahwa dari ketuju produk yang disebutkan, viva adalah
produk yang dianggap paling murah diantara produk lainya.

Yang kedua, pada poin harga standard, pixy memperoleh suara paling
tinggi dibandingkan produk lainya yakni dengan 13 suara, lalu wardah dengan 9
suara. Ini membuktikan bahwa responden banyak yang menilai bahwa harga
produk pixy dan wardah tidak terlalu mahal dan juga tidak terlalu murah.
Walaupun produk sari ayu juga mendapatkan suara sebanyak 4 suara namun tidak
menguatkan bahwa harga produk sari ayu standard.

Yang ketiga, adalah harga sesuai nilai produk. Pada poin ini Maybelline
dan sari ayu mendapatkan nilai paling besar. Yakni Maybelline dengan 13 suara
dan sari ayu 8 suara. Dan dari sini dapat disimpulkan bahwa harga dan kualitas dr
poduk Maybelline dan sari ayu sesuai.

Yang terakhir, adalah poin haraga lebih mahal dari harga pasar. Tidak
dipungkiri bahwa sejak dulu Revlon merupakan produk kecantikan dengan bugjed
yang mahal untuk dibeli. Bahkan sampai sekarangpun Revlon masih dianggap

16
menjadi produk yang mempunayi harga paling mahal. Suara yang diperoleh reflon
adalah 15suara.

 Kualitas Layanan Produk

30

25

20

Gerai Kecantikan
15
Spa Beauty
Call Center
10

0
wardah pixy maybelline viva sari ayu Revlon

Dari ketiga indikator penilai kualitas layanan produk, mulai dari gerai
kecantikan, spa beauty dan call center. Produk Revlon kuat pada gerai kecantikan,
yakni dengan 19 suara yang didapatkan, lalu spa beauty dengan suara tertinggi
ditempati oleh produk sari ayu dengan 26 suara, dan yang terakhir call center di
tempati oleh wardah dengan 19 suara.

17
 Kemudahan untuk membeli

Kemudahan Untuk Membeli

Wardah
Pixy
Maybellin
Viva
Sari Ayu
Revlon

Karena viva merupakan produk yang cukup lama berada didunia pasar
kosmetik Indonesia, dengan harga yang murah pula produk viva lebih mudah
ditemukan dimana-mana dibanding produk lainya. Dengan perolehan 40% suara
oleh viva, lalu sari ayu dengan 35% suara, dan yang ketiga pixy dengan 10%
suara. Wardah, Maybelline dan Revlon lebih cenderung susah ditemui jika tidak
di supermarket minimal menjadikan produk ini sedikit susah dicari dari pada
produk viva,pixy dan sari ayu.

18
BAB V
PENUTUP

 Kesimpulan

Menurut data diatas yang ditinjau dari poin produk yang paling diingat,
menyatakan bahwa wardah mendapatkan peringkat paling tinggi “Yakni sebanyak
38% responden mengatakan bahwa produk bedak yang paling diingat adalah
wardah, sehingga wardah menempati posisi pertama sebagai produk yang paling
diingat oleh konsumen” dan dari 100 responden yang telah berpartisipasi mengisi
kuisioner yang telah berikan, diketahui bahwa 72% adalah pengguna produk-
produk yang mereka sebutkan sebagai produk yang paling diingat.

Sebagian Besar Responden Mendapatkan Informasi menganai produk


yang mereka gunaka/yang paling diingat adalah melalui media Televisi dengan
memperoleh suara sebanyak 42% dari responden, lalu dari poin dari tempat
memperolehnya, para responden lebih sering berbelanja produk bedak di toko
kosmetik, yakni dengan suara sebanyak 31% yang diperoleh.

Mengukur Atribut dari Produk bedak, kami mengukurnya dengan 4


atribut. Yakni dengan kualitas Produk, Harga Produk, Kualitas Layanan Produk
dan kemudahanya. Dari atribut pertama, yakni kualitas layanan, telah diketahui
bahwa sari ayu mendapatkan nilai paling tinggi dari pada produk lainya, yakni
236 total dari 5 pengukur kualitas produk. Dan yang kedua adalah wardah dengan
nilai 226, lalu Revlon dengan nilai 225, dan setelahnya ada viva dengan nilai 222,
lalu pixy dengan nilai 221 dan yang terakhir Maybelline dengan nilai 220.

Pada poin harga produk, pada poin harga paling murah ini produk viva
mendapatkan suara paling tinggi yakni 15suara dan wardah hanya mendapatkan 4
suara, lalu poin harga standard, pixy memperoleh suara paling tinggi
dibandingkan produk lainya yakni dengan 13 suara, lalu wardah dengan 9 suara,
kemudian harga sesuai nilai produk. Pada poin ini Maybelline dan sari ayu
mendapatkan nilai paling besar. Yakni Maybelline dengan 13 suara dan sari ayu 8
suara. Dan yang terakhir poin haraga lebih mahal dari harga pasar. Tidak
dipungkiri bahwa sejak dulu Revlon merupakan produk kecantikan dengan bugjed

19
yang mahal untuk dibeli. Bahkan sampai sekarangpun Revlon masih dianggap
menjadi produk yang mempunayi harga paling mahal. Suara yang diperoleh reflon
adalah 15suara.

Selanjutnya Dari ketiga indikator penilai kualitas layanan produk, mulai


dari gerai kecantikan, spa beauty dan call center. Produk Revlon kuat pada gerai
kecantikan, yakni dengan 19 suara yang didapatkan, lalu spa beauty dengan suara
tertinggi ditempati oleh produk sari ayu dengan 26 suara, dan yang terakhir call
center di tempati oleh wardah dengan 19 suara.

Karena viva merupakan produk yang cukup lama berada didunia pasar
kosmetik Indonesia, dengan harga yang murah pula produk viva lebih mudah
ditemukan dimana-mana dibanding produk lainya. Dengan perolehan 40% suara
oleh viva, lalu sari ayu dengan 35% suara, dan yang ketiga pixy dengan 10%
suara. Wardah, Maybelline dan Revlon lebih cenderung susah ditemui jika tidak
di supermarket minimal menjadikan produk ini sedikit susah dicari dari pada
produk viva,pixy dan sari ayu.

20

Anda mungkin juga menyukai