Anda di halaman 1dari 40

1

PENGARUH PENETAPAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA DISEBUT KOPI BANDUNG

USULAN PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Dalam Menempuh Ujian Sarjana Program Strata Satu (S1)

Pada Program Studi Administrasi Bisnis

Oleh:

Nissa Agnelda

NPM 192040041

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2023
2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kedai kopi sudah tidak asing lagi bagi masyarakat saat ini Ini di

Indonesia. Banyak orang Indonesia memilih untuk menikmati kopi di kedai

kopi dan sudah menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia saat ini. Kedai kopi

juga bukan hanya menjual kopi saja akan tetapi menjual minuman lain seperti

teh, susu dengan berbagai rasa dan minuman lain yang disediakan. Terdapat

juga kedai kopi yang menjual makanan ringan sebagai pelengkap. Bisnis

kedai kopi masih dianggap sebagai bisnis yang menguntungkan. Karena

target pasarnya sangat besar, bukan hanya penikmat kopi, tapi juga

masyarakat awam. Pasalnya, ngopi di kedai kopi atau cafe merupakan trend

yang tidak pernah ketinggalan zaman dan sepertinya sudah mendarah daging

di masyarakat Indonesia.

Di Indonesia, berbicara tentang konsumen mencakup berbagai

perilaku. Seperti mengisi waktu dan ada pula dimana konsumen yang

mengadakan pertemuan di kedai kopi untuk rapat organisasi atau keperluan

lainnya. Tempat yang nyaman dengan suasana cozy membuat konsumen

nyaman dan berlangganan pada kedai kopi tersebut. Serta harga dengan rasa

didapat oleh konsumen menjadi pertimabangan untuk mengunjungi kedai kopi

tersebut.

Dalam dunia bisnis yang bergerak cepat, masalah pemasaran

merupakan salah satu faktor terpenting bagi kemajuan sebuah perusahaan.

Kegiatan penjualan merupakan kegiatan yang penting karena melalui

kegiatan penjualan ini akan terbentuk laba yang dapat menjamin

kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam

mencapai tujuan ini sangat


3

tergantung pada kemampuan perusahaan untuk memasarkan produknya. Oleh

karena itu, agar dapat menarik konsumen untuk membeli, pelaku usaha harus

dapat menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan kondisi pasar yang

dihadapinya.

Pemasaran adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan

memuaskan kebutuhan manusia. Singkatnya, pemasaran dapat dipahami

sebagai "memuaskan kebutuhan secara menguntungkan", yaitu bagaimana

bisnis memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang menguntungkan

baik bagi konsumen maupun perusahaan itu sendiri. Dunia pemasaran saat ini

memang menghadapi banyak persaingan yang sangat ketat. Hal ini dibuktikan

dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih yang menuntut para

pelaku bisnis untuk dapat memahami teknologi. Selain itu, peran konsumen

dipandang sangat berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, khususnya dalam

keputusan pembelian.

Salah satu aspek perencanaan taktis dari strategi pemasaran adalah

konsep bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat

pemasaran teknis terkendali yang dipadukan oleh perusahaan untuk

menghasilkan respons yang diinginkan pada pasar sasaran. Bauran pemasaran

terdiri dari Produk, Harga, Promosi dan Tempat. Menurut Swastha (2003:43)

mendefiniskan bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau

kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan, yakni

produk, struktur harga, kegiatan promosi dan sistem distribusi. Dalam

memasarkan produknya perusahaan harus mengkombinasikan keempat

variabel tersebut agar kegiatan pemasaran yang dilakukan dapat berjalan

efektif Sedangkan
4

menurut Hurriyati (2010:48) Bauran pemasaran merupakan unsur-unsur

pemasaran yang saling terkait, dibaurkan, diorganisir dan digunakan dengan

tepat sehingga perusahaan dapat mencapai tujuan pemasaran dengan efektif

sekaligus memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Penetapan harga adalah kebijakan untuk menetapkan harga jual yang

ditawarkan perusahaan kepada pembeli. Menurut Kotler yang diterjemahkan

oleh Beyamin Molan (2011 : 142) Suatu Perusahaan harus menetapkan

harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Penetapan

harga juga sangat penting dalam hal dampaknya terhadap keuangan

perusahaan. Penetapan harga yang tepat akan menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Hal ini dikarenakan konsumen akan lebih tertarik dengan produk

yang ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2001) Kotler (2012:410) menyatakan bahwa harga

merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli atau penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Sebagaimana penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa harga

adalah salah satu faktor terpenting yang memengaruhi keputusan pembelian,

karena sebagian besar konsumen melihat harga terlebih dahulu sebelum

membeli suatu produk. Selain itu, Seiring dengan meningkatnya jumlah kedai

kopi dari tahun ke tahun, penting bagi para pelaku bisnis untuk menerapkan

strategi untuk memastikan bisnis kedai kopi tetap kompetitif.


5

Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan yang melibatkan

persepsi terhadap kualitas barang yang ditawarkan, dan harga merupakan

salah satu indikator yang membuat konsumen melakukan keputusan

pembelian. Menurut Tjiptono (2012) Keputusan pembelian adalah sebuah

proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah

kepada keputusan pembelian.

Konsumen menggunakan harga tidak hanya sebagai indikator kualitas,

tetapi juga sebagai indikator biaya yang dikorbankan untuk ditukar dengan

produk atau manfaat produk. Ada beberapa hal tentang harga yang mendasari

konsumen memilih dan memiliki suatu produk. Salah satunya adalah mereka

melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan produk dengan harga

yang lebih rendah dari biasanya, karena mereka benar-benar ingin menyadari

nilai dan manfaat dari produk tersebut. Hal ini bisa jadi karena mereka ingin

lebih hemat, karena mereka berkesempatan menerima hadiah untuk membeli

produk tersebut, atau karena mereka ingin dianggap sebagai konsumen yang

berpengetahuan luas dan loyal terhadap produk tersebut. Dengan demikian,

pembeli dapat membandingkan harga berbagai alternatif yang tersedia dan

kemudian memutuskan alokasi dana yang diinginkan.

Kedai kopi Disebut yang beralamat di Jalan Ir. H. Juanda No. 84,

Dago Bawah ini merupakan sebuah coffee shop yang berdiri pada tahun

2021. Dengan pergantian tahun dan dengan perkembangan bisnis kedai kopi

yang mulai meningkat di kota metropolitan khususnya di kota Bandung.

Disebut
6

Kopi ikut meramaikan bisnis kedai kopi di kota Bandung, konsep yang

diusung di Disebut kopi adalah konsep klasik yang dipadukan dengan nuansa

kayu. Kedai kopi ini juga memiliki estetika desain yang menarik, suasana

yang santai dan rasa nyaman. Kedai kopi ini akan terus meningkatkan

pelayanannya kepada para pengunjung.

Berdasarkan penelitian awal yang dilakukan pada disebut kopi.

Peneliti melakukan beberapa kuesioner skala kecil kepada beberapa teman

yang mengunjungi kedai kopi tersebut secara bersama-sama untuk

mendapatkan pendapat mereka mengenai harga produk minuman kopi di

kedai kopi tersebut. Mengenai harga minuman kopi disana, hasil penelitian

menunjukkan bahwa mayoritas responden setuju bahwa harga yang

ditawarkan terlalu mahal dan tidak sepadan dengan produk yang didapatkan.

Berdasarkan penjajagan yang peneliti lakukan terdapat masalah sebagai

berikut:

1. Evaluasi alternatif

Konsumen dalam mengambil keputusan pembelian akan mengevaluasi

pilihan produk dan akan memilih sesuai dengan keinginan. Dalam hal ini,

menjadi pertimbangan konsumen pada Disebut kopi karna harga produk

terlalu tinggi dibandingkan produk pesaing.

2. Keputusan Pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan pembelian terhhadap kualitsa,

rasa dan merk mana yang akan dipilih. Dimana konsumen juga akan

membentuk keinginan untuk tidak membeli atau membeli suatu produk yang

disukai. Dalam hal ini, pemilik harus menyadari perilaku konsumen dalam

memilih merk.
7

Hal ini disebabkan oleh :

1. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Ketidaksesuaian harga dengan kualitas produk, sehingga berdasarkan

hasil wawancara dan observasi konsumen lebih memilih produk non coffee

sebagai alternatif.

2. Kesesuaian harga dengan dengan manfaat

Harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas. Dalam hal ini

pemilik harus mampu bersaing dengan pesaing. Serta mengembangkan menu

baru yang lebih bervariasi agar meningkatkan konsumen baru.

Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian yang

berjudul "Pengaruh penetapan harga terhadap keputusan pembelian di

disebut kopi bandung".

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana gambaran umum Disebut kopi Bandung?

b. Bagaimana pelaksanaan penetapan harga produk dan keputusan

pembelian pada Disebut kopi Bandung?

c. Seberapa besar pengaruh penetapan harga produk minuman kopi

terhadap keputusan pembelian pada Disebut Kopi bandung?

d. Hambatan dan usaha apa saja dalam penentuan penetapan harga dan

Keputusan Pembelian Disebut kopi Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

a. Mengetahui bagaimana gambaran umum Disebut kopi Bandung.

b. Mengetahui bagaimana pelaksanaan penetapan harga produk dan


8

keputusan pembelian pada disebut kopi bandung

c. Mengetahui seberapa besar pengaruh harga produk minuman kopi

terhadap keputusan pembelian pada Disebut kopi Bandung

d. Mengetahui hambatan dan usaha dalam penetapan harga dan keputusan

pembelian Pada Disebut kopi Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Secara Teori

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam penelitian serupa, memberikan wawasan tentang ilmu penetapan harga

dan keputusan pembelian konsumen.

b. Secara Praktis

1. Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan para peneliti tentang faktor-faktor

yang memengaruhi pengambilan keputusan konsumen dan memberikan

gambaran umum tentang dunia kerja melalui penelitian disertasi.

2. Bagi tempat usaha

Dapat menjadi bahan untuk penerapan harga produk minuman kopi

dan memberikan informasi dan masukan yang bermanfaatuntuk

pengembangan cafe di tahun selanjutnya.

3. Bagi pihak lain

Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

informasi dan pengembangan untuk masalah-masalah serupa yang diteliti,

khususnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian.


9

1.5 Lokasi Penelitian dan lamanya penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Disebut Kopi yang terletak di Ir.

H. Jl.Juanda No. 84 Bandung.


10

Tabel 1.1 Jadwal Penelitan

No Keterangan Tahun 2023

Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Tahap Persiapan

1 Penjajakan

2 Studi

Keupustakaan
3 Pengajuan
Judul
4 Penyusunan
Usulan
Penelitian
5 Seminar
Usulan
Penelitian
Tahap Penelitian

1 Pengumpulan
Data

a. Observasi

b. Wawancara

c.
Dokumentasi
2 Pengolahan
Data
3 Analisis Data

Tahap Penyusunan

1 Penyusunan
Bab 4-5

2 Perbaikan
Bab 1-5

3 Sidang Skripsi

(Sumber: Peneliti, 2023)


11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

2.1 Administrasi

Menurut Sondang P. Siagian (2014) Administrasi adalah keseluruhan

proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil dan

pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

2.1.1 Administrasi Bisnis

Menurut Y. Wayong (2004:12) Dalam Jurnal Jambis (2021:65)

Administrasi Bisnis adalah keseluruhan kegiatan mulai dari produksi barang

dan jasa sampai tibanya barang dan jasa tersebut di tangan konsumen.

Administrasi Bisnis merupakan suatu fungsi yang memegang

peranan yang sangat penting terhadap tercapainya kelancaran usaha kegiatan,

maupun aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi.

2.2 Pemasaran

Pemasaran adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan

menemukan kebutuhan manusia. Secara ringkas, pemasaran dapat

didefinisikan sebagai “pemenuhan kebutuhan yang menguntungkan”, yaitu

bagaimana perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara

yang menguntungkan bagi konsumen dan juga perusahaan.

Menurut Abdullah (2016:2) pemasaran (marketing) adalah suatu

sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang

yang dapat
12

memuaskan keinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun

konsumen potensial. Sedangkan menurut Tjiptono (2012:7) memberikan

definisi pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu

atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui

penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan

orang atau kelompok lain.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah

kegiatan yang komprehensif dan terencana di mana perusahaan dan institusi

melakukan berbagai upaya untuk memenuhi permintaan pasar. Tujuan

utamanya adalah memaksimalkan keuntungan dengan mengembangkan

strategi penjualan.

2.2.1 Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah salah satu strategi pemasaran untuk

mengkomunikasikan informasi secara luas. Bauran pemasaran adalah salah

satu strategi pemasaran untuk menyebarkan informasi, menyajikan produk

dan layanan, menstimulasi konsumen, dan bahkan menciptakan preferensi

pribadi untuk citra suatu produk. Bauran pemasaran merupakan salah satu

strategi pemasaran untuk menciptakan preferensi pribadi terhadap citra suatu

produk. Oleh karena itu, bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu

elemen strategis yang paling potensial dalam pemasaran suatu produk.

Bauran pemasaran merupakan salah satu elemen strategi yang paling

potensial dalam pemasaran suatu produk.

Menurut Kotler dan Keller dalam Bob Sabran (2016) yang dikutip

oleh Ramadhan (2021:35) Marketing mix atau bauran pemasaran dapat


13

diartikan sebagai sekumpulan dari variabel-variabel yang dapat dikendalikan

yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat penjualan yang

diinginkan dalam pasar sasaran atau dengan kata lain 4P merupakan

kombinasi dari variabel-variabel pemasaran yang merupakan faktor internal

yang berada dalam jangkauan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan.

Adapun variabel- variabel tersebut sebagai berikut:

1. Produk (Product)
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
dan ditawarkan kepada pasar sasaran. Bauran produk mempunyai sarana-
sarana yaitu: mutu, ciri khas, gaya merk dagang, pembungkus, pelayanan dan
jaminan

2. Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan oleh konsumen kepada
produsen untuk mendapatkan suatu produk. Varibel ini mempunyai saran
saran yaitu: daftar harga, potongan harga, syarat kredit dan periode
pembayaran.

3. Distribusi (Place)
Distribusi adalah kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan agar produk
dapat adiperoleh dan tersedia bagi konsumen. Variabel ini mempunyai
sarana-sarana seperti lokasi, transportasi, persediaan barang distributor
dan pengecer.

4. Promosi (Promotion)
Promosi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk
mengkomunikasikan manfaat dari produknya dan untuk meyakinkan
konsumen sasaran untuk membeli produknya. Adapaun sarana-sarana yang
terkandng didalamnya adalah periklanan, personal seling, promosi
penjualan publisitas.

Strategi bauran pemasaran, yaitu produk. Produk, Harga, Promosi dan

Tempat memainkan peran yang sangat penting, terutama dalam situasi di

mana persaingan sangat ketat dan permintaan terhadap produk semakin

meningkat. Dalam situasi persaingan dan pasar pembeli yang sangat ketat saat

ini strategi pemasaran sangat dibutuhkan terutama dalam membangun

komitmen dan loyalitas pelanggan.


14

2.3 Penetapan Harga

2.3.1 Pengertian Penetapan Harga

Penetapan harga adalah kebijakan untuk menetapkan harga jual yang

ditawarkan perusahaan kepada pembeli. Menurut Kotler yang diterjemahkan

oleh Beyamin Molan (2011 : 142) Suatu Perusahaan harus menetapkan

harga sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Penetapan

harga juga sangat penting dalam hal dampaknya terhadap keuangan

perusahaan. Penetapan harga yang tepat akan menghasilkan keuntungan bagi

perusahaan. Hal ini dikarenakan konsumen akan lebih tertarik dengan produk

yang ditawarkan oleh perusahaan.

Harga adalah nilai atau uang yang ditawarkan pelanggan untuk

ditukar dengan produk tertentu untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan

pelanggan. Sederhananya, harga adalah ukuran nilai yang ditukarkan

pelanggan untuk membeli penawaran tertentu. Harga bertindak sebagai

mekanisme ekonomi yang dijadikan penawaran yang bisa didistribusikan di

antara para pelanggan di pasar. Harga suatu produk adalah nilai keseluruhan

dari produk tersebut, termasuk nilai semua bahan baku dan jasa yang

digunakan untuk membuat produk tersebut.

Menurut Kotler dan Keller (2009:157) keputusan penetapan harga

sebuah perusahaan dipengaruhi baik dari faktor internal maupun dari faktor

eksternal, yaitu :

a. Faktor internal Faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga

meliputi :

1. 1. Tujuan perusahaan
15

2. 2. Strategi bauran pemasaran

3. 3. Biaya

4. 4. Pertimbangan organisasi

b. Faktor eksternal Faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan

penetapan harga meliputi:

1. 1. Pasar dan permintaan

2. 2. Biaya, harga, dan penawaran pesaing

3. 3. Keadaan perekonomian

2.3.2 Strategi Penetapan Harga

Agar pemasaran menjadi sukses dan berhasil dalam memasarkan barang

dan jasa, semua perusahaan harus menetapkan harga yang tepat. Penetapan

harga menjadi faktor kunci dalam mengamankan keuntungan. Oleh karena

itu, Penting untuk memilih strategi penetapan harga yang tepat untuk

mencapai tujuan perusahaan.

1. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong dalam Bob Sabran

(2008:9-18) Sebagaimana dikutip oleh Ramadhan (2021:36) Dalam

menetapkan harga suatu produk, perusahaan akan menyesuaikan harga dasar

dengan memperhitungkan berbagai perbedaan pelanggan dan perubahan

situasi. Berikut adalah beberapa strategi penyesuaian harga :

1. Penetapan Harga Tersegmentasi


Dalam hal ini perusahaan sengaja menyesuaikan harga sesuai segmentasi
tertentu, seperti perbedaan pelanggan, waktu, produk dan lokasi. Namun pada
penelitian ini mengambil penetapan harga dengan segmentasi waktu.

2. Penetapan Harga Psikologis


Harga merupakan cerminan dari suatu produk. Perusahaan memainkan
psikologi harga bukan berdasarkan ekonomisnya. Misal konsumen biasanya
menganggap produk yang harganya mahal memiliki kualitas yang lebih tinggi.
Perbedaan kecil
16

dalam penetapan harga dapat menandakan produk.

3. Penetapan Harga Promosi


Masa promosi merupakan daya tarik tersendiri bagi konsumen, karena pada
masa ini perusahaan akan memberikan harga produk dibawah harga dasar yang
telah ditetapkan. Masa promosi biasanya menggunakan batasan.

4. Penetapan Harga Dinamis


Penetapan harga yang ditetapkan dengan cara bernegosiasi antara pembeli dan
penjual. Namun, tarif harga yang terjadi di pasar adalah ditetapkan oleh
produsen. Penetapan harga pada suatu perusahaan akan terus menerus
menyesuaikan harga untuk memenuhi karakteristik dan kebutuhan pelanggan
individual dan situasi. Faktanya penetapan harga dinamis ini dapat
menguntungkan suatu perusahaan karena perusahaan dapat mengamati
sekaligus mempelajari mengenai perilaku konsumen.

2.3.3 Tujuan Penetapan Harga

Kualitas barang yang ditawarkan bukanlah satu-satunya faktor yang

mempengaruhi konsumen untuk membeli barang. Namun, ketika pembeli

berniat untuk membeli suatu produk, harga jual produk tersebut merupakan

faktor utama. Selain itu, perusahaan harus dapat menetapkan harga yang

sesuai dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk menjual

produk tersebut. Oleh karena itu, tujuan penetapan harga harus

diperhitungkan dengan matang, tidak hanya untuk mendapatkan keuntungan,

tetapi juga untuk dapat mengembangkan bisnis.

Menurut Kotler dan Keller (2009:138) menyatakan bahwa tujuan

penetapan harga, yaitu:

1. Kelangsungan hidup
Perusahaan dapat mengejar kelangsungan hidup sebagai tujuan utamanya, jika
mengalami kapasitas lebih, persaingan ketat, atau perubahan keinginan konsumen.
Untuk menjaga agar pabrik tetap beroperasi dan persediaan dapat terus berputar,
mereka sering melakukan penurunan harga. Laba kurang penting dibandingkan
kelangsungan hidup. Selama harga dapat menutup biaya variabel dan sebagian
biaya tetap, perusahaan dapat terus berjalan. Tetapi kelangsungan hidup hanyalah
tujuan jangka pendek. Dalam jangka panjang, perusahaan harus dapat
meningkatkan nilainya.

2. Laba sekarang maksimum


Banyak perusahaan menetapkan harga yang memaksimalkan labanya sekarang.
Mereka memperkirakan bahwa permintaan dan biaya sehubungan sebagai
alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba, arus kas, atau
17

pengembalian investasi yang maksimum.

3. Pendapatan sekarang maksimum


Beberapa perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan pendapatan
dari penjualan. Maksimalisasi pendapatan hanya membutuhkan perkiraan fungsi
permintaan. Banyak manajer percaya bahwa maksimalisasi pendapatan akan
menghasikan maksimalisasi laba jangka panjang dan pertumbuhan pangsa pasar.

4. Pertumbuhan penjualan maksimum


Perusahaan lainnya ingin memaksimalkan unit penjualan. Mereka percaya bahwa
volume penjualan lebih tinggi akan menghasilka biaya per unit lebih rendah dan
laba jangka panjang yang lebih tinggi. Mereka menetapkan harga terendah dengan
mengasumsikan bahwa pasar sensitif terhadap harga. Ini disebut penetapan harga
penetrasi pasar.

5. Skimming pasar maksimum


Skimming pasar hanya mungkin dalam kondisi adanya sejumlah pembeli yang
memiliki permintaan tinggi, biaya per unit untuk memproduksi volume kecil
tidaklah sedemikian tinggi, sehingga dapat mengurangi keuntungan penetapan
harga maksimal yang dapat diserap pasar, harga yang tinggi tidak menarik lebih
banyak pesaing, harga tinggi menyatakan citra produk superior.

6. Kepemimpinan mutu produk


Perusahaan mungkin mengarahkan untuk menjadi pemimpin dalam hal mutu
produk dipasar, dengan membuat produk yang bermutu tinggi dan menetapkan
harga yang lebih tinggi dari pesaingnya. Mutu dan harga yang lebih tinggi akan
mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dari ratarata industrinya.

2.3.4 Indikator Harga

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong dalam Bob Sabran (2008

: 23) Sebagaimana yang penulis kutip dari skripsi Ramadhan (2021:38) ada

4 (empat) indikator yang mencirikan harga :

a. Keterjangkauan harga yaitu konsumen bisa menjangkau harga yang telah


ditetapkan perusahaan sebelum mereka melakukan pembelian. Konsumen
akanmencari produk- produk yang harganya dapat mereka jangkau.

b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk untuk produk tertentu, biasanya konsumen
tidak keberatan apabila harus membeli dengan harga relatif mahal asalkan kualitas
produknya baik. Namun, konsumen lebih menginginkan produk dengan harga murah
dan kualitas baik.
c. Daya saing harga adalah perusahaan menetapkan harga jual suatu produk dengan
mempertimbangkan harga produk yang dijual oleh pesaingnya agar produknya dapat
bersaing di pasar.

d. Kesesuaian harga dengan manfaat tinggi rendahnya harga harus sesuai dengan
manfaat yang diterima oleh konsumen setelah melakukan pembelian
18

2.4 Keputusan pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Tjiptono (2012) Keputusan pembelian adalah sebuah proses

dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah

kepada keputusan pembelian.

Berdasarkan penjelasan diatas keputusan pembelian dapat diartikan

sebagai pilihan yang diambil konsumen sebelum membeli produk atau

menggunakan layanan yang dipromosikan oleh perusahaan. Proses

pengambilan keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh perilaku

konsumen. Bahkan, proses tersebut merupakan bagian dari proses

pemecahan masalah untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen.

2.4.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan pembelian konsumen adalah Sebuah proses terintegrasi

yang menggabungkan pengetahuan, mengevaluasi dua atau lebih perilaku

alternatif dan memilih salah satunya. Menurut Kotler (2012:193)

Menyatakan terdapat lima tahap keputusan pembelian dilakukan oleh

konsumen Pelanggan yaitu:

1. Pemilihan Produk, konsumen mengambil keputusan untuk membeli sebuah


produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Dalam hal ini
perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang
berminat membeli produknya.

2. Pemilihan Merek, konsumen harus mengambil keputusan tentang merek mana


yang akan dibeli. Setiap merek mempunyai perbedaan tersendiri. Dalam hal
ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah
merek.
19

3. Pemilihan Saluran Pembelian, konsumen harus mengambil keputusan tentang


penyalur mana yang akan dikunjungi. Setipa konsumen berbeda-beda dalam hal
menentukan penyalur biasanya dikarenakan faktor lokasi yang dekat, harga
yang murah, persediaan barang yang lengkap, kenyamanan belanja, keluasan
tempat dan sebagainya.

4. Jumlah Pembelian, konsumen dapat mengambil keputusan seberapa banyak


produk yang akan dibelinya. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan
banyaknya produk sesuai dengan kebutuhan konsumen.

5. Waktu Pembelian, keputusan konsumen dalam waktu pembelian bisa


berbedabeda, misalnya: ada yang membeli setiap hari, seminggu sekali, dua
minggu sekali, bahkan satu bulan sekali tergantung kebutuhannya.

2.4.3 Indikator Keputusan pembelian

Indikator keputusan pembelian dapat dijadikan faktor konsumen untuk

membeli produk karena mereka sangat menyukai merek tersebut dan

konsumen merasa cocok dengan produk dari merek tersebut atau karena

alasan lain. Menurut Kotler dan Keller dalam Bob Sabran (2016:183)

sebagaimana yang penulis kutip dari skripsi Ramadhan (2021:39)

menjelaskan sebagai berikut:

a. Pemilihan Produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah produk atau
menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini, perusahaan harus
memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli
sebuah produk serta alternatif mereka pertimbangkan.

b. Pemilihan Merek
Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli.
Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaannya tersendiri. Dalah hal ini,
perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.

c. Pemilihan Tempat
Penyalur Pembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan
dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda-
bedadalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi yang
dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan lain-lain.

d. Waktu Pembelian
Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu pembelian bisa berbeda-beda,
misalnya: ada yang membeli setiap hari, satu minggu sekali, dan dua minggu
sekali, tiga minggu sekali atau sebulan sekali.
20

e. Jumlah pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak produk yang akan
dibelinya pada suatu saat. Pembelian yang dilakukan mungkin lebih darisatu.
Dalam hal ini, perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai
dengan keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli.

f. Metode Pembayaran
Pembeli dapat mengambil keputusan tentang metode pembayaran yang akan
dilakukan dalam pengambilan keputusan konsumen menggunakan barang dan
jasa, dalam hal ini juga keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh teknologi
yang digunakan dalam transaksi pembelian

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya memberikan para peneliti sebuah titik acuan dan

perbandingan.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


1 (Vica De- PENGARUH Persamaan Perbedaan pada
wanti, 2022) PENETAPAN judul sama lokus atau
HARGA sama tempat penelitian
TERHADAP menggunaka
KEPUTUSAN n
PEMBELIAN
PADA UMKM
BAJU BEKAS
DEWI BUTIK
BANDUNG
2 (Muham- PENGARUH Persamaan Perbedaan dalam
mad Rama- HARGA PRODUK variabel Y variabel dalam
dhan,2021) MINUMAN KOPI yaitu skripsi ini
TERHADAP keputusan peneliti meneliti
KEPUTUSAN pembelian tentang harga
PEMBELIAN produk minuman
PADA CAFE serta lokasi dan
MYLOC tempat penelitian
BANDUNG berbeda
21

3 (Devi PENGARUH Persamaan Perbedaan pada


nuryani, PENETAPAN judul dan lokus atau
2022) HARGA metode tempat penelitian
TERHADAP pengumpulan
KEPUTUSAN data
PEMBELIAN DI menggunaka
PT SOKA CIPTA n angket
NIAGA
4 (M. Fikry PENGARUH Terdapat per- Perbedaan objek
Imaduddin, PENETAPAN samaan varia- penelitian dan
2022) HARGA bel X dan Y waktu peneltian
TERHADAP yaitu peneta-
KEPUTUSAN pan harga
PEMBELIAN dan kepu-
SMARTHPHONE tusan pem-
MEREK VIVO DI belian
TOKO ANDRA
CELL KOTA
CIANJUR
5 (Bunga Pu- PENGARUH Terdapat per- Perbedaan Ob-
tri Pratiwi, PENETAPAN samaan varia- jek dan waktu
2019) HARGA TER- bel X dan Y penelitian
HADAP KEPU- yaitu peneta-
TUSAN PEM- pan harga
BELIAN PADA dan kepu-
PT. KUE XYZ tusan pem-
BANDUNG belian
(Sumber : Diolah peneliti, 2023)

2.6 Kerangka Berpikir

Pemasaran adalah kegiatan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan

memuaskan kebutuhan manusia. Singkatnya, pemasaran dapat dipahami

sebagai "memuaskan kebutuhan secara menguntungkan", yaitu bagaimana

bisnis memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang menguntungkan

baik bagi konsumen maupun perusahaan itu sendiri. Dunia pemasaran saat

ini memang menghadapi banyak persaingan yang sangat ketat. Hal ini

dibuktikan dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih yang

menuntut para
22

pelaku bisnis untuk dapat memahami teknologi. Selain itu, peran konsumen

dipandang sangat berpengaruh dalam kegiatan pemasaran, khususnya dalam

keputusan pembelian.

Penetapan harga adalah kebijakan untuk menetapkan harga jual yang

ditawarkan perusahaan kepada pembeli. Menurut Kotler yang diterjemahkan

oleh Beyamin Molan (2011:142) Suatu Perusahaan harus menetapkan harga

sesuai dengan nilai yang diberikan dan dipahami pelanggan. Penetapan harga

juga sangat penting dalam hal dampaknya terhadap keuangan perusahaan.

Penetapan harga yang tepat akan menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Hal ini dikarenakan konsumen akan lebih tertarik dengan produk yang

ditawarkan oleh perusahaan.

Menurut Kotler (2001) Kotler (2012:410) menyatakan bahwa harga

merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari

memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh

pembeli atau penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual

untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.

Menurut Kotler (2009:572), terdapat indikator- indikator harga yaitu

sebagai berikut:

1. Keterjangkauan harga.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

3. Daya saing harga.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Sebagaimana penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa harga

adalah salah satu faktor terpenting yang memengaruhi keputusan pembelian,


23

karena sebagian besar konsumen melihat harga terlebih dahulu sebelum

membeli suatu produk. Selain itu, Seiring dengan meningkatnya jumlah kedai

kopi dari tahun ke tahun, penting bagi para pelaku bisnis untuk menerapkan

strategi untuk memastikan bisnis kedai kopi tetap kompetitif.

Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan yang melibatkan

persepsi terhadap kualitas barang yang ditawarkan, dan harga merupakan

salah satu indikator yang membuat konsumen melakukan keputusan

pembelian. Menurut Tjiptono (2012) keputusan pembelian adalah sebuah

proses dimana konsumen mengenal masalahnya, mencari informasi mengenai

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi secara baik masing-masing

alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya, yang kemudian mengarah

kepada keputusan pembelian.

Menurut Kotler dan Keller (2009:234) terdapat lima tahap proses

keputusan pembelian :

a. Pengenalan Masalah

Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah

atau kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal.

b. Pencarian Informasi

Seorang konsumen akan mendapat dorongan untuk mencari

informasi lebih lanjut mengenai produk yang dibutuhkan. Sumber informasi

konsumen dibagi menjadi empat kelompok:

1. Sumber Pribadi. Keluarga, teman, tetangga, rekan.

2. Sumber Komersil. Iklan, situs web, wiraniaga, penyalur,

kemasan, tampilan.
24

3. Sumber Publik. Media masa, organisasi pemeringkat konsumen.

4. Sumber Eksperimental. Penanganan, pemeriksaan, penggunaan

produk.

Pada umumnya konsumen menerima informasi terpenting mengenai

sebuah produk dari komersilal yaitu sumber yang didominasi pemasar.

a. Evaluasi Alternatif

Ada beberapa konsep dasar yang dapat membantu dalam memahami

proses evaluasi. Konsep pertama, konsumen berusaha memuaskan sebuah

kebutuhan. Konsep kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi

produk. Konsep ketiga, konsumen melihat masing-masing produk sebagai

sekelompok atribut dengan berbagai kemampuan serta memiliki manfaat

sesuai kebutuhan

b. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi antarmerek dalam

kumpulan pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk maksud untuk

membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud

pembelian, konsumen dapat membentuk lima subkeputusan: merek,

panyalur, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran.

c. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami konflik dikarenakan

melihat fitur menghawatirkan tertentu atau mendengar hal-hal

menyenangkan tentang merek lain dan waspada terhadap informasi yang

mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran seharusnya memasok

keyakinan dan evaluasi yang memperkuat pilihan konsumen dan membantu

merasa nyaman tentang merek tersebut. Karena itu tugas pemasar tidak

berakhir dengan
25

pembelian. Pemasar harus mengamati kepuasan pascapembelian, tindakan

pascapembelian, dan penggunaan produk pascapembelian, hal ini bertujuan

agar para konsumen nantinya melakukan pembelian produk secara berulang.

Konsumen menggunakan harga tidak hanya sebagai indikator kualitas,

tetapi juga sebagai indikator biaya yang dikorbankan untuk ditukar dengan

produk atau manfaat produk. Ada beberapa hal tentang harga yang mendasari

konsumen memilih dan memiliki suatu produk. Salah satunya adalah mereka

melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan produk dengan harga

yang lebih rendah dari biasanya, karena mereka benar-benar ingin menyadari

nilai dan manfaat dari produk tersebut. Oleh karena itu penetapan harga

sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Berdasarkan

uraian diatas teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini dapat

dilihat pada gambar berikut :

Gambar 2.1

Kerangka

Pemikiran

Penetapan Harga (X) Keputusan pembelian (Y)

1. Keterjangkaun harga 1.Pengenalan


2. Kesesuaian harga masalah 2.Pencarian
dengan kualitas informasi 3.Evaluasi
produk alternatif
3. Daya saing harga 4.Keputusan
4. Kesesuaian pembelian 5.Perilaku
harga dengan pasca pembelian
manfaat
Kotler dan
Kotler (2009:572) Keller
26

2.6 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019:99) Hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara

karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan,

belum didasrkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data.

Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis akan menetapkan

hipotesis penelitian sebagai berikut “Pengaruh penetapan harga terhadap

keputusan pembelian pada Disebut kopi Bandung”.

Definisi untuk memudahkan pembahasan dari hipotesis yang

dirumuskan diatas adalah sebagai berikut :

1. Harga adalah nilai atau uang yang ditawarkan oleh pelanggan sebagai

imbalan atas penawaran tertentu yang dibuat untuk memuaskan

kebutuhan dan keinginan mereka. Sederhananya, harga adalah ukuran

nilai yang ditukarkan pelanggan untuk membeli suatu penawaran.

Konsumen menggunakan harga tidak hanya sebagai indikator kualitas,

tetapi juga sebagai indikator biaya yang dikorbankan untuk ditukar

dengan produk atau manfaat produk.

2. Keputusan pembelian konsumen merupakan keputusan yang

melibatkan persepsi terhadap kualitas barang yang ditawarkan, dan

harga merupakan salah satu indikator yang membuat konsumen

melakukan keputusan pembelian.


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

3.1.1 Paradigma Penelitian

Menurut Sugiyono (2019:72) Paradigma penelitian diartikan sebagai

pola pikir yang menunjukan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang

sekaligus menceriminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu

dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan

digunakan.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah model variabel

sederhana yang terdiri atas satu variabel independen dan dependen. Berikut

adalah gambara paradigma sederhana :

Gambar 3.1

Paradigma Sederhana

Keputusan pembelian (Y)


Harga (X)

3.1.2 Metode Peneletian yang digunakan

Menurut Steven Dukeshite & Jennifer Thurlow (2010) dalan Sugiyono

Penelitian merupakan cara yang sistematis untuk mengumpulkan data dan


28

mempresentasikan hasilnya. Sedangkan menurut Sugiyono (2019:2) Metode

penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu. Terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan yaitu,

cara ilmiah, data, tujuan, kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan

penelitian itu didasarkan pada ciri ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris dan

sistematis.

Dalam hal ini metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2019:16) Metode kuantitatif

dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama

digunakan sehingga sudah mentadisi sebagai metode penelitian. Metode ini

disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat

positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah

memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur,

rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut discovery, karena dengan

metode ini dapat dikembangkan iptek baru. Metode ini disebut metode

kuantitatif karena data penelitian berupa angka- angka dan analisis

menggunakan statistik.

3.1.3 Variabel Penelitian dan Operasionalisasi Variabel

3.1.3.1 Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2019:67) Segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan Menurut

Hatch dan Farhady (1981) dalam Sugiyono Variable dapat didefinisikan

sebagai atribut seseorang, atau objek, yang mempunyai variasi antara satu

orang dengan yang


29

lain atau satu objek dengan objek lain.

Variabel dapat didefinisikan sebagai objek yang memiliki variasi

tertentu dimana objek tersebut memiliki beragam informasi dan bisa

diambil kesimpulannya. Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diteliti

yaitu : 1.Variabel Independen (Variabel X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,

atecedent. Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)

2. Variabel Dependen (Variabel X)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel

terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

3.1.3.2 Operasionalisasi Variabel

Menurut Sugiyono (2017:38) mengemukakan bahwa variabel adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya. Adapun operasional dan pengukuran variabel ini

secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut :


30

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator No


Item
Variabel bebas 1.Keterjangkauan a. Harga yang ditawarkan 1

(X) Penetapan harga terjangkau


2
Harga Kotler b. harga yang ditawarkan

dan Keller terbilang mahal

(2009) 2. Kesesuaian a. Harga yang 3

harga dengan kuli- ditwar- kan sesuai

tas produk dengan

kualitas
3. Daya saing a. Harga mampu bersaing 4

harga dengan produk sejenisnya

4. Kesesuain a. Harga yang ditawarkan 5

harga dengan sangat sesuai dengan

manfaat manfaat

Variable terikat 1.Pengenalan a. Rangsangan internal 6

(Y) Keputusan masalah dan eksternal

Pembelian. 2. Pencarian In- a. Sumber pribadi 7


Kotler dan formasi b. Sumber komersil 8
Keller c. Sumber public 9
(2009:234) d. sumber ekspetimental 10
31

3. Evaluasi alter- a. pilihan jenis produk 11

natif

4. keputusan pem- a. Merk 12

belian b. Pelayanan 13

c. Metode Pembayaran 14

5. perilaku pasca a. Kepuasan pasca pem- 15

pembelian belian

Sumber : Diolah Peneltiti, 2023

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah metode yang digunakan peneliti untuk

mengumpulkan bahan aktual yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Teknik ini didasarkan pada kenyataan, karena membutuhkan prosedur yang

strategis dan sistematis untuk mendapatkan data yang valid.

Pengumpulan data dapat dilakukan dalan berbagai setting,

berbagi sumber, dan berbagai cara. Bila dilihat dari setting-nya, data

dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting), pada laboratorium

dengan metode eksperimen, disekolah dengan metode eksperimen, disekolah

dengan tenaga pendidikan dan kependidikan, dirumah dengan berbagai

responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat

dari sumber datanya, makan pengumpulan data dapat menggunakan sumber

primer, dan sekunder. Selanjutnya bila dilihat dari segi cara atau teknik

pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan

observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner (angket)

dokumentasi dan gabungan ketiganya.


32

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan

teknik- teknik sebagai berikut :

A. Data Primer

Menurut Sugiyono (2019:296) “Data primer adalah sumber data

yang langsung memberikan data kepada pengumpul data kepada pengumpul

data”. Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilakukan dengan

mengadakan langsung penelitian ke lapangan, ini diperlukan untuk

mendapatkan data-data yang beruhubungan langsung dengan objek

penelitian secara langsung dan data-data tersebut dapat diperoleh sebagai

berikut:

1. Observasi Non Partisipan

Yaitu dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke tempat

usaha. Dalam hal ini peneliti menggunakan observasi non partisipan artinya

peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap objek yang diteliti

tanpa secara langsung melakukan pekerjaan pada Disebut kopi Bandung

2. Wawancara Terstruktur

Yaitu mengadakan tanya jawab dengan pihak yang berwenang un-

tuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Peneliti mengumpulkan data

dan informasi dengan melakukan tanya jawab kepada Pemilik Disebut kopi

untuk memenuhi kebutuhan sebagai informasi yang dapat memecahkan

masalah. Da- lam hal ini peneliti telah menyiapkan pedoman wawancara

terlebih dahulu.

3. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2019:199) Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertan-

yaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam hal
33

ini kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang tepat mengenai infor-

masi yang diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner sangat diperlukan

bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang cukup luas.

Adapun pertanyaan - pertanyaan tersebut mempunyai kriteria serta

bobot nilai skala likert sebagai berikut :

Tabel 3.2

Skala Likert

Pertanyaan Skor
Sangat setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Netral (N) 3
Tidak setuju (TS) 2
Sangat tidak setuju (STS) 1

Dasar penelitian ini yang dijadikan responden adalah sebagai berikut :

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018:126) “Populasi adalah wilayah generali-

sasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteris-

tik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya”. Dalam penelitian ini populasi diperoleh berdasarkan

jumlah konsumen yang sering melakukan pembelian ulang pada Disebut kopi

Ban- dung, berdasarkan data yang diperoleh jumlah populasi terdapat 60

Orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018:127) “Sampel adalah bagian dari jumlah


34

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel diambil dari

sebagian populasi yang mewakili. Karena jumlah populasi telah diketahui,

maka sampel penelitian ditentukan berdasarkan rumus yamane dan Isaac dan

Michael sebagai berikut :

𝑁
𝑛=
1 + 𝑁(𝑒2)

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

e = Tingkat kesalah sampel (sampling error), biasanya

5% Telah diketahui N = 60 Orang

E = 5%
60
Maka dapat dihitung 𝑛
1+60(5%2)
=

𝑛= 60
= 52 Orang
1+60(0,0025)

B. Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2018:296) Data sekunder merupakan sumber

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya

lewat orang lain atau lewat dokumen. Dalam penelitian ini yang menjadi

sumber data sekunder adalah jurnal, buku maupun arsip yang ada

hubungannya dengan per- masalahan dengan penelitian ini untuk diolah

kembali.
35

3.1.5 Teknik Analisis Data

3.1.5.1 Uji Validitas Instrumen

Hasil penelitian diuji coba dengan tujuan apabila terdapat kesamaan an-

tara data yang dikumpulkan dengan data yang sesungguhnya terjadi pada

subjek penelitian. Ditinjau dari segi validitas, Menurut Sugiyono (2019:175)

mendefinisikan Valid berate instrument tersebut dapat digunakan untuk men-

gukur apa yang seharusnya diukur. Untuk mengukur validitas instrumen

menggunakan rumus :

𝑛. ∑X𝑌 − (∑X). (∑𝑌)


𝑟𝑥𝑦 =
√*𝑛∑X 2 − (∑X)2 +*𝑛∑𝑌 2 − (∑𝑌)2 +

Keterangan:

r = Koefisien validitas butir pernyataan yang dicari

n = Banyaknya responden

x = Skor yang diperoleh dari seluruh item

y = Skor total yang diperoleh dari seluruh item

∑x = Jumlah skor dalam distribusi x

∑y = Jumlah skor dalam distribusi y

∑𝑥2 = Jumlah kuadrat masing-masing distribusi x

∑𝑦2 = Jumlah kuadrat masing-masing distribusi y

Apabila korelasi (r hitung) positif dan besarnya 0,3 keatas maka

item tersebut memiliki tingkat kevalidan yang cukup, sebaliknya apabila ko-

relasi (r hitung) besarnya dibawah 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa item

tersebut tidak valid.


36

3.1.5.2 Uji Realibilitas Instrumen

Uji reabilitas memastikan bahwa kuesioner penelitian yang

digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel penelitian yang valid

dan reliabel. Menurut Sugiyono (2010 : 354) yang dikutip oleh Ramadhan

(2021:55) reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan

menggunakan objek yang sama akan menghasilkan data yang sama.

Pengujian Realibilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus

alfa Cronbach yaitu :

𝑘 ∑𝜎𝑏2
𝑟 = [ ] [1 𝜎𝑙2 ]
𝑘−1

r = koefisien reliabilitas yang dicari

k = Jumlah butiran pertanyaan

∑ 𝜎i2 = Varians butir-butir soal

𝜎2 = Varians skor tes

Variasi butir itu sendiri dapar diperoleh menggunakan rumus :

(∑𝑥𝑖2)
∑𝑋𝑖2 𝑁
𝑎𝑖2 =
𝑁2

Keterangan :

ai² = Varian butir pertanyaan ke n

∑xi = jumlah skor jawaban subjek untuk butir pertanyaan ke-n


37

3.1.5.3 Regsesi linier sederhana

Regsesi sederhana ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara vari-

abel independen dengan variable dependen. Menurut Sugiyono (2019:252)

persamaan umum regsresi sederhana dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Subjek dalam variable dependen yang dipredikasi

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Koefesien regresi

X = Subjek pada variabel independent yang mempunyai nilai tertentu

3.1.5.4 Analisis korelasi Rank Spearman (rs)

Uji Korelasi Rank Spearman dalam (Siegel, 1990) sebagai berikut :

1. Bila tidak terdapat data kembar :

6 di 2
rs = 1
N3 N

Rs = Koefisien rank spearman

di2 = Jumlah selisih ranking

N = Banyaknya responden

2. Bila tedapat data kembar dapan menggunakan rumus sebagai berikut :

x2  y 2  di2
38

rs 
2 (x2 )(y 2 )

Keterangan :

rs = Koefisien kolerasi rank spearman

∑ X2 = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat

∑ 𝑌2 = Jumlah pengamatan total kuadrat

∑ 𝐷i2 = Beda antara dua pengamatan berpasangan

Dimana :
𝑛2−𝑛

∑ X2 = − ∑ 𝑇x
12
∑ 𝑌2 = 𝑛2−𝑛
−∑𝑇
12

Keterangan:

∑ X2 = Jumlah nilai pengamatan item kuadrat

∑ 𝑌2 = Jumlah pengamatan total kuadrat

n = Jumlah angket terkumpul

Untuk mencari pemecahan ∑ 𝑇𝑥 dan ∑ 𝑇𝑦 dilakukan dengan cara se-


bagai berikut :

∑ 𝑇𝑥 = 𝑡2 𝑥 −𝑡𝑦
12

∑ 𝑇𝑦 = 𝑡2 𝑦 −𝑡𝑦
Keterangan : 12

∑ 𝑇𝑥 = Total skor
item

∑ 𝑇𝑦 = Total skor jawaban angket


39

T = Banyaknya data kembar

3.1.5.5 Analisis koefisien determinasi

Koefisien deteminasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh antara dua variabel. Maka digunakan rumus sebagai berikut :

𝐾𝑑 = 𝑟𝑠2 × 100%

Keterangan :

Kd = Koefisien Determinasi

Rs = Kuadrat Koefisien Korelasi

3.1.5.4 Uji Hipotesis

Menurut Sugiyono (2019:99) Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasrkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Melengkapi hipotesis maka peneliti menggunakan

hipotesis statistic sebagai berikut :

1. Ho : rs < 0 Penetapan harga (X) : keputusan pembelian konsumen (Y) <0,


artinya tidak ada pengaruh yang positif antara Penetapan Harga terhadap
keputusan pembelian konsumen pada Disebut kopi.
2. Hi : rs ≥ 0 : Penetapan Harga (X) : Keputusan pembelian konsumen (Y) >
0, artinya terdapat pengaruh antara Penetapan Harga terhadap keputusan
pembelian konsumen pada Disebut kopi.
3. Rs, sebagai simbul untuk mengukur eratnya hubungan dua variabel
penelitian yaitu antara Penetapan Harga (X) dan keputusan pembelian
kon- sumen (Y).
40

4. Titik kritis digunakan untuk pengertian batas anatara signifikan dengan


non sinifikan tentang suatu nilai yang telah dihitung.
5. Alpha (ɑ) yaitu tingkat keabsahan validitas dengan derajat keinginan 95%
dengan tingkat ketidak inginan sebesar 5% atau ɑ = 0,05

Hipotesis tersebut kemudian diuji dengan rumus sebagai berikut :

𝑟𝑠√𝑛 − 2
t=
√1 − 𝑟𝑠²

Keterangan :

t = Jumlah data yang mempunyai

angka rs = Korelasi parsial yang

ditemukan

n = Jumlah sampel

Anda mungkin juga menyukai