Anda di halaman 1dari 137

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

TIPE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA


PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

( Topik Pembelajaran Tentang Iman Kepada Malaikat-malaikat Allah Swt


di Kelas X Di Sma Islam Al-Musyawarah Lembang )

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Islam pada Program Studi Pendidikan Agama Islam

Disusun Oleh :
Ranti Nurdianti
NPM : 10030119063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
BANDUNG
2023
ABSTRAK

Ranti Nurdianti (2023) : Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe


Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah Lembang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran


cooperative learning tipe jigsaw terhadap motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran pendidikan agama islam kelas x di sma islam al-musyawarah lembang,
Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X yang
berjumlah 50 orang siswa. Rendahnya motivasi belajar pada mata pelajaran
Pendidikan agama islam juga di alami oleh siswa SMA Islam Al-Musyawarah
Lembang. Dan jenis penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan metode
kuantitatif deskriptif. Kemudian teknik pengumpulan data ini dengan wawancara,
angket dan dokumentasi untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran. Teknik
analisis data dilakukan dengan uji-t (Independent Sample T-test). Hasil penelitian
ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang Cukup tinggi pada Model
Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa
sebesar 20%. Adapun kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya pengaruh model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap motivasi belajar siswa
yang cukup signifikan dan juga saran dalam penelitian ini Perlu adanya
peningkatan terhadap model pembelajaran Cooperative learning tipe jigsaw yang
diajarkan guru terhadap siswa, karena dengan model yang telah diajarkan
sebelumnya siswa merasa bosan dan tidak fokus dengan apa yang disampaikan
oleh guru.
Kata Kunci : Cooperative Learning tipe Jigsa, Motivasi Belajar Siswa

i
ABSTRACT

Ranti Nurdianti (2023): The Effect of the Jigsaw Cooperative Learning Model on
Student Learning Motivation in Class X Islamic Religious Education Subject at
Al-Musyawarah Islamic High School Lembang

This study aims to determine the application of the jigsaw cooperative learning
model to students' learning motivation in Islamic religious education subject class
X at SMA Islam Al-Musa Lembang. The subjects of this study were all 50
students of class X, totaling 50 students. The low motivation to study in the
subject of Islamic religious education was also experienced by students of Al-
Musyawarah Lembang Islamic High School. And this type of research uses
quantitative types with descriptive quantitative methods. Then this data collection
technique with interviews, questionnaires and documentation to determine the
quality of the learning process. Data analysis techniques were performed by t-test
(Independent Sample T-test). The results of this study indicate that there is a fairly
high influence on the Jigsaw Cooperative Learning Model on Student Learning
Motivation by 20% . The conclusion of this study is that there is a significant
influence of the jigsaw type of cooperative learning model on student learning
motivation and also suggestions in this study. students feel bored and do not focus
on what is conveyed by the teacher.
Keywords: Jigsaw type Cooperative Learning, Student Learning Motivation

ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PEMBIMBING DAN PERSETUJUAN
DEKAN SERTA KETUA PROGRAM STUDI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING


TIPE JIGSAW TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS X DI SMA ISLAM
AL-MUSYAWARAH LEMBANG

Oleh:
Ranti Nurdianti
NPM. 10030119063

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr.Alhamuddin, M.M.Pd Dewi Mulyani, M.Pd.I


NIDN.0405018204 NIDN.0402018103

Mengetahui,

Dekan Ketua Prodi PAI

Dr.H.Aep Saepudin, Drs., M.Ag Dr.Fitroh Hayati, M.Pd.I


NIDN.0411066501 NIDN.0409047101

iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SIDANG/MUNAQOSYAH
SKRIPSI
Skripsi ini telah diuji dalam sidang/munaqasyah oleh Tim Penguji Skripsi pada
tanggal 31 Maret 2023 dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.pd) pada Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung.

Bandung, 31 Maret 2023

Panitia Ujian / Sidang / Munaqasyah Skripsi,

Ketua Sekertaris

Dr.Fitroh Hayati M.Pd.I. Dr.Alhamuddin M.M.Pd


NIDN. 0409047101 NIDN. 0405018204

Tim Pengujian,

Penguji I Penguji II

Dr.Hj.Erhamwilda,Dra.,M.Pd Dr.Asep Dudi Suhardini,S.Ag.M.Pd


NIDN.0422016501 NIDN.0403047004

Penguji III Penguji IV

Dr.H.Ikin Asikin,Drs.,M.Ag Dr.Nadri Taja,S.Pd.,M.Pd


NIDN.0427076601 NIDN.0402118901

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini:


Nama : Ranti Nurdianti
TTL : Majalengka, 30 Mei 2001
NPM : 10030119063
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis dengan


judul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X Di Sma Islam Al-Musyawarah Lembang” sebagai syarat memperoleh
gelar Sarjana dari Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Bandung seluruhnya merupakan hasil karya tangan
saya sendiri Adapun bagian-bagian tertentu dalam penelitian skripsi ini saya kutip
dari hasil karya orang lain yang telah dituliskan sumbernya secara jelas dengan
norma, kaidah, dan etika penelitian ilmiah

Apabila kemudian hari ditemkan seluruh skripsi ini bukan hasil saya
sendiri, saya bersedia untuk menerima konsekuensinya berupa sanksi-sanksi yang
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Bandung, 31 Maret 2023


Yang membuat pernyataan

Materai 10000

(Ranti Nurdianti)
10030119063

v
MOTTO

“ Kunci dari segala kebahagiaan adalah bersyukur “

vi
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillahhirabbilalamin, Puji dan syukur peneliti panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya skripsi ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menempuh
ujian sidang Sarjana Pendidikan Islam pada Program Studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Bandung. Skripsi ini
berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X Di SMA Islam Al-Musyawarah Lembang”.
Dalam penyusunan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang peneliti hadapi.
Namun berkat adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penyusunan
skripsi ini akhirnya dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
kelancaran penyelesaian skripsi ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih
terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penelitian maupun isi, oleh
karena itu peneliti mengaharapkan masukan yang konstruktif baik itu berupa saran
atau kritik guna menyempurnakan isi dalam skripsi yang sifatnya membangun.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti sendiri
khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penyelesaian skripsi ini
tentunya tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kesulitan yang peneliti temui.
Namun berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini
dapat diselesaikan. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan banyak terima kasih
dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Aep Saepudin, Drs., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
keguruan Universitas Islam Bandung.
2. Ibu Dr. Fitroh Hayati, S.Ag., M.Pd,I selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Bandung.
3. Bapak Dr.Alhamuddin, M.M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Dewi Mulyani,
M.Pd.I selaku Pembimbing II yang telah membimbing, mengarahkan,

vii
memberikan masukan dan juga saran serta memotivasi sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Mamah tercinta Anih Kusmiati, Bapak tercinta Latif Nurdiana yang senantiasa
memberikan dukungan serta doa juga kasih sayang yang tiada hentinya sampai
sekarang.
5. Keluarga Besar Lembang, Keluarga Besar BS Majalengka, dan Keluarga
Uncal Lembang Comunnity yang selalu memberikan semangat, dukungan dan
do’a sepanjang waktu.
6. Kepala Sekolah, Guru, dan staff SMA Islam Almusyawarah Lembang yang
selalu memberikan doa, bantuan, serta motivasi dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Staff Tata Usaha Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan yang telah membimbing dan memberikan banyak ilmu selama
perkuliahan.
8. Fatwa Maulana Firdaus, A.Md.A.B yang selalu menemani, menyemangati,
memotivasi, membantu, dan menghibur juga selalu ada Ketika suka maupun
duka.
9. Sahabat Rindi Nurhasanah, Nuraida Fatimah, Susi Setiawati, Nurul Azizah,
Citra Shenya Adelia yang senantiasa menghibur dan menyemangati penulis.
10. Gelda Ananda, Putri Intan Altafunnisa, Cindy Komalasari, Wulandari, Sri
Wahyuni, Fadillah Husnul Khotimah, Cantika Riani, S.Pd, Salsa Fitri
Oktaviani, Neng Rizka, Agus Yudi Surya Pratama, S.Sos , Candra Sandika,
S.Pd yang selalu memberikan semangat, doa, dan membantu kelancaran
pengerjaan skripsi ini.
11. Teman – teman seperjuangan PAI-B serta Angkatan 2019 Pendidikan Agama
Islam (PAI) FTK Unisba yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu,
terimakasih telah memberikan semangat dan dukungan untuk kelancaran
dalam penyusunan skripsi ini.
Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada seluruh pihak
yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas
kebaikan tersebut. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamiin.

viii
Bandung, 31 Maret 2023
Peneliti

Ranti Nurdianti
NPM : 10030119063

ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ...................................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PEMBIMBING DAN PERSETUJUAN
DEKAN SERTA KETUA PROGRAM STUDI ......................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SIDANG/MUNAQOSYAH
SKRIPSI ...........................................................................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN .......................................................................................... v
MOTTO............................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................................vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 5
D. Kegunaan Penelitian ......................................................................................... 6
1. Secara Teoritis ..................................................................................................... 6
2. Secara Praktis....................................................................................................... 6
E. Kerangka Pemikiran .......................................................................................... 6
F. Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................... 12
A. Pendidikan Agama Islam ................................................................................ 12
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................................................. 12
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................................................... 13
3. Dasar – dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam .................................. 14
4. Fungsi Pendidikan Agama Islam .................................................................... 16
5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ..................................................... 17
6. Iman kepada malaikat-malaikat Allah swt..................................................... 19
B. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw ................................ 19
1. Pengertian Model Cooperative Learning tipe Jigsaw .................................. 19

x
2. Tujuan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ........................................ 22
3. Karakteristik Model Cooperative Learning tipe Jigsaw .............................. 23
4. Langkah - langkah Model Cooperative Learning tipe Jigsaw .................... 25
5. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw ..... 26
C. Motivasi Belajar .............................................................................................. 27
1. Pengertian Motivasi Belajar ............................................................................ 27
2. Jenis dan Fungsi Motivasi Belajar .................................................................. 28
D. Prinsip Motivasi Belajar ................................................................................. 31
E. Indikator Motivasi Belajar .............................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................... 36
A. Pendekatan dan Metode Penelitian ................................................................. 36
B. Jenis dan Sumber Data .................................................................................... 37
1. Jenis Data ........................................................................................................... 37
2. Sumber Data ...................................................................................................... 37
3. Variable Penelitian ............................................................................................ 38
4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 39
C. Teknik Pengolahan Data ................................................................................. 42
1. Uji Validasi Instrumen ..................................................................................... 42
2. Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................................ 46
D. Teknik Analisis Data ....................................................................................... 47
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 48
2. Uji Homogenitas ............................................................................................... 50
3. Uji Hipotesis ...................................................................................................... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 53
A. Hasil Penelitian ............................................................................................... 53
1. Kondisi Objektif Motivasi Belajar Siswa Sebelum Memakai Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ( Data Pretest ) ............ 53
2. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 58
3. Kondisi motivasi belajar setelah menggunakan cooperative
learning tipe jigsaw ( Data Post test ) ............................................................ 66
4. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam .................................................................................................................... 74
B. Analisis Data Penelitian .................................................................................. 76
1. Uji Normalitas ................................................................................................... 76

xi
2. Uji Homogenitas ............................................................................................... 78
3. Pengujian Hipotesis Penelitian Pretest dan Post test ................................... 80
C. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................................... 82
1. Kondisi Objektif Motivasi Belajar Siswa Setelah Menggunakan
cooperative learning tipe jigsaw ( Data Pretest ) ......................................... 82
2. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ... 83
3. Kondisi motivasi belajar setelah menggunakan cooperative learning tipe
jigsaw ( Data Post test ).................................................................................... 84
4. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam .................................................................................................................... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................... 87
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 87
B. Saran ............................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 89
LAMPIRAN .................................................................................................................. 92

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir .............................................................................. 9


Gambar 4. 1 Nilai Rata-rata Indikator Pada Variabel Y ....................................... 67
Gambar 4. 2 Indikator Kuatnya Kemauan untuk Berbuat .................................... 68
Gambar 4. 3 Indikator Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar ................... 69
Gambar 4. 4 Indikator Ulet dalam menghadapi kesulitan .................................... 71
Gambar 4. 5 Indikator Menunjukan minat terhadap bermacam-macam
masalah orang dewasa...................................................................... 72
Gambar 4. 6 Indikator Lebih senang bekerja mandiri .......................................... 73
Gambar 4. 7 Indikator Dapat mempertahankan pendapatnya ............................... 74

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Kriteria Pengisian Angket Variabel Y ................................................. 40


Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian ............................................................................ 40
Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Pretest ................................................................... 44
Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Post test ................................................................. 45
Tabel 3. 5 Koefisien Korelasi ............................................................................... 46
Tabel 3. 6 Uji Reliabilitas ..................................................................................... 47
Tabel 3. 7 Skala Kriterium .................................................................................... 48
Tabel 3. 8 Uji Normalitas...................................................................................... 49
Tabel 3. 9 Uji Normalitas...................................................................................... 51
Tabel 4. 1 Responden Pretest Motivasi Belajar Siswa (Y) ............................. 53
Tabel 4. 2 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Kuatnya
kemauan untuk berbuat................................................................... 55
Tabel 4. 3 Tanggapan Responden Pretest Terhadap Indikator Jumlah
Waktu Yang disediakan untuk belajar ............................................ 55
Tabel 4. 4 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Ulet dalam
menghadapi kesulitan ..................................................................... 56
Tabel 4. 5 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator menunjukan
minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa ............. 57
Tabel 4. 6 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator lebih senang
bekerja sendiri ................................................................................ 57
Tabel 4. 7 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator dapat
mempertahankan pendapatnya ....................................................... 58
Tabel 4. 8 Responden Post test Motivasi Belajar Siswa (Y) ........................... 66
Tabel 4. 9 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Kuatnya
kemauan untuk berbuat................................................................... 68
Tabel 4. 10 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Jumlah
waktu yang disediakan untuk belajar ............................................. 69
Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Ulet
dalam menghadapi kesulitan. ......................................................... 70
Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator menunjukan
minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa ............. 71
Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator lebih
senang bekerja sendiri .................................................................... 72
Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator dapat
mempertahankan pendapatnya ....................................................... 73
Tabel 4. 15 Uji Normalitas ................................................................................ 77
Tabel 4. 16 Uji Homogenitas ............................................................................. 79
Tabel 4. 17 Uji Hipotesis Penelitian Pretest...................................................... 80
Tabel 4. 18 Uji Hipotesis Penelitian Post Test .................................................. 81

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Observasi .......................................................................... 93


Lampiran 2 Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi ................. 94
Lampiran 3 Data Sekolah SMA Islam Al-Musyawarah ....................................... 95
Lampiran 4 Absensi Siswa .................................................................................... 96
Lampiran 5 Jadwal Pelajaran .............................................................................. 103
Lampiran 6 Visi Misi SMA Islam Al-Musyawarah ........................................... 104
Lampiran 7 Instrumen Penelitian ........................................................................ 106
Lampiran 8 Data Kuesioner Uji Instrumen ......................................................... 109
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Instrumen .......................................................... 112
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen .................................................... 117
Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 118
Lampiran 12 Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 119
Lampiran 13 Dokumentasi .................................................................................. 120
Lampiran 14 Riwayat Hidup ............................................................................... 121

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Undang–Undang Dasar nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional yang terdapat bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negera”. Adapun pendidikan nasional adalah pendidikan yang berlandaskan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
Selama ini telah banyak pemikiran dan kebijakan yang diambil dalam rangka
meningkatkan kualitas Pendidikan agama islam yang diharapkan mampu
memberikan nuansa baru bagi pengembangan sistem Pendidikan di Indonesia, dan
sekaligus hendak memberikan kontribusi dalam menjabarkan makna Pendidikan
nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membangun watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demoktratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No.20/2003).
Apabila membahas tentang pendidikan maka tidak lepas dari kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang paling
fundamental. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan
antara lain bergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai
anak didik. Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh banyak faktor, salah
satunya yakni motivasi untuk belajar. Dalam upaya peningkatan kualitas

1
2

pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi


belajar.
Motivasi belajar mempunyai peran yang sangat penting untuk mendapatkan
Pendidikan yang lebih baik. Motivasi belajar merupakan kekuatan yang
mendorong siswa untuk terus memahami konsep dalam pembelajaran yang
menemui perilaku belajarnya dengan tekun dan aktif sehingga pembelajaran terasa
bermakna.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor yang turut menentukan
keefektifan dalam pembelajaran. Seorang siswa akan belajar dengan baik apabila
ada faktor pendorongannya yaitu motivasi belajar. Siswa akan belajar dengan
sungguh-sungguh jika siswa memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi.
Motivasi belajar adalah seluruh daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan yang
memberi arahan pada kegiatan belajar mengajar sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subjek belajar itu dapat dicapai. (Sardiman, 2007:101)
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yang dapat dibedakan
menjadi dua faktor. Menurut Yusuf (2009) Motivasi belajar dapat timbul karena
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi motivasi belajar
yaitu: (1) Faktor Fisik meliputi nutrisi (Gizi), Kesehatan, dan fungsi-fungsi fisik
(terutama panca indera), (2) Faktor Psikologis, yaitu berhubungan dengan aspek-
aspek yang mendorong atau menghambat aktivitas belajar pada siswa. Faktor
eksternal (yang berasal dari lingkungan) yang mempengaruhi motivasi belajar
meliputi: (1) Faktor Non-Sosial meliputi keadaan udara (cuaca panas atau dingin),
waktu (pagi, siang, malam), tempat (sepi, bising, atau kualitas sekolah tempat
belajar), sarana dan prasarana atau fasilitasbelajar, (2) Faktor sosial, merupakan
faktor manusia (guru, konselor, dan orang tua).
Rendahnya motivasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan agama islam juga
di alami oleh siswa SMA Islam Al-Musyawarah Lembang. Faktor yang
menyebabkan rendahnya motivasi siswa tersebut adalah kurangnya minat dan
ketertarikan siswa terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Hal ini
disebabkan karena proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang terpusat
3

pada guru, siswa hanya mencatat dan menyerap informasi dari guru. Guru
cendrung monoton menguasai kelas sehingga siswa bosan dan kurang aktif saat di
kelas. Akibatnya akivitas belajar siswa kurang optimal serta suasana kelas yang
kurang menyenangkan menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. (Asep,
wawancara 28 November 2022)
Towaf (1996) telah mengamati adanya kelemahan-kelemahan Pendidikan
agama islam di sekolah, antara lain: (1) Pendekatan masih cendrung normatif,
dalam arti Pendidikan agama menyajikan norma-norma yang seringkali tanpa
ilustri konteks sosial budaya, sehingga peserta didik kurang menghayati nilai-nilai
agama sebagai nilai yang hidup dalam keseharian; (2) Kurikulu Pendidikan agama
islam yang dirancang disekolah sebenarnya lebih menawarkan minimum
konpetensi atau minimum informasi, tetapi pihak guru PAI seringkali terpaku
padanya, sehingga semangat untuk memperkarya kurikulum dengan pengalaman
belajar yang bervariasi kurang tumbuh; (3) Sebagai dampak yang menyertai
situasi tersebut diatas, maka guru PAI kurang berupaya mengenali berbagai
metode yang mungkin bisa dipakai untuk Pendidikan agama islam, sehingga
pelaksanaan pembelajaran kendrung monoton; (4) Keterbatasan sarana/prasarana,
sehingga pengelolaan cendrung seadanya. (Muhaimin, 2005)
Guru yaitu artinya tokoh krusial dalam menentukan keberhasilan siswa pada
pelajaran yang disampaikan. Selama ini guru hanya memakai model pembelajaran
yang monoton menggunakan metode homogen saja yaitu pembelajaran
konvensional, karena tidak memerlukan alat serta bahan praktik relative
menyebutkan konsep belajar yang terdapat pada buku ajar. Sehingga cendrung
menghasilkan peserta didik bosan dan bahkan malas belajar juga kurang aktif saat
pembelajaran dilaksanakan. Peserta didik hanya terbiasa mendengarkan, mencatat
lalu menghafal tanpa motivasi untuk memahaminya. Kebosanan serta kemalasan
yang siswa rasakan inilah yang pada akhirnya bisa membentuk motivasi,
keaktifan serta hasil belajar siswa menjadi rendah. Padahal saat ini pengajar harus
bisa menggunakan contoh pembelajaran yang bervariasi dalam proses belajar
mengajar di sekolah. Proses belajar mengajar juga mendikan siswa agar dapat
membentuk situasi interaktif yang edukatif yakni interaksi antara pengajar dengan
4

siswa, siswa digunakan untuk sumber pembelajaran dalam menujang tercapainya


tujuan belajar.
Salah satu kemampuan dasar yang harus di miliki oleh seorang guru yaitu
kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses beajar megajar.
Kemampuan ini dapat membekali guru dalam melaksnakan tugas dan tanggung
jawab sebagai pengajar siswa di sekolah.
Metode jigsaw sangat baik diterapkan saat belajar dikarenakan melalui metode
ini siswa dapat menjadi lebih mandiri dalam belajar, artinya siswa belajar dengan
siswa, dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran. Siswa satu dengan yang
lain saling berbagi materi yang dipahami, dengan begitu siswa menjadi lebih
paham untuk mengkaji materi karena gaya Bahasa dan komunikasi dilakukan oleh
teman sendiri.
Model pembelajaran cooperative learning ini artinya membagi siswa pada
beberapa kelompok yang bekerja sama antara satu siswa dengan lainnya untuk
memecahkan peroalan yang telah guru berikan. Contoh pembelajaran ini seperti
membuat grup. Setiap kelompok telah diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan
soal-soal atau masalah-masalah lain yang bisa dijadikan bahan untuk berdiskusi
dengan teman kelompoknya. Setiap peserta didik juga di harapkan mampu untuk
terlihat aktif salam mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh guru.
Cooperative learning tipe jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang mendorong peserta didik aktif dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar dalam proses
pembelajaran.
Adapun hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam mengenai
proses pembelajaran di SMA Islam Al-Musyawarah Lembang, didapatkan bahwa
metode yang sering dilakukan disaat belajar mengajar dikelas masih bergantian
antara metode pembelajaran konvensional dengan metode pembelajaran
kooperatif. Guru tersebut menjadi takut apabila memakai metode pembelajaran
yang terus menerus diajarkan dapat menimbulkan anak menjadi bosan dan bahkan
menjadi tidak fokus dengan materi yang disampaikan.
5

Berdasarkan hal diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih mendalam terkait
Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw, dengan harapan
penelitian ini menjadikan solusi untuk menyelesaikan masalah oleh karena itu
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ( Pengaruh Model
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas X di Sma Islam Al-
Musyawarah Lembang ).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang Penelitian di atas, maka dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah ?
2. Bagaimana implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Islam
Al-Musyawarah ?
3. Bagaimana kondisi motivasi belajar setelah menggunakan cooperative
learning tipe jigsaw ?
4. Bagaimana pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw
terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Kondisi objektif motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah.
2. Implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah.
3. Kondisi motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah setelah menggunakan cooperative
learning tipe jigsaw.
6

4. Pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap


motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X
di SMA Islam Al-Musyawarah.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat yang penelitin harapankan sebagai berikut:

1. Secara Teoritis

Hasil dari penggunaan model cooperative learning tipe jigsaw ini diharapkan
dapat bermanfaat dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi
belajar peserta didik terutama dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan
juga sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang jauh lebih luas.

2. Secara Praktis

a. Manfaat bagi guru


Bagi guru dapat bermanfaat sebagai masukan tentang pembelajaran
Pendidikan Agama Islam menggunakan model cooperative learning tipe jigsaw
untuk siswa di SMA Islam Al-Musyawarah.

b. Manfaat bagi Siswa


Manfaat bagi siswa yaitu menjadikan siswa aktif dan tidak tergantung
terhadap guru. Serta memotivasi siswa untuk berpartisipasi dalam proses
pembelajaran.

c. Manfaat bagi peneliti


Bagi peneliti memberikan manfaat berupa sebagai kontribusi pengetahuan
wacana wawasan keilmuan khususnya model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw pada pembelajaran Pendidiikan Agama Islam.

E. Kerangka Pemikiran
Menurut (Rohman, 2009) “Pembelajaran kooperatif (Cooperative learning)
adalah model pembelajaran yang menekankan pada saling ketergantungan positif
antar individu siswa, adanya tanggung jawab perseorangan, tatap muka,
7

komunikasi intensif antar siswa, dan evaluasi proses kelompok.” Dalam


pembelajaran kooperatif ini juga menciptakan suasana belajar dimana peserta
didik merasa dihormati dan terhubung satu sama lain.

Slavin dalam (Isjoni, 2009:15) pembelajaran kooperatif adalah suatu model


pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam (Isjoni, 2009:15) mengemukakan
bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada
siswa agar bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya (Isjoni,
2009:15) menyatakan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa
lebih baik dan meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.

Jarolimek dan Panker dalam Isjoni (2010) mengatakan keunggulan yang


diperoleh dalam pembelajaran ini ialah :

1. Saling ketergantungan yang positif


2. Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu
3. Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas
4. Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan
5. Terjalin hubungan yang hangat dan bersahabat anatar siswa dengan guru
6. Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.

menyatakan “jigsaw merupakan salah satu tipe pembelajaran koopertaif yang


mendorong siswa aktif dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi yang maksimal”. Jigsaw ialah Teknik pembelajaran kooperatif
dimana peserta didik dalam bekerja membentuk kelompok kecil. Dalam model
ini, masing-masing anggota kelompok ditujuk sebagai ahli/pakar untuk menjadi
kelompok pakar dalam aspek yang telah dibagi. Setelah mendalami materi dalam
kelompok pakar, mereka kembali ke kelompok awal dan mendiskusikan meteri
tersebut dengan kelompoknya.
8

Motivasi adalah segala sesuatu yang memberikan dorongan bagi seseorang


untuk tergerak melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, motivasi berperan
sebagai kekuatan dalam diri siswa yang mendorong siswa untuk memunculkan
aktivitas belajar yang terjamin. Tujuan utamanya ialah pencapaian pemahaman
yang maksimal dalam pembelajaran (Purwanto, 2010:34).

Orang yang termotivasi untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)
Rajin menyelesaikan tugas, (2) Ulet dalam menghadapi kesulitan, (3)
Menunjukkan minat terhadap masalah di sekitarnya, (4) Mereka lebih suka
bekerja secara mandiri, dan (5) Mereka ulet dalam memecahkan masalah.

Motivasi belajar merupakan faktor psikologis yang mendorong siswa untuk


mau belajar. Modal yang paling krusial dalam proses belajar adalah motivasi
belajar. Motivasi belajar berasal dari dalam diri siswa, yang terdorong untuk
menyelesaikan tugas-tugas belajar dengan berhasil dan efisien guna memperoleh
hasil yang dapat dibanggakan (Khodijah, 2014).

Motivasi memainkan sejumlah fungsi penting dalam proses belajar mengajar,


antara lain: (1) Mengidentifikasi hal-hal yang dapat digunakan sebagai penguatan
pembelajaran, (2) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai, (3)
Tentukan banyak kontrol desain pelajaran, dan (4) Sebagai faktor yang
mempengaruhi ketekunan belajar (Uno, 2008:52) .

Dari beberapa pendapat diatas, dapat dipahami bahwa motivasi belajar


merupakan dorongan yang kuat untuk menggerakkan siswa dalam bertindak
ketika terlibat dalam proses pembelajaran PAI, sesuai dengan berbagai definisi
motivasi yang telah diberikan. Seseorang akan termotivasi berdasarkan dorongan
yang diberikan oleh tanggapan siswa terhadap stimulus yang ada, sesuai dengan
definisi sebelumnya. Jika tanggapan siswa terhadap paradigma pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah positif, maka tanggapannya juga positif.

Untuk mengetahui seberapa besar motivasi belajar siswa, pengamatan harus


dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Acuan pengukuran
9

rendah atau tingginya motivasi belajar yang dimiliki siswa dapat diukur dengan
mengacu pada indikator motivasi dalam belajar.

INPUT PROSES OUTPUT

Model
pembelajaran
cooperative
Rendahnya
Implementasi Model learning tipe
Motivasi Belajar
jigsaw
Siswa pada Mata Pembelajaran Meningkat kan
Pelajaran
Cooperative Learning Motivasi Belajar
Pendidikan
Siswa pada
Agama Islam Tipe Jigsaw
Mata Pelajaran
Pendidikan
Agama Islam

Feedback
Gambar 1. 1 Kerangka Berpikir

F. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan akan dibahas mengenai penelitian-penelitian
yang telah dilakukan oleh para peneliti terdahulu sebagai acuan dalam
menentukan tindak lanjut sebagai pertimbangan penelitian. Ini tentunya merujuk
pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini, yaitu :

1. Harly Sintya Desym (2018), Skripsi pada Fakultas Ekonomi Universitas


Negeri Yogyakarta Judul: Penerapan Model Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dan Hasil
Belajar Siswa Kompetensi Dasar 11 Akuntansi Perusahaan Dagang Kelas Xi
Ak 3 Smk Negeri 1 Depok Tahun Ajaran 2017/2018. Hasil dari penelitian ini
adalah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa kelas XI AK 3
SMK Negeri 1 Depok tahun ajaran 2017/2018 yang dibuktikan dengan adanya
10

peningkatan skor Motivasi Belajar Siswa dan nilai rata-rata hasil belajar
siswa.
2. Anam Zahrul (2017), Skripsi pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Gunung Djati Bandung Judul: Pengaruh model Cooperative Learning
tipe The Power Of Two terhadap aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran
pai materi perilaku tercela (dendam dan munafik) : Penelitian Quasi
Eksperimen pada siswa kelas VIII A SMP AlHasan Kota Bandung”. Hasil dari
Penelitian ini bertolak pada pemikiran bahwa belajar adalah berbuat, berbuat
untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika
tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang
sangat penting didalam interaksi belajar-mengajar. Metode yang digunakan
dalam penlitian ini adalah metode Quasi Experiment dengan One Group
PretestPosttest Design‖.
3. Enok Sri Hastuti (2020) “Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model
Pembelajaran Kolaborasi Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI” (Skripsi). hasil penelitian 1) Tanggapan siswa terhadap
penggunaan model pembelajaran kolaborasi termasuk dalam kategori positif.
Hal ini berdasarkan rata-rata keseluruhan indikator sebesar 3,92. Angka
tersebut terdapat pada kategori positif karena berada pada skala 3,5 – 4,5. 2)
Motivasi belajar mereka pada mata pelajaran PAI termasuk dalam kategori
tinggi. Hal ini berdasarkan rata-rata keseluruhan indikator sebesar 3,67. Angka
tersebut terdapat pada kategori tinggi karena berada pada skala 3,5 – 4,5. 3)
Hubungan tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
kolaborasi hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata pelajaran
PAI di kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Bandung diperoleh korelasi sangat
rendah dengan koefesien korelasi sebesar 0,15 berada pada skala 0,00-1,99.
Derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 3%.
Secara garis besar dari hasil penelitian yang relevan ini, terdapat
persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan analisis
penulis, masing-masing memiliki model pembelajaran yang berbeda dan ada
juga yang sama namun letak perbedaannya terdapat pada objek penelitian dan
11

jenis kegiatan yang dilaksanakanpun berbeda. Dalam penelitian ini penulis


lebih berfokus pada pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe
jigsaw yang menjadi metode pembelajaran dan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran PAI Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah Lembang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pendidikan Agama Islam


1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk
mempersiapkan peserta didik agar mengetahui, memahami, beriman, bertaqwa,
berakhlak mulia. Ajaran islam dari sumper utama kitab Al-Quran dan Al-Hadits
melalui pengajaran, seperti ptaktek pengajaran, pendidikan dan penggunaan
pengalaman. Jadi, pembelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan proses
interaktif yang berlangsung antara guru dan siswa untuk memperoleh ilmu dan
meyakini, menghayati dan mengamalkan ajaran agama islam.

Menurut (Daradjat, 2010:86) Pendidikan agama islam adalah usaha berupa


bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelas selesai pendidikannya dapat
memahami dan mengamalkan ajaran agama islam serta menjadikannya pandangan
hidup (way of life). Adapun menurut Tayar Yusuf mengartikan bahwa Pendidikan
agama islam sebagai usaha sadar generasi ta untuk mengalihkan pengalaman,
pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar kelak
menjadi manusia muslim, yang bertakwa kepada Allah swt, berbudi luhurm dan
berkepribadian yang memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama
islam dalam kehidupannya (Majid, 2012:12)

Pendidikan Agama Islam merpakan suatu upaya melakukan bimbingan


pengembangan pribadi siswa dengan tersusun serta pragmatis, agar siswa hidup
berdasarkan ajaran Islam dan pada akhirnya tercapai kebahagiaan di dunia serta di
akhirat. Pendidikan agama islam merupakan uapaya secara tersadar dalam
mempersiapkan peserta didik untuk beriman, paham, meresapi serta menerapkan
agama islam melewati aktivitas pembimbingan dan konseling dengan
mendasarkan syarat-syarat pemeluk agama lain dalam keharmonisan relasi antar
unat beragama dalam masyarakat persatuan.

12
13

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan agama islam


adalah upaya sadar untuk menyiapkan peserta didik meyakini, memahami dan
mengamalkan ajaran agama islam, melalui petunjuk, kegiatan pembelajaran atau
Latihan-latihan yang sebelumnya diberikan untuk mencapai tujaun yang hendap
dicapai. Untuk mencapai Pendidikan agama islam juga merupakan semacam
pedoman dalam pembelajaran, agar peserta didik menajdi manusia yang dapat
menghayati niai-nilai agama.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan dari Pendidikan agama islam dimaknai sebagai hasil diharapkan
setelah aktivitas Pendidikan dilakukan. Tujuan Pendidikan agama islam termaktub
dalam Q.S Ad-Dzariat Ayat 56:

ِ ‫نس ِإ ََّّل ِل َي ْعبُد‬


‫ُون‬ ِ ْ ‫َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو‬
َ ‫اْل‬
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.”

Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional, Pasal 3, tujuan Pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pernyataan lain menyebutkan bahwa tujuan Pendidikan agama islam adalah


untuk mengembangkan kepribadian peserta didik yang sempurna, meningkatkan
akhlak yang baik, serta secara efektif mengembangkan kecerdasan anak agar siap
memahami dirinya untuk masa depan yang akan dating. Tujuan pendidikann
agama islam adalah agar manusia dapat menguasai dan menggunakan
kemungkinan-kemungkinan pribadi, sosial dan alamnya untuk kesejahteraan
hidup di dunia dan di akhirat. Hal tersebut dapat dipahami dari Q.S Ali-Imran ayat
102 :

َّ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا اتَّقُوا‬


َ‫َّللاَ َح َّق تُقَاتِ ِه َو ََّل ت َ ُموت ُ َّن ِإ ََّّل َوأَنتُم ُّم ْس ِل ُمون‬
14

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-


benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam
keadaan beragama Islam.”

Dapat dipahami bahwa tujuan Pendidikan agama islam adalah mempersiapkan


peserta didik menjadi manusia yang dapat hidup Bahagia di dunia maupun di
akhirat, dan untuk dapat mempersiapan peserta didik untuk hidup Bahagia di
dunia dan dimasa yang akan datang, tidak hanya melalui Pendidikan umum, tetapi
juga melalui pengajaran dan pengenalan nilai-nilai agama islam pada peserta didik
tersebut, sehingga melalui Pendidikan agama mereka dapat menguasai semua
prilaku mereka dan menyelamatkan nyawanya kelak di akhirat.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan


agama islam dalam islam bersifat universal dan menyeluruh, yang tidak hanya
tujuan akhiratan, tetapi juga tujuan keduniaan, yang akan membawa kepada
kebagiaan dunia dan akhirat, serta menjadikan berbagai pengetahuan,
keterampilan dan kebagiaan tersebut dalam bentuk ketakwaan kepada Allah SWT.

3. Dasar – dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam


Setiap kegiatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan harus
memiliki landasan yang baik dan kuat, karena landasan inilah yang menentukan
corak dan misi dari pelatihan ini berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan
pelatihan.

Pelaksanaan Pendidikan agama islam di sekolah memiliki landasan yang kuat,


yaitu:

a. Dasar Yuridis/hukum
Dasar yuridis/hukum ialah dasat penyelenggaraan Pendidikan agama islam
yang dihasilkan dari peraturan dalam Undang-Undang, yang dapat digunakan
dengan langsung sebagai pedoman penyelenggaraan Pendidikan keagamaan
disekolah serta Lembaga Pendidikan formal yang ada di Indonesia (Umar 2016).
Kebijakan hukum ini dengan langsung atau tindak memberikan dasar hukum dan
tata cara ang berlaku bagi penyelenggaraan Pendidikan agama. Dalam UUD 1945
15

BAB XI Pasal 29 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: (1)“Negara brdasar atas ketuhanan
Yang Maha Esa”. (2) “berbunyi, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan untukberibadah menurut
agamanya dan kepercayaannya itu’’.

Merujuk pada UUD 1945, Bab XI, Pasal 1 dan 2, ditegaskan bahwa setiap
warga negara Indonesia diberi kebebasan untuk memeluk agamanya dan
menjalankan ajaran agamanya menurut kepercayaannya.

b. Dasar Teologis
Dasar teologis adalah landasan yang didasarkan pada ajaran agama islam. Al-
Quran dan Hadits merupakan sumber utama yang di dalamnya banyak terdapat
informasi yang menjadi dasar penerapan ajaran islam (Daradjat 2010:86)

Dasar pendidikan agama islam sama dengan standar ajaran islam, karena
sumbernya sama yaitu Al-Quran dan Al-Hadist, maka Ijma dan Qiyas yang
merujuk pulan Al-Quran dan Al-Hadits. Manusia sebenarnya Ketika pada alam
ruh sudah memberi kesaksian dan kepercayaan pada Allah SWT sebagai Rabb.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-A’raf ayat 172:

‫ظ ُه ْو ِر ِه ْم ذُ ِريَّت َ ُه ْم َوا َ ْش َهدَ ُه ْم َع ٰ ْٓلى ا َ ْنفُ ِس ِه ْۚ ْم‬


ُ ‫َواِ ْذ ا َ َخذَ َرب َُّك ِم ْۢ ْن بَنِ ْْٓي ٰادَ َم ِم ْن‬
َ‫ش ِه ْدنَا ۛا َ ْن تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َم ْال ِق ٰي َم ِة اِنَّا ُكنَّا َع ْن ٰهذَا ٰغ ِف ِليْن‬ َ ‫اَلَ ْستُ بِ َربِ ُك ْۗ ْم قَالُ ْوا بَ ٰل ۛى‬
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-
anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab:
"Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian
itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani
Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)".”

Masing-masing manusia mempunyai fitrahnya ataupun nalurinya dalam


memiliki agama yang benar ialah agama islam. Dalam Al-Quran Surat Ar-Rum
ayat 30:
16

ِ ‫اس َعلَ ْي َه ْۗا ََّل ت َ ْب ِد ْي َل ِلخ َْل‬


‫ق‬ َ َّ‫ط َر الن‬ َ َ‫َّللاِ الَّتِ ْي ف‬
‫ت ه‬ َ ‫ط َر‬ ْ ِ‫فَاَقِ ْم َو ْج َه َك ِل ِلدي ِْن َحنِ ْيفً ْۗا ف‬

ِ َّ‫الدي ُْن ْالقَيِ ُم َو ٰل ِك َّن ا َ ْكث َ َر الن‬


َ‫اس ََّل يَ ْعلَ ُم ْون‬ ِ ‫َّللاِ ْٰۗذ ِل َك‬
‫ه‬
Artinya : “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah;
(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.
Tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui,”

Tujuan Pendidikan islam adalah agar pemeluk agama yang sejati mengikuti
ajaran islam dengan cara menghayati, memahami dan mengamalkan ajaran
tersebut sesuai dengan iman dan keyakinan islam untuk mencapai tujuan tersebut,
beliau menyebutkan nilai-nilai dasar Al-Quran dan Hadist (Sutiah, 2018).

c. Dasar Psikologis
Landasan psikologis adalah landasan yang berhubungan dengan aspek
psikologis kehidupan masyarakat. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
dalam kehidupan seseorang baik sebagai individu maupun sebagai anggota
masyarakat banyak dijumpai hal-hal yang membuat hatinya resah dan khawatir
sehingga perlu menghadapi kehidupan. Seperti Zuhairi menemukan bahwa semua
orang di dunia selalu membutuhkan pedoman hidup yang disebut agama. Mereka
merasa ada perasaan dalam jiwanya yang mengajui keberadaan Yang Maha
Kuasa, tempat berlingdung san berdoa.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar Pendidikan


agama islam dapat dilihat dari tiga sudutpandang yaitu: dasar yuridis/hukum,
dasar religious dan dasar psikologis.

4. Fungsi Pendidikan Agama Islam


Fungsi Pendidikan agama islam di sekolah adalah mengambangkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah dan berakhlak mulia, menanamkan nilai-nilai ajaran
agama islam sebagai pedoman untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan
akhirat, menyesuaikan diri secara psikologis, lingkungan fisik dan sosial melalui
Pendidikan islam.
17

Menurut (Majid, 2012:15-16) Pendidikan agama islam untuk sekolah atau


madrasah berfungsi sebagai berikut:

a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik


kepada Allah swt, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup
dunia di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dari lingkungannya baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungan
sesuai dengan ajaran agama islam.
d. Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negative dan lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangan menuju manusia Indonesia seutuhnya.
e. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata
dan nirnyata), sistem dan fungsionalnya.
f. Penyaluran, yaitu menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus di
bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembang secara optimal
sehingga dapat dimangfaatkan untuk dirinya dan bagi orang lain.

Berdasarkan fungsi tersebut, maka tujuan Pendidikan agama islam pada


sekolah adalah untuk mengembangkan dan meningkatkan keimanan, melalui
pemberian dan pembinaan pengetahuan, penghayatan, pengamalan terhadap
agama islam agar menjadi umat islam yang terus berkembang dalam hal
ketaqwaan kepada Allah dan keluhuran budi, serta berkualitas dalam kehidupan
pribadi, sosial, berbangsa dan bernegara, juga mampu melanjutkan jentang yang
lebih tinggi.

5. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam


Sebagai kegiatan yang bergerak dalam pembinaan kepribadian islami,
Pendidikan Agama Islam mengandung prinsip-prinsip atau landasan-landasan
yang melandasi penyelenggaraan Pendidikan agama islam atas dasar itu
dikembangkan orientasi penyelenggaraan Pendidikan. Dalam konteks ini, dasar
yang menjadi acuan Pendidikan agama islam harus menajdi sumber nilai-nilai
18

kebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan peserta didik pada keberhasilan
akademik yaitu Al-Quran. Sebagaimana dijelaskan dalam surat Asy-Syura ayat
52:

َ‫س ٰى أ َ ْن أ َ ْس ِر ِب ِع َبادِي إِنَّ ُكم ُّمت َّ َبعُون‬


َ ‫َوأ َ ْو َح ْينَا ِإلَ ٰى ُمو‬
Artinya : “Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: "Pergilah di
malam hari dengan membawa hamba-hamba-Ku (Bani Israil), karena
sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli".”

Berdasarkan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa Alquran memberikan


petunjuk bagi umat islam dalam melakukan berbagai kegiatan, termasuk
melakukan Pendidikan yang sesuai dengan nilai-nilai islam. Berikut ini akan di
uraikan lebih lanjut ruang lingkup Pendidikan agama islam meliputi tujuan,
materi, metode, penilaian, dan Pendidikan.

Ajaran pokok dalam islam mencakup:

a. Tauhid (ketuhanan), dalam ruang lingkup tauhid ini mengajarkan dan


membimbing bagaimana kita seseorang mengimani, yakni, serta menerapkan
ajaran islam dengan benar.
b. Akhlak, mendalami terkait perlakuan atau sikap seseorang baik itu akhlak
terpuji maupun akhlak tercela yang harus dijauhi. Serta mengamalkan dan
membentuk sebagai nilai islam pada sikap bijak hubungannya dengan Allah,
sesame manusia ataupun dengan alam.
c. Fiqh/Ibadah, Pendidikan serta nasehat mengenal syarat islam yang berisi
perintah-perintah agama yang perlu dipatuhi serta larangan yang perlu
dihindari, yang memiliki isi norma-norma hukum, nilai-nilai serta sikap yang
harus sebagai patokan dasar hidup serta aturan yang perlu dipatuhi.
d. Al-Quran pengajaran dalam membaca, memberikan pengertian ayat alQuran
spesifik berdasarkan yang sudah ditentukan dengan jenjang serta keterampilan
siswa, juga meresapi dan menghayati kandungan dari ayat tersebut dan bisa
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
19

e. Hadis, sambal mengajarkan hadits, membaca serta menafsirka hadits tentu


berdasarkan dengan minat peserta didik. Agar peserta didik bisa mempelajari,
menghayati serta mengekstraknilai yang ada pada hadits.
f. Sejarah Islam, mentransmisikan wawasan tentang sejarah serta nudaya islam
dan mencakup periode sebelum kelahiran islam, yang mencakup masa Nabi
serta kemudian baik Negara Islam maupun negara-negara di seluruh dunia.

6. Iman kepada malaikat-malaikat Allah swt


Nabi Saw bersabda tentang iman: Artinya: “Hendaklah engkau beriman
kepada Allah para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan
beriman kepada qadar (takdir)yang baik maupun yang buruk.” (HR. muslim).

Di jelaskan dalam surat Al-Baqarah ayat 285 :


ٰۤ
‫اّللِ َو َم ٰل ِٕى َكتِه‬
‫س ْو ُل ِب َما ْٓ ا ُ ْن ِز َل اِلَ ْي ِه ِم ْن َّر ِبه َو ْال ُمؤْ ِمنُ ْو ْۗنَ ُكل ٰا َمنَ ِب ه‬ َّ َ‫ٰا َمن‬
ُ ‫الر‬
‫غ ْف َران ََك‬ ُ ‫ط ْعنَا‬ َ ‫هوقَالُ ْوا‬
َ َ ‫س ِم ْعنَا َوا‬ َ ‫س ِل‬ُ ‫س ِله ََّل نُفَ ِر ُق َبيْنَ ا َ َحد ِم ْن ُّر‬ ُ ‫َو ُكت ُ ِبه َو ُر‬
ِ ‫َربَّنَا َواِلَي َْك ْال َم‬
‫صي ُْر‬
Artinya : “ Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan
kepadanya (Al-Qur'an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.
Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-
rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari
rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah
kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali.”

B. Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw


1. Pengertian Model Cooperative Learning tipe Jigsaw

Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya


memaksimalkan belajar siswa untuk meningkatkan akademik dan pemahaman
baik secara individu maupun secara kelompok serta saling membantu satu sama
lain (Trianto, 2009:57). Menurut johnson, model pembelajaan cooperative
learning merupakan salah satu pembelajaran yang mendukung pembelajaran
20

konstektual. Dan system pengajaran cooperative learning dapat didefinisikan


sebagai system kerja atau belajar kelompok yang terstruktur dan cooperative
learning adalah suatu srategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau
perilaku Bersama dalam bekerja yang teratur kelompok, yang terdiri dua orang
atau lebih.

Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model


pembelajaran yang mendukung oembelajaran kontekstual. System pengajaran
cooperative learning dapat didefinisikan sebagai system kerja/belajar kelompok
yang sangat terstuktur. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak akan
ada sesuatu yang aneh dalam model pembelajaran cooperative learning karena
banyak yang beranggapan telah biasa menggunakan model pembelajaran
cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun tidak semuanya
belajar menggunakan pengelompokan itu disebut dengan cooperative learning
seperti yang dijelaskan oleh (Rusman, 2014:203) yang mengatakan, pembelajaran
cooperative learning dilaksanakan melalui pross sharing antara peserta belajar,
sehingga dapat mewujudkan pemahaman Bersama di antara peserta belajar itu
sendiri.

Pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran


kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran
kooperatif yaitu siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajari
sesamanya untuk mencapai tujuan Bersama, dalam pembelajaran ini pun siswa
pandai mengajari siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan (Wena,
2009).

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membagi siswa ke dalam


kelompok kecil dengan beranggotakan 4-6 orang yang heterogen dan saling
ketergantungan positif serta bertanggung jawab secara mandiri atas ketuntasan
bahan ajar yang mesti dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok
asal. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu strategi
yang dapat mendorong siswa aktif dan mencapai prestasi maksimal. Sedangkan,
21

jigsaw adalah salah satu dari metode-metode kooperatif yang paling fleksibel
(Slavin, 2005:246)

Zaini (2008) mengemukakan, model pembelajaran jigsaw merupakan strategi


yang menarik untuk digunakan jika materi yang akan dipelajari dapat dibagi
menjadi beberapa bagian materi dan materi tersebut tidak mengharuskan urutan
penyampaian. Kelebihan strategi inilah yang dapat dilihatkan kepada seluruh
peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkan kepada sesamanya/orang
lain.

Jadi dapat disimpulkan dari pembahasan diatas bahwa pembelajaran


cooperative learning tipe jigsaw ini adalah model pembelajaran dengan
pengelompokan kecil yang terdiri dari empat, enam, bahkan suga sampai dengan
delapan orang yang mempunyai permasalahan pembelajaran yang berbeda.
System penilaian dilakukan terhadap kelompok dan setiap kelompok akan
mendapatkan penghargaan, jika kelompok dapat mempresentasikan hasil yang
telah didiskusikan oleh kelompoknya.

Model ini, guru memecahkan potongan-potongan besar informasi menjadi


bagian-bagian atau pengelompokan yang lebih kecil. Guru kemudian membagi
peserta didik menjadi kelompok belajar kooperatif beranggotakan empat peserta
didik sehingga setiap anggota bertanggung jawab untuk menguasai setiap unsur
atau subtopik yang ditunjukkan oleh guru sesuai dengan kemampuannya. Peserta
didik dari setiap kelompok bertanggung jawab atas lembar subtopik yang sama.
Siswa-siswa ini juga bekerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas umum : a)
Mempelajari subtopik dari bagian tersebut, b) Merencanakan untuk mengerjakan
subtopik dari bagian tersebut kepada anggota kelompok awal. Kemudian siswa
yang tergabung dalam kelompok mata pelajaran tersebut Kembali ke
kelompoknya masing-masing dengan subtopiknya dan memberikan informasi
penting tentang subtopiknya kepada teman-temanya. Setiap kelompok spesialis
sub-topik lainnya bekerja dengan cara yang sama. Jadi semua materi yang
ditugaskan oleh guru, semua siswa bertanggung jawab untuk mengelola semua
materi. Oleh karena itu, setiap siswa dalam kelompok harus menguasai topik
22

secara keseluruhan (Hamdani, 2010). Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat


disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw adalah model
pembelajaran yang membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk bekerja
sama dan berdiskusi tentang pembelajaran, dan setiap siswa bertanggung jawab
atas suatu sub topik atau pengajaran kepada anggotanya yang lain.

2. Tujuan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw

Tujuan penting dari model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw


adalau untuk mengerjakan kerja sama dan keterampilan kolaboratif peserta didik.
Keterampilan ini penting dalam masyarakat di mana banyak pekerjaan orang
dewasa dilakukan terutama dalam organisasi yang saling bergantung dan di mana
masyarakat semakin beragam secara budaya.

Dijelaskan menurut (Trianto, 2011:57) bahwa mangfaat dari penerapan


cooperative learning mengurangi kesenjangan Pendidikan khususnya dalam
mewujudkan input pada level individual. Salain itu, pembeajaran kooperatif dapat
mengembangkan solidaritas sosial di kalangan siswa. Pembelajaran kooperatif
dirancang untuk mencapai setidaknya tiga tujuan utama pembelajaran, yaitu hasil
belajar akademik, penerimaan keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

Pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dirancang untuk meningkatkan


partisipasi peserta didik, memfasilitasi pengalaman peserta didik terhadap sikap
kepemimpinan dan pengambilan keputusan kelompok, serta memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dan belajar Bersama dengan
peserta didik lainnya dari berbagai latar belakang. Jadi dalam pembelajaran
cooperative tipe jigsaw ini speseta didik memiliki dia peran yaitu sebagai siswa
atau sebagai guru.

Maka dari sini dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif


adalah sebagai prinsip dasar bahwa kita sebagai manusia makhluk sosial dimana
Kerjasama tidak mungkin terjadi tanpa interaksi sosial. Model pembelajaran
kooperatif ini juga mengajarkan menghargai perbedaan pendapat antara kelompok
dan individu tanpa memandang perbedaan.
23

3. Karakteristik Model Cooperative Learning tipe Jigsaw

Karakteristik model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, Adapun


karakteristik kooperatif, yaitu:

a. Pembelajaran Secara Tim


Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran secara tim. Tim adalah tempat
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus mampu membuat siswa
belajar. Semua anggota tim harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Dijelaskan dalam Al-Quran Ayat Al-Maidah ayat 2 :

‫اْلثْ ِم َو ْالعُ ْدوان‬


ِ ْ ‫علَى‬ َ َ ‫عاونُوا َعلَى ْالبِ ِر َو الت َّ ْقوى َو َّل ت‬
َ ‫عاونُوا‬ َ َ ‫َو ت‬
Artinya : “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”
b. Kemauan untuk Bekerja Sama
Tidak hanya setiap anggota kelompok harus diberi tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing, tetapi kebutuhan untuk saling membantu harus
dibangkitkan. Misalnya, siswa yang pintar membantu siswa yang kurang
pintar. Prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam proses pembelajaran
kooperatif.
Dijelaskan di dalam hadits :

‫ع ْو ِن أ َ ِخ ْي ِه‬ ِ ُ‫ع ْو ِن اْل َع ْب ِد َما َكانَ اْل َع ْبد‬


َ ‫فى‬ َ ‫فى‬
ِ ُ‫َو هللا‬
Artinya :“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu
menolong saudaranya.” – HR. Muslim.
c. Didasarkan pada Manajemen kooperatif
Fungsi manajemen seperti perencanaan eksekusi menunjukannya pembelajan
kooperatif berlangsung sesuai rencana dan tahap-tahap pembelajaran
ditentukan. Fungsi kepemimpinan sebagai organisasi menunjukan bahwa
pembelajaran kooperatif membutuhkan perencanaan yang matang agar proses
24

pembelajaran berjalan efektif. Fungsi bimbingan sebagai kontrol menunjukan


bahwa dalam pembelajaran kooperatif kriteria keberhasilan harus ditentukan
baik dengan tes maupun non tes.
Dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Imran ayat 103 :

‫َّللاِ َعلَ ْي ُك ْم اِ ْذ‬


‫ت ه‬ َ ‫َّللاِ َج ِم ْيعًا َّو ََّل تَفَ َّرقُ ْوا َۖوا ْذ ُك ُر ْوا نِ ْع َم‬
‫ص ُم ْوا بِ َح ْب ِل ه‬ ِ َ ‫َوا ْعت‬
‫شفَا‬َ ‫صبَ ْحت ُ ْم بِنِ ْع َمتِه ا ِْخ َوانً ْۚا َو ُك ْنت ُ ْم َع ٰلى‬ َ َّ‫ُك ْنت ُ ْم ا َ ْعدَ ٰۤا ًء فَاَل‬
ْ َ ‫ف بَيْنَ قُلُ ْوبِ ُك ْم فَا‬
‫ار فَا َ ْنقَذَ ُك ْم ِم ْن َها ْۗ َك ٰذ ِل َك يُ َب ِي ُن ه‬
َ‫َّللاُ لَ ُك ْم ٰا ٰي ِته لَ َعلَّ ُك ْم ت َ ْهتَد ُْون‬ ِ َّ‫ُح ْف َرة ِمنَ الن‬
Artinya : “Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah,
dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu
ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan
hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan
(ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan
kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu
agar kamu mendapat petunjuk.”
d. Keterampilan Bekerja Sama
Kemauan bekerja sama itu kemudian dipraktekkan melalui aktivitas dan
kegiatan yang tergambarkan dalam ketrampilan bekerja sama. Dengan
demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi serta
berkomunikasi dengan anggota lain (Sanjaya, 2007:243). Kemudian terdapat
tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning
sebagaimana sikemukakan oleh slavin, yaitu:
1. Penghargaan Kelompok
Penghargaan kelompok diperoleh jika kelompok mencapai skor di atas
kriteria yang ditentukan. Sehingga keberhasilan kelompok didasarkan pada
penampilan indivisu sebagai anggota kelompok dalam menciptakan
hubungan antar personal yang saling mendukung, saling membantu, dan
saling peduli.
25

2. Pertanggung Jawab Individu


Tanggung jawab ini menitikberatkan pada aktivitas anggota kelompok
saling membantu dalam belajar. Dengan demikian, keberhasilan kelompok
tergantung pada belajar individual dari semua anggota kelompok.
3. Kesempatan yang Sama untuk Mencapai Kesuksesan
Cooperative learning menggunakan metode scoring yang mencakup nili
perkembangan berdasarkan peningkatan prestasi yang diperoleh siswa dari
terdahulu. Dengan menggunakan metode scoring ini setiap siswa yang
berprestasi, rendah, sedang dan tinggi sama-sama memperoleh kesempata
yang cukup baik dan berhasil untuk melakukan yang terbaik bagi kelompok.

4. Langkah - langkah Model Cooperative Learning tipe Jigsaw

Teknik jigsaw ini guru menarik perhatian pada pola atau latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema tersebut untuk
membuat materi pembelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu, siswa bekerja
dengan siswa dalam suasana gotong royong berkolaborasi dan memiliki banyak
kesempatan untuk mengolah informasi dan mningkatkan keterampilan
komunikasi. Jigsaw dirancang untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa
juga dituntut saling ketergantungan yang positif (saling memberi tahu) terhadap
teman sekolompoknya. Kunci tipe jigsaw ini adalah interdependensi setiap siswa
terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan
agar dapat mengerjakan tugas dengan baik dan benar. (Nur, 2016:98)

Slavin dan stahl mengemukakan Langkah-langkah dalam implementasi model


cooverative learning tipe jigsaw secara umum yaitu:

a. Merancang rencana pembelajaran, dalam mencapai sebuah tujuan


pembelajaran setiap siswa diberi tugas untuk mempelajari salah satu bagian
materi pembelajaran untuk belajar Bersama dengan kelompok lain disebut
kelompok ahli. Kemudian, guru membagikan suatu kelas menjadi beberapa
kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-6 orang siswa dengan
kemampuan yang berbeda dan kelompok ini disebut kelompok asal.
26

b. Guru menyuruh siswa untuk melakukan presentasi masing-masing kelompok


setelah beridkusi dengan kelompok ahli dan kelompok asal, agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang didiskusikan.
c. Agar dapat mmenambah semangat belajar siswa dan sebagai acuan untuk
memancing minat belajar siswa, guru membrikan kuis untuk siswa secara
individual.
d. Dengan adanya perolehan nilai peningkatan hasil belajar siswa individual dari
skor yang dasar ke skor kuis berikutnya, guru memberikan penghargaan
kepada kelompok melalui skor penghargaan.
e. Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa kebingungan
dalam menjalankan tugas yang telah diberikan.
f. Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan jigsaw untuk
mempelajari materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntutan dan isi materi
yang runtut serta cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.

5. Kelebihan dan Kekurangan Model Cooperative Learning tipe Jigsaw

a. Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, yaitu:


Hal tersebut memiliki beberapa keunggulan dalam efektif mengembangkan
potensi siswa dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, yaitu dapat
mengembangkan kemampuan berfikir siswa yang pada akhirnya bertujuan untuk
meningkatkan kinerja han hasil belajar siswa pada mata pelajaran tersebut. Oleh
karena itu peran guru tidak lagi terlalu dominan dalam proses pembelajaran.
Berikut ini kelebihan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
1. Dapat menumbuhkan semangat kerja sama dan kegairahan dalam belajar bagi
siswa,
2. Meningkatkan motivasi, saling menghargai antara sesama siswa,
3. Memberikan peluang untuk menyampaikan gagasan secara terbuka karena
jumlah siswa yang terbatas dalam setiap kelompok,
4. Melatih siswa agar mampu berkomunikasi secara efektif. (Ibrahim, 2000:1)
27

b. Kekurangan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw


Berikut ini kelamahan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw:
1. Prinsip utama model pembelajaran ini adalah pembelajaran oleh teman
sendiri, ini akan menjadi kendala dikarenakan perbedaan persepsi dalam
memahami satu konsep yang akan di diskusikan Bersama dengan siswa lain.
Dalam hal ini pengawasan seorang guru menjadi sorotan yang mutlak di
perlukan agar tidak terjadi kesalahan.
2. Jika siswa tidak memiliki rasa percaya diri, siswa sulit meyakinkan dirinya
sendiri untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi diskusi dan
menyampaikan materi pada teman.
3. Biasanya memerlukan waktu yang cukup untuk mempersiapkan sebelum
pembelajaran ini sulit di kendalikan.
4. Aplikasi model pembelajaran ini bila dilaksanakan di kelas yang besar (lebih
dari 40 siswa) sangatlah sulit. (Ibrahim, 2000:1)

C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan daya untuk mengtranformasikan daya


individu menjadi prilaku yang bermakna menuju suatu tujuan. Hal ini
menunjukan bahwa motivasi adalah keadaan psikologis pribadi yang mendorong
orang untuk mencapai sesuatu. Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang
mendorong orang untuk belajar. (Khodijah, 2014)

Motivasi adalah sebuah dorongan, keinginan, atau kebutuhan untuk


mempelajari sesuatu yang baru (Wahab, 2015). Winkel menuturkan motivasi
sebagai dorangan aktif yang terjadi Ketika keadaan tertentu ada. Dorongan yang
dimaksud adalah kekuatan yang terjadi Ketika kedaan tertentu ada. Dorongan
yang dimaksud adalah kekuatan yang memotivasi orang untuk terlinat dalam
suatu kegiatan dengan tujuan mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat dikatakan
bahwa motivasi adalah keinginan dan dorongan untuk bertidak (Winkel, 2007)
28

Lebih lanjut Sardiman dengan mengutip Mc. Donald mengatakan bahwa


perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling”
dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan ialah motivasi. Sardiman
mengatakan bahwa ada tiga elemen penting dalam motivasi, yaitu:

1. Perkembangan inovasi membawa beberapa perubahan energi didalam system


neurophysiologic yang ada pada organisme manusia. Sehingga motivasi itu
mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap indivisu manusia.
2. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-peroalan lejiwaan, afeksi dan
emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia. Motivasi ditandai
dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Dengan demikian, motivasi
dalam ini sebenarnya merupakan respon sari suatu aksi, yaitu tujuan motivasi
memang muncul dan dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini
akan mengangkut doal kebutuhan (Sardiman, 2007)

Motivasi itu dapat dikatakan sebagai sesuatu yang kompleks, karena berkaitan
dengan ketiga hal tersebut. Motivasi menyebabkan terjadinya suatu perubahan
yang ada pada diri manusia, sehingga akan bertitik tolak dengan persoalan segala
kejiwaan, perasaan, dan emosi untuk bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini
di dorong karena adanya tujuan kebutuhan dan keinginan.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa motivasi belajar diartikan


sebagai daya penggerak dan motivasi umum dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Motivasi
belajar menjadi pendorong dalam diri seseorang untuk menekuni belajar.

2. Jenis dan Fungsi Motivasi Belajar

a. Motivasi dapat dilihat dalam dua hal, yaitu :


Motivasi internal dan eksternal. Motivasi internal artinya motivasi itu terletak
didalam diri seseorang, sedangkan motivasi eksternal artinya motivasi itu berada
diluar diri seseorang itu sendiri.
29

1) Motivasi Internal

Winkel mengatakan motivasi muncul pada diri individu secara tersendiri


(Soemanto, 2006). Syaiful djamarah menambahkan motivasi internal adalah
dorongan dari dalam individu yang tidak perlu dirangsang (Djamarah, 2008)

Pada tahap belajar, siswa dapat termotivasi secara internal yang ditunjukan
dalam kegiatan belajarnya yang konsisten dalam menyelesaikan tugas-tugasnya,
karena mereka membutuhkan dan ingin mencapai tujuan belajar yang
sesungguhnya, bukan hanya untuk menerima pujian atau penghargaan dari guru.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa motivasi internal adalah jenis motivasi
yang timbul dalam diri individu dan tidak didasarkan atas tekanan dari individu
lain, melainkan atas adasae kehendak individu tersebut dan bersifat sadar. Dalam
arti lain, sifat motivasi internal muncul dari tujuan yang diinginkan siswa, yang
tidak terkait dengan alasan eksternal, seperti pendidik, orang tua, guru dan orang
lain.

2) Motivasi Eksternal

Motivasi ekternal adalah motivasi yang datang kepada diri seseorang atau
orang lain. Motivasi ekternal diperlukan agar siswa mau belajar. Ada banyak
siswa di kelas yang membutuhkan dorongan ini. Siswa membutuhkan perhatian
dan bimbingan dari pihak luar, orang tua, Pendidikan dan lain-lain. Namun
tentunya yang tidak lagi menjadi focus siswa, perlu ditanamkan semangat belajar
agar berhasil. Motivasi eksternal adalah motivasi yang muncul dari penyebab luar,
baik melalui pengajakan, perintah ataupun tekanan dari indivisu lain, agar siswa
ingin belajar (Wahab, 2015)

Motivasi dibagi menjadi dua tipe tingkat kekuatan, antara lain

1) Motivasi Utama
Motivasi utaa merupakan mtivasi berlandas pada motif-motif dasar. Motif
dasar bermula dari aspek biologis ataupun fisik individu. Misalnya
memperoleh makanan, rasa ingin tahu, dll.
30

2) Motivasi sekunder
Motivasi sekunder merupakan motivasi belajar, konsep ini terkai dengan
sosial, sikap serta emosional selama elajar. Pada tahap pembelajaran, elemen
lrusial misalnya perasaan, pengetahuan serta penyembuhan, motivasi utama
serta sekunder krusial untuk bermitra dengan siswa untuk mencapai hasil
belajar yang maksimal.
b. Fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah sebagai berikut:
1) Menjadi penggerak dalam berbuat
Awalnya anak cendrung tak memiliki keinginan dalam belajar. Namun
dikarenakan adanya unsur keinginan tahuan tentang segala hal munvulah rasa
keinginan untuk belajat. Sesuatu ketidaktahuan tersebut mendorong anak untuk
mencari tahu. Hal tersebut agar bisa memberi rasa puas akan keinginannya pada
suatu hal yang mau dipelajari. Sikap inilah yang mendasari dan mendorong anak
didik untuk belajar.

2) Menjadi pendorong dalam berbuat


Adanya penggerak secara psikis membuat siswa memiliki daya untuk belajar
mempunyai dasar kekuatan inilah yang mendorong ke bentuk Gerakan perbuatan
anak didik.

3) Menjadi penuntun dalam berbuat


Hal yang dicari siswa ialah tujuan pembelajaran yang ingin diraihnya.
Seoramg siswa termotivasi dapat memutiskan yang mana yang terbaik yang harus
dilakukan oleh dirinya.

Kemudian tanggapan berikutnya mengemukakan bahwa motivasi mempunyai


beberapa fungsi yaitu menjadi pendorong dalam mengeluarkan daya dalam diri
individu; menjadi penentu arah menuju tujuan yang ingin diraih; memilah apa
yang diperbuat (Sardiman, 2011)

Dari penjelasan mengenai fungsi motivasi belajar di atas dapat dipahami


bahwa tugas memotivasi siswa untuk belajar adalah mendorong munculnya
prilaku yang akan menjamin kegigihan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya,
31

menjadi pendorong dalam proses pembelajaran, dan meningkatkan semangat


siswa untuk mengikuti pembelajaran.

D. Prinsip Motivasi Belajar


Prinsip-prinsip motivasi belajar ialah sebagai berikut:
a. Pujian atau penghargaan lebih efektif darpada hukuman. Hukuman
menghentikan suatu kegiatan, sedangkan pujian merupakan bentuk
penghargaan atas keberhasilan siswa. Oleh karena itu, pujian merupakan cara
yang sangat efektif untuk meningkatkan motivasi siswa.
b. Siswa memiliki kebutuhan psikologis (dasar) yang harus dipenuhi. Hal ini
dapat terjadi dalam berbagai bentuk, siswa yang berhasil memenuhi
kebutuhannya melalui kegiatan pembelajaran membutuhkan lebih sedikit
dukungan untuk memotivasi mereka saat belajar.
c. Motivasi intrinsik lebih efektif daripada motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik
menghasilkan kepuasan individu berdasarkan minat siswa itu sendiri.
d. Perilaku (aktivitas) yang sesuai harus diperkuat. Jika pembelajaran mencapai
tujuan, maka harus diulang setelah waktu tertentu untuk mendapatkan hasil.
Penguatan juga harus terjadi pada setiap tahap pembelajaran.
e. Motivasi cepat menyebar ke orang lain. Guru yang peduli dan antusias dapat
mengbangkitkan minat dan semangat siswa yang mendorong teman-temannya
untuk belajar, terutama di kelas itu sendiri.
f. Pemahaman yang jelas tentang tujuan mendorong pembelajaran. Ketika siswa
telah mencapai tujuan pengajaran dan pembelajaran yang dapat dicapai,
pembelajaran bergerak ke tujuan dan motivasi positif atau tambahan.
g. Tuags yang dibuat oleh siswa sendiri membangkitkan keinginan ang lebih
besar untuk menyelesaikannya daripada tugas ekstrinsik. Guru harus
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi dan
memecahkan masalah mereka sendiri berdasarkan minat dan preferensi
mereka, tidak di paksa oleh guru sendiri.
32

h. Penghargaan ekstrinsik terkadang diperlukan dan efektif dalam merangsang


minat belajar. Dorongan berupa pujian, pengakuan prestasi siswa oleh guru
untuk meningkatkan minat dan mendorong belajar.
i. Strategi dan pendekatan pembelajaran yang berbeda efektif membuat siswa
tertarik dan termotivasi. Strategi pembelajaran yang berbeda dapat
menciptakan lingkungan kelas yang menarik dan menyenangkan bagi siswa,
yang pada akhirnya meningkatkan motivasi belajar.
j. Tugas yang sangat sulit dapat membuat siswa frustasi dan menyebabkan malas
belajar, yaitu Tindakan yang tidak tepat (misalnya menyontek). Oleh karena
itu guru harus memperhatikan tingkat kesulitan guas yang diberikan kepada
siswa.
k. Setiap siswa memiliki rentang emosi yang berbeda. Ada siswa yang gagal,
tetapi semangat belajar benar-benar eningkat. Ada juga siswa yang selalu
memiliki mental sukses, takut tidak berhasil dalam studinya. Stabilitas emosi
harus didorong oleh guru dengan siswa.
l. Pengaruh kelompok seringkali lebih efektif dalam mendorong pembelajaran
daripada paksaan orang dewasa. Remaja mencari kebebasan dari orang
dewasa. Dia akan menempatkan hubungan kelompoknya di tempat yang lebih
tinggi. Apapun yang dilakukan kelompok mereka ingin melakukannya juga.
Oleh karena itu guru yang ingin membimbing belajar siswa hars membimbing
siswa tentang tata tertib kelas agar mereka dapat belajar secara aktif dan
bebas.
m. Motivasi yang kuat erat kaitannya dengan kreativitas. Dengan beberapa
strategi pembelajaran, motivasi belajar dapat diarahkan pada kegiatan kreatif.
Ketika motivasi belajar siswa dihadapkan pada berbagai tantangan. Aktivitas
kreatif mereka meningkat. (Hamalik, 1995)

E. Indikator Motivasi Belajar


Menurut Martin Handoko (1992) untuk mengetahui kekuatan motivasi belajar
siswa dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
33

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat. 2) Jumlah waktu yang disediakan untuk


belajar. 3) Kerelaan meninggalkan kewajiban/tugas yang lain. 4) Ketekunan
dalam mengerjakan tugas.

Sejalan dengan pendapat diatas, menurut Sardiman (2009) indikator motivasi


belajar sebagai berikut:

1) Tekun menghadapi tugas. 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus


asa). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa.
4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Dapat mempertahankan pendapatnya.

Berdasarkan indikator-indikator di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi


belajar yang akan diungkap yaitu:

1) Kuatnya kemauan untuk berbuat.


2) Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar.
3) Kerelaan meninggalkan kewajiban/tugas yang lain.
4) Ketekunan dalam mengerjakan tugas.
5) Dapat mempertahankan pendapatnya.
6) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
7) Lebih senang bekerja mandiri.
8) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa

Menurut (Uno, 2008) indikator motivasi belajar adalah sebagai berikut :

1. Adanya Hasrat dan keinginan berhasil

Hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam belajar dan dalam kehidupan
sehari-hari sering disebut dengan motivasi berprestaso, khususnya motivasi untuk
berhasil menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan dan motivasi untuk meraih
kesempurnaan. Motivasi berprestasi merupkan motivasi yang dapat dipelajari,
sehingga motivasi tersebut dapat disempurnakan dan dikembangkan melalui
proses pembelajaran, motivasi jenis ini merupakan unsur kepribadian dan perilaku
manusia, sesuatu yang berasal dari dalam diri seseorangan dengan dorongan yang
kuat untuk berhasil cendrung berudaha menyelesaikantugasnya dengan maksimal,
34

tanpa menunda-nunda. Penyelesaian tugas jenis ini tidak dimotivasi oleh diri
sendiri, tetapi oleh upaya diri.

2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

Dengan dorongan, kesalahan simber dapat dihindari tentang ketakutan akan


kegagalan. Jadi, menyelesaikan sesuatu tugas tidak selalu dimotivasi oleh
motivasi untuk berprestasi atau keinginan untuk berhasil, terkadang seseorang
melakukan pekerjaan dengan baik begitu juga dengan orang yang sagat
termotivasi untuk menyelesaikannya.

Seorang siswa mungkin terlihat pekerja keras karena jika dia tidak
menyelesaikan tugas dengan benar dia akan dipermalukan oleh gurunya, diejek
oleh teman sebayanya atau bahkan dihukum oleh orang tuanya. Dengan
keterangan diatas, tampaknya keberhasilan para siswa ini karena adanya dorongan
atau rangsangan dari luar.

3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan

Orang dipengaruhi oleh apa yang mereka pikirkan tentang citra hasil Tindakan
mereka, misalnya, orang yang ingin dipromosikan akan menunjukan kinerja yang
baik jika mereka menganggap kinerja tinggi saat diakui dan dihargai dengan
promosi. Jadi dapat mengatakan bahwa harapan didasarkan pada keyakinan.

4. Adanya penghargaan dalam belajar

Pertanyaan lisan atau ucapan terima kasih lainnya perilaku yang baik atau
hasil belajar siswa yang baik merupakan cara termudah dan paling efektif untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa untuk mencapai hasil belajar yang lebih
baik. Pernyataan seperti “bagus”, “hebat” dan lain-lain mengandung pentingnya
interaksi dan pengalaman pribadi langsung antara siswa dan guru, selain kepuasan
siswa dan penyampaian juga bersifat nyata, sehingga merupakan pengakuan
kontrak sosial. Apalagi Ketika hadiah lisan diberikan di depa banyak orang.
35

5. Adanya keinginan yang menarik dalam belajar

Suasana yang menarik mendorong pembelajaran menariknya, simulasi dan


permainan adalah salah satu proses yang paling menarik bagi siswa. Sesuatu yang
bermakna selalu diingat, dipahami dan dihargai. Seperti kegiatan pembelajaran
debat, brainstorming, komunikasi dan pengabdian masyarakat.

6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif

Motif dasar pribadi biasanya terlihat Tindakan individual setelah membentuk


lingkungan. Dengan demikian, motif individu untuk melakukan sesuatu, misalnya
belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki atau diubah melalui belajar
dan Latihan, yaitu melalui pengaruh lingkungan belajar yang kondusif juga
merupakan salah satu factor yang mengendalikan belajar siswa. Siswa bisa
mendapatkan bentuan, bantuan nuata kesulitan atau masalah dalam belajar.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian


Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian
kuantitatif merupakan sebuah metode penelitian yang menggunakan pendekatan
kalkulasi angka-angka (numeric). Metode penelitian ini disebut oleh beberapa
pakar juga disebut sebagai metode positivistik karena dilandasi oleh filsafat
positivism. Metode penelitian kuantitaif dipandang sebagai metode ilmiah karena
sifatnya yang rasional, sistematis, terukur dan objektif. (Mathar, 2013).

Adapun jenis Penelitian yang digunakan jenis penelitian eksperiment yakni


kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan
tindakan (treatment), peneliti ingin menguji hipotesis tentang ada tidaknya
pengaruh tindakan tersebut apabila dibandingkan dengan tindakan lain.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan umum penelitian eksperimen adalah untuk
meneliti pengaruh dari suatu kelompok tertentu dibandingkan dengan kelompok
lain yang menggunakan perlakuan yang berbeda. (Soetomo, 2010:50)

Dan Metode Penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design.


pada desain quasi-experimental ini digunakan pretest-posttest, NonEquivalent
group design. Pada rancangan ini bukan proses randomisasi yang digunakan,
melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada. Kemudian di beri pretest
untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Kelompok eskperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sedangkan
kelompok kontrol dengan menggunakan model pembelajaran Konvensional atau
ceramah dengan menggunakan buku paket. Pada akhir percobaan kedua kelompok
diperlakukan sama dengan diberi posttest. Pre-test berfungsi menjajaki
kemampuan yang akan diajarkan sedangkan post-test berfungsi
mengukur/mengetahui taraf penguasaan materi yang telah dipelajari. Hasil dari
keduanya hendaknya diperbandingkan, apakah terdapat kemajuan dan

36
37

keberhasilan bagi peserta didik setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran.


(Rohani, 2004).

B. Jenis dan Sumber Data


1. Jenis Data
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data
kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2018), data kuantitatif adalah jenis data yang
pengukurannya dapat dilakukan dengan perhitungan langsung, dapat dinyatakan
baik dalam bentuk angka berupa informasi atau penjelasan, maupun angka
(Sugiyono, 2018). Materi yang dikumpulkan dalam penelitian ini berfokus pada
respon siswa terhadap angket penggunaan model pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw hubungannya dengan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada siswa kelas X
SMA Islam Al-Musyawarah Lembang.

2. Sumber Data
Kemudian, yang dimaksud sumber data dalam penelitian ini subyek dari mana
data ini diperoleh. Dalam penelitian ini yaitu:

a. Sumber data primer


Menurut (Arikunto, 2010), orang-orang yang hadir pada saat peristiwa yang
dijelaskan berlangsung untuk mengumpulkan atau menggunakan data primer atau
bahan dokumen. Siswa merupakan sumber data utama untuk penelitian ini. Data
pendukung utama berasal dari sumber data primer, yang meliputi:

1) Populasi

Populasi adalah objek atau subjek yang memiliki ciri-ciri khusus yang telah
ditentukan peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2018). Adapun populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas X di SMA Islam
Al-Musyarawah Lembang dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap motivasi belajar dengan
populasi keseluruhannya 80 siswa kelas IPA dan kelas IPS.
38

2) Sampel

Sampel adalah Sebagian atau mewakili populasi yang diteliti (Arikunto,


2010). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis berpedoman pada pendapat
arikunto yaitu apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga
penelitian merupakan penelitian populasi. Selain itu, jika subjeknya lebih dari 100
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 2010). Sampel
yang akan di ambil yaitu di kelas X SMA Islam Al-Musyawarah Lembang.

b. Sumber data sekunder


Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti atau dikumpulkan
dari sumber yang sudah ada (Hasan, 2002). Data ini juga diambil dari Kepala
sekolah, guru, staf administrasi, dan lainnya digunakan sebagai sumber data
sekunder dalam penelitian ini. Informasi ini digunakan untuk mendukung data
primer yang dikumpulkan dari bahan Pustaka,literatur, studi sebelumnya, dan
buku, di antara sumber-sumber lainnya.
3. Variable Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kondisi, faktor, dan
perlakuan yang dapat memengaruhi hasil penelusuran. Operasional variabel
dimaksudkan untuk mendapatkan variable yang diteliti melalui pengukurannya.
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel untuk tujuan pengujian apakah kedua
variabel tersebut saling berkaitan erat.

a) Variabel bebas (Variabel X)

Variabel bebas adalah variabel yang dapat memberi pengaruh dan menjadi
sebab terjadi perubahan pada variabel terkait. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah Cooperative Learning tipe Jigsaw.

b) Variabel terikat (Variabel Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat


perubahan dari variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini yaitu Motivasi
39

belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas x di sma islam
al-musyawarah lembang.

4. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang dikehendaki, sesuai dengan permasalahan yang
ada dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut:

1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan data


penelitian dengan memberikan beberapa pertanyaan secara langsung
menggunakan lisan tertujuan kepada subjek penelitian (Zulfa, 2011). Teknik ini
dilakukan kepada Guru PAI untuk memperoleh informasi berupa informasi
tentang model pembelajaan yang digunakan guru dan permasalahan yang ada
didalam kelas saat pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Angket

Angket merupakam sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk


memperoleh informasi dari responden dan dijawab pula oleh responden secara
tertulis (Hadi & Haryono, 2005). Pendapat selanjutnya mengemukakan bahwa
angket merupakan instrumen pengumpulan data dimana responden diberi
pertanyaan ataupun penjelasan tertulis dalam menjawabnya. Angket adalah
metode pengumpulan data yang efektif untuk mengetahui persis apa yang
diinginkan dari responden (Sugiyono, 2015). Dalam penelitian ini angket
digunakan untuk mengumpulkan data terkait Pengaruh Model Pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas X di SMA Islam Al-musyawarah
Lembang. Pada pelaksanaan responden diberi lima opsi jawaban diantaranya:
Selalu (SL), Sering (S), Jarang (J), Kadang-kadang (KK) serta Tidak Pernah (TP).
Kemudian dalam pemberian nilai serta jawaban berdasarkan soal pada angket
diberi lima opsi yaitu sebagai berikut:
40

Tabel 3. 1 Kriteria Pengisian Angket Variabel Y

Skor
Aktivitas Keterangan
(+) (-)
SL Selalu 5 1

S Sering 4 2

J Jarang 3 3

KK Kadang-kadang 2 4

TP Tidak Pernah 1 5

Tabel 3. 2 Instrumen Penelitian

Indikator Item Angket No Item


Angket
1. Kuatnya  Saya berusaha menyampaikan 1
kemauan untuk tugas sebaik mungkin
berbuat  Saya aktif memperhatikan
penjelasan guru dalam 2
kegiatan pembelajaran

2. Jumlah waktu  Saya mengerjakan tugas yang 3


yang disediakan diberikan tepat waktu
untuk belajar  Saya selalu mengulang 4
Kembali pelajaran yang
diberikan oleh gurudi rumah
3. Kerelaan  Saya aktif membaca buku 5
meninggalkan untuk mencari sumber
kewajiban atau jawaban yang benar dalam
tugas yang lain engerjakan tugas di kelas
4. Ketekunan  Saya suka berdiskusi dengan 6
41

dalam teman-teman dalam


mengerjakan menyelesaikan tugas
tugas
5. Ulet dalam  Jika dalam mengerjakan soal 7
menghadapi jawaban saya salah, saya
kesulitan selalu berusaha mencari
jawaban yang benar dengan
cara membaca buku atau
bertanya
 Jika ulangan saya memperoleh
nilai kurang bagus, saya akan 8
belajar lebih giat lagi agar di
ulangan berikutnya
mendapatkan nilai bagus
 Saya malu aabila mengalami
kegagalan 9
6. Menunjukan  Saya akan memberikan 10
minat terhadap motivasi kepada teman yang
bermacam- takut pada materi pelajaran
macam masalah tertentu
orang dewasa  Saya enggan membantu 11
teman-teman yang belum
berhasil
7. Lebih senang  Saya berusaha mengerjakan 12
bekerja mandiri tugas sesuai dengan
kemampuan saya
 Saya lebih percaya terhadap 13
kemampuan diri sendiri
daripada kemampuan orang
lain
42

 Saya lebih senang 14


mengerjakan tugas kelompong
dibandingkan mengerjakan
soal individu
8. Dapat  Dalam kelompok saya lebih 15
mempertahankan senang menjadi ketua
pendapatnya kelompok
 Saya mempertahankan 16
pendapat saya di kelompok
dengan mengutarakan atasan
yang jelas
 Saya sering tidak percaya diri 17
data mempertahankan
pendapat saya di hadapan
teman yang lainnya.

3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan


secara tidak langsung kepada subjek yang akan ditelitinya, melainkan melalui
sebuah dokumen yang tersedia (Priatna, 2020). Pendapat selanjutnya menyatakan
bahwa studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang
diperlukan sebagai bahan data informasi yang sesuai dengan masalah penelitian
(Danial, 2009). Dalam penelitian ini studi dokumentasi digunakan untuk
memperoleh data dan informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah
penelitian, seperti keadaan guru, keadaan siswa, grafik sekolah, dan data data
yang berkaitan dengan penelitian.

C. Teknik Pengolahan Data


1. Uji Validasi Instrumen
Berkaitan dengan pengujian validitas instrument yang dijelaskan oleh
Arikunto, yang menunjukan valid tidaknya suatu alat ukur. (Riduwan, 2019) suatu
43

instrument dikatakan valid apabila rhitung > rtabel artinya instrument tersebut
mempunyai validasi yang tinggi dan apabila instrument tersebut tidak valid yaitu
apabila rhitung > rtabel maka artinya instrument tersebut mempunyai validasi yang
rendah engan taraf signifikan 5% atau 0,05. Untuk menghitung validasitas,
peneliti menggunakan aplikasi SPSS 25.

Perhitungan validasi dilakukan dengan menggunakan rumus product moment


yaitu sebagai berikut :

∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Keterangan :

= Koefisien Korelasi
n = Jumlah Responden
∑ = Jumlah nilai setiap butir soal
∑ = Jumlah nilai total
∑ = Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli x dan y
44

Tabel 3. 3 Hasil Uji Validitas Pretest

No. Keterang
RHitung RTabel
Item an
1 0,606 0,279 Valid
2 0,618 0,279 Valid
3 0,505 0,279 Valid
4 0,438 0,279 Valid
5 0,718 0,279 Valid
6 0,362 0,279 Valid
7 0,460 0,279 Valid
8 0,475 0,279 Valid
9 0,405 0,279 Valid
10 0,631 0,279 Valid
11 0,372 0,279 Valid
12 0,589 0,279 Valid
13 0,554 0,279 Valid
14 0,543 0,279 Valid
15 0,373 0,279 Valid
16 0,597 0,279 Valid
17 0,414 0,279 Valid
45

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas Post test

No. Item RHitung RTabel Keterangan


1 0,606 0,361 Valid
2 0,618 0,361 Valid
3 0,505 0,361 Valid
4 0,438 0,361 Valid
5 0,718 0,361 Valid
6 0,362 0,361 Valid
7 0,460 0,361 Valid
8 0,475 0,361 Valid
9 0,405 0,361 Valid
10 0,631 0,361 Valid
11 0,372 0,361 Valid
12 0,589 0,361 Valid
13 0,554 0,361 Valid
14 0,543 0,361 Valid
15 0,373 0,361 Valid
16 0,597 0,361 Valid
17 0,414 0,361 Valid

Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai hitung r dan


nilai tabel r. Dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika nilai
2. , maka instrumen dinyatakan valid.
3. Jika nilai , maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Dapat dijelaskan bahwa Suatu instrumen pengukuran dapat dikatakan valid


jika instrumen tersebut dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang harus
diukur. Dengan demikian, syarat-syarat instrumen dikatakan memiliki validitas
apabila sudah dibuktikan melalui pengalaman, yaitu melalui uji coba atau tes.
46

Uji coba angket dilakukan terhadap tiga puluh orang responden, yaitu siswa
kelas XI IPA dan IPS SMA Islam Al-musyawarah Lembang. Data angket yang
diperoleh kemudian diteliti dan dihitung secara statistik validitas dan
reliabilitasnya. Jumlah item yang diteliti dapat dilihat pada tabel berikut:

2. Uji Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas adalah hasil ketepatan suatu istrumen. Reliabilitas instrumen
merupakan derajat keajegan skor yang diperoleh oleh subjek penelitian dengan
instrument yang sama dalam kondisi yang berbeda.

Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas alat
ukur dengan menggunakan Cronbach Alpha. Kriterianya adalah jika dari hasil
perhitungan reliabilitas menghasilkan nilai r > 0,60 berarti instrument penelitian
reliabel untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Akan tetapi apabila dari
hasil perhitungan menghasilkan nilai r < 0,60 berarti instrument penelitian tidak
reliabel.

Sugiyono memberikan interpretasi (tingkat hubungan) koefisien korelasi dari


reliabilitas instrument yang telah diketahui validasinya. Tabel interpretasi nilai r
yaitu :

Tabel 3. 5 Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 – 1,000 Sangat Kuat
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Rendah
0,00 – 0,199 Sangat Rendah

Tabel diatas menjelaskan bahwa reliabilitas instrument dinyatakan oleh


koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar 0 sampai 1.00. dalam hal ini, dapat
diartikan bahwa semakin tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati 1.00 maka
47

semakin tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya jika koefisiennya reliabilitas mendekati


0 maka semakin rendah reliabilitasnya.

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas angket sebagaimana terlampir,


rekapitulasi perhitungannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. 6 Uji Reliabilitas

Hasil
No Variabel RHitung RTabel Keterangan
Motivasi
1 0,874 0,361 Reliabel
Belajar Siswa

Hasil uji reliabilitas variabel Y menunjukkan bahwa variabel tersebut


dinyatakan reliabel karena rhitung > rtabel. Sebagaimana terlihat pada tabel diatas,
menunjukkan bahwa variabel yang dinyatakan reliabel. Dengan demikian, penulis
dapat menyimpulkan hasil pengujian variabel bahwa angket dinyatakan valid dan
reliabel. Sehingga penelitian dapat dilanjutkan, artinya bahwa tidak ada hal yang
menjadi kendala terjadinya kegagalan penelitian disebabkan angket yang belum
teruji kevalidan dan kredibilitasnya.
D. Teknik Analisis Data
Analisis data kuantitatif menggunakan rumus statistik. Dalam pelaksanaan
analisis penelitian akan menguraikan data yang telah didapatkan menjadi bagian-
bagian untuk menjawab pertanyaan pada penelitian. Prosedur statistik ini
menghubungkan skor tiap individu untuk menjawab hipotesis penelitian kemudian
hasil analisis akan interprestasi dengan mempertimbangkan prediksi awal.
Intreprestasi akan menjelaskan hasil hitung, apakah hasilnya mendukung atau
sebaliknya.
48

Tabel 3. 7 Skala Kriterium

No Skala Kriterium Penafsiran


1 1,00-1,79 Tidak Pernah
2 1,80-2,59 Jarang
3 2,60-3,39 Kadang-kadang
4 3.40-4,19 Sering
5 4,20-5,00 Selalu

1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi,
variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal, deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik (Al Afifah, 2017). Untuk mengetahui normal atau tidaknya
sebaran data, maka dilakukan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji
statistic One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS 25.

Adapun langkah-langkah uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov


pada software SPSS yang di buat oleh konsultan analisis data :

1. Klik menu Analyze, kemudian masuk ke Descriptive Statistics, lalu Explore.


2. Pada jendela Explore, terdapat kolom Dependent List, pindahkan variabel
yang ingin diuji ke kolom tersebut. Jika variabel bersifat kualitatif, pindahkan
ke kolom Factor List.
3. Pilih Both pada Display. Centang bagian Descriptive, lalu isi Confidence
Interval for Mean dengan angka tertentu yang sesuai kebutuhan. Kemudian
klik Continue.
4. Klik Plots, lalu beri centang pada Normality plots with tests. Jika sudah, klik
Continue kemudian klik OK.
5. Hasil uji normalitas sudah bisa dibaca untuk kemudian diolah lebih lanjut.
49

Tabel 3. 8 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


VARIY
N 49
a,b
Normal Parameters Mean 51.61
Std. Deviation 6.626
Most Extreme Differences Absolute .074
Positive .074
Negative -.057
Test Statistic .074
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Kolmogorov Smirnov


a. Rumusan hipotesis
H0: Data berdistribusi normal.
H1: Data tidak berdistribusi normal.
b. Taraf uji (𝛼 = 5%)
c. Statistik Uji:
Nilai Kolmogorov - Smirnov = 0.074
Nilai P-Value Kolmogorov - Smirnov = 0.200
d. Kriteria uji: Tolak H0 jika P-Value < 𝛼
P-Value > 𝛼 yaitu 0.200 > 0.05, H0 diterima.
e. Kesimpulan Pada Taraf uji (𝛼 = 5%) H0 diterima sebab P-Value > 𝛼 yaitu
0.200 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat berdistribusi normal.
Sehingga asumsi untuk model regresi yang alatnya berdistribusi normal
terpenuhi.
50

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya persamaan dari dua
atau beberapa kelompok data. Untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran
data, maka dilakukan perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji statistic
levene test dengan bantuan SPSS 25.

Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen. Namun
sebaliknya Jika nilai signifikan < 0,05, maka data tersebut dinyatakan tidak
homogen.

Adapun langkah-langkah uji homogenitas menggunakan software SPSS yang


dibuat oleh kumparan.com :

1. Buka program SPSS yang terinstal pada perangkat.


2. Klik menu 'Variable View' pada SPSS.
3. Ketik 'Variable' pada kolom 'Name' yang akan diuji dan kelompok yang akan
diuji.
4. Klik 'View Data' dan masukkan nilai dari variabel yang diuji.
5. Pilih 'Analyze-Compare Means -Independent Sample T-Test'.
6. Tab opso 'Independent Sample T Test' dan masukkan variabel yang akan
diteliti dan kelompok yang akan diukur.
7. Pada kolom 'Grouping Variable' klik 'Define Groups'. Selanjutnya ketik group
1 untuk kelompok 1 dan groups 2 untuk kelompok 2.
8. Selanjutnya klik 'Continue' dan pilih 'OK' untuk mengakhir perintah.
9. Output dari hasil uji homogenitas akan ditampilkan secara otomatis pada layar
komputer.
51

Tabel 3. 9 Uji Normalitas

ANOVA

Motivasi Belajar Siswa


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 28.305 1 28.305 .649 .424
Groups
Within Groups 2092.115 48 43.586

Total 2120.420 49

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi Belajar Based on Mean .617 1 48 .436
Siswa
Based on Median .609 1 48 .439
Based on Median .609 1 47.780 .439
and with adjusted
df
Based on trimmed .647 1 48 .425
mean

Uji Levene Statistic


a. Rumusan hipotesis
H0: tidak ada homogen
H1: ada homogen
b. Taraf uji (𝛼 = 5%)
c. Kriteria uji:
Tolak H0 jika nilai sig < 0,05
Diterima H1 jika nilai sig > 0.05
d. Kesimpulan:
52

H1 diterima sebab Sig > 𝛼 yaitu 0,436 > 0,05. Motivasi Belajar Siswa (Y)
distribusi datanya adalah homogen.
3. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pernyataan yang pada waktu diungkapkan belum
mengetahui ebenarannya, tetapi memungkinkan untuk diuji dalam kenyataan
empiris. Hipotesis memungkinkan peneliti menghubungkan teori dengan
pengamatan, pernyataan tentang harapan peneliti mengenai hubungan-hubungan
antara variabel-variabel di dalam persoalan (W, 2002).

Uji t atau signifikansi t digunakan untuk melihat signifikansi pengaruh dari


variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). pada penelitian ini, peneliti
menggunakan uji t dengan independent t-test. Independent t-test meripakan uji
beda antara dua sampel yang tidak berpasangan (Ramdhani et al., 2020). Pada
umumnya menunjukan seberapa besar pengaruh satu variabel independen secara
individual dalam membri penjelasan mengenai variabel dependen. Untuk
melakukan uji t dalam penelitian ini menggunakan signifikansi level 0,05 (a =
5%) degan ketentuan sebagai berikut :

Apabila nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak
signifikan). Artinya, secara parsial variabel independent ini tidak mempunyai
pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.

Apabila nilai signifikan < 0,05 maka hipoteses diterima (koefisien regresi
signifikan). Artinya, secara parsial variabel independen tersebut memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap varibel dependen (Al Afifah, 2017)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Objektif Motivasi Belajar Siswa Sebelum Memakai Model


Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ( Data Pretest )

Kondisi objektif motivasi belajar siswa sebelum memakai model pembelajaran


Berdasarkan hasil olah data penelitian, diperoleh nilai rata-rata untuk variabel Y
ini sebesar 3,06 berada pada rentang 2,60 – 3,39 sehingga dapat ditafsirkan bahwa
tingkat Motivasi Belajar Siswa ini berada pada kategori Cukup. Adapun rincian
nilai rata-rata tiap indikator sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Responden Pretest Motivasi Belajar Siswa (Y)

Motivasi Belajar Siswa (Y)


No Indikator Item Mean Penafsiran
Kuatnya kemauan
1 1-2 3,65 Tinggi/Sering
untuk berbuat
Jumlah waktu
Cukup/Kadang-
2 yang disediakan 3-4 3,02
kadang
untuk belajar
Kerelaan
meninggalkan Cukup/Kadang-
3 5 3,33
kewajiban atau kadang
tugas yang lain
Ketekunan dalam
4 6 2,0 Rendah/Jarang
mengerjakan tugas
Ulet dalam
5 menghadapi 7-9 3,6 Tinggi/Sering
kesulitan

53
54

Menunjukan minat
terhadap
6 bermacam-macam 10-11 2,62 Cukup/Jarang
masalah orang
dewasa
Lebih senang
7 12-14 3,48 Tinggi/Sering
bekerja mandiri
Dapat
Cukup/Kadang-
8 mempertahankan 15-17 2,77
kadang
pendapatnya
Cukup/Kadang-
Rata-rata Variabel 3,06
kadang

Tabel 4. 2 Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

1,00 – 1,79 Sangat Rendah


1,80 – 2,59 Rendah
2,60 – 3,39 Cukup Tinggi
3,40 – 4,19 Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Penjabaran lebih lanjut mengenai nilai rata-rata pada tiap indikator sebagai
berikut:
1. Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Kuatnya kemauan untuk
berbuat
55

Tabel 4. 3 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Kuatnya kemauan


untuk berbuat

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

1 30 3,63
3,65
2 30 3,67

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,65 atau berada
pada rentang 3,40 - 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering.

2. Tanggapan Responden Pretest Terhadap Indikator Jumlah Waktu Yang


disediakan untuk belajar

Tabel 4. 4 Tanggapan Responden Pretest Terhadap Indikator Jumlah Waktu Yang


disediakan untuk belajar

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

3 30 3,4
3,02
4 30 2,63

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,89 atau berada
pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-kadang.

3. Tanggapan Responden Pretest Terhadap Indikator Kerelaan meninggalkan


kewajiban atau tugas yang lain.
56

Indikator ini terdiri dari 1 pertanyaan dan diperoleh nilai rata-rata 3,33 atau
berada pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-
kadang.
4. Tanggapan Responden Pretest terhadap indikator Ketekunan dalam
mengerjakan tugas.
Indikator ini terdiri dari 1 pertanyaan dan diperoleh nilai rata-rata 2,0 atau
berada pada rentang 1,80 – 2,59 dengan penafsiran kategori Rendah/Jarang.
5. Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Ulet dalam menghadapi
kesulitan.

Tabel 4. 5 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator Ulet dalam


menghadapi kesulitan

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

7 30 3,47

8 30 3,7 3.6

9 30 3,63
Sumber: Hasil pengolahan data
Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,6 atau berada
pada rentang 3,40 – 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering.
57

6. Tanggapan responden Pretest terhadap indikator menunjukan minat terhadap


bermacam-macam masalah orang dewasa

Tabel 4. 6 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator menunjukan minat


terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

10 30 3,1
2,62
11 30 2,13

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,62 atau berada
pada rentang 2,60 - 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-kadang.
7. Tanggapan responden Pretest terhadap indikator lebih senang bekerja sendiri

Tabel 4. 7 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator lebih senang bekerja


sendiri

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

12 30 3,93

13 30 3,3 3,48

14 30 3,2

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,48 atau berada
pada rentang 3,40 – 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering.
58

8. Tanggapan responden Pretest terhadap indikator dapat mempertahankan


pendapatnya

Tabel 4. 8 Tanggapan responden Pretest terhadap indikator dapat


mempertahankan pendapatnya

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

15 30 2,33

16 30 2,97 2,77

17 30 3,0

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,77 atau berada
pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-kadang.

2. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap
Motivasi Belajar Siswa pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan pembelajaran dilihat dari (RPP) Kelas X IPA yang berjumlah 32
orang , dan kelas X IPS yang berjumlah 26 orang.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(Pretest)

Sekolah : SMA Islam Al-Musyawarah Lembang


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas :X
Materi Pokok : Iman kepada Malaikat
59

Alokasi Waktu : 3 Minggu x 3 Jam Pelajaran 45 Menit

A. Kompetensi Inti
• KI-1 dan KI-2: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional”.
• KI 3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
• KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar Indikator
1.4. Meyakini bahwa Allah 1.4.1. Mencermati bacaan teks tentang
Maha Mulia, Maha makna dan contoh perilaku beriman
Mengamankan, Maha kepada malaikat-malaikat Allah
Memelihara, Maha Swt.
Sempurna Kekuatan-Nya, 1.4.2. Menyimak penjelasan materi di atas
Maha Penghimpun, Maha melalui tutorial, tayangan vidio atau
Adil, dan Maha Akhir media lainnya.
2.4. Menunjukkan sikap 2.4.1. Menyakini tentang :beriman kepada
disiplin, jujur dan malaikat, malaikat yang wajib
bertanggung jawab, diketahui ada sepuluh, dan yang
60

sebagai implementasi harus dilakukan oleh orang yang


beriman kepada malaikat- beriman kepada malaikat?
malaikat Allah Swt.
3.4. Menganalisis makna 3.4.1. Mengidentifikasi ayat-ayat al-Quran
beriman kepada malaikat- yang mengungkapkan nama-nama
malaikat Allah Swt dan tugas malaikat.
3.4.2. Mendiskusikan makna dan contoh
perilaku beriman kepada Malaikat
sebagaimana disebutkan dalam al-
Quran.
3.4.3. Membuat kesimpulan tentang
makna beriman kepada malaikat-
malaikat Allah Swt.
3.4.4. Mengaitkan antara beriman kepada
malaikat Allah Swt. dengan perilaku
teliti, disiplin, dan waspada.
4.4. Menyajikan hubungan 4.4.1. Menyebutkan ayat-ayat al-Quran
antara beriman kepada yang mengungkapkan nama-nama
malaikat-malaikat Allah malaikat.
Swt. dengan perilaku 4.4.2. Membacakan kesimpulan tentang
teliti, disiplin, dan makna beriman kepada malaikat-
waspada malaikat Allah Swt.
4.4.3. Menjelaskan keterkaitan antara
beriman kepada malaikat Allah Swt.
dengan perilaku teliti, disiplin, dan
waspada.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


(Post test)

Sekolah : SMA Islam Al-Musyawarah Lembang


Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Kelas :X
Alokasi Waktu : 3 x 45 Menit ( 1 x Pertemuan )

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan erilaku jujur, disiplin, santun peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damal), bertanggung jawab, responsif,
61

dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan erkembangan


anak dilingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kewasaan regional, dan kewasaan internasional.
3. Memahami, menerakan, dan menganalisis engetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawancara
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada
bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mamu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt
2.4 Menunjukan sika displin, jujur dan bertanggung jawab, sebagai
implementasi beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
3.4 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
4.4 Menyajikan hubungan antara beriman kepada malaikat-malaikat Allah
Swt.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4 Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt.
2.4 Menunjukan Sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab, sebagai
implementasi beriman keada malaikat-malaikat Allah Swt.
3.4.5 Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt
(Fakta)
3.4.6 Pengertian Iman Kepada Malaikat (Konsep)
3.4.7 Menganalisis hukum beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt
(Prinsip)
62

3.4.8 Menyebutkan nama malaikat-malaikat Allah Swt dan tugas-tugasnya


(Prosedural)
3.4.9 Menamilkan contoh perilaku berdasarkan QS. Al-Baqarah/2:285 dan
QS. An-Nisa/4:136 sebagai dasar dalam menerapkan beriman kepada
malaikat melalui presentasi
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyimak penjelasan meteri melalui ppt, membaca buku dan melihat
video embelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Meyakini keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt.
2. Menunjukan sikap disiplin, jujur dan bertanggung jawab, sebagai
implementasi beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
3. Menganalisis makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt
dengan teat.
4. Pengertian Iman Kepada Malaikat dengan tepat.
5. Menganalisis hukum beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt
dengan tepat.
6. Menyebutkan nama malaikat-malaikat Allah Swt dan tugas-tugasnya
dengan benar.
7. Menampilkan contoh erilaku berdasarkan QS. Al-Baqarah/2:285 dan
QS. An-Nisa/4:136 sebagai dasar dalam menerapkan beriman keada
malaikat melalui presentasi.
E. Materi Pembelajaran
MATERI PENDAHULUAN
1. Makna beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
2. Pengertian Iman Kepada Malaikat.
3. Hukum beriman kepada malaikat-malaikat Allah Swt.
4. Nama malaikat-malaikat Allah Swt dan tugas-tugasnya.
5. Contoh perilaku berdasarkan QS. Al-Baqarah/2:285 dan QS. An-
Nisa/4:136 sebagai dasar dalam menerapkan beriman kepada malaikat
melalui presentasi
F. Pendekatan, Model dan Metode
63

1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Cooperative Learning
3. Metode : Jigsaw
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (15 Menit)
Melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk mengetahui
pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sika disiplin.
Mengaitkan materi/tema/kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan dengan
pengalaman peserta didik dengan materi/tema/kegiatan sebelumnya serta
mengajukan pertanyaan untuk mengingat dan menghubungkan dengan materi
selanjutnya.
Menyamaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan dan manfaat)
dengan mempelajari materi.
Menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, kompetensi yang akan dicapai, serta
metode belajar yang akan ditempuh.
Kegiatan Inti (105 Menit)
Kegiatan  Siswa melihat bahan tayang disajikan oleh guru berupa
Literasi power point dan video pembelajaran.
 Siswa membaca buku atau sumber bacaan lain berkaitan
dengan iman kepada malaikat Allah Swt.
 Secara kelompok, siswa memberikan komentar terdapat
bahan atau sumber ajar yang disajikan guru (pembentukan
kelomok hiterogen).
Critical  Secara berkelompok, peserta didik dengan arahan guru
Thingking mengindentifikasikan masalah utama (Topik
pembelajaran).
 Guru menegaskan kepada siswa untuk mengidentifikasikan
masalah utama ada materi iman kepada malaikat Allah
Swt.
Collaboration  Guru menugaskan siswa untuk menganalisis keyakinan
akan malaikat Allah Swt dan mempu menunjukkan sika
disiplin dan bertanggungjawab sebagai implementasi
beriman kepada malaikat Allah Swt (kelompok asal dan
kelompok ahli).
Communication  Guru menegaskan kepada siswa untuk menilai hasil dari
pelaksanaan diskusi dengan kelompok ahli pada
pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw (kelompok ahli kembali ke kelompok asal).
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi.
Creativity  Guru menegaskan kepada siswa untuk menyajikan
kesimpulan pelaksanaan diskusi.
 Siswa membuat bahan presentasi tentang keyakinan akan
keberadaan malaikat-malaikat Allah Swt dan mampu
64

menunjukkan sikap disiplin dan bertanggungjawab sebagai


implementasi beriman keada malaikat Allah Swt.
 Siswa menerima tanggapan dari siswa lain dan guru.
 Siswa memperbaiki hasil presentasi dan membuat
simpulan.
Kegiatan Penutup (15 Menit)
Peserta didik membuat rangkuman/simpulan pelajaran tentang point-point penting
yang muncul dalam kegiatan pembelajaran yang baru dilakukan.
Guru membuat rangkuman/simpulan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran

a. Perencanaan pembelajaran
Perencanaan yang dipersiapkan siswa Pendidikan Agama Islam adalah dengan
pembelajaran yang dilaksanakan secara offline/tatap muka. Berkas-berkas
dokumen untuk kepentingan pembelajaran offline/tatap muka disusun oleh
pendidik secara bertahap seperti penyusunan RPP dan dokumen pendukung
lainnya.
b. Pelaksanaan
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan dengan Metode
Cooperative Learning tipe jigsaw dengan waktu yang sama dan porsi
pembelajaran yang sama. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan seminggu 1x
pada hari Selasa.
Kelas X IPA dan X IPS yang mengikuti pembelajaran secara offline di
sekolah memasuki ruang kelas dan bertemu dengan guru Pendidikan Agama
Islam. Pembelajaran berlangsung dari sekolah pada jam pelajaran yang sama
dengan tema atau materi belajar yang sama. Dalam hal ini berarti guru Pendidikan
Agama Islam siap mengajar diwaktu jam yang berbeda.
Pengisian daftar hadir bagi peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan
cara pemanggilan nama. Persensi ini dilakukan sebelum memulai pembelejaran
untuk memastikan kehadiran peserta didik..
Strategi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan metode cooperative
learning tipe jigsaw, diskusi dan tanya jawab. Selain itu, guru PAI juga
mempersiapkan materi bahan ajar berupa video melalui Youtube dan juga PPT
65

yang dapat diakses ulang kapan saja dan dimana saja. Guru PAI memberikan
video youtube biasanya sebagai pengganti ketika berhalangan hadir mengajar.
Selama pembelajaran berlangsung, guru PAI memaparkan pembelajaran
dengan posisi duduk dan juga berdiri. Hal ini dilakukan agar penyampaian materi
sampai kepada siswa. Guru PAI berusaha sebaik mungkin menerapkan
pembelajaran interaktif agar motivasi belajar peserta didik stabil dan bahkan
meningkat. memposisikan dirinya duduk menyeimbangkan pengamatan kepada
kelas-kelas yang sedang diajar. Guru PAI mengaku kesulitan dalam mengajar
dengan metode Cooperative Learning Tipe Jigsaw, karena ruang gerak yang
terbatas dan fokus yang terbagi dalam mengajar.
Untuk menjaga serta meningkatkan motivasi belajar peserta didik, guru PAI
membuat strategi dengan pemberian reward berupa poin tambahan bagi siapa saja
yang ingin bertanya atau berani menyatakan pendapat.
c. Evaluasi
Evaluasi pembelajaran mencakup review materi setiap sebelum menutup
pembelajaran, penilaian harian yang pelaksanaannya setelah menyelesaikan 1
materi ajar, pelaksanaan penilaian tengah semester (PTS) biasanya dilakukan
setelah melalui 6 bulan pembelajaran dan penilaian akhir tahun (PAT) setelah
menyelesaikan pembelajaran selama satu tahun dan ditempuh untuk kenaikan
tingkat atau naik kelas.
Review materi yang dilakukan setiap sebelum menutup pembelajaran yang
bertujuan untuk mengetahui bahwa peserta didik mampu memahami pembelajaran
dengan baik. Untuk mengetahui hal tesebut, guru PAI memberikan 1 hingga 2
pertanyaan mengenai pembelajaran yang sudah disampaikan.
Pengisian evaluasi juga memiliki batas waktu sesuai dengan jam pelajaran,
Namun untuk pelaksanaan penilaian tengah semester (PTS) dan penilaian akhir
tahun (PAT) dilaksanakan di sekolah dengan jadwal setiap kelasnya masing-
masing.
66

3. Kondisi motivasi belajar setelah menggunakan cooperative learning tipe


jigsaw ( Data Post test )

Bagian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai kondisi


motivasi belajar setelah menggunakan cooperative learning tipe jigsaw.
Berdasarkan hasil olah data penelitian, diperoleh nilai rata-rata untuk variabel Y
ini sebesar 3,17 berada pada rentang 2,60 – 3,39 sehingga dapat ditafsirkan bahwa
tingkat Motivasi Belajar Siswa ini berada pada kategori Sedang. Adapun rincian
nilai rata-rata tiap indikator sebagai berikut:

Tabel 4. 9 Responden Post test Motivasi Belajar Siswa (Y)

Motivasi Belajar Siswa (Y)


No Indikator Item Mean Penafsiran
Kuatnya kemauan
1 1-2 3,96 Tinggi/Sering
untuk berbuat
Jumlah waktu
Cukup/Kadang-
2 yang disediakan 3-4 2,83
kadang
untuk belajar
Kerelaan
meninggalkan Cukup/Kadang-
3 5 3,14
kewajiban atau kadang
tugas yang lain
Ketekunan dalam
4 6 2,16 Rendah/Jarang
mengerjakan tugas
Ulet dalam
5 menghadapi 7-9 3,61 Tinggi/Sering
kesulitan
Menunjukan minat
terhadap
6 10-11 2,59 Rendah/Jarang
bermacam-macam
masalah orang
67

dewasa
Lebih senang
7 12-14 3,85 Tinggi/Sering
bekerja mandiri
Dapat
Cukup/Kadang-
8 mempertahankan 15-17 2,63
kadang
pendapatnya
Cukup/Kadang-
Rata-rata Variabel 3,17
kadang

Tabel 4. 10 Kriteria Penafsiran Deskripsi

Rentang Penafsiran

1,00 – 1,79 Sangat Rendah


1,80 – 2,59 Rendah
2,60 – 3,39 Cukup Tinggi
3,40 – 4,19 Tinggi
4,20 – 5,00 Sangat Tinggi

Rekapitulasi hasil scoring pada Tabel 4.1, dapat digambarkan juga melalui
grafik berikut:

Nilai Rata-rata Indikator pada Variabel Y


5

0
1 2 3 4 5 6

Gambar 4. 1 Nilai Rata-rata Indikator Pada Variabel Y


Sumber: Hasil pengolahan data
68

Penjabaran lebih lanjut mengenai nilai rata-rata pada tiap indikator sebagai
berikut:
1. Tanggapan responden Post test terhadap indikator Kuatnya kemauan untuk
berbuat

Tabel 4. 11 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Kuatnya kemauan


untuk berbuat

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

1 50 4,18
3,96
2 50 3,74

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,96 atau berada
pada rentang 3,40 - 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering. Hasil
pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:

Indikator Kuatnya kemauan untuk berbuat


4.3
4.2
4.1
4
3.9
3.8
3.7
3.6
3.5
1 2

Sumber: Hasil
Gambar 4. pengolahan data Kemauan untuk Berbuat
2 Indikator Kuatnya
69

2. Tanggapan Responden Post test Terhadap Indikator Jumlah Waktu Yang


disediakan untuk belajar

Tabel 4. 12 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Jumlah waktu


yang disediakan untuk belajar

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

3 50 3,5
2,89
4 50 2,28

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,89 atau berada
pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-kadang.
Hasil pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:

Indikator Jumlah waktu yang disediakan untuk


belajar
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2

Gambar 4. 3 Indikator Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar

Sumber: Hasil pengolahan data


70

3. Tanggapan Responden Post test Terhadap Indikator Kerelaan meninggalkan


kewajiban atau tugas yang lain.
Indikator ini terdiri dari 1 pertanyaan dan diperoleh nilai rata-rata 3,14 atau
berada pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-
kadang.
4. Tanggapan Responden Post test terhadap indikator Ketekunan dalam
mengerjakan tugas.
Indikator ini terdiri dari 1 pertanyaan dan diperoleh nilai rata-rata 2,16 atau
berada pada rentang 1,80 – 2,59 dengan penafsiran kategori Rendah/Jarang.
5. Tanggapan responden Post test terhadap indikator Ulet dalam menghadapi
kesulitan.

Tabel 4. 13 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator Ulet dalam


menghadapi kesulitan.

Jumlah Rata-rata Rata-rata


No Item
Responden Skor Item Indikator

7 50 3,6

8 50 3,9 3.61

9 50 3,34
Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,61 atau berada
pada rentang 3,40 – 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering. Hasil
pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:
71

Indikator Ulet dalam menghadapi


kesulitan
4

3.8

3.6

3.4

3.2

3
1 2 3

Gambar 4. 4 Indikator Ulet dalam menghadapi kesulitan

Sumber: Hasil pengolahan data

6. Tanggapan responden Post test terhadap indikator menunjukan minat terhadap


bermacam-macam masalah orang dewasa

Tabel 4. 14 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator menunjukan


minat terhadap bermacam-macam masalah orang dewasa

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

10 50 3,26
2,59
11 50 1,92

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,59 atau berada
pada rentang 1,80 – 2,59 dengan penafsiran kategori Rendah/Jarang. Hasil
pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:
72

Indikator Menunjukan minat terhadap


bermacam-macam masalah orang dewasa
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2

Gambar 4. 5 Indikator Menunjukan minat terhadap bermacam-macam


masalah orang dewasa

Sumber: Hasil pengolahan data

7. Tanggapan responden Post test terhadap indikator lebih senang bekerja sendiri

Tabel 4. 15 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator lebih senang


bekerja sendiri

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

12 50 4,52

13 50 3,78 3,85

14 50 3,26

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 3,85 atau berada
pada rentang 3,40 – 4,19 dengan penafsiran kategori Tinggi/Sering. Hasil
pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:
73

Indikator Lebih senang bekerja mandiri


5

0
1 2 3

Gambar
Sumber: Hasil 4. 6 Indikator
pengolahan dataLebih senang bekerja mandiri

Sumber: Hasil pengolahan data

8. Tanggapan responden Post test terhadap indikator dapat mempertahankan


pendapatnya

Tabel 4. 16 Tanggapan Responden Post test terhadap Indikator dapat


mempertahankan pendapatnya

Jumlah Rata-rata Skor Rata-rata


No Item
Responden Item Indikator

15 50 1,98

16 50 2,98 2,63

17 50 2,94

Sumber: Hasil pengolahan data


74

Berdasarkan data pada Tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata 2,63 atau berada
pada rentang 2,60 – 3,39 dengan penafsiran kategori Cukup/Kadang-kadang.
Hasil pengolahan data tersebut dapat digambarkan juga melalui grafik berikut:

Indikator Dapat mempertahankan pendapatnya


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
1 2 3

Gambar 4. 7 Indikator Dapat mempertahankan pendapatnya

Sumber: Hasil pengolahan data

4. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam

Bagian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai ada atau
tidaknya Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa terdapat pengaruh yang Cukup


Tinggi pada Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap
Motivasi Belajar Siswa sebesar 20%.

Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Enok
Sri Hastuti (2020) yang berjudul “Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model
Pembelajaran Kolaborasi Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI” Hubungan tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran kolaborasi hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata
75

pelajaran PAI di kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Bandung diperoleh korelasi


sangat rendah dengan koefesien korelasi sebesar 0,15 berada pada skala 0,00-1,99.
Derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 3%.
76

B. Analisis Data Penelitian


Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis data. Uji prasyarat analisis data pada penelitian ini
menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas.

1. Uji Normalitas
Untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran data, maka dilakukan
perhitungan uji normalitas dengan menggunakan uji statistic One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS 25.

Adapun langkah-langkah uji normalitas menggunakan Kolmogorov Smirnov


pada software SPSS:

a. Buka kembali lembar kerja atau file yang bersesuaian dengan kasus di atas,
atau jika sudah terbuka ikuti langkah selanjutnya,
b. Dari baris menu pilih Statistics, lalu pilih submenu Summarize. Dari serangkai
pilihan dalam Summarize ,sesuai dengan kasus pilih Explore,
c. Variabel yang akan diasumsikan, dalam hal ini variabel yang akan dianalisis
adalah variabel siaan yang diperoleh dari analisis regresi yang telah disimpan
dengan nama res_1 (variabel sisaan yang tidak dilakukan), maka klik variabel
res_1 kemudian klik tanda panah ke kanan sehingga variabel ini berpindah,
d. Untuk mengisi Label Case by, pilih variabel tahun,
e. Untuk keperluan pengujian pilih plot,
f. Pilih normality plots with tests untuk memperoleh uji Kolmogorov Smirnov.
Untuk kesederhanaan keluaran, pilihan boxplots dan descriptive diabaikan.
77

Tabel 4. 17 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

VARIY

N 49

Normal Parametersa,b Mean 51.61

Std. Deviation 6.626

Most ExtremeAbsolute .074


Differences
Positive .074

Negative -.057

Test Statistic .074

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

Uji Kolmogorov Smirnov

Rumusan hipotesis

H0: Data berdistribusi normal

H1: Data tidak berdistribusi normal.

a. Taraf uji (𝛼 = 5%)


b. Statistik Uji:
Nilai Kolmogorov - Smirnov = 0.074
78

Nilai P-Value Kolmogorov - Smirnov = 0.200


c. Kriteria uji: Tolak H0 jika P-Value < 𝛼
P-Value > 𝛼 yaitu 0.200 > 0.05, H0 diterima.
d. Kesimpulan Pada Taraf uji (𝛼 = 5%) H0 diterima sebab P-Value > 𝛼 yaitu
0.200 > 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat berdistribusi normal.
Sehingga asumsi untuk model regresi yang alatnya berdistribusi normal
terpenuhi.

2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya persamaan dari dua
atau beberapa kelompok data.
Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data tersebut dinyatakan homogen. Namun
sebaliknya Jika nilai signifikan < 0,05, maka data tersebut dinyatakan tidak
homogen.
Adapun langkah-langkah uji homogenitas menggunakan software SPSS:
a. Masuk program SPSS,
b. Klik variabel view,
c. Pada kolom ”name” baris pertama ketik X, untuk kolom name baris kedua
ketik Y,
d. Pada kolom decimals angka ganti menjadi 0 untuk variabel X dan Y ketikan
nama variabel pada kolom label,
e. Bukat data view pada SPSS data editor,
f. Terlihat kolom X dan Y, ketikan data sesuai dengan variabel nya,
g. Klik analyze-comparre means-one way ANOVA,
h. Klik variabel y dan masukkan ke dependen list, klik variabel x kemudian
masukkan ke independen list,
i. Klik option pada homogenity of variance test,
j. Klik continue,
k. Klik OK, pengujian homogenitas pada SPSS menggunakan test for
homogenity dengan taraf signifikansi 0,05 dengan syarat: 1) Jika nilai
signifikansi atau probabilitas ≥ 0,05 maka homogen, 2) Jika nilai signifikansi
79

atau probabilitas ≤ 0,05 maka tidak homogen.

Tabel 4. 18 Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Motivasi Belajar Based on Mean .617 1 48 .436
Siswa
Based on Median .609 1 48 .439
Based on Median .609 1 47.780 .439
and with adjusted
df
Based on trimmed .647 1 48 .425
mean

ANOVA

Motivasi Belajar Siswa


Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Between 28.305 1 28.305 .649 .424
Groups
Within Groups 2092.115 48 43.586

Total 2120.420 49

Uji Levene Statistic


Rumusan hipotesis
H0: tidak ada homogen
H1: ada homogen
a. Taraf uji (𝛼 = 5%)
b. Kriteria uji:
Tolak H0 jika nilai sig < 0,05
Diterima H1 jika nilai sig > 0.05
80

c. Kesimpulan:
H1 diterima sebab Sig > 𝛼 yaitu 0,436 > 0,05. Motivasi Belajar Siswa (Y)
distribusi datanya adalah homogen.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian Pretest dan Post test


Dalam mendeskripsikan hasil pengujian hipotesis ini, peneliti akan menjawab
rumusan masalah mengenai “pengaruh model pembelajaran cooperative learning
tipe jigsaw terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas X di SMA Islam Al-Musyawarah”.

Tabel 4. 19 Uji Hipotesis Penelitian Pretest

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Motivasi Belajar Siswa 30 3.142 .5737 .1047

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
Uppe
t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower r
Motivasi 29.996 29 .000 3.1420 2.928 3.356
Belajar
Siswa

Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa terdapat pengaruh yang Rendah


pada Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
Belajar Siswa 30%.
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel Model Pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw (variabel independen) terhadap Motivasi Belajar Siswa
(variabel dependen). Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan
81

bantuan SPSS 25.

Tabel 4. 20 Uji Hipotesis Penelitian Post Test

One-Sample Statistics

Std. Error
N Mean Std. Deviation Mean
Motivasi Belajar Siswa 50 3.223 .4107 .0581

One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence
Mean Interval of the
Sig. (2- Differenc Difference
T df tailed) e Lower Upper
Motivasi Belajar 55.49 49 .000 3.2230 3.106 3.340
Siswa 1

Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa terdapat pengaruh yang Cukup


pada Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
Belajar Siswa 55,5%.
Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh yang signifikan dari variabel Model Pembelajaran Cooperative
Learning tipe Jigsaw (variabel independen) terhadap Motivasi Belajar Siswa
(variabel dependen). Dalam proses pengolahan data peneliti menggunakan
bantuan SPSS 25.
82

C. Pembahasan Hasil Penelitian


Pada siswa kelas X diberi perlakuan proses pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw. Kemudian
siswa kelas X di akhir pertemuan diberikan instrumen dalam bentuk angket yang
mengukur motivasi belajar siswa yang telah diujicobakan untuk menguji validitas
dan reliabilitas instrumen. Hasil uji validitas dan reliabilitas instrumen dari 8 butir
indikator angket diperoleh 17 butir sub indikator item yang valid dan reliabel.
Sehingga jumlah butir angket yang diberikan kepada sampel penelitian berisi 17
butir pernyataan

1. Kondisi Objektif Motivasi Belajar Siswa Sebelum Menggunakan


cooperative learning tipe jigsaw ( Data Pretest )
Bagian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana
Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
Belajar Siswa. Berdasarkan hasil olah data penelitian, diperoleh nilai rata-rata
untuk variabel Y ini sebesar 3,06 berada pada rentang 2,60 – 3,39 sehingga dapat
ditafsirkan bahwa tingkat Motivasi Belajar Siswa ini berada pada kategori Cukup.
Adapun rincian nilai rata-rata tiap indikator sebagai berikut:

Indikator Kuatnya kemauan untuk berbuat , 3,65;

Indikator Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, 3,02;

IndikatorKerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, 3,33;

Indikator Ketekunan dalam mengerjakan tugas, 2,00;

Indikator Ulet dalam menghadapi kesulitan, 3,6;

Indikator Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang


dewasa,2,62;

Indikator Lebih senang bekerja mandiri,3,48;

Dapat mempertahankan pendapatnya,2,77;


83

2. Implementasi Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw


Implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap
Motivasi Belajar Siswa pada Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pelaksanaan pembelajaran di kelas berjalan seperti biasanya, namun peneliti
memakai Langkah-langkah dalam implementasi model pembelajaran cooverative
learning tipe jigsaw secara umum menurut ahli.

Slavin dan stahl mengemukakan Langkah-langkah dalam implementasi model


cooverative learning tipe jigsaw secara umum yaitu:

a. Merancang rencana pembelajaran, dalam mencapai sebuah tujuan


pembelajaran setiap siswa diberi tugas untuk mempelajari salah satu bagian
materi pembelajaran untuk belajar Bersama dengan kelompok lain disebut
kelompok ahli. Kemudian, guru membagikan suatu kelas menjadi beberapa
kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 4-6 orang siswa dengan
kemampuan yang berbeda dan kelompok ini disebut kelompok asal.
b. Guru menyuruh siswa untuk melakukan presentasi masing-masing kelompok
setelah beridkusi dengan kelompok ahli dan kelompok asal, agar guru dapat
menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang didiskusikan.
c. Agar dapat mmenambah semangat belajar siswa dan sebagai acuan untuk
memancing minat belajar siswa, guru membrikan kuis untuk siswa secara
individual.
d. Dengan adanya perolehan nilai peningkatan hasil belajar siswa individual dari
skor yang dasar ke skor kuis berikutnya, guru memberikan penghargaan
kepada kelompok melalui skor penghargaan.
e. Materi sebaiknya secara alami dan dapat dibagi menjadi beberapa bagian
materi pembelajaran. Sehingga tidak membuat siswa merasa kebingungan
dalam menjalankan tugas yang telah diberikan.
f. Guru perlu memperhatikan bahwa dalam menggunakan jigsaw untuk
mempelajari materi baru maka perlu dipersiapkan suatu tuntutan dan isi materi
yang runtut serta cukup untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
84

Slavin dalam (Isjoni, 2009) pembelajaran kooperatif adalah suatu model


pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Sedangkan menurut Sunal dan Hans dalam (Isjoni, 2009) mengemukakan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian
strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada siswa agar
bekerja sama selama proses pembelajaran. Selanjutnya (Isjoni, 2009) menyatakan
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan belajar siswa lebih baik dan
meningkatkan sikap saling tolong-menolong dalam perilaku sosial.

3. Kondisi motivasi belajar setelah menggunakan cooperative learning tipe


jigsaw ( Data Post test )

Bagian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana


Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
Belajar Siswa. Berdasarkan hasil olah data penelitian, diperoleh nilai rata-rata
untuk variabel Y ini sebesar 3,17 berada pada rentang 2,60 – 3,39 sehingga dapat
ditafsirkan bahwa tingkat Motivasi Belajar Siswa ini berada pada kategori Cukup.
Adapun rincian nilai rata-rata tiap indikator sebagai berikut:

Indikator Kuatnya kemauan untuk berbuat , 3,96;

Indikator Jumlah waktu yang disediakan untuk belajar, 2,83;

IndikatorKerelaan meninggalkan kewajiban atau tugas yang lain, 3,14;

Indikator Ketekunan dalam mengerjakan tugas, 2,16;

Indikator Ulet dalam menghadapi kesulitan, 3,61;

Indikator Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah orang


dewasa,2,59;

Indikator Lebih senang bekerja mandiri,3,85;

Dapat mempertahankan pendapatnya,2,63;


85

Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Enok
Sri Hastuti (2020) yang berjudul “Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model
Pembelajaran Kolaborasi Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI” Hubungan tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran kolaborasi hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Bandung. Bahwa Hal ini
berdasarkan rata-rata keseluruhan indikator sebesar 3,92. Angka tersebut terdapat
pada kategori positif karena berada pada skala 3,5 – 4,5. 2) Motivasi belajar
mereka pada mata pelajaran PAI termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini
berdasarkan rata-rata keseluruhan indikator sebesar 3,67.

Orang yang termotivasi untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1)
Rajin menyelesaikan tugas, (2) Ulet dalam menghadapi kesulitan, (3)
Menunjukkan minat terhadap masalah di sekitarnya, (4) Mereka lebih suka
bekerja secara mandiri, dan (5) Mereka ulet dalam memecahkan masalah,
(Sardiman, 2007)

4. Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw


Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam
Bagian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah mengenai ada atau
tidaknya Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
sebelum dan sesudah diterapkannya Model Pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengolahan data bahwa terdapat pengaruh dari kedua kelas
kontrol dan kelas eksperimen yang Cukup Tinggi pada Model Pembelajaran
Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar Siswa sebesar 20%.

Model pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model


pembelajaran yang mendukung oembelajaran kontekstual. System pengajaran
cooperative learning dapat didefinisikan sebagai system kerja/belajar kelompok
yang sangat terstuktur. Oleh karena itu, banyak guru yang mengatakan tidak akan
ada sesuatu yang aneh dalam model pembelajaran cooperative learning karena
86

banyak yang beranggapan telah biasa menggunakan model pembelajaran


cooperative learning dalam bentuk belajar kelompok. Walaupun tidak semuanya
belajar menggunakan pengelompokan itu disebut dengan cooperative learning
seperti yang dijelaskan oleh (Rusman, 2014) yang mengatakan, pembelajaran
cooperative learning dilaksanakan melalui pross sharing antara peserta belajar,
sehingga dapat mewujudkan pemahaman Bersama di antara peserta belajar itu
sendiri.

Pembelajaran cooperative learning merupakan salah satu model pembelajaran


kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran
kooperatif yaitu siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajari
sesamanya untuk mencapai tujuan Bersama, dalam pembelajaran ini pun siswa
pandai mengajari siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan (Wena,
2009).

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw membagi siswa ke dalam


kelompok kecil dengan beranggotakan 4-6 orang yang heterogen dan saling
ketergantungan positif serta bertanggung jawab secara mandiri atas ketuntasan
bahan ajar yang mesti dipelajari dan menyampaikannya kepada anggota kelompok
asal (Isjoni, 2009). (Isjoni, 2010) menyatakan bahwa model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu strategi yang dapat mendorong siswa
aktif dan mencapai prestasi maksimal. Sedangkan, jigsaw adalah salah satu dari
metode-metode kooperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005)

Hasil penelitian ini mendukung temuan penelitian yang dilakukan oleh Enok
Sri Hastuti (2020) yang berjudul “Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan Model
Pembelajaran Kolaborasi Hubungannya dengan Motivasi Belajar Mereka pada
Mata Pelajaran PAI” Hubungan tanggapan siswa terhadap penggunaan model
pembelajaran kolaborasi hubungannya dengan motivasi belajar mereka pada mata
pelajaran PAI di kelas VII SMP Muhammadiyah 10 Bandung diperoleh korelasi
sangat rendah dengan koefesien korelasi sebesar 0,15 berada pada skala 0,00-1,99.
Derajat pengaruh variabel X terhadap variabel Y sebesar 3%.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah melakukan olah data penelitian, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:

1) Kondisi Objektif Motivasi Belajar Siswa (Pretest) sebelum memakai metode


pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Islam Al-musyawarah Lembang berada pada kategori
Rendah dengan rentan nilai sebesar 30%.
2) Implementasi model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw sangat
berpengaruh terhadap pembelajaran Pendidikan Agama Islam disaat
pembelajaran tersebut dimulai, dan juga reaksi siswa terhadap model
pembelajaran yang di ajarkan cukup baik.
3) Kondisi Motivasi belajar Siswa (Post test) Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMA Islam Al-musyawarah Lembang berada pada kategori
Cukup Tinggi dengan rentan nilai sebesar 55,5%. Indikator dengan nilai rata-
rata tertinggi yakni indikator Kuatnya kemauan untuk berbuat dengan nilai
3,96, sedangkan indikator dengan nilai rata-rata terendah yakni indikator
Ketekunan dalam mengerjakan tugas dengan nilai 2,16.
4) Terdapat pengaruh 20% yang Cukup sesudah dan sebelum menggunakan
Model Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.

B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan untuk pihak SMA Islam Al-
Musyawarah Lembang dan peneliti selanjutnya berdasarkan hasil penelitian
yakni:

1) Perlu adanya peningkatan terhadap model pembelajaran Cooperative learning


tipe jigsaw yang diajarkan guru terhadap siswa, karena dengan model yang

87
88

telah diajarkan sebelumnya siswa merasa bosan dan tidak fokus dengan apa
yang disampaikan oleh guru.
2) Siswa juga perlu diajarkan dan dibimbing oleh sekolah tentang bagaimana
sikap dan prilaku yang sangat baik agar menjadikan siswa tersebut menjadi
siswa yang disiplin dan patuh pada peraturan.
3) Peneliti selanjutnya apabila ingin meneliti kembali mengenai Model
Pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw Terhadap Motivasi Belajar
Siswa, dapat mengerucutkan penelitian ke permasalahan mengenai cara guru
untuk menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Jigsaw
agar siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rineka Cipta.

Creswell. (2014). Pendekatan Kualitatif,Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta :


Universitas Gadjah Mada.

Daradjat, M. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Askara, 86.

Djamarah, S. B. (2008). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik, O. (1995). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Askara.

Hamdani. (2010). Strategi Belajar Mengajar . Pustaka Setia, 92.

Ibrahim. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Journal Lantanida, Vol.5, No 1.

Isjoni. (2009). Cooperative Learning. Alfabeta, 15.

Isjoni. (2010). Cooverative Learning : efektifitas pembelajaran kelompok.


Alfabeta, 77.

Kemendikbud, 2. 4. (2019). Peran Kepuasan Belajar Dalam Mengukur Mutu


Pembelajaran Dan Hasil Belajar. Jurnal Penjaminan Mutu, 22.

Khodijah. (2014). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Majid. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Rosda Karya, 15-16.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran. Rosda Karya, 12.

Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


disekolah, madrasah dan perguruan tinggi. Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada.

Nashar. (2004). Peran Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan


Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.

89
90

Nur Ainun Lubis, H. H. (2016). Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw. As-Salam,


98.

Permatasari. (2010). Implementasi Model Pembelajaran koperatif. Implementasi


ModelPembelajaran Koperatif Tipe Jigsaw Untuk meningkatkan Hasil
Belajar statistik siswa kelas X TGB, 8-9.

Purwanto. (2010). URGENSI MOTIVASI DALAM PROSES


PEMBELAJARAN. Diklat Keagamaan, 34.

Riduwan. (2019). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti


Pemula. Bandung: CV Alfabeta.

Rohman, A. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yokyakarta:


LaksBang Mediatama.

Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran. Raja Grafindo Persada, 203.

Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran. Kencana Prenada Media Group, 242-


243.

Sardiman. (2007). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


RajaGrafindo Persada.

Sardiman. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT


Rajagrafindo persada.

Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Slavin, R. E. (2005). Cooperative Learning. Nusa Media, 246.

Soemanto. (2006). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soemanto, W. (2003). Psikologi Pendidikan. Malang: Rineka Cipta.

Subroto.S. (2010). Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudirman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Grafindo Persada,


101.
91

Sugiyanto. (2010). Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma


Pustaka.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Surya, M. (2004). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Bandung: Pustaka


Bani Quraisy.

Sutiah. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.


Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Tri, A. C. (2006). Psikologi Belajar. Semarang: UPT UNNES Press.

Trianto. (2011). Model Pembelajaran Terpadu. PT.Bumi Askara, 57.

Uno. (2008). Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang Pendidikan).


Bumi Askara, 52.

Uno, H. B. (2013). Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan.


Jakarta: PT Bumi Askara.

Wahab, R. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Konteporer. Jakarta: Bumi


Askara.

Winkel, W. (2007). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Yusuf, S. (2009). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bandung: Rizqi


Perss.

Zulfa, E. A. (2011). Pergeseran Pradigma Pemidanaan. Bandung: Lubuk.


LAMPIRAN

92
93

Lampiran 1 Surat Izin Observasi


94

Lampiran 2 Surat Keterangan Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi


95

Lampiran 3 Data Sekolah SMA Islam Al-Musyawarah

LAMPIRAN 1
DATA SATUAN PENDIDIKAN

Nama Sekolah : SMAS ISLAM MUSYAWARAH


NPSN : 20251780
Bentuk Pendidikan : SMA Status Sekolah : Swasta Status Kepemilikan : Yayasan
SK Izin Operasional :
542/I02/07/R.87Tanggal SK
:
1987-07-07
Alamat : JL. BARU AJAK KM. 14,6 LEMBANG
Desa/Kelurahan : Lembang
Kecamatan : Kec.
Lembang Kabupaten/Kota : Kab.
Bandung BaratPropinsi :
Prov. Jawa Barat
RT : 4
RW : 5
Nama Dusun : Baru Adjak
Kode Pos : 40391
Lintang : -6.8196
Bujur : 107.6158
Layanan Keb. Khusus : Tidak ada
SK Pendirian Sekolah :
806/I02/Kep/E/87Tanggal SK :
1987-12-21
Rekening BOS : 0053244130100
Nama Bank : BPD JABAR BANTEN...
Nama KCP/Unit : BPD JABAR BANTEN CABANG KCP
LEMBANG...Atas Nama : SMAISLAMALMUSYAWARAH...
MBS : Ya
Nomor Telepon : 0222786925Nomor Fax :
Email : sma.almusyawarah@gmail.com
Website : http://smaislamalmusyawarahlembang.sch.id
Lampiran 4 Absensi Siswa

DAFTAR ABSENESI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SMA ISLAM AL- MUSYAWARAH LEMBANG
KELAS :
X-IPA

NOMOR Bulan : ……………………………………………


L
NAMA
U / Alasaan Tdk KET
SISWA Tanggal
R NIS NIS P Masuk
U Lokal N 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 27 28 29 30 31 S I A
T 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6
0079 Arbi
1 22231 0487 Firmans
0001 19 yah L
3076 Azmi
2 22231 5293 Najiatul
0002 75 Wafa P
DAFFA
ADHITY
3 0056 A
22231 5591 RAMDH
0003 06 ANI L
FAIQ
0067 MUHA
4
22231 9951 MMAD
0004 04 GHOZI L

96
97

0069 FASYA
5 22231 1587 FEBRIA
0005 09 NA L
0074 Finna
6 22231 1334 Damaya
0006 16 nti P
0073
7 22231 5054 ICA AYU
0007 42 NINGSIH P
Ilham
0062 Rifky
8
22231 8930 Nur
0008 04 Fadillah L
0068 INDAH
9 22231 9478 SATRIA
0009 33 NI P
3076
10 22231 6280 LUTHFI
0010 58 NADIAN L
0078 M. ZAKI
11 22231 1316 ZAINI AL
0011 07 HASBY L
MADIN
A
SALSABI
12
0066 LA
22231 0171 MAHM
0012 90 UD P
13 22231 0064 Muham L
98

0013 6394 mad


92 Dzikyan
Khiyary
0065 NABINA
14 22231 6367 GUSTIA
0014 59 NA P .
NANDIS
0078 INTAN
15
22231 8647 PRAWA
0015 23 NTI P
0063
16 22231 4309 Nur
0016 89 Andini P
Putri
0135 Erisya
17
22231 3645 Dzoelfik
0017 66 ar P
RAFLI
ACHMA
18 0072 D
22231 9803 SYAPUT
0018 93 RA L
0078
19 22231 3724 Rifa Nur
0019 09 Faizah P
0059 Rizki
20 22231 0117 Darmaw
0020 90 an L
21 22231 0074 Silvia P
99

0021 6008 Kirana


84
3066 Siti Nur
22 22231 9400 Zaskia.
0022 39 M P
SYAHRU
3070 L
23
22231 4166 RAFIAN
0023 61 DI L
3053 TIA
24 22231 7355 NURHAL
0024 47 IMAH P
0073 Tifa
25 22231 0602 Safira
0025 33 Putri P
YOGA
0029 TRI
26
22231 0098 SEMBA
0026 85 DA L
0064 YOGA
27 22231 3953 TRIANA
0027 34 NDA L
YUANA
0062 CIPTA
28
22231 6101 PERKAS
0028 96 A L
0071 Zahra
29 22231 7481 Syakina
0029 68 Nur P
100

Aziza
0063 Wildan
30 22231 0216 Andryan
0060 41 sah L
Muham
mad
31 0078 Dzikri
22231 4121 Safarroh
0062 61 im L
Ibrahim
Maulan
32 0075 a
22231 4210 Irsyadhi
0063 97 Putra L
DAFTAR ABSENESI
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SMA ISLAM AL- MUSYAWARAH LEMBANG
KELAS : X-IPS

NOMOR Bulan : ……………


NAMA SISWA L/P
Tanggal
URUT
NIS Lokal NISN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 222310033 0081674877 ABDUL LATIF L
2 222310034 0073776282 Aditya Cahya Gumelar L
3 222310035 0064757580 AINUN DIAH SAFITRI P
4 222310036 0052482836 ANISA P
5 222310037 3072663638 ARA KURNIAWAN L
6 222310038 0062214876 ASEP ADIANSYAH L
7 222310039 0079258721 Asti Rusmayanti P
8 222310040 0076292741 Dikdik Nurdin Alfaruq L
9 222310041 0068375244 FADHLAN ASBATH DZAKIYYA L
10 222310042 0075032485 Fajar Muhammad Alif L
11 222310043 0066335190 FERDY ARMANSYAH SUKANDI L
12 222310044 0065795228 IBRA DEMASSONE L
13 222310045 0067328947 IMANDA MUTIA DEPUTRI P
14 222310046 0062135970 JUNIAR ARLIAN TAUPANI P
15 222310047 0062400552 MELISA CAHYA DINI P

101
102

16 222310048 0077182111 MUHAMAD GHANI RIZQI NASHRULOH L


17 222310049 0079616543 MUHAMAD IQBAL FADILAH L
18 222310050 0065531428 MUHAMAD RIZKI L
19 222310052 0063717632 NESYA MUTIARA P
20 222310053 0065304909 Nita Putri Andani P
21 222310054 0076790301 Raka Maulana L
22 222310055 0065827357 RISMA RAMADANI P
23 222310056 0066222641 RIVA GUSPADILAH L
24 222310057 0069799280 RIVAN ANDIKA L
25 222310059 0071250153 TRAHI HARDIYAN MAULANA L
26 222310061 0062545183 Zaki Saepul Marjuk L
103

Lampiran 5 Jadwal Pelajaran


Lampiran 6 Visi Misi SMA Islam Al-Musyawarah
VISI SMA ISLAM AL-MUSYAWARAH

Sebagai wujud cita-cita SMA Islam Al-Musyawarah, maka dirumuskan


visi sebagai berikut:
“Menjadi Lembaga Pendidikan yang Unggul dalam Menghasilkan Civitas yang Bertaqwa
dan Berkarakter serta Berdaya Saing Global”.

MISI SMA ISLAM AL-MUSYAWARAH

Sebagai langkah untuk merealisasikan Visi SMA Islam Al-


Musyawarah, dirumuskan misi sebagai berikut:

1. Membangun keunggulan melalui pencapaian 8 standar pendidikan nasional dan


peningkatan jumlah lulusan yang masuk perguruan tinggi setiap tahunnya.
2. Membangun karakter melalui penerapan nilai-nilai hidup yang berlandaskan
pada syari’at, kejujuran, keikhlasan, dan amanah
3. Membangun daya saing global melalui peningkatan profesionalitas dan
integritas PTK, pengembangan networking, proses pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi, serta peningkatan kemampuan bahasa
asing
4. Menjunjung efektifitas kerja pada setiap proses pengelolaan sistem administrasi
dan manajemen
5. Meningkatkan Prestasi Akademik peserta didik melalui peningkatan kompetnsi
tenaga pendidik dan kependidikan, pengelolaan sarana yang efektif dan layanan
pembelajaran berbasis TIK
6. Meningkatlan Pembelajaran yang humanis dan berkarakter melalui
pengembangan nilai-nilai kebangsaan dan ketakwaan.
7. Meningkatakan Apresiasi terhadap keunggulan lokal melalui pengembangan
pendidikan berbasis keunggulan lokal.
8. Mengembangkan keunggulan kompetitif melalui peningkatan ketrampilan yang
mendorong kreatifitas peserta didik.

TUJUAN SMA ISLAM AL-MUSYAWARAH

Tujuan pendidikan di SMA Islam Al-Musyawarah pada dasarnya mengacu pada tujuan
pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi Marusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

104
105

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Adapun tujuan secara khusus yang ingin dicapai oleh sekolah diantaranya :

 Menghasilkan civitas (Siswa & PTK) bertaqwa dan berkarakter sebagai prinsip
dasar kehidupan, diantaranya :
1. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa
2. Amanah
3. Beretika dalam kehidupan sehari-hari
4. Kejujuran dan integritas
5. Bertanggung jawab
6. Hormat dan disiplin pada aturan & hukum masyarakat
7. Hormat pada hak orang/warga lain
8. Ikhlas dan Cinta pada pekerjaan
9. Berusaha keras untuk menabung & investasi
10. Mau bekerja keras
11. Tepat waktu
 Menghasilkan peserta didik yang unggul dalam berbagai keahlian dan
keterampilan hidup serta berdaya saing global
 Menghasilkan PTK yang profesional yang mampu menunjang siswa dalam hal
perkembangan dan pertumbuhan daya fikir, nalar, keterampilan, dan
karakternya.
 Mengembangkan kultur dan budaya sekolah yang sehat baik secara fisik maupun
mental melalui penanaman nilai-nilai agama, kultur masyarakat, kebangsaan, dan
pengelolaan lingkungan sekolah.
 Mengembangkan etos kerja dan profesionalitas warga sekolah dan pelayanan
pendidikan yang berorientasi pada mutu.
106

Lampiran 7 Instrumen Penelitian

Indikator Item Angket No Item


Angket
9. Kuatnya  Saya berusaha menyampaikan 1
kemauan untuk tugas sebaik mungkin
berbuat  Saya aktif memperhatikan
penjelasan guru dalam 2
kegiatan pembelajaran

10. Jumlah waktu  Saya mengerjakan tugas yang 3


yang disediakan diberikan tepat waktu
untuk belajar  Saya selalu mengulang 4
Kembali pelajaran yang
diberikan oleh gurudi rumah
11. Kerelaan  Saya aktif membaca buku 5
meninggalkan untuk mencari sumber
kewajiban atau jawaban yang benar dalam
tugas yang lain engerjakan tugas di kelas
12. Ketekunan  Saya suka berdiskusi dengan 6
dalam teman-teman dalam
mengerjakan menyelesaikan tugas
tugas
13. Ulet dalam  Jika dalam mengerjakan soal 7
menghadapi jawaban saya salah, saya
kesulitan selalu berusaha mencari
jawaban yang benar dengan
cara membaca buku atau
bertanya
 Jika ulangan saya memperoleh
nilai kurang bagus, saya akan 8
107

belajar lebih giat lagi agar di


ulangan berikutnya
mendapatkan nilai bagus
 Saya malu aabila mengalami
kegagalan 9
14. Menunjukan  Saya akan memberikan 10
minat terhadap motivasi kepada teman yang
bermacam- takut pada materi pelajaran
macam masalah tertentu
orang dewasa  Saya enggan membantu 11
teman-teman yang belum
berhasil
15. Lebih senang  Saya berusaha mengerjakan 12
bekerja mandiri tugas sesuai dengan
kemampuan saya
 Saya lebih percaya terhadap 13
kemampuan diri sendiri
daripada kemampuan orang
lain
 Saya lebih senang 14
mengerjakan tugas kelompong
dibandingkan mengerjakan
soal individu
16. Dapat  Dalam kelompok saya lebih 15
mempertahankan senang menjadi ketua
pendapatnya kelompok
 Saya mempertahankan 16
pendapat saya di kelompok
dengan mengutarakan atasan
yang jelas
108

 Saya sering tidak percaya diri 17


data mempertahankan
pendapat saya di hadapan
teman yang lainnya.
109

Lampiran 8 Data Kuesioner Uji Instrumen


ANGKET MOTIVASI SISWA

A. Petunjukan Pengisian
1. Identitas Siswa
a. Nama Siswa :
b. Kelas / No Absen :
2. Mohon anda menjawab dengan sejujurnya.
3. Instrument ini terdiri dari kolom pernyataan dan kolomjawaban.
Silahkan anda memberi jawaban dengan cara member tanda cek (√)
pada tempat yang telah disediakan.
4. Ada lima pilihan jawaban sebagai berikut:
TP : TIDAK PERNAH memahami, memikirkan, merasakan, atau
menyaksikan hal tersebut.
J : JARANG memahami, memikirkan, merasakan, atau
menyaksikan hal tersebut.
KK : KADANG-KADANG memahami, memikirkan, merasakan,
atau menyaksikan hal tersebut.
S : SERING memahami, memikirkan, merasakan, atau
menyaksikan hal tersebut.
SL : SELALU memahami, memikirkan, merasakan, atau
menyaksikan hal tersebut.
B. Pernyataan Angket
No Pernyataan Jawaban
TP J KK S SL
1 Saya berusaha menyampaikan
tugas sebaik mungkin
2 Saya aktif memperhatikan
penjelasan guru dalam kegiatan
pembelajaran
3 Saya mengerjakan tugas yang
110

diberikan tepat waktu


4 Saya mengulang Kembali
pelajaran yang diberikan oleh
guru di rumah
5 Saya aktif membaca buku untuk
mencari sumber jawaban yang
benar dalam engerjakan tugas di
kelas
6 Saya suka berdiskusi dengan
teman-teman dalam
menyelesaikan tugas
7 Jika dalam mengerjakan soal
jawaban saya salah, saya berusaha
mencari jawaban yang benar
dengan cara membaca buku atau
bertanya
8 Jika ulangan saya memperoleh
nilai kurang bagus, saya akan
belajar lebih giat lagi agar di
ulangan berikutnya mendapatkan
nilai bagus
9 Saya malu apabila mengalami
kegagalan
10 Saya akan memberikan motivasi
kepada teman yang takut pada
materi pelajaran tertentu
11 Saya enggan membantu teman-
teman yang belum berhasil
12 Saya berusaha mengerjakan tugas
sesuai dengan kemampuan saya
111

13 Saya lebih percaya terhadap


kemampuan diri sendiri daripada
kemampuan orang lain
14 Saya lebih senang mengerjakan
tugas kelompong dibandingkan
mengerjakan soal individu
15 Dalam kelompok saya lebih
senang menjadi ketua kelompok
16 Saya mempertahankan pendapat
saya di kelompok dengan
mengutarakan atasan yang jelas
17 Saya sering tidak percaya diri data
mempertahankan pendapat saya di
hadapan teman yang lainnya.
-
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Instrumen

Correlations
Y01 Y02 Y03 Y04 Y05 Y06 Y07 Y08 Y09 Y10 Y11 Y12 Y13 Y14 Y15 Y16 Y17 TOTAL
** * * ** ** * * ** **
Y01 Pearson 1 .499 .299 .296 .425 .096 .359 .401 .118 .524 .118 .467 .429 .208 .189 .367 .499 .632
Correlation
Sig. (2- .005 .108 .112 .019 .615 .051 .028 .534 .003 .534 .009 .018 .271 .317 .046 .005 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * * * ** ** * ** ** **
Y02 Pearson .499 1 .386 .215 .412 .104 .406 .381 .301 .266 .301 .470 .325 .580 .383 .549 1.000 .664
Correlation
Sig. (2- .005 .035 .254 .024 .586 .026 .038 .106 .156 .106 .009 .079 .001 .037 .002 .000 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** * * * ** ** ** * **
Y03 Pearson .299 .386 1 .706 .415 .263 .409 .441 .534 .089 .534 .538 -.050 .124 .178 .157 .386 .594
Correlation
Sig. (2- .108 .035 .000 .022 .160 .025 .015 .002 .641 .002 .002 .795 .513 .346 .408 .035 .001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * * ** **
Y04 Pearson .296 .215 .706 1 .313 .206 .387 .432 .127 .367 .127 .465 -.087 .260 .044 .061 .215 .525
Correlation
Sig. (2- .112 .254 .000 .092 .275 .035 .017 .503 .046 .503 .010 .646 .166 .816 .750 .254 .003
tailed)

112
113

N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * * ** * **
Y05 Pearson .425 .412 .415 .313 1 .310 .412 .228 .222 .358 .222 .228 .438 .260 .352 .615 .412 .714
Correlation
Sig. (2- .019 .024 .022 .092 .096 .024 .227 .239 .052 .239 .225 .016 .165 .057 .000 .024 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* *
Y06 Pearson .096 .104 .263 .206 .310 1 -.164 -.216 .330 .142 .330 -.260 .277 -.093 .387 .287 .104 .395
Correlation
Sig. (2- .615 .586 .160 .275 .096 .387 .251 .075 .456 .075 .165 .138 .626 .034 .124 .586 .031
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * ** ** * **
Y07 Pearson .359 .406 .409 .387 .412 - 1 .682 -.022 .331 -.022 .480 .149 .207 .113 .280 .406 .503
Correlation .164
Sig. (2- .051 .026 .025 .035 .024 .387 .000 .908 .074 .908 .007 .431 .274 .553 .134 .026 .005
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * * * ** * ** * **
Y08 Pearson .401 .381 .441 .432 .228 - .682 1 .144 .361 .144 .728 .171 .335 .209 .196 .381 .542
Correlation .216
Sig. (2- .028 .038 .015 .017 .227 .251 .000 .448 .050 .448 .000 .368 .070 .267 .299 .038 .002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** *
Y09 Pearson .118 .301 .534 .127 .222 .330 -.022 .144 1 .135 1.000 .312 .111 .121 .035 .078 .301 .441
Correlation
114

Sig. (2- .534 .106 .002 .503 .239 .075 .908 .448 .477 .000 .094 .558 .523 .852 .681 .106 .015
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** * * ** * * **
Y10 Pearson .524 .266 .089 .367 .358 .142 .331 .361 .135 1 .135 .319 .483 .428 .132 .371 .266 .646
Correlation
Sig. (2- .003 .156 .641 .046 .052 .456 .074 .050 .477 .477 .086 .007 .018 .488 .043 .156 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** *
Y11 Pearson .118 .301 .534 .127 .222 .330 -.022 .144 1.000 .135 1 .312 .111 .121 .035 .078 .301 .441
Correlation
Sig. (2- .534 .106 .002 .503 .239 .075 .908 .448 .000 .477 .094 .558 .523 .852 .681 .106 .015
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** ** ** ** **
Y12 Pearson .467 .470 .538 .465 .228 - .480 .728 .312 .319 .312 1 .141 .594 -.059 .068 .470 .595
Correlation .260
Sig. (2- .009 .009 .002 .010 .225 .165 .007 .000 .094 .086 .094 .458 .001 .758 .721 .009 .001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * ** ** **
Y13 Pearson .429 .325 -.050 -.087 .438 .277 .149 .171 .111 .483 .111 .141 1 .297 .258 .489 .325 .560
Correlation
Sig. (2- .018 .079 .795 .646 .016 .138 .431 .368 .558 .007 .558 .458 .111 .169 .006 .079 .001
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
115

** * ** * ** **
Y14 Pearson .208 .580 .124 .260 .260 - .207 .335 .121 .428 .121 .594 .297 1 .168 .408 .580 .543
Correlation .093
Sig. (2- .271 .001 .513 .166 .165 .626 .274 .070 .523 .018 .523 .001 .111 .376 .025 .001 .002
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* * ** * **
Y15 Pearson .189 .383 .178 .044 .352 .387 .113 .209 .035 .132 .035 -.059 .258 .168 1 .773 .383 .480
Correlation
Sig. (2- .317 .037 .346 .816 .057 .034 .553 .267 .852 .488 .852 .758 .169 .376 .000 .037 .007
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
* ** ** * ** * ** ** **
Y16 Pearson .367 .549 .157 .061 .615 .287 .280 .196 .078 .371 .078 .068 .489 .408 .773 1 .549 .656
Correlation
Sig. (2- .046 .002 .408 .750 .000 .124 .134 .299 .681 .043 .681 .721 .006 .025 .000 .002 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** * * * * ** ** * ** **
Y17 Pearson .499 1.000 .386 .215 .412 .104 .406 .381 .301 .266 .301 .470 .325 .580 .383 .549 1 .664
Correlation
Sig. (2- .005 .000 .035 .254 .024 .586 .026 .038 .106 .156 .106 .009 .079 .001 .037 .002 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
** ** ** ** ** * ** ** * ** * ** ** ** ** ** **
TOTAL Pearson .632 .664 .594 .525 .714 .395 .503 .542 .441 .646 .441 .595 .560 .543 .480 .656 .664 1
Correlation
116

Sig. (2- .000 .000 .001 .003 .000 .031 .005 .002 .015 .000 .015 .001 .001 .002 .007 .000 .000
tailed)
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 29 96.7
a
Excluded 1 3.3
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.874 17

Item-Total Statistics
Corrected Item- Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted
Y01 51.6552 97.020 .602 .864
Y02 51.6207 95.387 .757 .859
Y03 51.9655 98.463 .574 .865
Y04 52.7586 102.047 .435 .870
Y05 51.9655 95.963 .633 .862
Y06 53.3448 104.163 .211 .879
Y07 51.8966 98.525 .445 .870
Y08 51.6552 96.591 .522 .867
Y09 51.7241 99.707 .391 .872
Y10 52.2759 98.207 .494 .868
Y11 51.7241 99.707 .391 .872
Y12 51.4138 98.466 .546 .866
Y13 52.0000 98.643 .431 .871
Y14 52.1034 98.596 .495 .868
Y15 52.9310 96.424 .423 .873
Y16 52.3103 96.293 .648 .862
Y17 51.6207 95.387 .757 .859

117
118

Lampiran 11 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


VARIY
N 49
a,b
Normal Parameters Mean 51.61
Std. Deviation 6.626
Most Extreme Differences Absolute .074
Positive .074
Negative -.057
Test Statistic .074
c,d
Asymp. Sig. (2-tailed) .200
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
119

Lampiran 12 Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

Levene
Statistic df1 df2 Sig.

Motivasi Belajar Based on Mean .617 1 48 .436


Siswa
Based on Median .609 1 48 .439

Based on Median and with adjusted .609 1 47.780 .439


df

Based on trimmed mean .647 1 48 .425

ANOVA
Motivasi Belajar Siswa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 28.305 1 28.305 .649 .424
Within Groups 2092.115 48 43.586
Total 2120.420 49
120

Lampiran 13 Dokumentasi
121

Lampiran 14 Riwayat Hidup

Nama : Ranti Nurdianti


Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tempat, Tanggal Lahir : Majalengka, 30 Mei 2001
Alamat : Kp. Cibodas Manoko RT 04 RW 01 Desa
Cikahuripan, Kecamatan Lembang
No. Telepon : 081384042023
Alamat Email : rantinurdiant68@gmail.com
Nama Ayah : Latif Nurdiana
Nama Ibu : Anih Kusmiati
Riwayat Pendidikan :
SD : SDN Barulaksana Lembang
SMP : SMPN 3 Lembang
SMA : SMA Islam Al-Musyawarah Lembang

Anda mungkin juga menyukai