Anda di halaman 1dari 141

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS

(OUTDOOR LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA
KELAS IX DI SMPN 1 NAGRAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh :
MOHAMMAD FARHAN SAIN
NIM. 1.2019.1.0324
NIRM. 007.14.4009.19

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT MADANI NUSANTARA (IMN) SUKABUMI
1445 H / 2023 M
ABSTRAK

Mohammad Farhan Sain, Pengaruh Metode Pembelajaran Di Luar Kelas


(Outdoor Learning) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi
Pekerti Siswa Kelas Ix Di SMPN 1 Nagrak

Masalah utama dalam penelitain ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa yang
disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang masih konvensional yaitu
ceramah di kelas IX SMPN 1 Nagrak, sehingga siswa tidak bisa terlibat aktif dalam
pembelajaran, hal tersebut menyebabkan rendahnya hasik belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran
di luar kelas (outdoor learning) terhadap hasil belajar pendidikan agama islam dan
budi pekerti siswa kelas ix di SMPN 1 Nagrak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian PreExperimental Design dengan one group pretest-posttest
design. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple random sampling
yaitu berjumlah 72 orang siswa. Teknik pengumpulan data ini menggunakan tes,
angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
pada pembelajaran PAI sebelum menggunakan metode pembelajaran di luar kelas
(outdoor learning) adalah 49,79 dan rata-rata hasil belajar setelah menggunakan
metode pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) 80. Angka tersebut
menunjukkan bahwa penggunaan metode pembelajaran di luar kelas (outdoor
learning) memiliki pengaruh untuk diterapkan terhadap peserta didik pada
pembelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IX di SMPN 1 Nagrak dan hasil uji
hipotesis (t-tes) menunjukkan signifikansi yaitu 0,001 < 0,05 dengan demikian H1
diterima dan H0 ditolak. Jadi, penggunaan metode pembelajaran di luar kelas
(outdoor learning) berpengaruh untuk diterapkan terhadap siswa pada mata
pelajaran PAI dan Budi Pekerti kelas IX SMPN 1 Nagrak. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut di atas, dapat disimpullkan metode pembelajaran di luar kelas
(outdoor learning) berpengaruh terhadap hasil belajar pendidikan agama islam dan
budi pekerti siswa kelas ix di SMPN 1 Nagrak

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor


Learning), PAI

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DI LUAR KELAS (OUTDOOR


LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM DAN BUDI PEKERTI SISWA KELAS IX DI SMPN 1 NAGRAK

Oleh :
MOHAMMAD FARHAN SAIN
NIM : 1.2019.1.0324

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin. M.Si Ikin Sadikin, S.Pd.I, M.Pd.


NIDN.2002066001 NUKD.05.053

Mengetahui,
Rektor Institut Madani Nusantara

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin. M.Si


NIDN.2002066001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Pembelajaran di Luar Kelas

(Outdoor Learning) Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan

Budi Pekerti Siswa Kelas IX di SMPN 1 Nagrak, telah dipertanggung

jawabkan dalam Sidang Ujian Munaqosah Institut Madani Nusantara (IMN)

pada tanggal 23 Oktober 2022. Skripsi ini telah diterima sebagaisalah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) pada Jurusan

Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Madani Nusantara (IMN).

Sidang Munaqosah

Rektor Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin. M.Si Dr. H. Dadang Sahroni, M.Pd


NIDN.2002066001 NIDN. 2018106501

Anggota Sidang

Penguji I Penguji II

Dr. H. Dadang Sahroni, M.Pd Ade Ruslan Hidayat, S.Pd.I, M.S.I


NIDN. 2018106501 NIDN. 2109077402

iii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi Pendidikan Agama

Islam (S.Pd) Institut Madani Nusantara (IMN), seluruhnya merupakan hasil karya

saya sendiri.

Adapaun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan secara jelas sesuai dengan norma, kaidah

dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini bukan

hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya

bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya dan sanksi-sanksi

lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

MOHAMMAD FARHAN SAIN

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan

kekuatan dan kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini tanpa hambatan dan kesulitan. Shalawat serta salam semoga senantiasa

tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada program S1 Pendidikan Agama Islam (PAI) Institut Madani

Nusantara (IMN). Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan

ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat.

1. Bapak Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si selaku Rektor Institut Madani

Nusantara (IMN) sekaligus pembimbing I yang telah membantu dan

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian..

2. Bapak Ikin Sadikin, S.Pd.I. M.Pd. selaku dosen pembimbing II skripsi yang

telahmeluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis selama

menyusun skripsi ini.

3. Segenap civitas akademik Institut Madani Nusantara (IMN) Sukabumi.

4. Bapak Ahmad Hikmat Tritura, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMP Negeri 1

Nagrak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 1 Nagrak.

5. Orang tua yang sudah memberikan izin dan selalu mendoakan setiap proses

perkuliahan

6. Siti Fatonah yang sudah menemani, mendukung dan membantu langkah demi

v
langkah perkuliahan

7. Nurul Imania selaku kakak saya yang sudah menjadi tempat bercerita

sekaligus support finansial yang baik

8. Seluruh sahabat yang sudah mewarnai perjalanan perkuliahan

Dan kepada semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu mudah-mudahan amal baik bapak dan ibu

semua mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis mohon maaf

apabila dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan,

tentu dengan harapan adanya masukan perbaikan dari semua pihak. Besar

harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

MOHAMMAD FARHAN SAIN

NIM.1.2019.1.0324

vi
DAFTAR ISI

ABSTRAK ……………………………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI…………………………………...…… ii
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………. iii
LEMBAR PERNYATAAN………………………………………...………….. iv
KATA PENGANTAR………………………………………………………….. v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL…………………………………..………………………….. ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xi
BAB I…………………………………………………………………………..... 1
PENDAHULUAN………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………... 4
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian………………………………………… 4
D. Kerangka Berpikir……………………………………………………….. 6
E. Hipotesis ………………………………………………………………… 8
BAB II……...…………………………………………………………………... 10
KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………………... 10
A. Metode Pembelajaran di Luar Kelas (Outdoor Learning)……………… 10
B. Hasil Belajar…………………………………………………………….. 24
C. Studi-Studi Terdahulu ………………………………………………….. 27
BAB III…………………………………………………………………………. 30
METODOLOGI PENELITIAN……………………………………………… 30
A. Pendekatan Penelitian ………………………………………………….. 30
B. Desain Penelitian ……………………………………………………….. 31
C. Variabel Penelitian……………………………………………………… 31
D. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………….. 32
E. Populasi dan Sampel……………………………………………………. 33
F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………………… 36
G. Instrumen Penelitian…………………………………………………….. 39
H. Aalisis Butir Soal ……………………………………………………….. 42
I. Teknik Analisis Data……………………………………………………. 47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian …………………………..…………………………….. 53
B. Pembahasan Penelitian …………………………………………………. 81
BAB V………………...………………………………………………………… 85
SIMPULAN DAN SARAN……………………………………………………. 85

vii
A. Simpulan …………………………………………………………….….. 85
B. Saran……………………………………………………………………..85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Indikator Penelitian …………………………………………… 8


Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian ………………………………... 33
Tabel 3.2 Populasi Penelitian …………………………………………….. 34
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ……………………………………………… 35
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Metode Outdoor Learning………………………………. 40
Tabel 3.5 Skala Metode Outdoor Learning…. ………………………………...40
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumenn Hasil Belajar …………………………….. 42
Tabel 3.7 Hasil Uji Validitas Metode Outdoor Learning…………….……... 43
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel Y………………. 45
Tabel 3.9 Hasil Uji Reabilitas Variabel X dan Variabel Y ……………… 46
Tabel 3.10 Interpretasi Nilai r …………………………………………….. 47
Tabel 3.11 Distribusi Kategori Hasil Belajar ……………………………... 49
Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar …………………………….. 49
Tabel 4.1 Data Variabel Metode Outdoor Learning ………………………. 54
Tabel 4.2 Distribusi Kategori Outdoor Learning …………………………. 57
Tabel 4.3 Mean, Median, Modus Metode Outdoor Learning …………….. 58
Tabel 4.4 Kategorisasi Metode Outdoor Learning ………………………... 59
Tabel 4.5 Kriteria Interpretasi Skor Angket ………………………..…….. 60
Tabel 4.6 Data Nilai Pretest………………………………………………...61
Tabel 4.7 Interval Nilai Pretest………. …………………………….. …….. 64
Tabel 4.8 Mean, Median, Modus Pretest…….………...…………………... 65
Tabel 4.9 Kategorisasi Pretest………………...…………………………….. 66
Tabel 4.10 Data Nilai Posttest……………….……………………………... 67
Tabel 4.11 Tabel Frekuensi Posttest ……………………..……………….. 70
Tabel 4.12 Mean Median Modus Posttest ……………………………….... 71
Tabel 4.14 Skala Angket……………… ………………………………….. 73
Tabel 4.15 Persentase Angket Jawaban Positif …………….……………... 74
Tabel 4.16 Persentase Angket Jawaban Negatif ………………………….. 75
Tabel 4.17 Uji Normalitas ………………………………………….…….. 71
Tabel 4.18 Frekuensi dan Presentase Pretest Posttest …………….……... 70
Tabel 4.19 Pencapaian Ketuntatasan Pretest Posttest…………………….. 79

ix
Tabel 4.20 Paired Sampel Statistics……… ………………………..……... 80
Tabel 4.21 Paired Sampel Test …………………………………………… 80

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Frekuensi Metode Outdoor Learning…..……………….…... 58


Gambar 4.2 Pengaruh Metode Outdoor Learning ……………………….. 60
Gambar 4.3 Frekuensi Pretest …………………………………………….. 65
Gambar 4.4 Hasil Belajar Pretest …………..…………………………….. 67
Gambar 4.5 Frekuensi Posttest……………………………….. ……………71
Gambar 4.6 Hasil Belajar Posttest …………………………………………73

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang penting dalam memajukan suatu Bangsa atau

Negara. Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan

individu karena pendidikan merupakan alat untuk memajukan peradaban,

mengembangkan masyarakat, dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi

kepentingan dirinya juga bangsa dan negara sehingga pemerintah menaruh

perhatian yang sangat besar terhadap dunia pendidikan.

Pentingnya pendidikan juga tercantum dalam Alquran pada surah yang

pertama turun yaitu surah Al-alaq ayat 1-5, sebagai berikut:


َّ ْ ْ
ْ
ْ‫ الذي‬٣ ‫ك ْال َاك َرم‬
َ ُّ َ َ َ ْ ََ ْ َ ْ ْ ََ َ
َ َ َ َ ْ َّ َ َ ْ َ ْ
ِ ُۙ ‫ ِاقرأ ورب‬٢َۚ‫ خلق ال ِانسان ِمن علق‬١َۚ‫ِاقرأ ِباس ِم ر ِبك ال ِذي خلق‬
َ ْ َ َ ْ ْ ََّ َ َ ْ ََّ
٥ ْۗ‫ عل َم ال ِان َسان َما ل ْم َيعل ْم‬٤ ُۙ‫عل َم ِبالقل ِم‬
“1) Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang
Mahamulia, 4) Yang mengajar (manusia) dengan pena. 5) Dia mengajarkan
manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pada dunia pendidikan

nasional adalah dengan mengembangkan mutu tenaga pendidik. Guru atau tenaga

pendidik dituntut untuk membawa pendidikan kearah yang lebih maju dan lebih

baik lagi. Agar pendidikan di Indonesia mampu menjadi ujung tombak perubahan

dari sisi intelektualitas.

Proses belajar bukan sekedar menyampaikan materi atau informasi kepada

1
2

siswa saja, akan tetapi membutuhkan keterlibatan siswa secara mental maupun

fisik. Oleh karena itu, suatu pengetahuan tidak akan bertahan lama jika proses

belajar siswa hanya sekedar menerima informasi dari guru atau menghafal buku

materi. Namun, kondisi hari ini banyak sekali tenaga pendidik atau guru yang

belum mengerti cara mengelola kelas dengan baik, sehingga murid sangat pasif

yang pada akhir nya proses belajar mengajar tidak berjalan dengan baik.

Untuk itu, guru dituntut untuk bisa menyesuaikan metode pembelajaran

dengan pembelajaran yang akan diajarkan agar pembelajaran tersebut bisa

dipahami oleh siswa karena metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi

pembelajaran yaitu cara untuk mentransfer ilmu yang tepat sesuai dengan peserta

didik sehingga menghasilkan pemahaman yang maksimal bagi peserta didik dan

mencapai tujuan pembelajaran. Karena pada kenyataannya banyak sekali siswa

yang kesulitan dan tidak memahami pembelajaran yang guru itu ajarkan, terutama

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) sehingga hasil belajar siswa

menjadi tidak maksimal.

Sedangkan hasil belajar merupakan suatu hal yang berhubungan dengan

kegiatan belajar karena kegiatan belajar merupakan proses, hasil belajar adalah hasil

yang dapat dicapai seseorang yang mengalami proses belajar. Hasil belajar mengacu

kepada pencapaian untuk meningkatkan prestasi belajar melalui perubahan perilaku

dan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Menurut hasil pengamatan, metode pembelajaran di luar kelas (outdoor

learning) bisa menjadi pilihan model untuk meningkatkan hasil brlajar siswa karena

outdoor learning dapat membuat peserta didik lebih tertarik mengikuti kegiatan
3

pembelajaran. Selain itu outdoor learning juga mampu menghilangkan kejenuhan,

baik peserta didik maupun guru, dari rutinitas belajar yang selalu berlangsung

didalam ruang kelas.

Belajar dengan cara mempelajari alam juga dijelaskan Allah Swt. dalam firman-

Nya yang terdapat dalam Q.S. Al-Ghasyiyah ayat 17-20 sebagai berikut:

ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ ََْ ْ َ َ ْ ْ َ َ ََ
‫ال‬ َ َ
ِ ‫الجب‬ِ ‫ واِ لى‬١٨ ْۗ‫ واِ لى السما ِۤء كيف ر ِفعت‬١٧ ْۗ‫افلا ينظرون ِالى ال ِا ِب ِل كيف خ ِلقت‬
ْ َ ََْ ْ َْ َ َ ْ َ ََْ
٢٠ ْۗ‫ واِ لى الار ِض كيف س ِطحت‬١٩ ْۗ‫كيف ن ِصبت‬
“17) Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,

18) Dan langit, bagaimana ia ditinggikan, 19) Dan gunung-gunung bagaimana ia

ditegakkan, 20) Dan bumi bagaimana ia dihamparkan.

Pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini, materi yang dibahas sangat

banyak dan siswa dituntut untuk bisa menghafal dalil, hukum, kriteria hukum,

kewajiban, dan juga akidah akhlak. Sedangkan metode pembelajaran yang

digunakan oleh seorang pendidik sering sekali membosankan ataupun monoton

dan tidak adanya suatu inovasi terhadap metode pembelajaran yang digunakan

guru berdasarkan karakteristik materi yang diajarkan sehingga tidak jarang banyak

siswa yang merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran ini dan pada akhirnya

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran inipun menurun.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka suasana kelas perlu direncanakan dan

dibangun sedemikian rupa sehingga siswa mendapatkan kesempatan untuk belajar

secara aktif, berinteraksi satu sama lain, memecahkan masalah, dapat diterapkan

dalam kegiatan pembelajaran agar materi yang disampaikan bisa dimengerti dan

dipahami oleh peserta didik sehingga nantinya dapat berdampak pada motivasi
4

belajar peserta didik. Salah satu metode pembelajaran yang yang masih

memungkinkan dalam hal ini adalah pembelajaran yang dirancang untuk mendidik

kerja sama dan interaksi antar siswa salah satunya dengan menggunakan metode

pembelajaran outdoor learning.

Berdasarkan permasalahan diatas, dengan demikian peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Metode Pembelajaran

Outdoor Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX di SMPN 1 Nagrak”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini antara lain:

1. Bagaimana metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti kelas IX di

SMPN 1 Nagrak ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IX di

SMPN 1 Nagrak ?

3. Bagaimana Pengaruh metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning)

terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas

IX di SMPN 1 Nagrak.

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


5

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan

penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor

Learning) pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti kelas IX di SMPN 1 Nagrak.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IX

di SMPN 1 Nagrak.

3. Untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran di luar kelas (Outdoor

learning) terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Siswa Kelas IX di SMPN 1 Nagrak.

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini dibagi

menjadi dua, yaitu:

a. Secara Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat menambah

pengetahuan dalam bidang pendidikan dan dapat memberikan informasi

mengenai Pengaruh metode Pembalajaran Outdoor Learning terhadap

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas

IX di SMPN 1 Nagrak.

b. Secara Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:

1) Bagi Pendidik

Penulis berharap, hasil peneltian ini dapat memeberikan pengaruh


6

kepada pendidik dan membentu pendidik agar terampil

menggunakan metode pembelajaran outdoor learning, memberikan

masukan penggunaan metode pembelajaran outdoor learning dalam

pembelajaran PAI, dan meningkatkan kemampuan pendidik dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

2) Bagi Peserta Didik

Melatih peserta didik untuk lebih aktif, lebih antusias mengikuti

pembelajaran PAI di kelas, meningkatkan motivasi belajar, dan

peserta didik lebih minat dan mencintai pembelajaran Pendidikan

Agama Islam.

3) Bagi Umum/Pembaca

Secara umum bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat

menjadi rujukan untuk berbagai kebutuhan dan mengembangkan

metodologi pembelajaran maupun sebagai rujukan untuk penelitian-

penelitian yang releva.

D. Kerangka Berpikir

Menurut (Widiasworo, 2017) outdoor learning dapat dikatakan Pendidikan

komprehensif. Hal ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak sekali manfaat yang

dapat kita peroleh dengan outdoor learning. Salah satu manfaat yang terdapat pada

outdoor learning adalah kita sebagai guru dapat menyeimbangkan dan

memaksimalkan pencapaian tiga ranah sekaligus, yaitu pengetahuan, keterampilan

dan sikap.
7

Menurut Erwin Widiasworo Outdoor learning disebut juga outdoor activities.

Outdoor activities adalah suatu kegiatan pembelajaran di luar kelas yang dapat

menambah aspek kegembiraan dan kesenangan bagi siswa sebagaimana layaknya

seorang anak yang sedang bermain di alam bebas. Outdoor learning juga dapat

menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan, karena dengan mengamati sendiri siswa

akan mengetahui keindahan alam dan cara untuk menjaga atau melestatikan

lingkungan sekaligus dapat mewujudkan nilai-nila spiritual siswa mengenai ciptaan

Tuhan Yang Maha Esa.

Pendidikan diluar kelas tidak hanya sekedar memindahkan pelajaran keluar

kelas, tetapi dilakukan dengan mengajak siswa menyatu dengan alam dan

melakukan beberapa aktivitasyang mengarah pada terwujudnya perubahan perilaku

siswa terhadap lingkungan melalui tahap-tahap penyadaran, pengertian, perhatian,

tanggung jawab dan aksi atau tingkah laku.

Keberhasilan metode outdoor learning ini dapat diukur melalui terwujudnya

aspek kegembiraan, kecintaan siswa terhadap lingkungan, siswa dapat engamati

sendiri lingkungan belajarnya dan mengaitkannya dengan materi ajar juga

terwujudnya nilai-nilai spiritual.

Menurut (Sudjana, 2019) hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau

dikuasai siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup

kemampuan kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan kemampuan psikomotorik

(bertindak).

Dalam permasalah pembelajaran kali ini yaitu penerapan model pembelajaran

yang menjadi faktor menurunnya hasil belajar siswa pada matapelajaran Pendidikan
8

Agama Islam. Metode guru yang kurang bervariasi dan suasana kelas yang

membosankan membuat siswa kurang semangat dalam menerima pelajaran.

Untuk mengatasi masalah tersebut, model pembelajaran outdoor learning

bisa menjadi solusi. Dengan menggunakan model pembelajaran ini, siswa

mendapatkan suasana baru yang lebih segar ketika belajar, sehingga materi lebih

mudah diterima. Pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat dengan

menggunakan metode pembelajaran outdoor learning ini.

Tabel 1.1

Indikator Penelitian

Variabel X
Variabel Y
(Model Pembelajaran Outdoor
(Hasil Belajar)
Learning)
Indikator : Indikator :
1. Aspek kegembiraan 1. Kemampuan kognitif (intelektual)
2. Kecintaan terhadap 2. Kemampuan afektif (sikap)
lingkungan 3. Kemampuan psikomotorik
3. Mengamati sendiri (bertindak)
4. Mewujudkan nilai-nilai
spiritual
(Widiasworo, 2017: 80) (Sudjana, 2019: 22-23)

E. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang

dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntut atau mengarahkan

penyelidikan selanjutnya.

Sementara dalam penelitian ilmiah, hipotesis merupakan suatu dugaan atau

jawaban sementara yang mungkin benar tetapi mungkin juga salah. Hipotesis
9

sebenarnya suatu dugaan, tidaklah hanya asal membuat dugaan tetapi dugaan-

dugaan yang didasarkan atas teori-teori atau hasil-hasil penelitian yang pernah

dilakukan. Karena sifatnya masih dugaan, maka hipotesis ini mungkin diterima

atau mungkin juga ditolak. Jadi Hipotesis dalam penelitian merupakan dugaan

atau jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan suatu penelitian

yang kebenarannya perlu diuji dengan menggunakan data-data empiris.

Berdasarkan uraian diatas, sebagai jawaban sementara terhadap penelitian

ini yang kebenarannya harus dibuktikan maka dirumuskan hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

Ha: Adanya pengaruh antara metode pembelajaran Outdoor learning

terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas IX

di SMPN 1 Nagrak.

Ho: Tidak adanya pengaruh antara metode pembelajaran Outdoor learning

terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa Kelas IX

di SMPN 1 Nagrak.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Metode Pembelajaran Outdoor Learning

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Salah satu dasar mengajar yang sukses yaitu seorang guru harus

menguasai sejumlah metode dan teknik mengajar, ia akan tahu bagaimana

memilih metode tertentu dan memilih teknik yang baik. Ia akan menentukan

metode yang sesuai serta berusaha untuk menentukan jalan yang baik dalam

menjalankan tugasnya. (Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si, 2018:106)

Metode pembelajaran adalah istilah yang umumnya dikenal dalam

kegiatan belajar mengajar. Susanto (2016: 153) mengemukakan bahwa

metode pembelajaran adalah suatu cara atau alat yang dipakai oleh seorang

pendidik dalam menyampaikan bahan pelajaran sehingga bisa diterima oleh

peserta didik dan juga tercapainya tujuan yang diinginkan.

Menurut Sani (2014: 90) metode pembelajaran adalah cara

menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran.

Metode pembelajaran diciptakan oleh guru untuk menciptakan lingkungan

belajar dan mendasari aktivitas guru dan peserta didik. Adapun Subur (2015:

20) mengemukakan bahwa metode pembelajaran merupakan jenis langkah-

langkah yang dipilih dan digunakan dalam mengimplementasikan strategi

(rencana yang sudah disusun) dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

10
11

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode

pembelajaran adalah suatu cara atau langkah-langkah pembelajaran yang

digunakan guru untuk menyampaikan materi atau bahan pelajaran kepada

peserta didik agar dapat mencapai tujuan 35 pembelajaran. Metode

pembelajaran merupakan implementasi (kegiatan nyata) dari rencana

pembelajaran yang sudah disusun.

2. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Terdapat berbagai macam metode pembelajaran dalam proses

pembelajaran. Mustofa (2015: 230) mengemukakan bahwa banyak ragam

metode mengajar mulai dari yang paling tradisonal sampai yang paling

modern. Contoh dari metode mengajar menurut Mustofa (2015: 230-233)

yaitu metode ceramah, tanya jawab, drill (latihan berulang-ulang), dan

resitasi.

Menurut Sani (2014: 158-159) macam metode pembelajaran yang dapat

digunakan dalam proses pembelajaran yaitu sebagai berikut.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode di mana guru menjadi sumber belajar

peserta didik melalui penyampaian informasi secara lisan.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode yang memiliki komunikasi lisan dua

arah antara guru dengan peserta didik, maupun antar peserta didik. 3)

Metode Laboratorium Metode laboratorium adalah kegiatan

pembelajaran di mana peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar


12

berupa alat, bahan, dan kejadian secara nyata.

3) Metode Laboratorium

Metode laboratorium adalah kegiatan pembelajaran di mana peserta

didik berinteraksi dengan sumber belajar berupa alat, bahan, dan kejadian

secara nyata.

4) Metode Latihan

Metode latihan adalah metode pembelajaran di mana peserta didik

menggunakan keterampilannya secara berulang

Sardjiyo, Sugandi, dan Ischak (2012: 6.6-6.10) mengemukakan ada

beberapa metode mengajar yaitu sebagai berikut.

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah metode di mana guru menyampaikan pidato

atau menjelaskan materi kepada peserta didik.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran melalui percakapan

yang direncanakan atau dipersiapkan diantara tiga atau lebih topik

tertentu, dengan seorang pemimpin dan juga memberikan kesempatan

untuk mengemukakan pendapat.

3) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang dilakukan

dengan interaksi tanya jawab antara guru dan peserta didik tentang materi

pembelajaran.
13

4) Metode Kerja Kelompok

Metode kerja kelompok adalah suatu kegiatan belajar mengajar yang

membagi peserta didik dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok

untuk mencapai tujuan tertentu.

5) Metode Karya Wisata atau Metode Pembelajaran di Luar Kelas

Metode karya wisata adalah suatu metode mengajar yang

memanfaatkan lingkungan, lokasi, atau tempat-tempat sumber

pengetahuan bagi peserta didik dengan cara membawa mereka ke objek

di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata agar dapat mengamati

atau mengalami pembelajaran secara langsung.

Belajar tidak hanya dapat dilakukan di sekolah, tetapi dapat dilakukan dimana

saja, karena belajar merupakan proses perubahan yang belum mampu menjadi

mampu yang terjadi dalam waktu tertentu. Belajar dapat dikatakan berhasil jika

terjadi perubahan jika terjadi perubahan dalam diri seseorang yang melibatkan

perubahan intensional, perubahan positif dan aktif, serta perubahan efektif dan

fungsional. (Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si, 2018:104)

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat

berbagai macam metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, tanya

jawab, kerja kelompok, karya wisata (pembelajaran di luar kelas),

laboratorium, latihan, dan lain-lain. Peneliti memilih menerapkan metode

pembelajaran luar kelas (outdoor learning) yang memanfaatkan lingkungan

sekolah sebagai sumber belajar dalam penelitian ini. Peneliti memilih metode

outdoor learning karena dengan metode ini maka hakikat belajar lebih

bermakna.
14

3. Pengertian Metode Outdoor Learning

Metode outdoor learning juga dikenal sebagai outdoor study, outdoor

activity, outing class atau metode mengajar di luar kelas. Menurut Husamah

(2013: 23) metode outdoor learning adalah metode dimana guru mengajak

peserta didik belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di

lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan peserta didik dengan

lingkungannya. Melalui metode outdoor learning, lingkungan di luar sekolah

dapat digunakan sebagai sumber belajar.

Widiasworo (2017: 79) mengemukakan bahwa pembelajaran di luar

kelas memiliki arti yang sangat penting untuk perkembangan peserta 38 didik

sehingga dapat memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik,

pengalaman langsung tersebut memungkinkan materi pelajaran akan semakin

konkret atau nyata yang berarti pembelajaran akan lebih bermakna. Menurut

Widiasworo (2017: 80) metode outdoor learning adalah suatu kegiatan

pembelajaran di luar kelas yang dapat menambah aspek kegembiraan dan

kesenangan bagi peserta didik sebagaimana layaknya seorang anak yang

sedang bermain di alam bebas.

Adapun Vera (2012: 17) mengemukakan bahwa metode outdoor learning

yaitu suatu kegiatan menyampaikan pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan

belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Sistem

pengajaran di luar kelas lebih banyak mengeksplorasikan kegiatan di alam,

menekankan pada praktik secara langsung, mengarahkan peserta didik

melihat secara langsung objek pelajaran yang sedang dibahas serta


15

menekankan pengalaman nyata. Semuanya tetap mengacu pada konsep teori

pelajaran yang telah baku.

Berdasakan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode outdoor

learning adalah metode pembelajaran di luar kelas seperti di lingkungan

sekolah yang melibatkan peserta didik berinteraksi serta belajar secara

langsung dan nyata dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar

dalam suasana menyenangkan sehingga peserta didik dapat belajar secara

aktif, bersemangat, dan antusias 39 yang membuat pembelajaran menjadi

lebih bermakna. Penerapan metode outdoor learning diharapkan dapat

mengefektifkan proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil belajar

peserta didik.

4. Langkah-langkah Metode Outdoor Learning

Metode outdoor learning dapat diterapkan secara efektif apabila terdapat

langkah-langkah yang jelas dalam menerapkannya. Menurut Husamah (2013:

12-15) beberapa langkah yang harus ditempuh dalam menerapkan metode

outdoor learning, yaitu sebagai berikut.

1) Langkah Persiapan

Ada beberapa prosedur yang harus ditempuh pada langkah persiapan,

yaitu sebagai berikut.

a) Guru dan peserta didik menentukan tujuan belajar yang

diharapkan bisa diperoleh para peserta didik berkaitan dengan

penggunaan lingkungan sebagai media dan sumber belajar.

b) Menentukan objek yang harus dipelajari.


16

c) Menentukan cara belajar peserta didik pada saat kegiatan

pembelajaran dilakukan. Misalnya, mencatat apa yang terjadi,

mengamati suatu proses, bertanya, dan kegiatan lainnya. Ada

baiknya peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok.

d) Mempersiapkan perizinan bila diperlukan.

e) Mempersiapkan persiapan teknis yang diperlukan untuk kegiatan

pembelajaran, seperti tata tertib yang harus dipatuhi saat berada di

luar kelas, perlengkapan belajar yang dibutuhkan, menyusun

pertanyaan, kamera untuk mengambil foto, dan sebagainya.

Persiapan tersebut dibuat guru bersama peserta didik.

2) Langkah Pelaksanaan

Pada langkah pelaksanaan, melakukan kegiatan pembelajaran di

tempat tujuan sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan. Kegiatan

pembelajaran dapat diawali dengan memberikan penjelasan awal, peserta

didik dapat mengajukan pertanyaan dan mencatat informasi yang

diperlukan, lalu melakukan pengamatan lingkungan sekitar yang dapat

dituangkan dalam lembar kegiatan peserta didik, lalu mendiskusikan

hasil belajarnya bersama kelompoknya untuk lebih melengkapi dan

memahami materi

3) Langkah Tindak Lanjut

Tindak lanjut dari kegiatan di atas adalah kegiatan belajar di kelas

untuk membahas dan mendiskusikan hasil belajar dari lingkungan. Setiap


17

kelompok diminta melaporkan hasil-hasilnya untuk dibahas bersama.

Guru dapat meminta kesan-kesan yang diperoleh peserta didik,

menyimpulkan materi, dan memberikan penilaian terhadap kegiatan

belajar peserta didik.

Langkah-langkah penerapan metode outdoor learning juga dijelaskan

oleh Vera (2012: 137-140) yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Perencanaan

Sebelum melaksanakan kegiatan outdoor learning, perencanaan

harus dilakukan agar hasilnya maksimal, dengan cara:

a) Guru menetapkan tujuan pembelajaran berkaitan dengan

kegiatan outdoor learning yang dilakukan.

b) Guru menetapkan objek yang akan diamati.

c) Menentukan alat yang dibutuhkan.

d) Guru membuat instrumen yang diperlukan dalam kegiatan

outdoor learning.

e) Guru memperkirakan resiko yang bisa muncul ketika

pelaksanaan pembelajaran sehingga memunculkan solusi dalam

menyikapi resiko tersebut dan menghindari hal-hal yang tidak

diinginkan.

f) Guru memastikan kegiatan outdoor learning membutuhkan

perizinan atau tidak. Hal ini dilakukan agar tidak ada pihak yang

merasa keberatan.

2) Tahap Pelaksanaan
18

a) Peserta didik dan guru secara langsung menuju ke tempat yang

telah ditentukan.

b) Peserta didik melakukan pengamatan dan dibimbing oleh guru

yang mendampingi. Pengamatan disesuaikan dengan teori yang

dipelajari. Pada kegiatan outdoor learning, peserta didik

disarankan untuk memegang buku pelajaran yang berkaitan

dengan hal yang mereka amati.

c) Ketika melakukan pengamatan, sesekali guru menerangkan

tentang sesuatu yang diamati oleh peserta didik sehingga mereka

semakin mudah memahami

d) Sesekali guru dan peserta didik bertanya jawab.

e) Peserta didik mencatat semua hasil pengamatan. Setelah

pengamatan dilakukan, peserta didik harus menyusunnya ke

dalam bentuk laporan yang diserahkan kepada guru, kemudian

laporan itu dibahas bersama guru.

Widiasworo (2017: 88-89) mengemukakan bahwa ada beberapa tahapan

dalam melaksanakan metode outdoor learning, yaitu sebagai berikut.

1) Tahap Persiapan

Pada tahap persiapan, guru terlebih dahulu merumuskan tujuan yang

ingin dicapai dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dan

menentukan konsep yang ingin ditanamkan kepada peserta didik. Setelah

itu, dilakukan survey pada lingkungan yang akan dipelajari. Mencatat

benda-benda, makhluk hidup, atau fenomena alam yang diperkirakan


19

akan menarik minat peserta didik dan dapat digunakan sebagai sumber

belajar. Selanjutnya, dari hasil survey dibuat Lembar Kerja (LK) yang

sesuai dengan tujuan dan konsep yang akan ditanamkan pada peserta

didik. Setelah LK yang diperlukan selesai, kemudian menyiapkan alat

dan bahan atau fasilitas-fasilitas yang diperlukan untuk studi lapangan

tersebut.

2) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, guru hendaknya membimbing peserta didik untuk

melakukan kegiatan sesuai dengan LK atau instrumen lain yang dibuat.

Ciptakan suasana yang mendukung agar peserta didik tertarik dan

tertantang untuk melakukan kegiatan dengan sebaik-baiknya.

3) Tahap Pasca Kegiatan Lapangan

Pada tahap ini, peserta didik membuat laporan yang memuat data

kegiatan di luar kelas tersebut. Mintalah peserta didik untuk

mempresentasikan hasil kegiatannya. Ajukan pertanyaan-pertanyaan

yang membimbing peserta didik untuk memahami suatu konsep sesuai

dengan kegiatan yang mereka lakukan

Berdasarkan uraian para ahli, peneliti sependapat dengan

langkahlangkah metode outdoor learning menurut Husamah. Alasannya

adalah langkah-langkah tersebut lebih mudah dipahami dan diterapkan.

Langkah-langkah penerapan metode outdoor learning yaitu: (1) langkah

persiapan yang meliputi menentukan tujuan pembelajaran, menentukan objek

yang akan dipelajari, menentukan cara belajar peserta didik, mempersiapkan


20

perizinan, dan mempersiapkan persiapan teknis; (2) langkah pelaksanaan

berupa melakukan kegiatan pembelajaran di tempat tujuan sesuai dengan

rencana yang meliputi memberikan penjelasan awal, melakukan tanya jawab,

melakukan pengamatan lingkungan sekitar, dan melakukan diskusi; (3)

langkah tindak lanjut berupa membahas dan mendiskusikan materi tentang

hasil belajar dari lingkungan, menanyakan kesan pesan, serta menyimpulkan

materi pembelajaran.

5. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Outdoor Learning

Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan

kekurangan, begitu pula metode outdoor learning. Menurut Vera (2012: 28-

51) kelebihan metode outdoor learning yaitu:

1) Mendorong motivasi belajar.

2) Suasana belajar yang menyenangkan.

3) Mengasah aktivitas fisik dan kreativitas.

4) Penggunaan media pembelajaran yang konkret.

5) Penguasaan keterampilan dasar, sikap, dan apresiasi.

6) Penguasaan keterampilan sosial.

7) Mendorong penguasaan keterampilan studi dan budaya kerja.

8) Mendorong penguasaan keterampilan bekerja kelompok.

9) Mengembangkan sikap mandiri.

10) Hasil belajar permanen di otak (tidak mudah dilupakan).

11) Tidak memerlukan banyak peralatan.

12) Para peserta didik dapat terdorong untuk menguasai keterampilan


21

intelektual ketika belajar di luar kelas.

13) Mendekatkan hubungan emosional antara guru dan peserta didik.

14) Mengarahkan sikap ke arah lingkungan yang lebih baik.

15) Meaningfull learning (kegiatan pembelajaran lebih bermakna bagi

peserta didik karena dihadapkan pada keadaan yang sebenarnya). 16)

Sangat mudah mengatasi kendala belajar.

Vera (2012: 47-51) juga menjelaskan kelemahan metode outdoor

learning yaitu sebagai berikut.

1) Para peserta didik bisa keluyuran ke mana-mana karena berada di

alam bebas (di luar kelas).

2) Gangguan konsentrasi.

3) Kurang tepat waktu (waktu akan tersita).

4) Pengelolaan kelas lebih sulit.

5) Lebih banyak menguasai praktik dan minim teori. 6) Bisa terserang

panas dan dingin

Sudjana dan Rivai dalam Husamah (2013: 25-26) mengemukakan bahwa

banyak sekali keuntungan/kelebihan yang diperoleh dari kegiatan

mempelajari lingkungan dalam proses belajar (outdoor learning) antara lain

sebagai berikut.

1) Kegiatan belajar lebih menarik dan tidak membosankan peserta didik

duduk berjam-jam, sehingga motivasi peserta didik akan lebih tinggi.

2) Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab peserta didik dihadapkan

dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami.


22

3) Bahan-bahan yang dipelajari lebih kaya serta lebih faktual sehingga

kebenarannya akurat.

4) Kegiatan belajar peserta didik lebih komprehensif dan lebih aktif

sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,

bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan,

menguji fakta, dan lain-lain.

5) Sumber belajar lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari

bisa beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam,

lingkungan buatan, dan lain-lain.

6) Peserta didik dapat memahami dan menghayati aspek-aspek

kehidupan yang ada di lingkungannya, sehingga dapat membentuk

pribadi yang tidak asing dengan kehidupan sekitarnya, serta dapat

memupuk cinta lingkungan.

Kekurangan metode outdoor learning menurut Rivai dalam Husamah

(2013: 31) yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan outdoor learning

berkisar pada teknis pengaturan waktu dan kegiatan belajar, antara lain

sebagai berikut.

1) Kegiatan belajar kurang dipersiapkan sebelumnya yang

menyebabkan ada waktu peserta didik dibawa ke tujuan tidak

melakukan kegiatan belajar yang diharapkan sehingga ada kesan

main-main.

2) Ada kesan guru dan peserta didik bahwa kegiatan mempelajari

lingkungan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga


23

menghabiskan waktu untuk belajar di kelas.

3) Sempitnya pandangan guru bahwa kegiatan belajar hanya terjadi

di dalam kelas.

Menurut Widiasworo (2017: 91-96) kelebihan metode outdoor learning

adalah sebagai berikut.

1) Peserta didik lebih termotivasi untuk belajar.

2) Peserta didik lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Daya pikir peserta didik lebih berkembang.

4) Pembelajaran lebih menginspirasi peserta didik.

5) Pembelajaran lebih menyenangkan.

6) Lebih mengembangkan kreativitas guru dan peserta didik.

7) Melatih peserta didik untuk dapat bersosialisasi secara langsung

dengan masyarakat.

8) Kegiatan belajar lebih komunikatif.

9) Lebih menyeimbangkan antara pencapaian pengetahuan, sikap,

dan keterampilan.

10) Pembelajaran lebih dapat mengembangkan nilai-nilai karakter dan

akhlak mulia.

Adapun menurut Widiasworo (2017: 217) kekurangan metode outdoor

learning antara lain sebagai berikut.

1) Peserta didik kurang berkonsentrasi.

2) Pengelolaan peserta didik akan lebih sulit terkondisi.

3) Waktu akan banyak yang tersita (kurang tepat waktu).


24

4) Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh peserta didik lain/

kelompok lain.

5) Guru kurang intensif dalam membimbing.

6) Muncul minat yang semu

Berdasarkan uraian menurut para ahli, peneliti menyimpulkan bahwa

metode outdoor learning memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan

metode outdoor learning diantaranya adalah hakikat belajar akan lebih

bermakna, sumber belajar konkret, peserta didik lebih termotivasi dalam

belajar, dan masih banyak kelebihan lainnya. Kelebihan metode outdoor

learning lebih banyak daripada kekurangannya. Kekurangan metode outdoor

learning dapat diminimalisasi oleh guru dengan cara lebih kreatif, inovatif,

dan berpandangan luas; mempersiapkan segalanya semaksimal mungkin;

memiliki strategi penguatan konsep yang baik; memberikan perhatian dan

pengawasan penuh kepada peserta didik; serta mengefektifkan waktu

kegiatan dalam menerapkan metode outdoor learning. Metode outdoor

learning ini apabila diterapkan secara maksimal, maka dapat membantu guru

untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mencapai tujuan

pembelajaran secara optimal.

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,

perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur
25

(Arikunto, 2009: 133) pendapat lain juga mengatakan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan dalam 3 ranah,

yaitu ranah kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik

(bertindak) (Sudjana, 2019:22).

Menurut Oemar Malik (2002:45) hasil belajar itu dapat terlihat dari

terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan

perilaku. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara utuh.

Menurut Nana Sudjana dalam penilaian hasil proses belajar mengajar, hasil

belajar menurut Taksonomi Bloom di bagi menjadi 3 ranah, yaitu :

a. Ranah kognitif. Berkenaan dengan ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Belajar kognitif ini melibatkan proses

pengenalan atau penemuan yang mencakup berpikir, menalar, menilai

dan memberikan imajinasi yang selanjutnya akan membentuk perilaku

baru.

b. Ranah afektif. Berkenaan dengan respon siswa yang melibatkan ekspresi,

perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang relative

sederhana. Belajar afektif mencakup nilai, emiso dorongan minat dan

sikap.

c. Ranah psikomotor. Ranah psikomotor berhungan erat dengan kerja otot

sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian – bagiannya

Jadi yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah suatu kemampuan

yang diperoleh siswa yang terjadi setelah malalui proses belajar yang
26

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena belajar adalah

proses yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan suatu perubahan yang

baru sebagai hasil dari pengalamannya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Faktor-Faktor Yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi meliputi

faktor internal dan eksternal, yaitu :

a. Faktor Internal

1) Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan ysng

prims, tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan

cacat jasmani dan sebaginya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi

siswa dalam menerima materi pelajaran.

2) Faktor Psikologis

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun keturunan,

yang meliputi:

(a) Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.

(b) Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata prestasi 3) Faktor

kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor Eksternal

1) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisisk dan lingkungan social.

2) Faktor Instrumental
27

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah

direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

sarana dan guru.18 Memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar tersebut, maka metode outdoor learning

merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar.

Dalam kaitannya dengan hasil belajar siswa penting sekali adanya

model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Studi-Studi Terdahulu

Studi terdahulu digunakan sebagai acuan atau pembanding dalam melakukan

penelitian. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilaksanakan

oleh peneliti adalah sebagai berikut.

a. Beatrix (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Outdoor

Learning terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelas V

SDN 09 Pontianak Tenggara”. Hasil penelitian yaitu terdapat pengaruh

penggunaan metode outdoor learning terhadap keterampilan menulis

karangan deskripsi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V

SDN 09 Pontianak Tenggara.

b. Karmila (2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Penerapan Metode

Outdoor Learning Berbasis Kelompok terhadap Hasil Belajar IPS di


28

SDN”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara hasil belajar kelompok eksperimen yang menggunakan

metode outdoor learning berbasis kelompok dan hasil belajar kelompok

kontrol yang menggunakan metode konvensional, dimana hasil belajar

kelompok eksperimen jauh lebih tinggi. Hal ini berarti bahwa metode

outdoor learning berbasis kelompok berpengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa.

c. Linawati (2015) dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Outdoor

Study terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep IPA Kelas IV Sekolah

Dasar”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode outdoor study

berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.

d. Nafis (2014) dengan judul penelitian “Efektivitas Penerapan Metode

Outdoor Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada

Mata Pelajaran IPA Kelas V Semester II Materi Pokok Daur Air dan

Peristiwa Alam di MI I’Anatusshibyan Mangkangkulon Semarang Tahun

Ajaran 2012/2013”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar

peserta didik yang diberikan pembelajaran dengan metode outdoor

learning lebih baik daripada peserta didik yang diberikan pembelajaran

dengan metode konvensional (ceramah dan tanya jawab) pada mata

pelajaran IPA materi daur air dan peristiwa alam kelas V MI

I’anatusshibyan Mangkangkulon Semarang tahun ajaran 2012/2013.

e. Saputra (2014) dengan judul penelitian “Keefektifan Pembelajaran

Outdoor Learning Berbasis Nilai Karakter terhadap Hasil Belajar Tematik


29

Terintegrasi Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Meteseh Rembang”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran outdoor learning berbasis

nilai karakter efektif meningkatkan hasil belajar tematik terintegrasi siswa

kelas IV SD Negeri 1 Meteseh Rembang.

Penulis menggunakan penelitan-penelitian di atas sebagai pembanding yang

relevan dalam melakukan penelitian ini. Dalam penelitian yang relevan di atas para

peneliti melakukan penelitian pada siswa tingkat SD/MI sedangkan penulis

melakukan penelitian pada siswa tingkat SMP/MTS.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Proses ini merupakan kegiatan pengumpulan

data, analisis dan juga interpretasi yang terkait dengan tujuan penelitian.

Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif

dengan jenis penelitian eksperimen. Menurut Sugiono (2017:15) Penelitian

kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme yang

digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data

menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statsitik, dengan tujuan

untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Dikatakan kuantitatif karena data penelitian yang dikumpulkan berbentuk angka-

angka dan dianalisis menggunakan statistik serta bermaksud menguji hipotesis. Pendekatan

kuantitatif menggunakan data-data numerik (angka) danberusaha mengukur serta menguji

data secara empirik dan objektif. (Prof. Dr.H. Endin Nasrudin, M.Si, 2021:59)

Jenis penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkontrol. Dalam

artian, metode eksperimen ini merupakan metode penelitian kuantitatif yang

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (perlakuan) terhadap

variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiono, 2019:111)

Jenis peneltian eksperimen juga merupakan salah satu metode kuantitatif

yang digunakan apabila peneliti ingin melakukan percobaan atau eksperimen untuk

30
31

mencari pengaruh variabel perlaukan tertentu dengan variabel kontrol (dalam

kondsi yang terkendali).

B. Desain Peneltian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Eksperimen dengan bentuk one group pretest-posttest design. Menurut Sugiono

(114:2019) pada penelitian ini terdapat pretest sebelum diberikan perlakukan

sehingga hasil perlakukan dapat diketahui lebih akurat karena pada penelitian ini

dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakukan. Desain ini dapat

dilihat sebagai berikut:

O1XO2

Keterangan:

X = Motode pembelajaran outdoor learning

O₁ = Tes awal (pretest)

O₂ = Tes akhir (posttest)

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiono (2019:57) variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat atau

nilai dari orang, objek, organisasi atau kegiatan yang mempunyai varians tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini:

1. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) yang biasa dikenal dengan istilah

variabel terikat (Dependen Variabel). Variabel ini sering disebut sebagai


32

variabel output, kriteria, konsekuen. Atau sering disebut variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.

2. Variabel X (Metode Pembelajaran Outdoor Learning) yang biasa dikenal

dengan istilah variabel bebas (Independen Variabel). Variabel ini sering

disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam Bahasa

Indonesia sering disebut variabel bebas variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen terikat.(Sugiyono, 2017:38) yang menjadi

varibel bebas dalam penelitian ini adalah Metode Pembelajaran Outdoor

Learning

D. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi

yang beralamat di Jl. Raya Nagrak Cibadak, Desa. Cisarua, Kecamatan

Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Alasan pemilihan tempat

penelitian tersebut dikarenakan tersedianya data dan adanya keterbukaan dari

pihak sekolah, sehingga memudahkan didalam pengumpulan data yang

diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi.


33

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yaitusesuai

dengan surat keputusan (SK) izin dari Institut Madani Nusantara yang di

tetapkan pada tanggal 16 Juni 2023.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Bulan / Tahun 2023


No Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt
1 Pra Penelitian X
2 Pengajuan Judul X
3 Pengajuan Proposal X
4 SeminarUsulan
X
Proposal
5 Izin Penelitian X
Pelaksanaan Penelitian X X
a. Pretest dan Postest X X
6 b. Pengumpulan dan
c. Pengolahan Data X X
7 Analisis Data X
8 Bimbingan Skripsi X X X X
9 Sidang Skripsi X

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut KBBI, populasi adalah seluruh jumlah orang atau penduduk di

suatu daerah, jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama,

jumlah penghuni baik manusia ataupun makhluk hidup lainnya pada satuan

ruangan tertentu, sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber

pengambilan sampel.

Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2017) mengatakan bahwa populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi
34

kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajri dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa populasi

merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi

syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam

penelitianini, yang menjadi populasi target ialah para peserta didik kelas IX

di SMPN 1 Nagrak yang masih tercatat aktif sebagai peserta didik di sekolah

selama penelitianini dilakukan dengan jumlah 256 peserta didik.

Tabel 3.2 Populasi kelas IX SMPN 1 Nagrak

No Kelas L P Jumlah
1 IX A 15 15 30
2 IX B 15 16 31
3 IX C 12 17 29
4 IX D 10 17 27
5 IX E 14 15 29
6 IX F 13 16 29
7 IX G 14 15 29
8 IX H 10 16 26
9 IX I 13 13 26
Jumlah 116 143 256

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

populasi. Sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya

mewakili keseluruhan gejala yang telah diteliti atau diamati.

Sampel juga dapat diartikan sebagai kelompok yang mewakili populasi

dan berperan sebagai responden. Jadi, dapat diambil kesimpulan bawa sampel

adalah bagian dari keseluruhan populasi yang diteliti, dijadikan responden,


35

dan dipandang sifatsifatnya dapat mewakili keseluruhan populasi yang ada.

Jelasnya bahwa sampel merupakan bagian dari populasi yang sifat-sifatnya

harus mencerminkan sifat-sifat populasi secara utuh.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sample Probability sample

dengan jenis sample acak atau atau random sampling. Pengambilan sampel

menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh riduwan (2015:65)

N
n= 𝑁.𝑑 2 +1

Dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

N 256 256 256


n= = = (256).(0,01)+1 = = 71,9101124 = 72 orang
𝑁.𝑑 2 +1 256.0,12 +1 3,56

Jadi, jumlah sampel sebesar 72 responden (siswa) kelas IX di SMPN 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

Populasi Sampel
Kelas
L P J L P J
VIII A 15 15 30 𝟏𝟓 𝟏𝟓 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII B 15 16 31 𝟏𝟓 𝟏𝟔 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII C 13 17 30 𝟏𝟑 𝟏𝟕 8
x 72 = 4 x 72 = 5
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII D 10 17 27 𝟏𝟎 𝟏𝟕 8
𝟐𝟓𝟔
x 72 = 3 𝟐𝟓𝟔
x 72 = 5
VIII E 14 15 29 𝟏𝟒 𝟏𝟓 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII F 13 16 29 𝟏𝟑 𝟏𝟔 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII G 14 15 29 𝟏𝟒 𝟏𝟓 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII H 10 15 25 𝟏𝟎 𝟏𝟓 8
x 72 = 3 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
VIII I 13 13 26 𝟏𝟑 𝟏𝟑 8
x 72 = 4 x 72 = 4
𝟐𝟓𝟔 𝟐𝟓𝟔
Jumlah 117 139 256 34 34 72
36

F. Teknik Pengumpulan Data

Ridwan (2015:69) mengatakan bahwa metode pengumpulan data adalah ialah

tekhnik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk memngumpulkan

data. Guna memperoleh data dan informasi yang akurat, dalam penelitian ini di

gunakan sejumlah teknik pengumpulan data seperti:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukandengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam

bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya,

sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan

dengan opsi jawaban yang tersedia. Kalau metode pengamatan dan metode

wawancara menempatkan peneliti dalam hubungan langsung dengan

responden, maka dalam metode angket hubungan itu dilakukan melalui

media, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden. Sering terjadi

bahwa kuesioner yang dikirim itu tidak diisi dan tidak dikembalikan oleh

responden. Dalam hal seperti ini maka peneliti mendatangi sendiri responden

dan menyampaikan kepada mereka daftar pertanyaan untuk diisi. Ini berarti

di samping angket dipakai pengamatan dan wawancara juga digunakan.

(Gulo, 2010:122)

Penyebaran Angket ini guna keperluan penelitian yaitu bertujuan untuk

mengetahui tangapan peserta didik mengenai Metode di luar kelas (Outdoor

Learning). Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode di luar kelas
37

(Outdoor Learning) terhadap hasil belajar siswa. Angket diberikan kepada 72

orang siswa kelas VIII SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

2. Tes (Test)

Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan

atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan.Tes yang

digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pengetahuan

(knowledge).Tes yang digunakan berupa pilihan ganda.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan kognitif

berupa pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan peserta

didik. Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalah tes awal (pretest) dan

tes akhir (posttest). Pretest dimaksudkan untuk mengetahui keadaan awal

peserta didik sebelum diberikan treatmen metode pembelajaran oudoor

learning..Tes yang dilakukan harus sesuai dengan indikator dan kurikulum.

Skor yang digunakan untuk soal pilihan ganda bernilai satu (5) untuk jawaban

yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan

kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang

lain, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam

yang lain. Teknik pengumpulan data berupa observasi digunakan bila

penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala alam, dan

bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2017: 145).
38

Penelitian ini menggunakan observasi langsung. Observasi pada saat pra-

penelitian menggunakan observasi tak terstruktur untuk mengetahui masalah

yang terjadi di kelas VIII SMPN 1 Nagrak. Hasil observasi yang diperoleh

dari melihat guru kelas VIII mata pelajaran PAI adalah dalam proses

pembelajaran pendidik mengajar hanya berpatokan pada buku paket yang ada

dan menggunakan metode cermah serta penugasan.

4. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti

ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang

harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari

responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil

(Sugoyono, 2017: 137)

Menurut Sugiyono wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan secara langsung maupun tidak

langsung. Secara langsung maksudnya wawancara dilakukan dengan face to

face (bertatap muka). Dan wawancara secara tidak langsung dapat

menggunakan telepon. Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur dan dilakukan secara langsung untuk mengetahui proses

pembelajaran PAI yang dilakukan, metode yang digunakan guru,

permasalahan yang ada dalam pembelajaran PAI. Melalui wawancara ini

peneliti bisa mendapatkan berbagai informasi sehingga dapat menentukan

permasalahan yang harus diteliti dan dicari solusinya.


39

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sudah ada

seperti dokumen-dokumen tertulis tertentu yang berhubungan dengan

penelitian. dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,

2013:274)

Dokumentasi diambil untuk keperluan penelitian yaitu sebagai bukti

bahwa peneliti benar-benar melaksanakan penelitian di SMPN 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi.. Dokumentasi yang diambil terdiri dari sarana

prasarana sekolah, foto peneliti bersama kepala sekolah, foto kegiatan siswa

mengisi test dan pemotretan kondisi pembelajaran selama penelitian

dilakukan di kelas VIII SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

G. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

instrument berupa tes hasil belajar peserta didik. Tes hasil belajar dengan jenis

pretest dan posttest. pretest dilaksanakan sebelum metode Outdoor learning

diterapkan, sedangkan posttest dilaksanakan setelah murid mengikuti pembelajaran

dengan menerapkan metode Outdoor learning.

1. Instrumen Angket

a. Definisi Operasional Variabel X (Metode Outdoor Learning)


40

Pembelajaran di luar kelas (Outdoor Learning) merupakan

pembelajaran di luar kelas yang mengarahkan peserta didik untuk

melakukanaktivitas yang dapat membawa mereka mengamati lingkungan

sekitar, sesuaidengan materi yang diajarkan .

b. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Metode Outdoor Learning
Variabel Indikator No Item APD Sumber
Aspek 1,2,4,6,7 Angket Siswa kelas IX
kegembiraan
Kecintaan 3, 10, 11, Angket Siswa kelas IX
Model terhadap 14, 16
Pembelajaran lingkungan
Outdoor Mengamati 5, 8, 13, Angket Siswa kelas IX
Learning sendiri 15, 17
Mewujudkan 9, 11, 18, Angket Siswa kelas IX
nilai-nilai 19, 20
spiritual

c. Skala Metode di Luar Kelas (Outdoor Learning)

Tabel 3.5

Skala Mrtode Outdoor Learning

Pilihan jawaban Skor jawaban


pertanyaan positif pertanyaan negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5

Dari tabel 3.5 di atas, dapat diketahui bahwa untuk pernyataan yang

bersifat positif jika responden menjawab sangat setuju maka skor

jawabannya bernilai 5 poin, setuju mendapat nilai 4 poin, netral mendapat


41

3 poin, tidak setuju mendapat 2 poin dan sangat tidak setuju mendapat 1

poin.

Sedangkan, untuk pernyataan yang bersifat negatif, maka jika

responden menjawab sangat setuju berarti mendapat 1 poin, setuju

mendapat 2 poin, netral mendapat 3 poin, tidak setuju mendapat 4 poin,

dan sangat tidak setuju mendapat 5 poin.

2. Instrumen Tes

a. Variabel Y (Hasil Belajar)

1) Definisi Konseptual, Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi

pada siswa, baik pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor

sebagai hasil dari proses pembelajaran.

2) Definisi Operasional, Hasil Hasil belajar adalah perubahan

kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa akibat

dari proses kegiatan pembelajaran. Pengertian hasil belajar terkait

dengan kemampuan siswa dalam mengikuti seluruh rangkaian

kegiatan belajar mengajar dan berhasil ketika diuji dengan

beberapa tes atau ujian. Dalam hal ini secara khusus hasil belajar

yang ditunjukkan adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam,

dan bukan pada mata pelajaran yang lainnya, ini tentunya adalah

disebabkan karena mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

tersebut adalah merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan

penelitian yang sedang dilaksanakan di Kelas IX SMPN 1 Nagrak


42

b. Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrument Soal

Materi
Kompetensi Dasar Indikator Butir Soal
Pokok
Meyakini adanya 1, 3, 4, 5,
Meyakini adanya Hari
Hari Akhir sebagai 6, 7, 8, 9,
Akhir sebagai
implementasi dari 10, 11, 12,
implementasi dari
pemahaman Rukun 16, 17, 18,
pemahaman Rukun Iman
Iman. 20
Hikmah Memiliki perilaku
beriman Memiliki perilaku yang yang
kepada mencerminkan iman mencerminkan 2, 15, 19
hari kepada Hari Akhir iman kepada Hari
akhir Akhir.
Memahami hikmah
Memahami hikmah
beriman kepada
beriman kepada Hari
Hari Akhir yang
Akhir yang dapat 13, 14
dapat membentuk
membentuk perilaku
perilaku akhlak
akhlak mulia
mulia

Tes hasil belajar PAI ini berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda.

Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai (1) untuk jawaban yang

benar dan bernilai (0) untuk jawaban yang salah. Tes dilakukan sebelum

pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest).

H. Analisis Butir Soal

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kesahihan atau

kebenaran suatu alat ukur. Instrumen dapat dikatakan valid jika alat ukur yang

digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga berarti instrument

tersebutdapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.


43

Uji Validitas instrumen penelitian ini menggunakan rumus korelasi

product moment, uji ini dilakukan dengan melihat kolerasi atau skor masing-

masing item pertanyaan atau soal yang diberikan. Metode analisis kolerasi

product moment dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

rᵪᵧ = n(∑ XY) - (∑ X). (∑ Y)


√{n.∑X² - (∑X)² }.{n.∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan :

n = Jumlah subjek (banyaknya siswa)

∑ xy = Jumlah perkalian skor perta,a dan skor kedua

∑x = Jumlah skor perbutir

∑y = Jumlah skor seluruh butir

∑ x² = Jumlah skor kuadrat seluruh butir

∑ y² = Jumlah skor kuadrat pada jumlah skor yang diperoleh Responden

Tabel 3.7
Hasil Pengujian Validitas Instrument Variabel X
Metode Outdoor Learning
No Pernyataan r hitung r tabel Kriteria
Item Pertanyaan Metode di Luar Kelas (Outdoor Learning)
1 metode ini menjadikan kegiatan
belajar mengajar menjadi 0,259 0,235 Valid
menyenangkan
2 metode ini adalah metode yang
0,285 0,235 Valid
membosankan
3 belajar diluar kelas menambah
0,436 0,235 Valid
kepekaan dalam pembelajaran
4 metode ini menambah daya
0,249 0,235 Valid
semangat dalam belajar
5 belajar menjadi lebih mudah
0,272 0,235 Valid
karena banyak objek lingkungan
6 metode ini tidak merubah 0,244 0,235 Valid
44

motivasi dalam belajar


7 metode ini menambah daya tarik
0,622 0,235 Valid
dalam pelajaran PAI
8 belajar menjadi lebih lebih nyata
karena langsung belihat banyak 0,505 0,235 Valid
objek
9 saya merasa memiliki kewajiban
0,678 0,235 Valid
dalam menjaga lingkungan
10 belajar diluar kelas menambah
0,619 0,235 Valid
rasa memiliki lingkungan
11 saya menjadi pribadi yang harus
0,706 0,235 Valid
melestarikan lingkungan
12 belajar diluar kelas menjadi lebih
0,706 0,235 Valid
peduli terhadap lingkungan
13 saya lebih mudah berpikir kritis
karena banyak objek yang bisa 0,622 0,235 Valid
dilihat
14 belajar diluar kelas terasa
0,592 0,235 Valid
melelahkan
15 belajar diluar kelas membuat saya
0,501 0,235 Valid
menjadi tidak fokus
16 belajar diluar kelas tidak
menambah untuk rasa ingin 0,699 0,235 Valid
menjaga lingkungan
17 terlalu banyak objek diluar kelas
0,416 0,235 Valid
membuat saya semakin bingung
18 saya merasakan kebesaran Allah
0,481 0,235 Valid
SWT melalui ciptaannya
19 saya tidak merasa memiliki
tanggungjawab untuk menjaga 0,587 0,235 Valid
lingkungan
lingkungan yang rusak tidak perlu
20 diganti, karena akan 0,304 0,235 Valid
terperbaharui dengan sendirinya
45

Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Instrument Variabel Y
Hasil Belajar Siswa

No soal r hitung Tanda r tabel Keterangan

1 0,586 > 0,235 Valid

2 0,533 > 0,235 Valid

3 0,637 > 0,235 Valid

4 0,494 > 0,235 Valid

5 0,535 > 0,235 Valid

6 0,435 > 0,235 Valid

7 0,337 > 0,235 Valid

8 0,579 > 0,235 Valid

9 0,238 > 0,235 Valid

10 0,475 > 0,235 Valid

11 0,445 > 0,235 Valid

12 0,451 > 0,235 Valid


13
0,386 > 0,235 Valid

14 0,327 < 0,235 Valid

15 0,622 < 0,235 Valid

16 0,558 < 0,235 Valid

17 0,733 < 0,235 Valid

18 0,405 < 0,235 Valid

19 0,430 < 0,235 Valid


46

20 0,357 < 0,235 Valid

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas merupakan suatu nilai yang menunjukan ketetapan suatu alat

ukur. Reliabilitas juga dapat diartikan sebagai suatu kesetabilan dari

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk soal tes. Reabilitas instrument dalam penelitian ini menngunakan

rumus Alpha sebagai berikut.

𝑘 𝑆𝑖
r11 = x (1 - )
𝑘−1 St

Keterangan :

r¹¹= Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total

K = Jumlah item

Tabel 3.9
Hasil Uji Realibilitas Variabel X dan Varibel Y
No Variabel Alfa croambatch Kriteria

1 Metode Outdoor Learning (X) 0,83517


Realibel
2 Hasil Belajar (Y) 0,83767 Realibel
Uji Reabilitas Menggunakan Excel

Koefisien realibilitas yang dihasilkan pada variabel X dan variabel Y

diinterpretasikan dengan pedoman kriteria Riduwan (2019) seperti pada tabel


47

berikut:

Tabel 3.10
Interpretasi nilai r
Interval
Tingkat Hubungan
Koefisien
0,80-1,000 Sangat Kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Sedang

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Hasil dari uji reliabilitas variabel X (Metode Outdoor Learning) adalah

r=0,83517 jika dilihat pada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi di atas,

bahwa nilai r berada pada tingkatan ±0.80-±1,000 yang menyatakan bahwa

pernyataan variabel X pada hasil uji reliabilitas adalah sangat kuat.

Hasil dari uji reliabilitas variabel Y (Hasil Belajar) adalah r=0,83767 jika

dilihat pada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi di atas, bahwa nilai r berada

pada tingkatan ±0.80-±1,000 yang menyatakan bahwa pernyataan variabel Y

pada hasil uji reliabilitas adalah sangat kuat

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis

statistik deskriftif dan analisis statistik inferensial. Data yang terkumpul berupa

nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua nilai
48

ini mengajukan pertanyaan apakah terdapat perbedaan antara nilai pretest dengan

nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan atas rata-rata kedua nilai

saja, dan untuk keperluan tersebut diperlukan teknik yang disebut uji-t (t-test) yakni

dengan menggunakan tabel t. Uji t tabel menggunakan dua arah. Pengujian dua arah

berarti pengujian terhadap suatu hipotesis yang belum diketahui arahnya.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk menghitung hasil belajar adalah data

statistik yang digunakan untuk menganalisis data, menggambarkan data yang

telah ada dan tidak bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku untukumum

atau generalisasi, langkah-langkah dalam penyususunan melalui analisis ini

adalah sebagai berikut :

a. Penentuan nilai statistik deskriptif didasarkan pada nilai rata-rata

siswa(mean).

∑ xi
x=
n
Keterangan :

x: Mean (Rata-rata)

∑𝑥i : Jumlah nilai X ke I sampai ke n

n : Banyaknya subjek

b. Penentuan Kategori Hasil Belajar pada Pembelajaran PAI

Untuk menentukan kategori hasil belajar pada pembelajaran dapat

menggunakan sumber dari SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi. Dapat

dilihat pada kategori tabel di bawah ini.


49

Tabel 3.11 Distribusi Kategori Hasil Belajar

Skor Kategori
90 – 100 Sangat Baik
81 – 89 Baik
75 – 80 Cukup
50 – 74 Kurang
0 – 45 Sangat Kurang
Sumber: Data Operator SMPN 1 Nagrak

c. Penentuan Distribusi Presentase Ketuntasan

Standar kriteria ketuntasan minimum pada peserta didik kelas VIII

SMPN 1 Nagrak untuk pembelajaran PAI yang telah ditetapkan adalah 75

dan skor idealnya 90.

Tabel 3.12 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar


Nilai Kriteria
N ˂ 75 Tidak Tuntas
N ≥ 75 Tuntas
Sumber: Data Operator SMPN 1 Nagrak

Berdasarkan tabel di atas dinyatakan tuntas apabila siswa memperoleh

nilai ≥ 75 dalam mengikuti proses belajar mengajar dan siswa yang tidak

dinyatakan tuntas apabila mendapatkan nilai < 75 dalam mengikuti proses

belajar mengajar. Untuk memperoleh persentase ketuntasan belajar dapat

menggunakan rumus berikut:

Menghitung persentas (%) ketuntasan menggunakan rumus berikut:

Rumus % ketuntasan jumlah peserta didik yang nilainya≥ 75


: × 100
jumlah peserta didik

Rumus % tidaktuntasan jumlah peserta didik yang nilainya˂75


: × 100
jumlah peserta didik
50

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang telah ditetapkan, sebelum melakukan pengujian hipotesis

dilakukan uji prasyarat data terlebih dahulu. Pada uji prasyarat data

dilakukan uji normalitas data kemudian uji hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk memeriksa apakah data yang

diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak..Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini menggunakan

uji Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS dengan ketentuan jika nilai Sig

> 0,05 maka data dikatakan berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai

Sig< 0,05 maka data penelitian tidak berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji dengan bantuan SPSS untuk

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya. Dalam penggunaan statistik inferensial ini, peneliti

menggunakan teknik statistik t (uji-t). Uji-t digunakan untuk menguji

nilai rata-rata dari kelas. Apakah kelas tersebut sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan memiliki perbedaan atau tidak. Adapun

kemungkinan hasil penelitian yaitu :


51

H0 : Tidak terdapat pengaruh metode di luar kelas (outdoor

learning) terhadap hasil belajar PendididIkan Agama Islam Siswa di

kelas VIII SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

HI : Terdapat pengaruh metode di luar kelas (outdoor learning)

terhadap hasil belajar PendididIkan Agama Islam Siswa di kelas VIII

SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi. Menurut (Riduwan, 2020: 174)

1) Jika nilai t hitung lebih besar (>) dari nilai t tabel maka hipotesis nol

(H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, yang berarti ada

perbedaan yang signifikan penggunaan metode outdoor learning

terhadap hasil belajar PAI dan Budi Pekerti siswa

2) Jika nilai t hitung lebih kecil (˂) dari nilai t tabel maka hipotesis nol

(H0) diterima dan hipotesis alternative (H1) ditolak, yang berarti

tidak ada perbedaan yang signifikan metode di luar kelas (outdoor

learning) terhadap hasil belajar PAI dan Budi Pekerti siswa.

Adapun rumus dari Uji-T yaitu :

𝑡= 𝑋̅ 1 − 𝑋̅ 2

𝑠 2 𝑠 2 𝑆1 𝑆2
√ 𝑛1 + 𝑛2 - 2r ( ) ( )
1 2 √𝑛 1 √𝑛 2

Keterangan :

X 1 = Rata-rata sebelum perlakuan

X 2 = Rata-rata sebelum perlakuan

S1 = Rata-rata sebelum perlakuan


52

S2 = Rata-rata sebelum perlakuan

n = Jumlah Sampel sebelum dan setelah Perlakuan

r = Nilai korelasi antara sampel sebelum perlakuan dan setelahperlakuan


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menujukkan pengaruh metode Outdoor Learning

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di kelas IX SMPN 1 Nagrak.

Untuk menunjukkan hal tersebut, digunakan analisis statistik deskriptif dan analisis

statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data

dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan melalui data angket yang telah

terkumpul sebagaimana adanya. Sedangkan analisis statistik inferensial

dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menganalisis nilai pretest-

posttest pada pembelajaran IPS. sebelum melakukan pengujian hipotesis dilakukan

uji prasyarat data terlebih dahulu. Salah satu uji prasyarat data yang digunakan

adalah uji normalitas data.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul

berdistribusi normal atau tidak. Dikatakan normal apabila signifikansi pada output

One Sampel Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari pada α yang ditentukan yaitu

0,05. Sedangkan uji hipotesis perlu diuji dengan bantuan SPSS untuk membuktikan

kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu apabila yang

dihasilan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat

perbedaan yakni H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya metode Outdoor

Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI di kelas

IX SMPN 1 Nagrak.

53
54

Pengolahan data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif, dimana data

yang diperoleh tersebut berasal dari hasil angket respon peserta didik dan hasil

tes pretest-posttest yang berupa soal pilihan ganda. Penelitian ini ingin menguji

apakah ada pengaruh metode Outdoor learning dan seberapa besar pengaruh

metode Outdoor Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di

kelas IX SMPN 1 Nagrak.

1. Variabel X (Metode Outdoor Learning)

Untuk mengetahui keadaan metode di luar kelas (outdoor learning) maka

diajukan angket kepada 72 siswa kelas IX di SMPN 1 Nagrak.

Angket disebar kepada responden sebanyak 20 item tersebut hingga

terbentuk kuesioner dengan lima alternatif jawaban terstruktur, yaitu SS, S, N,

TD ,SDS kemudian alternatif jawaban diekuivalensikan dengan skor positif

sangat setuju = 5, setuju= 4, Netral= 3, tidak setuju= 2, dan sangat tidak setuju

=1, sedangkan skor negatif, sangat setuju = 1, setuju= 1, Netral= 3, tidak setuju=

4, dan sangat tidak setuju =5. Dengan mengacu pada teknik di atas diperoleh

skor tertinggi 20 x 5 = 100 dan skor terendah 5 x 1 = 5

a. Deskripsi Data Variabel X (Metode Outdoor Learning)

Pada penelitian ini data metode outdoor learning diperoleh dari hasil

angket yang disebarkan kepada 72 siswa kelas VIII SMPN 1 Nagrak. Dari

hasil tersebut, Data dapat dilihat secara rincipada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1
Data Variabel Metode Outdoor Learning
Responden Nilai Model Ourdoor Learning
1 78
2 88
55

3 84
4 84
5 87
6 75
7 82
8 80
9 79
10 96
11 78
12 82
13 78
14 80
15 78
16 80
17 85
18 78
19 81
20 76
21 78
22 80
23 81
24 84
25 80
26 81
27 79
28 79
29 79
30 94
31 96
32 95
33 96
34 97
35 94
36 95
37 98
38 98
39 95
40 92
41 89
42 95
43 97
56

44 97
45 92
46 94
47 96
48 89
49 91
50 96
51 93
52 96
53 89
54 91
55 96
56 94
57 94
58 88
59 96
60 90
61 94
62 97
63 91
64 97
65 94
66 94
67 95
68 95
69 95
70 97
71 96
72 78

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket metode

outdoor learning di kelas IX SMPN 1 Nagrak dari masing-masing responden.

b. Hasil Analisis Variabel X (Metode Outdoor Learning)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 98 – 75

= 23
57

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7

3) Panjang Interval (I) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas (K=k)

= 23 : 7

= 3,28

=3

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Metode Outdoor Learning)

Tabel 4.2

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendapatkan skor 75-77 terdapat 2 orang, 78-80 terdapat 16 orang, 81-83

terdapat 5 orang, 84-87 terdapat 5 orang, 88-91 terdapat 9 orang, 92-95 terdapat

18 orang, 96-98 terdapat 17 orang. Berdasarkan hasil data frekuensi di atas,

maka diambarkan distribusi frekunsi metode outdoor learning dalam bentuk

grafik berikut ini:


58

Gambar 4.1

5) Mean, Median, Modus

Tabel 4.3

Dari tabel di atas, diketahui bahwanilai rata-rata dari varibel metode outdoor

learning adalah 88,69 sedangkan nilai tengah 91, nilai yang sering muncul 95,

dan standar deviasi 7,395


59

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata metode outdoor

learning dapat diproleh dengan cara sebagai berikut

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)

Nilai rata-rata idea (Mi) = 88,69

Standart Deviasi (Sdi) = 7,395

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (88,69 – 7,395)

= X < 81,295 = 81

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 81,295 < X < (88,69+7,395)

= 81,295 < X < 96,085

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 96,085

Tabel 4.4
Tabel Kategorisasi
60

Gambar 4.2
Gambar Pengaruh Metode Outdoor Learning

Rendah; Tinggi;
25% 23,6%

Sedang;
51,4%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel metode outdoor learning yang termasuk ke dalam kategori rendah

sebanyak 18 orang (25,0%), kategori sedang 37 orang (51,4%), dan kategori

tinggi 17 orang (23,6%). Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel metode outdoor learning berada pada kategori

sedang.

c. Analisis Hasil Angket Perindikator

Tabel 4.5
Kriteria Interpretasi Skor Angket
Interval Kriteria
1,00 – 1,80 Sangat tidak baik/sangat rendah
1,81 – 2,60 Tidak baik/ rendah
2,61 – 3,40 Cukup/ sedang
3,41 – 4,20 Baik/ tinggi
4,21 – 5,00 Sangat baik/sangat tinggi

Untuk mempermudah perhitungan, maka data berupa skor setiap

indikator pernyataan seperti dapat dilihat pada tabel berikut :


61

2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa)

Untuk mengetahui pengukur hasil belajar siswa, dilakukan pretest dan

posttest yang diujkan kepadadiajukan kepada 72 siswa kelas IX di SMPN 1

Nagrak sebelum dan sesudah perlakuan.

Soal pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda terdiri dari 20 butir soal,

skor untuk jawaban benar adalah (5) dan untuk jawaban salah adalah nol (0).

Dengan mengacu pada teknik tersebut diperoleh skor tertinggi 20 x 5 = 100 dan

skor terendah 0 x 5 = 0.

a. Deskripsi Data Variabel Y

Pada penelitian ini data hasil belajar diperoleh dari hasil pretest dan

posttest yang diujikan kepada 72 siswa kelas VIII SMPN 1 Nagrak. Dari

hasil tersebut, Data dapat dilihat secara rincipada tabel sebagai berikut:

1) Pretest

Tabel 4.6
Data Nilai Pretest Hasil Belajar

Responden Nilai Pretest


1 30
2 35
3 40
4 45
5 35
6 35
7 35
8 25
9 40
10 50
11 30
12 60
62

13 40
14 55
15 45
16 40
17 40
18 50
19 55
20 80
21 65
22 45
23 45
24 45
25 30
26 55
27 45
28 55
29 75
30 45
31 40
32 25
33 70
34 45
35 50
36 50
37 55
38 40
39 70
40 60
41 65
42 60
43 55
44 55
45 65
46 65
47 50
48 50
49 60
50 25
51 30
52 35
53 35
63

54 40
55 50
56 80
57 65
58 60
59 70
60 75
61 70
62 50
63 50
64 60
65 60
66 60
67 25
68 30
69 50
70 45
71 55
72 65

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor pretest hasil

belajar di kelas IX SMPN 1 Nagrak dari masing-masing responden.

a. Hasil Analisis Variabel Y (Pretest Hasil Belajar)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 80 – 25

= 55

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7
64

3) Panjang Interval (I) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas (K=k)

= 55 : 7

= 7,85

=8

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar Pretest)

Tabel 4.7
Tabel frekuensi pretest

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendapatkan skor 25-32 terdapat 9 orang, 33-40 terdapat 14 orang, 41-48

terdapat 9 orang, 59-56 terdapat 18 orang, 57-64 terdapat 9 orang, 65-72

terdapat 10 orang, 73-80 terdapat 4 orang. Berdasarkan hasi data frekuensi

di atas, maka diambarkan distribusi frekunsi pretest dalam bentuk grafik

berikut ini:
65

Gambar 4.3
Diagram Frekuensi Pretest

5) Mean, Median, Modus

Tabel 4.8
66

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari nilai

pretest adalah 49,79 sedangkan nilai tengah 50,00, nilai yang sering

muncul 50, dan standar deviasi 13,978

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata niali pretest

siswa dapat diproleh dengan cara sebagai berikut

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)

Nilai rata-rata idea (Mi) = 49,79

Standart Deviasi (Sdi) = 13,978

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (49,79 – 13,978)

= X < 35,812 = 36

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 35,812 < X < (49,79+13,978)

= 35,812 < X < 63,768

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 63,768

Tabel 4.9
Tabel Kategorisasi
67

Gambar 4.4
Gambar Hasil Belajar

Rendah; Tinggi;
20,8% 19,4%

Sedang;
59,7%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor variabel

metode outdoor learning yang termasuk ke dalam kategori rendah sebanyak 15

orang (20,8%), kategori sedang 43 orang (59,7%), dan kategori tinggi 14 orang

(19,4%). Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel

Y (Pretest) berada pada kategori sedang.

2) Posttest

Tabel 4.10
Data Nilai Posttest Hasil Belajar
Responden Nilai Posttest
1 65
2 60
3 80
4 65
5 90
6 70
7 95
8 80
9 70
10 75
11 70
12 95
13 90
14 85
68

15 85
16 85
17 75
18 60
19 90
20 95
21 95
22 95
23 90
24 90
25 90
26 65
27 65
28 65
29 90
30 95
31 85
32 65
33 85
34 90
35 80
36 75
37 85
38 95
39 70
40 85
41 85
42 85
43 70
44 80
45 80
46 100
47 65
48 80
49 80
50 80
51 80
52 75
53 85
54 90
55 70
69

56 100
57 70
58 60
59 80
60 100
61 75
62 75
63 85
64 75
65 75
66 70
67 75
68 80
69 70
70 75
71 75
72 80

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor posttest hasil

belajar di kelas VIII SMPN 1 Nagrak dari masing-masing responden.

a. Hasil Analisis Variabel Y (Postest Hasil Belajar)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 100 – 60

= 40

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7
70

3) Panjang Interval (I ) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas

(K=k)

= 40 : 7

= 5,71

=6

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar Posttest)

Tabel 4.11
Tabel frekuensi posttest

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendapatkan skor 60-65 terdapat 10 orang, 66-71 terdapat 9 orang,

72-77 terdapat 11 orang, 78-83 terdapat 12 orang, 84-89 terdapat 11

orang, 90-95 terdapat 16 orang, 96-100 terdapat 3 orang.

Berdasarkan hasil data frekuensi di atas, maka diambarkan

distribusi frekuensi hasil belajar posttest dalam bentuk grafik berikut

ini:
71

Gambar 4.5
Diagram Frekuensi Posttest

5) Mean, Median, Modus


Tabel 4.12

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari nilai

posttest adalah 80,00 sedangkan nilai tengah 80,00, nilai yang sering

muncul 80,00, dan standar deviasi 10,548


72

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata niali pretest

siswa dapat diproleh dengan cara sebagai berikut

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)Nilai rata-rata

idea (Mi) = 80,00

Standart Deviasi (Sdi) = 10,548

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (80,00 – 10,548)

= X < 69,45 = 69

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 69,45 < X < (80,00+10,548)

= 69,45 < X < 90,548

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 90,548

Tabel 4.13
Tabel Kategorisasi
73

Gambar 4.6
Gambar Hasil Belajar (Posttest)

Rendah; Tinggi;
13,9% 13,9%

Sedang;
72,2%
Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel hasil belajar (posttest) siswa yang termasuk kedalam kategori

rendah sebanyak 10 orang (13,9%), kategori sedang 52 orang (72,2%), dan

kategori tinggi 10 orang (13,9%). Berdasarkan perolehan skor tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel hasil belajar (posttest) siswa berada

pada kategori sedang.

2. Pengaruh Metode Outdoor Learning

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SDN 14 Pulau

Podang-Podang, untuk mengetahui pengaruh metode Outdoor Learning maka

dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dengan instrumem angket. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh metode Outdoor Learning

terhadap hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAI. Berikut hasil data

deskriptif dapat di lihat pada tabel angket respon peserta didik di bawah ini:

Tabel 4.14

Skor jawaban
Pilihan jawaban
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
74

Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5

Tabel 4.15

SS S N TS STS
No Pernyataan Positif

Metode ini menjadikan kegiatan belajar


1 40% 35% 19% 3% 3%
mengajar menjadi menyenangkan
Belajar diluar kelas menambah
3 38% 31% 22% 6% 4%
kepekaan dalam pembelajaran
Metode ini menambah daya semangat
4 32% 46% 17% 3% 3%
dalam belajar
Belajar menjadi lebih mudah karena
5 46% 40% 11% 3% 0%
banyak objek lingkungan
Metode ini menambah daya tarik
7 79% 10% 11% 0% 0%
dalam pelajaran PAI
Belajar menjadi lebih lebih nyata
8 74% 19% 7% 0% 0%
karena langsung melihat banyak objek
Saya merasa memiliki kewajiban
9 71% 18% 11% 0% 0%
dalam menjaga lingkungan
Belajar diluar kelas menambah rasa
10 71% 17% 11% 1% 0%
memiliki lingkungan
Saya menjadi pribadi yang harus
11 65% 22% 11% 1% 0%
melestarikan lingkungan
Belajar diluar kelas membuat saya
12 menjadi lebih peduli terhadap 74% 8% 14% 4% 0%
lingkungan
Saya lebih mudah berpikir kritis karena
13 72% 17% 11% 0% 0%
banyak objek yang bisa dilihat
Saya merasakan kebesaran Allah SWT
18 60% 26% 13% 1% 0%
melalui ciptaannya
Jumlah Persentase 722% 289% 158% 22% 10%
Rata-Rata Persentase 60,1% 24,0% 10,6% 1,8% 0,8%
75

Tabel 4.16

SS S N TS STS
No Pernyataan Negatif
Metode ini adalah metode yang
2 3% 3% 15% 43% 36%
membosankan
Metode ini tidak merubah motivasi
6 dalam belajar 1% 1% 11% 47% 39%

14 Belajar diluar kelas terasa melelahkan 0% 0% 11% 7% 82%


Belajar diluar kelas membuat saya
15 0% 1% 8% 31% 60%
menjadi tidak fokus
belajar diluar kelas tidak menambah
16 0% 1% 4% 25% 70%
untuk rasa ingin menjaga lingkungan
Terlalu banyak objek diluar kelas
17 0% 1% 13% 19% 67%
membuat saya semakin bingung
Saya tidak merasa memiliki
19 tanggungjawab untuk menjaga 0% 3% 11% 25% 61%
lingkungan
Lingkungan yang rusak tidak perlu
20 diganti, karena akan terperbaharui 1% 3% 10% 25% 61%
dengan sendirinya
Jumlah Persentase 5% 13% 83% 222% 476%
Rata-Rata Persentase 12,5% 7,1% 10,3% 27,7% 59,5%

Berdasarkan hasil tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa hasil data pada angket

respon peserta didik terdapat adanya perbedaan yang signifikan karena pada

pertnyn pozitif kategori sangat setuju hasil rata-rata persentase yang didapatkan

60,1%, setuju 24,0% sedangkan pada kategori sangat tidak setuju hasil rata-rata

persentase yang didaptkan 0,8 dan tidak setuju adalah 1,8%.

Dapat juga dilihat pebedaan hasil pada pertanyaan negatif, dimana hasil rata-

rata persentase pada kategori sangat setuju 5%, setuju 7,1% sedangkan hasil rata-

rata persentase pada kategori sangat tidak setuju adalah 59,5% dan tidak setuju

adalah 27,7%.

Dilihat dari hasil data angket respon peserta didik perbandingan rata- rata
76

persentase ketegori sangat setuju dengan kategori sangat tidak setuju dan juga

perbandingan antara kategori setuju dengan tidak setuju pada pertanyaan positif dan

negatif terdapat perbedaan yang sangat signifikan, hal ini menujukkan adanya

pengaruh metode Outdoor Learning terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI

kelas IX SMPN 1 Nagrak..

3. Besar Pengaruh Metode Outdoor Learning


Pengolahan data dalam mengetahui besar pengaruh metode Outdoor

Learning, maka dianalisis menggunakan analisis statistik inferensial melalui data

pretest-postest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

metode Outdoor Learning terhadap hasil belajar pesrta didik pada pembelajaran

IPS. Sebelum itu perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu untuk

mengetahui data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang berdistribusi

normal atau tidak. Dikatakan normal apabila signifikansi pada output One

Sampel Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari pada α yang ditentukan

terkumpul yaitu 0,05. Berikut hasilnya dengan bantuan SPSS dapat dilihat pada

tabel di bawah:
77

Tabel 4.17
Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test dan Post-test Penelitian

Berdasarkan hasil output SPSS versi 29.0 (Kolmogorov-Smirnov)

membuktikan bahwa data hasil pretest sebesar 0,200 lebih besar dari sig

0,05 dan data hasil posttest sebesar 0,078 lebih besar dari sig 0,05, sehingga

kedua data di atas pretest-posttest dinyatakan berdistribusi normal.

b. Besar Pengaruh Metode di Luar Kelas (Outdoor Learning) Melalui

Data Pretest-Posttest

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas IX

SMPN 1 Nagrak, diperoleh data hasil pretest-posttest belajar peserta didik

pada mata pelajaran PAI. Untuk mengetahui besar pengaruh metode outdoor

learning maka dianalisis menggunakan analisis statistik inferensial yang

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Keterangan:
SK: Sangat Kurang K: Kurang C: Cukup
B: Baik SB : Sangat Baik
78

Tabel 4.18
Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Pretest-Posttest
Pretest Posttest
No Skor Kategori
Frek Persentase Frek Persentase

1 0–49 SK 32 44,4% 0 0%
2 50–74 K 36 50% 19 26,4%
3 75–80 C 4 5,5% 23 31,9%
4 81–89 B 0 0% 11 15,3%
5 90–100 SB 0 0% 19 26,4%
Jumlah 72 100% 72 100%

Berdasarkan tabel 4.18 dapat digambarkan bahwa dari 72 peserta didik

pada pretest dan posttest hasil belajar peserta didik memiliki perbedaan yang

signifikan. Hal ini yang menjadi tolak ukur besarnya pengaruh metode

outdoor learning terhadap hasil belajar siswa. Pada persentase pretest

kategori sangat kurang 44,4% sedangkan posttest dengan kategori sangat

kurang 0%. Pada persentase pretest kategori kurang 50% sedangkan posttest

kategori kurang 26,4%. Pada persentase pretest kategori cukup 5,5 %

sedangkan posttest kategori cukup 31,9%. Pada persentase pretest kategori

baik 0% sedangkan posttest kategori baik 15,3% dan persentase pretest

kategori sangat baik(SB) 0% sedangkan posttest kategori sangat baik (SB)

26,4%.

Berdasarkan hasil data persentase pretest dan posttest diperoleh

kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan masih

rendah namun setelah diberi perlakuan menggunakan metode outdoor

learning mengalami peningkatan.


79

Besaran pengaruh metode outdoor learning dapat juga dilihat melalui

ketuntasan hasil belajar pretest-posttest peserta didik. Untuk

mengklasifikasikan ketuntasan hasil belajar pretest-posttest digunakan

standar penilaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah. Berikut tabel pencapaian ketuntasan hasil

belajar pretest-postest pesrta didik pada mata pelajaran PAI di kelas VIII

SMPN 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Tabel 4.19
Pencapaian Ketuntasan Pretest-Postest Hasil Belajar Siswa

Nilai Kriteria Pretest Posttest


Frek Rata Persen Frek Rata- Persen
-rata rata
N˂75 Tidak 68 94,4% 19 26,4%
Tuntas 49,79 80
N≥75 Tuntas 4 5,6% 53 73,6%

Berdasarkan hasil tabel 4.19 maka hasil pencapaian ketuntasan hasil

belajar antara pretest dengan posttest menunjukkan perbedaan yang cukup

signifikan. Pada pretest kriteria tidak tuntas sebanyak 68 orang sedangkan

pada posttest kriteria tidak tuntas sebanyak 19 orang dan nilai rata-rata

peserta didik pada pretes yaitu 49,79 sedangkan nilai rata-rata peserta didik

pada posttest yaitu 80. Ini membuktikan bahwa setalah penarapan metode

outdoor learning terjadi peningkatan nilai yang cukup signifikan. Sehigga

besarnya pengaruh metode outdoor learning dapat dilihat dari peningkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas IX SMPN 1 Nagrak.
80

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji dengan bantuan SPSS untuk

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Dalam uji hipotesis nilai dapat dikatakan signifikan jika nilai α berada ˂ 0,05.

Berikut hasil uji hipotesis dengan bantuan SPSS versi 29.0 dapat dilihat pada

tabel di bawah:

Tabel 4.20

Tabel 4.21

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel di atas, rata-rata nilai pretest

adalah 49,79 dan rata-rata nilai posttest adalah 80,00, secara deskriptif

perbedaan rata-rata nilai tersebut menunjukan adanya pengaruh yang

signifikan dalam penggunaan metode di luar kelas (outdoor learning)

terhadap hasil belajar siswa.

Nilai signifikansi yang dihasilan adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yakni H0 ditolak dan


81

H1 diterima yang artinya metode outdoor learning berpengaruh terhadap

hasil belajar PAI siswa di kelas IX SMPN 1 Nagrak.

Selain itu, juga menggunakan t hitung dan t tabel, maka kriteria

pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > dari nilai t tabel, maka

H0 ditolak dan H1 diterima, sedangkan jika nilai t hitung < dari nilai t tabel,

maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Adapun hasil t hitung dari Uji-T Paired Sampel adalah – 20,080.

Sedangkan besar t tabel adalah 1,994. Nilai t hitung = – 63,093 berarti uji

pihak kiri. Sehingga t hitung -63,093 < - t tabel = 1,994. Dari nilai t hitung

yang negatif menunjukkan bahwa nilai sebelum perlakuan lebih rendah

dibanding setelah perlakuan. .

Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel yakni H0 ditolak dan H1 diterima

berarti metode outdoor learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IX SMPN 1 Nagrak

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi kejelasanserta

pemahaman yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil penelitian penulis akan

meneliti terdapat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode outdoor learning

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas

IX SMPN 1 Nagrak.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel 72 orang dari populasiyang

berjumlah 256 orang siswa kelas IX SMPN 1 Nagrak. Sebelumnya penulis


82

menggunakan angket dan tes sebagai alat pengumpul data yang disebar ke seluruh

sampel sebanyak 72 orang siswa. Langkah pertama penulis menggunakan uji

validitas angket yang berjumlah 20 soal dan tes yang berjumlah 20 soal pilihan

ganda yang keseluruh soalnya dinyatakan valid

Setelah menghitung valid atau tidaknya angket tersebut, selanjutnya akan

dicari hasil uji reliabilitas angket, untuk uji reliabilitas didapat r hitung metode

outdoor learning sebesar 0,83517 dan r hitung untuk hasil belajar sebesar 0,83767

dari perhitungan ini maka angket dinyatakan reliabel. Sedangkan jika dilihat pada

tabel Interpretasi Koefisien Kolerasi bahwa nilai r berada pada tingkat 0,80-1,000

yang menyatakan bahwa pernyataan pada hasil uji reliabilitas untuk metode

outdoor learning dan hasil belajar adalah sangat kuat

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pada pembelajaran PAI sebelum

diterapkan metode Outdoor Learning (pre-test) menunjukkan bahwa terdapat 4

peserta didik dari jumlah keseluruhan 72 peserta didik atau 5,6% yang telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dan 68 peserta didik atau 94,4%

yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai rata-rata

49,79. Dengan kata lain hasil belajar peserta didik pada pembelajaran PAIsebelum

diterapkan metode Outdoor Learning tergolong rendah dan tidak memenuhi

kriteria ketuntasan klasikal.

Selanjutnya hasil analisis data hasil belajar peserta didik pada pembelajaran

PAI menggunakan Metode Otdoor Learning (post-test) menunjukkan bahwa

terdapat 53 peserta didik dari jumlah keseluruhan 72 siswa atau 73,6% yang telah
83

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dan 19 siswa atau 26,4% yang

tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai rata-rata 80.

Dengan kata lain hasil belajar siswa pada pembelajaran PAI setelah diterapkan

metode Outdoor Learning telah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Perbandingan hasil kategori belajar menunjukkan bahwa persentase hasil

belajar peserta didik pada pembelajaran IPS dengan metode Outdoor Learning

(1) Kategori sangat kurang (0-49), persentase pada pre-test sebanyak 44,4%,

sedangan persentase pada post-test sebanyak 0%, (2) Kategori kurang (50-74),

persentase pada pre-test sebanyak 50%, sedangkan persentase pada post-test

sebanyak 26,4%, (3) Kategori cukup (75-80), pesrentase pada pre-test sebanyak

5,5%, sedangkan persentase pada post-test sebanyak 31,9%, (4) Kategori baik (81-

89), persentase pada pre-test sebanyak 0%, sedangkan persentase pada post- test

sebanyak 15,3%, (5) Kategori sangat baik (90-100), persentase pada pre- test

sebanyak 0%, sedangkan pada post-test sebanyak 26,4%.

Selain itu hasil analisis statistik inferensial berdasarkan hasil uji hipotesis

menggunakan SPSS diperoleh nilai signifikansi dari uji hipotesis sebesar 0,001

dengan tarif signifikansi 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Pembuktian lainnya adalah dengan menggunakan t

hitung dan t tabel. Adapun hasil t hitung Uji-T Paired Sampel adalah -63,093.

Sedangkan besar t tabel adalah 1,994. Nilai t hitung = -63,093 berarti uji pihak kiri,

sehingga t hitung = -63,093 < - t tabel, Dari nilai t hitung yang negatif menunjukkan

bahwa nilai sebelum perlakuan lebih rendah dibanding setelah perlakuan.

Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel yakni H0 ditolak dan H1 diterima.


84

Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode Outdoor Learning berpengaruh

untuk digunakan terhadap peserta didik pada pembelajaran PAI di kelas IX SMPN

1 Nagrak dan hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan setelah diberi

perlakuan.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulam

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Pengaruh Metode

Pembelajaran Outdoor Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas IX di SMPN 1 Nagrak

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pelaksanaan metode pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Siswa di kelas IX

SMPN 1 Nagrak yang dalam hal ini disebut sebagai variabel X, Setelah

dilakukan penelitian pada kelas IX dan diberikan perlakukan berupa metode

pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) mendapat respon positif

dibandingkan dengan sebelum mendapatkan perlakukan berupa m metode

pembelajaran di luar kelas (outdoor learning) yaitu dengan belajar

menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah). Hal ini

dibuktikan bahwa pada angket respon siswa pada pertanyan positif dilihat

pebedaan rata-rata persentase, untuk persentase sangat setuju adalah 60,1%,

setuju adalah 24%, nertal adalah 10,6%, tidak setuju adalah 1,8% dan sangat

tidak setuju adalah 0,8%. Sementara pada pertanyaan negatif diperoleh rata-

rata persentase sangat setuju adalah 12,5%, setuju adalah 7,1%, netral

adalah 10,3%, tidak setuju adalah 27,7% dan sangat tidak setuju adalaj

59,5%.

85
86

2. Variabel Y (hasil belajar) berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

terdapat perbedaan pada hasil pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda

yang disebar sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa metode

outdoor learning. Maka dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata hasil

belajar siswa pada mata pelajan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi

Pekerti sebelum diterapkannya metode outdoor learning sebesar 49,79 dan

meningkat setelah diterapkan perlakuan berupa metode outdoor learning

menjadi 80. Hal itu membuktikan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti

3. Berdasarkan uji hipotesis dengan uji t berpasangan (paired t-test), nilai

signifikansi yang dihasilkan adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan H0 ditolak dan H1 diterima

yang artinya metode di luar kelas (outdoor learning) berpengatuh terhadap

hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti siswa kelas

IX di SMPN 1 Nagrak. Berdasarkan perbandingan t hitung dan t table, hasil

t hitung Uji-T Paired Sampel adalah -63,093. Sedangkan besar t tabel adalah

1,994. Nilai t hitung = -63,093 berarti uji pihak kiri, sehingga t hitung = -

63,093 < - t tabel, Dari nilai t hitung yang negatif menunjukkan bahwa nilai

sebelum perlakuan lebih rendah dibanding setelah perlakuan.

Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel yakni H0 ditolak dan H1 diterima.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti


87

mengemukakanbeberapa saran untuk perbaikan dimasa mendatang.

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih bisa mengefektifkan waktu

yang ada. Mengingat pembelajaran menggunakan metode ini

mengharuskan siswa untuk belajar dengan memanfaatkan lingkungan

sekitar.

2. Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran

di luar kelas. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan

meningkatkan hasil belajarnya.

3. Metode di luar kelas (outdoor learning) ini diharapkan mampu

diterapkan pada mata pelajaran lain selain mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam dan Budi Pekerti


88
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, E. (2020). Metode Belajar Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana

Agustina, R. (2019). Penerapan Metode Outdoor Learning Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Di Kelas Iv Di Sd Negeri 1 Way Halim Bandar Lampung.
Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung.

Anwar, M. (2018). Menjadi Guru Profesional. Jakarta: PRENADAMEDIA


GROUP. Astari, S. H. 2020. Pengaruh Metode Outdoor Learning Terhadap
Hasil Belajar IPA Kelas IV SDN 3 Margadadi Jati Agung Lampung. Doctoral
dissertation, UINRaden Intan Lampung.

Audiyah, R, M. Ambarita, A, dan Darsono, D. (2019). Pengaruh Metode Outdoor


Learning Terhadap Hasil Belajar Peserta didik kelas II SD. Pedagogi: Jurnal
Pendidikan Dasar, 6(16): 1-14.

Beatrix, D, R., Syamsiati, S, dan Kresnadi, H. (2014). Pengaruh Metode Outdoor


Learning terhadap Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi Kelas V SDN
09 Pontianak Tenggara. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa, 7(2): 1-13.

Chairunnisa, C. (2018). Meneropong Landasan Ilmu Pendidikan Yang Hakiki.


Jakarta: Mitra Wacana Media.

Faraziah dan Riza. (2015). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Outdoor


Learning terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas III dalam Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Huda Pondok Karya
Tangerang Selatan.

Husamah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas Outdoor Learning. Jakarta: Prestasi.


Isti’adah, F, N. 2020. Teori-teori belajar dalam pendidikan. Tasikmalaya:
Edu Publisher.

Iswadi. (2017). Teori Belajar. Bogor: IN MEDIA.

Karwono dan Muzni, A, I. ( 2020). Strategi Pembelajaran Dalam Profesi


Keguruan. Depok: PT RajaGrafindo Persada.

Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja

Pressindo. Nuryanti, R. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran

Purwanto. (2020). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

89
90

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2017). Psikologi Agama. Sukabumi: Mulya


Sejahtera Nugraha CV.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2017). Psikologi Pendidikan Anak. Sukabumi:


STAI Sukabumi.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2018). Psikologi Pembelajaran. Sukabumi:


STAI Sukabumi Publishing.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2021). Psikologi Agama dan Spiritualitas.


Bandung: Lagood’s Publishing.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2022). Psikologi Perkembangan.


Sukabumi:Mulya Sejahtera Nugraha CV.

Riduwan. (2019). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta CV.

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Pranada Media Group.

Sudijono, Anas. (2018). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali


Pers

Sudjana Nana. (2010). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif. Bandung. Alfabeta.

Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta


:Pustaka Pelajar

Stark, J.S. & Thomas, A. (1994). Assessment and program evaluation. Needham
Heights: Simon & Schuster Custom Publishing

Widiasworo, E. (2017). Strategi & Metode Mengajar Siswa di Luar Kelas


(Outdoor Learning) Secara Aktif, Kreatif, Innspiratif, & Komunikatif (2017th
ed.). AR-RUZZ MEDIA.
LAMPIRAN

1. Angket

2. Soal Tes

3. Tahap Analisis Data

4. Data Nama Siswa Anggota Sampel

5. Profil Sekolah

6. SK Bimbingan

7. SK selesai melaksanakan penelitian

8. Riwayat Hidup
ANGKET PENGGUNAAN METODE OUTDOOR LEANING PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama siswa : ……………………………….


Kelas/ semester : ……………………………….
Hari, Tanggal : ……………………………….

Petunjuk pengisian angket :


Angket terdiri atas 30 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan pelajaran PAI. Berikan jawaban yang benar-benar sesuai
dengan pilihanmu.
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu.
STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju
TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral

JAWABAN
NO PERNYATAAN STS TS N S SS
Metode ini menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi
1 menyenangkan
2 Metode ini adalah metode yang membosankan
Belajar diluar kelas menambah kepekaan dalam
3 pembelajaran

4
Metode ini menambah daya semangat dalam belajar
Belajar menjadi lebih mudah karena banyak objek
5 lingkungan
Metode ini tidak merubah motivasi dalam belajar
6
7 Metode ini menambah daya tarik dalam pelajaran PAI
Belajar menjadi lebih lebih nyata karena langsung belihat
8 banyak objek
Saya merasa memiliki kewajiban dalam menjaga lingkungan
9
10 Belajar diluar kelas menambah rasa memiliki lingkungan
11 Saya menjadi pribadi yang harus melestarikan lingkungan
Belajar diluar kelas menjadi lebih peduli terhadap
12 lingkungan

13 Saya lebih mudah berpikir kritis karena banyak objek yang


bisa dilihat
14 Belajar diluar kelas terasa melelahkan
15 Belajar diluar kelas membuat saya menjadi tidak fokus
Belajar diluar kelas tidak menambah untuk rasa ingin
16 menjaga lingkungan
Terlalu banyak objek diluar kelas membuat saya semakin
17 bingung
Saya merasakan kebesaran Allah SWT melalui ciptaannya
18
Saya tidak merasa memiliki tanggungjawab untuk menjaga
19 lingkungan
Lingkungan yang rusak tidak perlu diganti, karena akan
20 terperbaharui dengan sendirinya
Nama :

Kelas :

Soal Pretest dan Posttest

1. Iman kepada hari akhir adalah rukun iman yang ke ...

a. 2

b. 3

c. 4

d. 5

2. Hari akhir adalah hari berakhirnya kehidupan di dunia. Hari akhir akan

datang pada waktu yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya, karena

merupakan salah satu rahasia Allah SWT. Senbagai orang yang beriman

maka yang tidak harus dilakukan adalah …….

a. Meyakini bahwa semua makhluk hidup mengalami kematian

b. Mempercayai dan meyakini bahwa hari akhir itu tidak akan terjadi

c. Meyakini bahwa Allah SWT akan memperhitumgkan semua perbuatan

manusia di dunia

d. Mempercayai bahwa Allah SWT akan mengadili semua perbuatan manusia

3. Setelah Malaikat Israfil meniup sangkakala untuk kali ke dua, maka seluruh

manusia yang sudah matiakan dibangkitkan kembali. Peristiwa tersebut

menjadi salah satu nama hari kiamat yaitu ….


a. Yaumul Mizan c. Yaumul Jaza’

b. Yaumul Ba’ats d. Yaumul Makhsyar

4. Dunia hancur, planet-planet saling bertabrakan termasuk tanda-tanda….

a. Bencana alam c. Kiamat kecil

b. Kiamat besar d. Musibah nasional

5. Meyakini dengan sepenuh hati, bahwa seluruh alam semesta beserta isinya

akan hancur binasa, adalahpengertian dari ....

a. hari Kiamat c. Awal kehidupan akhirat

b. Kiamat Kubro d. Iman kepada Hari Akhir

6. Peristiwa bencana tsunami di Aceh, meletusnya Gunung Merapi dan

meninggalnya Manusia adalahtermasuk....

a. fenomena alam c. Kiamat Sughro

b. bencana alam d. Kiamat Kubro

7. Hari Akhir adalah peristiwa yang sangat dahsyat dan mengerikan

yakni hancurnya alam semestabeserta isinya setelah ….

a. Ditiupnya sangkakala oleh Malaikat Isrofil

b. Ditiupnya sangkakala oleh Malaikat Izroil

c. Dibangkitkan seluruh manusia dari kubur

d. Dikumpulkan manusia di Padang Mahsyar

8. Perhatikan pernyataan berikut ini !

1). Munculnya Dajjal

2). Manusia mampu bekerja

sama dalam segala bidang


3). Turunya Isa bin Maryam

4). Matahari terbit dari arah barat

Pernyataan di atas yang termasuk tanda-tanda datangnya hari kiamat Kubra

adalah ....

a. 1, 3, dan 4 c. 1, 2, dan 4

b. 1, 2, dan 3 d. 2, 3, dan 4

9. Di hari akhir amal manusia akan ditimbang untuk mengukur manakah

yang lebih berat antara amal baik dan amal buruknya. Bagi yang berat

timbangan amal baiknya, maka ia akan mendapat kenikmatan surga dan

bagi yang lebih berat amal buruknya, balasannya adalah siksa api neraka.

Olehkarena itu hari kiamat disebut juga … .

a. yaumul ba’ats c. yaumul mizan

b. yaumul hisab d. yaumul makhsya

10. Hari dimana semua amal perbuatan manusia yang baik maupun yang

buruk akan di hitung. Peristiwatersebut dinamakan Yaumul …….

a. haq c. hisab

b. ba’ats d. mizan

11. Pada hari kiamat nanti semua manusia akan dikumpulkan di satu tempat

yang luas. Adanya peristiwatersebut maka hari kiamat disebut juga ….

a. Yaumul barzakh c. Yaumul mahsyar

b. Yaumul ba’as d. Yaumul hisab

12. Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang harusdiyakini oleh

setiap umat islam, karena …


a. Hanya perbuatan baik yang dilakukan oleh setiap manusia yang akan

dipertanggungjawabkan

b. Hanya perbuatan buruk yang dilakukan oleh setiap manusia yang akan

dipertanggung jawabkan

c. Segala perbuatan baik dan buruk akan dipertanggungjawabkan di dunia

d. Setiap perbuatan baik atau buruk akan dipertanggung jawabkan oleh setiap

manusia di akhirat kelak

13. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!

1) Muncul kebencian yang dalam kepada kemaksiatan dan kebejatan moral

yang mengakibatkan murka Allah Swt. di dunia maupun di akhirat

2) Menyejukan menggembirakan hati orang-orang mukmin

3) Senantiasa tertanam kecintaan dan ketaatan terhadap Allah Swt. dengan

mengharapkan ma’unah nya pada hari itu

4) Senantiasa termotivasi untuk beramal baik seperlunya

5) Memotivasi diri untuk selalu berpikir dengan mengkiaskan apa yang ada

di dunia ini denga napa yang ada di akhirat

Yang termasuk hikmah iman kepada hari akhir ditunnjukan oleh nomor …

a. 1,2,3,4

b. 1,2,5,6

c. 1,2,4,6

d. 1,2,3,5

14. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut ini!

1) Menyadari bahwa semua perbuatan selama di dunia akan


dipertanggungjawabkan di hadapan Allah

2) Menyadari bahwa manusia itu sangat kecildihadapan kebesaran Allah

Swt.

3) Berusaha melakukan amal salih dan melakukan beberapa perbuatan yang

bertentangan dengan norma agama karena menghormati ikatan

persaudaraan

4) Membiasakan diri dengan akhlakuk karimah, seperti mawas diri, rendah

hati , peduli kepada sesama

5) Selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah Swt. baik dengan

melakuakn ibadah ritual (seperti salat) maupun dengan ibadah sosial,

yaitu semua kegiatan yang bermanfaat bagi sesama

6) Memotivasi diri untuk melakukan kerja keras sesempatnya dan menjauhi

kemalasan sekadarnya.

Yang termasuk hikmah iman kepada hari akhir adalah yang ditujukan oleh

nomor …

a. 1,2,4,6

b. 1,3,5,6

c. 1,2,3,4

d. 1,2,4,5

15. Balasan yang diberikan Allah Swt. sesuai dengan amal perbuatan manusia

didunia. Meskipun sebessar zarah, niscaya kebaikan atau perbuatan buruk

akan mendapat balasan. Penjelasan terseut dapat ditemukan dalam quran

surah . . .
a. Az-Zalzalah, 99:7-8

b. Al-Baqarah, 2:1-5

c. An-Nas. 112:1-3

d. Al-A’raf, 7:5

16. Berikut tanda-tanda kecil hari kiamat, kecuali . . .

a. Tersebarnya perzinaan

b. Minuman keras merajalela

c. Fitnah muncul dimana-mana

d. Munculnya bangsa Yakjuj Makjuj

17. Gambaran manusia pada waktu terjadinya hari kiamat kelak ditunjukkan oleh

pernyataan . . .

a. Orang saling bekerja sama untuk dapat keluar dari bencana yang dahsyat

b. Manusia merasa gembira karena terjadi peristiwa yang langka

c. Setiap orang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri, tidak peduli kepada

orang lain

d. Sebelum terjadi peristiwa kiamat, manusia memilih hidup didalam gua

agar selamat

18. Manusia dapat berusaha mencapai surga pada waktu..

a. Bangkit dari alam kubur

b. Masih hidup di dunia

c. Khisab akan di laksakan

d. Selesai khisab dan mizan

19. Baik/buruk balasan yang di terima manusia pada yaumul akhir tergantung
pada....

a. Pekerjaan saat itu juga

b. Baik/buruknya nasib seseorang

c. Keberuntungan saja

d. Amalnya ketika hidup di dunia

20. Iman kepada hari akhir harus dapat di buktikan dengan...

a. Kesungguhan hati

b. Kemantapan hati

c. Sikap dan perbuatan sehari-hari

d. Pembacaan dua kalimat syahadat

Kunci Jawaban Soal :

1. D 6. C 11. D 16. D
2. B 7. A 12. D 17. C
3. D 8. A 13. A 18. D
4. B 9. B 14. D 19. D
5. A 10. C 15. C 20. C
Contoh Angket
Contoh Pengisian Soal Pretest
Contoh Pengisian Soal Posttest
Langkah-Langkah Uji Normalitas Data
Langkah-Langkah Uji Hipotesis
Data Nama Anggota Sampel

1. Abdul Azis 30. Igun Gunawan


2. Alfi Sahri 31. Jamal Akbar
3. Arfan Siswanda 32. Kania Nuriman
4. Arga Widiarto 33. Kurnia Mega
5. Arman Maulana 34. Lala Widya
6. Bagas Nur Ikhsan 35. Lilis Rahmawati
7. Bayu Pradana 36. Lucky Hakim
8. Barkah Zaelani 37. Lukmanul Hakim
9. Cici Rahayu 38. M Sidik Almuktafa
10. Cindy Julian 39. M Jafar Sodik
11. Candra Alfaqih 40. M Rizki Akbar
12. Desty Rahmasari 41. Maulana Arham
13. Dian Rianda 42. Mala Amalani
14. Emir Nugraha 43. Mira Agustini
15. Enda Nurjana 44. Melasari
16. Endah Putri 45. Mawar Hakiki
17. Fadlan Gusliawan 46. Nurul Imania
18. Farhan Anshori 47. Nizar Abqori
19. Firman Maulana 48. Nanda Qusaeri
20. Fitri Azizah 49. Nina Ramadanti
21. Furqon Ahmad Hakam 50. Oki Damhuri
22. Gilang Nova Pratama 51. Pirli Agustina Rahmat
23. Genta Akmal 52. Pirmansyah
24. Gisel Pranita 53. Pipit Rahayu
25. Hari Ahmad Gumilang 54. Pahrul Rozi
26. Hendra Gunawan 55. Rani Agustini
27. Hesti Dwi 56. Ririn Riandi
28. Herlan Anwar 57. Rega Nur Kholis
29. Heni Herliyanti 58. Rahmat Bagja
59. Ikram Fadhilah
60. Rizky Gumilar
61. Ikrar Ramadhan
62. Rindiani Setya Ningsih
63. Deby Cindy Lestari
64. Anita Kumalasari
65. Salwa Khairunisa
66. Salman Dedi
67. Sulis Rahmawati
68. Sintia Dewi Nur
69. Tantra Ajmal
70. Tanti Sumi
71. Ujang Supriatna
72. Ubay Baedillah
Profil Sekolah

A. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 NAGRAK

2. NPSN : 20202380

3. Jenjang Pendidikan : SMP

4. Status Sekolah : Negeri

5. Alamat Sekolah : Jl. Raya Nagrak Cibadak

RT/RW : 4/6

Kode Pos : 43356

Kelurahan : Cisarua

Kecamatan : Kec, Nagrak

Kabupaten/Kota : Sukabumi

Provinsi : Jawa Barat

Negara : Indonesia

6. Posisi Geografis : -6.877873

106.796201

B. Data Pelengkap

7. SK Pendirian Sekolah : 0220/0/1981

8. Tanggal SK Pendirian : 1981-07-14

9. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

10. SK Izin Operasional : B-736/IMENPAN/7/81

11. Tgl SK Izin Operasional : 1981-07-09


12. Nama Wajib Pajak : SMPN 1 Nagrak

13. NPWP : 001432954405000

Jumlah Peserta didik :

1. Laki-laki : 444

2. Perempuan : 533

3. Total : 977
VISI-MISI DAN SEJARAH SINGKAT SEKOLAH

A. Visi Sekolah

“Tercipta lingkungan yang Kondusif dan unggul dalam

prestasi yang bertatanan Iman dan Taqwa ”

( disingkat TANGKUP IMTAQ )

B. Misi Sekolah

1. Membudayakan disiplin dalam melaksanakan tugas

2. Melaksanakan proses pembelajran yang kreatif dan inovatif

3. Mewujudkan keunggulan dalam prestasi akademik dan non akademik

4. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai bagi minat dan

bakat siswa

5. Mewujudkan peningkatan imtaq dan pengamalannya

6. Mewujudkan nuansa budaya agamis bagi seluruh warga sekolah

7. Menjadikan Sekolah sebagai lingkungan Pembelajaran

C. Sejarah Singkat Sekolah

SMP Negeri 1 Nagrak pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan nama

SMP Cargil yang dipelopori oleh beberapa orang tokoh masyarakat sekitar.

Sebelum memperoleh status negeri, SMPN 1 Nagrak merupakan kelas jauh dari

SMP Negeri 1 Cibadak pada tahun 1976 dengan Kepala Sekolah Bpk. Anwar. Pada

tahun 1981/1982 berstatus negeri dengan kepala sekolah definitive pertama , Bpk

Acep Sadikin. Sampai saat ini penataan dan pembinaan masih terus dilakukan untuk

membangun sekolah ini supaya lebih baik lagi. Visi dan Misi dijadikan arah

pengembangan sekolah selaras dengan cita-cita pendirinya. SMP Negeri 1 Nagrak


Mempunyai Visi yaitu “Tercipta lingkungan yang Kondusif dan unggul dalam

prestasi yang bertatanan Iman dan Taqwa”.


Dokumentasi Kegiatan
RIWAYAT HIDUP

Mohammad Farhan Sain, lahir di Jakarta pada tanggal 15

bulan Mei tahun 2000 sebagai anak pertama dari tiga bersaudara

yang merupakan anak kandung dari bapak Saprudin Mufid dan

ibu Ina Suryani.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 07

Pagi Jakarta Selatan dan lulus pada tahun 2012, Madrasah Tsanawiyah di MTS

Jami’atul Khairot Cikidang dan lulus tahun 2015, Madrasah Aliayh di MA Al-

Hidayah dan lulus tahun 2018.

Pada tahun 2019 kemudian penulis melanjutkan kuliah pada Jurusan Pendidikan

Agama Islam di Institut Madani Nusantara (IMN), penulis juga telah melaksanakan

Praktik Profesi Keguruan di SMA Negeri 1 Cibadak, juga menyelesaikan Kuliah

Kerja Nyata di Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Dan

akhirnya penulis menyelesaikan Program Sarjana pada tahun 2023.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

MOHAMMAD FARHAN SAIN

Anda mungkin juga menyukai