Anda di halaman 1dari 221

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA


PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 NAGRAK KABUPATEN
SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh :
SITI PATONAH
NIM. 1.2019.1.0337
NIRM. 007.14.4022.19

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT MADANI NUSANTARA (IMN) SUKABUMI
1445 H / 2023 M
ABSTRAK

Siti Patonah, Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil


Belajar Siwsa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Kelas VIII
SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi
Masalah utama dalam penelitain ini yaitu rendahnya hasil belajar siswa
yang disebabkan oleh penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat di kelas
VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam. Model yang digunakan guru yaitu model konvensional (ceramah)
yang menyebabkan siswa menjadi bosan dan kurang aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran
word square terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif
dengan jenis penelitian PreExperimental Design dengan one group pretest-
posttest design. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik simple
random sampling yaitu berjumlah 72 orang siswa. Teknik pengumpulan data ini
menggunakan tes, angket, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata hasil belajar peserta didik
pada pembelajaran PAI sebelum menggunakan model pembelajaran word square
adalah 57,11 dan rata-rata hasil belajar setelah menggunakan model pembelajaran
word square adalah 85,55. Angka tersebut menunjukkan bahwa penggunaan
model pembelajaran word square memiliki pengaruh untuk diterapkan terhadap
peserta didik pada pembelajaran PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten
Sukabumi dan hasil uji hipotesis (t-tes) menunjukkan signifikansi yaitu 0,001 <
0,05 dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak. Jadi, penggunaan model
pembelajaran word square berpengaruh untuk diterapkan terhadap peserta didik
pada mata pelajaran PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpullkan model
pembelajaran word square berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak
Kabupaten Sukabumi.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Model Pembelajaran Word Square, PAI

i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE


TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 NAGRAK KABUPATEN SUKABUMI

Oleh :
SITI PATONAH
NIM : 1.2019.1.0337

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin. M.Si Muh. Hasan Marwiji, S.Pd.I, M.Pd
NIDN.2002066001 NIDN.2102068505

Mengetahui,
Rektor Institut Madani Nusantara

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin. M.Si


NIDN.2002066001

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun

sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana dari Program Studi Pendidikan Agama

Islam (S.Pd) Institut Madani Nusantara (IMN), seluruhnya merupakan hasil karya

saya sendiri.

Adapaun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Skripsi yang saya kutip

dari hasil karya orang lain telah dituliskan secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Skripsi ini bukan

hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya

bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya dan sanksi-sanksi

lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

SITI PATONAH

iii
KATA PENGANTAR

Puji, rasa syukur dan ucapan hamdalah saya haturkan kepada Ilahi Robbi

yang telah melimpahkan Rahmat, Taufiq, Inayah dan Hidayah-Nya, sehingga

dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat rintangan yang menjadi penghalang

terselesaikannya skripsi ini.

Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpahkan kepada teladan umat,

pembawa syafaat kelak di akhirat, beliaulah reformasi yang tercermin dari tutur

katanya yang sangat manis, penyejuk sanubari yang kering akan kekeringan iman,

beliau adalah Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan pada program S1 Pendidikan Agama Islam (PAI)

Institut Madani Nusantara (IMN). Pada kesempatan ini, perkenankan penulis

menyampaikan ungkapan terima kasih dan penghargaan kepada yang terhormat.

1. Bapak Prof. Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si selaku Rektor Institut Madani

Nusantara (IMN) sekaligus pembimbing I yang telah membantu dan

memberikan izin kepada penulis untuk melakukan kegiatan penelitian..

2. Bapak Muh, Hasan Marwiji, S.Pd.I, M.Pd selaku dosen pembimbing II

skripsi yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi ini.

3. Segenap civitas akademik Institut Madani Nusantara (IMN) Sukabumi.

4. Bapak Ahmad Hikmat Tritura, S.Pd.,M.M. selaku Kepala SMP Negeri 1

Nagrak yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 1 Nagrak.

iv
5. Dua orang yang paling berharga dalam hidup saya, Apa Suherman dan Ibu

Sutini selaku orang tua saya yang selalu memberikan doa, dukungan, dan

selalu memberikan yang terbaik untuk hidup saya

6. Putri Nur Pitriah selaku adik saya, Umi Rohmah dan Abah Marpudin dan

seluruh keluarga saya yang telah memberikan dukungan terbaiknya

7. Muhammad Farhan Sain yang selalu mendukung dan membersamai langkah

dalam menyelesaikan perkuliahan ini

8. Kepada diri sendiri yang telah berjuang dan telah kuat menghadapi segala

lika-liku perjalanan selama perkuliahan dan memetik berbagai pelajaran

hidup

9. Kelas Karyawan PAI angkatan 2019 yang selalu menjadi bagian dari proses

pembelajaran selama masa kuliah.

Dan kepada semua pihak yang membantu penyusunan skripsi ini yang tidak

mungkin penulis sebutkan satu persatu mudah-mudahan amal baik bapak dan

ibu semua mendapat balasan yang setimpal dari Allah Swt. Penulis mohon maaf

apabila dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan,

tentu dengan harapan adanya masukan perbaikan dari semua pihak. Besar

harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat. Aamiin.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

SITI PATONAH

NIM.1.2019.1.0337

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK...............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI.................................................................ii
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL...............................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian..................................................................6
D. Kerangka Berpikir.........................................................................................8
E. Hipotesis......................................................................................................10
BAB II...................................................................................................................11
KAJIAN PUSTAKA............................................................................................11
A. Model Pembelajaran Word Square.............................................................11
B. Hasil Belajar................................................................................................21
C. Evaluasi Pembelajaran................................................................................24
D. Studi-Studi Terdahulu.................................................................................33
BAB III..................................................................................................................39
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................39
A. Pendekatan Penelitian.................................................................................39
B. Desain Penelitian.........................................................................................40
C. Variabel Penelitian......................................................................................41
D. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................................41
E. Populasi dan Sampel...................................................................................42
F. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................45
G. Instrumen Penelitian...................................................................................48

vi
H. Analisis Butir Soal......................................................................................53
I. Teknik Analisis Data...................................................................................69
BAB IV..................................................................................................................74
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..................................................74
A. Hasil Penelitian...........................................................................................74
B. Pembahasan Penelitian..............................................................................149
BAB V..................................................................................................................152
SIMPULAN DAN SARAN................................................................................152
A. Simpulan...................................................................................................152
B. Saran..........................................................................................................154
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................156
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indikator Penelitian …………………………………………… 9
Tabel 3.1 Waktu dan Kegiatan Penelitian ………………………………... 39
Tabel 3.2 Populasi Penelitian …………………………………………….. 43
Tabel 3.3 Sampel Penelitian ……………………………………………… 44
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Model Pembelajaran Word Squarae …………………… 49
Tabel 3.5 Skala Model Pembelajaran Word Square …………………………. 50
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumenn Hasil Belajar ……………………………..
52
Tabel 3.7 Angket Penelitian Model Word Square Sebelum Uji Validitas ... 54
Tabel 3.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Variabel X ………………. 55
Tabel 3.9 Angket Penelitian Model Word Square Setelah Uji Validitas …. 57
Tabel 3.10 Tes Penelitian Hasil Belajar Sebelum Uji Validitas …………... 58
Tabel 3.11 Uji Validitas Soal Tes …………………………………………. 58
Tabel 3.12 Tes Penelitian Hasil Belajar Setelah Uji Validitas ……………. 66
Tabel 3.13 Hasil Uji Reabilitas Variabel X dan Variabel Y ……………… 68
Tabel 3.14 Interpretasi Nilai r …………………………………………….. 69
Tabel 3.15 Distribusi Kategori Hasil Belajar ……………………………... 70
Tabel 3.16 Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar …………………………….. 71
Tabel 4.1 Intervasl Angket ……..…………………………………………. 75
Tabel 4.2 Uraian Angket Model Word Square No. 1 …………….………. 76
Tabel 4.3 Uraian Angket Model Word Square No. 2 …….………………. 77
Tabel 4.4 Uraian Angket Model Word Square No. 3 …………..…………. 78
Tabel 4.5 Uraian Angket Model Word Square No. 4 …………………..…. 79
Tabel 4.6 Uraian Angket Model Word Square No. 5 ………..……………. 80
Tabel 4.7 Uraian Angket Model Word Square No. 6 ………..……………. 81
Tabel 4.8 Uraian Angket Model Word Square No. 7 ……..………………. 82
Tabel 4.9 Uraian Angket Model Word Square No. 8 …………..…………. 83
Tabel 4.10 Uraian Angket Model Word Square No. 9 ……………………. 84
Tabel 4.11 Uraian Angket Model Word Square No. 10 …………………... 85
Tabel 4.12 Uraian Angket Model Word Square No. 11 …………………... 86

viii
Tabel 4.13 Uraian Angket Model Word Square No. 12 ……………………87
Tabel 4.14 Uraian Angket Model Word Square No. 13 …………………... 88
Tabel 4.15 Uraian Angket Model Word Square No. 14 …………………... 89
Tabel 4.16 Uraian Angket Model Word Square No. 15 …………..………. 90
Tabel 4.17 Uraian Angket Model Word Square No. 16 …………….…….. 91
Tabel 4.18 Uraian Angket Model Word Square No. 17 ……………..……. 92
Tabel 4.19 Uraian Angket Model Word Square No. 18 …………………... 93
Tabel 4.20 Uraian Angket Model Word Square No. 19 ……………..……. 94
Tabel 4.21 Uraian Angket Model Word Square No. 20 …………………... 95
Tabel 4.22 Rata-Rata Angket Perindikator ………………………………...96
Tabel 4.23 Data Variabel Model Pembelajaran Word Square ……..……....97
Tabel 4.24 Frekuensi Model Pembelajaran Word Square …….………..…. 100
Tabel 4.25 Mean, Median, Modus Model Word Square ………………….. 101
Tabel 4.26 Kategorisasi Model Pembelajaran Word Square …………….... 102
Tabel 4.27 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.1 …………...…………….103
Tabel 4.28 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.2 ……………………...….105
Tabel 4.29 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.3 …………………..……. 106
Tabel 4.30 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.4 …………..……………. 107
Tabel 4.31 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.5 …………..……………. 108
Tabel 4.32 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.6 ……..……………….….109
Tabel 4.33 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.7 …..………………….….110
Tabel 4.34 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.8 ………………..…….….111
Tabel 4.35 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.9 ……..…………………..112
Tabel 4.36 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.10 ………….…………….113
Tabel 4.37 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.11 ………………………. 114
Tabel 4.38 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.12 ………………………. 115
Tabel 4.39 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.13 ………………………. 116
Tabel 4.40 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.14 ………………………. 117
Tabel 4.41 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.15 ………………………..118
Tabel 4.42 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.16 …………………….….120
Tabel 4.43 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.17 ………………………. 122
Tabel 4.44 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.18………………………...123
Tabel 4.45 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.19 …………...…………...124
Tabel 4.46 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.20 ……..…………………125

ix
Tabel 4.47 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.21 ….…………………….126
Tabel 4.48 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.22 …………………….….127
Tabel 4.49 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.23 ………………………. 128
Tabel 4.50 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.24 ………………………. 129
Tabel 4.51 Uraian Soal Pretest dan Posttest No.25 ………………………. 130
Tabel 4.52 Data Nilai Pretest Hasil Belajar ………………………………. 131
Tabel 4.53 Frekuensi Pretest ……………….…………..…………………. 134
Tabel 4.54 Mean, Median, Modus Pretest ……………….……….………. 135
Tabel 4.55 Kategorisasi Pretest …………..………………………………. 136
Tabel 4.56 Data Nilai Posttest Hasil Belajar ………...……………………. 137
Tabel 4.57 Frekuensi Posttest ……………..………………………………. 140
Tabel 4.58 Mean, Median, Modus Posttest ……………..……………...…. 141
Tabel 4.59 Kategorisasi Posttest ………….. ………………………………. 142
Tabel 4.60 Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) …………………...…. 144
Tabel 4.61 Frekuensi dan Persentase Pretest-Posttest …………………… 145
Tabel 4.62 Pencapaian Ketuntasan Pretest -Posttest ……………………... 146
Tabel 4.63 Paired Sampel Statistics ………………………………………. 147
Tabel 4.64 Paired Sampel Test ……………………………………………. 148

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Persentase Angket No. 1 …………………………..………… 76


Gambar 4.2 Persentase Angket No. 2 …………………………………..… 77
Gambar 4.3 Persentase Angket No. 3 …………………………………..… 78
Gambar 4.4 Persentase Angket No. 4 ……………..……………………… 79
Gambar 4.5 Persentase Angket No. 5 ………..…………………………… 80
Gambar 4.6 Persentase Angket No. 6 ………………………………….… 81
Gambar 4.7 Persentase Angket No. 7 ………….……………………….… 82
Gambar 4.8 Persentase Angket No. 8 …………………………………..… 83
Gambar 4.9 Persentase Angket No. 9 ….……………………………….… 84
Gambar 4.10 Persentase Angket No. 10 ………………………………..… 85
Gambar 4.11 Persentase Angket No. 11 ………………………………..… 86
Gambar 4.12 Persentase Angket No. 12 ………………………………….. 87
Gambar 4.13 Persentase Angket No. 13 …………..……………………… 88
Gambar 4.14 Persentase Angket No. 14 …………………..……………… 89
Gambar 4.15 Persentase Angket No. 15 ………………………………..… 90
Gambar 4.16 Persentase Angket No. 16 ………………………………….. 91
Gambar 4.17 Persentase Angket No. 17 ………………………………..… 92
Gambar 4.18 Persentase Angket No. 18 ………………………………….. 93
Gambar 4.19 Persentase Angket No. 19 ………………………………….. 94
Gambar 4.20 Persentase Angket No. 20 ………………………………..… 95
Gambar 4.21 Diagram Frekuensi Model Pembelajaran Word Square …… 100
Gambar 4.22 Persentase Pengaruh Model Pembelajaran Word Square .…. 102
Gambar 4.23 Persentase Soal Pretest No. 1 ……………………………… 104
Gambar 4.24 Persentase Soal Posttest No. 1 …………………………….. 104
Gambar 4.25 Persentase Soal Pretest No. 2 ……………………………… 105
Gambar 4.26 Persentase Soal Posttest No. 2 …………………………….. 105
Gambar 4.27 Persentase Soal Pretest No. 3 ……………………………… 106
Gambar 4.28 Persentase Soal Posttest No. 3 …………………………….. 106

xi
Gambar 4.29 Persentase Soal Pretest No. 4 ……………………………… 107
Gambar 4.30 Persentase Soal Posttest No. 4 …………………………….. 107
Gambar 4.31 Persentase Soal Pretest No. 5 ……………………………… 108
Gambar 4.32 Persentase Soal Posttest No. 5 …………………………….. 108
Gambar 4.33 Persentase Soal Pretest No. 6 ……………………………… 109
Gambar 4.34 Persentase Soal Posttest No. 6 ……………………………... 109
Gambar 4.35 Persentase Soal Pretest No. 7 ……………………………… 110
Gambar 4.36 Persentase Soal Posttest No. 7 …………………………...… 110
Gambar 4.37 Persentase Soal Pretest No. 8 ……………………………… 111
Gambar 4.38 Persentase Soal Posttest No. 8 …………………………...… 111
Gambar 4.39 Persentase Soal Pretest No. 9 ……………………………… 112
Gambar 4.40 Persentase Soal Posttest No. 9 ……………………………... 112
Gambar 4.41 Persentase Soal Pretest No. 10 …………………………….. 113
Gambar 4.42 Persentase Soal Posettest No. 10 …………………………... 113
Gambar 4.43 Persentase Soal Pretest No. 11 …………………………….. 114
Gambar 4.44 Persentase Soal Posttest No. 11 ……………………………. 114
Gambar 4.45 Persentase Soal Pretest No. 12 …………………………….. 115
Gambar 4.46 Persentase Soal Posettest No. 12 …………………………... 115
Gambar 4.47 Persentase Soal Pretest No. 13 …………………………….. 116
Gambar 4.48 Persentase Soal Posttest No. 13 ……………………………. 116
Gambar 4.49 Persentase Soal Pretest No. 14 …………………………….. 118
Gambar 4.50 Persentase Soal Posttest No. 14 …………………………… 118
Gambar 4.51 Persentase Soal Pretest No. 15 …………………………….. 119
Gambar 4.52 Persentase Soal Posttest No. 15 ……………………………. 119
Gambar 4.53 Persentase Soal Pretest No. 16 …………………………….. 121
Gambar 4.54 Persentase Soal Posttest No. 16 ……………………………. 121
Gambar 4.55 Persentase Soal Pretest No. 17 …………………………….. 123
Gambar 4.56 Persentase Soal Posttest No. 17 ……………………………. 123
Gambar 4.57 Persentase Soal Pretest No. 18 …………………………….. 124
Gambar 4.58 Persentase Soal Posttest No. 18 …………………………… 124
Gambar 4.59 Persentase Soal Pretest No. 19 …………………………….. 125
Gambar 4.60 Persentase Soal Posttest No. 19 ……………………………. 125
Gambar 4.61 Persentase Soal Pretest No. 20 …………………………….. 126
Gambar 4.62 Persentase Soal Posttest No. 20 ……………………………. 126

xii
Gambar 4.63 Persentase Soal Pretest No. 21 …………………………….. 127
Gambar 4.64 Persentase Soal Posttest No. 21 ……………………………. 127
Gambar 4.65 Persentase Soal Pretest No. 22 …………………………….. 128
Gambar 4.66 Persentase Soal Posttest No. 22 ……………………………. 128
Gambar 4.67 Persentase Soal Pretest No. 23 …………………………….. 129
Gambar 4.68 Persentase Soal Posttest No. 23 ……………………………. 129
Gambar 4.69 Persentase Soal Pretest No. 24 …………………………….. 130
Gambar 4.70 Persentase Soal Posttest No. 24 ……………………………. 130
Gambar 4.71 Persentase Soal Pretest No. 25 …………………………….. 131
Gambar 4.72 Persentase Soal Posttest No. 25 ……………………………. 131
Gambar 4.73 Diagram Frekuensi Pretest ………………………………… 135
Gambar 4.74 Persentase Hasil Belajar (Pretest) ………………………….. 137
Gambar 4.75 Diagram Frekuensi Posttest …..…………………………… 141
Gambar 4.76 Persentase Hasil Belajar (Posttest) ………………………… 143

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hasil belajar merupakan perubahan yang diperoleh siswa setelah mengalami

aktivitas belajar. Perubahan yang diperoleh tersebut tergantung pada apa yang

dipelajari oleh siswa. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar

paling banyak di ukur dengan alat ukur tes belajar, yang diberikan di akhir

pembelajaran atau di akhir semester. Hasil belajar yang dapat dihasilkan oleh

siswa tergantung pada proses belajarnya. Hasil belajar adalah kemampuan atau

prestasi siswa yang siswa capai setelah melalui proses belajar mengajar. (Sudjana,

2019: 22) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Hasil belajar secara garis besar, dibagi menjadi 3 ranah, yakni ranah

kognitif, afektif dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil

belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,

pamahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,

penilaian, organisasi dan internalisasi. Sementara ranah psikomotori berkenaan

dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang terdiri dari

enam aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan

perseptual, kerharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks,

terakhir adalah gerakan ekspresif dan interpretatif. Hal tersebut didasarkan pada

1
2

rumusan tujuan sistem pendidikan nasional. Seperti yang trelah dijabarkan

sebelumnya, dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik

tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifiksasi belajar

dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagi menjadi tiga ranah

(Sudjana, 2019: 22)

Baik atau buruknya hasil belajar tergantung pada individu siswa yang

belajar dan guru yang mengajar, karena hasil belajar diperoleh dari siswa yang

mengalami proses pembelajaran dan guru yang mengajarnya. Seberapa baik siswa

menerima pelajaran dalam proses belajar mengajar dan seberapa baik guru

membuat pembelajaran menjadi menarik untuk siswa terima adalah salah satu

faktor penentu hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam

belajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa. Faktor-faktor yang mempengaruhi

hasil belajar siswa adalah faktor internal dan faktor eksternal. Faktor interenal

adalah faktor yang ada di dalam individu yang sedang belajar, sedangkan faktor

eksternal adalah faktor yang ada di luar individu.

Dalam faktor interenal terdapat faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan,

cacat tubuh. Kemudian faktor psikologis yang meliputi inteligensi, perhatian,

minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan dan yang terakhir adalah faktor

kelelahan. Selain faktor internal juga terdapat faktor eksternal diantaranya adalah

faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang

kebudayaan. Di samping itu, terdapat juga faktor sekolah yang meliputi metode

mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
3

sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar, tugas rumah, dan yang terakhir adalah faktor masyarakat

yang meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, dan bentuk

kehidupan masyarakat (Slameto 2003: 54-60).

Hasil belajar siswa yang kurang maksimal bisa disebabkan oleh model

pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran konvensional. dapat

menyebabkan siswa cenderung bosan dan kurang antusias dalam kegiatan belajar

sehingga menyebabkan kurang maksimalnya hasil belajar siswa tersebut. Hal ini

dapat dilihat juga di SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi. Menurut

Nurasiah (28 Agustus 2023) selaku guru PAI di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kab. Sukabumi, menyatakan bahwa, pada mata pelajaran PAI, nilai test siswa

lebih maksimal ketika menggunakan model pembelajaran yang inovatif

dibandingkan dengan menggunakan model pembelajran konvensional.

Masalah penggunaan model pembelajaran hampir dirasakan disetiap

sekolah. Hal ini juga dirasakan di SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 28 Agustus 2023 terlihat bahwa siswa

menjadi telibat aktif dalam pembelajaran ketika menggunakan model

pembelajaran yang menyenangkan dibanding menggunakan model pembelajaran

konvensional seperti ceramah. Menurut Nurasiah (28 Agustus 2023) selaku guru

PAI di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kab. Sukabumi, menyatakan bahwa

siswa menjadi lebih antusias ketika guru mengajar dengan menggunakan model

pembelajaran yang menarik dan model pembelajaran yang melatih fokus siswa,

dengan demikian hasil belajar siswapun meningkat dan salah satu model
4

pembelajaran yang efektif digunakan dalam pembelajatan PAI kelas VIII SMP

Negeri 1 Nagrak Kab. Sukabumi adalah model pembelajaran Word Square.

Model pembelajaran Word Square merupakan salah satu model yang dapat

digunakan guru, dalam pembelajaran model ini, membutuhkan kejelian dan

ketelitian siswa, sehingga dapat merangsang siswa berpikir efektif melalui

permainan acak huruf dalam pembelajaran. Model pembelajaran Word Square

baik digunakan dalam rangka meningkatkan daya pikir siswa secara acak,

mempermudah siswa dalam memahami materi ajar dan penggunaan model Word

Square akan meningkatkan aktivitas belajar siswa (Istarani, 2012: 183).

Menurut salah satu siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak yang bernama

Putri (15 September 2023) menyatakan bahwa pembelajaran PAI kurang begitu

menyenangkan karena model pembelajaran yang digunakan adalah model

pembelajaran konvensional yaitu ceramah, sehingga pembelajaran terasa

membosankan dan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar. Salah satu

dasar mengajar yang sukses yaitu seorang guru harus menguasai sejumlah

metode dan teknik mengajar, ia akan tahu bagaimana memilih metode tertentu dan

memilih teknik yang baik. Ia akan menentukan metode yang sesuai serta berusaha

untuk menentukan jalan yang baik dalam menjalankan tugasnya. (Prof. Dr. H.

Endin Nasrudin, M.Si, 2018: 106)

Hal ini juga sejalan dengan pernyataan yang disampaikan oleh Nurasiah (15

September 2023) selaku guru PAI kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kab.

Sukabumi bahwa penggunaan model pembelajaran konvensional membuat

kondisi siswa kurang antusias dalam kegiatan belajar dan hasil belajar siswapun
5

rendah, oleh karenanya dipilihlah model pembelajaran inovatif yang bertujuan

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Dengan peggunaan model pembalajaran inovatif membuat hasil belajar

siswa meningkat, hal ini dilihat dari studi dokumentasi nilai siswa yang sebagian

besar nilainya meningkat dan melampaui kriteria ketuntasan minimal setelah

menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Maka dari itu, peneliti memilih

salah satu model pembelajaran yang inovatif untuk melakukan penelitian jenis

eksperimen, model yang digunakan adalah model pembelajaran Word Square.

Penggunaan model pembelajaran dapat menjadi salah satu upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan mencapai tujuan pendidikan dan bagi siswa

itu sendiri hasil belajar yang maksimal bisa menjadi salah satu alat untuk

mencapai kesuksesan. Pembelajaran melalui model bertujuan untuk membantu

siswa menemukan makna diri (jati diri) di dalam lingkungan sosial dan

memecahkan dilema dengan bantuan kelompok, (Hamzah B. Uno, 20027: 32)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

di SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi, Kab. Sukabumi terkhusus dikelas

VIII dengan judul: “Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas

VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini antara lain:


6

1. Bagaimana model pembelajaran word square pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran word square terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas

VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian

ini antara lain:

a. Untuk mengetahui model pembelajaran word square terhadap

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi

b. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi

c. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran word square

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi


7

2. Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian

dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:

a. Kegunaan Teoritis

Dengan adanya penelitian ini, penulis berharap dapat menambah

pengetahuan dalam bidang pendidikan dan dapat memberikan

informasi mengenai Pengaruh model pembelajaran word square

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

b. Secara Praktis

Secara praktis, diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi:

1) Bagi Sekolah

Dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan dan

masukan serta informasi bagi sekolah dalam mengembangkan

siswanya terutama dalam meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam.

2) Bagi Pendidik

Penulis berharap hasil peneltian ini dapat membantu pendidik

agar terampil menggunakan model pembelajaran word square,

memberikan masukan penggunaan model pembelajaran word

square pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan

meningkatkan kemampuan pendidik dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.
8

3) Bagi Siswa

Melatih siswa agar lebih mandiri, teliti dan lebih aktif dalam

mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga

dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal juga dapat

menjadi pengalaman baru untuk siswa tentang model

pembelajaran word square

4) Bagi Peneliti

Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah wawasan

dan pengetahuan peneliti, terutama dalam dunia pendidikan dan

dalam menerapkan model pembelajaran yang relevan dengan

kondisi siswa.

5) Bagi Umum/Pembaca

Secara umum, bagi masyarakat penelitian ini diharapkan dapat

menjadi rujukan untuk berbagai kebutuhan dan

mengembangkan model pembelajaran maupun sebagai rujukan

untuk penelitian-penelitian yang relevan.

D. Kerangka Berpikir

Model pembelajaran word square adalah model pembelajaran yang

menggunakan kotak-kotak berupa teka-teki silang sebagai alat dalam

menyampaikan materi ajar dalam proses belajar mengajar (Istarani, 2012: 181).

Model pembelajaran Word Square adalah sebuah model yang berorientasi

terhadap ketelitian siswa. Model ini melatih kejelian dan mengasah kemampuan
9

siswa dalam mencocokan huruf yang tersedia dalam kotak jawaban menjadi

sebuah kata yang tepat. (Kurniasih dan Sani, 2015: 97)

Keberhasilan model pembelajaran word square ini dapat diukur melalui

peningkatan daya pikir siswa secara acak, siswa mudah dalam memahami materi

ajar, peningkatan aktivitas belajar siswa dan berkurangnya rasa bosan dalam

belajar.

Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan

itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur (Arikunto,

2009: 133). Perndapat ini juga sejalan dengan yang dikemukakan oleh Sudjana

bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah

ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan dalam 3

ranah, yaitu ranah kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik

(bertindak) (Sudjana, 2019: 22).

Tabel 1.1

Variabel X Variabel Y
(Model Pembelajaran Word Square) (Hasil Belajar)
Indikator : Indikator :
1. Mudah dalam memahami materi ajar 1. Kognitif
2. Peningkatan aktivitas belajar 2. Afektif
3. Berkurang rasa bosan dalam belajar 3. Psikomotorik
(Istarani,2012: 183) (Sudjana, 2019: 22-23)
Indikator Penelitian
10

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah

kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya. (Riduwan, 2020: 9). Adanya

hipotesis dinyatakan berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan.

Hipotesis adalah bagian terpenting dalam penelitian yang harus terjawab

sebagai kesimpulan penelitian itu sendiri. Hipotesis bersifat dugaan, karena itu

peneliti harus mengumpulkan data yang cukup untuk membuktikan bahwa

dugaannya benar. Hipotesis dibedakan atas dua jenis yaitu hipotesis nol dan

hipotesis alternatif. Hipotesis nol ditandai dengan kata-kata seperti tidak ada

pengaruh, tidak ada hubungan, dan sejenisnya. Hipotesis alternatif adalah lawan

dari hipotesis nol. Jika hipotesis nol tidak terbukti, maka hipotesis alternatif dapat

diterima. Sebaliknya jika hipotesis nol dapat dibuktikan kebenarannya, maka

hipotesis alternatif tidak dapat diterima. Data yang digunakan untuk membuktikan

hipotesis tersebut diperoleh dari sampel yang dipilih oleh peneliti.

Berdasarkan uraian diatas, sebagai jawaban sementara terhadap penelitian

ini yang kebenarannya harus dibuktikan maka dirumuskan hipotesis penelitian ini

sebagai berikut:

Ha : Terdapat pengaruh antara model pembelajaran Word Square terhadap

Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara model pembelajaran Word Square

terhadap Hasil Belajar Siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

Kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Word Square

1. Pengertian Model

Menurut Lefudin (2017: 171) model merupakan suatu konsepsi

untukmengejar suatu materi dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam model

mencakup strategi, pendekatan, metode maupun teknik. Begitu juga

pendapat lain yang mengatakan bahwa model adalah suatu rencana, pola

atau pengaturan kegiatan guru dan peserta didik yang menunjukkan adanya

interaksi antara unsur-unsur yang terkait dalam pembelajaran, yakni guru,

peserta didik, dan media termasuk bahan ajar atau materi subjeknya

(Poedjiadi, 2005:119).

Model menurut Mills dalam Rahmiati (2009: 18) dalam LPMP Jawa

Barat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau kelompok

orang mencoba bertindak berdasarkan model. Hal itu merupakan interpretasi

atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu hubungan yang terjalin

antar elemen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM).

Jadi dapat disimpulkan bahwa model adalah suatu hubungan yang

terjalin antar elemen dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Model

pembelajaran langsung dapat digunakan untuk membangaun model

pembelajaran dalam bidang studi tertentu. Guru dapat menunjukan

11
12

bagaimana suatu permasalahan dapat didekati, bagaimana informasi

dianalisis, dan bagaimana suatu pengetahuan dapat dihasilkan (Lefudin,

2017: 45).

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses komunikasi dua arah antara pendidikan

dengan peserta didik atau anatara guru dengan siswa. Mengajar dilakukan

oleh pihak guru sebagai pendidik. Konsep pembelajaran menurut Corey

(Sagala, 2003: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara

sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentudalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap

situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.

Pembelajaran merupakan salah satu tindakan edukatif yang dilakukan

guru di kelas. Tindakan dapat dikatakan bersifat edukatif bila berorientasi

pada pengembangan diri atau pribadi siswa secara utuh, artinya

pengembangan pengetahuan keterampilan dan sikap (Asy’ari, 2006: 37).

Oleh karena itu guru seyogyanya mampu menciptakan aktivitas

pembelajaran yang sesuai dengan tiga aspek tersebut.

Knirk dan Gustafson (Sagala, 2006: 64) mengemukakan Teknologi

pembelajaran (Instructional) melibatkan tiga komponen utama yang saling

10 berinteraksi yaitu guru (pendidik), siswa (peserta didik) dan kurikulum.

Komponen tersebut melengkapi struktur dan lingkungan belajar formal.

Dalam pembelajaran guru seyogyanya memahami hakekat materi

kemampuan berfikir siswa dan memahami berbagai model pembelajaran


13

yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar. Begitu juga

pendapat lain yang mengatakan bahwa belajar adalah suatu perilaku pada

saat orang belajar, maka respon menjadi lebiih baik dan sebaliknya, bila ia

tidak belajar maka responnya menurun (Dimyati, 2006: 9).

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa belajar

merupakan suatu proses perubahan perilaku individu menjadi lebih baik

sehingga memiliki kualitas dan kuantitas kemampuan di segala bidang.

Kemampuan yang dimilikinya itu akan dia terapkan dalam kehidupan yang

nyata, sehingga akan bermanfaat untuk dirinya, masyarakat dan negara.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

sebagaimana yang telah dijelaskan di atas bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku seseorang untuk menjadi lebih baik.

Keberhasilan dari belajar itu sendiri sangat tergantung dari beberapa factor.

Belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi

tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya secara berulang-ulang,

dimana perubahan itu tidak dapat dijelaskan atas dasar respon pembawaan,

kematangan atau keadaan sesaat pada seseorang. Tujuan belajar pada

prinsipnya sama, hanya berbeda cara mencari tahu usaha penyampaiannya

dimana proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi antara

individu dan lingkungan yang mengakibatkan pengalaman belajar. Bukti

seseorang telah belajar adalah terjadinya proses perubahan tingkah laku

pada orang tersebut, misalnya yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, hal

tersebut dinamakan hasil belajar.


14

Dalam proses pembelajaran, guru memegang peranan penting dalam

mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus

mmemiliki keterampilan mengajar, menyusun tahapan pembelajaran,

memilih metode, memanfaatkan media dan mengalokasikan waktu dengan

baik. Menurut Syaiful Sagala (2006: 63) Pembelajaran mempunyai dua

karakter yaitu: (1) Dalam proses pembelajaran melibatkan proses mental

siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa dalam proses berfikir.

(2) Dalam pelaksanaan pembelajaran suasana dialogis dan proses tanya

jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan

kemampuan berfikir siswa, yang ada pada gilirannya kemampuan berfikir

itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka

kontruksi sendiri. Pendekatan keterampilan proses yang diterapkan dalam

pembelajaran di Sekolah Menengah Pertama menempatkan keterlibatan

siswa pada posisinya yang sangat penting.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan belajar itu dipengaruhi oleh

berbagai faktor, diantaranya adalah keterampilan guru dalam mengajar,

menyusun tahapan pembelajaran, memilih metode, memanfaatkan media

dan mengalokasikan waktu dengan baik. Sehingga pembelajaran dapat

mencapai keberhasilan dengan adanya perubahan pada tingkah laku siswa

kea rah yang lebih baik.

3. Model Pembelajaran

a. Pengertian Model Pembelajaran


15

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi

antara pendidik dengan peserta didik, baik interaksi secara langsung

seperti kegiatan tatap muka maupun tidak langsung yaitu dengan

menggunakan media. Banyak model pembelajaran yang dapat

digunakan untuk menunjang proses pelaksanaan pembelajaran,

sebelum menentukan model pembelajaran yang digunakan terlebih

dahulu mengetahui pengertian model pembelajaran, berikut

pengertian model menurut para ahli:

Menurut (Sagala, 2011: 61) pembelajaran adalah membelajarkan

siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang

merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran

adalah sebuah proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja

dikelola untuk memungkinkan dia ikut serta dalam tingkah laku

tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari

pendidikan.

Pembelajaran menurut (Suprijono, 2009: 13) berdasarkan makna

leksikal berarti proses, cara, dan perbuatan mempelajari. Guru

mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan

fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Jadi,

subyek pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Model pembelajaran menurut (Trianto, 2011: 29) adalah salah satu

pendekatan yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar


16

siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan

procedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan

pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

Sedangkan menurut (Ngalimun, 2012: 27) berpendapat model

pembelajaran adalah suatu rancangan atau pola yang digunakan

sebagai pedoman pembelajaran di kelas. Artinya model pembelajaran

adalah suatu rancangan yang digunakan guru untuk melakukan

pengajaran di kelas.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

proses pembelajaran yang berkaitan dengan pengetahuan, sikap,

ataupun keterampilan demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran.

4. Ciri-Ciri Model Pembelajaran

Setiap model pembelajaran memiliki ciri-ciri yang dapat mempengaruhi

proses belajar yang didukung oleh perilaku dan lingkungan belajar, adapun

ciri-ciri model pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Rasional teoritik logis yang disusun oleh para pencipta atau

pengembangnya.

2) Landasan pemikiran tentang apa atau bagaimana siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai).

3) Tingkah laku belajar yang diperlukan agar model tersebut dapat

dilaksanakan dengan berhasil.


17

4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu

dapat tercapai. (Trianto, 2007: 6)

Sedangkan menurut (Hamiyah dan Jauhar 2014: 58) mengemukakan

adanya ciri-ciri model pembelajaran yaitu:

1) Berdasarkan teori pendidikan dan teori belajar tertentu.

2) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu.

3) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan pembelajaran di

kelas.

4) Memiliki perangkat bagian model.

5) Memiliki dampak sebagai akibat penerapan model pembelajaran baik

langsung maupun tidak langsung,

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran memiliki ciri-ciri yaitu memiliki dasar atau landasan teoritik

dalam kegiatan belajar dan pembelajaran serta lingkungan sekitar yang

mendukung guna mencapai tujuan pembelajaran.

5. Model Pembelajaran Word Square

a. Pengertian Model Pembelajaran Word Square

Word square terdiri dari dua kata Word dan Square. Word berarti

kata sedangkan Square berarti adalah kotak. Jadi Word Square adalah

kotak-kotak kata (Oktafiani, 2018). Begitu juga pendapat lain yang

mengatakan bahwa model pembelajaran word square adalah model

pembelajaran yang menggunakan kotak-kotak berupa teka-teki silang


18

sebagai alat dalam menyampaikan materi ajar dalam proses belajar

mengajar (Istarani, 2012: 181).

Model pembelajaran Word Square merupakan sebuah model yang

berorientasi terhadap ketelitian siswa. Model ini melatih kejelian dan

mengasah kemampuan siswa dalam mencocokan huruf yang tersedia

dalam kotak jawaban menjadi sebuah kata yang tepat. (Kurniasih dan

Sani, 2015: 97)

Pengertian di atas sejalan dengan yang disampaikan pendapat lain

bahwa model pembelajaran word square menurut pendapat Hornby

adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat

dibaca kedepan dan kebelakang. Model pembelajaran ini meminta

peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran, peserta didik harus

menemukan jawaban yang benar dalam kotak-kotak jawaban

(Dianawati, 2013).

Menurut Alamsyah Said dan Budimanjaya dalam buku Strategi

Mengajar, word square adalah permainan menemukan kata-kata

tertentu dalam kolom yang tersusun secara acak. Model pembelajaran

word square adalah model pengembangan dari metode ceramah yang

diperkaya dan berorientasi pada keaktifan siswa dalam pembelajaran.

Model ini juga model yang memadukan kemampuan menjawab

pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-

kotak jawaban. Model ini sedikit lebih mirip dengan mengisi teka-teki

silang, akan tetapi perbedaan yang mendasar adalah model ini sudah
19

memiliki jawaban, namun disamarkan dengan menambahkan kotak

tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau

pengecoh (Kurniasih, 2015:97)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran Word Square, merupakan sebuah model

pembelajaran berupa kata-kata dalam kotak yang harus siswa temukan

untuk menjawab soal-soal yang telah disediakan. Model pembelajaran

word square ini adalah pengembangan dari metode ceramah yang

bertujuan untuk melatih kejelian siswa dan meningkatkan aktivitas

belajar siswa.

b. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Word Square

Menurut (Aqib, 2013:31) sintaks atau langkah-langkah dalam

pembelajaran Word square yaitu:

a. Guru menyiapkan materi sesuai dengan kompetensi.

b. Guru memberikan motivasi kepada siswa.

c. Guru menerangkan materi yang telah disiapkan.

d. Guru membagi beberapa kelompok dalam pembelajaran.

e. Guru membagikan lembar kerja berupa soal dan jawaban di

dalam kotak yang terdapat banyak huruf yang teracak.

f. Siswa diperintahkan untuk mengerjakan dan menjawab soal

kemudian melingkari huruf dalam kotak sesuai jawaban secara

vertikal, horizontal maupun diagonal.

g. Berikan poin pada setiap jawaban yang benar dalam kotak


20

c. Kebaikan Model Pembelajaran Word Square

Menurut (Istarani, 2012: 183) model pembelajaran word square

memiliki beberapa kebaikan, diantaranya:

a. Dapat mempermudah dalam menguasai materi ajar, sebab ia

diarahkan mencari jawaban yang ada dalam kotak

b. Dapat mempermudah guru dalam menguraikan materi ajar, sebab

guru dapat mengarahkan siswa kepada kotak-kotak yang telah

dipersiapkan sebelumnya.

c. Dapat meningkatkan aktivitas belajar anak, sebab ia akan terus

mengarsir huruf sesuai dengan jawabannya.

d. Menghindari rasa bosan anak dalam belajar, sebab adanya

aktivitas yang tidak membuat anak jenuh dan bosan mengikuti

pembelajaran.

d. Kelemahan Model Pembelajaran Word Square

a. Membuat kotak yang bervariasi membutuhkan kreativitas

seorang guru.

b. Sering sekali dijumpai antara kotak yang tersedia tidak sesuai

dengan pertanyaan yang ada

c. Membuat pertanyaan yang memerlukan jawaban yang pasti

membutuhkan kemampuan yang tinggi dari seorang guru.


21

B. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar,

perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur

(Arikunto, 2009: 133) pendapat lain juga mengatakan bahwa hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki atau dikuasai siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya. Hasil belajar mencakup kemampuan dalam 3 ranah,

yaitu ranah kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik

(bertindak) (Sudjana, 2019: 22).

Menurut Oemar Malik (2002: 45) hasil belajar itu dapat terlihat dari

terjadinya perubahan dari persepsi dan perilaku, termasuk juga perbaikan

perilaku. Misalnya pemuasan kebutuhan masyarakat dan pribadi secara

utuh. Menurut Nana Sudjana dalam penilaian hasil proses belajar mengajar,

hasil belajar menurut Taksonomi Bloom di bagi menjadi 3 ranah, yaitu :

a. Ranah kognitif. Berkenaan dengan ingatan, pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan evaluasi. Belajar kognitif ini melibatkan proses

pengenalan atau penemuan yang mencakup berpikir, menalar, menilai

dan memberikan imajinasi yang selanjutnya akan membentuk perilaku

baru.

b. Ranah afektif. Berkenaan dengan respon siswa yang melibatkan

ekspresi, perasaan atau pendapat pribadi siswa terhadap hal-hal yang


22

relative sederhana. Belajar afektif mencakup nilai, emiso dorongan

minat dan sikap.

c. Ranah psikomotor. Ranah psikomotor berhungan erat dengan kerja otot

sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian – bagiannya

Jadi, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar

siswa adalah suatu kemampuan yang diperoleh siswa yang terjadi setelah

malalui proses belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik. Karena belajar adalah proses yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan suatu perubahan yang baru sebagai hasil dari pengalamannya.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan jika terjadi

perubahan dalam diri seseorang yang melibatkan perubahan intensional,

perubahan positif dan aktif, serta perubahan efektif dan fungsional. (Prof.

Dr. H. Endin Nasrudin, M.Si, 2018: 104)

Faktor-Faktor Yang memengaruhi hasil belajar menurut Munadi

meliputi faktor internal dan eksternal, yaitu :

a. Faktor Internal

1. Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan ysng

prims, tidak dalam keadaan lelah atau capek, tidak dalam keadaan

cacat jasmani dan sebaginya. Hal-hal tersebut dapat memengaruhi

siswa dalam menerima materi pelajaran.

2. Faktor Psikologis
23

Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun

keturunan, yang meliputi:

a. Faktor potensial, yaitu intelegensi dan bakat.

b. Faktor aktual, yaitu kecakapan nyata prestasi

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis.

b. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil belajar. Faktor

lingkungan ini meliputi lingkungan fisisk dan lingkungan sosial.

2. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan dan

kegunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang

diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai

sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah

direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum,

sarana dan guru.18 Memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar tersebut, maka model pembelajaran

Word Square merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi hasil

belajar. Dalam kaitannya dengan hasil belajar siswa penting sekali

adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi oleh

berbagai faktor diantaranya adalah faktor internal yang meliputi faktor


24

fisiologis dan psikologis juga faktor eksternal yang meliputi faktor

lingkungan dan faktor instrumental.

C. Evaluasi Pembelajaran

1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Secara harfiah evaluasi berasal daru bahasa Inggris evaluation, dalam

bahasa Arab at-Taqdir, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Adapun

secara istilah sebagimana yang dikemukakan oleh Edwind Wandt dan

Gerald W.Brown (1977) adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk

menentukan nilai dari sesuatu. Sedangkan Komite Studi Nasional tentang

Evaluasi dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12) menyatakan bahwa

evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemlihan, pengumpulan,

analisis dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.

Suchman (1961 dalam Aderson 1975) mengartikan evaluasi sebagai

sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang

direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan menurut

Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar, evaluasi adalah kegiatan

untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang

selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative

yang tepat dalam mengambul sebuah keputusan.

Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses kerja sama Antara guru

dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada
25

baik potensi yang ada di dalam maupun potensi di luar peserta didik.

Sebagai suatu proses kerja sama, pembelajaran tidak hanya menitikberatkan

pada kegiatan guru atau kegiatan peserta didik saja, akan tetapi guru dan

peserta didik bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan. Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku

peserta didik baik perubahan dari aspek kognitif, afektif, maupun

psikomotorik (Sanjaya, 2008: 28)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

pembelajaran adalah proses pengumpulan informasi hasil kerja sama guru

dan peserta didik dalam proses belajar sehingga diketahui kelemahan dan

kelebihannya untuk kemudian dilakukan perbaikan, untuk mengambil

keputusan atau penyusunan program selanjutnya.

a. Teknik Evaluasi

1. Teknik Tes

Tes adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka

pengukuran dan penilaian dibidang pendidikan yang berbentuk

pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-

pertanyaan atau perintah-perintah oleh testee sehingga dapat dihasilkan

nilai yang melambangkan tingkah laku dengan nilai-nilai yang dicapai

oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu

(Sudijono, 2006: 67)


26

Ditinjau dari segi fungsi yang dimiliki oleh tes sebagai alat

pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes dibedakan menjadi

tiga golongan:

a) Tes diagnostik, adalah tes yang digunakan untuk mengetahui

kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-

kelemahan siswa tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan

yang tepat (Arikunto, 2002: 34). Dalam islam, banyak firman

Allah SWT yang mengisyaratkan asumsi ini, seperti

peringatanNya dalam cerita- cerita kaum terdahulu yang hancur

dikarenakan membuat kesulitan dan tak mampu menyelesaikan

kesulitannya. Diantaranya firman Allah Swt. ada dalam Q.S. Al-

Hasyr (59:18) sebagai berikut:

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َو ْلَتْنُظْر َنْفٌس َّم ا َقَّد َم ْت ِلَغ ٍۚد َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َخ ِبْيٌر‬
١٨ ‫ِۢبَم ا َتْع َم ُلْو َن‬

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah

diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada

Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan”. (Q.S. Al-Hasyr:18)

b) Tes formatif adalah tes yang bertujuan untuk mengetahui sudah

sejauhmanakah peserta didik telah terbentuk sesuai dengan

tujuan pengajaran yang telah ditentukan setelah mereka

mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Di


27

sekolah-sekolah tes formatif ini dikenal dengan istilah “ulangan

harian.

c) Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah

sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan, di

sekolah tes ini dikenal dengan .ulangan umum., dimana hasilnya

digunakan untuk mengisi nilai raport atau mengisi Surat Tanda

Tamat Belajar (STTB) atau Ijazah. Asumsi evaluasi ini adalah

bahwa segala sesuatu diciptakan mengikuti hukum bertahap.

Setiap tahap memiliki satu yujuan dan karekteristik tertentu. Satu

tahapan harus diselesaikan terlebih dahulu untuk kemudian

beralih ketahapan yang lebih baik. Firman Allah Swt terdapat

dalam Q.S. Al-Insyiqaq (84: 19):

١٩ ‫َلَتْر َك ُبَّن َطَبًقا َع ْن َطَبٍۗق‬


“Sungguh, kamu benar-benar akan menjalani tingkat demi

tingkat (dalam kehidupan).” (Q.S. Al-Insyiqaq: 19)

Yang dimaksud dengan tingkat demi tingkat adalah

perkembangan dari setetes mani menuju kelahiran, kanak-kanak,

remaja, dewasa, dan tua atau perkembangan dari hidup menuju

mati, kemudian dibangkitkan kembali.

2. Teknik Non Tes

Dengan teknik non tes, maka penilaian atau evaluasi hasil belajar

peserta didik dilakukan dengan tanpa menguji peserta didik, melainkan

dilakukan dengan:
28

a) Skala bertingkat (Rating scale), skala yang menggambarkan

suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil

pertimbangan.

b) Quesioner (Angket), yaitu sebuah daftar pertanyaan yang harus

diisi oleh orang yang akan diukur (responden)

c) Daftar cocok (Check list), yaitu deretan pernyataan dimana

responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok

(√) ditempat yang sudah disediakan.

d) Wawancara (Interview), yaitu suatu metode atau cara yang

digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan

jalan tanya jawab sepihak.

e) Pengamatan (observation), yaitu suatu tehnik yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis.

f) Riwayat hidup, yaitu gambaran tentang keadaan seseorang

selama dalam masa kehidupannya. (Arikunto, 2002: 27-31)

2. Prinsip-Prinsip Evaluasi

Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila dalam

pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.

(Sudijono, 2011: 31)

1) Prinsip Keseluruhan

Yang dimaksud dengan evaluasi yang berprinsip keseluruhan atau

menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi tersebut dilaksanakan


29

secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah

bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara

terpisah, tetapi mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan

perkembangan atau perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri

peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda mati.

Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya

menggambarkan aspek kognitif, tetapi juga aspek psikomotor dan

afektif pun diharapkan terangkum dalam evaluasi. Jika dikaitkan

dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian bukan

hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini,

melainkan juga harus dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta

didik dapat menghayati dan mengimplementasikan materi tersebut

dalam kehidupannya.

Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh

bahan-bahan keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan

dan perkembangan subjek subjek didik yang sedang dijadikan sasaran

evaluasi.

2) Prinsip Kesinambungan

Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang

berkesinambungan ini artinya adalah penilaian yang dilakukan secara

terus menerus, sambung-menyambung dari waktu ke waktu. Penilaian

secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai

memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai


30

kemajuan atau perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti

program pendidikan sampai dengan saat-saat mereka mengakhiri

program-program pendidikan yang mereka tempuh.

3) Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil

belajar terlepas dari faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga

sering menyebut prinsip objektif ini dengan sebutan “apa adanya”.

Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi evaluasi

tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan

sesuai atau sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran.

Ditilik dari pemberian skor dalam evaluasi, istilah apa adanya itu

mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi, pemberian skor, dan

penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat

pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh

mungkin kemungkinan- kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal

dengan tulisan yang baik mendapat skor lebih tinggi daripada jawaban

soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut sama.

Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan jauh-

jauh sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif.

Dengan kata lain, tester harus senantiasa berpikir dan bertindak

wajar menurut keadaan yang senyatanya, tidak dicampuri oleh


31

kepentingan-kepentingan yang sifatnya subjektif. Prinsip ini sangat

penting sebab apabila dalam melakukan evaluasi, subjektivitas

menyelinap masuk dalam suatu evaluasi, kemurnian pekerjaan evaluasi

itu sendiri akan ternoda.

Sebenarnya bukan hanya tiga prinsip di atas yang menjadi ukuran

dalam untuk melakukan evaluasi. Dimyati dan Mujiono (2006: 194-

199) menyebutkan bahwa evaluasi yang akan dilakukan juga harus

mengikuti prinsip kesahihan (valid), keterandalan (reliabilitas), dan

praktis.

4) Kesahihan

Sebuah evaluasi dikatakan valid jika evaluasi tersebut secara tepat,

benar, dan sahih telah mengungkapkan atau mengukur apa yang

seharusnya diukur. Agar diperoleh hasil evaluasi yang sahih,

dibutuhkan instrumen yang memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu

instrumen evaluasi.

Contoh berikut dapat dijadikan sarana untuk memahami pengertian

valid. Contoh yang dimaksud adalah berupa barometer dan termometer.

Barometer adalah alat ukur yang dipandang tepat untuk mengukur

tekanan udara. Jadi, kita dapat mengatakan bahwa barometer tanpa

diragukan lagi adalah alat pengukur yang valid untuk mengukur

tekanan udara. Dengan kata lain, apa seseorang melakukan pengukuran

terhadap tekanan udara dengan menggunakan alat pengukur berupa

barometer hasil pengukuran yang diperoleh itu dipandang tepat dan


32

dapat dipercaya. Demikian pula halnya denga termometer. Termometer

adalah alat pengukur yang dipandang tepat, benar, sahih, dan abash

untuk mengukur tinggi rendahnya suhu udara. Jadi dapat dikatakan

bahwa termometer adalah adalah alat pengukur yang valid untuk

mengukur suhu udara. (Sudijono, 2011: 32)

Sahih atau tidaknya evaluasi tersebut ditentukan oleh faktorfaktor

instrumen evaluasi itu sendiri, administrasi evaluasi dan penskoran,

respon-respon siswa (Gronlund, dalam Dimyati dan Mujiono (2006:

195). Kesahihan instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran

dan pengalaman. Dari dua cara tersebut, diperoleh empat macam

kesahihan yanga terdiri atas kesahihan isi (content validation),

kesahihan konstruksi (contruction validity), kesahihan ada sekarang

(concurrent validity), dan kesahihan prediksi (prediction validity)

5) Keterandalan

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan

yaitu tingkat kepercayaan bahwa suatu evaluasi mampu memberikan

hasil yang tepat. Maksud dari pernyataan ini adalah jika suatu eveluasi

dilakukan pada subjek yang sama evaluasi senantiasa menunjukkan

hasil evaluasi yang sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Dengan demikian

suatu ujian, misalnya, dikatakan telah memiliki reliabilitas apabila skor-

skor atau nilai- nilai yang diperoleh para peserta ujian untuk pekerjaan

ujiannya adalah stabil, kapan saja, dimana saja ujian itu dilaksanakan,
33

dan oleh siapa saja pelaksananya. Keterandalan dipengaruhi oleh

beberapa faktor, yaitu:

a) Panjang tes (length of tes). Panjang tes berhubungan dengan

banyaknya butir tes. Pada umumnya lebih banyak butir tes,

lebih tinggi keterandalan evaluasi. Hal ini terjadi karena makin

banyak soal tes, makin banyak sampel yang diukur.

b) Sebaran skor (spread of scores). Besarnya sebaran skor akan

membuat kemungkinan perkiraan keterandalan lebih tinggi

menjadi kenyataan.

c) Tingkat kesulitan tes (difficulty of tes). Tes yang paling mudah

atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang

mengerjakan cenderung menghasilkan skor tes keterandalan

yang lebih rendah. Hal ini disebabkan antara hasil tes yang

mudah dan sulit keduanya salam suatu sebaran skor yang

terbatas.

d) Objektivitas (objektivity). Objektivitas suatu tes menunjuk

kepada tingkat skor kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh

para siswa) dan memperoleh hasil yang sama dalam

mengerjakan tes.

6) Kepraktisan

Kepraktisan suatu evaluasi bermakna bahwa kemudahan-

kemudahan yang ada pada instrumen evaluasi baik dalam


34

mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi, memperoleh hasil

maupun kemudahan dalam menyimpan.

D. Studi-Studi Terdahulu

Studi terdahulu adalah kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti

sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai sumber ilmiah seperti skripsi, tesis,

disertasi atau jurnal penelitian. Berikut adalah penelitian terdahulu yang menjadi

acuan peneliti dalam melakukan penelitian:

a. Cahyani (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar siswa pada mata

pelajaran IPA dengan Model Pembelajaran Word Square Berbantu Dengan

Media Gambar pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Krawang Sari natar Tahun

Pelajaran 2011/2012”. Hasil penelitian sebelum pelaksanaan siklus

diperoleh hasil bahwa sebesar 38,46% (5 siswa) mendapat nilai  65 (KKM)

dari 13 siswa. Dalam pelaksanaan siklus I hasil belajar siswa meningkat

menjadi 61,54% (8 siswa) mendapat nilai 65 (KKM) dari 13 siswa. Pada

pelaksanaan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebesar

23,08 % dari siklus I menjadi 84,62% (11 siswa) mendapat nilai  65 (KKM)

dari 13 siswa.

b. Kurniasari (2013) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Word

Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa Kelas

IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang. Penenlitian ini adalah penelitian

eksperimen semu menggunakan desain Non Equivalent Post-test Only

Control Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV

di Gugus V Kecamatan Tegallalang. Sampel penelitian ini SD N 1 Pupuan


35

yang berjumlah 22 orang sebagai kelompok eksperimen dan SD N 3 Pupuan

yang berjumlah 25 orang sebagai kelompok kontrol yang dipilih dengan

sistem Random Sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

dengan metode tes, jenis tes yang digunakan adalah pilihan ganda, kemudian

dianalisis menggunakan uji-t. Hasil Penelitian menunjukan bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti

pembelajaran dengan model pembelajaran Word Square berbantuan media

gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran

konvensional. Hal ini dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar

dari rata-rata kelompok control (X E = 23,77 > X K = 21,16). Adanya

perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa penerapan model

pembelajaran word square berbantuan media gambar berpengaruh terhadap

hasil belajar.

c. Febrita (2023) yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Word Square

Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Dalam

Mata Pelajaran Ipa Kelas Iv Di Sds Islam Al- Furqon Panaragan

Jaya. Diploma Thesis, Uin Raden Intan Lampung. Rumusan masalah yang

terdapat pada penelitian ini adalah apakah terdapat pengaruh pada

penggunaan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar

terhadap hasil belajar IPA kelas IV di SDS Islam Al- Fuqon Panaragan jaya.

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian

eksperimen dengan pendekatan kuantitatif, jenis ekperimen yang digunakan

adalah Quasy Eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah peserta


36

didik klas IV di SDS Islam Al-Furqon Panaragan Jaya yang berjumlah 23

peserta didik dikelas A dan 21 peserta didik di kelas B. teknik pengamilan

data paa penelitian ini menggunakan teknik Random Sampling.

Pengumpulan data dilakukan dengan test objektif dan dokumentasi, setelah

data objektif dikumpulkan kemudian dilakukan pengolahan dengan

menggunakan analisis data statistik dengan menggunakan uji –t. Berdasarkan

hasil penelitian rata-rata hasil belajar peserta didik yang menggunaka model

pembelajaran Word Square berbantun media gambar mencapai 80,60

sedangkan nilai rata-rata yang didapat pada kelas control menggunkan model

pembelajaran Direct instruction mecapai rata-rata 76,88. Kemudian

berdasarkan hasil analisis mencapai taraf 5% dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar berpengruh

terhadap hasil belajar IPA di SDs Islam Al-Furqon Panaragan Jaya.

d. Dodi Adnyana, I. G. A., Margunayasa, I. G., & Kusmariyatni, N. (2019)

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan

Media Gambar terhadap Hasil Belajar IPA. Hasil belajar IPA siswa kelas V

SD Dengan Model Pembelajaran Konvensional Sangat Rendah”. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan hasil belajar IPA

antara siswa kelas V SD yang dibelajarkan menggunakan model

pembelajaran Word Square berbantuan media gambar dan hasil belajar IPA

siswa kelas V SD yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran. Penelitian

ini merupakan penelitian semu (quasi eksperimen) dengan rancangan non

equivalent posttest only control grup design. Populasi penelitian ini adalah
37

seluruh kelas V yang berjumlah 190 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah

kelas V berjumlah 28 siswa dan kelas V berjumlah 26 siswa. Sampel

ditentukan menggunakan teknik random sampling. Data hasil belajar

dikumpulkan menggunakan tes pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis

menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan analisis statistik

inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang dibelajarkan

menggunakan model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar

dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran

konvensional pada siswa kelas V SD. Hal ini ditunjukkan oleh thitung

(9,143) > ttabel (2,021). Selanjutnya, rata-rata (mean) kelompok eksperimen

(19,96) lebih besar daripada rata-rata (mean) kelompok kontrol (15). Dengan

demikian, model pembelajaran Word Square berbantuan media gambar

berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V SD.

e. Ni Ngh. Aningsih, A. A. Gd. Agung, H. Syahruddin (2013) dengan judul

Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar

Terhadap Hasil Belajar Ipa Kelas Iv Sd Gugus 1 Kecamatan Pupuan. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan

desain non equivalent post-test only control group design. Populasi

penelitian berjumlah 162 orang dari siswa kelas IV SD Gugus 1 Kecamatan

Pupuan Kabupaten Tabanan. Sampel penelitian ini yaitu berjumlah 21 orang

dari kelas IV SD Negeri 1 Pajahan sebagai kelompok eksperimen dan 24

orang dari kelas IV SD Negeri 3 Pajahan sebagai kelompok kontrol. Data


38

hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan metode tes pilihan ganda.

Data diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis tipe statistik

deskriptif dan statistik inferensial uji-t. Hasil penelitian ini menemukan

bahwa: (1) hasil belajar IPA siswa kelompok kontrol tergolong sedang, (2)

hasil belajar IPA siswa kelompok eksperimen tergolong sangat tinggi, (3)

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA siswa antara kelompok

siswa yang mengikuti model pembelajaran word square berbantuan media

gambar dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Bertolak dari kajian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa penelitian-

penelitian di atas sama-sama menggunakan model pembelajaran word square

berbantu media gambar dalam penelitiannya. Untuk menghindari suatu plagiat,

peneliti memberikan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

sebelumnya dengan hanya menggunakan menggunakan model pembelajaran word

square tidak berbantu dengan media gambar.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian diatas, penulis beranggapan

bahwa model pembelajaran Word Square efektif dalam meningkatkan hasil

belajar siswa.
39
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif.

Dikatakan kuantitatif karena data penelitian yang dikumpulkan berbentuk angka-

angka dan dianalisis menggunakan statistik serta bermaksud menguji hipotesis.

Pendekatan kuantitatif menggunakan data-data numerik (angka) dan berusaha

mengukur serta menguji data secara empirik dan objektif. (Prof. Dr.H. Endin

Nasrudin, M.Si, 2021: 59)

Pendekatan penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Proses ini merupakan kegiatan

pengumpulan data, analisis dan juga interpretasi yang terkait dengan tujuan

penelitian. Pendekatan penelitian dalam skripsi ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Menurut Sugiono (2017: 15)

Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat

positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

statsitik, dengan tujuan untuk menggambarkan dan menguji hipotesis yang telah

ditetapkan.

Jenis penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan

untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkontrol. Dalam

artian, metode eksperimen ini merupakan metode penelitian kuantitatif yang

40
41

digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (perlakuan) terhadap

variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. (Sugiono, 2019: 111)

Jenis peneltian eksperimen juga merupakan salah satu metode kuantitatif

yang digunakan apabila peneliti ingin melakukan percobaan atau eksperimen

untuk mencari pengaruh variabel perlaukan tertentu dengan variabel kontrol

(dalam kondsi yang terkendali).

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental designs jenis

One-Group Pretes-Posttest Design. Dalam penelitian ini hasil perlakuan dapat

diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum

diberi perlakuan (treatment). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut:

O1XO2

Keterangan:

O1 = Tes awal (pretest)

O2 = Tes akhir (posttest)

X = Perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran

Model eksperimen ini melalui tiga langkah yaitu:

a. Memberikan pretest untuk mengukur variabel terikat (Hasil belajar)

sebelum perlakuan dilakukan.


42

b. Memberikan perlakuan kepada kelas subjek penelitian dengan

menerapkan model pembelajaran word square

c. Memberikan posttest untuk mengukur variabel terikat setelah perlakuan

dilakukan.

C. Variabel Penelitian

Terdapat dua variabel yang akan dikaji dalam penelitian ini:

1. Variabel X (Model Pembelajaran Word Square) yang biasa dikenal

dengan istilah variabel bebas (Independen Variabel). Variabel ini sering

disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecendent. Dalam Bahasa

Indonesia sering disebut variabel bebas variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen terikat. (Sugiyono, 2017: 38) yang

menjadi varibel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran

word square.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa) yang biasa dikenal dengan istilah

variabel terikat (Dependen Variabel). Variabel ini sering disebut sebagai

variabel output, kriteria, konsekuen. Atau sering disebut variabel terikat

merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.

D. Tempat dan Waktu Penelitian


43

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten

Sukabumi yang beralamat di Jl. Raya Nagrak Cibadak, Desa. Cisarua,

Kecamatan Nagrak, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Alasan

pemilihan tempat penelitian tersebut dikarenakan tersedianya data dan

adanya keterbukaan dari pihak sekolah, sehingga memudahkan didalam

pengumpulan data yang diperlukan yang berhubungan dengan masalah yang

dihadapi.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti yaitusesuai

dengan surat keputusan (SK) izin dari Institut Madani Nusantara yang di

tetapkan pada tanggal 16 Juni 2023.

Tabel 3.1
Waktu dan Kegiatan Penelitian
Bulan / Tahun 2023
No Kegiatan
Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt
1 Pra Penelitian X
2 Pengajuan Judul X
3 Pengajuan Proposal X
4 SeminarUsulan
X
Proposal
5 Izin Penelitian X
Pelaksanaan Penelitian X X
a. Pretest dan Postest X X
6 b. Pengumpulan dan
c. Pengolahan Data X X
7 Analisis Data X
8 Bimbingan Skripsi X X X X
9 Sidang Skripsi X

E. Populasi dan Sampel


44

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk di pelajari kemudian di tarik kesimpulannya. Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin menelti semua

elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan

penelitian populasi (Arikunto, 2014: 173)

Berdasarkan dengan definisi populasi tersebut, dapat dijelaskan

populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti dengan segala

karakteristik yang dimilikinya. Dalam hal ini yang menjadi populasi adalah

Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Tabel 3.2
Populasi Kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi
No Kelas L P Jumlah
1 VIII A 15 15 30
2 VIII B 15 16 31
3 VIII C 12 18 30
4 VIII D 10 18 28
5 VIII E 14 15 29
6 VIII F 13 16 29
7 VIII G 14 15 29
8 VIII H 10 17 27
9 VIII I 13 13 26
Jumlah 116 143 259

2. Sampel

Sampel merupakan bagian terkecil dari populasi yang akan di teliti.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan

penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil


45

penelitian sampel.,sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

di miliki oleh pupulasi (Arikunto, 2014: 174)

Jika populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi misalnya karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya,

maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu

(Sugiyono, 2017: 81). Pendapat lain juga menyatakan bahwa sampel adalah

bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang

akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan di proses dan

tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan ukup dengan

menggunakan sample yang mewakilinya (Riduwan, 2015: 11)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sample Probability sample

dengan jenis sample acak atau atau random sampling. Pengambilan sampel

menggunakan rumus dari Taro Yamane yang dikutip oleh riduwan (2015:

65)

N
n= 2
N . d +1

Dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan

N 259 259 259


n = = = = = 72,1448468 = 72
259.0 , 1 +1 (259).(0 , 01)+1
2 2
N . d +1 3 ,59

orang

Jadi, jumlah sampel sebesar 72 responden (siswa) kelas VIII di SMP Negeri 1

Nagrak Kabupaten Sukabumi


46

Tabel 3.3
Sampel Penelitian
Populasi Sampel
Kelas
L P J L P J
VIII A 15 15 30 15 15 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
VIII B 15 16 31 15 16 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
VIII C 12 18 30 12 18 8
x 72 = 3 x 72 = 5
259 259
VIII D 10 18 28 10 x 72 = 3 18 8
x 72 = 5
259 259
VIII E 14 15 29 14 15 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
VIII F 13 16 29 13 16 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
VIII G 14 15 29 14 15 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
VIII H 10 17 27 10 17 8
x 72 = 3 x 72 = 5
259 259
VIII I 13 13 26 13 13 8
x 72 = 4 x 72 = 4
259 259
Jumlah 116 143 259 33 39 72

F. Teknik Pengumpulan Data

Ridwan (2015: 69) mengatakan bahwa metode pengumpulan data adalah

ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk

memngumpulkan data. Guna memperoleh data dan informasi yang akurat, dalam

penelitian ini di gunakan sejumlah teknik pengumpulan data seperti:

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya. Kuesioner atau angket hanya berbeda dalam


47

bentuknya. Pada kuesioner, pertanyaan disusun dalam bentuk kalimat tanya,

sedangkan pada angket, pertanyaan disusun dalam kalimat pernyataan

dengan opsi jawaban yang tersedia. Kalau metode pengamatan dan metode

wawancara menempatkan peneliti dalam hubungan langsung dengan

responden, maka dalam metode angket hubungan itu dilakukan melalui

media, yaitu daftar pertanyaan yang dikirim kepada responden. Sering

terjadi bahwa kuesioner yang dikirim itu tidak diisi dan tidak dikembalikan

oleh responden. Dalam hal seperti ini maka peneliti mendatangi sendiri

responden dan menyampaikan kepada mereka daftar pertanyaan untuk diisi.

Ini berarti di samping angket dipakai pengamatan dan wawancara juga

digunakan. (Gulo, 2010: 122)

Penyebaran Angket ini guna keperluan penelitian yaitu bertujuan untuk

mengetahui tangapan peserta didik mengenai Model Pembelajaran Word

Square. Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh implementasi model

pembelajaran word square terhadap hasil belajar siswa. Angket diberikan

kepada 72 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten

Sukabumi.

2. Tes (Test)

Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah serangkaian

pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan.Tes

yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengukur pengetahuan

(knowledge). Tes yang digunakan berupa tes tertulis pilihan ganda.

Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes kemampuan


48

kognitif berupa pilihan ganda. Tes ini digunakan untuk mengukur

kemampuan peserta didik. Dalam penelitian ini tes yang dilakukan adalah

tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pretest dimaksudkan untuk

mengetahui keadaan awal peserta didik sebelum diberikan treatmen model

pembelajaran word square.

Tes yang dilakukan harus sesuai dengan indikator dan kurikulum. Skor

yang digunakan untuk soal jawaban singkat bernilai satu (4) untuk jawaban

yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

3. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan

kuesioner. Jika wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan

orang lain, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-

objek alam yang lain. Teknik pengumpulan data berupa observasi

digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja,

gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono,

2017: 145). Penelitian ini menggunakan observasi langsung. Observasi pada

saat pra-penelitian menggunakan observasi tak terstruktur untuk mengetahui

masalah yang terjadi di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak. Hasil observasi

yang diperoleh dari melihat guru kelas VIII mata pelajaran PAI adalah

dalam proses pembelajaran pendidik mengajar hanya berpatokan pada buku

paket yang ada dan menggunakan metode cermah serta penugasan.

4. Wawancara
49

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan

permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui

hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil (Sugoyono, 2017: 137)

Menurut Sugiyono wawancara dapat dilakukan secara terstruktur

maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan secara langsung maupun

tidak langsung. Secara langsung maksudnya wawancara dilakukan dengan

face to face (bertatap muka). Dan wawancara secara tidak langsung dapat

menggunakan telepon. Pada penelitian ini peneliti menggunakan wawancara

tidak terstruktur dan dilakukan secara langsung untuk mengetahui proses

pembelajaran PAI yang dilakukan, model yang digunakan guru,

permasalahan yang ada dalam pembelajaran PAI. Melalui wawancara ini

peneliti bisa mendapatkan berbagai informasi sehingga dapat menentukan

permasalahan yang harus diteliti dan dicari solusinya.

5. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sudah ada

seperti dokumen-dokumen tertulis tertentu yang berhubungan dengan

penelitian. dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. (Prof. Dr. Suharsimi Arikunto,

2013: 274)

Dokumentasi yang diambil terdiri dari sarana prasarana sekolah, foto


50

peneliti bersama kepala sekolah, foto kegiatan siswa mengisi test dan

pemotretan kondisi pembelajaran selama penelitian dilakukan di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Angket

a. Variabel X (Model Pembelajaran Word Square)

1) Definisi Konseptual, model pembelajaran word square adalah

salah satu model pembelajaran yang mengajarkan siswa untuk

berpikir secara kritis menemukan sejumlah huruf yang disusun

satu sama lain membentuk sebuah kata yang dibaca secara

mendatar dan menurun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca

dari depan dan ke belakang.

2) Definisi Operasional, Model pembelajaran word square adalah

model pembelajaran dari pengembangan metode ceramah yang

dilakukan secara berkelompok agar siswa dapat aktif dan

berikir kritis untuk menemukan sejumlah kata dalam LKPD

yang berupa papan word square.

3) Kisi-kisi instrument

Tabel 3.4
Kisi-Kisi Model Pembelajaran Word Square

Variabel Indikator Sub Indikator No APD Sumbe


Ite r
51

m
Mudah Pembelajaran yang 1, 2, Angke Siswa
dalam terarah melalui 13, t Kelas
memahami materi yang tersaji 14, VIII
materi ajar pada jawaban 15,
dalam kotak 16
Peningkata 1. Diskusi 3, 4, Angke Siswa
n aktivitas kelompok 5, 6, t Kelas

Model belajar 2. Presentasi 11, VIII

Pembelajara 12,

n Word 17,

Square 18
Berkurang 1. Suasana belajar 7, 8, Angke Siswa
rasa bosan yang 9, t Kelas
dalam menyenangkan 10, VIII
belajar 2. Aktif mencari 19,
jawaban 20
3. Mengumpulka
n poin

4) Skala Model Pembelajaran Word Square

Tabel 3.5
Skala Model Pembelajaran Word Square
Skor jawaban
Pilihan jawaban Pertanyaan
Pertanyaan positif
negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Netral 3 3
Tidak setuju 2 4
Sangat tidak setuju 1 5
52

Dari tabel 3.5 di atas, dapat diketahui bahwa untuk

pernyataan yang bersifat positif jika responden menjawab

sangat setuju maka skor jawabannya bernilai 5 poin, setuju

mendapat nilai 4 poin, netral mendapat 3 poin, tidak setuju

mendapat 2 poin dan sangat tidak setuju mendapat 1 poin.

Sedangkan, untuk pernyataan yang bersifat negatif, maka

jika responden menjawab sangat setuju berarti mendapat 1

poin, setuju mendapat 2 poin, netral mendapat 3 poin, tidak

setuju mendapat 4 poin, dan sangat tidak setuju mendapat 5

poin.

2. Instrumen Tes

a. Variabel Y (Hasil Belajar)

Tes hasil belajar Pendidikan Agama Islam ini berupa tes objektif

dalam bentuk pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan indikator yang

disesuaikan dengan kurikulum 2013, tes dilakukan sebelum

pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang

digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai (1) untuk jawaban yang

benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah.

1) Definisi Konseptual, Hasil belajar adalah perubahan yang

terjadi pada siswa, baik pada aspek kognitif, afektif dan

psikomotor sebagai hasil dari proses pembelajaran.

2) Definisi Operasional, Hasil Hasil belajar adalah perubahan

kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi pada diri siswa


53

akibat dari proses kegiatan pembelajaran. Pengertian hasil

belajar terkait dengan kemampuan siswa dalam mengikuti

seluruh rangkaian kegiatan belajar mengajar dan berhasil ketika

diuji dengan beberapa tes atau ujian. Dalam hal ini secara

khusus hasil belajar yang ditunjukkan adalah mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, dan bukan pada mata pelajaran yang

lainnya, ini tentunya adalah disebabkan karena mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam tersebut adalah merupakan mata

pelajaran yang berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilaksanakan di Kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten

Sukabumi

3) Kisi-Kisi Instrumen

Tabel 3.6
Kisi-Kisi Instrument Hasil Belajar
54

Buti
H. Materi Butir
Analisis Kompetens
Soal AP Sumbe
Indikator r
Pokok i Dasar D r
Soal
Menyakin Memahami Menjelaskan 1,
i Kitab- makna makna beriman 15, Siswa
Kitab beriman kepada kitab- 16, Tes Kelas
Allah, kepada kitab Allah 20, VIII
Mencintai kitab-kitab SWT. 21
Al-Qur’an Allah SWT. Menyebutkan kitab- 3, 4,
kitab yang wajib di 5, 6,
imani 7, 8, Siswa
9, Tes Kelas
10, VIII
19,
21
Menyebutka 2,
n Nabi dan 18,
Siswa
Rasul yang 22,
Tes Kelas
menerima 23,
VIII
kitab-kitab 24,
Allah. 25
Menjelaskan 11, Siswa
perbadaan kitab 12, Tes Kelas
dengan suhuf. 13 VIII
Menjelaskan hikmah 14, Tes Siswa
beriman kepada kitab- 17, Kelas
kitab Allah SWT. VIII
55

Sebelum diujikan dikelas sampel, soal-soal instrumen telah diuji cobakan diluar

kelas. Uji coba tes bertujuan untuk mengetahui validitas, tingkat kesukarandan reliabilitas

butir soal tes.

1. Uji Validitas

Sambas Ali Muhidin (2017: 31) mengatakan bahwa dapat mengukur

sesuatu dengan tepat apa yang khendak diatur. Uji validitas adalah ketepatan

antara datayang terkumpul dengan data sesungguhnya yang diteliti.

(Sugiyono, 2017: 121)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau

kesahihan instrument. Suatu instrument yang valid atau shahih mempunyai

validitas tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah (Arikunto, 2013: 211)

rxy = N (∑ XY) - (∑X). (∑ Y)

√{n.∑X² - (∑X)² }.{n.∑Y² - (∑Y)²}

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

n = jumlah subjek (banyaknya siswa)

∑X = jumlah skor item

∑Y = jumlah skor total (seluruh item)

∑X2 =
jumlah skor kuadrat pada jumlah skor yang diperoleh responden

∑Y2 =
jumlah skor kuadrat seluruh butir

Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: thitung = r√n - 2


r√1 – r2
56

t : Nilai thitung

r : Koefisien korelasi hasil rhitung

n : Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n- 2)

Kaidah keputusan : jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid

: jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak valid

Adapun angket yang akan diuji yaitu:

Tabel 3.7
Angket Penelitian Model Pembelajaran Word Square
Sebelum Uji Validitas

Variabel Indikator Sub Indikator No


APD Sumber
Item
Mudah Pembelajaran yang 1, 2, Angket Siswa
13, Kelas
dalam terarah melalui
14, VIII
memahami materi yang tersaji 15,
16
materi ajar pada jawaban
dalam kotak
Peningkatan 1. Diskusi 3, 4, Angket Siswa
5, 6, Kelas
aktivitas kelompok
Model 11, VIII
belajar 2. Presentasi 12,
Pembelajaran 17,
Word Square 18
Berkurang 1. Suasana belajar 7, 8, Angket Siswa
9, Kelas
rasa bosan yang
10, VIII
dalam menyenangkan 19,
20
belajar 2. Aktif mencari
jawaban
3. Mengumpulkan
poin
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkanlah:
57

Tabel 3.8
Hasil Pengujian Validitas Instrument Variabel X
Model Pembelajaran Word Square
No Pernyataan r hitung r tabel Kriteria
Item Pertanyaan Model Pembelajaran Word Square
Kotak -kotak jawaban yang
tersedia pada model ini membuat
1 saya lebih mudah mencari 0,403 0,235 Valid
jawaban untuk menjawab
pertanyaan
Model pembelajaran ini membuat
2 materi menjadi lebih mudah 0,698 0,235 Valid
diingat dan dimengerti
Diskusi membuat suasa belajar
3 0,467 0,235 Valid
menjadi lebih hidup
Saya senang bisa bertukar
4 0,245 0,235 Valid
pendapat dengan teman
Diskusi membuat saya lebih aktif
5 0,708 0,235 Valid
dalam kegiatan belajar
Diskusi tidak membuat saya lebih
6 0,579 0,235 Valid
aktif dalam pembelajaran
Pemberian poin pada setiap
7 jawaban membuat saya menjadi 0,558 0,235 Valid
semangat
Pemberian poin pada setiap
8 jawaban tidak membuat saya 0,619 0,235 Valid
menjadi lebih semangat
Aktif mencari jawaban pada
9 model ini, membuat belajar 0,302 0,235 Valid
menjadi tidak membosankan
Pembelajaran menggunakan
10 model ini kurang menarik dan 0,404 0,235 Valid
mambuat bosan
Saya senang menyampaikan hasil
11 0,514 0,235 Valid
diskusi saya melalui presentasi
Saya tidak suka menyampaikan
12 hasil diskusi melalui presentasi 0,503 0,235 Valid
karena malu
13 Kotak-kotak jawaban pada model 0,247 0,235 Valid
58

ini membuat saya menjadi lebih


fokus dan teliti
Mencari jawaban pada kotak-
14 kotak dalam model ini, membuat 0,309 0,235 Valid
saya manjadi tidak fokus
Model ini membuat saya lebih
15 mudah memahami materi 0,541 0,235 Valid
pembelajaran
Model ini membuat saya
16 kesulitan dalam memahami 0,582 0,235 Valid
materi pembelajaran
Dengan model seperti ini saya
17 lebih memahami cara untuk 0,264 0,235 Valid
menghargai pendapat orang lain
Dengan diterapkannya model
pembelajaran seperti ini saya
18 0,414 0,235 Valid
tidak memahami cara untuk
menghargai pendapat orang lain
Model ini menciptakan suasana
19 baru dalam belajar yang 0,256 0,235 Valid
menyenangkan
Model pembelajaran ini tidak
20 membuat suasana belajar menjadi 0,316 0,235 Valid
lebih menyenangkan

Setelah hasil perhitungan validitas, seluruh item pertanyaan dinyatakan

valid maka didapatkan angket yang akan dilanjutkan untuk pengujian

berikutnya.

Tabel 3.9
Angket Penelitian Model Pembelajaran Word Square Setelah Uji
59

Validitas
No
Variabel Indikator Sub Indikator APD Sumber
Item
Mudah Pembelajaran yang 1, 2, Angke Siswa
dalam terarah melalui 13, t Kelas
memahami materi yang tersaji 14, VIII
materi ajar pada jawaban 15,
dalam kotak 16
Peningkatan 1. Diskusi 3, 4, Angke Siswa
aktivitas kelompok 5, 6, t Kelas
belajar 2. Presentasi 11, VIII
Model
12,
Pembelajaran
17,
Word Square
18
Berkurang 1. Suasana belajar 7, 8, Angke Siswa
rasa bosan yang 9, t Kelas
dalam menyenangkan 10, VIII
belajar 2. Aktif mencari 19,
jawaban 20
3. Mengumpulkan
poin

Adapun untuk Hasil Belajar digunakan tes yaitu:

Tabel 3.10
Tes Penelitian Hasil Belajar Sebelum Uji Validitas
Materi Pokok Kompetensi Indikator Butir APD Sumber
60

Dasar Soal
Menyakini Memahami Menjelaskan 1,
Kitab-Kitab makna makna beriman 15, Siswa
Allah, beriman kepada kitab- 16, Tes Kelas
Mencintai Al- kepada kitab Allah 20, VIII
Qur’an kitab-kitab SWT. 21
Allah SWT. Menyebutkan kitab- 3, 4,
kitab yang wajib di 5, 6,
Siswa
imani 7, 8,
Tes Kelas
9, 10,
VIII
19,
21
Menyebutkan 2, 18,
Nabi dan 22,
Siswa
Rasul yang 23,
Tes Kelas
menerima 24,
VIII
kitab-kitab 25
Allah.
Menjelaskan perbadaan 11, Siswa
kitab dengan suhuf. 12, Tes Kelas
13 VIII
Menjelaskan hikmah 14, Tes Siswa
beriman kepada kitab- 17, Kelas
kitab Allah SWT. VIII

Tabel 3.11
Uji Validitas Soal Tes Varibel Y
No Pertanyaan r hitung r tabel Kriteria

Item Pertanyaan Hasil Belajar


1 Meyakini keberadaan 0,305 0,235 Valid
kitab-kitab Allah
merupakan perkara yang
sangat penting bagi umat
Islam. Sebagai orang yang
beriman kepada kitab
Allah berarti kita harus....
a. mempercayai dan
mengamalkan semua isi
kitab Allah Swt.
61

b. percaya bahwa kitab-


kitab itu betul-betul dari
Allah Swt.
c. percaya dan
mengamalkan semua
kitab-kitab yang ada
d. menganggap bahwa al-
Qur’ān saja yang perlu
dipercayai

Dalam al-Qur’ān disebutkan


ada 4 kitab yang diturunkan
kepada 4 Rasul. Keempat
Rasul tersebut adalah....
a. Nuh, Ibrahim, Musa,
Muhammad
2 0,493 0,235 Valid
b. Musa, Ibrahim, Isa,
Muhammad
c. Nuh, Dawud, Isa,
Muhammad
d. Musa, Dawud, Isa,
Muhammad
Di antara 4 kitab Allah yang
paling awal/terdahulu adalah
kitab....
3 a. Taurat 0,494 0,235 Valid
b. Al-Qur’ān
c. Zabur
d. Injil
Di antara 4 kitab Allah yang
paling terakhir diturunkan
adalah kitab...
4 a. Taurat 0,270 0,235 Valid
b. Al-Qur’ān
c. Zabur
d. Injil
5 Kitab Taurat yang turunkan 0,373 0,235
Valid
kepada Nabi Musa
menggubakan bahasa....
62

a. Ibrani
b. Yunani
c. Qibti
d. Suryani
Taurat artinya ....
a. Tinggi
6 b. Kitab 0,285 0,235 Valid
c. Kidung
d. Hukum/syariat
Kitab Zabur menggunakan
bahasa....
a. Ibrani
7 0,254 0,235 Valid
b. Yunani
c. Qibti
d. Suryani
Kitab Injil pada awalnya
ditulis dengan bahasa....
a. Ibrani
8 0,288 0,235 Valid
b. Yunani
c. Qibti
d. Suryani
Kitab al-Quran diturunkan
dengan menggunakan
bahasa....
9 a. Arab 0,386 0,235 Valid
b. Yunani
c. Qibti
d. Suryani
10 "Wa aataynaa 0,528 0,235
Valid
daawuuda zabuuran",
Q.S. al-Isrā’: 55
tersebut menjelaskan
tentang...
a. Allah Swt. menurunkan
kitab Taurat kepada Nabi
Musa a.s.
b. Allah Swt. menurunkan
kitab Zabur kepada Nabi
Daud a.s.
63

c. Allah Swt. menurunkan


kitab Zabur kepada Nabi
Isa a.s.
d. Allah Swt. menurunkan
kitab al-Qur’ān kepada
Nabi Muhammad saw.
Pengertian suhuf adalah....
a. Wahyu yang diterima
para nabi dan dibukukan
b. Ucapan para nabi yang
sudah tertulis dan
dibukukan
11 0,280 0,235 Valid
c. Ketetapan para sahabat
Nabi yang telah
dibukukan
d. Lembaran wahyu Allah
Swt. yang tidak
dibukukan
Di antara Nabi berikut ini
yang menerima suhuf adalah
Nabi….
12 a. Harun a.s. 0,624 0,235 Valid
b. Ibrahim a.s.
c. Ismail a.s.
d. Sulaiman a.s.
Nabi yang menerima kitab
juga menerima shuhuf
adalah...
13 a. Musa a.s. 0,302 0,235 Valid
b. Ibrahim a.s.
c. Ismail a.s.
d. Muhammad s.a.w
14 Berikut yang bukan 0,288 0,235
Valid
merupakan hikmah dari
beriman kepada kitab-
kitab Allah SWT adalah
….
a. Meningkatkan
keimanan kepada Allah
swt yang telah
64

mengutus para rasul


untuk menyampaikan
risalahnya.
b. Termotivasi untuk
beribadah dan
menjalankan
kewajiban-kewajiban
agama, seperti yang
tertuang dalam kitab
suci.
c. Hidup manusia menjadi
tertata karena adanya
hukum negara dan
islam yang bersumber
pada kitab suci.
d. Menumbuhkan sikap
pesimis karena telah
dikaruniai pedoman
hidup dari Allah untuk
meraih kesuksesan baik
di dunia maupun di
akhirat
15 Berikut yang bukan 0,382 0,235
Valid
merupakan cara beriman
kepada AL-Quran adalah ….
a. Meyakini bahwa
Al-Qur’an benar-
benar wahyu
Allah, bukan
karangan Nabi
Muhammad SAW.
b. Meyakini bahwa
isi Al-Qur’an
dijamin
kebenarannya, ada
keraguan di
dalamnya.
c. Mempelajari,
memahami, dan
menghayati isi
65

kandungan al-
Qur’an
d. Mengamalkan
ajaran al-Qur’an
dalam kehidupan
sehari-hari.
16 Salah satu cara mengimani 0,248 0,235
Valid
kitab-kitab Allah SWT selain
AL-Quran adalah ....
a. Meyakini
keberadaannya,
tidak menghina
kitab selain Al-
Quran, dan
mengambil ilmu
positif dari kitab-
kitab Allah
SWT.
b. Meyakini
keberadaannya,
menghina kitab
selain Al-Quran,
dan mengambil
ilmu positif dari
kitab-kitab Allah
SWT.
c. Meyakini
keberadaannya,
tidak menghina
kitab selain Al-
Quran, dan
mengambil ilmu
negatif dari
kitab-kitab Allah
SWT.
d. Meyakini
keberadaannya,
tidak menghina
kitab selain Al-
Quran, dan
66

mengambil ilmu
positif dari kitab-
kitab dan suhuf
Allah SWT.
Salah satu hikmah dari
mengimani kitab-kitab
Allah SWT., berdasarkan

gambar di bawah adalah ....


a. Menjadi semangat untuk
17 terus membaca, 0,503 0,235 Valid
mempelajari dan
menghafal Al-Quran
b. Menjadi punya
penghasilan dari
membaca Al Quran
c. Menjadi sosok idola
yang menginspirasi
banyak orang
d. Menjadi terampil dalam
membaca dan merekam
Al Quran
Allah menurunkan kitab-
Nya sesuai bahasa yang
digunakan di tempat
Rasul penerima. Salah
satu kitab Allah
diturunkan dalam bahasa
18 0,254 0,235 Valid
Suryani, yaitu kitab yang
diberikan kepada ….
a. Nabi Daud
b. Nabi Ibrahim
c. Nabi Musa
d. Nabi Isa
19 Kitab yang harus kita amalkan 0,318 0,235 Valid
67

ajarannya adalah ...


a. Zabur
b. Taurat
c. Injil
d. Al-Quran
Mempercayai dan
meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah swt
menurunkan wahyu kepada
para rasul untuk dijadikan
pedoman hidup manusia
adalah pengertian dari ...
20 a. Mengenal kitab-kitab 0,490 0,235 Valid
Allah swt
b. Iman kepada kitab-kitab
Allah swt
c. Tawakal kepada kitab-
kitab Allah swt
d. Cinta kepada kitab-kitab
Allah swt
Mengimani semua kitab-
kitab yang Allah swt
turunkan kepada Rasul-
rasulnya merupakan
21 rukun iman yang ke ... 0,384 0,235 Valid
a. Satu
b. Dua
c. Tiga
d. Empat
Kitab yang diturunkan kepada
Nabi Daud AS. Adalah kitab
….
22 a. Injil 0,479 0,235 Valid
b. Taurat
c. Zabur
d. Al-Quran
23 Kitab yang diturunkan kepada 0,301 0,235
Valid
Nabi Isa AS. Adalah kitab ….
a. Injil
68

b. Taurat
c. Zabur
d. Al-Qur’an
Kitab yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Adalah kitab …
24 a. Injil 0,528 0,235 Valid
b. Taurat
c. Zabur
d. Al-Qur’an
Kita yang diturunkan kepada
Nabi Musa AS. Adalah
kitab…
25 a. Injil 0,294 0,235 Valid
b. Taurat
c. Zabur
d. Al-Qur’an

Setelah hasil perhitunga seluruh item pertanyaan dinyatakan valid maka

didapatkan soal tes yang akan dilanjutkan untuk pengujian berikutnya:

Tabel 3.12
Tes Penelitian Hasil Belajar Setelah Uji Validitas
Materi Kompetensi Butir
Indikator APD Sumber
Pokok Dasar Soal
Menyakini Memahami Menjelaskan 1, 15, 16,
Kitab- makna makna beriman 20, 21 Siswa
Kitab beriman kepada kitab- Tes Kelas
Allah, kepada kitab Allah VIII
Mencintai kitab-kitab SWT.
Al-Qur’an Allah SWT. Menyebutkan kitab- 3, 4, 5, 6, Siswa
kitab yang wajib di 7, 8, 9, Tes Kelas
imani 10, 19, 21 VIII
Menyebutka 2, 18, 22, Tes Siswa
n Nabi dan 23, 24, Kelas
Rasul yang 25 VIII
menerima
kitab-kitab
69

Allah.
Menjelaskan perbadaan 11, 12, 13 Siswa
kitab dengan suhuf. Tes Kelas
VIII
Menjelaskan hikmah 14, 17, Tes Siswa
beriman kepada kitab- Kelas
kitab Allah SWT. VIII

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa item pertanyaan yang

terdapat dalam kuesioner penelitian elah valid sesuai dengan uji validitas

lebih besar dari 0,235. Dari pengambilan keputusan valid atau tidaknya

pernyataan dinyatakan oleh (Riduwan, 2015: 98) sebagai berikut:

 Jika nilai r hitung > 0,235, maka item isntrumenya dinyatakan valid

 Jika nilai t hitung < 0,235, maka instrumenya dinyatakan tidak valid

2. Reabilitas

Reliabilitas merupakan suatu nilai yang menunjukan ketetapan suatu

alat ukur. Reliabilitas juga dapat diartikan sebagai suatu kesetabilan dari

responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan bentuk-bentuk

pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu

bentuk angket atau tes. Reliabilitas instrumen pada penelitian ini

menggunakan rumus Alpha menurut (Riduwan, 2020: 115) sebagai berikut:

k ∑Si
r11 [ ] [1− ]
k −1 St
Keterangan:

r11 = Nilai Reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item

St = Varians total
70

K = Jumlah item

Tabel 3.13
Hasil Uji Realibilitas Variabel X dan Varibel Y
No Variabel Alfa croambatch Kriteria
Model Pembelajaran Word Square
1
(X) 0,80922 Realibel
2 Hasil Belajar (Y) 0,75234 Realibel

Koefisien realibilitas yang dihasilkan pada variabel X dan variabel Y

diinterpretasikan dengan pedoman kriteria Riduwan (2019) seperti pada tabel

berikut:

Tabel 3.14
Interpretasi nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80-1,000 Sangat Kuat

0,60-0,799 Kuat

0,40-0,599 Sedang

0,20-0,399 Rendah

0,00-0,199 Sangat Rendah

Hasil dari uji reliabilitas variabel X (Model Pembelajaran Word Square)

adalah r=0,80922 jika dilihat pada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi di

atas, bahwa nilai r berada pada tingkatan ±0.80-±1,000 yang menyatakan

bahwa pernyataan variabel X pada hasil uji reliabilitas adalah sangat kuat.
71

Hasil dari uji reliabilitas variabel Y (Hasil Belajar) adalah r=0,75234

jika dilihat pada tabel Interpretasi Koefisien Korelasi di atas, bahwa nilai r

berada pada tingkatan ±0.60-±0,799 yang menyatakan bahwa pernyataan

variabel Y pada hasil uji reliabilitas adalah kuat.

I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis

statistik deskriftif dan analisis statistik inferensial. Data yang terkumpul berupa

nilai pretest dan nilai posttest kemudian dibandingkan. Membandingkan kedua

nilai ini mengajukan pertanyaan apakah terdapat perbedaan antara nilai pretest

dengan nilai posttest. Pengujian perbedaan nilai hanya dilakukan atas rata-rata

kedua nilai saja, dan untuk keperluan tersebut diperlukan teknik yang disebut uji-

t (t-test) yakni dengan menggunakan tabel t. Uji t tabel menggunakan dua arah.

Pengujian dua arah berarti pengujian terhadap suatu hipotesis yang belum

diketahui arahnya.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk menghitung hasil belajar adalah

data statistik yang digunakan untuk menganalisis data, menggambarkan data

yang telah ada dan tidak bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku

untuk umum atau generalisasi, langkah-langkah dalam penyususunan

melalui analisis ini adalah sebagai berikut :


72

a. Penentuan nilai statistik deskriptif didasarkan pada nilai rata-rata

siswa(mean).

∑ xi
x= n
Keterangan :

x: Mean (Rata-rata)

∑𝑥i : Jumlah nilai X ke I sampai ke n

n : Banyaknya subjek

b. Penentuan Kategori Hasil Belajar pada Pembelajaran PAI

Untuk menentukan kategori hasil belajar pada pembelajaran dapat

menggunakan sumber dari SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Dapat dilihat pada kategori tabel di bawah ini.

Tabel 3.15
Distribusi Kategori Hasil Belajar
Skor Kategori
90 – 100 Sangat Baik
81 – 89 Baik
75 – 80 Cukup
50 – 74 Kurang
0 – 49 Sangat Kurang

Sumber: Data Operator SMP Negeri 1 Nagrak

c. Penentuan Distribusi Presentase Ketuntasan


73

Standar kriteria ketuntasan minimum pada peserta didik kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak untuk pembelajaran PAI yang telah ditetapkan

adalah 75 dan skor idealnya 90.

Tabel 3.16
Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar
Nilai Kriteria
N ˂ 75 Tidak Tuntas
N ≥ 75 Tuntas

Sumber: Data Operator SMP Negeri 1 Nagrak

Berdasarkan tabel di atas dinyatakan tuntas apabila siswa

memperoleh nilai ≥ 75 dalam mengikuti proses belajar mengajar dan

siswa yang tidak dinyatakan tuntas apabila mendapatkan nilai < 75

dalam mengikuti proses belajar mengajar. Untuk memperoleh persentase

ketuntasan belajar dapat menggunakan rumus berikut:

Menghitung persentas (%) ketuntasan menggunakan rumus berikut:

Rumus % ketuntasan jumlah peserta didik yang nilainya≥ 75


: jumlah peserta didik × 100

Rumus % tidaktuntasan jumlah peserta didik yang nilainya˂75


: jumlah peserta didik × 100

2. Analisis Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis

penelitian yang telah ditetapkan, sebelum melakukan pengujian hipotesis


74

dilakukan uji prasyarat data terlebih dahulu. Pada uji prasyarat data

dilakukan uji normalitas data kemudian uji hipotesis

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk memeriksa apakah data yang

diperoleh dari masing-masing variabel berdistribusi normal atau

tidak..Untuk menguji normalitas data pada penelitian ini

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov melalui SPSS dengan

ketentuan jika nilai Sig > 0,05 maka data dikatakan berdistribusi

normal. Sebaliknya jika nilai Sig< 0,05 maka data penelitian tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji dengan bantuan SPSS

untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan

sebelumnya. Dalam penggunaan statistik inferensial ini, peneliti

menggunakan teknik statistik t (uji-t). Uji-t digunakan untuk menguji

nilai rata-rata dari kelas. Apakah kelas tersebut sebelum dan sesudah

diberikan perlakuan memiliki perbedaan atau tidak. Adapun

kemungkinan hasil penelitian yaitu :

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran Word square

terhadap hasil belajar PendididIkan Agama Islam Siswa di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.


75

HI : Terdapat pengaruh model pembelajaran Word square

terhadap hasil belajar PendididIkan Agama Islam Siswa di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi. Menurut (Riduwan,

2020: 174)

1) Jika nilai t hitung lebih besar (>) dari nilai t tabel maka hipotesis

nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (H1) diterima, yang

berarti ada perbedaan yang signifikan penggunaan model

pembelajaran word square terhadap hasil belajar PAI siswa

2) Jika nilai t hitung lebih kecil (˂) dari nilai t tabel maka hipotesis

nol (H0) diterima dan hipotesis alternative (H1) ditolak, yang

berarti tidak ada perbedaan yang signifikan penggunaa model

word square terhadap hasil belajar PAI siswa.

Adapun rumus dari Uji-T yaitu :

𝑡= 𝑋̅ 1 − 𝑋̅ 2

√ ( )( )
2
s 12 s S1 S2
+ n2 - 2r √ n √ n
n1 2 1 2

Keterangan :

X 1 = Rata-rata sebelum perlakuan

X 2 = Rata-rata sebelum perlakuan

S1 = Rata-rata sebelum perlakuan

S2 = Rata-rata sebelum perlakuan

n = Jumlah Sampel sebelum dan setelah Perlakuan


76

r = Nilai korelasi antara sampel sebelum perlakuan dan setelah

perlakuan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini menujukkan pengaruh model pembelajaran word square

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).

Untuk menunjukkan hal tersebut, digunakan analisis statistik deskriptif dan

analisis statistik inferensial. Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis

data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan melalui data angket yang

telah terkumpul sebagaimana adanya. Sedangkan analisis statistik inferensial

dimaksudkan untuk menguji hipotesis penelitian dengan menganalisis nilai

pretest-posttest pada pembelajaran PAI. sebelum melakukan pengujian hipotesis

dilakukan uji prasyarat data terlebih dahulu. Salah satu uji prasyarat data yang

digunakan adalah uji normalitas data.

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul

berdistribusi normal atau tidak. Dikatakan normal apabila signifikansi pada

output One Sampel Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari pada α yang ditentukan

yaitu 0,05. Sedangkan uji hipotesis perlu diuji dengan bantuan SPSS untuk

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya, yaitu

apabila yang dihasilan lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yakni H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya model

pembelajaran word square berpengaruh terhadap hasil belajar PAI siswa di kelas

VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

77
78

1. Variabel X (Model Pembelajaran Word Square

Untuk mengetahui keadaan model pembelajaran word square (variabel X)

maka diajukan angket kepada 72 siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Nagrak.

Angket disebar kepada responden sebanyak 20 item tersebut hingga

terbentuk kuesioner dengan lima alternatif jawaban terstruktur, yaitu SS, S, N,

TD ,SDS kemudian alternatif jawaban di ekuivalensikan dengan skor positif

sangat setuju = 5, setuju= 4, Netral= 3, tidak setuju= 2, dan sangat tidak setuju

=1, sedangkan skor negatif, sangat setuju = 1, setuju= 1, Netral= 3, tidak

setuju= 4, dan sangat tidak setuju =5. Dengan mengacu pada teknik di atas

diperoleh skor tertinggi 20 x 5 = 100 dan skor terendah 5 x 1 = 5. Penentuan

angka rata-rata tiap indikator akan ditentukan dengan rumus M = fx/n. hasil

dan perhitungan dikonsultasikan dengan limit interval jenjang dengan

kualifikasi dalam rentang nilai terendah 0,5 dan nilai tertinggi 5,5 atau

diinterpretasikan ke dalam lima absolut sebagai berikut

Tabel 4.1
Interval Angket
Interval Kriteria
1,00 – 1,80 Sangat tidak baik/sangat rendah
1,81 – 2,60 Tidak baik/rendah
2,61 – 3,40 Cukup/sedang
3,41 – 4,20 Baik/tinggi
4,21 – 5,00 Sangat baik/sangat tinggi

Untuk mempermudah perhitungan, maka data berupa skor setiap item

pertanyaan seperti dapat dilihat di bawah ini.


79

Tabel 4.2
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 1

Soal Skala Likert F Persentase


Kotak -kotak jawaban 5 14 19,4%
yang tersedia pada 4 30 41,7%
model ini membuat 3 25 34,7%
saya lebih mudah 2 3 4,2%
mencari jawaban untuk 1
menjawab pertanyaan
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,76
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 14 dengan

presentasi 19,4%, setuju (S) mendapatkan skor 30 dengan presentasi 41,7%,

netral (N) mendapatan skor 25 dengan presentasi 34,7%, tidak setuju (TS)

mendapatkan skor 3 dengan presentasi 4,2%. Dengan rata-rata nilai angket

3,76 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar

sebagai berikut

Gambar 4.1
Persentase Angket No.1
Tidak Setuju; 4.2%
Sangat Setuju;
19.4%

Netral; 34.7%

Setuju; 41.7%

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,76 Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada
80

pada interval 3,41 – 4,20, artinya kotak -kotak jawaban yang tersedia pada

model word square membuat siswa lebih mudah mencari jawaban untuk

menjawab pertanyaan termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.3
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 2

Soal Skala Likert F Presentasi


Model pembelajaran 5 44 61,1%
ini membuat materi 4 14 19,4%
menjadi lebih mudah 3 13 18,1%
diingat dan dimengerti 2 1 1,4%
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,40
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 44 dengan

presentasi 61,1%, setuju (S) mendapatkan skor 14 dengan presentasi 19,4%,

netral (N) mendapatan skor 13 dengan presentasi 18,1%, tidak setuju (TS)

mendapatkan skor 1 dengan presentasi 1,4%. Dengan rata-rata nilai angket

4,40 dikatakan nilai rata-rata sangat tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.2
Persentase Angket No. 2

Tidak Setuju; 4.2%

Netral; 18.1%

Sangat Setuju; 61.1%


Setuju; 19.4%
81

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,40 Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 4,21 – 5,00, artinya model pembelajaran word square membuat

materi menjadi lebih mudah diingat dan dimengerti termasuk kategori sangat

tinggi.

Tabel 4.4
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 3

Soal Skala Likert F Presentasi


Diskusi membuat 5 27 37,5%
suasa belajar menjadi 4 39 54,2%
lebih hidup 3 6 8,3%
2
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,29

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 27 dengan

presentasi 37,5%, setuju (S) mendapatkan skor 39 dengan presentasi 54,2%,

dan netral (N) mendapatan skor 6 dengan presentasi 8,3%,. Dengan rata-rata

nilai angket 4,29 dikatakan nilai rata-rata sangat tinggi. Hal ini juga bisa

dilihat pada gambar sebagai berikut.

Gambar 4.3
Persentase Angket No. 3
Netral; 8.3%

Sangat Setuju; 37.5%

Setuju; 54.2%
82

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,29 Angka tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena

berada pada interval 4,21 – 5,00, artinya diskusi membuat suasa belajar

menjadi lebih hidup termasuk kategori sangat tinggi.

Tabel 4.5
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 4

Soal Skala Likert F Presentasi


Saya senang bisa 5 9 12,5%
bertukar pendapat 4 43 59,7% Dari
dengan teman 3 20 27,8%
2 tabel
1
Jumlah 72 100% di
Rata-rata 3,84
atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden dengan alternative

jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 9 dengan presentasi 12,5%, setuju

(S) mendapatkan skor 43 dengan presentasi 59,7%, dan netral (N) mendapatan

skor 20 dengan presentasi 27,8%,. Dengan rata-rata nilai angket 3,84

dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai

berikut.

Gambar 4.4
Persentase Angket No. 4
Sangat Setuju; 12.5%

Netral; 27.8%

Setuju; 59.7%
83

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,84 Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya siswa senang bisa bertukar pendapat dengan

teman termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.6
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 5

Soal Skala Likert F Persentase


Diskusi membuat saya 5 35 48,6%
lebih aktif dalam 4 24 33,3%
kegiatan belajar 3 12 16,7%
2 1 1,4%
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,29

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 35 dengan

persentase 48,6%, setuju (S) mendapatkan skor 24 dengan persentase 33,3%,

netral (N) mendapatan skor 12 dengan persentase 16,7%, tidak setuju (TS)

mendapatkan skor 1 dengan persentase 1,4%. Dengan rata-rata nilai angket

4,29 dikatakan nilai rata-rata sangat tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.5
Persentase Angket No. 5

Tidak Setuju; 1.4%

Netral; 16.7%

Sangat Setuju; 48.6%

Setuju; 33.3%
84

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,29 Angka tersebut termasuk kategori sangat tinggi karena

berada pada interval 4,21 – 5,00, artinya diskusi membuat siswa lebih aktif

dalam kegiatan belajar termasuk kategori sangat tinggi.

Tabel 4.7
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 6

Soal Skala Likert F Persentase


Diskusi tidak membuat 1
saya lebih aktif dalam 2 2 2,8%
pembelajaran 3 13 18%
4 40 55,6%
5 17 23,6%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,00

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan alternative setuju (S) mendapatkan skor 2 dengan

presentasi 2,8%, netral (N) mendapatan skor 13 dengan presentasi 18%, tidak

setuju (TS) mendapatkan skor 40 dengan presentasi 55,6% dan sangat tidak

setuju (STS) mendapat skor 17 dengan persentase 23,6%. Dengan rata-rata

nilai angket 4 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.6
Persentase Angket No. 6
Setuju; 2.8%

Netral; 18%

Sangat Tidak Setuju; 23.6

Tidak Setuju; 55.6%


85

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,00 Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya diskusi membuat siswa lebih aktif dalam

pembelajaran termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.8
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 7

Soal Skala Likert F Persentase


Pemberian poin pada 5 19 26,4%
setiap jawaban 4 47 65,3%
membuat saya menjadi 3 5 6,9%
semangat 2 1 1,4%
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,17
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 19 dengan

persentase 26,4%, setuju (S) mendapatkan skor 47 dengan persentase 65,3%,

netral (N) mendapatan skor 5 dengan persentase 6,9%, tidak setuju (TS)

mendapatkan skor 1 dengan persentase 1,4%. Dengan rata-rata nilai angket

4,17 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar

sebagai berikut

Gambar 4.7
Persentase Angket No. 7
Netral; 6.9% Tidak Setuju; 1.4%

Sangat Setuju; 26.4%

Setuju; 65.3%
86

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,17. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya pemberian poin pada setiap jawaban

membuat siswa menjadi semangat termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.9
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 8
Soal Skala Likert F Persentase
Pemberian poin pada 1
setiap jawaban tidak 2
membuat saya menjadi 3 11 15,3%
lebih semangat 4 42 58,3%
5 19 26,4%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,11

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan netral (N) mendapatan skor 11 dengan presentasi

15,3%, tidak setuju (TS) mendapatkan skor 42 dengan presentasi 58,3% dan

sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 19 dengan persentase 26,4%. Dengan

rata-rata nilai angket 4,11 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa

dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.8
Persentase Angket No. 8

Netral; 15.3%

Sangat Tidak Setuju; 26.4

Tidak Setuju; 58.3%


87

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,11. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya pemberian poin pada setiap jawaban tidak

membuat siswa menjadi lebih semangat termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.10
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 9

Soal Skala Likert F Persentase


Aktif mencari jawaban 5 14 19,4%
pada model ini, 4 49 68,1%
membuat belajar 3 9 12,5% Dari
menjadi tidak 2
membosankan 1 tabel
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,06 di

atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden dengan alternative

jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 14 dengan persentase 19,4%, setuju

(S) mendapatkan skor 49 dengan persentase 68,1%, netral (N) mendapatan

skor 9 dengan persentase 12,5%. Dengan rata-rata nilai angket 4,06 dikatakan

nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.9
Persentase Angket No. 9

Netral; 12.5%

Sangat Setuju; 19.4%

Setuju; 68.1% Selain itu

juga berdasarkan
88

data di atas dapat diketahui skor rata- rata akhirnya adalah 4,06. Angka

tersebut termasuk kategori tinggi karena berada pada interval 3,41 – 4,20,

artinya aktif mencari jawaban pada model ini, membuat belajar menjadi tidak

membosankan termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.11
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 10

Soal Skala Likert F Persentase


Pembelajaran 1
menggunakan model 2
ini kurang menarik dan 3 3 4,2%
mambuat bosan 4 55 76,4%
5 14 19,4%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,15

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan netral (N) mendapatan skor 3 dengan presentasi

4,2%, tidak setuju (TS) mendapatkan skor 55 dengan presentasi 76,4% dan

sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 14 dengan persentase 19,4%. Dengan

rata-rata nilai angket 4,15 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa

dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.10
Persentase Angket No. 10

Netral; 4.2%

Sangat Tidak Setuju;


26.4

Tidak Setuju; 76.4%


89

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,15. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya pembelajaran menggunakan model ini

menarik dan tidak membuat siswa bosan termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.12
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 11

Soal Skala Likert F Persentase


Saya senang 5 13 18,1% Dari
menyampaikan hasil 4 53 73,6%
diskusi saya melalui 3 6 8,3% tabel
presentasi 2
di 1 atas
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,09
dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden dengan alternative jawaban

sangat setuju (SS) mendapat skor 13 dengan persentase 18,1%, setuju (S)

mendapatkan skor 53 dengan persentase 73,6%, netral (N) mendapatan skor 6

dengan persentase 8,3%. Dengan rata-rata nilai angket 4,09 dikatakan nilai rata-

rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.11
Persentase Angket No. 11

Netral; 8.3%
Sangat Setuju; 18.1%

Setuju; 73.6%

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,09. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada
90

pada interval 3,41 – 4,20, artinya siswa senang menyampaikan hasil diskusi

saya melalui presentasi termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.13
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 12

Soal Skala Likert F Persentase Dari


Saya tidak suka 1
menyampaikan hasil 2 4 5,6% tabel
diskusi melalui 3 7 9,7%
presentasi karena malu 4 48 66,7% di
5 13 18%
atas
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,97
dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan negatif responden

dengan jawaban setuju (S) mendapatkan skor 4 dengan persentase 5,6%, netral

(N) mendapatan skor 7 dengan presentasi 9,7%, tidak setuju (TS)

mendapatkan skor 48 dengan persentase 66,7% dan sangat tidak setuju (STS)

mendapat skor 13 dengan persentase 18%. Dengan rata-rata nilai angket 3,97

dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai

berikut

Gambar 4.12
Persentase Angket No. 12

Setuju; 5.6%
Sangat Tidak Setuju; 18 Netral; 9.7%

Tidak Setuju; 66.7%


91

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,97. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya siswa tidak suka menyampaikan hasil diskusi

melalui presentasi karena malu termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.14
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 13

Soal Skala Likert F Persentase


Kotak-kotak jawaban 5 12 16,7%
pada model ini 4 57 79,1%
membuat saya menjadi 3 3 4,2%
lebih fokus dan teliti 2
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,12

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 12 dengan

persentase 16,7%, setuju (S) mendapatkan skor 57 dengan persentase 79,1%,

netral (N) mendapatan skor 3 dengan persentase 4,2%. Dengan rata-rata nilai

angket 4,12 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.13
Persentase Angket No. 13

Netral; 4.2%
Sangat Setuju; 16.7%

Setuju; 79.1%
92

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,12. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya kotak-kotak jawaban pada model ini

membuat ssiswa menjadi lebih fokus dan teliti termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.15
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 14
Soal Skala Likert F Persentase
Mencari jawaban pada 1
kotak-kotak dalam 2
model ini, membuat 3 6 8,3%
saya manjadi tidak 4 53 73,6%
fokus 5 13 18,1%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,09

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan jawaban netral (N) mendapatan skor 6 dengan

presentasi 8,3%, tidak setuju (TS) mendapatkan skor 53 dengan persentase

73,6% dan sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 13 dengan persentase

18,1%. Dengan rata-rata nilai angket 4,09 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal

ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.14
Persentase Angket No. 14
Sangat Tidak Netral; 8.3%
Setuju; 18

Tidak Setuju; 73.6%


93

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,09. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya mencari jawaban pada kotak-kotak dalam

model word square, membuat siswa manjadi tidak fokus termasuk kategori

tinggi.

Tabel 4.16
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 15
Soal Skala Likert F Persentase
Model ini membuat 5 9 12,5%
saya lebih mudah 4 49 68,1%
memahami materi 3 14 19,4%
pembelajaran 2
1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,93

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 9 dengan

persentase 12,5%, setuju (S) mendapatkan skor 49 dengan persentase 68,1%,

netral (N) mendapatan skor 3 dengan persentase 19,4%. Dengan rata-rata nilai

angket 3,93% dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.15
Persentase Angket No. 15
Sangat Setuju; 12.5%

Netral; 19.4%

Setuju; 68.1%
94

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,93. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya model word square membuat siswa lebih

mudah memahami materi pembelajaran termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.17
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 16
Soal Skala Likert F Persentase
Model ini membuat 1
saya kesulitan dalam 2
memahami materi 3 20 27,8%
pembelajaran 4 44 61,1%
5 8 11,1%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,83
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan jawaban netral (N) mendapatan skor 20 dengan

presentasi 27,8%, tidak setuju (TS) mendapatkan skor 44 dengan persentase

61,1% dan sangat tidak setuju (STS) mendapat skor 8 dengan persentase

11,1%. Dengan rata-rata nilai angket 3,83 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal

ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.16
Persentase Angket No. 16

Sangat Tidak Setuju; 11.1

Netral; 27.8%

Tidak Setuju; 61.1%


95

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,83. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya model word square membuat siswa kesulitan

dalam memahami materi pembelajaran termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.18
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 17
Soal Skala Likert F Persentase
Dengan model seperti 5 12 16,7%
ini saya lebih 4 52 72,2%
memahami cara untuk 3 8 11,1%
menghargai pendapat 2
orang lain 1
Jumlah 72 100%
Rata-rata 4,05

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban sangat setuju (SS) mendapat skor 12 dengan

persentase 16,7%, setuju (S) mendapatkan skor 52 dengan persentase 72,2%,

netral (N) mendapatan skor 8 dengan persentase 11,1%. Dengan rata-rata nilai

angket 4,05 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.17
Persentase Angket No. 17
Netral; 11.1% Sangat Setuju;
16.7%

Setuju; 72.2%
96

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 4,05. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya dengan model word square saya lebih

memahami cara untuk menghargai pendapat orang lain termasuk kategori

tinggi.

Tabel 4.19
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 18
Soal Skala Likert F Persentase
Dengan diterapkannya 1
model pembelajaran 2
seperti ini saya tidak 3 13 18,1%
memahami cara untuk 4 59 81,9%
menghargai pendapat 5
orang lain
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,81

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan

negatif responden dengan jawaban netral (N) mendapatan skor 13 dengan

presentasi 18,1%, dan tidak setuju (TS) mendapatkan skor 59 dengan

persentase 81,9%. Dengan rata-rata nilai angket 3,81 dikatakan nilai rata-rata

tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar sebagai berikut

Gambar 4.18
Persentase Angket No. 18

Netral; 18.1%

Tidak Setuju; 81.9%


97

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,81. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya dengan diterapkannya model pembelajaran

seperti ini siswa tidak memahami cara untuk menghargai pendapat orang lain

termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.20
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 19
Soal Skala Likert F Persentase
Model ini menciptakan 5
suasana baru dalam 4 57 79,2%
belajar yang 3 12 16,7%
menyenangkan 2 1 1,3%
1 2 2,8%
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,72

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban responden

dengan alternative jawaban setuju (S) mendapatkan skor 57 dengan persentase

79,2%, netral (N) mendapatan skor 12 dengan persentase 16,7%, tidak setuju

(TS) mendapatkan skor 1 dengan persentase 1,3% dan sangat tidak setuju

(STS) mendapatkan skor 2 dengan persentase 2,8%. Dengan rata-rata nilai

angket dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada gambar

sebagai berikut

Gambar 4.19
Persentase Angket No. 19
Tidak Setuju; 1.3% Sangat Tidak Setuju; 2.8

Netral; 16.7%

Setuju; 79.2%
98

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,72. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, model word square menciptakan suasana baru dalam

belajar yang menyenangkan termasuk kategori tinggi.

Tabel 4.21
Angket Model Pembelajaran Word Square No. 20

Soal Skala Likert F Persentase


Model pembelajaran 1
ini tidak membuat 2 1 1,4%
suasana belajar 3 20 27,8%
menjadi lebih 4 35 48,6%
menyenangkan 5 16 22,2% Dari
Jumlah 72 100%
Rata-rata 3,91 tabel

di atas dapat diketahui bahwa frekuensi jawaban dari pertanyaan negatif

responden dengan jawaban setuju (S) mendapatkan skor 1 dengan persentase

1,4%, netral (N) mendapatan skor 20 dengan presentasi 27,8%, tidak setuju

(TS) mendapatkan skor 35 dengan persentase 48,6% dan sangat tidak setuju

(STS) mendapat skor 16 dengan persentase 22,2%. Dengan rata-rata nilai

angket 3,91 dikatakan nilai rata-rata tinggi. Hal ini juga bisa dilihat pada

gambar sebagai berikut

Gambar 4.20
Persentase Angket No. 20

Setuju; 1.4%
Sangat Tidak
Setuju; 22.2

Netral; 27.8%

Tidak Setuju; 48.6%


99

Selain itu juga berdasarkan data di atas dapat diketahui skor rata- rata

akhirnya adalah 3,91. Angka tersebut termasuk kategori tinggi karena berada

pada interval 3,41 – 4,20, artinya model pembelajaran word square tidak

membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan termasuk kategori

tinggi.

Tabel 4.22
Tabel Rata-rata Angket Perindikator

No Indikator Rata-rata Keputusa


n
Mudah dalam memahami materi Tinggi
1 4,02
ajar
2 Peningkatan aktivitas belajar 4,04 Tinggi
3 Berkurang rasa bosan dalam belajar 4,02 Tinggi

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai rata-rata indikator mudah

dalam memahami materi ajar sebesar 4, 02 dikatakan tinggi, peningkatan

aktivitas belajar sebesar 4,04 dikatakan tinggi dan berkurang rasa bosan dalam

belajar sebesar 4,02 dikatakan tinggi.

Dari keseluruhan data yang diperoleh untuk variabel X dari indikator

mudah dalam memahami materi ajar, diketahui hasil rata-ratanya adalah 4,02.

Angka ini termasuk kategori tinggi, karena berada pada rentang nilai 3,5 –

4,5. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mudah dalam

memahami materi ajar (Variabel X) menunjukkan kualifikasi tinggi.

Indikator peningkatan aktivitas belajar diketahui hasil rata-ratanya adalah

4,04. Angka ini termasuk kategori tinggi, karena berada pada rentang nilai

3,5 – 4,5. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa peningkatan

aktivitas belajar (Variabel X) menunjukkan kualifikasi tinggi.


100

Indikator berkurang rasa bosan dalam belajar diketahui hasil rata-ratanya

adalah 4,02. Angka ini termasuk kategori tinggi, karena berada pada

rentang nilai 3,5 – 4,5. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

berkurang rasa bosan dalam belajar (Variabel X) menunjukkan kualifikasi

tinggi.

a. Deskripsi Data Variabel X

Pada penelitian ini data model pembelajaran word square diperoleh dari

hasil angket yang disebarkan kepada 72 siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Nagrak. Dari hasil tersebut, Data dapat dilihat secara rinci pada tabel sebagai

berikut:

Tabel 4.23
Data Variabel Model Pembeajaran Word Square
Nilai Model Pembelajaran
Responden
Word Square
1 87
2 91
3 87
4 86
5 91
6 87
7 91
8 91
9 90
10 88
11 89
12 84
13 87
14 82
15 86
16 85
17 82
18 83
19 86
20 87
101

21 85
22 82
23 85
24 87
25 82
26 88
27 80
28 82
29 85
30 81
31 80
32 83
33 84
34 81
35 80
36 78
37 81
38 81
39 79
40 81
41 75
42 79
43 81
44 81
45 76
46 80
47 76
48 78
49 75
50 78
51 76
52 70
53 81
54 77
55 76
56 75
57 75
58 69
59 78
60 77
61 73
62 75
63 70
102

64 78
65 76
66 75
67 72
68 71
69 78
70 79
71 74
72 69

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor angket model

pembelajaran word square di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak dari masing-

masing responden.

b. Hasil Analisis Variabel X (Model Pembelajaran Word Square)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 91 – 69

= 22

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7

3) Panjang Interval (I) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas (K=k)

= 22 : 7

= 3,14

=3
103

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Model Pembelajaran Word

Square)

Tabel 4.24
Tabel Frekuensi Model Pembelajaran Word Square

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden yang

mendapatkan skor 69-71 terdapat 5 orang, 72-74 terdapat 3 orang, 75-77

terdapat 13 orang, 78-81 terdapat 21 orang, 82-85 terdapat 13 orang, 86-88

terdapat 12 orang, 89-91 terdapat 5 orang. Berdasarkan hasil data frekuensi di

atas, maka diambarkan distribusi frekunsi model pembelajaran word square

dalam bentuk grafik berikut ini:

Gambar 4.21
Diagram Frekuensi Model Pembelajaran Word Square
104

5) Mean, Median, Modus

Tabel 4.25

Dari tabel

di atas, diketahui

bahwanilai

rata- rata dari

varibel Model

Pembelajaran Word Square adalah 80,66 sedangkan nilai tengah 81, nilai yang
105

sering muncul 81, dan standar deviasi 5,676

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata model

pembelajaran word square dapat diproleh dengan cara sebagai berikut

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)

Nilai rata-rata idea (Mi) = 80,66

Standart Deviasi (Sdi) = 5,676

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (80,66 – 5,676)

= X < 74,984 = 75

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 74,984 < X < (80,66+5,676)

= 74,984 < X < 86,636

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 86,636

Tabel 4.26
Tabel Kategorisasi
106

Gambar 4.22
Gambar Pengaruh Model Pembelajaran Word Square
Rendah; 11.1%

Tinggi; 19.4%

Sedang; 69.4%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel model pembelajaran word square yang termasuk ke dalam kategori

rendah sebanyak 8 orang (11,1%), kategori sedang 50 orang (69,4%), dan

kategori tinggi 14 orang (19,4%). Berdasarkan perolehan skor tersebut dapat

disimpulkan bahwa variabel model pembelajaran word square berada pada

kategori sedang.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui pengukur hasil belajar siswa, dilakukan pretest dan

posttest yang diujkan kepadadiajukan kepada 72 siswa kelas VIII di SMP

Negeri 1 Nagrak sebelum dan sesudah perlakuan.

Soal pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda terdiri dari 25 butir

soal, skor untuk jawaban benar adalah 4 dan untuk jawaban salah adalah nol

(0). Dengan mengacu pada teknik tersebut diperoleh skor tertinggi 25 x 4 =

100 dan skor terendah 0 x 4 = 0.


107

Untuk mempermudah perhitungan, maka diuraikan data berupa nilai

pretest (sebelum perlakuan) dan posttest (setelah perlakuan) dengan frekuensi

dan persentasenya dalam setiap item pertanyaan seperti dapat dilihat di bawah

ini:

Tabel 4.27
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 1

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Meyakini
keberadaan
kitab-kitab
Allah
merupakan
perkara yang
sangat penting Benar 43 59,7% Benar 67 93,1%
bagi umat
Islam. Sebagai
orang yang
beriman kepada
kitab Allah
berarti kita
harus.... Salah 29 40,3% Salah 5 6,9%
a. Memperca
yai dan
mengamal
kan semua
isi kitab
Allah Swt.
b. Percaya
bahwa
kitab-kitab
itu betul-
betul dari
Allah Swt.
c. Percaya
dan
mengamal
kan semua
kitab-kitab
yang ada
d. Mengangg
ap bahwa
108

al-Qur’ān
saja yang
perlu
dipercayai

Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.23 Gambar 4.24


Persentasi Soal No.1 (Pretest) Persentase Soal No.1 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas,


Salah; 40.3%

Benar; 59.7% soal nomor 1 pada saat pretest siswa

yang menjawab benar sebanyak 43

orang siswa dengan persentase 59,7%

dan siswa yang menjawab salah sebanyak 29 orang dengan persentase 40,3%.

Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 67 orang

dengan persentase 93,1% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 5 orang

dengan persentase 6,9%.

Tabel 4.28
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 2

Salah; 6.9%

Benar; 93.1%
109

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Dalam al-Qur’ān
disebutkan ada 4 kitab
yang diturunkan
kepada 4 Rasul. Benar 46 63,9% Benar 68 94,4%
Keempat Rasul
tersebut adalah....
a. Nuh, Ibrahim,
Musa,
Muhammad
b. Musa, Ibrahim,
Isa, Muhammad Salah 26 36,1% Salah 4 5,6%
c. Nuh, Dawud, Isa,
Muhammad
d. Musa, Dawud,
Isa, Muhammad
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.25 Gambar 4.26


Persentasi Soal No.2 (Pretest) Persentase Soal No.2 (Posttest)

Salah; 36.1%
Dari tabel dan diagram di atas,

Benar; 63.9%
soal nomor 2 pada saat pretest siswa

yang menjawab benar sebanyak 46

orang siswa dengan persentase 63,9%

dan siswa yang menjawab salah Salah; 5.6%

sebanyak 26 orang dengan persentase

36,1%. Sementara pada saat posttest

siswa yang menjawab benar sebanyak Benar; 94.4%

68 orang dengan persentase 94,4% dan

siswa yang menjawab salah sebanyak 4 orang dengan persentase 5,6%.

Tabel 4.29
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 3
110

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Di antara 4 kitab Allah
yang paling
awal/terdahulu adalah Benar 46 63,9% Benar 68 94,4%
kitab....
a. Taurat
b. Al-Qur’ān
c. Zabur Salah 26 36,1% Salah 4 5,6%
d. Injil
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.27 Gambar 4.28


Persentasi Soal No.3 (Pretest) Persentase Soal No.3 (Posttest)
Salah; 5.6%

Salah; 36.1%

Benar; 63.9%

Benar; 94.4%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 3 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 46 orang siswa dengan persentase 63,9% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 26 orang dengan persentase 36,1%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 68 orang dengan

persentase 94,4% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 4 orang dengan

persentase 5,6%.
111

Tabel 4.30
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 4
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Di antara 4 kitab Allah
yang paling terakhir
diturunkan adalah kitab... Benar 43 59,7% Benar 65 90.3%
a. Taurat
b. Al-Qur’ān
c. Zabur Salah 29 40,3% Salah 7 9,7%
d. Injil
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.29 Gambar 4.30


Persentasi Soal No.4 (Pretest) Persentase Soal No.4 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas, soal


Salah; 40.3%

Benar; 59.7%
nomor 4 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 43 orang

siswa dengan persentase 59,7% dan


Salah; 9.7%

siswa yang menjawab salah sebanyak 29

orang dengan persentase 40,3%.

Sementara pada saat posttest siswa yang


Benar; 90.3%

menjawab benar sebanyak 65 orang

dengan persentase 90,3% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 7 orang

dengan persentase 9,7%.

Tabel 4.31
112

Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 5


Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Kitab Taurat yang
turunkan kepada
Nabi Musa Benar 42 58,3% Benar 60 83,3%
menggubakan
bahasa....
a. Ibrani
b. Yunani Salah 30 41,7% Salah 12 16,7%
c. Qibti
d. Suryani
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.31 Gambar 4.32


Persentasi Soal No.5 (Pretest) Persentase Soal No.5 (Posttest)

Salah; 16.7%

Salah; 41.7%

Benar; 58.3%

Benar; 83.3%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 5 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 42 orang siswa dengan persentase 58,3% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 30 orang dengan persentase 41,7%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 60 orang dengan

persentase 83,3% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 12 orang dengan

persentase 16,7%.
113

Tabel 4.32
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 6
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Taurat artinya ....
a. Tinggi Benar 36 50% Benar 64 88,9%
b. Kitab
c. Kidung
d. Hukum/ Salah 36 50% Salah 8 11,1%
syariat
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.33 Gambar 4.34


Persentasi Soal No.6 (Pretest) Persentase Soal No.6 (Posttest)

Salah; 50% Benar; 50% Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor

6 pada saat pretest siswa yang menjawab

benar sebanyak 36 orang siswa dengan


Salah; 11.1%

persentase 50% dan siswa yang menjawab

salah sebanyak 36 orang dengan

persentase 50%. Sementara pada saat


Benar; 88.9%
posttest siswa yang menjawab benar

sebanyak 64 orang dengan persentase 88,9% dan siswa yang menjawab salah

sebanyak 8 orang dengan persentase 11,1%.

Tabel 4.33
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 7
114

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Kitab Zabur
menggunakan Benar 41 56,9% Benar 61 84,7%
bahasa....
a. Ibrani
b. Yunani
c. Qibti Salah 31 43,1% Salah 11 15,3%
d. Suryani
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.35 Gambar 4.36


Persentasi Soal No.7 (Pretest) Persentase Soal No.7 (Posttest)

Salah; 43.1%
Salah; 15.3%
Benar; 56.9%

Benar; 84.7%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 7 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 41 orang siswa dengan persentase 56,9% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 31 orang dengan persentase 43,1%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 61 orang dengan

persentase 84,7% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 11 orang dengan

persentase 15,3%.
115

Tabel 4.34
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 8
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Kitab Injil pada
awalnya ditulis dengan Benar 40 55,6% Benar 57 79,2%
bahasa....
a. Ibrani
b. Yunani
c. Qibti Salah 32 44,4% Salah 15 20,8%
d. Suryani
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.37 Gambar 4.38


Persentasi Soal No.8 (Pretest) Persentase Soal No.8 (Posttest)

Salah; 20.8%

Salah; 44.4%
Benar; 55.6%

Benar; 79.2%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 8 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 40 orang siswa dengan persentase 55,6% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 32 orang dengan persentase 44,4%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 57 orang dengan

persentase 79,2% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 15 orang dengan

persentase 20,8%.
116

Tabel 4.35
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 9
Soal Pretes
F Persentase Posttest F Persentase
t
Kitab al-Quran diturunkan
dengan menggunakan Benar 36 50% Benar 58 80,6%
bahasa....
a. Arab
b. Yunani
c. Qibti Salah 36 50% Salah 14 19,4%
d. Suryani
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.39 Gambar 4.40


Persentasi Soal No.9 (Pretest) Persentase Soal No.9 (Posttest)

Salah; 19.4%

Salah; 50% Benar; 50%

Benar; 80.6%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 9 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 36 orang siswa dengan persentase 50% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 36 orang dengan persentase 50%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 58 orang dengan

persentase 80,6% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 14 orang dengan

persentase 19,4%.
117

Tabel 4.36
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 10
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
"Wa aataynaa
daawuuda
zabuuran", Q.S. al-
Isrā’: 55 tersebut
menjelaskan
tentang... Benar 37 51,4% Benar 58 80,6%
a. Allah Swt.
menurunkan
kitab Taurat
kepada Nabi
Musa a.s.
b. Allah Swt.
menurunkan
kitab Zabur
kepada Nabi
Daud a.s.
c. Allah Swt.
menurunkan
kitab Zabur
kepada Nabi Salah 35 48,6% Salah 14 19,4%
Isa a.s.
d. Allah Swt.
menurunkan
kitab al-
Qur’ān kepada
Nabi
Muhammad
saw.
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.41 Gambar 4.42


Persentasi Soal No.10 (Pretest)
Salah; 19.4%

Salah; 48.6% Benar; 51.4%

Benar; 80.6%

Persentase Soal No.10 (Posttest)


118

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 10 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 37 orang siswa dengan persentase 51,4% dan siswa

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Pengertian suhuf
adalah....
a. Wahyu yang
diterima para nabi Benar 38 52,8% Benar 53 73,6%
dan dibukukan
b. Ucapan para nabi
yang sudah tertulis
dan dibukukan
c. Ketetapan para
sahabat Nabi yang
telah dibukukan Salah 34 47,2% Salah 19 26,4%
d. Lembaran wahyu
Allah Swt. yang
tidak dibukukan
Jumlah 72 100% 72 100%
yang menjawab salah sebanyak 35 orang dengan persentase 48,6%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 58 orang dengan

persentase 80,6% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 14 orang dengan

persentase 19,4%.

Tabel 4.37
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 11

Gambar 4.43 Gambar 4.44


119

Persentasi Soal No.11 (Pretest) Persentase Soal No.11 (Posttest)

Salah; 47.2%
Benar; 52.8%

Dari tabel dan diagram di atas, soal

nomor 11 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 38 orang

siswa dengan persentase 52,8% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 34

orang dengan persentase 47,2%. Sementara pada saat posttest siswa yang
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Di antara Nabi berikut ini
yang menerima suhuf Benar 39 54,2% Benar 56 77,8%
adalah Nabi….
a. Harun a.s.
b. Ibrahim a.s.
c. Ismail a.s. Salah 33 45,8% Salah 16 22,2%
d. Sulaiman a.s.
Jumlah 72 100% 72 100%
menjawab benar sebanyak 53 orang dengan persentase 73,6% dan siswa yang

menjawab salah sebanyak 19 orang dengan persentase 26,4%.

Tabel 4.38
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 12

Gambar 4.45 Gambar 4.46


Persentasi Soal No.12 (Pretest)
Salah; 26.4%

Salah; 45.8% Benar; 73.6%


Benar; 54.2%

Persentase Soal No.12 (Posttest)


120

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 12 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 39 orang siswa dengan persentase 54,2% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 33 orang dengan persentase 45,8%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 56 orang dengan

persentase 77,8% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 16 orang dengan

persentase 22,2%.

Tabel 4.39
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 13

Salah; 23.6%

Benar; 76.4%

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Nabi yang menerima Salah; 22.2%

kitab juga menerima


Benar 40 55,6% Benar 55 76,4%
shuhuf adalah...
a. Musa a.s.
b. Ibrahim a.s.
c. Ismail a.s. Salah 32 44,4% Salah 17 23,6%
Benar; 77.8%

d. Muhammad s.a.w
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.47 Gambar 4.48


Persentasi Soal No.13 (Pretest) Persentase Soal No.13 (Posttest)
121

Dari tabel dan diagram di atas, soal


Salah; 44.4%
Benar; 55.6%

nomor 13 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 40 orang siswa

dengan persentase 55,6% dan siswa yang

menjawab salah sebanyak 32 orang dengan persentase 44,4%. Sementara pada

saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 55 orang dengan persentase

76,4% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 17 orang dengan persentase

23,6%.

Tabel 4.40
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 14
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Berikut yang bukan
merupakan hikmah dari
beriman kepada kitab-
kitab Allah SWT adalah
….
a. Meningkatkan
keimanan kepada
Allah swt yang
telah mengutus
para rasul untuk
Benar 35 48,6% Benar 62 86,1%
menyampaikan
risalahnya.
b. Termotivasi untuk
beribadah dan
menjalankan
kewajiban-
kewajiban agama,
seperti yang
tertuang dalam
kitab suci.
122

c. Hidup manusia Salah 37 51,4% Salah 10 13,9%


menjadi tertata
karena adanya
hukum negara dan
islam yang
bersumber pada
kitab suci.
d. Menumbuhkan
sikap pesimis
karena telah
dikaruniai
pedoman hidup
dari Allah untuk
meraih kesuksesan
baik di dunia
maupun di akhirat
Jumlah 72 100% 72 100%
123

Salah; 13.9%

Gambar 4.49
Gambar 4.50
Benar; 86.1%

Persentasi Soal No.14 (Pretest)


Salah; 51.4% Benar; 48.6%
Persentase Soal No.14 (Posttest

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor

14 pada saat pretest siswa yang menjawab

benar sebanyak 35 orang siswa dengan persentase 48,6% dan siswa yang

menjawab salah sebanyak 37 orang dengan persentase 51,4%. Sementara pada

saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 62 orang dengan persentase

86,1% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 10 orang dengan persentase

13,9%.

Tabel 4.41
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 15
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
124

Berikut yang bukan


merupakan cara
beriman kepada AL-
Quran adalah ….
a. Meyakini bahwa
Al-Qur’an benar-
benar wahyu Benar 43 59,7% Benar 65 90,3%
Allah, bukan
karangan Nabi
Muhammad
SAW.
b. Meyakini bahwa
isi Al-Qur’an
dijamin
Salah 29
kebenarannya,
ada keraguan di
dalamnya.
c. Mempelajari,
memahami, dan
menghayati isi 40,3% Salah 7 9,7%
kandungan al-
Qur’an
d. Mengamalkan
ajaran al-Qur’an
dalam kehidupan
sehari-hari.
Jumlah 72 100% 72 100%
125

Gambar 4.51 Gambar 4.52


Persentasi Soal No.15 (Pretest) Persentase Soal No.15 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas, soal


Salah; 40.3%

Benar; 59.7% nomor 15 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 43 orang siswa

dengan persentase 59,7% dan siswa yang

menjawab salah sebanyak 29 orang dengan persentase 40,3%. Sementara pada


Salah; 9.7%
saat posttest siswa yang menjawab benar

sebanyak 65 orang dengan persentase

90,3% dan siswa yang menjawab salah

sebanyak 7 orang dengan persentase Benar; 90.3%

9,7%.

Tabel 4.42
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 16
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
126

Salah satu cara


mengimani kitab-
kitab Allah SWT
selain AL-Quran
adalah ....
a. Meyakini
keberadaann
ya, tidak
menghina
kitab selain
Al-Quran,
dan
mengambil
ilmu positif Benar 42 58,3% Benar 62 86,1%
dari kitab-
kitab Allah
Swt.
b. Meyakini
keberadaann
ya, menghina
kitab selain
Al-Quran,
dan
mengambil
ilmu positif
dari kitab-
kitab Allah Salah 30 41,7% Salah 10 13,9%
Swt.
c. Meyakini
keberadaann
ya, tidak
menghina
kitab selain
Al-Quran,
dan
mengambil
ilmu negatif
dari kitab-
kitab Allah
SWT.
d. Meyakini
keberadaann
ya, tidak
menghina
kitab selain
Al-Quran,
127

dan
mengambil
ilmu positif
dari kitab-
kitab dan
suhuf Allah
SWT.
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.53 Gambar 4.54


Persentasi Soal No.16 (Pretest) Persentase Soal No.16 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas,


Salah; 41.7%

Benar; 58.3%
soal nomor 16 pada saat pretest siswa

Salah; 13.9%

yang menjawab benar sebanyak 42 orang

siswa dengan persentase 58,3% dan siswa


Benar; 86.1%

yang menjawab salah sebanyak 30 orang

dengan persentase 41,7%. Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab

benar sebanyak 62 orang dengan persentase 86,1% dan siswa yang menjawab

salah sebanyak 10 orang dengan persentase 13,9%.

Tabel 4.43
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 17
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
128

Salah satu
hikmah dari
mengimani
kitab-kitab Allah
Swt.,
berdasarkan
gambar di bawah
adalah .... Benar 43 59,7% Benar 54 75%
a. Menjadi
semangat
untuk terus
membaca,
mempelajar
i dan
menghafal
Salah 29 40,3% Salah 18 25%
Al-Quran
b. Menjadi
punya

penghasilan
dari
membaca
Al Quran
c. Menjadi
sosok idola
yang
menginspira
si banyak
orang
d. Menjadi
terampil
dalam
membaca
dan
merekam Al
Quran
Jumlah 72 100% 72 100%
129

Gambar 4.55
Gambar 4.56 Salah; 25%

Salah; 40.3%
Benar; 75%
Benar; 59.7%

Persentasi Soal No.17 (Pretest)


Persentase Soal No.17 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 17 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 43 orang siswa dengan persentase 59,7% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 29 orang dengan persentase 40,3%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 54 orang dengan

persentase 75% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 18 orang dengan

persentase 25%.

Tabel 4.44
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 18
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
130

Salah; 16.7%

Benar; 83.3%

Allah menurunkan
kitab-Nya sesuai
bahasa yang
digunakan di tempat Benar 40 55,6% Benar 60 83,3%
Rasul penerima.
Salah satu kitab
Allah diturunkan
dalam bahasa
Suryani, yaitu kitab
yang diberikan
kepada ….
a. Nabi Daud Salah 32 44,4% Salah 12 16,7%
b. Nabi Ibrahim
c. Nabi Musa
d. Nabi Isa
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.57 Gambar 4.58


Persentasi Soal No.18 (Pretest) Persentase Soal No.18 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas, soal


Salah; 44.4%
Benar; 55.6% nomor 18 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 40 orang siswa

dengan persentase 55,6% dan siswa yang

menjawab salah sebanyak 32 orang dengan persentase 44,4%. Sementara pada

saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 60 orang dengan persentase
131

83,3% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 12 orang dengan persentase

16,7%.

Tabel 4.45 Salah; 16.7%

Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest


No. 19

Benar; 83.3%

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Kitab yang harus kita
amalkan ajarannya
Benar 43 59,7% Benar 60 83,3%
adalah ...
a. Zabur
b. Taurat
c. Injil Salah 29 40,3% Salah 12 16,7%
d. Al-Quran
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.59 Gambar 4.60


Persentasi Soal No.19 (Pretest) Persentase Soal No.19 (Posttest)

Dari tabel dan diagram di atas,


Salah; 40.3%

Benar; 59.7% soal nomor 19 pada saat pretest siswa

yang menjawab benar sebanyak 43

orang siswa dengan persentase 59,7%

dan siswa yang menjawab salah sebanyak 29 orang dengan persentase 40,3%.

Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 60 orang
132

dengan persentase 83,3% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 12 orang

dengan persentase 16,7%.

Tabel 4.46
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 20

Salah; 13.9%

Benar; 86.1%

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Mempercayai dan
meyakini dengan
sepenuh hati bahwa
Allah swt
menurunkan wahyu Benar 40 55,6% Benar 62 86,1%
kepada para rasul
untuk dijadikan
pedoman hidup
manusia adalah
pengertian dari ...
a. Mengenal kitab-
kitab Allah swt
b. Iman kepada
kitab-kitab
Allah swt Salah 32 44,4% Salah 10 13,9%
c. Tawakal kepada
kitab-kitab
Allah swt
d. Cinta kepada
kitab-kitab
Allah swt
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.61 Gambar 4.62


Persentasi Soal No.20 (Pretest) Persentase Soal No.20 (Posttest)
133

Salah; 44.4% Salah; 12.5%


Benar; 55.6%

Benar; 87.5%

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Mengimani semua kitab-
kitab yang Allah swt
turunkan kepada Rasul- Benar 44 61,1% Benar 63 87,5%
rasulnya merupakan rukun
iman yang ke ...
a. Satu
b. Dua
Salah 28 38,9% Salah 9 12,5%
c. Tiga
d. Empat
Jumlah 72 100% 72 100%
Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 20 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 40 orang siswa dengan persentase 55,6% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 32 orang dengan persentase 44,4%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 62 orang dengan

persentase 86,1% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 10 orang dengan

persentase 13,9%.

Tabel 4.47
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 21
Gambar 4.63 Gambar 4.64
Persentasi Soal No.21 (Pretest) Persentase Soal No.21 (Posttest)
134

Salah; 38.9%
Dari tabel dan diagram di atas, soal
Benar; 61.1%
nomor 21 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 44 orang

siswa dengan persentase 61,1% dan

siswa yang menjawab salah sebanyak 28 orang dengan persentase 38,9%.

Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 63 orang

dengan persentase 87,5% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 9 orang

dengan persentase 12,5%.

Tabel 4.48
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 22
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Kitab yang
diturunkan Benar 42 58,3% Benar 65 90,3%
kepada Nabi
Daud AS. adalah
kitab ….
a. Injil
b. Taurat Salah 30 41,7% Salah 7 9,7%
c. Zabur
d. Al-Quran
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.65 Gambar 4.66


Persentasi Soal No.22 (Pretest) Persentase Soal No.22 (Posttest)
135

Dari tabel dan diagram di atas, soal


Salah; 41.7%

Benar; 58.3%
nomor 22 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 42 orang

siswa dengan persentase 58,3% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 30 orang dengan persentase 41,7%. Sementara


Salah; 9.7%

pada saat posttest siswa yang menjawab

benar sebanyak 65 orang dengan

persentase 90,3% dan siswa yang


Benar; 90.3%
menjawab salah sebanyak 7 orang dengan

persentase 9,7%.

Tabel 4.49
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 23
Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase
Kitab yang
diturunkan kepada Benar 41 56,9% Benar 64 88,9%
Nabi Isa AS.
adalah kitab ….
a. Injil
b. Taurat Salah 31 43,1% Salah 8 11,1%
c. Zabur
d. Al-Qur’an
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.67 Gambar 4.68


136

Persentasi Soal No.23 (Pretest) Persentase Soal No.23 (Posttest)

Salah; 11.1%

Salah; 43.1%

Benar; 56.9%

Benar; 88.9%

Dari tabel dan diagram di atas, soal nomor 23 pada saat pretest siswa yang

menjawab benar sebanyak 41 orang siswa dengan persentase 56,9% dan siswa

yang menjawab salah sebanyak 31 orang dengan persentase 43,1%. Sementara

pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 64 orang dengan

persentase 88,9% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 8 orang dengan

persentase 11,1%.

Tabel 4.50
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 24

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Kitab yang
diturunkan kepada
Benar 46 63,9% Benar 64 88,9%
Nabi Muhammad
SAW. Adalah kitab

a. Injil
b. Taurat Salah 26 36,1% Salah 8 11,1%
c. Zabur
d. Al-Qur’an
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.69 Gambar 4.70


137

Persentasi Soal No.24 (Pretest) Persentase Soal No.24 (Posttest)

Dari
Salah; 11.1%
Salah; 13.9%
Salah; 36.1%

Benar; 63.9%

Benar; 86.1%
Benar; 88.9%

tabel dan diagram di atas, soal nomor 24

pada saat pretest siswa yang menjawab benar sebanyak 46 orang siswa dengan

persentase 63,9% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 26 orang dengan

persentase 36,1%. Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab benar

sebanyak 64 orang dengan persentase 88,9% dan siswa yang menjawab salah

sebanyak 8 orang dengan persentase 11,1%.

Tabel 4.51
Soal Hasil Belajar Siswa pretest dan posttest No. 25

Soal Pretest F Persentase Posttest F Persentase


Kita yang
diturunkan Benar 42 58,3% Benar 62 86,1%
kepada Nabi
Musa AS. adalah
kitab…
a. Injil
b. Taurat Salah 30 41,7% Salah 10 13,9%
c. Zabur
d. Al-Qur’an
Jumlah 72 100% 72 100%

Gambar 4.71 Gambar 4.72


Persentasi Soal No.25 (Pretest) Persentase Soal No.25 (Posttest)
138

Dari tabel dan diagram di atas,


Salah; 41.7%

Benar; 58.3%
soal nomor 24 pada saat pretest siswa

yang menjawab benar sebanyak 42

orang siswa dengan persentase 58,3%

dan siswa yang menjawab salah sebanyak 30 orang dengan persentase 41,7%.

Sementara pada saat posttest siswa yang menjawab benar sebanyak 62 orang

dengan persentase 86,1% dan siswa yang menjawab salah sebanyak 10 orang

dengan persentase 13,9%.

a. Deskripsi Data Variabel Y

Pada penelitian ini data hasil belajar diperoleh dari hasil pretest dan

posttest yang diujikan kepada 72 siswa kelas VIII SMP Negeri 1

Nagrak. Dari hasil tersebut, Data dapat dilihat secara rinci pada tabel

sebagai berikut:

1) Pretest

Tabel 4.52
Data Nilai Pretest Hasil Belajar
Responden Nilai Pretest
1 36
2 64
3 44
4 68
5 32
6 68
7 80
8 52
9 52
10 36
11 52
139

12 44
13 44
14 64
15 52
16 32
17 48
18 52
19 64
20 56
21 56
22 40
23 48
24 40
25 56
26 48
27 52
28 56
29 56
30 48
31 56
32 80
33 68
34 68
35 80
36 64
37 84
38 36
39 68
40 64
41 64
42 32
43 60
44 68
45 84
46 52
47 56
48 64
49 36
50 48
51 60
52 64
53 56
54 40
140

55 40
56 44
57 84
58 36
59 76
60 76
61 72
62 52
63 40
64 80
65 68
66 60
67 60
68 80
69 72
70 72
71 68
72 40
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor pretest hasil

belajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak dari masing-masing

responden.

b. Hasil Analisis Variabel Y (Pretest Hasil Belajar)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 84 – 32

= 52

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7

3) Panjang Interval (I) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas (K=k)


141

= 52 : 7

= 7,42

=7

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar Pretest

Siswa)

Tabel 4.53
Tabel frekuensi pretest

Berdasarkan tabel

di atas, dapat dilihat

bahwa responden yang

mendapatkan skor

32-38 terdapat 8 orang, 39-45 terdapat 10 orang, 45-53 terdapat 13 orang,

54-81 terdapat 12 orang, 62-69 terdapat 16 orang, 70-77 terdapat 5 orang,

78-84 terdapat 8 orang. Berdasarkan hasi data frekuensi di atas, maka

diambarkan distribusi frekunsi pretest dalam bentuk grafik berikut ini:

Gambar 4.73
Diagram Frekuensi Pretest
142

5) Mean, Median, Modus


Tabel 4.54

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari nilai

pretest adalah 57,11 sedangkan nilai tengah 56,66, nilai yang sering

muncul 52, dan standar deviasi 14,402


143

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata niali

pretest siswa dapat diproleh dengan cara sebagai berikut

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)

Nilai rata-rata idea (Mi) = 57,11

Standart Deviasi (Sdi) = 14,402

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (57,11 – 14,402)

= X < 42,708 = 43

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 42,708 < X < (57,11+14,402)

= 42,708 < X < 71,512

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 71,512

Tabel 4.55
Tabel Kategorisasi
144

Gambar 4.74
Gambar Hasil Belajar (Pretest)

Tinggi; 18.1%
Rendah; 19.4%

Sedang; 62.5%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel hasil belajar siswa (pretest) yang termasuk kedalam kategori

rendah sebanyak 14 orang (19,4%), kategori sedang 45 orang (62,5%),

dan kategori tinggi 13 orang (18,1%). Berdasarkan perolehan skor

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel hasil belaajar (pretest) siswa

berada pada kategori sedang.

2) Posttest

Tabel 4.56
Data Nilai Posttest Hasil Belajar
Responden Nilai Posttest
1 68
2 84
3 80
4 88
5 72
6 80
7 88
8 80
9 76
10 76
11 84
12 68
13 84
14 96
15 84
16 84
145

17 88
18 84
19 84
20 96
21 84
22 68
23 84
24 80
25 88
26 92
27 76
28 88
29 96
30 76
31 84
32 96
33 80
34 100
35 96
36 100
37 88
38 76
39 88
40 88
41 88
42 64
43 100
44 92
45 96
46 80
47 88
48 92
49 76
50 80
51 92
52 92
53 92
54 84
55 96
56 80
57 92
58 80
59 84
146

60 92
61 88
62 76
63 76
64 92
65 92
66 80
67 100
68 84
69 88
70 80
71 92
72 100

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat jumlah skor posttest hasil

belajar di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak dari masing-masing

responden.

a. Hasil Analisis Variabel Y (Postest Hasil Belajar)

1) Rentang Nilai (r) = Nilai Tertimggi – Nilai Terendah

= 100 – 64

= 36

2) Jumlah Kelas (k) = 1+3,3.log n

= 1+3,3.log 72

= 1+3,3. 1,9

= 1 + 6,27

= 7,27

=7

3) Panjang Interval (I) = Jumlah Kelas (r) : Jumlah Kelas

(K=k)
147

= 36 : 7

= 5,14

=5

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Hasil Belajar Posttest

Siswa)

Tabel 4.57
Tabel frekuensi posttest

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa responden

yang mendapatkan skor 64-68 terdapat 4 orang, 69-73 terdapat 1

orang, 74-78 terdapat 8 orang, 79-83 terdapat 11 orang, 84-89

terdapat 25 orang, 90-95 terdapat 11 orang, 96-100 terdapat 12

orang. Berdasarkan hasil data frekuensi di atas, maka

diambarkan distribusi frekuensi hasil belajar posttest dalam bentuk

grafik berikut ini:


148

Gambar 4.75
Diagram Frekuensi Posttest

5) Mean,
Median,
Modus
Tabel 4.58

Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari nilai

posttest adalah 85,55 sedangkan nilai tengah 85,76, nilai yang

sering muncul 84, dan standar deviasi 8,400

Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata niali

pretest siswa dapat diproleh dengan cara sebagai berikut


149

a) Perhitungan nilai rata-rata idea (Mi) dan Standart Deviasi (Sdi)

Nilai rata-rata idea (Mi) = 85,55

Standart Deviasi (Sdi) = 8,400

b) Batasan-batasan Kategori Kecendrungan

Rendah = X < (Mi – Sdi)

= X < (85,55 – 8,400)

= X < 77,15 = 77

Sedang = (Mi-Sdi) < X < (Mi+Sdi)

= 77,15 < X < (85,55+8,400)

= 77,15 < X < 93,95

Tinggi = X > (Mi+Sdi)

= X > 93,95

Tabel 4.59
Tabel Kategorisasi
150

Gambar 4.76
Gambar Hasil Belajar (Posttest)

Tinggi; 16.7%
Rendah; 18.1%

Sedang; 65.3%

Berdasarkan diagram di atas dapat diketahui bahwa perolehan skor

variabel hasil belajar (posttest) siswa yang termasuk kedalam kategori

rendah sebanyak 13 orang (18,1%), kategori sedang 47 orang (65,3%),

dan kategori tinggi 12 orang (16,7%). Berdasarkan perolehan skor

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel hasil belajar (posttest) siswa

berada pada kategori sedang.

2. Besar Pengaruh Model Pembelajaran Word Square

Pengolahan data dalam mengetahui besar pengaruh model pembelajaran

Word Square, maka dianalisis menggunakan analisis statistik inferensial melalui

data pretest-postest. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

model pembelajaran Word Square terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI. Sebelum itu perlu dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu

untuk mengetahui data yang terkumpul berdistribusi normal atau tidak.


151

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

berdistribusi normal atau tidak. Dikatakan normal apabila signifikansi pada

output One Sampel Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari pada α yang

ditentukan terkumpul yaitu 0,05. Berikut hasilnya dengan bantuan SPSS

versi 29.0 dapat dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.60

Tabel Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov)

Berdasarkan hasil output SPSS, membuktikan bahwa data hasil

pretest sebesar 0,200 lebih besar dari sig 0,05 dan data hasil posttest

sebesar 0,068 lebih besar dari sig 0,05, sehingga kedua data di atas

pretest-posttest dinyatakan berdistribusi normal.

b. Besar Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Melalui Data

Pretest-Posttest

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi, diperoleh data hasil pretest-

posttest belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI. Untuk mengetahui

besar pengaruh model pembelajaran word square maka dianalisis


152

menggunakan analisis statistik inferensial yang dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Keterangan:
SK: Sangat Kurang K: Kurang C: Cukup
B: Baik SB : Sangat Baik

Tabel 4.61
Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Pretest-Posttest
Pretest Posttest
No Skor Kategori
Frek Persentase Frek Persentase

1 0–49 SK 23 31,9% 0 0%
2 50–74 K 39 54,2% 5 6,9%
3 75–80 C 7 9,7% 19 26,4%
4 81–89 B 3 4,2% 25 34,7%
5 90–100 SB 0 0% 23 32%
Jumlah 72 100% 72 100%

Berdasarkan tabel 4.58 dapat digambarkan bahwa dari 72 peserta didik pada

pretest dan posttest hasil belajar peserta didik memiliki perbedaan yang

signifikan. Hal ini yang menjadi tolak ukur besarnya pengaruh meodel

pembelajaran Word Square terhadap hasil belajar peserta didik. Pada persentase

pretest kategori sangat kurang 31,9% sedangkan posttest dengan kategori sangat

kurang 0%. Pada persentase pretest kategori kurang 54,2% sedangkan posttest

kategori kurang 6,9%. Pada persentase pretest kategori cukup 9,7% sedangkan

posttest kategori cukup 26,4%. Pada persentase pretest kategori baik 4,2%

sedangkan posttest kategori baik 34,7% dan persentase pretest kategori sangat

baik(SB) 0% sedangkan posttest kategori sangat baik (SB) 32%.


153

Berdasarkan hasil data persentase pretest dan posttest diperoleh

kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik sebelum diberi perlakuan

masih rendah namun setelah diberi perlakuan menggunakan model

pembelajaran Word Square mengalami peningkatan. Besaran pengaruh

model pembelajaran Word Square dari hasil pretest-posttest mengalami

peningkatan signifikan dengan persentase 58%. Sehingga peningkatan

hasil belajar peserta didik masuk pada kategori baik.

Besaran pengaruh model pembelajaran word square dapat juga dilihat

melalui ketuntasan hasil belajar pretest-posttest peserta didik. Untuk

mengklasifikasikan ketuntasan hasil belajar pretest-posttest digunakan

standar penilaian Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah

ditetapkan oleh pihak sekolah. Berikut tabel pencapaian ketuntasan hasil

belajar pretest-postest pesrta didik pada mata pelajaran PAI di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Tabel 4.62
Pencapaian Ketuntasan Pretest-Postest Hasil Belajar Siswa

Nilai Kriteria Pretest Posttest


Frek Rata Persen Frek Rata- Persen
-rata rata
N˂75 Tidak 65 90,3% 5 6,9%
Tuntas 57,11 85,55
N≥75 Tuntas 7 9,7% 67 93,1%

Berdasarkan hasil tabel 4.62 maka hasil pencapaian ketuntasan hasil

belajar antara pretest dengan posttest menunjukkan perbedaan yang cukup


154

signifikan. Pada pretest kriteria tidak tuntas sebanyak 65 orang sedangkan

pada posttest kriteria tidak tuntas sebanyak 5 orang dan nilai rata-rata

peserta didik pada pretes yaitu 57,11 sedangkan nilai rata-rata peserta didik

pada posttest yaitu 85,55. Ini membuktikan bahwa setalah penarapan model

pembelajaran Word Square terjadi peningkatan nilai yang cukup signifikan.

Sehigga besarnya pengaruh metode Word Square dapat dilihat dari

peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas VIII SMP

Negeri 1 Nagrak Kabupataen Sukabumi.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian perlu diuji dengan bantuan SPSS untuk

membuktikan kebenaran dari hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.

Dalam uji hipotesis nilai dapat dikatakan signifikan jika nilai α berada ˂

0,05. Berikut hasil uji hipotesis dengan bantuan SPSS versi 29.0 dapat

dilihat pada tabel di bawah:

Tabel 4.63
155

Tabel 4.64

Berdasarkan hasil output SPSS pada tabel di atas, rata-rata nilai pretest

adalah 57,11 dan rata-rata nilai posttest adalah 85,55, secara deskriptif

perbedaan rata-rata nilai tersebut menunjukan adanya pengaruh yang

signifikan dalam penggunaan model pembelajaran word square terhadap

hasil belajar siswa.

Nilai signifikansi yang dihasilan adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05,

sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yakni H0 ditolak dan

H1 diterima yang artinya model pembelajaran Word Squarae berpengaruh

terhadap hasil belajar PAI siswa di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi.

Selain itu, juga menggunakan t hitung dan t tabel, maka kriteria

pengambilan keputusannya adalah jika nilai t hitung > dari nilai t tabel,

maka H0 ditolak dan H1 diterima, sedangkan jika nilai t hitung < dari nilai t

tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Adapun hasil t hitung dari Uji-T Paired Sampel adalah – 20,080.

Sedangkan besar t tabel adalah 1,994. Nilai t hitung = – 20,080 berarti uji

pihak kiri. Sehingga t hitung -20,080 < - t tabel = 1,994. Dari nilai t hitung
156

yang negatif menunjukkan bahwa nilai sebelum perlakuan lebih rendah

dibanding setelah perlakuan. .

Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel yakni H0 ditolak dan H1

diterima berarti model pembelajaran word square berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VIII

SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

B. Pembahasan Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini dimaksudkan untuk memberi kejelasan serta

pemahaman yang diperoleh dari hasil penelitian. Hasil penelitian penulis akan

meneliti terdapat ada atau tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran

word square terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan sampel 72 orang dari populasi

yang berjumlah 259 orang siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten

Sukabumi. Sebelumnya penulis menggunakan angket dan tes sebagai alat

pengumpul data yang disebar ke seluruh sampel sebanyak 72 orang siswa.

Langkah pertama penulis menggunakan uji validitas angket yang berjumlah 20

soal dan tes yang berjumlah 25 soal pilihan ganda yang keseluruh soalnya

dinyatakan valid

Setelah menghitung valid atau tidaknya angket tersebut, selanjutnya akan

dicari hasil uji reliabilitas angket, untuk uji reliabilitas didapat r hitung model

pembelajaran Word Square sebesar 0,80922 dan r hitung untuk hasil belajar
157

sebesar 0,75234 dari perhitungan ini maka angket dinyatakan reliabel. Sedangkan

jika dilihat pada tabel Interpretasi Koefisien Kolerasi bahwa nilai r berada pada

tingkat 0,80-1,000 dan 0,60-0,799 yang menyatakan bahwa pernyataan pada

hasil uji reliabilitas untuk model pembelajaran word square adalah sangat kuat

dan untuk hasil belajar adalah kuat.

Berdasarkan hasil analisis data hasil belajar pada mata pelajaran PAI

sebelum diterapkan model pembelajaran Word Square (pre-test) menunjukkan

bahwa terdapat 7 siswa dari jumlah keseluruhan 72 siswa atau 9,7% yang telah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dan 65 siswa atau 90,3% yang

tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai rata-rata

57,11. Dengan kata lain hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI

sebelum diterapkan model pembelajaran Word Square tergolong rendah dan tidak

memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Selanjutnya hasil analisis data hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran PAI menggunakan model pembelajaran Word Square (post-test)

menunjukkan bahwa terdapat 67 SISWA dari jumlah keseluruhan 72 siswa atau

93,1% yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), dan 5 siswa

atau 6,9% yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) dengan

nilai rata-rata 85,55. Dengan kata lain hasil belajar peserta didik pada mata

pelajaran PAI setelah diterapkan model pembelajaran Word Square telah

memenuhi kriteria ketuntasan klasikal.

Perbandingan hasil kategori belajar menunjukkan bahwa persentase hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan model pembelajaran Word Square
158

(1) kategori sangat kurang (0-49), persentase pada pre-test sebanyak 31,9%,

sedangkan persentase pada post-test sebanyak 0%, (2) Kategori kurang (50-

74), persentase pada pre-test sebanyak 54,2%, sedangkan persentase pada post-

test sebanyak 6,9%, (3) Kategori cukup (75-80), pesrentase pada pre-test

sebanyak 9,7%, sedangkan persentase pada post-test sebanyak 26,4%, (4)

Kategori baik (81-89), persentase pada pre-test sebanyak 4,2%, sedangkan

persentase pada post- test sebanyak 34,7%, (5) Kategori sangat baik (90-100),

persentase pada pre- test sebanyak 0%, sedangkan pada post-test sebanyak 32%.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan kolmogorov smirnov ,

diperoleh signifikansi 0,200 > 0,05 untuk pretest dan 0,068 > 0,05 untuk posttest

maka dapat disimpulkan hasil nilai residual berdistribusi normal.

Selain itu hasil analisis statistik inferensial berdasarkan hasil uji hipotesis

menggunakan SPSS diperoleh nilai signifikansi dari uji hipotesis sebesar 0,001

dengan tarif signifikansi 0,05. Karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, maka

H0 ditolak dan H1 diterima. Pembuktian lainnya adalah dengan menggunakan t

hitung dan t tabel. Adapun hasil t hitung Uji-T Paired Sampel adalah – 20,080.

Sedangkan besar t tabel adalah 1,994. Nilai t hitung = – 20,080 berarti uji pihak

kiri, sehingga t hitung = – 20,080 < - t tabel, Dari nilai t hitung yang negatif

menunjukkan bahwa nilai sebelum perlakuan lebih rendah dibanding setelah

perlakuan. Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel yakni H 0 ditolak dan H1

diterima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Word Square

berpengaruh untuk digunakan terhadap siswa pada mata pelajaran PAI di kelas
159

VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi dan hasil belajar siswa

mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil analisis data penelitian tentang model

pembelajaran Word Square berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi dapat ditarik beberapa kesimpulan:

1. Pelaksanaan model pembelajaran word square pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas

VIII SMP Negeri 1 Nagrak Kabupaten Sukabumi

yang dalam hal ini disebut sebagai variabel X,

Setelah dilakukan penelitian pada kelas VIII dan

diberikan perlakukan berupa model pembelajaran

word square mendapat respon positif dibandingkan

dengan sebelum mendapatkan perlakukan berupa

model pembelajaran word -square yaitu dengan

belajar menggunakan model pembelajaran

konvensional (ceramah). Hal ini dapat dibuktikan

dengan nilai rata-rata skor angket perindikator yang

berada pada kategori tinggi. Indikator mudah dalam

memahami materi ajar, rata-rata skor angketnya

adalah 4,02, indikator peningkatan aktivitas belajar

160
161

rata-rata skor angketnya adalah 4,04 dan indikator

berkurang rasa bosan dalam belajar rata-rata skor

angketnya adalah 4,02.

2. Variabel Y (hasil belajar) berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan terdapat perbedaan pada

hasil pretest dan posttest berupa soal pilihan ganda

yang disebar sebelum dan sesudah diberikan

perlakuan berupa model pembelajaran word square.

Maka dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata

hasil belajar siswa pada mata pelajan Pendidikan

Agama Islam (PAI) sebelum diterapkannya model

pembelajaran word square sebesar 57,11 dan

meningkat setelah diterapkan perlakuan berupa

model pembelajaran word square menjadi 85,55.

Hal itu membuktikan bahwa terdapat peningkatan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam (PAI)

3. Berdasarkan uji hipotesis dengan uji t berpasangan

(paired t-test), nilai signifikansi yang dihasilkan

adalah 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat

disimpulkan bahwaterdapat perbedaan H0 ditolak

dan H1 diterima yang artinya model pembelajaran

word square berpengatuh terhadap hasil belajar


162

siswa pada mata oelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) siswa di kelas VIII SMP Negei 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan perbandaingan t

hitung dan t table, t hitung yang diperoleh adalah

sebesar – 20,080. Sedangkan besar t tabel adalah

1,994. Nilai t hitung = – 20,080 berarti uji pihak

kiri, sehingga t hitung = – 20,080 < - t tabel, Dari

nilai t hitung yang negatif menunjukkan bahwa nilai

sebelum perlakuan lebih rendah dibanding setelah

perlakuan. Kesimpulannya adalah t hitung > t tabel

yakni H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model

pembelajaran word square terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di kelas VIII SMP Negeri 1 Nagrak

Kabupaten Sukabumi

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengemukakan

beberapa saran untuk perbaikan dimasa mendatang.

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk lebih bisa mengefektifkan waktu

yang ada. Mengingat pembelajaran menggunakan model ini

mengharuskan peserta didik untuk aktif dan teliti dalam kegiatan

pembelajaran
163

2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru-guru

untuk menarapkan model pembelajaran word square menjadi salah satu

alternatif untuk proses pembelajaran karena model pembelajaran ini

efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa

3. Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran di

dalam kelas. Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan

meningkatkan hasil belajarnya.


DAFTAR PUSTAKA

Agustin, Mubiar. (2022). Keterampilan Berpikir dalam Konteks Pembelajaran


Abad ke-21. Bandung: PT. Refika Aditama.

Arikunto, Suharsimi. (2019). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Aqib, Zainal. (2015). Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran


Kontekstual (Inovatif). Bandung: Yrama Widya

Asy’Ari, Maslichah. (2006). Penerapan Pendekatan sains, Teknologi,


Masyarakat Dalam Pembelajaran Sains DI SD. Yogyakarta: Universitas
Sanata Darma.

Dianawati, E. P. (2013). Penggunaan Media Word Square Dalam Memotivasi


Belajar Siswa. http://www.baceneslp.edu. bruner-Word- Square. (10
September 2023)

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.

Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. (2015) Ragam Pengembangan Model


Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata
Pena.

Lepudin. (2017). Belajar dan pembelajaran : dilengkapi dengan model


pembelajaran, strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran dan metode
pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish

Miles dan Huberman. (1992). Analisis Data Kualitatif (Buku Sumber Tentang
Metode-metode Baru). Jakarta: UIP.

Mulyasa, E. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2013.Cet.Ke-2.

Ngalimun, 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Banjarmasin: Aswaja


Pressindo.

Oktaviani, Alfi. (2018) Pengembangan Lembar Kerja Siswa Word Square


Program Remedial Untuk Meningkatkan Penguasaan Materi Ditinjau dari
Minat Belajar Fisika dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA, Skripsi.
Yogyakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: tidak
diterbitkan

Poedjiadi, Anna. (2005). Sains teknologi masyarakat : model pembelajaran

164
165

kontekstual bermuatan nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya

Purwanto. (2020). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2017). Psikologi Agama. Sukabumi: Mulya


Sejahtera Nugraha CV.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2017). Psikologi Pendidikan Anak. Sukabumi:


STAI Sukabumi.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2018). Psikologi Pembelajaran. Sukabumi:


STAI Sukabumi Publishing.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2021). Psikologi Agama dan Spiritualitas.


Bandung: Lagood’s Publishing.

Prof. Dr. H. Endin Nasrudin,M.Si. (2022). Psikologi Perkembangan.


Sukabumi: Mulya Sejahtera Nugraha CV.

Riduwan. (2019). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta CV.

Rusman. (2016). Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Sagala, Syaiful. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya, Wina. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:


Kencana Pranada Media Group.

Sudijono, Anas. (2018). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali


Pers

Sudjana Nana. (2010). Penilaian Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif. Bandung. Alfabeta.

Suprijono. 2009. Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta


:Pustaka Pelajar

Stark, J.S. & Thomas, A. (1994). Assessment and program evaluation. Needham
Heights: Simon & Schuster Custom Publishing

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep, Landasan, dan


Implementasi Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta:
Kencana
LAMPIRAN

1. Angket

2. Soal Tes

3. Hasil Angket

4. Hasil Pretest-Posttest

5. Tahap Analisis Data

6. Profil Sekolah

7. SK Bimbingan

8. Buku Bimbingan

9. SK selesai melaksanakan penelitian

10. Riwayat Hidup


ANGKET PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE
PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Nama siswa : ……………………………….


Kelas/ semester : ……………………………….
Hari, Tanggal : ……………………………….

Petunjuk pengisian angket :


Angket terdiri atas 20 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dalam kaitannya dengan pelajaran PAI. Berikan jawaban yang benar-benar sesuai
dengan pilihanmu.
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawabanmu.

STS = Sangat Tidak Setuju S = Setuju


TS = Tidak Setuju SS = Sangat Setuju
N = Netral

JAWABAN
NO PERNYATAAN
STS TS N S SS
1 Kotak -kotak jawaban yang tersedia pada model ini membuat
saya lebih mudah mencari jawaban untuk menjawab pertanyaan
2 Model pembelajaran ini membuat materi menjadi lebih mudah
diingat dan dimengerti
3 Diskusi membuat suasa belajar menjadi lebih hidup
4 Saya senang bisa bertukar pendapat dengan teman

5 Diskusi membuat saya lebih aktif dalam kegiatan belajar


Diskusi tidak membuat saya lebih aktif dalam pembelajaran
6
7 Pemberian poin pada setiap jawaban membuat saya menjadi
semangat
8 Pemberian poin pada setiap jawaban tidak membuat saya menjadi
lebih semangat
9 Aktif mencari jawaban pada model ini, membuat belajar menjadi
tidak membosankan
10 Pembelajaran menggunakan model ini kurang menarik dan
mambuat bosan
11 Saya senang menyampaikan hasil diskusi saya melalui presentasi
12 Saya tidak suka menyampaikan hasil diskusi melalui presentasi
karena malu
13 Kotak-kotak jawaban pada model ini membuat saya menjadi lebih
fokus dan teliti
14 Mencari jawaban pada kotak-kotak dalam model ini, membuat
saya manjadi tidak fokus
15 Model ini membuat saya lebih mudah memahami materi
pembelajaran
16 Model ini membuat saya kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran
17 Dengan model seperti ini saya lebih memahami cara untuk
menghargai pendapat orang lain
18 Dengan diterapkannya model pembelajaran seperti ini saya tidak
memahami cara untuk menghargai pendapat orang lain
19 Model ini menciptakan suasana baru dalam belajar yang
menyenangkan
20 Model pembelajaran ini tidak membuat suasana belajar menjadi
lebih menyenangkan
Nama :
Kelas :

Soal Pretest dan Posttest

1. Meyakini keberadaan kitab-kitab ai


Allah merupakan perkara yang 2. Dalam al-Qur’ān disebutkan ada
sangat penting bagi umat Islam. 4 kitab yang diturunkan kepada 4
Sebagai orang yang beriman kepada Rasul. Keempat Rasul tersebut
kitab Allah berarti kita harus....
adalah....
a. memper a. Nuh, Ibrahim, Musa,
cayai Muhammad
dan b. Musa, Ibrahim, Isa, Muhammad
mengam c. Nuh, Dawud, Isa, Muhammad
alkan d. Musa, Dawud, Isa, Muhammad
semua 3. Di antara 4 kitab Allah yang
isi kitab paling awal/terdahulu adalah
Allah kitab....
Swt. a. Taurat
b. percaya b. Al-Qur’ān
bahwa c. Zabur
kitab- d. Injil
kitab itu 4. Di antara 4 kitab Allah yang
betul- paling terakhir diturunkan adalah
betul kitab...
dari a. Taurat
Allah b. Al-Qur’ān
Swt. c. Zabur
c. percaya d. Injil
dan 5. Kitab Taurat yang turunkan
mengam kepada Nabi Musa menggubakan
alkan bahasa....
semua a. Ibrani
kitab- b. Yunani
kitab c. Qibti
yang d. Suryani
ada 6. Taurat artinya ....
d. mengan a. Tinggi
ggap b. Kitab
bahwa c. Kidung
al- d. Hukum/syariat
Qur’ān 7. Kitab Zabur menggunakan
saja bahasa....
yang a. Ibrani
perlu b. Yunani
dipercay c. Qibti
d. Suryani 14. Berikut yang bukan merupakan
8. Kitab Injil pada awalnya ditulis hikmah dari beriman kepada
dengan bahasa.... kitab-kitab Allah SWT adalah ….
a. Ibrani a. Meningkatkan keimanan
b. Yunani kepada Allah swt yang telah
c. Qibti mengutus para rasul untuk
d. Suryani menyampaikan risalahnya.
9. Kitab al-Quran diturunkan b. Termotivasi untuk beribadah
dengan menggunakan bahasa.... dan menjalankan kewajiban-
a. Arab kewajiban agama, seperti
b. Yunani yang tertuang dalam kitab
c. Qibti suci.
d. Suryani c. Hidup manusia menjadi
10. "Wa aataynaa daawuuda tertata karena adanya hukum
zabuuran", Q.S. al-Isrā’: 55 negara dan islam yang
tersebut menjelaskan tentang... bersumber pada kitab suci.
a. Allah Swt. menurunkan kitab d. Menumbuhkan sikap optimis
Taurat kepada Nabi Musa a.s. karena telah dikaruniai
b. Allah Swt. menurunkan kitab pedoman hidup dari Allah
Zabur kepada Nabi Daud a.s. untuk meraih kesuksesan baik
c. Allah Swt. menurunkan kitab di dunia maupun di akhirat
Zabur kepada Nabi Isa a.s. 15. Berikut yang bukan merupakan
d. Allah Swt. menurunkan kitab cara beriman kepada AL-Quran
al-Qur’ān kepada Nabi adalah ….
Muhammad saw. a. Meyakini bahwa Al-Qur’an
11. Pengertian suhuf adalah.... benar-benar wahyu Allah,
a. wahyu yang diterima para bukan karangan Nabi
nabi dan dibukukan Muhammad SAW.
b. ucapan para nabi yang sudah b. Meyakini bahwa isi Al-
tertulis dan dibukukan Qur’an dijamin
c. ketetapan para sahabat Nabi kebenarannya, ada keraguan
yang telah dibukukan di dalamnya.
d. Lembaran wahyu Allah Swt. c. Mempelajari, memahami, dan
yang tidak dibukukan menghayati isi kandungan al-
12. Di antara Nabi berikut ini yang Qur’an
menerima suhuf adalah Nabi…. d. Mengamalkan ajaran al-
a. Harun a.s. Qur’an dalam kehidupan
b. Ibrahim a.s. sehari-hari.
c. Ismail a.s. 16. Salah satu cara mengimani kitab-
d. Sulaiman a.s. kitab Allah SWT selain AL-
13. Nabi yang menerima kitab juga Quran adalah ....
menerima shuhuf adalah... a. Meyakini keberadaannya,
a. Musa a.s. tidak menghina kitab selain
b. Ibrahim a.s. Al-Quran, dan mengambil
c. Ismail a.s. ilmu positif dari kitab-kitab
d. Muhammad s.a.w Allah SWT.
b. Meyakini keberadaannya, c. Nabi Musa
menghina kitab selain Al- d. Nabi Isa
Quran, dan mengambil ilmu 19. Kitab yang harus kita amalkan
positif dari kitab-kitab Allah ajarannya adalah ........
SWT. a. Zabur
c. Meyakini keberadaannya, b. Taurat
tidak menghina kitab selain c. Injil
Al-Quran, dan mengambil d. Al-Quran
ilmu negatif dari kitab-kitab 20. Mempercayai dan meyakini
Allah SWT. dengan sepenuh hati bahwa Allah
d. Meyakini keberadaannya, swt menurunkan wahyu kepada
tidak menghina kitab selain para rasul untuk dijadikan
Al-Quran, dan mengambil pedoman hidup manusia adalah
ilmu positif dari kitab-kitab pengertian dari ...
dan suhuf Allah SWT. a. mengenal kitab-kitab Allah
17. Salah satu hikmah dari swt
mengimani kitab-kitab Allah b. iman kepada kitab-kitab
SWT., berdasarkan gambar di Allah swt
bawah adalah .... c. tawakal kepada kitab-kitab
Allah swt
d. cinta kepada kitab-kitab
Allah swt
21. Mengimani semua kitab-kitab
yang Allah swt turunkan kepada
Rasul-rasulnya merupakan rukun
iman yang ke ...
a. Satu
b. Dua
a. menjadi semangat untuk terus c. Tiga
membaca, mempelajari dan d. Empat
menghafal Al-Quran 22. Kitab yang diturunkan kepada
b. menjadi punya penghasilan Nabi Daud AS. Adalah kitab ….
dari membaca Al Quran a. Injil
c. menjadi sosok idola yang b. Taurat
menginspirasi banyak orang c. Zabur
d. menjadi terampil dalam d. Al-Quran
membaca dan merekam Al 23. Kitab yang diturunkan kepada
Quran Nabi Isa AS. Adalah kitab ….
18. Allah menurunkan kitab-Nya a. Injil
sesuai bahasa yang digunakan di b. Taurat
tempat Rasul penerima. Salah c. Zabur
satu kitab Allah diturunkan d. Al-Qur’an
dalam bahasa Suryani, yaitu kitab 24. Kitab yang diturunkan kepada
yang diberikan kepada …. Nabi Muhammad SAW. Adalah
a. Nabi Daud kitab …
b. Nabi Ibrahim a. Injil
b. Taurat a. Injil
c. Zabur b. Taurat
d. Al-Qur’an c. Zabur
25. Kita yang diturunkan kepada d. Al-Qur’an
Nabi Musa AS. Adalah kitab…

Kunci Jawaban Soal :

1. B 6. D 11. D 16. A 21. C


2. D 7. C 12. B 17. A 22. C
3. A 8. D 13. A 18. D 23. A
4. B 9. A 14. D 19. D 24. D
5. A 10. B 15. B 20. B 25. B

Skor Angket

DATA SISWA (SAMPEL)


NO SKOR ANGKET
NAMA SISWA
1 AGNIA RASHA NOVITA F 87
2 ALDO PRIMASNSYAH 91
3 ANHAR SANDRA SAPUTRA 87
4 AQYSA AFYA KHALILA 86
5 AULIA RAHMAWATI 91
6 BAYU BINTANG PIRGANA 87
7 CANTIKA TRI GUSTIANI 91
8 DEFFA NURAZIZAH 91
9 DIVA SYAHLIA FAZRIN 90
10 ERIN MELANI 88
11 FAUZI HADI 89
12 HANNA FITHRATUN NISA 84
13 IRPAN D SAPUTRA 87
14 JIHAN HASNA NURPHADILAH 82
15 KYENNA FEBRY TALITHA PESIK 86
16 M. AL-GHIFARI NUGRAHA 85
17 M. BINTANG SUHERMAN 82
18 MAURY TANIA LANDEN 83
19 MOCH. KAKA PADILAH 86
20 MUHAMAD IHSAN SUPARMAN 87
21 MUHAMMAD ARFII YUSUF 85
22 MUHAMMAD RAYHAN SAIFUL AL 82
23 NAYLA MULYADI PUTRI 85
24 NONA ANGLING DWI HAYATI 87
25 PADLAN 82
26 PUTRI MEISYA AULIA 88
27 RASYA ADITYA PUTRA 80
28 RIANTI 82
29 SANDI MAULANA 85
30 SHEVIRA KARIB JAPANI 81
31 SILVI YANTI 80
32 SUSI SUSANTI 83
33 VIONA FRANSISKA 84
34 YUDHA JULIANA PASHA 81
35 AIRA RAHMA DANTI 80
36 ALIF YORIS ALMALIKI 78
37 ANDINI SALSABILA 81
38 ARDI SAPUTRA 81
39 AURA AZ-ZAHRA 79
40 AZQYA NURRAILY 81
41 DE SELI LARASSATI 75
42 DEVINA SANDRA KIRANA 79
43 ECA CAHYANI 81
44 ERLITA SUDJODI 81
45 FEBRIAN MAULANA FATURROHMAN 76
46 HASYA HURAN ANGGAWIE 80
47 INESTA 76
48 JIHAN MAHARANI 78
49 LAIRA VIRLANDA 75
50 M. NAZRIEL JULI RAHMAN 78
51 MELISA 76
52 MUHAMAD NAZRIL RAMDHANI 70
53 MUHAMMAD ADZIRA FACHRIZAL 81
54 MUHAMMAD AZZAMY SAUQI AR 77
55 NADIATUL ALIYAH 76
56 NOVAL 75
57 PADLI 75
58 PUTRI RAMADANI AGUSTIN 69
59 RAY SATRIA 78
60 RAZWA ALIFA RHAMADANI 77
61 MUHAMAD AHRUL IBRAHIM 73
62 JOSEFH SETIAWAN 75
63 HAFIDZ WISNU YUDON 70
64 MUHAMAD RAMDHAN ABDILLAH 78
65 DESI AMELIA 76
66 DIANI SALWA R 75
67 BUNGA AYUDIA 72
68 AIRA SEPTIRA PUTRI 71
69 ALDA ALDIANA PUTRI 78
70 ANDINI PRATIWI ANGGRAENI 79
71 ARFAN MAULANA 74
72 AURA PUTRI 69
Contoh Angket
Nilai Pretest dan Posttest

DATA SISWA (SAMPEL)


NO Pretest Posttest
NAMA SISWA
1 AGNIA RASHA NOVITA F 36 68
2 ALDO PRIMASNSYAH 64 84
3 ANHAR SANDRA SAPUTRA 44 80
4 AQYSA AFYA KHALILA 68 88
5 AULIA RAHMAWATI 32 72
6 BAYU BINTANG PIRGANA 68 80
7 CANTIKA TRI GUSTIANI 80 88
8 DEFFA NURAZIZAH 52 80
9 DIVA SYAHLIA FAZRIN 52 76
10 ERIN MELANI 36 76
11 FAUZI HADI 52 84
12 HANNA FITHRATUN NISA 44 68
13 IRPAN D SAPUTRA 44 84
14 JIHAN HASNA NURPHADILAH 64 96
KYENNA FEBRY TALITHA
15
PESIK 52 84
16 M. AL-GHIFARI NUGRAHA 32 84
17 M. BINTANG SUHERMAN 48 88
18 MAURY TANIA LANDEN 52 84
19 MOCH. KAKA PADILAH 64 84
MUHAMAD IHSAN
20
SUPARMAN 56 96
21 MUHAMMAD ARFII YUSUF 56 84
MUHAMMAD RAYHAN
22
SAIFUL AL 40 68
23 NAYLA MULYADI PUTRI 48 84
24 NONA ANGLING DWI HAYATI 40 80
25 PADLAN 56 88
26 PUTRI MEISYA AULIA 48 92
27 RASYA ADITYA PUTRA 52 76
28 RIANTI 56 88
29 SANDI MAULANA 56 96
30 SHEVIRA KARIB JAPANI 48 76
31 SILVI YANTI 56 84
32 SUSI SUSANTI 80 96
33 VIONA FRANSISKA 68 80
34 YUDHA JULIANA PASHA 68 100
35 AIRA RAHMA DANTI 80 96
36 ALIF YORIS ALMALIKI 64 100
37 ANDINI SALSABILA 84 88
38 ARDI SAPUTRA 36 76
39 AURA AZ-ZAHRA 68 88
40 AZQYA NURRAILY 64 88
41 DE SELI LARASSATI 64 88
42 DEVINA SANDRA KIRANA 32 64
43 ECA CAHYANI 60 100
44 ERLITA SUDJODI 68 92
FEBRIAN MAULANA
45
FATURROHMAN 84 96
46 HASYA HURAN ANGGAWIE 52 80
47 INESTA 56 88
48 JIHAN MAHARANI 64 92
49 LAIRA VIRLANDA 36 76
50 M. NAZRIEL JULI RAHMAN 48 80
51 MELISA 60 92
MUHAMAD NAZRIL
52
RAMDHANI 64 92
53 MUHAMMAD ADZIRA 56 92
FACHRIZAL
MUHAMMAD AZZAMY
54
SAUQI AR 40 84
55 NADIATUL ALIYAH 40 96
56 NOVAL 44 80
57 PADLI 84 92
58 PUTRI RAMADANI AGUSTIN 36 80
59 RAY SATRIA 76 84
60 RAZWA ALIFA RHAMADANI 76 92
61 MUHAMAD AHRUL IBRAHIM 72 88
62 JOSEFH SETIAWAN 52 76
63 HAFIDZ WISNU YUDON 40 76
MUHAMAD RAMDHAN
64
ABDILLAH 80 92
65 DESI AMELIA 68 92
66 DIANI SALWA R 60 80
67 BUNGA AYUDIA 60 100
68 AIRA SEPTIRA PUTRI 80 84
69 ALDA ALDIANA PUTRI 72 88
ANDINI PRATIWI
70
ANGGRAENI 72 80
71 ARFAN MAULANA 68 92
72 AURA PUTRI 40 100

Contoh Pengisian Soal Pretest


Contoh Pengisian Soal Posttest
Langkah-Langkah Uji Normalitas Data
Langkah-Langkah Uji Hipotesis
Profil Sekolah

A. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SMP NEGERI 1 NAGRAK

2. NPSN : 20202380

3. Jenjang Pendidikan : SMP

4. Status Sekolah : Negeri

5. Alamat Sekolah : Jl. Raya Nagrak Cibadak

RT/RW : 4/6

Kode Pos : 43356

Kelurahan : Cisarua

Kecamatan : Kec, Nagrak

Kabupaten/Kota : Sukabumi

Provinsi : Jawa Barat

Negara : Indonesia

6. Posisi Geografis : -6.877873

106.796201

B. Data Pelengkap

7. SK Pendirian Sekolah : 0220/0/1981

8. Tanggal SK Pendirian : 1981-07-14

9. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

10. SK Izin Operasional : B-736/IMENPAN/7/81

11. Tgl SK Izin Operasional : 1981-07-09


12. Nama Wajib Pajak : SMPN 1 Nagrak

13. NPWP : 001432954405000

Jumlah Peserta didik :

1. Laki-laki : 444

2. Perempuan : 533

3. Total : 977
VISI-MISI DAN SEJARAH SINGKAT SEKOLAH

A. Visi Sekolah

“Tercipta lingkungan yang Kondusif dan unggul dalam

prestasi yang bertatanan Iman dan Taqwa ”

( disingkat TANGKUP IMTAQ )

B. Misi Sekolah

1. Membudayakan disiplin dalam melaksanakan tugas

2. Melaksanakan proses pembelajran yang kreatif dan inovatif

3. Mewujudkan keunggulan dalam prestasi akademik dan non akademik

4. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai bagi minat dan

bakat siswa

5. Mewujudkan peningkatan imtaq dan pengamalannya

6. Mewujudkan nuansa budaya agamis bagi seluruh warga sekolah

7. Menjadikan Sekolah sebagai lingkungan Pembelajaran

C. Sejarah Singkat Sekolah

SMP Negeri 1 Nagrak pertama kali didirikan pada tahun 1975 dengan

nama SMP Cargil yang dipelopori oleh beberapa orang tokoh masyarakat sekitar.

Sebelum memperoleh status negeri, SMPN 1 Nagrak merupakan kelas jauh dari

SMP Negeri 1 Cibadak pada tahun 1976 dengan Kepala Sekolah Bpk. Anwar.

Pada tahun 1981/1982 berstatus negeri dengan kepala sekolah definitive pertama ,

Bpk Acep Sadikin. Sampai saat ini penataan dan pembinaan masih terus

dilakukan untuk membangun sekolah ini supaya lebih baik lagi. Visi dan Misi

dijadikan arah pengembangan sekolah selaras dengan cita-cita pendirinya. SMP


Negeri 1 Nagrak Mempunyai Visi yaitu “Tercipta lingkungan yang Kondusif dan

unggul dalam prestasi yang bertatanan Iman dan Taqwa”.


Dokumentasi Kegiatan
RIWAYAT HIDUP

Siti Patonah, lahir di Sukabumi pada tanggal 12 bulan

Agustus tahun 2000 sebagai anak pertama dari dua bersaudara

yang merupakan anak kandung dari bapak Suherman dan ibu

Sutini.

Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN

Jelegong Desa Balekambang Kec. Nagrak Kabupaten Sukabumi dan lulus pada

tahun 2012, Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Nagrak dan lulus tahun

2015, Sekolah Menengah Kejuruan di SMK Negeri 1 Cibadak dan lulus tahun

2018.

Pada tahun 2019 kemudian penulis melanjutkan kuliah pada Jurusan Pendidikan

Agama Islam di Institut Madani Nusantara (IMN), penulis juga telah

melaksanakan Praktik Profesi Keguruan di SMA Negeri 1 Cibadak, juga

menyelesaikan Kuliah Kerja Nyata di Desa Tenjojaya, Kecamatan Cibadak

Kabupaten Sukabumi. Dan akhirnya penulis menyelesaikan Program Sarjana pada

tahun 2023.

Sukabumi, 10 Oktober 2023

SITI PATONAH

Anda mungkin juga menyukai