Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Kiai Achamad Siddiq Jember untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan (S.Pd)
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pemdidikan Agama Islam
Oleh:
MAR’AH QONITATILLAH
NIM T20171321
SKRIPSI
Oleh :
Mar’ah Qonitatillah
T20171321
Disetujui Pembimbing
Dr. Mukaffan,M.Pd.I
NIP: 19780420200801011017
PENGESAHAN
SKRIPSI
Hari : Rabu
Tanggal : 05 Juli 2023
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Anggota:
1. Dr. Sarwan, M.Pd ( )
Menyetujui
Artinya: “Seungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri."Q.S ar-ra’d ayat 111
PERSEMBAHAN
1
https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-ar-ra-d-ayat-11-motivasi-mengubah-nasib-OcXb8
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Kepada kedua orang tua saya Baba dan mama yang tetap mendukung saya hingga
penulisan skiripsi selesai.
Juga diri saya yang melakukan proses tugas akhir dengan sendiri tanpa support system
dari orang lain ataupun pasangan, terimakasih telah kuat,semangat dan berjuang sejauh ini
dengan melawan ego serta mood yang tidak tentu selama penulisan skripsi
Keluarga besar, teman, sahabat dan semua pihak yang telah bertanya “kapan nyusul”.
“sampai mana skripsinya?”, “kapan wisuda?”, dan lainnya. Kalian adalah alasanku untuk
segera menyelesaikan tugas akhir ini.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalaminpuji dan syukur kami pujikan kepada Allah SWT, atas segala
rahmat-Nya, penulis telah diberi kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Word Square Dalam Meningkatkan
Keaktivan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidak Akhlak Kelas VII di MTS Nurul Huda
Desa Songon Pondok Joyo Kecamatan Semboro Kabupaten Jember” Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada baginda Rasululah SAW, yang telah menuntut umatnya
menuju jalan kebahagiaan dunia akhirat, dan semoga kita mendapat syafa’atnya di yaumil
akhir nanti.
Penulis menyadari skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya
dukungan, motivasi serta bimbingan dari pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati pada kesempatan ini penuis mengucapkan terimakasih yang sebesar-bersarna kepada :
1. Prof. Dr. Babun Suharto, SE, MM, selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)
]UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember.
2. Prof. Dr. Hj. Mukni’ah M. Pd. I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian ini.
3. Dr. Rif’an Humaidi, M. Pd.I, Selaku Kajur PI dan Bahasa yang telah memberikan
kesempatan dan fasilitas dalam mengerjakan tugas akhir.
4. Dr. Hj. Fathiyaturrahmah, M.Ag, selaku koordinator Program Studi Pendidikan
Agama Islam Universitas Islm Negeri Kiai Achmad Siddiq Jember yang telah
memberikan izin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian
5. Dr. Mukaffan,M.Pd.I selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu
dan pikiran dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan demi terselesaikan
skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan khususnya yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis sebagai bekal dalam mengarungi kehidupan di
dunia dan akhirat.
7. Kepada perpustakaan UIN KHAS Jember yang telah memberikan wadah dan sumber
literature sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
8. Mustofa, AF.SH selaku kepala Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda yang telah
memebrikan ijin kepada peneliti sekaligus membantu kelancaran penelitian yang
dilaksanakan
9. Susuanah, S.Pd selaku guru Akidah Akhlak di Mts Nurul Huda Songon Pondojoyo
Semboro Jember beserta dewan guru yang lainnya yang telah berkenan telah
memberikan informasi data yang dibutuhkan serta membantu proses proses
penyelesaian penelitian.
Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang bermanfaat dan
segala amal baik pihak –pihak yang tlah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas
Mar’ah Qonitatillah
NIM. T20171321
ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi bahwa penddidikan merupakan suatu faktor utama bagi
perkembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan dan memiliki daya saing yang
tinggi. Pada kurikulum menyembutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,menyenangkan, menenantang, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi praksa
kreativitas dan kemandirian sesuai bakat minat dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. Namun pada kenyataannya di dalam kelas terdapat beberapa masalah yang
terjadi yaitu dalam proses pembelajaran ada beberapa siswa yang cendrung pasif dalam
mengikuti pelajaran akidah akhlak, pada saat guru menjelaskan materi banyak siswa yang
tidak fokus pada penjelasan guru dan hanya ada beberapa siswa yang dominan aktif. Dengan
demikian penerapan model word square dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran akidah akhlak kelas VII MTS Nurul Huda Desa Songon Pondok Joyo
Kecamatan Semboro Kabupaten Jembe.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model word square terbukti dapat
meningkatkan kekatifan belajar siswa kelas VII dalam pembelajaran akidah akhlak dan
terlihat pada proses pembelajaran di kelas, antara lain siswa aktif serta jeli terhadap materi
pembelajaran yang belum di mengerti.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
MOTTO........................................................................................................... iv
PERSEMBAHAN........................................................................................... v
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Konteks Penelitian................................................................................ 1
B. Fokus Penelitian.................................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 9
E. Definisi Istilah...................................................................................... 10
F. Sistematika Pembahasan....................................................................... 12
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN.............................................................. 18
A. Kajian terdahulu.................................................................................... 18
B. Kajian Teori.......................................................................................... 22
BAB III METODE PENELITIAN................................................................ 41
A. Kesimpuan............................................................................................ 75
B. Saran .................................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 78
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang berisikan interaksi antara peserta didik
dengan para pendidik serta berbagai sumber pendidikan.2 Belajar adalah suatu proses
yang dilakukan indvidu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil dari penglaman individu itu sendiri dalam interaksi
di lingkungannya. 3 Proses belajar mengajar merupakan suatu proses pendidikan yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan peserta didik atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan peserta didik itu merupakan
syarat utama berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa
belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan guru
dengan peserta didik tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal in bukan hanya
menyampaikan pesan berupa mata pelajaran melainkan penanaman sikap dan nilai
pada diri peserta didik yang sedang belajar.4
Melalui pendidikan diharapkan dapat mengubah pola pikir manusia menjadi lebih luas
dan tingkah laku yang berkualitas Selain itu pendidikan juga sering disebut proses
mendidik, proses mendidik tersebut secara umum biasanya dilakukan di sekolah,
institute, akademik, sekolah tinggi, universitas dan lain sebagainya. Menurut Ki
Hadjar Dewantoro “Pendidikan dimulai dari lahir sampai mati”. Dan pendidikan
merupakan tolak ukur kualitas sumber daya manusai. Pendidikan pun menjadi
permasalahan nasional yang penting untuk dikembangkn menuju perbaikan-perbaikan
demi meningkatkan mutu pendidikan. Penangan pendidikan yang serius dapat
memajukan suatu bangsa
Adapun perintah Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Al-Mujadalah ayat 11 tentang
keutamaan menuntut ilmu(pendidikan) yang berbunyi:
ٓ ح هّٰللا ُ لَ ُك ۚ ْم َواِ َذاقِ ْياَل ْن ُش ُزوْ افَا ْن ُش ُزوْ ا يَرْ فَ ِع هّٰللا ُ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ِ ِاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا قِ ْي َل لَ ُك ْم تَفَ َّسحُوْ ا فِى ْال َم ٰجل
ِ س فَا ْف َسحُوْ ا يَ ْف َس
ٰ واالع ْلم َدر ٰج ۗتٍو
اللّهُبِ َماتَ ْع َملُوْ نَخَ بِيْر َ َ َ ِ ْ ُِم ْن ُك ۙ ْم َوالَّ ِذ ْينَاُوْ ت
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, “Berilah
kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah, niscaya Allah akan
2
Nana Syaodih Sukmadinata Metode penilitian pendidikan, Bandung (PT. Remaja Rosdakarya, 2005), cet 1
hal.24-25
3
Tohirin,Psikologi pembelajaran pendidikan agama islam Jakarta ( PT. Raja Grafindo Persada 2005), hlm. 8
4
Moh. Uzar Usman Menjadi Guru Profesional Jakarta (PT. Remaja Rosdakarya 2000), cet 3 hlm. 4
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka
berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Mahateliti
apa yang kamu kerjakan.5Adapun penddidikan
5
Kemetrian Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, ( Jakarta : Kementrian Agama RI, 2018 ),Al-Mujadalah [58] :
11
6
Marasudin Siregar, Metode Pengajaran Agama, (Semarang : Fakultas Tarbiyah IAIN Wali Songo, 2003), hlm.
181
7
Basyirudin Usman dan Asnawir, Media Pembelajaran, ( Jakarta, Delia Citra Utama, 2002), hlm. 21
Dalam kegiatan pembelajaran terdapat dua kegiatan yang sinergik,
yakni guru mengajar, dan siswa belajar. Guru mengajarkan bagaimana siswa harus
belajar, sementara siswa belajar bagaimana seharusnya belajar memlalui berbagai
pengalaman belajar sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dari aspek yang
kognitif, afektif dan psikomotorik. Guru yang kompeten akan lebih mampu
menciptakan lingkungan yang efektif dank an lebih mampu mengelola proses belajar
mengajar, sehingga hasil belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.8
Guru harus pandai memilih dan mempergunakan tekhnik atau metode yang
akan di gunakan. Metode tertentu tidak bisa dikatakan baik untuk setiap tujuan dalam
setiap situasi. Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Guru hendaknya
memilih metode yang paling banyak mendatangkan hasil. Karena seorang guru selalu
berkecimpung dalam prose mengajar., bila ia ingin benar-benar menginginkan tujuan
dapat dicapai secara efektif dan efesien, maka penguasaan materi tidaklah mencukupi.
Betapapun menarik materi yang disampaikan dengan cermah, otak tidak akan
lama menyimpan onformasi yang diberikan, karena tidak terjadi proses penyimpanan
dengan baik. Dengan demikian dibutuhkannya penggunaan strategi pembelajaran
aktif. Terutama bagi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif
akan sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas harian. Kenyataan ini sesuai
dengan kata-kata mutiara yang diberikan seorang filosof kenamaan dari cina,
Konfusius dia mengatakan.9
“Apa yang saya dengar, saya lupa. Apa yang saya lihat, saya ingat. Apa yang
saya lakukan, saya paham”
8
Suryasubroto Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta, Rineka Cipta, 1997), hlm. 4
9
Hisyam Zaini dkk, Strategi Pembelajarn Aktif (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008), hlm. 14-15
sejak kecil akan dapat memebntuk perilaku beragama yang tinngi apabila sudah
dewasa. Jika hal ini tercapai maka kemajuan agama islam nantinya akan terwujud.
Metode menurut winarno surakhmad (1986) diartikan cara yang dalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode
mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang digunakan,
makin baik pula tujuan yang dicapai. Teknik adalah jalan atau alat (way or means)
yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan siswa ke arah tujuan yang ingin
dicapai. Guru yang efektif, sewaktu waktu siap menggunakan berbagai macam
metode (teknik) dengan efek dan efesien menuju tercapainya tujuan.10 Oleh karena itu
peneliti mengambil judul
A. Fokus Penelitian
Perumusan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan istilah fokus
penelitian. Bagian ini mencantumkan semua fokus penelitian harus disusun secara
singkat, jelas, tegas, spesifik, dan oprasional yang dituangkan dalam bentuk
kalimat tanya.11
1. Bagaimana implementasi model word square dalam meningkatkan keakifan
belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak di kelas VII di MADRASAH
10
Dr. Agus Pahrudin, M.Pd. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam Di Madrsah (Bandar Lampung,
2017) Hlm: 3-4
11
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Jember : IAIN Jember 2017) hlm. 44
TSANAWIYAH NURUL HUDA SONGON PONDOK JOYO SEMBORO
TAHUN 2022
2. Bagaimana pelaksanaan model word square dalam meningkatkan keaktifan
belajar siswa pada mata pelajaran
akidah akhlak dikelas VII di MADRASAH TSANAWIYAH SONGON
PONDOK JOYO SEMBORO TAHUN 2022?
3. Bagaimana evaluasi model word square dalam meningkatkan keaktifan belajar
siswa pada mata pelajaran akidah akhlak kelas VII di MADRASAH
TSANAWIYAH NURUL PONDOK JOYO SEMBORO JEMBER TAHUN
2022?
B. Tujuan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian adalah menemukan pengembangan, dan
membuktikan pengetahuan. Sedangkan secara secara khusus tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menemukan. Menemukan berarti sebelumnya belum ada
atau belum diketahui. Dengan metode kualitatif, maka penelitian dapat
menemukan pemahaman yang luas dan mendalamj terhadap situasi sosial yang
kompleks, memahami interaksi dalam situasi sosial tersebut sehingga dapat
ditemukan hipotesis, pola hubungan yang akhirnya dapat dikembangkan menjadi
teori.12
Bedasarkan fokus penelitian diatas maka tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mendeskripsikan impelementasi model word square dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak kelas
VII di MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SONGON PONDOK
JOYO SEMBORO JEMBER
2. Untuk mendeskripsikan bagaimana pelaksanaan model word square dalam
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran akidah akhlak VII di
MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SONGON PONDOK JOYO
SEMBORO JEMBER
3. Untuk mendeskripsikan evaluasi model word square dalam meningkatkan
keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Akidah akhlak kelas VII di
MADRASAH TSANAWIYAH NURUL HUDA SONGON PONDOK JOYO
SEMBORO KABUPATEN JEMBER
12
Sugiono Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung Alfabeta, 2014) hlm. 9
C. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah
selesai melakukan penelitian. Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoristis dan
praktis, seperti mnafaat bagi peneliti., intasi dan masyarakat secara keseluruhan.
Manfaat penelitian harus realistis13
Manfaat yang diharapkan dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini dapat menjadi contoh bagi guru-guru untuk
meningkatkan keaktifan siswa dan pemnggunaan model pembelajaran word
square. Model pembelajaran word square dapat digunakan oleh mata pelajaran
apa saja oleh karean itu bisa sebagai refrensi untuk mata pelajaran lainnya.
Selain itu juga dapat menjadi sebuah nilai tambah pengetahuan dalam bidang
pendidikan.
2. Manfaat praktis
a) Manfaat praktis bagi peneliti
1) Peneliti mampu menerapkan model pembelajaran word square yang
sesuai dalam materi pembelajaran tertentu. Serta peneliti mampu
mengetahui dan wawasan mengenai materi dan model pembelajaran
word square.
b) Manfaat praktis bagi pembaca
1) Untuk menambahkan pengetahuan tentang pembelajaran word square
D. Definisi istilah
Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik
perhatian peneliti didalam judul penelitian. Tujuannya agar tidak terjadi kesalahan
dalam memahami makna terhadap istilah sebagaimana yang dimaksud oleh peneliti.
E. Definisi Istilah
1. Implementasi
Implementasi merupakan penerapan atau pelaksanaan yang berkaitanj dengan
perencanaan, implementasi biasanya digunakan jika dianggap sempurna dan
implementasi bukan suatu aktivitas tapi suatu kegiatan yang terencana un tuk
mencapai tujuan.
2. Model pembelajaran
13
Tim Penyusun PedomanPenulisan Karya Ilmiah (Jember, IAIN Jember Pres, 2017), 45
Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau
pembelajaran dalam tutorial.
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran.
3. Word square
Word square adalah model pembelajaran yang model pembelajaran yang
memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam
mencocokkan jawaban pada kotak-kotak
4. Akidah akhlak
Akidah akhlak suatu sikap yang diwujudkan dalam tindakan atau perbuatan
yang dilakukan dalam kehidupan sehari hari deangan memgang teguh
kepercayaan atau keimanan yang kuat dalam diri seseorang.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembehasan berisikan tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang
dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Untuk mempermudah dalam
pemahaman maka penelitian mengurangikan bab-bab yang terdapat dalam
pembahasan ini, ada pun uraian sistematikan pembahasannya sebagai berikut:
Bab 3, merupakan bab yang membahas tentang metode penelitian. Bab ini
membahas tentang metode penelitian meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi
penelitian, subyek penelitian, tekhnik pengumpulan data, analisis data, serta tahap –tahap
penelitian.
Bab 4, merupakan bab yang membahas tentang penyajian data. Bab ini
membahas tentang gambaran objek penelitian, penilitian penyajian data, analisis data, serta
membahas temuan.
Bab 5, merupakan bab yang membahas tentang penutup. Yang meliputi
kesimpulan dan saran – saran. Fungsi bab ini adalah memproleh suatu gambaran dari hasil
peneliti, sedangkan saran – saran yang dapat membantun memberikan saran yang bersifat
konstruktif yang terkait dengan penelitian.
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Peneliti Terdahulu
Pada bagian ini peneliti mencantumkan nerbagai hasil penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat
ringkasannya, baik penelitian yang sudsh terpubliskan, maupun yang belum
terpubliskan (Skripsi, tesis, disertai dan sebagainnya) 14
Terdapat penelitian terdahulu dalam penelitian ini guna untuk melihat sejauh mana
orisinalitas dan posisi penelitian yang hendak dilakukan. Penelitian tersebut diantaranya:
Memaparkan bahwa penerapan model pembelajaran word square dapat dilihat aktivitas
belajar siswa meningkat. Hal tersbut terbukti dari nilai siswa yang meningkat yaitu dengan
mendapatkan nilai tinggi (baik) sebanyak 10 siswa (32,70%), tergolong sedang sebanyak 14
14
Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah (IAIN Jember Press 2017 hlm 45)
siswa (45.16%) dan tergolong rendah sebanyak 7 siswa (22,58%). Dengan demikian dapat di
pahami bahwa penggunaan model pemeblajaran word square pada maa pelajaran Akidah
Akhlak di MTS Aulia Cendika Palembang mempengaruhi aktivitas belajar siswa dan
meningkatkan akt ivitas belajar siswa, Haditerima dan Ho ditolak. (2.00<9,14>2,66)15
2. Puttry khairani 2017, “Penerapan model Word Square Utuk Meningkatkan Aktivitas
Belajar Matematika Kelas VII SMP Ali Imron Medan T.P”
3. Okta tamara allo 2017, “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan Materi Sifat-sifat Terpuji Melalui Metode Word
Square (PTK di Kelas VII Mts Daar El-Qolam Gintung Jayanti Tanggerang)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan dalam masalah dengan melihat siswa
menjadi berani dan aktif ketika mengemukakan pendapatnya. Dengan menggunakan metode
word square sudah meningkat seiring pengalaman yang telah mereka lakukan dari kegiatan
yang sebelumnya. Antusias siswa sudah meningkat dalam kegiatan belajar. Berdasarkan
proses penelitian belajar dengan materi akhlak-akhlak terpuji dengan menggunakan metode
word square ketuntasan siswa sudah mencapai 100%17
4. Maria antonia godensi bati 2015 “ Penerapan Model Pembelajaran Word Square
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Sains SMAK Frateran Ndao Pada
Pokok Bahasan Saraf “
Hasil penelitian dengan menggunakan model word square ini nilai rata – rata
kelas untuk aspek kognitif meningkat dari 77,71 di siklus awal menjadi 83,16
di siklus akhir. Ketuntasan klasikal 66,66% sedangkan di siklus ke 2
15
Dian Ratnasari Penerapan Model Pembelajaran Word Square Terhadap Aktivitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII MTS Aulia Cendikia Pamlembang (Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang 2017)
16
Puttry Khairani Penerapan Model Word Square Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematik Kelas VII
SMP Ali Imron Medan T.P 2017
17
Okta Tamara Allo Upaya meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan
Materi Sifat-sifat Terpuji Melalui Metode Word Square (PTK Di Kelas VII Mts Darr El-Qolam Gintung Jayanti
Tanggerang) Fakultas dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Maulana Hasanuddin Banten
ketuntasan klasikal 87,50% hasil tersebut sudah mencapai target yang
diharapkan, yaitu sekurang- kurangnya 75% siswa nilai posttest_>75.18
5. Yayuk Puspa 2019 “Penggunaan Metode Pembelajaran Word Square Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri 32
Seluma”
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa pada proses
pembelajaran mengalami peningkatan yang sangat baik dengan siswa yang
lebih aktif, dapat bekerja sama sesama temannya, menghargai pendapat teman
yang lain sehingga membuat suasana belajar menjadi lebih menyenangkan.
Dengan demikian belajar siswa dengan penerapan word square berjalan
dengan baik, sehingga membuat siswa aktif karena proses pembelajaran lebih
menarik. 19
6. Sri Meliana Lubis 2020 “Analisis Pemanfaatan Model Pembelajaran Word Square
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK”
Hasil penelitian bahwa belajar siswa dapat meningkat dengan metode word
squre. Maka metode pembelajaran word square dapat dijadikan pertimbangan
dan alternative dalam menerapkan metode pembelajaran. Dimana metode
pembelajaran ini siswa harsu aktif karena menggunakan kotak-kotak sebagai
media yang didalamnya terdapat kata – kata itu vertical, horizontal, maupun
diagonal yang merupakan jawaban dari pertanyaan yang di kemukakan.20
18
Maria antonia godensi bati. “ Penerapan Model Pembelajaran Word Square Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas XI Sains SMAK Frateran Ndao Pada Pokok Bahasan Saraf “ (Fakultas Keguruan dan ilmu
pendidikan (Universitas Sanata Dharma) Yogyakarta.
19
Yayuk Puspa Penggunaan Metode Pembelajaran Word Square Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri 32 Seluma
20
Sri Meliana Lubis 2020“Analisis Pemanfaatan Model Pembelajaran Word Square Dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa SMK” (UMSU “Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Medan” Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kependidikan)
Adapun perbedaan dan permasalahan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan akan
tergambar secara terinci dalam table berikut ini:
Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan presektif dalam
melakukan penelitian. Pembahasan teori secara mendalam. Akan semakin
memperkuat wawasan peneliti dalam mengkaji permasalah yang hendak dipecahkan
sesuai dengan tujuan fokus dan peneliti.21
Word square dalam arti bahasa terdiri atas dua suku diantaranya “Word” yang
berarti “Kata” dan “Square” yang berarti “Pencarian”. Jadi menurut bahasa, arti word
square adalah pencarian kata. Padahal dari teori Urdang (Nurhidayah 2012) “Word
Square is a set of such that when arranged one beneath another in the from of a
square the read a like horizontally”artinya word square adalah sejumlah kata yang
disusun satu di bawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara
mendatar dan menurun.22 Adapun model word square merupakan perkembangan dari
metode ceramah yang diperkaya. Hal ini dapat di identifikasi melalui pengelompokam
metode ceramah yang diperkaya yang berorientasi kepada keaktifan siswa dalam
pembelajaran.
Model word square ini sesuai untuk semua mata pelajaran, tergantung
bagaimana pendidik dapat menyusun sejumlah pertanyaan yang dapat merangsang
peserta didik untuk berfikir secara efektif. Tujuan huruf maupun angka penyamar
bukan mempersulit peserta didik namun untuk melatih peserta didik agar memiliki
sikap teliti dan kritis. Menurut Mujiman yang dikutip oleh Andayani, mengatakan
21
Tim penyusun, Pedoman Karya Ilmiah (Jember : IAIN Jember Press, 2020) , hlm 46
22
Nurhidayah 2012, Penggunaan Metrode Word Square dalam Pemerolehan Kosa Kata Bahasa Prancis.
Tersedia pada http//repository. upi. edu/operator/upload/s_prs_0706015_chapter2.pdf.(diakses tanggal 03
april 2017)
bahwa “Model pembelajaran word square merupakan pengembangan dari metode
ceramah”.23 Dengan menggunakan model word square ini delama kegiatan belajar
mengajar pendidik mengimplemntasikannya dengan bantuan lembar kerja sebagai alat
untuk tingkat pemahamn siswa terhadap materi pembelajaran. Instrument utama
model ini adalah lembar kegiatan atau lembar kerja berupa pertanyaan yang perlu
dicari jawabannya pada susunan huruf acak yang terdapat pada kolom yang
disediakan. Sebelum menerapkan model word square maka pendidik terlebih dahulu
harus mempersiapkan media yang diperlukan dalam menerapkan model tersebut.
Media yang yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Model pembelajaran word square juga salah satu model pembelajaran yang
menekankan siswa untuk berfikir aktif dalam menyelesaikan tugas yang disajikan
oleh guru dalam bentuk pertanyaan dan jawaban. Pertanyaan dan jawaban ang
disajikan oleh guru tidak keluar dari materi pembelajaran.
Hal-hal yang dapat dijadikan indikator penilaian berbasis karakter oleh guru dalam
penerapan model word square, yaitu kemampuan siswa belajar baik secara individu
maupun berkelompok; kemampuan siswa menyelesaikan tugas kemampuan siswa
23
Andayani (ed), Problematika dan Aksioma dalam Metodologi Pembelajaran Bahasa Indonesia, Deepublish ,
Yogyakarta,2015
24
Zainal Aqib, Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inivatif) CV Yrama Widya Bandung
, 2014, hlm .31
25
Abdullah Sani Inovasi Pembeljaran PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm.92
26
Hamzah B Uno, Nurdin Mohammad, Belajar dan Pendekatan Paikem: Aktif, Inovatif,Lingkungan, Kreatif,
Efektif, Menarik. PT Bumi Aksara, Jakarta, 2014, hlm 92.
memahami materi melalui model pembelajaran word square dan sikap siswa dalam
menanggapi kegiatan pembelajaran.27
27
Dr, Musyianur. M.Pd Pemodelan dalam Pembelajaran:Mendesain Pembelajaran Menjadi Berkarakter Dan
Berkualitas Kompleks Jati Permai , Bandung, Jawa barat ; hlm 161
28
Wiwy T. Pulukadang Pembelajaran Terpadu ideas publishing 2021 Gorontalo, hlm , 96
29
Poerwodarminto, Kamus Besar Indonesia Jakarta, Balai Pustaka, 2006). Hlm 17
30
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta 2009) hlm 170
31
Dimyati da Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rinerka Cipta,2006). Hlm 82
merupakan unsur dasar yang penting bagi keberhasilan dalam proses pembelajaran.32 Ketika
siswa belajar dengan aktif berarti mereka yang mendominasi aktivitas. Dengan ini mereka
secara aktif menggunakan otak, baik yang menemukan ide pokok dari materi pembelajaran,
memecahkan persoalaan, atau mengapliukasikan apa yang baru mereka pelajari dalam
kehidupan nyata. 33
32
Agustiana Nurvutasari Pour, dkk Pengaruh Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Keaktifan Belajar
Siswa, (Jurnal Penelitian dan Pengkajian Ilmu Pendidikan_: e-saintika.2018. Vol 2 No. 1
33
Hasyim Zaini, Bermawy, Munthe, dan Sekar Ayu Aryani Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Center
Teaching Staff Development, 2016. xvi
34
Muklison Effendi Integrasi Pembelaran. (Jurnal Pendidikan Islam), Vol. 7 Nomor .2,2013) 284
35
Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta ,2013) .177
Guru mempunyai latar belakang yang tinggi memungkinkan guru untuk
memiliki pandangan dan pengetahuan luas mengenai pemahaman tentang
psikologi anak, unsur lingkungan, dan gaya belajar siswa, serta
pemahaman tentang berbagai metode/model pembelajaran, pengalam
mengajar guru juga akan mempengaruhi proses pembelajaran.
2) Sarana belajar
Sarana belajar dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sarana berarti
terdiri atas ketersediaan ruang kelas yang nyaman digunakan, media, dan
sumber belajar yang memadai, serta kondisi lingkungan belajar yang
mendukung. Ruang kelas yang nyaman adalah ruang kelas yang tidak terlalu
sempit, ventilasi memadai, ruang yang ditata rapid an ditamabah dengan
gambar-gambar yang dapat menarik siswa. Sekolah diharuskan
menyediakan sumber belajar yang dapat menunjang kebutuhan siswa.
lingkungan belajar yang mendukung berupa keadaan dan junlah guru yang
memadai serta terciptanya keharmonisan dan lingkungan sekolah. 36
b. Jenis Keaktifan Belajar Siswa
Jenis-jenis keaktifan belajar siswa menurut Diedriech (dalam Hamalik,2012 : 142)
meliputi sebagai berikut:
a. Visual activities, yang termasuk didalamnya membaca, memperhatikan
gambar demonstrasi
b. Oral activitie, seperti: menyatakan , merumuskan, bertanya , memberi
saran, mengeluarkan pendapat,
c. Listening activities, sebagai contoh mendengarkan percakapan, diskusi,
music, pidato.
d. Writing activities, seperti menulis cerita, karangan laporan.
e. Drawing aktivities, menggambar, membuat grafik, peta, diagram
f. Motor activities, tang termasuk didalamnya antara lain: memlakukan
percobaan, membuat kontruksi, bermain.
g. Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan, gembira,
bersemangat, bergairah, tenang.
Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan kekatifan siswa dapat dilihat dari
berbagai hal seperti memperhatikan (visual activities), mendengarkan diskusi, kesiapan
36
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: Prenada Media Group,
2013) 143-146
siswa, bertanya, keberanian siswa , mendengarkan, memecahkan soal (mental activities).37
Sebagai perencana pembelajaran, keaktifan guru sangat berperan dalam proses pembelajaran.
Guru diharapkan mampu untuk merencanakan kegiatan kegiatan pembelajran yang efektif
agar terciptanya kondisi pembelajaran yang diharapkan sehingga siswa dapat belajar secara
aktif dan efektif. Dalam hal ini guru harus memiliki pengetahuan yang cukuo tentang prinsip-
prinsip belajar sebagai merancang keagiatan pembelajaran seperti merumuskan tujuan,
memilih bahan, memilih model, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. 38
37
Waluyo Peningkatan Belajar Materi Ipa (jurnal pendidikan konvergensi) Lawean, Surakart, 2018 Hlm 130
38
Slameto, Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rinerka Cipta: 2010. Hlm 98
39
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rsdakarya 2016). Hlm 61
40
Dimyatidan Mujdiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006). Hlm 45
optimal. Optimalnya kadar keaktifan belajar siswa dapat dikondisikan dari sudut
siswa, guru, program belajar, situasi belajar dan dari sudut srana belajar. 41
3. Akidah akhlak
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata (‘aqoda, ya’qidu, ’aqdan- ‘aqidatan) yang
berarti simpulan, ikatan, sangkutan, perjanjian dan kokoh. Sedang secara teknis aqidah berarti
iman, kepercayaan dan keyakinan. Dan tumbuhnya kepercayaan tentunya di dalam hati,
sehingga yang dimaksud aqidaadalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul di dalam
hati.42Sedangkan menurut istilah aqidah adalah hal-hal yang wajib dibenarkan oleh hati dan
jiwa merasa tentram kepadanya, sehingga menjadi keyakinan kukuh yang tidak tercampur
oleh keraguan.43Ibnu Taimiyah (1983) menjelaskan makna “aqidah” sebagai “suatu perkara
yang harus dibenarkan dalam hati, dengannya jiwa menjadi tenag, sehingga jiwa itu menjadi
yakin serta mantap tanpa ada keraguan dan syakwasangka”. Sedangkan Al-Banna (1983)
mendefinisikan “aqidah”sebagai sesuatu yang seharusnya hati membenarkannya, sehingga
menimbulkan ketenangan jiwa dan menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan
keraguan”.44Menurut Hasan Al Banna disebutkan bahwa aqidah adalah beberapa perkara
yang wajib diyakinikebenarannya oleh hati yang dapat mendatangkan ketentraman jiwa,
menjadikan keyakinan yang tidak tercampur sedikitpun dengan keraguan-keraguan.45
Aqidah yang benar dan baik akan dapat mempengaruhi dalam hidup seseorang.
Hal itu dapat dilihat dari cara berfikir, bicara, budi pekerti atau akhlaknya.46 Sehingga dapat
disebutkan dalam Al-Qur’an (Qs. Al-An’am: 162-163)
Artinya:
a. Pengertian akhlak
Pengertian akhlak dilihat dari sudut bahasa (etimologi), perkataan
“akhlak” berasal dari bahasa Arab jama’ dari bentuk mufradnya
“khuluqan” yang menurut logat diartikan : budi pekerti, peringai, tingkah
41
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Pembelajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1996).
Hlm 30
42
6 Tadjab, Muhaimin, Abd. Mujib, Dimensi-Dimensi Studi Islam (Surabaya: Karya Abditama, 1994) Hlm. 241-
242
43
Abdullah bin ‘Abdil Hamid al-Atsari, Panduan Aqidah Lengkap (Bogor: Pustaka Ibnu Katsir, 2005) Hlm. 28
44
Muhaimin, M.A, Wacana Pengembangan Pendidikan Islam, (Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 2003) hlm. 303.
45
Zahruddin AR, dan Hasanuddin Sinaga, Pengantar Studi Akhlak (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 3.
46
Chabib Thoha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama (Semarang: Pustaka Pelajar, 2004), hal. 106
laku atau tabiat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian
dengan perkataan “khalqun” yang berarti kejadian, serta erat hubungannya
dengan “khaaliq” yang berarti Pencipta dan “Makhluk” yang berarti
diciptakan.47Dalam perkembangannya, akhlaq tumbuh menjadi suatu ilmu
yang berdiri sendiri, yatu ilmu yan memiliki ruang lingkup pokok bahasan,
tujuan, rujukan, aliran, dan para tokoh yang mengembangkannya. Istilah
akhlak juga mengandung etika dan moral. Etika adalah ilmu yang
menyelidiki mana yang baik dan mana yagn buruk dengan memperhatikan
amal perbuatn manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran.
Sedangkan moral ialah sesuai dengan ide-ide yang umum diterima tentang
tindakan manusia, mana yang baik dan wajar. Dalam kajian filsafat, istilah
etika dibedakan dengan moral, yakni etika lebih bersifat teori, sedangkan
moral lebih banyak bersifat praktis; etika memandang laku perbuatn
manusia secar universal (umum), sedangkan moral secara lokal; dan moral
menyatakan ukuran, sedangkan etika menjelaskan ukuran itu.48
b. Tujuan Pembelajaran Akidah Akhlak
47
Ibid, hlm, 11.
48
Muhaimin, M.A. op. cit. hal, 307.
49
Departemen Agama RI, Pedoman Khusus Aqidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah ( Jakarta : Dirjen
Kelembagaan Agama Islam, 2004), hlm. 34.
a.Aspek aqidah terdiri atas keimanan kepada sifat Wajib, Mustahil dan Jaiz
Allah, keimanan kepada kitab Allah, Rasul Allah, sifat-sifat dan Mu’jizat-
Nya dan Hari Akhir.
b. Aspek akhlaq terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadlu, ikhlas,
bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekad yang kuat, ta’aruf, ta’awun,
tafahum, tasamuh, jujur, adil, amanah, menepati janji dan bermusyawarah.
c. Aspek akhlaq tercela meliputi kufur, syirik, munafik, namimah dan
ghibah.50
BAB III
Metode Penelitian
Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah cara
teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang
dikehendaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna
mencapai tujuan yang ditentukan.51
50
Ibid ,-
51
Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. (Jakarta: Balai Pustaka, 2007). 134
menjadi puas dengan memperoleh jawaban dari penelitiannya apalagi kalau jawaban tersebut
sesuai dengan ukuran kebenaran peneliti.52
52
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta,2014), 20.
53
Sugiono, Metode Penelitian Kombinasi (Bandung, Alfabeta, 2015. 3.
54
Juliansyah Noor. Metodologi Penelitian: Skripsi, tesis disertai dan karya ilmiah. (Jakarta: Kencana, 2015). 9-10
apa yang kita harapkan atau mungkin ia sebagai penguasai sehingga akan
mempermudah peneliti dalam menjelajahi objek atau situasi sosial yang di
teliti.55 Di penelitian ini di ambil sampel yang daro bagian objek yang
dianggap mewakili dari Madrasah Tsanawiyah. Adapun subyek penelitian ini
adalah:
a. Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah (Mustofa. AF.S.H)
b. Guru Akidah Aklah Kelas VII Madrasah Tsanawiyah (Susianah. S. Pd)
c. Siswa kelas 7 Mts Nurul Huda (Alviana, Yusrolana)
4. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknologi pengumpulan data, maka penelitian tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standart yang ditetapkan.56Adapun teknik
pengumpulan data yang akan digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik secara
langsung maupun tidak lansung untuk memperoleh data yang harus
dikumpulkan dalam penelitian. Adapun observasi secara langsung adalah
kegiatan terjun ke lapangan dan terlibat seluruh pancaindra. Sedangkan
observasi secara tidak langsung adalah pengamatan yang dibantu melalui
media visual/audiovisual, misalnya teleskop, handycam, dll. Namun yang
terakhir ini dalam kualitatif berfungsi sebagai alat bantu karna sesungguhnya
observasi adalah pengamatan langsung pada “natural setting” bukan seting
yang suah direkayasa. Dengan demikian pengertian observasi penelitian
kualitatif adalah pengamatan secara langsung terhadap objek, situasi, konteks,
dan maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian. 57dengan
observasi di lapangan peneliti akan lebih memahami konteks data keseluruhan
situasi dan akan mendapatkan pengalaman langsung. Adapun data yang akan
diperoleh dengan menggunakan teknik observasi ini adalah:
55
Sugiono, Metode Penilitian Kualitatif (Bandung, Alfabet,2021), 95-96
56
57
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 105.
1) Perencanaan model pembelajaran word square terhadap keaktifan
siswa mata pelajaran aqidah akhlak madrasah tsanawiyah nurul huda
songon semboro jember
2) Pelaksanaan model pembelajaran word square terhadap kekatifan
siswa mata pelajaran aqidah akhlak madrasah tsanawiyah nurul huda
songon semboro jember
3) Evaluasi model pembelajaran word square terhadap kekatifan belajar
siswa mata pelajaran aqidah akhlak madrasah tsanawiyah nurul huda
songon semboro jember
a. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses memperoleh keterangan untuk tjuan peneliti
dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si penanya dengan si penjawab
atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (pedoman
wawancara).58Dengan penelitian ini teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara semi struktur, dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan dari jenis wawancara ini adalah
untuk menemukan masalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak
wawancara akandiminta pendapat dan ide- idennya. Dalam melakukan wawancara,
peneliti perlu mendengar secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan.59 Dengan wawancara ini, peneliti melakukan wawancara dengan guru MTS
nurul huda secara tatap muka yang menjadi informa bagi peneliti.
. Setelah selesai wawancara kemudian peneliti menyusun rencana mengajukan
pertanyaan dengan tidak berurutan dan secara baku. Sehingga teknik wawancara ini
dapat mempermudah peneliti untuk mengetahui secara lebih mendetail mengenai
berbagai data atau informasi yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.
Seorang informan adalah orang yang terlibat secara langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran, sehingga sangat esensial untuk dimintai berbagai informasi dan data
yang diperoleh lebih akurat dan terpercaya.
Adapun data yang ingin peneliti peroleh melalui wawancara adalah sebagai berikut:
1) Implementasi model pembelajaran word square terhadap keaktifan siswa mata
pelajaran aqidah akhlak MTS nurul huda songon semboro jember
58
Moh. Nazir, Metode Penelitian. (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013) hlm 170
59
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, R&D, 233.
2) Pelaksanan model pembelajaran word square terhadap kekatifan siswa mata
pelajaran aqidah akhlak MTS nurul huda songon semboro jember
3) Evaluasi model pembelajaran word square terhadap kekatifan belajar siswa mata
pelajaran aqidah akhlak MTS nurul huda songon semboro jember.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumentasi
biasannya berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang.
Studi dokumentasi merupakan perlengkapan dari penggunaan metode wawancara
dalam penelitian. Dokumentasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
sumbernya sangat berguna dalam penelitian kualitatif sebagai pelengkap data yang
diperoleh dapat diprcaya. Metode dokumentasi ini dicantumkan guna untuk
memperoleh data sebagai berikut:
1) Data yang berbentuk tertulis, guna untuk kondisi objektif diantarannya:
a) Profil MTS Nurul Huda
b) Visi, Misi, dan Tujuan MTS Nurul Huda
c) Data jumlah guru, tenaga kependidikan, dan data jumlah peserta didik MTS Nurul
Huda
d) Sarana dan prasarana MTS Nurul Huda
e) Struktur organisasi MTS Nurul Huda
2) Data yang berbentuk gambar, diantarannya:
a) Foto kegiatan pembelajaran word square
b) Foto Gedung MTS Nurul Huda
5. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengorganisasian data
mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satu uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh
data.60Aktivitas dalam menganaisis data, yakni terdiri dari tiga alur yaitu
terjadi secara bersama, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan. Adapun aktivitas dalam analisis data adalah sebagai berikut:
a. Condensasi data
Pada buku Miles & Huburmen ditulis “Data Condensation rfers to the
proses selecting, focusing, simplifying, and/or transforming the data that
60
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), Hlm 103
appear in the full corpus (body) of written up field note, interview,
transcripts, document, and other empirical material.
Kondensasi data adalah proses menyeleksi,menmfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksi dan mengubah catatan lapangan, transkip
wawancara, dokumen dan materi (temuan) empiric lainnya. Menguap menjadi
lebih padat (air). Letak perbedan antara reduski dengan condensasi terletak
pada cara menyederhanakan data. Reduski cendurung memilah kemudian
memilih, sedangkan condensasi menyesuaikan seluruh data yang dijaring
tanpa harus memilah (mengurangi) data.61
b. Data display
Kegiatan utama yang kedua setelah melakukan reduksi data, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplay data. Display dalam konteks ini adalah
kumpulan informasi yang telah tersusun yang membolehkan penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan data display dalam kehidupan sehari-
hari atau dalam interaksi. sosial masyarakat terasing, maupun lingkungan
belajar di sekolah atau data display surat kabar sangat berbeda antar satu
dengan yang lain. Namun dengan melihat tayangan atau data display dari
suatu fenomena akan membantu seseorang memahami apa yang terjadi atau
saat mengerjakan sesuatu. Kondisi yang demikian akan membantu dalam
meakukan analisis lebih lanjut berdasarkan pemahaman yang bersangkutan.
Bentuk display data dalam penelitian kualitatif yang paling sering yaitu teks
naratif dan kejadian atau peristiwa itu terjadi di masa lampau.62
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif temuan baru yang sebelumnya
belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek
yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau
teori.63
d. Kesimpulan/Verifikasi
61
Mathew B. Miles, dkk,Qualitative Data Analysis (Amerika : Sage, 2014). Hlm 31
62
Muri Yusuf, Metode Penelitian (Jakarta: Kencana, 2014) hlm 408-409
63
Sugiyono, …. 253.
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah
penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara, dan akan berubah apabila ditemukan bukti-bukti yang kuat dan mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada
tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kensimpulan
kredibel.64
6. Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif yang diuji adalah datanya. Oleh karena itu Susan
Stainback (1988), menyatakan bahwa penelitiankualitatif lebih pada
menekankan pada aspek validalitas. Temuan atau data dapat dinyatakan valid
apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Tetapi perlu diketahui bahwa
kebenaran realitas data menurut penelitian kualitatif tidak bersifat tunggal
tetapi jamak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa uji keabsahan data adalah
upaya menguji kesalahan suatu data dalam sebuah penelitian jenis kualitatif.
Keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi.
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada.
Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data
dari berbagi sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi pengumpulan data, dan
triangulasi waktu.65
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data, yang dilakukan dengan
cara mengecek data yang telah diperoleh melalui berbagai sumber.
b. Trianguasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sm dengan teknik yang berbeda, misal
data yang diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,
dokumentasi. Jika dengan tiga teknik tersebut menghasilan dta yang berbeda,
64
Sugiyono, Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, hlm 252
65
Sugiyono, …. 273.
maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut dengan sumber data untuk
memastikan mana yang dianggap benar.
c. Triangulasi Waktu
Waktu yang sering mempengaruhi kredibilitas (keabsahan) data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada narasumber masih
segar, belum banyak msalah, akan memberikan data yang valid sehingga
kredibel. Untuk itu dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan
dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik
lainnya dalam waktu atau situasi yang berbeda. Jika menghasilkan dta yang
berbeda, maka harus dilakukan secara berulang-ulang hingga ditemukan
kepastian datannya.
7. Tahap-tahap Penelitian
Pada bagian ini tahapan penelitian, peneliti menguraikan rencana pelaksanaan
yang akan dilakukan dalam penelitian. Mulai dari penelitian terdahulu,
pengembangan desain, penelitian sebenarnya dan sampai pada penulisan
laporan.66
a. Tahap Pra Lapangan
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan dan persiapan senelum
terjun langsung dalam kegiatan penelitian. Adapun kegiatan penelitian
yang dilakukan adalah menyusun rancangan penelitian, kumjungan
lapangan untuk mengetahui lokasi penelitian, mengurus perizinan,
menyusun instrumen penelitian yang akan dilakukan.
e. Tahap Penelitian lapangan
Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri untuk menggali dan
mengumpulkan data dari berbagai sumber dibuat suatu analisi data mengenai
penerapan pembelajaran word square terhadap keaktifan siswa MTS nurul
Huda songon kec. Semboro jember. Selanjutnya menganalisis sata dengan
menggunakan prosedur yang telah ditetapkan oleh peneliti.
c. Tahap Anaisi Data (Penulisan Laporan)
Pada tahap ini peneliti menyusun kerangka laporan hasil penelitian kemudian
data dianalisis dan disimpulkan dalam bentuk karya ilmiah yaitu berupa
laporan penelitian dengan mengacu pada laporan penulisan karya tulis ilmiah
66
Tim penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Hlm 48
yang berlaku di Universita Islamic Negeri KH Achmad Siddiq Jember (UIN
KHAS) Jember
BAB IV
ketahun, bahkan sampai sekarang sudah memiliki 9 lokal, 1 ruang kepala sekolah,
1 ruang kantor tata usaha, 1 ruang guru, 1 ruang perpustakaan. Sampai sekarang
MTs Nurul Huda dipercaya oleh masyarakat dengan penambahan jumlah murid
67
Dokumentasi, Jember, 29 januari 2023
yang signifikan menjadi 3 kelas untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan total 3
berjumlah 32 orang guru dan 10 karyawan serta 637 siswa dari 16 ruang belajar68
FOTO MTS
b. Profil MTs Nurul Huda69
NSS : 212350090112
Kabupaten : Jember
Kecamatan : Semboro
Telepon : 085655824100
Daerah : Pedesaan
Akreditasi :B
68
Mts Nurul Huda, Dokumentasi “Sejarah Mts Nurul Huda Jember” 29 Januari 2023
69
Mts Nurul Huda “Sejarah Mts Nurul Huda Jember” 29 Januari 2023
Bangunan Sekolah : Milik Sendiri
Email :
Webiset :
Kurikulum : 2013
c. Visi, Misi Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda
a) Visi Madrasah Tsanawiyah
I. Terwujudnya generasi muslim yang cerdas dan berakhlaqul karimah
b) Misi Madrasah Tsanawiyah
1. Melaksanakan pembelajaran dan pendampingan secara efektif sehingga
setiap peserta didik dapat berkembang dengan memiliki nilai UASBN di
atas standard minimal
2. Melaksanakan pembelajaran ektrakulikuler secara efektif sesuai minat dan
bakat sehingga peserta didik memiliki keunggulan dalam belajar mandiri
dan berbagai lomba akademik/non akademik.
3. Mengadakan komunikasi dan koordinasi antar sekolah, masyarakat, dan
orang tua, dan instansi lain yang terkait secara kesinambungan
4. Melakukan pembiasaan solat dhuha dan solay wajib berjamaah
5. Membudayakan doa sebelum dan sesudah dimulainya pelajaran
6. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengalaman ajaran islam
sehingga peserta didik menjadi tekun beribadah, jujur, disiplin, tanggung
jawab, sopan dan santun serta menyanyangi sesama.
c) Tujuan Madrasah Tsanawiyah
Tujuan Khusus MTs Nurul Huda adalah:
a) Terbentuknya tenaga pendidik yang professional dan karyawan yang
non akademik.
2) NIP : 8636747650200052
3) Pangkat/Gol : Pembina/ IV A
Kab. Jember
7) Telepon : 085655824100
3. Struktural/JFU PNS :1
Kelas Jumlah 73
1 64
2 45
3 35
Jumlah 141
Metode pengumpulan data untuk penelitian ini yaitu melalui teknik wawancara,
penelitian, peneliti menyajikan data yang berkaitan dengan Implementasi Model Word
Square Dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar siswa Pada Mata Pelajaran Akidah
Huda
73
Mts Nurul Huda “Jumlah peserta didik Mts Nurul Huda” 29 Januari 2023
74
Mts Nurul Huda” Data Sarana dan Prasarana Mts Nurul Huda” 29 Januari 2023
dari itu perencanaan merupakan salah satu unsur terpenting dalam pembelajaran yang
Square dalam Meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran akidah
akhlak di kelas 7 Mts Nurul Huda dilakukan untuk mempermudah guru dalam
Januari sampai dengan tanggal 1 Maret 2023, peneliti berinteraksi dengan kepala
sekolah, guru mata pelajaran Aqidah Akhlak, dan beberapa siswa kelas 7. Dapat
diketahui bahwa perencanaan dari pembelajaran Akidah Akhlak kelas 7 di MTs Nurul
Huda Jember peneliti menemukan dokumen yang menurut peneliti berkaitan dengan
Di sekolah Madrasah Negeri ini memiliki potensi siswa dan guru yang sangat
luar biasa powernya untuk meningkatkan keunggulan lembaga. Saya sangat senang
melihat guru-guru disini antusias mengerahkan yang terbaik dalam proses
pembelajarannya sehingga sesuai dengan kurikulum yang saat ini diterapkan yaitu
2013. Salah satu guru yang telah menerapkan penggunaan metode pembelajaran
dalam kegiatan belajar mengajar.76
Dilihat dari pernyataan tersebut MTs Nurul Huda tidak hanya pendidikannya yang
berkembang dengan baik, akan tetapi kurikulum yang di berikan dalam kegiatan
belajar mengajarnya sudah mengikuti aturan yang terbaru termasuk mata pelajaran
Hal ini juga disampaikan oleh Ibu Susianah selaku guru mata pelajatan PAI di
kelas VII.
Huda jember telah menerapkan kurikulum terbaru yaitu kurikulum 2013, dan setiap
guru mata pelajaran harus menggunakan model pembelajaran agar siswa tidak merasa
guru mata pelajaran harus sudah menyiapkan. Guru telah melaksanakan musyawarah
guru mata pelajaran (MGMP) yang mana pada forum MGMP ini terdapat sesi sharing
terkait RPP mulai dari permasalahan yang dialami siswanya, serta sampai beberapa
Hal ini sesuai dengan pernyataannya Bapak Mustofa selaku kepala sekolah
perencanaan yang telah di rumuskan di perangkat pembelajaran yaitu RPP oleh setiap
guru mata pelajaran. Bapak Mustofa telah menerapkan model pembelajaran dengan
menggunakan metode Word Square untuk melatih kekatifan dan untuk melatih
kejelian siswa Mts Nurul Huda jember. Hal ini bertujuan supaya kegiatanbelajar
telah di buat oleh guru mata pelajaran dijadikan pedoman langkah mengajar sehingga
dengan menyuruh salah satu peserta didik memimpin doa dengan tujuan membiasakan
dan menumbuhkan karakter relegius peserta didik. Guru mengechek peserta didik
dengam absensi siswa yang ada di meja guru dan mengondisikan suasana belajar.
Namun pada saat penelitian guru mata pelajaran Akidah Akhlak menggunakan
metode pembelajaran Word Square dengan sintaks pertama yaitu guru menerakan
materi terlebih dahulu dengan jelas.Kemudian guru memulai dengan memberi arahan
peraturan terkait waktu dalam pengerjaan pada metode pembelajaran Word Square.
Dalam pengeksekusian ini lah siswa dilatih untuk aktif, kejelian serta berfikir kritis
Word Square, huruf-huruf tertentu pada setiap jawaban berkaitan dengan jawaban lain
sehingga peserta didik akan merasa kesulitan ketika tidak mampu menjawab salah
Keaktifan Belajar Siswa Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Mts Nurul
Penerapan metode Word Square di kelas VII Mts Nurul Huda Jember. Pada
Qur’an mengenai Pengertian Iman, Islam, dan Ihsan, lalu menejlaskan hubungan
antara ke 3 nya , sebelumnya peserta didik telah di perintahkan untuk belajar terlebih
dahulu di rumah mengenai materi besok yang akan disampaikan. Setelah guru
menjelaskan materi pembelajaran secara jelas dan padat, guru memberi waktu untuk
memahami apa yang telah di sampaikan dan apa yang masih dibingungkan sehingga
menimbulkan pertanyaan. Guru memberikan kesempatan ini untuk peserta didik bisa
menelah dan mengasah kemampuan kritis mereka. Jikalaupun tidak ada pertanyaan
dari peserta didik, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat
Islam, Ihsan dan juga menyebutkan rukun islam, dan hubungan anatara 3 nya .Sama
seperti pertemuan pertama, yang mana setelah guru menjelaskan materi secara jelas
dan padat, peserta didik diberi waktu untuk memahami dan menjelaskan ulang materi
tanpa melihat buku dan memberikan contoh yang ada dalam kehidupan yang
seperti pertemuan pertama dan kedua, peserta didik mendengarkan materi yang
disampaikan oleh guru. Setelah itu, peserta didik diberi waktu dan kesempatan untuk
menjelaskan apa yang telah mereka pahami tanpa melihat buku dan memberikan
contoh yang ada dalam kehidupan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.
Pertemuan ke empat, guru melatih daya ingat materi-materi yang telah dibahas pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya. Lalu guru memberikan intruksi bahwa kita akan belajar
sambil bermain dengan selembar kertas yang diberikan kepada setiap peserta didik yang telah
terdapat pertanyaan-pertanyan yang mana bentuk dari pertanyaan tersebut adalah teka-teki
silang yang harus di jawab dan jawaban perhurufnya ditulis di dalam masing-masing kotak
Sebelum guru memberikan perintah untuk mengerjakan soal-soalnya ini, guru memberikan
pengantar pengarahan mengenai kata kunci yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan.Peserta didik diberi soal teka-teki silang untuk dijawab. Saat mengerjakan soal
teka-teki silang ini lah peserta didik melatih berfikir kejelian untuk menemukan jawaban
yang tepat yang sudah sesuai dengan kotak yang sudah ditentukan. Lalu guru megoreksi
jawaban teka-teki silang bersama dengan peserta didik dan memberikan Reward berupa
hadiah, pujian, maupun nilai kepada individu yang paling banyak mengisi kotak teka teki
silang dengan benar. Guru memberi kesimpulan dan memberi waktu kepada siswa untuk
bertanya.
Proses pembelajaran di Mts Nurul Huda guru tidak hanya berperan sebagai
pusat pembicara atau lebih dikenal dengan metode ceramah, tetapi guru di sini juga
penjelasan-penjelasan peserta didik yang sedikit tidak sesuai dengan teori yang
pembelajaran yang dibuat oleh guru Mts Nurul Huda Jember direncanakan secara
yang main-main dalam proses pembelajaran dan tidak memperhatikan guru dan teman
lemparan perintah untuk menjelaskan kembali apa yang telah di jelaskan sebelumnya.
Tujuan ini, supaya peserta didik kembali fokus pada materi yang diajarkan dan dapat
Hal ini diperkuat oleh tanggapan Ibu Susianah dan selaras dengan tujuan
pembelajaran yang diinginkan oleh beliau selaku guru Akidah Akhlak Mts Nurul
Huda Jember yaitu,
Saat perubahan Kurikulum KTSP ke Kurikulum 2013 pembelajaran sudah
saya pastikan tidak lagi harus guru yang berceramah menerangkan materi dari awal
sampai selesai yang membuat peserta didik menjadi bosan dan bahkan mengantuk
saat proses pembelajaran. Ketika menjelaskan Bapak juga suka memberikan contoh
dan mengait-ngaitkan mata pembelajaran Aqidah Akhlak ini dengan kehidupan
sehari-hari, karna dengan ini anak-anak bapak dapat memahami apa arti dan maksud
materi yang telah disampaikan untuk supaya diimplemetasikan di kehidupan mereka
masing-masing sebagai bekal dasar melakukan sesuatu yang sesuai dengan syariat
Agama Islam.79
79
Susianah “Wawancara” 14 Februari 2023
c. Evaluasi Implementasi Word Square dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Madrasah Tsanawiyah
Metode Word Square kelas 7 Mts Nurul Huda dilakukan untuk sejauh mana peserta
didik dapat menguasai materi yang telah diajarkan oleh guru. Tujuan dari Evaluasi
sendiri adalah untuk mendeskripsikan dan mengetahui keaktifan dan daya berfikir
Alfiana yaitu
Tiga unsur Iman, Islam, Ihsan itu tidak dapat dipisahkan anatara satu dengan
yang lainnya dalam Aqidah Islamiyah. Iman sebagai bentuk keyakinan, Islam sebagai
bentuk Ibadah, dan Ihsan sebagai bentuk perbuatan baik kepada Allah SWT maupun
sesame.80
Sebagaimana hasil dari jawaban subjek penelitian pertama bernama Alfiana
mampu menguasai indikator berfikir aktif, kritis, dan jeli .Hal ini dibuktikan ketika
guru mata pelajaran Akidah Akhlak pada pertemuan ketiga yang menjelaskan materi
Hubungan Tiga Unsur Iman, Isla, Ihsan, Alfiana dapat menjelaskan secara jelas dan
mencontohkan dalam kehidupan sehari-hari. Pada metode Word Square Alfiana juga
Ruang lingkup Ihsan lebih umum dari pada iman, dan iman lebih umum dari
pada islam, Maksudnya. Seorang hamba tidak bisa menuju ke ihsan kecuali apabila ia
telah merealisasikan iman dan isahn lebih spesifik dari sisi pelakunya, karena ahli
ihsan adalah segolongan ahli iman.81
Dari sini dapat dilihat bahwa Alfiana mampu menjawab alasan dari jawaban
salah satu soal metode Word Square. Pada soal nomer 8 mendatar ini yaitu Alfiana
80
Alfiana “Wawancara” 14 Februari 2023
81
Akfiana “Wawancara” 14 Februari 2023
bisa memahami dan mengekspresikan maksud yang di dalamnya terdapat gambaran
Subjek kedua yaitu bernama Yusrolana termasuk anak yang aktif dalam kelas
dia pahami walaupun jawabannya kurang sesuai dengan kriteria penilaian. Jawaban
pada penjelasan ini Yusrolana kurang tepat menjawab secara lisan.Dibuktikan dengan
ketika pada pertemuan ketiga ketika guru memberi kesempatan menjelaskan kembali
yang telah dipahami pada materi Hubungan anatara Iman, Islam, Ihsan. Berdasarkan
hasil jawaban
Hubungan 3 unsur tersebut berkaitan Iman yaitu keyakinan, Islam yaitu merupakan
sikap, Ihsan bentuk tindakanya contoh sebelum solat kita harus berwudhu.82
Dari Jawaban Yusrolana secara lisan bisa menyampaikan apa yng Yusrolana pahami
terkait materi tetapi dalam kurang tepat dalam menjelaskan. Pada pertanyaan yang
menggunakan Metode Word Square soal nomer 8 mendatar Jessica benar dalam
menjawabnya dengan penjelasan sebagai berikut
Karena manusia pada dasarnya harus memiliki iman islam dan ihsan jika tidak ada
ketiganya maka ibadahnya tidak sah.83
Berdasarkan jawaban hasil wawancara sebagai tes lisan dari metode Word Square dan
penjelasan ulang mengenai pemahaman materi Yusrolana terbilang bisa melakukannya
walaupun tidak secara maksimal
pelajaran Aqidah Akhlak dalam penerapan Metode Word Square di Mts Nurul Huda
tes dan non tes. Selain perencanaan, pelaksanaan pembelajaran, indikator yang lain
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Kepala Madrasah yang mengatakan
82
Yusrolana “Wawancara” 14 Februari 2023
83
Yusrolana “Wawancara” 14 Februari 2023
Dengan adanya berbagai macam metode pembelajaran yang diterapkan oleh
guru lebih memudahkan guru disini dalam menyampaikan materinya karena hal ini
dapat menjadikan peserta. didik yang pasif menjadi aktif dan hal itu sangat membantu
dalam meningkatkan kemampuan berfikir krtitis peserta didik.84
Ibu Susianah selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak juga mengatakan
Kalau terkait metode pembelajaran Word Squarae Ibu sudah menerapkannya.
Dengan penerapan metode ini sangat membantu guru dalam kegiatan belajar
mengajar. Dari sini Ibu juga bisa menilai peserta didik yang aktif dan yang mulai
aktif.
Tabel4.4
Hasil Temuan
84
Mustofa “Wawancara” 22 Februari 2023
sebanyak 5 soal dalam waktu 15
menit yang mana soal tersebut
harus terjawab semua secara
individu. lalu dikoreksi secara
berssama-sama dengan peserta
didik. dan guru memberi
Reward berupa pujian atapun
nilai.
3. Evaluasi Implememntasi Model 1. Menunjuk peserta didik secara
Word Square dalam Meningkatkan acak, lalu memberikan
Keaktifan Siswa Pada Mata penjelasan dari jawaban soal
Pelajaran Akidah Akhlak di kelas Model Word Square
VII Mts Nurul Huda Desa Songon 2. Lembar penliaian pegangan
Kecamatan Semboro Kabupaten guru.
Jember
B. Pembahasan Temuan
1. Perencanaan Penerapan Model Word Square Dalam Mengasah kejelian dan kritis
Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas 7 Di Madrasah Tsanawiyah Nurul
Huda
a. Pembuatan RPP oleh guru mata pelajaran Aqidah Akhlak sebagai pegangan guru
dalam mengajar.
Penemuan ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Prof. Dr. T.G. Ratumanan,
M.Pd bahwa perencanaan yang mana dari beberapa definisi dirangkai menjadi satu
tujuan tertentu.85
85
Prof. Dr. T.G. Ratumanan, M. Pd dan Imas Rosmiati, S. Pd., M. Pd., PERENCANAAN PEMBELAJARAN.
(Depok: PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2019) hal 22
Dalam Hal ini bahwa perencanaan pembelajaran di Mts Nurul Huda di kelas 7
mata pelajaran Aqidah Akhlak telah terstruktur sesuai RPP yang telah dibuat,
Keaktifan siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas VII Mts Nurul
Huda
a. Pertemuan pertama, kedua, dan ketiga guru menjelaskan secara jelas dan padat.
yaitu guru menyiapkan teka-teki silang sebanyak 5 soal dalam waktu 15 menit
yang mana soal tersebut harus terjawab semua secara individu. lalu dikoreksi
secara berssama-sama dengan peserta didik. dan guru memberi Reward berupa
Hasil penemuan ini juga sesuai dengan Hartono, Op.cit Dengan penerapan
model Word Square ini, diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar, karena
mereka adalah satu kelompok yang harus bekerjasama untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Sedangkan tujuan dari metode Word Square adalah untuk mengungkapkan
daya ingat atau recoll terhadap materi pelajaran yang telah diberikan, dan dapat
mengungkapkan pendapatnya.86
bertanggung jawab, berperan aktif dalam menyelesaikan tugas secara bersama sama
terhadap masalah yang belum dimengerti dan harus semangat mengerjakan tugas yang
didik kelas VII Mts Nurul Huda Jember lebih menyukai metode pembelajaran yang
mengandung permainan seperti model Word Square karena hal ini dapat memudahkan
peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru dan peserta
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Mts Nurul Huda
Dari hasil penilaian dapat dibuktikan bahwa penerapan model Word Square
dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa pada mata pelajaran Akidah Akhlak kelas
VII Mts Nurul Huda. Adapun indikator keberhasilan penerapan Word Square antara
lain:
dan tidak merasa bosan, sehingga dapat menyelesaikan tugas tepat waktunya, karena
2. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, yaitu aktif dalam berdiskusi dengan saling
tukar pendapat dan tanya jawab. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak merasa takut lagi
3. Adanya peningkatan keaktifan belajar siswa. Hal ini terlihat dari kenaikan
setiap siklusnya.
Pengamatan peneliti pada Tanggal 14 Februari 2023 Hari Selasa saat berada di dalam
kelas terlihat peserta didik dengan khusyu’ dan antusias mengikuti proses pembelajaran.
Peserta didik sangat memperhatikan pada saat guru menyampaikan materi. Setelah guru
menyampaikan semua materi, beliau mengintruksikan kepada peserta didik untuk memahami
apa yang telah beliau sampaikan lalu mempresentasikannya kembali sesuai yang peserta
didik pahami dengan mengacungkan tangan sebagai tanda bahwa peserta didik tersebut siap
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berlandaskan pada hasil kegiatan menggunakan aplikasi metode word square yang
berlangsung selama 2 siklus, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu:
Proses pembelajaran menggunakan metode pembelajaran word square dapat
menambah motivasi siswa terhadap pembelajaran Akidah Akhlak materi
Iman,Islam, Ihsan.
Pelaksanaan metode word square yaitu 1). Guru menguraikan terkait tujuan
pembelajaran yang akan digapai untuk mata pelajaran tersebut dan memberikan
motivasi terhadap belajar siswa, 2), Membagi siswa menjadi berkelompok-
kelompok. 3). Kelompok-kelompok tersebut mendapatkan tugas untuk mengingat
setiap materi dan mencoba menemukan jawabandengan teliti pada alfabet yang
diacak untuk mengecoh.
B. Saran
Berlandaskan dari hasil kegiatan penelian yang sudah dilakukan, peneliti memberikan
sarankepada beberapa pihak yaitu sebagai berikut:
Guru diharapkan mampu memberikan metode-metode pembelajaran yang terbaru dan
berbeda salah satunya yaitu Word Square, tidak hanya diterapkan dalam mata pelajaran
Akidah Akhlak, namun dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya, karena
terbukti pembelajaran ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pihak berwenang dan lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan metode word
square dikarenakan pada hasil penelitian telah memberikan bukti bahwa metode tersebut
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran Word Square memiliki kekurangan dan kelebihan, namun semuanya
tergantung pada guru yang menerapkan dan memilih materi yang bisa dikembangkan
pada metode ini supaya lebih variatif.
Lampiran 1
NIM : T20171321
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini yang berjudul “Implementasi Model
Mata Pelajaran Akidah Akhlak Kelas VII Di Madrasah Tsanawiyah Nurul Huda Desa
Songon Pondok Joyo Kabupaten Jember Tahun Pelajaran 2022/2023” adalah hasil
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat
Lampiran 2
MATRIK PENELITIAN
Judul Variabel Sub Indikator Sumber Data Metode Penelitia
Variabel
Meto Penarikan
de d. Penguatan Kesimpula
Word motivasi
Keabsahan Data
Squa
e. Mendukung
re - Triangula
kegiatan
Pada sumber
siswa
Aspe
- Triangula
k f. Melakukan
teknik
Akhl evaluasi
aq Tahap penelitian
Deng
- Persiapan
an
Mate - Pelaksana
ri
- Penyusun
Deng
an
Sifat-
Sifat
Terp
uji.
Lampiran 3
PEDOMAN PENELITIAN
A. Pedoman Observasi
2. Pelaksanaan model word square dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran akidah akhlak dikelas VII di MADRASAH TSANAWIYAH
SONGON PONDOK JOYO SEMBORO
3. Evaluasi model word square dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran akidah akhlak kelas VII di MADRASAH TSANAWIYAH
NURUL PONDOK JOYO SEMBORO
B. Pedoman Dokumenter
SEMBORO
SEMBORO
C. Pedoman Wawancara
Dokumentasi
BIODATA PENULIS
NIM : T20171321
Email : qonitaonitt@gmail.com
Riwayat Pendidikan