Anda di halaman 1dari 124

i

STRATEGI GURU FIQIH DALAM MENINGKATKAN BELAJAR


SISWA KELAS XI PADA MATERI FIQHU AN NISA’ (Studi Kasus
di MA-Al Ilham Nw Selusuh Desa Mas Mas Kecamatan BatuKliang
Utara Tahun Pelajaran 2020/2021)

SKRIPSI

Oleh: ANDIKA PUTRA

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

ISTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA

BAGU PRINGGARATA LOMBOK TENGAH

TAHUN 2022

ii
EFEKTIVITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA SMP
KELAS DUA PONPES AT-TOHIRIYAH AL-FADILIYAH 2021/2022)

SKRIPSI

Oleh:

Andika Putra

PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

ISTITUT AGAMA ISLAM QAMARUL HUDA

BAGU PRINGGARATA LOMBOK TENGAH

TAHUN 2022

iii
EFEKTIVITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MEMBACA TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA SMP KELAS DUA PONPES
AT-TOHIRIYAH AL-FADILIYAH 2021/2022)

Oleh:

Andika Putra

NIMKO: 20186502105

Sakripsi ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam

Disetujui pada tanggal………………………..2022

Pembimbing I Pembimbing II

Zainuddin, M.Ag Sadip Indra Irawan Sayuti, M.Hum

NIDN: 2023057701 NIDN: 2114119002

Mengatahui

Dekan Fakultas Tarbiyah

Zainuddin, M.Ag

iv
NIDN: 2023057701

Nota Dinas

Bagu, 2022

Hal : Munaqasah Skripsi

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIQA Bagu

di

Bagu Pringgarata

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai dengan petunjuk, maka kami berpendapat bahwa
skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Andika Putra

Nomor Mahasiswa : 20186502105

Jurusan : PBA

Program Studi : TARBIYAH

Judul : EFEKTIVITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MEMBACA TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA SMP KELAS DUA PONPES AT-
TOHIRIYAH AL-FADILIYAH 2021/2022).

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam siding munaqasah skripsi jurusan PBA, Fakultas
Tarbiyah IAIQH Bagu. Untuk itu kami berharap agar skripsi ini dapat segera dimunaqasahkan.

Demikian dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Hasbullah, M.pd. Sadip Indra Irawan Sayuti, M. Hum

v
NIDN: 2023057701 NIDN: 2114119002

Skripsi Ini Telah Dipertahankan Di Depan Sidang Munaqasah Skripsi Dan Telah Diterima
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Institut
Agama Islam Qamarul Huda Pada Fakultas Tarbiyah Jurusan PAI

Pada :

Hari : Senin

Tanggal: 14, Juni, 2022

Tempat : Kampus IAI Qamarul Huda Bagu;

Mengesahkan;

Sidang Munaqasah Skripsi

Tim Penguji

1. Hasbullah, M.Pd : Penguji Utama ( )

2. Lalu Suryandi, M.Pd :Penguji I ( )

3. Lukmanul Hakim, M.Pd :Penguji II ( )

Mengetahui;

Dekan Fakultas Tarbiyah

Zainudin, M.Ag

NIDN: 2023057701

vi
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ANDIKA PUTRA

NIM : 2017650104028

Fakultas : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan BAHASA ARAB (PBA)

Judul : EFEKTIVITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN


MEMBACA TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA SMP KELAS DUA PONPES AT-
TOHIRIYAH AL-FADILIYAH Tahun Pelajaran 2020/2021).

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri dan belum
pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan di suatu perhuruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bagu,…………

Yang membuat pernyataan

ANDIKA PUTRA

vii
Abstrak

Diversitas metodologi dalam mempelajari bahasa Arab dan aspek terkait


lainnya telah banyak diproklamirkan oleh beberapa cendikiawan, mulai dari
metodologi yang bersifat klasik (metode iqra`, qira`ati, baghdadi, al-barqi, maisura,
amsilati) hingga metodologi yang berbasis elektronik). Dan salah satu metode yang
masih eksis sampai saat ini adalah metode Tamyiz yang diaplikasikan pada
pembelajaran teori dasar nahwu-shorof di Pesantren Takhasus Bayt Tamyiz di
Indramayu. Hasil penelitian ini diketahui bahwa metode Tamyiz memiliki pebedaaan
dengan metode bahasa Arab lainnya, yaitu dengan mempelajari segala hal tentang
bahasa Arab dengan hanya memformulasikan teori dasar nahwu-shorof quantum
dengan cara pembelajaran yang mudah (easy) dan menyenangkan (fun), adapun
langkah metodis dalam metode Tamyiz adalah sebagai berikut : pertama,
menghadirkan guru dalam kelas sebagai fasilitator, kedua, metode Tamyiz tidak ada
ijazah, dikatakan mampu adalah dengan mengajarkan para juniornya dengan
dimonitoring dan evaluasi dari Ustadz, ketiga, memaksimalkan metode menghafal
dan mengulangnya, keempat, dielaborasi dengan metode madkhal, manhaj, kelima,
tutorial sebaya atau teknik scaffolding atau gunakan kawan sesama murid yang lebih
ahli sebagai guru, keenam, kelas formal SMP dibagi berdasarkan jenjang semester
kurikulum nasional pendidikan dan dipisah dalam waktunya lalu dilakukan tamyiz
tersendiri, ketujuah, metode pembelajaran Tamyiz juga aplikasikan pada mata
pelajaran umum lainnya, dan kedelapan, tamyiz Icon Indramayu masih belum optimal
karena tidak mengikuti sistem pembelajaran Tamyiz sesuai dengan apa yang telah
digariskan oleh penemu metode Tamyiz Abaza, MM.

Kata Kunci : Metode Tamyiz; Evetifitas; Bahasa Arab; Pesantren

viii
Halaman Persembahan

Syukur nikmat atas apa yang Allah selalu berikan sehingga apa yang terasa
sulit menjadi ringan semua karena pertolongan Allah. Dengan segenap hati skripsi ini
peneliti persembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak yang selalu mendo’akanku, ikhlas dan sabar dalam
membimbingku.
2. Guruku tercinta yang selalu menasihatiku ketika aku keliru untuk menuju
ke jalan yang lurus (TGH. Rusydan Bakri, TGH Aawi Fikri, Dan para
Asatidz Ponpes Yatofa).
3. Seluruh sahabatku seperjuangan yang selalu memberi motvasi untuk terus
berjuang dalam menyelesaikan skripsi ini.

ix
Moto

‫ َقاَل َر ُس ْو ُل‬: ‫ُر ِوَى َع ِن اْبِن َع َّباٍس َرِض َي هللا َع ْنُهَم ا َقاَل‬
‫ َأِلِّنْي‬: ‫ " ُأِح ُّبْو ا اْلَعَرَب ِلَثاَل ٍث‬: ‫هللا َص َلى هللا َع َلْيِه َو َس َلَم‬
‫ َو َكاَل ُم َأْهِل اْلَج َّنِة َع َر ِبُّي‬، ‫ َو اْلُقْر َاُن َع َر ِبُّي‬، ‫َع َر ِبٌّي‬
Di Riwayatkan Dari Sahabat R.A. Nabi SAW
Bersabda Cintailah Bahasa Arab Karna Tiga
Hal: Yang Pertama Karna Aku Dari Bangsa
Arab, Kedua Al Qur’an Berbahasa Arab, Dan
Yang Ketiga Obrolan Penduduk Surga Dengan
Bahasa Arab.

x
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang
berjudul “Implementasi Pembelajaran Melalui Metode Tamyiz di Pondok Pesantren
WALI Salatiga” dengan lancar. Oleh karena itu, penulis bisa menyelesaikan proposal
skripsi yang disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan
pada Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Institu Qomarul Huda
Bagu ( IAIQH ). Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini
tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Di
kesempatan ini perkenankan peneliti mengucapkan terimakasih kepada:

1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan sehingga penulis bias meyusun
proposal skripsi ini. kemudahan dalam segala bentuk perizinan.

2. Mursyidin, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Institut Qomarul Huda
Bagu yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan proposal skripsi.

3. Dr. Zaki, M.Ag., Dosen Pembimbing yang sudah dengan sabar memberikan
banyak bimbingan, kritik dan saran selama proses penyusunan skripsi.

4. kepada kk tingkat yang telah meluangkan waktu membimbing saya.

5. Ustadz-ustadz yang mengajar, para santri, pengurus pondok pesantren AT-


TOHIRIYAH selaku subjek dan informan penelitian yang telah bersedia
memberikan informasi, sehingga mendukung kelancaran dalam proses penyusunan
proposal skripsi.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang sudah membantu
dalam bentuk material maupun spiritual.

xi
Penulis memohon maaf bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penyusunan proposal skripsi. Semoga proposal skripsi ini dapat dimanfaatkan
semua pihak. Dan peneliti berharap adanya kritik dan saran yang membangun dari
pembaca guna kesempurnaan proposal skripsi ini. Terima kasih.

Bagu, 18 September 2021

xii
Daftar Isi

Content
Sampul…………………..……………………………………………………………….…………………………………………….i

Halaman Kosong ………………………………………………………………………………………………………………….ii

Halaman Judul …………………………………………………………………………………………………………………….iii

Halaman Persetujuan ………………………………………………………………………………………………………….iv

Lembaran Nota Dinas ………………………………………………………………………………….……………………….v

Lembar Pengesahan …………………………………………………………………………………………………………...vi

Pernyataan Keaslian ……………………………………………………………………………………………………..……vii

Abstrak ……………………………………………………………………………………………………………………………..viii

Halaman Persemabahan ………………………………………………………………………………………………….….ix

Moto.........................................................................................................................................x
Kata Pengantar........................................................................................................................xi
Daftar Isi................................................................................................................................xiii
BAB I.........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Fokus Penelitian..........................................................................................................6
C. Rumusan Masalah.......................................................................................................6
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.................................................................................7
E. Penegasan Istilah.........................................................................................................8
BAB II......................................................................................................................................23
A. Kajian Pustaka............................................................................................................23
B. Penelitian Terdahulu..................................................................................................24
C. Deskripsi Konseptual.................................................................................................27
D. Efektivitas Metode Tamyiz.........................................................................................30
E. Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab.........................................35

xiii
BAB III.....................................................................................................................................44
A. Pendekatan Penelitian...............................................................................................44

B. Lokasi Penelitian........................................................................................................45

C. Kehadiran Peneliti......................................................................................................46

D. Sumber Data..............................................................................................................46

E. Prosedur Pengumpulan Data.....................................................................................47

F. Analisis Data..............................................................................................................48

G. Keabsahan Data dan Temuan....................................................................................49

BAB IV....................................................................................................................................53
A. Gambaran Umum Lokasi penelitian ………………………………………………………………………….53

B. Pembahasan Dan Data ……………………………………………………………………………………………..53

BAB V.....................................................................................................................................59
Daftar Pustaka........................................................................................................................60
Lampiran ……………………………………………………………………………………………………………………………64

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, bahasa arab menempati urutan keenam bahasa internasional


menurut UNESCO sebagai bahasa resmi yang di pergunakan dalam bahasa
internasional dan lembaga-lembaga di bawah naungan nya. Dengan
demikian, bahasa arab bukan hanya di pelajari sebagai bahasa agama akan
tetapi di pelajari pula untuk memahami dan menafsirkan ayat al-quran dan
hadis serta teks-teks bahasa arab atau literatur yang berbahsa arab.1 Bukti
inilah yang menunjukan bahwa bagian kedua bahasa arab, di perkenalkan
sebagai bahasa asing yang berperan dalam komunikasi ineirnasional dan
pengetahuan.

Bagian ketiga yang di perkenalkan dari bahasa arab adalah pelajaran.


Mempelajari bahasa arab, tentu tidak akan lepas dari istilah qawaid dan
nahwu. Qawa’id merupakan bentuk jamak dari kata qa’idah yang secara
leksikal bermakna dasar, alasan, pondasi, peraturan, kaidah. Gramatika
( qawa’id ) atau kaida-kaidah dalam ilmu bahasa arab di sebut juga ilmu alat
terdiri dari dua disiplin ilmu yaitu nahwu dan sarf. Nahwu secara bahasa
berarti contoh yang pertama kali di susun oleh Abul Aswad Ad-Duali atas
perntah imam Ali Karramallah ( syarah muhtasar jiddan ), sedangkan sarf
berarti perubahan dalam ilmu nahwu pertama kali di susun oleh Imam
mu’adz bin muslim ulama dari kuffah.2

Telah di ketahui bahwa pembelajaran bahasa arab memiliki empat


keterampilan (maharoh), antara lain maharoh istima’, maharoh qiro’ah,
maharoh kalam, maharoh kitabah, yang masing-masing memiliki metode
tersndiri yang akan di terapkan oleh seroang pendidik guna untuk
1
Wa Muna, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Teras, 2011 Hal. 1.
2
Abaza, Tamyiz Pintar Terjemah Al-Quran Dan Kitab Kuning, Jakarta: Tamyiz Publishing, 2011
Hal.Iii.

1
mengetahui ka’idah-ka’idah dalam ilmu nahwu dan sarf serta memahami
fungsi dari ka’idah tersebut dalam membaca kitab kunng atau teks-teks
bahasa arab. Jadi, kekurangan dalam memahami qawa’id nahwu dan sarf,
itu pula yang mempengaruhi kurang nya pengetahuan dalam bahasa arab
yang selanjut nya akan menghambat tujuan pembelajaran bahasa arab.

Secara umum bagi masyarakat yamg memiliki keinginan untuk bisa


mambaca teks-teks bahasa arab, berpikiran bahwa mempelajari gramatika
ilmu nahwu dan sarf memerlukan waktu yang lama. Telah maklum bahwa
mempelajari qawa’id merupakan pekerjaan yang panjang dan sangat
kompleks, mempelajari ilmu nahwu dan sarf tidak hanya menjadi problem
untuk orang awam, namun ini juga menjadi problem untuk santri-santri
yang sedang mengemban amanah untuk mempelaji ilmu agama islam di
pondok pesantren. Berbagai upaya telah di lakukakn untuk mengatasi
problem dalam mempelajari bahasa arab, salah satu nya memalui
pendidikan yaitu dengan melihat metode nya.

Sejauh ini, telah banyak bermunculan metode-metode pembelajaran


bahasa arab. Tidak terlepas dari bagian pertama bahasa arab sebagai bahasa
agama dan sebaagai bahasa alquran, maka yang muncul pertama kali nya
adalah metode abjadiah, yaitu metode yang mengajarkan tentang huruf-
huruf dalam bahasa arab bertujuan agar peserta didik mampu membaca
alquran.3 Selanjut nya dalam pembelajaran yang di terapkan dalam pondok
pesantren memliki metode yang khas, salah satunya METODE TAMYIZ,
yaitu metode gramatika untuk terjamah alquran dan baca kitab kuning, yang
kesimpulan nya untuk meningkatkan keterampilan dalam pembelajaran
bahasa arab, dengan tekhnik guru dan murid sama-sama memegang buku
(kitab),4 bernyanyi dan praktik. Kemudian di masa sekarang telah banyak
mtode-metode yang di terapkan salah satunya metode tamyiz.5

3
Ahmad Fuad Efendi, Metodologi Pengajaran bahasa Aarab, Malang: Myiskat, 2014 hal.28
4
Ibid, Hal.2.
5
Metode Tamyiz Merupakan Metode Praktis Terjemah Al-Quran Dan Kitab Kuning Yang Di
Cetuskan Oleh Abaza, MM. Di Indramayu Pada Tahun 2010

2
Mahfudzot attariqatu ahammu min al-maddah telah menjadi prinsip
daan landasan berfikir dari metode Tamyiz bahwa metode mengajar lebih
penting dari pada materi yang di ajarkan . dari landasan berfikir tersebut,
maka seorang alumni Universitas Islam As-Safi’iyah Jakarta yang
melakukan riset di indramayu atas permintaan DR. HMS Kaban sepulang
beliau dari maqbaroh imam syafi’i di mesir. Tujuan di lakukan nya riset
tersebut agar anak-anak Indonesia dapat meniru imam syafi’I yang dari
kecil sudah mampu menguasai alquran, hadist, dan tafsir agar melahir kan
syafi’i-syafi’I kecil yang berada di Indonesia. Hipotesis nya adalah bahwa
lahir nya orang-orang hebat di sebab kan metode-metode yang tepat.6

Menurut K.DR. akhin sakho Muhammad sebagai rektor HQ jakarta


dan sekretaris lajnah pentashih alquran Depertemen Agama RI tahun 2010
mengatakan bahwa metode Tamyiz merupakan formulasi teori nahwu-sarf
Quantum dengan pembelajaran dengan pembelajaran mudah dan
menyenangkan.7 Adapun menurut pencetusnya dalam pengantar RPP
Tamyiz bahwa standar pengajaran Tamyiz akan menghasilkan siswa yang
dapat menerjemahkan Alquran dan kitab kuning dalam 100 jam belajar.

Sebagaimana pendapat akhsin, agar tujuan itu terlaksana yakni siswa


mampu menerjemahkan alquran dan kitab kuning, maka di perlukan
pemahaman terhadap nahwu nahwu dan sarf atau qawa’id bahasa arab
sebaagai ilmu alat. Cara praktik belajar Tamyiz dalam waktu 100 jam di
sebutkan di buku Tamyiz bahwa model seperti merupakan cara Tamyiz
intensive yakni 3-4 jam sehari yakni dalam sistem pesantren mukim.
Kemudian bagaimana implementasi metode Tamyiz dengan cara Tamyiz
inside yang disisipkan pada kurikulum sekolah? Adakah ukuran waktu
tertentu yang di cadang kan oleh pencetus terhadap belajar mengajar di
sekolah?

6
Ibid, Hal.Iii
7
Abaza, Tamyiz. Hal.Ii

3
Sejak kemunculan nya, metode Tamyiz telah mampu membuktikan
eksistensinya dalam dunia pendidikan. Hal ini terbukti dengan semakin
banyak nya pesantren maupun lembaga formal yang menerapkan ini seperti
ponpes yang di jawa yang bahkan di jadikan salah satu mata pelajaran
sebagai kurikulum tamabahan atau muatan lokal di samping TIK dan
BAHASA JAWA.

Penghususan metode Tamyiz menjadi mata pelajaran tersendiri di latar


belakangi oleeh kebijakan yayasan yang mengharuskan lembaga pendidikan
di bawahnya. Metode Tamyiz yang di jadikan mata pelajaran Tamyiz di MA
plus untuk lokasi jawa sejak tahun 2015. Adapun kebijakan tersebut
membawa dampak tersendiri terhadap pemahaman qawa’id peserta didik
terutama terhadap pelajaran bahasa arab. Menurut guru di salah satu pondok
pesantren di lombok tengah tepat nya di yatofa bodak, adanya metode
tamyiz sangat membantu dalam pembelajaran bahasa arab, yaitu memahami
qawa’id nahwu dan sarf sehingga dalam pembelajaran bahasa arab tidak
banyak materi yang perlu di ulang-ulang.8

Adapun alasan di pilih nya objek penilitian di SMP plus AT-


TOHIRIYH AL-FADILIYAH, hal ini dilakukan berdasarkan beberapa
pertimbangan, di antaranya bahwa belum ada ponpes yang menerapkan
metode Tamyiz untuk di lokasi loteng, sekalipun adabiasa nya hanya
pelatihan-pelatihan khusus. Kedua, SMP plus AT-TOHIRIYAH AL-
FADILIYAH merupakan lebaga pendidikan di bawah naungan ponpes
yatofa di wilayah praya loteng, yang di jadikan tempat pelatiahan metode
tamyiz secara menyeluruh untuk guru dan siswa yang berada di yatofa, yang
langung di ajarkan oleh pencetus Tamyiz yaitu Abaza DKK, selama dua
minggu sampai di dalam langsung datang dari indramayu, yaitu ustadz
nasrudin, ustadz Abaza selaku pencetus Tamyiz dan DKK.9

8
Berdasarkan Hasil Wawancara Terhadap Kepala Sekolah Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah, Di
Lakukan Pada Sabtu, 16 Maret 2016
9
Lokasi Yatofa, Tamyiz Mudah, Tahun 2016

4
SMP plus AT-TOHIRIYAH AL-FADDILIYAH berada di desa MT
TEREP , KEC PRAYA, KABUPATAEN LOMBOk TENGAH. Pondok
pesantren ini berdiri pada tahun 1959, yang didirikan kan oleh TGH FADIL
TOHIR. Di bawah asuhan pemimpin ponpes yang sekarang yakni TGH
FADLI FT anak pendiri ponpes at-tohiriyah al-fadiliyah, yaitu pempinan
kedua sesudah TGH FADIL TOHIR memiliki keinginan pondok pesantren
at-tohiriyah al-fadiliyah memiliki ciri-ciri yang khas yang bisa di kenal oleh
masyarakat luas, oleh karna itu TGH FADLI FT langsung meminta pencetus
Tamyiz yakni ust Abaza supaya berkenan menerapkan metode nya di ponpes
at-tohiriyah al-fadiliyah, sampai pada kesepakatan akhirnya ust Abaza siap
untuk menerapkan metode tamyiz nya di ponpes at-tohiriyah al-faddiliyah.10

Sebagaimana prinsip belajar mengajar Tamyiz metode lebih penting di


bandingkan dengan materi, maka peneliti akan memfokuskan penelitian ini
pada proses pembelajaran dan evaluasi program. Di dalam nya juga kami
akan teliti juga mengenai jenis pendekataan yang di gunakan untuk sebuah
proses pembelajaran tersebut. Dari hasil penelitian nantinya, penulis juga
akan meninjau komponen pembelajaran yang di gunakan di SMP plus at-
tohiriyah al—fadiliyah untuk mengetahui hasil dan ketercapaian tujuan
pembelajaran yang di inginkan. Penelitian ini juga sudah di sepakati oleh
pengurus di ponpes at-tohiriyah al-fadiliyah berhubung sudah enam tahun
berlalu semenjak pembelajaran metode tamyiz yang di bimbing langsung
oleh pencetus metode Tamyiz yakni ustadz Abaza, itu berarti para santri
yang dulu ikut belajar metode Tamyiz semuanya sudah menjadi alumni atau
sudah lulus, ponpes at-tohiriyah al-fadiliyah yansg sekarang sudah di
tempati oleh para santri baru yang belum pernah mengikuti metode Tamyiz
dalam pembelajaran, oleh karna itu peneliti mangangkat judul
EFEKTIVITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB BAGI SISWA SMP
KELAS DUA PONPES AT-TOHIRIYAH AL-FADILIYAH DESA MT

10
Berdasarkan Hasil Wawancara, Pada Hari Jumat, Tahun 2016

5
TEREP untuk menanggulangi ciri khas dari yatofa yaitu bisa memahami
qawa’id nahwu dan sarf dengan cepat, tepat, dan efektif menggunakan
metode tamyiz. Sehingga kemudian mendapakan kesimpulan hasil penataan
kembali dari penerapan efektivitas metode tamyiz dalam meningkatkan
kemampuan membaca teks bahasa arab di smp at-tohiriyah al-fadiliyah desa
Mt terep.

B. Fokus Penelitian

Fokus awal penelitian ini sebagai wadah bagi peneliti menjaring data
di lapangan ketika menerapkan efektivitas metode tamyiz dalam
meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa arab bagi siswa kelas dua
smp at-tohiriyah al-fadiliyah desa montong terep kec. Praya lombok tengah.

C. Rumusan Masalah

Berawal dari permasalahan di atas, maka penulis merumuskan


permasalahan sebagai berikut:
1. Bagai mana efektivitas metode tamyiz yang di terapkan dalam
meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa arab di kelas dua smp
at-tohiriyah al-fadiliyah ?
2. Bagaimana evaluasi program dalam pemahaman qawa’id di kelas dua
smp at-tohiriyah al-fadiliyah ?

Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

6
a. Untuk mengetahui efektivitas metode tamyiz dalam meningkatkan
kemampuan membaca teks bahasa arab di kelas dua smp at-tohiriyah
al-fadiliyah.
b. Untuk mengetahui evaluasi program metode tamyiz dalam
pemahaman qawa’id di kelas dua smp at-tohiriyah al-fadiliyah.
2. Manfaat Penelitian
Kegunaan penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu praktis dan teoritis.
Adapun yang bersifat praktis hasil penelitian di harapkan akan membawa
manfaat:
a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan nanti


dalam menjalankan tugas sebagai guru untuk bekerja dengan
sungguh-sungguh, ketika menggunakan pemanfaatan lingkungan
buatan sekolah dalam melaksanakan proses pembelajaran.

b. Bagi Siswa.

Penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa dalam


melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efisien dan
kondusif serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, contohnya
aktivitas siswa akan lebih meningkat dengan menggunakan berbagai
cara pemanfatan lingkungan buatan sekolah dan secara langsung
mengamati, bertanya kepada guru bahasa arab dan membuktikan
sesuatu yang nyata terhadap kosa kata yang tidak mereka pahami.

c. Bagi Sekolah.

7
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
baik pada sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki kualitas
siswa dan guru pada khususnya serta kualitas sekolah pada umumnya

3. Hasil penelitian dapat di jadikan informasi dan bahan pertimbangan oleh


pimpinan lembaga pendidikan, kepala madrasah, guru, atau pihak
pengambil keputusaan untuk dapat menentukan sebuah kebijakan secara
tepat, apakah metode tamyiz akan diganti dengan metode lain atau tetap
diterapkan dengan beberapa perbaikan yang di perlukan sehingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai lebih maksimal,. Bagaimanapun, kebijakan
yang ditentukan nantinya akan membawa pengaruh terhadap prestasi
siswa peserta didik di madrasah tersebut.
4. Hasil penelitian ini menjadi masukan untuk pengembangan pembelajaran
selanjut nya serta menjadi motivasi dan inspirasi bagi tenaga pendidik
bahasa arab atau mahasiswa bahasa arab untuk selalu berinovasi dalam
mengajarkan bahasa arab.

Sedangkan yang sifatnya teoritis, penelitian ini diharapkan dapat


menambah pengalaman dan pengetahuan baru serta inspirasi dan inovasi
dalam dinia pendidikan bahasa arab dan keilmuan pada umumnya, yakni
mengenai metode Tamyiz sebagai salah satu refrensi metode
pembelajaran qawa’id bahasa arab madrasaah maupun lembaga
pendidikan lain.

D. Penegasan Istilah

Untuk memperjelas dan mempertegas istilah serta menghindari


kesalah pahaman terhadap judul ini, maka penulis mempertegas istilah-
istilah yang di anggap perlu. Adapun yang perlu diperjelas adalah:

1. Efektivitas

8
Kata efektif berasal dari bahasa inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atas sesuatu yang di lakukan dengan baik. Kamus ilmiah populer
mendifinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna atau
menunjang tujuan. Efektivitas merupakan unsur pokok untuk mencapai
tujuan atau sasaran yang telah di tentukan dalam organisasi, kegiatan atau
program. Di sebut efektif apabila tercapai tujuan ataupun sasaran seperti
yang telah di tentukan.11
Adapun ukuran dari metode itu bisa dikatakan efektif, bisa dikaji dari
berbagai sudut pandang dan tergantu pada siapa yang menialai serta
menginterpretasikannya. Bila di pandang dari produktivitas, maka
seorang manajer produksi memberikan pemahaman bahwa efektivitas
berarti kualitas dan kuantitas {output} barang dan jasa. Tingkat
efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana
yang telah di tentukan dengan hasil nyata yang telah di wujudkan.
Namaun, jika hasil usaha atau tindakan yang di lakukan tidak tepat
sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran yang di
harapkan, maka hal itu tidak di katakan efektif.12
Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau
tidak, yaitu:13
a. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini di maksudkan agar
peneliti dalam pelaksanaan di lapangan sesuai dengan tujuan yang
ditentukan.
b. Kejelasan metode pencapaian tujuan, telah di ketahui bahwa
metode adalah “jalan” yang diikuti dalam upaya mencapai tujuan
atau sasaran-sasaran yang ditentukanagar peneliti tidak tersesat
pada apa yang menjadia tujuan nya.
c. Proses anlisis dan perumusan kebijakan yang tepat, berkaitan
dengan tujuan yang hendak di capai dan metode pengajaran yang
telah ditetapkan artinya kebijakan harus mampu menjadi jembatan
11
Iga Rosalina,Journal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat, Vol.01 No 01{ Februari 2012 }
12
Ibid, Hal 5
13
Ibid, Hal 5-6

9
dari tujuan-tujuan yang hendak dicapai dengan usaha-usaha
pelaksanaan oprasional.
d. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya memutuskan sekarang
apa yang di kerjakan nanti di lapangan.
e. Penyusunan program yang tepat, suatu rencana yang baik masih
perlu dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat,
sebab apabila tidak, peniliti akankurang memiliki pedoman dalam
dalam mencapai tujuan di lapangan.
f. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik,
mengingat manusia yang tidak sempurna maka efektivitas metode
menuntut terdapatnya pengawasan dan pengendalian yang
mendidik.
2. Metode
Dari segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “metha” yang
berarti melalui atau melewati dan “hodas” metha berarti melalui dan
hodas berarti jalan atau cara. Dengan demikian metode dapat berarti
suatu cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. 14
Dalam bahasa arab metode dikenal dengan istilah At thoriq (jalan atau
cara).15 Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Penentuan metode yang akan
digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran akan sangat menentukan
berhasil atau tidaknya pembelajaran yang berlangsung.16 Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah di susun dalam bentuk
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara yang
dilakukan oleh seorang guru dalam menyampaikan suatu materi
pembelajaran dalam proses pembelajaran demi tercapainya tujuan
pembelajaran.
14
Ahmad Falah, Materi Dan Pembelajaran Fiqih Mts-MA, STAIN Kudus, Kudus, 2019, Hlm. 10
15
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, ( PT Remaja Rosdakarya, Bandung ), 2013, Hlm. 21.
16
Hamruni, Strategi Pembelajaran, Insan Madani, Yogyakarta, 2012, Hlm. 12.

10
3. Pengertian Strategi.
Strategi berasal dari bahasa Yunani strategia yang artinya the art of the
general (seninya seorang jenderal) dan dari bahasa Inggris yaitu
“strategy”. Dalam dunia pendidikan strategi memiliki dua sudut pandang,
yaitu secara makro dan mikro. Secara makro strategi berarti kebijakan-
kebijakan yang mendasar dalam pengembangan pendidikan, sehingga
tercapai tujuan pendidikan secara lebih terarah, efektif, dan efisien.
Adapun secara mikro dalam operasional pembelajaran, strategi adalah
langkah-langkah atau tindakan yang mendasar dan berperan besar dalam
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan. Dalam hal ini adalah pembelajaran bahasa Arab.17
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
gagasan, perencanaan, dan eksekusi, sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja,
memiliki tema mengidentifikasi faktor pendukungnya sesuai dengan
prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efesiensi dalam
pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.18
Dapat disimpulkan bahwa strategi itu selalu berkembang pada diri
seseorang, karena masing-masing orang mempunyai metode yang dapat
digunakan untuk memecahkan sebuah problematika. Strategi
pembelajaran ini memiliki cakupan yang lebih luas dibanding dengan
metode pembelajaran. Metode hanya sebagai alat dan merupakan
perangkat atau bagian dari suatu srtategi pembelajaran. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan. Dengan kata
lain, strategi pembelajaran sangat menentukan proses dan hasil belajar
siswa.

Sejalan dengan itu, jika kita simak kembali makna pendidikan secara
umum yaitu segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
17
Laili Saadah, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan Kontekstual Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas Xi Bahasa 2 Di Ma Negeri 2 Kudus Tahun
Ajaran 2010/2011, Skripsi. (Universitas Negeri Semarang: 2011) Hal. 46.
18
Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, Cet. Ke-II (Yogyakarta: Andi, 2016) Hal: 17

11
baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan
apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.19 Maka disini dapat diambil
satu kesimpulan bahwa peran guru dalam memotoring proses
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dan siswi
dalam menerima pelajaran apapun, terlebih lagi pada pelajaran bahasa
Arab.

Maka untuk mencapai tujuan tersebut, ada beberapa komponen yang


perlu diperhatikan. Komponen tersebut meliputi tujuan, metode, alat,
sumber belajar, evaluasi dan media. Semua komponen tersebut harus
saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai keberhasilan pendidikan
sesuai dengan tujuan kompetensi yang diinginkan.

4. Tamyiz
Metode dalam bahasa arab terkadang digunakan kata At-tariqah,
manhaj,dan al-wasilah. Tariqah berarti jalan, manhaj berati sistem, dan
wasilah berarti prantara atau mediator. Tamyiz termasuk salah satu
metode atau perantara pembelajaran bahasa arab. Tamyiz adalah lembar
kerja tentang formulasi teori dasar Quantum Nahwu Shorof yang masuk
dalam katagori Arabic For Spesipic Purpuse dengan target sederhana
yaitu sedari kecil anak SD/MI dan pemula {Siapa Saja Yang sudah Bisa
Baca Al-quran} pintar membaca, menterjemah, dan menulis {imlak} Al-
quran Dan Kitab Kuning.
Menurut kiyai DR Akhsin Sakho Muhammad Al-Hafidz {Rektor
Institut Ilmu Al-Quran Jakarta} kitab tamyiz adalah formulasi teori
nahwu quantum yang bisa mengantarkan santri dan siapapun yang bisa
baca al-quran menjadi pintar terjemah al-quran dan kitab kuning dalam
waktu yang singkat.20
Menurut ust DR.MS.KABAN tamyiz merupakan hasil riset
penulisnya di tajug kampung indramayu yang di tulis berdasarkan
19
Notoatmodjo, Pengembangan Sumber Manusia, ( Yogyakarta: Rinekacipta, 2014), Hlm.16
20
Abaza MM, Tamyiz Anak Kecil Saja Bisa Yang Pernah Kecil Pati Bisa,Tamyiz Publishing,2016,
Ha.Iii

12
pengalaman mengaji di masa kecil nya kepada K.Anas Tamyiz di tajug
yang sam, dimaksudkan untuk menghasilkan anak-anak sejak usia dini ,
SD/MI bisa menulis, menerjemah dan menulis {imlak} Al-quran dan
Kitab Kuning, serta merekapun bisa mengajarkanya pada yang lain.
Alhamdulillah, di pesantren BAYT TAMYIZ Indramayu, anak SD/MI
usia 7-12 tahun sudah bisa mengajarkan terjemah Al-quran dan Kitab
Kuning sebagaimana ustadz dan kiyai mengajar santri.21
5. Meningkatkan kemampuan Membaca
Kemampuan membaca dalam bahasa arab di sebut dengan Al-
maharoh Al-qiroah, salah satu keterampilan bahasa arab yang perlu di
kuasai. KBBI mendifinisikan membaca yakni melihat serta memahami isi
dari apa yang ditulis, dengan melisankan atau dalam hati.22
Al-Naqah mengemukan pada hakekat nya membaca dua hal berikut:
a. Aspek mekanis yang mencangkup respon fisiologis terhadap
simbol-simbol yang di tulis, yakni memahami kata-kata serta dapat
mengucapkan nya.
b. Aspek kognitif yang mencakup pemahaman makna, memahami
arah pemikiran penulis, menginterpretasi,mengkritisi dan
mengevaluasi serta membandingkan dengan pengalaman
sebelumnya.23
Dengan demikian, membaca mencakup dua aktivitas, yakni:
a. Kegiatan memperoleh materi tertulis secara ponetis, dalam arti,
dapat melafalkan tulisan melalui membaca nyaring.
b. Usaha memperoleh makna suatu teks dengan cepat tanpa adanya
suara, yakni membaca dalam hati.
Dulu qiroah memiliki makna yang sempit, hanya terfokus pada
kemampuan mengungkap dan mengucapkan lambaang tulisan. Pada
tahap berikut nya pengertian tadi, berkembang menjadi aktivitas berfikir
disertai pemahaman.
21
Ibid, Hal.Iii
22
Dendi Sugono, Journal Pembelajaran Maharoh Qiroh,2016
23
Ibib, Journal Pembelajaran Maharoh Qiroah, 2016

13
Pengertian kedua, lebih berkembang dengan di tambahnya unsur lain,
yaitu adanya intraksi antara pembaca dengan teks yang bisa membuat
pembaca menyetujui, membenci, mengagumi, merasa senang, merasa
sedih, dan sebagai adanya intraksi antara pembaca dengan teks yang
dibaca. Pengertian ini dikembangkan menjadi penggunaan atau
pengamalan apa yang dipahami pembaca dari sebuah teks dalam
menghadapi problematika kehidupan.
Dari beberapa difinisi diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa
membaca ada yang bersifat mekanis dan ada pula yang bersifat kognitif.
Namun, disisi lain kita juga bisa melihat bahwa perkembangan
pengertian membaca diatas menggambarkan tingkatan difinisi membaca
dari yang paling sederhana yang bertumpu pada kemampuan FAKK AL-
RUMUZ sampai kepada kemampuan yang sesungguahnya yang
mengarah pada tingkat FAHM AL-MAQRU’.
Kemampuan fakk Al-rumuz adalah kemampuan mengenali lambang-
lambang bunyi bahasa dan melafalkannya dengan benar. Sedangkan fahm
Al-maqru’ adalah kemampuan mengenali, memahami, dan memetik
makna dari lambang-lambang yang tersaji dalam bahasa tulis itu dalam
arti yang sesungguhnya.
Adapun tujuan konteks pembelajaran bahasa arab Al-naqah
mengemukakan bahwa tujuan belajar membaca dapat dilihat dari dua
sisi, yaitu umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran membaca
adalah dapat membaca bahasa arab dari arah kanan ke kiri dengan baik
disertai dengan pemahaman. Sedangkan tujuan khususnya adalah:

a. Siswa dapat mengkaitkan lambang tulisan dengan bunyi ujaran.


b. Siswa dapat membaca teks dengan nyaring.
c. Siswa dapat membaca teks dengan lancar.
d. Siswa dapat memahami kosa kota sesuai makna teks yang dibaca.
e. Siswa dapat menangkap makna umum dari suatu teks serta dapat
memahami perubahan makna sesuai perubahan struktur kalimat.

14
f. Siswa dapat memahami bacaan tanpa kendala berarti dari sisi
sintaks dan morpologinya.
g. Siswa dapat memahami ide secara detail dan dapat mengkaitkan
dengan ide pokoknya.
h. Siswa dapat memahami tanda baca.
i. Siswa dapat membaca berbagai jenis bacaan, mulai dari teks biasa,
sastra, sejarah, iptek, dsb, dapat menyimpulkan, menganalisa teks,
dan mengkritisi makna nya serta dapat menghubungkan apa yang
dibaca dengan kebudayaan arab.24

6. Teks bahasa arab


A. Teks
Adalah sebuah wacana lisan dalam bentuk tulisan. Dalam
KBBI, teks adalah naskah yang berupa kata asli dari pengarang,
kutipan dari kitab suci, bahan tertulis untuk memberikan pelajaran
ataupun pidato serta wacana tertulis. Ini pendapat beberapa ahli
tentang makna-makna teks:
1) Beaugrande Dan Dressler
Teks mengacu pada suatu pristiwa komunikatif. Teks di
transmisikan kan melalui saluran atau media yang sesuai dan
secara ideal akan memiliki fungsi yang memenuhi tujuan
komunikatif tersebut.25
2) Kalmeyer

Menurut Kalmeyer teks diartikan sebagai sinyal komunikatif


yang digunkan dalam sebuah intraksi komunikatif.

3) Bell

24
Ibid,Al-Naqah
25
Beaugrende Dan Dressler, Macam-Macam Teks, Buku Deepublis,Com.

15
Menurut bell teks adalah hasil rangkaian ekspresi linguistik
terstruktur yang membentuk kesatuan utuh. Teks juga merupakan
produk formal pilihan dari sistem tema tata bahasa yang membawa
arti sematik dari preposisi melalui kalimat yang dihubungkan
melalui kohesi.
4) Luxemburg
Pendapat luxenburg senada dengan pendapat bell, luxemburg
menjelaskan kalau teks adalah ungkapan bahasa yang menurut isi,
sintaksis dan pragmatik merupakan suatu kesatuan.

5) Halliada Dan Hasan


Menurut halliada dan hasan teks adalah sebuah satuan bahasa,
hanya saja satuan bahasa yang di maksud bukan satuan bahasa
gramatikal seperti klausa atau kalimat dan tidak di tentukan oleh
ukuran nya. Satuan bahasa yang digunakan adalah yang lengkap
secara tertulis seperti buku, surat, dokumen tertulis dan lain
sebagainya.
B. Bahasa Arab
1. Hakikat Bahasa
Adalah suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Sebab, dengan bahasa itulah, manusia berkomunikasi dan
menyampaikan gagasan dan isi pikiran nya. Adapun makna bahasa
beragam, tergantung pada perspektif yang memberi makna
terhadap bahasa tersebut dan motif tujuan yang ingin dicapainya.26
“Bahasa” dalam bahasa indonesia berarti “TAAL” dalam bahasa
belanda “LANGUAGE” dalam bahasa inggris “LANGUE” dalam
bahasa perancis “SPRACH” dalam bahasa jerman “KOKUGO”
dalam bahsa arab “LUGHOH”.27

26
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Hal 27
27
Khatibul Umam DKK, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguruan Tinggi
Agama/IAIN, Jakarta: Depag RI. Hal 19

16
Sedang kan menurut kamus Al-wasith bahasa adalah suatu
lambang suara yang digunakan oleh kaum untuk mengungkapkan
maksud tujuan mereka {pikiran, perasaan yang terlintas di hati
mereka}. Sedangkan, menurut KBBI bahasa adalah:
a. Sistem lambang bunyi yang berartikulasi {yang di hasilkan alat-
alat ucap} yang bersifat sewenang-wenang dan konversional
yang dipakai sebagai alat komuniksi untuk melahirkan pikiran
dan perasaan.
b. Perkataan-perkataan yang di pakai oleh suatu bangsa {suku,
bangsa, negara, dan daerah}.
c. Perkataan yang baik, sopan santun, tingkah laku yang baik.28
7. Pengertian Bahasa Arab
Menurut Al-ghalayin, bahasa arab adalah kalimat-kalimat yang
dipergunakan oleh orang arab untuk mengungkapkan tujuan {pikiran
dan perasaan} mereka.29 Bahasa arab adalah sebuah bahasa yang
terbesar dari segi jumlah penutur dalam keluarga bahasa simitik.
Bahasa arab adalah bahasa yang dipergunakan oleh orang arab untuk
menyampaikan maksud dan tujuan mereka, yang berbentuk huruf
hijakiyah. Bahasa inilah yang sering di gunakan para ulama’ untuk
menyampaikan hukum-hukum allah baik secara lisan ataupun dalam
bentuk teks, kewajiban bagi orang islam jika ingin memahami hukum-
hukum allah harus bisa memahami teks bahasa arab atau bisa
membaca dan menerjemahkan nya.
Bahasa arab memiliki ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada
bahasa lainnya. Kekhususannya ini menjadikan bahasa yang fleksibel
dan mempunyai elastisitas yang tinggi. Berikut ini beberapa
karakteristik bahasa arab:30
a. Memiliki bahasa yang beragam
28
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, Hal.66
29
Mustafa Al-Galayin, Jami’ Ad-Durus Al-‘Abiyah Jilid 1, Beirut: Dar Al-Kutub, Hal.7
30
Abdul Munif, Strategi Dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab Kedalam Bahasa Indonesia,
Yogyakarta: Akademik Uin, Hal.42-50

17
b. Dapat diekspresikan dalam bahasa dan tulisan
c. Memiliki sistem dan aturan yang spesifik
d. Memiliki sifat yang arbiter
e. Selalu berkembang secara produktif dan kreatif
f. Memiliki sistem bunyi yang khas
g. Memiliki sistem tulisan yang khas
h. Memiliki i’rab
8. Ponpes At-Tohiriyah Al-Fadiliyah
a. Pengertian pondok pesantntren
Kata pondok berasal dari kata bahasa arab “funduq” yang berarti
hotel atau asrama. Sedangkan pesantren menurut wahidah {2015}
merupakan lembaga pendidikan islam yang dimana para santri diam di
asrama dengan materi pengajaran kitab klasik dan kitab umum yang
tujuan nya untuk menguasai ilmu agama islam secara mendalam dan
mendetail serta mengamalkan nyasebagai pedoman hidup keseharian
dengan menekankan penting moral dalam kehidupan bermasyarakat
dan menduduki posisi yang relatif sentral dalam dunia keilmuan.
Herman {2013:145} pesantren menurut pengertianya yaitu
lembaga pendidikan islam yang menampung sejumlah santri ataupun
santriawati guna mempelajari ilmu-ilmu agama yang langsung
dibimbing oleh kyai. Selanjutnya pondok pesantren yang didifinisikan
oleh nasir {2005} adalah suatu lembaga keagamaan yang memberikan
pendidikan serta pengajaran dengan mengembangkan dan
menyebarkan ilmu agama islam. Salah satu lembaga di luar sekolah
yang mendukung terselenggaranya pendidikana sepanjang hayat.,
dengan tidak membatasi usia pada warga belajar yang ikut serta dalam
proses pembelajarannya, merupakan pengartian dari pondok
pesantren. Pendapat lain datang dari akabar {2018:210} bahwasannya
pondok pesantren telah bertransformasi menjadi gabungan antara
sistem pendidikan tradisional dan modern yang telah memenuhi
kriteria pendidikan non formal serta menyelenggarakan juga

18
pendidikan formal berupa madrasah dan sekolah umum dalam
berbagai bentuk yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan pondok
pesantren merupakan pendidikan diluar sekolah yang diakui
masyarakat sejak dahulu sebagai lembaga pendidikan islam dengan
sistem asrama/pondok dibawah pimpinan kyai.
Menurut mastuki {2011:157} pondok pesantren memiliki cirinya
masing-masing, diantara ciri-ciri pondok prsantren:31
a. Kemandirian, maksudnya seorang santri sudah pasti harus
mandiri dalam segala hal.
b. Disiplin, sudah pasti di pesantren akan disiplin dalam mengaji,
sekolah, dan lainya.
c. Hidup sederhana, dipesantren pasti belajar hemat, bersyukur dan
hidup sederhana, artinya tidak berlebihan.
d. Memiliki jiwa tolong menolong dan persaudaraan yang sangat
terasa.
e. Mempunyai hubungan yang karab antara santri dan kyai nya.
f. Santri patuh akan kyainya.
g. Kyai selalu memperhatikan santrinya.
h. Di akhir sekolah adnya pemberian ijazah.
i. Mengkaji kitab klasik.
9. At-Tohiriyah Al-Fadiliyah
At-tohiriyah Al-fadiliyah adalah salah satu pondok pesantren yang
berada di desa MT. Terep kec. Praya lombok tengah, yang didirikan
oleh TGH Muhammad Fadil Tohir.32 Berawal dari kegiatan salah
seorang dari dusun Karang Bejelo Desa Montong Terep Kec. Praya
Lombok Tengah, Bernama guru MAJID yang mengajarkan ilmu baca
Al-quran dan ilmu agama islam lain nya kepada anak-anakyang
bertempat di sebuah gubuk reot rumaah guru majid. Mengingat minat

31
Matsuki, Pengertian Pondok Pesantren, 2011
32
Fadli Ft,Buku Panduan Santri, Mantang:Bandung Jaya, 2020, Hal.1

19
masyarakat yang untuk mempelajari ilmu agama islam pada saat itu
sangat tinggi. Maka, beliau termotivasi untuk meningkatkan
kemampuan intlektualnya pada bidang agama islam, dengan harapan
dapat memberikan yang terbaik bagi ummat. Pada tahun 1951, guru
majid melanjutka studynya di madrasah solatiah di saudi arabia
selama tujuh tahun, dan selesai pada tahun 1958.33
Pada TGL 12 DESEMBER TAHUN 1959, Guru majid yang telah
ganti nama menjadi TGH MOH.FADIL TOHIR. Atas kemauan beliau
dan masyarakat setempat untuk mendirikan pondok pesantren guna
menyebar luaskan agama islam, akhirnya pada tahun 1959 beliau
mendirikan pondok pesantren dengan nama AT-TOHIRIYAH.
Adapun sistem kepemimpinan beliau di pondok pesantren yaitu
dengan mengajarkan para santri kitab kuning, selain itu beliau juga
menyebarkan agama islam dengan datang kepelosok desa tanpa
mengenal lelah untuk memberikan pengajian, dakwah bil-lisan atau
bil-hal kepada masyarakat. Pada tanggal 14 desember 1989 TGH
MOH.FADIL TOHIR meninggal dunia, dan estafet kepemimpinan
beliau digantikan kan anak beliau yaitu TGH MOH. FADLI FT, yaitu
pimpinan pertama sesudah wafat nya TGH MOH. FADIL TOHIR.
Adapun pemimpin yang sekarang atau penerus yang kedua sesudah
wafat nya belaiau yaitu TGH FARIS FFT. 34 Pada tanggal 10 januari
diadakan musyawarah, adapun hasil dari musyawarah yaitu perubahan
nama pondok pesantren, dari ponpes at-tohiriyah menjadi AT-
TOHIRIYAH AL-FADILIYAH yang lebih di kenal dengan sebutan
YATOFA, yaitu yayasan at-tohiriyah al-fadiliyah.
Adapuni visi misi didirikan ponpes At-tohiriyah Al-fadiliyah
sebagai berikut:

33
Ibid, Hal.2
34
Ibid, hal.3

20
Visi
Pelopor Kecerdasan Ummat Yang Imani Ilmu Dan Amali

Misi
a. Menyelenggarakan pendidikan yang seimbang antara
pendidikan IMTAQ dan IPTEK sehingga menjadi santri
yang populis islami dan berkwalitas.
b. Mengadakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
sehingga setiap santri bisa berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki.
c. Menumbuhkan prilaku yang sekaligus menjadi sumber
ke’arifan dalam bertindak.
d. Menciptakan pondok yang aman dan menyenangkan.
e. Meningkatkan sumberdaya pondok dan peran serta
sumberdaya masyarakat.
f. Mendorong dan menumbuhkan semangat kesetia kawanan
sosial/gotong royong bagi ummat melalui da’wah billisan
atau bilhal.
g. Menumbuhkan dan mengembangkan usaha ekonomi
produktif bagi anggota jamaah/masyarakat melalui
bimbingan penyuluhan demi kesejahteraan ummat.35

35
Ibid, hal.4

21
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Kajian pustaka merupkan sebuah pembahasan yang lebih ditekankan pada


upaya memposisikan penelitian yang akan di lakukan dan dapat
membandingkan nya dengan hasil penelitian terdahulu dengan tema yang

22
sama. Kajian pustaka adalah bagian penting dari penelitian yang kita lakukan,
kajian pustaka juga bisa disebut kajian literatur, atau literature riview. Kajian
pustaka merupakan uraian atau deskripsi tentang literature atau hipotesis yang
relevan dengan bidang atau topik tertentu.36Ia memberikan tinjauan mengenai
apa yang telah di bahas atau dibicarakan oleh peneliti atau penulis, teori atau
hipotesis yang mendukung, permasalahan penelitian yang diajukan atau
ditanyakan, metode dan metodologi yang sesuai.
Pengertian kajianpustaka secara umum adalah bahasan atau bahan-bahan
bacaan yang terkait dengan suatu topik atau temuan dalam penelitian.
Menurut RANDOLF kajian pustaka adalah suatu analisis dan sintesis
informasi, yang memusatkan perhatian pada temuan-temuan dan bukan
kutipan bibliografi yang sederhana, meringkas subtansi literature dan
mengambil kesimpulan dari suatu isi literature tersebut. Adapun bagian kajian
pustaka yang dibicarakan
1) Membahas teori-teori pendukung yang melandasi masalah yang kita
kaji. Apakah teori induk {grand theori}, atau teori turunan {middle
range theori}, dan teori aplikasi {applied theori].
2) Membahas hasil-hasil riste sebelumnya yang sudah dilakukan oleh
orang lain mengenai topik yang sejenis.37

B. Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelusaran terhadap literatur-literatur yang ada, peneliti


belum menemukan penelitian tentang metode Tamyiz yang di fokuskan pada
peningkatan maharoh qiroah nya yang sesuai dengan target pembelajaran
pendidikan bahasa arab. Akan tetapi, terdapat beberapa penelitian yang
mengkaji tentang metode Tamyiz sebagai salah satu metode dalam
pembelajaran bahasa arab, di anatara nya:

36
Siti Astika Ysusuf, Kajian Literatur Dan Teori Dalam Penelitian, Sorong; Stain, Hal,2
37
Sarwo, Kajian Pustaka Dan Teori-Teori Penelitian, 2010

23
1. Penelitian Arini Rena Ratih mahasiswi fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “Studi Penerapan Metode Tamyiz
Dalam Pembelajaran Terjemah Al-quran di MI Al-islam Grobogan Serengan
Surakarta”. Hasil penelitian ini di ketahui bahwa keefektivan metode tamyiz
untuk MI Al-islam sudah terlaksana dengan baik dan sangat efektif. Adapun
kendala yang di hadapi adalah minimnya SDM yang dimiliki tim Tamyiz.38
2. Penelitian yang di lakukan oleh Akbar Fu’ad, mahasiswa pendidikan
bahasa arab UIN sunan kalijaga yogyakarta tentang “ Pembelajaran Qawa’id
Dengan Menggunakan Metode Tamyiz di pondok Pesantren Cianjung
Ciamis”. Dari penelitian tersebut di ketahui bahwa metode Tamyiz sangat
efektif untuk pembelajaran bahasa arab dari 80% santri menyatakan mampu
dan 12% sangat mampu membaca teks bahasa arab atau kitab kuning. Antara
pesantren dan madrasah, memiliki faktor dan problematika yang berbeda-
beda dalam pembelajaran sekalipun permasalahannya sama yakni qawa’id.
Hal ini juga sama seperti input yang berbeda, akan menimbulkan
problematika yang berbeda apalagi dipengaruhi oleh banyak faktor.39
3. Penelitian lain yang di lakukan Mulky Solahudin mahasiswa INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI { IAIN }SYEKH NURJATI CIREBON tentang
Pembelajaran metode Tamyiz Terhadap kemampuan Menterjemah Al-quran
Dan membaca Kitab Kuning DI SMP NEGERI KEDOKANBUNDER
INDRAMAYU, hasil dari penelitian tersebut yaitu Metode Tamyiz sangat
tepat dan baik untuk meningkatkan kemampuan dalam membaca kitab kuning
karna metode ini sangat praktis dan efektif, adapun kendala yang di hadapi
peneliti adalah kurang nya dukungan dari sebagian guru di smp negeri, karna
adanya perbedaan sudut pandang yang menurut nya metode tamyiz kurang
tepat untuk smp negeri.40

38
Arini Rena Ratih, “Studi Penerapan Metode Tamyiz Dalam Pembelajaran Terjemah Al-Quran
Di MI Al-Islam” Surakarta; Perpustakaan UMS, 2014
39
Akbar Fuad, Pembelajaran Qawa’id Dengan Metode Tamyiz, Yogyakarta; Perpustakaan UIN,
2011
40
Mulki Solahudin, Pembelajaran Metode Tamyiz Untuk Meningkatkan Kemampuan
Menerjemahkan Al-Quran Dan Membaca Kitab Kuning. Cerebon; Syekh Nurjsti, 2013

24
4. Penelitian Annisa Nurul Chanifah mahasiswi fakultas tarbiyah dan ilmu
keguruan institut agama islam negeri { IAIN } tentang IMPLEMENTASI
METODE TAMYIZ DALAM PEMBELAJARAN KITAB KUNING
PONDOK PESANTREN WALI CANDIREJO KEC. TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019, adapun hasil dari penelitian nya
yaitu meetode tamyiz efektif, sederhana dan menyenangkan, metode ini pas
untuk meningkat kan kempuan membaca kitab kuning di pondok pesantren
wali candirejo, sedangkan masalah yang di hadapi di lapangan yaitu kurang
nya ketertarikan siswa untuk bisa membaca kitab kuning.41
5. Penelitian Ma’rifatun Nisa mahasiswi jurusan PBA di universitas islam
negeri sunankali jaga, tentang PENERAPAN METODE TAMYIZ DALAM
PEMAHAMAN QAWA’ID DI KELAS XI MA PLUS NURRAHMAH
PONPES AL-KAMAL, hasil dari penelitian di lapangan penerapan metode
tamyiz membawa dampat yang sangat besar untuk pembelajara bahasa arab
dalam memahami qawa’id nahwu dan sarf di ponpes al-kamal, kendala yang
di hadapi yaitu kendala pada proses penelitian di lapangan bukan pada
metode yang di terapkan.42

Tabel Penelitian Terdahulu

No Nama Penulis Perbedaan Persamaan

1 Penelitian Arini Rena Ratih a)Subyek dan a)metode


mahasiswi fakultas Agama lokasi penelitian penelitian
Islam Universitas b)mata pelajaran

41
Annisa Nurul Chanifah, Implementasi Metode Tamyiz Dalam Pembelajaran Kitab Kuning,
Semarang: Iain Salatiga, 2019.
42
Ma’rifatun Nisa, Penerapan Metode Tamyiz Dalam Memahami Qawa’id, Yogyakarta: Uin Sunan
Kali Jaga, 2017

25
Muhammadiyah Surakarta yang diteliti
yang berjudul “Studi
Penerapan Metode Tamyiz
Dalam Pembelajaran
Terjemah Al-quran di MI Al-
islam Grobogan Serengan
Surakarta”.
2 Akbar Fu’ad, mahasiswa a)Subyek dan a)metode
pendidikan bahasa arab UIN lokasi penelitian penelitian
sunan kalijaga yogyakarta b)kelas dan b)tujuan
tentang “ Pembelajaran sekolah yang penelitian
Qawa’id Dengan diteliti
Menggunakan Metode c) Hasil
Tamyiz di pondok Pesantren penelitian
Cianjung Ciamis”.
3 Mulky Solahudin mahasiswa a)Lokasi a)metode
INSTITUT AGAMA ISLAM penelitian penelitian
NEGERI { IAIN }SYEKH b)tahun b)latar belakang
NURJATI CIREBON tentang penelitian penelitian
Pembelajaran metode Tamyiz c)tujuan
Terhadap kemampuan penelitian
Menterjemah Al-quran Dan
membaca Kitab Kuning DI
SMP NEGERI
KEDOKANBUNDER
INDRAMAYU
4 Annisa Nurul Chanifah a)judul a)metode
mahasiswi fakultas tarbiyah penelitian penelitian
dan ilmu keguruan institut b)lokasi b)latar belakang
agama islam negeri { IAIN } penelitian penelitian
tentang IMPLEMENTASI c)hasil penelitian

26
METODE TAMYIZ DALAM
PEMBELAJARAN KITAB
KUNING PONDOK
PESANTREN WALI
CANDIREJO KEC.
TUNTANG KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2019
5 Ma’rifatun Nisa mahasiswi a)lokasi a)metode
jurusan PBA di universitas penelitian penelitian
islam negeri sunankali jaga, b)hasil b)latar belakang
tentang PENERAPAN penelitian penelitian
METODE TAMYIZ DALAM
PEMAHAMAN QAWA’ID
DI KELAS XI MA
NURRAHMAH AL-KAMAL

C. Deskripsi Konseptual

Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk mempersiapkan sumber daya


manusia (SDM) yang kompetitif dalam persaingan era globalisasi.
Pendidikan dalam arti sempit adalah pengajaran yang dilakukan di sekolah,
dengan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik.43

Tugas guru sebagai pembimbing adalah guru perlu memiliki pemahaman


yang seksama tentang para siswanya, memahami segala potensi dan
kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya, dengan segala latar
belakangnya.44

Salah satu lembaga Pendidikan Luar Sekolahadalah adanya pondok


pesantren. Pondok pesantren merupakan tempat santri belajar ilmu agama
43
Binti Maunah, Landasan Pendidikan,(Yogjakarta: Teras, 2009), hal. 3.
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), hal. 252-254.

27
yang lebih mendalam. Dengan latar belakang para santri yang berbeda-beda
maka dipondok pesantren ini selain didukung oleh sarana prasarana yang
memadai, ustadz juga berperan penting dalam proses pembelajaran. Oleh
karena itu ustadz menerapkan metode Tamyiz dengan cara dinyanyikan
dalam proses pembelajaran menghafal gramatika bahasa Arab sangat
membantu santri dalam memahami, mengerti dan dapat menterjemahkan Al
Quran dengan mudah, cepat dan tepat. Sebab dengan metode Tamyiz santri
tidak merasa terbebani untuk hafalan tetapi dengan dinyanyikan santri
merasa belajar dengan suasana menyenangkan dan tertanam diingatan anak
dengan jangka waktu yang lama.

Adapun bagan kerangka berpikir dalam penelitian ini : Kerangka


Berpikir Pembelajaran Santri kesulitan dalam menterjemahkan Al_Quran
dan Kitab Kuning Perencanaan pembelajaran Al_Quran dan Kitab Kuning
dengan metode Tamyiz Pelaksanaan metode Tamyiz pada proses
pembelajaran gramatika bahasa Arab Santri mudah dan cepat dalam
menterjemahkan Al Quran dan Kitab Kuning dalam waktu yang cukup
singkat

Model adalah rencana, representasi, atau deskripsi yang menjelaskan


suatu objek, sistem, atau konsep, yang seringkali berupa penyederhanaan
atau idealisasi.45 Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran
merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.46 Jadi model pembelajaran adalah rencana, representasi,
atau deskripsi yang menjelaskan bagaimana peserta didik belajar dengan
baik untuk mencapai tujuan belajar. Soekamto,dkk dalam Nurulwati seperti

45
Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Model Diakses Tanggal 1 Januari 2015
46
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran tanggal 1 Januari 2015

28
yang dikutip Trianto mengemukan maksud dari model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan
para pengajar dalam merencanakan aktifitas belajar mengajar. 47 Arends
menyatakan “The term teaching model refers to a particular approach to
instruction that includes its goals, syntax, environment, and management
sytem.” istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan
pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan
system pengelolaannya. Menurut Rusman model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum
(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan
pembelajan, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain.

Ketika melaksanakan proses belajar mengajar seorang guru dituntut


untuk bisa menciptakan suasana kelas yang dapat memberikan gairah dan
motivasi kepada para peserta didik. Contoh yang dapat memberikan gairah
semangat belajar untuk menjaga kenyaman siswa yaitu guru menanyakan
kabar siswa, keadaan siswa hari itu, semangat belajar. Pembelajaran yang
menyenangkan akan memiliki hasil yang berbeda dengan pembelajaran
yang dilaksanakan dengan penuh keterpaksaan, tertekan, dan terancam.
Pembelajaran yang menyenangkan akan mampu membawa perubahan
terhadap diri pembelajar.48

Krisis moral yang kini melanda negara Indonesia sudah seharusnya


dapat kita selesaikan dengan secepat mungkin pada dasarnya semua gejala
tersebut dikarenakan adanya berbagai hal yang kurang sinergis baik dalam
bidang social maupun dalam bidang keagamaan, dalam hal ini pendidikan
Islam juga sangatlah berpengaruh dalam mengatasi berbagai problem yang
terjadi. Kurang tepatnya sasaran dan arah pendidikan menjadikan hal yang
47
Trianto, Mengembangkan Model...,74
48
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidupsiswa,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), Hal. 178.

29
kurang diinginkan.pendiidkan merupakan usaha memberikan bimbingan
agar peserta didik berkembang baik dari pola pikirnya maupun berbagai hal
yang akan menjadikan kematangan berfikir, hal yang mestinya terjadi yaitu
peningkatan pola kehidupan dan lebih baik juga kepribadian dan akhlak
anak.

Berdasarkan deskripsi konseptual yang menjelaskan alur berfikir dari


penelitian ini. Pendidikan menjadi salah satu sarana untuk mempersiapkan
sumber daya manusia (SDM) yang kompetitif dalam persaingan era
globalisasi. Pendidikan dalam arti sempit adalah pengajaran yang dilakukan
di sekolah, dengan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik.

D. Efektivitas Metode Tamyiz

1. Pengertian Metode Tamyiz


Kata metode secara etimologi berasal dari kata method yang
artinya suatu cara kerja sistematis guna memudahkan pelaksanaan
kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia
menyatakan bahwa metode ialah cara kerja yang sudah tersistem yang
berguna dalam memudahkan suatu pelaksanaan kegiatan sehingga dapat
mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan yang dikemukakan
oleh Coolie Verner dalam (Nurhalim, 2011) metode merupakan cara
belajar atau metode belajar yang artinya cara memproses kegiatan
belajar agar warga belajar dapat berinteraksi dengan aktif dan edukatif
sehingga akan terjadi perubahan perilaku warga belajar yang diharapkan
sesuai dengan tujuan belajar (pendidikan). Tamyīzadalah lembar kerja
(work sheet) tentang formulasi teori dasar Quantum Nahwu Shorof yang
masuk dalam kategori Arabic for Spesific Purpuse(ASP) dengan target
sederhana yaitu sedari kecil anak SD/MI dan pemula (siapa saja yang
sudah bisa membaca Al-Qur’an) pintar membaca, menterjemah, dan
menulis (Imla) Al-Qur’an dan kitab kuning. (Mukraji, 2014: 168).
Menurut Kyai Dr. Akhsin Sakho Muhammad al-Hafidz (Rektor Institut
Ilmu Al-Qur’an Jakarta) kitab Tamyīz adalah formulasi teori nahwu

30
Quantum yang bisa mengantarkan santri dan siapapun yang bisa
membaca Al-Qur’an menjadi pintar menterjemahkan Al-Qur’an dan
kitab kuning dalam waktu yang singkat. (Elsa Dany Maulida, 2014).
MetodeTamyīz adalah lembar kerja tentang formulasi teori dasar
quantum nahwu-shorof yang masuk dalam kategori Arabic for specific
purpuse (ASP)(Arini Rena Ratih, 2014).Jadi, peneliti menyimpulkan
bahwa metodeTamyīz adalah cara untuk belajar membaca, menterjemah,
dan menulis bahasa Arab baik itu Al-Qur’an atau pun kitab Kuning
dalam waktu cepat dan mengasyikkan. Dan di harapkan dari keefektifan
metode tamyiz dapat menuai hasil belajar sebagai berikut:
Hasil Belajar Hasil belajar ialah suatu interaksi yang telah
melakukan kegiatan belajar dan biasanya ditunjukkan dari hasil nilai tes
yang diberikan guru (Dimyati & Mudjiono 2006). Pendapat tersebut
sejalan oleh Siska(2018:239) mengatakan hasil belajar diperoleh dari
suatu interaksi atau tindakan belajar mengajar yang akhirnya akan
mendapatkan nilai oleh guru melalui tes yang diberikan.
Widoyoko(2011) juga mengungkapkan bahwa dari banyaknya
perubahan yang terdapat pada diri warga belajar merupakan hasil proses
pembelajaran yang dibedakan menjadi dua, ada output dan outcome.
Pada hakikatnya hasil belajar ialah suatu perubahan tingkah laku dalam
pengertian yang lebih luas hasil belajar ini mencakup bidang kognitif,
afektif dan psikomotorik (Sudjana 2009). Dari pengertian diatas dapat
di simpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh
warga belajar setelah mengalami kegiatan belajar mengajar. Perubahan
aspek – aspek perilaku tergantung pada apa yang diperoleh oleh warga
belajar. Hasil belajar ini sangat berpengaruh pada proses pembelajaran
yang telah dilakukan. Semakin baik warga belajar dalam menjalankan
proses belajarnya maka akan semakin baik pula hasil belajar yang
diperoleh. Jika sebaliknya maka warga belajar akan mendapatkan hasil
belajar yang kurang memuaskan. 2.4.2 Ranah Hasil Belajar Hasil
belajar sudah pasti tidak lepas dari ketiga aspek atau ranah dalam

31
belajar. Seperti yang telah dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom
dalam Rifa’i (2007) menurutnya tiga ranah hasil belajar tersebut adalah:
a. Ranah Kognif
b. Ranah Afektif,
c. Ranah Psikomotorik.

Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing ranah tersebut :

a. Ranah Kognitif Ranah kognitif ini berkaitan dengan hasil belajar yang
berupa pengetahuan, kemampuan, dan juga kemahiran intelektual.
Ranah tersebut terdiri dari;

1) Pengetahuan (Knowledge) yang menekankan pada perilaku warga


belajar untuk dapat mengingat kembali materi pelajaran atau
informasi apa saja yang sudah dipelajari pada proses pembelajaran
sebelumnya;
2) Pemahaman (Comprehension) merupakan sebagai suatu kemampuan
menguasai atau memahami materi yang sudah diajarkan;
3) Penerapan ( Application) sebagai suatu kemampuan pada warga
belajar yang dapat menerapkan dari materi pembelajaran yang sudah
di dapatkan;
4) Analisis (Analysis) adalah kemampuan memecahkan masalah atau
memilah informasi agar menjadi lebih jelas:
5) Sintesis(Synthesis) yaitu kemampuan dalam menggabungkan atau
mengkobinasikan bagian-bagian agar dapat menjadi struktur yang
unik;
6) Evaluasi (Evaluation) mengacu pada kemampuan untuk dapat
membuat keputusan, pengetahuan yang baru dan pemahaman yang
ke arah yang lebih baik.

32
b. Ranah Afektif
Hasil belajar dari ranah afektif ini sedikit sulit untuk di ukur sebab
berhubungan dengan perasaan, minat, dan juga sikap. Ranah ini terdiri
dari;
1) Penerimaan (Receiving) yakni suatu keinginan atau kepekaan pada
warga belajar dalam menerima rangsangan atau fenomena;
2) Penanggapan (Responding) ialah warga belajar mampu merespon
dengan aktif pembelajaran dengan berbagai 22 macam cara;
3) Penilaian (Valuing) ialah yang berkaitan dengan nilai atau perilaku
tertentu terhadap diri warga belajar;
4) Pengorganisasian (Organization) merupakan pengembangan nilai-
nilai yang berbeda dan menciptakan nilai yang baru dalam satu
sistem organisasi;
5) Pembentukan pola hidup (Organization by a value complex) ialah
keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah dimiliki individu
akan menjadi karakteristik gaya hidupnya.
c. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik menunjukkan adanya kemampuan fisik atau
kemampuan yang dapat dihasilkan oleh fungsi motorik manusia dengan
ini keterampilan dalammelakukan sesuatu, meliputi keterampilan
motorik, intelekual dan sosial.Ranah ini terdiri dari;
1) Persepsi (Perception); penggunaan alat indera untuk membantu
dalam kegiatan motorik;
2) Kesiapan (set), pada fisik, mental maupun emosional untuk
melakukan kegiatan tertentu. Kesiapan yang di maksud ialah
kemampuan menempatkan dirinya untuk melakukan suatu gerakan
maupun berbagai rangkaian gerakan;
3) Gerakan terbimbing (Guided reponse) berkaitan dengan tahapan awal
dalam mempelajari keterampilan yang kompleks;

33
4) Gerakan terbiasa (Mechanism) yakni gerakan-gerakan yang sudah
biasa di pelajari dan dilakukan sehingga akan sangat meyakinkan
dan lincah;
5) Gerakan Kompleks (Complex overt response), gerakan motorik yang
sudah terampil dan mahir akan mencakup pola-pola gerakan yang
kompleks;
6) Penyesuaian (Adaptation), berbagai keterampilan yang
dikembangkan dengan sangat baik akan dapat menyesuaikan dalam
berbagai situasi;
7) Penciptaan (Origination), membuat pola gerakan baru yang dapat
disesuaikan dengan situasi atau permasalahan tertentu.

Perbedaan Metode Tamyiz Dengan Metode Pembelajaran Bahasa Arab


Yang Lain

Metode Tamyiz Metode Lain


Bahasa Adalah Keterampilan Bahasa Dianggap Sebagai Ilmu
Pengetahuan
Mempunyai Perbendaharaan Kata Tidak Mempunyai Perbendaharaan
Kata
Tujuannya Bisa Membaca Dan Bisa Tujuan Untuk Menghindari
Menterjemah Kesalahan Membaca
Metode Menggunakan Bahasa Menggunakan Bahasa Arab
Indonesia
Pembelajaran System Tot Tidak Ada Sistem TOT
Ini yang membedakan dengan pembelajaran Bahasa Arab Selama ini,
bahwa pembelajaran Bahasa Arab (nahwu dan sharaf) yang berjalan selama
ini kurang adanya penekanan terhadap tadribat yang telah diajarkan.

34
E. Meningkatkan Kemampuan Membaca Teks Bahasa Arab

Metode Tamyiz adalah metode pembelajaran teori dasar Nahwu_Shorof


yang berkaitan dengan terjemah teks Arab yang berbasis al_Qur’an, 49dengan
menggunakan kitab Tamyiz Abaza MM., dan Kamus Kawkaban karangan
Dr.Akhsin Sakho Muhammad dan Abaza,MM. Metode ini berlandaskan
kepada keyakinan bahwa belajar al-Qur’an adalah “mudah” dengan alasan
sebagai berikut:50

1) Allah menjamin al-Qur’an mudah dipelajari dan Allah mengajarkan al-


Qur’an kepada yang mau mempelajarinya.
2) Bahasa Arab memiliki lebih dari 30.000 mufradat / kosa kata, 2.065 kosa
kata terdiri dari 1.676 mustaq dan 389 jamid.
3) Kosa kata tersebut diatas diulang-ulang dalam al-Qur’an sebanyak 77.865
kali, sehingga menghafal terjemah al-Qur’an menjadi lebih mudah.

Pentahapan dan tehnik dalam pembelajaran terjemah al-Qur’an Metode


Tamyiz adalah sebagai berikut:51

1) Pertama, Tamyiz I (24 jam belajar), yang bertujuan agar peserta didik
pandai terjemah al-Qur’an dengan bantuan kamus Kawkaban, yakni
kamus khusus untuk membantu kitab Tamyiz. Pada Tamyiz 1 ini, yang
menjadi kunci adalah peserta didik pandai membaca al-Qur’an putus-
putus, pintar tashrif dan dlami, serta pintar mujarrad (membuka kamus).
2) Kedua, Tamyiz 2 (100 jam belajar), yang bertujuan agar santri pandai
terjemah kitab kuning. Tamyiz 2 meningkat pada tahapan peserta didik
pandai membaca kitab kuning putus-putus, pintar I’rab, awamil, shibhu
al-jumlah, jumlah fi’liyah dan ibtidaiyah.
3) Ketiga, Tamyiz 3 bertujuan agar santri pandai terjemah dan mengajarkan
al-Qur’an dan kitab kuning. Pada Tamyiz 3 ini merupakan tamyiz
terakhir, targetnya adalah santri pandai teori nahwu dan shorof yang
49
Abaza, Tamyiz Pintar Tarjamah Qur’an Dan Kitab Kuning (Jakarta: Tamyiz Publising, 2013), 7
50
Digilib.Uin-Suka.Ac.Id/.../Bab%20i,%20iv,%20daftar%20pustaka Diakses Tanggal 13 Mei 2015
51
Abaza, Tamyiz Pintar…., 14

35
hanya mudah dipahami dengan memahami artinya. Prinsip mengajar dan
belajar dalam metode tamyiz adalah sebagai berikut:52

a. Pelatihan kognitif guru (pelatihan positif guru sering kali memberi


contoh strategi kepada murid kemudian guru atau teman yang lebih
ahli membantu usaha murid tersebut untuk melaksanakan tugas
terakhir mereka mendorong murid itu untuk melanjutkan tugasnya
secara mandiri).
b. Tutoring (pembantu kelas sukarelawan dan mentor sukarelawan,
c. Tutor teman sebaya.
Berikut Sekilas Ilustrasi Materi Pembelajaran Metode Tamyiz:
Contoh materi pembelajaran dengan menggunakan metode Tamyiz berikut
disertai pembelajaran dengan tutorial, hal ini yang dilakukan oleh siswa,
harus sama ketika disaat mereka bergiliran menjadi tutor dalam
mempraktikan: Sebagai ilustrasi perhatikan Pembelajaran materi tentang
“Huruf” berikut:53
Ustadz menjelaskan perbedaan kata dan kalimat dalam bahasa
Indonesia dan bahasa Arab. Guru membuat tulisan dalam bahasa Indonesia
“itu kitab” dan tulisan dalam bahasa Arab “haadzaa kitaabun”
Anak-anak coba perhatikan yang mau ustadz tuliskan…
Itu kitab…
Itu kitab… apakah kata atau kalimat…
Itu kitab… dalam bahasa Indonesia adalah 1 kalimat yang terdiri dari
2 kata Kalimat adalah gabungan dari beberapa kata…

Anak-anakcoba perhatikan yang mau ustadz tuliskan…


Haadzaa kitaabun..
Haadzaa kitaabun.. apakah kata atau kalimat..

52
Abaza, Tamyiz Pintar….,8
53
Selain Pembelajaran Huruf, Masih Ada Tentang Metode Pembelajaran Yang Lain Seperti :
Pembelajaran Isim Dan Pembelajaran Modhore.

36
Haadzaa kitaabun.. dalam bahasa Arab adalah 1 jumlah yang terdiri
dari 2 kalimat
Jadi ada perbedaan istilah dalam bahasa Indonesia dengan bahasa
Arab… Kata (bahasa Indonesia)… Bahasa Arabnya adalah kalimat…
Kalimat (bahasa Indonesia)… Bahasa Arabnya adalah jumlah…

Guru memberi contoh lain, seperti bismillaahirrahmaanirrahiim,


dalam bahasa Arab bismillaahirrahmaanirrahiim adalah jumlah yang
terdiri dari beberapa kalimat, dan tarjamahnya adalah “dengan menyebut
nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang” dalam bahasa
Indonesia adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kata.
Guru menjelaskan bahwa Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab
yang kalimatnya hanya terdiri dari 3 macam kata yaitu huruf, isim dan
fi’il.

Anak-anak Al-Qur‟an itu diturunkan Allah dengan menggunakan


bahasa Arab…
Kalimat dalam Al-Qur‟an sangat sedikit yaitu hanya 3 macam…
Yaitu huruf.. isim.. dan fi‟il

Coba ikuti ustadz dengan suara lantang…

Huruf.. isim.. fi‟il..

Huruf.. isim.. fi‟il..

Huruf.. isim.. fi‟il..

3 macam sedikit atau banyaaak…

Sekarang mari kita buka buku tamyiznya halaman 23…

Ikuti pak Ustadz yaa…

Alkalimatu immaa harfun, waimmaa ismun, waimmaa fi‟lun..

Kalimat itu bisa berupa huruf, isim, dan fi‟il.. Alharfu yu‟rofu
bihifdzhi.. Huruf diketahui dengan menghapalnya..

37
Alismu yu‟rofu bialaamaatihi watashriifihi..

Isim diketahui dengan ciri-cirinya dan tashrifnya..

Alfi‟lu yu‟rofu bialaamaatihi watashriifihi..

Fi‟il diketahui dengan ciri-cirinya dan tashrifnya...

Ulang 3 kali atau sampai suasana kelas terbiasa mengucapkannya


dengan suara lantang.

Ustadz menjelaskan cara membaca Al-Qur’an dalam belajar metode


tamyiz adalah metode membaca Al_Qur’an putus-putus di setiap
kalimatnya (huruf, isim dan fi’il)

Anak-anak supaya kita lebih mudah membedakan mana huruf, mana


isim dan mana fi‟il saat kita membaca Al_Qur‟an..

Mari kita perhatikan cara baca Al-Qur‟an dengan metode tamyiz..

Ustadz mencontohkan membaca Al-Qur’an surat albaqoroh ayat 2-


3 dengan metode tajwid (sambung) dan diikuti membaca Al-Qur’an
dengan metode tamyiz (putus_putus), Ustadz meminta murid mengikuti
atau menirukannya. Guru menjelaskan perbedaan huruf dan abjad dalam
metode tamyiz.

Abjad adalah susunan dalam hijaiyyah dari alif sampai ya (abjad


hijaiyyah) yang tidak mempunyai arti atau tarjamah.

Huruf adalah susunan dalam kolom 1 sampai dengan kolom 26 dalam


buku metode tamyiz yang mempunyai arti atau tarjamah.

Anak-anak apa itu huruf?

Huruf yang dimaksud dalam Al-Qur‟an bukan susunan dari alif


sampai ya karena itu namanya adalah abjad hijaiyyah yang tidak
mempunyai tarjamah.. Huruf yang dimaksud dalam Al-Qur‟an adalah
susunan dalam kolom 1-26 dalam buku metode tamyiz yang mempunyai
arti atau tarjamah..

38
Untuk mengetahui apa saja yang termasuk huruf..?

Mari kita buka buku tamyiznya halaman 24..

Sudah dibuka semuanya..?

Kalau sudah, mari kita perhatikan semua huruf yang ada di lembaran
huruf tersebut.

Apabila anak-anak hafal semua huruf yang ada di lembaran huruf itu,
maka anak-anak bisa hapal semua huruf yang ada di Al-Qur‟an,
mauuu..?

Guru membacakan dan menyanyikan susunan huruf dari kolom 1


sampai dengan kolom 26. Murid mengikuti seusai arahan guru.

Anak-anak mari kita belajar huruf…

Lihat kolom 1 dan ikuti Ustadz....

Kolom 1.. Bijari.. Bi,ka,li,la dst…

Ulang-ulang sampai lancar, setelah lancar, teruskan dengan


menggunakan irama tertentu yang cocok berulang_ulang sampai
lancar.

Setelah murid selesai menyanyikan huruf kolom 1-26, Ustadz


membimbing Latihan praktek mengidentifikasi huruf pada Al-Qur’an
surat albaqoroh ayat 2.

Ustadz membaca ayat dengan metode membaca putus-putus, murid


mengikuti arahan sesuai ustadz/ah.

Ustadz meminta murid untuk menghitung ada berapa jumlah huruf


yang ada pada ayat tersebut.

Anak-anak mari praktek mencari huruf..

Kita buka surat Al-Baqarah ayat 2..

Sudah dibuka..?

Mari kita baca sama-sama dengan suara lantang..

39
Sekarang untuk memudahkan memahami mencari huruf, ustadz/ah
akan membaca Al-Qur‟an dengan metode tamyiz yaitu membaca Al-
Qur‟an putus-putus.. Dengarkan dulu, lalu ikuti ustadz......

‫ٰذ ِلَك اْلِكٰت ُب اَل َر ْيَب ِفْيِه ُهًدى ِّلْلُم َّتِقْيَن‬

Coba dihitung ada berapa huruf dari kolom 1-26 yang ada pada ayat
tersebut..

Ada berapa hurufnya…

Mari kita cari sama-sama..

‫ ذلك‬huruf bukan?...

Ada di kolom berapa…

Saudaranya apa…

Kalau huruf tolong diberi tanda lingkaran pada ayatnya dan tanda
contreng pada kolomnya..

Sudah dilingkarin dan dicontreng..

Mari sekarang ikuti mantranya..

‫ ذلك‬huruf .....saudaranya ‫إشارة‬

lagunya....

‫ذلك ذلكما ذلكم تلك تلك ما تلكم اوالءك‬

‫ الكتاب‬huruf bukan?...

Ada di kolom berapa..

Kalau bukan huruf mari sekarang ikuti mantranya..

‫ الكتاب‬bukan huruf pasti lainnya

‫ اَل‬huruf bukan?..

Ada di kolom berapa.. Saudaranya apa…

40
Kalau huruf tolong diberi tanda lingkaran pada ayatnya dan tanda
contreng pada kolomnya..

Sudah dilingkarin dan dicontreng..

Mari sekarang ikuti mantranya..

‫ اَل‬huruf saudaranya banyak..

Ustadz membimbing mengidentifikasi huruf pada ayat 3-5 al-


Baqarah dengan cara yang sama tetapi dengan menunjuk salah seorang
murid memimpin menggantikan Ustadz dengan bimbingan Ustadz.
Ustadz selalu mengingatkan siswa untuk memberi tanda lingkaran dan
contreng pada setiap huruf yang ditemukan. Demikian sekilas ilustrasi
tentang proses belajar mengajar, khusnya dalam pembelajaran “huruf”
dengan metode Tamyiz terus dikembangkan oleh penemu metode Tamyiz
ini dari waktu ke waktu.

1) Prinsip cara mengajar


a) Mengajar dengan bahasa hati Mengajar bisa dengan mulut bisa dengan
hati, dan Allah menurut al-Qur’an ke hati manusia.
b) Mengajarkan dengan mematuhi tahapan.
2) Prinsip cara belajar
a) LADUNI (ilate kudu muni) Santri belajar dengan tehnik mengeraskan
suaranya sebagai salah satu cara untuk mengoptimalkan penggunaan
potensi otak kiri dan otak kanan secara seimbang, ditambah dengan
tehnik pengulangan yang integratif sebagai salah satu cara
mengoptimalkan potensi otak bawah sadar (qolbun/shudur) sehingga
hasil belajar akan lebih optimal.
b) SENTOT (santri TOT) Model belajar santri adalah model ustadz yang
sedang mengajar atau menjelaskan kepada santri, sehingga santri
otomatis bisa mengajarkan kepada orang lain.
3) Prinsip cara evaluasi belajar mengajar.

41
a) Mudah Proses pembelajaran harus dirasakan mudah oleh santri,
apabila ada santri yang kesulitan maka berarti cara mengajarnya
kurang efektif.
b) Kesan akhir santri yang baik “ Kalau hanya begitu caranya, saya juga
bisa mengajar tamyiz”.
Berikut lampiran kolom 1 sampai denga kolom 26 yang di mana
setiap kolom memliki lagu masing-masing. Dan di urutkan sesuai dengan
amil-amil untuk isi, yaitu dari kolom 1 sampai kolom 6 {bijarrin, kana
rofa’u nasoba, inna nasoba rofa’u, laa nasoba lin-nakiroh, illa nasob lil-
mustasna’, ya nasoba lil-mudop}. Sedang kan amil untuk fiil dari kolom
8 sampai kolom 10 { an-yansiba, la-tajzum, lam-yajzum}. Berikut
lampiran nya:

42
43
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian.
Penelitian yang penulis lakukan di Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak Desa
Montong Terep Kec. Praya Kab. Lombok Tengah ini menggunakan metode
kualitatif yakni prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati dan diarahkan
pada latar alamiah dan individu tersebut secara menyeluruh.

Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena


popularitas belum lama, juga dinamakan metode positivestik, karena berlandaskan
pada filsafat postpositivisme, juga dinamakan metode Interpretive karena data
hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang yang
ditemukan dilapangan.54

Metode penelitian kualitatif sangat cocok digunakan untuk menguji hipotesis


atau teori dan strategi, sehingga peneliti disini menggunakan kualitatif karena
judul yang akan diuji lebih condong termasuk teori maupun strategi yaitu menguji
keefektifan lingkungan sekolah sebagai alat peningkatan penguasaan kosa kata
bahasa Arab, dengan tujuan agar penelitian ini mendapatkan hasil yang maksimal.

Berikut ini kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti yang menggunakan
penelitian kualitatif :

1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan


yang akan di teliti.

54
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D,
(Bandung; Alfabeta 2017), Hlm.14.

44
2. Mampu menciptakan raport kepada setiap orang yang ada pada situasi
sosial yang akan di teliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.
3. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (situasi sosial).
4. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan dan wawancara
mendalam secara tringgulasi, serta sumber-sumber lain.
5. Mampu menganalisi data kualitatif secara induktif berkesinambungan
mulai dari analisis deskriptif, domain, komponen sosial, dan tema
kultural/budaya.
6. Mampu menguji readibilitas, trasferabilitas, dependabilitas, dan
konfirmabilitas hasil penelitian yang peneliti simpulkan mengenai ukuran
kebenaran data yang didapatkan secara utuh, menyeluruh, lengkap dan
rinci untuk menguji data, penemuan-penemuan, interpretasi, rekomendasi,
dan membuktikannya bahwa hal itu dapat didukung oleh data dari hasil
penelitian.
7. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, mengkonstruksi fenomena,
hipotesis atau ilmu baru.
8. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap dan rinci.
9. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian dan membuat artikel untuk
dimuat ke dalam jurnal ilmiah.
10. Mampu mengkomunikasikan hasil penelitian kepada masyarakat luas.

B. Lokasi Penelitian.

Lokasi Penelitian Adalah Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak Desa Montong


Terep. Kecamatan Praya Kabupaten Lombok Tengah.55

55
Obsevasi Di Smp At-Tohiriyah Al-Adiliyha Tgl 15 Juli 2021 Jam 09:20

45
C. Kehadiran Peneliti.

Dalam Penelitian ini, peneliti bertindak sebagai partisipan penuh dengan


melakukan sebuah pengamatan berperan, serta peneliti melakukan interaksi sosial
dengan subjek dalam waktu yang lama dan selama itu data dalam bentuk catatan
lapangan akan dikumpulkan secara sistematis.

D. Sumber Data.

Sumber data dalam penelitian merupakan subjek dari mana data dapat
diperoleh menggunakan sumber primer dan skunder. Data primer adalah sumber
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sedangkan
data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data. 56Adapun
sumber data dalam penelitian ini adalah :

1. Kelas smp di at-tohiriyah al-fadiliyah Desa Montong Terep Kec. Praya


Kab. Lombok Tengah.
2. Dokumen-dokumen yang terkait dengan pengelolaan, peraturan, materi
ajar, foto-foto kegiatan kebahasaan, dokumentasi profil Smp At-Tohiriyah
Al-Fadiliyah Bodak Desa Montong Terep Kec. Praya Kab. Lombok
Tengah, serta dokumen hasil belajar.57
3. Guru Bidang studi Bahasa Arab Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak
Desa Montong Terep Kec. Praya Kab. Lombok Tengah.58
4. Siswa kelas VIII Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak Desa Montong
Terep Kec. Praya Kab. Lombok Tengah.59

56
Ibid. Hal.225.
57
Lihat Lampiran...
58
Saparwadi, Guru Bahasa Arab At-Tohiriyah Al-Fadiliyah. Wawancara Tanggal 15 Juli 2021 Jam
08:15 Menit.
59
Siswa Kelas VIII, Wawancara Pada Tanggal 15juli 2021 Jam 09:30

46
E. Prosedur Pengumpulan Data.
Untuk memperoleh data secara akurat, tentunya data harus diperoleh
secara langsung tanpa perantara, maka metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Wawancara.
Wawancara adalah sebuah percakapan antara dua orang atau lebih,
yang pertanyaan nya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau kelompok
subjek penelitian untuk dijawab. Metode ini digunakan untuk memperoleh
data tentang kegiatan atau persiapan guru sebelum pelaksanaan
pengaharan bidang studi bahasa Arab di kelas dan data lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Didalam penelitian ini, peneliti mempunyai dua subjek untuk dapat
diwawancarai yaitu guru bidang studi bahasa arab dan siswa-siswi serta
kepala madrasah di Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak.
Melalui wawancara terhadap guru bidang bahasa Arab. Peneliti dapat
mengumpulkan data-data tentang efektivitas metode tamyiz dalam
meningkatkan kemampuan membaca teks bahasa arab serta dapat
menanyakan tentang persiapan guru dalam mempersiapkan kelas sekolah
yang akan menjadi lokasi ajarnya, peneliti juga akan menanyakan kendala-
kendala dan keefektifan proses pembelajaran ketika menerapkan metode
tamyiz sebagai metode penyampaian materi ajarnya.
Melalui wawancara terhadap siswa, peneliti dapat mengumpulkan data
data tentang bagaimana peningkatan dalam membaca teks bahasa arab
yang dapat dikuasainya setelah guru bidang bahasa Arab menggunakan
metode tamyiz sebagai metode ajar dalam meningkatkan maharoh qiroah.

2. Observasi.
Observasi adalah metode pengamatan dan pencatatan dengan
sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan
untuk memperoleh pengalaman dari pengamatan secara langsung proses

47
belajar mengajar guru bidang studi bahasa arab serta siswa Smp At-
Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak. Peneliti memiliki tiga titik dalam observasi
ini yaitu situasi, proses pembelajaran, dan ekals tempat berlangsung
penelitia. Dari ketiga titik ini peniliti dapat menilai bagaimana hasil yang
diperoleh ketika menggunakan metode tamyiz untuk meningkatkan
kemapuan membaca teks bahasa Arab yang digunakan oleh guru kepada
siswa.
3. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah setiap bahan tertulis atau berbentuk foto yang di
persiapkan oleh peneliti guna mendukung kelengkapan data. Dokumentasi
merupakan salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Dokumentasi digunakan sebagai bukti fisik
dalam kegiatan penelitian.

F. Analisis Data

Bogdan & Biklen mengatakan bahwa analisis data kualitatif merupakan


upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan
data, memilah-milahnya menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola,
mensistesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan
kepada orang lain. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
langkah awal dari analisis data adalah mengumpulkan data yang ada,
menyusun secara sistematis, kemudian mempersentasikan hasil penelitiannya
kepada orang lain.60

Analisis data juga dapat disebut sebagai proses mencari dan menyusun
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, data
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

60
Lexy J Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, (Bandung: RemajaRosdakarya) 2010. Hal.
248

48
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

G. Keabsahan Data dan Temuan.


Uji keabsahan data meliputi uji readibilitas data (validitas internal).
merupakan uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian kualitatif, uji
readibilitas ini memiliki dua fungsi, yaitu fungsi pertama untuk melaksanakan
pemeriksaan sedemikian rupa tingkat kepercayaan penemuan kita dapat
dicapai, dan fungsi yang kedua untuk mempertunjukkan derajat kepercayaan
hasil-hasil penemuan kita dengan jalan pembuktian terhadap kenyataan
ganda yang sedang diteliti.

Dalam penelitian ini untuk uji readibilitas (credibility) peneliti


menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data tersebut untuk keperluan
pengecekan data, atau sering disebut bahwa triangulasi sebagai pembanding
data.61

Uji dependabilitas (reliabilitas) uji Dependabilitas (Dependability) ini


sering disebut sebagai reliabilitas didalam penelitian kualitatif, uji
dependabilitas di dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan cara melakukan
audit terhadap keseluruhan proses didalam penelitian. Pada penelitian ini
nantinya peneliti akan melakukan audit dengan cara peneliti akan berkonsultasi
kembali kepada pembimbing, kemudian pembimbing akan mengaudit
keseluruhan proses penelitian. Disini nanti peneliti akan berkonsultasi terhadap
pembimbing untuk mengurangi kekeliruan-kekeliruan dalam penyajian hasil
penelitian dan proses selama dilakukannya penelitian.

Uji transferabilitas (validitas eksternal/ generalisasi) uji transferabilitas


(transferability) adalah teknik untuk menguji validitas eksternal didalam

61
Ibid. Hal. 330

49
penelitian kualitatif. Uji ini dapat menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel itu diambil. dan uji
konfirmabilitas (obyektivitas), uji konfirmabilitas merupakan uji objektivitas di
dalam penelitian kualitatif, penelitian bisa dikatakan objektif apabila penelitian
ini telah disepakati oleh orang banyak.62

Di dalam uji ini nantinya peneliti akan menguji kembali data yang didapat
tentang Efektivitas Metode Tamyiz Dalam Meningkatkan Kemampuan
Membaca Teks Bahasa Arab Bagi Smp At-Tohiriyah Al-Fadiliyah Bodak Desa
Montong Terep Kec. Praya Kab. Lombok Tengah. ada empat teknik untuk
melaksanakan uji konfirmabilitas, yaitu:

a. meningkatkan ketekunan,

b. triangulasi, triangulasi sumber,

c. diskusi teman sejawat,

d. menggunakan bahan referensi.

Secara umum ada empat kriteria yang dijadikan dasar dalam menguji
keabsahan penelitian kualitatif, yaitu: readibilitas, transferadibilitas,
dependabilitas, dan konfirmabilitas.63

1. Readibilitas.
Readibilitas atau derajat kepercayaan merupakan ukuran kebenaran
data yang dikumpulkan selama pelaksanaan penelitian. Derajat
kepercayaan atau kredibilitas dapat dicapai dengan:
a. peneliti berada cukup lama di lapangan selama bulan Maret sampai Juni
2021,
b. melakukan triangulasi (teknik pemeriksaan keabsahan data dengan
maksud mengecek atau pembanding data tersebut yang dilakukan
62
Sugiono, Op.Cit., Hlm.294.
63
Sugiono, Op. Cit., Hlm.401.

50
dengan memanfaatkan sesuatu di luar data itu, peneliti melaksanakan
observasi terhadap hubungan siswa dengan guru di luar jam pelajaran,
wawancara dengan guru lain, dengan kepala sekolah.
2. Transferabilitas
Suatu temuan penelitian naturalistik berpeluang untuk diterapkan
pada konteks lain apabila ada kesamaan karakteristi penelitian dengan
penerapan. Ini berarti bahwa dalam konteks transferabilitas,
permasalahan dalam kemampuan terapan adalah permasalahan
bersama antara peneliti dengan pemakai. Dalam hal ini, tugas peneliti
adalah mendeskripsikan penelitian secara utuh, menyeluruh, lengkap,
mendalam dan rinci. Sedangkan tugas pemakai adalah menerapkannya jika
terhadap kesamaan antara penelitian dengan penerapan.
3. Dependabilitas
Dalam penelitian kualitatif, uji dependabilitas dilakukan dengan
melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Dependability
dapat diuji dengan uji proses dan produk. Menguji produk yaitu data,
penemuan-penemuan, interpretasi- interpretasi, rekomendasi-rekomendasi,
dan membuktikannya bahwa hal itu didukung oleh data.
Dalam penelitian ini, peneliti melakukannya dengan menggunakan
catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil penelitian.

4. Konfirmabilitas.
Melakukan uji konfirmabilitas dalam penelitian kualitatif mirip
dengan uji dependabilitas, sehingga pengujiannya dapat dilakukan
secara bersamaan. Menguji konfirmabilitas berarti menguji hasil
penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan, dalam arti bahwa
bila hasil penelitian merupakan fungsi dari proses penelitian yang
dilakukan, maka penelitian tersebut telah memenuhi standar
konfirmabilitas.
Dalam penelitian ini, untuk menjaga objektivitas peneliti dilakukan
melalui pengamatan secara tekun, metode pengumpulan data yang

51
bervariasi, serta analisis data sesuai dengan konteksnya. Melalui
pengamatan yang tekun, penggunaan metode yang bervariasi dalam
pengumpulan data, serta melakukan analisis data secara kritis dengan
berbagai persepsi diharapkan dapat ditemukan data yang sesuai dan dapat
dipercaya.
Keempat macam kegiatan analisis data tersebut saling
berhubungan dan berlangsung terus selama penelitian dilakukan. Jadi
analisis adalah kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir penelitian
ini.

52
BAB IV

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Pada bab ini peneliti akan menguraikan serta menerangkan data dan hasil
penelitiaan tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada bab 1. Hasil dari
penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara secara mendalam secara
langsung kepada informan sebagai bentuk pencarian dan dokumentasi langsung
di lapangan. Kemudian peneliti menggunakan teknik observasi sebagai cara
untuk melengkapi data yang telah ditemukan. Penelitian ini mengunakan
pendekatan kualitatif yang dimana pendekatan kualitatif merupakan prosedur
penelitian yang menghasilkan data-data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau
lisan berdasarkan orang atau pelaku yang diamati.

1. Sejarah berdirinya Madrasah


Asal usul berdirinya madrasah Mts AT-TOHIRIYAH BODAK dimulai dari
bapak ketua yayasan yaitu bapak TGH. FADLI FT yang melanjut kan amanah
abah beliau TGH FADIL TAOHIR sekaligus pendiri YATOFA untuk menjadi
ketua yayasan yang kedua sesudah abah beliau. Yang sekolah sangat lama
SOLATIAH mekah. Di tempat didirikan yayasan ini dulunya tempat yang
sangat rawan dan tidak ada madrasah satupun yang berdiri di desa ini. Setelah
itu beliau diminta untuk segera pulang oleh kadus, penghulu karena masyarakat
sangat membutuhkan beliau supaya di Dusun Selusuh ini aman terlebih lagi
masyarakat membutuhkan ilmu beliau. Barulah beliau minta izin untuk pulang
kepada TGH Maulana Syaikh dan bapak Maulana Syaikh mengizinkan beliau
untuk pulang. Setelah itu, para tokoh masyrakat, tokoh agama, tokoh adat
menjemput bapak ketua yayasan semasih beliau di pancor. Bapak ketua
yayasan MA Al Ilham NW Selusuh adalah orang yang pertama kali sekolah di
pancor, setelah itu beliau mendirikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang terletak di
Dusun Punikasih.

53
2. Letak Geografis

54
3. Identitas Madrasah

55
4. Visi Misi Yayasan AT-TOHIRIYAH AL-FADILIYAH

56
5. Data Guru Dan Siswa

6. Sarana Dan Prasaran

57
B. Pembahasan Dan Data

1. Evektifitas Metode Tamyiz Dalam Meningkatkan Kemampuan


Membaca Teks Bahasa Arab di Kelas Dua SMP

2. Evaluasi Program Dalam Pemahaman Qawa’id di Kelas Dua SMP

58
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

59
B. Saran

Daftar Pustaka

Abaza.2011. Tamyiz Pintar Terjemah Al-Quran Dan Kitab Kuning,


Jakarta: Tamyiz Publishing

60
Abdul Majid.2013. Strategi Pembelajaran, (PT Remaja Rosdakarya,
Bandung).

Abdul Munif.2011. Strategi Dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab


Kedalam Bahasa Indonesia.2015. Yogyakarta: Akademik Uin.

Ahmad Falah.2009. Materi Dan Pembelajaran Fiqih Mts-MA, STAIN


Kudus, Kudus

Ahmad Fuad Efendi.2012. Metodologi Pengajaran bahasa Aarab, Malang:


Myiskat

Akbar Fuad. , 2011. Pembelajaran Qawa’id Dengan Metode Tamyiz,


Yogyakarta; Perpustakaan UIN

Annisa Nurul Chanifah, 2019. Implementasi Metode Tamyiz Dalam


Pembelajaran Kitab Kuning, Semarang: Iain Salatiga.

Arini Rena Ratih. , 2014. “Studi Penerapan Metode Tamyiz Dalam


Pembelajaran Terjemah Al-Quran Di MI Al-Islam” Surakarta;
Perpustakaan UMS

Beaugrende Dan Dressler, Macam-Macam Teks, Buku Deepublis,Com

Binti Maunah.2012.. Landasan Pendidikan,(Yogjakarta: Teras,)

Dendi Sugono.2010. Journal Pembelajaran Maharoh Qiroh,

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.2015. Kamus Besar Bahasa


Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Fadli Ft.2020. Buku Panduan Santri, Mantang:Bandung Jaya

Fandi Tjiptono.2014. Strategi Pemasaran, Cet. Ke-II, Jakarta

Hamruni.2012. Strategi Pembelajaran, Insan Madani, Yogyakarta.

Iga Rosalina.2012. Journal Efektivitas Pemberdayaan Masyarakat

Khatibul Umam DKK.2014. Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada


Perguruan Tinggi Agama/IAIN, Jakarta: Depag RI

Laili Saadah.2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pendekatan


Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Siswa Kelas
Xi Bahasa 2 Di Ma Negeri 2 Kudus

61
Ma’rifatun Nisa, 2017. Penerapan Metode Tamyiz Dalam Memahami
Qawa’id, Yogyakarta: Uin Sunan Kali Jaga

Matsuki.2015. Pengertian Pondok Pesantren, Jakarta.

Mulki Solahudin. 2013. Pembelajaran Metode Tamyiz Untuk


Meningkatkan Kemampuan Menerjemahkan Al-Quran Dan Membaca
Kitab Kuning. Cerebon; Syekh Nurjsti

Mustafa Al-Galayin.2014. Jami’ Ad-Durus Al-‘Abiyah Jilid 1, Beirut: Dar


Al-Kutub
Nana Syaodih Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)

Ngainun Naim.2014. Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan


Mengubah Jalan Hidupsiswa, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Notoatmodjo.2013. Pengembangan Sumber Manusia, ( Yogyakarta:


Rinekacipta)

Sarwo, Kajian Pustaka Dan Teori-Teori Penelitian


Siti Astika Ysusuf, 2010. Kajian Literatur Dan Teori Dalam Penelitian,
Sorong; Stain, Hal,2

Sugiono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, Dan R & D,(Bandung; Alfabeta

Ulin Nuha.2015. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab

Wa Muna.2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta

LAMPIRAN

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI


EVEKTIFITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATAN
KEMAMAPUAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB
Fokus Sub fokus Indikator Teknik Pengumpulan

62
Data
I. Profil Lembaga Kondisi Umum 1. Lokasi lembaga 1. Lokasi lembaga
Lembaga 2. Sarana & 2. Sarana &
Prasarana Prasarana
3. Kondisi Pondok 3. Kondisi Pondok

II. Penerimaan Pelaksanaan 1. Publikasi Observasi


Santri penerimaan 2. Prosedur Wawancara
Santri pendaftaran Dokumentasi
3. Biaya
pendaftaran
III. Evektifitas Perencanaan 1. Tempat Observasi
Metode Tamyiz Pelaksanaan pembelajaran Wawancara
Dalam Metode Tamyiz 2. Waktu Dokumentasi
Meningkatan pembelajaran
Kemamapuan 3. Kegiatan
Membaca Teks pembuka
Bahasa Arab 4. Kegiatan inti
5. Kegiatan penutup
Pelaksanaan 1. Sumber belajar Observasi
Pembelajaran selain ustadz Wawancara
Metode Tamyiz 2. Motivasi santri Dokumentasi
Hasil Belajar 1. Metode Tamyiz Observasi
Metode Tamyiz 2. Rapot akhir Wawancara
pembelajaran Dokumentasi

KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI


EVEKTIFITAS METODE TAMYIZ DALAM MENINGKATAN
KEMAMAPUAN MEMBACA TEKS BAHASA ARAB
Fokus Sub Fokus Indikator Item
I. Profil Lembaga Kondisi Umum 1. Lokasi lembaga 1
Lembaga 2. Didirikannya 2

63
lembaga 3
3. Pencetus lembaga 4
4. Program Kegiatan 5,6,7
5. Jumlah santri, kelas, 8
ustadz
6. Sarana dan 9
Prasarana
7. Kepengurusan
lembaga
II. Penerimaan Pelaksanaan 1. Waktu pendafataran 10,11
Santri penerimaan Santri 2. Syarat pendaftaran 12
3. Publikasi 13
4. Prosdur pendaftaran 14
5. Penentuan kelas 15
6. Biaya 16
III. Evektifitas Perencanaan 1. Jadwal 17
Metode Tamyiz Pelaksanaan Metode 2. Tempat 18
Dalam Tamyiz 3. Jumlah santri 19
Meningkatan 4. Sumber belajar 20
Kemamapuan selain ustadz
Membaca Teks 5. Interaksi 21,22
Bahasa Arab 6. Kegiatan pembuka 23
7. Media 24,25,26
pembelajaran
8. Metode 27
pembelajaran
9. Kegiatan penutup 28
Pelaksanaan 1. Cara ustadz/ tutor 29,30,31
Pembelajaran Metode
Tamyiz 2. Kemampuan 32-37
ustadz/tutor
3. Metode Tamyiz 38
4. Motivasi santri 39
5. Evaluasi di akhir 40
pembelajaran
Hasil Belajar Metode 1. Efektivitas metode 41
Tamyiz Tamyiz
2. Penerapan & hasil 42,43
metode Tamyiz
3. Ujian santri 44
4. Rapot akhir 45

64
5. Harapan ustadz 56

KISI- KISI PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI


PEMBELAJARAN MELALUI METODE TAMYIZ DI PONDOK
PESANTREN WALI SALATIGA Fokus Subfokus Indikator Item I.
Penerimaan Santri Pelaksanaan penerimaan santri baru 1. Alasan
memilih lembaga 2. Pendaftaran 3. Publikasi 4. Waktu 5. Biaya 6.
Prosedur pendaftaran 7. Pengujian 1 2 3 4 5 6 7,8 II. Implemen_tasi
Pembe_lajaran melalui Metode Tamyiz di Pondok Pesantren Wali
Salatiga Perencanaan Implementasi Pembelajaran 1. Tempat
pembelajaran 2. Sistem pembelajaran 3. Jadwal pembelajaran 4.
Sumber belajar 5. Jumlah santri 6. Interaksi 9 10 11 12 13 14
Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 1. kegiatan pembuka 2. cara
ustadz 3. motivasi santri 4. kegiatan penutup 15 16 17 18 Hasil Belajar
Implementasi Pembelajaran 1. penerapan metode Tamyiz 2. pendapat
santri 3. rapot di akhir periode 19, 20 21 22 Santri 96 KISI- KISI
PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
MELALUI METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI
SALATIGA Fokus Subfokus Indikator Item I. Profil Lembaga Kondisi
umum lembaga 1. Sejarah lembaga 2. Program kegiatan 3. Jumlah
santri 4. Jumlah kelas 5. Sarana prasarana 6. Struktur Organisasi 1 2 3
4 5 6 II. Penerimaan Santri Pelaksanan penerimaan santri baru 1.
Waktu pendaftaran 2. Publikasi 3. Prosedur pendaftaran 4. Penentuan
kelas 7,8 9 10 11 III. Implemen_tasi Pembe_lajaran melalui Metode
Tamyiz di Pondok Pesantren Wali Salatiga Perencanaan Implementasi
Pembelajaran 1. Jadwal pembelajaran 2. Sumber belajar 3. Jumlah
ustadz/tutor 4. Jumlah santri/ warga belajar 5. Interaksi 6. Kegiatan
lalaran 12 13 14 15 16,17 18,19,20 Pelaksanaan Implementasi
Pembelajaran 1. Cara pengajaran 2. Kemampuan ustadz/tutor 3.

65
Rekrut ustadz/tutor 4. Media pembelajaran 5. Metode pembelajaran 6.
Motivasi santri 7. Evaluasi pembelajaran 21 22-24 25,26 27 28 29 30
Hasil Belajar 1. Metode 31,32 Informan 97 Implementasi
Pembelajaran Tamyiz 2. Ujian santri 3. Rapot/ hasil santri 4. Harapan
ustadz 33 34,35 36 98 PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN MELALUI METODE TAMYIZ DI PONDOK
PESANTREN WALI SALATIGA Subyek : Ustadz A. Identitas
Subyek Nama : Tempat, tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jabatan :
Alamat : B. Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1. Dimana lokasi
Pondok Pesantren WALI? 2. Kapan didirikannya Pondok Pesantren
WALI? 3. Siapa pencetus bedirinya Pondok Pesantren WALI? 4. Apa
saja program kegiatan Pondok Pesantren WALI? 5. Berapa jumlah
keseluruhan santri di Pondok Pesantren WALI? 6. Berapa jumlah
kelas yang ada Pondok Pesantren WALI? 7. Berapa jumlah ustadz
yang mengajar di Pondok Pesantren WALI? 8. Apa saja sarana dan
prasarana di Pondok Pesantren WALI? 9. Bagaimana struktur
kepengurusan yang ada di Pondok Pesantren WALI? II. Penerimaan
Santri 10. Kapan pendaftaran dibuka bagi calon santri di Pondok
Pesantren WALI? 11. Apakah pendaftaran calon santri hanya dibuka di
awal periode? 12. Apa saja persyaratan pendaftaran bagi calon santri
baru Pondok Pesantren WALI? 13. Bagaimana cara publikasi
pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren WALI? 14.
Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri Pondok Pesantren
WALI? 15. Bagaimana pengujian/ penetuan kelas bagi calon santri
Pondok Pesantren WALI? 16. Berapa biaya yang harus dibayar calon
santri di Pondok Pesantren WALI? III. Pelaksanaan Implementasi
Pembelajaran 99 17. Kapan jadwal pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan? 18. Dimanakah tempat melaksanakan kegiatan
pembelajaran? 19. Berapakah jumlah total santri setiap kelasnya? 20.
Adakah sumber belajar selain Ustadz? 21. Bagaimana interaksi antara
Ustadz dengan para santri? 22. Bagaimana interaksi sesama santri? 23.

66
Bagaimana cara ustadz memulai pembelajaran? 24. Bagaimanakah
cara ustadz dalam mendesain dan merancang media pembelajaran? 25.
Bagaimana penguasaan ustadz dalam menggunkan media
pembelajaran? 26. Apakah media yang digunakan sudah sesuai
dengan karakteristik santri ? 27. Apakah metode pembelajaran yang
digunakan sudah sesuai dengan karakteristik santri? 28. Bagaimana
ustadz mengakhiri pembelajaran? IV. Hasil Belajar Implementasi
Pembelajaran 29. Bagaimana cara ustadz dalam mengkondisikan kelas
ketika pembelajaran? 30. Bagaimana cara ustadz menangani anak
yang tidak mendengarkan/ bicara sendiri? 31. Bagaimana cara ustadz
ketika santri bosan mengikuti pembelajaran? 32. Apakah ustadz
mampu percaya diri ketika mengajar? 33. Apakah kemampuan dalam
kelincahan/ keluwesan dibutuhkan ketika ustadz mengajar? 34.
Apakah menjadi ustadz yang mengajar harus mampu berinovasi dalam
proses pembelajaran? 35. Apakah ustadz akan menerima santri dengan
apa adanya ketika ada santri yang lamban diwaktu pembelajaran? 36.
Bagaimana cara ustadz ketika ada santri yang tidak mudah
menangkap/ memahami materi yang sudah diajarkan? 37. Apakah
ekspresi maupun penuh penghayatan ketika mengajar itu dibutuhkan?
38. Bagaimana cara ustadz menerapkan metode bernyanyi ketika
kegiatan pembelajaran? 39. Bagaimana cara ustadz memberikan
motivasi pada santri? 40. Apakah ada evaluasi setiap akhir
pembelajaran? 100 V. Hasil Belajar Santri Menggunakan Metode
Tamyiz 41. Apakah dengan menggunakan metode Tamyiz efektif
dalam pembelajaran? 42. Bagaimana cara ustadz dalam menerapkan
metode Tamyiz dalam pembelajaran? 43. Bagaimanakah hasil yang
didapat santri diterapkannya metode Tamyiz ? 44. Apakah adanya
ujian pada santri ketika akhir semester? 45. Apakah ada rapot disetiap
akhir pembelajaran untuk laporan kepada orangtua/ WALI? 46. Output
seperti apa yang dirapkan ustadz terhadap santri 101 PEDOMAN
WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI

67
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Subyek: Santri A. Identitas Subyek Nama : Tempat, tanggal Lahir:
Pendidikan terakhir : Jabatan : Alamat : B. Pertanyaan I. Penerimaan
Santri 1. Mengapa kamu memilih belajar mengaji di Pondok Pesantren
WALI? 2. Bagaimana cara pendaftaran calon santri baru di Pondok
Pesantren WALI? 3. Bagaimana kamu memperoleh informasi tentang
penerimaan calon santri baru Pondok Pesantren WALI? 4. Kapan
kamu mengikuti pendaftaran penerimaan calon santri baru di Pondok
Pesantren WALI? 5. Berapa biaya pendaftaran di Pondok Pesantren
WALI? 6. Bagaimana prosedur penerimaan calon santri baru di
Pondok Peantren WALI? 7. Adakah tes awal untuk bisa masuk di
Pondok Pesantren WALI? 8. Bagaimanakah tes tersebut? II.
Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 9. Dimanakah kegiatan
pembelajaran dilaksanakan? 10. Bagaimana sistem pembelajaran di
Pondok Pesantren WALI? 11. Bagaimanakah jadwal pelaksanaan
pembelajaran dikelas Tamyiz? 12. Adakah sumber belajar selain
ustadz? 13. Berapakah jumlah santri di kelas Tamyiz? 14. Apakah
kamu kenal dengan semua santri di Pondok Pesantren WALI? III.
Hasil Belajar Implementasi Pembelajaran 15. Bagaimana ustadz
memulai pembelajaran? 16. Bagaimana cara ustadz dalam
menyampaikan pembelajaran? 17. Bagaimana cara ustadz
memberikan motivasi pada santri? 102 18. Bagaimana ustadz
mengahiri pembelajaran? IV. Hasil Belajar Santri Menggunakan
Metode Tamyiz 19. Apakah kamu menyukai dengan penerapan
metode Tamyiz dalam pembelajaran? 20. Bagaimana cara ustadz
menerapkan metode tersebut? 21. Bagaimana menurut kamu tentang
metode Tamyiz digunakan dalam metode pembelajaran? 22. Apakah
ada rapot diakhir periode pembelajaran? 103 PEDOMAN
WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Informan: Pengasuh Pondok Pesantren WALI A. Identitas Subyek

68
Nama : Tempat, tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jabatan : B.
Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1. Bagaimana sejarah berdirinya
Pondok Pesantren WALI? 2. Apa saja progam kegiatan di Pondok
Pesantren WALI? 3. Berapa jumlah keseluruhan santri di Pondok
Pesantren WALI? 4. Berapa jumlah kelas yang ada di Pondok
Pesantren WALI? 5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimilki
Pondok Pesantren WALI? 6. Bagaimana struktur kepengurusan yang
ada di Pondok Pesantren WALI? II. Penerimaan Santri 7. Kapan
pendaftaran dibuka bagi calon santri di Pondok Pesantren WALI? 8.
Apakah pendaftaran calon santri hanya dibuka di awal periode? 9.
Bagaimana cara publikasi pembukaan penerimaan calon santri Pondok
Pesantren WALI? 10. Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri
Pondok Pesantren WALI? 11. Bagaimana pengujian/ penetuan kelas
bagi calon santri Pondok Pesantren WALI? III. Pelaksanaan
Implementasi Pembelajaran 12. Kapan jadwal pelaksanaan
pembelajaran santri? 13. Adakah sumber belajar selain ustadz utama?
14. Berapakah jumlah total ustadz yang mengajar? 15. Berapakah
jumlah total santri setiap kelasnya? 16. Bagaimana interaksi antara
Ustadz dengan para santri? 17. Bagaimanakah interaksi antara
pengurus pondok dengan para santri? 18. Apa itu kegiatan Lalaran?
104 19. Apakah metodenya sama dengan pondok-pondok yang
terlebih dahulu menerapkan lalaran? 20. Apakah kegiatan lalaran
hanya ada di Pondok Pesantren WALI? IV. Hasil Belajar Implementasi
Pembelajaran 21. Bagaimana cara pengajaran di Pondok Pesantren
WALI? 22. Apakah ustadz yang mengajar harus mempunyai
kemampuan dalam mengembangkan gagasan/ ide baru dalam
mengajar? 23. Apakah ustadz yang mengajar harus mempunyai
keluwesan/ kelincahan ketika mengajar? 24. Apakah ustadz yang
mengajar harus dituntut menjadi ustadz/guru yang kreatif? 25.
Bagaimana cara merekrut ustadz untuk bisa mengajar di pondok
pesantren WALI? 26. Apakah ada pelatihan untuk ustadz yang

69
mengajar? 27. Bagaimana cara ustadz dalam menggunakan media
pembelajaran? 28. Bagaimana cara ustadz menerapkan metode
bernyanyi ketika kegiatan pembelajaran? 29. Bagaimana cara ustadz
memberikan motivasi pada santri? 30. Apakah ada evaluasi setiap
akhir pembelajaran? V. Hasil Belajar Santri Menggunakan Metode
Tamyiz 31. Apakah dengan menggunakan metode Tamyiz efektif
dalam pembelajaran? 32. Bagaimanakah hasil yang didapat santri dari
metode Tamyiz ? 33. Adakah ujian untuk santri setiap akhir semester?
34. Apakah ada rapot disetiap akhir pembelajaran untuk laporan
kepada orangtua/ WALI? 35. Kapan akhirrussanah dilaksanakan? 36.
Output seperti apa yang diharapkan ustadz terhadap santri? 105
PEDOMAN WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN
MELALUI METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI
SALATIGA Informan: Pengurus Pondok Pesantren WALI A. Identitas
Subyek Nama : Tempat, tanggal lahir : Pendidikan terakhir : Jabatan :
B. Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1. Siapa pencetus berdirinya
Pondok Pesantren WALI? 2. Kapan Pondok Pesantren WALI di
dirikan? 3. Apa saja progam kegiatan di Pondok Pesantren WALI? 4.
Berapa jumlah keseluruhan santri di Pondok Pesantren WALI? 5.
Berapa jumlah kelas yang ada di Pondok Pesantren WALI? 6. Apa saja
saran dan prasarana yang dimilki Pondok Pesantren WALI? 7.
Bagaimana struktur kepengurusan yang ada di Pondok Pesantren
WALI? II. Penerimaan Santri 8. Kapan pendaftaran dibuka bagi calon
santri di Pondok Pesantren WALI? 9. Apakah pendaftaran calon santri
hanya dibuka di awal periode? 10. Bagaimana cara publikasi
pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren WALI? 11.
Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri Pondok Pesantren
WALI? 12. Bagaimana pengujian/ penetuan kelas bagi calon santri
Pondok Pesantren WALI? 13. Berapakah biaya pendaftaran calon
santri di Pondok Pesantren WALI? III. Pelaksanaan Implementasi
Pembelajaran 14. Kapan jadwal pelaksanaan pembelajaran santri? 15.

70
Adakah sumber belajar selain ustadz utama? 16. Berapakah jumlah
total ustadz yang mengajar? 17. Berapakah jumlah total santri setiap
kelasnya? 18. Bagaimana interaksi antara Ustadz dengan para santri?
106 19. Bagaimanakah interaksi antara pengurus pondok dengan para
santri? 20. Apa itu kegiatan Lalaran? 21. Apakah kegiatan lalaran
hanya ada di Pondok Pesantren WALI? IV. Hasil Belajar Implementasi
Pembelajaran 22. Bagaimana cara pengajaran di Pondok Pesantren
WALI? 23. Apakah ustadz yang mengajar harus dituntut menjadi
ustadz/guru yang kreatif? 24. Bagaimana cara merekrut ustadz untuk
bisa mengajar di pondok pesantren WALI? 25. Apakah ada pelatihan
untuk ustadz yang mengajar? 26. Bagaimana cara ustadz dalam
menggunakan media pembelajaran? 27. Bagaimana cara ustadz
menerapkan metode Tamyiz ketika kegiatan pembelajaran? 28.
Bagaimana cara ustadz memberikan motivasi pada santri? 29. Apakah
ada evaluasi setiap akhir pembelajaran? V. Hasil Belajar Santri
Menggunakan Metode Tamyiz 30. Apakah dengan menggunakan
metode Tamyiz efektif dalam pembelajaran? 31. Bagaimanakah hasil
yang didapat santri dari metode Tamyiz ? 32. Adakah ujian untuk
santri setiap akhir semester? 33. Apakah ada rapot disetiap akhir
pembelajaran untuk laporan kepada orangtua/ WALI? 34. Output
seperti apa yang diharapkan ustadz terhadap santri? 107 Catatan
Lapangan No. : 1 Lokasi : Masjid Ar Rahim Pondok Pesantren WALI
Hari/ Tanggal : Kamis, 1 Agustus 2019 Waktu : Pukul 16.00 – 17.30
WIB Teknik : Observasi, Wawancara Pada hari ini peneliti mendatangi
lembaga Pondok pesantren untuk silaturahmi dan melihat keadaan
pondok pesantren WALI. Waktu pertama datang belum bertemu
dengan pengasuh pondok pesantren dikarenakan sedang di luar kota,
sebelumnya sudah mengabari jika peneliti akan ke pondok pesantren.
Sesampainya di pondok bertemu dengan ustadz munip dan ustadz
muttaqindisana sebelumnya memperkenalkan diri dan menjelaskan
maksud kedatangan perihal untuk observasi guna melakukan

71
penelitian skripsi di pondok pesantrenWALI. Sesampainya di pondok
pesantren sudah berlangsungnya kegiatan belajar mengajar, jadi
peneliti mengamatinya terlebih dahulu. Setelah selesai ustadz
memiliki waktu luang secara bergantian mengobrol sekilas tentang
pondok pesantren, kegiatan pondok dan lain sebagainya. Peneliti tak
lama observasi disana karena dirasa sudah cukup, peneliti pun
akhirnya pulang. 108 Catatan Lapangan No. : 2 Lokasi : Pondok
Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Kamis, 1 September 2019 Waktu :
Pukul 11.00 – 13.00 WIB Teknik : Observasi, Wawancara Peneliti
datang kembali untuk bersilaturahmi yang beberapa hari sebelumnya
sudah janjian atau mengabari dengan pengasuh podok pesantren yaitu
KH. Anis Mutakin. Sesampainya disana alhamdulilah di sambut
dengan sangat baik, tak lupa sambil menyampaikan maksud dan
tujuan yang rencananya akan melakukan penelitian skripsi guna syarat
untuk memperoleh gelar sarjana. Disana peneliti banyak bertanya,
bercerita dan akhirnya beberapa sedikit mengetahui tentang pondok
pesantren. Sebelum peneliti pulang tentunya untuk berjalan – jalan
mengelilingi pondok terlebih dahulu, agar peneliti tau adakah
perkembangan pembangunan atau yang lainnya 109 Catatan Lapangan
No. : 3 Lokasi : Pondok Putra Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Jumat,
20 September 2019 Waktu : Pukul 15.00 – 23.00 WIB Teknik :
Observasi, Pengamatan Pada hari ini peneliti datang ke pondok
pesantren sore hari untuk mengikuti acara Tahlil Akbar dalam rangka
40 hari meninggalnya KH. Maimoen Zubair yang acaranya di hadiri
oleh ketiga tokoh penting yaitu Gus Taj Yasin Maimoen, Habib Luthfi
Bin Yahya, dan Gus Idror Maimoen. Untuk acara pengajiannya
dimulai setelah sholat isya’. Sebelumnya peneliti datang lebih awal
agar bisa membantu persiapan acara tersebut di bagian pondok putri.
Tak lupa disana juga banyak hadir WALI santri atau orangtua santri
yang membantu kelancaran acara tersebut. Tradisi di pondok setiap
ada acara besar WALI santri datang untuk menghadiri serta membantu

72
acara tersebut dan membawa bahan makanan untuk bisa di jamukan.
Terasa sekali rasa kebersamaan, bergotong royong tak lupa santri –
santri putri pun juga membantu sebab santri disana tidak hanya anak
usia dini saja. Banyak juga santri yang sudah dewasa. Setelah sholat
maghrib banyak juga warga sekitar yang sudah bedatangan untuk
mengikuti pengajian 40 hari meninggalnya mbah maimoen. Acara
akan segera dimulai peneliti maupun yang menghadiri acara tahlilan
segera menempatkan diri mencari posisi yang nyaman tak lupa
sebelum masuk ada panitia yang memberikan 2 buah plastik, yang
pertama berisikan minuman dan makanan dan plastik yang kedua
untuk tempat menyimpan sandal. Karena acara disana lesehan atau
duduk di tikar yang sudah disediakan. Selama acara berlangsung
berjalan dengan lancar dan khusyuk dan banyak anak kecil juga yang
ikut datang bersama orangtuanya. Mereka tidak mengganggu jalannya
acara tersebut. Akhirnya setelah acara selesai peneliti pun bergegas
ijin untuk pulang. Karena keesokan harinya masih ada acara lanjutan
yaitu Pagelaran Kreativitas Santri. 110 Catatan Lapangan No. : 4
Lokasi : Pondok Putra Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Sabtu, 21
September 2019 Waktu : Pukul 15.00 – 24.00 WIB Teknik :
Observasi, Pengamatan Diacara hari kedua ini peneliti datang kembali
untuk membantu dan mengikuti acara Pagelaran Kreativitas Santri.
Yang acara hari ini mulai sore hari karena ada gladi bersih terlebih
dahulu kira – kira hingga maghrib tiba yang gunanya untuk
pemantapan santri sebelum acara dimulai. Di acara hari ini ada tamu
spesial dari luar negri yang penelitian juga di pondok pesantren WALI
yaitu dari Universitas yang berasal dari singapura, jumlahnya
mahasiswa belajarnya 50 orang. Mereka juga mengikuti dari awal
hingga acara pertengahan atau hampir selesai. Mengikuti dengan suka
ria, senang ada juga yang mengabadikan lewat telepon gengamnya
masing – masing. dalam acara tersebut juga di beri makanan dan
minuman oleh panitianya. Pagelaran Kreativitas Santri ini di adakan

73
setiap satu tahun sekali guna mengekspresikan kreativitas santri dan
apa yang di dapat dalam proses pembelajaran. Acara ini juga di hadiri
oleh WALI santri, dan juga warga sekitar karena dibuka untuk umum.
Dalam acara tersebut ada serangkaian acara yang pastinya santri
semua yaitu Rebana, Kidung Syafaat, Barzanji Multicultural, Puisi
dua bahasa Qasidah, Gerak Tamyiz, Shadow Show, Gerak Imriti,
Dance Tari Perang, Gymnastic, Wayang Kulit. Dari awal acara
dimulai sudah dibuka dengan sangat apik, dan menarik yang pastinya
tidak disangka – sangka. Berlanjut dalam acara dengan santri – santri
yang bergiliran mulai tampil sehingga tidak membosankan meskipun
menonton dalam keadaan terbuka tidak ada tenda yang menutupi dan
ditemani angin malam yang dingin serta menyejukkan. Hingga sampai
di penghujung acara ditutup dengan wayang kulit yang dalangnya dari
santri nya sendiri. Sungguh sangat mengagumkan. Dan peneliti
mengikuti acara sampai selesai. 111 Catatan Lapangan No. : 5 Lokasi :
Pondok Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Sabtu, 26 Oktober 2019
Waktu : Pukul 14.00 – 15.00 WIB Teknik : Observasi, Wawancara
Peneliti datang untuk bersilaturahmi kembali ke pondok dan
memberikan surat izin untuk mulai penelitian yang arti nya peneliti
datang rutin ke pondok hingga penelitian sudah selesai. Sesampainya
di pondok tidak bertemu langsung dengan pengasuh pondok karena
sedang di tuban jawa timur. Akhirnya bertemu dengan mas zam
pengurus pondok. Peneliti menyampaikan maksud kedatangannya ke
pondok yang sedikit bertanya – tanya. Sebelumnya peneliti sudah
meminta izin via telepon dengan pengasuh pondok. Sedikit bercerita
ternyata setiap hari sabtu ada kegiatan santri kreatif. Dan itu rutin di
lakukan. Guna mengasah keterampilan maupun kreativitas para santri.
112 Catatan Lapangan No. : 6 Lokasi : Masjid Ar Rahim Pondok
Pesantren WALI Hari/ Tanggal : 29 Oktober 2019 Waktu : Pukul
16.00 – 19.30 WIB Teknik : Pengamatan, Wawancara Sore ini peneliti
datang untuk mengikuti proses pembelajaran kelas Tamyiz.

74
Sesampainya proses pembelajaran kelas Tamyiz ini dimulai pukul
17.00 sore. Sebelum proses pembelajaran dimulai para santri
melakukan kegiatan lalaran yaitu bernyanyi dengan bantuan tabuhan
seperti rebananan, yang bertempat di masjid Ar Rahim. Semua
kegiatan mengaji kelas Iqra 4,5,6, kelas Tamyiz dan kelas Imriti ada
dimasjid hanya saja waktu nya yang berbeda. Setelah lalaran selesai
dilanjutkan untuk sholat berjamaah bersama. Kemudian barulah
proses pembelajaran dimulai. Ketika proses pembelajaran santri yang
datang sangat banyak kurang lebih 30 an santri putra dan putri. Ketika
proses pembelajaran berlangsung ustadz memberikan materi dan
santri menyimaknya, ketika ditanya dengan ustadz santri dengan
cekatan menjawab dan pastinya dengan dinyanyikan. Ketika ada yang
lupa, Ustadz menggunakan bahasa keseharian sehingga para santri
mudah untuk mengerti dan mempelajarinya. Yaitu mempelajari,
mengartikan serta menghafal kitab kuning. Setiap santri mempunyai
buku pengaman sendiri. Yaitu buku Tamyiz. Hingga adzan sholat
berkumandang artinya proses pembelajaran untuk malam inipun
selesai. Dan ditutup dengan sholat isya’ bersama. 113 Catatan
Lapangan No. : 7 Lokasi : Masjid Ar Rahim Pondok Pesantren WALI
Hari/ Tanggal : 14 November 2019 Waktu : Pukul 16.40 – 19.30 WIB
Teknik : Pengamatan, Wawancara Peneliti sesampai di pondok
pesantren pukul 16.40 menunggu santri pada datang. Sore itu langit
mendung, sampai pukul 17.00 masih dua atau tiga orang saja yang
datang. Menunggu bebrapa menit lagi santri – santri mulai
berdatangan ternyata tidak banyak dan seramai biasanya. Dikarenakan
cuaca sedang tidak bersahabat dan setiap hari jumat kegiatannya yaitu
mulai pukul 17.10 santri di kumpulkan di masjid untuk melaksanakan
tahlilan rutin setiap hari kamis sampai adzan maghrib setelah itu di
lanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah. Setelah sholat maghrib
selesai otomatis santri berbaris duduk untuk setoran mengaji yaitu
membaca Al Quran secara bergantian kepada ustadz hingga adzan

75
isya’. Ketika sudah adzan isya berarti kegiatan megaji pun selesai dan
segera untuk menunaikan ibadah sholat isya’ bersama – sama. Setelah
itu semua santri baru dibolehkan untuk pulang kerumah nya masing –
masing. Sedangkan yang santri mukim untuk kembali ke asrama
pondok. 114 Catatan Lapangan No. : 8 Lokasi : Masjid Ar Rahim
Pondok Pesantren WALI Hari/ Tanggal : 23 November 2019 Waktu :
Pukul 16.40 – 19.30 WIB Teknik : Pengamatan, Wawancara Hari
sabtu merupakan kegiatan sabtu kreatif untuk para santri kelas Tamyiz
maupun kelas imriti. Kegiatan ini dilakukan setiap hari sabtu dan
setiap sabtu berbeda tema. Pada hari ini peneliti mengikuti kegiatan
sabtu kreatif bersama mas ahmad yang memberikan paduan atau
arahan kegiatan yaitu para santri untuk berlomba fotografi secara
kreatif dengan tema cinta buku. Yang nanti nya setiap santri harus
mengupload atau mengunggah foto tersebut ke media sosial yaitu
instagram masing – masing dengan menggunakan #Santri WALI cinta
buku. Hasil foto santri yang terbaik akan diberi reward dengan cara
akan di unggah pada media sosial instagram ponpesWALI. Dengan
begitu parasantri sangat bersemangat dengan langsung mencari buku
diperpustakaan dan segera mencari tempat yang indah, atau cocok
dengan suasana sore itu. Ada yang mencari tempat berfoto dengan
latar persawahan, ada juga yang di atas atap dengan pemandangan
sore hari seakan akan sunset datang. Semua santri mengikutinya
dengan antusias. Hingga adzan maghrib tiba seperti biasa selalu sholat
berjamaah bersama dan kegiatan dilanjutkan minggu depan. Setelah
sholat maghrib selesai para santri segera bergegas untuk pulang. 115
Catatan Lapangan No. : 9 Lokasi : Masjid Ar Rahim Pondok
Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Rabu, 4 Desember 2019 Waktu :
Pukul 16.40 – 19.15 WIB Teknik : Pengamatan, Wawancara Hari ini
peneliti datang untuk mengikuti kegiatan pembelajaran yang ternyata
jadwal setaip harinya berbeda pembahasan serta buku
pembelajarannya. Hari ini dengan ustadz Yusril yang sumber

76
belajarnya menggunakan Kitab Jawahidul Kalamiah, yang para santri
nya secara bergantian untuk membaca dan menterjemahkan tanpa
adanya kesulitan yang sangat berarti. Para santri di kelas Tamyiz
sangatlah antusias. Dan pembawaan Ustadz Yusril sangatlah mudah
dipahami dan dimengerti karena ketika menjelaskan dengan bahasa
keseharian serasa semakin dekat dengan para santrinya. Dan tak hanya
itu, ketika sebelum dan sesudah pembelajaran tak lupa peneliti juga
mencari respon yang mau diwawancarai guna keperluan penelitian ini.
Seperti biasa kegiatan dimulai pukul 17.00 dan sholat maghrib serta
sholat isya’ berjama’ah dan selesai pukul 19.30 para santri sudah
diperbolehkan untuk pulang. 116 Catatan Lapangan No. : 10 Lokasi :
Pondok Pesantren WALI Hari/ Tanggal : Sabtu, 4 Januari 2020
Waktu : Pukul 15.30 – 18.00 WIB Teknik : Observasi, Wawancara
Sore ini peneliti datang ke pondok guna mengikuti kegiatan sabtu
kreatif dan wawancara dengan subyek yaitu ustadz/ tutor serta juga
dengan para santri. Sore itu di tuntang sore yang cerah sehingga santri
- santri banyak yang berdatangan. Sebelumnya sesampainya peneliti
di pondok langsung bertemu dengan ustadz muttaqin, peneliti
bermaksud untuk wawancara melengkapi data yang masih kurang dan
menanyakan informasi yang belum saya dapatkan. Hampir lebih dari
satu jam berbincang bincang akhirnya peneliti mengakhiri wawancara
tersebut dan lanjut mengikuti sabtu kreatif yang pusat kegitannya di
masjid ar rahman pondok pesantren WALI. Tak lupa untuk sholat
maghrib berjamaah terlebih dahulu dan dilanjutkan dengan kyai anis
yang memandu jalannya kegiatan serta di malam itu juga latihan
Tamyiz yang dinyanyikan dan tak lupa di kritik dan diberikan
masukan , serta memberitahukan kepada para santri untuk
mempersiapkan ide kreatif apalagi yang akan di tampilkan pada
akhirussanah nanti. Dengan jamaah isya’ bersama menandakan bahwa
kegiatan sudah selesai. Selanjutnya peneliti kembali menemui kyai
anis utntuk bersilaturahmi dan berbincang. Tak lama karna sudah

77
malam peneliti pun memutuskan untuk pulang kerumah. 117 Catatan
Lapangan No. : 11 Lokasi : Masjid Ar Rahim Pondok Pesantren WALI
Hari/ Tanggal : Senin, 6 Januari 2020 Waktu : Pukul 16.30 – 18.00
WIB Teknik : Observasi , Wawancara Hari senin merupakan hari yang
mendung dan hujan hampir seharian. Peneliti memutuskan tetap
datang kepondok pesantren selama perjalanan sampai pondok tetap
saja hujannya merata. Tak lupa sesampainya di masjid ar rahman
pondok pesantren WALI peneliti menemui ustadz khamim yang telah
mengajar kelas TPQ. Disana langsung mewawancarai guna
melengkapi data yang kurang untuk keperluan skripsi. Dengan
mengobrol yang ditemani suara hujan yang semakin keras dan deras
serta suara petir yang menderu. Hingga tiba waktu maghrib yang
berarti waktu mengobrol sudah selesai. Selanjutnya setelah sholat
berjamaah memutuskan untuk kembali ke semarang dan pada hari itu
santri banyak yang tidak masuk dikarenakan hujan yang deras. 118
Catatan Lapangan No. : 12 Lokasi : Pondok Pesantren WALI Hari/
Tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020 Waktu : Pukul 16.30 – 18.00 WIB
Teknik : Observasi , Wawancara Peneliti datang ke pondok pesantren
WALI sore hari untuk bertemu dengan pengasuh pondok yakni KH.
Anis Maftuhin dengan tujuan untuk melengkapi datapenelitian yang
masih kurang. Sebelumnya sudah janjian terlebih dahulu karena beliau
sangatlah sibuk. Tidak begitu lama setelah semuanya cukup. Saya
segera bergegas untuk pulang kembali ke rumah. 119 HASIL
OBSERVASI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Fokus Subfokus Ada Tidak Uraian Kondisi Umum Lembaga Lokasi
lembaga √ Jl. Mertokusumo, Karangpawon, Candirejo, Kec. Tuntang,
Semarang, Jawa Tengah 50773 Sarana & Prasarana √ Kantor, pondok
putra, putri, masjid, dapur, kamar mandi, parkiran, kantin, aula,
lemari, rak buku dan Al Qur’an, wifi, papan tulis, spidol, meja,
Kondisi pondok √ Lemabaga termasuk masih baru jalan 4 tahun masih

78
banyak proses pembangunan gedung. Tetapi sudah ada bangunan
utama yang layak untuk dihuni para santri dan pengurus pondok.
Lokasinya pun sangat strategis dekat dengan perumahan maupun
perkampungan. Pelaksanaan Penerimaan Santri Publikasi √ Instagram,
web, youtube, spanduk, brosur, dari cerita ke cerita WALI santri
Prosedur pendaftaran √ Santri bersama orangtua datang ke pondok dan
membawa persyaratan Biaya pendaftaran √ Biaya pendaftaran hanya
diawal masuk saja ketika administrasi Perencanaan Implementasi
Pembelajaran Tempat pembelajaran √ Dipondok, masjid dan kelas
Waktu pembelajaran √ Sore hari, untuk TPQ pukul 15.45 – 17.00
sedangkan untuk Tamyiz dan Imriti pukul 17.00 – 120 19.30 Kegiatan
pembuka √ Lalaran terlebih dahulu, lalu berdoa membaca fatihah
Kegiatan inti √ Pembelajaran dengan buku Tamyiz Kegiatan penutup
√ Ditutp dengan berdoa Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran
Sumber belajar selain ustadz √ Buku Tamyiz, Al Quran, buku
jawahidulkalamiah, buku fathulkorib Motivasi santri √ Di selasela
pembelajaran dan ketika hari sabtu, yaitu kegiatan sabtu kreatif Hasil
Belajar Implementasi Pembelajaran Metode Tamyiz √ Ketika
pembelajaran diterapkannya metode TamyizWALI dengan cara
dinyanyikan Rapot akhir pembelajaran √ Secara administrative belum
ada, tetapi dalam bentuk acara Akhirussana yaitu santri di wisuda 121
TRANSKIP HASIL WAWANCARA IMPLEMENTASI
PEMBELAJARAN MELALUI METODE TAMYIZ DI PONDOK
PESANTREN WALI SALATIGA Subyek: Ustadz A. Identitas Subyek
No. : 1 Kode : MT Nama : Al Muttaqin Usia : 42 tahun Jenis
Kelamin : Laki-laki Pendidikan Terakhir : MI / Pondok Pesantren
Lirboyo Kediri Jabatan : Ustadz/tutor Kelas Tamyiz B. Pertanyaan I.
Profil Umum Lembaga 1. Dimana lokasi Pondok Pesantren WALI?
Jawab: ya disini to mbak, candirejo kesongo kecamatan tuntang
salatiga 2. Kapan didirikannya Pondok Pesantren WALI? Jawab:
Januari 2016 pas diresmikanya sama Syeh Adnan Al-Afyouni ( Syaikh

79
besar Damaskus Syiria). 3. Siapa pencetus bedirinya Pondok
Pesantren WALI? Jawab: ya pak yai Anis dengan teman-teman
jurnalis/ wartawannya mbak 4. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok
Pesantren WALI? Jawab: ya kalau versi saya, sejarah berdirinya
pondok pesantren ini dari pak anis dengan teman-teman wartawan
yang punya gagasan untuk mendirikan pondok ini, terus karena pak
anis tidak mempunyai relasi banyak teman akan dari pesantren salaf,
diajaklah saya untuk bergabung dan saya mengajak teman-teman
lainnya untuk bisa mengajar dan membangun bersama pondok
pesantren ini. Awal mulanya kan pak anis, pak munib, dan saya.
Ibaratnya kalo rumah itu saya yang membuat atap dan temboknya dan
pak anis itu yang memperindah semenarik dan sebagus mungkin.
Maka didirikanlah Pondok Pesantren Wakaf Literasi IslamIndonesia.
5. Apa Visi dan Misi Pondok Pesantren WALI? Jawab: waah, lupa
saya mbak. Itu aja didepan ada papan udah lengkap 6. Apa saja
program kegiatan Pondok Pesantren WALI? Jawab: Banyak mbak,
untuk sementara ini yang pendidikan belajar Al Quran ya TPQ dan
Madin ( Madrasah Dinniyah) yang terdiri dari kelas Tamyiz dan
Imriti. Karna pondok ini kan masih tergolong baru dan berjalan baru 3
tahun. Ibarat kalo anak itu sedang merangkak yang nantinya akan bisa
berjalan. 122 7. Berapa jumlah kelas yang ada Pondok Pesantren
WALI? Jawab: jumlahnya ada 4 yang sudah siap di pakai, baru saja
kemarin sudah pembelajaran di dalam kelas. Karena mbaknya kan tau
sendiri kalau pusat belajar awalnya di masjid. Meskipun sekarang juga
masih di masjid juga. 8. Apa saja sarana dan prasarana di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: sarana prasarane ya banyak yang sudah bisa
digunakan, nanti mbaknya keliling kan lebih tau fasilitasnya apa saja,
ya maklum mbak masih pondok baru sedang pembangunan. Ya
bertahaplah 9. Bagaimana struktur kepengurusan yang ada di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: nanti coba tanyakan saja sama pengurusnya
pondok mbak bapak tidak tau II. Penerimaan Santri 10. Kapan

80
pendaftaran dibuka bagi calon santri di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: ya setiap ajaran baru mbak, biasanya bulan bulan juni. 11.
Apakah pendaftaran calon santri hanya dibuka di awal periode?
Jawab: tidak mbak, kalau ada santri baru yang masuk yaa gakpapa
tetap diterima. Ini kan juga masih baru pondoknya. 12. Apa saja
persyaratan pendaftaran bagi calon santri baru Pondok Pesantren
WALI? Jawab: coba tanya pengurusnya mbak kalau bapak kurang tau,
mungkin di brosur-brosur itu ada 13. Bagaimana cara publikasi
pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab:
yaa dari warga sekitar, itu semua yang promosi promosi ya
pengurusnya dengan cara cara sekarang, bisa saja seperti itu 14.
Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri Pondok Pesantren
WALI? Jawab: ya datang kepondok nanti setelah itu di tes untuk
penempatan kelasnya 15. Bagaimana pengujian/ penentuan kelas bagi
calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya dites/ diujinya itu di
wawancarai dulu, ditanya sudah bisa membaca Al Quran atau belum,
kalau belum ya masuk kelas TPQ tetapi kalau sudah ya nanti di suruh
baca, benar tidak bacaanya. Nanti ustadz yang menguji yang
menentukan bisa masuk dikelas Tamyiz atau imriti gitu mbak sama di
tes sudah benar belum gerakan dan bacaan sholatnya. 16. Berapa
biaya yang harus dibayar calon santri di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: kalau administrasi itu untuk TPQ 100.000 kalau Tamyiz itu
200.000 itu sudah mendapatkan buku juga untuk kegiatan belajar. III.
Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 17. Kapan pembelajaran
mengaji dilaksanakan? 123 Jawab: jadwal nya yaa, TPQ setiap senin –
jumat 15.30 sampai 17.00 kalau Tamyiz sama Imriti yaa, senin –
jumat 17.00 – 19.30 kalau sabtu ada sabtu kreatif 18. Dimanakah
tempat melaksanakan kegiatan pembelajaran? Jawab: tadinya ya
disini, dipondok dan dimsjadi tapi sekarang sudah ada kelas ya di
pusatkan dikelas 19. Berapakah jumlah total santri setiap kelasnya?
Jawab: kurang tau mbak kalau jumlahnya tapi ya lumayan banyak 20.

81
Adakah sumber belajar selain Ustadz? Jawab: ya ada mbak, itu buku
pegangan 21. Bagaimana interaksi antara Ustadz dengan para santri?
Jawab: ya gimana ya mbak, ya begitu selayaknya ustadz ketika
mengajar santrinya, dibuat senyaman dan semenyenangkan mungkin
biar anak mudah memahami 22. Bagaimana interaksi sesama santri?
Jawab: ya selayaknya anak – anak bertemu dengan teman sebayanya
mbak. Namanya jugataman kanak – kanak 23. Bagaimana
pembelajaran dimulai? Jawab: ya sebelum belajar di awali dengan
berdoa, kalau sore lalaran dulu. Tetapi sekarang dengan tambahan
kurikulum baru di isi dengan belajar hadist yang disi dari ustadz/
ustadzah yang mengabdi dari gontor 24. Bagaimanakah cara ustadz
dalam mendesain dan merancang media pembelajaran? Jawab: ya
mengikuti zaman sekarang mbak, bagaimana cara santri itu belajar
menterjemahkan Al Quran itu tidak kesulitan, seperti Tamyiz dan
buku Tamyiz. 25. Bagaimana penguasaan ustadz dalam menggunakan
media pembelajaran? Jawab: memadupadankan,antara buku dengan
metodenya 26. Apakah media yang digunakan sudah sesuai dengan
karakteristik santri ? Jawab: yaa, karna santri menyukainya 27.
Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah sesuai dengan
karakteristik santri? Jawab: ya sesuai mbak, karena santri disinikan
masih usia SD SMP jadi siapa toh yang tidak suka untuk belajar
dengan cara dinyanyikan dan tidak membebankan untuk dihafalkan
nanti juga akan hafal sendiri 28. Bagaimana ustadz mengakhiri
pembelajaran? Jawab: ya diakhiri dengan berdoa lagi dan nanti
sebelum pulang juga pasti sholat berjamaah IV. Hasil Belajar
Implementasi Pembelajaran 29. Bagaimana cara ustadz dalam
mengkondisikan kelas ketika pembelajaran? 124 Jawab: jadi begini
santri-santri disini itu ketika ustadz nya sudah masuk kelas akan
memulai pembelajaran yang dengan otomatis akan mengeluarkan
bukunya dan mendengarkan, ya tidak dipungkiri masih ada beberapa
yang asyik sendiri dengan temannya ya bagaimana lagi namanya juga

82
anak-anak, ya saya tetap lanjutkan mengajar dengan tidak lupa
mengingat kan santri itu dan nanti saya juga memberikan pertanyaan
30. Bagaimana cara ustadz menangani anak yang tidak
mendengarkan/ bicara sendiri? Jawab: ya tidak langsung saya marahi,
nanti diberi pertanyaan juga bisa 31. Bagaimana cara ustadz ketika
santri bosan mengikuti pembelajaran? Jawab: karena disini juga masih
kekurangan tenaga pengajar jadi yaa kurang maksimal dalam
memperhatikan semua santri, jadi mungkin bisa tanya jawab ketika
saya memberikan materi 32. Apakah ustadz mampu percaya diri
ketika mengajar? Jawab: iya mbak, kalau tidak begitu ya ndak bia
mengajar 33. Apakah kemampuan dalam kelincahan/ keluwesan
dibutuhkan ketika ustadz mengajar? Jawab: iyaa dibutuhkan, kalau
dalam menghadapi santri santri yang masih anak-anak begitu tidak
luwes yaa nanti santri tidak nyaman 34. Apakah menjadi ustadz yang
mengajar harus mampu berinovasi dalam proses pembelajaran?
Jawab: iyaa harus, soalnya kalau mengajarnya monoton begitu begitu
saja pasti santri jelas akan cepat untuk bosan 35. Apakah ustadz akan
menerima santri dengan apa adanya ketika ada santri yang lamban
diwaktu pembelajaran? Jawab: iyaa pasti, tidak masalah santri daya
tangkapnya tidak langsung cepat karena disinikan belajar bersama
sama nanti juga akan mengeerti dan paham 36. Bagaimana cara ustadz
ketika ada santri yang tidak mudah menangkap/ memahami materi
yang sudah diajarkan? Jawab: ya tiap pertemuan dikelas akan saya
ulangi kembali kemarin sudah mempelajari tentang apasaja, istilah
mengulang kembali materi yang sudah diajarkan dan nantinya akan
dilanjutkan ke materi selanjutnya 37. Apakah ekspresi maupun penuh
penghayatan ketika mengajar itu dibutuhkan? Jawab: iyaaa mbak,
karena kami mengajarkan bahasa Arab dan terjemahan ituksn tidak
sembarangan dan mengajar itu juga dengan suara yang lantang 38.
Bagaimana cara ustadz menerapkan metode Tamyiz ketika kegiatan
pembelajaran? Jawab: diterapkannya ketika lalaran dan proses

83
pembelajaran semisal belajar mencari huruf, ya saya akan membaca
ayat Al Quran dengan putus-putus 125 dengan cara dinyanyikan nanti
anak akan mengikutinya dan setelah itu saya jelaskan lalu anak
menandai dibuku mana saja yang termasuk ke dalam huruf 39.
Bagaimana cara ustadz memberikan motivasi pada santri? Jawab:
tidak ada mbak 40. Apakah ada evaluasi setiap akhir pembelajaran?
Jawab: untuk evaluasi setiap akhir pembelajaran belum ada, Cuma
kalau ujian tengah dan akhr semester itu ada V. Hasil Belajar Santri
Menggunakan Metode Tamyiz 41. Apakah dengan menggunakan
metode Tamyiz efektif dalam pembelajaran? Jawab: iya saya
mnegakui sangatlah efektif, karna anak kecil saja yaa dalam hitungan
setengahh tahun belajar dasar-dasarnya loyaa itu bisa cepat. 42.
Bagaimana cara ustadz dalam menerapkan metode Tamyiz dalam
pembelajaran? Jawab: seperti yang sudah ada dibuku Tamyiz mbak,
dengan laduni dan sentot. Ustadz mengjarkan dan anak menirukan 43.
Bagaimanakah hasil yang didapat santri dari diterapkannya metode
Tamyiz? Jawab: yang pasti sudah bisa mengingat dan menghafal
dengan baik, dalam jangka panjang dan bisa juga di terapkan ke
jenjang selanjutnya yaitu di kelas imriti 44. Apakah adanya ujian pada
santri ketika akhir semester? Jawab: ada, seperti imlak dan praktik
sholat. Imlak itu menuliskan bahasa Arab dengan baik dan benar 45.
Apakah ada rapot disetiap akhir pembelajaran untuk laporan kepada
orangtua/ WALI? Jawab: untuk sekarang belum ada, nantinya pondok
inikan mempunyai banyak mimpi-mimpi yang nantinya pasti
terwujud. Nanti semua itu akan ada, tinggal menunggu waktu saja.
Kalau sekarang hanya dari ustadnyz dulu aja yang mengetahuinya dan
adanya acara akhirrusanah untuk wisuda para santri 46. Output seperti
apa yang diharapkan ustadz terhadap santri? Jawab : ya sepert tujuan
pembelajaran ini to mbak, santri sejak kecil sudah bisa
menterjemahkan Al Quran dan kitab kuning tidak hanya bisa
membacanya saja, dan nantinya bisa mengajarkan kepada orang lain

84
atau yang seumurannya. 126 TRANSKIP HASIL WAWANCARA
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI METODE
TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Subyek:Ustadz A. Identitas Subyek No. : 2 Kode : KM Nama :
Khamim Makruf Usia : 37 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pendidikan
Terakhir : MA/ Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jabatan :
Ustadz/tutor Kelas Tamyiz B. Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1.
Dimana lokasi Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya disini mbak
candirejo, kesongo tuntang 2. Kapan didirikannya Pondok Pesantren
WALI? Jawab: diresmikannya 21 januari 2016 3. Siapa pencetus
bedirinya Pondok Pesantren WALI? Jawab: awalnya penggeraknya itu
pak anis terus mengajak teman-teman salaf karna pak anis itukan
pondok modern dari Gontor terus kemesir. 4. Bagaimana sejarah
berdirinya Pondok Pesantren WALI? Jawab: berdirinya itu dari sama-
sama ingin memajukan agama sehingga ilmu agama ataupun ilmu
kitab kuning dan Al Quran itu bukan Cuma dikonsumsi orang-orang
yang mondok tetapi orang formal, umum, itupun mudah, bisalah.
Kalau tiap pondok itukan mempunyai kelebihannya masing-masing,
jadi antara salaf dan modern itu dipadukan. 5. Apa Visi dan Misi
Pondok Pesantren WALI? Jawab: waduh, itu didpapan depan pondok
saja sudah ada mbak 6. Apa saja program kegiatan Pondok Pesantren
WALI? Jawab: iya TPQ dan madin, kedepan ada SDIT, SMPIT
insyaallah tahun depan, kemungkinan. 7. Berapa jumlah kelas yang
ada Pondok Pesantren WALI? Jawab: untuk sekarang ini 4 kelas 8.
Apa saja sarana dan prasarana di Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya
begini yang sudah ada, yaa sudah sangat layaklah untuk kegiatan
pembelajaran 9. Bagaimana struktur kepengurusan yang ada di
Pondok Pesantren WALI? 127 Jawab: tanyakan pada pegurusnya saja
mbak, saya kurang tau itu II. Penerimaan Santri 10. Kapan
pendaftaran dibuka bagi calon santri di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: kalau pondok itu ya waktu syawal dan ruwah 11. Apakah

85
pendaftaran calon santri hanya dibuka di awal periode? Jawab: tidak
mbak, karena kalau ada santri baru masuk pun tetap diterima 12. Apa
saja persyaratan pendaftaran bagi calon santri baru Pondok Pesantren
WALI? Jawab: ya administrasi mbak, mungkin akte, kk ya nanti
jelasnya tanyakan pada pegurusnya 13. Bagaimana cara publikasi
pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab:
ya dari warga sekitar, sama brosur-brosur mbak 14. Bagaimana
prosedur pendaftaran calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab:
ya, yang penting datang dulu dengan orangtuanya 15. Bagaimana
pengujian/ penetuan kelas bagi calon santri Pondok Pesantren WALI?
Jawab: ya di tanya-tanya dulu terus nanti di tes baca Al Quran baru tes
praktik dan bacaan sholat 16. Berapa biaya yang harus dibayar calon
santri di Pondok Pesantren WALI? Jawab: untuk TPQ itu 100.000
kalau Madin 150.000 itu hanya sekali dan sudah mendapatkan buku
pelajaranya juga III. Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 17.
Kapan pembelajaran mengaji dilaksanakan? Jawab: sore mbak, kalau
Tamyiz ya jam 17.00 samapi isya 18. Dimanakah tempat
melaksanakan kegiatan pembelajaran? Jawab: baru beberapa hari yang
lalu sudah dipindah ke kelas baru karena sudah jadi, kalau kemarin-
kemarin ya di masjid ini 19. Berapakah jumlah total santri setiap
kelasnya? Jawab: kalau Tamyiz pas santrinya berangkat semua ya 30
sampai 40an mungkin 20. Adakah sumber belajar selain Ustadz?
Jawab: iya ada sumber lainnya seperti buku Tamyiz, kitab kuning,
kitab jawahidulkalamiah, dan kitab fathulkorib” 21. Bagaimana
interaksi antara Ustadz dengan para santri? Jawab: ya kalau pas
kegiatan pembelajaran ya seperti guru dengan muridlah kalau missal
ada yang tidak mendengarkan diberi hukuman misalnya, atau ditegur
begitu 22. Apakah ada presensi kehadiran untuk santri? 128 Jawab: ya
ada, Cuma yang bawa itu santrinya jadi pas kegiatan belajar
berlangsung lebih efektif 23. Bagaimana pembelajaran dimulai?
Jawab: kegiatan dimulai dengan berdoa 24. Bagaimanakah cara ustadz

86
dalam mendesain dan merancang media pembelajaran? Jawab: ya
disesuikan dengan kebutuhan anak zaman sekarang yang lebih modern
dan mudah 25. Bagaimana penguasaan ustadz dalam menggunkan
media pembelajaran? Jawab: ya harus menguasai layaknya seorang
guru yang mengajar tetapi tidak membosankan 26. Apakah media
yang digunakan sudah sesuai dengan karakteristik santri ? Jawab: iya
sesuai mbak 27. Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah
sesuai dengan karakteristik santri? Jawab: iya sudah, dengan metode
Tamyiz santri senang, dan lebih cepat paham 28. Bagaimana ustadz
mengakhiri pembelajaran? Jawab: sebelum kegiatan selesaipun juga
diakhiri dengan berdoa atau hamdallah IV. Hasil Belajar Implementasi
Pembelajaran 29. Bagaimana cara ustadz dalam mengkondisikan kelas
ketika pembelajaran? Jawab: ya dengan cirri khas saya dalam
mengajar dengan intonasi suara yang terkadang tinggi dan biasa saja,
selalu melibatkan santri maksudnya tanya jawab pasti santri anak akan
menyimak, dan diselingi dengan guyonan 30. Bagaimana cara ustadz
menangani anak yang tidak mendengarkan/ bicara sendiri? Jawab: ya
kalau saya bisasanya saya beri pertanyaan 31. Bagaimana cara ustadz
ketika santri bosan mengikuti pembelajaran? Jawab: ya ketika
pembelajaran diselingi dengan guyonan, biar tidak spaneng banget 32.
Apakah ustadz mampu percaya diri ketika mengajar? Jawab: ya kalo
tidak percaya diri bagaimana ya tidak bisa mengajar to mbak 33.
Apakah kemampuan dalam kelincahan/ keluwesan dibutuhkan ketika
ustadz mengajar? Jawab: ya pasti mbak, jadi gini kalo ndak luwes ya
kasihan santri nanti tidak paham ketika belajar 34. Apakah menjadi
ustadz yang mengajar harus mampu berinovasi dalam proses
pembelajaran? 129 Jawab: iya, kalau mengajar begitu begitu saja nanti
santri-santri tidak minat untuk berangkat mengaji lagi 35. Apakah
ustadz akan menerima santri dengan apa adanya ketika ada santri yang
lamban diwaktu pembelajaran? Jawab: iyaa mbak, tapi kebanyakan
gak ada yang kayak gitu, hampir cuma satu atau dua santri saja, karna

87
disinikan memakai mote Tamyiz itu 36. Bagaimana cara ustadz ketika
ada santri yang tidak mudah menangkap/ memahami materi yang
sudah diajarkan? Jawab: lagi-lagi guru, gurunya itu kurang, makanya
kalau untuk sekarang ya santri tetap mengikuti seperti biasa,
seharusnya kalau ada santri yang kurang memahami bisa saja jika
gurunya mencukupi ditangani khusus, nani hasilnya juga sama dengan
teman-teman yang lainnya 37. Apakah ekspresi maupun penuh
penghayatan ketika mengajar itu dibutuhkan? Jawab: iyaa, kalau saya
dilihat santri saja tidak enak, bagaimana mau belajar dengan saya, kan
begituu 38. Bagaimana cara ustadz menerapkan metode bernyanyi
ketika kegiatan pembelajaran? Jawab: ya ketika pelajaran dengan
buku Tamyiz, karena setiap hari selain senin dan selasa itu sudah beda
buku dan pelajarannya. Jadi dengan metode Tamyiz itu santri bisa
menterjemahkan dengan mudah melalui bernyanyi 39. Bagaimana
cara ustadz memberikan motivasi pada santri? Jawab: ya ketika waktu
pembelajaran berlangsung, sama kalau sabtu kreatif itu selalu
diberikan motvasi-motivasi untuk para santrinya 40. Apakah ada
evaluasi setiap akhir pembelajaran? Jawab: kalau setiap akhir selesai
pembelajaran tidak ada tetapi ujian akhir itu ada seperti imlak dan
praktik sholat V. Hasil Belajar Santri Menggunakan Metode Tamyiz
41. Apakah dengan menggunakan metode Tamyiz efektif dalam
pembelajaran? Jawab: ya kalau metodenya itu sangat luar biasa, saya
akui itu sangat efektif 42. Bagaimana cara ustadz dalam menerapkan
metode Tamyiz dalam pembelajaran? Jawab: yaa itu dengan membaca
dan menyanyikan scara berulang-ulang anak pasti otomatis sudah
menghafalnya. Ketika kproses belajarpun nanti saya tanya juga
menyebutkan kalimat yang dipilih dibuku santri nanti akan saya suruh
untuk kalimat tersebut bertemu dengan apa, dan lainlainnya jika anak
lupa nanti bisa dinyanyikan bersama jadi anakpun kembali ingat
dengan cepat 43. Bagaimanakah hasil yang didapat santri
diterapkannya metode Tamyiz? Jawab: santri dapat belajar dan

88
mengingat pelajaran maupun menterjemahkan Al Quran dimana saja
kapan saja tidak hanya dipondok saja. Dengan begitu santri tidak akan
mudah lupa intinya selalu dalam ingatan 130 44. Apakah adanya ujian
pada santri ketika akhir semester? Jawab: ada, seperti imlak dan
praktik sholat 45. Apakah ada rapot disetiap akhir pembelajaran untuk
laporan kepada orangtua/ WALI? Jawab: belum ada, tapi nanti tahun
depan insyallah sudah ada. Kalau sekarang masih dengan acara
akhirrusanah, sama saja dengan santri yang di wisuda 46. Output
seperti apa yang diharapkan ustadz terhadap santri? Jawab: santri bisa
dengan cepat mengerti, mengingat menghafal, dasar-dasar dalam
belajar bahasa Arab. Tdak hanya bisa membaca Al Quran saja tetapi
bisa menterjemahkan dan memahami isi dari Al Quran tersebut.
Karena pada dasarnya pedoman hidup orang Islam adalah Al Quran
dan suaya bisa dipraktikkan setiap harinya. 131 TRANSKIP HASIL
WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Subyek:Santri A. Identitas Subyek No. : 3 Kode : Hf Nama : Haifa
Jenis Kelamin: Perempuan Jabatan : Kelas Tamyiz, Kelas 5 SD B.
Pertanyaan I. Penerimaan Santri 1. Mengapa kamu memilih belajar
mengaji di Pondok Pesantren WALI? Jawab: disuruh orangtua mbak,
deket rumah juga 2. Bagaimana cara pendaftaran calon santri baru di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: dateng kepondok 2. Bagaimana
kamu memperoleh informasi tentang penerimaan calon santri baru
Pondok Pesantren WALI? Jawab: tau dari orangtua mbak 3. Kapan
kamu mengikuti pendaftaran penerimaan calon santri baru di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: lupa mbak, aku dari kelas 3 udah ngaji disini
4. Berapa biaya pendaftaran di Pondok Pesantren WALI? Jawab: ndak
tau yo mbak 5. Bagaimana prosedur penerimaan calon santri baru di
Pondok Peantren WALI? Jawab: gak ngerti mbak 6. Adakah tes awal
untuk bisa masuk di Pondok Pesantren WALI? Jawab: ada mbak 7.
Bagaimanakah tes tersebut? Jawab: ya dites baca Al Quran sama

89
praktik sholat sama ustadz II. Pelaksanaan Pembelajaran 8.
Dimanakah kegiatan pembelajaran dilaksanakan? Jawab: ya disini to
mbak 9. Bagaimana sistem pembelajaran di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: pye to mbak aku ra mudeng. Ya nek belajar ki habis maghrib
nek sore lalaran dulu 10. Bagaimanakah jadwal pelaksanaan
pembelajaran dikelas Tamyiz? 132 Jawab: setiap hari mbak, sore Jam
5 masuke 11. Adakah sumber belajar selain ustadz? Jawab: ada mbak,
buku iki lho 12. Berapakah jumlah santri di kelas Tamyiz? Jawab:
uwakeeh mbak 13. Apakah kamu kenal dengan semua santri di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya kenal to mbak III. Hasil Belajar
Implementasi Pembelajaran 14. Bagaimana ustadz memulai
pembelajaran? Jawab: berdoa sek mbak sama salam 15. Bagaimana
cara ustadz dalam menyampaikan pembelajaran? Jawab:
menyenangkan mbak 16. Bagaimana cara ustadz memberikan
motivasi pada santri? Jawab: ndak ada mbak 17. Bagaimana ustadz
mengahiri pembelajaran? Jawab: berdoa mbak IV. Hasil Belajar Santri
Menggunakan Metode Tamyiz 18. Apakah kamu menyukai dengan
penerapan metode Tamyiz dalam pembelajaran? Jawab: yaa suka to
mbak, bikin seneng dan ndak bosen 19. Bagaimana cara ustadz
menerapkan metode tersebut? Jawab: ya kalo pas pelajaran sama ustad
khamim, 20. Bagaimana menurut kamu tentang metode Tamyiz
digunakan dalam metode pembelajaran? Jawab: ya enak mbak,
gampang gitu lo ndak boseni 21. Apakah ada rapot diakhir periode
pembelajaran? Jawab: gak ada mbak 133 TRANSKIP HASIL
WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Subyek:Santri A. Identitas Subyek No. : 4 Kode : Np Nama : Naisila
Putri Jenis Kelamin: Perempuan Jabatan : Kelas Tamyiz, Kelas 5 SD
B. Pertanyaan I. Penerimaan Santri 1. Mengapa kamu memilih belajar
mengaji di Pondok Pesantren WALI? Jawab : deket rumah mbak 2.
Bagaimana cara pendaftaran calon santri baru di Pondok Pesantren

90
WALI? Jawab: ya datang ke pondok to 3. Bagaimana kamu
memperoleh informasi tentang penerimaan calon santri baru Pondok
Pesantren WALI? Jawab: dari temen yang sudah ngaji dulu disini 4.
Kapan kamu mengikuti pendaftaran penerimaan calon santri baru di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: awal kelas 5 SD 5. Berapa biaya
pendaftaran di Pondok Pesantren WALI? Jawab: gak tau 6. Bagaimana
prosedur penerimaan calon santri baru di Pondok Peantren WALI?
Jawab: ndak tau yo mbak 7. Adakah tes awal untuk bisa masuk di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: ada 8. Bagaimanakah tes tersebut?
Jawab: ya di wawancaai mbak terus baca Al Qurann terus praktik
sholat II. Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 9. Dimanakah
kegiatan pembelajaran dilaksanakan? Jawab: biasane di masjid mbak,
tapi habis tahun baru kemarin pindah di kelas baru 10. Bagaimana
sistem pembelajaran di Pondok Pesantren WALI? Jawab: maksude
mbak, ohh yaa sore lalaran dulu, terus baru belajar 11. Bagaimanakah
jadwal pelaksanaan pembelajaran dikelas Tamyiz? 134 Jawab: senin
sampai sabtu mbak jam 5 sore 12. Adakah sumber belajar selain
ustadz? Jawab: ada 13. Berapakah jumlah santri di kelas Tamyiz?
Jawab: buanyak mbak 14. Apakah kamu kenal dengan semua santri di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: kenal mbak III. Hasil Belajar
Implementasi Pembelajaran 15. Bagaimana ustadz memulai
pembelajaran? Jawab: berdoa sek mbak, bismillah 16. Bagaimana cara
ustadz dalam menyampaikan pembelajaran? Jawab: yaa mengajar
biasa kayak nek disekolahan gitu 17. Bagaimana cara ustadz
memberikan motivasi pada santri? Jawab: nek sabtu mbak biasane sok
ada motivasi 18. Bagaimana ustadz mengahiri pembelajaran? Jawab:
berdoa juga mbak IV. Hasil Belajar Santri Menggunakan Metode
Tamyiz 19. Apakah kamu menyukai dengan penerapan metode
Tamyiz dalam pembelajaran? Jawab: menyukai mbak, gampang dan
mudah diikuti 20. Bagaimana cara ustadz menerapkan metode
tersebut? Jawab: ya pas pelajaran mbak, kalo ditanya terus ada santri

91
yang lupa terus dinyanyikan sebentar 21. Bagaimana menurut kamu
tentang metode Tamyiz digunakan dalam metode pembelajaran?
Jawab: suka mbak 22. Apakah ada rapot diakhir periode
pembelajaran? Jawab: belum ada mbak 135 TRANSKIP HASIL
WAWANCARA IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI
METODE TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA
Informan: Pengasuh Pondok A. Identitas Subyek No. : 5 Kode : KH
Nama : KH Anis Maftuhin Usia : 44 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : Universitas al-Azhar Mesir Jabatan : Pengasuh
Pondok Pesantren B. Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1.
Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren WALI? Jawab:
sebenarnya pondok ini rencananya masih 20 tahun lagi didirikan,
kemudian tahun 2014 ada momentum yang bermula dari sebuah
gagasan dari diskusi kecil-kecilan tempatnya di renebook sebuah
penerbit buku dijakarta. Berawal dari saya dan teman-teman jurnalis
melihat adanya minat baca itu berkurang, ini kalau tidak ada gerakan
ya selamanya, akan begini. Maka bagaimanasih kalau sekolah-
sekolah, pemerintah sudah mengadakan gerakan literasi tapi ya belum
nendanglah. Pesantren kan juga tidak punya pesantren literasi. Kira-
kira kan begitu. Supaya santri itu juga tidak sekedar mengaji dan
sebagainya tetapi mereka juga mempunyai kesadaran untuk berliterasi.
Berliterasi itu tidak hanya membaca, tapi juga memproduksi konten,
mengolah konten kemudian literasi hari inikan ada literasi digital.
Bagaimana caranya khazanah di pesantren itu bisa dirasakan orang
luar. Maka di buatlah Wakaf akses Literasi IslamIndonesia. Akhirnya
2016 diresmikannya pondok ini dan kebetulan ada seorang ulama
besar dari syiria yaitu Syeh Adnan Al-Afyouni. Setelah itu lahirlah
madrasah diniyyah internasional WALI terlebih dahulu sebagai embrio
pondok ini. Kenapa madrasah diniyyah internasional? Karena kami
mempunyai harapan, lagi lagi basic dari madin ini adalah literasi yang
berbasis ilmu-ilmu berbahasa Arab. Dengan melihat masalah yang

92
sekarang ini, supaya santri tidak kesulitan dan bosan lahirlah metode
Tamyiz yang di mix dari pondok pesantren diindramayu. 2. Apa saja
progam kegiatan di Pondok Pesantren WALI? 136 Jawab: TPA,
Madrasah Diniyah Plus, SDIT, SMPIT, SMKI Grafika, Kursus dan
Training. Sementara untuk yang sudah jalan ini TPA dan Madrasah
Diniyah karena menunggu proses pembangunan yang lainnya. 3.
Berapa jumlah keseluruhan santri di Pondok Pesantren WALI? Jawab:
Alhamdulillah tiap tahun bertambah, dari yang awalnya tahun pertama
hanya 15 santri hingga diseleksi alam jadi 9 santri, tahun kedua, dan
ketiga ini, bisa hampir 200 – 300an santri yang mukim dan tidak
mukim 4. Berapa jumlah kelas yang ada di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: kamu sudah lihat kan nok, yang dipondok putra sekarang
sudah ada kamar tidur dan kelas. Nah yang baru itu masih 4 kelas
yang sudah jadi, kan kalau sebelumnya kegiatan di Masjid dan Aula
sini 5. Apa saja sarana dan prasarana yang dimilki Pondok Pesantren
WALI? Jawab: tahun pertama yang sudah ada itu Joglo, asrama putri,
asrama putra, Masjid, Aula, dan sekarang sudah ada kelas, pondok
putra dan putri, dapur, kamar mandi, wifi, buku perpustakaan, dan
yang lainnya nduk, banyaklah nanti coba ketemu mbak aulia minta
datanya. 6. Bagaimana struktur kepengurusan yang ada di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: nanti minta di pengurusnya saja ya nok yang
lengkapnya II. Penerimaan Santri 7. Kapan pendaftaran dibuka bagi
calon santri di Pondok Pesantren WALI? Jawab: bulan juni-juli, karna
pesantren ya bulan sawal- ruwah 8. Apakah pendaftaran calon santri
hanya dibuka di awal periode? Jawab: untuk sekarang tidak, kapan
saja santri mau bergabung belajar disini juga boleh 9. Bagaimana cara
publikasi pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren
WALI? Jawab: lewat media sosial seperti intstagram, pondok WALI
kan punya akun instagram. Bisa juga dari obrolan warga sekitar, dan
brosur 10. Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri Pondok
Pesantren WALI? Jawab: ya santri datang dengan orang tua,

93
membawa persyaratan seperti akta, kk, dan lainnya di instagram
WALI sudah ada coba di liat-liat 11. Bagaimana pengujian/ penetuan
kelas bagi calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya nanti di uji
dengan ustadz atau saya kalau pas di pondok, santri disuruh membaca
Al Quran dan praktik sholat III. Pelaksanaan Implementasi
Pembelajaran 12. Kapan jadwal pelaksanaan pembelajaran santri?
Jawab: TPQ senin – jumat 16.00 – 17.00, Madin senin – jumat 17.00 –
19.30 dan sabtu kreatif 17.00- 19.30 137 13. Adakah sumber belajar
selain ustadz utama? Jawab: ya ada, buku pegangan ya di bawa santri-
santri itu lho nok, kayak gini buku Tamyiz. Yang dulu pertama kali
malah pisah-pisah sekarang udan terbaru digabung semuanya. 14.
Berapakah jumlah total ustadz yang mengajar? Jawab: sekitar 14
orang 15. Berapakah jumlah total santri setiap kelasnya? Jawab: wah,
ndak hafal kalau jumlah. Tapi ya banyak 16. Bagaimana interaksi
antara Ustadz dengan para santri? Jawab: ya selayaknya orang tua
dengan anak, guru dengan warga belajarnya begitu, ya tidak
menakutkan juga yang penting ramah seperti biasanya 17.
Bagaimanakah interaksi antara pengurus pondok dengan para santri?
Jawab: ya baik, para santri yaa menganggap seperti dengan kakaknya
sendiri, semuanya pada dekat 18. Apa itu kegiatan Lalaran? Jawab:
metode di dunia pesantren untuk menghafal syair-syair dan nahdom-
nahdom yang berkaitan dengan apa namanya, yang berkaitan dengan
pembelajaran dikelasnya sistem mennghafal bersama-sama di lembaga
pesantren itu yang disebut dengan lalaran. 19. Apakah metodenya
sama dengan pondok-pondok yang terlebih dahulu menerapkan
lalaran? Jawab: sama, hanya inovasinya ada di, eee penggunaan alat
music, lagu dan sebagainya. Kalau lalaran zaman dahulu standar,
biasa. Semua model penghafalan bersama-sama dengan lagu dan
music di pondok pesantren disebut dengan lalaran. Itu metode lalaran
20. Apakah kegiatan lalaran hanya ada di Pondok Pesantren WALI?
Jawab: tidak, disemua pondok pesantren ada. Hanya saja berbeda

94
metodenya IV. Hasil Belajar Implementasi Pembelajaran 21.
Bagaimana cara pengajaran di Pondok Pesantren WALI? Jawab: di
pondok ini kegiatan pembelajarannya menerapkan dengan metode
Tamyiz/ dengan cara dinyanyikan, intinya yang tidak membebani para
santrilah, yang menyenangkan, asyik dan mudah. Yang penting mau
belajar mengaji dulu. Sekarang susah nok mencari anak-anak yag mau
mengaji di pondok. Yang penting, kalau prinsip kita itu anak tertarik
berangkat ngaji dulu deh, sekarang cobalah kalian tau, susahnya
mencari anak yang mau mengaji, sekarang susah. Kecenderungannya
kalo gak orangtuanya sok kaya mengundang guru privatkan, padahal
sebenarnya ketika anak itu berangkat mengaji, mereka akan belajar
bersosialisasi, bermasyarakat. 138 22. Apakah ustadz yang mengajar
harus mempunyai kemampuan dalam mengembangkan gagasan/ ide
baru dalam mengajar? Jawab: iya, karna itu perlu 23. Apakah ustadz
yang mengajar harus mempunyai keluwesan/ kelincahan ketika
mengajar? Jawab: iya harus 24. Apakah ustadz yang mengajar harus
dituntut menjadi ustadz/guru yang kreatif? Jawab: iya, pasti 25.
Bagaimana cara merekrut ustadz untuk bisa mengajar di pondok
pesantren WALI? Jawab: yang sudah menguasai ilmu nahwu
dipesantren salaf minimal sudah khatam imriti, sudah selesai imriti.
Adanya bantuan pengabdian-pengabdian dari pondok Gontor dan
alumni-alumni pesantren salafiah seperti pondok Lir boyo Kediri,
Pondok payaman, pondok Ploso yang direkrut secara individual oleh
lembaga 26. Apakah ada pelatihan untuk ustadz yang mengajar?
Jawab: ada, Setelah mengikuti pelatihan nanti kita awasi dalam
pengajaranya, nah ketika sudah bisa dilepas nanti di lepas, untuk
menyesuaikan metode yang sudah diberikan. Biasanya pelatihan ini
satu minggu, siang malam, untuk menghabiskan/ mengejar waktu
itu,mulai kita beri lagu-lagunya. Kita kasih lagu yang basic-basic saja,
artinya yang standar nanti bisa didiskusikan dengan santri-santrinya.
27. Bagaimana cara ustadz dalam menggunakan media pembelajaran?

95
Jawab: ya digunakan ketika dalam kegiatan belajar dengan ustadznya
28. Bagaimana cara ustadz menerapkan metode bernyanyi ketika
kegiatan pembelajaran? Jawab: bisa di terapkan ketika lalaran sore itu,
ketika belajar buku Tamyiz 29. Bagaimana cara ustadz memberikan
motivasi pada santri? Jawab: ya terkadang didalam kelas waktu
kegiatan belajar, dan setiap hari sabtu ada sabtu kreatif itu biasanya
diisi dengan motivasi dari youtube, menonton film maupun yang
lainnya 30. Apakah ada evaluasi setiap akhir pembelajaran? Jawab:
kalau setiap akhir pembelajaran belum ada nok, tapi kalau tengah dan
akhir semester ituada seperti ujian tertulis dan lisan V. Hasil Belajar
Santri Menggunakan Metode Tamyiz 31. Apakah dengan
menggunakan metode Tamyiz efektif dalam pembelajaran? 139
Jawab: ya efektif di zaman sekarang ini, pas cocok dengan anak-anak
milenial sekarang. Dengan metode Tamyiz namanya anak merasa
senang dalam belajar otomatis akan mudah dalam mengingat dan
nantinya akan hafal terjemahan bahasa Arab pula. 32. Bagaimana cara
ustadz dalam menerapkan metode Tamyiz dalam pembelajaran?
Jawab: ya diselingi ketika pembelajaran berlangsung, ka nada senin
dan selasa belajar Tamyiz nah itu bisa diterapkan dan ketika lalaran,
ka nada to kemarin liat banyak yang tidak menggunakan bukunya
ketika sudah lalaran. 33. Bagaimanakah hasil yang didapat santri dari
metode Tamyiz ? Jawab: santri belajar dengan otak kanan dan kiri
serta daya tahan ingatan yang lebih lama jadi bisa belajar tidak harus
dipondok, dirumah misalnya 34. Apakah ada rapot disetiap akhir
pembelajaran untuk laporan kepada orangtua/ WALI? Jawab: rapot
secara administratif, belum ada, orangtua bisa melihat bagaimana
anaknya belajar ketika dia melihat ikut khataman di atas panggung
berarti itu udah selesai. Ukuran kita adalah ketika anak di uji public,
tes di atas panggung sudah bisa. Ketika akhirussanah itu dimana
semua WALI santri, anak yang di wisuda mampu menghafal dan di uji
public. Namun ada juga, piagam penghargaan untuk santri yang sudah

96
melewati ujian dengan sangat baik itu ada, 35. Kapan akhirrussanah
dilaksanakan? Jawab: sebelum ramdhan, setiap bulan rajab 36. Output
seperti apa yang diharapkan ustadz terhadap santri? Jawab: ya yang
pasti santri dari usia dini tidak hanya bisa membaca Al Quran saja,
tetapi bisa menterjemahkan, menulis, memahami isi Al Quran dan
kitab kuning. Yag nantinya akan bisa membuat buku terjemahan
bahasa Arab. 140 TRANSKIP HASILWAWANCARA
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MELALUI METODE
TAMYIZ DI PONDOK PESANTREN WALI SALATIGA Informan:
Pengurus Pondok A. Identitas Subyek No : 6 Kode : MZ Nama :
Muhamad Najmuzzaman Usia : 23 Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan terakhir : S1 / IAIN Salatiga Jabatan : Pengurus Pondok
Pesantren WALI B. Pertanyaan I. Profil Umum Lembaga 1. Siapa
pencetus berdirinya Pondok Pesantren WALI? Jawab: kyai anis dan
teman-teman wartawan 2. Kapan Pondok Pesantren WALI di dirikan?
Jawab: 21 Januari 2016 3. Apa saja progam kegiatan di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: program, naah ada TPQ dan Madin
(Madrasah Dinniyah, madin itu terdiri dari Tamyiz dan Imriti 4.
Berapa jumlah keseluruhan santri di Pondok Pesantren WALI? Jawab:
kalau sekarang hampir 200 an santri totalnya 5. Berapa jumlah kelas
yang ada di Pondok Pesantren WALI? Jawab: nah kalau TPQ ada 6,
Kalo Madin 3 yaitu 2 imriti 1 Tamyiz 6. Apa saja saran dan prasarana
yang dimilki Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya ini to, pondok,
asrama putrid dan putra, masjid, joglo, kantor, dapur, mck
perpustakaan, nanti atau besok keliling saja liat-liat 7. Bagaimana
struktur kepengurusan yang ada di Pondok Pesantren WALI? Jawab:
ada filenya di computer nanti saya kirim mbak II. Penerimaan Santri
8. Kapan pendaftaran dibuka bagi calon santri di Pondok Pesantren
WALI? Jawab: yang resmi itu satu bulan setelah lebaran. Itu sudah
dimulai 9. Apakah pendaftaran calon santri hanya dibuka di awal
periode? Jawab: untuk sekarang bisa kapan saja, di tengah awal

97
pembelajaran juga bisa diterima 141 10. Bagaimana cara publikasi
pembukaan penerimaan calon santri Pondok Pesantren WALI? Jawab:
bisa di share ke WALI santri, nahkan sama bikin brosur bisa di temple
disini sini, kalau datang kesini ada yang daftar kan bisa di baca-baca
11. Bagaimana prosedur pendaftaran calon santri Pondok Pesantren
WALI? Jawab: ya biasanya santri sama orangtua membawa
persyaratan foto, kk, akta sama ngisi formulir dan biaya administrasi
12. Bagaimana pengujian/ penentuan kelas bagi calon santri Pondok
Pesantren WALI? Jawab: nah ada dua, biasanya kan santri udah bisa
baca Al Quran atau belum, kalau belumkan nanti bisa di tes Iqra, tapi
kalau sudah bisa membaca Al Quran dengan lancar ya bisa masuk di
kelas Tamyiz 13. Berapakah biaya pendaftaran calon santri di Pondok
Pesantren WALI? Jawab: yang TPQ itu 100, kalau Madin 150 III.
Pelaksanaan Implementasi Pembelajaran 14. Kapan jadwal
pelaksanaan pembelajaran santri? Jawab: TPQ senin sampai jumat,
nah madin senin- sabtu. Berangkatnya semua sore 15. Adakah sumber
belajar selain ustadz utama? Jawab: ya ada, buku Tamyiz, Al Quran
terus buku yang lainnya 16. Berapakah jumlah total ustadz yang
mengajar? Jawab: banyak, kalo ndak salah 14 san 17. Berapakah
jumlah total santri setiap kelasnya? Jawab: semuane hampir 300an,
cumin gini ada yang santri lama gak berangkat, makanya itu belum di
coret dari bukuu daftar 18. Bagaimana interaksi antara Ustadz dengan
para santri? Jawab: ya gitu biasa saja mbak 19. Bagaimanakah
interaksi antara pengurus pondok dengan para santri? Jawab: kalo ini
ya dekat, karna memang tidak sungkan, dan saling menegur sapa. 20.
Apa itu kegiatan Lalaran? Jawab: ya kegiatan hafalan yang dilakukan
santri-santri secara bersamaan 21. Apakah kegiatan lalaran hanya ada
di Pondok Pesantren WALI? Jawab: disemua pondok ada kok mbak,
Cuma di pondok WALI aja metodenya sedikit berbeda IV. Hasil
Belajar Implementasi Pmbelajaran 22. Bagaimana cara pengajaran di
Pondok Pesantren WALI? Jawab: ya seperti yang di amati mbaknya

98
ketika penelitian, mungkin lebih lengkapnya ditanyakan pada
ustadznya saja mbak 142 23. Apakah ustadz yang mengajar harus
dituntut menjadi ustadz/guru yang kreatif? Jawab: iya mbak, karena
kalau tidak kreatif sanri pasti banyak yang bosan malah jadinya malas
untuk berangkat ngaji 24. Bagaimana cara merekrut ustadz untuk bisa
mengajar di pondok pesantren WALI? Jawab: itu yang lebih tau kyai
anis mbak, coba tanya kan beliau saja. Sepertinya ya merekrut dari
pondok pondok gitu 25. Apakah ada pelatihan untuk ustadz yang
mengajar? Jawab: iya ada mbak, biasanya satu minggu 26. Bagaimana
cara ustadz dalam menggunakan media pembelajaran? Jawab: nah
setau saya, ya biasa saja ketika mengajar sama seperti pembelajaran
lainnya, menggunakan buku juga ketika mengajar 27. Bagaimana cara
ustadz menerapkan metode bernyanyi ketika kegiatan pembelajaran?
Jawab: ya kalau pas lalaran itu lho mbak kalau sore 28. Bagaimana
cara ustadz memberikan motivasi pada santri? Jawab: kurang tau
mbak, mungkin pas pembelajaran atauu pas kegiatan sabtu kreatif 29.
Apakah ada evaluasi setiap akhir pembelajaran? Jawab: kayake belum
ada mbak V. Hasil Belajar Santri Menggunakan Metode Tamyiz 30.
Apakah dengan menggunakan metode Tamyiz efektif dalam
pembelajaran? Jawab: menurut saya, ya efektif mbak karna santrikan
bisa belajar atau menghafal tidak hanya di pondok saja tapi bisa
dimana saja dan kapan saja 31. Bagaimanakah hasil yang didapat
santri dari metode Tamyiz? Jawab: bagus mbak, daya ingatnya lebih
kuat untuk belajar mengaji dan menterjemahkan 32. Adakah ujian
untuk santri setiap akhir semester? Jawab: ada seperti kemarin ada
imlak dan praktik sholat 33. Apakah ada rapot disetiap akhir
pembelajaran untuk laporan kepada orangtua/ WALI? Jawab: belum
adakalau rapot, tapi kemarin ada seperti piagam penghargaan dengan
nilai yang bagus ketika di uji 34. Output seperti apa yang diharapkan
ustadz terhadap santri? Jawab: ya sudah pasti seperti tujuan dari
pondok ini, tidak hanya menjadi santri biasa saja tetapi bisa menjadi

99
santri yang hebat, bisa menterjemhakan kitab kuning, dan lainnya. 143
Lampiran 11 Rencana pelaksanaan Implementasi pembelajaran 1)
Tamyiz 1 Kompetensi Dasar · Kata (mabni dan tashrif) · Mujarrod
Materi Pokok Muqoddimah Tamyiz Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1.
Menjelaskan metode Tamyiz adalah metode atau cara mudah untuk
menerjemahkan qur’an (metode Tamyiz 1) dan membaca kitab kuning
(metode Tamyiz 2) bagi anak-anak dan orang tidak menggunakan
bahasa Arab sebagai bahasa ibunya. 2. Menjelaskan metode
menerjemah dan memmbaca adalah masuk dalam kelompok ilmu alat.
3. Ilmu alat lebih mendekati masuk dalam kelompok ketrampilan dari
pada sebagai pengetahuan 4. Cara terbaik memahami atau menguasai
ketrampilan adalah dengan cara latihan atau mengulang-ulang
sesering mungkin minimal 27 kali. 5. Metode Tamyiz adalah metode
atau cara mudah untuk menguasai ketrampilan 144 (bukan
pengetahuan) menerjemah qur’an dan ketrampilan membaca kitab
kuning. 6. Menjelaskan qur’an itu mudah 7. Kosa kata (mufrodat)
dalam al-Qur’an sangat sedikit yaitu 2065 kata 8. Mengajar Tamyiz
harus dengan hati dan menggunakan ilmu Sentot 9. Ilmu sentot adalah
teknik mengajar khas metode Tamyiz berupa metode guru mengajar
yang menitikberatkan pada menanamkan kesan akhir pada warga
belajar bahwa belajar itu sangat mudah dan warga belajarpun akan
merasa mampu mengajarkan kembali sebagaiumana gurunya. 10.
Belajar Tamyiz harus menggunakan ilmu laduni 11. Ilmu ladunin
adalah teknik belajar khas metode Tamyiz berupa metode belajar
dengan mengeraskan suara dengan suara berintonasi ajaib atau
berirama. (teknik mengaktifkan tiga otak yaitu otak kiri, otak kanan,
dan otak bawah sadar secara 145 integratif sehingga belajar menjadi
sangat ringan dan mudah sehingga akan mendapatkan hasil belajar
yang optimal). 12. Evaluasi ustadz terhadap kemampuan murid dalam
menerjemahkan qur’an dan membaca kitab kuning adalah dengan
menggunakan kata indikator “mampu mengajarkan kembali” 13.

100
Apabila ada murid yang tidak bisa, yang salah bukan murid, tetapi ada
yang salah cara mengajar guru 14. Target pembelajaran Tamyiz adalah
pintar tarjamah qur’an dalam 24 jam belajar. 15. Target pembelajaran
Tamyiz 2 adalah pintar baca kitab kuning dalam 76 jam belajar, total
100 jam belajar. 16. Perkenalan dengan yel-yel Tamyiz Kegiatan
Pengajaran (Laduni) 1. Memahami ilmu laduni (cara belajar khas
metode Tamyiz) dengan mengeraskan suara. 2. Memahami yel-yel
Tamyiz Penilaian Alokasi Waktu 146 Sumber/Bahan Alat Tamyiz 2)
Pembelajaran Huruf Kompetensi Dasar · Kata (mabni dan tashrif) ·
Mujarrod Materi Pokok Perbedaan kata dan kalimat Kegiatan
Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan perbedaan kata dan klaimat dalam
bahasa Indonesia dan bahasa Arab. 2. Al-Qur’an menggunakan bahasa
Arab yang kalimatnya hanya terdiri dari tiga macam kata yaitu huruf,
isim, fi’il. 3. Cara membaca al-Qur’an dalam belajar metode Tamyiz
adalah dengan metode membaca qur’an putus-putus di setiap kata
(huruf, isim, fi’il) 4. Guru mencontohkan membaca al-Qur’an dengan
metode Tamyiz dan diikuti membaca al_Qur’an dengan metode
Tamyiz (putus-putus) Kegiatan Pengajaran (Laduni) Memahami cara
membaca qur’an putus-putus (metode baca qur’an khas metode
Tamyiz) pada lembar latihan qur’an yang sedang dibaca atau pada saat
“praktek” Penilaian 147 Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz
Kompetensi Dasar · Kata (mabni dan tashrif) · Mujarrod Materi
Pokok Huruf Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan perbedaan
abjad dan huruf dalam metode Tamyiz 2. Abjad adalah susunan dalam
hijaiyyah dari alif sampai ya (abjad hijaiyyah) yang tidak mempunyai
arti atau tarjamah 3. Huruf adalah susunan dalam kolom 1 sampai
dengan kolom 26 dalam buku metode Tamyiz yang mempunyai arti
atau tarjamah. 4. Ustadz/ah membacakan dan menyanyikan susunan
huruf dari kolom 1 sampai dengan 26. Murid mengikuti arahan
ustadz/ah. 5. Latihan praktek mengidentifikasi huruf pada al_Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 2 sampai ayat 5 · Ustadz/ah membaca ayat

101
dengan metode membaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan
ustadz/ah. · Ustadz/ah meminta mjurid untuk 148 menghitung ada
beberapa jumlah huruf yang ada pada ayat tersebut. · Ustadz/ah
memberikan penjelasan “mantra” setiap kata huruf, isim, dan fi’il
yang dibaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah. ·
Mantra yang berupa penjelasan tentang huruf, isim, dan fi’il dapat
dilihat pada buku Tamyiz lil mudarris dan rekamannya dalam youtube
· Ustadz/ah membimbing murid untuk memberikan tanda pada lembar
praktek ketika menemukan huruf dengan tanda lingkaran dan tanda
contreng pada lembaran huruf sesuai kolomnya. Kegiatan Pengajaran
(Laduni) 1. Memahami jumlah huruf yang ada pada ayat yang sedang
dibaca pada saat praktek 2. Memahami dan hafal nyayian huruf kolom
1-26 3. Memahami dan hafal mantra pada saat menemukan huruf,
isim, dan fi’im 4. Memahami untuk memberi tanda lingkaran dan
contreng pada saat menemukan huruf pada saat praktek 149 Penilaian
· Tulisan Memberi tanda (warga belajar mengerti) · Lisan Membaca
putus-putus sesuai tahapan beserta mantranya (warga belajar hafal) ·
Praktek mengajar (warga belajar mumayyiz) Alokasi Waktu
Sumber/Bahan Alat Tamyiz 3) Pembelajaran Isim Kompetensi Dasar ·
Kata (mabni dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok Isim Kegiatan
Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan isim adalah kata yang terdapat
dalam al-Qur’an yang mempunyai ciri-ciri tertentu. 2. Ustadz/ah
membacakan dan menyanyikan ciri_ciri isim. Murid mengikuti sesuai
arahan ustadz/ah 3. Latihan praktek mengidentifikasi isim pada
al_Qur’an surat Al-Baqarah ayat 7 sampai dengan 150 9 · Ustadz/ah
membaca ayat dengan metode putus-putus, Murid mengikuti sesuai
arahan ustadz/ah. · Ustadz/ah meminta murid untuk emnghitung ada
berapa jumlah isim yang ada pada ayat tersebut. · Ustadz/ah
memberikan penjelasan “mantra” setiap kata hurus, isim, fi’il yang
dibaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah · Mantra

102
yang berupa penjelasan tentang huruf, isim, dan fi’il dapat lihat di
buku Tamyiz lil mudarris dan rekamannya dalam youtube. 4.
Ustadz/ah membimbing murid untuk memberikan tanda pada lembar
praktek ketika menemukan isim dengan tanda garis atas 5. Murid tetap
memberi tanda lingkaran ketika menemukan huruf Kegiatan
Pengajaran (Laduni) 1. Memahami jumlah huruf dan isim yang ada
pada ayat yang dibaca pada saat praktek 2. Memahami dan menghafal
nyanyian huruf 151 kolom 1-26 3. Memahami dan menghafal
nyanyian ciri-ciri isim 4. Memahami dan menghafal mantra pada saat
menemukan huruf, isim, dan fi’il 5. Memahami untuk memberi tanda
lingkaran dan contreng pada saat menemukan huruf pada saat praktek.
6. Memahami untuk memberi tanda garis atas pada saat menemukan
isim pada saat praktek Penilaian · Tulisan Memberi tanda (warga
belajar mengerti) · Lisan Membaca putus-putus sesuai tahapan beserta
mantranya (warga belajar hafal) · Praktek mengajar (warga belajar
mumayyiz) Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz 4)
Pembelajaran Mudhori’ Kompetensi Dasar · Kata (mabni dan tashrif)
152 · Mujarrod Materi Pokok Fi’il Mudhori’ dan tashrifnya Kegiatan
Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan bahwa kata yang bukan huruf dan
bukan isim dalam ayat al-Qur’an adalah fi’il 2. Menjelskan fi’il adalah
kata yang terdapat dalam al-Qur’an yang mempunyai ciri-ciri tertentu.
3. Fi’il terdiri dari 3 macam yaitu fi’il mudhori’, fi’il madhi, dan fi’il
amr. 4. Ustadz/ah membacakan dan menyanyikan ciri-ciri mudhori’,
murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah. 5. Guru membacakana dan
menyanyikan tashrif mudhori’ dengan dhomirnya, murid mengikuti
sesuai arahan ustadz/ah 6. Latihan praktek mengidentifikasi pada
al_Qur’an surat Al-Baqarah ayat 9-12 · Ustadz/ah membaca ayat
dengan metode membaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan
ustadz/ah · Ustadz/ah meminta murid untuk 153 menghitung ada
berapa jumlah mudhari’ yang ada pada ayat tersebut. · Ustadz/ah

103
memberikan penjelasan “mantra” setiap kata huruf, isim, dan fi’il
yang dibaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah ·
Mantra yang berupa penjelasan tentang huruf, isim dan fi’il dapat
dilihat di buku Tamyiz lil mudarris dan rekaman dalam youtube ·
Ustadz/ah membimbing murid untuk memberikan tanda pada lembar
praktek ketika menemukan fi’il mudhori’ dengan tanda garis bawah ·
Murid tetap memberi tanda garis atas ketika menemukan isim · Murid
tetap memberi tanda lingkaran ketika menemukan huruf Kegiatan
Pengajaran (Laduni) 1. Memahami jumlah huruf dan isim dan
mudhori’ yang ada pada ayat pada saat praktek. 2. Memahami dan
menghafal nyanyian huruf kolom 1-26 154 3. Memahami dan
menghafal nyanyian ciri-ciri isim 4. Memahami dan menghafal
nyanyian ciri-ciri mudhori’ 5. Memahami dan menghafal tashrif
mudhori’ 6. Memahami dan menghafal mantra bila menemukan huruf,
isim, dan mudhori’ 7. Memahami untuk memberi tanda lingkaran dan
contreng pada saat menemukan huruf pada saat praktek 8. Memahami
untuk memberi tanda garis atas pada saat menemukan isim pada saat
praktek 9. Memahami untuk memberi tanda garis bawah satu pada
saat menemukan mudhori’ pada saat praktek Penilaian · Tulisan
Memberi tanda (warga belajar mengerti) · Lisan Membaca putus-
putus sesuai tahapan beserta mantranya (warga belajar hafal) · Praktek
mengajar (warga belajar mumayyiz) 155 Alokasi Waktu
Sumber/Bahan Alat Tamyiz 5) Pembelajaran Amr Kompetensi Dasar ·
Kata (mabni dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok Fi’il Amr dan
tashrifnya Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Ustadz/ah membacakan
dan menyanyikan ciri_ciri amr, murid mengikuti sesuai arahan
ustadz/ah. 2. Ustadz/ah membacakan dan menyanyikan tashrif amar
dengan dhomirnya. Murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah. 3.
Latihan praktek mengidentifikasi pada al-Qur’an surat Al-Baqarah
ayat 13-14, dan 21 · Ustadz/ah membaca ayat dengan metode

104
membaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah ·
Ustadz/ah meminta murid untuk menghitung ada berapa jumlah amr
yang ada pada ayat tersebut · Ustadz/ah memberikan penjelasan
“mantra” 156 setiap kata huruf, isim dan fi’il yang dibaca putus-putus,
murid mengikuti arahan ustadz/ah · Mantra yang berupa penjelasan
tentang huruf, isim, fi’il dapat dilihat di buku Tamyiz lil mudarris dan
rekamannya di youtube · Ustadz/ah membimbing murid untuk
memberikan tanda pada lembar praktek ketika menemukan fi’il amr
dengan tanda garis bawah dua · Murid tetap memberi tanda garis
bawah satu ketika menemukan mudhori’ · Murid tetap memberi tanda
garis atas ketika menemukan isim · Murid tetap memberi tanda garis
lingkaran ketika menemukan huruf Kegiatan Pengajaran (Laduni) 1.
Memahami jumlah huruf dan isim dan mudhori’ dan amr yang ada
pada ayat pada saat praktek 2. Memahami dan menghafal nyanyian
hurf kolom 1-26 3. Memahami dan menghafal nyanyian ciri-ciri isim
4. Memahami dan menghafal nyanyian ciri-ciri 157 mudhori’ 5.
Memahami dan menghafal tashrif mudhori’ 6. Memahami dan
menghafal nyanyian ciri-ciri amr 7. Memahami dan menghafal tashrif
amr 8. Memahami dan menghafal mantra pada saat menemukan huruf
dan isim dan mudhori’ dan amr 9. Memahami untuk memberi tanda
lingkaran dan contreng pada saat menemukan huruf pada saat praktek
10. Memahami untuk memberi tanda garis atas pada saat menemukan
isim pada saat praktek 11. Memahami untuk memberi tanda garis
bawah satu pada saat menemukan mudhori’ pada saat praktek 12.
Memahami untuk memberi tanda garis bawah dua pada saat
menemukan amr pada saat praktek Penilaian · Tulisan Memberi tanda
(warga belajar mengerti) · Lisan Membaca putus-putus sesuai tahapan
beserta mantranya (warga belajar hafal) 158 · Praktek mengajar
(warga belajar mumayyiz) Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz
6) Pembelajaran Madhi Kompetensi Dasar · Kata (mabni dan tashrif)

105
· Mujarrod Materi Pokok Fi’il Madhi dan tashrifnya Kegiatan
Pengajaran (Sentot) 1. Ustadz/ah membacakan dan menyanyikan
ciri_ciri madhi, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah. 2. Ustadz/ah
membacakan dan menyanyikan tashrif madhi dengan dhomirnya.
Murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah. 3. Latihan praktek
mengidentifikasi pada al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 15-17. ·
Ustadz/ah membaca ayat dengan metode membaca putus-putus, murid
mengikuti sesuai arahan ustadz/ah · Ustadz/ah meminta murid untuk
menghitung ada berapa jumlah amr yang ada pada ayat 159 tersebut ·
Ustadz/ah memberikan penjelasan “mantra” setiap kata huruf, isim
dan fi’il yang dibaca putus-putus, murid mengikuti arahan ustadz/ah ·
Ustadz/ah membimbing murid untuk memberikan tanda pada lembar
praktek ketika menemukan fi’il madhi dengan tanda garis bawah tiga
· Murid tetap memberi tanda garis bawah dua ketika menemukan amr
· Murid tetap memberi tanda garis bawah satu ketika menemukan
mudhori’ · Murid tetap memberi tanda garis atas ketika menemukan
isim · Murid tetap memberi tanda garis lingkaran ketika menemukan
huruf Kegiatan Pengajaran (Laduni) 1. Memahami jumlah huruf dan
isim dan mudhori’ dan amr yang ada pada ayat dibaca pada saat
praktek 2. Memahami dan menghafal nyanyian hurf kolom 1-26 3.
Memahami dan menghafal nyanyian ciri-ciri isim 160 4. Memahami
dan menghafal nyanyian ciri-ciri mudhori’ 5. Memahami dan
menghafal tashrif mudhori’ 6. Memahami dan menghafal nyanyian
ciri-ciri amr 7. Memahami dan menghafal tashrif amr 8. Memahami
dan menghafal nyanyian ciri-ciri madhi 9. Memahami dan menghafal
tashrif madhi 10. Memahami dan menghafal mantra pada saat
menemukan huruf dan isim dan mudhori’ dan amr 11. Memahami
untuk memberi tanda lingkaran dan contreng pada saat menemukan
huruf pada saat praktek 12. Memahami untuk memberi tanda garis
atas pada saat menemukan isim pada saat praktek 13. Memahami

106
untuk memberi tanda garis bawah satu pada saat menemukan
mudhori’ pada saat praktek 14. Memahami untuk memberi tanda garis
bawah dua pada saat menemukan amr pada saat praktek 15.
Memahami untuk memberi tanda garis bawah 161 tiga pada saat
menemukan madhi pada saat praktek Penilaian · Tulisan Memberi
tanda (warga belajar mengerti) · Lisan Membaca putus-putus sesuai
tahapan beserta mantranya (warga belajar hafal) · Praktek mengajar
(warga belajar mumayyiz) Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz
7) Pembelajaran Fi’il dan Dhomir Kompetensi Dasar · Kata (mabni
dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok Fi’il Madhi dan dhomirnya
Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan bahwa fi’il itu selain
mempunyai ciri-ciri dan tashrif, juga mempunyai dhomir. 2.
Memahami dhomir fi’il merupakan syarat mutlak untuk memahami
tarjamah fi’il secara mudah dan benar 3. Membacakan dan
menyanyikan tashrif dan 162 dhomir fi’il secara bertahap mulai
dengan menyebut dlomir dengan kata “sejajar dengan”. Warga belajar
mengikuti sesuai arahan guru 4. Latihan praktek mengidentifikasi akar
kata pada al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 18-25 5. Selanjutnya
ustadz/ah membimbing murid mengganti kata “sejajar dengan”
dengan kata “dhomirnya”. Murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah 6.
Menjelaskan arti dari dhomir yang ada pada fi’il Kegiatan Pengajaran
(Laduni) 1. Memahami fi’il dan dhomirnya yang ada pada ayat yang
dipaca pada saat praktek 2. Memahami dan menghafal nyanyian fi’il
dan dhomirnya Penilaian · Tulisan Memberi tanda (warga belajar
mengerti) · Lisan Membaca putus-putus sesuai tahapan beserta
mantranya (warga belajar hafal) · Praktek mengajar (warga belajar
mumayyiz) Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz 163 8)
Pembelajaran wazan fi’il/wazan tambahan Kompetensi Dasar · Kata
(mabni dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok Memahami cara
membuka kamus dan menerjemahkan qur’an dengan bantuan kamus

107
Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan bahwa fi’il mudhori’,
amr dan madhi mempunyai beberapa jenis wazan tambahan selain
wazan yang telah ditashrif. 2. Ustadz/ah membacakan dan
menyanyikan wazan tambahan fi’il . murid mengikuti sesuai arahan
ustadz/ah Kegiatan Pengajaran (Laduni) 1. Memahami fi’il dan
wazannya yang ada pada ayat yang dibaca pada saat praktek 2.
Memahami dan menghafal nyanyian fi’il dan wazannya. Penilaian ·
Tulisan Memberi tanda (warga belajar mengerti) · Lisan Membaca
putus-putus sesuai tahapan beserta mantranya (warga belajar hafal)
164 · Praktek mengajar (warga belajar mumayyiz) Alokasi Waktu
Sumber/Bahan Alat Tamyiz 9) Pembelajaran Mujarrod Kompetensi
Dasar · Kata (mabni dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok
Memahami cara membuka kamus dan menerjemahkan qur’an dengan
bantuan kamus Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan tentang
mujarrad (akar kata) Setiap isim dan fi’il memiliki mujarrad · Huruf
tidak punya mujarrad · Mujarrad terdiri dari 3 abjad · Mujarrad bukan
awalan, bukan sisipan, bukan akhiran (ciri-ciri dari isim dan fi’il) ·
Apabila isim dan fi’il memiliki abjad lebih dari 3 maka sisanya adalah
berupa awalan, sisipan dan akhiran · Apabila ada huruf illat (huruf
yang saling menggantikan satu sama lain), pada mujarrad maka
mujarradnya bisa berupa 165 salah satu dari tiga huruf illat tersebut 2.
Latihan praktek mengidentifikasi akar kata pada al-Qur’an ·
Ustadz/ah membaca ayat dengan metode membaca putus-putus, murid
mengikuti sesuai arahan ustadz/ah · Ustadz/ah meminta murid untuk
menghitung ada berapa jumlah isim dan fi’il yang ada pada ayat
tersebut · Apabila bertemu isim dan fi’il ustadz/ah meminta murid
untuk menghitung abjadnya · Apabila lebih dari tiga abjad, ustadz/ah
meminta murid mencari awalan, sisipan, dan akhiran (sesuai) dengan
ciri-ciri isim dan fi’il) sampai tersisa 3 abjad · 3 abjad tersisa adalah
mujarrad apabila tidak ada illat · Apabila terdapat illat maka ustadz/ah

108
membimbing menemukan mujarrad di kamus · Ustadz/ah
membimbing cara membuka kamus berdasarkan mujarrad yang
ditemukan. 166 3. Latihan praktek membuka kamus setiap isim dan
fi’il berdasarkan mujarradnya. Kegiatan Pengajaran (Laduni) 1.
Memahami isim dan fi’il yang sering diulang dan jarang diulang ada
pada ayat yang dibaca pada saat praktek. 2. Memahami dan hafal
nyanyian mujarrad 3. Memahami cara membuka kamus untuk mencari
tarjamah isim dan fi’il yang jarang diulang. Penilaian · Tulisan
Memberi tanda (warga belajar mengerti) · Lisan Membaca putus-
putus sesuai tahapan beserta mantranya (warga belajar hafal) · Praktek
mengajar (warga belajar mumayyiz) Alokasi Waktu Sumber/Bahan
Alat Tamyiz 10) Praktek Tarjamah Kompetensi Dasar · Kata (mabni
dan tashrif) · Mujarrod Materi Pokok Memahami cara membuka
kamus dan 167 menerjemahkan qur’an dengan bantuan kamus
Kegiatan Pengajaran (Sentot) 1. Menjelaskan tarjamah Qur’an itu
mudah 2. Kosa-kata (mufradat) dalam al-Qur’an sangat sedikit yaitu
2065 kata 3. Al-Qur’an menggunakan bahasa Arab yang disusun
katanya hanya terdiri dari 3 macam kosa kata yaitu huruf, isim, dan
fi’il 4. Setiap kosa kata di atas diulang-ulang yang jumlah
pengulangannya mencapai 77.865 kali (riwayat Imam Hafs) 5.
Pengulangan setiap kata dalam al-Qur’an masing-masing tidak sama
satu sama lain. Jumlah pengulangan huruf 26.787 kali. Jumlah
pengulangan isim 383 kali. Jumlah pengulangan fi’il 167 kali. 6. Salah
satu kemudahan tarjamah al-Qur’an disebabkan ada sebanyak 214
isim dan fi’il yang sama tarjamahnya serta ada ... isim yang sering
diulang lebih dari 2 digit (10 kali) dengan jumlah pengulangan.....kali
dan ada ....fi’il yang sering diulang lebih dari 2 digit (10 kali) dengan
jumlah pengulangan.... 7. Total pengulangan huruf, isim, dan fi’il yang
168 sama artinya dan isim dan fi’il yang sering diulang-ulang tersebut
adalah 66.234 kali atau setara dengan 25 juz 8. Menyanyikan tarjamah
huruf, isim, fi’il yang sering diulang-ulang pada al-Qur’an surat

109
Al_Baqarah ayat 1-100 · Ustadz/ah membaca ayat dengan metode
membaca putus-putus, murid mengikuti sesuai arahan ustadz/ah ·
Ustadz/ah membacakan dan menyanyikan huruf, isim, dan fi’il yang
sama artinya dan yang sering diulang murid mengikuti sesuai arahan
ustadz/ah · Nyanyian yang berupa huruf, isim, fi’il yang sama artinya
dan yang sering diulang dapat dilihat di buku Tamyiz lil mudarris dan
rekaman dalam youtube 9. Latihan praktek menerrjamah isim dan fi’il
yang jarang diulang pada al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 1-100 ·
Ustadz/ah membacakan dan menanyakan akar kata setiap isim dan
fi’il · Ustadz/ah membantu mencari akar kata 169 tersebut dan kata
jadinya di kamus · Murid menggaris bawahi akar kata beserta
tarjamahnya yang sudah ditemukan di kamus · Murid mencari
tarjamah kata jadinya di kamus, menggaris bawahi dan menuliskan
tarjamah tersebut dilembar praktek Kegiatan Pengajaran (Laduni) 1.
Memahami isim dan fi’il yang sering diulang dan jarang diulang ada
pada ayat yang dibaca pada saat praktek. 2. Memahami dan hafal
naynyian tarjamah isim dan fi’il yang sering diulang 3. Memahami
cara membuka kamus untuk mencari tarjamah isim dan fi’il yang
jarang diulang. Penilaian Alokasi Waktu Sumber/Bahan Alat Tamyiz

110

Anda mungkin juga menyukai