Anda di halaman 1dari 129

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI

2 RANGKASBITUNG

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas IlmuTarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah


Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:
Nunu Kurniatillah
NIM : 11160182000030

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA DI SMP NEGERI
2 RANGKASBITUNG

Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan

Oleh
Nunu Kurniatillah
NIM 11160182000030

Pembimbing

Drs. Mu’arif SAM, M.Pd


NIP. 196507171994031005

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
SURAT PERNYATAAN UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul


“Implementasi Program Adiwiyata Di SMP Negeri 2 Rangkasbitung” yang
disusun oleh Nunu Kurniatillah, NIM 11160182000030, diajukan kepada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada 05 Oktober
2022.

Jakarta, 06 Oktober 2022

Yang Mengesahkan

Pembimbing

Drs. Mu’arif SAM, M.Pd


NIP. 196507171994031005
i
ABSTRAK

Nunu Kurniatillah (NIM 11160182000030), Implementasi Program


Adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung, Skripsi Program Strata Satu (S-
1) Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program adiwiyata di SMP


Negeri 2 Rangkasitung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif yang bertujuan untuk mendskripsikan suatu fenomena tertentu. Tekhnik
pengumpulan data melalui obseravasi, wawancara, dan studi dokumen. Ssubjek
penelitiannya adalah kepala sekolah, wakil kepala seolah bidang kuriulum, wakil
kepala sekolah biang sarana dan prasarana, serta ketua tim adiwiyata sekolah.
Hasil penelitian menunjukkan perencanaan program sudah terencana dengan baik
tertuang dalam RPP dan silabus, pada tahap pelaksanaan program sudah
terlaksana dengan sistematis melalui proses belajar mengajar yang teintegrasi
dengan pendidikan lingkungan hidup, pada tahap evaluasi program adiwiyata
sudah terintegrasi secara implisit ke dalam silabus yang menunjukkan bahwa
program adiwiyata terlaksana dalam jangka panjang..

Kata Knnci : Implementasi Program, Adiwiyata, Lingkungan


Hidup

ii
ABSTRACT

Nunu Kurniatillah (NIM 11160182000030), Implementation of the Adiwiyata


Program at SMP Negeri 2 Rangkasbitung, Thesis for the Undergraduate
Program (S-!) Department of Education Management, Faculty of Tarbiyah and
Teacher Training, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.
This study aims to determine implementatin of the Adiwiyata program at SMP
Negeri 2 Rangkasitung. The method used is a qualitative descriptive method
which aims to describe a certain phenomenon. Data collection techniques through
observation, interviews, and document studies. The subjects of the research were
the principal, the deputy head of the curriculum field, the deputy head of the
school for facilities and infrastructure, and the head of the school adiwiyata team.
The results of the study indicate that the program planning has been well planned
as stated in the lesson plans and syllabus, at the program implementation stage it
has been carried out systematically through a teaching and learning process that
is integrated with environmental education, at the evaluation stage the Adiwiyata
program has been implicitly integrated into the syllabus which shows that the
program Adiwiyata is implemented in the long term.

Key Words : Program Implementation, Adiwiyata, Environment

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muuhammad SAW beserta keluarganyanya, sahabatnya,
dan kepada kita umatnya hingga akhir zaman.
Dalam pengerjaan skripsi ini penulis membutuhkan waktu yang sangat panjang, di
tengah-tengah proses peulisannya tidak jarang mendapatkan hambatan yang
mampu membuat penulis kehilangan semangat bahkan berpikir untuk tidak
melanjutkan penulisan skripsinya. Tetapi Allah berbaik hati mengirimkan orang-
orang yang tidak pernah lelah memberikan dukungan dan semangat kepada
penulis agar dapat menyelesaikan skripsinya. Oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, L.c., M.A selaku Rektor
Unversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, beserta staff yang
sudah banyak membantu pelayanan terbaik terutama bagi penulis.
3. Drs. Muarif SAM, M.Pd, Ketua Jurusan Prodi Manajemen Pendidikan dan
juga selaku dosen pembimbing akademik serta selaku dosen pembimbing
skrispsi penulis yang sudah meluangkan banyak waktu untuk
membimbing, memberikan masukan, saran, dan memotivasi penulis
sampai skripsi ini dapat selesai.
4. Dr. Riswan, M.Pd, Sekretaris Jurusan Prodi Manajemen Pendidikan.
5. Seluruh Dosen Prodi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang sudah memberikan ilmu kepada mahasiswa selama di
bangku perkuliahan.
6. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Nastangin dan Ibu Nuraemi yang
selalu mendoakan penulis serta memberikan semangat kepada penulis agar
segera menyelesaikan skripsi ini.

iv
7. Drs. Haryanto, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2
Rangkasbitung yang sudah memberikan saya izin untuk melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
8. Rusmiyatun, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Tim Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung yang sudah membantu saya untuk memberikan informasi-
informasi yang dibutuhkan selama penelitian.
9. Ade Siti Munawaroh, S.Ag., M.Pd selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum yang sudah bersedia diwawancari ketika penelitian.
10. Seluruh teman-teman Prodi Manajemen Penddikan angkatan 2016 yang
sudah menemani masa perkuliahan penulis selama berkuliah.
11. Teman-teman fortune selaku teman dekat saya di Prodi Manajemen
Pendidikan yang selalu memberikan saya semangat agar tidak insecure
dalam mengerjakan skripsi.
12. Keluarga Bapak Iyus, Ibu Eti, dan Rifqa Ruslan Sagita yang berbesar hati
memberikan penulis tumpangan tempat tinggal selama pengerjaan skripsi.
13. Teman-teman SMA penulis yaitu Lesi Herlina Putri, Erisha Nur Fatima,
Maulia, dan Sipa Aninditha yang selalu memberikan penulis motivasi
untuk melanjutkan skripsi hingga sampai selesai.

Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu-persatu yang sudah membantu
untuk menyelesaikan skripsi ini hingga selesai, penulis ucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya semoga kebaikan seluruh pihak yang membantu dapat dibalas
oleh Allah SWT. Penelitian ini tentu masih banyak kurangnya karena penulis
hanya manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu penulis
mengharspkan kritik dan saran yang membangun dari pembacanya.

Jakarta, 26 September 2022

Nunu Kurniatillah

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT .......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 5
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 7
A. Program Adiwiyata ......................................................................................... 7
1. Sejarah Adiwiyata .................................................................................... 7
2. Pengertian Adiwiyata ............................................................................... 8
3. Tujuan dan Manfaat Adiwiyata .............................................................. 10
4. Prinsip dan Kriteria Adiwiyata............................................................... 15
B. Implementasi Program Adiwiyata ................................................................ 17
1. Pengertian Implementasi Program ......................................................... 17
2. Tujuan Implementasi Program ............................................................... 18
3. Unsur-Unsur Implementasi Program ..................................................... 20
4. Pelaksana Adiwiyata .............................................................................. 22
5. Strategi Implementasi Program .............................................................. 25

vi
C. Penelitian yang Relevan................................................................................ 31
D. Kerangka Berpikir ........................................................................................ 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 35
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 35
B. Metode Penelitian ......................................................................................... 35
C. Sumber Data ................................................................................................. 36
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 37
E. Instrumen Penelitian Data ............................................................................. 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................ 41
B. Hasil Penelitian ............................................................................................. 51
C. Pembahasan .................................................................................................. 59
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 67
A. Kesimpulan ................................................................................................... 67
B. Saran ............................................................................................................. 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 74
TRANSKIP WAWANCARA ............................................................................. 75
LAMPIRAN DOKUMENTASI ......................................................................... 79

vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Rencana Penyusunan Skripsi ............................................................... 35
Tabel 3. 2 Imlementasi Program Adiwiyata di Sekolah SMP Negeri 2
Rangkasitung ......................................................................................................... 39

viii
DAFTAR GAMBAR
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Rangkasbitung.............................. 44
Tabel 4. 2 Sarana dan Prasarana di Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasitung........... 44
Tabel 4. 3 Kegiatan pembelaaran mapel prakarya ................................................ 46
Tabel 4. 4 Kerjasama bank sampah ...................................................................... 46
Tabel 4. 5 Memperingati Hari Sampah ................................................................. 47
Tabel 4. 6 Kegiatan jum’at bersih ......................................................................... 48
Tabel 4. 7 Kegiatan piket harian ........................................................................... 49
Tabel 4. 8 Kegiatan piket mingguan ..................................................................... 49
Tabel 4. 9 Proses penanaman pohon di sekolah .................................................... 50

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Lingkungan hidup saat ini menjadi suatu hal penting yang harus
diperhatikan oleh semua pihak baik pemerintah maupun masyarakat
sekitar. Dewasanya, saat ini sudah banyak terjadi kerusakan lingkungan
yang sebagian besar disebabkan oleh ulah tangan manusia dan aktifitas
alam sendiri. Terjadinya kerusakan lingkungan karena sistem nilai yang
ada mendudukkan manusia bukan bagian dari alam, manusia berperan
sebagai penakluk, pengatur, dan superior terhadap alam, akan tetapi
dominasi manusia terhadap alam tidaklah mutlak karena ada tata nilai
dalam masyarakat yang mengatur hubungan manusia terhadap
lingkungannya.1
Saat ini di Indonesia sendiri kerusakan lingkungan sudah sangat
banyak terjadi, dan manusia adalah salah satu faktor penyebab dari
kerusakan lingkungan itu sendiri. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 yang menegaskan bahwa
kerusakan lingkungan hidup merupakan peristiwa masuknya makhluk
hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup
oleh kegiatan yang dilakukan manusia sehingga kualitasnya menurun dan
tidak dapat digunakan sebagaimana mestinya.2 Contoh nyata yang tejadi
saat ini adalah kasus pembakaran hutan di Riau pada tahun 2019 yang
menyebabkan pencemaran udara akibat asap yang ditimbulkan, serta
banyaknya satwa yang bahkan kehilangan tempat tinggalnya.
Dalam hal ini seharusnya manusia mempunyai peran aktif untuk
mengatasi masalah-masalah lingkungan yang terjadi. Seperti yang telah
dikatakan Syukri Hamzah, pengelolaan lingkungan yang dilakukan dapat

1
Sunarko, Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, (Jakarta: Tim MKU PLH,
2004), h. 47
2
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997

1
2

dikatakan efektif tergantung dari upaya mengadopsi etika yang baik dalam
berperilaku. Perilaku yang dimaksud adalah perilaku yang ramah dan
peduli dengan keadaan lingkungan.3 Hal tersebut dapat dilakukan dengan
cara mengadakan penghijauan dan reboisasi, melakukan proses daur ulang,
serta membuat peraturan perundangan-undangan agar kestabilan alam
tetap terjaga dan semua orang tersadar untuk menjaga kearifan lingkungan
hidup.
Dalam peraturan Kementrian Negara Lingkungan Hidup yang
bekerja sama dengan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
03/MENLH/02/2012 nomor 01/II/KB/2010 membuat salah satu program
yang berbasis berwawasan lingkungan yang disebut dengan adiwiyata.
Program ini bertujuan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah
untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah
sehingga di kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung
jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan.4
Untuk mewujudkan program tersebut, pemerintah membuat
kesepakatan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) oleh 4
instansi/ kementrian yaitu Kementrian Negara Lingkungan Hidup
(KNLH), Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, Kementrian Agama,
dan Kementrian Dalam Negeri. Untuk pengimplementasiannya, dalam
dunia pendidikan pembelajaran lingkungan hidup di Indonesia
diberlakukan dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi yang
dilakukan secara terintegrasi dengan mata pelajaran yang telah ada.5
Dewasa ini banyak lembaga pendidikan yang mengusung
lingkungan sebagai ikon dalam proses pembelajaran. Dalam arti

3
Syukri Hamzah, Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar, (Bandung: PT
Rafika Aditama, 2013), h. 14
4
Hasyim Chaeruddin, Program Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan,
Kementrian Lingkungan Hidup, (Jakarta: 2012), h.11
5
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional, Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan. Kerjasama Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2011
3

menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar. Menurut Kementerian


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia tahun 2019,
sebanyak 434 sekolah yang terdiri atas 376 sekolah negeri 58 sekolah
swasta dari 164 kota/kabupaten di 32 propinsi, berhasil mendapatkan
penghargaan Adiwiyata Nasional sebanyak 333 sekolah dan Adiwiyata
Mandiri sebanyak 101 sekolah. 6 Data sekolah-sekolah yang mengusung
adiwiyata ini sangat menggembirakan bagi lingkungan saat ini. Seperti
yang kita ketahui bahwa sudah banyak sekali kerusakan lingkungan yang
terjadi. Namun dengan adanya adiwiyata yang menjadikan pendidikan
lingkungan sebagai ikon atau visi yang diterapkan di sekolah maka hal ini
dapat meminimalisir kerusakan lingkungan sehingga hal ini perlu
diupayakan secara terus-menerus dan salah-satunya di sekolah SMP
Negeri 2 Rangkasbitung.
SMP Negeri 2 Rangkasbitung adalah salah satu lembaga
pendidikan yang berhasil meraih piala Adiwiyata mandiri di Kota
Rangkasbitung pada tahun 2014 dari Kementrian Negara Lingkungan
Hidup. Sekolah tersebut tergolong asri dikarenakan banyaknya tumbuhan
yang ditanam di sekitaran sekolah, baik yang ditanam langsung di tanah
seperti pohon-pohon besar maupun yang ditanam menggunakan media pot
untuk tanaman hias, serta halaman di sekitar parkiran motor pun dihiasi
dengan tumbuhan menjalar di bagian temboknya. Terhitung banyaknya
tumbuhan yang ditanam di sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung tidak
menjadikan sekolah tersebut penuh dengan sampah dedaunan yang gugur,
tidak heran jika sekolah tersebut terpilih menjadi juara Adiwiyata Mandiri.
Diperolehnya Adiwiyata belum mampu menjadikan warga sekolah
peduli terhadap lingkungan. Pasalnya masih banyak peserta didik yang
membuang sampah di kolong meja, membuang sampah kecil di sekitaran
pot bunga, mencoret-coret tembok kamar mandi, buang air kecil tidak
disiram, serta pada kantin sekolah banyak sampah plastik berserakan. Di
6
Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan Republik Indonesia
https://www.menlhk.go.id/site/single_post/2611/434-sekolah-raih-penghargaan-adiwiyata-
tahun-2019 diakses pada 17 Januari 2020 Pukul 12.30 WIB
4

sisi lain, beberapa tenaga pendidik mencotohkan sikap peduli lingkungan


hanya dengan menyuruh siswanya tanpa ikut serta membantu. Sebagai
contoh, ketika proses belajar di kelas sudah selesai guru sering
menghimbau siswanya untuk memungut sampah di sekitaran kelas dan
memasukkannya ke dalam tong sampah yang kemudian digolongkan
kepada sampah organik atau non-organik, tetapi pada saat pelaksanaannya
guru hanya melihat bahkan seringkali lebih fokus pada handphone. Hal
tersebut menunjukkan pengawasan terhadap sikap peduli lingkungan
masih kurang baik dan sosialisasi terkait pembelajaran berbasis
lingkungan hidup harus digencarkan kepada seluruh warga sekolah SMP
Negeri 2 Rangkasbitung.
Pengembangan sikap peduli lingkungan sebenarnya dapat
dilakukan dengan maksimal apabila dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) memuat pendidikan berbasis lingkungan, pada
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas mampu mengkombinasikan
materi pembelajaran dengan lingkungan hidup, pada kegiatan
ekstrakurikuler dibarengi dengan sikap sopan santun dan peduli terhadap
lingkungan hidup, serta pelaksanaannya tidak hanya dilakukan di sekolah
saja tetapi pihak keluarga di rumah dan juga masyarakat sekitar peserta
didik mampu memberikan contoh yang sesuai dengan sikap peduli
lingkungan hidup.
Berdasarkan latar belakang di atas, program adiwiyata di sekolah
mampu meminimalisir kerusakan lingkungan hidup. Hal inilah yang
mendorong penulis untuk lebih mengetahui bagaimana proses yang
dilakukan hingga memperoleh penghargaan adiwiyata mandiri, serta
bagaimana pengimplementasian program pembelajaran berbasis adiwiyata
di Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung, dan hasil apa yang diperoleh
dari pengimplementasian program berbasis adiwiyata Sekolah SMP
Negeri 2 Rangkasbitung. Dari hal tersebut maka penulis tertarik untuk
meneliti mengenai Implementasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung.
5

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan
masalah-masalah yang ada yaitu:
1. Kurangnya kesadaran peserta didik dalam melaksanakan
program adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung.
2. Kurangnya perencanaan program adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung.
3. Kurangnya motivasi civitas akademik dalam berpartisipasi di
dalam program adiwiyata.
4. Kegiatan supervisi program belum optimal.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas, maka fokus
penelitian akan dibatasi pada implementaansi adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalahan di atas, maka rumusan
masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pelaksanaan program
adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai
dari penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan program adiwiyata di
SMP Negeri 2 Rangkasbitung.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat member nilai manfaat bagi
beberapa pihak, diantaranya:
6

1. Manfaat Teoritis
a. Diharapkan hasil dari penelitian ini mampu menambah pengetahun
keilmuan serta wawasan bagi penulis dan civitas akademika terkait
implementasi program Adiwiyata di sekolah.
b. Diharapkan dapat memperluas pemahaman tentang implementasi
program Adiwiyata di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi insan akademi di SMP Negeri 2 Rangkasbitung khususnya
bagi pengelola Adiwiyata, sebagai bahan evaluasi dan
meningkatkan implementasi program Adiwiyata di sekolah.
c. Bagi peneliti lain, sebagai bahan acuan dalam pengimplementasi
program Adiwiyata di sekolah secara maksimal.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Program Adiwiyata
1. Sejarah Adiwiyata

Pada tahun 1975 Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jakarta


mencetuskan perlunya pendidikan lingkungan hidup di Indonesia.
Kemudian pada tahun 1979 Emil Salim yang pada waktu itu sebagai Kantor
Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup
membentuk Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH) di berbagai perguruan
tinggi negeri dan swasta, dimana pendidikan analisis mengenai dampak juga
dikembangkan. Pada tahun ini rintisan garis-garis besar program pengajaran
lingkungan hidup diujicobakan di 15 Sekolah Dasar di Jakarta.7 Pada tahun
2010, jumlah PSL yang menjadi anggota Badan Koordinasi Pusat Studi
Lingkungan (BKPSL) telah berkembang menjadi 101 PSL Prakarsa
Pengembangan Lingkungan Hidup juga dilakukan oleh LSM. Pada tahun
1996/1997 terbentuk jaringan Pendidikan Lingkungan yang beranggotakan
LSM yang berminat dan menaruh perhatian terhadap Pendidikan
Lingkungan Hidup. Hingga tahun 2010 tercatat 150 anggota Jaringan
Pendidikan Lingkungan (JPL) perorangan dan lembagayang bergerak dalam
pengembangan dan pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup. Sedangkan
tahun 1998-2000 Proyek Swiss Contact berpusat di VEDC (Vocational
Education Development Center) Malang mengembangkan Pendidikan
Linglungan Hidp di Sekolah Menengah Kejuruan melalui 6 PPPG lingkup
Kejuruan dengan melakukan pengembangan materi ajar PLH dan berbagai

7
Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Jawa
http://p3ejawa.menlhk.go.id/article24-sejarah-adiwiyata.html diakses pada 2 Oktober pukul
01.10 WIB

7
8

pelatihan lingkungan hidup bagi guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan


termasuk guru SD, SMP, dan SMA.8

Sejak tahun 2006 sampai 2011 yang ikut berpartisipasi dalam


program adiwiyata baru mencapai 1.351 sekolah dari 251.415 sekolah (SD,
SMP, SMA, SMK) se-Indonesia, diantaranya yang mendapat adiwiaya
mandiri 56 sekolah, adiwiyata 113 sekolah, calon adiwiyata 103 sekolah,
atau total yang mendapat penghargaan adiwiyata mencapai 272 sekolah
(SD, SMP, SMA, SMK) se-Indonesia.9

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa minat sekolah terhadap


program adiwiyata dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, serta
program adiwayata digandrungi berbagai level pendidikan dari SD, SMP,
SMA, dan juga SMK.

2. Pengertian Adiwiyata
Menurut Buku Panduan Adiwiyata kata Adiwiyata berasal dari 2
kata Sansakerta, yakni kata “Adi” dan “Wiyata”. Adi bermakna besar,
agung, baik, ideal dan sempurna, sedangkan Wiyata mempunyai makna
tempat dimana seseorang mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan
etika dalam berkehidupan sosial. Bila keduanya digabung, maka
“Adiwiyata” mempunyai pengertian sebagai tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan norma-norma serta
etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya
kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan
10
berkelanjutan. Dengan demikian secara bahasa Adiwiyata dapat
dipahami sebagai area yang dirancang secara baik agar berlangsung
kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

8
Hayyan Ahmad Ulul ALbab, "Memahami Pendidikan Agama Islam melalui program
Adiwiyata (cinta lingkungan) di SMP Negeri 2 Lamongan", Journal of Applied Linguistics and
Islamic Education, Vol. 1, No. 2, 2017
9
Ibid
10
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kerjasama
Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012, h. 3
9

Menurut Iswari dan Utomo, adiwiyata adalah program yang


bertujuan untuk mewujudkan warga sekolah yang bertanggungjawab
11
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Sedangkan Meyzilia berpendapat bahwa adiwiyata sebagai tempat yang
baik dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju
terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada cita-cita
pembangunan berkelanjutan. 12 Dua pendapat tersebut mengisyaratkan
bahwa adiwiyata merupakan tempat yang ideal bagi berlangsungnya
proses pendidikan sehingga diharapakan peserta didik dapat
memperoleh pendidikan yang berkualitas.
Kemudian Dewi Setyowati mengatakan bahwa Pendidikan
Lingkungan Hidup merupakan upaya mengubah prilaku dan sikap yang
dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kesadaran
masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan isu permasalahan
lingkungan yang pada akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk
berperan aktif dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan
hidup untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. 13 Jadi
seluruh lapisan masyarakat harus ikut serta dalam pelaksanaan
Pendidikan Lingkungan Hidup untuk mendorong sikap peduli
lingkungan dan dapat mengembangkan nilai-nilai lingkungan hidup.
Kemudian Azis dan Sapriya mengatakan bahwa sikap kepedulian
terhadap lingkungan ini dapat diindikasikan sebagai salah satu bentuk
sikap dari warga negara yang baik, sehingga dapat kita ketahui juga
bahwa warga negara yang baik ialah warga negara yang dapat mematuhi

11
Iswari, RD dan Utomo, SW, Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata untuk Membentuk
Perilaku Peduli Linglungan di Kalangan Siswa (Kasus: 44SMA Negeri 9 Tangerang Selatan dan MA
Negeri 1 Serpong), Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 38, 2017
12
Meyzilia Arvina, Hubungan Antara Keterlibatan Siswa pada Program Adiwiyata dengan
Partisipasi Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Tempat Tinggal, h. 15
13
Dewi Setyowati, dkk, Pendidikan Lingkungan Hidup, (Semarang : Universitas Negeri
Semarang, 2014), h. 2
10

dan juga dapat melaksanakan hukum dan juga semua peraturan dan
perundang-undangan, dengan rasa penuh tanggung jawab, tidak merusak
lingkungan, tidak mencemari lingkungan, tidak mencemari air dan udara
disekitar serta dapat memelihara serta memanfaatkan lingkungan secara
bertanggung jawab.14
Dari berbagai uraian tentang adiwiyata maka dapat disimpulkan
bahwa program adiwiyata merupakan bentuk pengelolaan program yang
merupakan komitmen pemerintah untuk mewujudkan warga sekolah
seperti kepala sekolah, guru, staff kependidikan/pegawai sekolah sampai
siswa bertanggung jawab mensukseskan perlindungan dan
meminimalisir kerusakan lingkungan sekolah. Program adiwiyata juga
mencermikan bahwa tempat menimba ilmu harus dijaga kondisinya dan
di jaga dengan sebagaimana mestinya, karena dengan adanya program
ini peserta didik akan mendapatkan pelajaran tentang menjaga sesuatu
sebaik mungkin dan memudahkan bagi pihak sekolah untuk mencapai
tujuan yang diinginkan.

3. Tujuan dan Manfaat Adiwiyata


Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, tujuan Program Adiwiyata adalah
mewujudkan warga sekolah yang bertanggung jawab dalam upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.15 Hal
ini menunjukkan bahwa adiwiyata diusahakan menjadi wadah atau
tempat bagi warga sekolah untuk memperoleh pengetahuan, norma, dan
etika sebagai landasan menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan
menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Menurut buku Panduan Pelatihan dan Penilaian Pelaksanaan
Program Adiwiyata Tahun 2012, Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
14
Septi Rotari, Dkk, Peran Program Adiwiyata Dalam Meningkatkan Kepedulian
Lingkungan Peserta DIdik, Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Vol. 5, No. 1,
2007.
15
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan No.5 Tahun 2013. h.1
11

berguna untuk mendorong serta memberikan masyarakat kesempatan


untuk memperoleh beragam keterampilan dan pengetahuan dengan
harapan bahwa masyarakat memiliki kesadaran untuk melindungi,
memperbaiki, serta memanfaatkan lingkungan hidup secara bijaksana
16
untuk kepentingan jangka pendek dan jangka panjang. Hal ini
menjelaskan bahwa Program Adiwiyata memiliki banyak kegunaan,
selain untuk meningkatkan keterampilan adiwiyata juga berguna untuk
membangun pola pikir masyarakat untuk menjaga dan melestarikan
lingkungan hidup.
Adiwiyata sebagai sebuah program sekolah bertujuan
menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat
pembelajaran dan tempat penyadaran warga sekolah baik pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik maupun masyarakat sekitar sekolah,
dalam upaya mendorong penyelamatan lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan (sustainable development) yang akhirnya dapat
mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.17 Dengan
demikian dapat dipahami bahwa adiwiyata adalah suatu keadaan yang
sangat memungkinkan untuk seluruh warga sekolah melakukan
pembelajaran dan membangun kesadaran terhadap sikap peduli
lingkungan di sekolah.
Menurut Susy, tujuan program adiwiyata adalah “mewujudkan
warga sekolah yang bertanggungjawab dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik
untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan”.18
Muftach Yusuf (dalam Syukri Hamzah) menambahkan bahwa
tujuan pokok yang hendak dicapai dalam pendidikan lingkungan hidup
adalah:

16
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Panduan
Adiwiyata: Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, 2012
17
Takarina, Yusnidar, Dkk, Peran Serta Warga Sekolah Dalam Mewujudkan Program
Adiwiyata Di SMP Wilayah Semarang Barat, Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 4, No. 1, 2015.
18
Susy HR Sadikin, dkk, Panduan Adiwiyata, (Jakarta: PT Grasindo, 2011), h. 3
12

a. Membantu anak didik memahami lingkungan hidup dengan tujuan


akhir agar mereka memiliki kepedulian dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan hidup serta sikap yang bertanggungjawab.
b. Memupuk keinginan serta memiliki keterampilan untuk
melestarikan lingkungan hidup dalam sistem kehidupan bersama
dengan bekerja secara rukun dan aman.19
Dari dua teori tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
adiwiyata adalah untuk menanamkan sikap peduli lingkungan kepada
warga sekolah melalui tata sekolah yang dikelola dengan baik sebagai
sarana pendukung pembiasaan pembelajaran adiwiyata.

Selanjutnya, latar belakang program Adiwiyata dibentuk adalah


untuk mempercepat pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup
ditingkat sekolah dasar sampai ditingkat sekolah menengah pertama
hingga ditingkat sekolah menengah atas di Indonesia. 20 Pendidikan
lingkungan hidup di Indonesia disalurkan lewat kurikulum ketrampilan
2013 yang mengedepankan pendidikan karakter, di dalam pendidikan
karakter tersebut terdapat karakter peduli lingkungan atau dapat disebut
pendidikan karakter adiwiyata.
Kementerian Lingkungan Hidup mengatakan bahwa Program
Adiwiyata dapat dilaksanakan secara optimal sejak tahun 2010 seiring
dengan adanya kebijakan baru yang menggantikan kebijakan
sebelumnya antara Menteri Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan
Nasional melalui kesepakatan bersama. Hal ini kemudian dikuatkan lagi
dengan adanya Peraturan Menteri (Permen) Lingkungan Hidup Nomor
5 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Tujuan dari Program Adiwiyata berdasarkan pada Permen tersebut yaitu
untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan,

19
Syukri Hamzah, Op.Cit, h.58
20
Mohammad, Dendy, Pelaksanaan Program Adiwiyata Dalam Mendukung Pembentukan
Karakter Peduli Lingkungan Di SMA Negeri 4 Pandeglang, Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 17,
No. 1, 2017.
13

pelaksanaannya berdasarkan tiga prinsip yaitu edukatif, partisipatif, dan


berkelanjutan.21
Sedangkan menurut Widiyaningrum program sekolah adiwiyata
bertujuan untuk menanamkan kecintaan warga sekolah pada lingkungan
hidupnya, termasuk menanamkan sikap dan prilaku yang peduli dan
berbudaya lingkungan. Wujud kepedulian sekolah tercermin dari upaya
warga sekolah mewujudkan pengelolaan lingkungan sekolah dengan
prinsip-prinsip ramah lingkungan.Warga sekolah adalah mulai dari
Kepala Sekolah, Guru, seluruh siswa, petugas kebersihan, petugas
keamanan, dan Komite Sekolah. 22 Hal ini berarti jika seluruh warga
sekolah dapat menunjukkan rasa kepeduliannya terhadap lingkungan
seperti tidak membuang sampah sembarangan maka adiwiyata sudah
terlaksana seuai tujuannya.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat dikatakan bahwa
tujuan pendidikan lingkungan hidup atau yang biasa disebut dengan
adiwiyata bertujuan untuk mendorong peserta didik agar dapat
memahami keterampilan menjaga lingkungan hidup serta upaya
pelestariannya guna menciptakan kondisi yang baik dan bagi sekolah
untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah,
sehingga di kemudian hari warga sekolah dapat bertanggungjawab
dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan melakukan
pembangunan berkelanjutan.
Jika Program Adiwiyata sudah berjalan dengan baik sesuai
tujuannya, maka akan banyak manfaat yang diperoleh baik oleh
lembaga pendidikan civitas akademika maupun masyarakat ketika
sebuah lembaga pendidikan mengimplementasikan program adiwiyata.
Implementasi program adiwiyata dalam dunia pendidikan bukanlah

21
Sri, Nuzulia, Dkk, Implementasi Program Adiwiyata Mandiri dalam Menanamkan
Karakter Peduli Lingkungan, Jurnal Sosio Didaktia, Vol. 6, No. 2, 2019
22
Widiyaningrum, Lisdinana, Purwantoyo E, Evaluasi Partisipasi Siswa dalam Pengelolaan
Sampah untuk Mendukung Program Sekolah Adiwiyata, Jurnal Administras Publib, Vol. 04, No.
1, tahun 2015, h. 75
14

merupakan suatu hal yang percuma. Di samping dapat menciptakan


sekolah yang nyaman, aman, dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan
peserta didik dalam proses pembelajaran, implementasi program
adiwiyata juga memiliki banyak keuntungan. Dalam Buku Panduan
Adiwiyata disebutkan berbagai keuntungan dari pengimplementasian
program adiwiyata, yaitu:
a. Mendukung pencapaian standar kompetensi/kompertensi dasar dan
standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
b. Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah
melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai
sumber daya dan energy.
c. Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar
mengajar yang lebih nyaman dan kondusif.
d. Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga
sekolah dan masyarakat sekitar.
e. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup melalui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian
kerusakan, dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah.23
Kemudian Nurjhani dalam Lendrawati dkk mengatakan bahwa
fungsi dari Pendidikan Lingkungan Hidup adalah:
a. Aspek kognitif, Pendidikan Lingkungan Hidup mempunyai fungsi
untuk meningkatkan pemahaman terhadap permasalahan lingkungan.
b. Aspek afektif, Pendidikan Lingkungan Hidup berfungsi
meningkatkan penerimaan, penilaian dalam menata kehidupan dalam
keselarasan dengan alam.
c. Aspek psikomotorik, Pendidikan Lingkungan Hidup berperan
meniru, memanipulasi dalam upaya meingkatkan budaya mencintai
lingkungan.24

23
Buku Panduan Adiwiyata, Op.Cit, h. 25
15

Agar semua manfaat dari pendidikan lingkungan hidup dapat


dirasakan oleh seluruh warga sekolah, program adiwiyata harus
dilaksanakan secara baik dan benar, hal tersebut akan berpengaruh pada
pelaksanaan program Adiwiyata di sekolah tersebut.

4. Prinsip dan Kriteria Adiwiyata


Penerapaan adiwiyata di sekolah bertujuan untuk menanamkan
sikap peduli terhadap lingkungan kepada seluruh masyarakat sekolah,
oleh karena itu agar tujuan adiwiyata dapat tercapai dengan maksimal
sehingga mencapai tujuan dan manfaatnya dapat dirasakan oeh semua
pihak sekolah, maka program adiwiyata haruslah berpondasi pada
prinsip-prinsip adiwiyata yang telah ditentukan. Berdasarkan Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2013
Pasal 2 menyatakan program adiwiyata dilaksanakan dengan prinsip 1)
edukatif, 2) partisipatif, dan 3) berkelanjutan.25 Namun banyak para ahli
berpendapat bahwa prinsip adiwiyata hanya dilaksanakan melalui 2
prinsip saja, yaitu prinsip partisipatif dan prinsip berkelanjutan. Seperti
pendapat Chaeruddin, dalam pelaksanaannya program adiwiyata
diletakkan pada dua prinsip. Pertama, partisipatif dari seluruh
komponen sekolah dalam keseluruhan proses yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai tanggungjawab dan
perannya masing-masing. Kedua, berkelanjutan (sustainable) dimana
seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus-menerus
komprehensi . 26 Oleh karena itu prinsip adiwiyata harus benar-benar
dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaannya, baik partisipatif dari
awal perencanaan sampai dengan evaluasi. Jika hasil evaluasi
menunjukkan penerapan adiwiyata ada kesalahan maka harus diperbaiki

24
Lendrawati, dkk, Faktor-Faktor Determinan yang Berhubungan dengan Kepedulian
Peserta Didik SMP Cendana Pekanbaru terhadap Lingkungan Sekolah. Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup, (Riau: Universitas Riau, 2013), h. 24
25
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor, Op.Cit, h.2
26
Hasyim Chaeruddin, Op.Cit, h.12
16

dan jika penerapannya tidak ada kendala maka adiwiyata harus


dilaksanakan secara terus-menerus.
Di samping itu, dalam proses penilaian sekolah adiwiyata
terdapat empat kriteria penilaian yang harus diperhatikan. Keempat
kriteria ini harus terwujud secara nyata pada sebuah lembaga
pendidikan yang mengusung adiwiyata. Kriteria tersebut diantaranya
kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan
27
sarana pendukung ramah lingkungan. Untuk dapat memperoleh
predikat sekolah adiwiyata, sekolah haruslah memperhatikan seluruh
aspek, baik dari perencanaan, pengawasan, pelaksanaan, sampai dengan
evaluasi hasil dari implementasi adiwiyata. Serta seluruh aspek
penilaian dan juga prinsip-prinsip adiwiyata tidak boleh terlewati
karena hal tersebut merupakan point penting dalam proses penilaian
sekolah adiwiyata.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa adiwiyata


merupakan program yang diterapkan sekolah untuk menjadikan seluruh
warga sekolah peduli lingkungan dan bertanggungjawab terhadap
pengelolaan lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya, adiwiyata
sendiri memiliki tujuan yaitu menanamkan jiwa cinta lingkungan
kepada warga sekolah utuk melestarikan lingkungan hidup dalam
sistem kehidupan bersama untuk pembangunan berkelanjutan. Serta
adiwiyata juga mendatangkan banyak manfaat yaitu menciptakan
sekolah yang nyaman, aman, dan harmonis, khususnya untuk kebutuhan
proses pembelajaran peserta didik di sekolah. Agar tujuan dan manfaat
dari adiwiyata dapat tercapai dengan maksimal, adiwiyata harus
berpegang teguh pada prinsip-prinsip adiwiyata yaitu partisipatif dan
dilaksanakan secara berkelanjutan. Di zaman yang sudah banyak terjadi
kerusakan lingkungan saat ini adiwiyata dijadikan solusi untuk

27
Susi J Silaban, Implementasi Program Adiwiyata (Studi Pada SMP Negeri 20
Pekanbaru), Jurnal Online Mahasiswa, Vol. 4, 2013, h. 2
17

penangannya dan hal tersebut diterapkan kepada lembaga pendidikan


sebagai media pembelajaran. Maka dari itu adiwiyata harus
dilaksanaakan dengan sebaik mungkin dan berpondasikan prinsip-
prinsip yang kuat.

B. Implementasi Program Adiwiyata


1. Pengertian Implementasi Program
Menurut Gordon dalam Pasalong definisi implementasi
berkenaan dengan berbagai kegiatan yang diarahkan pada realisasi
program. 28 Sedangkan menurut Tangkilisin implementasi merupakan
rangkaian kegiatan setelah suatu kebijakan yang telah dirumuskan. 29
Kemudian Ripley dan Franklin dalam Rawita berpendapat bahwa
menurutnya implementasi adalah “apa yang terjadi setelah undang-
undang ditetapkan yang memberikan otoritas program, kebijakan,
keuntungan (benefit), atau suatu jenis keluaran yang nyata (tangible
30
output)”. Dari beberapa pendapat tersebut disimpulkan bahwa
implementasi adalah sebuah program yang dilaksanakan setelah
ditetapkannya suatu kebijakan yang melandasi pelaksanaannya program.
Menurut Tjokroamidjoyo program adalah aktivitas sosial yang
terorganisasi dengan tujuan tertentu dalam ruang dan waktu yang
terbatas, yang terdiri dari berbagai proyek dan biasanya terbatas pada
satu atau lebih organisasi atau aktivitas.31 Wirawan berpendapat bahwa,
“Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk
melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak

28
Harbani Pasalong, Teori Administrasi Publik,(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 57
29
Tangkilisin, Manajemen Publik, (Jakarta: PT Grasindo, 2008), h. 530
30
Ino Sutisno Rawita, Kebijakan Pendidikan (Teori, Implementasi, dan Monev),
(Yogyakarta : PT Kurnia Kalam Semesta, 2010), h.124
31
Yanti Dwi Rahmah, dkk, Implementasi Program Sekolah Adiwiyata (Studi pada SDN
Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya), Jurnal Administrasi Publik (JAP), vol.2, No. 4, tahun
2017, h. 755
18

terbatas.” 32 Jadi program merupakan kegiatan yang dirancang dalam


waktu yang sudah ditentukan sejak awal.
Pada dasarnya, kebijakan dan program sulit dibedakan.
Perbedaan antara kebijakan dan program menurut Ekowati dinyatakan
secara tidak langsung bahwa implementasi kebijakan adalah suatu
fungsi dari implementasi program dan tergantung pada hasilnya. Selain
itu program didesain sedemikian rupa sebagai suatu cara untuk
mencapai tujuan kebijakan lebih luas. Dengan demikian dikatakan
bahwa program merupakan pelaksanaan dari sebuah kebijakan yang
telah dibuat oleh pemerintah.33
Dapat disimpulkan bahwa implementasi program merupakan
pelaksanaan suatu aktivitas atau kegiatan yang tersistemisasi dengan
dengan baik dengan tujuan mencari keuntungan (benefit). Adanya
implementasi mengharuskan organisasi atau instansi yang membuat
kegiatan membuat rancangan atau perencanaan yang melibatkan sumber
daya manusia. Dan dalam penelitian ini, meneliti terkait implementasi
dari program adiwiyata yang telah dibuat undang-undang oleh pihak
pemerintah dan akan diimplementasikan disekolah-sekolah.

2. Tujuan Implementasi Program

Berdasarkan pola yang dikembangkan Korten dalam Haedar


Akib dan Antonius Tarigan, dapat dipahami bahwa kinerja program
tidak akan berhasil sesuai dengan apa yang diharapkan kalau tidak
terdapat unsur kesesuaian antara tiga unsur kebijakan. Hal ini
disebabkan apabila output program tidak sesuai dengan kebutuhan
kelompok sasaran, jelas output tidak dapat dimanfaatkan. Jika organisasi
pelaksana program tidak memiliki kemampuan melaksanakan tugas
yang disyaratkan oleh program, maka organisasinya tidak dapat

32
Wirawan, Evaluasi Teori, Model, Standar,Aplikasi, dan Profesi, (Jakarta:Rajawali
Pers,2012), h. 17
33
Ibid
19

menyampaikan output program dengan tepat. Atau, jika syarat yang


ditetapkan organisasi pelaksana program tidak dapat dipenuhi oleh
kelompok sasaran, maka kelompok sasaran tidak mendapatkan output
program. Oleh karena itu, kesesuaian antara tiga unsur implementasi
kebijakan mutlak diperlukan agar program berjalan sesuai dengan
rencana yang telah dibuat.34
Program Adiwiyata yang diaplikasikan di beberapa sekolah
bertujuan untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya didapatkan
kesimpulan bahwa sekolah yang bergelar Adiwiyata belum menjamin
untuk mewujudkan pemahaman yang baik mengenai lingkungan, serta
sikap dan tindakan yang mencerminkan kepedulian lingkungan.35
Secara sederhana tujuan implementasi program adalah untuk
menetapkan arah agar tujuan program dapat direalisasikan sebagai hasil
dari kegiatan pemerintah. Proses penetapan tujuan bisa dimulai apabila
tujuan dan sasaran telah diperinci. Untuk mencapai keberhasilan
implementasi program perlu adanya kesamaan pandangan atas tujuan
yang hendak dicapai dan komitmen semua pihak untuk memberikan
dukungan bagi pelaksananya. Sebuah program perlu dijabarkan secara
operasional tujuan umum menjadi tujuan khusus yang lebih spesifik.
Dalam penjabaran program itu perlu adanya pengaturan sumber dana,
sumber daya, serta perangkat organisasi lainnya. Adapaun tujuan
implementasi secara umum adalah untuk melaksanakan rencana yang
telah disusun secara cermat, baik individu maupun kelompok. Adapun
tujuan khususnya adalah untuk:
a. Menguji serta mendokumentasikan suatu prosedur dalam penerapan
rencana kebijakan.

34
Haedar Akib dan Antonius Tarigan, Artikulasi Konsep ImplementasiKebijakan :
Perspektif , Model, dan Kriterianya Pengukurannya, Jurnal, h. 12
35
Rizky, Dewi, Dkk, Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk Membentuk Perilaku
Peduli Lingkungan Di Kalangan Sisa, Jurnal Ilmu Lingkungan, Vol. 15, No. 1, 2017.
20

b. Mewujudkan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam perencanaan


atau kebijakan yang telah dirancang.
c. Dapat mengetahui kemampuan masyarakat dalam menerapkan suatu
kebijakan atau rencana sesuai dengan apa yang diharapkan.
d. Mengetahui tingkat keberhasilan suau kebijakan atau rencana yang
telah dirancang demi perbaikan atau peningkatan mutu.36
Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
implementasi program terbagi ke dalam dua bagian, tujuan
implementasi secara umum dan tujuan implementasi secara khusus.
Tetapi baik tujuan implementasi secara umum maupun secara khusus
keduanya bertujuan untuk melaksanakan rencana yang telah disusun
secara maksimal guna meningkatkan mutu sesuai dengan prosedur
kebijakan yang telah berlaku.

3. Unsur-Unsur Implementasi Program


Implementasi merupakan suatu proses yang sangat penting guna
mengetahui kebaikan kebenaran suatu program. Oleh karena itu agar
implementasi program berjalan dengan baik maka haruslah
memperhatikan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Seperti yang
dikatakan Charles O. Jones dalam Siti Erna Latifi Suryana berpendapat
bahwa “program adalah unsur pertama yang harus ada demi terciptanya
suatu kegiatan”. Jones menjelaskan bahwa di dalam program dibuat
beberapa aspek, yaitu:
a. Tujuan kegiatan yang akan dicapai
b. Kegiatan yang diambil dalam mencapai tujuan
c. Aturan yang harus dipegang dan prosedur yang harus dilalui
d. Perkiraan anggaran yang dibutuhkan
e. Strategi pelaksanaan.37

36
Siagian, Kebijakan Pendidikan (Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi Objektif
Pendidikan di Indoneisa), ... h. 93
37
Siti Erna Latifi Suryana, Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang, Tesis S-2, Program Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara
21

Syukur dalam Sumaryadi menyatakan bahwa proses


implementasi sekurang-kurangnya terdapat empat unsur yang penting
dan mutlak yaitu faktor lingkungan, adanya program, adanya target
group, dan adanya pelaksanaan. 38
a. Implementasi kebijakan atau kebijaksanaan tidak mungkin
dilaksanakan dalam ruang hampa. Oleh karena itu faktor lingkungan
(fisik, sosial, budaya, dan politik) akan mempengaruhi proses
implementasi program pada umumnya.
b. Program atau kebijakan yang dilaksanakan.
c. Target group yaitu kelompok masyarakat yang menjadi sasaran
ditetapkan akan menerima manfaat dari program, perubahan atau
peningkatan.
d. Pelaksanaan (implementor) baik organisasi atau perorangan untuk
bertanggungjawab dalam memperoleh pelaksanaan dan pengawasan
dari proses implemnetor tersebut.
Dapat dikatakan bahwa unsur-unsur implementasi program yang
terpenting adalah adanya kegiatan yang akan dilaksanakan, adanya
tujuan dari kegiatan, adanya kegiatan yang dilaksanakan, adanya aturan
atau kebijakan yang dibuat, adanya aggaran yang dibutuhkan, adanya
target yang ditetapkan untuk ikut serta dalam kegiatan, adanya
implementor yang bertangungjawab dalam kegiatan, dan adanya strategi
pelaksanaan kegiatan. Semua unsur tersebut haruslah ada dalam
implementasi program.
Dalam Buku Panduan Adiwiyata terdapat beberapa aspek
pelaksanaan program adiwiyata yaitu: (1) kebijakan berwawasan
lingkungan; (2) pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan; (3)
kegiatan lingkungan berbasis partisipatif; dan (4) pengelolaan sarana
pendukung ramah lingkungan. Budaya sekolah berwawasan lingkungan
yang telah diterapkan juga memiliki keuntungan-keuntungan yakni

38
Nyoman Sumaryadi, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, (Jakarta :
Citra Utama, 2005), h. 79
22

dapat menjadikan sekolah beserta semua warga sekolah memiliki


budaya peduli dan cinta lingkungan yang diharapkan dapat diterapkan
di dalam sekolah maupun di luar sekolah.39
Dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur implementasi program
merupakan hal wajib yang harus ada ketika akan membuat kegiatan.
Jika salah satu saja unsur implementasi program ditiadakan maka
program yang telah direncanakan tidak akan berjalan maksimal.

4. Pelaksana Adiwiyata

Program adiwiyata diimplementasikan pada beberapa tingkatan


pelaksana. Adapun pelaksanaan program Adiwiyata terdiri dari tim
nasional, propinsi, kabupaten/kota juga di sekolah. Unsur dan peran
masing-masing tim seperti tercantum dibawah ini:
a. Tim Nasional
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Kementerian
Lingkungan Hidup (Koordinator), Kementerian pendidikan
Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama, LSM
pendidikan lingkungan, perguruan tinggi, media serta swasta. Tim
tingkat Nasional ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup. Peran dan tugas pokok dari tim nasional adalah
sebagai berikut;
1) Mengembangkan kebijakan, program, panduan, materi
pembinaan dan instrumen observasi
2) Melakukan Koordinasi dengan Pusat Pengeloaan Ekoregion
(PPE) dan Propinsi
3) Melakukan Sosialisasi program dengan Propinsi
4) Melakukan Bimbingan teknis kepada Tim Propinsi dalam
rangka pembinaan sekolah
5) Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat nasional

39
Bayu, Indra, Budaya Sekolah Berwawasan Lingkungan Pada Sekolah Adiwiyata Mandiri,
Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan, Vol. 3, No. 1, 2018.
23

6) Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program


Adiwiyata kepada Menteri lingkungan Hidup tembusan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
b. Tim Propinsi
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: Badan
Lingkungan Hidup Propinsi (koordinator), Dinas Pendidikan,
Kanwil Agama, LSM pendidikan lingkungan, media massa,
perguruan tinggi serta swasta, Tim propinsi ditetapkan melalui
Surat Keputusan Gubernur. Peran dan tugas pokok dari tim
provinsi adalah sebagai berikut;
1) Mengembangkan program Adiwiyata tingkat Propinsi
2) Koordinasi dengan kabupaten/kota
3) Melakukan Sosialisasi program ke kabupaten/kota
4) Bimbingan teknis kepada kabupaten/kota dalam rangka
pembinaan sekolah
5) Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang
berbeda (SD, SMP, SMA, SMK) setiap propinsi
6) Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat Propinsi
7) Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program
Adiwiyata kepada Gubernur tembusan kepada Menteri
Lingkungan Hidup
c. Tim Kabupaten/Kota :
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut : Badan
Lingkungan Kabupaten/Kota (koordinator), Dinas pendidikan,
Kantor agama, LSM pendidikan lingkungan, media, perguruan
tinggi, swasta, sekolah Adiwiyata mandiri. Tim kabupaten
ditetapkan melalui Surat KeputusanBupati/Walikota.Peran dan
tugas pokok dari tim kabupaten/kota adalah sebagai berikut;
1) Mengembangkan/ Melaksanakan program Adiwiyata tingkat
Kabupaten/Kota
2) Sosialisasi program adiwiyata kepada sekolah
24

3) Bimbingan teknis kepada sekolah


4) Membuat Pilot project untuk 4 satuan pendidikan yang
berbeda (SD, SMP, SMA, SMK) setiap Kabupaten/Kota
5) Menetapkan penghargaan sekolah adiwiyata tingkat
Kabupaten/ Kota
6) Melakukan Evaluasi dan pelaporan keterlaksanaan program
Adiwiyata kepada Bupati/Walikota tembusan kepada Badan
Lingkungan Hidup Propinsi .
d. Tim Sekolah
Terdiri dari berbagai unsur sebagai berikut: guru, siswa dan
komite sekolah. Tim sekolah di tetapkan melalui SK Kepala
Sekolah. Peran dan tugas pokok dari tim sekolah adalah sebagai
berikut :
1) Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan
sekolah, kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana
prasarana
2) Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran
sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan
disesuaikan dengan komponen, standar, dan implementasi
adiwiyata
3) Melaksanakan rencana kerja sekolah
4) Melakukan pemantauan dan evaluasi.
5) Menyampaikan laporan kepada Kepala Sekolah tembusan
Badan Lingkungan hidup Kabupatan/Kota dan Instansi
terkait.40

Dari paparan yang telah disampaikan maka dapat disimpulkan


bahwasannya perlu adanya kebijakan serta usaha-usaha yang
dilakukan oleh pihak yang berwenang seperti pihak pemerintah
pusat sampai dengan pihak sekolah dalam pelaksanaan program

40
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Op. Cit, h. 5-7
25

sekolah Adiwiyata, hal tersebut terjadi karena


pengimplementasian program Adiwyata perlu disosialisasikan
serta dirancang sebuah kebijakan guna menunjang pelaksaannya
supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan
efisien.

5. Strategi Implementasi Program


a. Proses Implementasi Program
Implementasi merupakaan tahap proses atau pelaksanaan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam
keputusan kebijakan. Model manajemen implementasi menurut
Nugroho menggambarkan pelaksanaan atau implementasi kebijakan
dalam konteks manajemen berada dalam kerangka oganizing-
leading-controlling.41
Strategi Implementasi program adalah suatu keadaan dimana
manajemen dapat mewujudkan strateginya dalam bentuk program,
prosedur, ataupun anggaran. Pengembangan strateginya
dikembangkan dalam bentuk tindakan. Adapun proses implementasi
strategi adalah:
1) Menganalisis perubahan
Menganalisis perubahan merupakan tahap pertama dalam
proses strategi implementasi. Tujuannya adalah untuk
memberikan gagasan yang jelas dan terperinci mengenai
seberapa banyak program harus berubah agar berhasil dalam
mengimplementasikan strateginya. Dalam hal ini ini strategi
implementasi terbagi ke dalam beberapa pola, yaitu: 1) tidak
adanya perubahan yang signifikan, terjadi karena adanya
pengulangan strategi yang sama dengan strategi yang
digunakan dalam periode sebelumnya; 2) perubahan rutin
(routin change), merupakan perubahan yang digunakan untuk
41
Dimas, Alif, Dkk, Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pelatihan
Keterampilan Dasar, Jurnal Administrasi Publik, Vol. 1, No. 5, 2013.
26

memperbarui program agar lebih baik lagi; 3) perubahan


terbatas (limited change), disebabkan karena adanya penawaran
program baru kepada pelanggan baru dalam golongan program
umum yang sama; 4) perubahan radikal, reorganisasi besar-
besaran dalam perusahaan; 5) organizational redirection, jenis
ini merupakan perubahan yang kompleks dan melibatkan
perubahan misi yang telah ada.
2) Analisis organisasi
Dalam analisis organisasi seringkali adanya perubahan
dalam struktur organisasi, hal ini dikarenakan: 1) strukrur
biasanya menjelaskan tentang bagaimana kebijakan akan
disusun; 2) struktur biasanya menjelaskan tentang bagaimana
sumberdaya akan dialokasikan.
3) Analisis budaya organisasi
Budaya suatu lembaga merupakan komponen yang
menyebabkan mengapa suatu strategi dapat diimplementasikan
pada suatu lembaga, sementara strategi tersebut gagal untuk
diimplementasikan pada lembaga yang lain dengan kondisi
yang relative sama.
4) Analisis gaya kepemimpinan
Hal ini dilakukan karena keberhasilan terlaksananya suatu
program dapat dilihat dari gaya kepemimpinan pada lembaga
tersebut.
5) Implementasi dan evaluasi strategi
Tahap ini merupakan tahap akhir dari strategi
implementasi. Untuk melakukan tahap ini dengan berhasil,
manajemen suatu lembaga perlu mengetahui 4 jenis keahlian
dasar, yaitu: 1) kemampuan berinteraksi; 2) kemampuan
27

mengalokasi; 3) kemampuan memonitor; 4) kemampan


mengorganisasikan.42

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi


implementasi program meliputi lima langkah, yaitu menganalisis
perubahan guna untuk memberikan gagasan yang jelas dan terperinci
mengenai seberapa banyak program harus berubah agar berhasil
dalam mengimplementasikan strateginya, analisis struktur organisasi
digunakan ketika menglami perubahan dalam struktur organisasi,
analisis budaya organisasi, analisis gaya kepemimpinan, serta
implementasi dan evaluasi strategi sebagai tahap akhir dari strategi
implementasi program.

b. Strategi Implementasi Adiwiyata


Adiwiyata adalah salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan lingkungan hidup di kalangan pelajar sekolah, dan
strategi pendidikan merupakan salah satu hasil dari kebijakan yang
ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan nilai yang nantinya
akan mempengaruhi prilaku peduli lingkungan. Adapun strategi
yang dapat digunakan dalam pengimplementasian program
adiwiyata diuraikan sebagai berikut:
1) Strategi berkelanjutan
Sekolah adiwiyata mandiri harus memprioritaskan strategi
berkelanjutan hal ini dikarenakan sekolah adiwiyata mandiri
membutuhkan alasan yang kuat untuk melesatarikan program
adiwiyata pasca pemberian pengharagaan. Strategi
berkelanjutan yang dapat dilakukan adalah melakukan evaluasi
sekolah, studi banding, evaluasi dan monitroting oleh tim
adiwiyata kota/provinsi, pengimbasan pada calon adiwiyata,
menetapkan regulasi yang mendukung program adiwiyata,
memberikan penghargaan.

42
Lantip Diatprasojo, Manajemen Strategi, (Yogyakarta: UNY Pres, 2018), h. 33-34
28

2) Strategi pengembangan
Sekolah adiwiyata nasional haruslah mempriorotaskan
strategi pengembangan dengan memperbanyak ekspansi agar
dapat diperoleh kemajuan secara maksimal. Strategi
pengembangan yang dapat dilakukan adalah internalisasi
program adiwiyata, meningkatkan kapasitas SDM, menjalin
kemitraan dengan pihak luar, melibatkan komite dan orang tua
sebagai narasumber, aktif menjadi narasumber pada calon
sekolah adiwiyata, aktif mengikuti aksi di luar sekolah.
3) Strategi pertumbuhsan
Sekolah adiwiyata provinsi harus memprioritaskan strategi
pertumbuhan, hal ini karena sekolah adiwiyata provinsi berada
pada masa transisi dimana program adiwiyata belum
sepenuhnya menjadi budaya di sekolah. Strategi pertumbuhan
yang dapat dilakukan adalah meningkatkan komitmen warga
sekolah, meningkatkan komitmen tim adiwiyata sekolah,
internalisasi program adiwiyata, memanfaatkan media
masa/website/elektronik untuk mengkomunikasikan hasil
pembelajaran, aktif mengikuti aksi lingkungan di luar sekolah,
menjalin kemitraan dengan pihak luar, melaksanakan sosialisasi
yang mendukung program adiwiyata, melibatkan peran orang
tua sebagai narasumber pembelajaran Pendidikan Lingkungan
Hidup.
4) Strategi perencanaan

Sekolah adiwiyata kota harus memprioritaskan strategi


perencanaan, hal ini dikarenakan sekolah adiwiyata kota masih
bertumpu pada kebijakan kepala sekolah sehingga diperlukan
kepala sekolah yang memiliki komitmen yang kuat pada
program adiwiyata. Strategi perencanaan yang dapat dilakukan
adalah sosialisasi program adiwiyata, pembentukan tim
29

adiwiyata sekolah, kunjungan oleh tim adiwiyata kota,


pendampingan dalam penyusunan dokumen administrasi,
internalisasi program adiwiyata kepada seluruh warga
sekolah.43

Kemudian, strategi dalam pelaksanaan program Adiwiyata perlu


adanya anggaran biaya yang dapat menunjang selama kegiatan program
tersebut berlangsung. Untuk mencapai tujuan program yang telah
ditetapkan dalam panduan ini, maka diperlukan dukungan pembiayaan
untuk pelaksanaan pembinaan dan pemberian penghargaan ADIWIYATA
yang diperoleh dari berbagai sumber antara lain:44
1) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Provinsi dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
2) Sumber lain yang tidak mengikat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

Dapat disimpulkan bahwa strategi untuk pelaksanaan adiwiyata


terdiri dari strategi pengembangan, strategi pertumbuhan, dan strategi
perencanaan. Secara keseluruhan dilakukan dimulai dari membentuk tim
adiwiyata sekolah, mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, membuat
rencana aksi lingkungan hidup sekolah, melaksanakan rencana aksi,
pemantauan dan evaluasi, serta mengajukan usulan ke instansi lingkungan
hidup kabupaten/kota untuk dilakukan penilaian CSAK.

Kemudian dalam pelaksanaan program Adiwiyata perlu adanya


pembinaan yang diterapkan, adapun pengertian pembeinaan program
Adiwiyata adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh organisasi/ lembaga
atau pihak lainnya melakukan pembinaan dalam meningkatkan

43
Ratna Dwi Utami, dkk, Strategi Pembinaan Sekolah Adiwiyata di Kota Batu, (Jurnal Ilmu
Lingkungan, 2015), vol. 18, No. 4
44
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Op. Cit, h. 7-8
30

pencapaian kinerja program Adiwiyata yang berdampak positif terhadap


perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.45
Selanjutnya, tujuan pembinaan yang dilakukan terhadap program
Adiwiayata, yaitu:
1) Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah
Adiwiyata.
2) Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia
dalam pengelolaan program Adiwiyata.
3) Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan Adiwiyata baik di
propinsi maupun di kabupaten/ kota termasuk sekolah dan
masyarakat sekitarnya.46
Berkenaan dengan pembinaan Adiwiyata kepada sekolah imbas
berbasis partisipasi, maka pembinaan adalah upaya untuk membawa dan
memelihara atau menjaga agar sekolah imbas dapat menjadi sekolah
Adiwiyata maupun mempertahankan sebagai sekolah Adiwiyata.47
Pelaksanaan pembinaan ditujukan agar kegiatan atau program
yang sedang dijalankan yang dalam hal ini adalah program Adiwiyata
selalu sesuai dengan rencana atau tidak menyimpang dari rencana yang
telah ditetapkan yaitu sekolah imbas dapat menjadi sekolah Adiwiyata.
Jika terjadi penyimpangan, segera dapat dilakukan upaya untuk
mengembalikan kegiatan pada yang seharusnya dilakukan.
Dalam setiap tahap pembinaan dimasukkan unsur partisipasi dari
peserta pembinaannya, mulai dari materi pembinaan, bentuk pembinaan,
pengambilan keputusan dalam pembinaan, pelaksanaan pembinaan,
hingga bentuk evaluasinya. Sehingga setiap orang yang terlibat dalam
pembinaan termotivasi dan melakukan tugasnya secara
bertanggungjawab.

45
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Op. Cit, h. 10
46
Ibid
47
Ratih, Sulistyowati, Dkk, Pengembangan Model Pembinaan Sekolah Imbas Adiwiyata
Berbasis Partisipiasi, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4, No. 1, 2017.
31

Keberhasilan pembinaan berbasis partisipasi disebabkan karena


adanya pembinaan yang berdasarkan kebutuhan tiap peserta pembinaan,
yaitu keinginan atau kehendak yang dirasakan oleh peserta pembinaan,
baik berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap, kemudian adanya
pembinaan yang berorientasi kepada tujuan yang telah disepakati
bersama, adanya pembinaan yang berpusat kepada peserta pembinaan,
dimana kegiatan pembinaan bertolak dari kondisi setiap peserta
pembinaan, seperti kondisi ekonomi, lingkungan, sarana pendukung, dan
lainnya, serta adanya pembinaan yang berdasarkan pada pengalaman
masing-masing peserta, dimana kegiatan pembinaan mengacu pada
pengalaman-pengalaman yang dimiliki oleh setiap peserta pembinaan,
berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa implementasi
program adiwiyata merupakan suatu kegiatan yang sudah direncanakan
dengan sebaik mungkin dengan tujuan mencari keuntungan. Dalam
pelaksanannya terdapat unsur-unsur yang harus ada yaitu adanya
kegiatan yang dilakukan serta tujuan yang akan dicapai, adanya
kebijakan dalam menjalakan kegiatan, adanya aturan dan anggaran yang
dibutuhkan, serta adanya strategi pelaksanaan dan pelaksana dalam
kegiatan. Agar program adiwiyata berjalan dengan semaksimal mungkin,
diharuskan untuk menyusun strategi implemenetasi program dengan
berbagai macam analisis guna mengetahui gagasan yang jelas dan
terperinci dalam melaksankan program.

C. Penelitian yang Relevan


Program adiwiyata sudah banyak dikaji oleh para peneliti. Berdasarkan
telisik hasil penelitian ada beberapa penelitian yang senada berkaitan dengan
adiwiyata, yaitu:
1. Angga Swasdita Fridanta “Implementasi Program Adiwiyata di SMA
Negeri 2 Klaten” dari Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2015.
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif dengan
32

pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa


pelaksanaan berwawasan lingkungan sudah terlaksana dengan merubah
visi misi yang mendukung pengelolaan lingkungan dan adanya alokasi
dana untuk program Adiwiyata, kurikulum berwawasan lingkungan
dilaksanakan dengan mengintegrasikan materi wawasan lingkungan ke
dalam mata pelajaran, serta kegiatan lingkungan bersifat partisipatif
dilaksanakan melalui berbagai aksi lingkungan baik yang
diselenggarakan oleh sekolah maupun instansi.
2. Hidayatullah “Implementasi Program Adiwiyata di SD Islam Al-Azhar
29 BSB Semarang” dari Universitas Islam Negeri Walisongo tahun
2016. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif lapangan dengan
pendekatan deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
implementasi program Adiwiyata di SD Islam AL-Azhar 29 BSB
Semarang telah berhasil. Namun masih ada beberpa kendala yang
muncul dalam implementasi program adiwiyata diantaranya adalah
sarana dan prasarana pendukung yang sudah rusak, kurangnya
kemampuan tenaga pendidik dan kependidikan dalam upaya pengelolaan
lingkungan hidup, serta kurangnya keterlibaan peserta didik dalam upaya
pengawasan perilaku peduli lingkungan.
3. Luchi Endrayanti “Implementasi Program Adiwiyata di MTsN Jabung
Kecamatan Talun Kabuputen Blitar” dari Universitas Negeri Malang
tahun 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
rancangan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
implementasi program Adiwiyata di MTsN Jabung Kecamatan Talun
Kabuputen Blitar telah berjalan dengan baik walapun masih periode
pertama menjadi Kepala Sekolah di MTsN Jabung Kecamatan Talun
Kabuputen Blitar.
Ketiga penelitian di atas terlihat sama namun sebenarnya berbeda.
Adanya perbedaan tempat di setiap penelitian yang nampak terlihat jelas
akan menimbulkan perbedaan teknik penelitian. Kemudian walaupun terlihat
sama-sama meneliti tentang adiwiyata, di setiap sekolah pastilah beda cara
33

pengimplementasiannya yang akan menimbulkan perbedaan hasil, begitupun


dengan hasil peneliti skripsi ini.

D. Kerangka Berpikir
Dewasa ini kerusakan alam sudah banyak terjadi di seluruh dunia,
salah satunya di Indonesia. Minimnya kesadaran manusia untuk menjaga
lingkungan sudah semakin berkurang, hal tersebut terbukti dengan
banyaknya sampah berserakan disungai-sungai, terjadi pembakaran hutan
secara besar-besaran, serta penebangan pohon secara genoksida.
Untuk meminimalisir hal tersebut masyarakat perlu dibangkitkan
jiwa peduli lingkungan sejak dini. Oleh karena itu pemerintah membuat
kebijakan terkait pendidikan lingkungan hidup ke sekolah-sekolah di
Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup telah melakukan kesepakatan
tentang pembinaan dan pengembangan lingkungan hidup dengan. Menteri
Pendidikan Nasional yang ditulis dalam Surat Keputusan Nomor:
05/VI/KB/2005 yang pada tahun 2010 dikhususkan kepada Kepala Dinas
Pendidikan Kabupaten dan Kota di seluruh Indonesia, yang isinya secara
garis besar mengenai himbauan agar pendidikan lingkungan hidup (PLH) di
laksanakan di sekolah mulai tingkat SD hingga SMA dengan memasukkan
materi lingkungan hidup dalam kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler
untuk mewujudkan sekolah berbudaya lingkungan.
Penerapan adiwiyata juga mendatangkan banyak manfaat untuk
semua pihak terutama bagi lembaga pendidikan di Indonesia, dan hal ini
dirasa penting untuk meminimalisir pencemaran atau kerusakan lingkungan
hidup. Maka dari itu sekolah membuat program adiwiyata yang dimasukan
ke dalam kurikulum dan didukung oleh sarana prasarana pendukung
program. Hal ini dilakukan untuk membuat lingkungan belajar terasa aman,
nyaman, dan asri serta mendidik siswa untuk merawat lingkungan hidup
agar tidak terjadi kerusakan lingkungan. Dalam hal ini semua pihak ikut
berperan penting dimulai dari Menteri Lingkungan Hidup, Menteri
34

Pendidikan, tenaga pendidik, siswa, serta masyarakat yang tinggal di sekitar


lingkunga sekolah.
Peingimplementasian adiwiyata dimaksudkan untuk menjaga
lingkungan hidup agar tetap asri dan terjaga kehijaunnya, jika sekolah tidak
menerapkan adiwiyata sejak dini maka siswa tidak akan terbekali dengan
pendidikan lingkungan hidup dan memungkinkan untuknya merusak
lingkungan dengan sesukanya sehingga lingkungan hidup akan mengalami
kerusakan bahkan kepunahan. Selain itu akan terjadi banyak kejadian
lainnya jika siswa tidak diberi pemahaman tentang pendidikan lingkungan
hidup, seperti banjir, kekeringan, hingga longsor. Di Indonesia sendiri sudah
banyak lembaga pendidikan yang menerapkan program adiwiyata dalam
proses pembelajaran, namun pada lapangannya belum diketahui
pelaksanannya sudah berjalan sesuai pedoman adiwiyata atau hanya berlabel
sekolah adiwiyata tetapi tidak memahami konsep adwiyata.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah SMP Negeri 2
Rangkasbitung, Jl. Dewi Sartika No. 34 Telp (0252) 201839,
Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten 42314. Adapun waktu
penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2020 - September 2022
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. 1 Rencana Penyusunan Skripsi

2020 2021
No. Kegiatan Penelitian
Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
1. Observasi awal
2. Bimbingan skripsi
3. Membuat
instrumen
penelitian
4. Pelaksanaan
penelitian dan
pengumpulan data
5. Studi dokumen
6. Penyusunan hasil
penelitian

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deksriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan suatu keadaan

35
atau fenomena apa adanya. 48 Metode kualitatif deskriptif didefiniskan
sebagai metode penelitian ilmu-ilmu sosial yang mengumpulkan data berupa
kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-perbuatan manusia serta
peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan data kualitatif
yang telah diperoleh dan dengan demikian tidak menganalisis angka-
angka.49 Metode ini dianggap lebih cocok untuk menjelaskan implementasi
program adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung melalui wawancara dan
studi dokumen.

C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini yakni sumber data primer dan sumber
data sekunder. Kedua sumber tersebut memiliki hakikat pengertian yang
sama, tetapi cara memperoleh data tersebut yang berbeda.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
langsung dari sumber aslinya melalui wawancara maupun observasi
yang dilakukan peneliti. Sumber data primer ini adalah ketua tim
adiwiyata, kepala sekolah, wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan
wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dari media
perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti
yang telah ada, atau arsip yang dipublikasikan maupun yang tidak
dipublikasikan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan studi
dokumen untuk mendapatkan data.

48
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya,2006), hlm. 18
49
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian
Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu.(Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015), hlm. 13
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi diperlukan teknik dalam
mengumpulkan data. Teknik pemgumpulan data ini disesuaikan dengan
metode yang digunakan. Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Observasi
Observasi sebagai suatu proses melihat, mengamati, serta merekam
50
perilaku secara sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi
dilakukan untuk mengetahui secara langsung terkait komponen adiwiyata
yang meliputi ketersediaan sarana dan prasarana, kondisi tanaman (kebun
tanaman hias, taman obat sekolah, kebun kelas, green house, dan
tanaman organik), pemanfaatan taman, dan tingkat keberhasilan program
adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas
dan mendalam tentang latar belakang berdirinya adiwiyata, penyusunan
kurikulum yang nantinya akan dikembangkan. Dalm hal ini wawancara
ditujukan kepada ketua tim adiwiyata, kepala sekolah, wakil kepala
sekolah bidang kurikulum, dan wakil kepala sekolah bidang sarana dan
prasarana.
3. Studi Dokumen
Studi dokumen dilakukan untuk memperkuat hasil wawancara,
dokumen yang dibutuhkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) berbasiss lingkungan, visi dan misi sekolah, profil skolah, SK
adiwiyata, dan dokumentasi kegiatan adiwiyata.

50
Herdiansyah Haris, Wawancara, Observasi, dan Focus Grup, (Jakarta: RajaGrafindo, 2015),
hlm. 132
E. Teknik Analisis Data
Analisis data pada penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum
memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan
namun prosesnya lebih berfokus ketika penelitin di lapangan bersamaan
dengan pengumpulan data.
Teknik analisis data pada penelitian kualitatif memiliki beberapa
langkah-langkah diantaranya:
1. Reduksi Data
Mereduksi data digunakan untuk memilah-milah hal yang penting
yang berkaitan dengan penelitian. Reduksi data akan memudahkan
penelitian pada pengumpulan data
2. Penyajian Data
Peyajian data pada penelitin kualitatif dapat berbentuk uraian singkat,
bagan, dan hubungan anar kategori dan sejenisnya yang sama. Yang
sering digunakan pada penelitian ini adalah uraian teks yang berbntuk
naratif.
3. Pembahasan Data
Pembahsan data pada penelitian kualitatif berguna untuk menguraikan
data-data penelitian sehingga dapat dipahami.
4. Penarikan Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada. Melalui kesimpulan ini data yang di
dapat dari penelitian akan ditarik garis besarnya sehingga menjadi
suatu kesimpulan.51

E. Instrumen Penelitian Data


Instrumen penelitian data digunakan untuk mempermudah mendapatkan
informasi agar lebih sistematis. Adapun kisi-kisi instrumen adalah sebagai
berikut:

51
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011) h.245
1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Data

Tabel 3. 2
Imlementasi Program Adiwiyata di Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasitung

No. Teknik Aspek Informan


1. Observasi 1. Lingkungan sekolah Ketua tim
berbasis adwiyata. adiwiyata
2. Sarana dan prasarana
pendukung adiwiyata.
3. Komponen adiwiyata
(green house, kebun
kelas, kebun tanaman
hias, taman sekolah,taman
obat sekolah, kolam ikan
mas).
2. Wawancara 1. Kebijakan terkait Kepala sekolah,
implementasi program wakil kepala
adiwiyata. sekolah, dan
2. Program adiwiyata yang ketua tim
dilaksanakan. adiwiyata.
3. Kesiapan siswa dan
civitas akademik
terhadap adiwiyata.
4. Kendala dalam
melaksanakan adiwiyata.
5. Saran.
3. Studi Dokumen 1. Visi dan misi sekolah. Ketua tim
2. Profil skolah. adiwiyata, wakil
3. SK adiwiyata. kepala sekolah
4. Rencana Pelaksanaan bidang
Pembelajaran (RPP) kurikulum, dan
berbasiss lingkungan. kepala sekolah.
5. Dokumentasi kegiatan
adiwiyata.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


1. Profil Sekolah

SMP Negeri 2 Rangkasbitung beralamat di Jl. Dewi Sartika No.34


Kelurahan Muara Ciujung Timur Kecamatan Rangkasbitung Kabupaten
Lebak 42314 No. Telp (0252) 201839. Pada tahun 1955 mulailah dibangun
SGB 2 Rangkasbitung di atas tanah seluas 7000 m2, kemudian SGB 2
Rangkasbitung berdasarkan SK.MPPK RI Nomor 187/SK/BIII/1960 diubah
menjadi SLTP 2 Rangkasbitung. Didirikan 1 Agustus tahun 1960 dan saat ini
menjadi SMP Negeri 2 Rangkasbitung. Sejak berdiri hingga sekarang SMP
Negeri 2 Rangkasbitung sudah mengalami berbagai pergantian kepala
sekolah dari Bapak Suladji Dwidjowijoto pada tahun 1960-1979 sampai
kepada Bapak Drs. Haryanto, M.Pd pada tahun 2021 hingga sekarang.

2. Visi dan Misi

SMP Negeri 2 Rangkasbitung dalam menjalankan proses belajar


mengajar didukung dengan visi dan misi yaitu

1. Visi : “ Cerdas 2025 yang BERSAHABAT”, dengan indikator:


a) Cerdas Intelektual,
b) Cerdas Emosional,
c) Cerdas Spiritual,
d) Cerdas Kinestesis,
e) Bersih, Sehat, Hijau, Aman, Berkarakter
2. Misi : “Meningkatkan kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual
dalam suasana lingkungan yang, bersih, sehat, hijau, berkarakter,”
Strategi pencapaian
a. Cerdas Intelektual

41
1) Meningkatkan budaya inovasi guru dalam penggunaan berbagai
variasi metode mengajar dengan penerapan CTL (Contextual
Teaching and Learning).
2) Melaksanakan pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
3) Meningkatkan budaya inovasi guru dan siswa dalam pelaksanaan
proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
(PAKEM).
4) Membina siswa melalui jalur-jalur pembinaan kesiswaan dalam
kegiatan perlombaan dan kejuaraan yang bersifat akademik.
b. Cerdas Emosional
1) Menumbuhkan persaingan sehat dan semangat keunggulan kepada
warga sekolah dalam era globalisasi.
2) Meningkatkan kebersamaan dalam menyelesaikan tugas dan
masalah yang dihadapi dengan ikhlas dan tanggungg jawab.
3) Membangun komunikasi yang harmonis dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah.
4) Menumbuhkan keberanian guru dan tenaga kependidikan untuk
melakukan perubahan secara profesional.
5) Menumbuhkan budaya disiplin belajar, mengajar, bekerja, dan
berkarya bagi seluruh warga sekolah.
c. Cerdas Spiritual
1) Meningkatkan keimanan dan ketakwaan terhadap Allah SWT,
melalui kegiatan sholat dzuhur bersama, pengajian bulanan,
peringatan hari besar islam, dan baca tulis Al-Qur’an.
d. Cerdas Kinestesis
1) Meningkatkan keterampilan pada diri peserta didik dalam proses
pembelajaran.
e. Bersih, Sehat, Hijau, Aman, Berkarakter
1) Menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, rapih, bersih,
asri, dan indah.
2) Menciptakan peserta yang berkarakter.52

3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang digunakan adalah struktur organisasi garis
(lini) di mana atasan memberikan dan melimpahkan sebagian wewenangnya
kepada bawahannya, sehingga terdapat urutan-urutan dari kepala sekolah ke
setiap bagian yang ada dalam struktur organisasi.
Dalam suatu sekolah struktur organisasi merupakan hal yang sangat
penting dan menentukan kelancaran pelaksanaan aktivitas sekolah. Struktur
organisasi merupakan suatu susunan yang menunjukkan hubungan antar
komponen, posisi, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
jelas untuk setiap komponen sehingga dapat menciptakan suasana yang baik
dalam suatu organisasi atau sekolah. Struktur organisasi tersebut harus dapat
mengatur pembagian tugas di antara bagian-bagian operasional, pendapatan,
dan penyimpanan secara jelas. Maksudnya adalah harus dapat menunjukkan
adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab dalam organisasi yang telah
ditetapkan, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Adapun struktur organisasi SMP Negeri 2 Rangkasbitung adalah
sebagai berikut:53

52
Dokumen 1 Adiwiyata SMP Negeri 2 Rangkasbitung
53
https://smpn2rangkasbitung.sch.id/struktur-organisasi/ diakses pada 4
September 2022 pukul 01.14 WIB
Tabel 4. 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 2 Rangkasbitung

4. Sarana dan Prasarana


SMP Negeri 2 Rangkasbitung memiliki sarana dan prasarana yang
cukup lengkap untuk mendukung kegiatan belajar di sekolah, diantaranya:

Tabel 4. 2 Sarana dan Prasarana di Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasitung

No Sarana dan Keada


Prasarana Sekola an Keterangan
Ya Tidak
1 Ruang Kelas 10 baik, 22 rusak ringan
2 Labolatorium IPA 2 baik
3 Labolatorium Bahasa Baik
4 Labolatorium 2 baik, 1 rusak ringan
Komputer
5 Perpustakaan Baik
6 Ruang Guru 5 baik
7 Ruang Siswa 5 baik, 2 rusak ringan
8 Mushola Baik
9 Ruang UKS Baik
10 Ruang Pramuka Baik
11 Ruang Adiwiyata Baik
12 Ruang Penjaga Baik
Sekolah
13 Ruang OSIS Baik
14 Ruang Serba Guna Baik
15 Ruang Piket Baik
16 Lapangan Basket Baik

Sekolah ini dilengkapi juga dengan pendukung proses pembelajaran


berbasis adiwiyata seperti TOS (Tanaman Obat Sekolah), taman sekolah,
kebun tanaman organik, hutan sekolah, kebun kelas, kebun tanaman hias,
green house, serta kolam ikan.

5. Program Berbasis Adiwiyata


Untuk mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan hidup, sekolah
tidak hanya menyediakan sarana dan prasarana sebagai penunjang kegiatan.
Sekolah juga harus merencanakan program-program yang akan mendukung
proses pembelajan berbasis lingkungan agar tetap efektif dan efisien. Berikut
ini adalah program adiwiyata yang sudah berjalan di SMP Negeri 2
Rangkasbitung, diantaranya:
a. Kegiatan Pembelajaran Mapel Prakarya
Kegiatan ini merupakan kombinasi antara mata pelajaran prakarya
dengan sikap peduli terhadap lingkungan. Melalui kegiatan ini peserta
didik dapat belajar mendaur ulang sampah menjadi kerajinan tangan
bernilai ekonomis, seperti pemanfaatan sampah plastik yang dianyam
menjadi tas atau tikar.
Tabel 4. 3 Kegiatan pembelaaran mapel prakarya

b. Kegiatan Kerjasama dengan Bank Sampah


Kegiatan ini dilakukan bersama dengan masyarakat sekitar sekolah
yang bertujuan untuk meminimalisir sampah plastik dan sampah
dapur rumah tangga.

Tabel 4. 4 Kerjasama bank sampah


c. Peduli Hari Sampah
Progam rutin yang dilakukan setiap tanggal 21 Februari oleh seluruh
warga Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung.

Tabel 4. 5 Memperingati Hari Sampah

d. Kegiatan Jum’at Bersih


Program ini dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah setiap hari
jum’at pagi. Kegiatan yang dilakukan adalah memelihara tanaman di
depan kelas masing-masing. Tujuan kegiatannya untuk menanamkan
kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan serta untuk
kebersihan lingkungan.
Tabel 4. 6 Kegiatan jum’at bersih

e. Kegiatan Piket Harian dan Piket Mingguan


Program ini dilakukan untuk menanamkan sikap tanggung jawab,
dilakukan pagi hari sebelum memulai belajar dan pulang sekolah
setelah pembelajaran selesai. Piket mingguan dilakukan tiap minggu
dengan tanggung jawab yang sama, yaitu menjaga kebersihan. Untuk
kelas terbersih seringkali mendapat reward dari civitas akademik agar
senantiasa menjaga kebersihan kelasnya.
Tabel 4. 7 Kegiatan piket harian

Tabel 4. 8 Kegiatan piket mingguan


f. Penanamn Pohon
Program ini dilakukan untk menumbuhkan sikap cinta pada tumbuhan
sehingga tidak akan mencabut pohon sembarangan. Penanaman pohon bisa
dilakukan di sekitar sekolah dengan lahan yang cukup luas.

Tabel 4. 9 Proses penanaman pohon di sekolah

Dalam mengembangkan program adiwiyata tentu ada beberapa kegiatan yang


dapat menghasilkan keuntungan bagi sekolah, baik secara finansial maupun
nonfinansial. Pada SMP Negeri 2 Rangkasbitung sendiri kegiatan adiwiyata yang
memberikan keuntungan secara finansial adalah pengelolaan sampah atau kompos
yang memiliki 6 langkah dalam pengelolaannya yaitu mengumpulkan sampah,
pemilahaan, pengolahan, memisahkan sampah basah dan kering, menyimpan hasil
pengolahan, hingga menjual dan menggunakan kompos untuk tanaman di sekolah.
Kemudian bank sampah sekolah yang bekerja sama dengan daerah sekitar sekolah
yaitu kampung Barangbang, mengedukasikan warga sekolah dan masyarakat
untuk tidak membuang sampah sembarangan, bahkan bank sampah dihimbau
mampu menjadikan sampah plastik menjadi nilai ekonomis. Pasar yang dituju
untuk penjualan kompos ataupun bank sampah adalah pasar tradisional, di sana
terdapat penjual yang menerima penukaran kompos ataupun kerajinan tangan dari
limbah plastik untuk ditukar menjadi rupiah.

Di samping keuntungan finansial dari program adiwiyata, program adiwiyata


juga memiliki keuntungan secara nonfinansial diantaranya pameran hasil karya
siswa SMP Negeri 2 Rangkasbitung terkait lingkungan hidup di hotel ratu pada
tanggal 13 Juni 2014, penghargaan adiwiyata mandiri pada tahun 2014, lomba
menulis puisi bertemakan lingkungan hidup pada tahun 2014, serta lomba mading
pada tahun 2017 yang memanfaatkan limbah plastik. Bentuk hadiah yang didapat
adalah piagam, piala, serta mendali. Dikarenakan program adiwiyata mampu
mendorong warga sekolah dan masyarakat untuk mamanfaatkan lingkungan hidup
menjadi aset berharga, maka SMP Negeri 2 Rangkasbitung mencanangkan
program adiwiyata sebagai program yang dilakukan secara berkelanjutan.

B. Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung
Kabupaten Lebak merupakan salah satu kabupaten di provinsi
Banten yang pemerintahnya mendukung untuk mewujudkan sekolah
berbasis lingkungan atau yang disebut sekolah Adiwiyata. Hal tersebut
membuat banyak sekolah di Kabupaten Lebak berlomba-lomba untuk
mendapatkan penghargaan adiwiyata, kemudian salah satu sekolah
menengah pertama di Rangkasbitung yaitu SMP Negeri 2 Rangkasbitung
yang berhasil meraih penghargaan adiwiyata nasional pada tahun 2014.
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung pada tahun 2009
hingga 2017 yaitu H. Tito Sutanto mengatakan bahwa SMP Negeri 2
Rangkasbitung sejak awal tahun 2016 sudah melakukan sosialisasi dan
pembinaan adiwiyata ke beberapa sekolah. Hal ini merupakan prasyarat
untuk mengikuti adiwiyata mandiri sehingga SMP Negeri 2
Rangkasbitung diwajibkan membina 10 sekolah dan harus di SK-kan.
Melalui penelitian ini penulis mencoba melihat implementasi
program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Rangkasbitung melalui 4 komponen
program Adiwiyata.

a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan

Kebijakan berwawasan lingkungan merupakan salah satu


syarat yang harus diterapkan untuk menjadi sekolah Adiwiyata atau
mendapatkan penghargaan Adiwiyata. Pembuatan kebijakan atau
kegiatan di sekolah yang berlandaskan wawasan lingkungan
dilakukan oleh Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Rangkasbitung
sebagaimana dijelaskan oleh Ibu Rusmiyatun, S.Pd, M.Si selaku
Ketua Tim Adiwiyata sekolah.
“Program adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung sangat
diapresiasi serta didukung semua warga sekolah khususnya.
Karena sesuai dengan program pemerintah daerah yaitu
Lebak Cerdas 2019, pilar ke empat yaitu sekolah yang bersih,
sehat hijau dan sehat”.
Hal ini juga tergambar dari proses wawancara yang dilakukan
dengan kepala sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung saat ini yaitu
Bapak Drs. Haryanto, M.Pd. yang menyampaikan terkait program
adiwiyata di sekolah yang dipimpinnya. Berikut hasil wawancara
dengan Bapak Drs. Haryanto, M.Pd. :

“Jadi karena sekolah kami sudah memiliki tim khusus yang


mengurus terkait program Adiwiyata ini. Sebelumnya juga
pada saat sosialisasi dan pembinaan, kami bekerja sama
dengan beberapa SKPD, seperti BLHD, Dinas pertanian,
Dinas Hutbun, Dinas Kebersihan serta Dinkes. Jadi program
ini melibatkan banyak pihak”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan program sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung melibatkan banyak pihak-pihak yang berpengalaman
dalam hal mengembangkan program sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan.
Dalam pelaksanaan program Adiwiyata SMP Negeri 2
Rangkasbitung telah memuat visi, misi, tujuan dan sasaran yang
memuat kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Visi, misi, tujuan dan sasaran itu dituangkan dalam RPP dan termuat
baik dalam mata pelajaran wajib, muatan lokal maupun
pengembangan diri pada Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH). Hal
ini tergambar dari wawancara yang dilakukan dengan Wakasek
Kurikulum yaitu Ibu Munawaroh:
“Jadi dalam visi dan misi walaupun tidak secara eksplisit
dijelaskan tentang program Adiwiyata kami memasukkan
unsur yang mendukung peduli lingkungan yaitu melalui
kalimat suasana lingkungan yang, bersih, sehat, hijau,
berkarakter. Hal ini juga sesuai dengan visi misi Kabupaten
Lebak”.

“...dalam pelajaran juga kami usahakan agar setiap mata


pelajaran membahas terkait dengan cinta lingkungan,
menjaga kebersihan. Seperti dalam mata pelajaran biologi,
agama yang memang didalamnya sudah mengajarkan terkait
lingkungan. Jadi mata pelajaran tersebut kita kuatkan lagi
penanaman nilai-nilai Adiwiyata, serta mata pelajaran lain
juga”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dilihat bahwa
program Adiwiyata telah tercantum dalam visi, misi dan tujuan
sekolah yang kemudian juga diintegrasikan dalam mata pelajaran.

b. Kurikulum Berbasis Lingkungan


SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah melaksanakan
pengintegrasian tersebut. Sebagaimana pernyataan dari Kepala
Sekolah yaitu Bapak Drs. Haryanto, M.Pd. :

“...Kita mulai dengan pengintegrasian kurikulum pendidikan


lingkungan ke dalam setiap mata pelajaran terutama mata
pelajaran yang pada dasarnya sudah membahas terkait
dengan alam seperti mata pelajaran biologi. Jadi setiap guru
harus memiliki pengetahuan yang luas tentang program
Adiwiyata ini”.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Wakasek Kurikulum
yaitu Ibu Munawaroh:

“...dalam pelajaran juga kami usahakan agar setiap mata


pelajaran membahas terkait dengan cinta lingkungan,
menjaga kebersihan. Seperti dalam mata pelajaran biologi,
agama yang memang didalamnya sudah mengajarkan terkait
lingkungan. Jadi mata pelajaran tersebut kita kuatkan lagi
penanaman nilai-nilai Adiwiyata, serta mata pelajaran lai
juga”.

Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu


Rusmiyatun, S.Pd, M.Si. selaku Ketua Tim Adiwiyata SMP Negeri 2
Rangkasbitung.
“Dalam tim kami selalu berusaha melalukan evaluasi
setidaknya seminggu sekali terkait dengan perkembangan
program sekolah Adiwiyata ini. Dalam rapat tersebut kami
juga melibatkan guru-guru untuk mengetahui perkembangan
siswa. Jadi setiap guru memiliki kreasi tersendiri dalam
menyisipkan tentang peduli lingkungan. Ada yang dalam
bentuk eksperimen seperti daur ulang, membuat puisi, hingga
membuat penelitian”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan


bahwa baik tenaga pendidik dan stakeholder telah memahami dan
memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
lingkungan hidup. Begitu pula dengan peserta didik yang telah
melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.

c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif


SMP Negeri 2 Rangkasbitung senantiasa melakukan kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif sebagai bagian dari program Sekolah
Adiwiyata. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan Ibu
Rusmiyatun, S.Pd, M.Si selaku Ketua Tim Adiwiyata SMP Negeri 2
Rangkasbitung.
“Ada banyak kegiatan-kegiatan yang kami lakukan dalam
rangka mendukung program adiwiyata ini, bisa dilihat dari
keadaan lingkungan sekolah yang asri dan hijau. Seperti
kegiatan rutin jum’at bersih, sampah-sampah dari setiap kelas
dikumpulkan dan dipisahkan sampah organik dan
nonorganik, kemudian yang bisa didaur ulang atau dijadikan
pupuk kompos itu semua kami pisahkan. Tiap-tiap kelas itu
sudah diarahkan oleh wali kelasnya masing-masing. Lalu
setiap tahun kami juga berusaha untuk melalukan pembibitan
pohon dan pemeliharaan tanaman yang sudah ada”.
Pernyataan di atas juga didukung oleh pernyataan dari Ibu
Munawaroh selaku Wakasek bidang kurikulum, yang menyatakan
bahwa:
“kita selalu berusaha untuk mengajak siswa melakukan aksi
peduli lingkungan terutama jika ada hari-hari khusus yang
berhubungan dengan kesadaran akan mencintai alam. Seperti
setiap tanggal 21 Februari kami mengajak anak-anak
merayakan hari peduli sampah nasional. Hari itu anak-anak
diajak melakukan pembersihan dan pemeliharaan lingkungan
sekitar”.
Selain itu SMP Negeri 2 Rangkasbitung juga melaksanakan
sosialisasi dan pembinaan adiwiyata kepada beberapa sekolah
sebagai salah satu syarat untuk meraih predikat sekolah adiwiyata
mandiri. Diantaranya dengan memberikan bimbingan dan pelatihan,
serta kunjungan kepada sekolah yang membutuhkan informasi dan
ingin menjadi bagian dari keluarga program sekolah adiwiyata. Hal
ini tercantum dalam hasil wawancara dengan Bapak Drs. Haryanto,
M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung:

“..iya kita hanya diwajibkan membina 10 sekolah tapi SMPN


2 Rangkasbitung sedang membina sekitar 20 sekolah. Yang
sudah diberikan SK mengikuti program adiwiyata ada 14
sekolah”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah melakukan kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif dibuktikan dengan kegiatan menjalin
kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan berbagai pihak dan melaksanakan kegiatan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi
warga sekolah.

d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan

SMP Negeri 2 Rangkasbitung juga telah melakukan upaya


untuk meningkatkan sarana pendukung ramah lingkungan. Beberapa
sarana tersebut berdasarkan pernyataan dari Ibu Rusmiyatun, S.Pd,
M.Si selaku Ketua Tim Adiwiyata SMP Negeri 2 Rangkasbitung,
antara lain;
“mulai dari hal-hal kecil ya seperti penyediaan tempah
sampah organik dan nonorganik, green house yang banyak
kami pakai untuk pembibitan pohon, dan tanaman-tanaman
obat, ada juga tempat pengomposan. Kemudian dari penataan
sekolah kami berusaha agar selalu ada lahan untuk menanam
pohon, jadi setiap sudut sekolah tetap asri”.
Kemudian pernyataan di atas ditambahkan dengan
pernyataan dari Kepala Sekolah yaitu Bapak Drs. Haryanto, M.Pd.
yang menyatakan bahwa:
“kami sebisa mungkin dalam menyediakan baik sarana
prasarana itu harus yang tidak berdampak buruk bagi
lingkungan. Penataan lingkungan sekolah sejak awal kita
sudah pertimbangkan persoalan lingkungan karena bagi saya
kalau lingkungan sekolah nyaman, sejuk banyak pohon,
siswa pasti juga nyaman untuk belajar. Untuk mendukung itu
kami bangun green house, terus ada rumah kompos, yang
sedang kami kembangkan sekarang itu bank sampah”.
Pendapat di atas didukung oleh pernyataan Bapak Jumadi
selaku Wakasek Sarana dan Prasarana, antara lain;

“saya selalu berusaha bekerja sama dengan kepala sekolah


dan guru-guru untuk menyediakan sarana dan prasarana
untuk anak-anak dapat menyadari petingnya menjaga
lingkungan. Seperti saat pertama kali pembangunan green
house siswa sangat antusias untuk ikut merawat selain itu
juga bisa dijadikan sarana pembelajaran. Kami juga
menyediakan rumah kompos, tempat sampah organik dan
nonorganik”.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah melakukan pengelolaan
sarana pendukung yang ramah lingkungan. Hal ini dibuktikan
dengan adanya peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan
prasarana yang ramah lingkungan di sekolah dan ketersediaan sarana
prasarana pendukung yang ramah lingkungan.

2. Dampak Implementasi Program Adiwiyata Pada SMP Negeri 2


Rangkasbitung
Dalam pelaksanaan Program Adiwiyata tentunya program
tersebut memiliki peran penting untuk sekolah maupun untuk warga
sekolah. Pelaksanaan program Adiwiyata diharapkan dapat memberikan
dampak yang positif terhadap lingkungan dan warga sekolah. Penulis
telah melakukan observasi langsung serta melakukan wawancara dengan
berbagai narasumber di SMP Negeri 2 Rangkasbitung diantaranya
Kepala Sekolah, Ketua Tim Adiwiyata, dan Wakasek Bidang Kurikulum.
Penulis melakukan wawancara dengan Ketua Program Adiwiyata
SMP Negeri 2 Rangkasbitung yaitu Ibu Rusmiyatun, S.Pd, M.Si untuk
mengetahui dampak dari implementasi program Adiwiyata di SMP
Negeri 2 Rangkasbitung, hasilnya menyatakan bahwa:
“Dampak yang paling terasa dari program Adiwiyata ini dari segi
fisik atau visual lingkungan sekolah yang jadi lebih tertata rapi,
hijau, asri dan sejuk. Kemudian dari segi pola perilaku siswa juga
berdampak, mereka jadi lebih sadar tentang pentingnya menjaga
lingkungan, hal-hal kecil saja seperti buang sampah pada
tempatnya. Jadi kami juga selalu berusaha untuk bekerja sama
dengan orangtua dan masyarakat sekitar agar di luar lingkungan
sekolah pun kebiasaan-kebiasaan baik itu tidak hilang”.
Hal serupa juga disampaikan oleh Bapak Drs. Haryanto, M.Pd.
selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung, yang menjelaskan
dampak dari penerapan sekolah peduli dan budaya lingkungan atau
Adiwiyata, antara lain:
“Program Adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung ini bukan lagi hal
baru, jadi sejak kepala sekolah sebelum-sebelumnya juga sudah
menerapkan. Jadi kami sangat berharap bahwa perilaku peduli
lingkungan itu sudah membudaya di sekolah ini. Karena manfaat
program ini sangat banyak mulai dari adanya rasa peduli terhadap
pelestarian lingkungan baik itu siswa maupun guru, lalu program
ini juga mengajarkan berbagai pihak untuk bekerja sama, karena
program ini sangat butuh dukungan dari berbagai pihak”.
Kemudian pernyataan di atas ditambahkan dengan hasil
wawancara dengan Ibu Munawaroh selaku Wakasek bidang kurikulum,
yang menyatakan bahwa:
“...dampak yang paling saya rasakan sih dari perilaku siswa ya.
Biasanya siswa harus ditegur, dinasihati untuk membuang sampah
pada tempatnya atau sampah organik dan nonorganik jangan
dicampur agar nanti proses pengomoposan lebih mudah.
Semenjak kita gencar-gencarnya menanamkan program
Adiwiyata ini mereka lama kelamaan jadi terbiasa dengan
perilaku cinta lingkungan tersebut. Dalam proses belajar mengajar
juga jauh lebih nyaman karena lingkungan yang bersih dan asri”.
Berdasarkan beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa implementasi program Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dilihat dari
adanya kebijakan berwawasan lingkungan yang termuat pada visi dan
misi sekolah, terlaksananya kegiatan-kegiatan berbasis lingkungan di
sekolah, terlaksananya kurikulum berbasis lingkungan yang sudah
termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara implisit
dimana guru mampu mengintegrasikan materi pembelajaran dengan
pendidikan lingkungan hidup di kelas, terlaksananya kegiatan berbasis
partisipatif yang menjadikan seluruh warga sekolah ikut berpartisipasi
pada seluruh rangkaian program adiwiyata yang dilaksanakan di sekolah,
serta adanya pengadaan sarana dan prasarana pendukung program
adiwiyata untuk menunjang keberhasilan program adiwiyata di SMP
Negeri 2 Rangkasbitung. Oleh karena itu program adiwiyata di SMP
Negeri 2 Rangkasbitung dapat dikatakan sudah berjalan dengan baik oleh
bantuan dan kerja sama seluruh waraga sekolah.
C. Pembahasan
1. Implementasi Program Adiwiyata Di SMP Negeri 2 Rangkasbitung
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebak gencar
melakukan pembinaan peduli dan berbudaya lingkungan terhadap
sejumlah sekolah terkait dengan sekolah Adiwiyata, dengan pembinaan
tersebut diharapkan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Lebak
masuk dalam kategori sekolah Adiwiyata baik tingkat Kabupaten,
Provinsi, Nasional maupun Mandiri.
Penetapan sekolah adiwiyata ini didasarkan atas UU No. 32
Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.54
Program Adiwiyata sendiri telah dilaksanakan Kementerian Lingkungan
Hidup melalui pembinaan, penilaian dan pemberian penghargaan
Adiwiyata kepada sekolah. Pedoman pelaksanaan program Adiwiyata
diatur dalam Permen LH RI No. 05 tahun 2013 tentang pedoman
pelaksanaan Program Adiwiyata dan Keputusan Bupati Lebak No. 660 /
Kep. 543-LH/ 2019 tertanggal 13 Desember 2019.
SMP Negeri 2 Rangkasbitung merupakan sekolah yang berhasil
meraih penghargaan adiwiyata nasional pada tahun 2014. Setelah
berhasil meraih penghargaan adiwiyata nasional, SMP Negeri 2
Rangkasbitung giat melaksanakan sosialisasi dan pembinaan adiwiyata
kepada beberapa sekolah sebagai salah satu syarat untuk meraih predikat
sekolah adiwiyata mandiri. SMP Negeri 2 Rangkasbitung sebagai
sekolah yang pernah menerima penghargaan adiwiyata nasional tentu
menerapkan program atau kegiatan yang patut mendapatkan penghargaan
tersebut yang dijabarkan di bawah ini.

54
Juara Media. 2020. DLH Lebak Berikan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat
Kabupaten Tahun 2019. https://www.juaramedia.com/2020/02/11/dlh-lebak-berikan-penghargaan-
sekolah-adiwiyata-tingkat-kabupaten-tahun-2019/
a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan
Pelaksanaan program sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung melibatkan banyak pihak-pihak yang berpengalaman
dalam hal mengembangkan program sekolah peduli dan berbudaya
lingkungan. Mulai dari tim Adiwiyata SMPN 2 Rangkasbitung, Kepala
Sekolah, Wakasek, Dinas Pertanian, Dinas Hutbun, Dinas Kebersihan
hingga Dinas Kesehatan serta pihak-pihak sekolah mulai dari guru
hingga peserta didik.
Pelaksanaan program sekolah Adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangkasbitung sejalan dengan ungkapan Kementerian Lingkungan
Hidup bahwa program ini mengharapkan setiap warga sekolah ikut dapat
terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat serta
55
menghindari dampak lingkungan yang negatif. Program tersebut
mengajak warga sekolah SMP Negeri 2 Rangkasbitung melaksanakan
proses belajar mengajar sesuai dengan materi lingkungan hidup dan turut
berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah
dan sekitarnya.

b. Kurikulum Berbasis Lingkungan


Menurut Angga & Fajarisma kurikulum berbasis lingkungan secara
sederhana dapat diimplementasikan dengan cara penyampaian materi
lingkungan hidup melalui kurikulun yang beragam variasi untuk
memberikan pemahaman tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dalam
kehidupan sehari-hari.56

Program Adiwiyata SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah tercantum


dalam visi, misi dan tujuan sekolah yang kemudian juga diintegrasikan
dalam mata pelajaran. SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah melaksanakan

55
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kerjasama
Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2012.
56
Adam, A., & Fajarisma, B., (2014). Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum Berbasis
Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri SDN Dinoyo Malang, Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan, Vol. 2, No. 2, h. 167.
pengintegrasian tersebut. Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang
memuat upaya pelestarian fungsi lingkungan dan atau, mencegah
terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup.
Hal ini juga didukung dengan pengecekan kurikulum, silabus dan
RPP dapat disimpulkan bahwa Program Adiwiyata SMP Negeri 2
Rangkasbitung terintegrasi pada materi lingkungan hidup disisipkan
dalam mata pelajaran, misalnya pada mata pelajaran biologi, agama yang
memang didalamnya sudah mengajarkan terkait lingkungan. Kemudian
yang khusus itu ada di mata pelajaran muatan lokal. Adanya ketuntasan
minimal belajar pada mata pelajaran wajib dan atau muatan lokal yang
terkait dengan pelestarian fungsi lingkungan mencegah terjadinya
pencemaran, dan atau kerusakan lingkungan hidup.
Sebagaimana teori yang dikemukakan oleh Noelaka mengatakan
bahwa contoh dari materi lingkungan hidup yang dapat diintegrasikan
dalam mata pelajaran sekolah yaitu, mata pelajaran fisika, kimia, biologi,
antropologi budaya, dan geografi. Hampir seluruh mata pelajaran di
sekolah sudah diintegrasikan dengan wawasan lingkungan. Selain
diintegrasikan dengan mata pelajaran, pendidikan lingkungan di sekolah
juga memunculkan mata pelajaran yang bersifar monolitik yaitu
Budidaya dan Prakarya.57
Dalam mengintegrasikan lingkungan hidup dalam mata pelajaran,
ada beberapa metodologi pengajaran yang dapat digunakan. Carlson, et
al. dan Dewey dalam Muslicha menuliskan bahwa banyak penulis yang
setuju bahwa praktek terbaik untuk pendidikan lingkungan hidup adalah
dengan pengalaman lapangan, sebagai salah satu pendidikan informal
tentang lingkungan hidup, anak-anak seharusnya belajar melalui
aktifitas.58

57
Amos Noelaka, Kesadaran lingkungan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 104
58
Anisa Muslicha, Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup Pada Siswa
Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata Di Dki Jakarta). Jurnal Pendidikan, Vol. 16, No.
Tahun 2015, h. 114.
Guru dan stakeholder di SMP Negeri 2 Rangkasbitung telah
memahami dan memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup. Tenaga pendidik telah menerapkan
pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang melibatkan
peserta didik secara aktif dalam pembelajaran misalnya metode
demonstrasi, diskusi (FGD), simulasi (bermain peran), pengalaman
lapangan.

c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif


Bentuk partisipasi antara sekolah dengan masyarakat dapaat
dilakukaan dalam berbagai bidang. Suryosubroto menyebutkan bidang
kerjasama tersebut bidang pendidikan moral, bidang pendidikan
olahraga, bidang pendidiikan kesenian, bidang anak berkebutuhan
khusus, dan bidang keterampilan.59
SMP Negeri 2 Rangkasbitung senantiasa melakukan kegiatan
lingkungan berbasis partisipatif sebagai bagian dari program Sekolah
Adiwiyata. Kegiatan lingkungan bersifat partisipasif adalah kegiatan
yang melibatkan warga sekolah dan masyarakat di sekitarnya dalam
melakukan berbagai kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga
sekolah, masyarakat maupun lingkungannya dalam rangka kegiatan
pengelolaan lingkungan hidup. Pelaksanaan kegiatan lingkungan bersifat
partisipasif di sekolah diintegrasikan dalam kegiatan pembiasaan dan
ekstrakulikuler.60
Kegiatan lingkungan bersifat partisipasif dilaksanakan sesuai dengan
standar sekolah Adiwiyata yang telah ditentukan oleh Kementrian
Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan. Bentuk kegiata tersebut
dilakukan oleh seluruh warga sekolah dalam rangka memelihara dan

59
Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Sekolah, (Jakarta: Pt Rineka Cipta, 2004). h. 63

60
Fauzi Setyobudi & Saliman, Pendidikan Lingkungan Hidup
Di SMP Negeri 3 Kebumen Jawa Tengah, JIPSINDO, Vol. 5, No. 1, Maret 2018, h. 14.
merawat gedung dan lingkungan sekolah. Pemeliharaan lingkungan
sekolah sudah termasuk diantaranya dengan melakukan aksi
pemeliharaan tanaman/taman, pembibitan pohon, dan juga pengomposan
sampah.
Sebagaimana dijelaskan dalam buku Panduan Adiwiyata bahwa
salah satu standar kegiatan lingkungan bersifat partisipasif adalah dengan
mengikuti kegiatan aksi lingkungan yang diselenggarakan oleh pihak
luar. 61 Selain itu SMP Negeri 2 Rangkasbitung juga melaksanakan
sosialisasi dan pembinaan adiwiyata kepada beberapa sekolah sebagai
salah satu syarat untuk meraih predikat sekolah adiwiyata mandiri.
Diantaranya dengan memberikan bimbingan dan pelatihan, serta
kunjungan kepada sekolah yang membutuhkan informasi dan ingin
menjadi bagian dari keluarga program sekolah adiwiyata. SMP Negeri 2
Rangkasbitung juga telah melakukan kegiatan lingkungan berbasis
partisipatif dibuktikan dengan kegiatan menjalin kemitraan dalam rangka
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak
.
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor
05 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata,
menetapkan bahwa sekolah yang mendapatkan predikat Sekolah
Adiwiyata setidaknya menyediakan minimal enam sarana untuk
mengatasi permasalahan lingkungan hidup yakni kegiatan pengelolaan
sarana dan prasarana pendidikan meliputi kegiatan perencanaan,
pengadaan, pengawasan, penyimpanan, inventarisasi, dan penghapusan
serta penataan. 62
Penyediaan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran
lingkungan hidup pada Program Adiwiyata juga memiliki tujuan agar
terselenggara proses pendidikan yang efektif dan efesien khususnya

61
Buku Panduan Adiwiyata, Op.Cit, h. 6
62
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013, Op.Cit
mengenai lingkungan hidup.63 Program Sekolah Adiwiyata SMP Negeri
2 Rangkasbitung sangat memperhatikan pengelolaan sarana pendukung
yang ramah lingkungan dan ramah anak di sekolah. Dengan adanya
sarana pendukung yang ramah lingkungan seperti pemanfaatan sampah
atau limbah untuk didaur ulang merupakan salah satu upaya mendukung
ramah lingkungan di sekolah.
Pengelolaan sarana pendukung yang ramah lingkungan yaitu
penyediaan tempah sampah organik dan nonorganik di SMP Negeri 2
Rangkasbitung berdasarkan Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan
Lingkungan Sekolah Nomor 1429/MENKES/SK/XII/2006. Setiap kelas
memiliki tempat sampah terpisah dan juga tempat sampah non-terpisah
yang diletakkan di dalam ruang kelas. Tersedianya tempat sampah
sementara (TPS) yang memiliki jarak lebih dari 10 meter, juga
merupakan salah satu standar sarana dalam penyelenggaraan kesehatan
lingkungan sekolah.
Selanjutnya adalah tersedianya Green house untuk pembibitan
pohon, dan tanaman-tanaman obat. Ketersediaan sarana Green House dan
TOGA memberikan tambahan pengetahuan kepada peserta didik
mengenai mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Pengelolaan sarana
pendukung yang ramah lingkungan lainnya adalah pengomposan.
Kegiatan pengomposan dengan menggunakan alat komposter merupakan
salah satu cara sekolah untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup.
Ketersediaan sarana untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup
berupa komposter juga merupakan salah satu sarana yang dapat
digunakan untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup bagi
peserta didik. Peserta didik dapat belajar mengenai pengolahan sampah
organik menjadi pupuk yang bermanfaat untuk menyuburkan tanaman.

63
Risky Novitantia, Evaluasi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pendukung Ramah
Lingkungan Pada Program Adiwiyata Di SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta, Jurnal Hanata
Widya, Vol. 5, No. 5, Agustus 2016, H. 42
Kemudian dari penataan sekolah kami berusaha agar selalu ada lahan
untuk menanam pohon, jadi setiap sudut sekolah tetap asri. Upaya
pemeliharaan sarana pendukung ramah lingkungan juga dilakukan
sekolah dengan melakukan pemeliharaan pengaturan pohon peneduh. Hal
tersebut tercermin dari kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan seperti
perawatan taman baik Ruang Terbuka Hijau maupun tanaman lindung.

3. Dampak Implementasi Program Adiwiyata Pada SMP Negeri 2


Rangkasbitung
Implementasi suatu kebijakan akan menghasilkan keberhasilan yang
diharapkan oleh pembuat kebijakan dan kelompok yang menjadi sasaran
kebijakan tersebut. Dalam pelaksanaan Program Adiwiyata tentunya
program tersebut memiliki peran penting untuk sekolah maupun untuk
warga sekolah. Program Adiwiyata merupakan suatu program yang
mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah
dalam upaya pelestarian lingkungan hidup menuju lingkungan yang
sehat dan menghidarkan dampak lingkungan yang negatif.
Implementasi program Adiwiyata pada SMP Negeri 2
Rangkasbitung memberikan banyak dampak positif kepada sekolah
maupun siswa dan pihak-pihak sekolah. Dampak tersebut diantaranya
yaitu mengubah perilaku warga sekolah untuk melakukan budaya
pelestarian lingkungan. Bentuk peduli lingkungan disini yaitu apabila
warga sekolah melihat sampah berserakan dilingkungan sekolah
tampa harus dikomandoi warga sekolah pun lansung bertindak
untuk membersihkan dan lansung membuang sampah tersebut
ketempat yang telah disediakan.
Menghindari sejumlah risiko dampak lingkungan yang terdapat di
wilayah sekolah, meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sekolah. Hal ini dilihat apabila adan tamu yang merokok di
lingkungan SMP Negeri 2 Rangkasbitung, warga sekolah bertindak
memberi tahu dengan sopan bahwa sekolah ini merupakan sekolah
adiwiyata dan bebas dari asap rokok, bentuk tindakan warga
sekolah dalam kepeduliannya terhadap lingkungan yaitu berupa
bentuk tindakan, ajakan dan juga memberikan nasehat.
Terciptanya kondisi kebersamaan bagi semua warga sekolah,
menjadikan tempat pembelajaran bagi generasi muda tentang
pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan juga
benar dan meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih nyaman dan
kondusif bagi segenap seluruh warga sekolah. Lingkungan sekolah yang
bersih menjadikan hidup lebih sehat, udara terasa sejuk, belajar menjadi
nyaman, serta kelas menjadi bersih dan terhindar dari penyakit. Maka
dari itu kita juga harus selalu menjaga kebersihan lingkungan sekolah
karena banyak sekali manfaatnya untuk kehidupan kita sehari-hari.64

64
M. Jen Ismail, Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Menjaga Kebersihan Di
Sekolah, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, Mei 2021, h. 63.
BAB V

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan serta saran terkait implementasi program Adiwiyata
di SMP Negeri 2 Rangkasbitung, diantaranya:

A. Kesimpulan
1. SMP Negeri 2 Rangkasbitung memenangkan penghargaan Adiwiyata
mandiri pada tahun 2014, hal tersebut bisa dicapai tidak lepas dari kerja
keras seluruh warga sekolah. Oleh karena itu berkat penghargaan
Adiwiyata, SMP Negeri 2 Rangkasbitung semakin gencar
mensosialisasikan program Adiwiyata baik kepada peserta didik ataupun
civitas akademik. Hasilnya terlihat dari perubahan sikap peserta didik
untuk membuang sampah pada tong sampah serta sudah mampu untuk
memilah-milah sampai organik dan sampah nonorganik. Bahkan dengan
kesadarannya masing-masing membuang sampah sudah menjadi rutinitas
bagi peserta didik.
2. Pada proses perencanaaan Adiwiyata, program telah disusun dengan
sistematis guna mengharapkan hasil yang memuaskan bagi seluruh warga
sekolah. Hal itu dibuktikan dengan adanya struktur kepengurusan
Adiwiyata, adanya ruangan Adiwiyata di sekolah, adanya bantuan dana
untuk menjalankan program, administrasi dokumen yang lengkap dan rapi,
serta adanya program yg dijalankan. Walaupun program Adiwiyata hanya
dimuat secara implisit pada silabus dan RPP, tapi tenaga pendidik sudah
mampu mengkombinasikan materi pelajaran dengan sikap peduli terhadap
lingkungan.
3. Civitas akademik sebagai supervisi, dimana mereka berperan aktif dalam
pengawasan implementasi program adiwiyata di SMP Negeri 2
Rangaksbitung. Oleh karena itu memperhatikan peserta didik membuang

67
sampah, mengamati peserta didik piket harian ataupun piket mingguan
akan selalu tetap dalam pengawasan civitas akademik.

B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, penulis ingin memberian saran dan
masukan yang membangun untuk pihak sekolah, diharapkan masukan ini
dapat dijadikan bahan evaluasi untuk kegiatan selanjutnya. Walaupun
demikian, penulis sadar masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian
ini, dan berikut adalah saran yang diberikan penulis kepada pihak terkait:
1. Kepala Sekolah diharapkan untuk meninjau kembali terkait evaluasi
program adiwiyata yang sudah pernah dilakasanakan.
2. Kepala Sekolah sebagai evaluator harus lebih memperhatikan kesadaran
peserta didik dalam pelaksanakaan program adiwiyata, pasalnya terkadang
peserta didik melaksanakan program hanya karena disuruh tanpa adanya
kesadaran pribadi.
3. Guru diharapkan memberikan pembelajaran inovatif yang dikombinasikan
dengan pendidikan lingkungan hidup agar siswa lebih memahami maksud
dari sikap peduli lingkungan.
4. Guru sebagai motivator diharapkan dapat memberikan motivasi kepada
peserta didik, memberikan contoh yang mampu membuat pesera didik
bersedia menitu sikap peduli terhadap lingkungan.
5. Peserta didik sebagai sasaran program adiwiyata diharapkan dapat
melaksanakan program adiwiyata sebagaimana telah dicontohkan oleh
civitas akademik guna meminimalisir kerusakan lingkungan yang terjadi di
sekitar sekolah
DAFTAR PUSTAKA

Adam, A. dan Fajarisma, B. 2014. Analisis Implementasi Kebijakan Kurikulum


Berbasis Lingkungan Hidup Pada Program Adiwiyata Mandiri SDN
Dinoyo
Afrizal. 2015. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung
Penggunaan Penelitian Kualitatif dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2015
Akib, Haedar dan Antonius Tarigan. Artikulasi Konsep Implementasi Kebijakan:
Perspektif, Model, dan KriterianyaPengukurannya, Jurnal
Albab, Hayyan Ahmad Ulul. 2017. "Memahami pendidikan agama Islam melalui
program Adiwiyata (cinta lingkungan) di SMP Negeri 2 Lamongan."
Journal of Applied Linguistics and Islamic Education, V.1, No.2

Arvina, Meyzilia. Hubungan Antara Keterlibatan Siswa pada Program Adiwiyata


dengan Partisipasi Siswa dalam Pengelolaan Lingkungan Tempat
Tinggal
Buku Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kerjasama
Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2012. SMPN 2 Rangkasbitung.
https://smpn2rangkasbitung.sch.id/
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kerjasama
Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2012.
Buku Panduan Adiwiyata, Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan, Kerjasama
Kementrian Lingkungan Hidup dengan Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2012.
Chaeruddin, Hasyim. 2012. Program Adiwiyata Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkunggan, Kementrian Lingkungan Hidup. Jakarta
Diatprasojo, Lantip. 2018. Manajemen Strategi. Yogyakarta: UNY Pres

69
70

Dimas, Alif, dkk. 2013. Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat


Melalui Pelatihan Keterampilan Dasar, Jurnal Administrasi Publik, Vol.
1, No. 5
Dokumen 1 Adiwiyata SMP Negeri 2 Rangkasbitung
Hamzah, Syukri. 2013. Pendidikan Lingkungan Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT Rafika Aditama
Haris, Herdiansyah, 2015. Wawancara, Observasi, dan Focus Grup. Jakarta:
RajaGrafindo
https://smpn2rangkasbitung.sch.id/struktur-organisasi/ Diakses pada 4 September
2022 pukul 01.14 WIB
http://p3ejawa.menlhk.go.id/article24-sejarah-adiwiyata.html Diakses pada 2
Oktober pukul 01.10 WIB

Indra, Bayu. 2018. Budaya Sekolah Berwawasan Lingkungan Pada Sekolah


Adiwiyata Mandiri, Jurnal Kajian Teori Dan Praktik Kependidikan, Vol.
3, No. 1
Ismail, M. Jen. 2021. Pendidikan Karakter Peduli Lingkungan Dan Menjaga
Kebersihan Di Sekolah, Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, Vol. 4,
No. 1
Iswari, dkk. 2017. Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata untuk Membentuk
Perilaku Peduli Linglungan di Kalangan Siswa (Kasus: 44SMA Negeri 9
Tangerang Selatan dan MA Negeri 1 Serpong), Jurnal Ilmu Lingkungan,
Vol. 38
Juara Media. 2020. DLH Lebak Berikan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat
Kabupaten Tahun 2019. https://www.juaramedia.com/2020/02/11/dlh-
lebak-berikan-penghargaan-sekolah-adiwiyata-tingkat-kabupaten-tahun-
2019/
Juara Media. 2020. DLH Lebak Berikan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat
Kabupaten Tahun 2019. https://www.juaramedia.com/2020/02/11/dlh-
lebak-berikan-penghargaan-sekolah-adiwiyata-tingkat-kabupaten-tahun-
2019/
71

Kementrian Lingkungan Hidup & Kehutanan Republik Indonesia


https://www.menlhk.go.id/site/single_post/2611/434-sekolah-raih-
penghargaan-adiwiyata-tahun-2019 Diakses pada 17 Januari 2020 pukul
12.30 WIB
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan,
Panduan Adiwiyata: Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkunga, 2012
Lendrawati, dkk. 2013. Faktor-Faktor Determinan yang Berhubungan dengan
Kepedulian Peserta Didik SMP Cendana Pekanbaru terhadap
Lingkungan Sekolah. Pusat Penelitian Lingkungan Hidup. Riau:
Universitas Riau
Lisdinana, Widiyaningrum dan Purwantoyo E. 2015. Evaluasi Partisipasi Siswa
dalam Pengelolaan Sampah untuk Mendukung Program Sekolah
Adiwiyata, Jurnal Administras Publib, Vol. 04, No. 1
Mohammad, Dendy. 2017. Pelaksanaan Program Adiwiyata Dalam Mendukung
Pembentukan Karakter Peduli Lingkungan Di SMA Negeri 4 Pandeglang.
Jurnal Pendidikan Geografi, Vol. 17, No. 1
Muslicha, Anisa. 2015. Metode Pengajaran Dalam Pendidikan Lingkungan Hidup
Pada Siswa Sekolah Dasar (Studi Pada Sekolah Adiwiyata Di Dki
Jakarta). Jurnal Pendidikan, Vol. 16
Ni Kadek Sioni Dwi Utami. 2020. Makna Adiwiyata dan Manfaat Adiwiyata.
https://dlh.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/adiwiyata-27. Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng. Diakses 08 Agustus 2022
Noelaka, Amos. 2008. Kesadaran lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Novitanitia, Risky. 2016. Evaluasi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana
Pendukung Ramah Lingkungan Pada Program Adiwiyata Di SMP
Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Jurnal Hanata Widya, Vol. 5, No. 5
Pasalong, Harbani. 2007. Teori Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta, 2007
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata.
72

Ratih, Sulistyowati, dkk, 2017. Pengembangan Model Pembinaan Sekolah Imbas


Adiwiyata Berbasis Partisipiasi, Jurnal Manajemen Pendidikan, Vol. 4,
No. 1
Rawita, Ino Sutisno. 2010. Kebijakan Pendidikan (Teori, Implementasi, dan
Monev). Yogyakarta : PT Kurnia Kalam Semesta
Rizky, Dewi, dkk. 2017. Evaluasi Penerapan Program Adiwiyata Untuk
Membentuk Perilaku Peduli Lingkungan Di Kalangan Sisa, Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol. 15, No. 1
Rotari, Septi, dkk. 2007. Peran Program Adiwiyata Dalam Meningkatkan
Kepedulian Lingkungan Peserta DIdik, Jurnal Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Vol. 5, No. 1
Sadikin, Susy HR, dkk. 2011. Panduan Adiwiyata. Jakarta: PT Grasindo
Setyobudi, Fauzi dan Saliman. 2018. Pendidikan Lingkungan Hidup
Di SMP Negeri 3 Kebumen Jawa Tengah, JIPSINDO, Vol. 5, No. 1
Setyowati, Dewi, dkk, 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Universitas Negeri Semarang
Siagian. Kebijakan Pendidikan (Dalam Perspektif Teori, Aplikasi, dan Kondisi
Objektif Pendidikan di Indoneisa)
Silaban, Susi J. 2013. Implementasi Program Adiwiyata (Studi Pada SMP Negeri
20 Pekanbaru), Jurnal Online Mahasiswa, Vol. 4
Sri, Nuzulia, dkk. 2019. Implementasi Program Adiwiyata Mandiri dalam
Menanamkan Karakter Peduli Lingkungan, Jurnal Sosio Didaktia, Vol. 6,
No. 2
Sumaryadi, Nyoman. 2005. Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah.
Jakarta: Citra Utama, 2005
Sunarko. 2004. Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan, Jakarta:
Tim MKU PLH
Suryana, Siti Erna Latifi. Implementasi Kebijakan Tentang Pengujian Kendaraan
Bermotor di Kabupaten Aceh Tamiang, Tesis S-2, Program Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
73

Syaodih, Sukmadinata, Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT


Remaja Rosda Karya
Tangkilisin. 2008. Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo, 2008
Tim Adiwiyata Tingkat Nasional. 2011. Panduan Adiwiyata Sekolah Peduli dan
Berbudaya Lingkungan. Kerjasama Kementrian Lingkungan Hidup
dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
Uami, Ratna Dwi, dkk. 2015. Strategi Pembinaan Sekolah Adiwiyata di Kota
Batu, (Jurnal Ilmu Lingkungan, 2015), vol. 18, No. 4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997
Wirawan. 2012. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi. Jakarta:
Rajawali Pers
Yusnindar, Takarina, dkk. 2015. Peran Serta Warga Sekolah Dalam Mewujudkan
Program Adiwiyata Di SMP Wilayah Semarang Barat, Jurnal Ilmu
Pengetahuan Sosial, Vol. 4, No. 1
LAMPIRAN-LAMPIRAN

74
75

TRANSKIP WAWANCARA
Nama :

Jabatan :

1. Siapa yang memberi gagasan untuk melaksanakan program Adiwiyata di


SMPN 2 Rangkasbitung?
Jawaban: “Program adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung sangat diapresiasi
serta didukung semua warga sekolah khususnya. Karena sesuai dengan
program pemerintah daerah yaitu Lebak Cerdas 2019, pilar ke empat yaitu
sekolah yang bersih, sehat hijau dan sehat”.

2. Tujuan dilaksanakannya program adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung ?


Jawaban: “Program Adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung ini bukan lagi hal
baru, jadi sejak kepala sekolah sebelum-sebelumnya juga sudah menerapkan.
Jadi kami sangat berharap bahwa perilaku peduli lingkungan itu sudah
membudaya di sekolah ini. Karena manfaat program ini sangat banyak mulai
dari adanya rasa peduli terhadap pelestarian lingkungan baik itu siswa
maupun guru, lalu program ini juga mengajarkan berbagai pihak untuk
bekerja sama, karena program ini sangat butuh dukungan dari berbagai
pihak”.

3. Apakah visi & misi Adiwiyata terdapat pada visi & misi sekolah SMPN 2
Rangkasbitung?
Jawaban: “Jadi dalam visi dan misi walaupun tidak secara eksplisit
dijelaskan tentang program Adiwiyata kami memasukkan unsur yang
mendukung peduli lingkungan yaitu melalui kalimat suasana lingkungan
yang, bersih, sehat, hijau, berkarakter. Hal ini juga sesuai dengan visi misi
Kabupaten Lebak”.

4. Program apa saja yang terdapat dalam pelaksaan Adiwiyata di sekolah


SMPN 2 Rangkasbitung?
76

Jawaban: “Ada banyak kegiatan-kegiatan yang kami lakukan dalam rangka


mendukung program adiwiyata ini, bisa dilihat dari keadaan lingkungan
sekolah yang asri dan hijau. Seperti kegiatan rutin jum’at bersih, sampah-
sampah dari setiap kelas dikumpulkan dan dipisahkan sampah organik dan
nonorganik, kemudian yang bisa didaur ulang atau dijadikan pupuk kompos
itu semua kami pisahkan. Tiap-tiap kelas itu sudah diarahkan oleh wali
kelasnya masing-masing. Lalu setiap tahun kami juga berusaha untuk
melalukan pembibitan pohon dan pemeliharaan tanaman yang sudah ada”.

5. Siapa yang bertanggung jawab dalam pelaksaan program Adiwiyata di


SMPN 2 Rangkasbitung? Apakah ada tim khususnya ?
Jawaban: “Jadi karena sekolah kami sudah memiliki tim khusus yang
mengurus terkait program Adiwiyata ini. Sebelumnya juga pada saat
sosialisasi dan pembinaan, kami bekerja sama dengan beberapa SKPD,
seperti BLHD, Dinas pertanian, Dinas Hutbun, Dinas Kebersihan serta
Dinkes. Jadi program ini melibatkan banyak pihak”.

6. Apakah program Adiwiyata ini sudah sesuai dengan kurikulum sekolah?


Jawaban: “...Kita mulai dengan pengintegrasian kurikulum pendidikan
lingkungan ke dalam setiap mata pelajaran terutama mata pelajaran yang
pada dasarnya sudah membahas terkait dengan alam seperti mata pelajaran
biologi. Jadi setiap guru harus memiliki pengetahuan yang luas tentang
program Adiwiyata ini”.

7. Bagaimana kesesuaian antara program Adiwiyata dengan sasaran sekolah?


Jawaban: “Dampak yang paling terasa dari program Adiwiyata ini dari segi
fisik atau visual lingkungan sekolah yang jadi lebih tertata rapi, hijau, asri
dan sejuk. Kemudian dari segi pola perilaku siswa juga berdampak, mereka
jadi lebih sadar tentang pentingnya menjaga lingkungan, hal-hal kecil saja
seperti buang sampah pada tempatnya. Jadi kami juga selalu berusaha untuk
77

bekerja sama dengan orangtua dan masyarakat sekitar agar di luar


lingkungan sekolah pun kebiasaan-kebiasaan baik itu tidak hilang”.

8. Bagaimana cara sekolah mensosialisasikan program Adiwiyata kepada warga


sekolah ?
Jawaban: “kita selalu berusaha untuk mengajak siswa melakukan aksi peduli
lingkungan terutama jika ada hari-hari khusus yang berhubungan dengan
kesadaran akan mencintai alam. Seperti setiap tanggal 21 Februari kami
mengajak anak-anak merayakan hari peduli sampah nasional. Hari itu anak-
anak diajak melakukan pembersihan dan pemeliharaan lingkungan sekitar”.

9. Dalam pelaksanaan Adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung apakah ada


anggaran tersendiri ?
Jawaban: “untuk adiwiyata sendiri ya anggaran sudah ada ya, dari subidi
BOS, dari program yang berkerja sama dengan pihak luar seperti bank
sampah itu, dari sanksi pelanggaran siswa yang melanggar tata tertib
adiwiyata, kemudian yang terakhir dari kantin sekolah”

10. Apakah sarana dan prasarannya sudah mendukung untuk pelaksaan


Adiwiyata di SMPN 2 Rangkasbitung?
Jawaban: “kami sebisa mungkin dalam menyediakan baik sarana prasarana
itu harus yang tidak berdampak buruk bagi lingkungan. Penataan lingkungan
sekolah sejak awal kita sudah pertimbangkan persoalan lingkungan karena
bagi saya kalau lingkungan sekolah nyaman, sejuk banyak pohon, siswa pasti
juga nyaman untuk belajar. Untuk mendukung itu kami bangun green house,
terus ada rumah kompos, yang sedang kami kembangkan sekarang itu bank
sampah”.

11. Apakah tenaga pendidik di sekolah smpn 2 Rangkasbitung memiliki


kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan
hidup?
78

Jawaban: “Dalam tim kami selalu berusaha melalukan evaluasi setidaknya


seminggu sekali terkait dengan perkembangan program sekolah Adiwiyata
ini. Dalam rapat tersebut kami juga melibatkan guru-guru untuk mengetahui
perkembangan siswa. Jadi setiap guru memiliki kreasi tersendiri dalam
menyisipkan tentang peduli lingkungan. Ada yang dalam bentuk eksperimen
seperti daur ulang, membuat puisi, hingga membuat penelitian”.
79

LAMPIRAN DOKUMENTASI
80
81

LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111

LAMPIRAN DAFTAR REFERENSI


112
113
114
115
116

Anda mungkin juga menyukai