PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
NPM: 1901842020008
2022
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Pada tanggal:....................
MENYETUJUI
NIP/NPK................................ NIP/NPK................................
MENGETAHUI
ii
KATA PENGHANTAR
Om Swastyastu,
Puji dan Syukur dipanjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas segala berkah dan rahmat-Nya sehingga proposal yang berjudul
“Implementasi Kurikulum 2013 Integrasi Matematika Kelas VII Di SMP Negeri 7
Denpasar” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Proposal ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan Program
Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Mahasaraswati Denpasar.
iii
7. Ibu Ni Putu Pancawati, S.Pd, selaku guru matematika kelas VIII SMP
Negeri 7 Denpasar, atas segala bantuan, bimbingan, petunjuk dan
motivasinya selama pelaksanaan penelitian.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang dengan tulus
hati memberikan bantuan berupa saran sehingga proposal ini dapat
terselesaikan.
Dalam penyusunan proposal ini, peneliti menyadari bahwa proposal ini masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, masukan dari pembaca sangat saya
harapkan untuk penyempurnaan proposal ini. Demikianlah yang dapat
disampaikan semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi dunia
pendidikan khususnya pembelajaran matematika.
iv
DAFTAR ISI
COVER.................................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGHANTAR....................................................................................................iii
DAFTAR ISI......................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Pembatasan Masalah..............................................................................................3
C. Rumusan Masalah..................................................................................................3
D. Tujuan Penelitian...................................................................................................3
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................4
F. Penjelasan Istilah....................................................................................................4
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................6
A. Kajian Pustaka........................................................................................................6
B. Kerangka Berpikir............................................................................................25
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................................27
A. Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................27
B. Desain dan Prosedur Penelitian............................................................................27
C. Sumber Data............................................................................................................29
D. Teknik Pengumpulan Data......................................................................................29
E. Instrumen Penelitian................................................................................................31
F. Kredibilitas Data......................................................................................................32
G. Teknik Analisis Data...............................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................35
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan di Indonesia sejalan dengan tujuan
dibentuknya Undang-Undang Dasar 1945 yang berada pada pembukaan
alinea ke-4 yang berbunyi, “kemudian daripada itu untuk membentuk
suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.......”. Maka dari itu
diperlukan sebuah sistem yang kemudian dinamakan kurikulum untuk
mengatur jalannya pendidikan agar menjadi runtut.
Keberadaan kurikulum ini menjadi sangat vital diantara komponen
pendidikan lainnya karena kurikulum merupakan jantung pendidikan.
Seperti fungsi jantung pada manusia yang memompa dan mengalirkan
darah ke seluruh tubuh pada manusia sehingga oksigen dapat tercukupi,
kurikulum juga berperan sebagai energi untuk komponen pendidikan
lainnya, energi yang mendukung untuk keberhasilan tujuan dari tiap-tiap
komponen pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Mengingat pentingnya kurikulum pada pendidikan, maka perlu
dikembangkannya kurikulum secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Pengembangan kurikulum bertujuan
untuk melengkapi kekurangan pada kurikulum yang telah ada sejak tahun
1947 hingga kurikulum yang terakhir yaitu Kurikulum 2013 edisi revisi
2016. Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan
pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut
ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan
nasional kita.
1
Salah satu solusi dimasa sekarang adalah lahirnya Kurikulum
2013 yang telah direvisi, yang bertujuan untuk menyempurnakan
Kurikulum 2013 yang dirasa banyak kekurangan diberbagai aspek. Tujuan
tersebut merupakan bentuk harapan dari pemerintah untuk memperbaiki
kualitas keluaran (output) lulusan peserta didik di Indonesia. Kurikulum
2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Akan tetapi
permasalahannya adalah ketidaksiapan seluruh aspek dunia pendidikan
ketika adanya pengembangan kurikulum baru yang seolah-olah terburu-
buru dan dipaksakan, sehingga menimbulkan paradigma negatif di
masyarakat yaitu setiap bergantinya menteri pendidikan maka berganti
pula kurikulum yang diterapkan.
Berdasarkan penelitian Purnomo disimpulkan, yang menjadi
kendala implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika
yaitu aspek menanya sulit dilaksanakan karena peserta didik tidak tahu apa
yang ingin ditanyakan dan tidak percaya diri, sera soal soal pada buku
pegangan terlalu sulit sehingga guru harus mencari referensi lain.
Sedangkan, Lambang Subagiyo dan Safrudiannur berpendapat bahwa
kendala umum pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah pendistribusian buku
yang kurang merata dan belum adanya buku untuk pelajaran produktif di
SMK, serta pelatihan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah yang belum
memuaskan karena waktu dan kuantitas pelatihan yang kurang.
Salah satu sekolah yang menggunakan Kurikulum 2013 sebagai
salah satu sekolah favorit yang ada di Provinsi Bali. Sama seperti sekolah
lain, SMP Negeri 7 Denpasar memiliki 3 jenjang pendidikan, yaitu SMP
kelas VII,VIII,IX. SMP Negeri 7 Denpasar menggunakan Kurikulum
2013. SMP Negeri 7 Denpasar sedang menyandang Sekolah Adiwiyata.
Berdasarkan kondisi yang telah dikemukakan maka peneliti mengambil
judul penelitian Implementasi Kurikulum 2013 Integrasi Matematika
Kelas VII di SMP Negeri 7 Denpasar.
2
B. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi pembahasan yang melebar maka perlu diadakannya
batasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kurikulum hasil integrasi Kurikulum 2013 Matematika
kelas VII di SMP Negeri 7 Denpasar?
2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan
Kurikulum 2013 Matematika kelas VII di SMP Negeri 7
Denpasar?
3. Apa kelebihan dan kekurangan pelaksanaan Kurikulum 2013
Matematika Kelas VII di SMP Negeri 7 Denpasar?
4. Apa kendala pelaksanaan Kurikulum 2013 Matematika Kelas VII
di SMP Negeri 7 Denpasar?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian yang ingin dicapai
peneliti adalah:
3
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian Implementasi Kurikulum 2013 Integrasi Matematika
Kelas VII ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai pengetahuan baru bagi
pembaca dan sekolah lain, bahwa terdapat kurikulum diintegrasikan
dan dapat diimplementasikan dalam proses belajar mengajar di
sekolah.
2. Manfaat bagi Guru.
Hasil integrasi Kurikulum 2013 dapat menjadikan acuan bagi guru
dalam melaksanakannya pada proses pembelajaran di sekolahnya agar
dapat menggunakan kelebihan Kurikulum dan dapat mengurangi
kekurangan dan menyelesaikan kendala yang ditemukan dalam proses
kegiatan belajar mengajar.
3. Manfaat bagi Peneliti.
Peneliti mendapatkan ilmu baru terkait implementasi Kurikulum 2013
serta menjadi pedoman ketika peneliti menjadi pendidik di sebuah
instansi pendidikan yang menerapkan kurikulum yang sejenis.
4. Manfaat bagi Sekolah Lain.
Hasil implementasi Kurikulum ini dapat meningkatkan kualitas mutu
pendidikannya dengan menerapkan kurikulum ini dalam proses
kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut.
F. Penjelasan Istilah
Untuk mencegah pemahaman yang berbeda bagi pembaca, maka peneliti
memberikan penjelasan istilah dari penelitian ini adalah:
4
3. Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016 adalah kurikulum yang
akan digunakan di madrasah untuk melengkapi kurikulum yang
sebelumnya. Kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016 sudah
menetapkan Silabus, RPP, proses kegiatan belajar mengajar dan
hasil evaluasi peserta didik.
4. Pelaksanaan Pembelajaran yang menggunakan Kurikulum 2013
Matematika kelas VII di SMP Negeri 7 Denpasar yang dimaksud
adalah tahapan suatu pembelajaran di kelas di mulai dari persiapan,
pelaksanaan hingga tahap evaluasi.
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kurikulum
a. Pengertian Kurikulum
Kata kurikulum seringkali digunakan dalam hal yang
berbeda. Di beberapa negara kurikulum memiliki arti holistik yang
tidak hanya mencakup mata pelajaran saja tetapi juga keterkaitan
antar mata pelajaran, metode pengajaran serta semua aspek sekolah
yang mengarah pada pendidikan. Sebaliknya, di negara-negara lain
kurikulum diartikan dengan arti yang lebih sempit lagi yaitu
mengenai program pembelajaran yang berbeda pada setiap
tahunnya. Ada beberapa penggunaan istilah kurikulum:
i. A School Curriculum
Kombinasi dari mata pelajaran yang dipelajari dalam waktu
satu tahun dan di tahun-tahun berikutnya sebagai
pembelajar bergerak dengan berdasarkan pada sistem
pendidikan yang telah disediakan oleh sekolah.
ii. A Subject Curriculum
Isi dan keterampilan yang telah ada pada silabus yang
diterapkan pada saat pembelajaran secara bertahap sesuai
tingkat tahun sekolah.
iii. Co-curricular curriruculum
Aktivitas bernilai pendidikan yang mendukung
pembelajaran kurikulum sekolah yang mendorong dan
mendukung sekolah.
iv. Experienced curriculum
Pembelajaran pada peserta didik diterima sebagai hasil dari
keseluruhan pengalaman pendidikan. Secara etimologis
kurikulum berasal dari bahasa
Yunani yaitu curir berarti pelari dan curere yang berarti tempat
berpacu sehingga mengandung pengertian suatu jarak yang harus
6
ditempuh pelari dari garis start hingga finish. Hal tersebut terjadi karena
kurikulum digunakan pertama kali dalam bidang olahraga.
7
ii. Bagi Guru
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan pembelajaran yang sistematis dan efektif,
untuk itu dibutuhkan keterampilan bagi guru dalam
mengembangkan perencanaan proses pembelajaran seiring
dengan berkembangnya kurikulum.
iii. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah sebagai penanggung jawab penuh
atas penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Dalam hal lain kepala sekolah dan madrasah
melaksanakan supervisi. Maka kurikulum berguna untuk
menyusun perencanaan dan program sekolah.
iv. Bagi Pengawas
Bagi pengawas kurikulum bisa dijadikan tolak ukur
dalam melaksanakan supervisi. Supervisi yang dimaksud
adalah melihat program sekolah yang direncanakan apakah
telah dilaksanakan oleh guru dan apakah sudah sesuai
dengan kurikulum, apabila belum pegawas bisa
memberikan masukan dan perbaikan sesuai dengan
kurikulum yang ada.
8
yang harus dikuasai serta pengalaman belajar apa saja yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan.
2. Kurikulum 2013
a. Rasionalitas Kurikulum 2013
Rasional dikembangkannya Kurikulum 2013, antara lain
diberlakukannya Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-
2014 (Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014) yang
pada aspek pendidikan terdapat 6 prioritas pendidikan yang harus
disempurnakan9 , salah satunya adalah Kurikulum.
Implikasinya adalah perlunya dilakukan penyempurnaan
Kurikulum 2006 yang kemudian menjadi Kurikulum 2013.
Pengembangan Kurikulum 2013 yang menekankan pengembangan
kompetensi pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik)
dan sikap (afektif).
b. Tujuan dan Ciri Khas Kurikulum 2013
Tujuan dari kurkulum 2013 adalah untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif,
dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
9
Kurikulum 2013 memiliki ciri khas yang membedakan dari
kurikulum sebelumnya, yaitu:
i. Mengembangkan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu,
kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektualdan
psikomotorik secara seimbang.
ii. Memberikan pengalaman belajar terencana ketika peserta
didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke
masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar secara seimbang.
iii. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat.
iv. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk
mensssgembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
v. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas
yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata
pelajaran.
vi. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua
kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan
unutuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
vii. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada proses
akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan
memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).
c. Landasan Kurikulum 2013
Setiap tahapan dalam pengembangan kurikulum harus
memperhatikan landasan-landasan pokok serta prinsip dasar
pengembangan kurikulum. Landasan ini diperhatikan sebagai
pijakan awal bagi pengembang dan perancang kurikulum dan
10
menentukan corak dan bentuk kurikulum yang akan dibuat
nantinya, landasan adanya Kurikulum 2013 terdiri dari Landasan
Filosofis, Landasan Teoritis dan Landasan Yuridis.
Dari ketiga landasan, landasan yang di dalamnya mengatur
segala aturan tentang adanya Kurikulum 2013 adalah Landasan
Teoritis. Dasar Landasan Teoritis Kurikulum 2013 adalah teori
pendidikan berdasarkan standar dan teori kurikulum berbasis
kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya
standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang
dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik, dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. Kurikulum 2013
menganut:
i. Pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses
yang dikembangkan berupa kegiatan proses pembelajaran
di sekolah, kelas dan masyarakat.
ii. Pengalaman belajar langsung peserta didik sesuai dengan
latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta
didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menadi hasil kurikulum.
d. Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum 2013
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dengan tujuan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian
pendidikan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
11
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
Ruang lingkup Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan
dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Setiap
lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki
kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
e. Standar Isi dan Muatan Matematika Kurikulum 2013
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan
nasional dalam domain sikap spiritual dan sikap sosial,
pengetahuan, dan keterampilan. Oleh karena itu, Standar Isi
dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup dan
tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang
dirumuskan pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Karakteristik, kesesuaian,
kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan sesuai
dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan
kompetensi tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses
pemerolehan yang berbeda. Sikap dibentuk melalui aktivitas-
aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan
mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas:
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta.
Karakteristik kompetensi beserta perbedaan proses
pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.
Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan
untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap
mata pelajaran. Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi
digunakan untuk menentukan Kompetensi Dasar pada
12
pengembangan kurikulum tingkat satuan dan jenjang pendidikan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi
sikap spiritual dan sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk
menekankan pentingnya keseimbangan fungsi sebagai manusia
seutuhnya yang mencakup aspek spiritual dan aspek sosial
sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4
(empat) dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap
sosial, pengetahuan, dan keterampilan, yang selanjutnya disebut
Kompetensi Inti (KI).
f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1)
kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan
(4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghargai
dan menghayati ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan
Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong), santun,
dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan
karakteristik mata pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap
dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat
digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan
karakter peserta didik lebih lanjut.
g. Desain Pembelajaran Perencanaan pembelajaran dirancang dalam
bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
13
yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan
penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian
pembelajaran, dan skenario pembelajaran. Penyusunan Silabus dan
RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
i. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka
pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran.
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan
dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.
ii. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu
pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus
untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun
RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
peserta didik. RPP disusun berdasarkan KD atau subtema
yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.
h. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP,
meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
i. Kegiatan Pendahuluan
14
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
1) Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik
untuk mengikuti proses pembelajaran.
2) Memberi motivasi belajar peserta didik secara
kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi materi ajar
dalam kehidupan sehari-hari, dengan memberikan
contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik
dan jenjang peserta didik.
3) Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari.
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi
dasar yang akan dicapai.
5) Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan sesuai silabus.
ii. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik
dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan tematik dan /atau
tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project
based learning) disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi dan jenjang pendidikan.
1) Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka
salah satu alternatif yang dipilih adalah proses
afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan.
Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada
15
tahapan kompetensi yang mendorong peserta didik
untuk melakuan aktivitas tersebut.
2) Pengetahuan
Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Karakteritik
aktivitas belajar dalam domain pengetahuan ini
memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas
belajar dalam domain keterampilan. Untuk
memperkuat pendekatan saintifik, tematik terpadu,
dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan
belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning). Untuk mendorong
peserta didik menghasilkan karya kreatif dan
kontekstual, baik individual maupun kelompok,
disarankan yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
3) Keterampilan
Keterampilan diperoleh melalui kegiatan
mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji,
dan mencipta. Seluruh isi materi (topik dan sub
topik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk
melakukan proses pengamatan hingga penciptaan.
Untuk mewujudkan keterampilan tersebut perlu
melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning) dan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah
(project based learning).
iii. Kegiatan Penutup
16
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta
didik baik secara individual maupun kelompok melakukan
refleksi untuk mengevaluasi:
1) Seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-
hasil yang diperoleh untuk selanjutnya secara
bersama menemukan manfaat langsung maupun
tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung.
2) Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran.
3) Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk
pemberian tugas, baik tugas individual maupun
kelompok.
4) Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
i. Penilaian Proses dan Hasil Pembelajaran
Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan
penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan
peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan
penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan
kapasitas, gaya, dan perolehan belajar peserta didik yang mampu
menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) pada
aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect) pada
aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk
merencanakan program perbaikan (remedial) pembelajaran,
pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil
penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki
proses pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan.
Evaluasi proses pembelajaran dilakukan saat proses
pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan,
angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi
hasil pembelajaran dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir
17
satuan pelajaran dengan menggunakan metode dan alat: tes
lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari
gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.
3. Konsep Kurikulum Darurat Covid-19
a. Pengertian Kurikulum Darurat Covid-19
Kurikulum sering diartikan sebagai “lintasan pacu” atau
“acuan” dalam dunia pendidikan. Seperti halnya kuda yang hanya
akan berlari dalam lintasan pacunya menuju satu tujuan. Hal ini
sama saja dengan kurikulum sebagai perlombaan untuk menuju
satu tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang dimaksud adalah
ketuntasan atau keberhasilan belajar siswa yang dapat dilihat dari
nilai. Siswa yang mendapat nilai yang baik, maka ia akan menjadi
pemenang. Begitupun sebaliknya, siswa yang mendapat nilai yang
kurang baik, maka ia yang kalah. Tentunya hal ini tidak dapat
dijadikan landasan, sebab akan membentuk sikap egois dalam diri
siswa.
Kurikulum pertama kali ditemukan oleh ilmuwan biologi
dan matematika pada abad ke-16-17. Kurikulum ini digunakan
sebagai rancangan tujuan pendidikan yang digunakan untuk
mengatur pelajaran ilmu alam. Kemudian peran akan pentingnya
kurikulum semakin meluas dirasakan oleh pelajaran lain seperti
bahasa Inggris dan sejarah. Banyak ahli yang berpendapat akan arti
kurikulum, seperti Robbit. Ia menyatakan bahwa kurikulum
merupakan sebuah jalan untuk mempersiapkan peserta didk agar
kelak mampu berperan aktif dalam masyarakat yang maju dan
dewasa. Sedangkan menurut Robert Gagne, kurikulum merupakan
serangkaian unit materi pelajaran yang disusun sedemikian rupa
sehinggga peserta didik mampu mempelajarinya berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
Kurikulum juga diartikan sebagai pengalaman belajar yang
diatur dengan sedemikian rupa oleh satuan pendidikan sehingga
dapat diselenggarakan tanpa adanya batasan ruang dan waktu.
18
Kurikulum bukan sekedar sistem yang mengatur pelajaran di dalam
kelas saja, melainkan diharapkan dapat mengembangkan
kompetensi peserta didik yang mampu menyesuaikan diri dalam
menghadapi keberagaman situasi kehidupan.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
32 tahun 2013, kurikulum merupakan seperangkat rencana dan
peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan
pendidikan tertentu yakni tujuan pendidikan nasional berupa
penyesuaian program-program pendidikan dengan potensi dan
kondisi daerah.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan seperangkat program pembelajaran yang
dirancang sedemikian rupa untuk peserta didik dan menjadi
tanggung jawab satuan pendidikan.
Seiring berkembangnya teknologi dunia, pendidikan
dituntut untuk dapat beradaptasi terhadap perkembangan tersebut.
Pendidikan mengatur kurikulum yang menitik beratkan pada
keahlian peserta didik. Kurikulum tersebut dinamai dengan
kurikulum 2013 atau K-13. Kurikulum 2013 merupakan
penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dirasa belum
mencapai tujuan dari pendidikan nasional. Kurikulum 2013
menekankan pada pengembangan aspek kognitif, psikomotorik,
dan afektif yang direalisasikan berupa pemahaman peserta didik
terhadap konsep yang telah dipelajari. Kurikulum ini bertujuan
untuk mempersiapkan generasigenerasi yang beriman, kreatif,
inovatif, dan produktif yang mampu beradaptasi dengan
masyarakat pada perkembangan zaman yang semakin pesat.
Kurikulum memiliki karakteristik dapat menyesuaikan
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman. Semakin
19
berkembangnya dunia pendidikan, maka kebutuhan-kebutuhan
seperti ketercapainya kualitas dan kuantitas pendidikan akan
semakin dituntut. Dunia saat ini dihadapkan pada situasi pandemi
Corona virus disease-2019 (Covid-19) yang mengakibatkan
terjadinya perubahan secara besar-besaran pada segala aspek
kehidupan, terutama pada aspek pendidikan. Pandemi Corona
virus disease-2019 (Covid-19) mengharuskan penutupan tempat-
tempat umum dan diberlakukannya physical distancing agar
penyebaran virus ini dapat dikendalikan. Kondisi demikian
mengaharuskan seluruh aktivitas masyarakat dilakukan secara
jarak jauh atau daring dengan menggunakan teknologi.
Pandemi Corona virus disease-2019 (Covid-19) menuntut
pembelajaran di Indonesia dilakukan secara jarak jauh atau daring.
Sistem pembelajaran jarak jauh atau daring menjadi salah satu
upaya pemerintah guna mencegah penularan Covid-19 pada anak-
anak. Pemerintah berusaha melakukan inovasi pada dunia
pendidikan dengan mengatur dan menerbitkan Kurikulum Darurat
Covid-19 (dalam kondisi khusus) untuk mendukung pelaksanaan
pembelajaran jarak jauh atau daring. Kurikulum Darurat bukanlah
kurikulum baru, melainkan adalah bentuk sederhana dari
kurikulum 2013 yang disesuaikan pada kondisi pandemi saat ini
dengan mengurangi beberapa kompetensi dasar pada setiap mata
pelajaran. Kondisi Khusus memiliki arti suatu kondisi di mana
pemerintah pusat atau daerah menetapkan sedang berlangsungnya
suatu bencana. Kurikulum ini dimaksudkan agar kegiatan
pembelajaran tetap terlaksana meskipun dalam kondisi pandemi
dengan berbagai kendala yang menyertai. Selain itu, dengan
adanya Kurikulum Darurat Covid-19, tujuan-tujuan pendidikan
nasional tetap dapat dicapai.
b. Dasar Hukum Kurikulum Darurat Covid-19 Dasar hukum
Kurikulum Darurat atau Dalam Kondisi Khusus adalah sebagai
berikut:3
20
i. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3273).
ii. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4301).
iii. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2007 tentang
Pennaggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4723).
iv. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5063).
v. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679).
vi. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6236).
vii. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
21
191, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6404).
viii. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447).
ix. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 124,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4769).
x. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4828 Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5105) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
Atas).
xi. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran
Negara Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010
tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157).
xii. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 Pembatasan
Sosisal Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
22
91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6487).
xiii. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Komite
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan
Pemulihan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 178).
xiv. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 33
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Program Satuan
Pendidikan Aman Bencana (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 nomor 1258).
xv. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang
Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Ranga
Percepatan.
c. Prinsip-prinsip Kurikulum Darurat Covid-19
Prinsip-prinsip Kurikulum Darurat atau Dalam Kondisi Khusus
tetap dilaksanakan sesuai dengan kurikulum nasional. Prinsip-
prinsip tersebut antara lain:
i. Aktif
Pembelajaran mendorong peserta didik untuk
berpartisipasi penuh dalam perkembangan belajar mereka,
belajar bagaimana mereka dapat belajar, merefleksikan
pengalaman belajar, dan menanamkan pola berpikir yang
semakin meningkat.
ii. Relasi sehat antar pihak yang terlibat
Pembelajaran mendorong semua pihak yang
berkepentingan untuk memiliki harapan yang tinggi
terhadap perkembangan belajar peserta didik, apapun latar
belakang peserta didik yang beragam dapat menimbulkan
rasa aman, saling menghormati, saling percaya dan peduli.
iii. Inklusif
Pembelajaran tanpa diskriminasi Suku, Agama, Ras
dan Antar Golongan (SARA), tidak membeda-bedakan
23
siswa mana pun, termasuk siswa berkebutuhan
khusus/penyandang disabilitas, dan memberi mereka ruang
untuk identitas, kemampuan, minat, bakat, dan kebutuhan
untuk berkembang.
iv. Keragaman budaya
Pembelajaran mencerminkan dan menanggapi
budaya Indonesia yang beragam, yang memungkinkan
untuk menggambarkan pengalaman yang beragam dan
menghormati nilai serta budaya.
v. Berorientasi sosial
Mendorong peserta didik untuk menafsirkan dirinya
sebagai bagian dari lingkungan yang melibatkan keluarga
dan masyarakat.
vi. Berorientasi pada masa depan
Pembelajaran mendorong peserta didik untuk
menyelidiki permasalahan dan kebutuhan masa depan
sebagai warga global yang bertanggung jawab.
vii. Sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan peserta didik
Pembelajaran disesuaikan dengan tahapan dan
kebutuhan, fokus pada penguasaan kemampuan, dan
berpusat pada peserta didik untuk membangun rasa percaya
diri.
viii. Menyenangkan
Pembelajaran mendorong peserta didik untuk
menumbuhkan jiwa tertantang pada pembelajaran sehingga
dapat memotivasi diri, aktif dan kreatif, serta bertanggung
jawab atas kesepakatan bersama.
d. Tujuan Kurikulum Darurat Covid-19
Kurikulum Darurat Covid-19 atau Dalam Kondisi Khusus
memiliki tujuan, antara lain:
24
i. Memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan untuk
menentukan Kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
ii. Mengurangi beban pendidik dalam mengimplementasikan
kurikulum nasional.
iii. Mengurangi beban peserta didik terkait dengan penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan.
B. Kerangka Berpikir
Mengingat pentingnya kurikulum pada pendidikan, maka perlu
dikembangkannya kurikulum secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan
perubahan yang terjadi di masyarakat. Pengembangan kurikulum bertujuan
untuk melengkapi kekurangan pada kurikulum yang telah ada sejak tahun
1947 hingga kurikulum yang terakhir yaitu Kurikulum 2013 edisi revisi
2016. Perubahan kurikulum tersebut tentu disertai dengan tujuan
pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam setiap perubahan tersebut
ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk memajukan pendidikan
nasional kita.
Salah satu solusi dimasa sekarang adalah lahirnya Kurikulum
2013 yang telah direvisi, yang bertujuan untuk menyempurnakan
Kurikulum 2013 yang dirasa banyak kekurangan diberbagai aspek. Tujuan
tersebut merupakan bentuk harapan dari pemerintah untuk memperbaiki
kualitas keluaran (output) lulusan peserta didik di Indonesia. Kurikulum
2013 menekankan pengembangan kompetensi pengetahuan, keterampilan,
dan sikap peserta didik secara holistik (seimbang). Akan tetapi
permasalahannya adalah ketidaksiapan seluruh aspek dunia pendidikan
ketika adanya pengembangan kurikulum baru yang seolah-olah terburu-
buru dan dipaksakan, sehingga menimbulkan paradigma negatif di
masyarakat yaitu setiap bergantinya menteri pendidikan maka berganti
pula kurikulum yang diterapkan.
Berdasarkan penelitian Purnomo disimpulkan, yang menjadi
kendala implementasi Kurikulum 2013 pada mata pelajaran matematika
25
yaitu aspek menanya sulit dilaksanakan karena peserta didik tidak tahu apa
yang ingin ditanyakan dan tidak percaya diri, sera soal soal pada buku
pegangan terlalu sulit sehingga guru harus mencari referensi lain.
Sedangkan, Lambang Subagiyo dan Safrudiannur berpendapat bahwa
kendala umum pelaksanaan Kurikulum 2013 adalah pendistribusian buku
yang kurang merata dan belum adanya buku untuk pelajaran produktif di
SMK, serta pelatihan pelatihan bagi guru dan kepala sekolah yang belum
memuaskan karena waktu dan kuantitas pelatihan yang kurang.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
27
tidak layak digunakan maka instrumen tersebut direvisi
hingga layak digunakan.
iv. Membuat kesepakatan terkait jadwal penelitian dengan guru
Matematika SMP Negri 7 Denpasar.
b. Tahap Pelaksanaan
c. Tahap Analisis
28
Peneliti menganilisis data yang telah dikumpulkan dengan
menggunakan deskriptif kualitatif. Dalam hal ini peneliti berfokus
terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
dan penilaian pembelajaran serta solusi dari hambatan sekolah
dalam melaksanakan Kurikulum Integrasi.
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan langsung dari
sumbernya. Diamati kemudian dicatat untuk pertama kalinya. Data primer
adalah data atau informasi yang didapatkan dari sumber pertama baik dari
individu maupun kelompok seperti hasil wawancara Bidang Kurikulum,
Guru dan kepada siswa.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang didapat dari sumber yang kedua.
Data sekunder merupakan data primer yang sudah diolah lebih lanjut serta
disajikan oleh yang mengumpulkan data maupun dari pihak lain atau data
penunjang yang sangat diperlukan dalam penelitian ini. Pada penelitian ini
data didapat dengan dua sumber yaitu sumber tertulis maupun tidak
tertulis. Data yang diperoleh melalui sumber tertulis berupa dokumen-
dokumen resmi maupun pribadi yang ada disekolah. Sedangkan data yang
tidak tertulis diperoleh melalui wawancara dan tanya jawab. Dari
wawancara dan tanya jawab tersebut dapat memperoleh informasi yang
belum ada sumber tertulis sesuai dengan kebutuhan penelitian.
1. Wawancara
29
a. Kepala Sekolah Peneliti melakukan proses wawancara
terhadap kepala sekolah untuk mengetahui hasil integrasi
Kurikulum 2013 pada Silabus dan Rencana Proses
Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh guru
Matematika dan telah divalidasi oleh wakil kepala sekolah
bagian kurikulum.
b. Wakil Kepala Sekolah bagian Kurikulum Peneliti
melakukan proses wawancara terhadap wakil kepala
sekolah bagian kurikulum untuk mengetahui sejauh mana
guru telah menerapkan Silabus dan Rencana Proses
Pembalajaran (RPP) yang telah dipersiapkan sebelum
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan hingga proses
evaluasi dilakukan.
c. Guru Matematika Guru diajukan pertanyaan tentang seputar
proses pelaksanaan pembelajaran (persiapan, kegiatan
belajar mengajar dan evaluasi) untuk melengkapi data
peneliti yang tidak didapatkan ketika proses observasi
dilakukan.
d. Peserta didik Peserta didik juga perlu ditanyakan terkait
kendala apa saja yang didapatkan ketika proses belajar
mengajar Matematika dengan menggunakan Kurikulum
2013 yang disederhanakan. Wawancara terhadap peserta
didik berfungsi sebagai pelengkap informasi yang tidak
didapatkan dari proses kuesioner.
2. Studi Dokumentasi
30
Integrasi di SMP Negri 7 Denpasar yang kemudian dianalisis dengan
menggunakan lembar studi dokumentasi.
a. Silabus
b. Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
c. Hasil Evaluasi Peserta Didik.
3. Observasi
4. Kuesioner
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk menunjang peneliti dalam memperoleh
data adalah:
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara kombinasi, dimana wawancara yang digunakan berupa
kombinasi antara wawancara semi-terstruktur. Sebelum wawancara
31
dilakukan, peneliti menyusun kisi-kisi pedoman wawancara agar
peneliti dapat memperoleh informasi yang telah ditekankan
sebelumnya yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran serta solusi dari
hambatan dari kepala madrasah, wakil kepala baigian kurikulum
dan guru matematika SMP Negri 7 Denpasar dalam melaksanakan
Kurikulum Integrasi (Kurikulum 2013).
2. Lembar Studi Dokumentasi
Dilakukannya proses studi dokumentasi adalah untuk
mengetahui dokumen hasil integrasi Kurikulum 2013 Matematika
kelas VIII di SMP Negri 7 Denpasar berua Silabus, RPP dan
evaluasi peserta didik. Selain itu dokumen yang diperoleh juga bisa
memperlihatkan muatan Matematika kelas VIII yang adopsi
maupun adaptif.
3. Lembar Observasi
Sebelum menyusun lembar observasi, peneliti menyusun
kisi-kisi instrument penelitian berupa check list dengan angka skala
penilaian 1-3, dan terakhir diubah kedalam bentuk prosentase.
Dalam penyusunannya, peneliti mengkonsultasikan dengan dosen
pembimbing, kemudian peneliti menyusun lembar observasi yang
nantinya digunakan sebagai instrumen penelitian. Lembar
observasi ini disusun untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran
yang dilakukan guru SMP Negri 7 Denpasar dalam melaksanakan
Kurikulum Integrasi Kurikulum 2013.
4. Lembar Angket
Sebelum melakukan tahap kuesioner, peneliti menyusun
kisi-kisi lembar angket berupa chek list. Dalam penyusunannya,
peneliti mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing, kemudian
peneliti menyusun lembar angket yang nantinya digunakan sebagai
instrument penelitian. Lembar angket ini disusun untuk mengetahui
kendala yang dialami peserta didik selama pelaksanaan
32
pembelajaran yang dilakukan guru SMP Negri 7 Denpasar dalam
melaksanakan Kurikulum Integrasi kurikulum 2013.
F. Kredibilitas Data
33
2. Analisis Hasil Studi Dokumentasi Silabus, RPP dan Evaluasi hasil belajar
peserta didik yang telah didapat, di validasi dengan menggunakan lembar
studi dokumentasi yang sebelumnya disusun dan telah divalidasi sebagai
pedoman untuk memperoleh data terkait Silabus dan RPP yang telah berisi
hasil integrasi kurikulum 2013.
3. Analisis Hasil Observasi Lembar observasi yang digunakan nanti adalah
berupa check list dengan skala 1-3. Skor 1 untuk kegiatan yang tidak
dilakukan, skor 2 untuk kegiatan yang telah dilaksanakan dan cukup serta
nilai maksimum 3 adalah untuk kegiatan pembelajaran yang sangat baik
ketika dilaksanakan.
Tabel 3.1
34
DAFTAR PUSTAKA
35