Anda di halaman 1dari 36

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK

MELALUI PEMBELAJARAN SAINS DI TK INSAN MULIA


DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
HELMI LINDIYATI
22156027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2024
201

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK


MELALUI PEMBELAJARAN SAINS DI TK INSAN MULIA
DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh :
HELMI LINDIYATI
22156027

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2024

ii
PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS ANAK


MELALUI PEMBELAJARAN SAINS DI TK INSAN MULIA
DESA PECUK KECAMATAN MIJEN KABUPATEN DEMAK

Disusun dan diajukan oleh


HELMI LINDIYATI
NPM 22156027

Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan untuk disusun


menjadi skripsi
Pada tanggal, 15 Januari 2024

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Muniroh Munawar, S.Pi., M.Pd Dwi Prasetiyawati, D.H., S.Pd.,


M.Pd
NPP. 097901230 NPP. 108401280

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah wasyukrulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta dan inayah-Nya sehingga
dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi yang berjudul “Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak Melalui Pembelajaran Sains di
TK Insan Mulia Desa Pecuk Kecamatan Mijen Kabupaten Demak “.
Dalam penyusunan Proposal Skripsi ini penulis mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, sehubungan denagn hal tersebut penulis mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Ibu Dr. Sri Suciati, M.Hum selaku Rektor Universitas PGRI Semarang
2. Ibu Dr. Anita Chandra D.S, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas PGRI Semarang.
3. Ibu Dr. Muniroh Munawar, S.Pi, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan banyak arahan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
4. Ibu Dwi Prasetyawati D.H, S.Pd, M.Pd selaku Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
5. Para dosen dan seluruh staf pengajar di lingkungan Universitas PGRI
Semarang yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan proposal
skripsi
6. Suamiku tercinta (Tri Waluyo) dan anakku tersayang (Ayunda) yang setia
mendampingi serta selalu memberikan semangat do’a dan motivasi untuk
kelancaran dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
7. Kedua orang tuaku yang senantiasa mendoakan anaknya disetiap waktu
agar mampu menyelesaikan Proposal Skripsi ini.
8. Teman-teman seperjuangan yang telah banyak membantu dalam
penyusunan Proposal Skripsi ini (RPL E PG-PAUD 2022).

iv
9. Seluruh guru-guruku yang berjasa dalam memberikan ilmunya, semoga
ilmu dan amalnya selalu mengalir membawa manfaat yang tiada habis
dikikis oleh waktu, Aamiin.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dan motivasi dalam penyusunan Proposal Skripsi ini.
Semoga Proposal Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak meskipun
penulis menyadari bahwa penyusunan Proposal Skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran tyang
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Proposal Skripsi ini di masa
mendatang.

Demak, 15 Januari 2024

Penulis

v
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR...................................................................................................... i
SAMPUL DALAM..................................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR..............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Identifikasi Masalah....................................................................................1
C. Pembatasan Masalah...................................................................................1
D. Rumusan Masalah.......................................................................................1
E. Tujuan Penelitian........................................................................................3
F. Manfaat Penelitian......................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS...........................................................5
A. Kajian Teori................................................................................................5
1. Berpikir Kritis.......................................................................................4
2. Pembelajarn Sains.................................................................................7
B. Penelitian Yang Relevan.............................................................................9
C. Kerangka Berfikir.....................................................................................10
D. Hipotesis Tindakan...................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................12
A. Setting Penelitian......................................................................................12
1. Tempat Penelitian...............................................................................12
2. Waktu Penelitian.................................................................................12
B. Sumber Data..............................................................................................14
C. Teknik Dan Alat Pengumpulan Data........................................................14
1. Metode Observasi...............................................................................15

vi
2. Metode Wawancara.............................................................................15
3. Metode Dokumentasi..........................................................................15
D. Instrumen Penelitian.................................................................................16
E. Teknik Analisis Data.................................................................................26
F. Indikator Keberhasilan..............................................................................28
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................29

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Berdasarkan pengamatan di kelas, kemampuan anak TK Insan Mulia dalam
aktivitas yang menunjukkan sifat eksploratif dan menyelidik masih sangatlah
rendah. Hal ini terlihat ketika kegiatan sains mengamati benda terapung dan
tenggelam. Dari 22 anak yang mengikuti kegiatan sains 22,73% yaitu 5 anak
senang dan mampu mengikuti pembelajaran sains, 54,55% yaitu 12 anak
memperhatikan pembelajaran tetapi belum dapat menunjukkan rasa ingin tahu,
belum dapat berpikir untuk memecahkan masalah dan 22,73% yaitu 5 anak hanya
diam, tidak menunjukkan sikap ingin tahu terhadap apa yang sedang dilakukan.
Hal ini mungkin disebabkan proses pembelajaran sains hanya berpusat pada guru
sehingga anak kurang tertarik dan kemampuan berpikir kritis anak masih belum
optimal. Sehingga perlu untuk ditingkatkan.
Fisher, 2008 dalam Kusumah R.G.T (2019:72) definisi dari berpikir kritis
adalah sebagai proses aktif, karena melibatkan tanya jawab dan berpikir tentang
pemikiran diri sendiri. Fahrurrozi, 2019 dalam Handayani, A., & Sinaga, S. I.
(2022 : 3) menyatakan kemampuan berpikir kritis merupakan mendidik anak
agar komunikasikan, pemikiran, penyelesaian permasalahan dan bisa memilih
informasi didapat lalu menarik kesimpulan. Dan Ennis, 2011 dalam Hidayat, S., &
Nur, L. (2018:30) berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif
yang berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.
Menurut Ade Utami, dkk, 2013 dalam Susilowati, N. (2016 : 552) sains
merupakan “pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian
atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum - hukum
alam yang terjadi misalnya didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah.”
Conant dalam Nugraha, 2008 dalam Lestari, N. G. A. M. Y. (2019 : 52)
mendefinisikan sains sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang
berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil serangkaian percobaan
dan pengamatan yang dapat diamati dan diuji coba lebih lanjut.

1
2

Mirawati dan Nugraha, 2017 dalam Pratiwi, Y., & Yaswinda, Y. (2023: 3)
mengungkapkan bahwa melalui pembelejaran sains akan membantu anak
dalam mengenali lingkungan serta konsep dalam kehidupannya yang
mampu memberikan stimulai terhadap potensi anak. Conant dalam Nugraha, 2008
dalam Andrisyah, A. (2018:63) mendefinisikan sains sebagai suatu deretan
konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh
sebagai hasil serangkaian percobaan dan pengamatan yang dapat diamati dan diuji
coba lebih lanjut. Dan bermain sains dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis secara signivikan (Misyana, M., & Mayasari, I, 2018 : 6)
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik mengangkat masalah ini untuk
dijadikan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Anak Melalui Pembelajaran Sains di TK Insan Mulia Desa
Pecuk Kecamatan Mijen Kabupaten Demak “.

B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini, antara lain :
1. Anak belum mampu menujukan sifat menyelidik
2. Anak belum mampu memecahkan permasalahan sederhana
3. Anak belum memiliki rasa ingin tahu terhadap pembelajaran sains
4. Pembelajaran sains masih dilakukan secara terpusat pada guru
5. Kurangnya pelibatan aktif anak-anak dalam pembelajaran sains
6. Diperlukan metode pembelajaran sains yang melibatkan anak-anak

C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada upaya meningkatkan kemampuan berpikir kritis
melalui pembelajaran sains dengan tema lingkungan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, dalam penelitian
ini dapat diajukan rumusan masalah yaitu: “Bagaimanakah pembelajaran sains
3

yang dapat meningkatan kemampuan berpikir kritis anak di TK Insan


Mulia Kecamatan Mijen Kabupaten Demak?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Tujuan Umum
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis anak di TK Insan Mulia
2. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan kemampun berpikir kritis anak melalui pembelajaran
sains di TK Insan Mulia Desa Pecuk Kecamatan Mijen Kabupaten Demak.

F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan melengkapi konsep pengetahuan tentang
kemampuan kemampun berpikir kritis anak melalui pembelajaran sains
b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi siswa
yaitu dapat meningkatkan kemampuan kemampun berpikir kritis anak
melalui pembelajaran sains
b. Manfaat bagi guru
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memperbaiki
proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan selama ini, khususnya dalam
meningkatkan kemampun berpikir kritis anak
c. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran khususnya dalam meningkatkan kemampun
berpikir kritis anak.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Kemampuan Berpikir Kritis
a. Pengertian Berpikir Kritis
Yulianti dalam Oktisa Winda Mulyadi (2021:2) Kemampuan berpikir kritis
dibutuhkan anak untuk menghubungkan antara pengetahuan/informasi lama
dengan informasi baru yang anak dapat dari lingkungannya. Kemampuan berpikir
kritis juga dapat mengembangkan kemampuan anak dalam membuat keputusan
secara sederhana yang tepat dengan mempertimbangkan berbagai sudut pandang
yang berkaitan dengan sains
Mertes dalam Topoglu (2013 : 116) mengemukakan berpikir kritis adalah
proses berpikir yang digunakan untuk lebih memahami dan mengevaluasi
informasi berdasarkan fakta dan pengetahuan. Menurut Standar Tingkat
Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA) menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 anak usia 5-6 tahun menjelaskan bahwa
tahap kemampuan berpikir kritis yang merupakan aspek kognitif pada lingkup
perkembangan belajar dan pemecahan masalah serta berpikir logis. Anak usia 5-6
tahun mulai berkembang kemampuan berpikir kritisnya dalam memecahkan
masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan mengidentifikasi sebab akibat
tentang lingkungannya.
Menurut Kurniasih dalam Yulistia, A., & Syafrudin, U (2022 : 47) bahwa
kemampuan berpikir kritis dalam diri siswa akan dapat mengartikan permasalahan
yang ada, mencari dan menentukan solusi yang tepat dan logis dalam
menyelesaikan permasalahan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa berpikir
kritis adalah proses berpikir yang digunakan untuk memahami dan
mengembangkan kemampuan anak dalam membuat keputusan atau memecahkan
masalah secara sederhana.

4
5

b. Cir-ciri Berpikir Kritis


Menurut Sulistiani (2016 : 605-612) Seseorang yang berpikir kritis memiliki
ciri-ciri: (1) mampu berpikir secara rasional dalam menyikapi suatu permasalahan;
(2) mampu membuat keputusan yang tepat dalam menyelesaikan masalah; (3)
dapat melakukan analisis, mengorganisasi, dan menggali informasi berdasarkan
fakta yang ada; (4) mampu menarik kesimpulan dalam menyelesaikan masalah
dan dapat menyusun argumen dengan benar dan sistematik.
Menurut Perkins dan Murphy dalam Setyaningsih, T. D., & Agoestanto, A .
(2014:181) berpikir kritis dibagi dalam 4 tahap yaitu klarifikasi (clarification),
asesmen (assessment), penyimpulan (inference), strategi/ taktik (strategy/tactic).
Tahap klarifikasi merupakan tahap menyatakan, mengklarifikasi, menggambarkan
atau mendefinisikan masalah. Selanjutnya tahap asesmen, mengemukakan fakta-
fakta argumen atau menghubungkan masalah dengan masalah lain. Berikutnya
tahap penyimpulan, siswa dapat menggambarkan kesimpulan yang tepat dengan
deduksi dan induksi, menggeneralisasi, menjelaskan dan membuat hipotesis.
Terakhir, tahap strategi/taktik merupakan tahap mengajukan, mengevaluasi
sejumlah tindakan yang mungkin.
Menurut Delphi dalam Fajar, N., Munawar, M., & Kusumaningtyas, N.
(2020 : 64) karakter berfikir dibagi menjadi beberapa indikator yang dianggap
menonjol yaitu: a) Truth-seeking seperti, berani mengajukan pertanyaan dan
obyektif dalam melakukan penyelidikan dengan dan tanpa maksut mencari
perhatian orang lain, b) Open-Mindedness yaitu berpikir terbuka dan toleransi
terhadap perbedaan, c) Analyticity yaitu memiliki kewaspadaan terhadap masalah
dan konsekuensinya, d) Systematicity adalah terorganisir, terfokus, terlihat rajin
dan tertib, e) Critical Thinking Self-Confidence mengarah pada tingkat
kepercayaan melalui proses penalaran sendiri. f) Inquisitiveness adalah
mempunyai rasa ingin tahu dengan cara mencari informasi dengan baik. g)
Maturity of Judgment sama dengan memberikan penilaian yang reflektif
berdasarkan kematangan kognitif.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri
atau tahapan orang berpikir kritis adalah : (1) mampu berpikir secara rasional
6

dalam menyikapi suatu permasalahan; (2) menyusun pertanyaan disertai alasan;


(3) berpikir terbuka dan toleransi terhadap perbedaan; (4) memiliki rasa ingin
tahu; (5) mengemukakan fakta-fakta argumen atau menghubungkan masalah
dengan masalah lain; (6) dapat melakukan analisis, mengorganisasi, dan menggali
informasi berdasarkan fakta yang ada; (7) mampu menarik kesimpulan dalam
menyelesaikan masalah dan dapat menyusun argumen dengan benar dan
sistematik;
(8) mampu memberikan penilaian yang reflektif berdasarkan kematangan positif.

c. Faktor-faktor Yang Mempengarhi Berpikir kritis


Faktor yang diduga juga mempengaruhi kemampuan berpikir kritis adalah
motivasi. Motivasi adalah upaya menimbulkan rangsangan, dorongan atau
pembangkit tenaga untuk melaksanakan suatu tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi juga dapat dipahami sebagai gerakan positif atau negatif menuju
pencapaian tujuan. Motivasi sangat penting karena motivasi berfungsi untuk
mendorong usaha dan pencapaian tujuan. Seseorang melakukan usaha karena
adanya motivasi. Memiliki motivasi yang baik juga akan menunjukkan hasil yang
lebih baik, begitu pula sebaliknya (Hasnan, S.M., Rusdinal, R., & Fitria, 2020)
Rubenfeld & Scheffer dalam Sutriyanti, Y., & Mulyadi, M. (2019 : 22)
Faktor-faktor lainnya yang dapat juga mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam berpikir kritis adalah kondisi fisik seseorang, keyakinan diri/ motivasi,
merasa kecemasan, kebiasaan atau rutinitas yang dikerjakan, perkembangan
intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau emosi, dan pengalaman yang
biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja.
Faktor yang mempengaruhi berpikir kritis terbagi menjadi faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik meliputi tingkat keinginan peserta didik
untuk berhasil dalam pembelajaran, tingkat dorongan belajar, dan keinginan
mewujudkan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi adanya reward,
tingkat kondusif dalam kegiatan belajar, serta adanya kegiatan yang menarik
dalam belajar (Farhan & Retnawati, 2014: 233).
7

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor


yang mempengaruhi berpikir kritis adalah faktor intrinsik meliputi tingkat
keinginan peserta didik untuk berhasil dalam pembelajaran, tingkat dorongan
belajar atau motivasi, dan keinginan mewujudkan cita-cita, perkembangan
intelektual, merasa kecemasan Sedangkan faktor ekstrinsik meliputi adanya
reward, tingkat kondusif dalam kegiatan belajar, serta adanya kegiatan yang
menarik dalam belajar.

2. Pembelajaran Sains
a. Pengertian Pembelajaran Sains
Sains merupakan suatu sistem agar anak mengetahui alam semesta yang
bisa diperolehnya lewat pengumpulan data melalui pengamatan serta eksperimen
yang terkontrol (Nafiqoh, 2018). Sedangkan Kilmer dan Hofman dalam Roostin,
E., & Swandhina, M. (2019:45) berpendapat bahwa “sains merupakan
pengetahuan tentang fenomena-fenomena tertentu, proses yang digunakan untuk
mengumpulkan dan mengevaluasi informasi, dan sebagai bentuk adaptasi manusia
pada lingkungan”.
Gross dalam Risnawati, A (2020:513) Pembelajaran sains merupakan
pengenalan konsep kealaman bagi anak. Serta menjadi suatu upaya membantu
anak untuk menemukan konsep dan proses tertentu dalam kehidupan, dengan
pengertian pembelajaran sains bagi anak pada hakikatnya dijadikan sebagai media
yang digunakan untuk menstimulasi aspek perkembangan dan memaksimalkan
potensi yang ada dalam diri anak.
Menurut Brewer dalam Ramadhani, F. (2021:5) mendefinisikan
pembelajaran sains pada anak usia dini merupakan hal-hal yang menstimulus
mereka untuk meningkatkan rasa ingin tahu, minat, dan pemecahan masalah,
sehingga memunculkan pemikiran dan perbuatan seperti mengobservasi,
berpikir, dan mengaitkan antar konsep atau peristiwa.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sains
pada anak usia dini adalah hal-hal yang dapat menstimulus perkembangan dan
memaksimalkan potensi yang ada dalam diri anak. Dari rasa ingin tahu, minat dan
8

usaha memecahkan masalah terhadap fenomena atau kejadian yang yang terdapat
di alam.

b. Tahapan pembelajaran sains


Keterampilan proses sains yang ditanamkan kepada anak usia dini meliputi
kemampuan mengamati, membandingkan, mengklasifikasi, mengukur,
memprediksi dan mengkomunikasikan (Mirawati & Nugraha, 2017 : 1-15).
Indikator pencapaian perkembangan kognitif dan pengetahuan sains pada
anak usia 5-6 tahun menurut Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini
Permendiknas Nomor 146 Tahun 2014 yaitu kemampuan kognitif dalam
pembelajaran sains, (konsentrasi) mengklasifikasikan benda berdasarkan warna,
bentuk,dan ukuran, (kreatif) Menunjukkan sikap kreatif dalam menyelesaikan
masalah, (pemahaman) mengenal lingkungan alam, (kelancaran) Mengetahui dan
mampu cara memecahkan masalah sehari-hari dan berperilaku kreatif.
Asmawati (2014) mengemukakan tingkat pencapaian perkembangan anak
usia 5-6 tahun pada aspek pengetahuan umum dan sains yang berkaitan dengan
kemampuan berpikir kritis ada beberapa hal yakni: menunjukkan aktivitas
eksploratif dan menyelidiki, mengenal sebab akibat tentang lingkungannya,
memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tahapan pembelajaran
sains meliputi : kemampuan atau aktivitas kreatif dan eksploratif seperti
mengamati, membandingkan, mengklasifikasi, mengukur, memprediksi,
mengkomunikasikan, dan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.

c. Tujuan pembelajaran Sains


Nugraha dalam Thamrin. M (2013: 7) menyatakan tujuan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam atau Sains adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap teknologi dan
masyarakat.
9

b. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah dan membuat keputusan.
c. Menanamkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep sains yang akan
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains dalam
kehidupan sehari-hari.
e. Mengalihgunakan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman kebidang
pengajaran lainnya.
f. Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
g. Menghargai ciptaan Tuhan akan lingkungan alam.
h. Maksud dan tujuan tersebut adalah agar anak memiliki pengetahuan tentang
gejala alam dan berbagai jenis dan peran lingkungan alam dari lingkungan buatan
dengan melalui pengamatan agar anak tidak buta dengan pengetahuan dasar
mengenai IPA atau Sains.
Dan menurut Nurani dalam Sadiah, H., Suherman, S., & Asmawati, L.
(2020:182). Hakikat pembelajaran sains di TK adalah kegiatan belajar sambil
bermain yang menyenangkan dan menarik melalui pengamatan, penyelidikan,
percobaan untuk mencari tahu atau menemukan jawaban tentang segala sesuatu
yang ada di dunia sekitar. Selanjutnya menurut Izzuddin, A. (2019:544 sains
untuk AUD bertujuan untuk mendorong anak untuk mengeksplorasi lingkungan
seperti melakukan pengamatan atau observasi dan merefleksikannya dengan
penemuan-penemuan sederhananya
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan secara garis besar
bahwa tujuan pembelajaran sains adalah supaya anak memiliki pengetahuan
tentang bagaimana proses terjadinya gejala alam dan segala sesuatu yang ada di
sekitarnya melalu pengamatan, penyelidikan yang dilakukan dengan kegiatan
bermain yang menyenangkan.

C. Kajian Penelitian Yang Relevan


1. Andrisyah, A. 2015. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam
Pembelajran Sains Melalui Pendekatan Inquiry (Penelitian Tindakan di Kelompok
10

A TK Bakti Mulya 400, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tahun 2015). Hasil
penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran sains melalui pendekatan inquiry dibuktikan rata-rata skor
kemampuan berpikir kritis pra tindakan anak sebesar 26,81%. Kemudian
mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 29,85% sehingga menjadi 56,66%.
Selanjutnya dari siklus I ke siklus II kemampuan berpikir kritis anak mengalami
peningkatan sebesar 32,75% dari 56,66% menjadi 89,41%. Sehingga peningkatan
kemampuan berpikir kritis anak mulai dari pra tindakan, siklus I sampai siklus II
yaitu 26,81%, 56,66%, 89,41%.Kata Kunci: Kemampuan Berpikir Kritis,
Pendekatan Inquiry, Pembelajaran Sains.
2. Misyana & Indah Mayasari.2018. Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Kritis melalui Bermain Sains pada Anak TK A di Laboratorium PAUD Yasmin
Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2018/2019. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa bermain sains dapat meningkatkan keterampilan berpikir
kritis secara signivikan. Secara klasikal dari 15 anak terdapat 13 anak yang
berkembang kemampuan berpikir kritisnya secara individual dan 2 anak yang
belum berkembang. Diketahui perkembangan kemampuan berpikir kritis anak
secara klasikal yang diperoleh 86,66% yang berarti perkembangan kemampuan
berpikir kritis anak kelompok A secara klasikal tercapai.

D. Kerangka Berpikir
11

Guru belum Kemampuan


Kondisi Awal menggunakan berpikir kritis masih
metode rendah
pembeljaran sains
Tindakan Siklus I
menggunakan eksperimen terapung dan
tenggelam menggunakan
pembelajaran
benda-benda di dalam
sains ruangan

Siklus II
eksperimen terapung
dan tenggelam
menggunakan benda-
Kemampuan berpikir kritis anak benda di luar ruangan
Kondisi Akhir

E. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut : “Melalui Pembelajaran Sains Dapat Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis Anak di TK Insan Mulia."
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Taman Kanak-kanak Insan Mulia
Desa Pecuk RT. 03 RW.03 Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, tempat penulis
melakukan penelitian sehingga penulis terlibat langsung dalam proses
pembelajaran. Penulis juga dapat melihat secara langsung perkembangan
penelitian dan juga berbagai permasalahan dalam pembelajaran, sehingga tujuan
penelitian dapat tercapai dengan baik.
2. Waktu penelitian
Penulis berencana untuk melakukan penelitian tindakan kelas ini pada
semester II tahun ajaran 2023/2024 antara bulan Februari-Maret dimana pada saat
itu tepat berkaitan dengan pembatasan masalah yang bertema lingkungan Subtema
pembelajaran sains terapung dan tenggelam.

Adapun jadwal kegiatan penelitian sebagai berikut:


Tabel 3.1 Siklus penelitian

KEGIATAN SIKLUS I SIKLUS II

PERENCANAAN a. Guru menyusun RPPH a. Guru menyusun RPPH


Tema Lingkungan Tema Lingkungan
Subtema benda-benda Subtema benda-benda yang
yang ada di dalam ada di luar ruangan kelas.
ruangan kelas.
b. Guru mempersiapkan b. Guru mempersiapkan
lembar observasi lembar observasi mengenai
mengenai peningkatan peningkatan kemampuan
kemampuan kemampuan berfikir kritis anak.

12
13

berfikir kritis anak.


PELAKSANAAN a. Guru mempersiapkan a. Guru mempersiapkan
kegiatan main dan kegiatan main dan
mengkondisikan anak. mengkondisikan anak.

b. Guru memberikan b. Guru memberikan


penjelasan dan aturan penjelasan dan aturan
melakukan kegiatan main melakukan kegiatan main
setelah menyampaikan setelah menyampaikan
tema. tema.

c. Guru mempersilahkan c. Guru mempersilahkan anak


anak untuk melakukan untuk melakukan
percobaan terapung eksperimen terapung dan
dan tenggelam, tenggelam, menggunakan
menggunakan berbagai berbagai benda yang
benda yang telah telah disediakan
disediakan sebelumnya sebelumnya yang terdapat
yang terdapat di dalam di luar ruangan
ruangan

d. Guru mengawasi setiap d. Guru mengawasi setiap


kegiatan anak selama kegiatan anak selama
proses kegiatan main. proses kegiatan main.

e. Guru mengevaluasi proses e. Guru mengevaluasi proses


dan hasil kegiatan main dan hasil kegiatan main
anak, dengan tujuan anak, dengan tujuan untuk
untuk mengetahui mengetahui capaian
14

capaian perkembangan perkembangan anak


anak
OBSERVASI Observasi dilaksanakan Observasi dilaksanakan
dengan menggunakan dengan menggunakan lembar
lembar observasi selama observasi selama pembelajaran
pembelajaran berlangsung berlangsung Observasi
Observasi dilakukan untuk dilakukan untuk Melihat
Melihat secara langsung secara langsung bagaimana
bagaimana aktivitas anak aktivitas anak pada saat proses
pada saat proses kegiatan kegiatan perccobaan Terapung
perccobaan Terapung dan dan tenggelam kemudian
tenggelam kemudian langsung dicatat.
langsung dicatat.
REFLEKSI Penulis menganalisis Penulis menganalisis
keberhasilan penelitian keberhasilan penelitian
tindakan kelas berdasarkan tindakan kelas berdasarkan
ketercapaian indikator ketercapaian indikator capaian
kinerja. Apabila belum perkembangan.
sesuai

B. Sumber Data
Sumber data penelitian ini berasal dari guru TK Insan Mulia, wawancara
dengan kepala sekolah dan anak-anak sebagai subjek penelitian.

C. Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan melalui kegiatan
observasi dan dokumentasi terhadap kemampuan anak dalam meningkatkan
kemampuan berfikir kritis matematis melalui kegiatan percobaan terapung dan
tenggelam. Rincian kegiatan diuraikan sebagai berikut:
1. Metode Observasi
15

Observasi adalah suatu kegiatan (mengumpulkan data) yang


menggambarkan seberapa jauh pengaruh kegiatan tersebut telah mencapai tujuan
(Arikunto, 2013:129). Data yang digunakan adalah informasi tentang kemajuan
siswa. Pengamatan dilakukan sendiri, di dalam dan di luar kelas. Sambil
mengamati, peneliti mencatat keadaan siswa selama proses belajar mengajar
guru dan anak pada lembar observasi. Bentuk observasi memiliki penilaian yang
menggunakan penilaian berupa soal-soal tertulis yang menjadi indikator berfikir
logis matematis.
2. Metode wawancara
Wawancara menurut Winardi adalah metode untuk mencari informasi
dasar dan merupakan metode yang banyak digunakan dalam penelitian
interpretative dan penelitian kritis. Wawancara dilakukan pada saat peneliti ingin
menyelidiki lebih mendalam tentang sikap, keyakinan, perilaku atau pengalaman
tanggapan terhadap fenomena sosial. Yang spesial dari metode ini adalah
pertukaran informasi secara verbal dengan satu orang atau lebih. Adalah peran
pewawancara mencoba untuk mengumpulkan informasi dan untuk mendapatkan
pemahaman responden (Winardi, 2018).
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah salah satu jenis pengumpulan data yang
dilakukan melalui kegiatan pencatatan data-data yang telah ada. (Agus Riyanto,
2017:103)

B. Instrumen Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini menggunakan instrument yang berupa
dokumentasi dan lembar observasi. Instrument dokumentasi berupa data anak
(nama dan jenis kelamin), dokumentasi kegiatan anak melakukan kegiatan main.
perangkat pembelajaran berupa kurikulum, Program semester, Rencana Kegiatan
Mingguan (RPPM), Rencana Pelaksanaan Kegiatan Harian (RPPH).
Instrumen penelitian menggunakan indikator dalam kemampuan berfikir
kritis berdasarkan teori-teori ahli, yaitu : (1) mampu berpikir secara rasional
dalam menyikapi suatu permasalahan; (2) menyusun pertanyaan disertai alasan;
16

(3) berpikir terbuka dan toleransi terhadap perbedaan; (3) memiliki rasa ingin
tahu; (4) mengemukakan fakta-fakta argumen atau menghubungkan masalah
dengan masalah lain. (5) dapat melakukan analisis, mengorganisasi, dan menggali
informasi berdasarkan fakta yang ada; (6) mampu menarik kesimpulan dalam
menyelesaikan masalah dan dapat menyusun argumen dengan benar dan
sistematik;
(7) mampu memberikan penilaian yang reflektif berdasarkan kematangan positif.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian


Aspek Indikator Item

Mampu berpikir secara Anak mampu memahami dasar


rasional dalam menyikapi tentang konsep terapung dan
suatu permasalahan; tenggelam, seperti menyadari
bahwa benda dapat mengapung di
air atau tenggelam ke dalamnya.
Mampu menyusun Anak-anak dapat menyusun
pertanyaan disertai alasan; pertanyaan tentang mengapa
suatu objek bisa terapung atau
tenggelam.
Kemampuan Mampu berpikir terbuka Anak menunjukkan kemampuan
Berpikir Kritis dan toleransi terhadap untuk menerima dan memahami
perbedaan pandangan teman-teman
sekelasnya tentang percobaan
terapung dan tenggelam.
Memiliki rasa ingin tahu Anak sering mengajukan
pertanyaan aktif terkait dengan
percobaan terapung dan
tenggelam.
Mampu melakukan Anak dapat mengamati dan
17

analisis, mengorganisasi, mengidentifikasi perbedaan


dan menggali informasi antara benda-benda yang
berdasarkan fakta yang tenggelam dan yang mengapung.
ada;
Mampu mengemukakan Anak dapat menyatakan bahwa
fakta-fakta argumen atau benda yang ringan akan
menghubungkan masalah mengapung karena lebih mudah
dengan masalah lain untuk berada di atas air.
Mampu menarik - Anak mampu menyusun
kesimpulan dalam argumen dengan benar dan
menyelesaikan masalah sistematik, menjelaskan
dan dapat menyusun alasan mengapa suatu benda
argumen dengan benar dan dapat mengapung atau
sistematik; tenggelam berdasarkan
pengamatan dan pemahaman
konsep.

- Anak dapat menarik


kesimpulan logis dari hasil
percobaan yang dilakukan,
menghubungkan pengamatan
dengan konsep yang
dipelajari, dan mampu
menyimpulkan sebab-akibat
dengan benar.
Mampu memberikan Anak mampu
penilaian yang reflektif mengekspresikan penilaian
berdasarkan kematangan mereka menggunakan bahasa
positif. yang sesuai untuk usia
mereka.
18

Keterangan
1. Belum berkembang
2. Mulai berkembang
3. Berkembang sesuai harapan
4. Berkembang sangat baik
Kemampuan berfikir logis matematis anak usia dini diukur dengan menggunakan
analisis kualitatif berbentuk angka dengan rumus sebagai berikut:

F x 100 %
Rumus P=
N

Keterangan :
P : Presentase yang diharapkan
F : Capaian Anak
N : Jumlah anak

Tabel 3.3. Rubrik Lembar kemampuan berfikir kritis Anak


No Indikator Item Deskriptor Kriteria Skor
1. Mampu berpikir Anak mampu Anak mampu
secara rasional memahami dasar memahami dasar tentang Berkembang
dalam menyikapi tentang konsep konsep terapung dan sangat baik 4
suatu terapung dan tenggelam, seperti
permasalahan; tenggelam, seperti menyadari bahwa benda
menyadari bahwa dapat mengapung di air
benda dapat atau tenggelam ke
mengapung di air dalamnya, secara
atau tenggelam ke mandiri dan sudah dapat
dalamnya. membantu temannya
Anak mampu
memahami dasar tentang Berkembang
konsep terapung dan sesuai harapan 3
tenggelam, seperti
menyadari bahwa benda
19

dapat mengapung di air


atau tenggelam ke
dalamnya, secara
mandiri dan konsisten
tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh
guru.
Anak mampu
memahami dasar tentang Mulai 2
konsep terapung dan berkembang
tenggelam, seperti
menyadari bahwa benda
dapat mengapung di air
atau tenggelam ke
dalamnya, masih harus
diingatkan atau dibantu
oleh guru.
Anak mampu Belum
memahami dasar tentang berkembang 1
konsep terapung dan
tenggelam, seperti
menyadari bahwa benda
dapat mengapung di air
atau tenggelam ke
dalamnya, harus dengan
bimbingan atau
dicontohkan oleh guru.
Menyusun Anak-anak dapat Anak-anak dapat
2. pertanyaan menyusun menyusun pertanyaan Berkembang
disertai alasan; pertanyaan tentang mengapa suatu sangat baik 4
objek bisa terapung atau
20

tentang mengapa tenggelam, secara


suatu objek bisa mandiri dan sudah dapat
terapung atau membantu temannya
tenggelam. Anak-anak mampu
menyusun pertanyaan Berkembang
tentang mengapa suatu sesuai 3
objek bisa terapung atau harapan
tenggelam, secara
mandiri dan konsisten
tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh
guru
Anak-anak mulai
menyusun Mulai 2
pertanyaan dengan berkembang
sangat baik tentang
mengapa suatu
objek bisa terapung
atau tenggelam,
masih harus
diingatkan atau
dibantu oleh guru
Anak-anak belum mampu
menyusun pertanyaan
dengan sangat baik Belum 1
tentang mengapa suatu berkembang
objek bisa terapung atau
tenggelam, harus dengan
bimbingan atau
dicontohkan oleh guru
3. Mampu Anak Anak menunjukkan
21

berpikir menunjukkan kemampuan untuk Berkembang


terbuka dan kemampuan menerima dan sangat baik 4
toleransi untuk menerima memahami pandangan
terhadap dan memahami teman-teman
perbedaan pandangan sekelasnya tentang
teman-teman percobaan terapung
sekelasnya dan tenggelam, secara
tentang mandiri dan sudah
percobaan dapat membantu
terapung dan temannya
tenggelam.
Anak menunjukkan
kemampuan untuk Berkembang
menerima dan sesuai harapan 3
memahami pandangan
teman-teman sekelasnya
tentang percobaan
terapung dan tenggelam,
secara mandiri dan
konsisten tanpa harus
diingatkan atau
dicontohkan oleh guru

Anak menunjukkan Belum


kemampuan untuk berkemban 1
menerima dan g
memahami pandangan
3 teman-teman
sekelasnya tentang
percobaan terapung
dan tenggelam, masih
22

harus diingatkan atau


dibantu oleh guru
Memiliki rasa Anak sering Anak sering mengajukan
4. ingin tahu mengajukan pertanyaan aktif terkait
pertanyaan aktif dengan percobaan Berkembang 4
terkait dengan terapung dan tenggelam, sangat baik
percobaan terapung secara mandiri dan
dan tenggelam. sudah dapat membantu
temannya
Anak sering mengajukan
pertanyaan aktif terkait
dengan percobaan Berkembang 3
terapung dan tenggelam, sesuai
secara mandiri dan harapan
konsisten tanpa harus
diingatkan atau
dicontohkan oleh guru

Anak sering mengajukan Mulai 2


pertanyaan aktif terkait Berkembang
dengan percobaan
terapung dan tenggelam,
konsisten tanpa harus
diingatkan atau
dicontohkan oleh guru
Anak sering mengajukan
pertanyaan aktif terkait Belum
dengan percobaan berkembang 1
terapung dan tenggelam,
harus dengan bimbingan
atau dicontohkan oleh
23

guru
Anak dapat Anak dapat Anak mampu
melakukan mengamati dan mengamati dan
analisis, mengidentifikasi mengidentifikasi Berkembang
5 mengorganisasi, perbedaan antara perbedaan antara benda- sangat baik 4
dan menggali benda-benda yang benda yang tenggelam
informasi tenggelam dan yang dan yang mengapung.
berdasarkan mengapung. secara mandiri dan
fakta yang ada; sudah dapat membantu
temannya

Anak mampu
mengamati dan Berkembang
mengidentifikasi sesuai harapan 3
perbedaan antara benda-
benda yang tenggelam
dan yang mengapung.
secara mandiri dan
sudah dapat membantu
temannya, secara
mandiri dan konsisten
tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh
guru
Anak mampu
mengamati dan
mengidentifikasi
perbedaan antara benda- Mulai 2
benda yang tenggelam Berkembang
dan yang mengapung.
24

secara mandiri dan


sudah dapat membantu
temannya, harus dengan
bimbingan atau
dicontohkan oleh guru
Anak mampu mengamati
dan mengidentifikasi Belum
perbedaan antara benda- berkembang 1
benda yang tenggelam
dan yang mengapung,
harus dengan bimbingan
atau dicontohkan oleh
guru
Anak mampu Anak dapat menarik Anak dapat menarik
menarik kesimpulan logis kesimpulan logis dari
kesimpulan dari hasil percobaan hasil percobaan yang Berkembang 4
dalam yang dilakukan, dilakukan, sangat baik
menyelesaikan menghubungkan menghubungkan
masalah dan pengamatan dengan pengamatan dengan
dapat menyusun konsep yang konsep yang dipelajari,
argumen dipelajari, dan dan mampu
6 dengan benar mampu menyimpulkan sebab-
dan sistematik; menyimpulkan akibat dengan benar,
sebab-akibat dengan secara mandiri dan
benar. sudah dapat membantu
temannya.
Anak dapat menarik
kesimpulan logis dari Berkembang
hasil percobaan yang sesuai harapan 3
dilakukan,
menghubungkan
25

pengamatan dengan
konsep yang dipelajari,
dan mampu
menyimpulkan sebab-
akibat dengan benar,
secara mandiri dan
konsisten tanpa harus
diingatkan atau
dicontohkan oleh guru.
Anak mampu menarik
kesimpulan logis dari Mulai 2
hasil percobaan yang Berkembang
dilakukan,
menghubungkan
pengamatan dengan
konsep yang dipelajari,
dan mampu
menyimpulkan sebab-
akibat dengan benar,
masih harus diingatkan
atau dibantu oleh guru
Anak dapat menarik
kesimpulan logis dari Belum
hasil percobaan yang berkembang 1
dilakukan,
menghubungkan
pengamatan dengan
konsep yang dipelajari,
dan mampu
menyimpulkan sebab-
akibat dengan benar,
26

harus dengan bimbingan


atau dicontohkan oleh
guru.

C. Tehnik Analisis Data


Analisis data ini untuk mendeskripsikan segala sesuatu yang diperoleh
selama kegiatan, dan tahapan ini berlangsung dari awal penelitian hingga akhir
penelitian. Penelitian ini dilakukan melalui kegiatan analisis kualitatif dan
kuantitatif terhadap peningkatan kemampuan berfikir logis matematis anak dan
analisis kuantitatif dengan memberikan poin (1, 2, 3 dan 4). Data dianalisis
mulai dari siklus pertama dan siklus kedua untuk membandingkan perolehan
nilai rata- rata. Mulai dari merumuskan dan menginterpretasikan pertanyaan
sebelum terjun ke lapangan, selama proses penelitian hingga menulis temuan.
Mengacu pada tabel standar deskriptif hasil perhitungan yang dibagi menjadi 4
kategori yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang dan rendah sebagai berikut:

No. Kriteria skor Penafsiran


1 Belum Berkembang (1) 1-25 Perkembangan berfikir kritis
kategori rendah
Perkembangan berfikir kritis
2 Mulai Berkembang (2) 26-50 dalam kategori sedang

3 Berkembang Sesuai 51-75 Perkembangan berfikir


Harapan (3) kritis kategori tinggi

Berkembang sangat Perkembangan berfikir


4 Baik (4) 76-100 kritis dalam kategori sangat
tinggi

Sumber: Purwanto (2012 : 119)

Analisis hasil pengamatan guru dan siswa dengan menggunakan teknik


deskriptif kualitatif yang digambarkan dalam kata-kata atau kalimat, Menarik
kesimpulan berdasarkan kategori.

Dari tabel di atas, hasil belajar anak Kelompok B TK Insan Mulia Desa Pecuk
Kecamatan Mijen Kabupaten Demak menggunakan kriteria sebagai berikut:
27

1. Belum berkembang : Perkembangan berfikir kritis kategori rendah


menggunakan kegiatan pembelajaran sains terapung dan tenggelam, anak
masih harus dengan dibimbing atau dicontohkan oleh guru.
2. Mulai berkembang : Perkembangan berfikir kritis menggunakan kegiatan
pembelajaran sains terapung dan tenggelam mulai berkembang dan anak
masih harus diingatkan atau dibantu oleh guru
3. Berkembang sesuai harapan : Perkembangan berfikir kritis menggunakan
kegiatan pembelajaran sains terapung dan tenggelam berkembang sesuai
harapan yang dilakukan anak secara mandiri dan konsisten tanpa harus
diingatkan atau dicontohkan oleh guru.
4. Berkembang sangat baik : Perkembangan berfikir kritis menggunakan
kegiatan pembelajaran sains terapung dan tenggelam berkembang, yang
dilakukan oleh anak secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya.

D. Indikator Keberhasilan
Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil jika memenuhi indikator
berikut:
1. Guru dapat menerapkan kegiatan pembelajaran sains untuk meningkatkan
kemampuan berfikir kritis anak.
2. Setelah menggunakan kegiatan pembelajaran sains, kemampuan Anak /
Peserta didik mencapai kriteria berkembang sangat baik, mencapai skor
75%, di lembar observasi.

Tabel 3.5 Prosentase Taraf Keberhasilan Kegiatan Observasi

Taraf keberhasilan Kriteria

76% - 100% Berkembang sangat baik

51% - 75% Berkembang sesuai harapan

26% - 50% Mulai berkembang

0% - 25% Belum berkembang


28

DAFTAR PUSTAKA

Andrisyah, A. (2018). Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Dalam


Pembelajaran Sains Melalui Pendekatan Inquiry (Penelitian Tindakan di
kelompok A TK Bakti Mulya 400, Pondok Indah, Jakarta Selatan Tahun
2015). Tunas Siliwangi: Jurnal Program Studi Pendidikan Guru PAUD
STKIP Siliwangi Bandung, 4(2), 60-70.

Fajar, N., Munawar, M., & Kusumaningtyas, N. (2020). Analisis Model


Pembelajaran Inquiry untuk Menstimulasi Kemampuan Berfikir Kritis Anak
Usia 4-5 Tahun. Jurnal Ilmiah Pesona PAUD, 7(2), 62-73.

Farhan, M., & Retnawati, H. (2014). Keefektifan Pbl Dan Ibl Ditinjau Dari
Prestasi Belajar, Kemampuan Representasi Matematis, Dan Motivasi
Belajar. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 1(2), 227.
https://doi.org/10.21831/jrpm.v1i2.2678

Handayani, A., & Sinaga, S. I. (2022). Penerapan Model Project Based Learning
dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Anak Usia Dini. PAUD
Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(01), 146-154.

Hidayat, S., & Nur, L. (2018). Nilai Karakter, Berpikir Kritis dan Psikomotorik
Anak Usia Dini. JIV-Jurnal Ilmiah Visi, 13(1), 29-35.

Hasnan, S. M., Rusdinal, R., & Fitria, Y. (2020). Pengaruh penggunaan model
discovery learning dan motivasi terhadap kemampuan berpikir kritis peserta
didik sekolah dasar. Jurnal Basicedu, 4(2), 239-249.

Izzuddin, A. (2019). Sains dan pembelajarannya pada anak usia dini. A Izzuddin -
2019 - ejournal.stitpn.ac.id

Kusumah, R. G. T. (2019). Peningkatan kemampuan berfikir kritis mahasiswa


tadris IPA melalui pendekatan saintifik pada mata kuliah IPA terpadu. IJIS
Edu: Indonesian Journal of Integrated Science Education, 1(1), 71-84

Lestari, N. G. A. M. Y. (2019, April). Pengembangan Nilai Religius Anak Usia


Dini Melalui Pembelajaran Sains. In Prosiding Seminar Nasional ANak Usia
Dini (pp. 49-56).

Mirawati, & Nugraha, R. (2017). Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Anak


Usia Dini Melalui Aktivitas Berkebun. Early Chilhood: Jurnal Pendidikan,
1(1), 1–15
29

Misyana, M., & Mayasari, I. (2018). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis


melalui Bermain Sains pada Anak TK A di Laboratorium PAUD Yasmin
Kabupaten Jember Tahun Ajaran 2018/2019. Early Childhood: Jurnal
Pendidikan, 2(2b), 30-36.
Pratiwi, Y., & Yaswinda, Y. (2023). Pengaruh Penggunaan Barang Bekas dalam
Pembelajaran Sains Terhadap Keterampilan Berfikir Kritis Anak Usia
Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 7(3), 21775-21784.
Risnawati, A. (2020). Pentingnya Pembelajaran Sains bagi Pendidikan Anak Usia
Dini. Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam dan Sains, 2, 513-
515.
Ramadhani, F. (2021). Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini
Melalui Pembelajaran Sains Di Masa New Normal. Journal of Modern Early
Childhood Education, 1(01), 1-10.
Roostin, E., & Swandhina, M. (2019). Pembelajaran Sains Untuk Anak Usia Dini
Dengan Model Pembelajaran Sentra Bahan Alam. TEKNODIKA: Jurnal
Penelitian Teknologi Pendidikan, 17(2).
Sadiah, H., Suherman, S., & Asmawati, L. (2020). PENERAPAN
PEMBELAJARAN SAINS UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
KOGNITIF DAN BAHASA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK. JTPPm
(Jurnal Teknologi Pendidikan dan Pembelajaran): Edutech and Intructional
Research Journal, 7(2).
Susilowati, N. (2016). Pengenalan sains melalui percobaan sederhana pada anak
kelompok B di KB-RA IT Al-Husna Yogyakarta. Pendidikan Guru PAUD S-
1, 5(5), 551-560.
Sulistiani, E. (2016). Pentingnya Berpikir Kritis dalam Pembelajaran Matematika
untuk
Menghadapi Tantangan MEA.605–612
Sutriyanti, Y., & Mulyadi, M. (2019). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
penerapan berpikir kritis perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di
rumah sakit. Jurnal Keperawatan Raflesia, 1(1), 21-32.
Setyaningsih, T. D., & Agoestanto, A. (2014). Identifikasi tahap berpikir kritis
siswa menggunakan PBL dalam tugas pengajuan masalah
matematika. Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif, 5(2), 180-187.
Thamrin, M.(2013) Peningkatan Pengenalan Sains Sederhana Melalui Metode
Demonstrasi Anak Usia 5-6 Tahun. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran
Khatulistiwa (JPPK), 2(8).
Yaswinda, Y., Putri, D. M. E., & Irsakinah, I. (2023). Pembelajaran Sains
Berbasis Pemanfaatan Lingkungan untuk Peningkatan Kognitif Anak Usia
Dini. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 7(1), 94-103.
Yulistia, A., & Syafrudin, U. (2022). Implementasi Dongeng Sains dalam
Pembelajaran untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa. Elementary: Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar, 8(1), 41-50.

Anda mungkin juga menyukai