PROPOSAL PENELITIAN
ZAHROTUN NISAK
20186206015
i
PENGEMBANGAN MEDIA KARTU KUARTET MENGGUNAKAN
APLIKASI CANVA UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA PADA KELAS
2 SD 2 DUWET
SEMINAR PROPOSAL
Oleh
Zahrotun Nisak
NPM 20186206015
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah,SWT karena atas segala limpahan
1. Bapak Dr. Imam Sujono, S.Pd., MM., selaku Rektor Universitas Bhinneka
PGRI
2. Ibu Dr. Yepi Sedya P,M.Pd., selaku Dekan Fakultas Sosial dan Humaniora di
3. Ibu Eka Yuliana Sari, M.Pd., Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
ini
iii
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk menyempurnakan
Proposal ini, namun penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini
masih terdapat kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari
ini. Penulis berharap mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Zahrotun Nisak
sNPM.20186206015
iv
DAFTAR PUSTAKA
COVER..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................iii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................v
BAB I......................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................7
C. TUJUAN PENELITIAN.............................................................7
D. MANFAAT PENELITIAN.........................................................8
E. ASUMSI DAN KETERBATASAN...........................................9
BAB II.....................................................................................................10
A. LANDASAN TEORI..................................................................10
1. MEDIA PEMBELAJARAN................................................10
2. MEDIA KARTU KUARTET..............................................30
3. HAKIKAT KOSAKATA.....................................................39
B. PENELITIAN YANG RELEVAN.............................................48
BAB III...................................................................................................51
A. MODEL PENELITIAN..............................................................51
B. PROSEDUR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN...........53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................66
LAMPIRAN...........................................................................................69
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tanggap dari perbedaan yang dimiliki setiap anak, baik dalam kemampuan dan
alam, seni, musik, kesehatan, dan kegiatan fisik. Mereka harus berkembang
Oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini haruslah dirancang dan
bahasa, sosial emosional, fisik motorik dan nilai agama dan moral, dan seni.
Perkembangan pada salah satu salah satu aspek akan mempengaruhi pada
1
lainnya. Melalui bahasa, pengetahuan dan informasi dapat disampaikan kepada
individu atau kelompok yang ingin belajar. Bahasa juga memungkinkan kita
untuk berbagi penemuan baru, teori, dan pemahaman dalam berbagai bidang
dinilai dari berbagai macam kosakata yang ada dalam benak pikiran maupun
hal akan berbeda pada setiap individu mengingat dari aspek yang dilalui hal
pengajar atau dari berbagai sumber belajar lainnya. Penguasaan kosakata yang
2
maupun tulisan. Perbendaharaan kata yang cukup memudahkan siswa
yang menyenangkan agar para siswa tidak merasa bosan dan mengantuk pada
melalui sebuah aktivitas bermain. Melalui bermain, tanpa disadari anak akan
untuk menggali pengalaman belajar yang sangat berguna bagi anak, misalnya
Dengan permainan, anak akan lebih tertarik dan lebih antusias untuk belajar
berinteraksi dengan anak lain dan berpartisipasi aktif saat melakukan kegiatan.
Siswa sendiri belum mempunyai ketertarikan akan materi tersebut serta merta
penyampaian hanya dari buku melalui mulut atas dasar kertas maupun gambar
serta hanya memakai papan tulis saja. Ketidak tertarikan anak dengan
3
kelas, berbincang dengan teman sebangku, bernyanyi sampai ada yang
Saat guru menjelaskan dan memberi tahu berbagai macam kata di dalam
untuk mendalami dan berfikir apa yang sedang guru gambar di depan papan
tulis. Pada saat guru sedang menggambar siswa merasa penasaran dengan apa
yang digambarkan oleh ibu guru, hal tersebut dapat di sinalir melalui antusias
siswa dalam menjawab apa yang guru tanyakan. Meskipun tidak semua seisi
dengan berebutan, oleh karena itu pembelajran pada sekolah dasar hendaknya
dilakukan dengan variatif agar anak cenderung aktif. pada saat pembelajaran
menunjukkan kesan maupun rasa ingin tahu supaya para siswa tidak merasa
kartu yang berisikan gambar. Dengan demikian siswa akan tertarik pada
4
yang berpendapat bahwa dalam menjamin hasil belajar yang baik, anak
bahan pelajaran tersebut tidak menjadi perhatian anak maka akan timbul
merupakan setiap benda yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengajar
yang akan menerimanya (siswa), atau sebaliknya. Benda, peristiwa, orang, atau
meliputi alat yang baik secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pada siswa. Medai yang akan dicobakan untuk siswa adalah media kartu
kuartet.
Pemilihan kartu kuartet juga didasari dari observasi oleh peneliti. Hasil
observasi di SD Negeri 2 Duwet tersebut, yang pertama belum ada media kartu
kuartet yang ada di sekolah SDN 2 Duwet namun pada saat peneliti melakukan
observasi di dalam kelas ada salah satu siswa yang bermain menggunakan
kartu potrek dengan teman sebaya lainnya yang digunakan pada saat jam
Kedua siswa terlihat tertarik pada media gambar yang ada dalam kartu tersebut.
5
Ketiga siswa merasa senang apabila mendapat suatu kemenangan dan tidak
(Arief S.Sadiman, 2018)
berkecil hati apabila kalah. Menurut media gambar
memiliki kelebihan antara lain bersifat konkrit, dapat mengatasi batasan ruang
suatu masalah, dan harganya lebih murah. Ditinjau dari keawetannya, kartu
kuartet akan dapat bertahan lama karena terbuat dari kertas jenis ivory yang
tebal. Dilihat dari desainnya, media kartu kuartet ini lebih menarik karena
Pemilihan kartu kuartet ini karena belum banyak dijumpai kartu yang
bermain dan menciptakan situasi yang nyaman untuk siswa belajar. Bermain,
(Musfiroh, 2008)
menurut Vygotsky merupakan sumber perkem bangan anak,
terutama untuk aspek berpikir. Menurut Vygotsky, anak tidak serta merta
siswa untuk mengenal kosakata yang baru pada siswa kelas 2 SDN 2 Duwet.
Dengan begitu peneliti berharap agar aspek aspek maupun nilai yang lain
seperti emosional, social, kognitif pada siswa dapat berkembang melalui media
6
yang digunakan pada permainan tersebut.
B. Rumusan Masalah
SD Negeri 2 Duwet?
C. Tujuan Penelitian
7
3. Untuk mendiskripsikan tigkat keterterapan hasil pengembangan media
sebagai berikut :
a. Manfaat Teoritis
itu, hasil peneliti ini dapat dijadikan sebagai salah satu literatur
b. Manfaat Praktis
bila dilaksanakan.
8
3) Bagi Universitas, Diharapkan dapat membantu pihak universitas
3. Uji coba media pembelajaran kartu kuartet berbasis aplikasi canva pada
Duwet.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. LANDASAN TEORI
1. MEDIA PEMBELAJARAN
pembelajaran agar pelajaran lebih mudah dan jelas dipahami dan juga
tujuan pendidikan atau pengajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien
(Gagne et al., 1979)
Menurut media pembelajaran meliputi alat yang baik
terdiri dari buku, tape recorder, kaset, video, video recorder, film, slide
(gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dan seiring
belajar dengan jarak yang sangat jauh hanya melalui sebuah smartphone
dengan dibantu aplikasi seperti zoom, youtube, lalu dengan virtual reality.
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harafiah
10
Pada dasarnya terdapat kesamaan bahwa media adalah alat dan
pesan dari pengirim pesan (guru) ke penerima pesan (anak) sehingga dapat
wahana fisik yang ada di lingkungan anak yang dapat merangsang dan
harus pandai menentukan dan menyesuaikan sebuah media apa yang pas
ada media yang bersifat tepat untuk setiap pembelajaran, semua media
11
akan dilaksanakan, lalu tinggal menyesuaikan medianya dengan
Kata media berasal dari bahasa Latin sebagai bentuk jamak dari
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran. Kata media berasal dari
bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
media yang sering diganti dengan kata mediator, dengan istilah mediator
yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, yaitu siswa dan
penerima yang dituju. Media pembelajaran terdiri dari dua kata, yaitu
12
kata media dan pembelajaran. Kata media secara harfiah berarti perantara
tidak ada lima macam, yaitu: 1. Media tanpa proyeksi dua dimensi
(hanya punya ukuran panjang dan lebar), seperti: gambar, bagan, grafik,
poster, peta dasar dan sebagainya. 2. Media tanpa proyeksi tiga dimensi
dari jarak yang jauh. VTR adalah alat untuk merekam, menyimpan dan
yaitu: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3)
media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam,
(Ramli, 2012)
(6) media semi gerak, (7) media audio, dan media cetak.
13
tersebut memiliki persamaan. Berikut beberapa macam dari media
pembelajaran, yaitu :
1. Media visual : yaitu media yang hanya bisa dilihat saja. Contohnya
2. Media Audio : yaitu media yang hanya bisa digunakan dengan hanya
3. Media audio visual : yaitu media yang bisa digunakan melalui indra
14
4. Sebuah visual diam, yang bisa dijelaskan melalui buku, film
5. Film atau video tape yaitu sebuah filem atau gambar yang di
sekuen dari informasi baik verbal, visual atau audio yang sengaja
pengalaman nyata dan langsung yang bisa digunakan sebagai alat bantu
15
Media merupakan bahan atau perangkat lunak (software) berisi
1. Teks
yang
2. Media Audio
16
3. Media Visual
6. Manusia.
bidang/materi tertentu.
17
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses
proses belajar siswa antara lain sebagai berikut: (a) pembelajaran akan
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru
tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam
sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru tetapi juga aktivitas lain
18
saja), 2) membatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3)
dan efisien. Tetapi secara lebih khusus ada beberapa manfaat media
pembelajaran yaitu:
19
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap
produktif.
Kemp dan Dayton tersebut, tentu saja kita masih dapat menemukan
dan waktu.
20
kebun binatang (Azhar Arsyad, 2007 dalam
Karo-Karo & Rohani, 2018
).
menjadi penarik minat anak untuk belajar, sehingga jelas bahwa selain
Selain itu seorang anak cenderung berpikir dari yang konkret menuju
yang abstrak, dari yang sederhana menuju hal yang lebih rumit.
lebih menyenangkan.
21
dalam menggunakannya dan fasilitas pendukung untuk
atau tidak.
22
mengembangkan kemampuan atau perilaku yang terkandung
bahan pertimbangan.
23
Dari berbagai macam kriteria tersebut dapat disimpulkan
1. Syarat edukatif
perkembangan anak).
2. Syarat teknis
24
seperti, pemilihan bahan, kualitas bahan, pemilihan warna,
lainnya.
bahan bekas/sisa.
3 Syarat estetika
25
pembelajaran yang dibuat. Unsur keindahan/ estetika ini sangat
ahli media memperhatikan syarat teknis dan syarat estetika. Hal ini
26
menambahkan pendapatnya tentang permainan sebagai media
utama, yaitu:
27
d. Adanya tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.
guru atau tutor tidak kelihatan tetapi interaksi antar anak atau
efektif.
28
6) Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.
antara lain:
palaksanaan;
yang salah;
hal-hal berikut.
29
(3) Rasa aman yang melingkupi anak jangan sampai
menimbulkan penyimpangan.
sempurna.
permainan dilaksanakan.
permainan.
30
Kartu kwartet adalah salah satu jenis permainan yang
terdiri dari judul dan sub judul. Judul terletak dibagian atas
banyaknya.
31
1. Permainan yang membentuk kekompakan kelompok
32
dan sedang. Jumlah kartu dalam kartu kuartet ada 48 lembar
4 buah kartu.
yang telah ditentukan. Pada setiap kartu terdapat judul dan sub
di bagian kanan dan dua baris di bagian kiri. Salah satu dari
kartu.
33
praktis dan fleksibel. Adapun menurut Kamil media
antara lain :
ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus dan juga media
suatu konsep.
34
anak, memperkuat daya ingat anak, anak lebih belajar sportif dan belajar
b) Media kartu kuartet apabila tidak dirawat dengan baik akan mudah rusak,
persepsi indera dan bimbingan bagi anak yang belum bisa membaca dapat
visual menurut Levie dan Lentz dalam Arsyad ialah sebagai berikut :
ditampilkan.
35
b. Fungsi afektif yaitu memberikan kenikmatan siswa ketika belajar
teks bergambar.
kembali.
Dari penjelasan diatas, bahwa fungsi dan manfaat kartu kwartet ialah
36
hal itu, media kartu kuartet yang dikembangkan memiliki fungsi untuk
ciri judul yang terletak paling atas dan ukuran tulisannya biasanya lebih
besar sedangkan dibawah judul terdapat sub judul yang berjumlah dua
atau empat baris dan terletak diantara gambar dan ringkasan materi. Sub
judul menunjukkan arti gambar ditulis dengan tinta warna merah. Ukuran
atau 32. Kartu kwartet terdiri dari tema utama yang terletak paling atas
dari tema utama yang dicetak tebal (atau diberi warna yang berbeda)
37
Disisi lain Mulyono juga memberikan karakteristik media
permainan kartu kwartet yang terdiri dari judul yang terletak paling atas
merah. Kemudian pada bagian bawah kartu terdapat dekriptor dari setiap
tema dan tema yang sesuai dengan gambar diberi warna merah dan
dengan teman. Selain itu media kartu kuartet ini merupakan media yang
38
kartu kwartet harus mengikuti aturan-aturan: a. Pembagian kelompok. b.
pemain lain yang mempunyai kartu sesuai dengan pemain yang meminta.
pada pemain lain apakah pemain lain memiliki kartu sesuai yang
meja dan permainan diteruskan oleh pemain lain. Jika pemain yang
jawaban tidak. d. Pemain yang jumlah kartunya kurang dari empat kartu
39
harus mengambil 1 kartu yang berada ditengah meja. e. Pemainan
berakhir ketika 8-10 kategori kartu kwartet telah dikumpulkan oleh para
pemain.3
pemain lain tidak punya maka pemain yang sedang bermain berhenti
3. Hakikat Kosakata
berinteraksi dalam masayrakat. Kosa kata merupakan alat utama yang harus
utama yang harus dimiliki seseorang dalam belajar bahasa yang berfungsi
40
atau kekayaan kata yang dimiliki oleh sesuatu bahasa. Hastuti (1993)
(Tria Ningrum, 2019)
dalam mengemukakan bahwa kosakata atau
kosakata atau perbendaharaan kata adalah kekayaan kata yang dimiliki oleh
pikiran baik secara lisan maupun tertulis. Senada dengan itu, Kridalaksana
Birowati, 2009
(dalam ) menyatakan bahwa kosakata sama dengan leksikon
atau perbendaharaan kata yang dimiliki oleh penulis, pembicara atau suatu
bahasa juga merupakan daftar kata yang disusun seperti kamus tetapi
41
komponen bahasa yang memuat informasi makna pemakaian kata yang
dimiliki suatu bahasa dan berfungsi untuk mengutarakan isi pikiran baik
dan menulis.
anak berkembang dimulai secara lambat pada usia dua tahun pertama
remaja, dan masa dewasa. Pada masa kanak-kanak, seorang anak menguasai
konkrit. Pada masa ini anak memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap
42
segala sesuatu yang didapat dari panca inderanya, terutama yang berkaitan
dengan orang yang lebih dewasa, orang tua, pengasuh, guru, dan teman
sebaya.
(misal: kaki-kali) dan suku kata akhir yang sama (misal: sama-nama),
dll.
43
yang dimiliki oleh anak dimulai dari mengenal, memahami, dan
usia anak.
siapa saja di muka bumi ini. Pemerolehan bahasa itu bersifat universal.
Haryadi, n.d.
Menurut Dardjowidjojo (2010:218) dalam , sebelum
Hypothesis). Esensi dari hipotesis ini adalah bahwa antara umur 2 sampai
mulai dari lahir hingga akhir hayatnya, seiring dengan bertambahnya usia
44
tanpa menggunakan bahasa. Vigotsky (dalam (Zuchdi, 2010) menyatakan
Bahasa memiliki korelasi yang kuat dengan kegiatan berpikir. Oleh karena
intelektual anak.
dalam fitur-fitur berikut: (a) fitur yang dimiliki oleh semua bahasa, (b)
fitur yang dimiliki kebanyakan bahasa, dan (c) fitur yang dimiliki oleh
membagi universal menjadi dua klasifikasi, yakni (a) absolut dan (b)
suku kata dan atau kata merupakan contoh keuniversalan bahasa absolut
konsonan bilabial, maka hal serupa terjadi pula pada bunyi hambat
45
universal itu ke dalam dua klasifikasi, yakni (a) universal substantif, dan
yang tentu saja akan berbeda antara satu bahasa dengan bahasa lainnya.
seseorang, dan salah satu kaplingnya itu adalah kapling bahasa. Dalam
setiap manusia memiliki kapling kodrati yang dibawa sejak lahir, yang
anak usia sekolah dasar, baik yang masih tergolong siswa kelas rendah (1-
(yang berusia sekitar 7-9 tahun) merupakan fokus utama dari kajian ini.
seperti bagaimana memilih bahan ajar menulis buku ajar, memilih diksi
memerikan kosakata siswa SD kelas rendah dari sisi :(a) jenis kata, (b)
46
bentuk kata, (c) jenis makna, dan (d) medan makna. Konsep kata dalam
penelitian ini merujuk pada konsep kata sebagaimana yang dijelaskan dalam
KBBI (online 2016), Alwi (2003: 76), Ramlan (1985: 29); dan Chaer (2009:
37). Pada dasarnya kata didefinisikan sebagai satuan bahasa yang memiliki
satu pengertian; deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan
mempunyai satu arti. Secara gramatikal, kata mempunyai dua status, yaitu
(1) sebagai satuan terbesar dalam tataran morfologi, dan (2) satuan terkecil
kata dibentuk dari bentuk dasar (yang dapat berupa morfem dasar terikat
sintaksis, kata khususnya yang termasuk kelas terbuka (nomina, verba, dan
didasarkan pada distribusi kata itu dalam suatu struktur atau konstruksi.
bentuknya, kata terbagi menjadi empat, yakni: kata dasar, kata turunan,
kata ulang, dan kata majemuk. Berdasarkan kelasnya, kata terbagi menjadi
47
tujuh jenis yakni: nomina, verba, adjektiva, adverbia, pronomina,
dalam Mulyati, 2017
numeralia, dan kata tugas (lihat juga Wasik, 2016 ).
Anak akan belajar kosakata melalui apa yang didengar oleh anak
dan apa yang dialami sendiri oleh anak. Salah satu cara anak mempelajari
kosakata ada 2 cara, yaitu: pertama, anak mendengar kata-kata dari orang
tua, anak yang lebih tua, teman sepermainan, televisi atau radio, tempat
yang akan dilakukan oleh peneliti. Disisi lain penelitian terdahulu juga
48
penelitian ini. Maka untuk itu, peneliti menemukan beberapa hasil penelitian
yang sesuai dijadikan pedoman dalam penelitian ini, diantaraanya ialah sebagai
berikut:
penafsiran data menurut uji Mann-Whitney. Jika nilai sig > 0,05
maka H0 terima dan jika nilai sig < 0,05 maka tolak H0 dalam hal
ini nilai hasil penelitian 0,00 berarti data lebih kecil dari 0,05 jadi
49
(pada Siswa Kelas X SMK Mandala Tiara Bangsa 2019/2020”
diperoleh dengan nilai thitung = 2,56 dan nilai ttabel = 2,04 untuk
Padang karena harga t hitung lebih besar dari ttabel (3,41 >
50
menggunakan penguasaan hiragina pada variabel terikatnya.
51
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Penelitian
52
gambar-gambar dan tulisan yang menerangkan gambar, serta
2023):
information collecting)
product)
53
9. Melakukan penyempurnaan produk akhir (final product
revision)
implementation)
2. perencanaan
54
dikemukakan Borg dan Gall. Dalam pengembangan Media Pembelajaran
hanya sampai pada tahap melakukan revisi produk final karena media
Pengembangan.
55
untuk mengumpulkan informasi tentang apa saja kebutuhan
dengan kebutuhan.
2. Perencanaan
digunakan.
56
pengembangan produk kartu kuartet. Pada tahap
dikembangkan.
57
6. Uji Coba Lapangan Utama
media yang ada. Perlakuan pada uji coba ini sama dengan uji
banyak anak.
58
lapangan operasional, Peneliti selanjutnya melakukan
anak.
terdiri atas:
59
coba dalam penelitian pengembang kartu kuartet adalah
2 Duwet.
Duwet.
a. Angket
60
data disebut angket yang berisi sejumlah pertanyaan
sendiri
yaitu: uji ahli materi dan uji ahli media. Angket tersebut
revisi baik dari segi media maupun materi produk media kartu
61
kuartet.
b. Observasi
62
valid, peneliti menggunakan dokumentasi foto dalam
penelitian ini.
2) Instrumen Penelitian
a. Angket
media.
63
Aspek yang
No Indikator No. Butir
dinilai
1 Materi Kesesuaian dengan Kurikulum 1
Kesesuaian dengan capaian pembelajaran 2
Kesesuaian teori dan konsep 3
Urutan materi 4
Pembelajaran Kemudahan siswa untuk belajar mandiri 5
Adanya penumbuhan motivasi belajar 6
Alur Pembelajaran yang runtut 7
Bahasa Penggunaan Bahasa Sesuai Usia 8
Bahasa padat dan mudah dipahami 9
Bahasa sesuai ejaan 10
Penggunaan Bahasa yang merangsang rasa ingin tau 11
siswa
Sumber : Ulum (2013) dengan Modifikasi
b. Observasi
Pedoman Observasi disini digunakan untuk ujicoba lapangan
64
1. Metode kualitatif
Data metode kualitatif dalam peneltian ini diperoleh dari daran dari
ahli materi dan media. Data ini akan digunakan sebagai bahan
map.
2. Metode kuantitatif
lain :
X
P= x 100%
X1
Keterangan :
65
berbasis mind map pada kelas IV dapat diketahui berhasil dan
Tabel 3.8 Kriteria Keberhasialan Analisis Data Uji Ahli dan Angket
75-84 % Valid
66
DAFTAR PUSTAKA
Ali Ibrahim, M. T., Safitri, I., Agustina, N. M., Elyana, L., Saksono, H., SI, M.,
Widodo, T. W., Khoiri, A., & Abroto, S. P. (2024). METODOLOGI
PENELITIAN PENDIDIKAN. Cendikia Mulia Mandiri.
Ali, J. (2019). Permainan Sebagai Strategi Aktif Learning Dalam Pembelajaran Bahasa
Arab. Stain Pekalongan, 11.
Andriani, M. R. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Power Point Interaktif
Melalui Pendekatan Saintifik untuk Pembelajaran Tematik Integratif Siswa Kelas
2 SDN Bergas Kidul 03 Kabupaten Semarang. Scholaria: Jurnal Pendidikan Dan
Kebudayaan, 6(1), 143–157.
Ardiyansyah, M. (2020). Perkembangan Bahasa dan Deteksi Dini Keterlambatan
Berbicara (Speech Delay) Pada Anak Usia Dini. Guepedia.
Arief S.Sadiman. (2018). Media pendidikan : pengertian, pengembangan, dan
pemanfaatannya / Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc., Drs. R. Rahardjo, M.Sc., Anung
Haryono, M.Sc., C.A.S., Harjito (Cetakan ke-18). Depok : ,PT Rajagrafindo
Persada 2018 Hak cipta 1986, pada penulis.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu.
Aryadillah, F. F. (2017). Teknologi Media Pembelajaran: Teori dan Praktik.
Badrus, M., Jurusan Bahasa, S. , Indonesia, S., Bahasa, F., & Seni, D. (2015). 74
JPBSI 4 (1) (2015) Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
PENGEMBANGAN MODEL INTEGRATIF BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA
RANAH SOSIAL BUDAYA BERBASIS ICT BAGI PENUTUR ASING TINGKAT
MENENGAH. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi
Birowati, K. (2009). Meningkatkan efektifitas belajar mengajar dengan menerapkan
“media gambar” guna membantu perbendaharaan kata bagi siswa tuna rungu
wicara Kelas VII SLB ABC YKAB Boyolali tahun ajaran 2008–2009.
Dardjowidjojo, S. (2000). Echa kisah pemerolehan bahasa anak Indonesia. Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.
Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1979). Principles of Instructional
Design NY. Holt.
Hapsari, H. A. W. (2011). Efektivitas Penggunaan Komputer Sebagai Media
Pembelajaran Terhadap Peningkatan Kosakata Anak Berkesulitan Belajar
Bahasa Inggris Siswa Kelas III SD Negeri 5 Jaten Kecamatan Jaten Kabupaten
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.
Haryadi, M. P. (n.d.). LINGUITIK TERAPAN SERI I BAHASA DAN
PEMBELAJARANNYA.
Indriyani, L. (2019). PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PROSES
BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KOGNITIF
SISWA (Vol. 2, Issue 1).
Karo-Karo, I. R., & Rohani, R. (2018). MANFAAT MEDIA DALAM
PEMBELAJARAN. AXIOM : Jurnal Pendidikan Dan Matematika, 7(1).
https://doi.org/10.30821/axiom.v7i1.1778
Kenwening, L. (2020). GAYA BAHASA SINDIRAN BINTANG EMON DALAM
VIDEO DPO (DEWAN PERWAKILAN OMEL-OMEL) DI MEDIA SOSIAL
TWITTER. Journal Educational of Indonesia Language, 1(01).
https://doi.org/10.36269/jeil.v1i01.296
67
Lisarani, V. (2021). Pengembangan Sumber Belajar Matematika Berbentuk Slideshow
Interaktif. Journal of Instructional Mathematics, 2(2), 90–98.
https://doi.org/10.37640/jim.v2i2.1046
Martuti, A. (2008). Mengelola PAUD dengan aneka permainan meraih kecerdasan
majemuk. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Mulyati, Y. (2017). Kosakata Siswa Sekolah Dasar Kelas Rendah (Kajian Jenis Kata,
Bentuk Kata, Jenis Makna, dan Medan Makna). Bahasa Dan Seni: Jurnal
Bahasa, Sastra, Seni, Dan Pengajarannya, 45(1), 99–107.
Mumtahanah, N. (2014). Penggunaan media visual dalam pembelajaran pai. AL
HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, 4(1), 2–14.
Musfiroh, T. (2008). Memilih, menyusun, dan menyajikan cerita untuk anak usia dini.
Yogyakarta: Tiara Wacana.
Neneng Eliana. (2020). ANALISIS KEMAMPUAN MENULIS KOSAKATA
BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR. Jurnal
Pendidikan Dasar, 11(1), 45–55. https://doi.org/10.21009/jpd.v11i1.15295
Pamungkas, J. (2012). Peningkatan Kosakata Benda Melalui Permainan Ular Tangga
pada Kelompok B di TK Pertiwi Tamanagung Muntilan. Jurnal Pendidikan Anak,
1(2).
Pramesti, U. D. (2015). Peningkatan penguasaan kosakata bahasa Indonesia dalam
keterampilan membaca melalui teka-teki silang (Penelitian tindakan di kelas VI
SDN Surakarta 2, Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat).
Puitika, 11(1), 82–93.
Ramli, M. (2005). Pendampingan perkembangan anak usia dini. Jakarta: Depdiknas.
Ramli, M. (2012). Media dan teknologi pembelajaran. Antasari Press.
Roberts, T. A. (2014). Not so silent after all: Examination and analysis of the silent
stage in childhood second language acquisition. Early Childhood Research
Quarterly, 29(1), 22–40.
Rosyidi, A. W. (2009). Media pembelajaran bahasa Arab. UIN-Maliki Press.
Sanjaya, W. (2008). Kurikulum Dan Pembelajaran (Teori & Praktek KTSP). Kencana.
Setyosari, P. (2010). Metode penelitian dan pengembangan. Jakarta: Kencana.
Sugiyono. (2015). METODE PENELITIAN KUANTITATIF,KUALITATIF DAN R&D
(Cetakan ke-22). ALFABETA,CV.
Sukmadinata, N. S. (2019). Metode penelitian pendidikan.
Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar pendidikan anak usia dini. Yogyakarta: Hikayat
Publishing.
Tria Ningrum. (2019). KEMAMPUAN KOSAKATA PADA ANAK TK KELOMPOK A
DI KECAMATAN PUNDONG ABILITY OF COCONUTS IN KIDS OF GROUP A
IN DISTRICT PUNDONG.
Trisiana, A. (2020). PENGUATAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN MELALUI DIGITALISASI MEDIA
PEMBELAJARAN. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 10(2), 31.
https://doi.org/10.20527/kewarganegaraan.v10i2.9304
Wijaya, R. F., Utomo, R. B., Niska, D. Y., & Khairul, K. (2019). APLIKASI PETANI
PINTAR DALAM MONITORING DAN PEMBELAJARAN BUDIDAYA PADI
BERBASIS ANDROID. Rang Teknik Journal, 2(1).
https://doi.org/10.31869/rtj.v2i1.1093
Yaumi, M. (2018). Media dan teknologi pembelajaran. Prenada Media.
68
Yunisah, A. (2007). Pengaruh Media Audio Visual terhadap Penguasaan Kosakata
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Skripsi FBS-UNY.
Zuchdi, D. (2010). Pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam
pembelajaran bidang studi di sekolah dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(3).
69
LAMPIRAN
70
71
72