Anda di halaman 1dari 42

PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PARENTING STRESS ORANG TUA TERHADAP


KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK TOODLER
DI DESA PESURUNGAN LOR KOTA TEGAL

DISUSUN OLEH

EGA NOVA SHINTYA

C1018012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI


2022
PROPOSAL SKRIPSI

HUBUNGAN PARENTING STRESS ORANG TUA TERHADAP


KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK TOODLER
DI DESA PESURUNGAN LOR KOTA TEGAL

DUSUSUN OLEH

EGA NOVA SHYNTIA

C1018012

Disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar

Sarjana Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan

Di Universitas Bhamada Slawi


Persetujuan proposal penelitian
yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa proposal penelitian yang
berjudul :

HUBUNGAN PARENTING STRESS ORANG TUA TERHADAP


KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK TOODLER
DI DESA PESURUNGAN LOR KOTA TEGAL

Dipersiapkan dan disusun oleh :

EGA NOVA SHYNTIA

C1018012

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yessy Pramitha W.,S.Kep.,Ns.M. Kep Firman Hidayat, M. Kep.,Ns.Sp Kep.J


NIPY. 1989.08.03.13.081 NIPY. 1975.07.04.03.032
Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi untuk dipertahankan
dihadapan penguji pada tanggal.............
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat allah SWT, karena atas izin, rahma
dan hidayah-nya peneliti masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi
penelitian ini dengan judul “HUBUNGAN PARENTING STRESS ORANG
TUA TERHADAP KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN ANAK
TODDLER DI DESA PESURUNGAN LOR KOTTA TEGAL” Proposal ini
disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada
Program Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Bhamada Slawi. Peneliti
menyadari dalam prosesnya tidak lepas dari hambatan dan kesulitan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat serta kerjasama dari berbagai pihak.
Penghargaan dan terima kasih kepada ibu Yessy Pramita W, S.Kep., Ns., M.Kep
selaku pembimbing I dan bapak Firman Hidayat, M. Kep., Ns., Sp. Kep. J selaku
pembimbing II, yang telah meluangkan dan menyempatkan waktu, tenaga dan
pikirannya untuk membimbing dalam penulisan proposal ini, sehingga proposal
penelitian ini dapat disusun dengan baik. Peneliti menyadari bahwa selama proses
penulisan dan penyusunan proposal ini bukan hanya karena upaya diri sendiri
melainkan berkat bantuan, dukungan, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini peneliti menyampaikan ucapan terima kasih
kepada yang terhormat:

1. Dr. Maufur, M.Kes selaku rektor Universitas Bhamada Slawi.

2. Dwi Budi Prastiani, M.Kep.Ns,.Sp.Kep.Kom selaku ketua Program Studi


Sarjana Keperawatan dan Ners Universitas Bhamada Slawi.
3. Seluruh dosen Program Studi Sarjana Keperawatan dan Ners Universitas
Bhamada Slawi.
4. Kedua orang tua saya Bapak Tupeno, dan Sinta Umawati, Adik saya faris dan
elzizou yang telah memberikan semangat, perhatian, dukungan serta do’a
yang tiada henti- hentinya

5. Para sahabat-sahabatku Vina Inayati, Nanda Salmi, Nia sunadi, Wulandari,


Dinda Ajeng, Nurul Utami, Millenia resdianti, Ucy aryani, Melin suci, Faris,
Alwan, Febri, Arjun, syahril, yang selalu mendengarkan keluh kesah, dan
selalu menghibur saya selama penyusunan skripsi

6. Teman-teman seperjuangan (4A&4B) mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan

i
Universitas Bhamada Slawi yang selalu memotivasi penulis selama penelitian
ini berlangsung, mudah-mudahan Allah SWT dapat membalas semuanya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini merasa banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan peneliti. Sehingga peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran agar
dapat menyempurnakan penyusunan skripsi selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi ilmu pengetahuan, khususnya dibidang kesehatan dan juga dapat
berguna bagi pembacanya, khususnya para mahasiswa mendatang yang
melakukan penelitian pada kajian yang sama.

Slawi, mei 2022

Peneliti

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... vi

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................ 3

1.3 Manfaat Penelitian...................................................................................... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 6

2.1 Parenting Stress.......................................................................................... 6

2.2 Keterlambatan Perkembangan Anak toddler.............................................. 12

2.3 Kerangka Teori........................................................................................... 14

2.4 Kerangka Konsep........................................................................................ 15

2.5 Hipotesis Penelitian.................................................................................... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................... 16

3.1 Jenis dan rancangan penelitian................................................................... 16

3.2 Alat penelitian dan cara pengumpuan data................................................. 16

3.3 Populasi dan sampel................................................................................... 19

3.4 Besar sampel............................................................................................... 21

3.5 Tempat dan waktu penelitian...................................................................... 22

3.6 Definisi operasional dan skala pengukuran................................................ 22

3
3.7 Teknik pengolahan data dan analisa data .................................................. 23

3.8 Etika penelitian........................................................................................... 24

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN ....................................................................................................

CURRICULUM VITAE...................................................................................

4
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Golden Age berada pada masa kanak-kanak antara usia 1-6 tahun, usia ini
merupakan masa yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
individu. Perkembangan merupakan suatu proses bertambahnya struktur, fungsi,
dan kemampuan manusia yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, sebagai
hasil dari proses pematangan (Sulistyawati, 2014).

Masa toddler merupakan masa yang penting bagi anak karena pertumbuhan dan
perkembangan yang terjadi pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan
tumbuh kembang anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan
bicara dan bahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan selanjutnya.
Perkembangan moral dan dasar-dasar kepribadian anak juga dibentuk pada masa
toddler. Sistem organ tubuh juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan
pada masa toddler ini (Natasha, 2022)

Masa kanak-kanak memberi pengaruh yang besar pada individu dalam tahapan
perkembangan selanjutnya. Anak Toddler adalah anak yang berusia 1-3 tahun,
yang pada umumnya anak tersebut sudah belajar percaya pada orang lain, mulai
cepat meniru dan mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju,
berjalan, mengambil makan sendiri dan ke toilet mulai terbentuk kontrol diri. Jika
perkembangan kemandirian toddler tidak didukung oleh orang tua, maka anak
tersebut akan memiliki kepribadian yang ragu-ragu, dan jika anak di buat pada
saat merasa buruk pada saat kegiatan stimulasi ia akan melakukan kegagalan
maka anak akan menjadi pemalu dan pendiam (Lestari & Hati, 2016).

Prevelensi menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 melaporkan


bahwa lebih dari 200 juta anak usia dibawah 5 tahun di dunia tidak memenuhi
potensi perkembangan mereka dan sebagian besar diantaranya adalah anak-anak
yang tinggal di Benua Asia dan Afrika. Berbagai masalah perkembangan anak
seperti keterlambatan motorik, berbahasa, perilaku, autisme, dan hiperaktif yang

5
semakin meningkat. Angka kejadian keterlambatan perkembangan di Amerika
Serikat berkisar 12-16%, Thailand 24%, dan Argentina 22%, sedangkan di
Indonesia antara 29,9%. Menurut UNICEF tahun 2015 didapat data masih
tingginya angka kejadian gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak
usia balita khususnya gangguan perkembangan motorik didapatkan (27,5%) atau 3
juta anak mengalami gangguan. Data nasional menurut Kementrian Kesehatan
Indonesia bahwa pada tahun 2014, 13%- 18% anak balita di Indonesia mengalami
kelainan pertumbuhan dan perkembangan (World Health Organization (WHO)
2019).

Pravelensi anak toddler di indonesia menurut Badan Pusat Stastistik, (2020)


jumlah anak usia dini di Indonesia adalah sebanyak 32,960,000 orang atau
12,19% dari total penduduk Indonesia. Dari total keseluruhan anak usia dini
tersebut, BPS membaginya berdasarkan kelompok usia sebagai berikut: 14,39%
anak berusia kurang dari 1 tahun, 56,43% kelompok usia 1-4 tahun, lalu sisanya
sebanyak 29,19% adalah anak berusia 5-6 tahun (Lestary & Putri, 2021).
Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan BPS tahun 2020, jumlah
anak usia toddler di Jawa Tengah berjumlah 2.693.960 jiwa (Ulfa & Rosaliana,
2015). Pravelensi data anak toddler di Kota Tegal menurut Badan pusat stastistik
2020, jumlah anak usia 0-4 tahun yaitu 106.26 jiwa.
Orang tua yang memiliki anak toddler yang memiliki keterbatasan dalam
pertumbuhan dan perkembangan,memiliki tugas dan tekanan psikologis yang
lebih besar dalam lebih besar dalam membesarkan dan mengasuh anaknya.
Orang tua yang memiliki anak dengan keterbatasan memiliki beban yang dapat
memicu stres dan mempunyai dampak negatif terhadap orangtua, hubungan
orang tua dan anak itu sendiri (Purwandari,2013).
Mengasuh atau parenting anak dengan anak toddler bukan merupakan hal yang
mudah karena seringkali orang tua harus berhadapan dengan situasi yang penuh
dengan stres akibat tuntutan dalam proses parenting. Parenting pada anak usia
toddler dalam masalah perkembangan merupakan proses penuh stres bagi orang
tua karena seringkali tingkat pengasuhannya lebih sulit dan intensive dibanding
mengasuh anak dengan perkembangan yang normal. Orangtua mengalami

6
kelelahan yang luar biasa karena harus selalu memonitor anak mereka, orangtua
juga mengalami isolasi sosial karena mereka harus terus berada dirumah untuk
merawat anak serta hilangnya kebebasan orang tua untuk melakukan pekerjaan
dan aktivitas yang disukainya (Astriamitha,2012) Keterlambatan pada anak
toddler memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbedda sehingga membuat
proses parenting anak toddler menjadi penuh tantangan daan hambatan yaang
menyebabkan tingginya derajat stres orangtua, karena pada anak toddler hanya
maampu mempelajari komunikasi secara sederhana, perilaku kesehatan dan
kemanan tingkaatt dasar serta ketrampilan manual sederhana tidaak mengalami
perkembangan dalam membaca atau aritmatika secara fungsional mencapai usia
mental 3-7tahun. Stres diranah parenting disebut juga parenting stres. Parenting
stres merupakan stres yang timbul ketikaa orang tua mengalami kesulitan dalam
memenuhi tuntutan menjadi oraangtua yang mempengaruhi
perilaku,kesejahteraan, dan penyesuaian diri terhadap anak (Purwandari,2013)

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Desa Pesurungan Lor pada bulan April
2022. Pada saat dilakukan observasi pada 5 ibu yang memiliki anak toddler,
mengatakan ibu bahwa mengapa anaknya terlambat dalam tumbuh kembangnya
seperti belum bisa berjalan atau berbica seperti anak toddler pada umumnya dan
ibu yang lain juga belum mengetahui apa permainan untuk anak toddler.
Pengetahuan yang masih kurang ini membuat ibu merasa belum bisa menangani
permasalahan anak dengan baik, ada beberapa situasi yang menyulitkan orang tua
dalam mengahadapi anak sehingga tanpa disadari mereka mengatakan atau
melakukan sesuatu yang dapat membahayakan atau melukai anak mereka sendiri.
Ibu mengatakan bahwa mereka merasa terbebani dengan tanggung jawab sebagai
orang tua yang mempunyai anak dengan keterlambatan perkembangan tersebut.
Berdasarkan penjelasan diatas bahwa keterlambatan perkembangan anak usia
toddler dapat mempengaruhi parenting stress pada orang tua tersebut.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti tertarik melakukan penelitian tentang
“hubungan parenting stres pada orang tua terhadap keterlambatan perkembangan
anak toddler di Desa Pesurungan Lor Kota Tegal”

7
1.2 Tujuan penelitian
1.2.1 Tujuan umum
Mengetahui hubungan parenting stress orang tua dengan keterlambatan

perkembangan anak toddler di Desa Pesurungan Lor

1.2.2 Tujuan khusus


a. Mengetahui karakteristik berdasarkan (usia, jenis kelamin, pendidikan)

orang tua yang memiliki anak toddler di Desa Pesurungan Lor

b. Mengetahui parenting stres pada orang tua yang mempunyai anak

toddler

c. Mengetahui keterlambatan perkembangan anak toddler di Desa

Pesurungan Lor

d. Menganalisis hubungan parenting stres terhadap keterlambatan

perkembangan anak toddler di Desa Pesurungan Lor

1.3 Manfaat penelitian


1.3.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan masukan dalam

pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan ilmu

bimbingan dan konseling, khususnya tentang hubungan parenting stress

pada orang tua dengan keterlambatan perkembangan pada anak toddler.

1.3.2. Manfaat Praktis

Bagi ilmu pengetahuan, manfaat dari penelitian ini dapat digunakan

sebagai berikut:

8
1.3.2.1. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada orang

tua dan masyarakat mengenai parenting stress orang tua terhadap

keterlambatan perkembangan anak toddler

1.3.2.2. Manfaat Keilmuan

Hasil penelitian diharapkan dapat menambah wawasan perawat dibidang

keperawatan anak khususnya untuk memperhatikan perkembangan anak

usia toddler, dan diharapkan perawat dapat berperan aktif salah satunya

menjadi educator bagi orang tua untuk memperhatikan tugas

perkembangan anak toddler

1.3.2.3. Manfaat Metodologi

Hasil penelitian diharapkan dapat memperluas wawasan dan pengetahuan

peneliti di bidang keperawatan, baik secara konsep maupun teori

khusunya tentang parenting stress orang tua terhadap keterlambatan

perkembangan, dan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian

selanjutnya tentang anak usia toddler.

9
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Parenting Stres


2.1.1 Parenting Stres
Dalam ilmu biomedis stres diartikan sebagai respons organisme terhadap
stimulasi yang merugikan atau tidak menyenangkan. Dalam psikologi stres
dipahami sebagai proses yang dijalani seseorang ketika berinteraksi dengan
lingkungannya (Sri lestari,2012)

Parenting merupakan aktivitas yang berhubungan dengan pemenuhan pangan,


pemeliharaan fisik dan perhatian terhadap anak. Parenting adalah serangkaian
interaksi antara orang tua dan anak yang terus berlanjut, dimana proses tersebut
memberikan perubahan kepada kedua belah pihak. (J.B. Boorks,1999: 7)

Parenting stress adalah situasi penuh tekanan yang terjadi pada pelaksanaan tugas
pengasuhan anak(lestari,2012: 41). Parenting stress akan timbul ketika orang tua
mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan menjadi orang tua(Riza
mahmud&Zahrotul Uyun, 2016)

Parenting Stress didefinisikan sebagai kecemasan dan ketegangan berlebihan yang


secara khusus terkait dengan peran orang tua dan interaksi orang tua dengan anak.
Parenting stress merupakan bentuk proses yang mengakibatkan reaksi psikologis
dan fisiologis yang tidak baik yang berasal dari keharusan untuk memenuhi
kewajiban sebagai orang tua (K. Deckard, 2004: 6).

Jadi dapat disimpulkan bahwa parenting stress (stres pengasuhan) merupakan


ketegangan yang timbul dalam proses pengasuhan akibat tuntutan peran sebagai
orang tua. Menyebabkan reaksi psikologis yang timbul dari upaya untuk
beradaptasi dengan permintaan atau kebutuhan anak

6
2.1.2 Faktor-Faktor Parenting Stres
Menurut Menurut Gunarsa (2009: 310) Parenting stress dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yakni:

2.1.2.1 Stres kehidupan secara umum


Stres kehidupan secara umum yang dialami orang tua akan menambah beban stres
dalam memberikan pengasuhan terhadap anak. Seperti orang tua yang mengalami
stres dalam pekerjaan. Kondisi ini dapat memicu emosi marah dalam diri orang
tua. Selain itu, mereka yang memiliki lebih dari satu peran, yaitu sebagai pekerja
dan juga orang tua, berkemungkinan memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
karena terbebani oleh tanggung jawab yang lebih banyak

2.1.2.2 Kondisi anak


Ketika orang tua dihadapkan pada anak-anak yang memiliki perilaku
menyimpang atau mengalami masalah dalam perkembangan, para orang tua harus
berhadapan dengan kondisi stres yang lebih besar daripada kondisi stres yang
dihadapinya jika anak-anak tersebut tidak menunjukkan adanya penyimpangan
perilaku atau perkembangan.
2.1.2.3 Dukungan sosial
Dukungan sosial merupakan salah satu faktor parenting stress. Dukungan dari
pasangan, sanak saudara, tetangga dan teman-teman dapat mengurangi
kemungkinan orang tua mengalami parenting stress. Dukungan dari pasangan
merupakan dukungan yang paling berpengaruh terhadap parenting stress. Jika
salah satu pasangan merasa dirinya sendirian dalam menyandang tanggung jawab
pengasuhan, ia akan merasakan stres yang dialaminya begitu besar. Sementara itu,
jika ia merasa mendapat dukungan pengasuhan, stres yang diaaminya menjadi
lebih kecil.
2.1.2.4 Status ekonomi
Faktor kemiskinan dan tekanan hidup yang semakin meningkat membuat stres
yang dialami menjadi lebih besar. Meskipun parenting stress dapat terjadi pada
keluarga menengah ke atas namun, sebagian besar terjadi pada keluarga dengan
status ekonomi menengah ke bawah. Sumber material yang dibutuhkan dalam

7
keluarga mencakup fasilitas hidup, termasuk sandang, papan, dan pangan.
Parenting stress dianggap tidak akan dirasakan terlalu membebani jika makanan,
pakaian, dan fasilitas tempat tinggal mencukupi kebutuhan anakanak dalam proses
perkembangannya.

2.1.2.5 Kematangan Psikologis


Orang tua yang belum matang secara psikologis serta usia yang masih dini untuk
berperan sebagai orang tua dapat meningkatkan tingkat parenting stress. Orang tua
dengan usia yang relatif muda cenderung memiliki pengetahuan dan pengalaman
dalam mendidik anak yang minim sehingga, membuat tingkat parenting stress
semakin tinggi.
2.1.3 Dampak Parenting Stres Pada Orang Tua
Kondisi stress yang dialami ibu dapat menyebabkan ibu tidak bisa merawat
anaknya dengan baik. Harus ada dukungan sosial yang mampu mengurangi kodisi
stres tersebut (Ginting, 2013). Dampak parenting stres yang dialami orang tua
meliputi :

2.1.3.1 Emosional orang tua tidak terkontrol


Orang tua yang mempunyai anak dengan tunagrahita akan mengalami emosi yang
tidak terkontrol contohnya : mudah menangis, mudah marah, dll.

2.1.3.2 Orang tua yang mengalami perasaan tertekan dan mengalami kecemasan
Orang tua yang mengalami parenting stress biasanya mempunyai perasaan
tertekan dan mengalami kecemasan secara terus menerus.

2.1.3.3 Orang tua mudah sensitif dan tidak memikirkan kesehatan mental
anaknya
Orang tua yang mem\punyai anak dengan autis tidak memikirkan kesehatan
mental anaknya, dan biasanya orang tua mudah sensitif dengan anak tersebut

2.1.4 Aspek-aspek Parenting stres


Child rearing stress yang dialami oleh keluarga yang mempunyai anak dengan
masalah kesehatan seperti orang tua yang mempunyai anak dengan ganggguan
autis. Tterdapat tiga aspek yang berpengaruh pada parenting stres orang tua yaitu:

8
2.1.4.1 Parent domain
Merupakan aspek stres pengasuhan terkait karakteristik dan kondisi orang tua
sendiri, serta berhubungan dengan masalah orang tuanya terbagi dalam enam
indikator, yaitu:

a) Feeling of competence
Orang tua yang meliputi oleh tuntutan dari perannya dan kekurangan perasaan
akan kemampuannya dalam merawat anak. Hal ini di hubungkan dengan
kurangnya pengetahuan orang tua dalam hal perkembangan anak dan ketrampilan
anak yang sesuai.

b) Restriction of role
Orang tua yang memiliki adanya pembatasan pada kebebasan pribadi, orang tua
melihat dirinya sebgai hal yang di kendalikan dan yang di kuasai oleh kebutuhan
dan permintaan anaknya.

c) Parent depression
orang tua yaang mengalami beberapa gejala depresi ringan hingga menengah dan
rasa bersalah serta kecewa, yang mana ada suatu waktu dapat melemahkan
kemampuannya untuk menangani tanggung jawabnya terhadap pengasuhan.
Permassalahan ini secara khas di hubungkan dengan tingkatan depresi meliputu
keluhan hilangnya energi.

d) Social isolation
Orang tua yang merasa terisolasi secara sosial serta adanya dukungan emosional
dari temannya, sehingga meningkatkan kemungkinan tidak berfungsinya
pengasuhan tersebut.

e) Relationship with spouse


Adanya konflik antara hubungan orang tua yang mungkin menjadi sumber stres
utama. Konflik utamanya mungkin melibatkan ketidakhadiraan dukungan emosi
dan material dari pasangan serta konflik mengenai dan strategi manajemen anak.

9
f) Parental health
Orang tua merasakan gangguan kesehatan yang disebabkan kondisi tertekan
dalam mengasuh anak sampai taraf tertentu, efektivitas proses pengasuhan orang
tua terhadap anak dapat mempengaruhi kondisi kesehatan orang tua.

2.1.4.2 Child domain


Merupakan aspek stres pengasuhan yang berasal dari sikap anak dan berhubungan
dengan atribut anak, yaitu: adaptablity, demandingness, mood, distracbility

a. Adaptability
Adaptability yaitu ketidakmampuan anak untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan fisik maupun lingkungan serta keterlambatan dalam belajarnya.

b. Demandingness
Demandingness yaitu anak lebih banyak permintaasn terhadap orang tua
berupa perhatiaan dan bantuan. Umumnya anak-anak sulit melakukan segala
sesuatu secara mandiri dan anak juga mengalami hambatan salam
perkembangannya

c. Mood
Mood yaitu orang tua merasa anaknya kehilangan perasaan akan hal-hal
positif yang biasanya itu merupakan ciri khas anak yang bisa dilihat dari
ekspresinya sehari-hari

d. Distracbility
Distracbility yaitu orang tua merasa anaknya menunjukan perilaku yang
terlalu aktif dan sulit mengikuti perintah dari orang tuanya. Anak menunjukan
karakteristik perilaku yang membuat anak sulit diatur.

2.1.4.3 Parent child interaction domain


merupakan aspek stres pengasuhan anak yang berasal dari hubungan orang tua
dan anak serta berkaitan dengan konflik atau disfungsi antar interaksi antara
orang tua dan anak, terbagi tiga indikator, yaitu : attachment, accceptability,
reinforces parent.

10
a) Attachment
Orang tua yang tidak memiliki kedekatan emosional dengan anaknya sehingga
mempengaruhi perasaan antara anak dengan orang tua tersebut. Pendekatan secara
intens kepada anak yang menjadikan anak mempunyai perasaan yang lbih kepada
orang tua tersebut.

b) Acceptability

Adanya karakteristik anak yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan orang
tua sehingga lebih besar dapat menyebabkan penolakan oleh orang tua. Orang tua
lebih mengarapkan kehadiran anak yang sesuai dengan ekspetasi yang orang tua
harapkan

c) Reinforces Parent
Orang tua yang merasa tidak ada penguatan yang positif dari anaknya, interaksi
antara orang tua dengan anak tidak menghasilkan perasaan yang nyaman terhadap
anaknya. Kurangnya pendekatan dari orang tua kepada anak tersebut yang
menjadikan anak tersebut tidak ada interaksi yang lebiih kepada orang tua.

2.2 Keterlambatan Perkembangan Anak Toddler


2.2.1 Keterlambatan Perkembangan Anak Toddler
Masalah perkembangan pada anak khususnya keterlambatan perkembangan sering
dijumpai dan membutuhkanevaluasi dari aspek neurologi anak. Pengenalan tanda-
tanda gangguan perkembangan sangatlah penting. Keterlambatan perkembangan
umum (KPU) atau global developmental delay(GDD) adalah bagian dari
ketidakmampuan mencapai perkembangan sesuai usia, dan didefinisikan sebagai
keterlambatan dalam dua bidang atau lebih perkembangan motorik
halus/kasar,bicara/berbahasa,kognisi, personal sosial dan aktifisas sehari-
hari.dengan berbagai penyebab dan ketidaksesuaian perkembangan adaptasi serta
belajar pada kelompok umur tertentu.(Tjandrajani et al., 2016)

Perkembangan merupakan perubahan bersifat kuantitatif dan kualitatif,


berytambahnya kemampuan dan keterampilan dalam struktuf fungsi tubuh yang

11
lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,sebagai hasil proses
pematangan (P et al., 2015)

2.2.2 Faktor-faktor Keterlambatan Perkembangan Anak Toddler


2.2.2.1 Faktor Genetik
Faktor genetik merupakan pewarisan sifat gen dari orang tua atau pendahulu kita
dalam garis besar masih mempunyai hubungan darah yang sama sangat
mempengaruhi keadaan generasi penerusnya.

2.2.2.2 Faktor lingkungan


Faktor lingkungan diantaranya faktor bio-fisiko-psikososial, yang bisa
menghambat dan mengoptimalkan perkembangan anak. Faktor lingkungan secara
garis besar dibagi menjadi tiga yaitu faktor lingkungan prenatal, faktor lingkungan
perinatal, faktor lingkungan pascanatal.

2.2.3 Aspek-aspek Keterlambatan Perkembangan Anak Tunagrahita


Anak tunagrahita yaitu anak mengalami keterlambatan perkembangan kecerdasan,
mereka mengalami berbagai macam hambatan dampak pada aspek perkembangan
salahsatunya pada aspek perkembangan kognitif (Rachman, 2018)
2.2.3.1 Aspek kognitif
Aspek kognitif yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak adalah kemampuan
membaca, karena membaca merupakan tahap penting dalam proses perkembangan
anak. Membaca merupakan proses pertama untuk menguasai berbagai bidang
studi.

2.2.3.2 Aspek Motorik Halus


Aspek motorik halus untuk anak toddler itu sangat penting untuk melatih gerakan-
gerakan otot kecil yang menggunakan koordinasi mata dan tangan sebagai salah
satu penunjang untuk melakukan kegiatan sehari-hari (Julianti & Fatmawati,
2018)

2.2.3.3 Aspek Motorik Kasar


Aspek motorik kasar anak toddler merupakan suatu tahapan perkembangan yang
harus dimiliki seorang anak. Tanpa memiliki keterampilan motorik kasar anak

12
akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan berbagai kegiatan. (Informática &
Gitleman, 2014)

2.2.3.4 Aspek bahasa atau bicara


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk memberikan respons
terhadap suara,berbicara,berkomunikasi, mengikuti perintah dan sebagainya.

2.2.3.5 Aspek personal atau sosial


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan kemandirian anak seperti makan
sendiri, membereeskan mainan setelah bermain, berpsah dengan ibu/pengasuh
anak, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, dan sebagainya.

2.2.3.6

13
14

2.3
2.4 Kerangka Teori

Parenting merupakan aktivitas yang Faktor-faktor parenting Faktor – faktor keterlambatan


/
berhubungan dengan pemenuhan pangan, stress perkembangan anak toddler
pemeliharaan fisik dan perhatian terhadap 1. Stress kehidupan secara 1. Faktor genetik
anak. Parenting adalah serangkaian umum 2. Faktor lingkungan
interaksi antara orang tua dan anak yang 2. Kondisi anak
terus berlanjut, dimana proses tersebut 3. Dukungan sosial
memberikan perubahan kepada kedua 4. Status ekonomi Aspek–aspek keterlambatan
belah pihak (J.B. Boorks, 1999:7). 5. Kematangan psikologis perkembangan anak toddler
1. Aspek kognitif
Dampak parenting stress 2. Aspek motorik kasar
Aspek-aspek parenting stress
1. Emosional orang tua tidak 3. Aspek motorik halus
1. Parent domain
terkontrol 4. Aspek Bahasa atau bicara
2. Child domain
2. Orang tua yang mengalami 5. Aspek personal atau sosial
3. Parent child domain
perasaan tertekan dan
Sumber :
mengalami kecemasan
Hakim, A. R. (2016), Gunarsa, S. (2006),
3. Orang tua mudah sensitif
Jati Rinarki Atmaja, (2017), J.B. Boorks. (1999),
dan tidak memikirkan
Rachman, T. (2018).
kesehatan mental anaknya

15
16

2.5 Kerangka Konsep


Kerangka konsep merupakan suatu hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat yang akan diamati dan diukur melalui penelitian yang akan
dilakukan (Notoatmodjo,2012).

Variabel Bebas Variabel Terikat


Parenting Stress orang tua Keterlambatan Perkembangan
anak Toddler

Gambar 2.4 Kerangka konsep parenting stres orang tua terhadap


keterlambatan perkembangan anak toddler
2.6 Hipotesis Penelitian
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yang
artinya
e. Ha : ada hubungan parenting stres orangtua terhadap keterlambatan

perkembangan anak toddler di Desa Pesurungan Lor

f. Ho : tidak ada hubungan parenting stres orang tua terhadap

keterlambatan perkembangan anak toddler di Desa Pesurungan Lor


BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan rancangan penelitian
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan
deskriptif kerelasional dengan pendekatan cross sectional. Dimana variabel
tingkat stress dan mekanisme koping orang tua diukur dalam waktu bersamaan
dan sesaat (Notoatdmojo,2010). metode ini digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
3.2 Alat penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data demografi dari responden
dalam penelitian ini adalah kuisioner, sebagai instrument penelitian yang
digunakan untuk melihat hubungan Parenting stress orang tua terhadap
keterlambatan perkembangan anak toddler yang meliputi yang dibagikan pada
seluruh responden dan lembar observasi meliputi:
3.2.1 Kuesioner A parenting stress
Kuesioner parenting stress yang dibuat oleh peneliti menggunakan 3 aspek
parenting stress yaitu Parent domain, Child domain, dan Parent child domain.
Dengan menggunakan skala Guttman yang memiliki alternattive jawaban “YA”
dan “TIDAK”.

Skoring pada skala parenting stress orang tua untuk item favorable, alternative
jawaban “Ya” diberi skor 1, “Tidak” diberi skor 0, sedangkan skoring untuk item
unfavorable, alternative jawaban “Ya” diberi skor 0, “Tidak” diberi skor 1,
dengan demikian semakin tinggi skor semakin besar skor semakin tinggi perilaku
tersebut, semakin rendah skor semakin rendah pula perilaku tersebut.

Untuk lebih jelasnya, alat ukur ini akan di jabarkan daalam bentuk table kisi-kisi
berikut :

17
3.3 Table 3.1 Kisi-kisi parenting stress

Indikator Pernyataan Jumlah


Favorable Unfavor
able
Parent 1,3,6, 15,20 7
domain 10,14
Child domain 2,7,11,16,9 4,8,18 8
Parent child 5,17,19 12,13 5
interaction
domain
Total 13 7 20

Table 3.2 Skoring skala parenting stress

Alternative Skor Favorable Skor Unfavorable


jawaban
(pernyataan positif) (pernyataan
negative)
Ya 1 0
Tidak 0 1

3.3.1 Kuesioner B keterlambatan perkembangan


Kuesioner keterlambatan perkembangan menggunakan kuesioner baku yang di
buat oleh Kementrian Kesehatan, kuesioner keterlambatan perkembangan anak
yang menggunakan kuesioner pra skrining perkembangan (KPSP) alat ini
digunkan untuk mengetahui perkembangan anak normal/sesuai umur atau ada
penyimpangan. Pemeriksaan KPSP ada 4 sektor perkembangan anak meliputi :
motorik kasar, motorik halus, bicara/bahasa dan sosialisasi/kemandirian.

3.3.2 Uji validitas dan rehabilitas


3.3.2.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan indeks yang menunjukan seberapa tepat suatu instrumen
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur, untuk mengetahui uji tersebut maka
perlu uji kolerasi antar skor tiap-tiap item dengan total skor kuesioner tersebut.
Jika semua pernyataan mempunyai kolerasi yang bermakna(construct validity)

18
maka semua item atau penyataan yang ada di dalam kuesioner tersebut mengukur
konsep yang akan diukur (Notoatmodjo,2018).

Uji validitas akan dilakukan kepada 30 responden di desa Bumiharja, hasil uji
coba akan dianalisis menggunakan rumus Pearson Product Moment. Signifikasi
nilai kolerasi dari tiap pernyataan dilihat darri r tabel dan r hitung, dikatakan valid
apabila r tabel < r hitung dengan nilai signifikasi sebesar 5%.

3.3.2.2 Uji rehabilitas


Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability, yaitu sejauh mana hasil
suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Menurut Arikunto (2010: 221),
reliabilitas menunjuk pada tiingkat keterandalan. Instrumen yang baik tidak dapat
mengarahkan subjek untuk memilih jawaban-jawaban tetentu. Bila datanya benar
sesuai dengan kenyataan, maka berapa kali pun data diambil akan diperoleh hasil
yang sama. Suatu instrumen dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Uji
reliabilitas akan dilakukan menggunakan uji Alpha Cronbach. Keputusan uji bila
Alpha Cronbach > konstanta (0,6), maka pernyataan reliabel. Bila Alpha
Cronbach < konstanta (0,6) maka pernyataan tidak reliabel.

3.3.3 Cara pengumpulan data


Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama, dan penting dalam
suatu penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah untuk mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
mendapatkan data yang diharapkan dan memenuhi standar yang ditetapkan
(Sugiono, 2012).
Cara pengumpulan data dalam hal ini dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan dilakukan setelah peneliti
menyusun proposal dan melakukan sidang proposal. Setelah proposal disetujui,
peneliti mendapat surat ijin untuk melakukan penelitian, uji validitas dan uji
reabilitas. peneliti mendapatkan ijin penelitian dari Ketua Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Stikes Bhamada Slawi. Sebagai surat pengantar yang ditujukan ke
Desa Pesurungan Lor Kota Tegal. Peneliti akan dibantu dengan 7 enumerator,

19
yaitu dari mahasiswa Universitas Bhamada Slawi yang sudah mengikuti
matakuliah metode penelitian dan keperawatan anak. Peneliti membutuhkan 7
enumerator untuk membagikan kuesioner tersebut, sebelumnya 7 enumerator
terrsebut akan diberikan pengarahan terlebih dahulu terkait tujuan, prosedur
pengumpulan data dan akan dilakkukan persepsi mengenai cara pengisian
kuesioner serta pengecekan ulang kuesioner yang telah responden isi. Selanjutnya
peneliti ke tempat penelitian yaitu Desa Pesurungan Lor Kota Tegal untuk
meminta perijinan dan meminta alamat rumah responden, pada tahap pelaksanaan
peneliti melakukan penelitian secara door to door dengan menerapkan protokol
kesehatan atau mematuhi peraturan pemerintah tentang protokol kesehatan
ditengah pandemi covid 19, responden penelitian ini yaitu orang tua yang
mempunyai anak toddler, sebelum penelitian dimulai peneliti dan responden
diwajibkan mencuci tangan, memakai masker, jaga jarak 1-2 meter dan jangan
berjabat tangan agar peneliti dan responden terhindar dari covid 19 setelah itu
tahap pelaksanaan peneliti meminta waktu selama 10 menit dengan sopan untuk
mewawancarai dan memberikan informend consent kepada calon responden,
menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian dan meminta responden
menjawab pertanyaan yang akan diajukan oleh sang peneliti. Setelah selesai
melakukan pengumpulan data, peneliti akan melakukan pengolahan data, melalui
pengecekan, kelengkapan dan kebenaran kuisioner, selanjutnya setelah data
terkumpul, peneliti melakukan terminasi dengan mengucapkan terimakasih secara
lisan atas kesediaan responden dalam berpartisipasi dalam penelitian. Setelah
memenuhi jumlah sampel yang akan diteliti, peneliti kemudian melaporkan
kembali pada pihak administrasi sekolah bahwa pengumpulan data telah selesai
dilakukan dan dengan demikian peneliti akan memperoleh surat keterangan
selesai penelitian di hari terakhir peneliti melakukan penelitian.
3.4 Populasi dan sampel
3.4.1 Populasi
Menurut Arikunto (2012) bahwa populasi merupakan keseluruhan objek penelitian yang
menjadi sasaran utama diteliti dalam penelitian . Populasi dalam penelitian ini

20
adalah orang tua yang mempunyai anak dengan umur 1-3tahun (toddler) dengan
jumlah 193 anak.
3.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu
populasi. Dalam menenttukan sampel penelitian digunakan cara atau teknik
sehingga sampel tersebut sebisa mungkin dapat mewakili populasi tersebut
(Sugiyono,2018). Teknik pengambilan sampel menggunkan teknik Purposive
sampling. Pengambilan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi
sesuai keinginan peneliti (tuujuan/masalah penelitian) sehingga sampel dapat
mewakili karakteristik populasi yang dikenal (Nursalam, 2020).

Penelitian ini dilakukan dengan jumlah 193 responden orang tua yang mempunyai
anak toddler.

N
n=
1+ N ( e)2 Keterangan :
n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : tingkat ketepatan

193
n= 2
1+ 193 ( 0,1 )

193
n=
1+193(0,01)

193
n=
1+2,93

193
n=
2,93

n=65,87 ≈ 6

21
berdasarkan rumus perhitungan sampel diatas diperoleh jumlah responden
penelitian ini berjumlah 66 responden dengan perhitungan sampel setiap rw
sebagai berikut :
jumlah x sampel
populasi
33 x 66
Rw 1 = 33 anak = 11,28 ≈ 11
193
43 x 66
Rw 2 = 43 anak = 14,70 ≈ 15
193
89 x 66
Rw 3 = 89 anak = 30,43 ≈ 30
193
28 x 66
Rw 4 = 28 anak = 9,57 ≈ 10
193
3.5 Besar sampel
Besar sample merupakan banyaknya anggota yang dijadikan sampel. Besar
sampel yang diambil dalam penelitian sebanyak 193 orang tua yang memiliki
anak toddler dengan menggunakan rumus slovin :

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan (0,05 atau 5 %)

3.5.1 Kriteria inklusi


Kriteria inklusi merupakan persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh
responden agar dapat diikutsertakan ke dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

- Orangtua yang mempunyai anak toddler (1-3 tahun)


- Bersedia menjadi responden
- Sehat jasmani dan rohani

22
3.5.2 Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi merupakan suatu keadaan karakteristik dari subyek yang tidak
memenuhi persyaratan dari kreteria inklusi untuk dijadikan responden
(Notoatmodjo, 2018). Kriteria ekslusi dalam penelitian ini yaitu:

- Orang tua anak toddler


- Anak toddler yang dirawat oleh selainn orang tua seperti babby sister dan
keluarga lainnya
- Tidak bersedia menjadi responden

3.6 Tempat dan penelitian


Penelitian ini dilakukan di Desa Pesurungan Lor Kota Tegal waktu pelaksanaan
bulan mei 2022.

3.7 Definisi operasional dan skala pengukuran


Definisi operasionbal variabel adalah uraian batas-batas variabel tersebut, atau
tentang apa yang di ukur oleh variabel tersebut. Definisi operasional juga
bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuraan atau pengamatan terhadap
variabel tersebut serta pengembangan instrument (Notoadmojo, 2018)

Tabel 3.6 Definisi operasional

No Variabel Definisi operasional Alat ukur Hasil ukur Skala

1. Parenting Parenting stress adalah Kuesioner Kategori : Ordinal


stress tekanan dengan 1. Rendah
kesulitan orang tua skor 0-5
dalam melaksanakan 2. Sedang
tugas sebagai orang tua skor 6-13
yaitu mengurus anak. 3. Tinggi
skor 14-20

23
2. Keterlamb Keterlambatan kuesioner Skor 9-10 Ordinal
atan perkembangan sesuai
perkemba merupakan ketidak Skor 7-8
nban anak mampuan anak daalam meragukan
melakukan pencapaian Skor <6
tahapan pertumbuhan penyimpang
yang dihatrapkan di an
usianya.

3.8 Teknik pengolahan data dan analisa data


3.8.1 Teknik pengolahan data
Setelah dilakukan pengumpulan data tersebut akan diolah melalui beberapa tahap
(Notoatmodjo, 2012) diantaranya :

3.8.1.1 Editing
Setelah dilakukan pengumpulan data peneliti akan melakukan pemeriksaan
kembali terhadap instrumen pengumpulan data (kuesioner) yang telah terkumpul,
yang meliputi perlengkapan identitas responden, memastikan semua item
pernyataan di dalam kuesioner sudah terisi secara lengkap dan konsistensi dari
setiap jawaban.

3.8.1.2 Coding
Peneliti memberikan kode terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori
dengan mengubah data berbentuk huruf menjadi data berbentuk angka (numerik)
yang bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisis
data pada tiap variabel. Kode yang diberikan peneliti pada kuesioner parenting
stress yakni untuk penilaian jawaban pada item pernyataan favourable terdiri atas
jawaban “Ya” diberi skor 1 dan “Tidak” diberi skor 0, untuk penilaian jawaban
pada item pernyataan unfavourable terdiri atas jawaban“Ya” diberi skor 0 dan
“Tidak” diberi skor 1. Kode jenis kelamin laki-laki (1) dan perempuan (2).
Interprestasi hasil dari parenting stress adalah skor rendah 0 – 5 (1), sedang skor 6
– 13 (2) dan tinggi skor 14 – 20 (3). Sedangkan kuesioner keterlambatan

24
perkembangan anak yaitu kuesioner baku dengan 10 pertanyaan yang dijawab
oleh responden.
3.8.1.3 Entering
data merupakan suatu proses memasukkan data hasil penelitian dari jawaban-
jawaban responden ke dalam program komputer dengan aplikasi SPSS sesuai
kreiteria atau kode. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan program SPSS 16.0
for windows release. Tabulating atau tabulasi data merupakan proses klasifikasi
data-data sesuai kriteria tertentu sehingga diperoleh frekuensi dari setiap item
yang diobservasi. Tujuan tabulasi data yaitu untuk memudahkan penelitian dalam
proses di uji hipotesis.

3.8.1.4 Cleaning
Cleaning yaitu untuk mengecek kembali data yang sudah dimasukkan data ke
komputer serta membuang data yang sudah tidak digunakan.

3.8.2 Analisa Data


Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya adalah menganalisis
data, sehingga data tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan, adapun data analisis
dengan menggunakan bantuan program komputer. Analisa data menggunakan
program uji statistik yang terdiri dari:

3.8.2.1 Analisa univariat


Analisa univariat dilakukan terhadap kedua variabel yang akan diteliti yaitu
variabel terikat dan variabel bebas yang bertujuan untuk menjelaskan karakteristik
dari masing-masing variabel tersebut. Penelitian ini baik dari variabel terikat
maupun variabel bebas berbentuk data kategorik dengan skala ordinal, sehingga
data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase.
3.8.2.2 Analisa bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau
berkorelasi. Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis variabel independen
yakni parenting stress orang tua terhadap keterlambatan perkembangan anak
toddler. Masing-masing data dari kedua variabel menggunakan skala ordinal dan
diambil dari sampel orang yang sama. Analisa data yang digunakan adalah Uji

25
Spearman Rank merupakan salah satu bagian dari uji statistik non parametrik
dengan derajat signifikansi α = 0,05. Jika sig < α = 0,05 maka Ha diterima yang
artinya ada hubungan parenting stress orang tua terhadap keterlambatan
perkembangan anak usia toddler. Jika sig > α = 0,05 maka H0 diterima yang
artinya tidak ada hubungan pareenting stress orang tua terhadap ketrlambaataan
perkembangan anak usia toddler.

3.9 Etika penelitian


Prinsip etik diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan
proposal hingga peelitian di publikasikan (Notoadmojo, 2018).

3.9.1 Persetujuan (inform content)

Prinsip yang harus dilakukan sebelum mengambil data atau wawancara


kepada subjek adalah mendahulukan menerima persetujuan
responden. Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan
lembar persetujuan (inform content) kepada responden yang diteliti
dan responden menandatangani setelah membaca dan memahami isi
dari lembar persetujuan dan bersedia mengikuti kegiatan penelitian.
Peneliti tidak memaksa responden yang menolak untuk diteliti dan
menghormati keputusan responden. Responden diberi kebebasan
untuk ikut serta ataupun mengundurkan diri dari keikutsertaanya.
3.9.2 Tanpa nama (anonymity)

Prinsip ini dilakukan dengan cara tidak mencantumkan nama responden


pada hasil penelitian, akan tetapi responden diminta untuk mengisi
nama inisial dari namanya dan semua kuesioner yang telah terisi
hanya akan diberi nomer kode yang tidak bisa digunakan untuk
mengidentifikasi identitas responden. Apabila penelitian ini di
publikasikan, tidak ada satu identifikasi yang berkaitan dengan
responden yang dipublikasikan.

26
3.9.3 Kerahasiaan (confidentiality)

Prinsip ini dilakukan dengan tidak menyebutkan identitas dan seluruh data
atau informasi yang berkaitan dengan responden kepada siapapun.
Peneliti menyimpan data ditempat yang aman dan tidak diketahui
oleh orang lain. Setelah penelitian selesai dilakukan maka peneliti
akan memusnahkan seluruh informasi dan data responden.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, R.R. (2013). Persepsi orangtua terhadap anak berkebutuhan khusus.
Jurnal PLB FIP UNP, 1(1), 258-265
Arikunto, S. (2012). Prosedur penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitiann: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Astriamitha. (2012). Hubungan antara parenting stress dan parenting self-afficacy
pada ibu yang memiliki anak dengan tunagrahita taraf ringan dan sedang
usia kanak-kanak madya. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia
Azwar, S. 2002 . Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta :Pustaka
Pelajar. .2010. Metode Penelitiann. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Bakor PLB. (2015). Laporan pendataan PK dan PLK karsidenan Jawa Tengah.
Jawa tengah: Badan Koordinasi PLB Jawa Tengah

27
Direktorat Jendral Bina Masyarakat. (2010). Pedoman PelayananKesehatan Anak
di Sekolah Luar Biasa (SLB)Bagi Petugas Kesehatan.Kementrian
Kesehatan RI.
Gunarsa, S. 2006. Dari Anak Sampai Usia Lanjut : Bunga Rampai Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Gunung Mulia.

Hakim, A. R. (2016). Pengaruh Motorik Kasar Anak Tunagrahita Terhadap


Motorik Halus. Jurnal Ilmiah PENJAS, (2), 33–49.

Ikhtiariani, E. (2011). Pengaruh terapi kelompok suportif tehadap beban dan


tingkat ansietas keluarga dalam merawat anak tunagrahita di SLB Kabupaten
Banyumas. Tidak diterbitkan tesis,universitas, fakultas ilmu keperawatan
Informática, I. À., & Gitleman, L. (2014). 済無 No Title No Title No Title. Paper
Knowledge . Toward a Media History of Documents, II(01), 200
J.B. Brooks. The Process of Parenting (5th Ed). Mountein View: Mayfield, 1999

K. Deckard. Parenting Stress . New Haven: Yale University Press, 2004

Lestari, P., & Hati, F. S. (2016). Pengaruh Pemberian Stimulasi pada


Perkembangan Anak Usia 12-36 The Influence of Stimulation in Children
Aged 12-36 Months in Sedayu Regency , Bantul. Jurnal Ners Dan Kebidanan
Indonesia, 4(1), 44–48. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21927/jnki

Mastiani, E., Asmawati, S. E., & Koestini, E. (2021). PELAKSANAAN


PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA
RINGAN oleh : VII(01), 23–32.
Maulidiyah, F. N. (2020). Media Pembelajaran Multimedia Interaktif Untuk Anak
Tunagrahita Ringan. Jurnal Pendidikan, 29(2), 93–100.
https://doi.org/10.32585/jp.v29i2.647
Natasha Prasma, E., Siringoringo, L., Hunun Widiastuti, S., & Butarbutar, S.
(2022). Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Toddler di Paud
Santa Maria Monica Bekasi Timur. Jurnal Keperawatan Cikini, 2(2), 26–32.
https://doi.org/10.55644/jkc.v2i2.78

Notoadmojo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Tineka Cipta.

28
Notoatmodjo,S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta
Notoatmodjo,S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perlaku Kesehatan. Jakarta:
Rineke Cipta.
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Edisi 3. Jakarta: Salemba Merdeka
Purbasari, D. (2020). Dukungan Pola Asuh Keluarga dan Kemampuan
Pemenuhan Personal Hygiene Anak Retardasi Mental Berdasarkan
Karakteristik di Cirebon. Syntax Idea, 2(2), 19–31.
Purwandari. (2013). Gambaran Tingkat Stres Orang Tua Dengan Anak
Tunagrahita Dan Tunadaksa Di Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
Medan Tahun 2013. Medan: Faakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
Purwanto, E. 2013. Metode Penelitiann Kuantitatif. Semarang: UNNES press.
P, M., H, H. L., & Wilar, R. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keterlambatan Perkembangan Anak Taman Kanak-Kanak. E-CliniC, 3(1).
https://doi.org/10.35790/ecl.3.1.2015.6752

Rachman, T. (2018). 済 無 No Title No Title No Title. Angewandte Chemie


International Edition, 6(11), 951–952., 2, 10–27.

Riza Mahmud & Zahrotul Ayun. Studi Deskriptif Mengenai Pola Stres Pada
Mahasiswa Praktikum. (Jurnal: Indigenous, Vol 1, No 2, 2016), h. 54

Sri Lestari. Psikologi Keluarga Penanaman Nilai & Penanganan Konflik dalam
Keluarga. (Jakarta: Pranamedia Group, 2012), 41

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.


Sugiyono.(2015). Metode Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif,dan
R&D). Bandung : Alfabeta
Sulistyawati. (2014). Deteksi Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Salemba Medika
Tarigan, E. (2019). Efektivitas metode pembelajaran pada anak tunagrahita di
SLB Siborong-borong. Pionir LPPM Universitas Asahan, 5(3), 56–63.
World Health Organization (WHO). 2019. “Child Growth Standart.”

29
ZF, A. A., Bakar, A., & Fajriani. (2019). Persepsi Orang Tua Serta Dukungan
Pendidikan Terhadap Anak Tunagrahita di Kecamatan Meureudu dan
Meurah Dua Pidie Jaya. Jurnal Ilmiah Bimbingan Dan Konseling, 4, 13–
20.

30
LAMPIRAN

Lampiran 1 lembar informasi penelitian.

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI LEMBAR


INFORMASI
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS PENELITIAN

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN


Saya Ega Nova Shintya, mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan angkatan 2018 yang
akan melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan parenting stress orang tua
terhadap keterlambatan perkembangan anak toddler”. Sehubung dengan hal
tersebut, saya meminta dengan hormat kepada orang tua (Ibu) sebagai responden
dalam penelitian ini. Sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas ketersediaan ibu
untuk berpartisipasi dalam penelitian yang akan saya lakukan. Saya akan
menjelaskan beberapa tahap dalam penelitian ini.

1. Tujuan penelitian dan manfaat penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui “Hubungan parenting stress
orang tua terhadap keterlambatan perkembangan anak toddler”. Adapun
manfaat dari penelitian ini adalah menambah wawasan kepada ibu tentang
parenting stress (stress pengasuhan).
2. Pengisian kuesioner
Ibu yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini akan dimintai untuk
mengisi lembar kuesioner penelitian yang terdiri dari beberapa pernyataan
mengenai Hubungan parentging stress orangtua terhadap keterlambatan
perkembangan anak toddler. Dalam pengisian kuesioner diharapkan Ibu
menjawab setiap pernyataan dengan jujur dan apa adanya.
3. Etika penelitian
a. Penelitian ini tidak membebankan biaya apapun kepada responden
b. Seluruh informasi tentang responden pada penelitian ini adalah rahasia dan
anonim baik informasi mengenai identitas dan gambar berupa foto lainnya.
c. Penelitian ini tidak menimbulkan resiko kerusakan ataupun kerugian fisik,
karena dalam penelitian ini hanya menggunakan lembar kuesioner sebagai
alat pengumpulan data.

Jika ada pertanyaan atau saran mengenai penelitian ini, Ibu dapat menghubungi
saya melalui nomor: 0877-8805-6140 atau melalui email:
egashintya88@gmail.com. Jika Ibu setuju untuk ikut dan berkenan berpartisipasi
dalam penelitian ini, mohon untuk mengisi surat persetujuan yang disediakan.
Atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih.

Slawi, 2022

Peneliti
Lampiran 2 lembar permohonan.

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI LEMBAR


PERMOHONAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
DAN PROFESI NERS
LEMBAR PERMOHONAN

Kepada
Yth. Calon responden penelitian
di Desa Pesurungan Lor.

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Ners Universitas Bhakti Mandala Husada Slawi.
Nama : Ega Nova Shintya

NIM : C1018012

Saya bermaksud melaksanakan penelitian yang berjudul “Hubungan parenting


stress orang tua terhadap keterlambatan perkembangan anak toddler di desa
pesurungan lor”. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan dalam
mengambil data untuk menyelesaikan tugas akhir Program Studi Sarjana
Keperawatan dan Ners Universitas Bhakti Mandala Husada Slawi.
Saya mengharap taggapan atau jawaban yang anda berikan sesuai dengan
pendapat sendiri tanpa adanya pengaruh dari orang lain, kami menjamin
kerahasiaaan pendapat dan identitas anda. informasi yang anda berikan hanya
akan dipergunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan dan tidak akan
digunakan untuk maksud lain. Atas perhatian dan ketersediannya saya ucapkan
terima kasih.
Slawi, 2022

Peneliti
Ega Nova shintya
Lampiran 3 lembar persetujuan penelitian.

UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI LEMBAR


PERSETUJUAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
PENELITIAN
DAN PROFESI NERS

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITIAN


(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama (inisial) :
Jenis kelamin :
Umur :
Alamat:
No Telp/Hp :
Setelah mendapat penjelasan dari peneliti tentang tujuan, manfaat serta prosedur
dalam penelitian “Hubungan parenting stress orangg tua terhadap keterlambatan
perkembangan anak toddler di desa pesurungan lor”, dengan sukarela dan tanpa
paksaan saya bersedia untuk ikut dalam penelitian ini sebagai responden dan saya
berhak mengundurkan diri apabila suatu hal merugikan saya.
Demikian surat persetujuan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Slawi, 2022

responden
(Ttd)

Anda mungkin juga menyukai